modul 1 - Blog Anita Notonegoro

advertisement
Modul Sosiologi 1, Semester 1
MODUL 1
SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PERILAKU SOSIAL DALAM MASYARAKAT
I.
Standar Kompetensi :
Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku dalam masyarakat
II. Kompetensi Dasar
:
Menjelaskan fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji
hubungan masyarakat dan lingkungan
III.Indikator
:

Mendeskripsikan konsep-konsep dasar dan metode-metode sosiologi

Mendeskripsikan konsep-konsep tentang realitas sosial budaya

Mendeskripsikan hubungan antara berbagai konsep tentang realitas sosial budaya

Mengidentifikasikan data sosiologis tentang fenomena sosial di lingkungan setempat
MATERI/BAHAN AJAR :
KONSEP DASAR SOSIOLOGI
Arti Sosiologi
Istilah sosiologi berasal dari kata “socius” yang berarti kawan (termasuk lawan) dan
“logos” yang berarti berbicara (ilmu). Jadi, sosiologi adalah ilmu yang membahas pergaulan
manusia di masyarakat. Pergaulan (interaksi) bisa terjadi antar individu, antar kelompok, atau
antara individu dengan kelompok. Oleh karena objek studinya adalah masyarakat, maka
sosiologi disebut juga Ilmu Kemasyarakatan. Fokusnya adalah hubungan timbal balik antar
manusia
dalam kehidupan
bersama (bermasyarakat). Sekarang timbul
pertanyaan :
Masyarakat itu apa / siapa ?
Menurut Prof.Selo Soemardjan, masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang
hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan (sebagai pedoman hidupnya). Menurut Prof.
Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa identitas bersama
(yaitu kebudayaan). Jadi, sekumpulan orang yang terjadi hanya sebentar dan tidak terikat
oleh adat, mereka belum bisa disebut masyarakat. Contoh : kerumunan penonton bola.
Ciri-ciri sebuah masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Kesatuan sosial itu telah hidup bersama cukup lama.
b. Terjadi interaksi aktif antar individu dan kelompok.
c. Dalam berinteraksi berpedoman pada sistem adat-istiadat tertentu.
d. Kehidupan bersama tersebut berlangsung terus-menerus.
e. Mereka merasa terikat oleh rasa identitas bersama (yaitu kebudayaan).
f. Setiap anggota merasa menjadi bagian dari kelompoknya.
g. Mereka saling membutuhkan, saling bergantung, dan perlu kerjasama.
h. Memiliki organisasi kemasyarakatan dengan tata nilai dan norma tertentu.
i.
Kehidupan bersama itu bersifat dinamis, mengalami perkembangan dan
perubahan sesuai dengan tuntutan zamannya.
SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PERILAKU SOSIAL
Ilmu sosial lahir pada tahun 1842 yang dirintis oleh “Auguste Comte” dari Prancis
melalui bukunya “Positive Philosophy”. Fokus kajiannya adalah segala bentuk kehidupan
masyarakat. Oleh karena jasanya yang besar, ia disebut sebagai Bapak Sosiologi. Tokoh-tokoh
sosiologi berikutnya adalah : Herbert Spencer (Inggris). Karl Marx dan Max Weber (Jerman),
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
1
Modul Sosiologi 1, Semester 1
Pitirim A. Sorokin (Rusia), Vilfredo Pareto (Italia), C.H. Cooley dan Lester F. Ward (USA),
Emile Durkheim (Prancis).
Di Indonesia, sosiologi baru diperkenalkan tahun 1948 oleh Prof. Sunario Kolopaking di
UGM. Kemudian disusul oleh tokoh-tokoh lainnya, yaitu Mr. Djoko Gondokusumo, Hassan
Shadily, Ma, Mayor Polak, Satjipto Raharjo, Soerjono Soekanto, Selo Soemardjan, dan
sebagainya. Beberapa konsep dasar sosiologi menurut Para Sosiolog adalah :

G.A. Lunberg
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku sosial orang-seorang dan kelompok.

Roucek and Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antar manusia dalam
masyarakat.

Bierens De Haan
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari pergaulan hidup manusia dalam masyarakat.

Prof. Selo Sumardjan
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan perubahanperubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial
yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok
sosial, dan lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik dari berbagai segi
kehidupan sosial (ekonomi dan politik, hukum, dan agama).

Pitrim A. Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka
macam gejala sosial, hubungan, dan pengaruh gejala sosial dengan non sosial, dan ciri-ciri
umum dari semua jenis gejala sosial.

Auguste Comte (Bapak Sosiologi)
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat (antar
individu, antar individu dengan kelompok, dan antar kelompok dengan kelompok).

Anthony Giddens
Sosiologi adalah studi tentang kehidupan sosialmanusia, kelompok dan masyarakat.
Ciri-ciri dan sifat hakikat sosiologi
Ciri-ciri pokok sosiologi adalah sebagai berikut :
Sosiologi bersifat empiris, artinya didasarkan pada observasi-observasi terhadap segala
kenyataan di masyarakat.
Sosiologi bersifat teoritis, artinya merupakan abstraksi dari hasil-hasil observasi yang
menjelaskan hubungan kausalitas.
Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori lama
yang kemudian disempurnakan.
Sosiologi bersifat nonetis, artinya yang dipersoalkan bukan baik buruknya fakta, tetapi
bertujuan untuk menjelaskan fakta-fakta secara analistis.
Adapun sifat-hakikat sosiologi sebagai berikut :
1)
Sosiologi termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial yang objek studinya adalah
masyarakat.
2)
Sosiologi bukan disiplin ilmu yang normatif, tetapi kategoris. Artinya sosiologi
hanya membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan yang seharusnya
terjadi.
3)
Sosiologi merupakan ilmu murni dan bukan ilmu terapan, artinya sosiologi bertujuan
untuk mengembangkan ilmu secara teoritis.
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
2
Modul Sosiologi 1, Semester 1
4)
Sosiologi bersifat abstrak, artinya yang diperhatikan adalah bentuk dan pola-pola
peristiwa dalam masyarakat.
5)
Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum,
sehingga berupa ilmu umum.
Kegunaan dan tujuan mempelajari sosiologi :
o
Dapat dijadikan alat dan sarana untuk memahami masyarakat tertentu (petani,
pedagang, buruh, pegawai, komunitas keagamaan, militer dan sebagainya).
o
Sebagai alat untuk memahami struktur masyarakat, pola-pola interaksi, serta
stratifikasi sosial.
o
Hasil studi sosiologi terhadap kondisi masyarakat dapat digunakan sebagai dasar
untuk menetapkan suatu kebijakan (dari pemerintah, perusahaan, badan dunia, dan
sebagainya).
o
Hasil kajian sosiologis dapat dijadikan pertimbangan untuk memecahkan masalahmasalah sosial.
o
Data-data
masyarakat
dapat
membantu
kegiatan
pembangunan,
mulai
dari
perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi hasil-hasilnya.
Sedangkan tujuan sosiologi adalah meningkatkan pemahaman terhadap ciri-ciri dan sifatsifat masyarakat serta meningkatkan data adaptasi diri dengan lingkungan hidupnya,
terutama lingkungan sosial budayanya. Caranya adalah dengan mengembangkan pengetahuan
yang objektif mengenai gejala-gejala masyarakat yang bisa digunakan untuk mengatasi
masalah-masalah sosial.
METODE-METODE SOSIOLOGI
Pengertian Metode
Sosiologi sebagai metode artinya adalah cara kerja yang sistematis dan rasional dalam
mempelajari masyarakat, membuat perencanaan sosial, maupun pemecahan masalah-masalah
sosial. Metode ini bersifat ilmiah. Menurut J.C. ALMACK, metode ilmiah adalah cara-cara
menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran
guna memecahkan suatu masalah. Menurut Moh. Nazir Ph.D, metode ilmiah itu memiliki
kriteria dan langkah-langkah kerja yang sudah baku. Perhatikan bagan di bawah ini !
Metode Ilmiah
Kriteria
1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan
prinsip-prinsip
analisis
4. Menggunakan hipotesis
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantitatif
Macam-macam Metode Sosiologi
Kriteria
1. Memilih
dan
mendefinisikan
masalah
2. Survei terhadap data yang tersedia
3. Memformulasikan hipotesis
4. Membangun kerangka analisis
serta alat-alat dalam menguji
hipotesis
5. Mengumpulkan data primer
6. Mengolah,
menganalisis
serta
membuat interpretasi
7. Membuat
generalisasi
dan
kesimpulan
8. Membuat laporan
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
3
Modul Sosiologi 1, Semester 1
Ada dua
metode dasar dalam analisis
sosiologi, yaitu metode KUALITATIF dan
KUANTITATIF. Penjabarannya adalah sebagai berikut :
Metode kualitatif, yaitu metode analisis yang menggunakan bahan/data/informasi yang sukar
diukur dengan angka-angka atau ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak. Pemecahan masalah
bersifat dekriptif, yaitu menggambarkan suatu objek pada masa sekarang berdasarkan faktafakta di lapangan kemudian dianalisis, diinterprestasikan, dan ditarik kesimpulan.
Yang termasuk metode kualitatif, yaitu :

Metode historis : yaitu analisis yang menggunakan berbagai peristiwa masa lalu untuk
merumuskan prinsip-prinsip umum guna menjelaskan kejadian sekarang atau
memprediksi keadaan mendatang.

