pengaruh intensitas kebisingan pada proses

advertisement
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN
INTERNET PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BINA DARMA TAHUN
2009 PALEMBANG
Desy Arisandy
Dosen Universitas Bina Darma, Palembang
Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang
Pos el : [email protected]
Abstract : The independent variable of this research was self control. Meanwhile, the dependent
variable was internet addiction. The hypothesis of the research was that there is a correlation
between self control toward internet addiction of college students of Bina Darma University in
Palembang. The population of the research is 50 college students of Bina Darma University in
Palembang. The sample was was taken by using accidental sampling method. The method of
collecting data used in the research was done by using internet addiction scale and self control
scale.
The conclusion of the research was that there was significant negative . (r = - 0,422; F=
10,399; p= 0,000 or p<0,01). It means that the higher the internet addiction the lower the self
control. Moreover, the effective contribution given by self control variable toward internet
addiction was 17,8 % (R² = 0,178).
Keywords : Internet Addiction, Self Control
Abstrak : Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kontrol diri. Sedangkan, variabel
tergantungnya adalah kecanduan internet. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan
kontrol diri dengan kecanduan internet pada mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang.
Populasi dalam penelitian ini adalah 50 mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang.
Subjek penelitian diambil dengan menggunakan tehnik accidental sampel. Metode pengambilan
data dalam penelitian ini menggunakan skala kecanduan internet dan skala kontrol diri. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan tehnik analisis regresi sederhana (simple regression).
Kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian adalah terdapat hubungan negatif yang
sangat signifikan (r= 0,422; F= 10,399: p=0,000 atau p<0,01). Hal ini berarti bahwa semakin
tinggi kecanduan internet maka semakin rendah tingkat kontrol diri, sebaliknya semakin rendah
kecanduan internet maka semakin tinggi tingkat kontrol diri. Selanjutnya, besarnya sumbangan
efektif yang diberikan oleh variabel kontrol diri terhadap kecanduan internet adalah sebesar 17,8
% (R²= 0,178)
Kata kunci ; Kecanduan internet, Kontrol diri
1.
Pentingnya
PENDAHULUAN (Font 12)
Komunikasi merupakan hal yang sangat
manusia
komunikasi
mendorong
dalam
untuk
kehidupan
berkembangnya
penting dalam interaksi seorang dengan orang
teknologi komunikasi. Salah satu teknologi
lain. Komunikasi dibutuhkan seseorang untuk
komunikasi yang sangat menarik adalah internet.
bertukar informasi dengan orang lain. Selain itu,
Apabila pengguna internet lupa bahwa
komunikasi juga berfungsi sebagai alat untuk
internet bersifat tanpa batas, maka pengguna
mengekspresikan perasaan dan emosi seseorang,
internet
misalnya gembira, marah, tidak senang, sedih
informasi-informasi yang sebetulnya kurang
dan
bermanfaat
takut
(Moorhead
&
Griffin,
1998).
akan
terhanyut
demi
untuk
memenuhi
memburu
kepuasan
pribadinya. Apabila pemenuhan kepuasan yang
Judul Artikel (Nama Penulis )
1
pertama tercapai maka akan muncul tuntutan
program chatting untuk menjalin hubungan
pemuasan yang kedua yang melebihi tuntutan
dengan
pertama, demikian seterusnya hingga pengguna
Mahasiswa
internet ini mencapai taraf addict atau kecanduan
berbicara dengan teman di internet, karena
internet.
merasa teman di internet lebih peduli dan
Kecanduan internet saat ini sudah masuk ke
teman-teman
tersebut
perhatian.
Pada
baru
merasa
saat
di
internet.
lebih
senang
mempunyai
masalah,
sekolah, universitas, kantor bahkan rumah.
mahasiswa tersebut cenderung untuk melakukan
Seorang pecandu internet tidak merasa dirinya
chatting di internet dan seolah-olah masalah
kecanduan internet bahkan tidak mau disebut
yang sedang dihadapinya terselesaikan. Selain
sebagai pecandu internet. Pecandu internet tidak
itu mahasiswa tersebut juga merasa berteman di
menyadari
bahwa
internet tidak membutuhkan kontak langsung
berlebihan.
Pecandu
perilaku
online-nya
internet
tidak
dapat
menghentikan keinginan untuk online, bahkan
mereka kehilangan kontrol diri dalam mengakses
internet dan kehidupannya.
sehingga subyek tidak merasa malu untuk tetap
berhubungan dengan teman tersebut.
Beberapa mahasiswa menggunakan internet
memang pada tempatnya, tapi bagi beberapa
Penulis melakukan survey awal pada 10
mahasiswa lainnya, internet merupakan tempat
mahasiswa Universitas Bina Darma sebagai
pelarian dari tekanan tugas dan kehidupan
pengguna internet di salah satu warnet sekitar
kampus.
lingkungan kampus.
mahasiswa bisa mendapatkan apa saja yang
Dari 10 mahasiswa
Dengan
mengakses
diinginkan.
dengan sesama pelanggan yang menggunakan
mengalami penurunan dari kebiasaan belajar
Chat Room, 3 mahasiswa menggunakan Chat
sampai
Room,
disebabkan
lainnya
E-mail,
menggunakan
sedangkan
Group.
mahasiswa
membolos
karena
kuliah
mahasiswa
juga
yang
mengakses
Para
aplikasi yang tidak relevan dengan pelajaran.
mahasiswa tersebut lebih banyak menggunakan
Kenyataan ini merupakan salah satu hal yang
internet untuk hiburan daripada untuk tujuan
membuat
akademis,
untuk mengirim atau
keajaiban teknologi komunikasi yang mampu
menerima e-mail, friendster dan untuk download
menyediakan berbagai informasi dan hiburan.
