panduan masyarakat adat - Climate Change Monitoring And

advertisement
REDD
apa itu
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
REDD
apa itu
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
REDD
apa itu
Apa itu REDD?
Sebuah Panduan untuk Masyarakat Adat
Asia Indigenous Peoples Pact (AIPP)
Forest Peoples Programme (FPP)
International Work Group for Indigenous Affairs (IWGIA)
Tebtebba
Copyright © AIPP, FPP, IWGIA, Tebtebba 2010
Isi buku ini boleh direproduksi dan didistribusikan untuk keperluan non-komersil jika
pemberitahuan sebelumnya telah disampaikan kepada pemegang hak cipta serta sumber dan
nama-nama penulis dicantumkan.
Dipublikasikan oleh
Asia Indigenous Peoples’ Pact (AIPP), Forest Peoples Programme (FPP),
International Work Group for Indigenous Affairs (IWGIA), Tebtebba
AIPP: www.aippnet.org
FPP: www.forestpeoples.org
IWGIA: www.iwgia.org
Tebtebba: www.tebtebba.org
Editor
Christian Erni & Helen Tugendhat
Penulis
Eleonor Baldo-Soriano, Raymond de Chavez, Christian Erni,
Helen Tugendhat
Penerjemah
Aditya Warman
Penyunting Bahasa
Abdon Nababan, Mardi Minangsari.
Disain Sampul dan Layout
Alex Tege
Foto-foto
Dokumentasi AMAN dan Telapak,
foto lainnya diambil oleh Christian Erni
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
DA F TA R I S I
PENDAHULUAN___________________ 3
Bagian Pertama
PERUBAHAN IKLIM_______________ 7
Bagian Kedua
REDD __________________________ 25
Bagian Ketiga
UNDRIP DAN APA YANG
MASYARAKAT ADAT
DAPAT LAKUKAN________________ 51
DAFTAR ISIAN PEMERIKSAAN UNTUK MASYARAKAT_ _______________ 62
DAFTAR KATA__________________________________________________ 71
SINGKATAN____________________________________________________ 75
1
REDD
apa itu
Buku ini diproduksi dengan dukungan dana dari
the Norwegian Agency for Development Cooperation (NORAD)
2
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
PENDAHULUAN
B
uku ini berisi informasi tentang REDD – Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi
hutan di negara-negara berkembang sebagai langkah mitigasi terhadap perubahan iklim,
dan akibatnya bagi masyarakat adat. Buku ini ditujukan khususnya bagi masyarakat adat
sebagai panduan untuk memahami perubahan iklim, REDD dan bagaimana REDD terkait
dengan pengakuan dan penggunaan hak kolektif masyarakat adat.
Sebagai panduan untuk masyarakat, isi buku ini telah disederhanakan dan disertai dengan
banyak ilustrasi dan foto untuk visualisasi. Terjemahan Panduan ini dalam berbagai bahasa
juga akan diterbitkan di berbagai negara di Asia di mana REDD diaplikasikan.
Publikasi tentang REDD dan masyarakat adat dibagi ke dalam tiga bagian. Bagian pertama
merupakan ikhtisar tentang perubahan iklim dan adaptasi. Bagian ini menyediakan pemahaman
dasar tentang fenomena perubahan iklim, faktor-faktor yang menyebabkan pemanasan global,
dampak atau akibat perubahan iklim terhadap masyarakat adat dan sumber penghidupan mereka
di berbagai lansekap dan daerah. Bagian ini juga berisi langkah-langkah yang sedang dilakukan
pemerintah negara-negara dan masyarakat internasional. Bagian ini juga memuat sebuah
rangkuman informasi tentang langkah-langkah utama adaptasi dan mitigasi yang disepakati
negara-negara menurut Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).
Di akhir bagian pertama ini terdapat kumpulan pernyataan kolektif masyarakat adat yang
disebut the Anchorage Declaration, yang berisi pandangan dan sikap serta tuntutan dan
rekomendasi masyarakat adat terkait masalah perubahan iklim. Bagian ini tidak dimaksudkan
untuk memberikan informasi yang lengkap tentang perubahan iklim, namun lebih ditujukan
untuk memberikan pemahaman dasar kepada masyarakat adat tentang isu yang kompleks ini,
dan konteks REDD yang dikupas di bagian dua Panduan ini.
Bagian kedua adalah tentang REDD. Peran dan pentingnya hutan serta mengapa konsep
REDD sampai muncul ada di bagian ini. Bagian ini juga memuat proses implementasi REDD
dan peran negara-negara menurut skema REDD ini, serta peran negara-negara maju. Karena
REDD utamanya adalah tentang karbon dan pendanaan, bagian ini juga menyediakan informasi
tentang pendanaan REDD seperti yang disediakan Bank Dunia, PBB serta perusahaan
swasta dan kaitan pendanaan ini dengan perdagangan karbon dan pasar karbon. Bagian ini
juga memuat informasi tentang mekanisme pasar karbon. Bagian pertama tentang REDD ini
memberikan pemahaman dasar tentang skema REDD,dan pemain-pemain utamanya sebagai
tindakan utama mitigasi perubahan iklim yang disepakati di tingkat global.
Bagian kedua tentang REDD memuat kaitan REDD dengan masyarakat adat dan alasan mengapa
amat penting bagi masyarakat adat untuk mendapatkan informasi dan pemahaman tentang
REDD, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah hutan. Lalu ada kupasan tentang
dampak spesifik REDD untuk masyarakat adat dari perspektif masyarakat adat sendiri. Dengan
demikian, bagian ini secara panjang lebar membicarakan REDD dalam hubungannya dengan
peran hutan terhadap perubahan iklim, dan dengan dampak negatif yang dapat ditimbulkannya
terhadap pengakuan dan pelaksanaan hak kolektif masyarakat adat, khususnya hak atas
tanah, wilayah dan sumber daya alam di atasnya, sumber penghidupan masyarakat adat dan
kesejahteraan mereka. Di sisi lain, bagian ini juga memuat manfaat-manfaat dan peluang-
3
REDD
apa itu
peluang yang dapat masyarakat adat raih dari skema REDD untuk menguatkan pengakuan
hak-hak mereka, dan menjamin manfaat-manfaat untuk peningkatan ekonomi mereka.
Bagian ketiga membicarakan tentang Deklarasi PBB tentang Hak-hak Masyarakat Adat (UNDRIP)
dan bagaimana Deklarasi ini dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan dan melindungi hakhak masyarakat adat dalam REDD,dan aksi-aksi lainnya yang terkait dengan mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim. Di dalamnya termuat sebuah rangkuman isi UNDRIP, dan kupasan
tentang hak atas tanah, wilayah dan sumber daya alam di atasnya, hak atas pembangunan,
dan atas persetujuan tanpa paksaan (Free Prior and Informed Consent/FPIC) dari masyarakat
adat. Bagian ini juga berisi sejumlah tindakan praktis yang dapat dilakukan masyarakat adat
untuk mempromosikan, menyokong dan menegaskan pengakuan dan pemenuhan hak-hak
kolektif mereka dalam hubungannya dengan REDD and aksi-aksi perubahan iklim lainnya. Di
akhir bagian ini ada daftar materi lain terkait REDD dan perubahan iklim yang dapat diakses
masyarakat adat serta panduan daftar isian pemeriksaan (Community Checklist Guide) tentang
proyek-proyek dan program-program karbon.
Sebagai panduan informasi bagi masyarakat adat, publikasi ini ditujukan untuk meningkatkan
kesadaran dan pemahaman masyarakat adat untuk memobilisasi mereka untuk melakukan aksi
dalam mempromosikan dan melindungi hak-hak mereka yang terkait dengan REDD dan aksiaksi perubahan iklim.
The International Work Group on Indigenous Affairs (IWGIA), the Asia Indigenous Peoples Pact
(AIPP), the Forest Peoples Programme (FPP) dan the Tebtebba Foundation bekerja sama
menyiapkan buku panduan ini. Upaya ini merupakan bagian dari kolaborasi organisasi-organisasi
dan institusi-institusi ini terhadap perubahan iklim, REDD dan masyarakat adat dengan bantuan
pendanaan dari the Norwegian Agency for Development Cooperati on (NORAD).
4
SEBUAH
SEBUAH
PANDUAN
PANDUAN
UNTUK
UNTUK
MASY
ARAKAT
MASY
ARAKAT
ADAT
ADAT
5
REDD
apa itu
itu
apa
6
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Bagian Pertama
PERUBAHAN IKLIM
BAGAIMANA KONDISI CUACA HARI INI?
B
agi masyarakat adat, cuaca merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan
kebudayaan. Terbit dan terbenamnya matahari, arah angin, banyaknya hujan dan
perubahan musim seluruhnya memiliki makna dan hubungan terhadap cara hidup suatu
kelompok masyarakat. Belakangan ini, lonjakan perubahan atas pola cuaca telah diamati.
Perubahan-perubahan ini selanjutnya telah mengubah pola hidup satwa liar dan tanaman, dan
mempengaruhi kehidupan masyarakat adat.
APA YANG TERJADI?
C
uaca berubah-ubah dalam periode
waktu yang singkat. Bahkan
dalam satu hari, cuaca berubah dari
pagi yang cerah menjadi siang yang
mendung. Lewat kurun waktu yang
panjang, katakanlah 30 tahun, suatu
daerah akan menunjukkan suatu pola
cuaca. Cuaca “rata-rata” ini disebut
sebagai iklim. Salah satu cara yang
mudah untuk mengingat perbedaan
ini adalah bahwa iklim adalah apa
yang kita duga, misalnya musim panas
yang amat panas, sedangkan cuaca adalah apa yang kita dapatkan, misalnya hari yang panas
disertai badai. Yang terjadi adalah, iklim berubah dan perubahan ini terutama diakibatkan oleh
aktifitas manusia. Yang lebih buruk, iklim berubah dengan amat cepat.
BAGAIMANA KITA TAHU BAHWA IKLIM BERUBAH?
B
umi, seperti yang kita ketahui, beredar mengelilingi matahari. Mataharilah yang memanaskan
udara yang melingkupi bumi, dan menyebabkan terjadinya berbagai iklim di daerah yang
berbeda. Udara yang melingkupi bumi disebut atmosfir dan terdiri dari campuran berbagai
gas. Beberapa dari gas-gas ini menimbulkan dampak besar terhadap iklim kita, dan gasgas inilah yang secara khusus menjadi pusat perhatian kita di sini. Gas-gas ini disebut ‘gas
rumah kaca’ (GRK) karena mereka bertindak seperti dinding kaca pada rumah kaca, yang
mengijinkan sinar matahari masuk, memantulkan kembali radiasi berbahaya dari matahari dan
menyimpan kehangatan di dekat permukaan bumi, dan membuat bumi tempat yang dapat kita
huni sekarang.
7
REDD
apa itu
Sebagian panas dari matahari yang dipantulkan oleh gas rumah kaca dan oleh bumi kembali ke
luar angkasa. Sebagian terperangkap oleh gas rumah kaca dan tertahan di atmosfir, menjadikan
bumi hangat. Jika tidak demikian, bumi pasti dingin sekali – terlalu dingin untuk ditinggali
manusia.
Proses alam ini disebut efek rumah kaca. Karena manusia dan kegiatannya melepas lebih
banyak karbon dioksida dan gas-gas rumah kaca lainnya ke atmosfir, efek rumah kaca semakin
kuat. Akibatnya adalah pemanasan global. Gas rumah kaca adalah senyawa kimia seperti uap
air, karbondioksida, metana dan nitro oksida. Semua senyawa ini memang merupakan bagian
dari atmosfir. Namun, manusia menambahkan lebih banyak gas-gas ini ke atmosfir akibat
aktivitas seperti pembakaran minyak dan gas untuk menjalankan pabrik, membangkitkan listrik
dan untuk transportasi, pembangunan atau pertanian!
Karbondioksida adalah gas rumah kaca utama dan sumber utamanya adalah pembakaran
bahan bakar asal fosil seperti minyak bumi, gas bumi atau batubara yang kita gunakan untuk
menjalankan mesin misalnya mesin mobil dan untuk menghasilkan energi. Bahan bakar asal
fosil disebut demikian karena mereka berasal dari pembusukan, penguburan dan pemadatan
vegetasi di atas tanah dan organisme laut di dasar laut dan terbentuk lewat proses jutaan tahun.
Sumber utama karbon lainnya adalah akibat penghancuran atau perusakan hutan.
