JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826) PENTINGNYA KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN BAGI TENAGA PENGAJAR Anastasia Lipursari Dosen Tetap ASM Semarang Abstrak Tenaga pengajar mempunyai tugas yang sangat penting di dalam melakukan proses pembelajaran harus mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif, cakap menyelesaikan masalah, dan mampu mendampingi peserta didik dalam mempersiapkan masa depannya. Dalam proses pembelajaran tidak selamanya berjalan mulus, sehingga tenaga pengajar selalu berusaha bagaimana materi pembelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh peserta didik secara tuntas. Banyak hal yang mempengaruhi kesulitan tenaga pengajar dalam penyampaian materi dikarenakan peserta didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Ada tiga aspek yang membedakan mahasiswa yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologi dan biologis. Di samping itu keanekaragaman tujuan peserta didik dalam belajar juga mempengaruhi semangat, minat, dan daya juang mereka dalam proses pembelajaran. Kepemimpinan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pengajar. Banyak model kepemimpinan yang dapat dianut dan diterapkan dalam berbagai organisasi/institusi, baik profit maupun nonprofit. Namun, model kepemimpinan yang paling cocok untuk diterapkan di lembaga pendidikan adalah kepemimpinan pembelajaran. Kepemimpinan pembelajaran yang kuat mendukung lembaga pendidikan menjadi efektif. Kepemimpinan pembelajaran mencakup perilaku-perilaku tenaga pengajar dalam merumuskan dan mengkomunikasikan tujuan lembaga pendidikan, memantau, mendampingi, dan memberikan umpan balik dalam pembelajaran, membangun iklim akademik, dan memfasilitasi terjadinya komunikasi dalam lembaga pendidikan. Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan pelayanan prima kepada semua peserta didik agar mereka mampu mengembangkan potensinya untuk menghadapi masa depan yang belum diketahui dan sarat dengan tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Kata kunci :kepemimpinan, pembelajaran, tenaga pengajar 39 JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826) PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan dalam pendidikan yang dilakukan masyarakat bertujuan untuk menjaga agar hasil pendidikan tetap relevan dengan kebutuhan dunia kerja baik dalam hal intelektual, ketrampilan maupun kepribadian. Dalam menghadapi perkembangan tersebut dewasa ini tenaga pengajar harus berpikir dan belajar kembali agar mampu mengikuti perkembangan secara menyeluruh di setiap dimensi pembelajaran serta meningkatkan ketrampilan ataupun mutu pelayanan kepada para pelanggan. Tenaga pengajar/guru/dosen memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas atau di ruang praktik/laboratorium. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh tenaga pengajar dan peserta didik atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara tenaga pengajar dan peserta didik ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, tenaga pengajar mempunyai tugas yang sangat penting di dalam melakukan proses pembelajaran harus mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif, cakap menyelesaikan masalah, dan mampu mendampingi peserta didik dalam mempersiapkan masa depannya. Dalam proses pembelajaran tidak selamanya berjalan mulus, namun harapan tidak pernah sirna tenaga pengajar selalu berusaha bagaimana materi pembelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh peserta didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang harus diselesaikan. Kesulitan itu dikarenakan peserta didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan mahasiswa yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologi dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku peserta didik. Hal itu pula yang menjadi tugas cukup berat bagi tenaga pengajar dalam mengelola kelas dengan baik dan menentukan metode yang sesuai dalam proses pembelajaran. Keanekaragaman tujuan peserta didik dalam belajar di salah satu lembaga pendidikan sangat mempengaruhi semangat, minat, dan daya juang mereka. Peserta didik yang memang berminat untuk belajar dan intelektualnya cukup baik, mereka 40 JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826) bersemangat dan konsentrasi penuh dalam menerima materi, mengerjakan tugas yang diberikan, namun sebaliknya peserata didik yang intektualnya kurang, dalam mengikuti proses pembelajaran kurang semangat, dalam mengerjakan tugas pun mereka hanya mengadalkan bantuan dari teman-teman yang lain dan yang sangat memprihatinkan adalah peserta didik yang sama sekali kurang berusaha tetapi lebih pada menunggu belas kasihan dari para pendidik. Kepemimpinan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pengajar. Banyak model kepemimpinan yang dapat dianut dan diterapkan dalam bebagai organisasi/institusi, baik profit maupun nonprofit. Namun, model kepemimpinan yang paling cocok untuk diterapkan di lembaga pendidikan adalah kepemimpinan pembelajaran. Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa tenaga pengajar yang memfokuskan kepemimpinan pembelajaran menghasilkan prestasi belajar peserta didik yang lebih baik dari pada tenaga pengajar yang kurang memfokuskan pada kepemimpinan pembelajaran. Ironisnya, kebanyakan tenaga pengajar tidak menerapkan model kepemimpinan pembelajaran. Kepemimpinan pembelajaran sangat cocok diterapkan di lembaga pendidikan karena misi utama lembaga pendidikan adalah mendidik semua peserta didik dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang sukses dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan yang sarat dengan tantangantantangan yang sangat turbulen. Misi inilah yang kemudian menuntut lembaga pendidikan sebagai organisasi harus memfokuskan pada pembelajaran, yang meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar. Pentingnya kepemimpinan pembelajaran yang kuat mendukung lembaga pendidikan menjadi efektif. Beberapa penelitian empirik peran kepemimpinan pembelajaran dalam menghasilkan capaian lulusan yang baik, menyimpulkan bahwa pengaruh kepemimpinan pembelajaran kepada pencapaian hasil dapat terjadi secara tidak langsung. Kepemimpinan pembelajaran mencakup perilaku-perilaku tenaga pengajar dalam merumuskan dan mengkomunikasikan tujuan lembaga pendidikan, memantau, mendampingi, dan memberikan umpan balik dalam pembelajaran, membangun iklim akademik, dan memfasilitasi terjadinya komunikasi dalam lembaga pendidikan. 41 JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826) Peningkatan hasil belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan pembelajaran. Artinya, jika hasil belajar peserta didik ingin dinaikkan, maka kepemimpinan yang menekankan pada pembelajaran harus diterapkan. PEMBAHASAN Arti Kepemimpinan Pembelajaran Kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang komponen-komponennya meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen, penilaian, pengembangan tenaga pengajar, pelayanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di lembaga pendidikan. Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan pelayanan prima kepada semua peserta didik agar mereka mampu mengembangkan potensinya untuk menghadapi masa depan yang belum diketahui dan sarat dengan tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Dengan kata lain, tujuan kepemimpinan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi pembelajaran agar peserta didiknya meningkat dalam: prestasi belajar, kepuasan belajar, motivasi belajar, keingintahuan, kreativitas, inovasi, jiwa kewirausahaan, dan kesadarannya untuk belajar sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang dengan pesat. Pentingnya Kepemimpinan Pembelajaran Kepemimpinan pembelajaran sangat penting untuk diterapkan di lembaga pendidikan karena mampu: (1) meningkatkan prestasi belajar peserta didik secara signifikan; (2) memberikan dorongan dan arahan terhadap warga lembaga pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didiknya; (3) memfokuskan kegiatankegiatan warganya untuk menuju pencapaian visi, misi, dan tujuan lembaga pendidikan; dan (4) membangun komunitas belajar warganya dan bahkan mampu menjadikan lembaga pendidikannya sebagai tempat untuk belajar. Kontribusi Kepemimpinan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar 42 JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826) Pengaruh kepemimpinan pembelajaran tidak langsung bekerja pada proses pembelajaran di kelas, namun dengan kepemimpinan pembelajaran akan terbangun iklim akademik yang positif, komunikasi yang baik antar warganya, perumusan tuntutan akademik yang tinggi, tekad untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. ` Tujuh langkah kepemimpinan pembelajaran efektif McEwan McEwan (2002) mengembangkan konsep kepemimpinan pembelajaran yang lebih operasional dengan tujuh langkah kepemimpinan pembelajaran lengkap dengan indikatornya seperti berikut ini. (1) Menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas (a) Melibatkan tenaga pengajar dalam mengebangkan dan menerapkan tujuan dan sasaran pembelajaran sekolah. (b) Mengacu kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah/sistem pendidikan dalam mengembangkan program pembelajaran. (c) Memastikan aktivitas lembaga pendidikan/sekolah dan kelas konsisten dengan tujuan pembelajaran. (d) Mengevaluasi kemajuan pencapaian tujuan pembelajaran (2) Menjadi Nara sumber bagi karyawan (a) Bekerjasama dengan tenaga pengajar untuk memperbaiki program pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan kebutuhan peserta didik (b) Membuat program pengembangan pembelajaran yang didasarkan atas hasil penelitian dan praktik yang baik (c) Menerapkan prosedur formatif yang baik dalam mengevaluasi program pembelajaran (3) Menciptakan Budaya dan iklim sekolah yang kondusif bagi pembelajaran (a) Menciptakan kelas-kelas inklusif yang memberi kesan bahwa di dalamnya semua peserta didik boleh belajar (b) Menyediakan waktu yang lebih panjang untuk belajar (dalam kelas tersebut) bagi peserta didik yang membutuhkannya (c) Mendorong agar tenaga pengajar berperilaku positif dalam kelas sehingga membuat iklim pembelajaran