berbagai macam program games. Dari 10
Namun, disisi lain dapat menimbulkan dampak
mahasiswa, 5 mahasiswa menyatakan pernah
kecanduan bagi pengguna mahasiswa.
misalnya:
News
mahasiswa
dengan
itu
para
tersebut, 2 mahasiswa membentuk kelompok
dan
Selain
internet
internet
dianggap
sebagai
suatu
mengakses cybersex, sedangkan ada beberapa
Menurut Young (Sol, 1999) ada beberapa
mahasiswa yang mengaku membuat semacam
faktor yang menyebabkan terjadinya kecanduan
perpustakaan mengenai berbagai macam hal
internet,
yang diperoleh dari cybersex.
komunikasi dua arah, ketersediaan fasilitas
Mahasiswa tersebut mengaku mendapatkan
yaitu:
pengguna
internet
dalam
internet, kurangnya pengawasan, motivasi dan
banyak keuntungan dari mengakses internet,
kurangnya
misalnya pada saat mahasiswa menggunakan
mengontrol perilaku. Demikian halnya dengan
2
Jurnal Imiah
kemampuan
individu
dalam
pengguna internet, setiap orang dapat mengatur
Pengguna internet dengan kontrol diri rendah
penggunaan
internet
dengan
dapat menghabiskan waktu berjam-jam dengan
kebutuhannya
sehingga
menurunkan
aktivitas online hingga melupakan bagian lain
kecanduan internet dengan cara menemukan
dari kehidupannya seperti waktu belajar, bekerja
keseimbangan dalam dirinya.
dan bersosialisasi dengan orang lain, bahkan
sesuai
dapat
Setiap individu memiliki suatu mekanisme
yang
dapat
membantu
mengatur
dan
mengarahkan perilaku kontrol diri. Sebagai salah
menggunakan internet sebagai tempat untuk
melarikan diri dari masalah.
Penulis
melakukan
survey
pada
10
satu sifat kepribadian, kontrol diri pada satu
mahasiswa Universitas Bina Darma tersebut.
individu dengan individu yang lain tidaklah
Penulis meminta operator warnet untuk bekerja
sama. Ada individu yang memiliki kontrol diri
sama. Operator warnet mengumpulkan data
yang tinggi dan ada individu yang memiliki
tentang rata-rata waktu online yang digunakan
kontrol diri yang rendah.
10 mahasiswa tersebut untuk mengakses internet
Pengguna internet yang memiliki kontrol diri
yang tinggi mampu memandu, mengarahkan dan
dalam satu minggu. Data tersebut tersaji dalam
tabel 1 di bawah ini
mengatur perilaku online. Pengguna internet
yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu
mengatur penggunaan internet sehingga tidak
tenggelam dalam internet, mampu menggunakan
internet sesuai dengan
kebutuhan, mampu
memadukan aktivitas online dengan aktivitasaktivitas lain dalam kehidupannya. Pengguna
internet dengan kontrol diri yang tinggi tidak
memerlukan internet sebagai tempat untuk
melarikan diri dari masalah atau menghilangkan
dysphoric mood (perasaan tidak berdaya, rasa
Sumber : Diolah dari data primer Warnet Kampus Utama,
November 2008
Keterangan: H1 = Hari 1; H2 = Hari 2; … H7 = Hari 7
bersalah, cemas, depresi).
Sebaliknya,
internet
dengan
rata subjek menghabiskan waktu 48,3 jam
tidak
mampu
perminggu
untuk
mengakses
mengarahkan dan mengatur perilaku online-nya.
Selanjutnya,
rata-rata
subjek
Mereka tidak mampu menginterpretasi stimulus
waktu 6,9 jam perhari untuk mengakses internet.
yang dihadapi, dan tidak mampu memilih
Padahal
tindakan yang tepat. Pengguna internet dengan
harinya mempunyai jam kuliah minimal 5
kontrol diri rendah tidak mampu mengatur
sampai 8 jam perhari. Hal ini berarti, mahasiswa
penggunaan internet sehingga perhatian tertuju
tersebut lebih banyak menghabiskan waktunya
hanya pada internet, berharap untuk segera
untuk mengakses internet daripada berada di
online
ruang kuliah. Bahkan, 7 mahasiswa menyatakan
kontrol
diri
atau
pengguna
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa rata-
yang
rendah
memikirkan
aktivitas
online.
masing-masing
internet.
menghabiskan
mahasiswa
Judul Artikel (Nama Penulis )
setiap
3
bahwa ia lebih kuat menahan lapar dari pada
dilakukan.
Padahal
menahan keinginannya untuk chatting, mengirim
membudaya dan perlahan akan menjadi candu
email, membuka friendster, mengakses games
bagi
dan membuka situs-situs lainnya. Mahasiswa
mahasiswa. Oleh karena itu, penulis tertarik
lainnya mengatakan bahwa ketika mengakses
untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan
internet mereka terkadang lupa dengan jadwal
kontrol diri dengan kecanduan internet pada
kuliah, menelepon keluarga, mengerjakan tugas,
mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang.
makan, minum dan parahnya lagi mereka
METODOLOGI PENELITIAN
terkadang lupa waktu untuk beribadah. Selain
Variabel Penelitian
para
internet
penggunanya,
sudah
terutama
mulai
pada
itu, rata-rata mahasiswa menghabiskan uang
Variabel-variabel yang terdapat dalam
sebesar Rp. 40.000 hingga lebih dari Rp.100.000
penelitian ini adalah variabel tergantung yaitu
perminggu untuk mengakses internet. Beberapa
Kecanduan Internet dan Variabel bebas yaitu
mahasiswa mengaku sering kehabisan uang jajan
Kontrol Diri.
karena kebiasaannya tersebut. Bahkan, ada
mahasiswa
yang
mengatakan
pernah
Subjek Penelitian
menggunakan uang buku dan bayaran kuliah
persemester untuk mengakses internet.
