Dialog/Drama (Pertemuan ke-6) Berbic ara dalam kegiatan dialog/drama Konsep dialog/ drama Persiapan dialog/drama 1 Dialog-Drama 1. Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). 2. Dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalam suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. 3. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. 4. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon. Pengertian Drama (Yunani Kuno δρᾶμα) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera. > Menurut website google.com, berikut adalah beberapa pengertian drama: > Menurut Moulton, drama adalah : hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented action). Jika buku roman menggerakan fantasi kita, maka dalam drama kita melihat kehidupan manusia diekspresikan secara langsung di muka kita sendiri. > Menurut Brander Mathews : Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama. > Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak manusia dengan action. Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama. 1. Drama Baru / Drama Modern Drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari. 2. Drama Lama / Drama Klasik Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya. > Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita 1. Drama Komedi Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan. 2. Drama Tragedi Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan. 3. Drama Tragedi Komedi Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya. 4. Opera Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian. 5. Lelucon / Dagelan Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton. > Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita 6. Operet / Operette Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek. 7. Pantomim Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan. 8. Tablau Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya. 9. Passie Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius. 10. Wayang Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya. Unsur-unsur Drama intrinsi (unsur dalam) Unsur intrinsik atau disebut juga unsur dalam adalah unsur yang tidak tampak. Dalam intrinsik ada: Tema; yaitu ide pokok yang ingin disampaikan dari sebuah cerita. alur/ plot; yaitu jalan cerita. penokohan; karakter yang dibentuk oleh setiap dialog tokoh. latar/ setting; yaitu tempat kejadian. amanat; yaitu pesan yang hendak disampaikan penulis dari sebuah cerita. ekstrinsi (unsur luar) Unsur-unsur luar adalah unsur yang tampak, seperti adanya dialog/ percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah sudah dipentaskan. Di sana akan tampak panggung, properti, tokoh, sutradara, dan penonton. Unsur-unsur Drama • Naskah Drama/ Drama Script • Pemain (aktris atau aktor) • Tempat pertunjukan (teater) • Penonton KARAKTERISTIK DRAMA DRAMA KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK DRAMA Menurut Prof. M. Atar Semi (Dalam Anatomi Sastra hal 159-161) Berikut merupakan perbedaan antara drama dengan jenis karya sastra yang lainnya 1. : Drama mempunyai tiga dimensi ,yakni dimensi sastra, gerakan, dan ujaran. 2. Drama memberi pengaruh emosional yang lebih kuat di bandingkan dengan karya sastra lain. 3. Bagi sebagian besar orang, menonton drama lebih menyenangkan dan menghasilkan pengalaman yang lebih lama diingat dibandingkan dengan membaca novel. 4. Drama disusun dengan suatu keterbasan. Ia dibatasi oleh dua konvensi, yaitu: intensitas dan konsentrasi. 5. Kekhususan drama yang amat penting pula adalah keterbatasan pemain-pemain secara fisik. KARAKTERISTIK DRAMA Menurut Prof. M. Atar Semi (Dalam Anatomi Sastra hal 159-161) 6. Drama memiliki keterbatasan pemanfaatan objek material. 7. Drama dapat memiliki keterbatasan bukan saja dari segi artistik tetapi juga dari segi kepentasan. 8. Keterbatasan lain yang dimiliki drama dibandingkan dengan karya sastra yang lain adalah, bahwa drama dibatasi oleh keterbatasan intelegensi rata-rata penonton. 9. Drama memiliki episode dan jumlah alur yang terbatas. 10. Naskah drama merupakan suatu karya yang isinya melalui percakapan. Hal yg diperhatikan dalam drama 1. Aktor Seorang aktor dituntut untuk mampu memerankan tokoh cerita. 2. Latar Dalam pementasan drama, yang dimaksud latar atau setting adalah tempat yang dipakai untuk pementasan. 3. Kostum Kostum atau busana pentas merupakan pakaian penunjang karakter pemain dalam menghadirkan sosok tokoh cerita. 4. Tata rias (make up) Tata rias adalah riasan wajah pemain yang bertujuan untuk membantu pemain menghadirkan karakter tokoh cerita. 5. Musik Musik berfungsi untuk membangun suasana tertentu, seperti tuntutan peristiwa drama. 6. Menanggapi Hasil Pementasan Apa yang harus ditanggapi dari hasil pementasan? Hal-hal yang ditanggapi penonton dari sebuah pementasan, antara lain akting, aktor, penokohan, kostum, tata rias (make-up), musik, latar, dan penataan panggung. Cara berdialog dalam drama Aktivitas yang menonjol dalam memerankan drama ialah dialog antartokoh, monolog, ekspresi mimik, gerak anggota badan, dan perpindahan letak pemain. Pada saat melakukan dialog ataupun monolog, aspek-aspek suprasegmental (lafal, intonasi, nada atau tekanan dan mimik) mempunyai peranan sangat penting. Lafal yang jelas, intonasi yang tepat, dan nada atau tekanan yang mendukung penyampaian isi/pesan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memerankan drama : 1. Membaca dan Memahami Teks Drama 2. Menghayati Watak Tokoh yang akan Diperankan Dasar-dasar Bermain Peran > Kesadaraan indra Sebuah perbuatan atau laku dipastikan mempunyai alasan, begitu juga sebuah kekuatan diatas panggung alasan-alasan perbuatan itu bukan hanya berupa konsep tetapi juga sesuatu yang dialami secara batin. Pengalaman itu dapat terjadi karna kita mengaktifkan indra kita: penglihatan, pendengaran, penciuman, peradaban dan pengucapan. > Ekspresi Kemampuan ekspresi merupakan hal penting dalam untuk bermain peran. Hal ini dapat dilakukan dengan tiga tahap: Mengenal diri sendiri Mengobservasi orang lain Melakukan interaksi dengan orang lain Hal yang paling penting dalam memerankan drama adalah dialog. Oleh karena itu, seorang pemain harus mampu: 1. Mengucapkan dialog dengan lafal yang jelas. 2. Membaca dialog dengan memperhatikan kecukupan volume suara. 3. Membaca dialog dengan tekanan yang tepat. > Tiga macam tekanan yang biasa digunakan dalam melisankan naskan drama: 1. Tekanan dinamik yaitu tekanan yang diberikan terhadap kata atau kelompok kata tertentu dalam kalimat, sehingga kata atau kelompok kata tersebut terdengar lebih menonjol dari kata-kata yang lain. 2. Tekanan tempo yaitu tekanan pada kata atau kelompok kata tertentu dengan jalan memperlambat pengucapannya. Kata yang mendapat tekanan tempo diucapkan seperti mengeja suku katanya. 3. Tekanan nada yaitu nada lagu yang diucapkan secara berbeda-beda untuk menunjukkan perbedaan keseriusan orang yang mengucapkannya. . Teknik Pengembangan > Pemain perlu memiliki kemampuan di dalam mengembangkan dialog dan gerakkan (laku). Hal ini penting supaya pementasan berjalan tidak datar, dan dapat memikat penonton. Tenik pengembangan dapat dicapai dengan menggunakan pengucapan dan posisi tubuh. Teknik ppengembangan dengan pengucapan dapat dicapai dengan: 1. menaikan volume suara, 2. menaikkan tinggi nada suara, 3. menaikan kecepatan tempo suara,, 4. mengurangi volume, tinggi nada, dan kecepatan tempo suara. > Teknik pengembangan dengan posisi tubuh dapat dicapai dengan: 1. menaikkan tingkatan posisi tubuh, 2. berpaling, 3. berpindah tempat, 4. menggerakan anggota badan, dan 5. memainnkan air muka. . Teknik Pengembangan > 1. Teknik Pemunculan (The Technique of entrance) > Ketika seorang pemain masuk ke dalam pentas (playing area) . Ia harus memiliki Penguasaan diri yang telah siap untuk memberikan kesan kepada penonton tentang Watak yang dimainkan, penonjolan figur watak, dan pembawaan postur yang dimainkan, penonjolan figur watak,dan pembawaan postur yang menarik. > 2. Teknik memberi isi (The Technique of phrasing) > Pada prinsipnya teknik memberi isi adalah menciptakan segala gerak dan dialog pemain menjadi berbobot. Sebagus-bagusnya dialog dalam sebuah naskah drama, akan menjadi tidak berarti jika diucapkan pemain dengan tidak benar, dan tidak diisi dengan penghayatan yang hidup. . > Terdapat tiga macam cara memberi tekanan pada isi kalimat, yaitu tekanan dinamik, tekanan nada dan tekanan tempo. Teknik Pengembangan Improvisasi > Tujuan berlatih improvisasi adalah agar pemain memiliki ransangan spontanitas. Sepontanitas itu harus sesuai dengan tuntutan seluruh pementasan dan dapat dipertanggungjawabkan. Pernapasan > Bernapas adalah proses menarik udara ke dalam paruparu dan mengeluarkannya. > Pernapasan berkaitan erat dengan sikap rileks. Ketegangan urat leher dan bahu harus dihindari karena akan menggangu vokal. Dengan latihan pernapasan teratur, ketegangan dapat dihindari sehingga akting yang wajar dan memikat dapat dicapai. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan dialog drama adalah: 1. penggunaan bahasa, baik secara pelafalan maupun intonasi, harus relevan. Logat yang diucapkan hendaknya disesuaikan dengan asal suku atau daerah, usia, atau status sosial tokoh yang diperankan. 2. Ekspresi tubuh dan mimik muka harus disesuaikan dengan dialog. Bila dialog menyatakan kemarahan, maka ekspresi tubuh dan mimik pun harus menunjukkan rasa marah. 3. Untuk lebih menghidupkan suasana dan menjadikan dialog lebih wajar dan alamiah, para pemain dapat melakukan improvisasi di luar naskah. Memahami Teknik Bermain Drama (AKTING) 1. Teknik Muncul Teknik muncul adalah cara seorang pemain tampil pertama kali ke pentas yaitu saat masuk ke panggung telah ada tokoh lain, atau ia masuk bersama tokoh lain. 2. Teknik Memberi Isi Kalimat ”Engkau harus pergi!” mempunyai banyak nuansa. Ucapan tulus mengungkap keikhlasan atau simpati, sedangkan ucapan kejengkelan atau kemarahan tentu bernada lain. Nuansa tercipta melalui tekanan ucapan yang telah dijelaskan di muka (tekanan dinamik, tekanan nada, dan tekanan tempo). 3. Teknik Pengembangan Teknik pengembangan berkait dengan daya kreativitas pemeran, sutradara, dan bagian estetis. > Pengembangan gesture dapat dicapai dengan lima cara: 1. Menaikkan posisi tubuh Menaikkan posisi tubuh berarti ada gerakan baik dari menunduk-menengadah, tangan terkulai menjadi teracung, berbaring-duduk-berdiri, atau berdiri di lantai-kursi-meja. 2. Berpaling Berpaling mempunyai arti yang spesifik dalam pengembangan dialog: tubuh atau kepala. 3. Berpindah tempat Berpindah tempat dapat terjadi dari kiri-kanan, depanbelakang, bawah-atas. Tentu, harus ada alasan yang kuat mengapa harus berpindah > Pengembangan gesture dapat dicapai dengan lima cara: 4. Gerakan Gerakan anggota tubuh: melambai, ,mengembangkan jari-jari, mengepal, menghentakkan kaki, atau gerakan lain seturut dengan luapan emosi. Ada tiga kategori melakukan gerakan: a) gerakan dilakukan bersamaan dengan pengucapan kata, b) gerakan dilakukan sebelum kata diucapkan, c) gerakan dilakukan sesudah kata diucapkan. 5. Mimik Perubahan wajah atau mimik mencerminkan perkembangan emosi. Tanpa penghayatan dan penjiwaan tidak mungkinlah timbul dorongan dari dalam atau perasaan-perasaan. Menciptakan Peran Hal-hal berikut dapat membantu untuk menciptakan peran: 1. Kumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus dilakukan oleh pemeran dalam pementasan 2. Kumpulkan sifat-sifat tokoh, termasuk sifat yang paling menonjol 3. Carilah ucapan atau dialog tokoh yang memperkuat karakternya 4. Ciptakan gerakan mimik atau gesture yang mampu mengekspresikan watak tokoh 5. Ciptakan intonasi yang sesuai dengan karakter tokoh 6. Rancanglah garis permainan tokoh untuk mlihat perubahan dan perkembangan karakter tokoh 7. Ciptakan blocking dan internalisasi dalam diri sehingga yang berperilaku adalah tokoh yang diperankan. Menciptakan Peran > Seorang pemain meletakkan dirinya di tempat tokoh berada. Dia memiliki pengalaman-pengalaman psikologis si tokoh. Akibat-akibat dari pengalaman tersebut, si pemain tertransformasi; dia bertingkah laku seperti dia merasakan apa yang dirasakan si tokoh. Dari proses empati itu suatu keajaiban “turut merasakan” muncul ke permukaan, dan pemain menjadi versi dirinya sendiri yang cocok dan sesuai dengan realita kehidupan si tokoh. Segi teknis karakterisasi dapat dibagi menjadi empat, yaitu : > Ciri fisik > Ciri sosial > Ciri psikologis > Ciri moral wasalam