Metode komparatif : yaitu analisis yang mementingkan perbandingan antara
bermacam-macam
masyarakat
beserta
bidang-bidangnya
untuk
memperoleh
perbedaan dan persamaan serta sebab-sebabnya guna mendapatkan petunjukpetunjuk mengenal perilaku masyarakat pada masa silam dam masa sekarang.

Metode kasus (case study) : yaitu analisis yang menfokuskan diri untuk mempelajari
sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata (kasus) dalam kehidupan masyarakat
tertentu, dasarnya adalah penelaahan persoalan khusus yang merupakan gejala umum
dari persoalan lainnya dapat menghasilkan dalil-dalil umum.

Metode eksperimen : yaitu cara mengetahui pengaruh perubahan pola kehidupan
masyarakat melalui percobaan-percobaan pada kelompok sosial tertentu dan
kelompok lain sebagai pengendali.

Metode filosofis : yaitu cara mengatasi masalah sosial melalui perenungan dan
pemikiran yang mendalam, terarah, dan mendasar yang bertempu pada akar budaya
masyarakat. Contoh, lahirnya filosofi Kongfu Tse mampu mengatasi persoalan sosial
yang melanda masyarakat Cina pada masa itu. Metode ini sangat jarang digunakan
karena validitasnya kurang menyakinkan.
Metode Kuantitatif
Cara ini dilakukan jika data di masyarakat berupa angka-angka, jumlahnya banyak, dan
mudah diklasifikasi ke dalam kategori-kategori. Teknik pengolahan data menggunakan
statistik melalui tiga tahapan yaitu : (1) pengolahan data ;
(2) pengorganisasian data ; (3)
penemuan hasil. Cara ini lebih cermat, teliti dan akurat, karena proses perhitungan, analisis,
dan prediksi menggunakan prinsip-prinsip matematis.
Statistik
adalah cara-cara ilmiah yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun,
menyajikan, dan menganalisis data-data pengelidikan yang berupa angka-angka (Soetrisno
Hadi, M.A.). Menurut J. suprapto, M.A, statistik adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data serta penarikan kesimpulan dengan
memperhitungkan ketidakpastian berdasarkan teori kemungkinan (probability). Peranan
statistik adalah menerangkan gejala (statistik deskriptif), meramal kejadian dan mengontrol
keadaan (statistik inferensial).
Ciri-ciri pokok statistik ada 3 hal, yaitu :
1.
Ia bekerja dengan angka-angka (data kuantitatif).
2. Ia bersifat objektif berdasarkan prinsip-prinsip matematis.
3. Ia bersifat universal (berlaku pada berbagai cabang ilmu).
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
4
Modul Sosiologi 1, Semester 1
Selain itu, metode statistik menggunakan landasan kerja 3 hal, yaitu :
Variasi, artinya gejala-gejala yang dihadapi bermacam-macam.
Reduksi, artinya yang diteliti hanya sebagian dari populasinya.
Generalisasi, artinya kesimpulan yang diperoleh dari penelitian sampel berlaku bagi
seluruh populasinya.
Yang perlu dicatat bahwa kesimpulan yang diperoleh dari sampel-sampelnya tidak bisa
mencapai kebenarannya 100%, sebab sampel-sampel itu tidak bisa mewakili, seluruh populasi
secara sempurna. karena itu tingkat kesalahan harus diperkecil.
KONSEP-KONSEP TENTANG REALITAS SOSIAL BUDAYA
Pengertian
Dalam realita kehidupan sehari-hari manusia tidak hidup sendiri-sendiri terpisah satu
sama lain, melainkan membentuk kesatuan-kesatuan sosial. Contoh : keluarga, kekerabatan,
perkumpulan, ketetanggan, persahabatan, persaingan, komuniti, suku bangsa, bangsa dan
negara, serta badan-badan dunia. Antara kesatuan-kesatuan sosial tersebut terjadi interaksi,
baik dalam bentuk kerjasama, persaingan maupun konflik. Hasilnya kehidupan sosial budaya
menjadi amat dinamis. Semua ini didorong oleh naluri manusia yang selalu ingin hidup bersamasama dengan orang lain yang disebut “gregariousness”.
Macam-macam Realitas Sosial Budaya yaitu :
Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat terkecil yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak
mereka (keluarga monogamy). Keluarga dibentuk melalui pernikahan yang bersifat sacral dan
langgeng guna mewujudkan kehidupan bersama yang rukun, saling menyayangi, bahagia,
sejahtera lahir dan batin. Ada keluarga poligami (satu suami dengan beberapa istri),
syaratnya suami harus bisa berlaku adil dan mampu menafkahi lahir batin. Pada suku tertentu,
ada seorang istri memiliki beberapa suami (poliandri). Di Indonesia hal ini dilarang.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama untuk bersosialisasi bagi anak-anak
dalam rangka pewarisan budaya dan pembentukan kepribadian serta penanaman nilai-nilai,
norma-norma, dan tradisi-tradisi sosial.
Oleh karena itu dalam keluarga perlu dan pranata keluarga, yang mengatur pola-pola
interaksi antar anggota, hak-hak dan kewajiban serta tanggung jawab tiap-tiap anggotanya.
Yang paling penting adalah contoh dan keteladanan serta sikap bijak dan adil dari ibu dan ayah
ditambah kesabaran.
Kekerabatan
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang
mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan. Yang termasuk kerabat (di Jawa)
adalah : ayah, ibu, anak, cucu, cicit, kakek, nenek buyut, dan seterusnya (7 tingkatan ke atas
dan 7 generasi ke bawah), seluruh saudara ayah dan ibu beserta keturunannya, seluruh
saudara kakek dan nenek beserta keturunannya. Sebagian besar masyarakat Indonesia
(kecuali suku Minang, Batak, Mentawi, Bali, Irian) menganut sistem kekerabatan bilateral atau
parental, artinya garis kekerabatan ditarik dari garis ibu dan ayah secara berimbang. Yang
menganut sistem bilateral yaitu suku Jawa, Madura, Sunda, Aceh, Makkasar, dan sebagainya.
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
5
Modul Sosiologi 1, Semester 1
Ayah dan ibu memiliki kedudukan yang sama / imbang. Adat menetap umumnya neolokal,
keluarga luasnya = ultro lokal.
Masyarakat Minangkabau (Sumatera Barat) menganut sistem kekerabatan “Unilateral
Matrilineal”, yaitu garis kekerabatan ditarik dari garis ibu saja. ayah berada di luar kerabat
ibu, begitu pula saudara-saudara ayah. Seluruh harta pusaka dikuasai oleh ibu dan anak-anak
