BAB IV PERANCANGAN 4.1 Gambaran Umum Sistem Gambaran umum sistem merupakan penjelasan secara umum tentang bagaimana sistem pendeteksi kebocoran gas LPG dapat secara otomatis memberikan informasi jika terjadi kebocoran gas pada suatu ruangan. Berikut penjelasan secara umum sistem : Gambar 4.1 Gambaran Umum Sistem Gambar 4.1 menjelaskan bahwa pada awalnya sensor gas mendeteksi kebocoran gas kemudian mengirimkan data ke mikrokontroler. Apabila data yang diterima mikrokontroler sesuai dengan algoritma yang telah di program padanya, 72 73 maka mikrokontroler akan secara otomatis menghidupkan buzzer serta mengirimkan data ke komputer. Selanjutnya komputer yang telah di program sebagai operator SMS gateway ini, akan mengirimkan SMS berupa peringatan kebocoran gas kepada pengguna gas tersebut. 4.2 Alokasi Port Mikrokontroler Perancangan ini berfungsi sebagai peralatan yang akan berhubung langsung dengan perangkat deteksi kebocoran gas LPG. Sistem minimum ATMega 32 merupakan pusat pengaturan peralatan input dan output dimana inputnya terdiri dari sensor gas MQ-5, kemudain peralatan outputnya terdiri dari buzzer dan lampu LED. Mikrokontroler ATmega 32 memiliki PORT yang terdiri dari pin-pin untuk menghubungkan peralatan input dan output atau disebut dengan interfacing I/O. Rangkaian I/O dari mikrokontroler mempunyai kontrol direksi yang tiap bitnya dapat dikonfigurasikan secara individual, maka dalam pengkonfigurasian I/O yang digunakan ada yang berupa operasi port ada pula yang dikonfigurasi tiap bit I/O. Alokasi port pada sistem minimum mikrokontroler ATMega 32 ditunjukkan pada gambar dibawah ini: 74 RS 232 ATMega 32 LCD Port D Port A.0 Sensor MQ-5 Port C.21 Buzzer Port C.20 Port C.19 Port C.18 Lampu LED Gambar 4.2 Alokasi Port Mikrokontroler Tiap-tiap bagian dari diagram blok sistem di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Mikrokontroler ATMega 32 berfungsi sebagai mikrokontroler dan pengolah data. 2. Komunikasi Serial RS 232 berfungsi untuk menghubungkan dan mengirimkan data serial dari mikrokontroler ke komputer. 3. Sensor MQ-5 berfungsi sebagai peralatan input untuk mendeteksi kebocoran gas LPG. 4. Buzzer berfungsi sebagai peralatan output untuk alarm peringatan kebocoran gas. 5. Lampu LED berfungsi sebagai indikator jika terjadi kebocoran gas. 6. LCD berfungsi menampilkan informasi kadar gas yang terdeteksi. 75 4.3 Rangkaian Skematik Sistem Analisa rangkaian skematik sistem merupakan analisa prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem elektronik pada sistem minimum dalam hal ini rangkaian skematik sistem minimum mikrokontroler, rangkaian catu daya 5v dan rangkaian sensor gas LPG 4.3.1 Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega32 Pembuatan sistem otomatis ini tentu menggunakan pengontrol sebagai pengendali alat input dan output yaitu menggunakan mikrokontroler Atmega 32. Sistem minimum mikrokontroler adalah sebuah rangkaian paling sederhana dari sebuah mikrokontroler agar IC mikrokontroler tersebut bisa beroperasi dan diprogram. Sistem minimum ini menggunakan mikrokontroler ATmega 32. Sistem minimum ini terdiri dari rangkaian reset, ISP, clock dan rangkaian tambahan lainnya. Dalam aplikasinya sistem minimum mikrokontroler sering dihubungkan dengan rangkaian lain untuk tujuan tertentu. Pada sistem minimum mikrokontroler yang digunakan terdiri dari mikrokontroler