Populasi dalam penelitian ini adalah
pengguna
Penulis melakukan survey lanjutan pada
internet
yang melakukan
online
minimal 10 jam per minggu. Adapun ciri atau
mahasiswa berdasarkan usia, hasil wawancara
karakteristik dari populasi yaitu:
penulis rata-rata usia mahasiswa yang kecanduan
1.
internet berkisar pada usia 17-19 tahun, menurut
Mahasiswa Universitas Bina Darma yang
masih aktif mengikuti perkuliahan
pengakuan mereka pada usia itu mereka baru
2.
Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
mengenal
3.
Mahasiswa
internet
sehingga
selalu
ingin
mengakses internet serta menimbulkan rasa
yang
mengakses
internet
minimal 10 jam per minggu
penasaran yang tinggi akan hal-hal yang belum
Metode pengambilan sampel terhadap
diketahui. Bila dikaitkan dengan status mereka
populasi dilakukan dengan menggunakan teknik
sebagai mahasiswa berada pada semester 1 dan
Acsidental Sampling yaitu pengambilan sampel
semester 2 dan 3 artinya mahasiswa baru
dengan cara kebetulan dijumpai dan ditemui di
mengenal internet ketika menjadi mahasiswa
tempat-tempat tertentu (Hadi, 2002). Jumlah
sehingga wajar saja bila mengalami kecanduan.
sampel penelitian akan diambil sebanyak 50
Kemudian penulis wawancara pada mahasiwa
orang.
yang sudah memasuki semester ke 6, mahasiswa
tersebut mengatakan bahwa ke internet hanya
Metode Pengumpulan Data
pada saat-saat mencari tugas-tugas kuliah lebih
Metode
pengumpulan
data
adalah
dari itu tidak.
metode yang digunakan sebagai alat untuk
Penelitian mengenai hubungan antara kontrol
mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam
diri dengan kecanduan internet belum banyak
penelitian ini adalah skala.
4
Jurnal Imiah
1. Skala Kecanduan Internet
reliabilitas yang memadai. Derajat validitas dan
Skala kecanduan internet merupakan
skala
yang
mengungkap
kecanduan internet
pada
seberapa
reliabilitas yang memadai akan menghasilkan
tinggi
objektivitas yang tinggi dan kesimpulan yang
subjek penelitian
tidak keliru serta gambaran yang mendekati
dengan menggunakan skala yang dibuat sendiri
keadaan yang sebenarnya (Hadi, 2006)
oleh penulis berdasarkan beberapa aspek dari
Young (1999), yaitu: (1) mengalami perasaan
yang tidak menyenangkan ketika offline, (2)
mengalami perasaan yang menyenangkan ketika
online, (3) perhatian individu hanya tertuju pada
internet, (4) penggunaan internet yang semakin
meningkat,
(5)
ketidakmampuan
mengatur
internet, (6) berani mengambil resiko kehilangan
karena internet dan (7) menggunakan internet
sebagai cara melarikan diri dari masalah.
1.
kontrol diri subjek menggunakan skala yang
dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan beberapa
aspek dari Averil (Sarafino, 1999), yaitu: (1)
kemampuan
mengontrol
perilaku,
(2)
kemampuan
mengontrol
stimulus,
(3)
kemampuan
mengantisipasi
peristiwa,
(4)
kemampuan untuk menafsirkan suatu peristiwa
dan (5) kemampuan mengambil keputusan.
Validitas dan Reliabilitas
mampu
mengukur
diharapkan
karakteristik
seseorang
yang diharapkan bisa digunakan secara berulangulang dengan orang yang berbeda dan tempat
yang berbeda pula, maka sebuah skala perlu
diketahui kredibilitasnya sebagai alat ukur. Agar
skala kepuasan pasien dan kualitas pelayanan
dikatakan
Package for Social Sciences (SPSS) 12.0 for
Windows.
Uji
reliabilitas
dilakukan
dengan
konsistensi internal yaitu menggunakan teknik
Alpha Cronbach. Alasan menggunakan teknik
mempunyai
seimbang ataupun hampir seimbang, digunakan
untuk butir-butir dikotomi dan nondikotomi
(Hadi, 2006). Uji reliabilitas skala menggunakan
bantuan program Statistical Package for Social
Sciences (SPSS) 12.0 for Windows.
Metode Analisis Data
Teknik statistik yang digunakan dalam
melakukan pengujian terhadap hipotesis dalam
penelitian ini adalah analisis regresi sederhana
(simple regression). Sebelum analisis data
psikologi
dengan relatif tetap sebagai sebuah alat ukur
dapat
Cronbach dengan bantuan program Statistical
menguji skala ataupun tes, tingkat kesukarannya
Skala kontrol diri akan mengungkap
skala
Uji validitas menggunakan teknik Alpha
Alpha Cronbach karena dapat digunakan untuk
Skala Kontrol Diri
Setiap
Validitas dan Reliabilitas
kredibilitas
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yaitu uji
normalitas dan uji linearitas (Hadi, 2002).
Apabila
uji
asumsi
menunjukkan
variabel penelitian memenuhi persyaratan, maka
dilanjutkan
uji
hipotesis.
