BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dari

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Tujuan dari setiap pengelolaan perusahaan adalah untuk memaksimalkan
kemakmuran pemiliknya (Brigham,1996). Perusahaan didirikan dengan tujuan
untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat
diwujudkan dengan memaksimalkan nilai perusahaan dengan asumsi bahwa
pemilik perusahaan atau pemegang saham akan makmur jika kekayaan
meningkat. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada
beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan.
Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan secara maksimal.
Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para
pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan
nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan
tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja
penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara
yang satu dengan yang lainnya (Harjito dan Martono, 2005).
Meningkatnya kekayaan dapat dilihat dari semakin meningkatnya harga
saham yang berarti juga nilai perusahaan meningkat. Perkembangan perusahaan
itu sendiri menuju pada tingkatan yang lebih besar memberi inspirasi perusahaan
untuk membuat suatu strategi pengelolaan perusahaan yang baru yang dimana
para pemilik perusahaan harus berani mengambil langkah untuk menyerahkan
1
2
manajemen pengelolaan perusahaannya kepada pihak atau personal yang lebih
ahli dan professional. Pihak yang di anggap ahli dan professional atau insiders ini
dalam perusahaan sering disebut agent atau manajemen. Manajemen diharapkan
mampu mengambil tindakan atau keputusan yang tepat agar perusahaan tetap
survive dengan laba tinggi dan sehingga kemakmuran pemilik perusahaan menjadi
sangat maksimal dan perusahaanakan dipandang baik oleh para calon investor.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa pemberian kepercayaan
oleh pemilik perusahaan kepada manajer dianggap sebagai bentuk pemisahan
fungsi decision making. Dimana bentuk pemisahan ini akan menimbulkan adanya
konflik antara pemilik perusahaan sebagai principal dan manajer selaku agent
nya. Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan merupakan pihak yang
menyediakan dana dan semua fasilitas operasional perusahaan. Sedangkan
manajer merupakan pihak yang mengelola dana dan fasilitas yang telah di
sediakan oleh pemilik perusahaan atau pemegang saham dengan menggunakan
kemampuan profesionalnya. Dengan adanya perbedaan posisi tersebut, jelas akan
menimbulkan bentuk kepentingan-kepentingan yang bertolak belakang di antara
kedua belah pihak.
Jensen dan Meckling (1976) mengemukakan dan pada kenyataannya,
manajer akan lebih mengutamakan kepentingan untuk mencapai tingkatan gaji
dan kompensasi yang tinggi dibanding berusaha untuk memaksimalkan
kemakmuran pemilik perusahaan. Salah satu tindakan manajer adalah dengan
membebankan biaya-biaya untuk kepentingan manajer di luar usaha untuk
memaksimalkan kemakmuran pemilik terhadap perusahaan sehingga akan
3
membawa dampak penurunan dividen yang akan diperoleh perusahaan. Kondisi
ini merupakan bentuk adanya agency conflict yang merupakan hal yang
merugikan bagi pencapaian tujuan dari masing-masing pihak. kondisi ini
menuntut adanya suatu bentuk tindakan berupa suatu mekanisme yang dapat
mensejajarkan kepentingan-kepentingan dari kedua belah pihak. Mekanisme ini
akan menimbulkan adanya bentuk biaya baru yang disebut agency cost.
Masalah teknis seperti ini tidak akan timbul jika kepemilikan dan
pengelolaan perusahaan tidak dijalankan secara terpisah. Pemilik (pemegang
saham) bertujuan untuk memaksimumkan kekayaannya dengan melihat nilai
sekarang dari arus kas yang dihasilkan oleh investasi perusahaan sedangkan
manajer bertujuan pada peningkatan pertumbuhan dan ukuran perusahaan. Tujuan
manajer ini dilandasi oleh dua alasan, yaitu : (1). Pertumbuhan yang meningkat
akan memberikan peluang bagi manajer bawah dan menengah untuk
dipromosikan. Selain itu, manajer dapat membuktikan diri sebagai karyawan yang
produktif sehingga dapat diperoleh penghargaan lebih dari wewenang untuk
menentukan pengeluaran atau dana, (2). Ukuran perusahaan yang semakin besar
memberikan keamanan pekerjaan atau mengurangi kemungkinan lay-off dan
kompensasi yang semakin besar. Semakin besar proporsi kepemilikan manajemen
pada perusahaan, maka manajemen cenderung berusaha lebih giat untuk
kepentingan pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri.
Prinsip manajemen perusahaan baik dalam memperoleh maupun
menggunakan dana dan fasilitas harus didasarkan pada efesiensi dan efektifitas.
Efesiensi penggunaan dana dan fasilitas berarti bahwa berapapun dana dan
4
pemakaian fasilitas yang ditanamkan dalam aktiva harus dapat digunakan
seefesien mungkin untuk menghasilkan tingkat keuntungan investasi yang sangat
maksimal atau seperti yang diharapkan oleh pemilik perusahaan. Oleh karena itu,
pengalokasian dana harus didasarkan pada perencanaan yang tepat sehingga dana
yang menganggur atau yang sering sekali saat ini di sebut agency costmenjadi
kecil. Efesiensi penggunaan dana secara langsung dan tidak langsung akan
menetukan besar kecilnya keuntungan yang akan dihasilkan dari investasi.