baik dan tertib dalam kelas 43 JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826) (d) Menyampaikan pesan-pesan kepada peserta didik dengan berbagai cara bahwa mereka bisa sukses (e) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan kemajuan belajar peserta didik (pekerjaan rumah, penilaian, pemantauan kemajuan belajar, remediasi, laporan hasil belajar, kenaikan/tinggal) (4) Mengkomunikasikan visi dan misi lembaga pendidikan/sekolah (a) Melakukan komunikasi dua arah secara sistimatis dengan karyawan tentang tujuan dan sasaran lembaga (sekolah) (b) Menetapkan, mendukung, dan melaksanakan aktivitas yang mengkomunikasikan kepada peserta didik tentang nilai dan arti belajar (c) Mengembangkan dan menggunakan saluran-saluran komunikasi dengan orang tua untuk menyampaikan tujuan-tujuan lembaga pendidikan/sekolah yang telah ditetapkan (5) Mengkondisikan warga lembaga pendidikan/sekolah untuk mencapai cita-cita profesional tinggi. (a) Melibatkan diri mengajar secara langsung di kelas (b) Membantu tenaga pengajar lain dalam mengupayakan dan mencapai keinginan profesionalnya yang bertkaitan dengan pembelajaran sekolah dan memantau terwujudnya cita-cita tersebut (c) Melakukan evaluasi yang mendalam, bertanggungjawab, dan memberi rekomendasi bagi pengembangan pribadi dan profesi sesuai dengan kebutuhan individu (6) Mengembangkan kemampuan profesional tenaga pengajar (a) Membuat jadwal, rencana dan kegiatan yang membicarakan isu-isu pembelajaran. (b) Mengikuti pelatihan tentang kolaborasi, membuat keputusan bersama, coaching, mentoring, pengembangan kurikulum, dan presentasi (c) Berpartisipasi dalam aktivitas pengembangan profesional (7) Bersikap positif terhadap warga lembaga pendidikan/sekolah 44 JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826) (a) Melayani peserta didik dan berkomunikasi dengan mereka mengenai berbagai aspek kehidupan lembaga pendidikan/sekolah mereka (b) Berkomunikasi dengan semua tenaga pengajar dan karyawan dilakukan secara terbuka dengan menghormati perbedaan pendapat yang ada (c) Menunjukan perhatian terhadap masalah-masalah peserta didik, tenaga pengajar, dan karyawan dan melibatkan diri dalam pemecahan masalah mereka seperlunya (d) Menunjukkan kemampuan hubungan interpersonal dengan semua pihak (e) Selalu menjaga moral yang baik (f) Selalu tanggap terhadap apa yang menjadi perhatian karyawan, peserta didik, dan orang tua (g) Mengakui/memuji keberhasilan/kemampuan orang lain Standar Pemimpin Pembelajaran Standar pemimpin pembelajaran terdiri atas: (1) Standar A: Peningkatan secara berkelanjutan Melaksanakan pendekatan yang sistematik dan koheren untuk menuju peningkatan secara berkelanjutan dalam prestasi akademik seluruh peserta didik. (2) Standar B: Kultur Pembelajaran Menciptakan kultur pembelajaran yang progresif/kondusif di sekolahnya agar hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan setinggi-tingginya. (3) Standar C: Kepemimpinan Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar (Asesmen) Memfasilitasi peningkatan mutu pembelajaran di sekolahnya berdasarkan hasil evaluasi dan dilakukan secara terus menerus dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik seoptimal mungkin. (4) Standar D: Pengembangan Profesionalisme Guru secara Terus Menerus Melakukan pengembangan profesionalisme warga sekolahnya terutama guru yang dilakukan secara terus-menerus dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik seoptimal mungkin. 45 JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826) (5) Standar E: Manajemen Sekolah Memfasilitasi warga sekolah (guru, peserta didik, karyawan) agar menjadi pebelajar yang baik dan mengembangkan pembelajaran yang efektif melalui pemanfaatan berbagai sumber belajar yang tersedia dan yang perlu disediakan jika belum ada. (6) Standar F: Etika Memfasilitasi peningkatan secara berkelanjutan dalam meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan standar etika paling tinggi dan mendorong pendampingan berupa tindakan politis apabila diperlukan. (7) Standar G: Perbedaan Memfasilitasi toleransi terhadap perbedaan latar belakang peserta didik, baik dari suku, agama, ras, jenis kelamin, dan asal usul. Cara Menerapkan Kepemimpinan Pembelajaran Cara menerapkan kepemimpinan pembelajaran antara lain dengan: (1) Merumuskan dan mengartikualasi tujuan pembelajaran Tenaga pengajar sebagai pemimpin pembelajaran harus menyusun tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menyusun standar pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan standar kompetensi lulusan dan standar isi. Setelah perumusan tujuan pembelajaran dan standar pembelajaran selesai, dilakukan sosialisasi kepada peserta didik dan tenaga pengajar yang lain untuk mencoba berkolaborasi dalam mencapai tujuan pembelajaran. (2) Melakukan pengembangan dan perbaikan proses pembelajaran Membentuk kelompok kerja untuk melakukan pembaruan pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif, efektif, menyenangkan, berpusat pada peserta didik, dan kontekstual terhadap kondisi peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan 46 JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826) lingkungannya. Hasil kelompok kerja ini adalah model-model proses belajar mengajar yang lebih baik dan yang dilaksanakan secara konsisten di kelas masingmasing. (3) Mengevaluasi kinerja dan mengembangkannya Tenaga pengajar secara reguler melakukan evaluasi kinerja dari pimpinan dan dengan meminta masukan dari peserta didik untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Hasil evaluasi yang baik menjadi kekuatan yang harus dikembangkan dan evaluasi yang kurang baik harus diperbaiki untuk memperbaiki proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapar tercapai sesuai dengan tujuan dari lembaga pendidikan /sekolah. (4) Membangun komunitas pembelajaran Bersama dengan warga yang lain untuk menjadi pebelajar yang selalu belajar terus karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni, dan regulasi mengalami perubahan yang sangat pesat. Di samping itu, manajemen pun harus pro perubahan sehingga suasana akademik senantiasa tercipta di dalam lembaga pendidikan/sekolah. (5) Melayani peserta didik dengan prima. Dalam proses pembelajaran harus memahami dan menyadari sepenuhnya bahwa melayani dengan prima kepada pimpinan, karyawan, peserta didik, dan orangtua merupakan prioritas karena urusan utamanya adalah pembelajaran yang melibatkan ketiga unsur tersebut. Jadi, tenaga pengajar sebagai pemimpin pembelajaran lebih menekankan pada pelayanan prima dari pada menggunakan kekuasaannya. (6) Melakukan perbaikan secara terus menerus Proses perbaikan terhadap masalah dan kendala yang dihadapi dengan konsep pengembangan berkelanjutan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, refleksi, dan revisi terhadap perencanaan berikutnya, dan siklusnya diulang secara terus menerus. (7) Membangun teamwork yang kompak 47 JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826) Kegiatan pembelajaran melibatkan tenaga pengajar, peserta didik, dan orangtua dan kalau tidak dikoordinasikan dengan baik, tidak akan terjadi kekuatan yang tangguh untuk mensukseskan hasil belajar peserta didik. Koordinasi mengandung dua hal yaitu integrasi permasalahan yang dapat ditampung dalam perencanaan pembelajaran, dan yang kedua adalah sinkronisasi ketatalaksanaan yang dilakukan sewaktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran. (8) Memberi contoh Tenaga pengajar sebagai teladan terutama bagi peserta didik dalam berbagai hal; antara lain kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, semangat kerja yang tinggi dalam meraih cita-cita. (9) Menyediakan sebagian besar waktu untuk pembelajaran. Tenaga pengajar harus mengalokasikan sebagian besar waktunya untuk pembelajaran dan untuk peserta didiknya. Dengan waktu yang cukup diharapkan konsetrasi tenaga pengajar dalam membimbing dan mendidik lebih baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. PENUTUP Tenaga pengajar memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas atau di ruang praktik/laboratorium. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh tenaga pengajar dan peserta didik atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu Kepemimpinan pembelajaran sangat cocok diterapkan di lembaga pendidikan karena misi utama lembaga pendidikan adalah mendidik semua peserta didik dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang sukses dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan yang sarat dengan tantangantantangan yang sangat turbulen Tujuan kepemimpinan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi pembelajaran agar peserta didiknya meningkat dalam: prestasi belajar, kepuasan belajar, motivasi belajar, keingintahuan, kreativitas, inovasi, jiwa kewirausahaan, dan kesadarannya 48 JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826) untuk belajar sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang dengan pesat. Pengaruh kepemimpinan pembelajaran tidak langsung bekerja pada proses pembelajaran di kelas, namun dengan kepemimpinan pembelajaran akan terbangun iklim akademik yang positif, komunikasi yang baik antar warganya, perumusan tuntutan akademik yang tinggi, tekad untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Butir-butir penting kepemimpinan pembelajaran menyarankan bahwa kepemimpinan pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh: (a) figur pemimpin pembelajaran yang mampu berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai pemimpin pembelajaran, (b) kultur pembelajaran yang dikembangkan melalui pembangunan komunitas belajar di sekolah, dan (c) sistem (struktur) yang utuh dan benar. Perilaku tenaga pengajar dan karyawan berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran di sekolah 49 JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826) Daftar Pustaka Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi. Bandung : CV Alfabeta Mangunhardjana. 1993. Kepemimpinan Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta : Penerbit Kanisius ................2012. Kepemimpinan Pembelajaran. Jakarta : Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 50