PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA PASCA KEMOTERAPI DI RSUP. Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Irene Megantari N.I.M : 03.8114.010 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSETUJUAN PEMBIMBING EVALUASI PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA PASCA KEMOTERAPI DI RSUP. Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2005 Yang diajukan oleh : Irene Megantari N.I.M : 03.8114.010 Telah disetujui oleh : ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TERIMA KASIH TUHAN YESUS KRISTUS & BUNDA MARIA KAU SERTAI dan NAUNGI HAMBAMU SELALU KUPERSEMBAHKAN untuk : Bapak- Ibuku Adik dan seluruh Keluarga Besar-ku iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarata, 31 Juli 2007 Penulis Irene Megantari v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI INTISARI Kanker payudara merupakan penyakit kanker yang paling banyak diderita oleh kaum wanita. Sel kanker tersebut merupakan hasil mutasi gen. Pasien kanker payudara pasca kemoterapi lebih mudah terinfeksi sebab pemberian kemoterapi dapat menimbulkan myelosuppression. Oleh karena itu, pemberian antibiotika dibutuhkan untuk mengatasi infeksi yang terjadi Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Penelitian ini termasuk non-ekperimental dengan rancangan penelitian evaluatif yang bersifat retrospektif dengan menggunakan data rekam medik pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ada 70 pasien. Prosentase penderita kanker berdasarkan kelompok umur adalah: <30 tahun 3%, 30-39 tahun 13%, 40-49 tahun 40%, 5059 tahun 26%, 60-69 tahun 8%, 70-79 tahun 3%, dan tidak diketahui 7,14%. Ada 3 kasus punya riwayat kanker pada keluarga. Stadium kanker : stadium I 1 kasus, IIA 2 kasus, IIB 4 kasus, IIIA 9 kasus, IIIB 21 kasus, IV 25 kasus, dan tidak diketahui 8 kasus. Frekuensi pemberian kemoterapi paling banyak 8 kali (1,4%) dan paling sedikit 1 kali (31,4%). Komplikasi paling banyak leukositosis 7,1% dan paling sedikit neutropenia 2,8%. Penyakit penyerta: Diabetes Melitus 5.7%, hipertensi 1,4% dan asma 1,4%. Terdapat 12 kelas terapi obat yang digunakan, dan ada 5 golongan serta 7 jenis antibiotika. Kasus Drug Related Problems yang terjadi terkait penggunaan antibiotika: 3 kasus butuh antibiotika, 4 kasus tidak perlu antibiotika, 1 kasus obat tidak tepat, dan 1 kasus dosis terlalu rendah. Dampak/outcome yang terjadi: 50 kasus pasien membaik dan 22 kasus pasien belum sembuh. Kata kunci : kanker payudara, pasca kemoterapi, antibiotik, komplikasi, penyakit penyerta, drug related problems (DRPs) vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Breast cancer is the highest frequency cancer suffered by female. This cancer cell is the result of the gene mutation. Post-chemotherapy breast cancer patients are more susceptible to get infection because chemotherapy treatment can cause mylosuppression. That is why antibiotic treatment is needed to prevent and cure the infection occurred. The research was conducted to evaluate the selection and using of the antibiotics for the post-chemotherapy breast cancer patients in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta in 2005. This research was non-experimental research with the retrospective-evaluative research draft using post-chemotherapy breast cancer patients’ medical record in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta in 2005. Post-chemotherapy breast cancer patients in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta in 2005 were 70 patients. Percentages of the Cancer-sufferers’ based on age are: <age 30 was 3%, age 30-39 was 13%, age 40-49 was 0%, age 50-59 was 26%, age 60-69 was 8%, age 70-79 was 3%, and unknown was 7,14%. There were three cases which have cancer history in the family. Cancer stadium: Stadium I was 1 case, stadium IIA were 2 cases, stadium IIB were 4 cases, stadium IIA were 9 cases, stadium IIB were 21 cases, stadium IV were 25 cases, and unknown were 8 cases. Chemotherapy treatment frequency: the most was 8 times (1, 4%) and the least was 1 time (31,4%). Complication: the most was leukositosis (7,1%) and the least was neutropenia (2,8%). Concurrent diseases: Diabetes Melitus (5,7%), Hypertension (1,4%), and Asthma (1,4%). There were 12 drugs therapy classes used, 5 classification and 7 types of antibiotics. Drug Related Problems cases happened dealing with antibiotics treatment: 3 cases needed antibiotics, 4 cases didn’t need antibiotics, 1 case inappropriate drugs, and 1 case too-low dosage. Outcome happened: 50 cases of recoving patient got well and 22 cases patients have not been cured yet. Keyword: breast cancer, post-chemotherapy, antibiotics, complication, accompanied diseases, drug-related problems (DRPs) vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria di Surga, karena berkat dan kuasa Roh KudusNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Direktur RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta, yang berkenan memberikan izin penelitian di rumah sakit tersebut. 2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, yang berkenan memberikan izin penelitian. 3. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi atas waktu, kesabaran, bimbingan , masukan, pengarahan, nasihat dan dorongan yang diberikan selama penyusunan skripsi sampai selesai. 4. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes., selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. 5. Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. 6. Seluruh staf di bagian pendidikan dan penelitian RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta atas bantuannya kepada penulis. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Seluruh staf di bagian rekam medik RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta atas bantuan dan kemudahannya dalam memberikan informasi kepada penulis. 8. Segenap dosen dan karyawan di fakultas farmasi Universitas Sanata Dharma. 9. Bapak dan Ibuku tercinta atas doa, kasih sayang, nasihat, dukungan serta kesabarannya. 10. Tunanganku FX. Truli Saputro Atmojo atas cinta, kasih sayang, waktu, kesabaran dan pengertiannya yang telah diberikan kepada penulis selama ini. 11. Kakek-nenekku semua, atas doa dan nasihatnya. 12. Adikku tercinta Reni dan Ndaru atas keceriaan dan kebersamaannya. 13. Keponakkanku Wahyu, Ganda, Diki dan Puput atas keceriaan dan kebersamaannya. 14. Pak Lik dan Bu Lik semua atas doa, nasihat dan dukungannya. 15. Keluarga besar tunanganku (Bapak, Ibu, Bu Lik, Pak Lik, Simbah) atas doa, nasihat dan dukungannya selama ini. 16. Vera, Nia, Komang, Lusi, Devi, Endah, Diah, Rosa “Muntilan”, Silih, Yohana, Sakundita, Dita “kecil”, Sinta, Ari, Rani, Lintang atas kebersamaan, kekonyolan, keceriaan dan dukungannya. 17. Teman-teman angkatan 2001-2002 : Vero, Fitri, Rendeng, Weni, Muli, Ulin, atas kebersamaan dan dukungannya. 18. Teman-teman KKN “Pasca Gempa” : Okik, Maya, Tante Leli, Marin, Melia, Nia, Anggi, Om Adit, Jevi, Titin atas kebersamaan dan berbagi pengalaman selama ini. 19. Titin dan Johan atas waktu dan terjemahannya. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Teman-teman praktikum kelompok A angkatan 2002. 21. Teman kelas A angkatan 2003. 22. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kiranya Bapa di Surga membalas semua kebaikan anda sekalian dan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia Roh KudusNya. Amin. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Yogyakarta, Juli 2007 Penulis x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v INTISARI......................................................................................................... vi ABSTRACT....................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI.................................................................................................... xi DAFTAR TABEL............................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1 1. Perumusan masalah.......................................................................... 3 2. Keaslian penelitian ........................................................................... 3 3. Manfaat penelitian............................................................................ 4 B. Tujuan Penelitian................................................................................... 4 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA............................................................... 5 A. Kanker ................................................................................................... 5 B. Kanker Payudara ................................................................................... 6 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Definisi............................................................................................. 6 2. Epidemiologi .................................................................................... 7 3. Etiologi............................................................................................. 7 4. Patofisiologi ..................................................................................... 8 5. Tanda dan Gejala Klinis................................................................... 11 6. Diagnosis.......................................................................................... 11 C. Kemoterapi........................................................................................... 12 D. Netropenia ............................................................................................ 14 E. Tanda Infeksi........................................................................................ 15 F. Antibiotika ........................................................................................... 16 1. Definisi............................................................................................. 16 2. Mekanisme Kerja ............................................................................. 18 3. Resistensi ......................................................................................... 19 G. Evaluasi Penggunaan Antibiotika ........................................................ 19 H. Keterangan Empiris.............................................................................. 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 22 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 22 B. Definisi Operasional ............................................................................ 22 C. Subyek, Bahan, dan Lokasi Penelitian................................................. 24 D. Jalannya Penelitian............................................................................... 24 1. Analisis situasi dan penentuan masalah ........................................... 24 2. Tahap penelusuran data.................................................................... 25 3. Tahap pengambilan data .................................................................. 25 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Tahap analisis data ........................................................................... 25 E. Tata Cara Analisis Hasil....................................................................... 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 29 A. Gambaran Umum ................................................................................. 29 1. Prosentase kasus kanker payudara berdasarkan kelompok umur .... 29 2. Riwayat kanker dalam keluarga ....................................................... 31 3. Stadium kanker payudara................................................................. 32 4. Frekuensi pemberian kemoterapi ..................................................... 33 5. Komplikasi dan penyakit penyerta................................................... 35 B. Pola Penggunaan Obat ......................................................................... 36 1. Obat antibiotika................................................................................ 36 2. Obat antineoplastik/sitotoksik.......................................................... 39 3. Obat untuk saluran cerna.................................................................. 40 4. Obat untuk saluran nafas.................................................................. 41 5. Obat untuk sistem syaraf pusat ........................................................ 41 6. Obat analgesik.................................................................................. 42 7. Obat hormonal.................................................................................. 42 8. Obat antialergi.................................................................................. 43 9. Obat gizi ........................................................................................... 43 10. Obat untuk penyakit otot skelet dan sendi ..................................... 44 11. Obat untuk sistem endokrin dan metabolik.................................... 45 12. Obat untuk kardiovaskuler ............................................................. 45 C. Drug Related Problems (DRPs) penggunaan antibiotik ...................... 46 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. Dampak atau Outcome Pasien.............................................................. 54 E. Rangkuman Pembahasan ..................................................................... 54 1. Gambaran umum kanker payudara pasca kemoterapi ..................... 54 2. Pola penggunaan obat pada kanker payudara .................................. 55 3. Drug Related Problems (DRPs) penggunaan antibiotik .................. 56 4. Dampak atau outcome pasien........................................................... 58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 59 A. Kesimpulan .......................................................................................... 59 B. Saran..................................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 61 LAMPIRAN..................................................................................................... 64 LAMPIRAN KOMPOSISI OBAT BRAND NAME......................................... 92 BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 94 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Halaman Tabel I. Tingkat stadium kanker dan keparahan pada kasus kanker payudara berdasarkan The American Joint Committee on Cancer tahun 1992 ................................................................... 10 Tabel II. Pilihan Obat Tunggal, untuk kemoterapi kanker payudara...... 12 Tabel III. Pilihan Obat Kombinasi, kemoterapi Neoadjuvant dan Adjuvant untuk kanker payudara (Anonim, 2007)................ 13 Tabel IV. Penggolongan antibiotik berdasarkan fungsinya. .................... 17 Tabel V. Frekuensi pemberian kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005......... 34 Komplikasi pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 20005 .......................... 35 Penyakit penyerta pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ..... 36 Golongan dan jenis antibiotika yang digunakan pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ............................................................ 37 Golongan obat dan jenis obat antineoplastik/sitotoksik pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 .............................................. 39 Golongan dan jenis obat saluran cerna pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ............................................................ 40 Golongan dan jenis obat untuk saluran pernafasan pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 .............................................. 41 Golongan dan jenis obat untuk sistem syaraf pusat pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 .............................................. 41 Tabel VI. Tabel VII. Tabel VIII. Tabel IX. Tabel X. Tabel XI. Tabel XII. xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel XIII. Golongan dan jenis obat analgesik pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ............................................................ 42 Golongan dan jenis obat hormonal pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ............................................................ 43 Golongan dan jenis obat antialergi pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ............................................................ 43 Golongan dan jenis obat gizi pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.......................................................................................... 43 Tabel XVII. Golongan dan jenis obat untuk penyakit otot skelet dan sendi pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 .............................................. 44 Tabel XVIII. Golongan dan jenis obat untuk sistem endokrin dan metabolik pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ............................ 45 Tabel XIV. Tabel XV. Tabel XVI. Tabel XIX. Golongan dan jenis obat untuk kardiovaskuler pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ............................................................ 45 Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus 10 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 .............................................. 47 Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus 15 dan 66 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ........................................ 48 Tabel XXII. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus 69 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 .............................................. 49 Tabel XXIII. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus 20 dan 27 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ........................................ 50 Tabel XX. Tabel XXI. xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel XXIV. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus 29 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ........................................ 51 Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus 35 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ........................................ 52 Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus 37 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ........................................ 53 Dampak/Outcome yang terjadi setelah pasien mendapatkan perawatan di rumah sakit ............................. 54 Pengelompokan obat berdasarkan kelas terapi untuk penangan kanker payudara................................................. 55 Golongan dan jenis antibiotika yang digunakan pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ...................................................... 56 Tabel XXX. Drug Related Problems antibiotika tidak tepat.................. 56 Tabel XXXI. Drug Related Problems tidak perlu antibiotika ................. 57 Tabel XXXII. Drug Related Problems butuh antibiotika ........................ 57 Tabel XXXIII. Drug Related Problems dosis antibiotika rendah .............. 57 Tabel XXXIV. Ringkasan kasus Drug Related Problems .......................... 58 Tabel XXXV. Dampak/Outcome yang terjadi setelah pasien mendapatkan perawatan di rumah sakit ............................. 58 Tabel XXV. Tabel XXVI. Tabel XXVII. Tabel XXVIII. Tabel XXIX. xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Proses pembentukan sel kanker ............................................... 5 Gambar 2. Perbedaan sel normal dengan sel kanker ................................. 6 Gambar 3. Hasil mamografi payudara normal (gambar kiri) dengan kanker payudara (gambar kanan) ............................................. 6 Gambar 4. Anatomi Payudara.................................................................... 9 Gambar 5. Efek samping kemoterapi ringan sampai berat. ....................... 14 Gambar 6. Distribusi kelompok umur pasien kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ....................................... 