HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BINA DARMA TAHUN 2009 PALEMBANG Desy Arisandy Dosen Universitas Bina Darma, Palembang Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang Pos el : [email protected] Abstract : The independent variable of this research was self control. Meanwhile, the dependent variable was internet addiction. The hypothesis of the research was that there is a correlation between self control toward internet addiction of college students of Bina Darma University in Palembang. The population of the research is 50 college students of Bina Darma University in Palembang. The sample was was taken by using accidental sampling method. The method of collecting data used in the research was done by using internet addiction scale and self control scale. The conclusion of the research was that there was significant negative . (r = - 0,422; F= 10,399; p= 0,000 or p<0,01). It means that the higher the internet addiction the lower the self control. Moreover, the effective contribution given by self control variable toward internet addiction was 17,8 % (R² = 0,178). Keywords : Internet Addiction, Self Control Abstrak : Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kontrol diri. Sedangkan, variabel tergantungnya adalah kecanduan internet. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan kontrol diri dengan kecanduan internet pada mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang. Populasi dalam penelitian ini adalah 50 mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang. Subjek penelitian diambil dengan menggunakan tehnik accidental sampel. Metode pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan skala kecanduan internet dan skala kontrol diri. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tehnik analisis regresi sederhana (simple regression). Kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian adalah terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan (r= 0,422; F= 10,399: p=0,000 atau p<0,01). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kecanduan internet maka semakin rendah tingkat kontrol diri, sebaliknya semakin rendah kecanduan internet maka semakin tinggi tingkat kontrol diri. Selanjutnya, besarnya sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel kontrol diri terhadap kecanduan internet adalah sebesar 17,8 % (R²= 0,178) Kata kunci ; Kecanduan internet, Kontrol diri 1. Pentingnya PENDAHULUAN (Font 12) Komunikasi merupakan hal yang sangat manusia komunikasi mendorong dalam untuk kehidupan berkembangnya penting dalam interaksi seorang dengan orang teknologi komunikasi. Salah satu teknologi lain. Komunikasi dibutuhkan seseorang untuk komunikasi yang sangat menarik adalah internet. bertukar informasi dengan orang lain. Selain itu, Apabila pengguna internet lupa bahwa komunikasi juga berfungsi sebagai alat untuk internet bersifat tanpa batas, maka pengguna mengekspresikan perasaan dan emosi seseorang, internet misalnya gembira, marah, tidak senang, sedih informasi-informasi yang sebetulnya kurang dan bermanfaat takut (Moorhead & Griffin, 1998). akan terhanyut demi untuk memenuhi memburu kepuasan pribadinya. Apabila pemenuhan kepuasan yang Judul Artikel (Nama Penulis ) 1 pertama tercapai maka akan muncul tuntutan program chatting untuk menjalin hubungan pemuasan yang kedua yang melebihi tuntutan dengan pertama, demikian seterusnya hingga pengguna Mahasiswa internet ini mencapai taraf addict atau kecanduan berbicara dengan teman di internet, karena internet. merasa teman di internet lebih peduli dan Kecanduan internet saat ini sudah masuk ke teman-teman tersebut perhatian. Pada baru merasa saat di internet. lebih senang mempunyai masalah, sekolah, universitas, kantor bahkan rumah. mahasiswa tersebut cenderung untuk melakukan Seorang pecandu internet tidak merasa dirinya chatting di internet dan seolah-olah masalah kecanduan internet bahkan tidak mau disebut yang sedang dihadapinya terselesaikan. Selain sebagai pecandu internet. Pecandu internet tidak itu mahasiswa tersebut juga merasa berteman di menyadari bahwa internet tidak membutuhkan kontak langsung berlebihan. Pecandu perilaku online-nya internet tidak dapat menghentikan keinginan untuk online, bahkan mereka kehilangan kontrol diri dalam mengakses internet dan kehidupannya. sehingga subyek tidak merasa malu untuk tetap berhubungan dengan teman tersebut. Beberapa mahasiswa menggunakan internet memang pada tempatnya, tapi bagi beberapa Penulis melakukan survey awal pada 10 mahasiswa lainnya, internet merupakan tempat mahasiswa Universitas Bina Darma sebagai pelarian dari tekanan tugas dan kehidupan pengguna internet di salah satu warnet sekitar kampus. lingkungan kampus. mahasiswa bisa