Untuk
menguji
hipotesis digunakan teknik analisis regresi
sederhana (simple regression).
Keseluruhan
dilakukan
dengan
perhitungan
statistik
mengunakan
bantuan
(representatif, sahih dan akurat) maka kedua
skala tersebut harus mempunyai validitas dan
Judul Artikel (Nama Penulis )
5
komputer program SPSS (Statistical Package for
dengan penggunaan internet, setiap orang dapat
Social Sciences) Version 12.0 for Windows.
mengatur penggunaan internet sesuai dengan
Pengertian Kecanduan Internet
kebutuhannya.
Selain faktor-faktor yang disebutkan
Menurut
Suler
(2006)
kecanduan
di
atas
ada
beberapa
faktor
yang
juga
internet adalah pengguna internet yang tidak bisa
mendukung atau yang memberikan kontribusi
memisahkan kehidupan nyata dengan dunia
terhadap kecanduan internet yaitu antara lain
Cyberspace. Dunia Cyberspace tersebut menjadi
(Dewayani, 2001) :
dunia tersendiri, dan pengguna internet tidak
a.
Jumlah dan kebutuhan pemakaian internet
membicarakannya dengan orang-orang dalam
Jenis kebutuhan ada bermacam-macam,
kehidupannya.
seperti kebutuhan fisiologis, intrapersonal,
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat
interpersonal, dan spiritual. Semakin banyak
disimpulkan bahwa kecanduan internet adalah
kebutuhan yang dapat terpenuhi melalui
suatu kondisi dimana pengguna internet secara
internet, maka seseorang akan semakin
bertahap
tergantung pada internet.
mengembangkan
kebiasaan
menggunakan internet. Sementara itu, kecanduan
b.
Derajat kekurangan
internet yang dimaksud dalam penelitian ini
Semakin banyak kebutuhan yang tidak
adalah suatu keadaan atau kondisi psikologis
terpenuhi, dialihkan atau diabaikan, maka
yang
usaha seseorang akan semakin intens dan
membuat
mahasiswa
Bina
Darma
Palembang selalu ingin mengakses internet di
bervariasi
mana
tersebut. Di internet ada bermacam-macam
pun
tanpa
memperdulikan
kegiatan
untuk
memenuhi
kebutuhan
dapat
informasi yang saling melengkapi dan
menghentikan perilakunya karena mengharapkan
mudah diakses, hal ini memungkinkan
efek menyenangkan yang akan diperoleh melalui
setiap orang untuk memenuhi kebutuhannya
internet.
melalui internet.
lainnya,
sehingga
mahasiswa
tidak
c.
Faktor-faktor
yang
Ada berbagai macam penggunaan internet,
Mempengaruhi
misalnya aktivitas non sosial seperti games,
Kecanduan Internet
penciptaan
Menurut Suler (Sol, 1999) beberapa
internet
adalah
interaksi
antar
software,
pengumpulan
informasi, literatur dan grafik.
faktor yang memberikan kontribusi terjadinya
kecanduan
Tipe aktivitas internet
d.
Efek aktivitas internet terhadap tingkat
pengguna internet dalam komunikasi dua arah,
fungsional individu
ketersediaan
kurangnya
Kesehatan,
dan
kurangnya
hubungan dengan kelompok, teman dan
dalam
mengontrol
keluarga; semuanya itu merupakan faktor
pengawasan,
kemampuan
fasilitas
motivasi
individu
internet,
6
di
tempat
penting fungsi adaptif seseorang.
perilaku. Setiap orang mempunyai kemampuan
untuk mengontrol perilakunya. Demikian halnya
sukses
e.
Perasaan tertekan yang subyektif
Jurnal Imiah
kerja,
f.
Meningkatnya perasaan depresi, frustasi,
internet yang tersedia dan didukung dengan
kekecewaan, terasing, bersalah dan marah
kurangnya pengawasan, kurangnya kemampuan
kemungkinan merupakan tanda-tanda akibat
mengontrol penggunaan internet, meningkatnya
pemakaian internet yang patologis.
perasaan depresi, kekecewaan, terasing, bersalah
Kesadaran akan kebutuhan
dan
Semakin
seseorang
kebutuhannya,
kekuatan
semakin
sebagai
disadari
tidak
ia
sesuatu
menyebabkan
tahu
akan
kehilangan
yang
tanpa
kompusi
akan
menyebabkan seseorang kecanduan internet.
Aspek-aspek Kecanduan Internet
Aspek-aspek
kecanduan
internet
(Young, 1999) antara lain:
Pengalaman dan fase keterlibatan individu
a. Pengguna internet mengalami perasaan tidak
dengan internet
menyenangkan ketika offline.
Seseorang pemakaian internet yang baru,
Ketika pengguna internet sedang offline maka
dapat
dia
keranjingan
kesempatan
dengan
yang
berbagai
diberikan
dalam
cyberspace. Fase adiktif pada akhirnya
berangsur-angsur
timbulnya
berkurang
kesadaran
seiring
baru
akan
merasakan
sesuatu
yang
tidak
menyenangkan seperti gelisah, kesepian,
tidak terpuaskan, cemas, frustasi atau sedih.
b. Pengguna internet mengalami perasaan yang
menyenangkan ketika online.
ketidakteraturan menggunakan internet dan
Sedangkan ketika pengguna internet sedang
ketika kemudian seseorang menyadari akan
online dia merasa gembira, bergairah, bebas
tugas-tugas
untuk melakukan apa saja dan atraktif.
Kebutuhan
dalam
yang
timbulnya
kehidupannya.
tidak
terpenuhi
kekecewaan
dan
mendorong
c. Perhatian hanya tertuju pada internet.
