MuhammaddanMuhartono|PenektomiParsialpadaPria57TahundenganKankerPenis PenektomiParsialpadaPria57TahundenganKankerPenis MuhammadFadlilah,Muhartono FakultasKedokteran,UniversitasLampung Abstrak Kankerpenismerupakanpenyakitkeganasanyangmenyerangpria.AngkakejadiankankerpenisSatudarisetiap100.000 laki-laki. Faktor resiko dari kanker penis meliputi infeksi HPV, kutil kelamin/condyloma, peradangan, lichen sclerosis, phimosis, kebersihan yang buruk, kurangnya sirkumsisi selama masa kanak-kanak, paparan bahan kimia, merokok, latar belakang genetik, dan retensi smegma. Penegakkan diagnosa kanker penis dapat dilakukan dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Tatalaksana kanker penis dapat dilakukan dengan kemoterapi dan pada sebagianbesarkasuskankerpenisdilakukantatalaksanaberupapenektomibaiktotalmaupunparsial.Pengendalianfaktor resikodanpemilihanterapiyangsesuaidapatmengurangiangkakejadiankankerpenis. Katakunci:kanker,penektomi,penis PartialPenectomyofa57YearsOldManwithPenileCancer Abstract Penile cancer is a malignant disease that attacking men. The incidence of penile cancer isone every 100,000 men. A risk factor for penile cancer include HPV infection , genital warts / condyloma, inflammation, lichen sclerosis, phimosis, poor hygiene, lack of circumcision during childhood, exposure to chemicals, smoking, genetic background, and retention of smegma. To diagnose of penile cancer can be made by history, physical and supporting examination. Managementofpenilecancercanbedonewithchemotherapyandinmostcasesthetreatmentofpenilecancerisdonein theformofpenectomyeithertotalorpartial.Riskfactorscontrollingandtheselectionofappropriatetherapycanreduce theincidenceofpenilecancer. Keywords:cancer,penectomy,penile Korespondensi: Muhammad Fadlilah, S.Ked., alamat Pringsewu Barat, Pringsewu, HP 081367153602, e-mail [email protected] Pendahuluan Kanker penis adalah keganasan yang jarangterjadidiseluruhdunia,yangmewakili 1% dari semua kanker yang mempengaruhi laki-laki. Prevalensi bervariasi antara wilayah geografis,0,5-1,5per100.000orangdiseluruh negara-negaraEropa.Satudarisetiap100.000 laki-laki akan didiagnosis dengan penyakit kanker penis. Kanker Ini adalah salah satu kanker yang paling mempengaruhi laki-laki karena kanker penis berpengaruh buruk pada fungsi seksual.1 Bertambahnya usia adalah faktor dalam perkembangan kanker penis.Kanker penis lebih sering didiagnosis padapriapadausia60keatas.2 Phymosis, suatu kondisi di mana kulup laki-laki yang tidak disunat menjadi dikontrak dan tidak dapat ditarik kembali atas glands, dikutip sebagai faktor risiko untuk kanker penis.Phymosisseringdisebabkanolehinfeksi kronis yang disebabkan dari kebersihan yang buruk. Kebersihan pribadi yang buruk meningkatkan kemungkinan untuk pengembangan kanker penis. Smegma, kombinasi sel epitel dikelupas, kelembaban, danbakteridapatmenumpukdibawahkulup laki-laki yang tidak disunat.Hal tersebut memancarkan bau busuk yang khas dan diyakini menjadi faktor penyumbang dalam perkembangankankerpenis.2 Faktorrisikoyangterkaitdengankanker penis adalah infeksi HPV, kutil kelamin/ condyloma, peradangan, lichen sclerosis, phymosis, kebersihan yang buruk, kurangnya sirkumsisiselamamasakanak-kanak,paparan bahankimia,merokok,latarbelakanggenetik, danretensismegma.2 Diagnosis dan manajemen dari kanker penis telah mengalami pergeseran paradigma yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan pemahaman mendasar bahwa pasien direkomendasikan untuk reseksibedah.3 Pengobatan utama untuk kanker penis adalah operasi, meskipun dalam kasus perubahan prakanker atau kanker terdeteksi pada tahap awal, metode minimal invasif klinis seperti kemoterapi, terapi laser atau JMedulaUnila|Volume6|Nomor1|Desember2016|93 MuhammaddanMuhartono|PenektomiParsialpadaPria57TahundenganKankerPenis brachytherapy dapat dipikirkan. Pembedahan melibatkan pengangkatan lesi tumor primer dengan atau tanpa melakukan lymphadenectomy inguinal, tergantung pada indikasi klinis atau histopatologi dari hasil biopsi.4 Kasus Seoranglaki-laki,Tn.H.57tahundatang dengan keluhan terdapat benjolan di kemaluan dan terasa nyeri sejak enam bulan. Benjolanawalnyaberupabenjolankecillamalama makin membesar, benjolan terasa nyeri dan panas, lalu benjolan tersebut pecah dan mengeluarkan cairan nanah dan darah, BAK pasienlancarnamunterasanyeridiakhirBAK. Sejaksatubulaninipasienmengeluhterdapat benjolan kembali di bagian batang penisnya. Pasienmerokokduabungkusperhari,namun pasienberhenti merokok sejak lima bulan yanglalu.Pasiensudahmenikahdanmemiliki empat orang anak. Pasien mengaku tidak pernah berganti-ganti pasangan dalam berhubungan kelamin. Riwayat demam (-), penurunanberatbadan(-). Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah: 110/70 mmHg, nadi: 76x/menit, suhu: 36,5 oC, pernafasan: 16 x/menit. Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Status lokalis genitalia,padainspeksitampak1buahmassa di korpus penis, berukuran 2x1 cm dengan batas tegas dan warna kemerahan, palpasi teraba massa pada korpus penis dengan konsistensipadatkenyal,terfiksir,nyeritekan korpus penis. Pada regio inguinal tidak didapatkan adanya pembesaran kelenjar getahbening. Dari pemeriksaan darah rutin dengan hasil Hb: 12,3 (N: 14-18), Ht: 38 (N: 40-54%), LED: 7 (N: 0-10 m/jam), leukosit: 13.600 (N: 4800-10.800),trombosit:230.000(N:150.000400.000), eritrosit: 4,2 (N: 4,7-6,1). Penatalaksanaan pada pasien digolongkan menjadi dua, yaitu nonmedikamentosa dan medikamentosa. Nonmedikamentosa berupa tirah baring. Medikamentosa berupa IVFD RL gtt XX/m, ceftriaxone 1gr/12 jam, ketorolac 1 amp/8 jam, dan rencana operatif penektomi parsial. Setelah dilakukan penektomi parsial, jaringan diambil dan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, lalu didapatkan hasil JMedulaUnila|Volume6|Nomor1|Desember2016|94 squamouscellcarcinomasepertiyangterlihat padagambardibawahini: Gambar1.Squamouscellcarcinoma Pembahasan Pada anamnesis didapatkan seorang laki-laki, Tn. H. 57 tahun dengan keluhan terdapat benjolan di kemaluan dan terasa nyeri sejak 6 bulan. Benjolan awalnya berupa benjolan kecil lama-lama makin membesar, benjolanterasanyeridanpanas,lalubenjolan tersebut pecah dan mengeluarkan cairan nanah dan darah, BAK pasien lancar namun terasa nyeri di akhir BAK. Sejak satu bulan ini pasienmengeluhterdapatbenjolankembalidi bagianbatangpenisnya. Keluhan yang dirasakan pasien berupa perdarahan dari penis, pembengkakan penis, penis kemerahan, gejala obstruktif saluran kemih bagian bawah namun tidak ada benjolan di daerah inguinal. Tumor berada di glands penis dari lima pasien dan preputium pada satu pasien gejala anemia juga sering ditemukan.Dapatpuladitemukanlesiindurasi atau eritema, ulserasi, nodul kecil, atau pertumbuhaneksofitik.5-6 Faktor resiko antara lain infeksi HPV, kutil kelamin/ condyloma, peradangan, lichen sclerosis, phymosis, inflamasi kronis penis (balanopostitis yang berkaitan dengan fimosis), balanitis xerotica obliterans, sporaleme, dan foto terapi UV-A untuk berbagai kondisi dermatologik seperti psoriasis, kondiloma akuminata, area dengan status ekonomi rendah, belum menikah, banyaknya partner dalam melakukan hubunganseksualpadausiamuda,kebersihan yangburuk,kurangnyasirkumsisiselamamasa kanak-kanak, paparan bahan kimia, merokok, latarbelakanggenetik,danretensismegma. Human Papilloma Virus (HPV) merupakan faktor resiko yang penting dalam MuhammaddanMuhartono|PenektomiParsialpadaPria57TahundenganKankerPenis berkembangnyakankerpenis.Padaanamnesis didapatkanriwayatmerokokpadapasienyang merupakan salah satu faktor resiko kanker penis.2,7-8 Karsinoma berawal dari preputium, kemudian infiltrasi ke korpus dan glands penis. Jika terjadi metastasis, biasanya diikuti oleh pola yang bertahap. Pertama, padakelenjargetahbeninginguinal(pelipatan paha);kedua, kekelenjargetah bening pelvis. Sebagian besar tumor penis merupakan skuamous selkarsinoma(85%)dan metastasis pada kelenjar getah bening inguinal ditemukan pada 60% pasien. Pada pasien dengan karsinoma, baik primer maupun metastasis pada kelenjar getah bening inguinal, dapat diperiksa secara klinis.9 Pada kasus ini tidak didapatkannya pembesaran kelenjargetahbeningpadainguinal. Terapi keganasan penis meliputi tindakan terhadap tumor primer, bergantung lokasi