30 Distribusi pasien yang mempunyai riwayat kanker dalam keluarga .................................................................................... 31 Distribusi kelompok stadium kanker payudara yang diderita pasien yang dirawat di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005................................................................................ 33 Gambar 7. Gambar 8. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiaran 1. Lampiran 2. Data pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ..................................... 64 Daftar obat brand name dengan komposisinya..................... 92 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kematian (Rugo, 2001). Berdasarkan data dari National Cancer Institute (2005) kasus baru kanker payudara pada wanita di Amerika Serikat tahun 2005 adalah 211.240 dengan kematian 40.410 sedangkan di Indonesia terdapat 114.649 penderita. Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan yang tidak terkontrol. Sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya (Lippman, 1998). Penyebab utama kanker tersebut belum diketahui secara pasti, namun ada berbagai faktor risiko yang berkaitan dengan kanker payudara. Faktor risiko tersebut antara lain riwayat kanker payudara dalam keluarga (hereditas), umur menarche dan menopause, tidak menyusui, serta umur (Lippman, 1998). Pengobatan yang dapat diberikan kepada penderita kanker payudara ialah pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan terapi hormonal. Kemoterapi merupakan pengobatan untuk membunuh sel kanker dengan menggunakan obat antikanker yang diberikan dalam bentuk pil (secara per oral), injeksi atau infus (Rugo, 2001). Efek samping kemoterapi adalah mual-muntah, diare, konstipasi, malnutrisi, pendarahan, kardiotoksik, hepatotoksik, nefrotoksik, rambut rontok, dan myelosuppresion. Myelosuppresion yakni penurunan kemampuan sumsum 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 tulang dalam menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan trombosit (Lippman, 1998). Penurunan jumlah netrofil dan leukosit akan mempermudah terjadinya risiko infeksi serta akan memberi peluang untuk pertumbuhan tumor (Djoerban, 2004). Pasien kanker bersifat immunosuppresion karena kankernya sendiri maupun karena kemoterapi yang diterima pasien sehingga mudah terinfeksi berat dan pasien meninggal. Sekitar 90% penderita kanker meninggal akibat infeksi, pendarahan, atau infeksi dengan pendarahan. Oleh karena itu perlu antibiotika untuk mengatasi infeksi yang terjadi dengan didukung pemilihan serta penggunaan antibiotika yang tepat untuk mengurangi risiko kematian (KodaKimble, 2001). Mengingat pentingnya penggunaan antibiotika untuk penanganan infeksi, maka dirancang suatu penelitian untuk mengevaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005. Jumlah pasien kanker payudara yang dirawat di RSUP. Dr. Sardjito pada tahun itu secara keseluruhan berjumlah 252 orang. Dipilih RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pendidikan dan penelitian yang memiliki pelayanan spesialis kanker terpadu, yang mempunyai visi menjadi rumah sakit unggulan dalam bidang pelayanan, pendidikan dan pelatihan di kawasan Asia Tenggara tahun 2010 yang bertumpu pada kemandirian, serta misi untuk menyelenggarakan penelitian dan pengambangan iptekdok kesehatan yang berwawasan global (Anonim, 2003a). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 1. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : a. seperti apakah profil pasien kanker payudara pasca kemoterapi yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito meliputi umur, riwayat kanker pada keluarga, stadium, frekuensi kemoterapi, komplikasi, dan penyakit penyerta ? b. seperti apakah pola penggunaan obat pada penanganan kanker payudara, khususnya golongan dan jenis antibiotika ? c. apakah dalam kasus kanker payudara pasca kemoterapi timbul “kejadian masalah berkenaan obat” (drug related problems atau DRPs) yang terkait dengan penggunaan antibiotika ? d. seperti apakah dampak atau outcome yang terjadi terhadap infeksi maupun pada kankernya sendiri ? 2. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran pustaka, pernah dilakukan penelitian mengenai “Evaluasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Kanker Payudara Pasca Kemoterapi di RS. Panti Rapih Yogyakarta tahun 2004” (Revianti, 2005) dan “Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pasca Kemoterapi pada Pasien Leukemia di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2004” (Lestari, 2005). Penelitian tentang evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pada pasien kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 sejauh ini belum pernah dilakukan. Penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan Revianti (2005) yaitu dalam hal lokasi dan periode sedangkan dengan Lestari (2005) pada subyek penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 3. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis untuk memberikan informasi mengenai pola pengobatan menggunakan antibiotika pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta. Manfaat praktis sebagai dasar evaluasi farmasis di RSUP.Dr. Sardjito dalam memberikan pertimbangan kepada dokter dalam hal pemberian terapi antibiotika kepada pasien kanker payudara pasca kemoterapi sehingga penggunaan antibiotika semakin rasional demi meningkatkan pelayanan kesehatan. B. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi yang dirawat di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005. Adapun tujuan khususnya yaitu untuk mengetahui : 1. profil pasien kanker payudara meliputi umur, riwayat kanker pada keluarga, stadium, frekuensi kemoterapi, komplikasi dan penyakit penyerta, 2. pola penggunaan obat pada penanganan kanker payudara, khususnya golongan dan jenis antibiotika, 3. “kejadian masalah berkenaan obat” atau drug relates problems (DRPs) yang timbul, terkait dengan penggunaan antibiotika pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi, 4. dampak atau outcome yang terjadi terhadap infeksi dan kankernya sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Kanker Kanker atau tumor ganas merupakan penyakit sel yang dicirikan dengan perubahan mekanisme kontrol yang mengatur proliferasi dan diferensiasi sel. Sel kanker dan racun yang dihasilkan akan menyebar ke seluruh organ tubuh melewati aliran darah maupun sistem getah bening (Anonim, 2001). Gambar 1. Proses pembentukan sel kanker (Weaver, 2002). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 B. Kanker Payudara 1. Definisi Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya (Lippman, 1998). Lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan sudah dalam stadium lanjut (Moningkey, 2000). Gambar 2. Perbedaan sel normal dengan sel kanker (Weaver, 2002) Gambar 3. Hasil mamografi (gambar kiri) payudara normal dengan (gambar kanan)kanker payudara (Anonim, 2000a). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 2. Epidemiologi Di Indonesia setiap tahunnya diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru setiap 100.000 penduduk seiring peningkatan angka harapan hidup, sosial ekonomi serta perubahan pola penyakit (Tjindarbumi, 2000). Kasus baru kanker payudara pada wanita di Amerika Serikat tahun 2005 adalah 211.240 dengan kematian 40.410, di Indonesia terdapat 114.649 penderita (National Cancer Institute, 2005). Di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta pasien kanker payudara yang dirawat ada 252 orang pada tahun 2005. Pada tahun 2006 di Amerika Serikat, kasus kanker payudara (wanita saja) menempati urutan pertama (32%) dan penyebab kematian kedua setelah kanker paru (Anonim, 2007). 3. Etiologi Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Faktor risiko yang sangat berpengaruh terhadap timbulnya kanker payudara antara lain genetik, faktor endokrin, dan faktor lingkungan. a. Faktor Endokrin Faktor endokrin akan mempengaruhi insidensi pada kanker payudara, diantaranya adalah total durasi lamanya menstruasi, early menarche (menstruasi di umur dini), nulliparity (wanita yang tidak memiliki anak) dan melahirkan anak pertama di umur >30 tahun akan meningkatkan risiko lama hidup pada perkembangan kanker payudara (Dipiro, 2003). b. Faktor Genetik Sekitar 5-10% kanker payudara terjadi akibat adanya kelainan genetik yang diturunkan anggota keluarga. Hal ini akan meningkatkan risiko timbulnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 kanker tipe tertentu misalnya sindroma Li-Fraumeni, mutasi pada kromosom 1q, 3p, 13q, 17p menimbulkan kanker payudara pada umur lebih muda. Lebih dari 5085% wanita dengan mutasi gen BRCA-1 atau BRCA-2 akan terkena kanker payudara (Anonim, 2003b). c. Faktor Lingkungan Makanan, nutrisi, dan terpapar senyawa radioaktif dapat memicu timbulnya kanker payudara (Anonim, 2003b). 4. Patofisiologi Identifikasi subtipe histopatologi kanker payudara penting karena ada hubungannya dengan aspek klinik yaitu prediksi metastasis, terapi dan prognosis. a. Dasar klasifikasi subtipe histopatologi kanker payudara yang sering digunakan adalah WHO tahun 1981. Menurut WHO subtipe histopatologi kanker payudara ada 2 macam yaitu : 1). carcinoma noninvasive Carcinoma noninvasive artinya sel yang membahayakan mengikat kelenjar lain pada lobus, dengan tidak ada bukti penetrasi pada sel tumor menyambung dengan dasar membran di sekitar 2 tipe pada struktur yang dikelilingi jaringan fibrous. Umumnya kanker payudara adalah adenocarcinoma yang berasal dari sel epitel pada pembuluh atau kelenjar. Ada dua bentuk pada carcinoma noninvasive yaitu ductal carcinoma insitu dan lobular carcinoma insitu. 2). carcinoma invasif Carcinoma invasif adalah sel yang rusaknya melewati dasar membran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 di sekeliling struktur payudara, dimana sel tersebut muncul dan menyebar di sekeliling jaringan. Ukuran carcinoma bermacam-macam, kurang dari 10mm dan kedalaman lebih dari 80mm, namun yang sering dijumpai yakni kedalaman 20-30mm. Secara klinis akan terlihat kuat dan jelas serta kulit nampak bersisik dengan punting susu tertarik ke dalam (Underwood, 2001). b. Anatomi payudara Payudara manusia berbentuk kerucut tetapi sering kali berukuran tidak sama. Payudara memanjang dari tulang rusuk kedua atau ketiga sampai tulang rusuk keenam atau ketujuh, dari tepi sentral ke garis aksilaris anterior. “Ekor” payudara memanjang sampai ke aksila dan cenderung lebih tebal ketimbang daerah payudara lainnya. Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong, lemak, pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe (Guiliano, 2001). Gambar 4. Anatomi Payudara (Anonim, 2000a) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Tabel I. Tingkat stadium kanker dan keparahan pada kasus kanker payudara berdasarkan The American Joint Committe on Cancer tahun 1992. Kelompok Stadium Stadium O Stadium I Stadium II A Stadium II B Stadium III A Stadium III B Stadium IV Tumor Utama (T) T0 TIS T1 T2 T3 T4 T TIS T1 T0 T1 T2 T2 T3 T0 T1 T2 T3 T4 Tanpa T Tanpa T N M N0 M0 N0 M0 N1 M0 N1 M0 N0 M0 N1 M0 N0 M0 N2 M0 N2 M0 N2 M0 N1, N2 M0 Tanpa N M0 N3 M0 Tanpa N M1 Keterangan Tidak ada tanda utama adanya tumor Carcinoma in situ (terbatas pada tempat asal) Tumor ≤ 2 cm Tumor > 2 cm tetapi ≤ 5 cm Tumor > 5 cm Perluasan ke dinding dada, peradangan, luka dan bernanah Nodus Limfaticus (N) N0 N1 Keterangan Tidak ada benjolan Pertumbuhan dengan benjolan yang dapat digerakkan pada sisi yang sama N2 Pertumbuhan dengan benjolan yang sulit digerakkan pada sisi yang sama N3 Pertumbuhan benjolan pada sisi dalam kelenjar susu Jarak pertumbuhan (M) M0 Keterangan Tidak ada pertumbuhan atau penyebaran ke organ lain Jarak pertumbuhan (termasuk penyebaran pada sisi yang sama di atas klavula getah bening) M1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 5. Tanda dan Gejala Klinis Berupa benjolan pada payudara, eksema punting susu atau pendarahan pada punting susu, tetapi umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar lalu melekat pada kulit dan menimbulkan perubahan kulit payudara atau punting susu. Kulit atau punting susu akan tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah kecoklatan sampai menjadi udema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk, mengkerut dan timbul ulkus. Ulkus tersebut makin lama akan semakin membesar dan akhirnya akan menghancurkan seluruh payudara dengan bau yang busuk dan menjadi mudah berdarah (Anonim, 2000a). 6. Diagnosis Secara umum diagnosis kanker payudara dibedakan menjadi 2 yaitu skrining dan diagnostik. Yang termasuk skrining antara lain : a. pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang dilakukan setahun sekali setelah umur 20 tahun, b. pemeriksaan payudara oleh dokter yang dimulai pada umur 20 tahun, setiap 3 tahun sekali pada umur 20-39 tahun dan setiap tahun sekali setelah umur 40 tahun, c. mammografi skrining yang dilakukan pada pasien tanpa gejala untuk mendeteksi adanya kanker payudara yang samar (Ramli, 2000). Yang termasuk diagnostik (Ramli, 2000) : a. anamnesa meliputi tanda, gejala dan faktor risiko, b. pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, dan tanda metastasis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 C. Kemoterapi Kemoterapi adalah obat yang sangat toksik terhadap sel kanker yang bertujuan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi diberikan dalam bentuk pil, injeksi atau infus. Kemoterapi dapat diberikan sebelum atau sesudah terapi utama. Pemberian kemoterapi sebelum terapi utama disebut neoadjuvant kemoterapi sedangkan sesudah terapi utama disebut adjuvant kemoterapi (Anonim, 2007). Jangka waktu pemberian kemoterapi dilakukan selama 6 bulan. Berdasarkan penelitian terdahulu dapat dipastikan bahwa pemberian kemoterapi kombinasi lebih efektif untuk mematikan sel kanker. Dalam pemberian kemoterapi harus memperhitungkan kondisi pasien terlebih nilai hemoglobin pasien (Anonim, 2002). Tabel II. Pilihan Obat Tunggal, untuk kemoterapi kanker payudara (Anonim, 2007). Obat-obat kemoterapi yang biasa digunakan untuk terapi kanker payudara Brand Name Generic Name Adriamycin Doxorubicin Cytoxan Cyclophosphamide Ellence Epirubicin Gemzar Gemcitabine Navelbine Vinorelbine Taxol Paclitaxel Taxotere Docetaxel Xeloda Capecitabine PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 Tabel III. Pilihan Obat Kombinasi, kemoterapi Neoadjuvant dan Adjuvant untuk kanker payudara (Anonim, 2007). Pilihan Kemoterapi Neoadjuvant dan Adjuvant FAC/CAF FEC/CEF AC EC TAC A CMF E CMF CMF AC x 4 A T C FEC T fluorouracil/doxorubicin/cyclophosphamid or cyclophosphamide/epirubicin/fluorouracil doxorubicin/cyclophosphamide dengan atau tidak dikombinasi dengan paclitaxel epirubicin/cyclophosphamide docetaxel/doxorubicin/cyclophosphamide diikuti pemberian filgrastim doxorubicin diikuti pemberian cyclophosphamide/methotrexate/fluorouracil epirubicin diikuti pemberian cyclophosphamide/methotrexate/fluorouracil cyclophosphamide/methotrexate/fluorouracil doxorubicin/cyclophosphamide berikutnya diikuti dengan paclitaxel 4 kali, setiap 2 minggu ditambah pemberian filgrastim doxorubicin diikuti paclitaxel diikuti dengan cyclophosphamide, setiap 2 minggu ditambah pemberian filgrastim flourouracil/epirubicin/cyclophosphamide diikuti pemberian docetaxel Kemoterapi kanker sifatnya tidak selektif, maka kemoterapi juga mengenai sel bukan sel kanker misalnya sumsum tulang (myelosuppression), saluran cerna, sistem reproduksi, folikel rambut, diare, konstipasi, dan secara berurutan dapat menyebabkan infeksi bakteri, fungi, dan virus (Noorwati, 2003 dan Rugo, 2001). Myelosuppresion yaitu penurunan kemampuan sumsum tulang dalam menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan trombosit akibat pemberian kemoterapi (Anonim, 2007). Selama mengalami myelosuppresion, risiko pasien terkena infeksi meningkat atau mengalami tanda-tanda anemia (Weaver, 2002). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Kemoterapi ↓ Netropenia ↓ Demam Netropeni ↓ Komplikasi Infeksi Bakteremi ↓ Memperpanjang perawatan RS ↓ Meninggal Gambar 5. Efek samping kemoterapi ringan sampai berat. D. Netropenia Netrofil adalah tipe sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh primer terhadap infeksi. Netropenia ialah penurunan jumlah sel netrofil dari batas normal. Jumlah netrofil normal dalam darah sekitar 2500-6000 sel/ml dan lama hidupnya sekitar 10-20 hari. Netropenia merupakan faktor predisposisi terjadinya infeksi, risiko infeksi mulai meningkat jika jumlah netrofil <1000sel/ml dan mencapai puncaknya bila mencapai ≤500 sel/ml. Infeksi dengan jumlah netrofil ≤500 sel/ml dan kenaikan suhu tubuh >38,5°C dinamakan demam netropenia. Netropenia dan risiko infeksi akan membatasi dosis kemoterapi yang diberikan, bahkan mungkin menghentikan kemoterapi (Finberg, 1998). Faktor risiko netropenia selama kemoterapi tergantung pada : 1. jenis dan dosis kemoterapi, 2. pasien lanjut umur, 3. pasien dengan status performance buruk, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 4. nutrisi pasien buruk, 5. adanya penyakit penyerta misalnya gangguan fungsi hati, ginjal, darah tinggi atau infeksi (Anonim, 2006a). Terapi yang dapat diberikan untuk mengatasi netropenia/infeksi selama pasien menjalani kemoterapi ialah dengan pemberian antibiotika, transfusi leukosit dan penurunan atau penundaan siklus kemoterapi. Tetapi pilihan terapi tersebut saat ini dihindari karena transfusi leukosit berisiko komplikasi transmisi infeksi, reaksi alergi dan toksisitas pulmonal, penurunan dosis atau penundaan kemoterapi akan mengurangi hasil akhir kemoterapi (Anonim, 2006a). Strategi terbaru adalah menggunakan sitokin faktor pertumbuhan sel granulosit untuk profilaksis atau terapi netropenia akibat kemoterapi dikenal dengan nama Recombinant Human Granulocyte Colony Stimulating Factors (rHu-GCSFs) atau filgastrim. Recombinant Human Granulocyte Colony Stimulating Factors (rHu-GCSFs) merupakan protein non-glikosilat yang dihasilkan dari teknologi rekombinan gen bakteri Escherichia coli. Granulocyt Colony Stimulating Factors (G-CFSs) berperan sebagai faktor pertumbuhan hematopoiesis terhadap pertumbuhan dan proliferasi sel netrofil. Uji praklinik menunjukkan rHu-GCSF mampu meningkatkan aktivitas netrofil, memproduksi netrofil sumsung tulang dan melepaskan ke peredaran darah tepi. Produksi netrofil akan meningkat 9,4 kali lipat (Anonim, 2006a). E. Tanda Infeksi Komplikasi infeksi pada penderita kanker payudara dapat diketahui berdasarkan tanda-tanda berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 1. suhu badan >38°C (Normal : 37°C-38°C) 2. nadi >120 x/menit (Normal : 100-120 x/menit) 3. jumlah leukosit >12 x103 sel/ml (Normal : 4-10 x103sel/ml) 4. risiko infeksi meningkat jika jumlah netrofil <1000 sel/ml dan mencapai puncaknya bila mencapai ≤500 sel/ml. 5. kenaikan jumlah limfosit disebabkan oleh infeksi virus seperti rubella, hepatitis dan infeksi mononukleosis. 6. infeksi dapat menyebabkan kenaikan jumlah monosit misalnya tifoid, endokarditis subakut, infeksi mononukleosis dan tuberkolosis (Walker dan Edwards, 1999). F. Antibiotika 1. Definisi Antibiotika adalah senyawa kimia khas, dihasilkan oleh mikroorganisme hidup termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik, serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain (Archer, 1998). Berdasarkan sifat toksisitas selektif, dikenal antibiotika yang mempunyai aktivitas untuk menghambat pertumbuhan mikroba (antibiotik bakteriostatik), dan ada yang bersifat pembunuh mikroba (antibiotik bakterisid). Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya masing-masing dikenal sebagi kadar hambat minimal/KHM dan kadar bunuh minimal/KBM (Setiabudi dan Gan, 1995). Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba penyebab infeksi pada manusia harus mempunyai sifat toksisitas selektif setinggi mungkin, artinya obat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes (Setiabudi dan Gan, 1995). Tabel IV. Penggolongan antibiotik berdasarkan fungsinya. Antibiotik Profilaksis Kuratif Infeksi Potensi infeksi Empirik ≠ dilakukan tes kultur kuman Absolut Kultur Kuman Antibiotik profilaksis adalah antibiotik yang diberikan ketika terjadi potensi terinfeksi. Antibiotik profilaksis juga diberikan pada pasien pra operasi dan immunocompromized. Potensi terinfeksi ditandai dengan penurunan jumlah leukosit dari batas normal yakni ≤2000 sel/ml. Oleh karena itu, untuk pengobatannya digunakan antibiotika dengan spektrum luas yakni antibiotik yang sensitif terhadap bakteri gram negatif maupun positif. Pada penderita kanker payudara antibiotika profilaksis yang sering digunakan misalnya golongan sefalosporin dan kuinolon (Guiliano, 2001). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Antibiotika kuratif adalah antibiotika yang diberikan ketika terjadi infeksi. Positif terinfeksi ditandai dengan peningkatan jumlah leukosit dari batas normal yakni >12.000 sel/ml. Antibiotika empirik dan absolut merupakan bagian dari antibiotika kuratif, yang membedakan kedua antibiotika ini adalah dilakukan atau tidaknya tes kultur kuman. Penggunaan antibiotika empirik didasarkan pada pengalaman dengan unit klinis khusus, dengan harapan penanganan awal akan memperbaiki hasil. Contoh antibiotika empirik yang sering digunakan dalam terapi kanker payudara ialah golongan sefalosporin generasi ketiga dan aminoglikosida. Antibiotika absolut ialah antibiotika yang pemilihan dan penggunaannya didasarkan pada jenis kuman hasil kultur, sehingga memiliki tingkat selektifitas yang sangat tinggi. Contoh antibiotika absolut yakni metronidazol (antiprotozoa) yang dalam penggunaannya biasa dikombinasi dengan sefalosporin (Katzung, 2004). 2. Mekanisme Kerja Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi 5 kelompok yaitu a. memblok enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat (antara lain : sulfonamid-trometoprim, dan sulfon), b. menghambat sintesis dinding sel (antara lain : penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin, dan sikloserin), c. mempengaruhi permeabilitas membran sel (antara lain : polimiksin, dan golongan polien), d. beraksi pada subunit ribosom 30S atau 50S dan menghambat sintesis protein– PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 secara reversibel (antara lain : aminoglikosida, makrolid,linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol), e. mempengaruhi metabolisme asam nukleat bakteri (antara lain : rifampisin, dan golongan kuinolon). 3. Resistensi Penggunaan antibiotika yang memiliki ruang lingkup luas sebenarnya tidak perlu karena dapat berakibat berkembangnya strain resistensi dan meningkatnya efek samping. Oleh karena itu, untuk memutuskan pemberian antibiotika pada kasus infeksi/potensial infeksi, perlu memperhatikan gejala klinik, jenis patogenitas mikrobanya, kesanggupan mekanisme daya tahan tubuh hospes serta efektifitas dan kerugiannya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari timbulnya resistensi kuman dan efek toksisitas kumulatif (Archer, 1998). G. Evaluasi Penggunaan Antibiotika Drug related problems (DRPs) adalah kejadian atau efek yang tidak diharapkan yang dialami pasien dalam proses terapi dengan obat dan secara aktual atau potensial bersamaan dengan outcome (dampak) yang diharapkan pada saat mendapat perawatan dari suatu penyakit (Cipolle, Strand and Morley, 1998). Masalah-masalah dalam kajian DRPs menurut Cipolle dkk. (1998) ialah : 1. butuh obat (need for additional drug therapy), pasien akan mendapatkan risiko tinggi bila tidak mendapatkan terapi tambahan, meliputi kondisi medis yang membutuhkan terapi obat baru, keadaan kronis yang membutuhkan kelanjutan terapi, kondisi yang membutuhkan kombinasi obat untuk mendapatkan efek sinergis atau potensi, kondisi dengan risiko dan butuh obat untuk mencegahnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 2. tidak perlu obat (unnecessary drug therapy), pasien mengalami komplikasi atau penyulit akibat obat tidak dibutuhkan, meliputi tidak ada indikasi pada saat itu, menelan obat dengan jumlah yang toksik, kondisi akibat drug abuse, lebih baik disembuhkan dengan non-drug therapy, pemakaian dosis ganda yang seharusnya sukup dengan terapi dosis tunggal, minum obat untuk mencegah efek samping lain yang seharusnya dapat dihindarkan; 3. obat salah (wrong drug), komplikasi atau penyulit yang terjadi akibat salah obat, meliputi kondisi menyebabkan obat tidak efektif, alergi obat tertentu, obat yang bukan paling efektif untuk indikasi, faktor risiko yang kontraindikasi dengan obat, efektif tetapi bukan yang paling murah, efektif tetapi bukan yang paling aman, antibiotika resisten terhadap infeksi pasien, penyakit sukar disembuhkan, kombinasi yang tidak perlu; 4. pasien mendapat obat yang tidak mencukupi atau kurang (dosage too low), meliputi terlalu rendah untuk memberikan respon, konsentrasi obat di bawah therapeutic range (obat, dosis rute, atau konversi formula obat tidak cukup), pemberian terlalu awal, 5. munculnya efek yang tidak diinginkan atau efek samping obat (adverse drug reaction) dan adanya interaksi obat (drug interaction), meliputi diberikan terlalu tinggi kecepatannya, alergi, faktor risiko, interaksi obat-obat atau makanan, hasil laboratorium berubah akibat obat; 6. pasien mendapat dosis obat yang berlebih (dosage too high), meliputi dosis terlalu tinggi, kadar serum terlalu tinggi, dosis terlalu cepat dinaikkan, akumulasi obat karena penyakit kronis, obat, dosis, rute, konversi formula tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 sesuai bagi pasien, dosis dan interval tidak cukup; 7. ketidakpatuhan pasien pada penggunaan obat yang diresepkan (uncomplience), karena tidak menerima obat sesuai regimen karena medication error, tidak taat instruksi, harga obat mahal dan tidak memahami aturan penggunaan obat. H. Keterangan Empiris Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 yang terkait dengan kasus DRPs (Drug Related Problems) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 BAB III METODOLOG1 PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian mengenai “Evaluasi Pemilihan dan Penggunaan Antiboitika pada Pasien Kanker Payudara Pasca Kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2005” merupakan jenis penelitian non-eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Noneksperimental karena tidak ada perlakuan terhadap subyek uji. Rancangan dekriptif evaluatif karena data disajikan apa adanya. Bersifat retrospektif karena bahan yang digunakan adalah data rekam medik yang lampau pasien kanker payudara pasca kemoterapi dan masih hidup pada tahun 2005. B. Definisi Operasional 1. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika adalah menilai dan mengkoreksi tata cara pelayanan kesehatan dalam memilihkan antibiotika yang tepat, yang akan diberikan kepada pasien untuk penyembuhan meliputi golongan, jenis, dan dosis antibiotika. 2. Kasus adalah pasien kanker payudara berdasarkan diagnosis, yang dicatat di rekam medik RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. 3. Karakteristik pasien meliputi jumlah pasien, distribusi umur, riwayat kanker dalam keluarga, stadium, frekuensi pemberian kemoterapi, komplikasi, penyakit penyerta, tanggal masuk dan tanggal keluar perawatan, tanda vital, riwayat pengobatan, tindakan yang dilakukan, diagnosa masuk dan diagnosa keluar, data hematologi pasien, keluhan ketika masuk dan selama perawatan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 terapi farmakologi dan nonfarmakologi yang diberikan, lama pemberian obat dan dampak/outcome. 4. Antibiotika profilaksis atau preventif adalah antibiotika yang diberikan pada pasien ketika terjadi potensial infeksi yakni ditandai penurunan jumlah leukosit <2.000 sel/ml atau ketika terjadi netropenia. 5. Antibiotika kuratif adalah antibiotika yang diberikan pada saat pasien terinfeksi, yang ditandai dengan peningkatan jumlah sel leukosit yang sangat bermakna >12.000 sel/ml. 6. Golongan antibiotika adalah pengelompokan antibiotika berdasarkan pendekatan struktur kimia, spektrum kerja, mekanisme kerja, daya kerja, dan berdasarkan farmakokinetikanya. 7. Pasca kemoterapi adalah suatu kondisi pasien setelah-segera diterapi dengan obat penggunaan obat antikanker. 8. Frekuensi kemoterapi adalah banyaknya pemberian kemoterapi untuk tiap bulannya. 9. Penyakit penyerta adalah penyakit yang menyertai selama proses pengobatan dan tidak terikat dalam satu sistem. Akan terdeteksi bersama-sama pada awal pemeriksaan. 10. Komplikasi adalah penyakit yang menyertai penyakit utama dan masih dalam satu sistem. 11. Drug Related Problems (DRPs) adalah permasalahan yang muncul terkait pemakaian obat meliputi : pemilihan antibiotika yang tidak tepat, dosis kurang, dosis lebih, interaksi obat, efek samping, indikasi yang tidak dirawat, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 gagal menerima obat, dan obat tanpa indikasi. 12. Dampak atau outcome adalah hasil yang diperoleh setelah menjalani perawatan di rumah sakit. Hasil yang didapatkan yakni membaik atau belum sembuh. 13. Lembar rekam medik kanker payudara adalah kumpulan catatan dokter, dan perawat yang berisi data klinis pasien kanker payudara meliputi nomor rekam medik, nama, umur, diagnosa, stadium, keluhan masuk, keluhan pasca kemoterapi, dosis dan aturan pakai, jumlah obat, jenis obat yang digunakan serta data laboratorium dan data non laboratorium. C. Subyek, Bahan dan Lokasi Penelitian Subyek penelitian yang digunakan adalah pasien kanker payudara pasca kemoterapi pada tahun 2005 yang dirawat di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta. Bahan penelitian adalah data rekam medik yang lampau pasien kanker payudara pasca kemoterapi dan masih hidup pada tahun itu. Lokasi penelitian dilakukan di Instalasi Rekam Medik RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta, Jalan Kesehatan 01 Sekip Yogyakarta 587333. D. Jalannya Penelitian 1. Analisis situasi dan penentuan masalah Dimulai dengan melihat pola penyakit kanker payudara yang ada di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 yang diperoleh di Instalasi Catatan Medis. Jumlah pasien kanker payudara yang dirawat di RSUP. Dr. Sardjito tahun 2005 keseluruhannya ada 252 pasien. Pasien tersebut ada yang diterapi dengan kemoterapi, pemilihan dan penggunaan antibiotika pada pasien kanker payudara - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta belum pernah dilakukan. 2. Tahap Penelusuran Data Penelusuran data dilakukan dengan melihat laporan pada lembar catatan medis yang ada di Instalasi Catatan Medis RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Dari total pasien kanker payudara yang ada yakni 252 pasien, yang mendapatkan kemoterapi dan pada tahun itu masih hidup ada 70 kasus. 3. Tahap Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan di bagian rekam medik RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta dan dilakukan secara retrospektif karena data yang diambil adalah data lampau. Data yang akan diambil hanya kasus kanker payudara pasca kemoterapi yang terjadi pada awal Januari 2005 sampai akhir Desember 2005 dengan kriteria bahwa pasien pada tahun tersebut masih hidup. Dalam proses ini data yang diambil meliputi nomor rekam medis pasien, umur, riwayat kanker dalam keluarga, stadium, frekuensi pemberian kemoterapi, komplikasi, penyakit penyerta, tanggal masuk dan tanggal keluar perawatan, tanda vital, riwayat pengobatan, tindakan yang dilakukan, diagnosa masuk dan diagnosa keluar, data hematologi pasien, keluhan ketika masuk dan selama perawatan, terapi farmakologi dan nonfarmakologi yang diberikan, lama pemberian obat dan dampak/outcome. 4. Tahap Analisis Data Data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan prosentase kelompok umur pasien, riwayat kanker dalam keluarga, stadium kanker, frekuensi pemberian kemoterapi, komplikasi dan penyakit penyerta, jenis dan golongan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 antibiotika yang digunakan, serta outcome pasien. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel atau grafik dan didukung dengan penjelasan secara deskriptif. Pada tahap akhir evaluasi mengenai drug related problems (DRPs) yang terkait pemilihan dan penggunaan antibiotika dilakukan menggunakan metode Subjectives, Objectives, Assessment, Plan (SOAP) yang dimodifikasi. E. Tata Cara Analisis Hasil Analisis hasil dalam penelitian ini dikelompokkan menurut diagnosis pasien. Data dibahas secara evaluatif dengan bantuan tabel atau grafik. Analisis hasil dalam penelitian ini mencakup : 1. distribusi umur pasien pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu umur <30 tahun, 30-39 tahun, 40-49 tahun, 50-59 tahun, 60-69 tahun, 70-79 tahun dan >80 tahun. Kemudian dibuat prosentasenya, cara menghitungnya yakni dengan menggunakan rumus berikut n x 100% 70 Keterangan; n = jumlah kasus 70 = jumlah semua kasus 2. riwayat kanker dalam keluarga, dihitung berdasarkan jumlah kasus yang memiliki masalah tersebut, 3. prosentase kasus berdasarkan stadium yang diderita, dihitung berdasarkan dengan rumus berikut, n x 100% 70 Keterangan; n = jumlah kasus tiap stadium, 70 = jumlah semua kasus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 4. prosentase frekuensi pemberian kemoterapi dihitung berdasarkan jumlah kasus dengan frekuensi kemoterapi tertentu kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus dan dikalikan 100%, 5. komplikasi dan penyakit penyerta dihitung berdasarkan seringnya muncul dari tiap kasus, 6. prosentase pola penggunaan obat berdasarkan kelas terapi dihitung dengan menjumlahkan berapa kali golongan dan jenis obat yang digunakan kemudian dibagi dengan jumlah semua kasus dan dikalikan 100%, 7. evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta 2005 dilakukan dengan mengidentifikasi drug related problems (DRPs) yang terkait dengan pemakaian antibiotika. Pengelompokan kasus yang berkaitan dengan pemakaian antibiotika dapat didasarkan pada kategori DRPs (drug related problems) berikut ini : a) butuh antibiotika, b) tidak perlu antibiotika, c) antibiotika yang diberikan tidak sesuai atau salah, d) pasien mendapat dosis antibiotika yang kurang, e) timbul efek samping atau interaksi antar antibiotika dan antibiotika dengan obat lain sebagai akibat penggunaan secara bersamaan, f) pasien mendapat dosis antibiotika yang berlebih, g) ketidakpatuhan pasien akan penggunaan antibiotika. 8. prosentase dampak/outcome yang terjadi dihitung berdasarkan jumlah kasus - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 yang hasilnya membaik atau belum sembuh kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang ada dan dikalikan 100%. Standar terapi pemilihan dan penggunaan antibiotika pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi yang digunakan dalam penelitian ini adalah National Comprehensive Cancer Network (NCCN) tahun 2005, penggolongan obatnya berdasarkan Informatorium Obat Nasional Indonesia tahun 2002 dan MIMS 2006. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bersifat retrospektif yakni dengan melihat catatan medis pasien kanker payudara pasca kemoterapi yang dirawat di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Data yang digunakan ialah data rekam medik perawatan terakhir pasien kanker payudara pasca kemoterapi. Hasil penelitian dan pembahasan “Evaluasi Pemilihan dan Penggunaan Antibiotika Pasca Kemoterapi pada Pasien Kanker Payudara Di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2005” dibagi menjadi 5 bagian. A. Gambaran Umum Gambaran umum hasil penelitian disajikan dalam 5 bagian. Bagian pertama berisi prosentase kasus kanker payudara berdasarkan kelompok umur, kedua berisi riwayat kanker dalam keluarga, ketiga berisi stadium kanker payudara, keempat berisi frekuensi kemoterapi, kelima berisi komplikasi dan penyakit penyerta. Pasien kanker payudara yang dirawat dan menjalani kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito pada tahun 2005 ada 70 orang dan semuanya wanita 1. Prosentase kasus kanker payudara berdasarkan kelompok umur Umur pasien dapat dijadikan kriteria dalam pemilihan jenis obat, dosis obat, bentuk sediaan obat, dan jumlah obat. Pemberian obat pada lansia harus memperhitungkan jumlah obat dan dosis karena adanya penurunan fungsi faal tubuh pasien tersebut. Kelompok umur pasien kanker payudara dibedakan menjadi 6 kelompok yakni <30 tahun dengan jumlah kasus 2, 30-39 tahun dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 jumlah kasus 9, 40-49 tahun dengan jumlah kasus 28, 50-59 tahun dengan jumlah kasus 18, 60-69 tahun dengan jumlah kasus 6, 70-79 tahun dengan jumlah kasus 2 dan tidak diketahui umurnya dengan jumlah kasus 5. Berikut ini disajikan prosentase kelompok umur kasus kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 pada gambar 6. Prosentase Kelompok Umur Pasien Kanker Payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2005 30 40% Jumlah Pasien 25 20 26% 15 13% 10 5 8% 7% 3% 3% di ke ta hu i 70 -7 9 tid ak 60 -6 9 50 -5 9 40 -4 9 30 -3 9 <3 0 0 Umur Pasien (tahun) Gambar 6. Distribusi kelompok umur pasien kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa proporsi kasus kanker payudara berdasar kelompok umur paling banyak diderita pada umur 40 tahun hingga 49 tahun, hal ini sudah sesuai dengan teori. Menurut teori, umur 30-40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 tahun kemungkinan terkena kanker payudara yakni 1 dari 252 orang, umur 40-50 tahun yakni 1 dari 68 orang, umur 50-60 tahun yakni 1 dari 35 orang dan umur 60-70 tahun 1 dari 27 orang. Menurut Yuliani (2000) hal ini disebabkan oleh faktor keturunan dan faktor endokrin. Faktor keturunan sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Faktor endokrin yakni pada umur 40 tahun ke atas merupakan masa menjelang menopause sedangkan umur di atas 50 tahun disebabkan oleh faktor risiko akibat terlambatnya menopause, sehingga pada masa-masa ini ada penyesuaian produksi hormon. Hal ini akan memicu peningkatkan risiko kanker payudara. 2. Riwayat kanker dalam keluarga RIWAYAT KANKER PAYUDARA DALAM KELUARGA PASIEN 70 Jumlah pasien kanker payudara 63 60 50 40 30 20 10 3 0 ada riw ayat tidak ada riw ayat Pasien kanker payudara Gambar 7. Distribusi pasien yang mempunyai riwayat kanker dalam keluarga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 Dari tujuh puluh (70) pasien yang dirawat hanya 3 kasus yang memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarga. Faktor genetik-kanker (hereditas) yang ada dalam keluarga (riwayat kanker pada keluarga) merupakan faktor risiko yang paling utama dalam menyebabkan kanker. Menurut teori, riwayat kanker dalam keluarga memiliki peranan sebesar 90% untuk diturunkan kepada anak perempuan atau saudara perempuannya, dan ± 5-10% kanker payudara dapat terjadi akibat kelainan genetik yang diturunkan anggota keluarga. 3. Stadium kanker payudara pasca kemoterapi Penentuan stadium kanker payudara dimulai dengan pemeriksaan medis yang lengkap. Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa stadium kanker yang paling banyak diderita pasien ialah stadium lanjut, yakni stadium III dan IV. Prosentase pasien pada stadium IV yakni 36% atau 25 kasus dan stadium IIIB 30% atau 21 kasus, artinya pasien datang untuk berobat sudah pada tingkat keparahan yang tinggi. Menurut Sukardja (1995) tingkat stadium sangat mempengaruhi hasil terapinya semakin dini stadium terdeteksi dan diobati maka akan semakin besar kemungkinan untuk sembuh. Kemungkinan sembuh pada stadium 0: 95%, I: 90%, II: 55%, III: 40% dan IV: 1%. Kanker stadium III dan IV (stadium lanjut) sangat sulit untuk disembuhkan, oleh karenanya pemberian kemoterapi pada stadium tersebut bersifat paliatif yakni tidak menghilangkan kausanya, melainkan memperbaiki kondisi pasien yang mengganggu, misalnya mengurangi rasa nyeri dengan morfin. Berikut disajikan distribusi kelompok stadium kanker payudara pada gambar 8. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 Distribusi Kelompok Stadium Kanker Payudara 28 26 25 24 22 21 20 I Jumlah pasien 18 IIA 16 IIB 14 IIIA 12 IIIB 10 IV 9 Tidak diketahui 8 8 6 4 4 2 2 1 0 Stadium kanker Gambar 8. Distribusi kelompok stadium kanker payudara yang diderita pasien yang dirawat di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. 