mendapatkan apa saja yang Dari 10 mahasiswa Dengan mengakses diinginkan. dengan sesama pelanggan yang menggunakan mengalami penurunan dari kebiasaan belajar Chat Room, 3 mahasiswa menggunakan Chat sampai Room, disebabkan lainnya E-mail, menggunakan sedangkan Group. mahasiswa membolos karena kuliah mahasiswa juga yang mengakses Para aplikasi yang tidak relevan dengan pelajaran. mahasiswa tersebut lebih banyak menggunakan Kenyataan ini merupakan salah satu hal yang internet untuk hiburan daripada untuk tujuan membuat akademis, untuk mengirim atau keajaiban teknologi komunikasi yang mampu menerima e-mail, friendster dan untuk download menyediakan berbagai informasi dan hiburan. berbagai macam program games. Dari 10 Namun, disisi lain dapat menimbulkan dampak mahasiswa, 5 mahasiswa menyatakan pernah kecanduan bagi pengguna mahasiswa. misalnya: News mahasiswa dengan itu para tersebut, 2 mahasiswa membentuk kelompok dan Selain internet internet dianggap sebagai suatu mengakses cybersex, sedangkan ada beberapa Menurut Young (Sol, 1999) ada beberapa mahasiswa yang mengaku membuat semacam faktor yang menyebabkan terjadinya kecanduan perpustakaan mengenai berbagai macam hal internet, yang diperoleh dari cybersex. komunikasi dua arah, ketersediaan fasilitas Mahasiswa tersebut mengaku mendapatkan yaitu: pengguna internet dalam internet, kurangnya pengawasan, motivasi dan banyak keuntungan dari mengakses internet, kurangnya misalnya pada saat mahasiswa menggunakan mengontrol perilaku. Demikian halnya dengan 2 Jurnal Imiah kemampuan individu dalam pengguna internet, setiap orang dapat mengatur Pengguna internet dengan kontrol diri rendah penggunaan internet dengan dapat menghabiskan waktu berjam-jam dengan kebutuhannya sehingga menurunkan aktivitas online hingga melupakan bagian lain kecanduan internet dengan cara menemukan dari kehidupannya seperti waktu belajar, bekerja keseimbangan dalam dirinya. dan bersosialisasi dengan orang lain, bahkan sesuai dapat Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku kontrol diri. Sebagai salah menggunakan internet sebagai tempat untuk melarikan diri dari masalah. Penulis melakukan survey pada 10 satu sifat kepribadian, kontrol diri pada satu mahasiswa Universitas Bina Darma tersebut. individu dengan individu yang lain tidaklah Penulis meminta operator warnet untuk bekerja sama. Ada individu yang memiliki kontrol diri sama. Operator warnet mengumpulkan data yang tinggi dan ada individu yang memiliki tentang rata-rata waktu online yang digunakan kontrol diri yang rendah. 10 mahasiswa tersebut untuk mengakses internet Pengguna internet yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu memandu, mengarahkan dan dalam satu minggu. Data tersebut tersaji dalam tabel 1 di bawah ini mengatur perilaku online. Pengguna internet yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu mengatur penggunaan internet sehingga tidak tenggelam dalam internet, mampu menggunakan internet sesuai dengan kebutuhan, mampu memadukan aktivitas online dengan aktivitasaktivitas lain dalam kehidupannya. Pengguna internet dengan kontrol diri yang tinggi tidak memerlukan internet sebagai tempat untuk melarikan diri dari masalah atau menghilangkan dysphoric mood (perasaan tidak berdaya, rasa Sumber : Diolah dari data primer Warnet Kampus Utama, November 2008 Keterangan: H1 = Hari 1; H2 = Hari 2; … H7 = Hari 7 bersalah, cemas, depresi). Sebaliknya, internet dengan rata subjek menghabiskan waktu 48,3 jam tidak mampu perminggu untuk mengakses mengarahkan dan mengatur perilaku online-nya. Selanjutnya, rata-rata subjek Mereka tidak mampu menginterpretasi stimulus waktu 6,9 jam perhari untuk mengakses internet. yang dihadapi, dan tidak mampu memilih Padahal tindakan yang tepat. Pengguna internet dengan harinya mempunyai jam kuliah minimal 5 kontrol diri rendah tidak mampu mengatur sampai 8 jam perhari. Hal ini berarti, mahasiswa penggunaan internet sehingga perhatian tertuju tersebut lebih banyak menghabiskan waktunya hanya pada internet, berharap untuk segera untuk mengakses internet daripada berada di online ruang kuliah. Bahkan, 7 mahasiswa menyatakan kontrol diri atau pengguna Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa rata- yang rendah memikirkan aktivitas online. masing-masing internet. menghabiskan mahasiswa Judul Artikel (Nama Penulis ) setiap 3 bahwa ia lebih kuat menahan lapar dari pada dilakukan. Padahal menahan keinginannya untuk chatting, mengirim membudaya dan perlahan akan menjadi candu email, membuka friendster, mengakses games bagi dan membuka situs-situs lainnya. Mahasiswa mahasiswa. Oleh karena itu, penulis tertarik lainnya mengatakan bahwa ketika mengakses untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan internet mereka terkadang lupa dengan jadwal kontrol diri dengan kecanduan internet pada kuliah, menelepon keluarga, mengerjakan tugas, mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang. makan, minum dan parahnya lagi mereka METODOLOGI PENELITIAN terkadang lupa waktu untuk beribadah. Selain Variabel Penelitian para internet penggunanya, sudah terutama mulai pada itu, rata-rata mahasiswa menghabiskan uang Variabel-variabel yang terdapat dalam sebesar Rp. 40.000 hingga lebih dari Rp.100.000 penelitian ini adalah variabel tergantung yaitu perminggu untuk mengakses internet. Beberapa Kecanduan Internet dan Variabel bebas yaitu mahasiswa mengaku sering kehabisan uang jajan Kontrol Diri. karena kebiasaannya tersebut. Bahkan, ada mahasiswa yang mengatakan pernah Subjek Penelitian menggunakan uang buku dan bayaran kuliah persemester untuk mengakses internet. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Penulis melakukan survey lanjutan pada internet yang melakukan online minimal 10 jam per minggu. Adapun ciri atau mahasiswa berdasarkan usia, hasil wawancara karakteristik dari populasi yaitu: penulis rata-rata usia mahasiswa yang kecanduan 1. internet berkisar pada usia 17-19 tahun, menurut Mahasiswa Universitas Bina Darma yang masih aktif mengikuti perkuliahan pengakuan mereka pada usia itu mereka baru 2. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan mengenal 3. Mahasiswa internet sehingga selalu ingin mengakses internet serta menimbulkan rasa yang mengakses internet minimal 10 jam per minggu penasaran yang tinggi akan hal-hal yang belum Metode pengambilan sampel terhadap diketahui. Bila dikaitkan dengan status mereka populasi dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai mahasiswa berada pada semester 1 dan Acsidental Sampling yaitu pengambilan sampel semester 2 dan 3 artinya mahasiswa baru dengan cara kebetulan dijumpai dan ditemui di mengenal internet ketika menjadi mahasiswa tempat-tempat tertentu (Hadi, 2002). Jumlah sehingga wajar saja bila mengalami kecanduan. sampel penelitian akan diambil sebanyak 50 Kemudian penulis wawancara pada mahasiwa orang. yang sudah memasuki semester ke 6, mahasiswa tersebut mengatakan bahwa ke internet hanya Metode Pengumpulan Data pada saat-saat mencari tugas-tugas kuliah lebih Metode pengumpulan data adalah dari itu tidak. metode yang digunakan sebagai alat untuk Penelitian mengenai hubungan antara kontrol mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam diri dengan kecanduan internet belum banyak penelitian ini adalah skala. 4 Jurnal Imiah 1. Skala Kecanduan Internet reliabilitas yang memadai. Derajat validitas dan Skala kecanduan internet merupakan skala yang mengungkap kecanduan internet pada seberapa reliabilitas yang memadai akan menghasilkan tinggi objektivitas yang tinggi dan kesimpulan yang subjek penelitian tidak keliru serta gambaran yang mendekati dengan menggunakan skala yang dibuat sendiri keadaan yang sebenarnya (Hadi, 2006) oleh penulis berdasarkan beberapa aspek dari Young (1999), yaitu: (1) mengalami perasaan yang tidak menyenangkan ketika offline, (2) mengalami perasaan yang menyenangkan ketika online, (3) perhatian individu hanya tertuju pada internet, (4) penggunaan internet yang semakin meningkat, (5) ketidakmampuan mengatur internet, (6) berani mengambil resiko kehilangan karena internet dan (7) menggunakan internet sebagai cara melarikan diri dari masalah. 1. kontrol diri subjek menggunakan skala yang dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan beberapa aspek dari Averil (Sarafino, 1999), yaitu: (1) kemampuan mengontrol perilaku, (2) kemampuan mengontrol stimulus, (3) kemampuan mengantisipasi peristiwa, (4) kemampuan untuk menafsirkan suatu peristiwa dan (5) kemampuan mengambil keputusan. Validitas dan Reliabilitas mampu mengukur diharapkan karakteristik seseorang yang diharapkan bisa digunakan secara berulangulang dengan orang yang berbeda dan tempat yang berbeda pula, maka sebuah skala perlu diketahui kredibilitasnya sebagai alat ukur. Agar skala kepuasan pasien dan kualitas pelayanan dikatakan Package for Social Sciences (SPSS) 12.0 for Windows. Uji reliabilitas dilakukan dengan konsistensi internal yaitu menggunakan teknik Alpha Cronbach. Alasan menggunakan teknik mempunyai seimbang ataupun hampir seimbang, digunakan untuk butir-butir dikotomi dan nondikotomi (Hadi, 2006). Uji reliabilitas skala menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 12.0 for Windows. Metode Analisis Data Teknik statistik yang digunakan dalam melakukan pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana (simple regression). Sebelum analisis data psikologi dengan relatif tetap sebagai sebuah alat ukur dapat Cronbach