1 PENGARUH BIAYA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI Iin Setiawati Universitas Negeri Surabaya [email protected] Abstract The purpose of this study is to research the corporate social responsibility cost on tax aggressiveness with profitability as a moderating variable. Based on the characteristics of the problem under study, the research is an empirical study. The data used is secondary data. The population is 129 agriculture companies, mining companies, and base and chemical industry companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) with study period of 2011-2015, which was chosen by purposive sampling in order to take sample 5 companies that meet the criteria of the sample. The technique used for data analysis in simple linier regression and Moderated Regression Analysis (MRA) test. The results showed that the cost of corporate social responsibility positive effect on the tax aggressiveness. However profitability as a moderating variable can’t strengthen relations corporate social responsibility costs on tax aggressiveness. Keyword: corporate social responsibility cost, profitability, tax aggressiveness PENDAHULUAN Sumber pendapatan suatu Negara dapat diperoleh dari berbagai sektor, salah satunya yang paling utama yaitu di sektor pajak. Pajak sangat berperan penting dalam berlangsungnya kegiatan pembangunan di suatu Negara juga sebagai pendanaan bagi kesejahteraan masyarakat. Bagi pemerintah pajak merupakan bentuk tanggungjawab Negara terhadap kesejahteraan rakyat. Sedangkan bagi rakyat, pajak merupakan bentuk pengabdian rakyat terhadap Negara sebagai bukti partisipasi rakyat dalam peningkatan pembangunan nasional. 2 Di Indonesia penerimaan pajak menjadi salah satu peyokong dana terbesar bagi penerimaan belanja Negara dibandingkan dengan penerimaan bukan pajak. Tabel 1.1 berikut ini membuktikan bahwa 74% penerimaan Negara berasal dari pajak sedangkan penerimaan bukan pajak hanya sebesar 26%. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah) Sumber Penerimaan 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 % Penerimaan pajak 619,922 723,307 873,874 980,518 1,077,306 1,146,865 1,489,255 74% Penerimaan bukan pajak 227,174 268,942 331,472 351,805 354,751 398,590 269,075 26% Total Penerimaan 847,096 992,249 1,205,346 1,332,323 1,432,057 1,545,455 1,758,330 100% Sumber: BPS (diolah penulis) Dengan besarnya tingkat penerimaan Negara yang berasal dari pajak, pemerintah perlu memberikan perhatian yang lebih terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan pajak baik faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan penerimaan pajak. Salah satunya yaitu UU No. 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan menyatakan bahwa perusahaan merupakan salah satu wajib pajak yang memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada Negara tempat dimana perusahaan tersebut dioperasikan. Namun, Mangoting (1999) menyatakan bahwa pajak merupakan suatu beban bagi perusahaan, sehingga perlu adanya usaha atau strategi untuk meminimalkan biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak atau biasanya disebut tax planning. Oleh karena itu, dimungkinkan perusahaan akan menjadi agresif dalam hal perpajakan. Menurut Frank et al (2009), agresivitas pajak perusahaan adalah suatu tindakan merekayasa pendapatan kena pajak (PKP) yang dilakukan perusahaan melalui tindakan perencanaan pajak, baik menggunakan cara legal maupun ilegal. 