4. Frekuensi pemberian kemoterapi Kesembuhan penyakit kanker ditentukan oleh kontinyunitas melakukan pengobatan. Salah satu pengobatan yang diberikan ialah kemoterapi. Saat ini kemoterapi merupakan pilihan pengobatan yang paling efektif untuk menyembuhkan kanker, karena kemoterapi dapat mematikan sel-sel kanker yang menyebar sehingga tingkat keparahan pasien dapat diturunkan. Berikut disajikan prosentase frekuensi pemberian kemoterapi pada tabel V. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 Tabel V. Frekuensi pemberian kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Frekuensi Jumlah Prosentase 1x 22 kasus 31,4 % 2x 12 kasus 17,1 % 3x 15 kasus 21,4 % 4x 6 kasus 8,5 % 5x 4 kasus 5,7 % 6x 9 kasus 12,8 % 7x - - 8x 1 kasus 1,4 % Tidak diketahui 1 kasus 1,4 % Dari 70 kasus kanker payudara, frekuensi pemberian kemoterapi yang paling banyak dilakukan yaitu 8 kali dengan 1 kasus dan paling sedikit 1 kali dengan 22 kasus. Menurut teori, jangka waktu pemberian kemoterapi ialah 6 bulan. Frekuensi pemberian kemoterapi disesuaikan dengan tingkat stadium. Semakin tinggi tingkatan stadium kanker maka pemberian kemoterapi akan sering dilakukan. Namun teori tersebut memiliki kelemahan yakni bahwa pemberian kemoterapi yang terlalu sering dapat meningkatkan risiko infeksi atau penekanan sumsum tulang, karena frekuensi pemberian berhubungan dengan dosis dan efek samping obat. Obat kemoterapi bersifat tidak selektif terhadap sel kanker. Obat kemoterapi dapat membunuh sel-sel lain yang mempunyai kecepatan membelah seperti sel kanker misalnya sel darah dan folikel rambut. Jumlah kasus yang menderita pada tingkat stadium lanjut (IIIA, IIIB & IV) ada 55 kasus, sedangkan yang menjalani kemoterapi di atas 3 kali ada 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 kasus. Dan yang di bawah 4 kali ada 49 kasus. Artinya kesadaran pasien akan pentingnya pengobatan kanker secara dini masih kurang. 5. Komplikasi dan penyakit penyerta Komplikasi adalah penyakit yang menyertai penyakit utama dan masih dalam satu sistem. Berikut ini tabel jumlah penyakit komplikasi pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Tabel VI. Komplikasi pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No 1 2 3 Komplikasi Netropenia Leukositosis Limfositosis Jumlah kasus 2 5 3 Prosentase (%) 2,8 7,1 4,2 Kondisi yang umumnya akan memperparah keadaan pasien adalah netropenia dan leukositosis. Leukositosis adalah indikasi terinfeksi, sedangkan netropenia sebagai indikasi potensial infeksi, kalau parah serta tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian. Pada kasus seperti ini perlu diberikan terapi antibiotika profilaksis atau kuratif yang tepat untuk mengatasinya. Antibiotika profilaksis diberikan jika pasien potensial terinfeksi sedangkan kuratif jika pasien positif terinfeksi. Antibiotika profilaksis yang sering digunakan pada kasus kanker payudara yaitu antibiotika dengan spektrum luas misalnya β-laktam (sefalosporin generasi 1 & 2) dan kuinolon, sedangkan kuratifnya yakni sefalosporin generasi ketiga, aminoglikosida dan metronidasol. Penyakit penyerta yang diderita pasien kanker payudara pasca kemoterapi yaitu diabetes melitus, hipertensi dan asma. Berikut ini tabel jumlah penderita kanker payudara yang disertai penyakit penyerta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 Tabel VII. Penyakit penyerta pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No 1 2 3 Penyakit penyerta Diabetes melitus Hipertensi Asma Jumlah kasus 4 1 1 Prosentase (%) 5,7 1,4 1,4 B. Pola Penggunaan Obat Obat yang digunakan pada penanganan kanker payudara ada 12 golongan berdasarkan kelas terapinya. Obat-obat tersebut meliputi obat antineoplastik, obat antibiotika, obat untuk saluran cerna, obat untuk saluran pernafasan, obat untuk sistem syaraf pusat, obat analgesik, obat hormonal, obat gizi, obat antialergi, obat untuk penyakit otot skelet dan sendi, obat untuk sistem endokrin dan metabolik, serta obat untuk kardiovaskular. 1. Obat antibiotika Ada lima (5) golongan antibiotika yang digunakan yaitu : β-laktam (penisilin & sefalosporin generasi ke-3), kuinolon, aminoglikosida dan antiprotozoa. Ada tujuh (7) jenis antibiotika dari kelima golongan tersebut yaitu ampisilin, amoksisilin klavulanat, seftriakson, seftasidim, siprofloksasin, gentamisin dan antiprotozoa (metronidasol). Dari tujuh puluh (70) pasien kanker payudara pasca kemoterapi hanya 9 pasien yang mendapatkan antibiotika. Sembilan pasien tersebut termasuk pasien yang potensial infeksi, infeksi dan salah obat. Namun pada kenyataannya ada 3 pasien yang potensial infeksi, 5 pasien terinfeksi dan 4 pasien tidak potensial infeksi atau infeksi tetapi diberikan antibiotika dalam terapinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Tabel VIII. Golongan dan jenis antibiotika yang digunakan pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No 1. Golongan Antibiotika Penisillin 2. Sefalosporin 3. 4. 5. Kuinolon Aminoglikosida Antibiotika anaerob Jenis Antibiotika Jumlah Ampisilin Amoksisilin klavulanat Seftriakson Seftasidim Siprofloksasin Gentamisin Metronidasol 1 1 Prosentase (%) 1,4 1,4 3 2 2 1 4 4,2 2,8 2,8 1,4 5,7 Penentuan status pasien potensial infeksi atau infeksi dimulai dengan pemeriksaan data laboratorium yang lengkap yakni pada data hematologi serta tanda-tanda vital yang dimiliki pasien. Pasien yang mengalami potensial infeksi ditandai dengan penurunan jumlah leukosit (<2.000 sel/ml) atau penurunan jumlah neutrofil (<1.000 sel/ml), sedangkan bila terjadi infeksi ditandai dengan peningkatan jumlah leukosit (>12.000 sel/ml). Pengobatan kondisi potensial infeksi yakni dengan pemberian antibiotik profilaksis contohnya sefalosporin dan kuinolon. Untuk kasus infeksi, dapat diberikan antibiotika kuratif contohnya sefalosporin generasi ketiga, aminoglikosida, dan metronidasol. Dipilih antibiotika golongan sefalosporin karena antibiotik tersebut memiliki spektrum aktivitas yang luas dan efektif untuk abses jaringan lunak. Pada pasien kanker payudara, terdapat perlukaan pada payudara sehingga rentan terhadap infeksi stafilokokkus atau streptokokkus, oleh karena itu antibiotik sefalosporin merupakan pilihan obat yang tepat untuk kasus potensial infeksi. Disamping itu, sefalosporin juga dapat dikombinasikan dengan antibiotik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 kuinolon dengan tujuan untuk meningkatkan efek sinergis dalam membunuh agen penginfeksi. Kuinolon merupakan antibiotik yang sangat peka terhadap bakteri gram positif maupun negatif, selain itu penggunaan antibiotik kuinolon misalnya siprofloksasin memang ditujukan untuk infeksi pada kulit dan jaringan lunak. Aminoglikosida dipilih sebagai antibiotik empirik karena antibiotika tersebut berfungsi untuk mengatasi infeksi bakteri gram negatif enterik pada pasien kanker payudara. Aminoglikosida akan memiliki efek yang sinergis bila dikombinasikan dengan antibiotik golongan β-laktam. Dari tabel VIII dapat diketahui bahwa golongan dan jenis antibiotika yang sering digunakan yaitu seftriakson dan seftasidim (sefalosporin generasi ketiga) dan metronidasol (antiprotozoa). Penggunaan antibiotik tersebut ada yang tunggal dan kombinasi. Kombinasi antibiotik yang diberikan pada kasus ini yaitu golongan sefalosporin dengan kuinolon, sefalosporin dengan metronidasol, dan kuinolon dengan metronidasol. Kombinasi sefalosporin-kuinolon digunakan pada terapi profilaksis, tujuan kombinasi tersebut yakni untuk meningkatkan efek sinergis dan juga memperluas spektrum aktivitas terhadap agen penginfeksi. Pemberian metronidasol dimaksudkan untuk mengatasi infeksi bakteri anaerob yang diperoleh di rumah sakit (infeksi yang didapat), oleh karenanya pemberian metronidasol dalam kasus ini dikombinasikan dengan sefalosporin atau kuinolon. Pemilihan antibiotika pada kasus ini sudah tepat atau sesuai dengan teori, karena umumnya bakteri yang menginfeksi pasien dengan kanker payudara ialah bakteri gram positif (Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus epidermidis, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Staphylococcus aureus) dan bakteri gram negatif (Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa). Bakteri-bakteri tersebut akan masuk melalui jaringan yang luka dan menginfeksi mulai dari jaringan subkutan sampai ke sistemik. 2. Obat antineoplastik/ sitotoksik Obat antineoplastik atau obat kemoterapi mempunyai kelemahan yakni dapat merusak sel-sel tubuh normal. Obat kemoterapi digunakan untuk memperpanjang harapan hidup atau meringankan pasien akibat dari gejala kanker (paliatif). Beberapa aktifitas antitumor sitotoksik dibedakan atas beberapa kelas. Berikut ini penyajian prosentase obat antineoplastik yang digunakan. Tabel IX. Golongan obat dan jenis obat antineoplastik/sitotoksik pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No Golongan obat 1 2 Zat pengalkil Antibiotik sitotoksik 3 4 5 Antikanker hormonal Antimetabolit Antineoplastik lain Jenis obat Siklofosfamid Epirubisin Doksorubisin Tamoksifen 5-Fluorourasil Paklitaksel Xeloda Metrotreksat Fluorourasil Karboplatin Jumlah kasus 47 17 40 2 13 18 3 2 1 3 Prosentase (%) 67 24 57 2,8 21,4 25,7 4,3 2,8 1,4 4,3 Pemberian obat kemoterapi di atas dapat menimbulkan efek samping yaitu suppesi sumsum tulang (myelosuppresion), yakni penekanan/penghentian aktifitas sumsum tulang yang berakibat pengurangan jumlah trombosit, leukosit, eritrosit dan netrofil sehingga dapat berakibat menimbulkan anemia maupun netropenia. Semua obat antineoplastik yang ada dalam penelitian ini dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 menimbulkan gejala-gejala netropenia dan anemia. Sehingga pemberiannya harus hati-hati dan perlu pengawasan terhadap hasil laboratorium setelah penggunaan obat ini untuk mengetahui terjadi atau tidaknya anemia dan netropenia. 3. Obat saluran cerna Gangguan gastrointestinal seperti mual dan muntah sering terjadi pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi. Berikut ini adalah data kelompok terapi obat saluran cerna yang digunakan pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Tabel X. Golongan dan jenis obat saluran cerna pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Prosentase (%) 1 Laksatif Duphalak 1 1,4 2 Antitukak (antasida) Ranitidin Pantoprasol 8 6 11,4 8,6 Pariet Simetidin 1 11 1,4 15,7 Pemberian obat saluran cerna digunakan untuk mengurangi keluhan seperti berkurangnya nafsu makan, mulut terasa pahit, diare dan mual-muntah akibat pemberian kemoterapi maupun pemberian antibiotika. Obat kemoterapi dapat menimbulkan mual-muntah melalui rangsangan yang berupa stimulus pada chemoreceptor trigger zone yang terdapat pada medula, korteks serebral, dan peripheral pada gastrointestinal. Stimulus ini memacu mual-muntah pada medula dan saraf motorik yang bertanggung jawab pada pengaturan sekretori dan kontraksi otot yang mengawali muntah. Reseptor yang terkait pada mekanisme ini ialah dopamine, serotonin, histamin, dan opioid serta reseptor asetilkolin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 4. Obat saluran nafas Obat saluran nafas diberikan pada pasien kanker payudara untuk mengatasi batuk dan sesak nafas yang diakibatkan oleh keadaan netropenia sehingga paru-paru mudah terinfeksi dan menimbulkan batuk. Obat yang digunakan pada kasus ini ada 3 golongan yaitu antihistamin sedatif, mukolitik dan obat batuk-pilek. Tabel XI. Golongan dan jenis obat untuk saluran pernafasan pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Prosentase (%) 14 1 Dipenhidramin 10 2 Antihistamin sedatif Mukolitik Ambroksol sirup 1 1,4 3 Batuk dan pilek Levodropropisin 2 2,8 5. Obat sistem syaraf pusat Tabel XII. Golongan dan jenis obat untuk syaraf pusat pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus 1 Antiemetik dan antivertigo 2 Psikofarmaka Ondansetron Metoklopramid Domperidon Diazepam 22 3 1 2 Prosentase (%) 31,4 4,2 1,4 2,8 Penggunaan obat untuk susunan syaraf pusat harus hati-hati, karena mempunyai efek adiktif yang sangat kuat bila digunakan dalam jangka waktu yang lama. Pemberian obat ini biasanya diberikan 30 menit menjelang proses operasi. Pemberian ondansentron untuk mengatasi mual dan muntah pasca kemoterapi dengan mekanisme kerja mem-blok serotonin, namum obat ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 harganya mahal. Metoklopramid dan domperidon fungsinya hampir sama dengan ondansentron, namun kedua obat ini lebih sering digunakan untuk mual muntah karena gangguan cerna atau insidensi mual muntah rendah. 6. Obat analgesik Obat analgesik yang digunakan pada kasus ini ada 2 golongan yakni analgesik non-opioid dan analgesik opioid. Pemberian obat analgesik pada kasus kanker payudara berfungsi untuk mengatasi rasa demam, nyeri, dan sakit kepala yang sering dirasakan pada penderita kanker payudara. Berikut ini tabel pengelompokkan obat analgesik yang digunakan pada pasien kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Tabel XIII. Golongan dan jenis obat analgesik pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus 1 Analgesik non-opioid 2 1 2 Analgesik opioid Parasetamol Asam Mefenamat Garam morfin 5 Prosentase (%) 2,8 1,4 7 7. Obat hormonal Fungsi penggunaan obat hormonal pada pasien kanker payudara adalah sebagai antiinflamasi sistemik akibat peradangan kanker dan juga untuk reaksi alergi yang ditimbulkan akibat penggunaan obat kemoterapi. Penggunaan obat golongan kortikosteroid pada kasus ini digunakan secara bersama-sama dengan obat antineoplastik. Penggunaan antidiabetik oral ditujukan pada pasien dengan penyakit penyerta diabetes, yang berfungsi untuk menstabilkan gula darah. Berikut ini tabel data penggunaan obat hormonal pada pasien kanker payudara di - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Tabel XIV. Golongan dan jenis obat hormonal pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No 1 Golongan obat Kortikosteroid 2 Antidiabetik oral Jenis obat Deksametason ® Gliquidone Jumlah kasus 30 Prosentase (%) 42,8 1 1,4 8. Obat antialergi Pemberian obat antialergi sebagai terapi premedikasi. Fungsinya untuk pengatasan alergi yang timbul setelah pemberian kemoterapi atau setelah transfusi darah. Obat ini diberikan 30 menit menjelang transfusi darah. Berikut tabel data penggunaan obat antialergi pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Tabel XV. Golongan dan jenis obat antialergi pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus 1 Antialergi Duradryl® 1 Prosentase (%) 1,4 9. Obat gizi Tabel XVI. Golongan dan jenis obat gizi pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus 1 Vitamin 2 3 Vitamin E Vitamin B Enervon C® Lycoxy® Betavit® Roborantin® Nerviton® Neurodex® Neurobion® 2 1 3 6 10 1 1 Prosentase (%) 2,8 1,4 4,2 8,6 14,2 1,4 1,4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 Kejadian malnutrisi sering terjadi pada penderita kanker payudara, akibatnya pasien akan menjadi mudah terinfeksi dan memperlambat proses penyembuhan. Penggunaan obat gizi berfungsi untuk meningkatkan atau menggantikan asupan makanan yang diperoleh dari luar. 10. Obat untuk penyakit otot skelet dan sendi Nyeri otot dan persendian sering dirasakan pasien kanker payudara. Oleh karena itu, untuk mengatasinya digunakan obat untuk sakit otot dan sendi. Obat yang digunakan pada pasien kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito merupakan kelompok jenis obat Anti Inflamasi Nonsteroid (AINS). Pemilihan obatnya sudah tepat, karena kelompok obat tersebut memiliki aktifitas yang lebih baik dibandingkan parasetamol atau analgesik opioid. Namun, ada beberapa kelemahan penggunaan AINS pada pasien lanjut usia, karena pasien lanjut usia sangat rentan terhadap peningkatan efek samping AINS. Oleh karena itu, dokter sebelum meresepkan obat hendaknya perlu mempertimbangkan rasio manfaat dan efek sampingnya. Pilihan obat pengganti AINS pada pasien lanjut usia adalah parasetamol dosis tunggal atau kombinasi parasetamol dengan analgesik opioid. Berikut ini tabel pengelompokkan obat untuk penyakit otot skelet dan sendi yang digunakan pasien kanker payudara. Tabel XVII. Golongan dan jenis obat untuk penyakit otot skelet dan sendi pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus 1 Obat untuk penyakit rematik dan guot Ibuprofen Ketoprofen 1 1 Prosentase (%) 1,4 1,4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 11. Obat untuk sistem endokrin dan metabolik Obat untuk sistem endokrin dan metabolik diberikan pada pasien kanker payudara yang mengalami gangguan yang berhubungan dengan skeletal atau hiperkalsemia yang diinduksi oleh kanker dengan keganasan tingkat lanjut yang mengenai tulang. Penggunaan obat Zoledronic acid tidak boleh dikombinasi dengan antibiotik aminoglikosida karena dapat menimbulkan efek aditif. Tetapi pada kasus ini penggunaannya sudah tepat. Tabel XVIII. Golongan dan jenis untuk sistem endokrin dan metabolik pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus 1 Obat metabolisme tulang Zoledronic acid 1 Prosentase (%) 1,4 12. Obat untuk kardiovaskuler Penggunaan obat kardiovaskuler pada pasien kanker payudara ditujukan pada pasien yang mengalami tekanan darah tinggi. Sebelum mendapatkan kemoterapi tekanan darah pada pasien darah tinggi harus dinormalkan terlebih dahulu, dengan tujuan untuk menghindari risiko yang berakibat fatal jika tetap diberikan kemoterapi. Berikut ini daftar penggunaan obat kardiovaskuler yang pada pasien kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Tabel XIX. Golongan dan jenis untuk kardiovaskuler pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus 1 Duretika golongan tiazid Antihipertensi penghambat ACE HCT 1 Prosentase (%) 1,4 Kaptopril 1 1,4 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 Sebelum obat tersebut diresepkan, hendaknya dokter perlu memperhitungkan efek yang ditimbulkan bila obat tersebut dikombinasi dengan obat lain, karena obat tersebut sangat rentan kontra indikasi terhadap berbagai jenis obat (misalnya antibiotik aminoglikosida, siklosporin, vankomisin, antidepresan, antihistamin, anestetik dan masih banyak lagi). Pada penelitian ini, kasus yang mendapatkan obat tersebut adalah pasien dengan nomor kasus 7 dan 52 (lihat lampiran I). Pada kasus tersebut penggunaannya sudah tepat dan tidak terjadi drug reated problems (DRPs). C. Drug Related Problems (DRPs) Dalam penelitian ini, dari 70 kasus kanker payudara pasca kemoterapi yang diteliti, ada 61 kasus yang tidak terjadi Drug Related Problems (DRPs) dan 9 kasus terjadi DRPs terkait dengan penggunaan antibiotika. Sembilan (9) kasus yang mengalami DRPs tersebut terdiri dari 3 kasus butuh antibiotika, 4 kasus tidak butuh antibiotika, 1 kasus mendapatkan antibiotik yang tidak tepat, dan 1 kasus pemberian antibiotik dengan dosis kurang. Penyelesaian masalah terapi pada kasus yang terjadi Drug Related Problems (DRPs) menggunakan metode Subjectives, Objectives, Assessment, Plan (SOAP) yang dimodifikasi dan disajikan dalam bentuk tabel. Subyektif berisikan keluhan, riwayat pengobatan dan umur pasien. Obyektif berisikan tanda-tanda vital, data hematologi, dan stadium kanker pasien. Assessment berisikan penilaian peneliti terhadap komponen-komponen yang ada pada bagian subyektif dan obyektif. Plan diganti menjadi Rekomendasi yakni berisikan anjuran dalam menyelesaikan kasus yang terjadi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 Tabel XX. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus 10 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Subyektif: No RM : 01.19.03.51, 56 th. Pasien mengeluh nyeri sendi, batuk, nyeri tenggorokan, mual, muntah dan rambut rontok.Mendapat antibiotik, yaitu : amoksisilin 3x500 mg selama 1 hari.Mendapatkan kemoterapi dengan inj. siklofosfamid 700mg, inj. epirubisin 100mg, inj. flurourasil 700mg. Obyektif : Ca. Mammae T4N3M1 dengan problem metastase hepar dan tulang. Tanda Infeksi : 1. Suhu : tanggal 26/08/05 : 37°C (Normal) 2. Nadi : tanggal 26/08/05 : 84x/menit (Normal : 100-120 x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 27/08/05 : 1. WBC : 5.7 x103/mL (Normal : 4.0-10.0 x103/mL) 2. Netrofil : 4.0 x103/ mL (Normal : 2.0-6.90 x103/mL atau 35.0-88.7%) 3. Limfosit : 1.0 x103/mL (Normal : 0.60-3.40 x103/mL atau 12.0-44.0%) 4. Monosit : 0.6 x103/mL (Normal : 0.0-0.90 x103/mL atau 0.0-11.2%) 5.Eosinofil : 0.1 x103/mL (Normal : 1-4 %) 6. Basofil : 0.0 (Normal : 0-1%) Assessment : Hematologi pasien dalam batas normal, pasien immunocompromized dan berisiko infeksi. Antibiotika yang digunakan berfungsi untuk mengobati radang tenggorokan. Dosis pemberian antibiotikanya masih kurang, karena aturan pemakaian amoksisilin ialah selama 4 hari, sehingga kasus ini masuk dalam kategori drug related problems terkait dosis antibiotik yang terlalu rendah. Rekomendasi: 1. Penggunaan antibiotika amoksisilin harus ditingkatkan menjadi 4 hari. 2. Monitor hematologi selanjutnya dan tanda-tanda infeksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 Tabel XXI. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus 15 dan 66 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Subyektif: No RM : 01.19.06.82 (pasien 15), 47 th. Mendapat antibiotik, yaitu : seftriakson 2x1 g selama 1 hari Pasien 15 mendapat kemoterapi dengan inj. siklofosfamid 700mg, inj. metotreksat 70mg, dan inj. 5FU 750mg. Pasien 66 mendapat kemoterapi dengan xeloda. Obyektif : Ca Mammae Dextra Tanda Infeksi : 1. Suhu : tanggal 15/11/05: 37°C (Normal) 2. Nadi : tanggal 15/11/05 : 90x/menit (Normal : 100-120 x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 14/11/05 : 1. WBC : 6.61 x103/mL (Normal : 4.0-10.0 x103/mL) 2. Netrofil : 75 % (Normal : 2.0-6.90 x103/mL atau 35.0-88.7%) 3. Limfosit : 17 % (Normal : 0.60-3.40 x103/mL atau 12.0-44.0%) 4. Monosit : 3.6 % (Normal : 0.0-0.90 x103/mL atau 0.0-11.2%) 5. Eosinofil : 4.2 % (Normal : 1-4 %) 6. Basofil : 0.2 % (Normal : 0-1%) Assessment : Terjadi peningkatan proporsi eosinofil, sedangkan data hematologi lainnya dalam jumlah normal. Peningkatan eosinofil merupakan respon yang wajar akibat pemberian kemoterapi. Kasus ini tidak ada indikasi terinfeksi namun pasien mendapatkan antibiotika seftriakson 2x1 g selama 1 hari, sehingga kasus ini termasuk dalam kategori DRPs tidak perlu antibiotika. Rekomendasi : 1. Pada kondisi tersebut pasien tidak perlu mendapatkan terapi antibiotika sehingga tidak dianjurkan menggunakan antibiotika. 2. Pantau terus hasil laboratorium khususnya hematologi dan tanda-tanda infeksi. Hal yang sama juga terjadi pada pasien dengan No RM : 01.19.39.38 (pasien 66). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Tabel XXII. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus 69 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Subyektif: No RM : 01.21.18.40, 42th. Keluhan setelah kemoterapi merasakan mual dan muntah. Mendapatkan kemoterapi dengan inj. paxus 130 mg, dan inj. doksorubisin 530 mg. Obyektif : Ca. Mammae stadium IV Tanda Infeksi : 1.Suhu : tanggal 29/11/05: 37,5°C (Normal) 2.Nadi : tanggal 30/11/05 : 84x/menit (Normal : 100-120 x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 29/11/05 : 1. WBC : 14,7 x103/mL (Normal : 4.0-10.0 x103/mL) 2. Netrofil : - (Normal : 2.0-6.90 x103/mL atau 35.0-88.7%) 3. Limfosit : - (Normal : 0.60-3.40 x103/mL atau 12.0-44.0%) 4. Monosit : - (Normal : 0.0-0.90 x103/mL atau 0.0-11.2%) 5.Eosinofil : - (Normal : 1-4 %) 6. Basofil : - (Normal : 0-1%) Assessment : Terjadi peningkatan jumlah WBC dari batas normal, peningkatan jumlah WBC menandakan terjadinya infeksi pada tubuh pasien. Namun demikian, pasien tersebut tidak mendapatkan antibiotika selama perawatannya. Oleh karena itu, kasus ini termasuk dalam kategori DRPs pasien butuh antibiotika Rekomendasi : 1. Pasien perlu mendapatkan terapi antibiotika empirik misalnya sefalosporin generasi ke-3 yakni seftasidim 1-2 g (i.v) tiap 6-12 jam. 2. Perlu dilakukan tes kultur dan tes sensitifitas bakteri terhadap antibiotik. 3. Pantau terus hasil laboratorium khususnya hematologi dan tanda infeksi lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 Tabel XXIII. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus 20 dan 27 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Subyektif: No RM : 01.18.00.33 (pasien 27), 55 th. Pasien 20 mendapatkan kemoterapi dengan inj. doksorubisin 80mg dan inj. paxus 300mg. Pasien 27 mendapatkan kemoterapi dengan inj. epirubisin 70 mg dan inj. endoksan 750mg. Obyektif : Ca Mamae Dextra T2N0M0 Tanda Infeksi : 1.Suhu : tanggal 07/07/05 : 36.5°C (Normal) 2. Nadi : tanggal 07/07/05: 80x/menit (Normal : 100-120 x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 27/08/05 : 1. WBC : 4.0 x103/mL (Normal : 4.0-10.0 x103/mL) 2. Netrofil : 0.65 x103/mL (Normal : 2.0-6.90 x103/mL atau 35.0-88.7%) 3. Limfosit : 0.28 x103/mL (Normal : 0.60-3.40 x103/mL atau 12.0-44.0%) 4. Monosit : 0.03 x103/mL (Normal : 0.0-0.90 x103/mL atau 0.0-11.2%) 5.Eosinofil : 0.0 (Normal : 1-4 %) 6. Basofil : 0.0 (Normal : 0-1%) Assessment : Terjadi penurunan jumlah netrofil dari batas normal, dengan demikian pasien potensial mengalami infeksi, namun pasien tidak mendapatkan terapi antibiotika, sehingga hal ini termasuk dalam kategori DRPs butuh antibiotika. Rekomendasi: 1. Pasien membutuhkan antibiotika profilaksis yakni golongan kuinolon misalnya ofloksasin dengan dosis 2x400mg untuk mencegah keparahan infeksi yang dialami pasien. 2. Perlu pemberian rHu-GCSF untuk meningkatkan aktivitas netrofil sehingga dapat menurunkan risiko infeksi dan akan mempercepat kesembuhan. 3. Perlu pemberian Macrophage Colony Stimulating Factor (M-CSF) untuk meningkatkan jumlah limfosit. Hal yang sama juga terjadi pada pasien dengan No RM 01.20.35.58 (pasien 20). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Tabel XXIV. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus 29 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Subyektif: No RM : 01.18.42.65, 38 th. Mendapatkan antibiotika Baquinor® 2x500 mg selama 1 hari. Mendapatkan kemoterapi dengan inj. siklofosfamid 600mg, inj. epirubisin 130mg, inj. 5FU 600mg. Obyektif : Carcinoma Mamae Dextra T4N1M0 komplikasi otitis media kronik benigna. Tanda Infeksi : 1.Suhu : tanggal 15/09.05: 37°C (Normal) 2.Nadi : tanggal 15/09/05: 84x/menit (Normal : 100-120 x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 02/05/05 : 1. WBC : 4,6 x103/mL (Normal : 4.0-10.0 x103/mL) 2. Netrofil : 56,9 % (Normal : 2.0-6.90 x103/mL atau 35.0-88.7%) 3. Limfosit : 31,1 % (Normal : 0.60-3.40 x103/mL atau 12.0-44.0%) 4. Monosit : 10,6 % (Normal : 0.0-0.90 x103/mL atau 0.0-11.2%) 5.Eosinofil : 0,1 % (Normal : 1-4 %) 6. Basofil : 0.3% (Normal : 0-1%) Assessment : Terjadi penurunan proporsi eosinofil sedangkan hematologi lainnya dalam batas normal. Penurunan proporsi eosinofil merupakan respon yang wajar akibat pemberian kemoterapi. Namun demikian, pasien mendapatkan antibiotika Baquinor® 2x500 mg oral selama 1 hari. Oleh karena itu kasus ini termasuk dalam kategori DRPs tidak perlu antibiotika. Rekomendasi : 1. Pada kondisi tersebut pasien tidak perlu mendapatkan terapi antibiotika, sehingga pasien tidak dianjurkan untuk menggunakan antibiotika. 2. Pantau terus hasil laboratorium khususnya hematologi dan tanda-tanda infeksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Tabel XXV. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus 35 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Subyektif: No RM : 01.19.88.44, 36 th. Mendapat antibiotik untuk dibawa pulang yaitu siprofloksasin 2 x 500mg, dan metronidasol 3 x 500 mg. Pasien mendapatkan kemoterapi dengan inj. paxus 300mg, dan inj. doksorubisin 70mg. Obyektif : Ca. Mamae Bilateral T4N2Mx dengan metastase paru dan hepar. Tanda Infeksi : 1.Suhu : tanggal 05/10/05: 37°C (Normal) 2.Nadi : tanggal05/10/05 : 84x/menit (Normal : 100-120 x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 04/10/05 : 1. WBC : 6.4 x103/mL (Normal : 4.0-10.0 x103/mL) 2. Netrofil :58.0% (Normal : 2.0-6.90 x103/mL atau 35.0-88.7%) 3. Limfosit : 8.5% (Normal : 0.60-3.40 x103/mL atau 12.0-44.0%) 4. Monosit : 9.7% (Normal : 0.0-0.90 x103/mL atau 0.0-11.2%) 5.Eosinofil : 1.4% (Normal : 1-4 %) 6. Basofil : 1.2% (Normal : 0-1%) Assessment : Terjadi penurunan proporsi eosinofil sedangkan jumlah hematologi lainnya dalam batas normal. Penurunan proporsi eosinofil merupakan respon yang wajar akibat pemberian kemoterapi. Namun demikian, pasien mendapatkan antibiotika siprofloksasin 2 x 500mg, dan metronidasol 3 x 500mg untuk dibawa pulang. Oleh karena itu kasus ini termasuk dalam kategori DRPs tidak perlu antibiotika. Rekomendasi: 1. Pada kondisi tersebut pasien tidak perlu mendapatkan terapi antibiotika, sehingga pasien tidak dianjurkan untuk menggunakan antibiotika. 2. Pantau terus hasil laboratorium khususnya hematologi dan tanda infeksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Tabel XXVI. Evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus 37 kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Subyektif: No RM : 01.20.20.20, 44 th. Mendapat obat antiprotozoa yaitu metronidasol 3x500mg selama 1 hari. Pasien mendapatkan kemoterapi dengan inj. siklofosfamid 600mg dan inj. doksorubisin 60mg. Obyektif : Ca. Mammae Sinistra T4N0M0. Tanda Infeksi : 1.Suhu : tanggal 16/11/05 : 38°C (Normal) 2.Nadi : tanggal 16/11/05 : 90x/menit (Normal : 100-120 x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 16/11/05 : 1. WBC : 12,99 x103/mL (Normal : 4.0-10.0 x103/mL) 2. Netrofil : 77.1% (Normal : 2.0-6.90 x103/mL atau 35.0-88.7%) 3. Limfosit : 14.2% (Normal : 0.60-3.40 x103/mL atau 12.0-44.0%) 4. Monosit : 7.9% (Normal : 0.0-0.90 x103/mL atau 0.0-11.2%) 5.Eosinofil : 0.6% (Normal : 1-4 %) 6. Basofil : 0.2% (Normal : 0-1%) Assessment: Terjadi peningkatan jumlah WBC, berarti pasien terinfeksi. Metronidasol yang diberikan harus dikombinasikan dengan antibiotik golongan β-laktam untuk meningkatkan efek sinergis, oleh karenanya kasus ini termasuk dalam kategori DRPs antibiotik yang tidak tepat Rekomendasi: 1. Metronidasol dikombinasikan dengan sefalosporin generasi ke-3 yakni seftasidim 1 g (i.v) tiap 6-12 jam. Metronidasol untuk infeksi anaerob dengan dosis anjuran 3 x 500mg secara per oral selama 7 hari. 2. Perlu dilakukan tes kultur dan tes sensitifitas bakteri terhadap antibiotika 3. Pantau terus hasil laboratorium hematologi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 D. Dampak/Outcome Pasien Dampak/outcome yang diperoleh pasien kanker payudara pasca kemoterapi dilihat dalam dua hal yakni pada kasus infeksi/potensial infeksi dan kankernya sendiri. Dampak/outcome yang terjadi disajikan dalam bentuk tabel. Tabel XXVII. Dampak/Outcome yang terjadi setelah pasien mendapatkan perawatan di rumah sakit. Kondisi Infeksi Potensial infeksi Kanker Dampak/Outcome Membaik Belum sembuh Membaik Membaik Belum sembuh Jumlah kasus 2 3 3 50 22 Prosentase (%) 2,8 7,1 7,1 71,4 31,4 E. Rangkuman Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Berdasarkan data rekam medis, ditemukan 70 pasien kanker payudara pasca kemoterapi. 1. Gambaran umum kasus kanker payudara pasca kemoterapi Gambaran umum yang dilihat meliputi umur, riwayat kanker dalam keluarga, stadium, frekuensi pemberian kemoterapi, komplikasi dan penyakit penyerta. Berdasarkan kelompok umur terdapat 2 kasus umur <30 tahun, 9 kasus umur 30-39 tahun, 28 kasus umur 40-49 tahun, 18 kasus umur 50-59 tahun, 6 kasus umur 60-69 tahun, 2 kasus umur 70-79 tahun, dan 5 kasus tidak diketahui umurnya. Dari tujuh puluh (70) pasien yang dirawat hanya 3 kasus yang memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarga. Berdasarkan tingkat stadiumnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 terdapat 25 pasien stadium IV, 21 pasien stadium IIIB, 9 pasien stadium IIIA, 4 pasien stadium IIB, 2 pasien stadium IIA, dan 1 pasien stadium I. Faktor hereditas yang ada dalam keluarga (riwayat kanker pada keluarga) merupakan faktor risiko yang paling utama dalam menyebabkan kanker. Frekuensi pemberian kemoterapi yang paling banyak dilakukan yaitu 8 kali dengan 1 kasus dan paling sedikit 1 kali dengan 22 kasus. Komplikasi yang menyertai kasus kanker payudara pasca kemoterapi yakni netropenia, leukositosis, dan limfosistosis. Penyakit penyerta yang diderita pasien kanker payudara pasca kemoterapi yaitu diabetes melitus, hipertensi dan asma. 3. Pola Penggunaan Obat Tabel XXVIII. Pengelompokan obat berdasarkan kelas terapi untuk penangan kanker payudara. No Obat berdasarkan kelas terapi 1. obat antibiotik 2. obat antineoplastik 3. obat saluran cerna 4. obat saluran nafas 5. obat sistem syaraf pusat 6. obat analgesik 7. obat hormonal 8. obat antialergi 9. obat gizi 10. obat untuk penyakit otot skelet dan sendi 11. obat untuk sistem endokrin dan metabolik 12. obat untuk kardiovaskuler PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 Dari tujuh puluh (70) pasien kanker payudara pasca kemoterapi hanya 9 pasien yang mendapatkan antibiotika. Sembilan (9) pasien tersebut termasuk pasien yang potensial infeksi, infeksi dan salah obat. Kenyataannya ada 3 pasien yang potensial infeksi, 5 pasien positif terinfeksi, dan 4 pasien tidak infeksi/potensial infeksi tetapi diberikan antibiotika dalam terapinya Tabel XXIX. Golongan dan jenis antibiotika yang digunakan pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. No Golongan Antibiotika Jenis Antibiotika 1. Penisillin 2. Sefalosporin 3. 4. 5. Kuinolon Aminoglikosida Antibiotika anaerob Ampisilin Amoksisilin klavulanat Seftriakson Seftasidim Siprofloksasin Gentamisin Metronidasol 3. DRPs terkait penggunaan antibiotika Dari tujuh puluh (70) pasien kanker payudara pasca kemoterapi yang diteliti, terdapat 9 kasus yang mengalami Drug Related Problems (DRPs) terkait dengan penggunaan antibiotika. Sembilan (9) kasus tersebut meliputi 3 kasus butuh antibiotika, 4 kasus tidak butuh antibiotika, 1 kasus pemberian antibiotik yang tidak tepat, dan 1 kasus pemberian antibiotik dengan dosis kurang. Tabel XXX. Drug Related Problems antibiotika tidak tepat. No. RM 01.20.20.20 Permasalahan pasien mendapatkan metronidasol 3x500mg selama 1 hari Penilaian terjadi peningkatan jumlah WBC, metronidasol perlu dikombinasi Anjuran Metronidasol dikombinasi dengan sefalosporin generasi ketiga misalnya seftasidim, lakukan tes kultur kuman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 Tabel XXXI. Drug Related Problems tidak perlu antibiotika. No. RM 01.19.06.82 01.19.39.38 01.18.42.65 01.19.88.44 Permasalahan Penilaian mendapatkan terjadi peningkatan seftriakson 2x1g proporsi eosinofil, selama 1 hari sedangkan hematologi lainnya normal mendapatkan terjadi peningkatan siprofloksasin proporsi eosinofil, ® (Baquinor ) sedangkan 2x500mg hematologi lainnya selama sehari normal mendapatkan terjadi penurunan siprofloksasin proporsi eosinofil, 2x500mg dan sedangkan metronidasol hematologi lainnya 3x500mg normal Anjuran pantau terus hasil laboratorium khusunya hematologi dan tandatanda infeksi pantau terus hasil laboratorium khusunya hematologi dan tandatanda infeksi pantau terus hasil laboratorium khusunya hematologi dan tandatanda infeksi Tabel XXXII. Drug Related Problems butuh antibiotika. No. RM 01.21.18.40 Permasalahan Infeksi 01.18.00.33 01.20.35.58 Potensial terinfeksi Penilaian Anjuran Berikan antibiotika terjadi peningkatan empirik. Perlu dilakukan jumlah WBC tes kultur dan pantau terus hasil laboratorium hematologi selanjutnya terjadi penurunan berikan antibiotika jumlah netrofil profilaksis, berikan Macrophage Colony Stimulating Factor (MCSF) untuk meningkatkan jumlah limfosit serta terus memantau hematologi selanjutnya dan tanda infeksi. Tabel XXXIII. Drug Related Problems Dosis antibiotika yang diberikan rendah. No. RM Permasalahan Penilaian 01.19.03.51 mendapatkan pasien berisiko amoksisilin immunocompromize, 3x500mg dan berisiko infeksi. selama 1 hari Anjuran penggunaan amoksisilin harus ditingkatkan menjadi 4 hari, dan monitor hematologi selanjutnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Tabel XXXIV. Ringkasan kasus Drug Related Problems No 1 Status kondisi pasien POTENSIAL INFEKSI 4 INFEKSI No. Rekam Medik 01.18.00.33 01.20.35.58 01.21.18.40 01.19.06.82 01.19.39.38 01.19.88.44 01.18.42.65 01.20.20.20 2 3 INFEKSI TIDAK INFEKSI/POTENSIAL TERINFEKSI 5 POTENSIAL INFEKSI 01.19.03.51 DRPs yang terjadi Butuh Antibiotika Butuh Antibiotika Tidak Perlu Antibiotika Antibiotika Tidak Tepat Dosis terlalu rendah 4. Dampak/Outcome pasien Tabel XXXV. Dampak/Outcome yang terjadi setelah pasien mendapatkan perawatan di rumah sakit. Kondisi Infeksi Potensial infeksi Kanker Dampak/Outcome Membaik Belum sembuh Membaik Membaik Belum sembuh Jumlah kasus 2 3 3 50 22 Prosentase (%) 2,8 7,1 7,1 71,4 31,4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil evaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus kanker payudara di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Profil pasien : kelompok umur terbanyak 40-49 tahun 40%, 3 kasus memiliki riwayat kanker dalam keluarga; stadium terbanyak diderita stadium IV (25 kasus); frekuensi kemoterapi terbanyak 8x (1 kasus) dan paling sedikit 1x (22 kasus); komplikasi leukositosis 5 kasus, netropenia 2 kasus, dan limfositosis 3 kasus; penyakit penyerta diabetes mellitus 1 kasus, hipertensi 4 kasus, dan asma 1 kasus . 2. Terdapat 12 kelas terapi obat yang digunakan: antibiotik, antineoplastik/sitotoksik, obat saluran cerna, obat saluran nafas, obat sistem syaraf pusat, analgesik, obat hormonal, antialergi, obat gizi, obat untuk otot skelet dan sendi, obat sistem endokrin dan metabolik, dan obat kardiovaskuler. Ada 5 golongan dan 7 jenis antibiotika. 3. Drug Related Problems yang terjadi terkait penggunaan antibiotika: 3 kasus butuh antibiotik, 4 kasus tidak perlu antibiotik, 1 kasus antibiotik tidak tepat, dan 1 kasus dosis antibiotik terlalu rendah. 4. Dampak/outcome yang terjadi: pada infeksi/potensial infeksi 5 kasus membaik dan 3 kasus belum sembuh, pada kankernya sendiri 50 kasus membaik dan 22 kasus belum sembuh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 B. Saran 1. Dapat dilakukan penelitian yang sama namun dengan penanganan kasus yang berbeda misalnya : mengevaluasi pemilihan dan penggunaan antibiotika pada kasus kanker payudara pasca mastectomy. 2. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan analisa dari segi ekonomi meliputi biaya perawatan, harga obat yang digunakan, dan kemampuan ekonomi pasien pada lokasi penelitian yang berbeda agar dapat diketahui jumlah kasus kanker payudara yang terjadi di tempat tersebut dan kesanggupan pasien untuk mengupayakan kesembuhan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2000a, Artikel Kanker Payudara, http://www.infokes.com, diakses Januari 2006. Anonim, 2000b, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, 4-5, 228-234, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. Anonim, 2001, Kanker, http://www. litbang.depkes.go.id, diakses Februari 2006. Anonim, 2002, Kemajuan Pengobatan Kanker Kompas.com, diakses Februari 2006. Payudara, http://www. Anonim, 2003a, RS. Dr. Sardjito, http://www.pdspersi.co.id, diakses Februari 2006. Anonim, 2003b. Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini, RS. Dharmais Pustaka Populer Obor, Jakarta, 4, 6-7, 78-79, 109-111. Anonim, 2006a, Cermin Dunia Kedokteran : Terapi dan Profilaksis Netropenia akibat kemoterapi Cermin Dunia Kedokteran, PT. Kalbe Farma, Jakarta, hal 61. Anonim, 2006b, MIMS Indonesia, Media Asia, Singapore. Anonim, 2007, Cancer, Chemoterapi, Anemia and Fatigue: What’s the Connection?, http://www.anemia.com/anemia/anemiacancer.html. Diakses pada tanggal 15 Mei 2007. Archer, G.L. dan Polk, R.E., 1998, Treatment and Profilaksis of Bacterial Infections in Horrison’s Principle of Internal Medicine, 16th Edition, part seven. Cipolle, R.S., Strand, L.M., and Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care Practise, Mc Graw-Hill, New York, 73-111. Djoerban, 2004, Kanker Payudara Serang 9 Persen http://www.kompas.com/kesehatan/0503/29/084357,htm, Februari 2006. Wanita, diakses Finberg, R., 2005, Infection in Patient with Cancer in Horrison’s Principle of Internal Medicine, 16th Edition, part five. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Guiliano, M.D.A.E., Breast in Current Medical Diagnosis & Treatment 2002, 41th Edition, Chapter XVI. Kalantaridou, S., dkk., 1999, Hormone Therapy in Women in Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th Edition, 1493-1514, Mc. Graw-Hill Medical Publishing Division, New York. Katzung, B.G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, 180-197, Penerbit Salemba Medika, Jakarta. Koda Kimble, M.A., Young, L.Y., 2001, Applied Therapeutic The Clinical Use of Drugs, 7th Ed, Lippincount Williams & Wilkins, Baltimon, Ch 87. Lestari, G.P., 2005, Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pasca Kemoterapi pada Pasien Leukemia Di RS. Dokter Sardjito Yogyakarta tahun 2004, Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Lippman, M.E., 1998, Breast Cancer in Horrison’s Principle of Internal Medicine, 16th Edition, part six. Moningkey, S. I., 2000, Epidemologi Kanker Payudara, Medika ; Januari 2000, Jakarta. National Cancer Institute, 2005 General Information, http://www.nci.nih.gov/cancertopics/pdq/treatment/breast/healthprofessio nal. Diakses 23 Agustus 20006. National Comprehensive Cancer Network (NCCN), 2002, Fever and Neutropenia Treatment Guidelines For Patient with Cancer, NCCN and ACS (American Cancer Society), USA. Diakses 29 September 2006. Noorwati, 2003, Farmakologi Obat-obat Kemoterapi dan Hubungannya dengan Siklus Sel, RS. Dharmais, Jakarta. Ramli, Umbas R., Sonar S.P., 2000, Deteksi Dini Kanker, Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Revianti, M.K.A.Y., 2005, Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pasca Kemoterapi pada Pasien Kanker Payudara Di RS. Panti Rapih Yogyakarta tahun 2004, Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Rugo, S.H.MD., 2001, Cancer in Current Medical Diagnosis & Treatment 2002, 41th Edition, Chapter IV. Setiabudy, R. dan Gan V.H.S., 1995, Pengantar Antimikroba, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, 571-572, Gadjah Mada University press, Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 Sukardja, I.D.G., 1995, Terapi Paliatif Kanker Payudara in Pertemuan Ilmiah Nasional ke-1 Perhimpunan Onkologi Indonesia, Bandung. Tjindarbumi, 2000, Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penanggulangannya, Dalam : Deteksi Dini Kanker, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. Underwood JEC, 2001, House Officer Series Hematology, EGC, Jakaerta, 1-2. Walker, R. dan Edwards, C., 1999, Clinical Pharmacy and Therapeutics,. 2nd Edition, 58-63 dan 742-743, Churchill Livingstone IN, UK. Weaver, C.H., 2002, Myelosuppression, http://www.411-cancer, diakses 16 Mei 2007. Yuliani, 2000, Faktor Risiko Kanker Payudara, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1 DATA PASIEN KANKER PAYUDARA PASCA KEMOTERAPI YANG DIRAWAT DI RSUP. Dr. SARDJITO TAHUN 2005 No Kasus 1 Data Pasien Diagnosis No. RM : 00.68.22.34 Usia/ JK : 42 th / W Dirawat ke : 10 Masuk : 10/08/05 Keluar : 11/08/05 R. Penyakit Kelurga : kanker Tanda Vital TD : 130/90 Suhu : 36,5 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-8 Masuk : Ca Mammae Dextra T3N2M0 Keluar : Ca Mammae Dextra T3N2M0 Data Laboratorium Keluhan Terapi Tgl 09/ 08/05 Masuk : - Non Farmakologi : - WBC: 7.1 x103 Neut : 4.5 x103 Lym : 1.8 x103 Mon : 0.7 x103 Eos : 0.1 x103 Baso: - Selama Perawatan : resiko muntah dan cemas Farmakologi : Inj. Kalmetason 2 amp Inj. Dipenhidramin 5 amp (1x) Inj. Simetidin 1 amp Frazon 10 (3x1) Simetidin 20 (3x1) Neurobion I Ulsikan I Inj. Frazon 8 mg II Paxus 30 mg VII (dlm intralit) Intralit I Lama Pemberian Hasil Perawatan Belum sembuh 10/8, 11/8 10/8 10/8, 11/8 11/8 11/8 11/8 11/8 10/8, 11/8 10/8 Obat yang dibawa pulang : Frazon (3x1)) Simetidin (3x1) 2 No. RM : 01.14.92.37 Usia/ JK : 36 th / W Dirawat ke : ke-2 Masuk : 06/06/05 Keluar : 13/06/05 R. Penyakit Kelurga : Tanda Vital TD : 120/70 Suhu : Nadi : 88 x/ menit R. Pengobatan : post kemoterapi ke1 dan post mastectomy Tindakan yang dilakukan : trasfusi PRC dan pada hari ke-5 dilakukan kemoterapi ke-2 Masuk : Ca Mammae Dextra (Progresive Disease) Keluar : Ca Mammae Dextra (Progresive Disease) Tgl 06/06/05 09/06/05 Masuk : Payudara kanan ada luka post operasi. Payudara kiri ada bekas operasi. Lengan : oedem ⊕, hiperemis ⊕, NT ⊕. Pada Px tersebut didapatkan problem anemia (Hb 7.9), Hipoalbuminemia (albumin 2.8). WBC: 5.12 x103 Neut : 76.0% Lym : 14.0% Mon : 5.9% Eos : 3.9% Selama Perawatan : Pada hari ke V perawatan SS dimasukkan, keluhan post SS : mual ⊕, muntah ⊕, rambut WBC: 5.18 x10 Neut : 68.6 % Lym : 17.9 % Mon : 8.3 % Eos : 4.6 % Baso: 0.6 % Tgl 3 Belum sembuh Non Farmakologi : Diet Tinggi Karbohidrat Tinggi Protein Farmakologi : inf. D5% lini Nerviton E 1x1 PRC 1 kolf Paxus 300 mg Karboplatin 450 mg 06/06, 07/06 06/06, 07/06 07/06 11/06 11/06 64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Baso: 0.2% Tgl rontok, nafsu makan ↓. 12/06/05 WBC: 7.65 x103 Neut : 85.2% Lym : 11.4% Mon : 2.6% Eos : 0.5% Baso: 0.3% 3 4 No. RM : 01.19.76.51 Usia/ JK : 58 th / W Dirawat ke : 3 Masuk : 16/11/05 Keluar : 19/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 36,5 Nadi : 80 x/menit R. Pengobatan : post mactectomy dan post kemoterpi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 Masuk : Ca Mammae Dextra T4NoMo. Ca Mammae SinistraResidif. No. RM : 01.18.73.85 Usia/ JK : 39 th / W Dirawat ke : 1 Masuk : 20/06/05 Keluar : 16/07/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 37 Nadi : 85 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-1 Masuk : Ca ductal infiltratif Mammae S Keluar : Ca Mammae Dextra T4NoMo. Ca Mammae SinistraResidif. Keluar : Ca ductal infiltratif Mammae S Tgl -/-/- Masuk : - Membaik Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein WBC: 7.3x103 Neut : 3.6 x103 Lym : 2.7 x103 Mon : 0.7 x103 Eos : 0.3 x103 Baso: 0.0 x103 Selama Perawatan : - Tgl - / - / - Masuk : - Non Farmakologi : - WBC: 7.2 x103 Neut : 4.2 x103 Lym : 2.2 x103 Mon : 0.4 x103 Eos : 0.4 x103 Baso: - Selama Perawatan : - Farmakologi : Inj. Siklofosfamid 750 mg Inj. Adriamisin 75 mg Inj. 5FU 750 mg Farmakologi : Inj. Frazon 1 amp Inj. Simetidin 1 amp Inj. Kalmetason 1 amp Inj.Siklofosfamid 700 mg Inj. Epirubisin 60 mg Inj. SFU 750 mg Simetidin 3x1 Frazon 2x1 17/11 17/11 17/11 17/11 17/11 17/11 18/11, 19/11 18/11, 19/11 Belum sembuh 14/07 14/07 14/07 65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 6 7 No. RM : 01.18.69.90 Usia/ JK : 66 th / W Dirawat ke : 1 Masuk : 19/05/05 Keluar : 04/06/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/80 Suhu : 36,4 Nadi : 80 x/menit R. Pengobatan : Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 No. RM : 01.18.58.64 Usia/ JK : 46 th / W Dirawat ke : 1 Masuk : 18/05/05 Keluar : 19/05/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/70 Suhu : 37 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 Masuk : Ca Mammae Dextra Keluar : Ca Mammae Dextra + Hiperglikemi Tgl - / - / - Masuk : - Non Farmakologi :- WBC: 6.2 x103 Neut : 3.8 x103 Lym : 1.9 x103 Mon : 0.2 x103 Eos : 0.3 x103 Baso: - Selama Perawatan : Hiperglikemia , nafsu makan turun Farmakologi : Tamoxifen 2x 10 mg Tgl Masuk : - Non Farmakologi : - Selama Perawatan : - Farmakologi : Inj. Pentotal 1 amp Inj. Dexamet 2 amp Inj. Vomceran 8 mg Inj. Epirubisin 10 mg NaCl 100 cc (2x) Inj. Endoxan 1 gr NaCl 100 cc (2x) RI 3x2 unit RI 3x6 unit Glurenorm 30 mg 1-1-0 Becom-C 1x1 Inj.Siklofosfamid 750 mg Inj. Adriamisin 75 mg Inj. 5FU 750 mg RI 3x8 unit : Masuk :Ca Mammae Sinister T3N1M1 Keluar : Ca Mammae Sinister T3N1M1 -/-/- WBC: 7.8 x103 Neut : 60 % Lym : 32 % Mon : 2 % Eos : 3 % Baso: 3 % 23/05, 25/08, 27/05 27/05 30/5 03/06 03/06 03/06 03/06 03/06 03/6 Membaik 18/05 18/05 18/05 18/05 18/05 Obat yang dibawa pulang : Vomceran 3x1 Qten 2x1 : No. RM : 01.18.60.74 Usia/ JK : 50 th / W Dirawat ke : 2 Masuk : 04/06/05 Keluar : 08/06/05 R. Penyakit Keluarga : Hipertensi Tanda Vital TD : 220/110 Suhu : 36,5 Nadi : 108 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy Tindakan yang dilakukan : kemoterapi yang ke-1 Membaik Masuk : Ca Mammae Dextra T3N4M0 Masuk : - Tgl - / - / 3 Keluar : Ca Mammae Dextra T3N4M0 dan hipertensi WBC: 7.1 x10 Neut : 4.8 x103 Lym : 1.7 x103 Mon : Eos : Baso: - Selama Perawatan : mual, muntah, rambut rontok, lemah Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : Narfoz 10 mg 1x1 HCT 1x1 Inj. Siklofosfamid 500 mg Inj, Epirubisin 60 mg Inj. 5FU 500 mg 04/06 s.d 07/06 Belum sembuh 06/06 06/06 07/06 07/06 07/06 07/06 66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 9 10 No. RM : 01.19.37.93 Usia/ JK : 53 th / W Dirawat ke : :2 Masuk : 07/12/05 Keluar : 08/12/05 R. Penyakit Kelurga : Tanda Vital TD : 130/90 Suhu : 36 Nadi : 84x/menit R. Pengobatan : post mastectomy Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke- 6 Masuk : Ca Mammae Sinister Keluar : Ca Mammae Sinister Tgl - / - / - Masuk : - WBC: 4.6 x 103 Neut : Lym : Mon : Eos : Baso: - Selama Perawatan : mual muntah, nafsu makan turun. Non Farmakologi : Diet Timggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : Vomceran 8 mg / iv Siklofosfamid 700 mg/NaCl 100 ml Epirubisin 75 mg/ NaCl 100 ml Fluracedryl 750 mg/ NaCl 100 ml 07/12 Membaik 07/12 07/12 07/12 07/12 : No. RM : 01.19.47.41 Usia/ JK : 24 th/ W Dirawat ke : 4 Masuk : 13/10/05 Keluar : 15/10/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 36.6 Nadi : 80 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 No. RM : 01.19.03.51 Usia/ JK : 56 th / W Dirawat ke : 2 Masuk : 26/08/05 Keluar : 28/8/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 140/90 Suhu : 37 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post masectomy dan post kemoterapi ke-2 Masuk : Ca Mammae Sinister ductal infiltratif T4N1Mo Keluar : Ca Mammae Sinister ductal infiltratif T4N1Mo Masuk : Ca Mammae T4N3M1 Tgl - / - / WBC: 8.6 x10 Neut : 4.2 x103 Lym : 2.5 x103 Mon : 1.2 x103 Eos : 0.1 x103 Baso: 0.6 x103 Non Farmakologi : - Selama Perawatan : - Farmakologi : Inj. Siklofosfamid 700 mg Inj. Epirubisin 100 mg Inj. Flurourasil 700 mg Masuk : - Tgl - / - / 3 Keluar : Ca Mammae T4N3M1 dengan problem metastase hepar dan tulang. Masuk : - Belum sembuh 3 WBC: 5.7 x10 Neut : 4.0 x103 Lym : 1.0 x103 Mon : 0.6 x103 Eos : 0.1 x103 Baso: 0.0 x103 Selama Perawatan : nyeri sendi, batuk, nyeri tenggorokan mual, muntah, rambut rontok Non Farmakologi : Diet Timggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : Inf. D5% lini Nerviton E 1x1 Amoksisilin 3x500 mg As. Mefenamat 3x1 Inj. Siklofosfamid 600 mg Inj. Epirubisin 60 mg Inj. Flurourasil 600 mg 14/10 14/10 14/10 26/08 s.d 28/08 Membaik 27/08 27/08 27/08 27/08 27/08 27/08 27/08 67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tindakan yang kemoterapi ke-3 11 12 13 dilakukan No. RM : 01.06.31.52 Usia/ JK : 43 th / W Dirawat ke : 1 Masuk : 22/07/05 Keluar : 23/07/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/60 Suhu : 36 Nadi : 88 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 Masuk : Ca Mammae Sinister std IV TIDAK ADA DATA LAB. Masuk : - Non Farmakologi : - Selama Perawatan : - Farmakologi : Inj. Doksorubisin 80 mg Inj. Paxus 210 mg Keluar : Ca Mammae Sinister std IV Membaik 22/07 22/07 : No. RM : 01.16.32.23 Usia/ JK : 47 th / W Dirawat ke : 5 Masuk : 03/05/2005 Keluar : 04/06/2005 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 100/70 Suhu : 36.4 Nadi : 80 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-4 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-5 Masuk : : Ca Mammae T3N2Mx No. RM : 01.19.96.49 Usia/ JK : 50 th/ W Dirawat ke : 2 Masuk : 28/09/05 Keluar : 29/09/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 36.2 Nadi : 84 x/menit Masuk : Ca Mammae Duplex std IV Keluar : : Ca Mammae T3N2Mx Keluar : Ca Mammae Duplex std IV Masuk : - Non Farmakologi : - WBC: 4.3 x103 Neut : 3.1 x103 Lym : 0.6 x103 Mon : 0.5 x103 Eos : 0.1 x103 Baso: 0.1 x103 Selama Perawatan : Pasien mengatakan cemas, tiap kali obat masuk mual dan muntah Farmakologi : Narvos 8 mg II (2x) Inj. Doksorubisin 50 mg I Inj. Doksorubisin 10 mg I Inj. Paxus 30 mg VI Infus set Intralite I Inj. NaCl I Inj. Zantac I Deksametason I Dipenhidramin I Tgl Masuk : - Non Farmakologi : - Selama Perawatan : mual dan muntah Farmakologi : Cedantin 8 mg Inj. Deksametason 2 amp Delladryl 2 cc Inj. Rantin 2 amp NaCl 100 cc Inj. Doksorubisin 70 mg + D5% Tgl -/-/- -/-/- WBC: 6.1 x10 Neut : 5.3 x103 Lym : 0.5 x103 Mon : 0.2 x103 Eos : 0.2 x103 Baso: - 3 Membaik 03/06 03/06 03/06 03/06 03/06 03/06 03/06 03/06 03/06 Belum sembuh 28/09 28/09 28/09 28/09 28/09 28/09 68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI R. Pengobatan : post kemoterapi ke-1 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-2 14 15 16 No. RM : 01.19.34.27 Usia/ JK : 38 th/ W Dirawat ke : 4 Masuk : 25/10/05 Keluar : 31/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 105/75 Suhu : 37 Nadi : 88 x/menit R. Pengobatan : post kemoterapi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 Masuk : Ca Mammae Dextra T4CN0M0 Keluar : Ca Mammae Dextra T4CN0M0 + paru Tgl -/-/- WBC: 4.2 x103 Neut : 2.0 x103 Lym : 1.5 x103 Mon : 0.6 % Eos : 0.1 % Baso: - Masuk : pasien mengeluh benjolan bertambah nyeri, keluar cairan, nanah dan darah, nafsu makan dan minum turun, berat badan turun, mual muntah , cepat terasa kenyang, sesak nafas −,batuk −, buang air besar dan buang air kecil tidak ada keluhan. Selama Perawatan mengalami nyeri No. RM : 01.19.06.82 Usia/ JK : 47 th / W Dirawat ke : 6 Masuk : 14/11/05 Keluar : 16/11/05 R. Penyakit Kelurga : Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 37 Nadi : 90 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-4 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-5 Masuk : Ca Mammae Dextra No. RM : 01.17.13.81 Usia/ JK : 47 th / W Dirawat ke : 7 Masuk : 19/10/05 Keluar : 20/10/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital Masuk : Ca Mammae Dextra T3N0M1 Keluar : Ca Mammae Dextra Tgl -/-/- 28/09 Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein 25/10 s.d. 31/10 Farmakologi : Inj. Siklofosfamid 700 mg Inj. Adriamisin 70 mg Inj. 5FU 700 mg Non Farmakologi : - WBC: 6.61 x103 Neut : 75 % Lym : 17 % Mon : 3.6 % Eos : 4.2 % Baso: 0.2 % Selama Perawatan : - Farmakologi : Inj. Frazon 1 amp Inj. Simetidin 1 amp Inj. Kalmetason 1 amp Inj. Siklofosfamid 700 mg Inj. Metotreksat 70 mg Inj. 5FU 750 mg Ceftriaxon 2x1 g Tradil 3x1 Inj. Neurosanbe 2x1 amp Tgl - / - / - Masuk : - Non Farmakologi : - Selama Perawatan : - Farmakologi : Medixon 20 mg (2x) Inj. Dipenhidramin 50 mg Inj. Rantin 50 mg Inj. Paxus 330 mg WBC: 5.8 x10 Neut : 2.9 x103 Lym : 2.2 x103 Mon : Eos : - Belum sembuh 26/10 26/10 26/10 : Masuk : - 3 Keluar : Ca Mammae Dextra T3N0M1 100 cc Inj. Paxus 240 mg + Intralite 500 cc Membaik 15/11 15/11 15/11 15/11 15/11 15/11 15/11 15/11 15/11 Belum sembuh 19/10 20/10 20/10 20/10 69 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Baso: - TD : 110/70 Suhu : 36.5 Nadi : 88 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke- 5 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-6 17 No. RM : 01.20.58.80 Usia/ JK : 50 th / W Dirawat ke : 2 Masuk : 25/10/05 Keluar : 27/10/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/70 Suhu : 36.6 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-1 Tindakan yang kemoterapi ke-2 18 dilakukan Masuk : Ca Mammae sinistra std IV Keluar : Ca Mammae sinistra std IV invasi ke pembuluh darah Tgl Deksametason 2x 20 mg -/-/- Masuk : - WBC: 4.52 x103 Neut : 6.05 x103 Lym : 2.4 x103 Mon : 1.1 x103 Eos : 0.33 x103 Baso: 0.11 x103 Selama Perawatan : mual Tgl - / - / - Masuk : - WBC: 8.43 x103 Neut : 71.5 % Lym : 2.03 x103 Mon : 0.76 % Eos : 0.05 % Baso: 0.01 % Selama Perawatan : mual dan rambut rontok Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : Inf. NaCl 0.9 % lini Roborantin 1x1 Nerviton E 1x1 Siklofosfamid 800 mg Doksorubisin 80 mg 20/10 25/10 s.d 27/10 Belum sembuh 25/10 25/10 26/10 26/10 26/10 : No. RM : 01.20.74.94 Usia/ JK : 42 th / W Dirawat ke : 2 Masuk : 08/11/05 Keluar : 12/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 36.5 Nadi : 80 x/menit R. Pengobatan : post kemoterapi ke-1 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-2 Masuk : Ca Mammae dextra T3N0M0 Keluar : Ca Mammae dextra T3N0M0 Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : Grabion 1x1 inf. NaCl 0.9 % lini Inj. Siklofosfamid 750 mg Inj. Doksorubisin 75 mg Roborantin 1x1 09/11 s.d. 12/11 Membaik 09/11 s.d. 12/11 09/11 s.d. 12/11 12/11 12/11 12/11 70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 20 21 No. RM : 01.19.63.68 Usia/ JK : 46 th / W Dirawat ke : 2 Masuk : 29/09/05 Keluar : 30/09/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/60 Suhu : 36.6 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post kmoterapi ke3 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-4 Masuk : Ca Mammae Dextra T3N0M1 No. RM : 01.20.35.58 Usia/ JK : -/ W Dirawat ke : 2 Masuk : 23/11/05 Keluar : 2/12/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 36.4 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 Masuk : Ca Mammae std IV bilateral No. RM : 01.14.20.43 Usia/ JK : 31 th/ W Dirawat ke : 3 Masuk : 31/12/05 Keluar : 01/01/06 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Keluar : Ca Mammae Dextra T3N0M1 Tgl WBC: 4.66 x103 Neut : 3.97 % Lym : 3.43 % Mon : 1.91 % Eos : 0.52 % Baso: 0.17 %3 Tgl Selama pusing Perawatan WBC: 10.2 x10 Neut : 1.3 x103 Lym : 1.7 x103 Mon : Eos : Baso: - Selama Perawatan : nyeri pinggang, luka Ca pada Mammae kanan, nyeri ⊕ Tgl - / - / - Masuk : - WBC: 2.2 x103 Neut : Lym : Mon : Eos : Baso: - Selama Perawatan : cemas, dan pasca kemoterapi mualmuntah. : Masuk : Ca Mammae T4N2Mx Keluar : Ca Mammae T4N2Mx 29/09 Belum sembuh : Masuk : - -/-/3 Keluar : Ca Mammae std IV bilateral Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Masuk : - -/-/- Farmakologi : Systenol 1 tab inf. NaCl inj. Frazon 8 mg 1 amp Inj. Simetidin 1 amp Inj. Kalmetason 1 amp Inj. .Neosan 700 mg + D5% 100cc Inj. Carcinocin 70 mg + D5% 100 cc Inj. Curasil 700 mg + D5% 100cc Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : MST 2x1 Ximede 2x1 Qten 2x1 (10) Legres 2x1 Pariet 2x1 Dupholax Syr I 3xCI Primperan XV 3x1 Inj. Doksorubisin 50 mg Inj. Doksorubisin 30 mg Inj. Deksametason Inj. Paxus 300 mg Solcosoryl Jelly I Intralit I Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : Narfoz 8 mg I tab Quino biotic 2x500 mg Inciclor 2x500 mg X Calafen 2x1 X 29/09 29/09 29/09 29/9 29/09 29/09 29/09 29/09 23/11 s.d 2/12 Membaik 25/11 s.d 2/12 25/11 s.d 2/12 23/11 s.d 2/12 23/11 s.d 2/12 23/11 s.d 2/12 26/11 s.d 2/12 29/11 s.d 1/12 23/11 23/11 23/11 23/11 23/11 23/11 31/12 s.d 01/01 Belum sembuh 31/12 s.d 01/01 31/12 s.d 01/01 31/12 s.d 01/01 31/12 s.d 01/01 71 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Inj. Taxol 30 mg VII Inj. Doksorubisin 50 mg I Inj. Doksorubisin 10 mg II Inj. NaCl Inj. Dipenhidramin Inj. Deksametason Inj. Zantac 1 amp (i.v) Suhu : 36 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post kemoterapi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 22 23 No. RM : 01.14.10.65 Usia/ JK : 46th/ W Dirawat ke : 1 Masuk : 19/11/05 Keluar : 22/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 36.5 Nadi : 100 x/menit R. Pengobatan : Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 No. RM : 01.21.41.20 Usia/ JK : 55 th / W Dirawat ke : 1 Masuk : 25/11/05 Keluar : 01/12/06 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 36.7 Nadi : 88 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 Masuk : Ca Mammae stadium IV metastatis tulang Keluar : Ca Mammae stadium IV metastatis tulang Tgl 19/ 11/05 Masuk : - WBC: 12.4 x103 Neut : 8.9 x103 Lym : 2.7 x103 Mon : Eos : Baso: - Selama Perawatan : mual Tgl 30/ 11/05 Masuk : Selama Perawatan : mual Farmakologi : Qten 2x1 XIX Betavit 2x1 XIX