Penghancuran dan perusakan ini meliputi penebangan besar-besaran, penambangan,
kebakaran hutan dan perluasan lahan pertanian. Sebenarnya, para ilmuwan memperkirakan
bahwa seperlima dari pelepasan emisi karbon ke udara berasal dari aktivitas-aktivitas ini. Kita
sudah mulai merasakan sebagian dampak dari perubahan iklim, yaitu:
• Pola hujan, hujan salju dan hujan es telah mengalami perubahan. Sebagian daerah di dunia
mengalami hujan lebih banyak dari biasanya, dan hujannya pun lebih lebat, sementara bagian
dunia lain mengalami hujan yang lebih sedikit.
• Peristiwa cuaca ekstrim seperti badai yang lebih dahsyat, kekeringan, gelombang panas dan
hujan lebih sering terjadi.
• Tutupan salju di gunung-gunung yang sangat tinggi semakin menipis dari sebelumnya dan
glasier sedang mencair dengan cepat.
8
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
• Banyak negara kepulauan menghadapi bahaya besar karena permukaan laut terus naik.
Permukaan laut akan naik jika es di kedua kutub bumi mencair seiring dengan kenaikan
suhu.
• Terumbu karang di lautan sekarat karena pemanasan suhu lautan dan peningkatan asam
dalam air laut.
SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS PENINGKATAN GAS RUMAH KACA
YANG CEPAT INI?
S
ebagian besar gas rumah kaca yang ada di atmosfir
berasal dari pembakaran bahan bakar asal
fosil untuk membangkitkan energi dan dari
Pemanasan Global
aktivitas industri seperti penyulingan minyak
bumi dan pabrik semen. Ketika manusia mulai
rata-rata
adalah kenaikan
menggunakan mesin sekitar 250 tahun yang
bumi dan
lalu, mereka mulai membakar banyak bahan
suhu permukaan
dengan
bakar asal fosil untuk pabrik dan pertanian
laut dibandingkan nya.
m
mereka. Manusia mulai membangun kota dan
abad-abad sebelu
adalah
menggunakan kendaraan dan mesin lain yang
Pemanasan global
kunci
membutuhkan bahan bakar asal fosil untuk
salah satu aspek
menjalankannya. Era yang disebut Revolusi
perubahan iklim.
Industri ini
dimulai di Ingris dan menyebar
ke seluruh Eropa dan ke Amerika. Dewasa
ini, negara-negara ini disebut “Negara-negara
Industri” dan juga meliputi
beberapa negara di Asia dan Tepian Pasifik. Jelas kini bahwa negara-negara maju di Amerika
Utara, Eropa dan Australia inilah yang menurut sejarah bertanggung jawab melepaskan
sebagian besar gas-gas rumah kaca ini akibat gaya hidup mereka yang boros dan tergantung
pada energi serta akibat ekonomi mereka yang tergantung pada pembakaran bakar asal fosil.
Namun, dampak perubahan iklim dirasakan pertama kali oleh lingkungan yang rentan, pulaupulau kecil, dan negara-negara dan wilayah masyarakat adat yang tidak berkontribusi banyak
pada emisi gas-gas ini di masa lalu. Orang-orang yang tidak mampu bepergian naik mobil
dan pesawat terbang, yang tidak memiliki pemanas atau pengatur suhu (AC) di rumah-rumah
mereka namun mempraktekan gaya hidup yang berkelanjutan adalah orang-orang yang sama
yang akan pertama kali mengalami dampak perubahan iklim.
9
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
REDD
apa itu
itu
apa
MEMANG KENAPA JIKA IKLIM BERUBAH? MENGAPA KITA, MASYARAKAT
ADAT, ADALAH YANG PALING TERKENA DAMPAKNYA?
S
elama ribuan tahun, kita masyarakat adat telah hidup dalam hubungan yang erat dengan
tanah kita dan dengan alam. Tanaman dan hewan di wilayah adat kita adalah sumber
makanan, obat-obatan dan sumber penghidupan kita. Sumber air dan tanah adat kita
tidak hanya bermanfaat bagi kita, kita juga menganggapnya sakral. Banyak dari kita masih
menjalankan kehidupan di mana kita menghasilkan dan memanen apa yang kita butuhkan,
namun juga menjamin bahwa sumber daya alam kita masih tetap ada bagi anak cucu kita. Yang
kita lakukan adalah yang sekarang disebut pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan.
Justru karena kita memiliki hubungan yang erat dan ketergantungan pada alam inilah maka
kita lebih merasakan dampak perubahan iklim dibandingkan pada kelompok masyarakat
lain. Bahkan dengan tingkat pemanasan yang rendah saja, dampak perubahan iklim akan
langsung mempengaruhi kehidupan kita masyarakat adat. Sebagai contoh, peningkatan suhu
global sebesar satu derajat Celsius saja akan merubah pola tumbuh tanaman di hutan dan
pola bertelur ikan di laut. Dengan peningkatan suhu global sebesar
dua derajat Celsius, banyak tanaman dan hewan akan menghilang
dan digantikan oleh tanaman dan hewan lain, dan sebagian terumbu
karang akan mati. Bayangkan apa yang akan terjadi jika suhu global
semakin meningkat. Lebih banyak orang akan mengalami banjir,
kekeringan, penyakit yang lebih banyak, peristiwa cuaca ekstrim dan
punahnya sebagian spesies mahluk hidup.
Masyarakat adat yang hidup secara tradisional tidak menggunakan
banyak input eksternal dalam bentuk mesin, bahan bakar, pupuk dan
berbagai produk industri. Kita menghasilkan apa yang kita butuhkan,
dan kita tidak banyak mengkonsumsi. Ini berarti bahwa cara hidup
kita hanya sedikit sekali melepaskan karbon atau gas-gas rumah
kaca lain ke atmosfir. Dan karena kita memelihara lingkungan kita
10
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
dan menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan, kita meningkatkan tangkapan (atau
sequestration) karbon di alam. Dalam istilah keilmuan, cara hidup kita dapat dikatakan “netral
karbon,” yang berarti: karbon apa pun yang kita lepaskan akan ditangkap kembali oleh vegetasi
yang dipelihara lewat praktek pengelolaan sumber daya alam kita. Lewat pemanfaatan sumber
daya alam kita yang berkelanjutan, kita masyarakat adat juga telah memelihara keanekaragaman
hayati wilayah adat kita. Namun, meskipun masyarakat adat memberikan kontribusi paling
kecil pada perubahan iklim, tanah dan wilayah adat kitalah yang paling merasakan dampak
perubahan iklim. Selama ribuan tahun, masyarakat adat telah bertahan hidup dalam kondisi
lingkungan yang beragam, yang kadang-kadang amat kejam. Masyarakat adat kini hidup dari:
33 Berburu dan menangkap ikan di daerah artik dan sub-artik;
33 Memelihara ternak seperti kambing, unta, dan lain-lain. atau berburu dan mengumpulkan
hasil alam di daerah kering dan sub-humid seperti padang rumput dan gurun pasir;
33 Berburu, mengumpulkan hasil alam, ladang gilir balik dan berbagai bentuk pertanian di
daerah tropis dan subtropis, hutan temperate dan boreal;
33 Memelihara ternak dan bertani di gunung-gunung tinggi;
33 Menangkap ikan dan bertani di daerah pantai dan dataran rendah, pulau-pulau kecil,
rawa dan hutan bakau.
BAGAIMANA PERSISNYA PERUBAHAN IKLIM AKAN MEMPENGARUHI KITA?
P
erubahan iklim akan atau telah mulai mempengaruhi masyarakat adat di semua aspek
kehidupan:
33 Banjir besar, badai kencang, siklon dan taifun dan topan badai menimbulkan kehancuran
pada infrastruktur (rumah, jembatan, jalan, jaringan listrik, dsb.) atau pada lahan pertanian,
ladang, ternak, hutan, lautan dan sumber daya pesisir yang menyebabkan penurunan
pendapatan dan kekurangan makanan. Contoh-contoh paling baru adalah longsor besar
di wilayah Cordillera di Filipina atau banjir di India Selatan
11
REDD
apa itu
33 Perubahan iklim juga menimbulkan hilangnya sumber air bersih dan meningkatnya
mikroorganisme dan parasit dalam air yang membuat kita sakit. Sebagian besar perempuan
dan anak-anak adat menghadapi risiko penurunan kesehatan dan kematian.
33 Kekeringan serta banjir yang lebih sering dan berkepanjangan menyebabkan punahnya
tanaman dan hewan yang penting sebagai sumber makanan atau penting bagi kehidupan
ritual adat kita.
33 Musim dingin yang ekstrim dan belum pernah terjadi serta hujan dan kelembaban yang
berkepanjangan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti hypothermia,
bronchitis dan pneumonia, terutama di kalangan orang tua dan anak-anak. Beban
perawatan keluarga yang sakit umumnya terletak di tangan perempuan, yang membuat
mereka tidak dapat ikut serta menikmati peluang-peluang sosiopolitis atau memperhatikan
pengembangan diri mereka.
12
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
33 Turunnya permukaan air tanah, kekeringan yang berkepanjangan, penandusan
(desertification) atau intrusi air laut ke wilayah pesisir menyebabkan hilangnya lahan
pertanian dan akibatnya timbul lebih banyak kelaparan dan pemiskinan. Kerawanan air
dan pangan semakin buruk. Sebagai pengumpul air, perempuan adat harus menghadapi
konflik perebutan sumber air.
33 Di luar pertanian, banyak pekerjaan tradisional seperti berburu dan mengumpulkan hasil
hutan, ternak, menangkap ikan, mengumpulkan tanaman liar atau pekerjaan lain terkait
penanganan lahan akan hilang akibat perubahan iklim.
33 Dampak negatif terhadap sumber daya tradisional dan lingkungan di mana mereka berada
juga berarti hilangnya pengetahuan, inovasi dan kearifan tradisional yang terkait dengan
sumber penghidupan dan lingkungan ini. Kapasitas perempuan kita untuk melakukan
perannya sebagai ibu rumah tangga dan penerus budaya dan bahasa, antara lain, juga
akan musnah.
33 Hilangnya sumber pendapatan dan peluang ekonomi di wilayah kita dan bersama dengan
itu hilangnya praktek budaya tradisional yang terkait dengannya diperkirakan akan
sangat melemahkan masyarakat kita. Akibatnya, semakin banyak dari kita yang akan
meninggalkan komunitas untuk mencari peluang ekonomi di lain tempat. Perpindahan
generasi muda dan kepala keluarga selanjutnya akan membatasi peluang dan kapasitas
kita untuk menghadapi dampak perubahan iklim. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
erosi ekonomi adat dan musnahnya budaya kita. Dan kaum perempuanlah yang akan
menanggung tanggung jawab yang berat untuk mempertahankan kelangsungan keluarga
masing-masing.
33 Semakin banyak anggota masyarakat kita akan berakhir sebagai pengungsi lingkungan
karena tanah kita telah tenggelam atau hancur akibat longsor.
APA YANG TELAH DILAKUKAN PEMERINTAH-PEMERINTAH KITA UNTUK
MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM?
P
emerintah-pemerintah kita merupakan bagian dari kesepakatan internasional
yang ditandatangani oleh hampir
seluruh negara di dunia untuk merespon
perubahan iklim. Kesepakatan ini
disebut Konvensi Kerangka Kerja PBB
tentang Perubahan Iklim (UNFCCC)
Para Pihak Annex 1
dan telah diberlakukan sejak 1994.
us, Belgia,
Namun, dengan adanya kenyataan
bahwa emisi gas rumah kaca terus
meningkat di seluruh dunia, negaranegara
penandatangan
UNFCCC
(disebut ‘Para Pihak’ dari UNFCCC)
mulai melakukan negosiasi untuk
menghasilkan sebuah “komitmen yang
tegas dan mengikat dari negara-negara
maju untuk mengurangi emisi.” Karena
negosiasi tersebut dilaksanakan di
Kyoto, Jepang, kesepakatan yang dicapai
disebut Protokol Kyoto (Kyoto Protocol).
a, Belar
Australia, Austri
asia, Republik
ro
K
a,
ad
an
K
,
ia
Bulgar
ark, Estonia,
Cekoslavia, Denm man, Yunani,
cis,Jer
Finlandia, Peran
ia, Irlandia, Itali,
Hungaria, Esland nstein, Lithuania,
iechte
dia
Jepang, Latvia,L
aco, Belanda,Selan
on
M
,
rg
u
bo
em
x
u
l,
L
Polandia, Portuga
Baru, Norwegia,
,
i Rusia, Slovakia
as
er
ed
F
,
ia
an
om
R
urki,
, Swedia, Swiss, T ,
ol
y
an
p
S
,
ia
en
v
lo
S
ra
dan Irlandia Uta
Ukraina, Inggris
p
serta Uni Ero a
at
ik
er
S
a
ik
er
m
A
13
REDD
apa itu
Dalam periode antara 2008 dan 2012,
Protokol Kyoto menetapkan target)
n
la
P
target bagi negara-negara industri untuk
ion
The Bali Act
(
li
a
B
menurunkan polusi mereka. Protokol
i
s
k
A
Rencana
The
u
a
t
a
C
ini juga memberikan keleluasaan bagi
C
C
Pihak UNF f the UNFCCC
a
r
a
P
i
s
mereka untuk melakukannya, yang
n
Konfere
s (COP) o uk mengkaji
ie
t
r
a
P
f
o
t
e
berarti bahwa mereka dapat memenuhi
Conferenc an setiap tahun un C. Pada tahun
k
C
a
r
target-target ini dengan cara yang
C
a
F
g
N
diseleng
g dibuat U i Bali, Indonesia,
n
a
y
n
a
berbeda.
