Pengaruh Variasi Tegangan dan Arus pada Proses Pelapisan Nikel Terhadap Kekuatan Bending Baja ST-41 PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN ARUS PADA PROSES PELAPISAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN BENDING BAJA ST-41 Nur Hadi S1 Teknik Mesin Manufaktur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya E-mail : [email protected] Arya Mahendra Sakti Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected] Abstrak Pelapisan logam merupakan cara yang dilakukan untuk memberikan sifat tertentu pada suatu permukaan benda kerja dengan tujuan memiliki penampilan yang indah, ketahanan terhadap korosi, memiliki penampilan yang indah, memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta memperbaiki sifat mekanik material. Material yang dilapisi yakni baja ST-41 yang banyak digunakan sebagai peralatan otomotif, bahan kontruksi maupun bidang kerja yang lain. Nikel adalah Bahan yang digunakan untuk melapisi baja ST-41 pada penelitian ini yang merupakan logam yang keras, tahan aus, konduktor panas dan listrik ynag cukup baik. Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh tegangan dan arus yang digunakan pada pelapisan logam terhadap hasil uji bending pada material baja ST-41 setelah dilakukan proses pelapisan nikel. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen dengan melakukan proses pelapisan nikel terhadap material baja ST-41 menggunakan variasi tegangan 1 volt, 2 volt, dan 3 volt. Variasi yang kedua adalah variasi arus, yakni 30 ampere, 40 ampere dan 50 ampere. Standart uji bending yang digunakan adalah ASTM B489 (Standard Practice for Bend Test for Ductility of Electrodeposited and Autocatalytically Deposited Metal Coatings on Metals). Pada penelitian eksperimen ini, penulis menggunakan metode analisis data kualitatif deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan data secara sistematis, faktual dan akurat mengenai hasil uji bending yang diperoleh setelah baja ST-41 dilapisi nikel dalam bentuk analisis kualitatif deskriptif dalam bentuk grafik. Hasil penelitian diperoleh nilai uji bending tertinggi terjadi pada arus 30 ampere dengan tegangan 3 volt sebesar 376,61 kgf/mm2 dan spesimen yang mengalami kenaikan paling sedikit terjadi pada arus 50 ampere dengan tegangan 3 volt sebesar 350,01 kgf/mm2. Pada hasil uji bending dispesimen yang sudah dilapisi nikel menunjukkan bahwa arus dan tegangan yang semakin tinggi hasil uji bending semakin turun. Kata Kunci: Baja ST-41,pelapisan logam, tegangan listrik, arus listrik, uji bending Abstract Metal coating is a way to give certain properties on a workpiece surface with the aim of having a beautiful appearance, corrosion resistance, high economic value and improving material mechanical properties. Material coated ST-41 steel is widely used as automotive equipment, construction materials and other fields of work. Nickel is a material used to coat ST-41 steel in this study which is a hard metal, durable, good conductor of heat and electricity. The aim of this research is to know the effect of voltage and current used on metal coating on bending test result on ST-41 steel material after nickel plating process. The research is an experimental research by applying nickel coating process to ST-41 steel material using variation of voltage: 1 Volt, 2 Volt and 3 Volt. The second variation is the current variation, ie 30 amperes, 40 amperes and 50 amperes. The bending test standard used is ASTM B489 (Standard Practice for Bend Test for Ductility of Electrodeposited and Autocatalytically Deposited Metal Coatings on Metals). In this experimental research, the writer uses