Pengguna
internet
hanya
memikirkan
seseorang untuk kembali ke dunia nyata.
aktivitas online sebelumnya atau berharap
Beberapa onliners yang berpengalaman
untuk segera online.
mengetahui
h.
pengguna
kebutuhannya merupakan faktor-faktor yang
dalam
pemakaian internet.
g.
ketidaksadaran
adanya
perangkap
yang
d. Penggunaan
memikat pada user secara emosional dan
meningkat.
menimbulkan
Pengguna
adiksi,
misalnya
efek
internet
internet
yang
ingin
semakin
menggunakan
psikologis anonimitas.
internet dalam jangka waktu yang semakin
Keseimbangan dan integrasi kehidupan
meningkat untuk mendapatkan kepuasan.
individu dengan kehidupan berinternet
e. Ketidakmampuan
mengatur
penggunaan
Kondisi yang ideal adalah adanya komitmen
internet.
aktivitas online yang seimbang dengan
Pengguna internet tidak dapat mengontrol,
komitmen terhadap aktivitas offline, dengan
mengurangi atau menghentikan penggunaan
teman dan keluarga.
internet.
Berdasarkan beberapa faktor di atas
dapat
disimpulkan
bahwa
adanya
fasilitas
f. Berani mengambil resiko kehilangan karena
internet
Judul Artikel (Nama Penulis )
7
Pengguna
internet
berani
mempertaruhkan
mengambil
resiko
atau
kehilangan
hubungan dengan signifikan (orang terdekat,
orang
lain),
pekerjaan,
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontrol
Diri
pendidikan,
Menurut Newman (Zulkarnain, 2002)
kesempatan berkarir dan lain sebagainya
sebagaimana faktor psikologis lainnya kontrol
karena internet.
diri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara
g. Menggunakan internet sebagai cara melarikan
garis
besarnya
faktor-faktor
yang
diri dari masalah
memepengaruhi kontrol diri terdiri dari faktor
Apabila pengguna internet sedang mengalami
internal dan faktor eksternal.
masalah maka pengguna internet melarikan
a. Faktor internal
diri
dari
masalah
atau
menghilangkan
Faktor internal merupakan faktor yang
Dysphoric Mood (perasaan tidak berdaya,
berasal dari dalam diri individu. Faktor internal
rasa bersalah, cemas, depresi) dengan online.
yang ikut andil terhadap kontrol diri adalah usia.
Berdasarkan beberapa aspek yang telah
Semakin
bertambah
usia
seseorang
maka,
disebutkan di atas maka dapat disimpulkan
semakin baik kemampuan mengontrol diri
bahwa seseorang akan kecanduan internet ketika
seseorang itu (Zulkarnain, 2002).
individu tersebut mengalami perasaan tidak
b. Faktor eksternal
menyenangkan
ketika
offline,
mengalami
Faktor eksternal ini diantaranya adalah
perasaan yang menyenangkan ketika online,
lingkungan
keluarga
perhatian hanya tertuju pada internet, tidak
menentukan bagaimana kemampuan mengontrol
mampu mengatur penggunaan internet, dan
diri
menggunakan internet sebagai cara melarikan
menunjukkan bahwa persepsi remaja terhadap
diri dari masalah.
penerapan disiplin orangtua yang semakin
seseorang.
demokratis
sterutama
Hasil
penelitian
cenderung
diikuti
orangtua
Nasichah
tingginya
Kontrol Diri
kemampuan mengontrol dirinya. (Zulkarnain,
Pengertian Kontrol Diri
2002).
Menurut Wallstons (Lusiana, 1998)
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
kontrol diri adalah keyakinan individu bahwa
dapat
tindakannya akan mempengaruhi perilakunya
mempengaruhi kontrol diri adalah faktor internal
dan individu sendiri yang dapat mengontrol
atau dalam diri mempengaruhi individu dalam
perilaku tersebut. Individu dengan kontrol diri
mengendalikan prilakunya dan faktor eksternal
yang tinggi akan melihat dirinya mampu
atau luar diri manusia juga mempengaruhi tinggi
mengontrol
atau rendahnya kontrol diri yang ada dalam diri
segala
hal
yang
menyangkut
perilakunya, begitu juga sebaliknya apabila
disimpulkan
bahwa
individu.
kontrol dirinya rendah maka individu tersebut
tidak mampu untuk mengontrol segala hal yang
Aspek-aspek Kontrol Diri
menyangkut dengan perilakunya.
8
Jurnal Imiah
yang
dapat
Menurut Averil (Sarafino, 1999)
aspek-aspek yang terdapat dalam kontrol diri
antara lain:
a.
juga tidak merugikan diri sendiri maupun orang
lain.
Kesimpulan
Kemampuan mengontrol perilaku
mempunyai
apabila
perlaku
seseorang
tidak
terkontrol maka dapat terjadi perilaku yang
menyimpang, meskipun kemampuan mengontrol
perlaku
pada
tiap-tiap
individu
mengontrol
stimulus
juga
menjadi salah satu aspek dari kontrol diri
karena dalam kehidupan seseorang terdapat
berbagai macam stimulus yang diterima.
c.
Kemampuan mengantisipasi peristiwa
suatu
peristiwa
harus
memiliki
kemampuan untuk mengantisipasi masalah
tersebut agar tidak menjadi masalah yang
semakin besar dan rumit.
d.
harus dapat mengartikan semua peristiwa yang
terjadi dalam kehidupannya, sehingga individu
dapat dengan mudah untuk menjalani peristiwa
tersebut dan dapat memikirkan langkah-langkah
apa yang akan dilakukan selanjutnya.
masalah yang tidak diinginkan.