dengan bantuan program Statistical menguji skala ataupun tes, tingkat kesukarannya Skala kontrol diri akan mengungkap skala Uji validitas menggunakan teknik Alpha Alpha Cronbach karena dapat digunakan untuk Skala Kontrol Diri Setiap Validitas dan Reliabilitas kredibilitas terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji linearitas (Hadi, 2002). Apabila uji asumsi menunjukkan variabel penelitian memenuhi persyaratan, maka dilanjutkan uji hipotesis. Untuk menguji hipotesis digunakan teknik analisis regresi sederhana (simple regression). Keseluruhan dilakukan dengan perhitungan statistik mengunakan bantuan (representatif, sahih dan akurat) maka kedua skala tersebut harus mempunyai validitas dan Judul Artikel (Nama Penulis ) 5 komputer program SPSS (Statistical Package for dengan penggunaan internet, setiap orang dapat Social Sciences) Version 12.0 for Windows. mengatur penggunaan internet sesuai dengan Pengertian Kecanduan Internet kebutuhannya. Selain faktor-faktor yang disebutkan Menurut Suler (2006) kecanduan di atas ada beberapa faktor yang juga internet adalah pengguna internet yang tidak bisa mendukung atau yang memberikan kontribusi memisahkan kehidupan nyata dengan dunia terhadap kecanduan internet yaitu antara lain Cyberspace. Dunia Cyberspace tersebut menjadi (Dewayani, 2001) : dunia tersendiri, dan pengguna internet tidak a. Jumlah dan kebutuhan pemakaian internet membicarakannya dengan orang-orang dalam Jenis kebutuhan ada bermacam-macam, kehidupannya. seperti kebutuhan fisiologis, intrapersonal, Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat interpersonal, dan spiritual. Semakin banyak disimpulkan bahwa kecanduan internet adalah kebutuhan yang dapat terpenuhi melalui suatu kondisi dimana pengguna internet secara internet, maka seseorang akan semakin bertahap tergantung pada internet. mengembangkan kebiasaan menggunakan internet. Sementara itu, kecanduan b. Derajat kekurangan internet yang dimaksud dalam penelitian ini Semakin banyak kebutuhan yang tidak adalah suatu keadaan atau kondisi psikologis terpenuhi, dialihkan atau diabaikan, maka yang usaha seseorang akan semakin intens dan membuat mahasiswa Bina Darma Palembang selalu ingin mengakses internet di bervariasi mana tersebut. Di internet ada bermacam-macam pun tanpa memperdulikan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dapat informasi yang saling melengkapi dan menghentikan perilakunya karena mengharapkan mudah diakses, hal ini memungkinkan efek menyenangkan yang akan diperoleh melalui setiap orang untuk memenuhi kebutuhannya internet. melalui internet. lainnya, sehingga mahasiswa tidak c. Faktor-faktor yang Ada berbagai macam penggunaan internet, Mempengaruhi misalnya aktivitas non sosial seperti games, Kecanduan Internet penciptaan Menurut Suler (Sol, 1999) beberapa internet adalah interaksi antar software, pengumpulan informasi, literatur dan grafik. faktor yang memberikan kontribusi terjadinya kecanduan Tipe aktivitas internet d. Efek aktivitas internet terhadap tingkat pengguna internet dalam komunikasi dua arah, fungsional individu ketersediaan kurangnya Kesehatan, dan kurangnya hubungan dengan kelompok, teman dan dalam mengontrol keluarga; semuanya itu merupakan faktor pengawasan, kemampuan fasilitas motivasi individu internet, 6 di tempat penting fungsi adaptif seseorang. perilaku. Setiap orang mempunyai kemampuan untuk mengontrol perilakunya. Demikian halnya sukses e. Perasaan tertekan yang subyektif Jurnal Imiah kerja, f. Meningkatnya perasaan depresi, frustasi, internet yang tersedia dan didukung dengan kekecewaan, terasing, bersalah dan marah kurangnya pengawasan, kurangnya kemampuan kemungkinan merupakan tanda-tanda akibat mengontrol penggunaan internet, meningkatnya pemakaian internet yang patologis. perasaan depresi, kekecewaan, terasing, bersalah Kesadaran akan kebutuhan dan Semakin seseorang kebutuhannya, kekuatan semakin sebagai disadari tidak ia sesuatu menyebabkan tahu akan kehilangan yang tanpa kompusi akan menyebabkan seseorang kecanduan internet. Aspek-aspek Kecanduan Internet Aspek-aspek kecanduan internet (Young, 1999) antara lain: Pengalaman dan fase keterlibatan individu a. Pengguna internet mengalami perasaan tidak dengan internet menyenangkan ketika offline. Seseorang pemakaian internet yang baru, Ketika pengguna internet sedang offline maka dapat dia keranjingan kesempatan dengan yang berbagai diberikan dalam cyberspace. Fase adiktif pada akhirnya berangsur-angsur timbulnya berkurang kesadaran seiring baru akan merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan seperti gelisah, kesepian, tidak terpuaskan, cemas, frustasi atau sedih. b. Pengguna internet mengalami perasaan yang menyenangkan