AVR Atmega 32, mikrokontroler bertugas melakukan proses deteksi data masukan, mengolah data dan mengatur keluaran sesuai dengan fungsi alat yang dikehendaki seperti push button, led, buzzer. Mikrokontroler harus mendapat tegangan 5 volt agar dapat bekerja dengan sesuai fungsinya, tegangan yang didapat melalui catu daya (power supply) 5 volt, setelah mendapat catu daya 5v kemudian mikrokontroler telah terpasang kristal osilator sebagai pembangkit frekuensi saat mikrokontroler 76 melakukan eksekusi sebuah perintah dengan kecepatan 16 Mhz yang artinya setiap 1 kali clock mikrokontroler dapat mengerjakan 1 perintah dengan waktu 1/16 Mhz = 0.0625 mikrodetik, kemudian disetiap kaki-kaki port A, B ,C , D di pasang pin header sebagai penghubung dengan perangkat lainnya seperti sensor-sensor, kemudian sistem minimum diatas juga dipasang komponen input dan output sepertii buzzer 5 volt di pin B.0, push button di pin D.2, D.3, D.7, rangkaian sistem minimum diatas juga dipasang pin header untuk menghubungkan dengan driver motor, rangkaian sistem minimum diatas juga terpasang rangkaian reset yang fungsinya untuk merestart program, sehingga kembali ke program awal. Rangkaian sistem minimum diatas juga dipasang port ISP untuk memasukan program yang dibuat ke mikrokotroler melalui programmer K125R, pin yang digunakan pada ISP adalah pin mikrokontroler yang dibutuhkan adalah pin B.5 (MOSI), pin B.6 (MISO), pin B.7 (SCK), pin reset, pin vcc dan pin ground. 77 Gambar 4.3 Gambaran skematik ATMega32 4.3.2 Rangkaian Catu Daya 5 volt Catu daya 5 volt dalam pembangunan sistem pendeteksi ini sangatlah penting, karena hal ini sangat mempengaruhi kinerja dan stabilitas dari suatu perangkat yang ada, karena dalam pembangunan sistem pendeteksis ini banyak bagian yang di catu daya volt. Apabila suatu perangkat tidak dilengkapi suatu komponen yang mendukung untuk regulasi catu daya maka tidak heran apabila suatu perangkat tersebut tidak akan bertahan lama, meskipun pada saat awal pembuatan perangkat tersebut terlihat normal selain itu catu daya dapat digunakan sebagai pemasok tegangan ke perangkat lainya yang membutuhkan tegangan. Catu daya 5 volt ini menggunakan IC regulator LV7805CV dengan kemampuan output arus 1.5 A. 78 Gambar 4.4 Gambaran skematik catu daya 5 volt Rangkaian diatas terdapat komponen terminal untuk menghungkan catu daya 5v dengan catu daya sumber yaitu baterai 12 volt, terminal dipasang sesuai kutub positif dan negatifnya, kemudian terdapat switch ON/OFF untuk menyambungkan dan memutuskan arus listrik. Kemudian catu daya 5 volt ini terpasang led untuk indikator dan juga terpasang pin-pin untuk memasok tegangan ke komponen lainnya seperti sistem minimum mikrokontroler dan sensor gas LPG. 4.3.3 Rangkaian Serial RS232 RS232 adalah standard komunikasi serial yang digunakan untuk koneksi periperal ke periperal. Biasa juga disebut dengan jalur I/O (input / output). Contoh yang paling sering kita temui adalah koneksi antara komputer 79 dengan modem, atau komputer dengan mouse bahkan bisa juga antara komputer dengan komputer, semua biasanya dihubungkan lewat jalur port serial RS232. Standar ini menggunakan beberapa piranti dalam implementasinya. Paling umum yang dipakai adalah plug / konektor DB9 atau DB25. Untuk RS232 dengan konektor DB9, biasanya dipakai untuk mouse, modem, kasir register dan lain sebagainya, sedang