JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Januari 2013 (ISSN

advertisement
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826)
PENTINGNYA KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
BAGI TENAGA PENGAJAR
Anastasia Lipursari
Dosen Tetap ASM Semarang
Abstrak
Tenaga pengajar mempunyai tugas yang sangat penting di dalam melakukan
proses pembelajaran harus mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif, cakap
menyelesaikan masalah, dan mampu mendampingi peserta didik dalam mempersiapkan
masa depannya.
Dalam proses pembelajaran tidak selamanya berjalan mulus, sehingga tenaga
pengajar selalu berusaha bagaimana materi pembelajaran yang disampaikan dapat
dikuasai oleh peserta didik secara tuntas. Banyak hal yang mempengaruhi kesulitan
tenaga pengajar dalam penyampaian materi dikarenakan peserta didik bukan hanya
sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk
sosial dengan latar belakang yang berlainan. Ada tiga aspek yang membedakan
mahasiswa yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologi dan
biologis. Di samping itu keanekaragaman tujuan peserta didik dalam belajar juga
mempengaruhi semangat, minat, dan daya juang mereka dalam proses pembelajaran.
Kepemimpinan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang tenaga pengajar. Banyak model kepemimpinan yang dapat dianut dan
diterapkan dalam berbagai organisasi/institusi, baik profit maupun nonprofit. Namun,
model kepemimpinan yang paling cocok untuk diterapkan di lembaga pendidikan
adalah kepemimpinan pembelajaran.
Kepemimpinan pembelajaran yang kuat mendukung lembaga pendidikan
menjadi efektif. Kepemimpinan pembelajaran mencakup perilaku-perilaku tenaga
pengajar dalam merumuskan dan mengkomunikasikan tujuan lembaga pendidikan,
memantau, mendampingi, dan memberikan umpan balik dalam pembelajaran,
membangun iklim akademik, dan memfasilitasi terjadinya komunikasi dalam lembaga
pendidikan.
Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan pelayanan prima
kepada semua peserta didik agar mereka mampu mengembangkan potensinya untuk
menghadapi masa depan yang belum diketahui dan sarat dengan tantangan-tantangan
yang sangat turbulen.
Kata kunci :kepemimpinan, pembelajaran, tenaga pengajar
39
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan dalam pendidikan yang dilakukan masyarakat bertujuan untuk
menjaga agar hasil pendidikan tetap relevan dengan kebutuhan dunia kerja baik dalam
hal intelektual, ketrampilan maupun kepribadian. Dalam menghadapi perkembangan
tersebut dewasa ini tenaga pengajar harus berpikir dan belajar kembali agar mampu
mengikuti perkembangan secara menyeluruh di setiap dimensi pembelajaran serta
meningkatkan ketrampilan ataupun mutu pelayanan kepada para pelanggan.
Tenaga pengajar/guru/dosen memiliki peran yang sangat penting dalam
menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas atau di ruang
praktik/laboratorium. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian pelaksanaan oleh tenaga pengajar dan peserta didik atas dasar hubungan
timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi atau hubungan timbal balik antara tenaga pengajar dan peserta didik ini
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, tenaga pengajar mempunyai tugas yang
sangat penting di dalam melakukan proses pembelajaran harus mampu berpikir kritis,
kreatif, inovatif, cakap menyelesaikan masalah, dan mampu mendampingi peserta didik
dalam mempersiapkan masa depannya.
Dalam proses pembelajaran tidak selamanya berjalan mulus, namun harapan
tidak pernah sirna tenaga pengajar selalu berusaha bagaimana materi pembelajaran
yang disampaikan dapat dikuasai oleh peserta didik secara tuntas. Ini merupakan
masalah yang cukup sulit yang harus diselesaikan. Kesulitan itu dikarenakan peserta
didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga
sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga
aspek yang membedakan mahasiswa yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek
intelektual, psikologi dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar
permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku peserta didik. Hal
itu pula yang menjadi tugas cukup berat bagi tenaga pengajar dalam mengelola kelas
dengan baik dan menentukan metode yang sesuai dalam proses pembelajaran.
