PDF - Jurnal UNESA

advertisement
1
PENGARUH BIAYA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK DENGAN PROFITABILITAS
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Iin Setiawati
Universitas Negeri Surabaya
[email protected]
Abstract
The purpose of this study is to research the corporate social responsibility
cost on tax aggressiveness with profitability as a moderating variable. Based on
the characteristics of the problem under study, the research is an empirical study.
The data used is secondary data. The population is 129 agriculture companies,
mining companies, and base and chemical industry companies listed in Indonesia
Stock Exchange (BEI) with study period of 2011-2015, which was chosen by
purposive sampling in order to take sample 5 companies that meet the criteria of
the sample. The technique used for data analysis in simple linier regression and
Moderated Regression Analysis (MRA) test. The results showed that the cost of
corporate social responsibility positive effect on the tax aggressiveness. However
profitability as a moderating variable can’t strengthen relations corporate social
responsibility costs on tax aggressiveness.
Keyword: corporate social responsibility cost, profitability, tax aggressiveness
PENDAHULUAN
Sumber pendapatan suatu Negara dapat diperoleh dari berbagai sektor,
salah satunya yang paling utama yaitu di sektor pajak. Pajak sangat berperan
penting dalam berlangsungnya kegiatan pembangunan di suatu Negara juga
sebagai pendanaan bagi kesejahteraan masyarakat. Bagi pemerintah pajak
merupakan bentuk tanggungjawab Negara terhadap kesejahteraan rakyat.
Sedangkan bagi rakyat, pajak merupakan bentuk pengabdian rakyat terhadap
Negara sebagai bukti partisipasi rakyat dalam peningkatan pembangunan nasional.
2
Di Indonesia penerimaan pajak menjadi salah satu peyokong dana terbesar
bagi penerimaan belanja Negara dibandingkan dengan penerimaan bukan pajak.
Tabel 1.1 berikut ini membuktikan bahwa 74% penerimaan Negara berasal dari
pajak sedangkan penerimaan bukan pajak hanya sebesar 26%.
Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah)
Sumber
Penerimaan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
%
Penerimaan
pajak
619,922
723,307
873,874
980,518
1,077,306
1,146,865
1,489,255
74%
Penerimaan
bukan pajak
227,174
268,942
331,472
351,805
354,751
398,590
269,075
26%
Total
Penerimaan
847,096
992,249
1,205,346
1,332,323
1,432,057
1,545,455
1,758,330
100%
Sumber: BPS (diolah penulis)
Dengan besarnya tingkat penerimaan Negara yang berasal dari pajak,
pemerintah perlu memberikan perhatian yang lebih terhadap masalah-masalah
yang berkaitan dengan pajak baik faktor yang dapat meningkatkan atau
menurunkan penerimaan pajak. Salah satunya yaitu UU No. 36 tahun 2008
tentang pajak penghasilan menyatakan bahwa perusahaan merupakan salah satu
wajib pajak yang memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada Negara
tempat dimana perusahaan tersebut dioperasikan. Namun, Mangoting (1999)
menyatakan bahwa pajak merupakan suatu beban bagi perusahaan, sehingga perlu
adanya usaha atau strategi untuk meminimalkan biaya yang dikeluarkan untuk
membayar pajak atau biasanya disebut tax planning. Oleh karena itu,
dimungkinkan perusahaan akan menjadi agresif dalam hal perpajakan. Menurut
Frank et al (2009), agresivitas pajak perusahaan adalah suatu tindakan merekayasa
pendapatan kena pajak (PKP) yang dilakukan perusahaan melalui tindakan
perencanaan pajak, baik menggunakan cara legal maupun ilegal.
3
Sedangkan menurut Lanis dan Richardson (2013) pandangan masyarakat
mengenai perusahaan yang melakukan tindakan agresivitas dianggap telah
membentuk suatu kegiatan yang tidak bertangungjawab secara sosial dan tidak
sah. Padahal dalam UU RI No. 40 tahun 2007 pasal 74 tertulis bahwa “Perseroan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Teori
stakeholder
mengemukakan
bahwa
perusahaan
tidak
hanya
sekedar
bertanggungjawab terhadap pemilik (shareholder), tetapi juga terhadap ranah
sosial masyarakat (stakeholder). Sehingga perusahaan tidak dapat melepaskan diri
dari lingkungan sosial (social setting) sekitarnya yang menunjang kelangsungan
operasional perusahaan (Hadi, 2011:93).