ketika online. ketidakteraturan menggunakan internet dan Sedangkan ketika pengguna internet sedang ketika kemudian seseorang menyadari akan online dia merasa gembira, bergairah, bebas tugas-tugas untuk melakukan apa saja dan atraktif. Kebutuhan dalam yang timbulnya kehidupannya. tidak terpenuhi kekecewaan dan mendorong c. Perhatian hanya tertuju pada internet. Pengguna internet hanya memikirkan seseorang untuk kembali ke dunia nyata. aktivitas online sebelumnya atau berharap Beberapa onliners yang berpengalaman untuk segera online. mengetahui h. pengguna kebutuhannya merupakan faktor-faktor yang dalam pemakaian internet. g. ketidaksadaran adanya perangkap yang d. Penggunaan memikat pada user secara emosional dan meningkat. menimbulkan Pengguna adiksi, misalnya efek internet internet yang ingin semakin menggunakan psikologis anonimitas. internet dalam jangka waktu yang semakin Keseimbangan dan integrasi kehidupan meningkat untuk mendapatkan kepuasan. individu dengan kehidupan berinternet e. Ketidakmampuan mengatur penggunaan Kondisi yang ideal adalah adanya komitmen internet. aktivitas online yang seimbang dengan Pengguna internet tidak dapat mengontrol, komitmen terhadap aktivitas offline, dengan mengurangi atau menghentikan penggunaan teman dan keluarga. internet. Berdasarkan beberapa faktor di atas dapat disimpulkan bahwa adanya fasilitas f. Berani mengambil resiko kehilangan karena internet Judul Artikel (Nama Penulis ) 7 Pengguna internet berani mempertaruhkan mengambil resiko atau kehilangan hubungan dengan signifikan (orang terdekat, orang lain), pekerjaan, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri pendidikan, Menurut Newman (Zulkarnain, 2002) kesempatan berkarir dan lain sebagainya sebagaimana faktor psikologis lainnya kontrol karena internet. diri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara g. Menggunakan internet sebagai cara melarikan garis besarnya faktor-faktor yang diri dari masalah memepengaruhi kontrol diri terdiri dari faktor Apabila pengguna internet sedang mengalami internal dan faktor eksternal. masalah maka pengguna internet melarikan a. Faktor internal diri dari masalah atau menghilangkan Faktor internal merupakan faktor yang Dysphoric Mood (perasaan tidak berdaya, berasal dari dalam diri individu. Faktor internal rasa bersalah, cemas, depresi) dengan online. yang ikut andil terhadap kontrol diri adalah usia. Berdasarkan beberapa aspek yang telah Semakin bertambah usia seseorang maka, disebutkan di atas maka dapat disimpulkan semakin baik kemampuan mengontrol diri bahwa seseorang akan kecanduan internet ketika seseorang itu (Zulkarnain, 2002). individu tersebut mengalami perasaan tidak b. Faktor eksternal menyenangkan ketika offline, mengalami Faktor eksternal ini diantaranya adalah perasaan yang menyenangkan ketika online, lingkungan keluarga perhatian hanya tertuju pada internet, tidak menentukan bagaimana kemampuan mengontrol mampu mengatur penggunaan internet, dan diri menggunakan internet sebagai cara melarikan menunjukkan bahwa persepsi remaja terhadap diri dari masalah. penerapan disiplin orangtua yang semakin seseorang. demokratis sterutama Hasil penelitian cenderung diikuti orangtua Nasichah tingginya Kontrol Diri kemampuan mengontrol dirinya. (Zulkarnain, Pengertian Kontrol Diri 2002). Menurut Wallstons (Lusiana, 1998) Berdasarkan penjelasan di atas, maka kontrol diri adalah keyakinan individu bahwa dapat tindakannya akan mempengaruhi perilakunya mempengaruhi kontrol diri adalah faktor internal dan individu sendiri yang dapat mengontrol atau dalam diri mempengaruhi individu dalam perilaku tersebut. Individu dengan kontrol diri mengendalikan prilakunya dan faktor eksternal yang tinggi akan melihat dirinya mampu atau luar diri manusia juga mempengaruhi tinggi mengontrol atau rendahnya kontrol diri yang ada dalam diri segala hal yang menyangkut perilakunya, begitu juga sebaliknya apabila disimpulkan bahwa individu. kontrol dirinya rendah maka individu tersebut tidak mampu untuk mengontrol segala hal yang Aspek-aspek Kontrol Diri menyangkut dengan perilakunya. 