Keanekaragaman tujuan peserta didik dalam belajar di salah satu lembaga
pendidikan sangat mempengaruhi semangat, minat, dan daya juang mereka. Peserta
didik yang memang berminat untuk belajar dan intelektualnya cukup baik, mereka
40
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826)
bersemangat dan konsentrasi penuh dalam menerima materi, mengerjakan tugas yang
diberikan, namun sebaliknya peserata didik yang intektualnya kurang, dalam mengikuti
proses pembelajaran kurang semangat, dalam mengerjakan tugas pun mereka hanya
mengadalkan bantuan dari teman-teman yang lain dan yang sangat memprihatinkan
adalah peserta didik yang sama sekali kurang berusaha tetapi lebih pada menunggu
belas kasihan dari para pendidik.
Kepemimpinan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang tenaga pengajar. Banyak model kepemimpinan yang dapat dianut dan
diterapkan dalam bebagai organisasi/institusi, baik profit maupun nonprofit. Namun,
model kepemimpinan yang paling cocok untuk diterapkan di lembaga pendidikan
adalah kepemimpinan pembelajaran. Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa
tenaga pengajar yang memfokuskan kepemimpinan pembelajaran menghasilkan
prestasi belajar peserta didik yang lebih baik dari pada tenaga pengajar yang kurang
memfokuskan pada kepemimpinan pembelajaran. Ironisnya, kebanyakan tenaga
pengajar tidak menerapkan model kepemimpinan pembelajaran.
Kepemimpinan pembelajaran sangat cocok diterapkan di lembaga pendidikan
karena misi utama lembaga pendidikan adalah mendidik semua peserta didik dan
memberikan
kesempatan
kepada
mereka
untuk
memperoleh
pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang sukses
dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan yang sarat dengan tantangantantangan yang sangat turbulen. Misi inilah yang kemudian menuntut lembaga
pendidikan sebagai organisasi harus memfokuskan pada pembelajaran, yang meliputi
kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.
Pentingnya kepemimpinan pembelajaran yang kuat mendukung lembaga
pendidikan
menjadi efektif. Beberapa penelitian empirik peran kepemimpinan
pembelajaran dalam menghasilkan capaian lulusan yang baik, menyimpulkan bahwa
pengaruh kepemimpinan pembelajaran kepada pencapaian hasil dapat terjadi secara
tidak langsung. Kepemimpinan pembelajaran mencakup perilaku-perilaku tenaga
pengajar dalam merumuskan dan mengkomunikasikan tujuan lembaga pendidikan,
memantau, mendampingi, dan memberikan umpan balik dalam pembelajaran,
membangun iklim akademik, dan memfasilitasi terjadinya komunikasi dalam lembaga
pendidikan.
41
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826)
Peningkatan hasil belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan
pembelajaran. Artinya, jika hasil belajar peserta didik ingin dinaikkan, maka
kepemimpinan yang menekankan pada pembelajaran harus diterapkan.
PEMBAHASAN
Arti Kepemimpinan Pembelajaran
Kepemimpinan
pembelajaran
adalah
kepemimpinan
yang
memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang komponen-komponennya meliputi
kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen,
penilaian, pengembangan tenaga
pengajar, pelayanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di
lembaga pendidikan.
Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran
Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan pelayanan prima
kepada semua peserta didik agar mereka mampu mengembangkan potensinya untuk
menghadapi masa depan yang belum diketahui dan sarat dengan tantangan-tantangan
yang sangat turbulen.
Dengan kata lain, tujuan kepemimpinan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi
pembelajaran agar peserta didiknya meningkat dalam: prestasi belajar, kepuasan
belajar, motivasi belajar, keingintahuan, kreativitas, inovasi, jiwa kewirausahaan, dan
kesadarannya untuk belajar sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi
serta seni berkembang dengan pesat.
Pentingnya Kepemimpinan Pembelajaran
Kepemimpinan pembelajaran sangat penting untuk diterapkan di lembaga
pendidikan karena mampu: (1) meningkatkan prestasi belajar peserta didik secara
signifikan; (2) memberikan dorongan dan arahan terhadap warga lembaga pendidikan
untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didiknya; (3) memfokuskan kegiatankegiatan warganya untuk menuju pencapaian visi, misi, dan tujuan lembaga
pendidikan; dan (4) membangun komunitas belajar warganya dan bahkan mampu
menjadikan lembaga pendidikannya sebagai tempat untuk belajar.