tumor, bisa sirkumsisi, penektomi parsial, dan penektomi total dengan perineostomi, lalu dilanjutkan diseksi kelenjar getah bening dan bisa dikombinasikan dengan radioterapi atau kemoterapi.10 Konfirmasi diagnosis karsinomapenis dan pemeriksaan yang lebih invasif, adanya invasivaskuler, danstadium histologidarilesi dengan pemeriksaan histologidari spesimen biopsi dianjurkan sebelum melakukan terapi awal. Adanya metastasis dan penyebaran ke region inguinal merupakan faktor prognostik yang paling penting pada pasien dengan karsinoma penis. Penderita karsinoma penis yang secara klinis terdapat pembesarankelenjargetahbening inguinal atau menetap setelah eksisi lesi primer pada beberapa stadium, atau dengan biopsikelenjargetah bening inguinal, terbukti terjadi metastasis dan harus menjalani pembedahan kelenjar getah beninginguinalsecarabilateral. Sedangkan penderita yang secara kliniskelenjar getah beningnya normal atau pada awalnya terdapatpembesarankemudianmengecil dengan pemberian antibiotik setelah eksisi lesi primer, dapat di-follow up saja. Pada kondisi yang sudahmengalami metastasis jauh, karena tidak adanya terapi sistemik yang efektif, tindakan pembedahan dengan penyayatan yang luas akan memberikan keuntungan paliatif yang bermakna. Tindakan pembedahan dapat menghindari penyebaranlokoregionalyang merupakan komplikasi akhir paling buruk, berupa erosi pembuluh darah femoral. 9 Pada kasus ini pasien dilakukan tatalaksana berupa pemberian antibiotik berupa ceftriaxone 1gr/12 jam dan dilakukan tindakanoperatifberupapenektomiparsial. Kesimpulan Kanker penis merupakan kanker yang memiliki banyak faktor resiko antara lain infeksi HPV, kutil kelamin/ condyloma, peradangan, lichen sclerosis, phymosis, kebersihan yang buruk, kurangnya sirkumsisi selama masa kanak-kanak, paparan bahan kimia, merokok, latar belakang genetik, dan retensi smegma. Cara mengurangi angka kejadiankankerpenisdapatdilakukandengan menghindarifaktorresikotersebut.Selainitu, pada pasien yang sudah didiagnosa kanker penis tatalaksana yang dipilih adalah dengan penektomi total atau parsial tergantung luas jaringanyangterkena.9 Padakasusinipasien dilakukan tatalaksana tindakan operatif berupapenektomiparsial. DaftarPustaka 1. ImamuraM,MacLennanS,LamTBL,Vint R,StewartF,MacLennanG,etal.Surgical management for localised penile cancer (protocol). UK: Cochrane Library; 2015. hlm.3-8. 2. Malou BY. Ca Penis. Urol Nurs. 2007; 27(4):286-90. 3. Spiess PE, Dhillon J, Baumgarten AS, Jhonstone PA, FACR, Giuliano AR. Pathophysiological basis of human papillomavirus in penile cancer: key to preventionanddeliveryofmoreeffective therapies. CA Cancer J Clin. 2016; 00:0000. 4. Sosnowski R, Kulpa M, Kosowicz M, WolskiJK,KuczkiewiczO,MoskalK,etal. Quality of life in penile carcinoma patients – post-total penectomy. Cent EuropeanJUrol.2016;69(2):204-11. 5. Lau WD, Ong CH, Lim TP, Teo C. Penile cancer: a local case series and literature review. Singapore Med J. 2015; 56(11):637. 6. PrestiJC.Genitaltumors.Dalam:Tanagho EA, McAninch JW, editors. Smith’s general urology. Edisi ke-17. United JMedulaUnila|Volume6|Nomor1|Desember2016|95 MuhammaddanMuhartono|PenektomiParsialpadaPria57TahundenganKankerPenis States America: The McGraw Hill Companies;2008.hlm.383-6. Thuret R, Sun M, Budaus L, Abdollah F, Liberman D, Shariat SF, et al. A population-basedanalysisoftheeffectof marital status on overall and cancerspecific mortality in patients with squamous cell carcinoma of the penis. CancerCausesControl.2013;24(1):71-9. Backes DM, Kurman RJ, Pimenta JM, Smith JS. Systematic review of human papillomavirus prevalence in invasive penile cancer. Cancer Causes Control. 2009;20(4):449-57. 7. 8. JMedulaUnila|Volume6|Nomor1|Desember2016|96 9. Suarsana G, Sastrodiharjo B, Oka G. Validitasdiagnostikfineneedleaspiration biopsy kelenjar getah bening inguinal yang teraba pada karsinoma penis di RSUP Sanglah, Denpasar.Indonesian JournalofCancer.2009;3(4):127-32. 10. Tranggono, Untung, Rainy Umbas. Karakteristik dan terapi penderita keganasan penis di RS Cipto MangunkusumodanRSKankerDharmais. Indonesian Journal of Cancer. 2008; 2(2):2-6.