Negara-negara industri
ju
a
ulang kem pertemuan ke-13 d si Bali (The Bali
(disebut juga negara-negara “maju”)
a
2007, pad silkan Rencana Ak jukan untuk
a
u
yang telah berikrar dan karenanya
h
it
g
d
n
i
COP me
temuan in gkah yang perlu
r
e
P
.
)
n
harus mememenuhi target-target ini
la
Action P
ngkah-lan atan tentang apa
la
i
s
a
k
ifi
t
dicantumkan dalam Annex 1 Protokol
mengiden mencapai kesepak ubahan iklim
r
k
e
Kyoto, dan di UNFCCC dan Protokol
u
p
t
p
n
a
u
diambil
an terhad gat bahwa periode
k
u
k
a
il
d
Kyoto mereka disebut “Annex 1
n
yang aka n 2012. Harap diin
ahun
t
i
r
a
d
h
la
Parties” (Para Pihak Annex 1).
u
a
h
setelah ta n Protokol Kyoto ad l dalam rencana
komitme ahun 2012. Satu ha arakat adat
Beban yang jauh lebih berat untuk
asy
pai t
2008 sam ang menarik bagi m tentang mitigasi
mengurangi emisi gas rumah kaca
tersebut y umkannya diskusi an emisi dari
dibebankan kepada negara-negara
g
t
n
n
a
a
adalah dic iklim lewat pengur i negara-negara
maju. Ini dipandang adil karena
d
yang
a
perubahan an degradasi hutan
s
r
a
k
a
mereka mampu membayar biaya
r
id
uah p
ai
g
a
b
e
s
deforestas . Hal itu adalah seb
i
in
pengurangan emisi dan juga secara
m buku
ng
berkemba nal lebih lanjut dala
historis, kontribusi negara-negara
ke
REDD.
akan kita
maju dalam pelepasan gas rumah
kaca jauh lebih besar dibandingkan
negara-negara berkembang. Ini disebut sebagai prinsip
“tanggung jawab yang sama namun berbeda”.
Meskipun begitu, penting untuk mengetahui bahwa target-target yang ditetapkan Protokol Kyoto
tidak cukup tinggi untuk secara sungguh-sungguh menghentikan perubahan iklim dan komitmen
selanjutnya setelah tahun 2012 perlu menetapkan target-target yang lebih tinggi.
MENGAPA NEGOSIASI PERUBAHAN IKLIM TIDAK MAJU-MAJU?
M
asalah pemanasan global kebanyakan merupakan akibat dari aktivitas industrialisasi selama
berpuluh-puluh tahun di mana negara-negara kaya melepaskan sejumlah besar karbon
dan gas-gas rumah kaca lainnya ke atmosfir. Sekitar 75% dari emisi karbon global disebabkan
oleh negara-negara maju (negara-negara Annex I dalam Protokol Kyoto). Karenanya negaranegara ini bertanggung jawab untuk mengambil tindakan drastis untuk mengurangi tingkat emisi
karbon mereka, dan mereka juga bertanggung jawab untuk memberikan dukungan dan bantuan
pada negara-negara lain yang menderita akibat dampak perubahan iklim. Ini dikatakan sebagai
hutang historis negara-negara industri pada dunia.
Beberapa isu kunci yang alot
Saat ini, ada dua arah negosiasi global untuk mencapai kesepakatan internasional dalam
perubahan iklim. Pertama adalah Protokol Kyoto (PK), di mana negara-negara maju (kecuali
14
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
AS) telah memberikan komitmen untuk memotong emisi mereka sebesar 5,2% pada 2012
dibandingkan dengan tingkat emisi mereka di tahun 1990. ini adalah kesepakatan internasional
yang mengikat secara hukum. Namun, para ilmuwan bersepakat bahwa negara-negara maju
harus memotong emisi mereka paling tidak sebanyak 20%-40% pada tahun 2020 jka kita ingin
mencegah naiknya temperatur global di atas 2 derajat Celcius, yang akan memiliki dampak
mengerikan. Karena itu, komitmen putaran kedua harusnya dihasilkan di Kopenhagen pada
COP ke-15. Namun, negara-negara maju hanya
berkomitmen pada target pemotongan
emisi yang rendah (11-18%, termasuk
AS). Pada negosiasi di COP 15,
negara-negara berkembang (negara
eda
rsama namun berb
G77 dan Cina) meminta pengurangan
Tanggung jawab be
sejumlah 40%, sehingga mereka tidak
negara
historis negarag
n
ta
u
harus terlalu banyak mengurangi emisi
h
an
u
k
perubahan
Dalam penga
si global untuk
ia
dan karenanya masih memiliki peluang
os
eg
n
p
si
a
n
ri
maju, p
ung jawab bersam
gg
an
“T
untuk pembangunan ekonomi untuk
an
ak
ruh
iklinm dinam
rarti bahwa selu
be
i
in
memenuhi kebutuhan populasi mereka
a”
ed
rb
be
namun
an untuk
engambil tindak
yang jauh lebih besar.
m
s
u
ar
h
a
gai
ar
eg
n
bahan iklim seba
u
er
p
ah
al
as
m
mengatasi
a industri
pi negara-negar
ta
Masalah lainnya adalah negara maju
a,
am
rs
be
ena
ah
masal
g lebih berat kar
an
y
n
ba
be
ingin mencapai pengurangan emisi lewat
l
bi
m
bkan
harus menga
g jawab menyeba
n
u
gg
offset karbon (yaitu kompensasi emisi
an
rt
be
a
merek
bangunan
al, tingkat pem
karbon, yang akan dijelaskan lebih lanjut)
ob
gl
an
as
an
eka
em
p
a kapasitas mer
rt
se
n
aa
yang dilakukan di luar negara mereka
ay
ek
k
mereka,
han iklim
i dampak peruba
ap
dan bukan melalui pengurangan emisi
ad
gh
en
m
dalam
di negara mereka. Sementara mereka
menolak untuk mengurangi emisi secara
drastis di negara mereka sendiri, pada
saat yang sama mereka menuntut komitmen yang mengikat secara hukum untuk pengurangan
sejumlah besar emisi dari negara-negara besar seperti India, Cina dan Brazil. Karena posisi
demikian dari negara-negara maju, maka negosiasi di bawah Protokol Kyoto tidak juga maju
seperti yang dibutuhkan dan komitmen putaran kedua tidak tercapai.
15
REDD
apa itu
itu
apa
Arah lain negosiasi adalah di bawah Aksi Kerja Sama Jangka Panjang (Longterm Cooperative
Action-LCA) yang merupakan tindak lanjut dari Rencana Aksi Bali tahun 2007 untuk pelaksanaan
UNFCCC. Dalam LCA, negara-negara maju harus menyediakan dana dan berkomitmen untuk
transfer teknologi sehingga negara-negara berkembang dapat menghadapi dampak perubahan
iklim secara efektif. Lagi-lagi ini merupakan bagian dari hutang historis negara maju kepada
negara berkembang. Namun, negara maju sekali lagi hanya memberikan komitmen kecil untuk
pendanaan mitigasi dan adaptasi. Laporan Departemen urusan Ekonomi dan Sosial PBB
menyebutkan bahwa sekitar 500-600 miliar US$ dibutuhkan oleh negara berkembang untuk
mitigasi dan adaptasi. Namun negara maju, khususnya Uni Eropa memperkitakan hanya 100
miliar yang dibutuhkan dan mengusulkan bahwa pendanaan diambil dari 20-40% sumbangan
negara maju, 40% dari pasar karbon dan 20-40% dari pendanaan swadaya negara berkembang.
Bagi negara berkembang (G77 dan Cina) ini tidak dapat diterima, terlebih karena mereka juga
membutuhkan sumberdaya untuk pembangunan berkelanjutan dan pada waktu yang sama juga
harus menghadapi dampak perubahan iklim.
Terlebih lagi, negara berkembang mengusulkan bahwa dana mitigasi dan adaptasi diatur dalam
COP, yang memastikan kesetaraan hak antar negara. Negara maju malah mengusulkan bahwa
pendanaan ini diatur di bawah Bank Dunia, yang dikendalikan oleh negara maju.
Isu alot terakhir adalah transfer teknologi ramah lingkungan dari negara maju ke negara
berkembang untuk membantu mereka mencapai target emisinya sambil tetap bisa melaksanakan
pembangunan ekonomi. Namun negara maju enggan melakukannya dan menggunakan alasan
perlunya melindungi HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Karenanya negara berkembang
menuntut pengecualian hak properti intelektual dalam teknologi ramah iklim dan bahwa pool
teknologi perlu dibentuk untuk kebutuhan negara berkembang.
Secara singkat, negosiasi untuk mencapai kesepakatan perubahan iklim
global tidak hanya kompleks secara teknis tapi juga sangat politis, terutama
karena kepentingan ekonomi dari para pemerintah dan perusahaanperusahaan besar. Sangatlah penting bahwa kepentingan-kepentingan ini
harus ditolak atas dasar hutang historis, keadilan sosial dan pengakuan
hak dan bahwa mereka terus mendukung perjanjian tentang perubahan
iklim untuk mencari solusi nyata masalah global ini dan juga mencapai
pembangunan yang berkelanjutan bagi semua.
16
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
APA TEPATNYA TINDAKAN YANG SEDANG DILAKUKAN UNTUK
MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM?
A
da berbagai cara orang menghadapi dampak perubahan iklim. Semua tindakan untuk
mengurangi emisi atau meningkatkan penyerapan karbondioksida oleh tanaman disebut
Mitigasi. Contoh upaya-upaya mitigasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca antara lain
meningkatkan efisiensi kendaraan, meningkatkan akses ke dan pemanfaatan transportasi
umum, mengganti bahan bakar asal fosil dengan energi angin atau matahari, atau meningkatkan
kualitas insulasi gedung. Intervensi manusia yang ditujukan untuk membantu masyarakat,
bangsa atau negara-negara yang menghadapi dampak perubahan iklim yang sedang terjadi
disebut Adaptasi.
Mitigasi
Bentuk mitigasi yang paling penting adalah mengurangi emisi gas rumah kaca di sumbernya
– yang berarti utamanya adalah di negara-negara maju. Pendekatan sebaliknya adalah untuk
meningkatkan penangkapan gas rumah kaca, yang berarti menyerap atau memerangkap gasgas ini dengan berbagai cara, misalnya lewat penanaman pohon. Karena tanaman menyerap
karbondioksida dari atmosfir saat mereka tumbuh, banyak kandungan karbon yang diserap ke
dalam tanaman. Oleh karena itu, hutan, padang rumput atau alga secara literal disebut sebagai
“serapan karbon” (carbon sink).
Dalam Protokol Kyoto, pemerintah negara-negara memberi beberapa opsi untuk mengurangi
emisi mereka. Selain mengurangi emisi di negara masing-masing, mereka mengenalkan caracara lain untuk mengurangi emisi yang mereka sebut dengan “mekanisme mitigasi berbasis
pasar” (market-based mitigation mechanisms). Mekanisme ini disebut “berbasis pasar” karena
mereka bertindak seperti sistem perdagangan atau pasar. Harap diingat bahwa negara-negara
maju diberi target-target untuk menurunkan gas rumah kaca. Karena karbondioksida adalah
yang menjadi masalah, target-target ini adalah batasan jumlah karbon yang boleh dilepaskan
negara-negara maju. Saat suatu negara berhasil mengurangi emisi mereka lebih dari yang
17
REDD
apa itu
diperlukan (melebihi target), mereka memiliki cadangan emisi (ijin karbon) yang diperbolehkan
untuk dijual ke negara lain yang telah menghabiskan kuota mereka. Ijin karbon ini lalu dapat
dijual ke negara-negara yang tidak mampu memenuhi target. Dalam kenyataannya, proses
ini jauh lebih kompleks, dan ada kemungkinan untuk membayar seseorang di suatu negara
yang tidak memiliki batasan emisi untuk mengurangi emisi mereka dan memungkinkan sebuah
negara maju untuk melepas emisi lebih besar, namun penjelasan ini merupakan prinsip dasar
dari “mekanisme mitigasi berbasis pasar”. Mekanisme pasar juga diusulkan sebagai salah satu
cara pembiayaan REDD, tapi ini belum disetujui oleh para pemerintah. Pelaksanaan mekanisme
pasar sampai saat ini masih berbasis voluntary atau sukarela.