8 Jurnal Imiah yang dapat Menurut Averil (Sarafino, 1999) aspek-aspek yang terdapat dalam kontrol diri antara lain: a. juga tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Kesimpulan Kemampuan mengontrol perilaku mempunyai apabila perlaku seseorang tidak terkontrol maka dapat terjadi perilaku yang menyimpang, meskipun kemampuan mengontrol perlaku pada tiap-tiap individu mengontrol stimulus juga menjadi salah satu aspek dari kontrol diri karena dalam kehidupan seseorang terdapat berbagai macam stimulus yang diterima. c. Kemampuan mengantisipasi peristiwa suatu peristiwa harus memiliki kemampuan untuk mengantisipasi masalah tersebut agar tidak menjadi masalah yang semakin besar dan rumit. d. harus dapat mengartikan semua peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya, sehingga individu dapat dengan mudah untuk menjalani peristiwa tersebut dan dapat memikirkan langkah-langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya. masalah yang tidak diinginkan. Kecanduan Internet Pada Mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang Saat sekarang ini penggunaan media elektronik khususnya internet dapat yaitu dapat menimbulkan bahaya kecanduan, karena penggunaan internet yang berlebihan dan tanpa dapat mengendalikan kontrol diri pada pengguna internet, khususnya mahasiwa yang individu individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya (Young, 1999). Apabila pengguna internet lupa bahwa internet bersifat tanpa batas, maka pengguna internet akan terhanyut untuk memburu informasi-informasi yang sebetulnya kurang bermanfaat demi memenuhi kepuasan pertama tercapai maka akan muncul tuntutan Dalam setiap peristiwa pasti ada sesuatu yang Setiap mungkin, dan individu dapat terhindar dari pribadinya. Apabila pemenuhan kepuasan yang Kemampuan mengambil keputusan diputuskan. individu dapat mengontrol dirinya dengan sebaik pengguna juga tidak menghiraukan kehidupan untuk menafsirkan peristiwa, artinya individu harus terdapat dalam aspek-aspek tersebut di atas maka sangat dekat dengan aktivitas internet. Selain itu, Kemampuan menafsirkan peristiwa Individu juga harus mempunyai kemampuan e. yang menimbulkan masalah yang cukup berbahaya Individu dalam menghadapi suatu masalah atau kemampuan-kemampuan Hubungan antara Kontrol Diri dengan Kemampuan mengontrol stimulus Kemampuan yang berbeda (Suryabrata, 1994). b. aspek-aspek disebutkan di atas adalah apabila individu Dalam hal ini perlaku sangat penting peranannya sehingga dari harus mempunyai kemampuan untuk mengambil suatu keputusan yang baik, dimana keputusan yang diambil tersebut baik untuk diri individu sendiri maupun untuk orang lain yang ada disekitarnya, pemuasan yang kedua yang melebihi tuntutan pertama, demikian seterusnya hingga pengguna internet ini mencapai taraf addict atau kecanduan internet. Menurut Young (Sol, 1999) ada beberapa faktor yang memberikan kontribusi Judul Artikel (Nama Penulis ) 9 terjadinya kecanduan internet, diantaranya online. Mahasiswa sebagai pengguna internet adalah interaksi antara pengguna internet dalam yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu komunikasi dua arah, ketersediaan fasilitas mengatur penggunaan internet sehingga tidak internet, kurangnya pengawasan, motivasi dan tenggelam dalam internet, mampu menggunakan kurangnya dalam internet sesuai dengan kebutuhan, mampu mengontrol perilaku. Demikian halnya dengan memadukan aktivitas online dengan aktivitas- pengguna internet, setiap orang dapat mengatur aktivitas lain dalam kehidupannya. Mahasiswa penggunaan internet dengan sebagai pengguna internet dengan kontrol diri kebutuhannya sehingga menurunkan yang tinggi tidak memerlukan internet sebagai kecanduan internet dengan cara menemukan tempat untuk melarikan diri dari masalah atau keseimbangan menghilangkan dysphoric mood (perasaan tidak kemampuan dalam individu sesuai dapat dirinya. Selanjutnya, kurangnya kontrol diri pada pengguna internet berdaya, rasa bersalah, cemas, depresi). merupakan salah satu faktor yang memberikan Sebaliknya, mahasiswa sebagai kontribusi terjadinya kecanduan internet, dan pengguna internet dengan kontrol diri rendah pengguna internet memisahkan kehidupan nyata tidak mampu mengatur penggunaan internet dengan dunia Cyberspace (Suler, 2006). sehingga perhatian tertuju hanya pada internet, Burger pendapatnya (1998) bahwa mengemukakan kontrol adalah aktivitas online. Mahasiswa sebagai pengguna kemampuan yang dirasakan dapat mengubah internet dengan kontrol diri rendah dapat kejadian secara signifikan. Individu dianggap menghabiskan mempunyai mengelola aktivitas online hingga melupakan bagian lain perilakunya. Kemampuan tersebut membuat dari kehidupannya seperti waktu belajar, bekerja individu maupun memodifikasi kejadian yang dan bersosialisasi dengan orang lain, bahkan dihadapi menggunakan internet sebagai tempat untuk kemampuan sehingga diri berharap untuk segera online atau memikirkan dalam berubah sesuai dengan kemauannya. Setiap waktu berjam-jam dengan melarikan diri dari masalah. Kontrol diri yang individu memiliki suatu rendah dapat terjadi juga pada mahasiswa bila mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mahasiswa tidak mampu mengendalikan diri mengarahkan perilaku kontrol diri begitu juga pada saat mengakses internet, pada mahasiwa dengan mahasiswa. Sebagai salah satu sifat Bina