Inj. Pantozol II Inj.Deksametason IV Inj.Dipenhidramin II Inj.Radin II Inj.Vomceran II Inj.Paxus 30 mg VII Inj. Carboplastin 450 mg : Masuk : Ca Mammae Sinistra Tipe ductal Infiltratif std I Keluar : Ca Mammae Sinistra Tipe ductal Infiltratif std I : WBC: 8.45 x103 Neut : 54.4 % Lym : 27.4 % Mon : 4.9 % Eos : 12.9 % Baso: 0.4 % Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : Captopril 25 mg 1 tab Aspar K 1 tab Lactular 1 tab Grabion 1 tab Inj. Vomceran 1 amp/ 24 jam Inj. Siklofosfamid 850 mg (dalam -100 cc NaCl 30 tpm) Inj. Doksorubisin 85 mg (dalam 100 cc NaCl 30 tpm) NaCl 20 tpm 31/12 31/12 31/12 31/12 31/12 31/12 31//12 19/11 s.d 22/11 Belum sembuh 19/11 s.d 22/11 19/11 s.d 22/11 21/11 21/11 21/11 21/11 21/11 21/11 21/11 21/11 21/11 25/11 s.d 01/12 Membaik 25/11 25/11 25/11 26/11 s.d 01/12 30/11 30/11 30/11 30/11 72 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 25 No. RM : 01.19.21.96 Usia/ JK : - / W Dirawat ke : 2 Masuk : 16/11/05 Keluar : 19/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 100/70 Suhu : 37 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 Masuk : Ca Mammae sinistra T4N2M0 Keluar : Ca Mammae sinistra T4N2M0 metastase ke limfonodi axilla Masuk : pilek, nyeri pada bekas operasi Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein WBC: 10.99 x103 Neut : Lym : 14.2% Mon : 7.9 % Eos : 0.6 % Baso: 0.2 % Selama Perawatan mengalami hipoalbnuminemia Farmakologi : Roborantin 1x1 Inj. Siklofosfamid 930mg Inj. Doksorubisin 93mg Inj. Ranitidin Tgl - / - / - Masuk : - Tgl - / - / - : 16/11 s.d 19/11 Belum sembuh 16/11 s.d 19/11 20/11 20/11 20/11 : No. RM : 01.20.66.92 Usia/ JK : 56 th/ W Dirawat ke : 3 Masuk : 30/11/05 Keluar : 02/12/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 130/85 Suhu : 36 Nadi : 92 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 Masuk : Ca Mammae Dexter Keluar : Ca Mammae Dexter WBC: 8.0 x10 Neut : Lym : Mon : Eos : Baso: - 3 Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein 30/11 s.d 02/12 Membaik Selama Perawatan : Farmakologi : Narfoz 8 mg 1 tab Inj. Doksorubisin 70 mg (dalam NaCl 500 cc 30 tpm) Inj. Zantac 1 amp (i v) Inj. Deksametason 1 amp Inj. Dipenhidramin 1 amp Inj. Paxus 210 mg (dalam Ecosol 500 cc dengan slang infus Khusus 30 tpm) 01/12 01/12 01/12 01/12 01/12 01/12 Obat dibawa pulang : Glisodin 2x1 Clast 2x1 Deksametason 3x1 Enervon C 1x1 26 No. RM : 01.17.82.14 Usia/ JK : 41 th/ W Dirawat ke : Masuk : 04/05/05 Keluar : R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/80 Masuk : Ca Mamae Dextra Keluar : Ca Mamae Dextra Tgl 05/05/05 WBC: 8,59 x103 Neut : Lym : 2,1 % Mon : 8,3 % Eos : 0,6 % Baso: 0,2 % Masuk : Selama Perawatan : - Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : Nerviton E 1x1 Xelloda 500 mg Xelloda 250 mg 04/05 Membaik 04/05 04/05 04/05 73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Suhu : 37 Nadi : 84x / menit R. Pengobatan : post radioterapi Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 27 28 29 : No. RM : 01.18.00.33 Usia/ JK : 55 th /W Dirawat ke : 3 Masuk : 07/07/05 Keluar : 07/07/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 36,5 Nadi : 80x/menit R. Pengobatan : post kemoterapi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 No. RM : 01.18.42.64 Usia/ JK : 45 th /W Dirawat ke : 5 Masuk : 12/10/05 Keluar : 15/10/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/70 Suhu : 37 Nadi : 86 x/ menit R. Pengobatan : post mastectomy Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-4 No. RM : 1.18.42.65 Usia/ JK : 38 th/ W Dirawat ke : 6 Masuk : 15/09/05 Keluar : 17/09/05 R. Penyakit Keluarga : - Masuk : Ca Mamae Dextra T2N0M0 Keluar : Ca Mamae Dextra T2N0M0 Masuk : Ca.Mamae Sinistra T4N1M0 Keluar : Ca.Mamae Sinistra T4N1M0 Masuk : Selama Perawatan : - Tgl 05/07/05 WBC: 4.0 x103 Neut : 0.65 x103 Lym : 0.28 x103 Mon : 0.03 x103 Eos : 0.03 x103 Baso: - WBC: 3,2 x10 Neut : 51,4 % Lym : 27,7 % Mon : 20,6 % Eos : 0,1 % Baso: 0,2 % Farmakologi : Q-ten 2 x 1 XXX Inj. Pantozol Inj. Kytril Inj. Deksametason Ijn. Epirubisin 70 mg (dalam D5% 100 ) Inj. Endoxan 750 mg (dalam D5% 100) Masuk : Selama Perawatan : - Tgl 11/10/05 Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein 07/07/05 Membaik 07/07/05 07/07/05 07/07/05 07/07/05 07/07/05 07/07/05 13/10 s.d 15/10 Membaik 3 Farmakologi : Metochropropamid 1 amp Inj. Vomceran 1 amp (i v) Inj. Deksametason 1 amp Inj.Endoxan 900 mg (dlm NaCl 100 cc 30 tpm) Inj. Doksorubisin 90mg (dlm NaCl 100 cc 30 tpm) : 13/10 15/10 15/10 15/10 15/10 15/10 Roborantin 1 x 1 Masuk : Carcinoma Mamae Dextra T4N1M0 Keluar : Carcinoma Mamae Dextra, Tgl 15/09/05 WBC: 4,6 x103 Neut : 56,9 % Lym : 31,1 % Mon : 10,6 % Masuk : Selama Perawatan : mual Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : Baquinor ear drop 3 x 2 tts Tremenza 3 x 1 tab 15/09 s.d 17/09 Membaik 15/09 15/09 74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI T4N1M0 komplikasi otitis media kronik benigna Eos : 0,1 % Baso: 0,3 % No. RM : 1.17.55.89 Usia/ JK : 51 th/W Dirawat ke : 3 Masuk : 29/08/05 Keluar : 30/08/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 36 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy danpost kemoterapi ke-5 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-6 Masuk : Carcinoma Mamae Sinistra T2N1M0 Tgl 26/08/05 No. RM : 01.03.98.36 Usia/ JK : 49 th /W Dirawat ke : 4 Masuk : 02/05/05 Keluar : 03/05/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 36 Nadi : 88 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-3 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-4 Masuk : Ca Mamae Bilateral, Locally Advanced Asidif Tanda Vital TD : 110/80 Suhu : 37 Nadi : 84 x/ menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-5 Tindakan yang kemoterapi ke-6 30 31 dilakukan Ambroxol 3 x 1 tab Nerviton E 1 x 1 Inj. Siklofosfamid 600mg Inj. Epirubisin 130 mg Inj. SFU 600 mg Inf. NaCl 0,9% lini 15/09 16/09 16/09 16/09 16/09 16/09 : Keluar : Carcinoma Mamae Sinistra T2N1M0 Keluar : Ca Mamae Bilateral, Locally Advanced Asidif Masuk : Selama Perawatan resiko nutrisi vit. C WBC: 4,4 x103 Neut : 50,8 % Lym : 27,3 % Mon : 17,2 % Eos : 4,2 % Baso: 0,5 % Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : Inj. Deksametason 1 amp Inj. Ulsikur 1 amp Inj. Frazon 8 mg Inj. Neosar 650 mg (dlm NaCl 100 cc) Inj. Epirubisin 70 mg (dlm NaCl 100 cc) Inj. Curacil 650 mg (dlm NaCl 100 cc) Tgl 02/05/05 WBC: 3,79 x10 Neut : 52,9 % Lym : 35,1 % Mon : 8,92 % Eos : 2,54 % Baso: 0,564 % : 3 Masuk : udem pada tangan kiri dan tumor pada leher Selama Perawatan : - Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : Inj. Vomceran 8 mg Inj. Deksametason 2 amp Inj. Rantin 2 amp Inj. Diladril 2 amp Paxus 240 mg (dlm intralit 500cc) Carboplastin 450 mg (dlm NaCl 500 cc) 29/08 s.d 30/08 Membaik 29/08 29/08 29/08 29/08 29/08 29/08 02/05 s.d 03/05 Membaik 02/05 02/05 02/05 02/05 02/05 02/05 Terapi pulang : Puragesik MST 3 x 1 tab 75 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 33 34 No. RM : 1.16.25.23 Usia/ JK : 55 th/W Dirawat ke : 7 Masuk : 17/11/05 Keluar : 18/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 37 Nadi : 80x/menit R. Pengobatan : poat mastectomy dan post kemoterapi ke-5 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-6 Masuk : Carcinoma Mamae Sinistra T4N3M0 No. RM : 1.18.74.58 Usia/ JK : 43 th/ W Dirawat ke : 3 Masuk : 18/07/05 Keluar : 23/07/05 R. Penyakit Keluarga :Tanda Vital TD : 100/70 Suhu : 37 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-1 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-2. Pada terapi ini pasien tidak diberikan kemoterapi karena pasien mengalami pansitopenia Masuk : Ca Mamae Sinistra Stadium IV No. RM : 1.19.16.22 Usia/ JK : 45 th/W Dirawat ke : 5 Masuk : 06/10/05 Keluar : 12/10/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 37 Masuk : Ca Mamae Dextra T4N1M0 Keluar : Carcinoma Mamae Sinistra T4N3M0 Keluar : Ca Mamae Sinistra Stadium IV metastase tulangtulang panggul dan pansitopenia Keluar : Ca Mamae Dextra T4N1M0 Tgl 17/11/05 Masuk : Selama Perawatan : - WBC: 6,2 x103 Neut : Lym : Mon : Eos : Baso: - Tgl 20/07/05 WBC: 9.0 x103 Neut : Lym : Mon : Eos : 3,76 Baso: - Tgl 07/10/05 WBC: 4,47 x103 Neut : 63,7 % Lym : 16,8 % Mon : 15,9 % Eos : 2,0 % Baso: 1,6 % Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : Frazon 8 mg tab Inj. Deksametason 2 amp Inj. Simetidin 1 amp Inj. Dipenhidramin 1 amp Paxus 210 mg (dlm intralit 500cc) Masuk : Selama Perawatan : pansitopenia dan badan lemas Masuk : Selama Perawatan : - Non Farmakologi : Transfusi PRC 2 kolf/hari Farmakologi : Inf. Assering 20 tpm Inj. Tyason 1 g/12 jam/iv Q-ten 2x1 VII Betafit 2x1 VII Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein, Transfusi darah 17/11/05 Membaik 17/11/05 17/11/05 17/11/05 17/11/05 17/11/05 18/07 Membaik 20/07 18/07 s.d 23/07 21/07 s.d 23/07 21/07 s.d 23/07 Membaik Tinggi Farmakologi : Inj. Vomceran 8 mg/iv Inj. Deksametason 2 ampul / iv Doksorubisin 90 mg (dlm D5% 05/10 s.d 12/10 08/10 11/10 11/10 11/10 76 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nadi : 80 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke- 4 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-5 35 36 37 No. RM : 01.19.88.44 Usia/ JK : 36 th/W Dirawat ke : 3 Masuk : 05/10/05 Keluar : 07/10/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 37 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post mastectomt dan post kemoterapi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 Masuk : Ca Mamae Bilateral T4N2Mx dengan metastase paru dan hepar No. RM : 01.18.21.59 Usia/ JK : 40 th /W Dirawat ke : 6 Masuk : 28/09/05 Keluar : 03/10/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/75 Suhu : 37 Nadi : 80 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-5 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-6 Masuk : Ca Mamae Sinistra T4N3M0 , metastase tulang No. RM : 01.20.20.20 Usia/ JK : 44 th/W Dirawat ke : 3 Masuk : 09/11/05 Keluar : 16/11/05 Masuk : Ca Mamae Sinistra T4N0M0 Keluar : Ca Mamae Bilateral T4N2Mx dengan metastase paru dan hepar Tgl 04/10/05 WBC: 6,4 x103 Neut : 58,0 % Lym : 30,8 % Mon : 10,1 % Eos : 0,7 % Baso: 0,4 % Masuk : Selama Perawatan : mual dan lemas 100cc 30 tpm) Endoxan 900 mg (dlm D5% 100cc 30 tpm) 11/10 Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein 05/10 s.d 07/10 Farmakologi : Nerviton E 1 x 1 tab Inj. Paxus 300 mg Inj. Doksorubisin 70 mg Roborantin 1 x 1 Membaik 07/10 07/10 07/10 07/10 Obat yang dibawa pulang : Ciprofloxacin 2 x 500 mg Metoklopramid tab (k/p) Metonidazol 3 x 500 mg Keluar : Ca Mamae Sinistra T4N3M0, metastase tulang Keluar : Ca Mamae Sinistra T4N0M0 Tgl 28/09/05 WBC: 4,95 x10 Neut : 79,2 % Lym : 8,5 % Mon : 9,7 % Eos : 1,4 % Baso: 1,2 % 3 Tgl 16/11/05 WBC: 12,99 x103 Neut : 77,1 % Lym : 14,2 % Masuk : normositik normokromik anemia - Selama Perawatan : mual Masuk : anemia dan hipoalbumin Selama Perawatan : mual dan nyeri pada luka Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein, Transfusi PRC 1 kolf/12 jam Farmakologi : Inj. ondancentron 8 mg (i v) Inj. Deksametason 2 amp (i v) Inj. Siklofosfamid 700 mg (dlm NaCl 0,9% 100 cc) Inj. Epirubisin 130 mg (dlm NaCl 0,9% 100 cc) Inj. SFU 700 mg (dlm NaCl 0,9% 100 cc) Nerviton E 1 x 1 Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Transfusi darah Membaik 28/09 s.d 03/10 29/10 , 30/09 02/10 02/10 02/10 02/10 02/10 02/10 Membaik Tinggi 09/11 s.d 16/11 11/11 77 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Mon : 7,9 % Eos : 0,6 % Baso: 0,2 % R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 38 Nadi : 90 x/menit R. Pengobatan : post kemoterapi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 38 39 No. RM : 01.20.37.34 Usia/ JK : 68 th/W Dirawat ke : 1 Masuk : 14/09/05 Keluar : 17/09/05 R. Penyakit Keluarga :Tanda Vital TD : 100/50 Suhu : 37.8 Nadi : 96 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 Masuk : Ca Mamae Sinistra Stadium IV Keluar : Ca Mamae Sinistra Stadium IV, metastase paru bilateral dan hepar Tgl 14/09/05 WBC: 11,03 x103 Neut : 73,4 % Lym : 17,4 % Mon : 7,5 % Eos : 1,4 % Baso: 0,3 % Farmakologi : Roborantin 1 x 1 Inj. Siklofosfamid 600 mg Inj. Doksorubisin 60 mg Grahabion 1 x 1 Metronidazol Masuk : batuk dan sesak nafas 14/09 s.d 17/09 Belum sembuh Tinggi Selama Perawatan : Farmakologi : Nerviton E 1 x 1 Inj. Paxus 230 mg Inj. Doksorubisin 70 mg Inj. Narfoz 1 amp Inj. Deksametason 2 amp 14/09 s.d 16/09 16/09 16/09 16/09 16/09 Terapi yang dibawa pulang : Nerviton E 1 x 1 : No. RM : 1.20.41.34 Usia/ JK : 40 th/W Dirawat ke : 3 Masuk : 15/11/05 Keluar : 19/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/70 Suhu : 37 Nadi : 80 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein 12/11 s.d 15/11 15/11 15/11 10/11 11/11 Masuk : Ca Mamae Dextra T4N0M0 Keluar : Ca Mamae Dextra T4N0M0 Tgl 15/11/05 WBC: 7,23 x103 Neut : 63,0 % Lym : 22,7 % Mon : 11,3 % Eos : 1,1 % Baso: 1,9 % Masuk : Selama Perawatan : mual Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Farmakologi : Neurodex 1x1 Inj. Siklofosfamid 870 mg Inj. Doksorubisin 87 mg Belum sembuh Tinggi 15/11 s.d 19/11 15/11 16/11 16/11 78 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 41 42 No. RM : 1.20.20.60 Usia/ JK : 40 th/W Dirawat ke : 3 Masuk : 22/12/05 Keluar : 26/12/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 36 Nadi : 76 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 No. RM : 1.20.90.40 Usia/ JK : 46 th/W Dirawat ke : 1 Masuk : 31/10/05 Keluar : 09/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 36 Nadi : 80 x/menit R. Pengobatan : Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 No. RM : 1.21.08.21 Usia/ JK : 40 th/W Dirawat ke : 1 Masuk : 10/11/05 Keluar : 15/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 37.5 Nadi : 86 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy Masuk : Ca Mamae Dextra T4N0M0 Keluar : Ca Mamae Dextra T4N0M0 Masuk : - Tgl 22/12/05 WBC: 6,97 x103 Neut : 43,3 % Lym : 33,0 % Mon : 7,5 % Eos : 15,5 % Baso: 0,7 % Selama Perawatan : - Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Membaik Tinggi Farmakologi : Ambroxol Syr 3xC I Roborantin 1x1 Inj. Deksametason 2 amp Inj. Siklofosfamid 700 mg (dlm NaCl 0,9% 100 cc 30 tpm) Inj. Doksorubisin 70 mg (dlm (dlm NaCl 0,9% 100 cc 30 tpm) 22/12 s.d 25/12 24/12 , 25/12 24/12 , 25/12 26/12 26/12 26/12 Terapi pulang : Grahabion 1x1 Masuk : Ca Mamae Dextra T4N1M1 Keluar : Ca Mamae Dextra T4N1M1 Masuk : sesak nafas dan batuk Tgl 27/10/05 WBC: 6,36 x10 Neut : 63,3 % Lym : 25,2 % Mon : 7,7 % Eos : 2,2 % Baso: 1,6 % 3 Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Membaik Tinggi 31/10 s.d 09/11 Selama Perawatan : Farmakologi : Grahabion 1 x 1 Inj. Siklofosfamid 800 mg Inj. Doksorubisin 80 mg 01/11s.d 09/11 08/11 08/11 : Masuk : Ca Mamae Dextra Std III Keluar : Ca Mamae Dextra Std III Tgl 10/11/05 WBC: 9,49 x103 Neut : 65,0 % Lym : 26,8 % Mon : 6,2 % Eos : 1,7 % Baso: 0,3 % Masuk : nyeri bekas operasi pada Selama Perawatan : mual, muntah, badan terasa lemas, dan sakit perut. Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Membaik Tinggi 10/11 s.d 15/11 Farmakologi : Grahabion 1 x 1 Inj. Siklofosfamid 840 mg Inj. Doksorubisin 84 mg Metoklopramid 3x1(kalau mual) New Diatab 3x2 11/11 s.d 13/11 13/11 13/11 13/11 13/11 79 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tindakan yang kemoterapi ke-1 43 44 dilakukan No. RM : 1.21.05.70 Usia/ JK : 29 th/W Dirawat ke : 1 Masuk : 28/10/05 Keluar : 31/10/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 37 Nadi : 80 x/menit R. Pengobatan : Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 No. RM : 1.20.95.85 Usia/ JK : 55 th/W Dirawat ke : 1 Masuk : 10/10/05 Keluar : 15/10/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 37.8 Nadi : 88 x/menit R. Pengobatan : Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 : Masuk : Ca Mamae Bilateral Std. IV Tgl 29/10/05 Keluar : Ca Mamae Bilateral Std. IV WBC: 7,10.103 Neut : 63,0 % Lym : 23,0 % Mon : 11,1 % Eos : 2,5 % Baso: 0,4 % Masuk : ulkus, nyeri Non Farmakologi : Diet Tinggi KaloriTinggi Protein Membaik 28/10 s.d 31/10 Selama Perawatan : Farmakologi : Roborantin 1x1 Inj. Epirubisin 60 mg Inj. Siklofosfamid 600 mg Inj. SFU 500 mg 29/10, 30/10 31/10 31/10 31/10 : Masuk : Ca Mamae Stadium IV, metastase tulang dan hepar Keluar : Ca Mamae Stadium IV, metastase tulang dan hepar : Tgl 10/10/05 WBC: 8,8 x103 Neut : 62,2 % Lym : 20,4 % Mon : 8,9 % Eos : 3,4 % Baso: 5,1 % Masuk : mual, punggung nyeri dan kembung Selama Perawatan : mual dan muntah Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Farmakologi : Vometa 3x1 XVI Inpepsa 3x1CT Aldactone2x100 Lanagogom 3x1 X Corsel 3x1 X Prorenal 3x1 X Inj.Rantin 3x1 Inj. Pantozol 2x1 Inj. Primperan 3x1 Inj. Deksametason 2x1 Inj. Deladril 1x1 Inj. Kytril 2x1 Inj. Doksorubisin 50/10 Inj. Paxus 100/30 Inj. Pronalges 1x1 Inj. Diazepam 15 mg Inj. Valisanbe 15 mg Belum sembuh Tinggi 10/10 s.d 15/10 10/10 s.d 12/10 10/10 s.d 15/10 13/10 s.d 15/10 14/10 s.d 15/10 14/10 s.d 15/10 14/10 s.d 15/10 10/10 s.d12/10, 12/10 s.d 15/10 12/10 s.d 15/10 14/10 14/10 14/10 14/10 14/10 11/10 s.d 13/10 10/10 13/10 Obat yang dibawa pulang: Corsel 3x1 80 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Prorenal 3x1 Lanagogum 3x1 Vometa 2x1 Aldactone 1x100 mg 45 46 47 No. RM : 01.20.97.39 Usia/ JK : 52 th/W Dirawat ke : 3 Masuk : 09/12/05 Keluar : 22/12/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 130/80 Suhu : 37.8 Nadi : 87 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 Masuk : Ca Mamae Dextra T2N1M0 Keluar : Ca Mamae Dextra T2N1M0 Masuk : payudara Tgl 09/12/05 WBC : 15,39 x10 Neut : 83,2 % Lym : 10,0 % Mon : 5,8 % Eos : 0,2 % Baso: 0,8 % luka pada 3 Selama Perawatan : - Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein, Transfusi darah PRC Membaik Tinggi 09/12 s.d 22/12 11/12 Farmakologi : Metronidazol Inj. Tramadol 1 amp Inj. Ceftriaxone 1 g Inj. Cylofosfamid 650 mg Inj. SFU 650 mg Inj. Epirubisin 90 mg 11/12, 12/12 13/12 14/12, 17/12 21/12 21/12 21/12 Terapi pulang : Roborantin 1 x 1 No. RM : 01.17.07.15 Usia/ JK : 72th/W Dirawat ke : 6 Masuk : 22/07/05 Keluar :23/07/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/90 Suhu : 36 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post kemoterapi ke-5 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-6 Masuk : Ca Mamae Bilateral Std IV No. RM : 01.17.64. 