Kontribusi Kepemimpinan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
42
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826)
Pengaruh kepemimpinan pembelajaran tidak langsung bekerja pada proses
pembelajaran di kelas, namun dengan kepemimpinan pembelajaran akan terbangun
iklim akademik yang positif, komunikasi yang baik antar warganya, perumusan
tuntutan akademik yang tinggi, tekad untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan.
`
Tujuh langkah kepemimpinan pembelajaran efektif McEwan
McEwan (2002) mengembangkan konsep kepemimpinan pembelajaran yang
lebih operasional dengan tujuh langkah kepemimpinan pembelajaran lengkap dengan
indikatornya seperti berikut ini.
(1) Menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas
(a) Melibatkan tenaga pengajar dalam mengebangkan dan menerapkan tujuan dan
sasaran pembelajaran sekolah.
(b) Mengacu kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah/sistem pendidikan
dalam mengembangkan program pembelajaran.
(c) Memastikan aktivitas lembaga pendidikan/sekolah dan kelas konsisten dengan
tujuan pembelajaran.
(d) Mengevaluasi kemajuan pencapaian tujuan pembelajaran
(2) Menjadi Nara sumber bagi karyawan
(a) Bekerjasama
dengan
tenaga
pengajar
untuk
memperbaiki
program
pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan kebutuhan peserta didik
(b) Membuat program pengembangan pembelajaran yang didasarkan atas hasil
penelitian dan praktik yang baik
(c) Menerapkan prosedur formatif yang baik dalam mengevaluasi program
pembelajaran
(3) Menciptakan Budaya dan iklim sekolah yang kondusif bagi pembelajaran
(a) Menciptakan kelas-kelas inklusif yang memberi kesan bahwa di dalamnya
semua peserta didik boleh belajar
(b) Menyediakan waktu yang lebih panjang untuk belajar (dalam kelas tersebut)
bagi peserta didik yang membutuhkannya
(c) Mendorong agar tenaga pengajar berperilaku positif dalam kelas sehingga
membuat iklim pembelajaran baik dan tertib dalam kelas
43
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826)
(d) Menyampaikan pesan-pesan kepada peserta didik dengan berbagai cara bahwa
mereka bisa sukses
(e) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan kemajuan belajar peserta didik
(pekerjaan rumah, penilaian, pemantauan kemajuan belajar, remediasi, laporan
hasil belajar, kenaikan/tinggal)
(4) Mengkomunikasikan visi dan misi lembaga pendidikan/sekolah
(a) Melakukan komunikasi dua arah secara sistimatis dengan karyawan tentang
tujuan dan sasaran lembaga (sekolah)
(b) Menetapkan,
mendukung,
dan
melaksanakan
aktivitas
yang
mengkomunikasikan kepada peserta didik tentang nilai dan arti belajar
(c) Mengembangkan dan menggunakan saluran-saluran komunikasi dengan orang
tua untuk menyampaikan tujuan-tujuan lembaga pendidikan/sekolah yang
telah ditetapkan
(5) Mengkondisikan warga lembaga pendidikan/sekolah untuk mencapai cita-cita
profesional tinggi.
(a) Melibatkan diri mengajar secara langsung di kelas
(b) Membantu tenaga pengajar lain dalam mengupayakan dan mencapai keinginan
profesionalnya yang bertkaitan dengan pembelajaran sekolah dan memantau
terwujudnya cita-cita tersebut
(c) Melakukan evaluasi yang mendalam, bertanggungjawab, dan memberi
rekomendasi bagi pengembangan pribadi dan profesi sesuai dengan kebutuhan
individu
(6) Mengembangkan kemampuan profesional tenaga pengajar
(a) Membuat jadwal, rencana dan kegiatan yang membicarakan isu-isu
pembelajaran.
(b) Mengikuti pelatihan tentang kolaborasi, membuat keputusan bersama,
coaching, mentoring, pengembangan kurikulum, dan presentasi
(c) Berpartisipasi dalam aktivitas pengembangan profesional
(7) Bersikap positif terhadap warga lembaga pendidikan/sekolah
44
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826)
(a) Melayani peserta didik dan berkomunikasi dengan mereka mengenai berbagai
aspek kehidupan lembaga pendidikan/sekolah mereka
(b) Berkomunikasi dengan semua tenaga pengajar dan karyawan dilakukan secara
terbuka dengan menghormati perbedaan pendapat yang ada
(c) Menunjukan perhatian terhadap masalah-masalah peserta didik, tenaga
pengajar, dan karyawan dan melibatkan diri dalam pemecahan masalah
mereka seperlunya
(d) Menunjukkan kemampuan hubungan interpersonal dengan semua pihak
(e) Selalu menjaga moral yang baik
(f)
Selalu tanggap terhadap apa yang menjadi perhatian karyawan, peserta didik,
dan orang tua
(g) Mengakui/memuji keberhasilan/kemampuan orang lain
Standar Pemimpin Pembelajaran
Standar pemimpin pembelajaran terdiri atas:
(1) Standar A: Peningkatan secara berkelanjutan
Melaksanakan pendekatan yang sistematik dan koheren untuk menuju peningkatan
secara berkelanjutan dalam prestasi akademik seluruh peserta didik.
(2) Standar B: Kultur Pembelajaran
Menciptakan kultur pembelajaran yang progresif/kondusif di sekolahnya agar hasil
belajar peserta didik dapat ditingkatkan setinggi-tingginya.
(3) Standar C: Kepemimpinan Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar
(Asesmen)
Memfasilitasi peningkatan mutu pembelajaran di sekolahnya berdasarkan hasil
evaluasi dan dilakukan secara terus menerus dalam rangka untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik seoptimal mungkin.
(4) Standar D: Pengembangan Profesionalisme Guru secara Terus Menerus
Melakukan pengembangan profesionalisme warga sekolahnya terutama guru yang
dilakukan secara terus-menerus dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik seoptimal mungkin.
45
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826)
(5) Standar E: Manajemen Sekolah
Memfasilitasi warga sekolah (guru, peserta didik, karyawan) agar menjadi
pebelajar yang baik dan mengembangkan pembelajaran yang efektif melalui
pemanfaatan berbagai sumber belajar yang tersedia dan yang perlu disediakan jika
belum ada.
(6) Standar F: Etika
Memfasilitasi peningkatan secara berkelanjutan dalam meningkatkan keberhasilan
belajar peserta didik melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan standar etika
paling tinggi dan mendorong pendampingan berupa tindakan politis apabila
diperlukan.
(7) Standar G: Perbedaan
Memfasilitasi toleransi terhadap perbedaan latar belakang peserta didik, baik dari
suku, agama, ras, jenis kelamin, dan asal usul.
Cara Menerapkan Kepemimpinan Pembelajaran
Cara menerapkan kepemimpinan pembelajaran antara lain dengan:
(1) Merumuskan dan mengartikualasi tujuan pembelajaran
Tenaga pengajar sebagai pemimpin pembelajaran harus
menyusun tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan menyusun standar pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan standar kompetensi lulusan
dan standar isi. Setelah perumusan tujuan pembelajaran dan standar pembelajaran
selesai, dilakukan sosialisasi kepada peserta didik dan tenaga pengajar yang lain
untuk mencoba berkolaborasi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
(2) Melakukan pengembangan dan perbaikan proses pembelajaran
Membentuk kelompok kerja untuk melakukan pembaruan pembelajaran yang lebih
kreatif, inovatif, efektif, menyenangkan, berpusat pada peserta didik, dan
kontekstual terhadap kondisi peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan
46
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826)
lingkungannya. Hasil kelompok kerja ini adalah model-model proses belajar
mengajar yang lebih baik dan yang dilaksanakan secara konsisten di kelas masingmasing.
(3) Mengevaluasi kinerja dan mengembangkannya
Tenaga pengajar secara reguler melakukan evaluasi kinerja dari pimpinan dan
dengan meminta masukan dari peserta didik
untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahannya. Hasil evaluasi yang baik menjadi kekuatan yang harus
dikembangkan dan evaluasi yang kurang baik harus diperbaiki untuk memperbaiki
proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapar tercapai sesuai dengan
tujuan dari lembaga pendidikan /sekolah.