Untuk informasi lebih lanjut tentang “mekanisme pasar” seperti apa yang mungkin dimasukkan
ke dalam kesepakatan-kesepakatan di masa depan dan apa implikasinya silakan lihat halaman
29-31 dalam buku ini.
Mekanisme pasar yang dimasukkan dalam Protokol Kyoto adalah: 1. Mekanisme
Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism/CDM), 2. Perdagangan Emisi
(Emissions Trading/ET) dan 3. Implementasi Bersama (Joint Implementation/JI).
Mekanisme-mekanisme pasar ini diharapkan dapat menurunkan ongkos pencapaian targettarget emisi. CDM memungkinkan negara maju untuk menginvestasikan uang dalam proyekproyek di negara berkembang yang diharapkan dapat menurunkan jumlah karbon di udara. Ini
meliputi proyek-proyek seperti perkebunan kelapa sawit untuk keperluan produksi bahan bakar
nabati (bahan bakar dari minyak kelapa sawit untuk menggantikan bahan bakar asal fosil),
produksi energi terbarukan (mengurangi energi yang dihasilkan pembangkit energi berbahan
bakar batubara atau minyak), atau proyek-proyek yang dapat menciptakan atau meningkatkan
penyerap karbon (carbon sink), misalnya lewat penanaman hutan kembali.
Emisi
karbon
yang
dikatakan
berhasil
diturunkan atau penyerap
karbon yang dihasilkan lalu
diukur dan atas prestasi ini
sejumlah “kredit karbon”
diberikan kepada negara
yang mendanai proyekproyek tersebut. Demikian
juga lewat Implementasi
Bersama negara maju bisa
mendapatkan kredit karbon atas investasinya dalam proyek-proyek di negara maju lainnya.
Dan seluruh kredit karbon yang didapat lewat kedua mekanisme ini dapat diperdagangkan oleh
negara-negara maju di antara mereka.
Tentu saja, cara terbaik untuk mitigasi perubahan iklim adalah merubah produksi dan konsumsi
yang tidak berkelanjutan yang masih merupakan sistem yang digunakan secara luas di dunia.
Langkah mitigasi terbaik meliputi perubahan gaya hidup, baik secara individu maupun kolektif,
dan merubah arah pembangunan ke arah sistem produksi dan konsumsi yang berkelanjutan
dan rendah karbon.
18
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Sangat penting bagi kita masyarakat adat untuk memahami sepenuhnya tentang mekanismemekanisme berbasis pasar ini. Dengan informasi yang memadai, kita dapat mengevaluasi
risiko-risiko dan peluang-peluang yang memungkinkan kita mengambil keputusan tentang
apakah kita akan terlibat dalam pasar emisi atau tidak. Tolong lihat “daftar isian pemeriksaan
masyarakat” di halaman 62-65 untuk sebagian pertanyaan yang perlu kita pertimbangkan jika
sebuah proyek perdagangan karbon akan dilaksanakan di dekat atau di tanah, wilayah atau
sumber daya alam kita.
Adaptasi
Mitigasi merupakan salah satu perhatian utama UNFCCC dan Protokol Kyoto. Adaptasi adalah
satunya lagi. Adaptasi adalah mencari cara untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap
manusia dan lingkungan. Di seluruh dunia, masyarakat adat telah mengembangkan langkahlangkah adaptasi inovatif untuk menghadapi perubahan iklim berdasarkan pengetahuan
tradisional mereka. Langkah-langkah ini meliputi menanam berbagai tanaman dan varietas
tanaman, memindahkan ladang, mengubah strategi berburu dan teknik menangkap ikan dan
lain-lain.
19
REDD
apa itu
MENGAPA UPAYA-UPAYA MITIGASI PERLU MENJADI PERHATIAN
MASYARAKAT ADAT?
K
adang solusi yang ditawarkan negara industri tidak terlalu baik atau setidaknya tidak baik
untuk semua orang. Salah satu usulan ini adalah upaya menghasilkan lebih banyak bahan
bakar nabati, yang sering disebut agro-fuel, sehingga pemakaian bahan bakar asal fosil dapat
dikurangi. Namun, untuk mendapatkan keuntungan dibutuhkan lahan perkebunan besar, dan
untuk itu hutan di negara-negara tropis di mana masyarakat adat tinggal ditebang secara besarbesaran.
Perkebunan besar ini memang memproduksi bahan bakar nabati seperti etanol (dari tebu) atau
biodiesel (dari kelapa sawit dan tanaman jarak), dan dalam hal ini mereka memang menggantikan
bahan bakar konvensional asal fosil.
Namun, kerusakan hutan untuk membuka perkebunan ini, pembangunan lahan, penggunaan
pupuk dan pestisida, transportasi dan pemrosesan bahan baku melepaskan karbon dalam jumlah
besar ke atmosfir. Jadi perkebunan-perkebunan ini malah melepaskan lebih banyak karbon
daripada yang dapat dihemat lewat produksi bahan bakar nabati. Sementara itu, masyarakat
adat dan komunitas lain yang tinggal di hutan-hutan yang diubah menjadi perkebunan ini sering
kali tergusur oleh proyek-proyek tersebut.
Mitigasi perubahan iklim tidak hanya tentang mengurangi emisi gas rumah kaca namun juga
tentang kesetaraan, keadilan sosial, HAM dan keberlanjutan. Bagaimana dunia akan berbagi
beban mengurangi emisi gas rumah kaca? Siapa yang harus mendapat kompensasi untuk
apa? Bagaimana upaya-upaya ini mempengaruhi hak atas air, makanan, perrlindungan dan
kesehatan? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu diajukan saat datang usulan untuk melakukan
upaya mitigasi perubahan iklim. Masyarakat adat telah memberi dan masih terus memberi
kontribusi yang besar terhadap penurunan gas rumah kaca karena cara hidup mereka yang
20
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
rendah karbon atau bahkan netral karbon. Tak hanya itu, mereka telah berjuang mencegah
ekstrasi minyak, gas dan mineral di wilayah mereka dan masih terus melakukan perlawanan
terhadap deforestasi, yang kesemuanya ini dapat menahan banyak karbon di bawah tanah
dan di dalam pohon. Sayangnya, kontribusi-kontribusi ini tidak diakui dan diperhitungkan di
pasar karbon. Oleh karena itu, dalam hal ini prinsip-prinsip kesetaraan dan keberlanjutan tidak
dihormati secara layak.
Cukup buruk bahwa tidak ada satu pun mekanisme untuk mengakui, memperhitungkan dan
mengintegrasikan kontribusi masyarakat adat terhadap upaya mitigasi. Namun, yang lebih buruk
adalah bahwa sebagian upaya mitigasi telah menimbulkan pelanggaran HAM masyarakat adat.
Beberapa dampak negatif dari upaya mitigasi terhadap masyarakat adat adalah pelanggaran
hak masyarakat adat atas tanah, wilayah dan sumber daya alam di atasnya, kriminalisasi atas
mata pencarian traditional seperti perladangan gilir balik atau meningkatnya harga makanan
yang menyebabkan ketidakamanan pangan. Salah satu contoh dari ini telah diberikan di atas,
yaitu ketika tanah masyarakat adat diambil secara paksa untuk dijadikan perkebunan.
Pencantuman REDD (Pengurangan Emisi Dari Deforestasi dan Degradasi Hutan) sebagai salah
satu upaya mitigasi perubahan iklim menimbulkan ancaman sekaligus peluang bagi masyarakat
adat. Walaupun REDD yang sedang diusulkan untuk dijadikan bagian dari kesepakatan iklim
setelah tahun 2012 mungkin memberikan peluang finansial dan peluang lainnya bagi masyarakat
adat yang tinggal di dan menggantungkan hidup pada hutan, konsep dan cara penyusunan dan
penerapannya menimbulkan beberapa masalah yang harus diatasi. Masyarakat adat khawatir
bahwa mereka akan digusur sekali lagi dari hutan mereka seperti yang terjadi saat penetapan
Kawasan Hutan Lindung di masa lalu. Jika hutan mereka ditetapkan sebagai hutan karbon dan
digunakan untuk perdagangan emisi, ada kemungkinan besar bahwa mereka akan dilarang
melakukan praktek pengelolaan hutan tradisional mereka dan untuk memanfaatkan hutan untuk
keperluan ritual, ladang gilir balik, sumber kayu dan hasil hutan bukan kayu dan obat-obatan,
dan berbagai aktifitas agroforestry lainnya. Kita akan menemukan penjelasan tentang hal ini
dan diskusi lainnya tentang REDD di bagian berikut.
21
REDD
apa itu
DEKLARASI ANCHORAGE
Pada tanggal 20 – 24 April, 2009, perwakilan
masyarakat adat dari seluruh dunia berkumpul
di Anchorage, Alaska, untuk saling bertukar
pengetahuan dan pengalaman dalam
menghadapi dampak perubahan iklim, dan untuk
menghasilkan pesan-pesan dan rekomendasirekomendasi kunci yang akan disuarakan saat
UNFCCC mengadakan konferensi ke-15 (COP15)
di Kopenhagen, Denmark, bulan Desember 2009.
Ini adalah pertama kalinya sebuah pertemuan
perubahan iklim difokuskan sepenuhnya pada
masyarakat adat.
Dalam pertemuan ini, perwakilan masyarakat
adat menghasilkan Deklarasi Anchorage
yang menantang negara-negara dunia untuk
“meninggalkan solusi semu untuk perubahan
iklim yang berdampak negatif terhadap hak,
tanah, udara, lautan, hutan, wilayah dan
perairan masyarakat adat. Solusi semu dimaksud
mencakup energi nuklir, bendungan besar,
teknik rekayasa alam (geo-engineering), batu
bara bersih, bahan bakar nabati, perkebunan
dan mekanisme pasar seperti perdagangan
karbon, Mekanisme Pembangunan Bersih dan
penggantian hutan (forest offsets).”Mereka juga
menyerukan agar “… HAM masyarakat adat
untuk melindungi hutan dan hasil hutan … diakui,
dihormati dan dijamin.”
22
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
23
REDD
apa
apa itu
itu
24
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Bagian Kedua
REDD
MENGAPA HUTAN PENTING UNTUK PERUBAHAN IKLIM?
J
ika hutan dihancurkan atau dirusak, sejumlah besar gas-gas yang menyebabkan pemanasan
global akan dilepaskan dalam jumlah besar ke atmosfir. Gas yang paling penting adalah
karbondioksida, atau CO2, yaitu gas yang terdapat dalam jumlah besar di dalam tanaman,
hutan, hewan dan alam. Ketika pohon tumbuh, mereka akan menyerap CO2 dari atmosfir dan
menjadikannya bagian dari diri dan sistem akarnya. Ketika pohon mati, gas ini akan dilepas
kembali ke atmosfir.
Dalam hutan yang sudah lama terbentuk, gas secara konstan diserap dan dilepaskan dan
secara keseluruhan menciptakan suatu keseimbangan. Namun, ketika terjadi penebangan hutan
besar-besaran atau hutan yang sudah tua ini diubah menjadi perkebunan atau hutan dengan
tutupan yang lebih tipis, sejumlah besar CO2 dilepaskan tanpa ada penyerapan kembali yang
cukup. Diperkirakan bahwa 18% dari emisi CO2 global berasal dari tindakan penghancuran
dan perusakan hutan. Ini berarti bahwa deforestasi dan kerusakan hutan merupakan penyebab
utama perubahan iklim, meskipun tidak sebesar yang dilepaskan industri dan pembangkit
energi.
Hutan juga menjadi korban perubahan iklim. Perubahan iklim dapat merusak kesehatan hutan
jika mereka tidak menerima hujan yang cukup dan jika temperatur naik. Perubahan iklim juga
menimbulkan kebakaran hutan yang lebih sering karena cuaca menjadi semakin tidak dapat
diprediksi dan lebih tidak bersahabat. Ini berarti bahwa mengubah iklim pada kenyataannya
dapat membuat kerusakan hutan semakin parah.
25
REDD
apa itu
Istilah “hutan terdegradasi” mengacu pada hutan rusak dan tidak sehat yang tutupan pohonnya
telah berkurang. Hutan dapat terdegradasi karena penebangan atau karena diubah menjadi
perkebunan atau lahan pertanian. Hutan yang rusak dan tidak sehat tidak dapat menyediakan
jasa ekosistem yang menjadi tumpuan banyak manusia di dunia dan terutama mereka yang
tinggal di dalam dan dekat hutan, misalnya:
mengontrol erosi tanah,
• menyediakan air bersih,
• memberi tempat hidup bagi satwa liar dan tanaman yang merupakan sumber penghidupan
penting terutama bagi masyarakat adat ,
• banyak jasa dan peran lain untuk hidup kita, termasuk peran budaya dan spiritual.
Hutan adalah bagian penting dari ekosistem dan lingkungan kita. Perlindungan hutan dunia
yang terus menerus berarti bahwa bumi, ekosistem, flora dan fauna serta manusia akan lebih
mampu dalam beradaptasi dan menghadapi perubahan iklim. Hutan-hutan luas terutama di
wilayah perbukitan dan pegunungan membantu hewan dan tanaman beradaptasi terhadap
naiknya temperatur dan perubahan pola hujan: mereka dapat pindah ke bagian yang lebih tinggi
yang lebih sejuk; spesies yang lebih mampu beradaptasi dengan iklim yang lebih panas dapat
menggantikan mereka di bagian yang lebih rendah.
Perlindungan atas hutan perawan dan hutan yang sudah tumbuh lama juga berarti bahwa
perubahan iklim sendiri dapat diperlambat karena banyak emisi CO2 dapat dihindari dengan
menjamin keberadaan hutan.
APA ARTI ‘REDD’?
D
ikarenakan peran penting hutan dalam mengurangi efek perubahan iklim dan peran penting
lainnya dalam hidup kita, dan karena kehancuran mereka akan menimbulkan emisi lebih
banyak, jelas bahwa kita perlu memperlambat deforestasi dan degradasi hutan dan memelihara
kesehatan sistem hutan yang telah tumbuh lama.
26
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Ini menimbulkan ide untuk “mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan”, yaitu ide
yang berupaya menghentikan penebangan atau perusakan hutan dan karenanya mengurangi
jumlah CO2 yang dilepas ke udara. Dalam arti paling sederhana, inilah “REDD.”
Namun, ide ini telah diadopsi banyak negara dan lembaga dan badan-badan antar negara dan
telah berkembang menjadi sebuah ide yang lebih spesifik, yaitu bahwa negara maju membayar
sejumlah besar uang kepada negara berkembang untuk mengimplementasikan berbagai
kebijakan dan proyek untuk menghentikan kerusakan dan degradasi hutan di negara tersebut.
Dalam beberapa proposal disebutkan bahwa negara maju berhak membakar lebih banyak
bahan bakar asal fosil dari yang selama ini mereka bakar sebagai imbalan pembayaran tersebut,
dalam proposal-proposal lainnya mereka tidak berhak. Ide kebijakan khusus ini dikenal sebagai
Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation in developing countries – REDD
(Pengurangan Emisi Dari Deforestasi dan Degradasi Hutan di negara berkembang).
REDD adalah ide yang amat baru, yang dipromosikan beberapa negara maju dan negara
berkembang dan sejumlah NGO konservasi besar. Ada beberapa usulan yang berbeda untuk
mekanisme REDD terutama pada masalah bagaimana pengorganisasian pendanaan untuk
REDD dan pada level apa proyek REDD dapat diorganisasikan (apakah pada level national atau
sub-nasional). Dalam semua usulan-usulan ini ide dasarnya tetap sama, yaitu bahwa negara
maju membayar negara berkembang untuk menurunkan tingkat deforestasi atau degradasi
hutan dan bahwa negara maju tidak harus mengurangi emisi mereka pada tingkat yang sama
sebagai ganti pembayaran pemeliharaan hutan di negara berkembang.
Namun, aktivitas apa yang akan dibayar dan akan dipahami untuk menurunkan tingkat
deforestasi masih dalam perdebatan. Salah satu usulan yang disampaikan adalah suatu usulan
yang disebut “REDD+” yang mengusulkan bahwa aktivitas tambahan juga perlu mendapat
pendanaan, termasuk mungkin “pengelolaan hutan berkelanjutan” (termasuk sebagian aktivitas
penebangan), perkebunan dan penghutanan kembali. REDD+ membawa dampak lain terhadap
masyarakat adat yang juga akan kita diskusikan di sini.
REDD masih belum menjadi bagian dari kesepakatan global tentang perubahan iklim, namun
diusulkan untuk dimasukkan ke dalam kesepakatan baru yang akan didiskusikan dalam
Conference of Parties yang akan berlangsung di Mexico pada 2010. Sementara ini, skema
uji coba REDD sedang dilaksanakan dan mekanisme pendanaan sedang disusun lembagalembaga PBB seperti UNDP, UNEP, FAO, lembaga-lembaga keuangan internasional seperti
27
REDD
apa itu
Bank Dunia dan juga perusahaan-perusahaan swasta,
pemerintah dan organisasi-organisasi lingkungan.
Mereka semua berharap REDD akan dimasukkan ke
dalam kesepakatan perubahan iklim yang baru.
NAMUN BAGAIMANA SESUNGGUHNYA
CARA KERJA REDD?
N
Prinsip
dasar
Prinsip das
ar yang me
landasi
seluruh usu
lan mekanis
me
REDD adala
h bahwa ne
gara
berkemban
g akan dibe
rikan
pendanaan
untuk men
gurangi
emisi dari d
eforestasi a
tau
degradasi h
utan.
egara yang menerima pendanaan harus
mengimplementasikan kebijakan dan program
yang dapat mengurangi deforestasi dan degradasi
hutan. Setiap pendekatan yang dapat mengurangi
deforestasi dan degradasi secara teoritis dapat diterapkan.
Beberapa contoh langkah yang mungkin dapat diterapkan adalah: pemerintah menguatkan
penegakan hukum, memiliki penanganan kebakaran yang lebih baik dan mempraktekkan
pengelolaan hutan berkelanjutan atau mengubah hukum untuk menghentikan penebangan
besar-besaran atau konversi hutan, misalnya menjadi perkebunan.
Arti dari semua ini adalah bahwa menurut REDD akan ada penciptaan “kawasan llindung karbon”
jenis baru di atas wilayah hutan yang luas, dengan tujuan utama untuk mengurangi emisi CO2
dengan menghindari deforestasi dan degradasi hutan-hutan tersebut.
Pertanyaan besar yang belum terjawab adalah: bagaimana REDD akan didanai? Masalah ini
masih sedang dalam perdebatan sengit.
28
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Siapa yang membayar dan bagaimana caranya?
Pada dasarnya, ada dua posisi dalam perdebatan ini, yang mendukung dua proposal yang
berbeda tentang bagaimana penggalangan uang yang dibayarkan untuk perlindungan hutan
menurut REDD. Salah satu proposal mengusulkan untuk melakukannya lewat pembentukan
dana, proposal satunya lagi lewat pemanfaatan sebuah “pasar” untuk “ijin dan kredit karbon”,
yang berarti lewat penjualan dan pembelian kredit untuk mengurangi emisi yang memungkinkan
negara industri untuk lebih sedikit mengurangi emisi mereka sendiri. Meskipun para pemerintah
belum bersepakat dalam UNFCCC, kelihatannya kedua jenis pembiayaan ini akan digunakan
untuk mendanai REDD, sehingga kedua mekanisme ini akan didiskusikan di sini karena
keduanya akan menimbulkan implikasi khusus terhadap masyarakat adat.
1. Pembiayaan lewat mekanisme pasar
Sebagaimana telah dipelajari di bab sebelumnya, pasar karbon adalah mekanisme kunci
yang digunakan negara penanda tangan Protokol Kyoto untuk berupaya mengurangi dampak
perubahan iklim. Anda masih ingat bagaimana cara kerjanya? Secara sederhana: setiap
negara diijinkan untuk melepaskan sejumlah tertentu karbon setiap tahunnya. Jika mereka
melepaskan karbon lebih sedikit, maka mereka memiliki “ijin karbon ekstra” yang dapat mereka
jual ke negara lain; jika mereka melepas karbon lebih banyak, maka mereka harus membeli
ijin karbon dari negara lain sebagai kompensasi kelebihan karbon yang mereka lepas. Atau
mereka membayar seseorang di negara berkembang, yang tidak memiliki batasan emisi, untuk
mengurangi emisi karbon negara bersangkutan. “Pengurangan karbon ini’ menciptakan “kredit”
yang juga mengijinkan negara maju untuk membakar lebih banyak bahan bakar dari pada yang
dijinkan bagi mereka menurut kesepakatan iklim internasional.
Satu ijin atau kredit karbon setara dengan
satu ton karbon, dan ijin dan kredit karbon
ini diperdagangkan antara negara atau
perusahaan “penjual” dan negara atau
perusahaan “pedagang”.
Ijin Karbon, Kredit Karb
on
Ijin karbon adalah ju
mlah emisi karbon
Beberapa kalangan mengusulkan agar
yang dialokasikan pa
da negara (sebagai
pasar karbon diatur menurut sistem PBB, bagian dari target m
ereka), namun kred
it
sementara beberapa lainnya mengusulkan
karbon hanya dapat
‘diciptakan’ lewat
untuk
melakukannya
lewat
pasar
pengurangan emisi se
jumlah itu. Ijin
karbon sukarela, yang menggunakan
karbon dan kredit ka
rbon dapat saling
standar dan peraturan mereka sendiri.
diperdagangkan, tapi
mereka adalah
Sementara ini sudah ada sejumlah
dua hal yang berbed
a. Jika Anda ingin
perusahaan baru yang dibentuk hanya
menimbulkan polusi
lebih banyak, Anda
untuk memperdagangkan dan meraup
dapat membeli kred
it yang dihasilkan
keuntungan dari kredit karbon.
orang lain, atau mem
beli ijin yang belum
digunakan orang lain
Anda juga telah belajar bahwa jika suatu
.
negara atau perusahaan terlibat dalam
aktivitas pengikatan karbon (menyerap
karbon dari atmosfir seperti halnya pohon) dan
bukannya melepaskan karbon, mereka juga dapat menciptakan kredit karbon. Dan jika mereka
mencegah emisi karbon, misalnya ketika mereka melindungi kerusakan akibat dari penebangan
atau konversi menjadi perkebunan, mereka juga dapat menciptakan kredit karbon.
29
REDD
apa itu
30
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Jadi, ide di balik usulan “solusi pasar” ini adalah untuk mendanai proyek-proyek
REDD lewat penjualan kredit karbon yang diciptakan ketika hutan dilindungi.
36% dari kredit karbon yang diperdagangkan di pasar sukarela berasal dari proyek-proyek di
bidang reforestasi dan penghutanan kembali. Namun, perdagangan kredit yang diciptakan dari
deforestasi yang berhasil dihindari (ketika berhasil mencegah deforestasi yang direncanakan
atau diperkirakan) sejauh ini masih sedikit, hanya mencapai 3% dari pasar sukarela.
Terdapat banyak implikasi dari sistem pasar terhadap masyarakat adat, dan amatlah penting untuk
memikirkan dampak positif dan negatif yang mungkin terjadi jika kita sedang mempertimbangkan
untuk bergabung dengan sebuah proyek yang didanai lewat pasar. “Daftar isian pemeriksaan”
di halaman 61-65 ditujukan untuk membantu kita memikirkan beberapa implikasi ini.
Sistem pasar kredit karbon mendulang kritik karena mengijinkan negara
industri untuk membeli kredit karbon di negara lain, terutama negara
berkembang, yang mungkin lebih murah dari pada biaya pengurangan emisi
karbon mereka sendiri. Karenanya, sistem ini memungkinkan negara-negara
maju untuk terus mencemarkan atmosfir sebanyak sebelumnya selama mereka
mampu membeli kredit karbon untuk menggantikan emisi karbon mereka. Ini
sama saja dengan membeli hak untuk tetap melakukan pencemaran.
2. Pembiayaan lewat pendanaan
Pendanaan adalah suatu mekanisme yang digunakan orang, lembaga atau pemerintah untuk
mengumpulkan uang untuk mendanai suatu program, proyek, usaha atau lembaga (seperti
sekolah atau panti asuhan, dll.). Uang hasil pendanaan ini disimpan dalam sebuah rekening
bank, dan ada orang yang mengurusnya, yang berarti bahwa tugasnya adalah memastikan
uang tersebut digunakan sesuai tujuan pengumpulannya. Dana ini bisa berasal dari dana
publik (Bank Dunia, atau pemerintah nasional) atau uang swasta (dari bank, atau yayasan atau
perusahaan).
