gANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3

advertisement
gANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK
KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR
SUMBER AIR PANAS KAMPALA
Muh. Taufik Dwi Putra ˡ, Syamsuddin ˡ, Sabrianto Aswad ˡ.
Program Studi Geofisika Universitas Hasanuddin Makassar
[email protected]
ABSTAK
Metode Geolistrik Resistivitas 3 Dimensi adalah teknik akuisisi yang menghasilkan citra
resistivitas paling akurat dibanding 2 Dimensi, terutama dalam mendeteksi fluida di bawah
permukaan tanah. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis kedua metode tersebut yang
menunjukkan bahwa 3 Dimensi lebih akurat karena resistivitas dan penetrasi inversi 3D lebih
dalam dibandingkan dengan inversi 2 Dimensi. Salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang
memiliki sumber mata air panas (hydrothermal) adalah Desa Kampala yang pemanfaatannya
belum optimal sehingga dampak terhadap masyarakat lokal belum tampak. Oleh karena itu,
perlu dikembangkan penelitian mengenai sistem hydrothermal dan penyelidikan kemungkinan
adanya sesar-sesar yang mengontrol pemunculan sumber hydrothermal tersebut. Data
resistivitas yang diperoleh di lapangan dari pengukuran geolistrik konfigurasi Wenner line X116 dan Line Y1-16 dapat dikelompokkan ke dalam 3 zona, yaitu zona resistivitas rendah (<10
Ωm) untuk lapisan yang diindikasikan sebagai air, zona resistivitas sedang (<20 Ωm) untuk
lapisan yang diindikasikan sebagai tanah dan zona resistivitas tinggi (>50 Ωm) untuk batuan
basalt.
Kata kunci: Geolistrik, Inversi 3D, Hydrothermal, Sumber Air Panas Kampala.
PENDAHULUAN
Ketersediaan sumber panas bumi di
Indonesia secara umum berhubungan
dengan daerah magmatik dan vulkanik
sebagai sumber panasnya. Kepulauan
Indonesia yang berada di jalur gunung api
merupakan daerah yang berpotensi bagi
terbentuknya panas bumi. Sumber
hidrotermal atau air panas adalah suatu
produk sistem geothermal yang tidak
mengandung gas namun tidak menutup
kemungkinan disekitar sumber air panas
tersebut terdapat sumber panas bumi yang
mengandung gas.
Salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang
memiliki sumber air panas (hidrotermal)
adalah Desa Kampala yang memiliki 3
sumber air panas yaitu sumber air panas
Panggo, Kampala, dan Pangesoran.
Dimana letak sumber air panas Panggo dan
Pangesoren terletak di pinggir sungai
Kalawisu sedangkan sumber air panas
Kampala berada di pinggir sungai
Mangingotong.
Penyelidikan
dengan
menggunakan
metode geolistrik resistivitas 3-Dimensi.
Secara teknik metode 3-Dimensi akan
menghasilkan citra yang lebih resolutif
dengan penetrasi yang lebih dalam
dibanding dengan 2-Dimensi karena teknik
akuisisi datanya lebih rapat sehingga
jumlah data yang diperoleh akan lebih
banyak.
Penggambaran
distribusi
resistivitas
3-Dimensi
mampu
menampilkan citra penyebaran resistivitas
secara vertikal dan horizontal.
Target dari Penelitian ini adalah untuk
menganalisa hasil dari inversi data 2Dimensi dengan inversi data 3-Dimensi
dan membuat penampang struktur batuan
bawah permukaan disekitar sumber air
panas kampala berdasarkan variasi
resistivitasnya.
Bumi tersusun atas lapisan-lapisan tanah
yang nilai resistivitas suatu lapisan tanah
atau batuan tertentu berbeda dengan nilai
resistivitas lapisan tanah atau batuan
lainnya. Nilai resistivitas ini dapat
diketahui dengan menghubungkan sumber
arus dengan sebuah Ammeter dan elektroda
arus untuk mengukur sejumlah arus yang
mengalir ke dalam tanah, kemudian
ditempatkan dua elektroda potensial pada
jarak tertentu untuk mengukur perbedaan
potensial antara dua lokasi (Kanata dkk,
2008).Tahanan listrik dari suatu material
didefinisikan sebagai tahanan listrik dari
suatu penampang konduktor dengan luas
penampang tertentu dan panjang tertentu.
