pada Lampiran 14. Hasil dari pengujian pada umumnya ketiga web browser tersebut sudah dapat menjalankan semua fungsi dengan baik seperti fungsi pencarian yang terlihat pada Gambar 11, hasil peta berdasarkan pencarian kecamatan pada Gambar 12 dan hasil grafik berdasarkan kecamatan pada Gambar 13. Gambar 11 Fungsi Pencarian. kelompok sebanyak 15 dengan nilai yang digunakan sebesar 0,05. Hipotesis yang pertama adalah hipotesis 0 (h0) bahwa waktu load antara menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript tidak ada perbedaan sedangkan hipotesis kedua adalah hipotesis 1 (h1) bahwa terdapat perbedaan waktu load antara menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript. Pada penelitian ini digunakan 2 buah populasi yaitu menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript. Waktu load dihitung dengan menggunakan sebuah plugin yang terdapat pada web browser Mozilla Firefox yaitu Firebug. Dari percobaan yang telah dilakukan pada Lampiran 15, diperoleh nilai t hitung sebesar 1,74 yang akan digunakan untuk dibandingkan dengan nilai t tabel. Nilai ttabel digunakan untuk menentukan batasan sebuah nilai yang harus dilampaui agar h0 ditolak. Dalam pengujian kali ini t tabel sebesar 2,05 berdasarkan 0,05 dengan degree of freedom (df) sebesar 28, sehingga nilai t tabel lebih besar dari thitung. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa h0 diterima yaitu waktu load antara menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript tidak berbeda signifikan. 12 Penggunaan dan Perawatan Database Database yang digunakan sistem ini masih tersimpan dalam sebuah komputer lokal. Perawatan dan pengembangan aplikasi di masa yang akan datang memerlukan petunjuk. Untuk itu dibuat sebuah pedoman yang memuat informasi tentang proses sistem, pembuatan database dan penjelasan teknis yang berkaitan dengan konfigurasi aplikasi. Salah satu dokumentasi petunjuk adalah tulisan ini. Gambar 12 Hasil peta berdasarkan pencarian. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Gambar 13 Hasil grafik berdasarkan pencarian. Pengujian kinerja menggunakan uji t 2 populasi dengan membandingkan dua kelompok mean dari dua contoh yang berbeda antara penelitian sebelumnya dan penelitian saat ini dengan mengukur waktu load. Jumlah contoh yang digunakan untuk masing-masing Sistem persebaran titik panas di provinsi Kalimantan Tengah telah berhasil dibuat dan dikembangakan sesuai dengan metode penelitian. Pada penelitian ini telah berhasil ditambahkan fasilitas pencarian dan penyajian data titik panas berupa grafik berdasarkan pada tingkat kecamatan dan tahun. Semua fungsi yang ada pada sistem ini dapat berjalan dengan baik pada semua web browser yang diuji. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji t 2 populasi diperoleh hasil bahwa t hitung < ttabel maka h0 9 diterima. Dapat disimpulkan bahwa antara penelitian Sari (2010) dan penelitian yang dilakukan saat ini tidak berbeda signifikan pada waktu load. Saran Sistem ini masih memiliki kekurangan dalam menampilkan perbedaan simbol titik panas berdasarkan tahun. Perbedaan simbol ini dapat mempermudah pengguna untuk melakukan analisis terhadap pola persebaran titik panas dari tahun ke tahun. Dengan demikian, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan implementasi yang masih menjadi kekurangan pada penelitian ini DAFTAR PUSTAKA Buffalo. Department of Geography University at Buffalo. 2004. GIS Development Guide. http://www.ncgia.buffalo.edu/sara/, volume i.pdf. [1 Juni 2010]. Buffalo. Department of Geography University at Buffalo. 2004. GIS Development Guide. http://www.ncgia.buffalo.edu/sara/, volume iii.pdf. [1 Juni 2010]. Chang KT. 2002. Introduction to Geographic Information Systems. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Sari IP. 2010. Sistem Informasi Geografis Persebaran Titik Panas Provinsi Kalimantan Tengah Menggunakan Framework Pmapper [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Mitchell T. 2005. Web Mapping Illustrated. Sebastopol: O'Reilly Media, Inc. Nuryadin R. 2005. Panduan Menggunakan Mapserver. Bandung: Informatika. Prahasta E. 2007. Membangun Aplikasi WebBased GIS dengan MapServer. Bandung: Informatika. 10