kepribadian, kontrol diri pada mahasiswa dengan fenomena bahwa rata-rata mahasiswa mengakses mahasiswa yang lain tidaklah sama. Ada internet 6,9 jam perhari dan rata-rata usia mereka mahasiswa yang memiliki kontrol diri yang yang kecanduan internet berusia 17-19 tahun. tinggi dan ada mahasiswa yang memiliki kontrol diri yang rendah. Darma dijelaskan Berdasarkan uraian sebelumnya di atas pada dapat disimpulkan bahwa apabila mahasiswa sebagai Mahasiswa sebagai pengguna internet pengguna internet lupa bahwa internet bersifat yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu tanpa batas akan terhanyut oleh fasilitas-fasilitas memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku yang disediakan ketika online, dan mahasiswa 10 Jurnal Imiah sebagai pengguna internet akan melakukan sedang = 38) mahasiswa Bina Darma tidak ingin online secara terus menerus tanpa menghiraukan menghabiskan waktunya di internet hanya untuk kehidupan lingkungannya kegiatan sia-sia dan mahasiswa masih mampu sampai mencapai taraf addit. Hal ini dapat dilihat membedakan informasi yang harus dipercayai bahwa kontrol diri sangat berpengaruh terhadap atau tidak berdasarkan sumber informasi yang kecanduan internet pada mahasiswa ada. sendiri maupun Variabel HASIL DAN PEMBAHASAN kontrol diri berdasarkan Hasil uji hipotesis pada penelitian ini kategorisasi dapat dijelaskan sebagai berikut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif skor mahasiswa kurang dari 66 sebanyak 5 antara kontrol diri dengan kecanduan internet (10%) mahasiswa dengan kategori rendah, skor pada Darma mahasiswa 66≤X≤118 sebanyak 38 (76 %) Palembang (r=-0,422; F=10.399; p=0,000 atau dengan kategori sedang, dan skor lebih dari 118 p<0,01). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi sebanyak 7 (14%) dengan kategori tinggi. kontrol diri maka semakin rendah kecanduan Berdasarkan kategorisasi tersebut bahwa kontrol internet, sumbangan diri pada mahasiswa Bina Darma masih dalam efektif yang diberikan oleh variabel kontrol diri kategori sedang. Berdasarkan aitem yang gugur untuk kecanduan internet adalah sebesar 17.8% untuk variabel kontrol diri pada item 31 (dalam (R 2 =0.178). Hal ini berarti bahwa ada 82.2% kesehariannya saya mempunyai banyak teman faktor lain yang juga berpengaruh terhadap yang urak-urakan sehingga setidaknya sedikit kecanduan internet namun tidak di teliti lebih terpengaruh pergaulannya), 44 (tidak dapat lanjut oleh penulis. melampiaskan rasa amarah selalu saya alami), 48 mahasiswa Universitas Selanjutnya, Dapat Bina besarnya (mencontek pada saat ujian pernah saya dijelaskan bahwa untuk variabel lakukan). Hal ini membuktikan bahwa rata-rata kecanduan internet skor mahasiswa kurang dari (kategori sedang = 38) mahasiswa Bina Darma 149 sebanyak 3 (6%) mahasiswa dengan kategori dalam keseharian kehidupan kampus mempunyai rendah, skor mahasiswa 149≤X≤195 sebanyak teman 38 (76 %) dengan kategori sedang, dan skor termasuk urak-urakan namun mahasiswa pada lebih dari 195 sebanyak 9 (18%) dengan kategori penelitian ini masih mampu mengontrol dirinya tinggi. Berdasarkan kategorisasi tersebut bahwa secara baik, begitu juga dengan rasa amarah atau kecanduan internet pada mahasiswa Bina Darma emosional mahasiswa pada penelitian ini mampu masih dalam kategori sedang. Berdasarkan aitem mengontrolnya, dan pada saat ujian mahasiswa yang gugur untuk variabel kecanduan internet mampu untuk tidak mencontek dan mau berbuat pada item ke 7 (saya tidak akan menghabiskan jujur. berdasarkan juga kategorisasi waktu berjam-jam hanya untuk friendster) dan yang Seorang prilakunya pecandu bermacam-macam internet akan 54 (saya tidak mempercayai apa yang dikatakan menghabiskan waktu berjam-jam bahkan secara oleh teman yang saya temui melalui chatting), ekstrem mereka dapat berhari-hari berada di hal ini membuktikan bahwa rata-rata (kategori depan komputer untuk melakukan aktivitas Judul Artikel (Nama Penulis ) 11 online-nya pada penelitian ini berjumlah 9 (18%) kehidupannya. Mahasiswa sebagai pengguna mahasiswa dengan kategori tinggi. Seorang internet dengan kontrol diri yang tinggi tidak pecandu internet akan menghabiskan waktu memerlukan internet sebagai tempat untuk berjam-jam bahkan secara ekstrem mereka dapat melarikan diri dari masalah atau menghilangkan berhari-hari berada di depan komputer untuk dysphoric mood (perasaan tidak berdaya, rasa melakukan aktivitas online-nya. Oleh karena itu bersalah, cemas, depresi). tidaklah mengherankan bila dalam penelitian Sebaliknya, Mahasiswa sebagai yang dilakukan oleh Young (2000) diperoleh pengguna internet dengan kontrol diri rendah hasil akan pada penelitian ini sebanyak 5 (10%) mahasiswa akademis, dengan kategori rendah didapat tidak mampu