descriptive qualitative data analysis method, that is by describing data systematically, factually and accurately about bending test result obtained after ST-41 steel coated by nickel in the form of descriptive qualitative analysis in graphic form. The result of the research shows that the highest bending test value occurs at 30 ampere current with 3 volts voltage equal to 376,61 kgf/mm2 and the lowest bending test value occurs at 50 ampere current with 3 volts voltage equal to 350,01 kgf/mm2. In bending test results on nickel-coated specimens show that the higher currents and voltages cause the bending test results to decrease. Keywords : ST41 steel, electroplating, electrical voltage, electrical current, bending test 53 JTM, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, Hal 53-59 PENDAHULUAN Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi pada industri pelapisan logam telah menjadi bidang pekerjaan yang mengalami kemajuan yang sangat pesat mulai dari jenis pelapisan, bahan pelapis yang digunakan, hingga hasil lapisannya. Tersedianya material logam yang mempunyai keunggulan sangat diperlukan untuk menjadi bahan dasar dari komponen pelapisan logam. Kebutuhan industri pelapisan logam tidak hanya menuntut ketahanan terhadap korosi, namun juga kekuatan dari material, memiliki penampilan yang indah, serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pelapisan logam adalah proses pelapisan logam dan nonlogam yang menggunakan arus listrik searah (direct current/DC) melalui metode elektrolisis (Ir. Azhar A. Saleh, 2014). Hukum Faraday sangat erat kaitannya dengan efisiensi arus yang terjadi pada proses pelapisan dengan cara listrik. Sedangkan dalam kelistrikan arus selalu berdampingan dengan tegangan. Pada umumnya bahan yang digunakan sangat banyak jenisnya, dimana komposisi kimia, sifat mekanis, ukuran, bentuk dan sebagainya dispesifikasikan untuk masing-masing penggunaan. Salah satu jenis baja yang paling banyak digunakan adalah baja karbon rendah. Salah satu baja karbon rendah adalah baja ST-41 dengan kadar karbon 0,25 % dalam aplikasinya banyak digunakan baik untuk kepentingan otomotif, industri, konstruksi atau bidang-bidang kerja lain. Beragam bahan yang digunakan untuk melapisi baja ST-41 pada proses pelapisan logam, salah satunya yaitu nikel. Pelapisan nikel, merupakan salah satu jenis pelapisan untuk menghasilkan sifat keras dan tahan aus pada permukaan logam ( Moler, J.B., 1969). Nikel merupakan logam keras, ulet, dan berwarna putih keperakan. Nikel juga memiliki nilai kekerasan Mohs dalam bentuk mineral mencapai angka 4 yang sama dengan kekerasan Mohsnya besi (id.wikipedia.org). Nikel merupakan konduktor panas dan listrik yang cukup baik, sehingga unsur ini sangat cocok untuk proses pelapisan terhadap logam karena sifat daya hantar listriknya. Pelapisan logam nikel banyak diaplikasikan di otomotif, berbagai alat perkantoran, alat-alat pertanian, aksesori rumah tangga, dan berbagai alat-alat industri. Proses elektroplating mengubah sifat fisik dan mekanik. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas konduktivitasnya. Adapun dalam sifat mekanik terjadi perubahan mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya. Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk menigkatkan sifat mekanis pada subtrat, melindungi subtrat dari korosi dan memperindah tampilan (decorative). ( Anton J. Hartomo dan Tomijiro Kaneko , 1992 ). Salah satu pengujian untuk melihat sifat mekanik dari logam adalah pengujian bending. Pengujian bending dilakukan untuk mengetahui mutu material secara visual dan untuk mengukur kekuatan material akibat pembebanan. Berdasarkan uraian tersebut, proses pelapisan tidak lepas dari suatu masalah, baik masalah dari logam yang dilapisi dan juga proses pelapisan itu sendiri, sehingga dapat menurunkan mutu atau kualitas pelapisan logam salah satu perhatian adalah variasi tegangan dan arus untuk mengetahui nilai uji mekanik dari besi yang telah dilapisi nikel. maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian sebagai tugas akhir dengan judul “Pengaruh variasi tegangan dan arus pada proses pelapisan nikel terhadap kekuatan bending baja ST-41” Berdasarkan pemikiran diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana pengaruh variasi arus listrik pada proses pelapisan nikel terhadap uji bending baja ST-41. Bagaimana pengaruh variasi tegangan listrik pada proses pelapisan nikel terhadap uji bending baja ST-41. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui pengaruh variasi arus listrik pada proses pelapisan nikel terhadap uji bending baja ST-41. Untuk mengetahui pengaruh variasi tegangan listrik pada proses pelapisan nikel terhadap uji bending baja ST-41. METODE Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian maka metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen (experimental research) yang bertujuan untuk mengetahui besarnya kekuatan bending material.penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2014) Penelitian dilakukan pada tiga tempat. Pemotongan bahan uji dilakukan Laboratorium Pelapisan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Pelapisan bahan uji dilakukan di. UKM Mael Corom, desa Seger Waras, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo. Untuk pengujian bending dilakukan di laboratorium di Balai Latihan Kerja Surabaya, Jalan Dukuh Menanggal 3,29 Surabaya. Waktu Penelitian ini dilakukan mulai bulan februari 2017 sampai dengan bulan maret 2017. o Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau suatu sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Hasil pelapisan logam. Hasil uji bending. Variabel bebas yang dilakukan pada penelitian ini diantaranya: Pengaruh Variasi Tegangan dan Arus pada Proses Pelapisan Nikel Terhadap Kekuatan Bending Baja ST-41 Tegangan dengan variasi 1 , 2 , 3 volt. Arus dengan variasi 30, 40, 50 ampere. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah : Baja ST-41. Nikel. Lama pencelupan benda uji 15 menit Benda kerja yang akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu, diantaranya baja ST-41 sebagai katoda, nikel sebagai anoda dan nikel klorida (NiCl) sebagai larutan elektrolit. Untuk persiapan awal ,baja ST-41 dilakukan pembersihan terlebih dahulu dengan sabun guna membersihkan dari kotoran yang menempel pada benda uji. Setelah dibersihkan dengan sabun, baja ST-41 dibersihkan lagi menggunakan larutan HCl guna menghilangkan karat atau kotoran yang tidak bisa dihilangkan hanya dengan sabun saja. Selanjutnya, baja ST-41 dibersihkan kembali dengan air sabun hingga bersih guna menghilangkan cairan HCL yang digunakan pada pembersihan sebelumnya, kemudian baja ST-41 dibilas dengan air untuk menghilangkan sisa sabun yang masih menempel pada benda uji hingga benar-benar bersih. Baja ST-41 yang telah bersih, kemudian dilakukan proses elektroplating atau pelapisan, dengan langkah awal mengisi bak elektroplating diisi dengan dengan larutan elektrolit NiCl secukupnya. Baja ST-41 yang telah bersih, kemudian dilakukan proses pelapisan. Setelah baja ST-41 selesai dilakukan proses pelapisan dengan variasi arus 30 ampere, 40 ampere, dan 50 ampere dengan variasi tegangan 1 volt, 2 volt, dan 3 volt. Setelah baja ST-41 dilakukan proses pekapisan, baja st41 dibilas dengan air