Khususnya untuk manajer keuangan harus bisa bijaksana dalam menjalankan
fungsi penggunaan dana yang selalu di tuntut agar mencari alternative investasi
kemudian dianalisis dan hasil analisis tersebut harus dapat di ambil keputusan
yang akan dipilih. Dengan kata lain, manajer harus mengambil keputusan
investasi dengan tepat. Adapun tujuan investasi tersebut kebanyakan hanya
berupaya untuk memperoleh capital gain dan dividen saja. Namun dalam
kenyataannya sering terjadi konflik kepentingan antara pemegang saham
pengendali atau pengelola perusahaan dengan pemegang saham publik.
Penambahan hutang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan
saham sehingga mengurangi biaya keagenan ekuitas.Perusahaan memiliki
kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara
periodik.Sebagai kosekuensinya dari kebijakan ini perusahaan menghadapi biaya
keagenan hutang dan risiko kebangkrutan (Crutchley dan Hansen, 1989).
Struktur modal merupakan kumpulan dana yang dapat digunakan dan
dialokasikan oleh perusahaan dimana dana tersebut dapat diperoleh dari hutang
jangka panjang dan modal sendiri (Gitman, 2006:538). Menurut Keown
5
(2010:149) perusahaan harus memahami komponen-komponen utama struktur
modal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal perusahaan yang akan
memaksimalkan harga sahamnya. Terlalu banyak utang akan dapat menghambat
perkembangan perusahaan yang juga akan membuat pemegang saham berpikir
dua kali untuk tetap menanamkan modalnya.
Jensen dan Meckling (1976) menyakatan bahwa prosentase kepemilikan
oleh institusi dan manajemen akan menentukan penggunaan hutang untuk
membiayai operasional perusahaan. Grossman dan Hart (1982) menyatakan
bahwa tingkat kepemilikan saham oleh manajemen dan hutang yang terlalu tinggi
dapat berakibat buruk terhadap perusahaan.
Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan kinerja perusahaan
diantaranya adalah Penelitian Hermalin dan Weisbach (1991) memperkirakan
pengaruh kepemilikan manajerial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepemilikan
manajerial
berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan.Sedangkan Christiawan dan Tarigan (2007) menunjukkan bahwa tidak
terdapat pengaruh antara kepemilikan manajerial dengan kinerja perusahaan
manufaktur. Hasil penelitian Ping (2004) menunjukkan bahwa struktur
kepemilikan memliki hubungan yang positif terhadap kinerja perusahaan
manufaktur. Penelitian yang dilakukan Sudarma (2004) menghasilkan kesimpulan
bahwa struktur kepemilikan saham berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap kinerja perusahaan.Hal ini berarti bahwa pengukuran komposisi
kepemilikan manajerial menjadi penentu kinerja perusahaan.
6
Dengan mencermati hasil-hasil penelitian terdahulu, Penelitian mengenai
kepemilikan manajerial sudah sangat banyak dilakukan dan penelitian banyak
dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur secara keseluruhan selain itu
masihbanyak juga terdapat hasil penelitian yang tidakkonsisten didalam penelitian
tersebut. Hal ini menjadi dasar bahwa penelitian dengan tema ini masih sangat
perlu untuk dikaji kembali dengan menerapkannya pada perusahaan-perusahaan
dengan bidang yang lebih spesifik contohnya perusahaan kimia dan merubah dari
struktur metode yang digunakan. Sehingga penelitian ini berjudul: “ Pengaruh
Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Struktur
Modal Sebagai Pemoderasi ”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?
2.
Apakah struktur modal berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?
3.
Apakah struktur modal memoderasi hubungan struktur kepemilikan
terhadap kinerja perusahaan?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang sebagaimana dikemukakan, maka
tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1.
Untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan manajerial terhadap
kinerja perusahaan.
7
2.
Untuk menguji pengaruh struktur modal terhadap kinerja perusahaan.
3.
Untuk menguji pengaruh struktur modal sebagai pemoderasi dalam
memperkuat atau memperlemah struktur kepemilikan manajerial
terhadap kinerja perusahaan.
1.4
Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
kegunaan atau manfaat secara praktis dan teoritis. Berikut penjelasannya saya
jabarkan antara lain :
a.
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
pemilik perusahaan untuk mengambil keputusan secara professional dalam
memilih manajer dalam membina perusahaannya dandapat memberi masukan
bagi investor dalam melakukan investasi saham dengan melihat kondisi
perusahaan melalui Struktur Kepemilikan (seberapa besar tingkat kepemilikan
manajerial), Struktur Modal (seberapa besar hutang dan modal sendiri yang
digunakan
untuk
membiayai
perusahaan)
dan
Kinerja
Perusahaan
(ROE),memberikan masukan didalam pembuatan keputusan investasi yang aman
dalam pengelolaan portofoliosaham yang dimiliki dan bisa sebagai gambaran dan
informasi bagi mahasiswa dalam penelitian selanjutnya mengenai pengaruh
struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan dengan struktur modal sebagai
pemoderasi.
8
b.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan evaluasi dari
teori dengan keadaan yang ada di lapangan sekarang dan memberikan kontribusi
pada perkembangan teori akuntansi serta menambah wawasan yang baru dalam
ilmu pengetahuan dan saling melengkapi dengan penelitian sebelumnya maupun
yang akan dilakukan oleh para peneliti sesudahnya dalam mengkaji struktur
modal dan kepemilikan manajerial, terhadap kinerja perusahaan pada masa yang
akan datang.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah menguji
pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan dengan struktur modal
sebagai variabel pemoderasi melalui Bursa Efek Indonesia dan website
www.idx.co.id.
Download