Sejalan dengan teori stakeholder, teori legitimasi menyatakan bahwa
perusahaan
harus
berorientasi
pada
keberpihakan
terhadap
masyarakat,
pemerintah, individu dan kelompok masyarakat (Gray el at 1996 dalam Hadi
2011:88). Namun kenyataannya kegiatan corporate social responsibility semakin
memberikan celah kepada perusahaan untuk melakukan praktik agresivitas pajak.
Seperti yang dijelaskan dalam pasal 6 ayat 1 UU No. 36 Tahun 2008 bahwa
besarnya pendapatan kena pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap ditentukan
berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan menagih dan
memelihara penghasilan diantaranya: sumbangan, dimana sumbangan termasuk di
dalam biaya Corporate Social Responsibility.
Lebih lanjut dalam PP No. 93 Tahun 2010 disebutkan bahwa beberapa
pengeluaran perusahaan terkait Corporate Social Responsibility dapat menjadi
pengurang pajak (deductible expenses). Sehingga tidak menutup kemungkinan
4
bahwa perusahaan sengaja melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility
dengan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit hanya untuk mengurangi beban
pajak perusahaan. Beberapa penelitian yang mengkaitkan hubungan Corporate
Social Responsibility terhadap agresivitas pajak telah sering dilakukan, hanya saja
penelitian tersebut sebatas pengungkapannya dan belum terkait biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan Corporate Social Responsibility dan mendapatkan
hasil yang beragam seperti misalnya penelitian Watson (2011), Lanis dan
Richardson (2011) yang menemukan adanya pengaruh negatif antara Corporate
Social Responsibility terhadap agresivitas pajak. Lanis dan Richardson (2013)
mencoba meneliti lagi tentang hubungan CSR terhadap agresivitas pajak dan
secara konsisten menemukan hasil yang positif.
Beragamnya hasil yang ditemukan mengindikasikan bahwa ada faktor lain
yang diduga dapat mempengaruhi praktik agresivitas pajak. Menurut Rodriguez
dan Arias (2012) profitabilitas merupakan faktor penentu beban pajak, karena
perusahaan dengan laba yang lebih besar akan mendapat beban pajak yang lebih
besar pula. Kurniasih (2013) menyatakan Return On Assets (ROA) berkaitan erat
dengan laba bersih perusahaan dan pengenaan pajak penghasilan untuk wajib
pajak badan. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan otomatis
mendapatkan beban pajak yang besar sehingga memiliki kecenderungan untuk
melakukan tindakan agresivitas pajak yang tinggi dibanding perusahaan dengan
profitabilitas yang rendah. Dengan kata lain, semakin profitable perusahaan maka
tindakan pajaknya akan semakin agresif.
Sesuai penjelasan yang telah dipaparkan diatas, dalam penelitian ini
dimasukkan profitabilitas sebagai variabel moderasi yang diduga dapat
5
memperkuat pengaruh biaya Corporate Social Responsibility terhadap agresivitas
pajak dimana kegiatan pertanggungjawaban sosial membawa pengaruh positif
terhadap perusahaan. Untung (2008:6) menjelaskan bahwa salah satu manfaat dari
kegiatan CSR adalah membuka peluang pasar yang lebih luas. Ketika peluang
pasar semakin luas maka penjualan pada suatu perusahaan akan meningkat dan
secara otomatis laba perusahaan juga akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas,
maka peneliti tertarik untuk menulis penelitian dengan judul “Pengaruh Biaya
Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak dengan Profitabilitas
Sebagai Variabel Moderasi”.
KAJIAN PUSTAKA
Agresivitas Pajak
Frank et al (2009) menyatakan agresivitas pajak (tax aggressiveness)
perusahaan adalah suatu tindakan merekayasa pendapatan kena pajak (PKP) yang
dilakukan perusahaan melalui tindakan perencanaan pajak, baik menggunakan
cara legal maupun cara ilegal.