bersih dan dikeringkan. o Spesifikasi Spesimen yang Digunakan Obyek penelitian yang digunakan peneliti adalah baja karbon rendah yaitu baja jenis ST-41 dengan diameter = 10 mm dan panjang = 180 mm, kemudian dilakukan pelapisan logam dengan menggunakan pelapis jenis nikel. Gambar 1. Spesifikasi Spesimen o Peralatan Penelitian yang digunakan dalam proses pelapisan nikel krom adalah sebagai berikut: - Meteran - Penjepit material - Stopwatch - Gerinda potong - Bak elektroplating - Rak - DC power source - Heater - Recervoir - Bak air - Universal Testing Mechine (UTM), o Bahan yang digunakan dalam proses pelapisan nikel krom adalah sebagai berikut: - Baja roll ST-41 - Hcl - Nikel tumbal (anoda) - Air - Larutan elektrolit (NiCl) - Sabun - Amplas 200 mesh - plastik - Sarung tangan o Cara Kerja Uji Bending Untuk proses pengujian bending yang akan dilakukan, bahan uji atau sampel yang digunakan yaitu spesimen uji bending dibuat sesuai standar ASTM B489 (Standard Practice for Bend Test for Ductility of Electrodeposited and Autocatalytically Deposited Metal Coatings on Metals). RANCANGAN PENELITIAN o Proses Elektroplating Gambar 3. Universal Testing Mechine (UTM) Gambar 2. Skema Proses Elektroplating 55 JTM, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, Hal 53-59 hasil yang diperoleh selama pengujian dalam bentuk grafik. o Flowchart Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai rata-rata uji bending berdasarkan variasi arus dan tegangan dapat dilihat dan dianalisa menggunakan gambar grafik di gambar 5 Rata-Rata Nilai Uji Bending Variasi Arus dan Tegangan 400 350 300 250 200 150 100 50 Nilai Uji Bending (kgf/mm… 0 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Tegangan tanpa 30 40 50 Arus (amepere) perlaku Gambar 5. Diagram Hasil Rata-Rata Uji Bending Tiap Variasi Arus dan Tegangan Gambar 4. Proses Penelitian Peneliti akan melakukan penelitian berupa eksperimen, diawali dengan mempersiapkan alat dan bahan untuk dilakukan pelapisan pada baja ST-41. Pelapisan dilakukan menggunakan dua variasi, yaitu tegangan dan arus. Variasi tegangan yang digunakana adalah 1 volt, 2 volt, dan 3 volt. Sedangkan variasi arus yang digunakan adalah 30 ampere, 40 ampere, 50 ampere. Setelah proses pelapisan dilakukan dengan baik dan benar, maka akan terbentuk hasil produk pelapisan yang diinginkan. Kemudian dilakukan pengecekan dari benda uji logam yang di elektroplating. Untuk tahap selanjutnya setelah spesimen logam di elektroplating adalah spesimen dilakukan uji bending. Setelah dilakukan uji bending pada setiap hasil produk pelapisan, maka akan dilakukan analisa data dan pembahasan, untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan. Proses penelitian telah selesai dilakukan sesuai dengan prosedur. o Teknik Analisis Data Pada penelitian eksperimen ini, penulis menggunakan metode analisis data kualitatif deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan data secara sistematis, faktual dan akurat mengenai Di gambar 5 menunjukkan adanya kenaikan nilai uji bending sesudah dilapisi nikel dengan variasi arus maupun tegangan yang berbeda. Hasil pelapisan yang baik adalah jika hasil uji bending sesudah pelapisan nikel pada spesimen meningkat dari sebelum dilapisi nikel, karena tujuan dari penelitian ini lebih ditekankan pada unsur meningkatkan kekuatan mekaniknya. o Pembahasan Dari proses pelapisan nikel didapatkan lapisan permukaan spesimen memiliki kekuatan bending lebih besar dibandingkan spesimen yang tidak dilapisi. Dilihat dari spesimen sesudah diuji bending, bisa dilihat kenaikan nilai uji bending tiap variabel berbeda-beda dengan kenaikan terbesar dialami oleh spesimen variasi arus 30 ampere dengan tegangan 3 volt. Pada variasi ini spesimen ketika di uji bending tidak mengalami retak ataupun pecah-pecah, sehingga lapisan nikel yang terbentuk dipermukaan spesimen melindungi permukaan spesimen yang dikenai beban bending waktu dilakukan pengujian bending pada spesimen. Sehingga nilai uji bending yang didapat sangat tinggi melebihi spesimen dasar tanpa pelapisan nikel. Hubungan nilai uji bending dengan arus nilai uji bending Pengaruh Variasi Tegangan dan Arus pada Proses Pelapisan Nikel Terhadap Kekuatan Bending Baja ST-41 380 375 370 365 360 355 350 345 340 335 330 bending permukaan spesimen yang dilapisi nikel akan pecah yang mengakibatkan nilai uji bending akan turun karena lapisan nikel yang terbentuk tidak lagi melindungi spesimen yang diuji bending. Pemakaian arus yang terlalu besar menyebabkan partikel-partikel ion nikel yang akan menempel pada spesimen terjadi terlalu banyak, ini akan mengakibatkan deposit yang terbentuk tidak sempurna. Arus 30 ampere Arus 40 ampere Arus 50 ampere 1 2 Hubungan nilai uji bending dengan tegangan Hubungan antara nilai uji bending dengan tegangan dapat dilihat pada gambar 7 3 Tegangan nilai uji bending Gambar 6. Hubungan Antara Nilai Uji Bending dengan Arus Gambar grafik diatas dapat menjelaskan bahwa, ketiga grafik yang terbentuk kecenderungan yang sama, yakni semakin menurun nilai uji bending ketika arus semakin meningkat. Tetapi tetap mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan row spesimen. Nilai uji bending tertinggi terjadi pada arus 30 ampere dengan tegangan 3 volt sebesar 376,61 kgf/mm2 dan spesimen yang mengalami kenaikan paling sedikit terjadi pada arus 50 ampere dengan tegangan 3 volt sebesar 350,01 kgf/mm2. Dari grafik antara hubungan uji bending dengan arus memperlihatkan bahwa kenaikan arus akan membuat nilai uji bending akan semakin rendah juga. Hal ini terjadi kemungkinan disebabkan karena sifat jenuh yang dimiliki oleh ion-ion Na2+ untuk menempel pada permukaan yang mulai timbul pada arus dan tegangan yang semakin meningkat dengan acuan ukuran tempat pelapisan nikel memiliki panjang 2500 mm, lebar 1500 mm, dan tinggi 1200 mm dengan kapasitas penampungan 3000 liter dan jarak spesimen dengan anoda tumbal sejauh 200 mm dengan lama pencelupan 15 menit. Banyaknya lapisan nikel yang terbentuk pada permukaan spesimen akan mempengaruhi kekerasan pada lapisan nikel yang terbentuk itu sendiri yang mengakibatkan penurunan nilai uji bending. Ini dikarenakan nikel sendiri memiliki skala kekerasan mohs mencapai 4 yang sama dengan besi (id.wikipedia.org). Jadi, ketika lapisan nikel yang terbentuk terlalu banyak, akan mengakibatkan kekerasan yang akan bertambah juga, sehingga semakin tinggi arus maupun tegangan yang digunakan akan semakin turun juga nilai uji bending pada spesimen, karena semakin keras dan getas lapisan yang terbentuk, maka ketika diuji 380 375 370 365 360 355 350 345 340 335 330 Tegangan 1 volt Tegangan 2 volt Tegnagan 3 volt 30 40 50 Arus Gambar 7. Hubungan Nilai Uji Bending dengan Tegangan Jika tegangan listrik divariasikan maka besar daya listrik akan bervariasi juga, ini dikarenakan hambatan (ohm) dianggap konstan/sama, seperti batang tembaga anoda/katoda, kabel penghubung dan larutan elektrolit. Proses pelapisan nikel pada tegangan 3 volt menjadi tegangan yang optimal karena menghasilkan lapisan yang paling tinggi nilai uij bendingnya, hal ini disebabkan besar muatan listrik (arus x waktu ) dan distribusi arus merata sesuai kebutuhan untuk mengangkut ion-ion Na2+ selama pelapisan nikel. Tegangan merupakan hasil kali arus listrik dengan hambatan, pada