3 Sedangkan menurut Lanis dan Richardson (2013) pandangan masyarakat mengenai perusahaan yang melakukan tindakan agresivitas dianggap telah membentuk suatu kegiatan yang tidak bertangungjawab secara sosial dan tidak sah. Padahal dalam UU RI No. 40 tahun 2007 pasal 74 tertulis bahwa “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Teori stakeholder mengemukakan bahwa perusahaan tidak hanya sekedar bertanggungjawab terhadap pemilik (shareholder), tetapi juga terhadap ranah sosial masyarakat (stakeholder). Sehingga perusahaan tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan sosial (social setting) sekitarnya yang menunjang kelangsungan operasional perusahaan (Hadi, 2011:93). Sejalan dengan teori stakeholder, teori legitimasi menyatakan bahwa perusahaan harus berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat, pemerintah, individu dan kelompok masyarakat (Gray el at 1996 dalam Hadi 2011:88). Namun kenyataannya kegiatan corporate social responsibility semakin memberikan celah kepada perusahaan untuk melakukan praktik agresivitas pajak. Seperti yang dijelaskan dalam pasal 6 ayat 1 UU No. 36 Tahun 2008 bahwa besarnya pendapatan kena pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan menagih dan memelihara penghasilan diantaranya: sumbangan, dimana sumbangan termasuk di dalam biaya Corporate Social Responsibility. Lebih lanjut dalam PP No. 93 Tahun 2010 disebutkan bahwa beberapa pengeluaran perusahaan terkait Corporate Social Responsibility dapat menjadi pengurang pajak (deductible expenses). Sehingga tidak menutup kemungkinan 4 bahwa perusahaan sengaja melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility dengan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit hanya untuk mengurangi beban pajak perusahaan. Beberapa penelitian yang mengkaitkan hubungan Corporate Social Responsibility terhadap agresivitas pajak telah sering dilakukan, hanya saja penelitian tersebut sebatas pengungkapannya dan belum terkait biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan Corporate Social Responsibility dan mendapatkan hasil yang beragam seperti misalnya penelitian Watson (2011), Lanis dan Richardson (2011) yang menemukan adanya pengaruh negatif antara Corporate Social Responsibility terhadap agresivitas pajak. Lanis dan Richardson (2013) mencoba meneliti lagi tentang hubungan CSR terhadap agresivitas pajak dan secara konsisten menemukan hasil yang positif. Beragamnya hasil yang ditemukan mengindikasikan bahwa ada faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi praktik agresivitas pajak. Menurut Rodriguez dan Arias (2012) profitabilitas merupakan faktor penentu beban pajak, karena perusahaan dengan laba yang lebih besar akan mendapat beban pajak yang lebih besar pula. Kurniasih (2013) menyatakan Return On Assets (ROA) berkaitan erat dengan laba bersih perusahaan dan pengenaan pajak penghasilan untuk wajib pajak badan. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan otomatis mendapatkan beban pajak yang besar sehingga memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan agresivitas pajak yang tinggi dibanding perusahaan dengan profitabilitas yang rendah. Dengan kata lain, semakin profitable perusahaan maka tindakan pajaknya akan semakin agresif. Sesuai penjelasan yang telah dipaparkan diatas, dalam penelitian ini dimasukkan profitabilitas sebagai variabel moderasi yang diduga dapat 5 memperkuat pengaruh biaya Corporate Social Responsibility terhadap agresivitas pajak dimana kegiatan pertanggungjawaban sosial membawa pengaruh positif terhadap perusahaan. Untung (2008:6) menjelaskan bahwa salah satu manfaat dari kegiatan CSR adalah membuka peluang pasar yang lebih luas. Ketika peluang pasar semakin luas maka penjualan pada suatu perusahaan akan meningkat dan secara otomatis laba perusahaan juga akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk menulis penelitian dengan judul “Pengaruh Biaya Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi”. KAJIAN PUSTAKA Agresivitas Pajak Frank et al (2009) menyatakan agresivitas pajak (tax aggressiveness) perusahaan adalah suatu tindakan merekayasa pendapatan kena pajak (PKP) yang dilakukan perusahaan melalui tindakan perencanaan pajak, baik menggunakan cara legal maupun cara ilegal. Corporate Social Responsibility Schermerhorn dalam Suharto (2009:102) mendefinisikan CSR sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Di Indonesia tanggung jawab sosial dikuatkan dengan adanya aturan UU No. 40 Tahun 2007. Dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pada bab IV, bagian kedua, pasal 66 (2), poin c yang mengatur tentang laporan tahunan, disebutkan bahwa direksi harus menyampaikan laporan tahunan sekurangkurangnya memuat laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. 