perempuannya. Ayah dan anak laki-laki tidak berhak atas harta pusaka. Saudara laki-laki ibu
yang tertua (Ninik Mamak) memiliki peran yang lebih dominan daripada ayah dalam mengatur /
mendidik / mengarahkan masa depan anak-anak ibu. Dalam perkawinan, jodoh harus dicari dari
luar sukunya (eksogami). Mempelai laki-laki tidak memberikan bingkisan perkawinan, tetapi
malahan mendapat uang jemputan. Adat menetap berada di keluarga istri (matrilokal).
Keluarga luas disebut uksorilokal.
Masyarakat Batak menganut sistem kekerabatan Unilateral Patrilineal, yaitu garis
kekerabatan ditarik dari garis ayah saja. ibu dan saudara-saudaranya, kakek-kakek dari pihak
ibu berada di luar kerabat ayah dan anak laki-laki. Ibu dan anak perempuan tidak berhak atas
harta pusaka, sebab perempuan setelah menikah harus mengikuti suaminya. Jodoh diambil
dari luar warganya. Orang semarga tidak boleh dikawini (tabu). Perempuan yang telah menikah
akan keluar dari marga ayahnya dan masuk ke dalam marga suami beserta seluruh anaknya.
Adat menetapnya disebut patrilokal dan keluarga luas disebut virilokal. Nama-nama marga
misalnya : Nasution, Harahap, Tanjung, Batubara, Ginting, Sembiring, Tarigan, Siregar,
Sinaga, Simatupang, Lubis, dan sebagainya.
Perkumpulan/Asosiasi
Perkumpulan adalah kesatuan sosial yang dilandasi oleh kesamaan kepentingan atau
profesi. Contoh : koperasi, Persatuan guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Dokter
Indonesia (IDI), PSSI, PBSI, partai Politik, ciri-ciri perkumpulan menurut
Prof.
Koentjaraningrat adalah sebagai berikut.
1) Merupakan kelompok sosial sekunder (diluar keluarga / kerabat)
2) Sifatnya gessellchaft (patembayan) yaitu lebih individualistis/kompetitif.
3) Hubungan solidaritasnya organik (semu), tidak mendalam.
4) Pola interaksi antar anggotanya bersifatnya kontraktual (perjanjian).
5) Dasar organisasinya adalah buatan dan pimpinannya berdasarkan wewenang / hukum.
Yang terpilih biasanya yang berprestasi tinggi.
6) Pola hubungan adalah anonim dan berasas guna (bukan perorangan).
Dewasa ini banyak sekali perkumpulan, baik yang bermotif ekonomi, sosial, bduaya,
olahdara, profesi, maupun politik (partai). Ini merupakan kebutuhan dan hak setiap warga
negara untuk berserikat dan berkumpulan, mengeluarkan pikiran dengan lisan / tulisan, dan
sebagainya, yang dijamin oleh UUD 1945. Semakin banyak asosiasi masyarakat akan semakin
dinamis.
Ketetanggaan
Tetangga adalah kesatuan sosial yang terdiri dari orang-orang yang tempat tinggalnya
berdekatan. Perkumpulan ketetanggan diwadahi dalam rukun tetangga (RT) dan rukun warga
(RW). RW terdiri dari beberapa RT yang berdekatan. Masing-masing dipimpin oleh ketua RT
dan ketua RW. Mereka membantu tugas-tugas lurah dan ikut bertanggung jawab atas
ketertiban, keamanan, dan kerukunan para warga, serta kerapian dan kerbersihan
lingkungannya. Kegiatan RT / RW antara lain : arisan warga, menghimpun barang-barang
inventaris warga, membantu warga yang punya hajatan atau terkena musibah, ronda
siskamling, mendata tamu yang menginap . kontrak rumah dan sebagainya.
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
6
Modul Sosiologi 1, Semester 1
Persahabatan
Persahabatan adalah pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang
berhubungan relatif akrab atas dasar seringnya bertemu, adanya kesatuan minat / perhatian
atau kepentingan, tetapi bukan atas dasar hubungan darah, ketetanggaan, ataupun cinta
asmara. Contoh : persahabatan diantara sesama murid / mahasiswa (karena seringnya
bertemu), persahabatan di antara para guru (karena persamaan perhatian terhadap anak
didik), persahabatan para anggota TNI / POLRI (karena persamaan perhatian dan
kepentingan).
Persahabatan juga terjadi antar kelompok sosial yang memiliki persamaan sistem
religi, ideologi, asas perjuangan, cita-cita dan kepentingan umum. Contoh : persahabatan antar
klub sepak bola, persahabatan NU dan Muhammadiyah, persahabatan antar partai yang
asasnya sama, dan sebagainya. Persahabatan juga bisa terjadi antar negara yang sehaluan /
seidiologi atau sekawasan geografis atau karena mempunyai kepentingan yang sama. Contoh :
ASEAN, OKI, PBB, dan sebagainya.
Persahabatan sangat penting karena dapat membentuk kerjasama di berbagai bidang,
dapat menumbuhkan rasa saling percaya, rasa aman, bisa mendatangkan keuntungan bagi
kedua belah pihak dan sebagainya.
Saingan dan Lawan
Saingan adalah suatu kondisi sosial di mana sejumlah orang terlibat dalam perebutan
sesuatu yang jumlahnya terbatas, pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang
berhubungan relatif akrab atas dasar seringnya bertemu pengelompokan sosial yang
melibatkan orang-orang yang berhubungan relatif akrab atas dasar seringnya bertemu tetapi
tidak disertai benturan fisik atau upaya-upaya saling menjatuhkan.
Ciri-cirinya :
1)
Ada upaya dan kerja keras untuk mencapai yang diinginkan.
2)
Antar pesaing bekerja sendiri-sendiri tak pernah kerjasama.
3)
Tidak terjadi benturan fisik dan upaya saling menjatuhkan.
Persaingan sangat diperlukan karena dapat memotivasi seseorang bekerja keras untuk
mencapai sesuatu yang diinginkan. Yang kedua, persaingan dapat digunakan sebagai alat
Seleksi untuk memperoleh input(SDM)yang terbaik. Ketiga, dapat mendinamiskan masyarakat.
Contoh :
 Persaingan lulusan SMU untuk bisa lolos Seleksi SPMB
 Persaingan para peserta Seleksi CPNS
 Persaingan para atlet agar bisa masuk Pelatnas dan dikirim ke luar negeri, dan sebagainya
Lawan / musuh / konflik adalah sekelompok orang yang terlibat benturan fisik disertai
upaya-upaya saling menjatuhkan / mengalahkan karena adanya perselisihan yang tidak dapat
diselesaikan secara damai.
Ciri-cirinya :
1) Sudah terjadi benturan fisik atar pihak yang bertikai.
2) Ada upaya-upaya saling menjatuhkan satu sama lain.
3) Terjadi gejolak emosi yang meluap disertai rasa dendam.
Contoh :

Perang merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Pemberontakan dan gerakan separatisme di suatu daerah.

Konflik antar individu atau antar kelompok sosial.
Komuniti
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
7
Modul Sosiologi 1, Semester 1
Komuniti atau komunitas adalah masyarakat yang dibatasi oleh lokasi yang terbatas
dimana para warganya memiliki kepribadian kelompok yang khas dana amat mencintai
daerahnya. Ciri-cirinya : ada kesatuan wilayah yang terbatas, kesatuan adat dan budaya,
punya rasa identitas dan wilayah dan loyalitas terhadap komunitasnya, serta memiliki
community
sentiment
yang
kuat
(perasaan
semasyarakat
setempat,
rasa
senasib
sepenanggungan, dan rasa saling memerlukan). Contoh : komunitas RT/RW, masyarakat desa /
kota, suku terasing.
Tiap-tiap komunitas biasanya memiliki corak kehidupan, sosial dan budaya yang
berlainan. Contoh : masyarakat suku terasing cenderung tertutup, terbelakang, semi primitif
dan realtif stagnan. Masyarakat desa bercorak Paguyuban, tradisional, lamban berubah.
Masyarakat kota lebih dinamis, rasional, kompetitif, cepat berubah.
Masyarakat
Masyarakat dalam arti umum (society) tidak dibatasi oleh teritorial tertentu.
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat-istiadat
(aturan) tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa identifikasi bersama.
Masyarakat yang telah terbentuk akan menghasilkan kebudayaan yang dijadikan pedoman
dalam perilaku sehari-hari. Kebudayaan itu berisi sistem ide / gagasan / cita-cita, nilai dan
norma, sistem tindakan berpola (sistem sosial), dan benda-benda fisik.
Setiap manusia akan tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, matang, berilmu dan
terampil, serta mampu bertanggung jawab apabila ia mampu bersosialisasi, berinteraksi, dan
belajar keras dengan masyarakat yang sudah maju dan beradab. Contoh masyarakat (society)
misalnya : masyarakat kota-kota besar, masyarakat Jawa / Sunda, masyarakat Indonesia /
ASEAN, dan
sebagainya. Peranan masyarakat terhadap perkembangan individu amatlah
besar.
Suku – Bangsa
Menurut Prof. Koenjaraningrat suku bangsa adalah segolongan manusia yang terikat
oleh kesadaran identitas akan kesatuan kebudayaan. Daerah asal-usul suku tidak mengikat.
Contoh adanya kesadaran dan identitas terhadap kebudayaan yang dihasilkan oleh warga suku
bangsa sendiri adalah : berkomunikasi dengan bahasa daerahnya, mencintai kesenian
daerahnya, mentaati adat-istiadatnya, mengikuti sistem kekerabatan leluhurnya, mencintai
daerah asal-usulnya, dan memiliki perasaan in group yang mendalam, serta community
sentiment yang kuat. Kecintaan yang berlebih (fanatik) terhadap suku dan budaya sendiri
sehingga menilai rendah suku dan budaya lain disebut primordial etnosentrisme. Hal ini harus
dihindari / dicegah, karena bisa merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia
terdiri lebih dari 300 suku bangsa dengan budayanya yang beraneka ragam (multietnis). Untuk
itu kita harus memiliki wawasan dan jiwa kebangsaan yang kuat serta memupuk semangat
persatuan dan kesatuan sebagai satu bangsa, satu bahasa, satu tanah air dan satu negara.
Bangsa dan Negara
Bangsa adalah kesatuan sejumlah besar orang yang heterogen yang memiliki kesamaan
asal keturunan, adat, bahasa, sejarah, dan cita-cita bersama serta berpemerintah sendiri
(arti umum). Ada kalanya suatu bangsa yang belum berpemerintahan sendiri, karena masih
dijajah bangsa lain. Ciri-ciri umum sebuah bangsa adalah :
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
8
Modul Sosiologi 1, Semester 1
1) Merupakan kumpulan besar manusia yang bersifat heterogen (suku, agama, bduaya
daerah, aspirasi kelompok, ras dan sebagainya).
2) Memiliki perjalanan sejarah yang relatif lama.
3) Menempati suatu wilayah teritorial yang saling berdekatan (relatif).
4) Memiliki bahasa persatuan (bahasa nasional) yang sama.
5) Memiliki kehendak dan cita-cita bersama untuk bersatu.
6) Memiliki identitas kebangsaan yang khas (bendera nasional, lambang negara, dasar negara,
bahasa nasional, semboyang nasional, dan sebagainya).
Sedangkan yang disebut negara adalah suatu bangsa yang menduduki wilayah teritorial
tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintahan sendiri yang efektif
serta berdaulat secara penuh sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Jadi, syarat
berdirinya sebuah negara adalah sebagai berikut :
1) Ada kesatuan wilayah teritorial yang jelas.
2) Ada penduduk yang mendiami wilayah tersebut secara permanen.
3) Memiliki sistem pemerintahan yang efektif dan berdaulat penuh.
4) Memiliki falsafat negara dan simbol-simbol kenegaraan.
5) Secara politis harus mendapat pengakuan dari negara-negara merdeka.
Masyarakat negara adalah masyarakat politis dan bersifat formal yang segala
aktivitasnya diatur oleh sistem perundang-undangan yang sah dan mengikat seluruh warga
negara untuk taat kepadanya. Negara bisa memaksa warganya untuk mematuhi peraturan
yang berlaku dan berhak menindak tegas (menghukum) siapa saja yang melanggar hukum.
Badan Internasional
Badan internasional ialah organisasi tingkat dunia yang menjadi wadah kegiatan dari
kerja sama bagi negara-negara di dunia dalam berbagai bidang (keamanan, ekonomi,
kesehatan, moneter, pendidikan dan sebagainya). Badan dunia didirikan atas dasar
perundingan dan persetujuan negara-negara yang menghendaki dengan tujuan-tujuan
tertentu. Contoh badan dunia adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa, ASEAN, MEE.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
PBB berdiri pada tanggal 24 Oktober 1945. Pendirinya adalah Amerika Serikat, Cina,
Prancis, Uni Sovyet (Rusia), dan Inggris. Anggota asli terdiri dari 50 negara, anggota
berikutnya terbuka bagi semua negara uang cinta damai. Tujuan dibentuknya PBB adalah :
a)
Memelihara perdamaian dan keamanan dunia
b)
Untuk menjalin persahabatan dan kerjasama antar bangsa.
c)
Untuk membantu mengatasi persoalan / konflik antar bangsa.
d)
Memajukan penghormatan terhadap hak-hak asasi mnusia.
Bahasa resmi PBB adalah bahasa Inggris, Prancis, Rusia, Spanyol, Cina dan Arab. Badan
pelaksana PBB ada 6, yaitu :
a)
Majelis umum, sebagai badan musyawarah utama PBB
b)
Dewan keamanan, bertugas memelihara perdamaian / keamanan.
c)
Dewan ekonomi dan sosial, mengurus perekonomian dan pembangunan
d)
Mahkamah Internasional, sebagai badan pengadilan dunia
e)
Dewan Perwakilan, mengawasi pemerintahan daerah Perwakilan
f)
Sekretariat, melayani keperluan badan-badan PBB yang lain dalam rangka melaksanakan
program-program PBB.
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
9
Modul Sosiologi 1, Semester 1
ASEAN (Association of South East Asian Nations)
ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 atas dasar Deklarasi Bangkok hasil
pertemuan lima Menlu, negara-negara Asia Tenggah yaitu : Adam Malik (Indonesia), Tun
Abdul Razak (Malaysia), Thanat Khoman (Muangthai), Rajaratnam (Singapura), Narsico Ramos
(Filipina). Bidang geraknya adalah ekonomi, sosial, dan budaya. Tujuan didirikannya ASEAN
adalah sebagai berikut :

Mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan kemajuan sosial budaya

Menerapkan perdamaian dan stabilitas regional di ASEAN.

Meningkatkan kerjasama dan saling membantu antar negara.

Saling memberikan bantuan sarana latihan dan penelitian.

Bersama-sama memajukan pertanian, industri, perdagangan, pariwisata, dan terus
memperbaiki sarana angkutan dan komunikasi.
Masyarakat ekonomi Eropa (MEE)
Badan ini bergerak dalam bidang ekonomi dan pemasaran barang-barang produksi negaranegara Eropa. Tujuan utama adalah memajukan perekonomian masyarakat Eropa dan
menghindarkan persaingan yang tidak sehat antar negara.
HUBUNGAN ANTAR BERBAGAI KONSEP TENTANG REALITAS SOSIAL BUDAYA
Antar berbagai konsep tentang realitas sosial budaya seperti telah diterangkan di
atas,
memiliki
hubungan-hubungan
tertentu.
Ada
yang
bersifat
kausalitas,
saling
ketergantungan (interdependensi), kerjasama, persaingan, bahkan bisa konflik.
Beberapa contoh hubungan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Hubungan antar Masyarakat dan Kebudayaan
Antara masyarakat dengan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat
kompleks dan meliputi seluruh hubungan yang ada. Ibarat laut dengan segala
kehidupan yang ada. Keduanya saling berinteraksi, saling membutuhkan, saling
melengkapi, dan saling bergantung. Keduanya juga bekerja sama untuk
menghasilkan karya-karya besar (karangan). Masyarakat adalah kumpulan orangorang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan (Selo Soemardjan).
Atau, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa
identitas bersama (yaitu kebudayaan yang dihasilkan). Jadi, kebudayaan itu hanya
bisa tercipta jika ada kehidupan bersama yang terus-menerus (masyarakat).
Kebudayaan tak bisa diciptakan oleh seseorang yang hidup sendirian di tengah
hutan / di gurun pasir. Sementara itu, masyarakat juga merupakan kebudayaan
yang digunakan sebagai pedoman dalam berinteraksi dan melakukan tindakantindakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Inilah contoh hubungan simbiosis
mutualisme (saling menguntungkan).
2. Hubungan antar Keluarga, Kerabat, dan Suku Bangsa
Antar keluarga dan kerabat memiliki hubungan emosional yang kuat dan
dekat, karena diikat oleh hubungan darah (keturunan) dan hubungan perkawinan.
Hubungan darah bisa vertikal ke atas (ayah, kakek, buyut, canggih, wareng, udegudeg, gantung siwur = di Jawa), vertikal ke bawah (anak, cucu, buyut, canggih,
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
10
Modul Sosiologi 1, Semester 1
areng, udeg-udeg, gantung siwur), bisa juga secara horizontal (saudara kandung,
saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya). Kerabat adalah kumpulan keluargakeluarga yang memiliki hubungan darah atau akibat perkawinan. Anggota-anggota
kerabat sering mengadakan pertemuan-pertemuan pada hari-hari istimewa.
Misalnya, hari raya keagamaan, hari perkawinan/kematian, arisan keluarga, dan
sebagainya.
Suku bangsa ada yang terbentuk dari kumpulan kerabat-kerabat yang
berasal dari nenek moyang yang sama (Batak dan Minang), tetapi ada yang tidak
ada hubungan kekerabatan sama sekali. Mereka adalah kumpulan orang-orang
yang terikat kesatuan / kesamaan identitas kebudayaan. Mereka berinteraksi
dengan bahasa daerah yang sama, menyukai kesenian daerahnya, mengikuti adat
dan tradisi yang relatif sama, menggunakan pakaian dan bangunan adat yang sama
dan menjunjung nilai-nilai sosial yang relatif sama. Hubungan yang terjalin adalah
hubungan primordial etnis secara emosional, bukan riil.
3. Hubungan Persahabatan dan Asosiasi
Hubungan persahabatan dibentuk atas dasar seringnya bertemu dan adanya
persamaan minat / perhatian, sedangkan asosiasi dibentuk atas dasar persamaan
kepentingan. Dalam persahabatan biasanya tumbuh rasa saling percaya, saling
menghargai, saling membantu, dan melindungi, serta memiliki solidaritas yang
tinggi. Unsur-unsur ini akan memudahkan terjadinya kerjasama. Padahal
kerjasama merupakan modal utama dalam setiap asosiasi bahkan sebagai roh
organisasi. Oleh karena itu, hubungan persahabatan sangat diperlukan oleh setiap
organisasi. Jika di dalam asosiasi sudah tak ada lagi persahabatan, maka
kerjasama antar anggota akan terganggu atau rusak. Apabila kerjasamanya tidak
beres, maka tujuan organisasi tidak tercapai secara optimal.
4. Hubungan Persaingan dan Lawan
Hubungan persaingan tidak bersifat negatif sepanjang persaingan itu sehat.
Masing-masing pesaing akan bekerja keras dengan berbagai taktik dan strategi
agar bisa memperoleh sesuatu yang jumlahnya amat terbatas tanpa benturan
fisik / menjatuhkan pihak lain. Inilah prinsip persaingan. Akan tetapi, apabila
persaingan itu sudah tidak sehat, apabila persaingan itu sudah tidak sehat,
apabila ada upaya-upaya ingin menjatuhkan pihak lain, maka hubungan ini sudah
meningkat menjadi konflik. Contoh : dua pemuda yang bersaing untuk
mendapatkan cinta dari seorang gadis, seringkali berubah menjadi konflik yang
berbuntut timbulnya penganiayaan / pembunuhan pada salah satu pihak.
Pertandingan sepal bola seringkali berubah menjadi konflik, begitu pula
persaiangan antar politik pada masa kampanye bisa berubah menjadi konflik.
Partai lain dianggap musuh.
5. Hubungan antar Bangsa, Negara dan Badan Internasional
Setiap
bangsa
yang
telah
merdeka
biasanya
memiliki
negara
dan
pemerintahan sendiri yang berdaulat. Mereka terikat oleh identitas nasional
seperti : falsafah kebangsaan, bahasa nasional, hukum nasional, kebudayaan
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
11
Modul Sosiologi 1, Semester 1
nasional, dan simbol-simbol nasional. Namun pada praktiknya, setiap negara tidak
bisa hidup sendirian. Ia harus bekerjasama yang saling menguntungkan dengan
bangsa-bangsa lain melalui badan-badan internasional. Misalnya : ASEAN, MEE,
PBB, OKI, OPEC, dan sebagainya. Dengan demikian terjadilah hubungan-hubungan
bilateral (antar negara), multilateral (banyak negera), atau regional (beberapa
negara sekawasan). Dalam menjalin hubungan tersebut, masing-masing negara
harus memegang teguh kaidah-kaidah / hukum internasional. Piagam PBB,
menghormati kedaulatan negara lain dan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia
sedunia. Jika hal ini dilanggar, maka akan terjadi konflik antar negara, konflik
regional, bahkan bisa pecah perang dunia. Contohnya perang teluk I.
MENGIDENTIFIKASI DATA-DATA SOSIOLOGI TENTANG FENOMENA SOSIAL DI
LINGKUNGAN SETEMPAT
Penjelasan Umum
Siswa diharapkan dapat menyampaikan data-data sosiologi mengenai fenomena sosial
yang terjadi di lingkungannya masing-masing. Fenomena artinya hal-hal yang nyata atau
sesuatu yang luar biasa dan aktual serta dapat ditelaah secara ilmiah. Di lingkungan kita
banyak,
fenomena
sosial budaya. Misalnya :
kemiskinan,
pengangguran yang terus
membengkak, berbagai aksi demo, meluasnya aksi-aksi kejahatan dan kekerasan, merebaknya
pornografi / pergaulan bebas / perselingkuhan / prostitusi, tawuran antar kelompok /antar
pelajar / antar mahasiswa, gejala disintegrasi, dan sebagainya.
Siswa dapat memilih fenomena sosial apa saja, baik yang dilihatnya secara langsung
maupun yang diberikan oleh media massa. Yang penting, fenomena yang disampaikan itu
berdasarkan fakta-fakta konkret dan bisa diuji secara ilmiah. Fenomena yang telah
disampaikan oleh siswa kemudian dibahas dalam diskusi kelas. Siswa-siswa yang lain diminta
ikut menanggapinya. Pada penghujung diskusi, guru memberikan ulasan secara singkat atau
koreksi pada bagian-bagian yang perlu diluruskan. Dengan cara ini para siswa akan memperoleh
pengalaman belajar yang bervariasi. Di bawah ini akan disajikan contoh-contoh fenomena
budaya yang aktual.
Contoh-contoh Fenomena Sosial Budaya yang Aktual
Pengaruh pornografi terhadap perilaku seksual yang menyimpang
Sejak berkembangnya perfilman nasional pada era tahun 1970 hingga 1980-an, banyak
dipertontonkan adegan-adegan yang bersifat pornografi : poster-poster dan gambar-gambar
yang seronok bertebaran di mana-mana. Majalah-majalah dan novel-novel picisan yang berbau
pornografi banyak bermunculan bahkan disewakan. Kondisi itu diperparah lagi setelah
munculnya kaset video, CD, VCD, DVD, dan sejenisnya yang konon isinya ada yang gila-gilaan.
Persebaran pornografi yang bersumber dari budaya Barat dan Timur (Cina, Taiwan, Jepang,
Korea, Thailand, dan sebagainya). Keping-keping VCD porno pun banyak dijajakan oleh
pedagang kaki lima dan disewakan oleh rental-rental VCD, bahkan ada yang diputar di gedung
bioskop (berita di pers).
Setelah sekian lama masyarakat kita disuguhi tontonan-tontonan porno, majalahmajalah porno, gambar-gambar porno di internet, hiburan musik yang seronok, serta
pergaulan muda-mudi yang makin bebas dan permisif, maka akibatnya sungguh luar biasa.
Perilaku penyimpangan seksual, kekerasan, dan kejahatan seksual terjadi di mana-mana dan
melanda semua lapisan masyarakat dan seluruh golongan umur. Setiap hari diberitakan di
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
12
Modul Sosiologi 1, Semester 1
koran, majalah, radio, TV, adanya kasus-kasus perselingkuhan, prostitusi, pemerkosaan,
sodomi, pergaulan bebas di kalangan pelajar dan mahasiswa, serta pembunuhan bayi-bayi
tanpa dosa hasil hubungan gelap dengan kekasihnya, dan sebagainya. Sudah banyak pula orang
tua (ayah) yang tega memperkosa anak kandungnya sendiri hingga bertahun-tahun. Korbankorban pemerkosaan pun terus berjatuhan dan banyak menimpa anak-anak di bawah umur,
bahkan para pelakunya ada yang berusia 12 – 15 tahun. Zaman memang sudah benar-benar gila
sehingga banyak orang-orang yang ikut jadi gila. Itulah salah satu sisi dari pengaruh
globalisasi budaya Barat dan Asia Timur yang negatif yang telah menggerogoti kebudayaan
nasional kita yang luhur dan religius.
Sudah jatuh tertimpa tangga
Itulah ungkapan yang tepat untuk memberitahukan orang-orang miskin di pinggiran
kota Jakarta yang terkena gusur paksa dari aparat penertiban kota. Mereka terdiri dari
pemulung, PKL, buruh, anak jalanan, dan nelayan Muara Angke. Mereka hanya bisa pasrah dan
kalah ketika menyaksikan rumah-rumahnya dibuldoser hingga rata dengan tanah. Meratap dan
menangis pun sudah tak mampu lagi karena air mata mereka sudah lama kering. Mengapa
mereka yang miskin, hidup susah, tetapi digusur juga. Sudah hilangkah rasa kemanusiaan dan
kepedulian kita ?
Pemerintah kota tentu memiliki alasan. Pertama, mereka menempati lahan milik
pemerintah tanpa izin. Kedua, pemerintah kota ingin melakukan berbagai penertiban agar
tercipta keadaan yang rapi, bersih, tertib, indah, dan terhindar dari banjir. Ketiga, mereka
sudah diberi peringatan jauh sebelumnya namun tidak segera dibongkar sendiri, apa boleh
buat terpaksa dibongkar paksa. Mengapa orang-orang itu menempati lahan yang bukan
miliknya ? karena mereka amatlah miskin sehingga tak mampu mendirikan bangunan,
pemerintah belum menegur / melarang sehingga mereka merasa mendapat restu dan boleh
menempati lahan tersebut. setelah bangunan itu banyak dan mengganggu keindahan kota,
barulah pemerintah bertindak.
Akhirnya mereka terpaksa Mengungsi di tempat-tempat yang tidak layak huni. Ada
yang di tenda-tenda, kantor HAM, ada pula yang di perahu-perahu. Hidup mereka bergantung
kepada belas kasihan para dermawan. Fasilitas air bersih, makanan, obat-obatan amat
terbatas. Akibatnya, banyak anak-anak yang sakit dan beberapa diantaranya meninggal dunia.
Nasib mereka selanjutnya tidak jelas, karena kepedulian pemerintah dan masyarakat mampu
masih rendah.
Itulah derita nestapa orang-orang miskin yang sudah tidak punya apa-apa lagi. Padahal
mereka sebenarnya dilindungi dan dijamin oleh UUD 1945. Pada pasal 34 dinyatakan bahwa :
(1) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
umum yang layak.
Dari pasal 33 juga disebutkan bahwa : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Indah sekali bunyi pasal-pasal di atas, namun akan lebih indah lagi apabila pasal-pasal itu
dapat diwujudkan secara konkret dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak ada lagi
kemiskinan dan penggusuran di seluruh wilayah Indonesia. Itulah tugas dan tantangan berat
para pejabat dari pusat hingga pedesaan.
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
13
Modul Sosiologi 1, Semester 1
Menurut Bossard dan Boll, ada dua jenis keluarga dilihat dari hubungan anak.
a.
Keluarga kandung atau keluarga biologis (family of procreation).
Adalah sebuah keluarga yang mempunyai hubungan darah dengan anak, terdiri dari ayah,
ibu dan anak kandung. Hubungan dalam keluarga biologis berlangsung terus dan tak
mungkin terhapus.
b. Keluarga orientasi (family of orientation) atau keluarga psikologis.
Adalah keluarga yang menjadi tempat bagi anak untuk memperoleh perlindungan,
pendidikan, tempat mengarahkan diri atau orientasi. Hubungan dalam keluarga orientasi
dapat terputus atau berubah dari waktu ke waktu.
Bentuk-bentuk perkawinan
Dilihat dari segi jumlah suami atau istri, dibedakan sebagai berikut :
1) Monogami yaitu perkawinan satu suami dengan satu istri.
2) Poligami
 Poligini adalah perkawinan seorang pria dengan lebih dari satu wanita.
 Poligini sororat adalah para istri beradik kakak
 Poligini nonsororat adalah para istri tidak beradik kakak
 Poliandri adalah perkawinan seorang wanita dengan lebih dari satu pria.
 Poliandri paternal adalah para suami beradik kakak
 Poliandri nonpaternal adalah para suami tidak beradik kakak
Dilihat dari segi asal suami atau istri dibedakan sebagai berikut :
(1) Eksogami yaitu perkawinan di luar lingkungan sendiri.
Terdapat pada masyarakat unilateral, dikenal dengan connubium, yaitu seseorang dari
suatu klan hanya boleh kawin dengan klan tertentu.
Connubium symetris adalah perkawinan antara dua klan dengan tukar-menukar
jodoh.
Connubium asymetris adalah hubungan perkawinan terdiri dari klan yang hanya
mempunyai kedudukan sebagai pemberi gadis atau penerima gadis saja.
(2) Endogami yaitu perkawinan dalam lingkungan sendiri.
(3) Homogami yaitu perkawinan antara anak dengan anak dari keluarga yang lapisan
sosialnya sama.
(4) Heterogami yaitu perkawinan antara anak dengan anak dari dua keluarga yang
berlainan lapisan sosialnya.
(5) Cross cousin yaitu perkawinan antara dua sepupu yakni anak saudara laki-laki ibu atau
anak dari saudara perempuan ayah.
(6) Pararel cousin yaitu perkawinan anak dengan anak dari ayah mereka yang bersaudara
atau ibu mereka yang bersaudara.
(7) Eleutherogami yaitu seseorang bebas memilih jodoh.
 Perkawinan levirat dan sororat
o Perkawinan levirat yaitu perkawinan seorang janda dengan saudara laki-laki sekandung
bekas mendiang suaminya.
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
14
Modul Sosiologi 1, Semester 1
o Perkawinan sororat yaitu perkawinan seorang duda dengan saudara perempuan
sekandung bekas mendiang isterinya.
 Fungsi keluarga antara lain :
a.
fungsi biologis atau reproduksi,
b.
fungsi proteksi atau perlindungan,
c.
fungsi ekonomi,
d.
fungsi edukatif,
e.
fungsi sosialisasi,
f.
fungsi afeksional (perasaan),
g.
fungsi religius,
h.
fungsi rekreatif
i.
fungsi pengendalian sosial
Keterangan dalam hubungan Kekerabatan :
= laki-laki
= perempuan
Bilateral
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
15
Modul Sosiologi 1, Semester 1
Patrilinial
Matrilineal
Sosiologi sebagai Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan yang secara apa (ontology), bagaimana (epistemology), dan
untuk apa (axiology) mempunyai karakteristik tersendiri, yang membedakannya dari
pengetahuan lain seperti agama dan seni.
Ilmu pengetahuan adalah dan ditelaah dengan pengetahuan (knowledge) yang tersusun
sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran dan pengetahuan yang selalu dapat
diperiksa kritis (kontrol) oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya. Secara lebih rinci dapat
dikatakan unsur-unsur sebuah ilmu pengetahuan adalah :
a.
Pengetahuan (knowledge)
b. Tersusun secara sistematis
c.
Menggunakan pemikiran
d. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum (obyektif).
Pada umumnya ilmu pengetahuan timbul karena adanya hasrat ingin tahu dalam diri
manusia. Hasrat tersebut muncul karena banyak sekali aspek-aspek kehidupan manusia yang
belum diketahui dengan baik. Oleh karena itu melalui beberapa cara di bawah ini, manusia
berusaha untuk mengungkap aspek-aspek tersebut.
a. Penemuan secara kebetulan
Yaitu suatu penemuan yang tanpa direncanakan dan diperhitungkan terlebih dulu.
Penemuan seperti ini tidak disebut sebagai cara kerja yang ilmiah karena keadaannya
tidak pasti meskipun hasilnya bermanfaat bagi manusia. Sehingga hasil temuannya tidak
dapat diperhitungkan secara berencana dan tidak memberikan gambaran yang
sesungguhnya.
b. Hal Spekulatif (Untung-untungan)
Yaitu penemuan dengan cara percobaan-percobaan dari kesalahan-kesalahan (trial and
error). Berbeda dengan penemuan secara kebetulan, karena dalam trial and error ini
manusia lebih bersikap aktif untuk mengadakan percobaan-percobaan walaupun tidak ada
pengetahuan yang pasti tentang hasilnya. Biasanya ketika percobaan yang pertama gagal,
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
16
Modul Sosiologi 1, Semester 1
c.
d.
e.
f.
maka akan dilakukan percobaan berikutnya dengan memperbaiki kesalahan pada
percobaan sebelumnya.
Kewibawaan
Yaitu kebenaran yang berdasarkan penghormatan terhadap pendapat atau penemuan oleh
seseorang atau lembaga yang dianggap mempunyai kewibawaan atau wewenang. Dalam hal
ini biasanya tidak dilakukan lagi pengujian didasarkan pada penelitian yang mendalam.
Mempercayai hasil penemuan tersebut bukanlah merupakan sebuah kekeliruan, namun
kemungkinan adanya kesalahan selalu ada apabila tidak ditelaah secara mendalam.
Usaha yang Bersifat Spekulatif
Yaitu suatu penemuan kebenaran dengan menentukan satu pilihan dari beberapa pilihan
yang ada tanpa didasarkan pada keyakinan apakah pilihan tersebut merupakan cara yang
tepat.
Pengalaman
Yaitu penentuan kebenaran yang berdasarkan pikiran kritis. Namun pengalaman belum
tentu teratur dan bertujuan. Bahkan bisa saja pengalaman tersebut hanya untuk dicatat
saja.
Penelitian Ilmiah
Yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala dengan
jalan analisis dan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta masalah yang disoroti,
untuk kemudian mengusahakan pemecahannya.
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai ontology, epistemology dan axiology yang
membedakan dirinya dari cabang ilmu pengetahuan yang lain. Ontology sosiologi adalah hakikat
sosiologi. Epistemology sosiologi adalah teori dan metodologi sosial (asal mulanya). Adapun
axiologi sosiologi adalah mengenai aplikasi ilmu sosial.
Secara umum ilmu pengetahuan dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok ilmu
pengetahuan, yaitu :
a.
Ilmu matematika
b.
Ilmu alam, yaitu kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam baik
yang hayati (life sciences) maupun yang tidak hayati (physics).
c.
Ilmu tentang perilaku (behavioral sciences) terbagi atas perilaku hewan (animal
behavioral) dan perilaku menusia (human behavioral). Perilaku manusia sering dinamakan
dengan ilmu-ilmu sosial karena berkaitan dengan perilaku manusia dan masyarakat dalam
arti luas. Cabang-cabang ilmu sosial antara lain sosiologi, psikologi, antropologi, ilmu
ekonomi, ilmu politik, geografi sosial (human geography), dan sebagainya.
d.
Ilmu pengetahuan kerohanian, adalah merupakan kelompok ilmu pengetahuan yang
mempelajari perwujudan spiritual kehidupan bersama manusia (humanity). Ilmu
humaniora ini berkaitan erat dengan tudi kebudayaan manusia atau masyarakat.
Sejalan dengan kemajuan peradaban manusia, maka sekat-sekat cabang ilmu
pengetahuan tersebut menjadi sulit dibedakan. Misalnya ilmu sosiologi, telah berkembang
menjadi beberapa sub ilmu sosiologi baru, seperti sosiologi pedesaan, sosiologi pertanian,
sosiologi pembangunan, sosiologi pendidikan, dan sebagainya.
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Alam sekitar dengan aneka gejala yang tampak, telah memancing rasa ingin tahu
manusia. Rasa ingin tahu tersebut mendorong manusia untuk bertanya. Misalnya bagaimana
terjadinya hujan ? Mengapa pelangi muncul di angkasa ? Apakah penyebab terjadinya
gerhana bulan ? Dan seterusnya. Rasa ingin tahu manusia itu akan terpuaskan bila sudah
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
17
Modul Sosiologi 1, Semester 1
memperoleh jawaban yang benar. Orang yang telah mengetahui suatu objek secara benar,
berarti dia telah memperoleh suatu pengetahuan.
Pengetahuan yang dimiliki manusia ternyata beragam dan cenderung berbeda-beda.
Misalnya, seseorang mengetahui bahwa tetangganya memelihara ayam, kantor kepala desa
di cat biru, pembuatan SIM dilakukan di kantor Satlantas Polres setempat atau komputer
dapat digunakan untuk mengetik naskah dengan rapi. Pengetahuan semacam ini disebut
pengetahuan awam atau pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang digunakan menusia
dalam kehidupan sehari-hari tanpa dituntut untuk mengetahui seluk beluknya secara
mendalam.
Selain pengetahuan awam, manusia juga memiliki pengetahuan tentang suatu objek
secara luas dan mendalam. Inilah yang disebut pengetahuan ilmiah. Untuk mendapatkan
pengetahuan ilmiah, objek perlu diselidiki dengan langkah-langkah sistematis yang dikenal
sebagai metode ilmiah.
Contoh lain lahirnya pengetahuan ilmiah adalah seperti yang dilakukan Thales (624 548 SM). Ilmuwan dari Yunani ini ingin mengetahui apakah bulan dan bintang memancarkan
cahaya sendiri. Thales melakukan serangkaian pengamatan terhadap dua objek tersebut.
Berdasarkan pengamatannya, Thales menyimpulkan bahwa bintang memancarkan cahaya
sendiri, sedangkan bulan hanya memantulkan cahaya matahari.
Kebenaran pengetahuan yang dirumuskan seseorang akan diuji oleh orang lain melalui
pengamatan terhadap objek yang sama. Hasil pengamatan itu lalu dibandingkan dengan
pengetahuan yang sudah ada, kemudian ditarik kesimpulan. Melalui prosedur ini, kebenaran
suatu pengetahuan akan teruji.
Demikian proses kelahiran suatu ilmu pengetahuan. Berawal dari rasa ingin tahu,
manusia melakukan upaya untuk melakukan upaya untuk mengetahuinya. Hasil upaya itu
disampaikan kepada masyarakat kemudian dibuktikan kebenarannya oleh orang lain.
Penyempurnaan itu melahirkan kebenaran universal. Jadi, ilmu dapat dimaknai sebagai
kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis, yang diperoleh dari aktivitas
berpikir manusia melalui metode tertentu yang kebenarannya dapat diuji secara kritis oleh
orang lain. Metode tertentu dalam menemukan pengetahuan ilmiah disebut metode ilmiah.
2. Sifat Ilmu Pengetahuan
Kehidupan yang ada di masyarakat sangat menarik untuk kita amati. Ketika kita
mengamati perilaku manusia muncul berbagai pertanyaan yang mendorong kita untuk melihat
lebih jauh objek yang kita amati. Misalnya, saat kamu melihat beberapa anak yang mengamen
di persimpangan jalan. Apa pertanyaan yang terlintas di benakmu ? Mungkin kamu akan
bertanya, “Siapa mereka itu?” Pertanyaan baru segera menyusul. Apa alasan anak-anak itu
mengamen, siapa yang menyuruh mereka mengamen, apakah mereka masih sekolah, sempatkah
mereka mengerjakan PR serta menyiapkan diri untuk ulangan, dan sebagainya. Inilah satu
bukti bahwa ternyata banyak sekali hal yang ingin kamu ketahui. Dengan mencari jawaban dari
pertanyaan tersebut, pengetahuanmu akan bertambah. Lantas, apakah yang mendorongmu
bertanya tentang semua itu ?
Selama manusia memelihara rasa ingin tahunya, pengetahuan manusia akan terus
berkembang. Tetapi tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu. Ada beberapa kriteria yang
mesti dipenuhi supaya pengetahuan tersebut layak dikategorikan sebagai ilmu.
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
18
Modul Sosiologi 1, Semester 1
Perhatikan skema berikut ini :
Rasional
Empiris
Ilmu pengetahuan didasarkan atas
kegiatan berpikir secara logis
dengan menggunakan rasio (nalar)
dan hasilnya dapat diterima oleh
nalar manusia.
Kesimpulan yang diambil harus
dapat
dibuktikan
melalui
pemeriksaan dan pembuktian
pancaindra, serta dapat diuji
kebenarannya dengan fakta. Hal
ini yang membedakan antara
ilmu pengetahuan dengan agama.
Sifat Ilmu
pengetahuan
Objektif
Akumulatif
Kebenaran yang dihasilkan ilmu
itu merupakan kebenaran tentang
pengetahuan yang jujur, apa
adanya sesuai dengan kenyataan
objeknya. Objek dan metode ilmu
tersebut dapat dipelajari dan
diikuti secara umum. Kebenaran
itu dapat diselidiki dan dibenarkan
oleh ahli lain dalam bidang ilmu
tersebut.
Ilmu dibentuk dengan dasar
teori lama, yang disempurnakan,
ditambah
dan
diperbaiki
sehingga semakin sempurna.
Ilmu yang dikenal sekarang
merupakan kelanjutan dari ilmu
yang dikembangkan sebelumnya.
3. Kelompok Ilmu Pengetahuan
Berapa mata pelajaran yang kamu pelajari saat ini ? banyak sekali! Padahal satu mata
pelajaran merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan. Karena banyak mata pelajaran yang
diajarkan, maka sebenarnya kamu tengah mempelajari beragam ilmu pengetahuan. Namun,
beragam ilmu pengetahuan yang kamu kenal saat ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian
besar. Pengelompokan ini didasarkan atas objek atau kajian setiap ilmu. Ketiga kelompok ilmu
tersebut ialah ilmu pengetahuan alam (natural sciences), ilmu pengetahuan sosial (social
sciences), dan ilmu pengetahuan budaya/humaniora (humanistics study).
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
19
Modul Sosiologi 1, Semester 1
Pengertian ketiga kelompok ilmu tersebut dipaparkan sebagai berikut :
Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
Alam
(Natural Sciences)
Ilmu Pengetahuan