bahwa mengakibatkan kecanduan internet kegagalan menurunkan kinerja seseorang, dan juga dapat mengatur mengakibatkan perselisihan dalam rumah tangga perhatian tertujui hanya pada internet, berharap bahkan sampai dengan perceraian. untuk segera online atau memikirkan aktivitas Informasi internet sehingga berdasarkan online. Mahasiswa sebagai pengguna internet observasi yang penulis lakukan pada mahasiswa dengan kontrol diri rendah dapat menghabiskan Universitas Bina Darma yang sedang mengakses waktu berjam-jam dengan aktivitas online internet, menggunakan hingga melupakan bagian lain dari kehidupannya internet untuk hiburan daripada untuk tujuan seperti waktu belajar, bekerja dan bersosialisasi akademis, untuk mengirim atau dengan orang lain, bahkan menggunakan internet menerima e-mail, friendster dan untuk download sebagai tempat untuk melarikan diri dari berbagai masalah. banyak tambahan penggunaan mahasiswa misalnya: macam program games. Bahkan beberapa mahasiswa mengaku pernah mengakses KESIMPULAN DAN SARAN cybersex, sedangkan ada beberapa mahasiswa Berdasarkan uraian dan pembahasan yang mengaku membuat semacam perpustakaan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik mengenai berbagai macam hal yang diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Ada hubungan dari cybersex. negatif antara kecanduan internet dengan kontrol Mahasiswa sebagai pengguna internet diri pada mahasiswa Universitas Bina Darma yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu Palembang. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku kecanduan internet maka semakin rendah tingkat online, pada penelitian ini didapat 7 (14%) kontrol mahasiswa dengan kategori tinggi. Mahasiswa kecanduan internet maka semakin tinggi tingkat sebagai pengguna internet yang memiliki kontrol kontrol diri. Besarnya sumbangan efektif yang diri yang tinggi mampu mengatur penggunaan diberikan oleh variabel kontrol diri untuk internet sehingga tidak tenggelam dalam internet, kecanduan internet adalah sebesar 17.8%. diri, mampu menggunakan internet sesuai dengan kebutuhan, mampu memadukan aktivitas online dengan 12 aktivitas-aktivitas lain Saran-saran dalam Jurnal Imiah sebaliknya semakin rendah Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan, maka penulis mengajukan 2. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. saran- saran sebagai berikut: Hadi, S. 2002. Metodelogi Research. Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset 1. Bagi Mahasiswa Hadi, S. 2006. Metode Penelitian. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Bagi mahasiswa dan para pengguna internet, penulis menyarankan agar lebih dapat memperhatikan dan memanfaatkan fasilitasfasilitas internet dengan sebaik-baiknya. Selain itu, penulis juga menyarankan agar Lusiana, N. 1998. Interaksi Sosial Remaja Akhir Ditinjau dari Locus Of Control. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan). mahasiswa dapat mengatur dan mengontrol diri untuk tidak tergantung pada internet. 2. Bagi Warnet Universitas Bina Darma Palembang Bagi Sarafino, pengelola Universitas warnet Bina di lingkungan Darma, penulis menyarankan agar dapat membatasi dan mengawasi pengguna internet ketika mengakses situs-situs cybersex atau situs lain yang dapat membuat mahasiswa kecanduan internet. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi Moorhead & Griffin. 1998. Organizational Behavior. Fourth Edition. Boston: Houghton Mifflin Company. peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk meneliti faktor lain yang juga mempengaruhi Kecanduan Internet, misalnya: interaksi antara pengguna internet dalam komunikasi dua arah, ketersediaan fasilitas internet, kurangnya pengawasan, dan motivasi. DAFTAR RUJUKAN Burger, J.M. 1998. Negative of Personality and Social Psycholoy. New Jersey: Practice Hall. E.P. 1999. Health Psychology, Biopsychosocial. USA: Interactions Suler, J. 2006. Computer and Cyberspace Addiction. Rider University. http://www.rider.Pdu/suler/psycyber.html. Download tanggal 31 Oktober 2008 Suryabrata, S. 1994. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali. Sol. 1999. Keranjingan Internet, Tidak Belajar, di-DO. Artikel. Harian Sumatera Ekspress. 15 Juli 1999. Young, K. S. 1997. What Makes Internet Addictive: Potential Explanation for Patological Internet Use. Paper present at the lOS annual meeting of the Artaef°ican Psychology Association, August 15, 1997. Chicago Zulkarnain, 2002. Hubungan Kontrol Diri Dengan Kreativitas Pekerja. Tesis (Tidak Diterbitkan). Medan: Fakultas Kedokteran USU (Universitas Sumatera Utara Dewayani. 2001. "Pemakaian Internet Secara Sehat dalam Kajian Teori & Hasil Penelitian". Bunga Rampai Psikologi Judul Artikel (Nama Penulis ) 13