6 Menindaklanjuti UU tersebut dalam pasal 4 PP No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, dikatakan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan perseroan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan anggaran dasar perseroan. Dengan dasar hukum yang telah ditetapkan maka seluruh perusahaan yang go public di Indonesia diwajibkan mengungkapkan laporan tahunan yang didalamnya memuat tentang Corporate Social Responsibility. Biaya Corporate Social Responsibility Buletin Akuntansi Staf No.8 merupakan pedoman atas implementasi PSAK No.24 tentang “Imbalan Kerja” dan ISAK No.3 menjelaskan bahwa tidak ada ketentuan yang secara spesifik mengatur perlakuan akuntansi atas pengeluaran dana dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (termasuk PKBL). Akan tetapi alokasi dana tersebut dapat dianalogikan dengan pemberian sumbangan. Perlakuan akuntansi atas pengeluaran dana dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang diperlakukan sebagaimana sumbangan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Isak No. 03: Interpretasi Tentang Perlakuan Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan. Pada paragraph 1 dinyatakan bahwa: “Sumbangan atau bantuan diakui sebagai beban dalam penetapan laba rugi bersih periode berjalan, kecuali apabila pemberian sumbangan atau bantuan tersebut berkaitan dengan perolehan suatu aktiva”. Disamping itu, pada paragraf 3 dinyatakan juga: 7 “Pemberian suatu sumbangan atau bantuan diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual. Saat terjadinya pemberian suatu sumbangan atau bantuan adalah pada saat kondisi tertentu yang disyaratkan untuk pemberian sumbangan atau bantuan telah terpenuhi, atau bila kegiatan atau transaksi tertentu yang mendasarinya telah dilakukan, atau pada saat dijanjikan atau dibayar…”. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Menurut Rodrigues dan Arias (2012) profitabilitas merupakan faktor penentu beban pajak, karena perusahaan dengan laba yang lebih besar akan membayar pajak yang lebih besar pula. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat laba yang rendah maka akan membayar pajak yang lebih rendah atau bahkan tidak membayar pajak jika mengalami kerugian. HIPOTESIS H1 : Biaya Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap agresivitas pajak H2 : Profitabilitas dapat memperkuat hubungan Biaya Corporate Social Responsibility terhadap agresivitas pajak 8 METODE Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang menitik beratkan pada gejala atau fenomena yang dapat diklasifikasikan, relatif, konkrit, teramati, terukur, dan memiliki hubungan sebab akibat (Sugiyono, 2014:8). Sumber Data dan Data Penelitian Laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan sektor pertanian, sektor pertambangan dan sektor industri dasar dan kimia yang telah diaudit dan dipublikasikan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011 – 2015. Populasi Sampel 1. Populasi Perusahaan sektor pertanian, sektor pertambangan dan sektor industri dasar dan kimia tahun 2011 – 2015. 2. Sampel Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling), yaitu: a. Perusahaan sektor pertanian, sektor pertambangan dan sektor industri dasar dan kimia yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2015. b. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian 9 c. Perusahaan mengungkapkan biaya corporate social responsibility selama tahun penelitian. d. Perusahaan memiliki ETR 0 - 0,25 selama tahun penelitian, karena semakin rendah nilai ETR maka perusahaan dianggap melakukan tindakan agresivitas pajak. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Variabel yang digunakan yaitu variabel bebas (independent) yaitu biaya corporate social responsibility, variabel terikat (dependent) yaitu agresivitas pajak dan variabel moderasi (moderating) yaitu profitabilitas. 