yang konektor DB25, biasanya dipakai untuk joystik game. Standar RS232 ditetapkan oleh Electronic Industry Association and Telecomunication Industry Association pada tahun 1962. Nama lengkapnya adalah EIA/TIA-232 Interface Between Data Terminal Equipment and Data Circuit-Terminating Equipment Employing Serial Binary Data Interchange. Gambar 4.5 Rangkaian Skematik RS232 80 4.3.4 Rangkaian LCD 16X2 LCD 16×2 adalah salah satu penampil yang sangat populer digunakan sebagai interface antara mikrokontroler dengan user nya. Dengan penampil LCD 16×2 ini pengguna dapat melihat/memantau keadaan sensor ataupun keadaan jalannya program. Penampil LCD 16×2 ini bisa di hubungkan dengan mikrokontroler apa saja. Salah satunya dari keluarga AVR ATMega baik ATMega32,ATMega16 ataupun ATMega8535 dan ATMega 8. Berikut ini adalah skematik diagram / rangkaian LCD 16×2. Gambar 4.6 Rangkaian Skematik LCD 16x2 Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa LCD 16×2 mempunyai 16 pin. sedangkan pengkabelanya adalah sebagai berikut : 1. Kaki 1 dan 16 terhubung dengan Ground (GND) 2. Kaki 2 dan 15 terhubung dengan VCC (+5V) 81 3. Kaki 3 dari LCD 16×2 adalah pin yang digunakan untuk mengatur kontras kecerahan LCD. Jadi kita bisa memasangkan sebuah trimpot 103 untuk mengatur kecerahanya. Pemasanganya seperti terlihat pada rangkaian tersebut. Karena LCD akan berubah kecerahanya jika tegangan pada pin 3 ini di turunkan atau dinaikan. 4. Pin 4 (RS) dihubungkan dengan pin mikrokontroler 5. Pin 5 (RW) dihubungkan dengan GND 6. Pin 6 (E) dihubungkan dengan pin mikrokontroler 7. Sedangkan pin 11 hingga 14 dihubungkan dengan pin mikrokontroler sebagai jalur datanya. 4.3.5 Rangkaian Sensor Gas LPG MQ-5 Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi. Sensor merupaka jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor gas MQ-5 adalah tranduser utama yang digunakan dalam rangkaian ini, yang merupakan sensor kimia atau gas sensor yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap gas propane dan butana, sehingga cocok sebagai monitor atau pendeteksi dari gas LPG. Sensor ini membutuhkan dua tegangan masukan yakni tegangan untuk heater (VH) dan tegangan untuk sirkuit (Vc). Tegangan VH dan Vc yang dibutuhkan sebesar 5V AC/DC. Tegangan VH diterapkan pada suatu heater agar mempertahankan element cessing saat temperatur naik dengan 82 optimal. Tegangan untuk sirkuit diterapkan mengikutii ukuran dari tegangan (VRL) terhadap sebuah beban (RL) yang dihubungkan secara seri dengan sensor. Sebuah sirkuit yang menambahkan kekuatan biasanya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan alat yang akan diterapkannya. Berikut merupakan gambar skematik sensor gas MQ-5: Gambar 4.7 Gambaran Skematik Sensor Gas MQ-5 4.4 Perancangan Desain Alat Dibawah ini adalah gambar perancangan alat pendeteksi kebocoran gas yang dibangun : 83 Gambar 4.8 Desain Alat Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Tabel 4.1 Nama Peralatan Pada Gambar 4.8 No. Nama Peralatan 1 Port catu daya baterai 2 Tombol On/Off 3 Port komunikasi serial RS232 4 Sensor gas MQ-5 5 Mikrokontroler AtMega 32 6 Buzzer 7 Lampu LED 8 LCD 84 4.5 Use Case Diagram Use Case merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam pengembangan sebuah software atau sistem informasi untuk menangkap kebutuhan fungsional dari sistem yang bersangkutan, Use Case menjelaskan interaksi yang terjadi antara aktor dari interaksi sistem itu sendiri dengan sistem yang ada, sebuah Use Case direpresentasikan dengan urutan langkah yang sederhana. Aktor adalah sesuatu atau seseorang yang ada di luar sistem dan ikut berperan serta dalam aktifitas sistem. Aktor bisa berupa: End User, perangkat hardware, bahkan sistem yang lain. Setiap use case merupakan sebuah seri yang lengkap dari sebuah event kejadian, dilihat dari sudut pandang aktor. Fokus dari sebuah use case adalah menjelaskan bagaimana mencapai sebuah tujuan atau goal. Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Berbasis Mikrokontroler Melalui SMS Menghidupkan alat Status User Gambar 4.9 Usecase Diagram 85 4.6 Perancangan Prosedur dalam Bentuk Activity Diagram Perancangan prosedur dapat terlihat jelas dari gambaran – gambaran yang telah digambarkan pada use case yang meliputi berbagai activity seperti menghidupkan alat dan status. 4.6.1 Activity Diagram Menghidupkan Alat Aliran sistem menghidupkan alat pada perangkat ini adalah sebagai berikut: 1. User menghubungkan mikrokontroler ke catu daya 2. Selanjutnya user menekan tombol On/Off yang terdapat di perangkat tersebut. 3. Mikrokontroler menerima perintah itu, kemudian LCD menampilkan informasi yang menyatakan bahwa perangkat tersebut telah aktif. 86 User Mikrokontroler Menghubungkan mikrokontroler ke catu daya Menekan tombol On/ Off Menerima perintah Mengolah perintah LCD menampilkan informasi Gambar 4.10 Activity Diagram Menghidupkan Alat 4.6.2 Activity Diagram Status Aliran sistem status pada sistem pendeteksi kebocoran gas LPG ini adalah sebagai berikut: 1. Sensor gas LPG mendeteksi adanya gas LPG di udara dengan kadar >200 ppm. 87 2. Kemudian data tersebut diolah oleh mikrokontroler yang selanjutnya mengaktifkan buzzer dan mengirimkan data serial ke sistem. 3. Sistem memproses data serial dan selanjutnya mengirimkan SMS status bahaya kepada user bahwa terjadi kebocoran gas. 4. User mendapatkan SMS status bahaya yang dikirim oleh sistem. Mikrokontroler System User Sensor mendeteksi gas LPG > 200 ppm Tidak Ya Aktifkan buzzer Kirim data serial Data serial diproses Kirim SMS Gambar 4.11 Activity Diagram Status Terima SMS 88 4.7 Perancangan Prosedur Dalam Bentuk Sequence Diagram Sequence diagram (diagram urutan) adalah suatu diagram yang memperlihatkan atau menampilkan interaksi-interaksi antar objek di dalam sistem yang disusun pada sebuah urutan atau rangkaian waktu. Interaksi antar objek tersebut termasuk pengguna, display, dan sebagainya berupa pesan/message. Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai sebuah respon dari suatu kejadian/event untuk menghasilkan output tertentu. Sequence diagram diawali dari apa yang me-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. Diagram ini secara khusus berasosiasi dengan use case diagram. Sequence diagram juga memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu didalam use case. Sequence diagram juga dapat merubah atribut atau method pada class yang telah dibentuk oleh class diagram, bahkan menciptakan sebuah class baru. Sequence diagram memodelkan aliran logika dalam sebuah sistem dalam cara yang visual. Berikut ini merupakan perancangan prosedur sequence diagram sistem pendeteksi kebocoran gas LPG . 89 4.7.1 Sequence Diagram Menghidupkan Alat Mikrokontorler User 1 : Mengubungkan ke catu daya 2 : Menekan tombol On/Off 3 : LCD menampilkan informasi Gambar 4.12 Sequence Diagram Menghidupkan Alat 90 4.7.2 User Sequence Diagram Status Sensor Mikrokontroler 1 : Mendeteksi gas LPG > 200 ppm Buzzer System 2 : Mengaktifkan buzzer 3 : Mengirim data serial 4 : Mengolah data serial 5 : Mengirim SMS Gambar 4.13 Sequence Diagram Status 4.8 Class Diagram Class diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut atau property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda atau fungsi). Class diagram yang dibuat adalah sebagai berikut : 91 User Phonebook ID_User Username Password Add Data() Update Data() Delete Data() View Data() 1 1..* Nama No. Telphone Add Data() Update Data() Delete Data() View Data() Gambar 4.14 Class Diagram 4.9 Struktur File Didalam pembuatan program dibutuhkan suatu spesifikasi file yang dimaksudkan untuk dapat melakukan kegiatan – kegiatan dalam pengaturan dan pencarian data dan pembuatan laporan yang dapat mempermudah kerja sistem komputer. Untuk itu sistem pendeteksi kebocoran gas LPG berbasis mikrokontroler melalui media SMS ini membutuhkan spesifikasi file untuk mempermudah dalam melakukan pemrograman, yang dapat dilihat dari tabel berikut ini : 1. Tabel User Nama Tabel : User Fungsi : Menyimpan nama user dan password sebagai hak akses ke aplikasi. Primary Key : Nama 92 Tabel 4.2 Struktur File Kontak No Nama File Tipe Data Size 1. ID_User Text 10 2. Username Text 20 3. Password Text 20 2. Tabel Kontak Nama Tabel : Kontak Fungsi : Menyimpan nomor handphone pengguna, untuk tujuan pengiriman SMS. Primary Key : Nama Tabel 4.3 Struktur File Kontak No Nama File Tipe Data Size 1. Nama Text 20 2. No. Telphone Number - 3. Tabel Status Nama Tabel : Status Fungsi : Menyimpan kondisi keadaan bahaya kebocoran gas beserta waktunya ke dalam database. Primary Key : ID_Status Tabel 4.4 Struktur File Status No Nama File 1. ID_Status Tipe Data Text Size 10 93 2. Tanggal Date - 3. Waktu Time - 4. Status Text 30 4.10 Perancangan Struktur Menu Struktur menu merupakan bentuk umum dalam suatu perancangan aplikasi yang dapat memudahkan pengguna dalam menggunakan sistem yang dibangun. Dengan adanya struktur menu ini, maka proses pengolahan data diharapkan lebih cepat dilakukan, sehingga keterlambatan dalam penyajian data dapat ditekan seminimal mungkin. Struktur menu yang dibuatkan dalam program ini terdiri dari menu – menu dan sub menunya. Dapat dilihat dari gambar berikut : Menu Utama Data User Phonebook Monitoring Laporan Status Gambar 4.15 Struktur Menu 94 4.11 Perancangan Tampilan Program Perancangan antarmuka/interface merupakan perancangan form yang terdapat dalam aplikasi. Dengan adanya perancangan antarmuka ini diharapkan dapat memudahkan pengguna dalam menjalankan aplikasi yang telah dirancang ini. Login Username : Password : Login Cancel Gambar 4.16 Tampilan Form Login Pengaturan Koneksi 1. Pilih Port 2. Buka Koneksi Gambar 4.17 Tampilan Form Pengaturan Koneksi 95 DATA USER ID User Pencarian Username Cari Refresh Password New Add Update Delete Cancel Gambar 4.18 Tampilan Form Data User PHONEBOOK Nama Pencarian Cari No.Telp New Add Update Delete Cancel Gambar 4.19 Tampilan Form Phonebook Refresh 96 Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Pengaturan Piilih Port Port Connect Disconnect Konsentrasi Gas LPG PPM Status Keamanan Gambar 4.20 Tampilan Form Monitoring