Jika tahanan jenis dari penampang
konduktor yang mempunyai panjang L dan
luas penampang A adalah ρ, maka tahanan
R diekspresikan oleh persamaan (Telford,
1976).
R=
𝐿
𝐴
atau
𝐿
 = 𝑅𝐴
keterangan :
R = tahanan (Ω)
ρ = tahanan jenis/resistivity (Ωm)
L = panjang penampang (m)
A = luas penampang (m2)
Perubahan potensial sangat drastis pada
daerah dekat sumber arus. Dimana gradien
potensial yang berada di luar C1 dan C2
yang menjauh dari linier memiliki gradien
potensial yang besar, sedangkan pada
daerah antara C1 dan C2 gradien potensial
kecil dan mendekati linier.Dari alasan ini,
pengukuran
potensial
paling
baik
dilakukan pada daerah diantara C1 dan C2
yang mempunyai gradien potensial linier.
Untuk menentukan perbedaan potensial
antara dua titik yang ditimbulkan oleh
sumber arus listrik C1 dan C2, maka dua
elektroda potensial misalnya P1 dan P2
ditempatkan di dekat sumber (Gambar 1 )
Gambar 1. Dua elektroda arus dan dua
elektroda potensial di permukaan bumi yang
homogeny
Beda potensial pada Pı yang dipengaruhi
oleh elektroda arus C1 dan C2 begitu juga
sebaliknya, adalah :
𝜌𝐼 1 1
𝑉𝑝1 =
( − )
2𝜋 𝑟1 𝑟2
𝜌𝐼 1 1
( − )
2𝜋 𝑟3 𝑟4
Sehingga beda potensial antara P1 dan P2
adalah :
  1 1   1 1
V  V P1  V P 2 
     
2 
 r1 r2   r3 r4
𝑉𝑝2 =
Sehingga resistivitas untuk setiap pasangan
elektroda dapat ditulis sebagai
Δ𝑉
2𝜋
𝜌=
𝐼 {( 1 − 1 ) − ( 1 − 1 )}
𝑟1 𝑟2
𝑟3 𝑟4
Atau secara umum dapat ditulis sebagai :





𝜌=𝐾
Δ𝑉
𝐼
METODE
Dalam survei 3-D dan 2-D masing-masing
punya kelebihan dan kekurangan, semisal
dengan menggunakan survei 3-D kita dapat
lebih mudah dalam menginterpretasi data
dengan baik dan benar serta bisa mendekati
bentuk susungguhnya dari sebuah anomali,
tapi membutuhkan area yang luas dan
lapang. Sedangkan dengan survei 2-D
meski dengan data yang di dapatkan
mengurangi tingkat keefektifan dalam
interpretasi tapi mampu menjangkau
wilayah yang sulit dan sempit dalam proses
survie.
Tapi dalam pengukuran kali ini kita
menggunakan konfigurasi wenner dengan
metode pengambilan data secara horizontal
dan vertical hingga berbentuk seperti gridgrid. Teknik ini akan membuat beberapa
line yang saling berpotongan untuk
mendapatkan data yang lebih akurat dari
metode ini kita akan mendapatkan data
resistivity dengan variasi elektroda
Xc1,Yc1,
,Xc2,Yc2,
,Xp1,Yp1
,Xp2,Yp2.(Gambar 2)
Gambar 2. Teknik pengambilan data
resistivitas 3-Dimensi konfigurasi
wanner
Program inversi menggambarkan dan
membagi keadaan bawah permukaan dalam
bentuk sejumlah blok 3-Dimensi Model 3Dimensi menggunakan program inversi
yang terdiri dari sejumlah kotak persegi.
Susunan kotak persegi ini terikat oleh
distribusi
dari
titik
datum
dan
pseudosection. Distribusikan ukuran kotak
secara otomatis dihasilkan dari program,
maka jumlah kotak tidak akan melebihi
jumlah datum. Software ini dapat
menampilkan potongan melintang (cross
section) data geolistrik hasil inversi
program Res3DInv.