1. Variabel Bebas (Independent) Biaya corporate social responsibility sebagai variabel bebas dapat diukur menggunakan rumus: π΅πππ¦π πΆππ ππππ π€πππ‘π’ (π‘) Biaya CSR= πΏπππ ππππ πβ ππππ π€πππ‘π’ (π‘−1) × 100% 2. Variabel Terikat (Dependent) Agresivitas pajak sebagai variabel terikat dapat diukur menggunakan rumus: πππππ πππππ Agresivitas pajak (ETR) = ππππ π πππππ’π πππππ 3. Variabel Moderasi (Moderating) Profitabilitas sebagai variabel moderasi dapat diukur menggunakan rumus: Return on Asset = πΏπππ ππππ πβ π ππ‘πππβ πππππ πππ‘ππ π΄π ππ‘ π₯ 100% Teknik pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode studi dokumentasi dan studi pustaka. Studi dokumentasi dilakukan dengan cara menelaah dokumen atau sumber tertulis serta arsip yang sesuai dengan penelitian. Studi pustaka dilakukan dengan cara 10 mengkaji literatur dari buku, jurnal, maupun sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Pengujian Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini dapat diuji dengan persamaan sebagai berikut: ETR = α + β1BIAYA + e……………………………………….(1) ETR = α + β1BIAYA + β2ROA + e…………………………...(2) ETR = α + β1BIAYA + β2ROA + β3BIAYA*ROA + e……....(3) Keterangan: ETR : Agresivitas Pajak α : Konstanta β1… β3 : Koefisien Regresi BIAYA: Biaya Corporate Social Responsibility ROA : Profitabilitas e : Error Term, yaitu tingkat kesalahan a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Hasil dari uji R2 ini mendeskripsikan besarnya pengaruh variabel independen dapat dijelaskan oleh variabel dependen. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Hasil dari uji statistik F ini mendeskripsikan pengrauh variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen. c. Uji Siginifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Hasil uji statistik t mendeskripsikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu. 11 HASIL Gambaran Umum Obyek Penelitian Sampel penelitian ini adalah perusahaan sektor pertanian, sektor pertambangan, dan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2015 yang telah dipilih dengan metode purposive sampling dengan kriteria-kriteria sebagai berikut: Tabel 4.1 Purposive Sampling No. 1. 2. 3. Kriteria Perusahaan sektor pertanian, sektor pertambangan dan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2015 Perusahaan mengalami kerugian selama tahun penelitian Perusahaan tidak mengungkapkan biaya corporate social responsibility perusahaan Jumlah sampel Jumlah pengamatan (6 x 5 tahun pengamatan) Jumlah 129 (72) (51) 6 30 Sumber: Diolah Penulis Statistik Deskriptif Tabel 4.2 Statistik Deskriptif BIAYA ETR Valid N (listwise) Deskriptive Statistics N Minimum Maximum Mean 30 .00043 .08251 .0171503 30 .16634 .24964 .2211111 30 Std. Deviation .02561501 .02120198 Sumber: Data Oleh SPSS Dari tabel 4.2 nilai tertinggi biaya CSR 0,08251 dimiliki oleh Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, nilai terendah 0,00043 dimiliki oleh Wijaya Karya Beton Tbk. Standar deviasi memiliki nilai yang lebih besar dari nilai rata – rata yang berarti sebaran data biaya CSR kurang baik. Nilai tertinggi ROA 0,26836 dimiliki oleh Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk , nilai terendah 0,01963 dimiliki oleh Wijaya Karya Beton Tbk. Sebaran data profitabilitas (ROA) sudah baik karena nilai dari standar deviasi lebih kecil dari 12 nilai rata – rata. Nilai tertinggi Agresivitas Pajak dimiliki oleh Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 0,24964. Nilai terendah 0,16634 dimiliki oleh Wijaya Karya Beton Tbk. Sebaran data agresivitas pajak sudah baik karena nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Persamaan Satu One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 30 .0000000 .01902562 .147 .072 -.147 .805 .536 Sumber: Data olah SPSS Tabel 4.3 didapat nilai signifikansi 0,536 > 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi secara normal. Tabel 4.4 Uji Normalitas Persamaan Dua One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data olah SPSS Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 