Corporate Social Responsibility
Schermerhorn dalam Suharto (2009:102) mendefinisikan CSR sebagai
suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara mereka sendiri
dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Di
Indonesia tanggung jawab sosial dikuatkan dengan adanya aturan UU No. 40
Tahun 2007. Dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pada bab
IV, bagian kedua, pasal 66 (2), poin c yang mengatur tentang laporan tahunan,
disebutkan bahwa direksi harus menyampaikan laporan tahunan sekurangkurangnya memuat laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
6
Menindaklanjuti UU tersebut dalam pasal 4 PP No. 47 Tahun 2012 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, dikatakan bahwa tanggung jawab sosial
dan lingkungan dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan
perseroan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan anggaran dasar perseroan. Dengan dasar
hukum yang telah ditetapkan maka seluruh perusahaan yang go public di
Indonesia diwajibkan mengungkapkan laporan tahunan yang didalamnya memuat
tentang Corporate Social Responsibility.
Biaya Corporate Social Responsibility
Buletin Akuntansi Staf No.8 merupakan pedoman atas implementasi
PSAK No.24 tentang “Imbalan Kerja” dan ISAK No.3 menjelaskan bahwa tidak
ada ketentuan yang secara spesifik mengatur perlakuan akuntansi atas pengeluaran
dana dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (termasuk
PKBL). Akan tetapi alokasi dana tersebut dapat dianalogikan dengan pemberian
sumbangan. Perlakuan akuntansi atas pengeluaran dana dalam rangka pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan yang diperlakukan sebagaimana sumbangan
perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1.
Isak No. 03: Interpretasi Tentang Perlakuan Akuntansi atas Pemberian
Sumbangan atau Bantuan. Pada paragraph 1 dinyatakan bahwa:
“Sumbangan atau bantuan diakui sebagai beban dalam penetapan laba rugi
bersih periode berjalan, kecuali apabila pemberian sumbangan atau bantuan
tersebut berkaitan dengan perolehan suatu aktiva”.
Disamping itu, pada paragraf 3 dinyatakan juga:
7
“Pemberian suatu sumbangan atau bantuan diakui pada saat terjadinya dengan
menggunakan dasar akrual. Saat terjadinya pemberian suatu sumbangan atau
bantuan adalah pada saat kondisi tertentu yang disyaratkan untuk pemberian
sumbangan atau bantuan telah terpenuhi, atau bila kegiatan atau transaksi
tertentu yang mendasarinya telah dilakukan, atau pada saat dijanjikan atau
dibayar…”.
Profitabilitas
Profitabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
untuk
memperoleh
keuntungan. Menurut Rodrigues dan Arias (2012) profitabilitas merupakan faktor
penentu beban pajak, karena perusahaan dengan laba yang lebih besar akan
membayar pajak yang lebih besar pula. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat
laba yang rendah maka akan membayar pajak yang lebih rendah atau bahkan tidak
membayar pajak jika mengalami kerugian.
HIPOTESIS
H1 : Biaya Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap agresivitas
pajak
H2 : Profitabilitas dapat memperkuat hubungan Biaya Corporate Social
Responsibility terhadap agresivitas pajak
8
METODE
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang menitik
beratkan pada gejala atau fenomena yang dapat diklasifikasikan, relatif, konkrit,
teramati, terukur, dan memiliki hubungan sebab akibat (Sugiyono, 2014:8).
Sumber Data dan Data Penelitian
Laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan sektor pertanian,
sektor pertambangan dan sektor industri dasar dan kimia yang telah diaudit dan
dipublikasikan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011 –
2015.
Populasi Sampel
1. Populasi
Perusahaan sektor pertanian, sektor pertambangan dan sektor industri
dasar dan kimia tahun 2011 – 2015.
2. Sampel
Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling), yaitu:
a. Perusahaan sektor pertanian, sektor pertambangan dan sektor industri dasar
dan kimia yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2011-2015.
b. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian
9
c. Perusahaan mengungkapkan biaya corporate social responsibility selama
tahun penelitian.
d. Perusahaan memiliki ETR 0 - 0,25 selama tahun penelitian, karena semakin
rendah nilai ETR maka perusahaan dianggap melakukan tindakan agresivitas
pajak.
Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan yaitu variabel bebas (independent) yaitu biaya
corporate social responsibility, variabel terikat (dependent) yaitu agresivitas pajak
dan variabel moderasi (moderating) yaitu profitabilitas.