92 Usia/ JK : 53 th/W Dirawat ke : 2 Masuk : 17/03/05 Keluar : 07/04/05 Masuk : Ca Mamae Sinistra Std IV metastase ke pulmo Keluar : Ca Mamae Bilateral Std IV Keluar : Ca Mamae Tgl 21/07/05 WBC: 3,6 x 103 Neut : Lym : Mon : Eos : Baso: - Tgl 04/03/05 Masuk : nyeri untuk menelan Belum sembuh Tinggi 22/07 s.d 23/07 Selama Perawatan : Farmakologi : Clanexy Syr 3x1 CII Ibuprofen Syr 2x1 C II Trombopob cream 3x1 Kemicitin cream 3x1 Masuk : sesak nafas Selama Perawatan : - WBC: 6.3 x 103 Neut : - Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein 22/07 22/07 22/07 22/07 Membaik Tinggi 17/03 s.d 07/04 Farmakologi : 81 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/80 Suhu : 36 Nadi : 80 x/menit R. Pengobatan : kemoterapi ke-1 Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-2 48 49 Lym : Mon : Eos : Baso: - Masuk : Ca Mamae Bilateral T4N1M0 Tgl 24/02/05 Keluar : Ca Mamae Bilateral T4N1M0 Masuk : Ca Mamae tipe duktal T4N3Mx Masuk : leucopenia WBC: 3.0.8 x103 Neut : Lym : 3.18 x103 Mon : 2.31 % Eos : 0.23 % Baso: 0.355 % Selama Perawatan : - Tgl 22/02/05 Masuk : Selama Perawatan : 3 Keluar : Ca Mamae tipe duktal T4N3Mx metastasis ke kelenjar aksila : 17/03 17/03 17/03 17/03 17/03 17/03 17/03 18/03 18/03 Inj. Siklofosfamid 200 mg Inj. Deksametasone Inj. Vomceran 8 mg Inj. Curacil 750 mg Inj. Epirubisin 500 mg Inj. Simetidine Inj. Kalmethazone Vomceran 4 mg X Simetidine : No. RM : 01.17.26.89 Usia/ JK : 33 th/W Dirawat ke : 2 Masuk : 26/02/05 Keluar : 27/02/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 37 Nado : 86 x/menit R. Pengobatan : post kemoterapi ke-1 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-2 No. RM : 01.17.48.85 Usia/ JK : Dirawat ke : 1 Masuk : 21/03/05 Keluar : 21/03/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/75 Suhu : 37 Nadi : 87 x/menit R. Pengobatan : Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 Sinistra Std IV metastase ke pulmo WBC: 7.1 x10 Neut : 5.56 x103 Lym : 58.8 % Mon : 1.5 % Eos : 3.2 % Baso: 0.1 % Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Membaik Tinggi Farmakologi : Inj. Deksametasone 2 amp 2x1 Inj. Pantosol Inj. Frazon Inj. Dipenhidramin Meisec 2x1 Primperan 3x1 Inj. Paxus 300 mg Inj. Doksorubisin 75 mg Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Farmakologi : Tertacef 1x1 g Lycoxy 1x1 Muact 2x1 X Mefinal 3x1 X Xclose 2x1 x Inj. Siklofosfamid 96 mg Inj. Metrotrexat 960 mg Inj. SFU 500 mg 26/02 s.d 27/02 26/02 s.d 27/02 26/02 s.d 27/02 26/02 s.d 27/02 26/02 s.d 27/02 26/02 s.d 27/02 26/02 s.d 27/02 26/02 26/02 Membaik Tinggi 21/03 08/03 08/03 21/03 21/03 21/03 08/03 08/03 08/03 82 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 No. RM : 01.16.94.19 Usia/ JK : 46 th/W Dirawat ke : 5 Masuk : 20/07/05 Keluar : 01/08/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 36 Nadi : 80 x/menit R. Pengobatan : post kemoterapi ke-6 Tindakan yang pleurodesis 51 52 dilakukan Keluar : Ca Mamae T4N2Mx Masuk : sesak nafas Tgl 29/07/05 WBC: 5.2 x103 Neut : Lym : Mon : Eos : Baso: - Selama Perawatan : merasakan nyeri di punggung, mual dan muntah setelah makan Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Membaik Tinggi Farmakologi : Levopront Syr 3x20 cc Tramal R 2x1 Inj. Simetidin 2x1 amp Inj. Tramal 1 amp Inj. Vomceran 2x8 mg Cravit 1x0.5 mg Masuk : Ca Mamae Dextra T4N0Mx Keluar : Ca Mamae Dextra T4N0Mx , komplikasi Diabetes Melitus tipe II Masuk : Ca Mamae Dextra Std IV Tgl 24/11/05 WBC: 5.04 x 10 Neut : Lym : 0.84 x103 Mon : 0.98 x103 Eos : 0.08 x103 Baso: 0.06 x103 3 Tgl 11/06/05 Masuk : Diabetes Melitus tipe II, Dislipidemia , Anemia Mikrositik hipokromik Selama Perawatan : pendarahan, lemah dan pasien merasakan nyeri, Anemia Mikrosiitik Hipokromik Masuk : benjolan pecah dan mengeluarkan bau 3 Keluar : Ca Mamae Dextra Std IV, komplikasi Hipertensi WBC: 4.44 x10 Neut : Lym : 1.44 x103 Mon : 0.79 x103 Eos : 0.06 x103 Baso: 0.08 x103 Selama mual Perawatan Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein 20/07 s.d 01/08 20/07 s.d 01/08 20/07 s.d 22/07, 26/07 s.d 01/08 21/07 s.d 28/07, 01/08 21/07 s.d 01/08 26/07 s.d 01/08 21/07 s.d 25/07 21/07 s.d 29/07 MST 2x20mg : No. RM : 01.20.91.59 Usia/ JK : 58 th/W Dirawat ke : 2 Masuk : 22/11/05 Keluar : 26/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 37 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post kemoterapi ke-1 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-2 No. RM : 01.18.24.63 Usia/ JK : 66 th/W Dirawat ke : 4 Masuk : 11/08/05 Keluar :186/08/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 130/70 Suhu : 37 Nadi : 89 x/menit Masuk : Ca Mamae T4N2Mx Membaik Tinggi 22/11 s.d 26/11 Farmakologi : Glunenorm 2x1 22/11 s.d 24/11, 26/11 MST 2x10 mg Tramandol 3x1 Inj. Tramandol 3x1 amp Grahabion Gemfibrozil 1x 30 mg Inj. Cyclophospamid 840 mg Inj. Doksorubisin 80 mg 22/11 s.d 23/11 23/11 24/11 s.d 26/11 22/11 s.d 26/11 26/11 24/11 24/11 Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein 11/08 s.d 16/08 Belum sembuh Tinggi : Farmakologi : Nerviton E 1x1 HCT Captopril 2x25 mg Gemfibrozil 1z300 mg Inj. Siklofosfamid 800 mg 11/08 s.d 16/08 14/08 s.d 15/08 13/08 14/08 16/08 83 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Inj. Doksorubisin 60 mg Inj. SFU 750 mg R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 53 R. Pengobatan : post mastectomy Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 54 55 Masuk : Ca Mamae Sinistra Std IV komplikasi asma persisten No. RM : 01/.19.42.72 Usia/ JK : 40 th/W Dirawat ke : 1 Masuk :26/07/05 Keluar : 01/08/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 37 Nadi : 86 x/menit Keluar : Ca Mamae Sinistra Std IV komplikasi asma persisten Tgl 26/07/05 WBC: 6.25 x 10 Neut : Lym : 1.77 x103 Mon : 0.93 x103 Eos : 0.32 x103 Baso: 0.05 x103 Masuk : batuk 3 Selama Perawatan : - Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein 16/08 16/08 Membaik Tinggi Farmakologi : Inj. Nebulizer 2x2cc Nerviton E 1x1 Sistenol Inj. Doksorubisin 90 mg Inj. Endoxan 900 mg 26/07/05 s.d 01/08/05 26/07 s.d 31/07 26/07 s.d 29/07 26/07 s.d 31/07 30/07 30/07 : No. RM : 01.19.98.47 Usia/ JK : 53 th/W Dirawat ke : 4 Masuk : 10/11/05 Keluar : 14/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 37 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-3 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-4 Masuk : Ca Mamae Dextra T4N1M0 dan Leukopenia No. RM : 01.19.91.07 Usia/ JK : 41 th/W Dirawat ke : 4 Masuk : 09/11/05 Keluar : 12/11/05 R. Penyakit Keluarga : - Masuk : Ca Mamae Dextra T3N0Mx Keluar : Ca Mamae Dextra T4N1M0 Keluar : Ca Mamae Dextra T3N0Mx Tgl 10/11/05 Masuk : Selama Perawatan : mual WBC: 3.43 x103 Neut : 2.28 x103 Lym : 0.38 x103 Mon : 0.73 x103 Eos : 0.02 x103 Baso: 0.02 x103 Tgl 09/11/05 WBC: 3.88 x103 Neut : 2.60 x103 Lym : 0.54 x103 Mon : 0.67 x103 Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Membaik Tinggi Farmakologi : Roborantia 1x1 Inj. Doksorubisin 90 mg Inj. Endoxan 900 mg Masuk : Selama Perawatan : - Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Farmakologi : Grahabion 1x1 10/11 s.d 14/11 10/11 s.d 14/11 13/11 13/11 Membaik Tinggi 09/11 s.d12/11 09/11 s.d12/11 84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Eos : 0.06 x103 Baso: 0.01 x103 Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 37 Nadi : 86 x/menit R. Pengobatan :post mastectomy dan post kemoterapi ke-3 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-4 56 57 58 No. RM : 00.99.44.84 Usia/ JK : 52 th/W Dirawat ke : 2 Masuk : 02/07/05 Keluar : 09/07/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/70 Suhu : 37 Nadi : 86 x/menit R. Pengobatan : post kemoterapi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 Masuk : Ca Mamae Sinistra Std IV No. RM : 01.18.59.10 Usia/ JK : 38 th/W Dirawat ke : Masuk : 09/06/05 Keluar :27/06/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 37 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 Masuk : Ca Mamae Sinistra Std IV No. RM : 01.19.98.34 Usia/ JK : 31 th/W Dirawat ke : 2 Keluar : Ca Mamae Sinistra Std IV Keluar : Ca Mamae Sinistra Std IV Tgl 29/06/05 WBC: 2.0 x10 Neut : Lym : Mon : Eos : Baso: - Inj. Siklofosfamid 800 mg Inj. Doksorubisin 70 mg Masuk : Selama Perawatan : 3 Tgl 09/06/05 WBC: 16.18 x 103 Neut : 12.24 x103 Lym : 2.43 x103 Mon : 1.43 x103 Eos : 0.03 x103 Baso: 0.05 x103 Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein 11/11 11/11 Membaik Tinggi Farmakologi : Inj. Siklofosfamid 750 mg Inj. Epirubisin 165 mg Inj. SFU 650 mg Masuk : nyeri pada paha dan panggul Selama Perawatan : nyeri pada paha dan punggung, pasien tidak bisa bangun Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein 07/07 07/07 07/07 Belum sembuh Tinggi Farmakologi : Nerviton E 1x1 Inj. Gentamicin 3x60 mg Inj. Siklofosfamid 600 mg Inj. Epirubisin 60 mg Inj. Fluouracyl 600 mg Masuk : Ca Mamae Sinistra T4N1M0 Tgl 13/09/05 WBC: 4.73 x103 Masuk : Selama Perawatan : mual Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein 09/06 s.d 27/06 09/06 s.d 15/06, 18/06 s.d 27/06 09/06 s.d 15/06, 18/06 s.d 27/06 09/06 s.d 15/06, 18/06 s.d 27/06 15/06 15/06 15/06 Inj. Ciftazidim 3x1 g : 02/07 s.d 09/07 Membaik Tinggi 13/09 s.d 15/09 85 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 60 Masuk : 13/09/05 Keluar : 15/09/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 37 Nadi : 82 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-1 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-2 Keluar : Ca Mamae Sinistra T4N1M0 No. RM : 01.18.78.31 Usia/ JK : 60 th/W Dirawat ke : 3 Masuk : 19/10/05 Keluar : 21/10/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 37 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-5 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-6 Masuk : Ca Mamae T3N1M0 No. RM : 01.03.12.02 Usia/ JK : - / W Dirawat ke : 2 Masuk : 04/08/05 Keluar :10/08/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 160/95 Suhu : 37 Nadi : 90 x/menit R. Pengobatan : post radioterapi Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 TIDAK ADA DATA LABORATORIUM Farmakologi : Nerviton E 1x1 Inj. Endoxan 500 mg Inj. Doksorubisin 50 mg Masuk : Selama Perawatan : - Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Keluar : Ca Mamae T3N1M0 Masuk : Ca Sinistra metastase komplikasi hipertensi Mamae T3N1M0 tulang, dengan Keluar : Ca Mamae Sinistra T3N1M0 : Neut : 63,2 % Lym : 28.8 % Mon : 6.6 % Eos : 0.8 % Baso: 0.6 % 13/09 s.d 14/09 15/09 15/09 Membaik Tinggi Farmakologi : Inj. Deksametason 2 amp Inj. Dipenhidramin 2cc Inj. Rantin 2 amp Inj. Frazon 8 mg Inj. Doksorubisin 75 mg (dlm 100 cc 30 tpm) Inj. Paxs 250 mg (dlm 500 cc) Tgl 05/08/05 WBC: 9.48 x103 Neut : 69.2 % Lym : 22.2% Mon : 7.6 % Eos : 0.7 % Baso: 0.3 % Masuk : Selama Perawatan pusing dan batuk : Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Farmakologi : Captopril 2x12.5 mg Tamofen 1x1 Betavit 2x1 Tromboles 2x1 Gaticin 2x1 Levopront Syr 3xC1 Tanakan 3x1 Inj. Meticobalt 2x1 amp Inj. Zometa Xeloda 19/10 s.d 21/10 19/10 19/10 19/10 19/10 19/10 19/10 Membaik Tinggi 04/08 s.d 10/08 05/08 s.d 09/08 05/08 s.d 09/08 06/08 s.d 09/08 06/08 s.d 09/08 08/08 s.d 09/08 08/08 s.d 09/08 08/08 s.d 09/08 06/08 s.d 07/08 06/08 s.d 07/08 06/08 86 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 62 63 No. RM : 69.85.46 Usia/ JK : 40 th/W Dirawat ke : 2 Masuk : 10/10/05 Keluar :10/10/05 R. Penyakit Keluarga : kanker Tanda Vital TD : 120/80 Suhu : 37 Nadi : 86 x/menit R. Pengobatan : post kemoterapi ke-1 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-2 Masuk : Ca Mamae Dextra Std IV No. RM : 01.18.74.84 Usia/ JK : 44 th/W Dirawat ke : 3 Masuk : 19/11/05 Keluar : 23/11/06 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 120/70 Suhu : 37 Nadi : 86 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-4 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-5 Masuk : Ca Mamae Sinistra Std IV No. RM : 01.20.67.39 Usia/ JK : 64 th/W Dirawat ke : 2 Masuk : 24/11/05 Keluar : 28/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/80 Suhu : 37 Nadi : 80 x/menit R. Pengobatan : post radioterapi Masuk : Ca Mamae Sinistra T3N1M0 Keluar : Ca Mamae Dextra Std IV Keluar : Ca Mamae Sinistra Std IV Keluar : Ca Mamae Sinistra T3N1M0 Tgl 04/10/05 Masuk : Selama Perawatan : mual WBC: 3.0 x103 Neut : 38 % Lym : 52 % Mon : 4 % Eos : 6 % Baso: - Tgl 22/11/05 WBC: 4.87 % Neut : 50.9 % Lym : 9.0 % Mon : 9.9 % Eos : 2.96 % Baso: 0.6 % TIDAK ADA DATA LABORATORIUM Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Membaik Tinggi Farmakologi : Inj. Deksametason 2x2 amp Inj. Kitril 1 amp Inj. Pantozol Inj. Deladryl 2 amp Inj. Ranitidin 2 amp Inj. Dosorubicin 75 mg ( dlm 100 cc 30 tpm) Inj. Paxus 260 mg (dlm 500 cc) Masuk : leher kiri terasa pegal Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein 10/10 10/10 10/10 10/10 10/10 10/10 10/10 10/10 Membaik Tinggi 19/11 s.d 23/11 Selama Perawatan : Farmakologi : Roborantia 1x1 Inj. Doksorubisin 84 mg Inj. Siklofosfamid 840 mg Masuk : Selama Perawatan : - Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Farmakologi : Inj. Frazon 1 amp Inj. Simetidine 1 amp Inj. Kalmethazone 1 amp Inj. Epirubisin 50 mg Inj. Siklofosfamid 500 mg Simetidine 3x1 22/11, 23/11 22/11 22/11 Membaik Tinggi 24/11 s.d 28/11 26/11 26/11 26/11 27/11 27/11 28/11 87 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tindakan yang kemotrapi ke-1 64 65 66 dilakukan No. RM : 01.20.51.99 Usia/ JK : 51 th/ W Dirawat ke : 1 Masuk : 21/09/05 Keluar : 29/09/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 130/80 Suhu : 37 Nadi : 86 x/menit R. Pengobatan : pos mastectomy Tindakan yang dilakukan kemopterapi ke-1 : Masuk : Ca Mamae Sinistra T4N1M0 Metastasis ke kelenjar getah bening Keluar : Ca Mamae Sinistra T4N1M0 Metastasis ke kelenjar getah bening Tgl 29/09/05 Masuk : Selama Perawatan : - WBC: 11.23 x103 Neut : 85.2 % Lym : 10.8 % Mon : 3.8 % Eos : 0.1 % Baso: 0.1 % Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein 28/11 Membaik Tinggi Farmakologi : Nerviton E 1x1 Pronolges Inj. Doksorubisin 70 mg Inj. Siklofosfamid 70 mg 21/09 s.d 29/09 21/09 s.d 29/09 21/09 s.d 29/09 28/09 28/09 : No. RM : 01.20.60.29 Usia/ JK : 55 th/ W Dirawat ke : 3 Masuk : 18/11/05 Keluar : 22/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD :110/70 Suhu : 36 Nadi : 84 x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 No. RM : 01.19.39.38 Usia/ JK : 70 th/W Dirawat ke : 1 Masuk : 13/09/05 Keluar : 17/09/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 130/80 Suhu : 37.5 Nadi : 86 x/menit Frazone 2x1 Masuk : Ca Mamae Sinistra T4N1M0 Keluar : Ca Mamae Sinistra T4N1M0 Masuk : Ca Mamae Sinistra Std IV Keluar : Ca Mamae Sinistra Std IV metastasis paru noduler Tgl 18/11/05 Masuk : Selama Perawatan : mual WBC: 6.18 x103 Neut : 63.2 % Lym : 18.0 % Mon : 17.2 % Eos : 0.6 % Baso: 1.0 % Tgl 12/09/05 WBC: 6.1 x10 Neut : Lym : Mon : Eos : Baso: - Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Belum sembuh Tinggi Farmakologi : Roborantia 1x1 Adalat oros 1x30 mg Inj. Siklofosfamid 870 mg Inj. Doksorubisin 87 mg Masuk : nyeri dan pendarahan pada mamae 3 Selama Perawatan : mengeluh nyeri dan anemia Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Farmakologi : Infus NaCl Inj.Ceftriaxone 2x1g Trombo Aspilet 2x80 mg Lasix 18/11 s.d 22/11 18/11 s.d 20/11 18/11 s.d 20/11 21/11 21/11 Belum sembuh Tinggi 13/09 s.d 17/09 13/09 s.d 17/09 13/09, 15/09, 18/09 13/09 s.d 17/09 13/09 s.d 17/09 88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI R. Pengobatan : post radioterapi Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 67 68 69 : No. RM : 01.20.04.64 Usia/ JK : 48th/W Dirawat ke : 3 Masuk : 08/11/05 Keluar : 12/11/05R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 130/80 Suhu : 37.5 Nadi : 86x/menit R. Pengobatan : post mastectomy dan post kemoterapi ke-2 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-3 Masuk : Ca Mamae Dextra Std IV No. RM : 01.20.97.65 Usia/ JK : 46th/W Dirawat ke : 1 Masuk : 12/11/05 Keluar : 19/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 200/100 Suhu : 37,5 Nadi : 90x/menit R. Pengobatan : post mastectomy Tindakan yang dilakukan kemoterapi ke-1 Masuk : Ca Mamae Dextra T4N2M0 dengan komplikasi Hipertensi No. RM : 01.21.18.40 Usia/ JK : 42th/W Dirawat ke : 2 Masuk : 29/11/05 Keluar : 30/11/05 R. Penyakit Keluarga : kanker Tanda Vital Keluar : Ca Mamae Dextra Std IV Keluar : Ca Mamae Dextra T4N2M0 Tgl 08/11/05 Masuk : anemia dan leukopenia WBC: 2.45x103 Neut : 37.5 % Lym : 14.8 % Mon : 45.3 % Eos : 2.0 % Baso: 0.4 % 13/09 s.d 17/09 15/09 15/09 , 16/09 18/09 Membaik Tinggi Farmakologi : Infus NaCl Grahabion 1x1 Inj. Siklofosfamid 900 mg (dlm 100 cc) Inj. Adriamicin 900 mg 9dlm 100 cc) Masuk : hipertensi stage II Tgl 15/11/05 WBC: 8.38x10 Neut : 57.5 % Lym : 27.5 % Mon : 13.6 % Eos : 0.4 % Baso: 1.0 % Selama Perawatan : - Nerviton E 1x1 Metronidazole Ceftazidin 2x1 g Xeloda Non Farmakologi : Transfusi Darah Diet Tinggi Kalori Protein 3 Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Protein Farmakologi : Infus NaCl Roborantia 1x1 HCT Tgl 28/11/05 WBC:14.7 x10 Neut : Lym : Mon : Eos : - 11/11 12/11 s.d 19/11 Selama Perawatan : mual : Keluar : Ca Mamae Std IV 08/11 s.d 12/11 08/11 s.d 10/11 11/11 Belum sembuh Tinggi Captopril 2x25 mg Masuk : Ca Mamae Std IV 10/11 08/11 s.d 12/11 3 Masuk : Selama Perawatan : mual dan muntah Adalat oros 1x300 mg Inj. Siklofosfamid 600 mg Inj. Doksorubisin 60 mg Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : Carsel 3x1 Pariet 2x1 12/11 s.d 17/11, 19/11 12/11 s.d 17/11, 19/11 12/11 s.d 17/11, 19/11 12/11 s.d 17/11, 19/11 19/11 18/11 18/11 Belum sembuh 29/11 s.d 30/11 29/11 s.d 30/11 29/11 s.d 30/11 89 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Baso: - TD : 120/80 Suhu : 37.5 Nadi : 84x/menit R. Pengobatan : post kemoterapi ke1 Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-2 70 No. RM : 01.21.16.62 Usia/ JK : Dirawat ke : 2 Masuk : 08/11/05 Keluar : 22/11/05 R. Penyakit Keluarga : Tanda Vital TD : 110/70 Suhu : 37 Nadi : 84x/menit R. Pengobatan : post radioterapi Tindakan yang dilakukan : kemoterapi ke-1 Masuk : Ca Mamae Dextra T2N0M0 Keluar : Ca Mamae Dextra T2N0M0 Tgl 08/11/05 WBC: 7.07x103 Neut : 58.6 % Lym : 31.7 % Mon : 7.1 % Eos : 2.5 % Baso: 0.1 % Masuk : Selama Perawatan : merasakan nyeri di dada Glosidin 1x1 Enervon C 1x1 Tamoven 2x1 Infus NaCl Inj. Paxus 130 mg Inj. Doksorubisin 530 mg Inj. Pantozol 2x1 amp Ecosal 500 cc Inj.Ranitidin Inj. Dipenhidramin Inj. Deksametason Non Farmakologi : Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Farmakologi : Infus NaCl Roborantia Inj. Adriamicyn 60 mg Inj. Siklofosfamid 600 mg 29/11 s.d 30/11 29/11 s.d 30/11 29/11 s.d 30/11 29/11 s.d 30/11 29/11 29/11 29/11 29/11 29/11 29/11 29/11 Membaik 08/11 s.d 22/11 09/11 s.d 22/11 09/11 s.d 22/11 21/11 21/11 90 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lanjutan LAMPIRAN I PEMERIKSAAN LABORATORIUM White Blood Cell (WBC) Netrofil Limfosit Monosit Eosinofil Basofil PEMERIKSAAN TANDA VITAL Nadi Suhu ANGKA NORMAL 4.0-10.0 x103/mL 2.0-6.90 x103/mL atau 35.0-88.7% 0.60-3.40 x103/mL atau 12.0-44.0% 0.0-0.90 x103/mL atau 0.0-11.2% 1-4 % 0-1% 100-120 x/menit 36,5-38 °C 91 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 LAMPIRAN KOMPOSISI OBAT BRAND NAME Adriamisin® Aldacton® Baquinor ear drop® Betavit® Cravit® Duphalak® Duradryl® Endoksan® Enervon C® Fluracedryl® Frazon® Gatisin® Glisodin® Glurenorm® Inpepsa® Kalmethason® Karsinosin® Kemicitin® Kitril® Klaneksi® Korsel® Kurasil® Lanagogum® Legres® Levopront® Lycoxy® Medixon® MST® Narfoz® Nerviton E® Neurobion® Neurodex® Paxus® Pantosol® Primperan® : Doksorubisin HCL : Spironolacctone : Siprofloksasin : Betain sitrat 220 mg (setara dengan Betaine 83,3 mg), dan vitamin E 66,7 iu : Levoflokxacin : Laktulosa : Diphenhidramin HCL. : Siklofosfamid : Vit.B1 50 mg, Vit.B2 25 mg, Vit. B6 10 mg, Vit. B12 5 mg, Vit.C 500 mg, Niacinamide 50 mg, Ca pantotenat 20mg. : 5-Fluorouracil : Ondansentron : Gatifloksasin : Super oksida Dismutase Ekstra Melon dengan gliadin : Glikuidon : Sukralfate : Deksametason : Doksorubisin : Kloramfenikol : Granisetron HCL : Amoksisilin klavulanat : Ubidecarenone 30 mg, levocarnitine 500 mg : 5-Fluorouracil : Ext. chelidonii 40 mg, ext. curcuma 20 mg, ext. spinaceae 50 mg, pure lecithin (PPC 95%), oleum meth. Pip. 5 mg, oleum curcuma 5 mg. : Leucoselect phytosome 25 mg. lycopene 2,5 mg : Levodropropizine : Leutin 3 mg, lycopene 8 mg, Vit.E 50 mg, Vit.C 250 mg, Zn 20 mg, β-carotene 10,000 iu, selenium yeast 30mcg : Metil prednisolon : Garam morfin : Ondansetron : Vit. B1 100 mg, Vit. B6 200 mg, Vit. B12 200mcg : Vit. B1 100 mg, Vit. B6 200 mg, Vit. B12 200 mcg : Vit. B1 100 mg, Vit. B6 200 mg, Vit. B12 250 mcg : Paklitaksel : Pantoprasol : Metoklopramid HCL PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 Pronalges® Rantin® Roborantin® Sistenol® Tamofen® Tiason® Tramal R® Ulsikur® Vomceran® Vometa® Valisanbe® Zantac® Zometa® Xeloda® : Ketoprofen : Ranitidin : Vitamin B kompleks : Paracetamol 500 mg, n-actylcysteine 200 mg : Tamoksifen sitrate : Seftriakson Na : Tramandol hidroklorida : Simetidin : Ondansetron : Domperidone : Diazepam : Ranitidin HCL : Zoledronic acid : Capecitabine PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 BIOGRAFI PENULIS Penulis bernama Irene Megantari, anak pertama dari tiga bersaudara. Lahir di Sleman, 11 Januari 1986 dari keluarga Robertus Sugiya dengan Maria Ani Sumarah. Riwayat pendidikan penulis : tahun 1991-1997 lulus dari SD. Kanisius Klepu, Minggir, Sleman,Yogyakarta; tahun 1997-2000 melanjutkan ke SLTP. Negeri 6 Yogyakarta; tahun 2000-2003 melanjutkan ke SMU. Stella Duce 1 Yogyakarta dan pada tahun 2003 melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.