30 .0000000 .01896548 .169 .064 -.169 .926 .358 13 Tabel 4.4 menunjukkan nilai signifikansi 0,358 > 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi secara normal. Tabel 4.5 Uji Normalitas Persamaan Tiga One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 30 Mean .0000000 Normal Parametersa,b Std. Deviation .01886884 Absolute .143 Most Extreme Differences Positive .070 Negative -.143 Kolmogorov-Smirnov Z .784 Asymp. Sig. (2-tailed) .570 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data olah SPSS Tabel 4.5 menunjukkan nilai signifikansi 0,570 > 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi secara normal. Uji Autokorelasi Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Persamaan Satu Model Summaryb Model R R Adjusted R Std. Error of the Square Square Estimate a 1 .441 .195 .166 .01936239 a. Predictors: (Constant), BIAYA b. Dependent Variable: ETR DurbinWatson 1.896 Sumber: Data Olah SPSS Tabel 4.6 menunjukkan nilai dw lebih besar dari nilai du dan lebih kecil dari nilai 4-du (1,489 ≤ 1,896 ≤ 2,511) maka tidak terjadi autokorelasi Tabel 4.7 Uji Autokorelasi Persamaan Dua Model Summaryb Model R R Adjusted R Std. Error of the Square Square Estimate a 1 .447 .200 .141 .01965536 a. Predictors: (Constant), ROA, BIAYA b. Dependent Variable: ETR Sumber: Data Olah SPSS DurbinWatson 1.985 14 Tabel 4.7 ditampilkan nilai dw lebih besar dari nilai du dan lebih kecil dari nilai 4-du (1,566 ≤ 1,985 ≤ 2,434) maka tidak terjadi autokorelasi. Tabel 4.8 Uji Autokorelasi Persamaan Tiga Model Summaryb Model R R Adjusted R Std. Error of the Square Square Estimate a 1 .456 .208 .117 .01992772 a. Predictors: (Constant), BIAYA_ROA, ROA, BIAYA b. Dependent Variable: ETR DurbinWatson 1.983 Sumber: Data Olah SPSS Dari tabel 4.8 ditampilkan nilai dw lebih besar dari nilai du dan lebih kecil daripada nilai 4-du (1,649 ≤ 1,983 ≤ 2,351) maka tidak terjadi autokorelasi. Uji Heterokedastisitas Tabel 4.9 Uji Heterokedastisitas Persamaan Satu Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -9.316 .685 1 BIAYA -36.710 22.481 -.295 a. Dependent Variable: Ln_res_1 t -13.600 -1.633 Sig. .000 .114 Sumber: Data olah SPSS Dilihat dari tabel 4.9 nilai signifikansi variabel biaya CSR lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak terjadi adanya heterokedastisitas. Tabel 4.10 Uji Heterokedastisitas Persamaan Dua Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -7.892 .859 1 BIAYA -4.811 16.582 -.057 ROA -12.729 6.895 -.362 a. Dependent Variable: Ln_res_2 Sumber: Data olah SPSS t -9.188 -.290 -1.846 Sig. .000 .774 .076 15 Dari tabel 4.10 nilai signifikansi kedua variabel lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak terjadi adanya heterokedastisitas. Tabel 4.11 Uji Heterokedastisitas Persamaan Tiga Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -7.235 1.409 BIAYA -53.158 56.582 -.495 1 ROA -20.607 11.462 -.461 BIAYA_ROA 351.167 331.185 .635 a. Dependent Variable: Ln_res_3 t -5.136 -.939 -1.798 1.060 Sig. .000 .356 .084 .299 . Sumber: Data olah SPSS Dari tabel 4.11 nilai signifikansi dari ketiga variabel lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi adanya heterokedastisitas. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis Persamaan Satu Uji hipotesis meliputi uji koefisien determinasi (R2), uji statistik F, uji statistik t. Uji hipotesis berikut digunakan untuk menguji persamaan satu, yaitu: ETR = α + β1BIAYA + e a. Uji Koefisien Determinasi Satu Tabel 4.12 Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a 1 .441 .195 .166 .01936239 a. Predictors: (Constant), BIAYA Sumber: Data olah SPSS Dari tabel 4.12 nilai Adjusted R Square sebesar 0,166 yang artinya agresivitas pajak dapat dijelaskan oleh biaya CSR sebesar 16,6%, kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. 