1. Variabel Bebas (Independent)
Biaya corporate social responsibility sebagai variabel bebas dapat diukur
menggunakan rumus:
π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž 𝐢𝑆𝑅 π‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘€π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ (𝑑)
Biaya CSR= πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘€π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ (𝑑−1) × 100%
2. Variabel Terikat (Dependent)
Agresivitas pajak sebagai variabel terikat dapat diukur menggunakan rumus:
π‘π‘’π‘π‘Žπ‘› π‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
Agresivitas pajak (ETR) = π‘™π‘Žπ‘π‘Ž π‘ π‘’π‘π‘’π‘™π‘’π‘š π‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
3. Variabel Moderasi (Moderating)
Profitabilitas sebagai variabel moderasi dapat diukur menggunakan rumus:
Return on Asset =
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘ π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑒𝑑
π‘₯ 100%
Teknik pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode studi dokumentasi dan studi pustaka.
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara menelaah dokumen atau sumber tertulis
serta arsip yang sesuai dengan penelitian. Studi pustaka dilakukan dengan cara
10
mengkaji literatur dari buku, jurnal, maupun sumber lain yang berkaitan dengan
penelitian.
Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dapat diuji dengan persamaan sebagai
berikut:
ETR
= α + β1BIAYA + e……………………………………….(1)
ETR
= α + β1BIAYA + β2ROA + e…………………………...(2)
ETR
= α + β1BIAYA + β2ROA + β3BIAYA*ROA + e……....(3)
Keterangan:
ETR
: Agresivitas Pajak
α
: Konstanta
β1… β3 : Koefisien Regresi
BIAYA: Biaya Corporate Social Responsibility
ROA : Profitabilitas
e
: Error Term, yaitu tingkat kesalahan
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil dari uji R2 ini mendeskripsikan besarnya pengaruh variabel
independen dapat dijelaskan oleh variabel dependen.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Hasil dari uji statistik F ini mendeskripsikan pengrauh variabel dependen
dipengaruhi oleh variabel independen.
c. Uji Siginifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Hasil uji statistik t mendeskripsikan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara individu.
11
HASIL
Gambaran Umum Obyek Penelitian
Sampel penelitian ini adalah perusahaan sektor pertanian, sektor
pertambangan, dan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2015 yang telah dipilih dengan metode
purposive sampling dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:
Tabel 4.1 Purposive Sampling
No.
1.
2.
3.
Kriteria
Perusahaan sektor pertanian, sektor pertambangan dan sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI pada tahun
2011-2015
Perusahaan mengalami kerugian selama tahun penelitian
Perusahaan tidak mengungkapkan biaya corporate social
responsibility perusahaan
Jumlah sampel
Jumlah pengamatan (6 x 5 tahun pengamatan)
Jumlah
129
(72)
(51)
6
30
Sumber: Diolah Penulis
Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
BIAYA
ETR
Valid N (listwise)
Deskriptive Statistics
N Minimum Maximum
Mean
30
.00043
.08251 .0171503
30
.16634
.24964 .2211111
30
Std. Deviation
.02561501
.02120198
Sumber: Data Oleh SPSS
Dari tabel 4.2 nilai tertinggi biaya CSR 0,08251 dimiliki oleh Tambang
Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, nilai terendah 0,00043 dimiliki oleh Wijaya
Karya Beton Tbk. Standar deviasi memiliki nilai yang lebih besar dari nilai rata –
rata yang berarti sebaran data biaya CSR kurang baik. Nilai tertinggi ROA
0,26836 dimiliki oleh Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk , nilai
terendah 0,01963 dimiliki oleh Wijaya Karya Beton Tbk. Sebaran data
profitabilitas (ROA) sudah baik karena nilai dari standar deviasi lebih kecil dari
12
nilai rata – rata. Nilai tertinggi Agresivitas Pajak dimiliki oleh Tambang Batubara
Bukit Asam (Persero) Tbk 0,24964. Nilai terendah 0,16634 dimiliki oleh Wijaya
Karya Beton Tbk. Sebaran data agresivitas pajak sudah baik karena nilai standar
deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Persamaan Satu
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
30
.0000000
.01902562
.147
.072
-.147
.805
.536
Sumber: Data olah SPSS
Tabel 4.3 didapat nilai signifikansi 0,536 > 0,05 maka dapat disimpulkan
data berdistribusi secara normal.