Dana untuk REDD dapat diciptakan pada tingkat global, atau
tingkat regional (seperti Asia, Afrika, dll.). Sebagai contoh,
pemerintah Tuvalu, sebuah negara kepulauan kecil di Samudera
Pasifik, mengusulkan pembentukan Dana Retensi Hutan
Internasional. Pemerintah negara-negara lalu menyetorkan
sejumlah uang hasil pemungutan pajak dari kegiatan yang
berbahaya bagi iklim (seperti perjalanan udara, bahan bakar asal
fosil yang menjalankan kapal laut, pesawat terbang, dll.) ke dalam
dana tersebut. Uang ini lalu akan digunakan untuk membiayai
konservasi hutan. Usulan ini mencakup kompensasi bagi
kelompok masyarakat yang melindungi dan memanfaatkan hutan
secara berkelanjutan. Pemerintah negara-negara yang menerima
uang ini akan membuat laporan setiap tahunnya ke UNFCC COP
(Pertemuan tahunan negara-negara anggota UNFCCC) tentang
perkembangan upaya konservasi hutan mereka.
31
REDD
apa itu
Dana Publik
Beberapa organisasi internasional juga telah membentuk dana atau program yang dimaksudkan
untuk mendukung REDD. Bank Dunia telah membentuk Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (Forest
Carbon Partnership Facility/FCPF) dan Program Investasi Hutan (Forest Investment Program/
FIP). PBB telah membentuk Program Kolaboratif PBB untuk REDD (UN Collaborative Program
on REDD) atau UN-REDD, yaitu sebuah program
kemitraan
antara
Badan
Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agricultural
Organisation/FAO), Program Pembangunan PBB
(UNDP) dan Program Lingkungan Hidup PBB
Penting untu
k dicatat bah
(UNEP). Kita akan belajar lebih lanjut tentang mereka
wa …
Berlawana
nanti.
n dengan s
istem pasa
kredit kar
r
bon, menu
rut sistem
pendanaan
Beberapa negara industri juga telah membentuk
yang diusu
lkan tidak
dana untuk mendukung REDD. Norwegia,
mungkin b
lah
agi pemerin
tah negara
misalnya, telah meluncurkan Prakarsa Hutan dan
mana pun
, dan karen
anya juga
negara-ne
Iklim Internasional mereka (International Climate
gara indus
tri yang ka
untuk men
and Forest Initiative) dan akan menyediakan dana
ya,
gganti emis
i (“mengha
sebesar 600 juta dolar Amerika setiap tahunnya
emisi) yan
pus”
g mereka t
imbulkan.
selama enam tahun ke depan untuk mendukung
program UN-REDD dan proyek-proyek lainnya
(termasuk FIP-nya Bank Dunia).
Norwegia berkeyakinan bahwa pendekatan berbasis pasar dan berbasis dana untuk REDD
keduanya dibutuhkan. Contoh lain adalah Australia yang berkomitmen untuk menyediakan
pendanaan sebesar 185 juta dolar Amerika selama 5 tahun ke depan terutama untuk Indonesia,
Papua Nugini dan Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan milik Bank Dunia.
Penting untuk Kita ketahui adalah bahwa dana-dana publik ini menyatakan bahwa mereka
akan menghentikan kegiatan mereka akhir tahun 2012 kecuali mereka diminta oleh negara
anggota UNFCCC untuk melanjutkannya. Alasan yang mereka berikan adalah bahwa UNFCCC
masih belum menentukan peraturan internasional apa saja yang akan diterapkan untuk REDD
dan bagaimana REDD akan dibiayai. Keduanya merupakan isu-isu sulit yang saat ini sedang
diperdebatkan dalam negosiasi-negosiasi UNFCCC.
Dana Swasta
Selain dana yang dibentuk organisasi-organisasi dan pemerintah-pemerintah internasional, ada
dana swasta yang jumlahnya meningkat secara tetap yang dibentuk oleh tidak hanya lembaga
konservasi alam (seperti Nature Conservancy, Conservation International, World Wide Fund for
Nature US, Center for International Forestry Research, dll.), namun juga yayasan-yayasan dan
perusahaan-perusahaan swasta.
Salah satu contoh proyek REDD yang didukung oleh yayasan swasta adalah the Rainforest
Project, yang diluncurkan oleh Pangeran Charles dari negara Inggris. Proyek ini didanai oleh
12 perusahaan besar seperti perusahaan tambang Rio Tinto, atau bank-bank seperti Morgan
Stanley, Goldman Sachs, Deutsche Bank. Contoh lain untuk prakarsa besar bersama adalah
the Noel Kempff Climate Action Project di Bolivia oleh yang dijalankan oleh The Nature
32
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Conservancy (TNC), Fundación Amigos de la Naturaleza (FAN), pemerintah Bolivian, dan
tiga perusahaan energi (American Electric Power, Pacifi Corp, dan BP Amoco). Di Indonesia,
Bank Merrill Lynch dari AS mendanai proyek Ulu Masen di Sumatra. Beberapa yayasan telah
mempunyai program deforestasi sebelumnya dan kini mereka mendukung kegiatan-kegiatan
yang terkait dengan REDD. Diantara yayasan-yayasan ini adalah Gordon and Bett y Moore
Foundation yang memiliki proyek di sungai Amazon, dan David and Lucile Packard Foundation
di Brasil; atau Rockefeller Foundation yang
mendukung Prakarsa Iklim Clinton (Clinton
Climate Initiative) untuk mengembangkan
Bagaimana membuktikan …
proyek kehutanan di negara-negara tropis.
Meskipun demikian, penting diingat bahwa
banyak dari proyek-proyek baru dimulai
dan sebagian menghadapi banyak kritikan
tentang apakah mereka sungguh-sungguh
dapat mengurangi emisi atau tidak. Proyek
Aksi Iklim Noel Kempff (Noel Kempff Climate
Action Project) di Bolivia, misalnya, dikritik
Greenpeace, yang mengatakan bahwa
proyek ini sampai sekarang belum mampu
membuktikan klaimnya untuk mengurangi
emisi secara permanen dan efektif. (Lihat
bagian ‘informasi lebih lanjut’ untuk berita
lebih detil).
Sebuah masalah mendasar ten
tang
proyek REDD yang sudah ber
jalan adalah
amatlah sulit bagi proyek-proye
k ini untuk
membuktikan (“memverifikasi
” dalam
bahasa resmi) bahwa mereka
sungguhsungguh dapat mengurangi em
isi dari
deforestasi dan degradasi hutan
. Jika
mereka tidak dapat menguran
gi emisi,
maka seluruh landasan sistem
REDD perlu
dipertanyakan. Tolong lihat bag
ian “Untuk
keterangan lebih lanjut” di akh
ir dokumen
ini untuk informasi tambahan
tentang
masalah-masalah ini.
Karena dana swasta bersifat sukarela, mereka tidak tergantung pada kesepakatan internasional
manapun tentang pendanaan REDD di masa depan.
Pengaturan pendanaan di masa mendatang
Karena UNFCCC masih perlu memutuskan bagaimana pelaksanaan pendanaan REDD di
masa depan, program-program yang sudah ada yang sedang mengujicobakan berbagai cara
pendanaan REDD menjadi amat penting dan berpengaruh besar. Program-program ini diduga
sangat berpengaruh hanya karena mereka menawarkan sebuah model bagaimana pendanaan
dapat dilakukan. Yang paling berpengaruh dari program-program ini adalah program UN-REDD
dan Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (World Bank’s Forest Carbon Partnership Facility) milik
Bank Dunia dan Program Investasi Hutan (Forest Investment Programme).
BANK DUNIA DAN REDD
B
ank Dunia ingin memainkan peranan utama dalam mempromosikan dan
membentuk REDD. Bank ini telah membentuk dua Dana Investasi Iklim (Climate
Investment Funds/CIFs) yang besar, Dana Iklim Strategis (Strategic Climate Fund/SCF) dan
Dana Teknologi Bersih (Clean Technology Fund/CTF), yang ditujukan untuk mendukung
33
REDD
apa itu
pengembangan teknologi bersih dan prakarsa-prakarsa lain yang berhubungan dengan
perubahan iklim. Salah satu program di bawah prakarsa SCF, adalah Program Investasi Hutan
(Forest Investment Programme/FIP) yang langsung berkenaan dengan REDD (Kita akan
mempelajari hal ini di halaman-halaman berikut). Terpisah dari dana-dana ini, namun terkait erat
dengan tugas yang mereka lakukan adalah Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (Forest Carbon
Partnership Facility/FCPF). Marilah kita lihat program ini dulu dari dekat.
Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (The Forest Carbon Partnership Facility)
Mekanisme utama Bank Dunia untuk mempromosikan REDD (di samping FIP, yang akan kita
bahas kemudian) adalah sebuah skema yang disebut Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (Forest
Carbon Partnership Facility/FCPF). FCPF bertujuan membantu upaya negara berkembang
mengurangi emisi akibat deforestasi dan degradasi hutan. Ini rencananya akan dicapai lewat
dua pendanaan:
1. Mekanisme Kesiapan (The Readiness Mechanism) bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas bagi REDD. Idenya adalah negara yang ingin memulai program-program REDD
perlu memiliki pengetahuan dan kecakapan teknis yang diperlukan sebelum mereka mampu
melaksanakannya. FCPF membantu 37 negara berkembang di daerah tropis dan sub-tropis
menyiapkan program-program besar REDD di masa depan. Langkah konkrit yang dilakukan
FCPF adalah:
1) Membantu negara-negara membuat perkiraan seluruh karbon yang ada di hutan-hutan
mereka (cadangan karbon hutan nasional), dan mengidentifikasi sumber-sumber emisi
karbon dari hutan;
2) Membantu para negara-negara mendefinisikan apa yang disebut sebagai “skenario
referensi” (reference scenario). Jika kita ingin mengetahui berapa banyak emisi karbon
yang kita cegah di tahun tertentu dengan menurunkan deforestasi lewat REDD, kita
perlu mengetahui berapa banyak karbon yang ada sebelum program REDD dimulai.
Perkiraaan emisi karbon akibat deforestasi dan degradasi hutan sebelum dimulainya
program REDD adalah apa yang disebut “skenario referensi” karena itu adalah referensi
yang harus diacu pihak pemerintah saat melaporkan berapa banyak karbon yang
telah berhasil dikurangi. Bank Dunia juga menyediakan bantuan teknis bagi negaranegara ini untuk menghitung dan membandingkan ongkos berbagai cara menurunkan
deforestasi dan degradasi hutan, dan merancang strategi REDD masing-masing
berdasarkan perhitungan ini.
2. Mekanisme Pembiayaan Karbon (The Carbon Finance Mechanism). Baru sedikit negara
yang ikut serta dalam Mekanisme Kesiapan diundang untuk menjadi bagian dari program uji
coba untuk menguji REDD. Ingat, ide dasar REDD adalah untuk menyediakan kompensasi
finansial atas upaya melindungi hutan (dan bukannya menebangi atau mengubahnya menjadi
perkebunan, dsb.), dan dengan demikian mengurangi emisi karbon.
Tawaran untuk memberikan penghargaaan finansial atas upaya mengurangi deforestasi dan
degradasi hutan disebut “menciptakan insentif positif”. Pembayaran kompensasi akan diberikan
kepada suatu negara jika mereka mampu mengurangi emisi di bawah level “skenario referensi”
yang dijelaskan di atas.
34
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Namun, banyak orang dan di atas segalanya masyarakat adat, sama sekali
tidak senang dengan Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan, dan kita sering kali
mengecam Bank Dunia dengan keras. Pertama-tama, Bank Dunia sebelumnya
tidak melakukan konsultasi dengan masyarakat adat secara layak. Dalam
hal ini Bank Dunia bahkan mengabaikan kebijakan perlindungannya sendiri
dan peraturan FCPF. Menurut kebijakan ini, Bank Dunia diwajibkan untuk
mempertimbangkan kebutuhan akan partisipasi yang efektif dari masyarakat
adat yang menggantungkan hidup dari hutan dan masyarakat lain yang
tinggal di hutan dalam semua keputusan yang dapat merugikan mereka.
Hak-hak mereka yang dijamin undang-undang nasional dan kewajiban
internasional (jika negara bersangkutan merupakan penanda tangan
kesepakatan internasional mana pun tentang HAM) harus dihormati.
Mekanisme Kesiapan dan Mekanisme Pendanaan Karbon ini dipandang dapat menuju ke
pembentukan sebuah sistem pendanaan REDD yang jauh lebih besar di masa depan. Bank
Dunia sendiri menuliskan di situsnya bahwa mereka berharap dapat “mengembangkan sebuah
instrumen besar baru yang realistis dan hemat untuk melawan deforestasi, untuk melindungi
iklim dunia, menurunkan kemiskinan, menangani sumber daya air bersih, dan melindungi
keanekaragaman hayati”.