Kecanduan Internet Pada Mahasiswa
Universitas Bina Darma Palembang
Saat sekarang ini penggunaan media
elektronik
khususnya
internet
dapat
yaitu dapat menimbulkan bahaya kecanduan,
karena penggunaan internet yang berlebihan dan
tanpa dapat mengendalikan kontrol diri pada
pengguna internet, khususnya mahasiwa yang
individu
individu itu sendiri maupun lingkungan di
sekitarnya (Young, 1999). Apabila pengguna
internet lupa bahwa internet bersifat tanpa batas,
maka pengguna internet akan terhanyut untuk
memburu informasi-informasi yang sebetulnya
kurang bermanfaat demi memenuhi kepuasan
pertama tercapai maka akan muncul tuntutan
Dalam setiap peristiwa pasti ada sesuatu yang
Setiap
mungkin, dan individu dapat terhindar dari
pribadinya. Apabila pemenuhan kepuasan yang
Kemampuan mengambil keputusan
diputuskan.
individu dapat mengontrol dirinya dengan sebaik
pengguna juga tidak menghiraukan kehidupan
untuk menafsirkan peristiwa, artinya individu
harus
terdapat dalam aspek-aspek tersebut di atas maka
sangat dekat dengan aktivitas internet. Selain itu,
Kemampuan menafsirkan peristiwa
Individu juga harus mempunyai kemampuan
e.
yang
menimbulkan masalah yang cukup berbahaya
Individu dalam menghadapi suatu masalah
atau
kemampuan-kemampuan
Hubungan antara Kontrol Diri dengan
Kemampuan mengontrol stimulus
Kemampuan
yang
berbeda
(Suryabrata, 1994).
b.
aspek-aspek
disebutkan di atas adalah apabila individu
Dalam hal ini perlaku sangat penting peranannya
sehingga
dari
harus
mempunyai kemampuan untuk mengambil suatu
keputusan yang baik, dimana keputusan yang
diambil tersebut baik untuk diri individu sendiri
maupun untuk orang lain yang ada disekitarnya,
pemuasan yang kedua yang melebihi tuntutan
pertama, demikian seterusnya hingga pengguna
internet ini mencapai taraf addict atau kecanduan
internet.
Menurut
Young
(Sol,
1999)
ada
beberapa faktor yang memberikan kontribusi
Judul Artikel (Nama Penulis )
9
terjadinya
kecanduan
internet,
diantaranya
online. Mahasiswa sebagai pengguna internet
adalah interaksi antara pengguna internet dalam
yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu
komunikasi dua arah, ketersediaan fasilitas
mengatur penggunaan internet sehingga tidak
internet, kurangnya pengawasan, motivasi dan
tenggelam dalam internet, mampu menggunakan
kurangnya
dalam
internet sesuai dengan kebutuhan, mampu
mengontrol perilaku. Demikian halnya dengan
memadukan aktivitas online dengan aktivitas-
pengguna internet, setiap orang dapat mengatur
aktivitas lain dalam kehidupannya. Mahasiswa
penggunaan
internet
dengan
sebagai pengguna internet dengan kontrol diri
kebutuhannya
sehingga
menurunkan
yang tinggi tidak memerlukan internet sebagai
kecanduan internet dengan cara menemukan
tempat untuk melarikan diri dari masalah atau
keseimbangan
menghilangkan dysphoric mood (perasaan tidak
kemampuan
dalam
individu
sesuai
dapat
dirinya.
Selanjutnya,
kurangnya kontrol diri pada pengguna internet
berdaya, rasa bersalah, cemas, depresi).
merupakan salah satu faktor yang memberikan
Sebaliknya,
mahasiswa
sebagai
kontribusi terjadinya kecanduan internet, dan
pengguna internet dengan kontrol diri rendah
pengguna internet memisahkan kehidupan nyata
tidak mampu mengatur penggunaan internet
dengan dunia Cyberspace (Suler, 2006).
sehingga perhatian tertuju hanya pada internet,
Burger
pendapatnya
(1998)
bahwa
mengemukakan
kontrol
adalah
aktivitas online. Mahasiswa sebagai pengguna
kemampuan yang dirasakan dapat mengubah
internet dengan kontrol diri rendah dapat
kejadian secara signifikan. Individu dianggap
menghabiskan
mempunyai
mengelola
aktivitas online hingga melupakan bagian lain
perilakunya. Kemampuan tersebut membuat
dari kehidupannya seperti waktu belajar, bekerja
individu maupun memodifikasi kejadian yang
dan bersosialisasi dengan orang lain, bahkan
dihadapi
menggunakan internet sebagai tempat untuk
kemampuan
sehingga
diri
berharap untuk segera online atau memikirkan
dalam
berubah
sesuai
dengan
kemauannya.
Setiap
waktu
berjam-jam
dengan
melarikan diri dari masalah. Kontrol diri yang
individu
memiliki
suatu
rendah dapat terjadi juga pada mahasiswa bila
mekanisme yang dapat membantu mengatur dan
mahasiswa tidak mampu mengendalikan diri
mengarahkan perilaku kontrol diri begitu juga
pada saat mengakses internet, pada mahasiwa
dengan mahasiswa. Sebagai salah satu sifat
Bina
kepribadian, kontrol diri pada mahasiswa dengan
fenomena bahwa rata-rata mahasiswa mengakses
mahasiswa yang lain tidaklah sama. Ada
internet 6,9 jam perhari dan rata-rata usia mereka
mahasiswa yang memiliki kontrol diri yang
yang kecanduan internet berusia 17-19 tahun.
tinggi dan ada mahasiswa yang memiliki kontrol
diri yang rendah.
Darma
dijelaskan
Berdasarkan
uraian
sebelumnya
di
atas
pada
dapat
disimpulkan bahwa apabila mahasiswa sebagai
Mahasiswa sebagai pengguna internet
pengguna internet lupa bahwa internet bersifat
yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu
tanpa batas akan terhanyut oleh fasilitas-fasilitas
memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku
yang disediakan ketika online, dan mahasiswa
10
Jurnal Imiah
sebagai pengguna internet akan melakukan
sedang = 38) mahasiswa Bina Darma tidak ingin
online secara terus menerus tanpa menghiraukan
menghabiskan waktunya di internet hanya untuk
kehidupan
lingkungannya
kegiatan sia-sia dan mahasiswa masih mampu
sampai mencapai taraf addit. Hal ini dapat dilihat
membedakan informasi yang harus dipercayai
bahwa kontrol diri sangat berpengaruh terhadap
atau tidak berdasarkan sumber informasi yang
kecanduan internet pada mahasiswa
ada.
sendiri
maupun
Variabel
HASIL DAN PEMBAHASAN
kontrol
diri
berdasarkan
Hasil uji hipotesis pada penelitian ini
kategorisasi dapat dijelaskan sebagai berikut
menunjukkan bahwa ada hubungan negatif
skor mahasiswa kurang dari 66 sebanyak 5
antara kontrol diri dengan kecanduan internet
(10%) mahasiswa dengan kategori rendah, skor
pada
Darma
mahasiswa 66≤X≤118 sebanyak 38 (76 %)
Palembang (r=-0,422; F=10.399; p=0,000 atau
dengan kategori sedang, dan skor lebih dari 118
p<0,01). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
sebanyak 7 (14%) dengan kategori tinggi.
kontrol diri maka semakin rendah kecanduan
Berdasarkan kategorisasi tersebut bahwa kontrol
internet,
sumbangan
diri pada mahasiswa Bina Darma masih dalam
efektif yang diberikan oleh variabel kontrol diri
kategori sedang. Berdasarkan aitem yang gugur
untuk kecanduan internet adalah sebesar 17.8%
untuk variabel kontrol diri pada item 31 (dalam
(R 2 =0.178). Hal ini berarti bahwa ada 82.2%
kesehariannya saya mempunyai banyak teman
faktor lain yang juga berpengaruh terhadap
yang urak-urakan sehingga setidaknya sedikit
kecanduan internet namun tidak di teliti lebih
terpengaruh pergaulannya), 44 (tidak dapat
lanjut oleh penulis.
melampiaskan rasa amarah selalu saya alami), 48
mahasiswa
Universitas
Selanjutnya,
Dapat
Bina
besarnya
(mencontek
pada
saat
ujian
pernah
saya
dijelaskan
bahwa
untuk
variabel
lakukan). Hal ini membuktikan bahwa rata-rata
kecanduan internet skor mahasiswa kurang dari
(kategori sedang = 38) mahasiswa Bina Darma
149 sebanyak 3 (6%) mahasiswa dengan kategori
dalam keseharian kehidupan kampus mempunyai
rendah, skor mahasiswa 149≤X≤195 sebanyak
teman
38 (76 %) dengan kategori sedang, dan skor
termasuk urak-urakan namun mahasiswa pada
lebih dari 195 sebanyak 9 (18%) dengan kategori
penelitian ini masih mampu mengontrol dirinya
tinggi. Berdasarkan kategorisasi tersebut bahwa
secara baik, begitu juga dengan rasa amarah atau
kecanduan internet pada mahasiswa Bina Darma
emosional mahasiswa pada penelitian ini mampu
masih dalam kategori sedang. Berdasarkan aitem
mengontrolnya, dan pada saat ujian mahasiswa
yang gugur untuk variabel kecanduan internet
mampu untuk tidak mencontek dan mau berbuat
pada item ke 7 (saya tidak akan menghabiskan
jujur.
berdasarkan
juga
kategorisasi
waktu berjam-jam hanya untuk friendster) dan
yang
Seorang
prilakunya
pecandu
bermacam-macam
internet
akan
54 (saya tidak mempercayai apa yang dikatakan
menghabiskan waktu berjam-jam bahkan secara
oleh teman yang saya temui melalui chatting),
ekstrem mereka dapat berhari-hari berada di
hal ini membuktikan bahwa rata-rata (kategori
depan komputer untuk melakukan aktivitas
Judul Artikel (Nama Penulis )
11
online-nya pada penelitian ini berjumlah 9 (18%)
kehidupannya. Mahasiswa sebagai pengguna
mahasiswa dengan kategori tinggi. Seorang
internet dengan kontrol diri yang tinggi tidak
pecandu internet akan menghabiskan waktu
memerlukan internet sebagai tempat untuk
berjam-jam bahkan secara ekstrem mereka dapat
melarikan diri dari masalah atau menghilangkan
berhari-hari berada di depan komputer untuk
dysphoric mood (perasaan tidak berdaya, rasa
melakukan aktivitas online-nya. Oleh karena itu
bersalah, cemas, depresi).
tidaklah mengherankan bila dalam penelitian
Sebaliknya,
Mahasiswa
sebagai
yang dilakukan oleh Young (2000) diperoleh
pengguna internet dengan kontrol diri rendah
hasil
akan
pada penelitian ini sebanyak 5 (10%) mahasiswa
akademis,
dengan kategori rendah didapat tidak mampu
bahwa
mengakibatkan
kecanduan
internet
kegagalan
menurunkan kinerja seseorang, dan juga dapat
mengatur
mengakibatkan perselisihan dalam rumah tangga
perhatian tertujui hanya pada internet, berharap
bahkan sampai dengan perceraian.