Tabel 4.4 Uji Normalitas Persamaan Dua
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data olah SPSS
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
30
.0000000
.01896548
.169
.064
-.169
.926
.358
13
Tabel 4.4 menunjukkan nilai signifikansi 0,358 > 0,05 maka dapat
disimpulkan data berdistribusi secara normal.
Tabel 4.5 Uji Normalitas Persamaan Tiga
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
30
Mean
.0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation
.01886884
Absolute
.143
Most Extreme Differences
Positive
.070
Negative
-.143
Kolmogorov-Smirnov Z
.784
Asymp. Sig. (2-tailed)
.570
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data olah SPSS
Tabel 4.5 menunjukkan nilai signifikansi 0,570 > 0,05 maka dapat
disimpulkan data berdistribusi secara normal.
Uji Autokorelasi
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Persamaan Satu
Model Summaryb
Model
R
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Square
Estimate
a
1
.441
.195
.166
.01936239
a. Predictors: (Constant), BIAYA
b. Dependent Variable: ETR
DurbinWatson
1.896
Sumber: Data Olah SPSS
Tabel 4.6 menunjukkan nilai dw lebih besar dari nilai du dan lebih kecil
dari nilai 4-du (1,489 ≤ 1,896 ≤ 2,511) maka tidak terjadi autokorelasi
Tabel 4.7 Uji Autokorelasi Persamaan Dua
Model Summaryb
Model
R
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Square
Estimate
a
1
.447
.200
.141
.01965536
a. Predictors: (Constant), ROA, BIAYA
b. Dependent Variable: ETR
Sumber: Data Olah SPSS
DurbinWatson
1.985
14
Tabel 4.7 ditampilkan nilai dw lebih besar dari nilai du dan lebih kecil dari
nilai 4-du (1,566 ≤ 1,985 ≤ 2,434) maka tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi Persamaan Tiga
Model Summaryb
Model
R
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Square
Estimate
a
1
.456
.208
.117
.01992772
a. Predictors: (Constant), BIAYA_ROA, ROA, BIAYA
b. Dependent Variable: ETR
DurbinWatson
1.983
Sumber: Data Olah SPSS
Dari tabel 4.8 ditampilkan nilai dw lebih besar dari nilai du dan lebih kecil
daripada nilai 4-du (1,649 ≤ 1,983 ≤ 2,351) maka tidak terjadi autokorelasi.
Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.9 Uji Heterokedastisitas Persamaan Satu
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
-9.316
.685
1
BIAYA
-36.710
22.481
-.295
a. Dependent Variable: Ln_res_1
t
-13.600
-1.633
Sig.
.000
.114
Sumber: Data olah SPSS
Dilihat dari tabel 4.9 nilai signifikansi variabel biaya CSR lebih besar dari
0,05 maka model regresi tidak terjadi adanya heterokedastisitas.
Tabel 4.10 Uji Heterokedastisitas Persamaan Dua
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
-7.892
.859
1 BIAYA
-4.811
16.582
-.057
ROA
-12.729
6.895
-.362
a. Dependent Variable: Ln_res_2
Sumber: Data olah SPSS
t
-9.188
-.290
-1.846
Sig.
.000
.774
.076
15
Dari tabel 4.10 nilai signifikansi kedua variabel lebih besar dari 0,05 maka
model regresi tidak terjadi adanya heterokedastisitas.
Tabel 4.11 Uji Heterokedastisitas Persamaan Tiga
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
-7.235
1.409
BIAYA
-53.158
56.582
-.495
1
ROA
-20.607
11.462
-.461
BIAYA_ROA
351.167
331.185
.635
a. Dependent Variable: Ln_res_3
t
-5.136
-.939
-1.798
1.060
Sig.
.000
.356
.084
.299
. Sumber: Data olah SPSS
Dari tabel 4.11 nilai signifikansi dari ketiga variabel lebih dari 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi adanya heterokedastisitas.
PENGUJIAN HIPOTESIS
Hipotesis Persamaan Satu
Uji hipotesis meliputi uji koefisien determinasi (R2), uji statistik F, uji
statistik t. Uji hipotesis berikut digunakan untuk menguji persamaan satu, yaitu:
ETR = α + β1BIAYA + e
a.
Uji Koefisien Determinasi Satu
Tabel 4.12 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model
R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1
.441
.195
.166
.01936239
a. Predictors: (Constant), BIAYA
Sumber: Data olah SPSS
Dari tabel 4.12 nilai Adjusted R Square sebesar 0,166 yang artinya
agresivitas pajak dapat dijelaskan oleh biaya CSR sebesar 16,6%, kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.
16
b. Uji Siginifikan Silmutan (Uji F)
Tabel 4.13 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of Squares
df
Regression
.003
1
1 Residual
.010
28
Total
.013
29
a. Dependent Variable: ETR
b. Predictors: (Constant), BIAYA
Mean Square
.003
.000
F
6.772
Sig.
.015b
Sumber: Data olah SPSS
Dari tabel 4.13 nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka biaya CSR
berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
c.
Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Tabel 4.14 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
t
Sig.
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
.215
.004
50.234 .000
1
BIAYA
.365
.140
.441 2.602 .015
a. Dependent Variable: ETR
Sumber: Data olah SPSS
Dari tabel 4.14 nilai signifikansi biaya CSR lebih kecil 0,05. Maka dari itu
H1 diterima yang menyatakan bahwa biaya CSR berpengaruh terhadap agresivitas
pajak.
Hipotesis Persamaan Dua
Uji hipotesis meliputi uji koefisien determinasi (R²), uji statistik F, uji
statistik t. Uji hipotesis berikut digunakan untuk menguji persamaan dua yaitu:
ETR = α + β1BIAYA + β2ROA + e
17
a.
Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.15 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model
R
R Square Adjusted R Square
a
1
.447
.200
.141
a. Predictors: (Constant), ROA, BIAYA
Std. Error of the Estimate
.01965536
Sumber: Data olah SPSS
Dari tabel 4.15 didapat nilai Adjusted R Square sebesar 0,141 yang artinya
agresivitas pajak dapat dijelaskan oleh 2 variabel independen biaya CSR dan
profitabilitas sebesar 14,1. Disimpulkan bahwa kemampuan 2 variabel dalam
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.
b. Uji Siginifikan Silmutan (Uji F)
Tabel 4.16 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Df
Regression
.003
2
1 Residual
.010
27
Total
.013
29
a. Dependent Variable: ETR
b. Predictors: (Constant), ROA, BIAYA
Mean Square
.001
.000
F
3.372
Sig.
.049b
Sumber: Data olah SPSS
Dari tabel 4.16 nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka biaya CSR
dan profitabiltas secara bersama-sama berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
c.
Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Tabel 4.17 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
.212
.008
1 BIAYA
.337
.158
.407
ROA
.027
.066
.079
a. Dependent Variable: ETR
Sumber: Data olah SPSS
t
25.924
2.136
.414
Sig.
.000
.042
.682
18
Dari tabel 4.17 nilai signifikansi biaya CSR lebih kecil dari 0,05,
sedangkan nilai signifikansi profitabilitas jauh lebih besar dari 0,05. Maka berarti
terdapat pengaruh antara variabel biaya CSR terhadap agresivitas pajak tetapi
tidak dengan profitabilitas terhadap agresivitas pajak.
Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
Berikut ini persamaan tiga yang digunakan untuk menguji MRA :
ETR = α + β1BIAYA + β2ROA + β3BIAYA*ROA + e
a.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.18 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model
R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1
.456
.208
.117
.01992772
a. Predictors: (Constant), BIAYA_ROA, ROA, BIAYA
Sumber: Data Olah SPSS
Dari tabel 4.18 nilai Adjusted R Square sebesar 0,117 yang artinya
agresivitas pajak dapat dijelaskan oleh variabel independen biaya CSR serta
profitabilitas sebagai variabel moderasi sebesar 11,7%. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa kemampuan variabel independen dan variabel moderasi dalam
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.
b. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Tabel 4.19 Uji F Persamaan Tiga
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
.003
3
.001 2.276 .103b
1 Residual
.010
26
.000
Total
.013
29
a. Dependent Variable: ETR
b. Predictors: (Constant), BIAYA_ROA, ROA, BIAYA
Sumber: Data olah SPSS
19
Dari tabel 4.19 nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka biaya CSR
dan profitabilitas secara simultan tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
c.
Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Tabel 4.20 Uji t Persamaan Tiga
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
.215
.010
BIAYA
.140
.414
.169
1
ROA
.001
.084
.002
BIAYA_ROA
1.251
2.422
.294
a. Dependent Variable: ETR
t
20.884
.338
.010
.517
Sig.
.000
.738
.992
.610
Sumber: Data olah SPSS
Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh antara
biaya CSR terhadap agresivitas pajak dan juga tidak ada pengaruh profitabilitas
sebagai variabel moderasi terhadap agresivitas pajak. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi dari ketiga variabel jauh lebih besar dari tingkat kepercayaan
yaitu 0,05. Hal ini menjelaskan bahwa profitabilitas tidak dapat memperkuat dan
memperlemah hubungan antara biaya CSR terhadap agresivitas pajak. Maka dari
itu H2 yang menyatakan bahwa profitabilitas (ROA) dapat memperkuat hubungan
antara biaya CSR terhadap agresivitas pajak ditolak.
PEMBAHASAN
Pengaruh biaya Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas Pajak
Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan didapatkan hasil koefisien
regresi sebesar 0,365 dan t hitung sebesar 2,602 dengan signifikansi pada tingkat
0,015. Hal itu menunjukkan bahwa biaya CSR berpengaruh terhadap agresivitas
pajak.
20
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lanis dan Richardson (2013)
yang menyatakan bahwa adanya hubungan positif antara CSR dengan agresivitas
pajak. Berdasarkan teori stakeholder dan teori legitimasi yang mengharuskan
perusahaan berpihak terhadap masyarakat, pemerintah, individu dan kelompok
masyarakat menjadikan adanya kontrak sosial antara perusahaan dengan
masyarakat dan adanya pengungkapan sosial lingkungan (Gray et al 1996 dalam
Hadi 2011:88). Namun kegiatan tersebut berdampak pada masalah perpajakan
suatu Negara, karena ketika suatu perusahaan melakukan kegiatan CSR maka
perusahaan pasti akan mengeluarkan biaya terkait dengan kegiatan CSR yang
dilakukan.
Biaya CSR tersebut membuat perusahaan memiliki dua beban yaitu beban
pajak dan beban terkait kegiatan CSR. Agar perusahaan tidak memiliki dua beban
tersebut maka perusahaan mulai mencari cara untuk meminimalkan pajak
perusahaan melalui kegiatan agresivitas pajak. Tindakan tersebut tentu tidak
sesuai dengan harapan masyarakat. Oleh karena itu untuk menutupi tindakan
tersebut perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosialnya lebih besar kepada
masyarakat untuk mengubah presepsi dan memperoleh legitimasi dari masyarakat.
Menurut Lanis dan Richardson (2013) perusahaan yang telah terbukti melakukan
agresivitas pajak dapat betindak sesuai dengan teori legitimasi yaitu dengan cara
melakukan pengungkapan informasi CSR tambahan.
Ditambah lagi dengan kompensasi yang diberikan pemerintah bahwa
pengeluaran perusahaan terkait CSR dapat dijadikan sebagai pengurang beban
pajak seperti yang dijelaskan dalam PP No. 93 Tahun 2010. Dalam pasal 6 ayat 1
UU No. 36 Tahun 2008 juga dijelaskan bahwa besarnya pendapatan kena pajak
21
dalam negeri dan bentuk usaha tetap ditentukan berdasarkan penghasilan bruto
dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan
diantaranya: sumbangan, dimana sumbangan termasuk di dalam biaya CSR.
Sehingga ketika biaya CSR sebuah perusahaan tinggi maka praktik agresivitas
pajak perusahaan akan tinggi.
Pengaruh Moderasi Profitabilitas terhadap hubungan biaya Corporate Social
Responsibility dengan Agresivitas Pajak
Berdasarkan
hasil
uji
Moderated
Regression
Analysis
(MRA)
menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak dapat memoderasi hubungan
antara biaya CSR terhadap agresivitas pajak. Hal tersebut dikarenakan
berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa nilai siginifikansi profitabilitas lebih besar dibandingkan taraf signifikansi
yaitu sebesar 0, 610.