Jadi, terdengar hebat, bukan?
Namun, di setiap negara yang telah menyajikan strategi dan proposal REDD nasional mereka
yang telah disetujui oleh Bank Dunia atas pendanaan awalnya (Indonesia, Panama dan Guyana)
konsultasi dengan masyarakat adat tidak dilakukan dengan layak, dan partisipasi masyarakat
ini dalam proses pengambilan keputusan tidak dijamin. Baik di Indonesia maupun di Guyana,
organisasi masyarakat adat di tingkat nasional telah mendesak Bank Dunia untuk menahan
pengucuran pendanaan apa pun lewat Mekanisme Kesiapan sampai isu-isu penting yang amat
mendasar seperti hak atas tanah dan konsultasi yang layak dapat ditangani.
Bank Dunia memiliki beberapa kebijakan dan prosedur yang antara lain dipandang dapat
menjamin bahwa HAM tidak dilanggar. Di antaranya adalah Prosedur Operasional 4.10 tentang
masyarakat adat yang memberikan perlindungan
tertentu bagi masyarakat
adat, meskipun standarnya jauh lebih rendah dari
perlindungan yang diberikan Deklarasi PBB tentang
Hak-Hak Masyarakat Adat. Paling tidak, prosedur ini
Anda perlu m
engetahui bah
mengikat negara yang menerima pinjaman atau hibah
wa
FCPF memilik
i apa yang dis
ebut
dari Bank Dunia untuk melakukan konsultasi dengan sebagai Kom
ite Anggota (P
a
rt
ic
masyarakat adat yang tanahnya terkena dampak, dan Committee),
ipant
yang menyed
iakan dua
untuk memastikan bahwa ada “dukungan masyarakat kursi bagi w
akil masyarak
at adat.
luas” bagi sebuah proyek atau kegiatan sebelum Bank
Jadi, jika nega
ra Anda ikut se
Dunia memberikan persetujuan pendanaannya.
dalam FCPF, A
rta
nda bisa mend
apatkan
informasi lebih
b
a
n
y
a
k
d
en
gan
Kebijakan perlindungan dari Bank Dunia ini menghubun
gi wakil-wakil
ini (lihat
tidak hanya kurang jelas dan lemah, namun ada
informasi di a
khir buku ini)
kebingungan dan ketidakjelasan tentang bagaimana
.
35
REDD
apa itu
dan kapan kebijakan dan prosedur ini diaplikasikan dalam kegiatan yang direncanakan menurut
Mekanisme Kesiapan FCPF. Sampai bulan September 2009, belum ada satu pun rencana
yang dikembangkan menurut FCPF dikaji secara penuh oleh Bank Dunia untuk melihat apakah
mereka sejalan atau tidak dengan kebijakan dan prosedur Bank Dunia.
FCPF juga memiliki Piagamnya sendiri, yaitu dokumen yang memberikan peraturan yang
harus dipenuhi oleh kegiatan-kegiatan yang direncanakannya. Piagam tersebut, di antara
persyaratannya, mengatakan bahwa kegiatan yang didanai oleh Fasilitas harus juga memenuhi
kewajiban internasional dari negara peminjam. Kewajiban ini mengacu pada kesepakatan
internasional (seperti Konvensi atau Kovenan) yang ditandatangani banyak negara. Namun,
meskipun FCPF telah bekerja sejak tahun 2008 masih belum ada cara yang jelas bagi Fasilitas
untuk menjamin bahwa standar penting ini dapat dipenuhi.
Program Investasi Hutan (The Forest Investment Programme/FIP)
Bank Dunia akan mulai mendanai kegiatan-kegiatan di bawah skema Program Investasi Hutan
(Forest Investment Programme/FIP) di tahun 2010. FIP berharap akan menerima pendanaan
sebesar 1 - 2 miliar dolar AS untuk kegiatan mempromosikan dan mendukung “pengelolaan
hutan berkelanjutan” dan penghutanan kembali, termasuk REDD.
FIP merupakan sesuatu yang menarik secara khusus bagi masyarakat adat dan masyarakat
sekitar hutan karena berupaya mencapai empat tujuan, yang semuanya penting bagi masyarakat
adat. Keempat tujuan tersebut adalah:
1. Mempengaruhi kebijakan kehutanan negara-negara berkembang “secara transformasional”
(yang berarti: dengan tujuan untuk mengubahnya) dengan meningkatkan pendanaan,
mendukung penegakan hukum kehutanan, menangani “penyebab deforestasi” dan
kegiatan lainnya;
2. Mendorong pendanaan untuk REDD;
3. Mengadakan proyek uji coba yang menunjukkan kaitan antara kebijakan dan perundangundangan dengan konservasi, peningkatan retensi tutupan hutan dan cadangan karbon;
serta
4. Menghasilkan pembelajaran untuk negosiasi di Kopenhagen di bawah UNFCCC.
Jadi, salah satu tujuan FIP adalah
mengubah UU dan kebijakan negara
bersangkutan. Tentu saja ini berarti
nk
Keterlibatan Ba
m
bahwa FIP akan memiliki dampak
la
a
d
si
ik
d
a
tr
Kon
langsung kepada kehidupan dan sumber
Dunia
terlibatan
penghidupan masyarakat penghuni hutan.
rakan tentang ke
ca
bi
em
m
a
ik
n
et
K
anisme pendanaa
Wakil masyarakat adat berjuang dengan
ek
m
m
la
da
ia
un
Bank D
unjukkan
sengit untuk memastikan bahwa FIP akan
, kita harus men
lim
ik
n
ha
ba
ru
pe
si
mensyaratkan persetujuan tanpa paksaan
k Dunia di satu si
bahwa walau Ban
k
tu
(FPIC) dari masyarakat adat sebelum
komitmennya un
an
ik
as
ar
kl
de
men
arsamereka menyetujui suatu kegiatan yang
n iklim lewat prak
elawan perubaha
m
danai
memiliki dampak terhadap masyarakat
ia juga terus men
P,
FI
i
rt
pe
se
sa
akar
sil skala
adat dan tanah mereka. Namun, terlepas pr
han bakar asal fo
ba
an
ng
ba
em
ng
pe
ri ekstraktif.
besar dan indust
36
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
dari upaya ini, referensi yang diusulkan tentang persetujuan tanpa paksaan telah dicabut dari
dokumen final. Kita memiliki alasan yang jelas atas kekhawatiran kita bahwa FIP tidak akan
mengadopsi atau mengikuti pendekatan pembangunan dan konservasi hutan yang didasarkan
atas pengakuan hak-hak masyarakat adat dan masyarakat hutan lainnya.
Ada keprihatinan baik dari kelompok pemerhati HAM dan kelompok pemerhati lingkungan bahwa
FIP mungkin digunakan untuk mendukung perkebunan konvensional skala besar dan kegiatan
penebangan. Keprihatinan ini muncul karena sesuai dengan Dokumen Rancangan Program
Investasi Hutan, Bank Dunia berniat untuk mempromosikan “investasi pertanian dalam konteks
perencanaan pemanfaatan lahan yang dirasionalisasikan; dan intensifikasi pertanian termasuk
“agro kehutanan” (halaman 7). Amatlah mungkin penebangan dan perkebunan skala besar akan
dimasukkan sebagai bagian dari “perencanaan pemanfaatan lahan yang dirasionalisasikan“
atau sebagai salah satu bentuk dari “agro kehutanan”.
Masyarakat adat telah menekan Bank Dunia tentang partisipasi yang efektif dalam perancangan
program tersebut, dan perwakilan masyarakat adat dilibatkan dalam lokakarya perancangan.
Namun, seruan berulang kali untuk menghormati UNDRIP dan hak atas persetujuan tanpa
paksaan diabaikan dan karenaya tidak dicantumkan dalam
dokumen perancangan akhir.
FIP saat ini sedang dalam proses pembentukan
Dan janji lainnya …
“Sub-Komite” yang akan mengawasi dan memandu
kerjanya, dan yang akan memberi persetujuan
k
CPF dan FIP, Ban
pendanaan proyek atau program. Diharapkan
Terpisah dari F
an
mempublikasik
bahwa Sub-Komite sudah terbentuk menjelang
Dunia juga telah
k
ntuk membentu
kuartal pertama tahun 2010 dan akan memasukkan
komitmennya u
i permanen bagi
as
lt
su
on
k
e
m
is
sedikitnya dua wakil masyarakat adat.
mekan
at
at dan masyarak
masyarakat ad
gan manajemen
Bank Dunia juga telah mengumumkan kepada penghuni hutan den
un, proses ini
publik bahwa ia akan membentuk sebuah
Bank Dunia. Nam
ih
itunda dan mas
“Prakarsa Khusus” bagi masyarakat adat dan tampaknya telah d
bagaimana atau
masyarakat penghuni hutan dalam skema FIP belum jelas kapan,
e seperti itu akan
yang memungkinkan masyarakat adat memiliki apakah mekanism
an.
uh dikembangk
akses langsung kepada pendanaan dan dukungan
sungguh-sungg
bagi kegiatan mereka terkait upaya mengurangi
deforestasi. Namun, prakarsa ini masih dalam tahap
perencanaan.
PROGRAM KOLABORATIF PBB TENTANG REDD (UN-REDD)
P
rogram UN-REDD dibentuk di bulan September 2008 dan dijalankan bersama
oleh tiga organ PBB terbesar, yaitu UNDP, UNEP dan FAO. Pemerintah
Norwegia telah menyediakan pendanaan awal untuk UN-REDD meskipun program ini sedang
menggalang pendanaan lebih besar dari pemerintah lainnya.
37
REDD
apa itu
Sasaran UN-REDD adalah untuk membantu negara berkembang dan masyarakat internasional
untuk mendapatkan pengalaman dalam berbagai cara pembayaran REDD dan bagaimana
menangani risiko terkait.
UN-REDD secara eksplisit sedang mempromosikan REDD berbasis pasar dan yang disebut
sebagai Pembayaran Jasa Lingkungan (Payments for Ecosystem Services/PES), meskipun
ada perbedaan yang amat penting antara PES dan REDD. Jika REDD masih mengijinkan polusi
untuk berlanjut di tempat lain, dan menimbulkan masalah-masalah polusi biasa, PES tidak.
UN-REDD saat ini sedang mendukung proyek uji coba di sepuluh negara, yaitu Bolivia, Republik
Demokratik Kongo, Indonesia, Panama, Papua New Guinea, Paraguay, Tanzania, Vietnam, dan
Zambia.
Seperti program FCPF-nya Bank Dunia, proyek-proyek ujicoba ini memiliki dua tujuan:
1. Mencoba mebantu negara-negara menyiapkan skema REDD masa depan (disebut
”kegiatan kesiapan” karena mereka dicanangkan untuk menciptakan kapasitas pemerintah
yang “siap” untuk REDD);
2. Menguji sistem pembayaran REDD yang telah dikembangkan.
Ini berarti bahwa dengan bantuan proyek-proyek ujicoba ini program UN-REDD ingin mengkaji
apakah dukungan teknis yang disediakan dan sistem pembayaran yang dirancang dapat
sungguh-sungguh menciptakan insentif yang dibutuhkan untuk menjamin tercapainya reduksi
emisi yang jelas, terukur dan berlangsung lama. Di saat yang sama, jasa ekosistem lainnya
yang disediakan hutan (seperti konservasi keanekaragaman hayati, air bersih, dll.) selayaknya
dipelihara dan ditingkatkan.
Yang paling penting untuk Anda ketahui adalah bahwa
Program UN-REDD menyatakan bahwa program ini
akan menerapkan “pendekatan berbasis hak”. Ini berarti
bahwa dalam semua kegiatan yang ia dukung program
ini harus menghormati dan mempromosikan hak-hak
seluruh masyarakat yang terkena dampak atau terlibat
dalam kegiatan ini.
Program UN-REDD juga telah membuat rencana
tentang cara memonitor kegiatannya, dan menjamin
bahwa cara-cara ini akan sesuai dengan peraturan
program. Sebagai contoh, program ini berniat untuk
menyediakan pelatihan bagi pemerintah negaranegara tentang Deklarasi PBB tentang Hak-Hak
Masyarakat Adat, untuk meningkatkan kesadaran
tentang pengetahuan adat dan untuk mengembangkan
alat-alat untuk mengkaji “manfaat bersama” (yang
berarti manfaat lain di luar pengurangan emisi karbon).