tegangan yang sama dengan jarak yang berbeda maka jumlah aliran arus menjadi berbeda. Ini terjadi karena tegangan mempengaruhi proses pelepasan ion nikel pada anoda dan pengendapan ion nikel pada katoda. Semakin tinggi tegangan maka pelepasan ion pada anoda semakin cepat, serta pengendapan ion nikel pada spesimen pun lebih cepat, ini terjadi karena kenaikan tegangan mempercepat proses pelepasan ion nikel pada anoda dan pengendapan ion nikel pada katoda, dari grafik menunjukkan, pemakaian tegangan yang semakin tinggi 57 JTM, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, Hal 53-59 mengurangi efektifiats elektropalting. Tegangan yang semakin tinggi memacu timbulnya pengganggu yaitu gas hidrogen (H+) atau yang biasa disebut Hydrogen Embrittment pada ASTM B 633-07 (Yerikho,2013), ini yang terjadi pada variasi arus 50 ampere dengan tegangan 3 volt. Disetiap spesimen yang dilapisi dengan arus 30 ampere ketika dilakukan pengujian bending tidak mengalami kerusakan pada permukaan spesimen yang tertekuk, baik pada tegangan 1 volt, 2 volt maupun 3 volt, ini disebabkan variabel arus dan tegangan yang digunakan paling efektif di penelitian ini, hal ini dikarenakan lapisan nikel yang terbentuk benar-benar melindungi permukaan spesimen yang akan diuji bending, in dibuktikan dengan nilai uji bending yang paling tinggi dari setiap variabel yang dipilih. Untuk arus 40 ampere yang tidak mengalami kerusakan ketika diuji bending hanya pada voltase 1 volt, sedangkan untuk tegangan 2 volt da 3 volt mengalami keretakan ketika diuji bending, hal ini dikarenakan lapisan nikel yag terbentuk terlalu tebal, sehingga ketika diuji bending lapisan yang mengalami keretakan tidak lagi melindungi spesimen ketika diuji bending. Sedangkan variasi arus 50 ampere dengan tegangan 1 volt dan 2 volt mengalami keretakan, bahkan divariasi 3 volt lapisan nikel yang dikenai beban bending mangalami pengelupasan. Hal ini dikarenakan sifat jenuh yang terjadi pada variabel arus dan tegangan yang terlalu tinggi, yang mengakibatkan ikatan ion Na2+ tidak terlalu kuat yang berimbas pada lapisan nikel yang diuji bending akan pecah yang mengakibatkan penurunan dari nilai uji bending dengan variasi arus dan tegangan yang dipilih. Didalam pengujian bending yang telah dilakukan pada spesimen, ini membuktikan bahwa apabila semakin banyak lapisan nikel yang terbentuk dipermukaan spesimen, maka semakin getas dan keras pula lapisan yang terbentuk sehingga mudah retak bahkan pecah lapisan tersebut ketika dikenai beban bending. Ini dikarenakan nikel sendiri memiliki kekerasan mohs mencapai 4 yang besarnya sama dengan besi (id.wikipedia.org). Yang mengakibatkan penurunan nilai uji bending pada spesimen ketika lapisan nikel yang terbentuk terlalu banyak dipermukaan spesimen mengalami keretakan maupun pengelupan, yang mana lapisan nikel yang terbentuk tidak lagi melindungi spesimen yang dilapisi nikel tersebut . Pada hasil uji bending dispesimen yang sudah dilapisi nikel menunjukkan bahwa arus dan tegangan yang semakin tinggi tidak menjamin hasil uji bending akan terus meningkat seiring kenaikan variasi arus maupun tegangan yang dipilih. Dari grafk yang terbentuk antara arus dengan nilai uji bending dan tegangan dengan nilai uji bending yang didapat, dapat ditarik kesimpulan bahwa variasi yang paling berpengaruh adalah variasi arus. Ini bisa dilihat grafik yang terbentuk, dengan variasi arus 30 ampere grafik yang terbentuk naik secara signifikan seiring bertambahnya tegangan, sedangkan arus 40 ampere dan 50 ampere grafik yang terbentuk cenderung stabil seiring bertambahnya tegangan. Sedangkan dari grafik yang tebentuk dari variasi tegangan dengan nilai uji bending dapat dilihat bahwa dari tegangan 1 volt, 2 volt dan 3 volt dengan bertambahnya arus mengalami kecenderungan nilai uji bending yang turun seiring bertambahnya arus yang digunakan. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Pengaruh pemakaian arus yang terlalu besar menyebabkan partikel-partikel ion nikel yang akan menempel pada spesimen terjadi lebih banyak, ini akan mengakibatkan deposit yang terbentuk tidak sempurna. Ketebalan yang terbentuk pada permukaan spesimen akan mempengaruhi kekerasan pada lapisan nikel yang terbentuk itu sendiri yang mengakibatkan penurunan nilai uji bending, karena lapisan nikel yang terbentuk tidak lagi melindungi permukaan spesimen yanng diuji bending. 2. Pengaruh pemakaian tegangan yang semakin tinggi maka pelepasan ion pada anoda semakin cepat, serta pengendapan ion nikel pada spesimen pun lebih cepat, ini terjadi karena kenaikan tegangan mempercepat proses pelepasan ion nikel pada anoda dan pengendapan ion nikel pada katoda, dari grafik menunjukkan, pemakaian tegangan yang semakin tinggi mengurangi efektifitas elektropalting. Hal ini dibuktikan dengan semakin tingginya tegangan yang dipakai maka nilai dari uji bending semakin menurun. B. Saran Saran yang dapat disampaikan pada penelitian dengan variasi arus dan tegangan pelapisan nikel ini adalah sebagai berikut : 1. Spesimen yang dilapisi nikel pada proses pembersihan sebelum proses pelapisan nikel haruslah selalu diperhatikan kebersihannya, ini dikarenakan jika spesimen tidak benarbenar bersih dari kotoran, larutan HCl, sabun, maupun karat, akan mengakibatkan Pengaruh Variasi Tegangan dan Arus pada Proses Pelapisan Nikel Terhadap Kekuatan Bending Baja ST-41 2. pelapisan nikel yang dilakukan pada spesimen tidak maksimal. Dalam proses pengerjaan pelapisan nikel, dalam menentukan besarnya variasi arus dan tegangan yang digunakan harusnya lebih diperhatikan. Hal ini dikarenakan semakin besar arus dan tegangan yang digunakan belum menjamin hasil pelapisan dapat menempel dengan baik dan merata didalam proses pelapisan nikel. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung DAFTAR PUSTAKA Afrilinda, Eva. 2011. “Pengaruh Variasi Rapat Arus dan Waktu Pencelupan pada Pelapisan Seng yang Dikonversikan dengan Khromat Hijau pada AISI 1005”. Kementrian Perindustrian : Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM/MIDC). Ahmad, M. Azhar. 2011. “Analisa Pengaruh Besar Tegangan Listrik Terhadap Ketebalan Pelapisan Chrom pada Pelat Baja dengan Proses Elektroplating”. Tugas Akhir. Makassar : Universitas Hasanuddin. Amanto, Hari dan Daryanto. 2006. Ilmu bahan. Jakarta: Bumi Aksara. Ananta, Riyan H. 2016. “Pengaruh Variasi Waktu Celup dan Kuat Arus Terhadap Ketebalan Permukaan dan Struktur Mikro Baja ST41 pada Proses Pelapisan Nikel”. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. Arsianto, S. A. 1995. Mengenal Teknik Pelapisan Logam. Bandung : Balai Besar. Irvan, Tauvana Ade. (2016). “Pengaruh Variasi Tegangan dan Waktu Pelapisan Terhadap Kekilapan, Kekerasan dan Kekasaran Permukaan Aluminium”. Purwakarta : Politeknik Enjineering Indorama. Moler, J.B. 1969. Elektroplating and Related Process Cemical Publishing Co. Inc. New York. Putri, Andrisel. 2015. “Karakterisasi Sifat Mekanik Hasil Elektroplating Nikel Karbonat (NiCO3) pada Tembaga (Cu)”. Padang : Universitas Andalas. Saleh, A.A. 2014. Teknik Pelapisan Logam dengan Cara Listrik. Bandung : Yrama Widya. Simatupang, Rio. 2013. “Pengaruh Proses Pelapisan NiCoCrAl Terhadap Flexural Strength & Modulus Flexural Pada Baja ST-37”. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. 59