Gambar 3 Model blok 3-Dimensi (a)
Model blok segiempat dengan elektroda
pada arah sumbu-x dan sumbu-y; (b)
Model blok puncak tegak lurus
horisontal; (Sumber: Geotomo, 2010)
Diskritasi model dapat dilakukan dengan
dua cara. Pertama, membagi model
menjadi blok-blok kecil yang lebarnya
sama dengan jarak terkecil antara
elektroda. Selanjutnya, membagi model
menjadi blok-blok yang pada beberapa
lapisan pertamanya dibagi dua secara
vertikal maupun horisontal dari cara yang
pertama (Gambar 3). Karna resolusi
metode resistivity berkurang dengan
bertambahnya kedalaman, maka lebih
efektif jika blok yang dibagi dua hanya
lapisan pertama dan kedua saja (Loke,
2011)
GEOMORFOLOGI
Pembagian geomorfologi didasarkan relief
permukaan, bentuk morfologi dan
penyebaran batuan. Berdasarkan kriteria
tersebut, maka geomorfologi daerah panas
bumi Kampala, Sinjai dapat dibagi menjadi
dua satuan yaitu : Geomorfologi Perbukitan
dan
Geomorfologi
Pedataran.
Geomorfologi Perbukitan menempati ±
90% dari Batuan Sedimen, terdiri dari
perselingan antara konglomerat, batu pasir
berukuran kasar hingga sangat halus, lanau
dan batu lempung.
Umumnya berlapis baik, terlipat lemah,
jurus bervariasi dari timurlaut-baratdaya
hingga daerah panas bumi Kampala, Sinjai,
terdiri dari baratlaut-tenggara dengan
kemiringan Geomorfologi Sedimen dan
geomorfologi perbukitan basal.
Gambar 6 Model Geologi sintetik dalam
Software Res3Dmod
Setelah menganalisis data didapatkan
beberapa perbedaan dari hasil inversi
anatara lain didapatkan pencitraan dari hasil
inversi 3-Dimensi dengan kedalaman 11,6
m sedangkan dengan inversi 2-Dimensi
7,45 m. Kemudian pada pendekatan nilai
resistivitas dimana pada pemodelan data di
berikan nilai resistivitas anomali 50 Ωm
dengan resistivitas latar 100 Ωm, pada
inversi 3-Dimensi anomali diidentifikasi
dengan nilai resistivitas 65.7 Ωm
sedangkan pada inversi 2-Dimensi
didapatkan nilai resistivitas pada anomaly
78.8
Ωm.
Dari
segi
pencitraan
menggunakan inversi 3-Dimensi (Gambar
7)
INVERSI 2-DIMENSI dan 3-DIMENSI
Pemodelan semu yang digunakan pada
Gambar 6 di peruntukkan agar dapat
membandingkan data yang menggunakan
Inversi 2-Dimensi dengan inversi 3Dimensi.
Gambar 7 Penampang Resistivitas
Horizontal XY dan kedalaman Z dengan
inversi 3 Dimensi.
lebih baik dibandingkan inversi 2-Dimensi
(Gambar 8,9,10,11) khususnya dalam
penghitungan volume anomaly resistivitas.
Gambar 4 Tampilan 3 Dimensi Menggunakan
Gambar 9 Line X7 menggunakan inversi 2
Dimensi dengan iterasi 2
Voxler dari data Hasil Inversi 3 Dimens
Gambar 10 Line X8 menggunakan inversi 2
Dimensi dengan iterasi 2
Gambar 11 Line X16 menggunakan inversi 2
Dimensi dengan iterasi 2
GEOLISTRIK
Dari hasil pengurukuran reisistivitas
didapatkan bahwa ada 3 zona reisistivitas
yaitu zona resistivitas rendah, resisitivitas
menengah ,dan zona resistivitas tinggi.