Sosial
(Social sciences)
Ilmu pengetahuan
budaya
(Humanitic study)
Ilmu yang mengkaji
gejala-gejala alam, baik
yang hayati maupun
non hayati. Ilmu pengetahuan alam antara lain
matematika,
biologi,
kimia, dan fisika.
Ilmu
yang
menkaji
kehidupan
bersama
manusia
dengan
sesamanya. Ilmu pengetahuan sosial antara
lain antropologi,
sosiologi, Ilmu politik,
Ilmu hukum, dan Ilmu
ekonomi.
Ilmu yang mempelajari
manifestasi
atau
perwujudan spiritual dari
kehidupan
bersama
manusia.
Ilmu
pengetahuan
budaya
antara lain kesusastraan,
bahasa, agama, filsafat,
dan kesenian.
Jika dilihat dari penerapannya, ilmu pengetahuan dikelompokan menjadi ilmu-ilmu murni
(pure sciences) dan ilmu-ilmu terapan (applied sciences).
Ilmu-ilmu murni merujuk pada ilmu yang dipelajari dan dikembangkan untuk untuk
memajukan atau memperkaya khazabah ilmu itu dengan cara memahami lebih dalam dan
sistematis terhadap objek yang menjadi sasaran kajian ilmu tersebut. Misalnya, ada sosiolog
yang ingin menguji keaktualan teori aksi yang pernah disampaikan oleh Max Weber. Menurut
teori aksi, setiap tindakan manusia mempunyai tujuan. Artinya, individu berbuat sesuatu
karena ingin meraih tujuan-tujuan tertentu.
Bagaimana pengertian ilmu-ilmu terapan ? yang dimaksud dengaa ilmu terapan ialah
ilmu yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah praktis, sehingga dapat dirasakan
manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. Misalnya, masalah yang dihadapi pemerintah
kota akibat urbanisasi. Setiap saat jumlah penduduk kota terus bertambah. Padahal luas tanah
yang dapat digunakan untuk pemukiman semakin sempit. Lapangan kerja susah diperoleh.
Akibatnya kriminalitas terus meningkat dalam jumlah dan intensitasnya. Karena akan
masalahnya berupa urbanisasi yang tidak terkendali, para ahli seperti sosiolog, antropolog,
psikolog sosial, ahli demografi dapat melakukan penelitian untuk menemukan faktor-faktor
pendorong urbanisasi. Berdasarkan hasil penelitian tadi berbagai saran dan solusi diajukan
kepada pemerintah kota supaya ditindaklanjuti.
Kebudayaan sebagai Realitas Sosial Budaya
Walaupun individu sudah membentuk aneka kesatuan, tetapi tidak serta merta
kebutuhan hidup manusia terpenuhi. Individu kini dihadapkan pada tantangan alam. Jawaban
manusia terhadap tantangan alam akan melahirkan kebudayaan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Toynbee yang mengatakan bahwa dimana ada tantangan, di situ muncul usaha untuk
memecahkannya, dan ini menciptakan bahwa dimana ada tantangan, di situ muncul usaha untuk
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
20
Modul Sosiologi 1, Semester 1
memecahkannya, dan ini menciptakan kebudayaan. Jadi, kebudayaan merupakan segala
perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan yang dihadapi dalam usaha menyesuaikan
diri secara aktif dengan lingkungannya.
Dari pernyataan diatas, kalian dapat melihat bahwa kebudayaan memegang arti penting
dalam kehidupan manusia. Sedemikian besar pengaruhnya bagi kelansungan hidup manusia
sehingga menjadi perhatian berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Lantas, bagaimana hasil kajian
para ilmuwan tentang kebudayaan itu ?
1. Pengertian Kebudayaan
Istilah kebudayaan merupakan terjemahan dari istilah culture dari bahasa Inggris.
Kata culture berasal dari bahasa latin colore yang berarti mengolah, mengerjakan, menunjuk
pada pengolahan tanah, perawatan, dan pengembangan tanaman dan ternak. Upaya untuk
mengolah dan mengembangkan tanaman dan tanah inilah yang selanjutnya dipahami sebagai
culture.
Sementara itu, kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi. Kata buddhi berarti budi dan akal. Kamus Besar
Indonesia mengartikan kebudayaan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)
manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
E.B.
Taylor
pengetahuan,
mendefinisikan
kepercayaan,
kesenian,
kebudayaan
moral,
sebagai
hukum,
segala
hal
adat-istiadat,
yang
mencakup
kebiasaan
serta
kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat (1985) kebudayaan adalah keseluruhan ide-ide tindakan,
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
Definisi lebih singkat terdapat pada pendapat Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi (1964). Menurut mereka kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Bila disimak lebih seksama, definisi Selo Sumardjan dan Soelaeman soemardi lebih
menekankan pada aspek hasil material dari kebudayaan. Sementara Koentjaraningrat
menekankan dua aspek kebudayaan yaitu abstrak (nonmaterial) dan konkret (material). Pada
definisi Koentjaraningrat, tampak bahwa kebudayaan merupakan suatu proses hubungan
manusia dengan alam dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmaniah maupun
rohaniah. Dalam proses tersebut manusia berusaha mengatasi permasalahan dan tantangan
yang ada dihadapannya.
Terlepas dari perbedaan yang ada di antara pendapat di atas, tampak bahwa belajar
merupakan unsur penting dari pengertian kebudayaan. Seperti terlihat pula pada definisi
kebudayaan menurut Kroeber (1948). Menurutnya, kebudayaan adalah keseluruhan realisasi
gerak, kebiasaa, tata cara, gagasan, dan nilai-nilai yang dipelajari dan diwariskan, serta
perilaku yang ditimbulkannya.
2. Unsur-unsur Kebudayaan
Meski perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir menyebutkan bahwa kebudayaan
bukanlah suatu kesatuan utuh, namun para antropolog menyakini adanya unsur-unsur
kebudayaan universal. Unsu-unsur ini terdapat hampir di setiap kebudayaan yang ada saat ini.
C. Kluckhohn menyebutkan dengan istilah cultural universals, yaitu:
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
21
Modul Sosiologi 1, Semester 1
a.
Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga,
senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya).
b.
Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, perternakan, sistem
produksi, sisten distribusi, dan sebagainya).
c.
Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem
perkawinan).
d.
Bahasa (lisan maupun tertulis).
e.
Sistem pengetahuan.
f.
religi (sistem kepercayaan).
3. Wujud Kebudayaan
Dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan orang hanya menyebutkan wujud konkret
kebudayaan saat diminta menunjukan bentuk atau wujud kebudayaan. Contoh yang sering
diambil adalah tari-tarian, nyanyian daerah, kesenian daerah, dan sebagainya.
Padahal, dalam pengertian sebenarnya, secara umum kebudayaan berwujud dalam dua
bentuk yakni budaya yang bersifat konkret.
Wujud abstrak kebudayaan terletak di dalam pikiran manusia sehingga tidak kasat
mata dan tidak dapat diserap oleh pancaindra kita. sementara wujud konkret budaya terlihat
pada tindakan atau perbuatan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba,
dilihat, dan diamati. Oleh karena tindakan dan aktivitas manusia itu menghasilkan barang maka
barang tersebut tergolong wujud konkret kebudayaan.
Atas dasar hal di atas maka kebudayaan meliputi tiga bentuk, seperti yang digolongkan
oleh Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Antropologi (1985) yakni:
a.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, nilai-nilai, norma-norma, dan
peraturan.
b.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
c.
Wujud kebudayaan sebagai hasil karya manusia.
4. Etos/Jiwa kebudayaan
Etos/jiwa kebudayaan ialah watak khas suatu kebudayaan yang dapat diamati dari
bentuk perilaku warga masyarakatnya. Etos sering tampak pada gaya, perilaku, kegemarankegemaran, dan berbagai budaya hasil karya masyarakatnya. Contoh: masyarakat jawa
memiliki etos kebudayaan yang khas seperti terlihat dalam watak serta perilaku orang jawa
yang selalu memancarkan keselarasan, ketenangan, jlimet, sopan santun, dan alon-alon asal
kelakon (biar lambat tetapi selamat). Demikian juga pada etos budaya daerah lain yang
tentunya tidak sama dan beragam.
Coba kamu tuliskan pemahamanmu mengenai hal-hal penting berkaitan dengan konsep dasar
serta metode sosiologi !
1.
Bagaimana pemahamanmu mengenai karakteristik sosiologi sebagai ilmu ?
2.
Sebutkan unsur-unsur kebudayaan ?
3.
Jelaskan pemahamanmu tentang realitas kehidupan sosial budaya ?
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
22
Modul Sosiologi 1, Semester 1
4.
Jelaskan pemahamanmu tentang metode penelitian sosial !
5.
Apakah contoh masalah yang bisa dianalisis secara sosiologis ?
Bahan Ajar Sosiologi,Dra.Anita Notonegoro, SMA Negeri 1 Pekalongan, Kelas X Tapel 2007/2008
23
Download