Kegiatan pertanggungjawaban sosial yang membawa pengaruh positif
terhadap perusahaan seperti konsep yang dijelaskan Untung (2008:6) bahwa salah
satu manfaat dari kegiatan CSR adalah membuka peluang pasar yang lebih luas
yang menjadikan penjualan pada suatu perusahaan akan meningkat dan
meningkatkan profit perusahaan diduga membuat perusahaan agresif terhadap
pajak. Namun dalam penelitian ini menunjukkan kondisi lain, meningkatnya biaya
CSR yang menyebabkan meningkatnya profit perusahaan tidak membuat
perusahaan semakin agresif terhadap pajak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Richardson
(2011) yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap agresivitas pajak. Agresivitas pajak perusahaan adalah suatu tindakan
22
merekayasa pendapatan kena pajak (PKP) yang dilakukan perusahaan melalui
tindakan perencanaan pajak. Perencanaan pajak dapat dilakukan dengan cara
menurunkan laba sebelum pajak sehingga beban pajak perusahaan rendah. Tetapi
semua perusahaan berupaya untuk memperoleh laba yang tinggi. Dimana
profitabilitas perusahaan yang besar mengidikasikan kinerja perusahaan yang
baik. Dengan adanya alasan tersebut perusahaan lebih memilih untuk tidak
melakukan agresivitas pajak dengan cara menurunkan laba sebelum pajak karena
hal tersebut akan menurunkan ROA perusahaan.
SIMPULAN
Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan didapatkan
kesimpulan bahwa:
1.
Biaya CSR berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hal ini dikarenakan
beberapa pengeluaran perusahaan terkait kegiatan CSR dapat dijadikan
sebagai pengurang beban pajak. Sehingga tidak menutup kemungkinan
perusahaan melakukan mengeluarkan biaya CSR hanya untuk mengurangi
beban pajak perusahaan.
2.
Profitabilitas tidak terbukti dapat memperkuat hubungan antara biaya CSR
terhadap agresivitas pajak. Hal ini dikarenakan meningkatnya profit
perusahaan yang dikarenakan meningkatnya biaya CSR tidak membuat
perusahaan semakin agresif terhadap pajak.
23
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1.
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel selain profitabilitas atau
menambah dengan variabel lain sebagai variabel moderasi antara biaya CSR
terhadap agresivitas pajak. Seperti variabel ukuran perusahaan dan profile
perusahaan.
2.
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan objek yang lebih luas selain
perusahaan dalam penelitan ini. Dikarenakan 3 sektor tersebut masih kurang
mencukupi untuk menguji pengaruh biaya CSR terhadap agresivitas pajak
karena tidak semua perusahaan melaporkan biayanya dalam annual report
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Frank, M. M., Lynch, L. J., & Rego, S. O. (2008). “Tax Reporting Aggressiveness
and Its Relation to Aggressive Financial Reporting.” Accounting Review,
84(2), 467–496.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariative dengan Program IBM
SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). “Theory of the Firmβ€―: Managerial
Behavior , Agency Costs and Ownership Structure.” Journal of Financial
Economics, 3(4), 305–360.
Kurniasih, T., & Sari, M. M. R. (2013). “Pengaruh Return On Assets , Leverage ,
Corporate Governance , Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal
Pada Tax Avoidance.” Buletin Studi Ekonomi, 18(1), 58–66.
Lanis, R., & Richardson, G. (2013). “Corporate Social Responsibility and Tax
Aggressiveness: A Test of egitimacy Theory. Accounting, Auditing &
Accountability Journal, 26(1), 75–100.
Mangoting, Y. (1999). "Tax Planning: Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif
Meminimalkan Pajak". Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 1(1), 43-53.
24
Richardson, G. A & Lanis, R (2011). “Corporate Social Responsibility and Tax
Aggressiveness.” American Accounting Association Annual Meeting - Tax
Concurrent Sessions, 1–50. https://doi.org/10.2139/ssrn.1904002
Rodriguez., E., F. and Arias., M. 2012. “Do Business Characteristics Determine
an Effective Tax Rate?”. The Chinese Economy, 45(6), 60-83.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharto, E. 2009. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri. Bandung: Alfabeta.
Untung, H. B. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.
Watson. Luke. 2011. Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness:
An
Examination
of
Unrecognized
Tax
Benefits,
http://www.researchgate.net/publication/228307447
www.idx.co.id
www.bps.go.id
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan Perseroan Terbatas
Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2010 tentang Sumbangan Penanggulangan
Bencana Sosial, Sumbangan Penelitian dan Pengembangan, Sumbangan
Fasilitas Pendidikan, Sumbangan Pembinaan Olahraga, dan Biaya
Pembangunan Infrastruktur Sosial yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan
Bruto.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pajak Penghasilan
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Download