16 b. Uji Siginifikan Silmutan (Uji F) Tabel 4.13 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ANOVAa Model Sum of Squares df Regression .003 1 1 Residual .010 28 Total .013 29 a. Dependent Variable: ETR b. Predictors: (Constant), BIAYA Mean Square .003 .000 F 6.772 Sig. .015b Sumber: Data olah SPSS Dari tabel 4.13 nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka biaya CSR berpengaruh terhadap agresivitas pajak. c. Uji Signifikan Parsial (Uji t) Tabel 4.14 Uji Signifikan Parsial (Uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) .215 .004 50.234 .000 1 BIAYA .365 .140 .441 2.602 .015 a. Dependent Variable: ETR Sumber: Data olah SPSS Dari tabel 4.14 nilai signifikansi biaya CSR lebih kecil 0,05. Maka dari itu H1 diterima yang menyatakan bahwa biaya CSR berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hipotesis Persamaan Dua Uji hipotesis meliputi uji koefisien determinasi (R²), uji statistik F, uji statistik t. Uji hipotesis berikut digunakan untuk menguji persamaan dua yaitu: ETR = α + β1BIAYA + β2ROA + e 17 a. Uji Koefisien Determinasi Tabel 4.15 Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Model R R Square Adjusted R Square a 1 .447 .200 .141 a. Predictors: (Constant), ROA, BIAYA Std. Error of the Estimate .01965536 Sumber: Data olah SPSS Dari tabel 4.15 didapat nilai Adjusted R Square sebesar 0,141 yang artinya agresivitas pajak dapat dijelaskan oleh 2 variabel independen biaya CSR dan profitabilitas sebesar 14,1. Disimpulkan bahwa kemampuan 2 variabel dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. b. Uji Siginifikan Silmutan (Uji F) Tabel 4.16 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ANOVAa Model Sum of Squares Df Regression .003 2 1 Residual .010 27 Total .013 29 a. Dependent Variable: ETR b. Predictors: (Constant), ROA, BIAYA Mean Square .001 .000 F 3.372 Sig. .049b Sumber: Data olah SPSS Dari tabel 4.16 nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka biaya CSR dan profitabiltas secara bersama-sama berpengaruh terhadap agresivitas pajak. c. Uji Signifikan Parsial (Uji t) Tabel 4.17 Uji Signifikan Parsial (Uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) .212 .008 1 BIAYA .337 .158 .407 ROA .027 .066 .079 a. Dependent Variable: ETR Sumber: Data olah SPSS t 25.924 2.136 .414 Sig. .000 .042 .682 18 Dari tabel 4.17 nilai signifikansi biaya CSR lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai signifikansi profitabilitas jauh lebih besar dari 0,05. Maka berarti terdapat pengaruh antara variabel biaya CSR terhadap agresivitas pajak tetapi tidak dengan profitabilitas terhadap agresivitas pajak. Uji Moderated Regression Analysis (MRA) Berikut ini persamaan tiga yang digunakan untuk menguji MRA : ETR = α + β1BIAYA + β2ROA + β3BIAYA*ROA + e a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4.18 Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a 1 .456 .208 .117 .01992772 a. Predictors: (Constant), BIAYA_ROA, ROA, BIAYA Sumber: Data Olah SPSS Dari tabel 4.18 nilai Adjusted R Square sebesar 0,117 yang artinya agresivitas pajak dapat dijelaskan oleh variabel independen biaya CSR serta profitabilitas sebagai variabel moderasi sebesar 11,7%. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kemampuan variabel independen dan variabel moderasi dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. b. Uji Signifikan Simultan (Uji F) Tabel 4.19 Uji F Persamaan Tiga ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression .003 3 .001 2.276 .103b 1 Residual .010 26 .000 Total .013 29 a. Dependent Variable: ETR b. Predictors: (Constant), BIAYA_ROA, ROA, BIAYA Sumber: Data olah SPSS 19 Dari tabel 4.19 nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka biaya CSR dan profitabilitas secara simultan tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. c. Uji Signifikan Parsial (Uji t) Tabel 4.20 Uji t Persamaan Tiga Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) .215 .010 BIAYA .140 .414 .169 1 ROA .001 .084 .002 BIAYA_ROA 1.251 2.422 .294 a. Dependent Variable: ETR t 20.884 .338 .010 .517 Sig. .000 .738 .992 .610 Sumber: Data olah SPSS Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh antara biaya CSR terhadap agresivitas pajak dan juga tidak ada pengaruh profitabilitas sebagai variabel moderasi terhadap agresivitas pajak. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi dari ketiga variabel jauh lebih besar dari tingkat kepercayaan yaitu 0,05. Hal ini menjelaskan bahwa profitabilitas tidak dapat memperkuat dan memperlemah hubungan antara biaya CSR terhadap agresivitas pajak. Maka dari itu H2 yang menyatakan bahwa profitabilitas (ROA) dapat memperkuat hubungan antara biaya CSR terhadap agresivitas pajak ditolak. PEMBAHASAN Pengaruh biaya Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas Pajak Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan didapatkan hasil koefisien regresi sebesar 0,365 dan t hitung sebesar 2,602 dengan signifikansi pada tingkat 0,015. Hal itu menunjukkan bahwa biaya CSR berpengaruh terhadap agresivitas pajak. 20 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lanis dan Richardson (2013) yang menyatakan bahwa adanya hubungan positif antara CSR dengan agresivitas pajak. Berdasarkan teori stakeholder dan teori legitimasi yang mengharuskan perusahaan berpihak terhadap masyarakat, pemerintah, individu dan kelompok masyarakat menjadikan adanya kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat dan adanya pengungkapan sosial lingkungan (Gray et al 1996 dalam Hadi 2011:88). Namun kegiatan tersebut berdampak pada masalah perpajakan suatu Negara, karena ketika suatu perusahaan melakukan kegiatan CSR maka perusahaan pasti akan mengeluarkan biaya terkait dengan kegiatan CSR yang dilakukan. Biaya CSR tersebut membuat perusahaan memiliki dua beban yaitu beban pajak dan beban terkait kegiatan CSR. Agar perusahaan tidak memiliki dua beban tersebut maka perusahaan mulai mencari cara untuk meminimalkan pajak perusahaan melalui kegiatan agresivitas pajak. Tindakan tersebut tentu tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Oleh karena itu untuk menutupi tindakan tersebut perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosialnya lebih besar kepada masyarakat untuk mengubah presepsi dan memperoleh legitimasi dari masyarakat. Menurut Lanis dan Richardson (2013) perusahaan yang telah terbukti melakukan agresivitas pajak dapat betindak sesuai dengan teori legitimasi yaitu dengan cara melakukan pengungkapan informasi CSR tambahan. Ditambah lagi dengan kompensasi yang diberikan pemerintah bahwa pengeluaran perusahaan terkait CSR dapat dijadikan sebagai pengurang beban pajak seperti yang dijelaskan dalam PP No. 93 Tahun 2010. Dalam pasal 6 ayat 1 UU No. 36 Tahun 2008 juga dijelaskan bahwa besarnya pendapatan kena pajak 21 dalam negeri dan bentuk usaha tetap ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan diantaranya: sumbangan, dimana sumbangan termasuk di dalam biaya CSR. Sehingga ketika biaya CSR sebuah perusahaan tinggi maka praktik agresivitas pajak perusahaan akan tinggi. Pengaruh Moderasi Profitabilitas terhadap hubungan biaya Corporate Social Responsibility dengan Agresivitas Pajak Berdasarkan hasil uji Moderated Regression Analysis (MRA) menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak dapat memoderasi hubungan antara biaya CSR terhadap agresivitas pajak. Hal tersebut dikarenakan berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai siginifikansi profitabilitas lebih besar dibandingkan taraf signifikansi yaitu sebesar 0, 610. Kegiatan pertanggungjawaban sosial yang membawa pengaruh positif terhadap perusahaan seperti konsep yang dijelaskan Untung (2008:6) bahwa salah satu manfaat dari kegiatan CSR adalah membuka peluang pasar yang lebih luas yang menjadikan penjualan pada suatu perusahaan akan meningkat dan meningkatkan profit perusahaan diduga membuat perusahaan agresif terhadap pajak. Namun dalam penelitian ini menunjukkan kondisi lain, meningkatnya biaya CSR yang menyebabkan meningkatnya profit perusahaan tidak membuat perusahaan semakin agresif terhadap pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Richardson (2011) yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas pajak. Agresivitas pajak perusahaan adalah suatu