Zona tahanan jenis rendah dengan
resistivitas di bawah 1Ωm (berwarna biru),
zona tahanan jenis rendah diinterpretasikan
sebagai akuifer air panas. Nilai resistivitas
sedang di atas 10 Ωm dan kurang dari 30
Ωm (berwana hijau dan kuning)
diasumsikan sebagai tanah atau zona lapuk
yang diketahui dipermukaan tanahnya
digunakan sebagai area persawahan yang
membutuhkan tanah yang gembur dalam
bercocok tanam. Nilai resistivitas tinggi
diatas 30 Ωm (berwarna orange sampai
ungu) diidentifikasi sebagai Batu basalt
yang diduga muncul akibat intrusi yang
menyebakan patahan pada sesar kampala.
(Gambar 4)
Pada lokasi penelitian yang merupakan
areah persawahan dengan topographi
diagonal dari daratan tinggi kerendah
(Utara ke-Selatan) yang berujung pada
sungai. terlihat anomali dengan resistivitas
rendah berada dekat dengan lokasi sumber
air panas yang tersebar dari daratan tinggi
kerendah terlihat seperti sebuah pengaliran
air bawah tanah. Hal ini diidentifikasi
sebagai aliran sumber air panas. (Gambar
5)
Gambar 5 Penampang Resistivitas 3 Dimensi
Horizontal yang di Overlay pada Lokasi
Penelitian
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini adalah :
1. Dari analisis perbandingan data yang
diinversi 2 Dimensi dan inversi 3
Dimensi dapat disimpulkan bahwa :
a. Pendekatan nilai resistivitas
inversi 3 Dimensi lebih
akurat dibandingkan dengan
inversi 2 Dimensi
b. Penetrasi kedalaman inversi
3 Dimensi lebih dalam
dibanding dengan inversi 2
Dimensi.
c. Pengambilan data 3 dimensi
dari 1 arah mengurangi
akurasi
dalam
Penggambaran
geometri
anomali resistivitas, hal ini
disebabkan nilai resistivitas
akan memanjang mengikuti
arah lintas.
2. Data resistivitas yang diperoleh dapat
dikelompokkan kedalam 3 zona yaitu
zona resistivitas rendah (<10 Ωm)
untuk lapisan yang diindikasikan
sebagai air , zona resistivitas sedang
(<20 Ωm) untuk lapisan yang
diindikasi sebagai tanah dan zona
resistivitas tinggi (>50 Ωm) untuk
batuan basalt.
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini adalah :
1. Dari analisis perbandingan data yang
diinversi 2 Dimensi dan inversi 3
Dimensi dapat disimpulkan bahwa :
a. Pendekatan nilai resistivitas
inversi 3 Dimensi lebih
akurat dibandingkan dengan
inversi 2 Dimensi
b. Penetrasi kedalaman inversi
3 Dimensi lebih dalam
dibanding dengan inversi 2
Dimensi.
c. Pengambilan data 3 dimensi
dari 1 arah mengurangi
akurasi
dalam
penggambaran
geometri
anomali resistivitas, hal ini
disebabkan nilai resistivitas
akan memanjang mengikuti
arah lintas.
2. Data resistivitas yang diperoleh dapat
dikelompokkan kedalam 3 zona yaitu
zona resistivitas rendah (<10 Ωm)
untuk lapisan yang diindikasikan
sebagai air , zona resistivitas sedang
(<20 Ωm) untuk lapisan yang
diindikasi sebagai tanah dan zona
resistivitas tinggi (>50 Ωm) untuk
batuan basalt.
DAFTAR PUSTAKA
Andri E. S.W., Fredi Nanlohi, Bakrun
2007 “ Survei panas bumi terpadu
(geologi, geokimia dan geofisika) daerah
kampala kabupaten sinjai, sulawesi
selatan” Kelompok Kerja Penelitian Panas
Bumi
Elvihani M 2007 “Potensi panas bumi,
metoda geokimia, Daerah Kampala,
Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi
Selatan” Departement of Geologi.
Loke 2004 Dr. M.H. “3-D Electrical
Imaging Serveis” Tutorial : 2-D and 3-D
electrical imaging serveis
Copyright(1996-2004).
Loke 2011 Dr. M.H. “Rapid 3-D
Resistivity & IP inversion using the leastsquares method” Geotama software
Res3DInv Copyright(2000-2014).
Loke 2014 Dr. M.H. “ 3-D resistivity &
IP forward modelin using the finitedifference and finite-element methods”
Geotama software Res3-Dimensimod
Copyright(2000-2014).
Download