untuk segera online atau memikirkan aktivitas
Informasi
internet
sehingga
berdasarkan
online. Mahasiswa sebagai pengguna internet
observasi yang penulis lakukan pada mahasiswa
dengan kontrol diri rendah dapat menghabiskan
Universitas Bina Darma yang sedang mengakses
waktu berjam-jam dengan aktivitas online
internet,
menggunakan
hingga melupakan bagian lain dari kehidupannya
internet untuk hiburan daripada untuk tujuan
seperti waktu belajar, bekerja dan bersosialisasi
akademis,
untuk mengirim atau
dengan orang lain, bahkan menggunakan internet
menerima e-mail, friendster dan untuk download
sebagai tempat untuk melarikan diri dari
berbagai
masalah.
banyak
tambahan
penggunaan
mahasiswa
misalnya:
macam
program
games.
Bahkan
beberapa mahasiswa mengaku pernah mengakses
KESIMPULAN DAN SARAN
cybersex, sedangkan ada beberapa mahasiswa
Berdasarkan uraian dan pembahasan
yang mengaku membuat semacam perpustakaan
pada
bab
terdahulu,
maka
dapat
ditarik
mengenai berbagai macam hal yang diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: Ada hubungan
dari cybersex.
negatif antara kecanduan internet dengan kontrol
Mahasiswa sebagai pengguna internet
diri pada mahasiswa Universitas Bina Darma
yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu
Palembang. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku
kecanduan internet maka semakin rendah tingkat
online, pada penelitian ini didapat 7 (14%)
kontrol
mahasiswa dengan kategori tinggi. Mahasiswa
kecanduan internet maka semakin tinggi tingkat
sebagai pengguna internet yang memiliki kontrol
kontrol diri. Besarnya sumbangan efektif yang
diri yang tinggi mampu mengatur penggunaan
diberikan oleh variabel kontrol diri untuk
internet sehingga tidak tenggelam dalam internet,
kecanduan internet adalah sebesar 17.8%.
diri,
mampu menggunakan internet sesuai dengan
kebutuhan, mampu memadukan aktivitas online
dengan
12
aktivitas-aktivitas
lain
Saran-saran
dalam
Jurnal Imiah
sebaliknya
semakin
rendah
Berdasarkan hasil analisis data dan
kesimpulan, maka penulis mengajukan
2. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
saran-
saran sebagai berikut:
Hadi, S. 2002. Metodelogi Research. Jilid 2.
Yogyakarta: Andi Offset
1. Bagi Mahasiswa
Hadi, S. 2006. Metode Penelitian. Yogyakarta:
Yayasan
Penerbitan
Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Bagi mahasiswa dan para pengguna internet,
penulis
menyarankan
agar
lebih
dapat
memperhatikan dan memanfaatkan fasilitasfasilitas
internet
dengan
sebaik-baiknya.
Selain itu, penulis juga menyarankan agar
Lusiana, N. 1998. Interaksi Sosial Remaja Akhir
Ditinjau dari Locus Of Control.
Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi
Unika
Soegijapranata
(tidak
diterbitkan).
mahasiswa dapat mengatur dan mengontrol
diri untuk tidak tergantung pada internet.
2.
Bagi
Warnet
Universitas
Bina
Darma
Palembang
Bagi
Sarafino,
pengelola
Universitas
warnet
Bina
di
lingkungan
Darma,
penulis
menyarankan agar dapat membatasi dan
mengawasi
pengguna
internet
ketika
mengakses situs-situs cybersex atau situs lain
yang dapat membuat mahasiswa kecanduan
internet.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi
Moorhead & Griffin. 1998. Organizational
Behavior. Fourth Edition. Boston:
Houghton Mifflin Company.
peneliti
selanjutnya,
penulis
menyarankan untuk meneliti faktor lain yang
juga mempengaruhi Kecanduan Internet,
misalnya: interaksi antara pengguna internet
dalam komunikasi dua arah, ketersediaan
fasilitas internet, kurangnya pengawasan, dan
motivasi.
DAFTAR RUJUKAN
Burger, J.M. 1998. Negative of Personality and
Social Psycholoy. New Jersey:
Practice Hall.
E.P. 1999. Health Psychology,
Biopsychosocial. USA: Interactions
Suler, J. 2006. Computer and Cyberspace
Addiction.
Rider
University.
http://www.rider.Pdu/suler/psycyber.html.
Download
tanggal 31 Oktober 2008
Suryabrata, S. 1994. Metodologi Penelitian.
Jakarta: CV. Rajawali.
Sol. 1999. Keranjingan Internet, Tidak Belajar,
di-DO. Artikel. Harian Sumatera
Ekspress. 15 Juli 1999.
Young, K. S. 1997. What Makes Internet
Addictive: Potential Explanation for
Patological Internet Use. Paper
present at the lOS annual meeting of
the
Artaef°ican
Psychology
Association, August 15, 1997.
Chicago
Zulkarnain, 2002. Hubungan Kontrol Diri
Dengan Kreativitas Pekerja. Tesis
(Tidak Diterbitkan). Medan:
Fakultas
Kedokteran
USU
(Universitas Sumatera Utara
Dewayani. 2001. "Pemakaian Internet Secara
Sehat dalam Kajian Teori & Hasil
Penelitian". Bunga Rampai Psikologi
Judul Artikel (Nama Penulis )
13
Download