ISSN: 2085.2754 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA Oleh: T.Anggraeni 1), SS. Heni Sunaryanti2), Mahrifatulhijjah3) 1) Dosen Tetap Akademi Keperawatan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta (Ketua) Tetap Akademi Keperawatan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta (Anggota) 2), 3)Dosen ABSTRAK Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Seksual pra nikah atau seks bebas adalah perilakuan seksual yang melibatkan sentuhan secara fisik antara pria dan wanita yang telah mecapai tahap hubungan intim yang dilakukan sebelum adanya ikatan yang sah berupa perkawinan. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya seks bebas misalnya meningkatnya libido seksual dan pergaulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang perilaku seks bebas pada mahasiswa Akademi Keperawatan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta (AKPERMUS) semester II. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah survey deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa AKPERMUS semester II. sampel dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa AKPERMUS semester II. Hasil penelitian ini adalah ditemukan 83 responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang seks (80,6%), sedangkan yang berpengetahuan cukup ada 15 responden (14,6%) dan responden dengan pengetahuan kurang tentang seks terdapat 5 responden (4,8%), Kata kunci : seks bebas, perilaku seks bebas A. Latar Belakang Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial/tingkah laku serta hormonal (Sayogo S,2007). Arus informasi yang makin gencar melanda dunia tidak urung telah mengubah pandangan dan perilaku seksual remaja Indonesia, sehingga terjadi penyimpangan yang menjurus kearah makin memudarnya norma-norma di masyarakat (Delyuzar S,2004). Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI,2003) sebanyak 28,46% penduduk Indonesia terdiri atas remaja. 20% remaja Indonesia telah melakukan hubungan seks pranikah. Terdapat sekitar 2,3 juta Gambaran Pengetahuan….. tindakan aborsi yang dilakukan setiap tahun,15% aborsi dilakukan remaja usia 16-20 tahun. Jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 4.159 penderita, 30% terjadi pada remaja usia 15-20 tahun. Tingkat pengetahuan remaja tentang seksualitas masih rendah, hanya 55% remaja yang mengetahui proses kehamilan yang benar, 42% remaja mengetahui tentang HIV/AIDS, 24% remaja mengetahui bagaimana mencegah penularan HIV/AIDS dan hanya 27% remaja yang mengetahui tentang PMS. Kurangnya pengetahuan tentang seks terutama seks bebas menyebabkan pergeseran perilaku seksual pada remaja, sehingga tingkat keingintahuan remaja semakin besar, tetapi remaja tidak mau berdiskusi tentang seks karena dianggap sesuatu yang tabu meskipun dengan keluarga 1 (Taufik, 2007). Berdasarkan hal tersebut, tim peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema “Bagaimana gambaran pengetahuan tentang perilaku seks bebas pada mahasiswa Akademi Keperawatan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta (AKPERMUS) semester II?” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang perilaku seks bebas pada mahasiswa AKPERMUS semester II tahun akademik 2011/2012. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: memberikan gambaran bagi institusi tentang gambaran pengetahuan mahasiswa semester II, sehingga bisa disusun rencana lebih lanjut agar mahasiswa tersebut tidak melakukan seks bebas. B. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan Menurut Notoatmojo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya (Keraf, 2001). Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif ada 6 tingkat, yaitu: Tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation) 2. Seksual Pra Nikah atau Seks Bebas Seksual dalam batasan kesehatan didefinisikan sebagi bentuk persetubuhan dengan alat kelamin apapun, baik tangan menyentuh alat kelamin, mulut menyentuh alat kelamin, maupun alat kelamin dengan alat kelamin. Seksual adalah bagaimana merasakan dan mengekpresikan sifat dasar dan ciriciri seksualnya yang khusus, sehingga JK eM-U, Volume V, No.14, 2013: 1 – 5 untuk menyalurkanya dibutuhkan ikatan yang sah berupa perkawian. Hubungan seksual adalah perilaku yang sering muncul karena adanya dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual memulai berbagi perilaku. Seksual pra nikah adalah perilakuan seksual yang melibatkan sentuhan secara fisik antara pria dan wanita yang telah mecapai tahap hubungan intim yang dilakukan sebelum adanya ikatan yang sah berupa perkawinan (Hurlock, 2004). Faktor-faktor pendorong terjadinya seks pra nikah atau seks bebas, antara lain : meningkatnya libido seksual, penundaan usia perkawinan, tabu atau larangan, kurangnya informasi tentang seksual pada remaja, norma, pergaulan, media, lingkungan dan pergaulan bebas. Perilaku seksual adalah semua tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari oleh dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku, contohnya berfantasi, masturbasi, berpegangan tangan, cium pipi, berpelukan dan sebagainya (Sarwono SW,2004). Bentuk-bentuk perilaku seksual ada dua unsur, yaitu : hubungan seksual dan selain hubungan seksual yang meliputi: onani, masturbasi, oral seks, anal seks dan petting (hubungan seks tanpa penetrasi penis ke vagina). C. Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat artinya tiap 2 subjek penelitian adalah hanya observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan suatu karakter atau subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2005). Penelitian dilakukan di Akademi Keperawatan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta pada bulan April 2013. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa semester II berjumlah 103 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu variabel yang hanya mengungkapkan variabel untuk dideskripsikan unsur atau faktor-faktor didalam setiap gejala yang termasuk variabel tersebut (Hadari Nawawi dan H,.M Martini Hadari,1992). Variabel tunggal dalam penelitian ini adalah Gambaran pengetahuan tentang perilaku seks bebas pada remaja. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang seks bebas. Sebelum dipakai, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dari kuesioner tersebut yang dilakukan pada 20 mahasiswa semester II. Uji validitas menggunakan Pearson Product moment dengan rhitung lebih dari rtabel sebesar 0,632 yaitu 0,81 dan uji reliabilitas menggunakan alpha crownbach dengan hasil 0,7. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kuesioner bisa dipakai untuk penelitian lebih lanjut. D. Hasil Penelitian 1. Distribusi Frekuensi mahasiswa menurut jenis kelamin Tabel 1. Distribusi Frekuensi mahasiswa semester II TA.2011/2012 menurut jenis kelamin Jenis kelamin Laki-laki perempuan Total Frekuensi 29 74 103 Sumber : Data sekunder Persentase 28,2% 71,8% 100% Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 29 responden (28,2%), sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 74 responden (71,8%). Gambaran Pengetahuan….. 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Seks Bebas pada Remaja Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Perilaku Seks Bebas pada mahasiswa AKPERMUS semester II TA 2011/2012 Tingkat Frekuensi Pengetahuan Baik 83 Sedang 15 Kurang 5 Total 103 Sumber : Data primer Persentase 80,6% 14,6% 4,8% 100% Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan mahasiswa tentang seks bebas adalah baik, berjumlah 83 mahasiswa (80,6%) E. Pembahasan Gambaran Pengetahuan Tentang Perilaku Seks Bebas pada mahasiswa Akademi Keperawatan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta semester I Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan baik 80,6%. Informasi perilaku seks bebas akan menjadi baik apabila sejak dini orang tua mau memberikan informasi tentang seksual kepada anak-anaknya tanpa ada rasa tabu karena remaja sangat rentan terhadap perkembangan informasi. Arus informasi yang makin gencar melanda dunia akan mengubah pandangan dan perilaku seksual remaja Indonesia, sehingga terjadi penyimpangan yang menjurus ke arah makin memudarnya norma-norma di masyarakat (Delyuzar S, 2004). Mahasiswa masuk dalam usia remaja, di mana usia remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial/tingkah laku serta hormonal (Sayogo S, 2007). Kurangnya tingkat pengetahuan tentang seks terutama seks bebas menyebabkan pergeseran perilaku seksual pada remaja, sehingga tingkat keingintahuan remaja semakin besar, tetapi remaja tidak mau berdiskusi tentang seks karena dianggap sesuatu yang tabu meskipun dengan 3 keluarga (Taufik, 2007). Mereka melakukan eksplorasi sendiri lewat teknologi, informasi, komunikasi, buku, majalah, film, internet begitu bebas didapatkan, maka kesempatan remaja untuk memperoleh informasi terhadap berbagai hal termasuk masalah seks sangatlah terbuka. Tetapi tidak semua informasi yang tersedia merupakan informasi yang benar, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan bagi kehidupan remaja, jika remaja mendapatkan informasi yang tidak benar maka hal tersebut akan dapat berpengaruh pada nilai kehidupan mereka (Ibrahim,2008). Hal inilah yang menyebabkan meningkatnya perilaku seks bebas pada remaja. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya seks bebas ada berbagai macam dan umumnya terdapat lebih dari satu faktor. Faktor yang dominan adalah pergaulan, kebiasaan pergaulan antara jenis kelamin pada remaja mudah kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Pengaruh teman sebaya, fasilitas dan tempat rekreasi yang tersedia dan terjangkau oleh kemampuan mahasiswa sehingga memicu terjadinya pergaulan bebas, perilaku seks pra nikah, kumpul kebo dan sebagainya. Faktor lainnya yang dapat menjadi pendorong seorang remaja melakukan seks bebas,yaitu : Meningkatnya libido seksual, penundaan usia perkawinan, tabu-larangan, kurangnya informasi seksual pada remaja, norma di masyarakat, penyebaran informasi melalui media massa, pergaulan yang makin bebas dan lingkungan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,2003). Risiko terjadinya perilaku seks bebas makin tinggi dengan semakin tidak baiknya lingkungan sekitar. Berduaan dengan pasangan di tempat yang sepi seperti taman, di dalam gerbong kereta kosong, kamar, rumah dan tempattempat yang lain dapat meningkatkan keinginan seksual (Suryoprajogo, 2009). JK eM-U, Volume V, No.14, 2013: 1 – 5 F. Kesimpulan Tingkat pengetahuan mahasiswa Akademi Keperawatan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta tentang seks bebas dalam kategori baik berjumlah 83 mahasiswa (80,6%), sedang berjumlah 15 mahasiswa (14,6%) dan kurang berjumlah 5 mahasiswa (4,8%) G. Saran 1. Pengetahuan yang sebagian besar sudah termasuk dalam kategori baik, perlu diberikan penyegaran secara berkala dari segi ilmu kesehatan dan ilmu agama agar mahasiswa tidak melakukan aktivitas seks pra nikah. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang ditujukan untuk mengetahui adanya aktivitas seks yang dilakukan oleh mahasiswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek edisi VI. Jakarta : Rineka Cipta Dariyo A. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia Delyuzar S. 2004. Pendidikan Kesehatan Reproduksi, Gender dan Hak-Hak Perempuan. Medan: Pusat Kajian dan Perlindungan Anak Hurlock EB. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Gelora Aksara Pratam Narendra M. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo S. 2003. Pengantar Kesehatan Ilmu dan Perilaku. Yogyakarta: Andi Offset Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Edisi Revisi VI 4 Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Pratiwi. 2004. Pendidikan Seks untuk Remaja. Yogyakarta: Tugu Publisher Sayogo S. 2007. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : FKUI Gambaran Pengetahuan….. Sarwono SW. 2002. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada Soekanto S. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Soekanto S. 2002. Sosial Budaya Dasar. Jakarta : Raja Grafindo Persada Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV Alfa Peta 5