(4) Membangun komunitas pembelajaran
Bersama dengan warga yang lain untuk menjadi pebelajar yang selalu belajar terus
karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni, dan regulasi mengalami
perubahan yang sangat pesat. Di samping itu, manajemen pun harus pro perubahan
sehingga
suasana
akademik
senantiasa
tercipta
di
dalam
lembaga
pendidikan/sekolah.
(5) Melayani peserta didik dengan prima.
Dalam proses pembelajaran harus memahami dan menyadari sepenuhnya bahwa
melayani dengan prima kepada pimpinan, karyawan, peserta didik, dan orangtua
merupakan prioritas karena urusan utamanya adalah pembelajaran yang melibatkan
ketiga unsur tersebut. Jadi, tenaga pengajar sebagai pemimpin pembelajaran lebih
menekankan pada pelayanan prima dari pada menggunakan kekuasaannya.
(6) Melakukan perbaikan secara terus menerus
Proses perbaikan terhadap masalah dan kendala yang dihadapi dengan konsep
pengembangan berkelanjutan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
refleksi, dan revisi terhadap perencanaan berikutnya, dan siklusnya diulang secara
terus menerus.
(7) Membangun teamwork yang kompak
47
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826)
Kegiatan pembelajaran melibatkan tenaga pengajar, peserta didik, dan orangtua
dan kalau tidak dikoordinasikan dengan baik, tidak akan terjadi kekuatan yang
tangguh untuk mensukseskan hasil belajar peserta didik. Koordinasi mengandung
dua hal yaitu integrasi permasalahan yang dapat ditampung dalam perencanaan
pembelajaran, dan yang kedua adalah sinkronisasi ketatalaksanaan yang dilakukan
sewaktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
(8) Memberi contoh
Tenaga pengajar sebagai teladan terutama bagi peserta didik dalam berbagai hal;
antara lain kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, semangat kerja yang tinggi
dalam meraih cita-cita.
(9) Menyediakan sebagian besar waktu untuk pembelajaran.
Tenaga pengajar harus mengalokasikan sebagian besar waktunya untuk
pembelajaran dan untuk peserta didiknya. Dengan waktu yang cukup diharapkan
konsetrasi tenaga pengajar dalam membimbing dan mendidik lebih baik, sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
PENUTUP
Tenaga pengajar memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas atau di ruang praktik/laboratorium. Proses
pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh
tenaga pengajar dan peserta didik atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu
Kepemimpinan pembelajaran sangat cocok diterapkan di lembaga pendidikan
karena misi utama lembaga pendidikan adalah mendidik semua peserta didik dan
memberikan
kesempatan
kepada
mereka
untuk
memperoleh
pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang sukses
dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan yang sarat dengan tantangantantangan yang sangat turbulen
Tujuan kepemimpinan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi pembelajaran
agar peserta didiknya meningkat dalam: prestasi belajar, kepuasan belajar, motivasi
belajar, keingintahuan, kreativitas, inovasi, jiwa kewirausahaan, dan kesadarannya
48
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826)
untuk belajar sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni
berkembang dengan pesat.
Pengaruh kepemimpinan pembelajaran tidak langsung bekerja pada proses
pembelajaran di kelas, namun dengan kepemimpinan pembelajaran akan terbangun
iklim akademik yang positif, komunikasi yang baik antar warganya, perumusan
tuntutan akademik yang tinggi, tekad untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan.
Butir-butir
penting
kepemimpinan
pembelajaran
menyarankan
bahwa
kepemimpinan pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh: (a)
figur pemimpin pembelajaran yang mampu berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai
pemimpin pembelajaran, (b) kultur pembelajaran yang dikembangkan melalui
pembangunan komunitas belajar di sekolah, dan (c) sistem (struktur) yang utuh dan
benar.
Perilaku tenaga pengajar dan karyawan berkontribusi sangat signifikan terhadap
peningkatan efektivitas pembelajaran di sekolah
49
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 2, Edisi Juni 2015 (ISSN : 2252 – 7826)
Daftar Pustaka
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi. Bandung : CV
Alfabeta
Mangunhardjana. 1993. Kepemimpinan Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta :
Penerbit Kanisius
................2012. Kepemimpinan Pembelajaran. Jakarta : Pusat Pengembangan
Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
50
Download