tindakan 22 merekayasa pendapatan kena pajak (PKP) yang dilakukan perusahaan melalui tindakan perencanaan pajak. Perencanaan pajak dapat dilakukan dengan cara menurunkan laba sebelum pajak sehingga beban pajak perusahaan rendah. Tetapi semua perusahaan berupaya untuk memperoleh laba yang tinggi. Dimana profitabilitas perusahaan yang besar mengidikasikan kinerja perusahaan yang baik. Dengan adanya alasan tersebut perusahaan lebih memilih untuk tidak melakukan agresivitas pajak dengan cara menurunkan laba sebelum pajak karena hal tersebut akan menurunkan ROA perusahaan. SIMPULAN Simpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa: 1. Biaya CSR berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hal ini dikarenakan beberapa pengeluaran perusahaan terkait kegiatan CSR dapat dijadikan sebagai pengurang beban pajak. Sehingga tidak menutup kemungkinan perusahaan melakukan mengeluarkan biaya CSR hanya untuk mengurangi beban pajak perusahaan. 2. Profitabilitas tidak terbukti dapat memperkuat hubungan antara biaya CSR terhadap agresivitas pajak. Hal ini dikarenakan meningkatnya profit perusahaan yang dikarenakan meningkatnya biaya CSR tidak membuat perusahaan semakin agresif terhadap pajak. 23 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel selain profitabilitas atau menambah dengan variabel lain sebagai variabel moderasi antara biaya CSR terhadap agresivitas pajak. Seperti variabel ukuran perusahaan dan profile perusahaan. 2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan objek yang lebih luas selain perusahaan dalam penelitan ini. Dikarenakan 3 sektor tersebut masih kurang mencukupi untuk menguji pengaruh biaya CSR terhadap agresivitas pajak karena tidak semua perusahaan melaporkan biayanya dalam annual report perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Frank, M. M., Lynch, L. J., & Rego, S. O. (2008). “Tax Reporting Aggressiveness and Its Relation to Aggressive Financial Reporting.” Accounting Review, 84(2), 467–496. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariative dengan Program IBM SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu. Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). “Theory of the Firmβ―: Managerial Behavior , Agency Costs and Ownership Structure.” Journal of Financial Economics, 3(4), 305–360. Kurniasih, T., & Sari, M. M. R. (2013). “Pengaruh Return On Assets , Leverage , Corporate Governance , Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance.” Buletin Studi Ekonomi, 18(1), 58–66. Lanis, R., & Richardson, G. (2013). “Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness: A Test of egitimacy Theory. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 26(1), 75–100. Mangoting, Y. (1999). "Tax Planning: Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif Meminimalkan Pajak". Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 1(1), 43-53. 24 Richardson, G. A & Lanis, R (2011). “Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness.” American Accounting Association Annual Meeting - Tax Concurrent Sessions, 1–50. https://doi.org/10.2139/ssrn.1904002 Rodriguez., E., F. and Arias., M. 2012. “Do Business Characteristics Determine an Effective Tax Rate?”. The Chinese Economy, 45(6), 60-83. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharto, E. 2009. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri. Bandung: Alfabeta. Untung, H. B. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika. Watson. Luke. 2011. Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness: An Examination of Unrecognized Tax Benefits, http://www.researchgate.net/publication/228307447 www.idx.co.id www.bps.go.id Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2010 tentang Sumbangan Penanggulangan Bencana Sosial, Sumbangan Penelitian dan Pengembangan, Sumbangan Fasilitas Pendidikan, Sumbangan Pembinaan Olahraga, dan Biaya Pembangunan Infrastruktur Sosial yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pajak Penghasilan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas