Palestina di Fase Islam

advertisement
Oleh : Muhammad Syarief, Lc.
Penaklukan di Syam
Penaklukan Al-Quds
Perang Ajnadain (13 H./634 M.)
 Khalifah pertama, Abu Bakar As-Siddiq perintahkan
pasukan Islam ekspansi ke Syam dibawah pimpinan
Abu Ubaidah dan diperkuat dengan pasukan Khalid
bin Walid.
 Meletusnya perang Ajnadain, letaknya di barat daya
Al-Quds. Untuk pertamakalinya kaum muslimin
bertempur dengan pasukan Romawi. Pertempuran
dimenangkan oleh pasukan muslim.
 Di tahun yang sama Abu Bakar As-Siddiq wafat, dan
digantikan oleh Umar bin Khattab. Ekspansi
dilanjutkan ke Syam, Irak dan Persia.
Perang Yarmuk (14 H./ 635 M.)
 Terjadi pada tanggal 12 Agustus 636 M /5 Rajab 15 H.
 Pasukan Romawi mengerahkan 200.000 tentara
sedangkan kaum muslimin sebanyak 36.000 tentara
 Dibawah komando Khalid bin Walid pasukan Islam
memenangkan pertempuran. 130.000 orang tentara
Romawi tewas, sedangkan pihak muslim 3.000 orang
syahid.
 Paska kemenangan di Yarmuk, pasukan Islam
dipimpin Abu Ubaidah dan melanjutkan ekspansi ke
Al-Quds yang menjadi benteng terakhir Romawi.
Amru bin Ash menaklukan Gaza, Rafah, Nablus dll.
Penaklukan Al-Quds ( 15 H.)
 Al-Quds merupakan benteng terakhir Romawi.
Dikepung oleh pasukan Islam selama 4 bulan.
 Pengepungan berakhir setelah pendeta Nashrani
memastikan pemimpin umat Islam (Umar bin
Khattab) memiliki ciri yang sama seperti yang
termaktub di injil dan siap berdamai.
 Disepakati perjanjian Umar dengan Nashrani di AlQuds. Diantara pointnya adalah Yahudi dilarang
memasuki Al-Quds dan pengusiran Yahudi atas
permintaan Nashrani dari kota Eillia.
Al-Quds di Bawah Kekuasaan Islam
 Setelah Al-Quds dibuka oleh Umar bin Khattab
dengan jalan damai, merebak wabah “Amwas” yang
menyebabkan meninggalnya 18.000 umat Islam.
 Tahun 18 H. Abu Ubaidah menunjuk Muawwiyah bin
Abu Sofyan untuk menjadi gubernur di Syam,
meliputi Palestina, Suriah, Lebanon dan Yordania.
 Tahun 20 H. Amru bin Ash atas perintah Khalifah
Umar memperluas ekspansi ke Mesir .
Masa Ummawwiyah
Masa Abbassiyah
Masa Al-Fathimiyun (Al-Abidiyun)
Masa Saljuk Turki
Fase Reformasi Agama
Masa Umawiy (40 H-132 H/ 660-750 M)
 Tahun 65 H./ 685 M. awal kali pembangunan masjid
Al-Aqsha secara total, diantaranya adalah
pembangunan masjid Qubbatus Sakhrah oleh Abdul
Malik bin Marwan.
 Tahun 67 H./ 687 M. Sulaiman bin Abdul Malik
mendirikan kota Ar-Ramlah. Kota baru yang menjadi
daya tarik Al-Quds dan Palestina.
 Tahun 129 H. / 747 M. Masjid Al-Aqsha tertimpa
bencana gempa, sebagai bangunan fisiknya rusak, dan
umat Islam segera melakukan perbaikan namun
belum dalam bentuk permanen.
Masa Abbasiyah (132 H. / 750 M.)
 Empat tahun paska runtuhnya dinasti Ummawiyah,
renovasi total dilakukan terhadap masjid Al-Aqsha.
 20 tahun sesudahnya Al-Aqsha kembali terkena gempa,
dan ini cukup menghancurkan sebagian besar bangunan
fisiknya.
 Khalifah Al-Mahdi bin Abi Ja’far Al-Manshur kemudian
merenovasi Al-Aqsha secara besar-besaran dan menambah
bangunan di kompleknya.
 Tahun 129 H. /876 M. Khalifah Harun Al-Rasyid
mengizinkan Raja Romawi di Bizantium, Sharelman
memugar gereja di Al-Quds dan menjamin keamanan bagi
kaum nashrani yang hendak berziarah ke Al-Quds.
Melemahnya Daulah Abbasiyah (292 H./ 905
M.
 Setelah Abbasiyah melemah, lahir kekuatan
berikutanya dari Dinasti Fathimiyyah (297 H. / 911
M.)
 Tahun 969 M. Syam (termasuk Palestina) dan Hijaz
jatuh di bawah kekuasaan Dinasti Fathimiyah
 Tahun 1036 Dinasti Umawiyah di Andalusia runtuh,
dan Dinasti Fathimiyah mulai terpecah. Lahir
kekuatan baru dari Dinasti Saljuk di Turki.
 Tahun 1067 Syam dan Palestina jatuh ke tangah
Dinasti Saljuk Turki.
Alasan Meletusnya Perang Salib
Masa Perang Salib
Jatuhnya Kota Al-Quds ke Tentara Salib
Menjelang Meletusnya Perang Salib
 Setelah pasukan Salib menguasai Tholitholah benteng
terakhir kaum muslimin di Andalusia. Paus Orban II
mendeklarasikan perang Salib. ( 1088 M.)
 Isu yang diangkat adalah pertama, adanya kejahatan
yang dilakukan umat Islam terhadap peziarah
Nashrani menuju Baitul Maqdis. Dan menodai
kesucian kuburan Al-Masih di sana.
 Kota Shiqliah jatuh ke tangan pasukan Eropa.
Membuat Dinasti Fathimiyah ketakutan dan memilih
berkhianat dengan beraliansi bersama pasukan
Kristen Eropa menyerang Dinasti Saljuk Turki di Syam
Alasan Meletusnya Perang Salib
Semangat keagamaan dan panggilan untuk
membebaskan tempat suci Nashrani yang ada di AlQuds.
2. Adanya kelompok miskin di Eropa yang mengadu
nasib melalui peperangan setelah tersiar kabar
adanya negeri muslim yang kaya namun lemah.
3. Pemahaman ideologis dan provokasi dari para
pendeta yang mengobarkan semangat perang
kepada kelompok yang merampas tempat suci
mereka di Al-Quds.
1.
Jatuhnya Anthokia (1097 M.)
 Anthokia terletak di utara Syam, dikenal sebagai pintu
masuk negeri Syam
 Di saat yang sama Dinasti Fathimiyah justru merebut
Al-Quds dari kekuasaan Dinasti Saljuk.
 Dalam ekspedisi ini tentara Salib mengirim 150.000
pasukan.
 Dinasti Fahimiyah berkhianat dengan membuat
perjanjian dengan tentara Salib, isinya membagi
Selatan Syam untuk Fathimiyah dan Utara Syam untuk
tentara Salib. Namun mereka masih selisih pendapat
mengenai siapa yang menguasai Al-Quds.
Jatuhnya Al-Quds (15/8/1099 M.)
 Selama 42 hari Al-Quds dikepung dan akhirnya jatuh ke
tangan tentara Salib. Dinasti Fahimiyah yang menyerahkan
kunci Al-Quds ke tentara Salib. Tidak mencari bantuan
dan mendapatkan bantuan dikarenakan pengkhianatan
yang telah dilakukan oleh dinasti ini.
 Terjadi pembantaian besar-besaran sehingga Al-Quds
menjadi banjir darah. 100.000 muslim berbagai usia
dikumpulkan di areal masjid Al-Aqsha dan disembelih oleh
tentara Salib.
 Setelah dikuasai, Al-Aqsha dihinakan, sebagian bangunan
fisiknya dijadikan kandang kuda.
Ekspedisi pembebasan pertama
Sang Pembebas Keluarga Zanki
Ekspedisi pembebasan pertama (1112 M.)
 Gerakan jihad pertama yang digagas oleh ulama kala
itu dipimpin oleh gubernur Mosul, Maudud.
 Setelah menguasai kota Arruha, pasukan Maudud
bergerak ke Al-Quds dan bertempur dengan tentara
Salib. Namun kekuatan berimbang, dan Maudud
sengaja menarik diri ke Damaskus untuk mengatur
strategi. Namun naas, ia dibunuh di masjid Ummawiy
oleh anggota kelompok kebatinan dan perangpun
kalah.
 Ulama kembali mengkader gubernur kota Naruddin,
hingga meletuslah perang Qisthowan 1119 M.
Keluarga Besar Zanki
 Imaduddin Zanki, gubernur Mosul dikader oleh para
ulama. Mencarikan solusi terhadap krisis spritual di tengah
masyarakat. (1145 M.)
 Menelurkan deklarasi: pertama; mengumumkan persatuan
umat Islam, dan menyerukan kepada negara-negara Islam
untuk bersatu padu. Kedua; Mengumandangkan jihad dan
mengajak para mujahidin untuk berkumpul di kota Mosul.
Ia berhasil menguasai Arraha setelah 46 tahun di bawah
tentara Salib.
 Pengkhianatan terulang kembali, ia dibunuh oleh orang
Fathimiyah. Posisinya lalu digantikan oleh putranya yang
bernama Nuruddin Zanki.
Perang Harim (1164 M.)
 Perang ini terjadi di propinsi Harim yang diikuti oleh raja-
raja kerajaan Salib, diantaranya adalah raja Al-Quds, Tripoli
dan Antakya.
 Nuruddin menang besar dalam pertempuran ini,
menmbunuh puluhan ribu tentara Salib dan menawan
puluhan ribu dari mereka, termasuk diantaranya adalah
raja Antaky dan Tripoli.
 Di saat yang sama di Mesir berkuasa aliran kebatinan
(Fathimiyah) lemahnya militer mereka memaksa kerajaan
membeli budak dari Turki untuk kemudian dilatih sebagai
militer. Yang kelak menjadi cikal bakal kerajaan Mamalik.
Nuruddin Kuasai Mesir
 Hal ini bermula dari perpecahan di internal Daulah
Fathimiyah. Terjadi rebutan kekuasaan Dargham dan
Shawir, yang memaksa Shawir lari dari Mesir dan meminta
bantuan kepada Nuruddin untuk mengalahkan Dargham
dan menguasai Mesir.
 Dengan pertimbangan lokasi yang strategis untuk
menaklukan Al-Quds dari Mesir, permintaan ini
dikabulkan dengan mengutus pasukan Syam di bawah
Asaduddin Syirkuh dan berhasil mengalahkan pasukan
Dargham dan Shawir menjadi perdana menteri di Mesir.
 Sesuai janjinya, Shawir siap memberikan bantuan tentara
untuk pasukan Nuruddin. Namun Shawir khianat dan
justru meminta pasukan Salib membantu dirinya.
Menguasai Iskandariah
 Pengkhianatan terjadi, pasukan Asaduddin dikepung
tentara Salib dan Fathimiah, namun berakhir setelah ada
perjanjian gencatan senjata.
 Asaduddin kemudian kembali ke Damaskus, dan
memperkuat pasukan untuk kembali menguasai Mesir.
 Asaduddin akhirnya dapat menguasai kota Iskandariah dan
menunjuk keponakannya, Shalahuddin Al-Ayyubi (25)
menjadi gubernur di kota itu.
 Tak lama menguasai Iskandariah, pasukan Syam terancam
dan sampai pada tahap perjanjian ketiga kubu yang
memaksa pasukan Syam kembali pulang. Sedangkan
pasukan Salib diminta Shawir untuk menjaga bentengnya
di Kairo.
Berlomba Kuasai Mesir (1169 M)
 Pasukan Salib berusaha menguasai Mesir. Mengetahui
hal ini khalifah Fathimiyah, Al-Adid mencari
pertolongan ke luar Mesir. Terlebih ada pengkhianat
Shawir yang dengan bantuan tentara Salib ingin
berkuasa di Mesir.
 Al-Adid kemudian meminta bantuan Nuruddin di
Syam,dan akan membukakan benteng Kairo untuk
mereka. Permintaan ini disambut baik oleh Nuruddin.
 Namun dengan kelicikan Shawir, ia menjanjikan
tentara Salib 1 juta dinar,dengan syarat menghadang
tentara Nuruddin masuk ke Mesir.
Pasukan Assaduddin Kuasai Mesir
 Karena tak sanggup menepati janji 1 juta dinar, sehingga
khalifah Adid kembali meminta bantuan kepada Nuruddin
untuk masuk ke Mesir. Sinyal baik ini ditangkap oleh
Nuruddin dengan mengutus pasukan Assad bersama
Shalahuddin untuk mengamankan Mesir dan menghadapi
tentara Salib.
 Pasukan Syam berhasil memutuskan jalur bantuan tentara
Salib. Dan Asaduddin dapat masuk ke Kairo dengan aman.
Shalahuddin kemudian mengeksekusi mati pengkhianat
Shawir dan Asadduddin menggantikan posisi Shawir
sebagai perdana menteri Mesir.
Shalahuddin Al-Ayyubi
 Dua bulan menjabat, Asaduddin wafat. Khalifah Adid
menunjuk Shalahuddin mengantikan posisi pamannya
sebagai perdana menteri sekaligus panglima militer.
 Pasukan Salib sadar dirinya terdesak. Karena Palestina
yang mereka kuasai kini di bawah kepungan pasukan
muslim di Mesir dan Syam (Damaskus). Menyikapi kondisi
ini Eropa mengirimkan bantuan untuk perkuat pasukan
Salib.
 Tahun 1171 pasukan Salib menyerbu Mesir melalui Dimyat,
dari arah laut Eropa, Palestina dan daratan Sinai.
 Shalahuddin meminta bantuan Nuruddin dan pasukan
Syam di Damaskus mengepung benteng Kerak.
Dinasti Fathimiyah Berakhir (1171)
 Pasukan tentara Salib gagal menguasai Mesir. Pada tahun
ini Khalifah Al-Adid wafat, dan kekuasaan dipegang oleh
Shalahuddin.
 Shalahuddin secara resmi mengumumkan berakhirnya
Dinasti Fathimiyah dengan aliran batiniahnya yang
berkuasa selama 200 tahun di Mesir dan Maghrib. Dan
menyatakan diri bagian dari Khilafah Abbasiyah yang
berpusat di Baghdad.
 Tahun 1173 Nuruddin membuat mimbar dan berjanji akan
ditempatkan di masjid Al-Aqsha.
 15/5/1174 Nuruddin Zanki wafat. Yang menyebabkan
perpecahan di daerah kekuasaan Nuruddin.
Sholahuddin Kuasai Syam
 Miris melihat kondisi di Syam yang menguntungkan
pasukan Salib. Shalahuddin mengambil inisiatif untuk
menguasai Syam dengan membawa pasukan terbaiknya
menghadapi keluarga Zanki yang mendeklarasikan negaranegara kecil. Shalahuddin berhasil menyatukan Syam
kembali. Usaha ini berlangsung selama 12 tahun.
 Mesir kembali terancam, 50.000 pasukan Fathimiyah dari
Sudan bekerjasama dengan pasukan Salib. Namun semua
ini bisa dipatahkan. Adil mengamankan Sudan dan
Shalahuddin membebaskan Iskandariah.
Perang Hittin
Pembebasan Baitul Maqdis
Perang Hittin (1187)
 Shalahuddin dapat menguasai sebagai besar Syam,
termasuk diantaranya adalah Mesir, Hijaz dan Yaman.
 Ia kemudian menyatukan semua pasukan untuk
menghadapi perang Salib di Hittin.
 Pasukan Sholahuddin berjumlah 12.000 orang
sedangkan tentara Salib sebanyak 63.000 orang.
 Sholahuddin dapat memenangi pertempuran, sebanya
30.000 tentara Salib mati dan puluhan ribu lainnya
ditawan.
Penaklukan Al-Quds
 Baitul Maqdis dikuasai oleh nashrani selama lebih dari 88
tahun. Sebanyak 60 ribu tentara salib berlindung di balik
benteng Al-Quds, bersama dengan keluarga mereka. Dan
ada ribuan muslim yang ditawan di dalamnya.
 Usai perang Hittin, tanggal 20/9/1187 Shalahuddin
bergerak ke Baitul Maqdis, mengepung dan
menghancurkan tembok benteng tentara Salib.
 Setelah diancam akan menghancurkan semua isi Al-Quds,
disepakati perjanjian damai. Nasrani keluar tanpa senjata
membayar 1 dinar tiap orang, dan menyerahkan Al-Quds
dengan cara damai.
Memasuki Al-Quds
 Malam Isra Miraj 27 Rajab 583 / 2/10/1187 umat Islam
masuk ke Al-Quds setelah selama 91 tahun hitungan
hijriah dan 88 thaun hitungan masehi berada di
bawah penjajahan tentara salib.
 Tak ada darah yang tumpah, dan tidak ada gereja yang
dihancurkan.
 Mimbar Nuruddin yang disiapkan sebelum wafatnya,
diletakkan di masjid Al-Aqsa. Usia mimbar itu ketika
penaklukan Al-Aqsha berumur 20 tahun.
 SELESAI
Download