Namun dalam rencana monitoring tersebut sejauh ini
terdapat kekurangan hal-hal yang paling krusial, yaitu
kriteria, indikator dan alat untuk memonitor dan untuk
38
Baik untuk diketahui …
UN-REDD juga menyatakan bahwa
mereka akan mematuhi PedomanPedoman Kelompok Pembangunan
PBB tentang Masyarakat Adat (United
Nations Development Group Guidelines
on Indigenous Peoples). Di bulan
Pebruari 2008 pedoman-pedoman
ini diperbarui untuk membuatnya
konsisten dengan Deklarasi PBB
tentang Hak-Hak Masyarakat Adat.
Pedoman-pedoman ini antara lain
merekomendasikan bahwa langkahlangkah PBB harus menghormati hak
atas persetujuan tanpa paksaan dan
mengakui hak kolektif masyarakat
adat atas tanah dan wilayah mereka.
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
memverifikasi secara independen dampak pada HAM, atau seberapa baiknya program-program
REDD dijalankan oleh pemerintah terkait.
Karenanya tetap menjadi kurang jelas bagaimana PBB akan menjamin bahwa komitmennya pada
pendekatan berbasis hak akan dapat diaplikasikan dalam kenyataannya atau bagaimana PBB
akan merespon tuntutan masyarakat adat bahwa mekanisme monitoring yang dikembangkan
dapat memberi jaminan bahwa seluruh kegiatan sesuai dengan Panduan Masyarakat Adat ini.
MENGAPA PENTING BAGI MASYARAKAT ADAT
UNTUK MENGENAL REDD?
D
ari apa yang sudah Anda pelajari sampai sejauh ini, Anda sudah dapat membayangkan
bahwa REDD mempunyai potensi untuk merugikan hak Anda untuk memanfaatkan, memiliki
dan mengelola tanah dan sumber daya alam Anda. REDD bisa berdampak pada seluruh cara
hidup Anda, ke arah yang lebih baik atau lebih buruk.
REDD sedang diimplementasikan di negara-negara berkembang di daerah tropis dan subtropis
dan difokuskan pada wilayah hutan – di banyak tempat, wilayah tradisional dan adat milik
masyarakat adat. Hutan-hutan ini telah dihuni oleh masyarakat kita selama ratusan atau bahkan
ribuan tahun. Kita telah memanfaatkan, mengelola dan membentuk hutan-hutan dengan
cara yang berbeda-beda. Bukannya menghancurkannya, praktek-praktek pemanfaatan dan
pengelolaan lahan tradisional telah menciptakan lansekap yang lebih beragam, dan karenanya
menambah keanekaragaman hayati.
REDD bertujuan untuk mendukung konservasi hutan, dan akan menyediakan uang dalam
jumlah besar sekali dari negara-negara industri untuk tujuan ini.
Meskipun kita mungkin sepakat bahwa konservasi hutan adalah kepentingan semua orang,
dan pastinya merupakan kepentingan masyarakat adat yang mengantungkan sumber
penghidupannya pada hutan, kita dapat mengharapkan, sebagaimana akan kita lihat di bawah,
bahwa program-program ini juga dapat berdampak sangat negatif terhadap masyarakat adat.
Skema REDD akan menyusun peraturan-peraturan tentang apa yang bisa dan tidak bisa
dilakukan di dalam hutan, mengatur kegiatan seperti pertanian, perburuan, pengumpulan
tanaman pangan, obat-obatan, kayu bakar dan kayu bangunan atau pemanfaatan sumber daya
hutan lainnya.
39
REDD
apa itu
Amatlah mungkin bahwa proyek-proyek REDD akan berdampak terhadap masyarakat adat
seperti kawasan lindung. Sebenarnya, dalam hal-hal tertentu mereka merupakan bentuk baru
dari kawasan lindung, yaitu kawasan lindung karbon.
Masyarakat adat di seluruh dunia merasa semakin cemas akan REDD karena pengalaman masa
lalu mereka menunjukkan bahwa pemerintah dan kalangan usaha swasta sering kali menolak
untuk mengakui hak-hak dan kepentingan mereka dalam kebijakan dan program kehutanan.
Masyarakat adat juga prihatin dengan dampak proyek-proyek REDD terhadap kepemilikan atau
pengakuan atas penguasaan lahan, terutama karena tidak satupun perundangan-undangan
nasional yang baru tentang REDD dan tidak satupun program-program REDD internasional
menjadikan keamanan penguasaan lahan sebagai pra-kondisi untuk REDD. Serupa dengan
apa yang terjadi dengan konsesi pertambangan dan penebangan, adalah mungkin bahwa
pemerintah akan memilih untuk menjual hak karbon pada lahan tanpa kepemilikan tanpa
mengacu atau berkonsultasi dengan pemilik tradisional lahan terkait.
Namun, mungkin juga ada peluang-peluang baru yang dapat membantu masyarakat adat
dalam perjuangannya jika hak-hak mendasar masyarakat adat dihormati dan jika kontrol atas
rancangan dan pengelolaan proyek-proyek REDD berada di tangan masyarakat adat. Posisi
organisasi-organisasi masyarakat adat terhadap REDD karenanya amat berbeda. Sebagian
bersikeras menentang ide memperlakukan hutan terutama hanya sebagai penyimpan karbon,
dan mereka menolak semua jenis perdagangan karbon hutan. Yang lainnya menerima bahwa
mungkin terdapat manfaat-manfaat, dan menuntut posisi masyarakat adat dicantumkan dalam
proses nasional dan internasional.
Dalam setiap kasus, baik untuk Anda maupun untuk masyarakat
mengetahui segalanya tentang REDD, apa saja manfaat yang
saja dampak negatif yang dapat diperkirakan darinya, sehingga
bernegosiasi dan mempertahankan hak-hak Anda seandainya
mengincar tanah dan wilayah Anda.
Anda adalah penting untuk
bisa didapat darinya, apa
Anda akan siap dan dapat
ada program REDD yang
APA SAJA DAMPAK YANG MUNGKIN DITIMBULKAN REDD
TERHADAP MASYARAKAT ADAT?
MASALAH UMUM DENGAN REDD
S
udah menjadi jelas bahwa REDD, sebagaimana ia dirancang, memiliki beberapa kelemahan,
bahkan bahaya. Sebagian merupakan masalah teknis, namun sebagian besar merupakan
masalah etika.
40
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Masalah “kebocoran”: Melindungi di sini, menebang di sana
Kebocoran terjadi ketika ada lubang pada sebuah wadah. Dalam konteks REDD hal ini mengacu
pada masalah memastikan bahwa program atau proyek REDD
tidak
memiliki
“lubang”, yaitu, bahwa ketika deforestasi dicegah di satu
daerah, ia tidak pindah ke daerah lain. Misalnya, bayangkan
bahwa pemerintah memberikan sebuah konsesi kepada
perusahaan untuk mengkonversi hutan menjadi
perkebunan kelapa sawit. Dikarenakan program
REDD hutan tidak ditebang dan tidak diubah menjadi
perkebunan kelapa sawit karena perusahaan dan
pemerintah menerima kompensasi atas persetujuan
untuk tidak menebangi hutan dan menanam kelapa
sawit. Namun, bagaimana kita bisa memastikan
bahwa perusahaan yang sama (dan instansi yang
berwewenang) tidak membuka perkebunan di lain
tempat, yang selama ini tidak diperuntukan untuk
perkebunan? Itulah yang disebut sebagai “kebocoran”.
Masalah “tambahan” and “insentif sesat”: Membayar orang yang salah dan mendorong
deforestasi
Untuk dapat dimasukkan ke dalam sebuah program REDD, sang pemilik bersangkutan –
pemerintah, perusahaan atau masyarakat – harus dapat membuktikan bahwa “carbon gains”,
yaitu karbon yang dicegah terlepas ke atmosfir (dan malah disimpan di pohon), tidak akan
terjadi tanpa pembayaran kompensasi yang ditawarkan. Dengan kata lain, mereka harus dapat
membuktikan bahwa tanpa pembayaran kompensasi maka hutan akan ditebang. Istilah teknis
untuk hal ini adalah membuktikan “additionality”, yang berarti membuktikan bahwa “ada karbon
“tambahan” yang berhasil disimpan. Hal ini penting karena karbon yang disimpan dijual sebagai
“kredit” karbon kepada seseorang di negera berkembang sehingga mereka dapat memenuhi
batasan emisi mereka, atau melampauinya.
Jadi, jika orang melindungi hutan untuk alasan selain menyimpan karbon di pohon, mereka
tidak berhak atas kompensasi dan karenanya tidak dimasukkan ke dalam program REDD.
Atau singkat kata: hanya hutan yang langsung terancam kehancuran atau degradasi saja yang
diperhatikan REDD.
Hal ini juga berarti bahwa orang yang akhirnya
mendapatkan manfaat dari REDD adalah mereka yang
menghancurkan hutan seperti pemilik peternakan
atau perusahan kelapa sawit, dan bukan mereka
yang melindungi hutan, seperti masyarakat adat.
Dan yang paling mengkhawatirkan adalah bahwa
REDD mungkin dalam kenyataan justru mendorong
orang atau perusahaan seperti ini untuk mulai
menghancurkan hutan agar dapat dimasukkan ke
dalam program REDD dan mendapatkan akses ke
41
REDD
apa itu
uang kompensasi. Karena dorongan atau “insentif” seperti ini sama sekali bertolak belakang
dengan tujuan REDD maka hal ini disebut “insentif sesat”.
Jadi, sesungguhnya ada risiko yang serius akan terjadinya peningkatan deforestasi selama fase
negosiasi tentang REDD yang sekarang sedang berlangsung. Misalnya, pemerintah Guyana
mengancam akan meningkatkan tingkat deforestasi kecuali negara ini diberi kompensasi dari
REDD untuk tidak melakukannya.
Masalah lainnya adalah definisi hutan yang digunakan di PBB tidak membedakan antara hutan
alam dan perkebunan. Ini berarti bahwa sebuah perusahaan dapat mengganti hutan dengan
perkebunan, dan masih sah untuk diberi dukungan menurut program REDD.
Terakhir, begitu program-program REDD dibentuk, akan ada aliran dana yang luar biasa besar
dari negara industri ke negara berkembang. Ada risiko serius hilangnya sejumlah besar dana
akibat korupsi karena dana tersebut dikucurkan kepada beberapa pemerintahan terkorup di
dunia.
Mengukur dan memonitor – dan melupakan masyarakat dan akar penyebab deforestasi
Skema REDD sebagaimana perencanaannya kini menaruh banyak penekanan pada sistem
pengukuran karbon yang kompleks (berapa banyak karbon disimpan dalam sebuah hutan?),
akuntansi dan monitoring (berapa banyak karbon dapat disimpan lewat prakarsa REDD,
dibandingkan tanpa prakarsa REDD?), melakukan pendataan hutan yang baru (di mana jenis
hutan apa?), dan pada metode yang dapat membantu membuktikan bahwa pengurangan emisi
telah terjadi.
Namun, sangat sedikit perhatian sejauh ini ditujukan pada reformasi hukum yang menyediakan
kepastian hak kepemilikan atas tanah dan hutan bagi masyarakat dan karenanya
memberdayakan mereka untuk perlindungan hutan. Dan sangat sedikit program memasukkan
pengawasan dampak REDD terhadap masyarakat hutan, atau pengawasan apakah dan
seberapa baik penanggung jawab program (pemerintah dan lembaga donor) melakukan tugas
mereka.
Dalam semua hal ini lembaga internasional memfokuskan diri pada aksi di negara berkembang
dan mereka tidak menangani pendorong utama kerusakan hutan, yaitu perdagangan global dan
konsumsi global komoditas pertanian, kayu dan hasil hutan lainnya.
42
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Ada berapa banyak karbon
tersimpan dalam sebuah
pohon?
Jumlah karbon yang tersimpan
dalam sebatang pohon tergantung
pada kepadatan kayunya. Makin
padat dan makin keras kayu, makin
banyak karbon yang tersimpan.
Sebuah pohon dengan tinggi ratarata 15m dengan kepadatan kayu
sedang, menyimpan sekitar 100kg
karbon. Jadi untuk 1 ton karbon
diperlukan sekitar 10 pohon.
Dalam jangka panjang, perlindungan hutan hanya akan berfungsi jika ada tindakan serius
untuk menyelesaikan ketidakseimbangan dalam penguasaan lahan, diskriminasi terhadap
masyarakat adat, korupsi didalam kalangan pemerintah dan perusahaan, konsumsi berlebihan
dan industrialisasi yang tidak terkontrol.
Perdagangan karbon hutan: membantu pembuat polusi dan bukan membantu perubahan
iklim
Perdagangan karbon yang disimpan di hutan akan memungkinkan pembuat polusi berat di
negara industri untuk terus melepas gas rumah kaca. Amatlah mungkin bahwa jika perdagangan
karbon hutan diijinkan, hal ini akan menuju pada peningkatan kredit karbon yang tersedia di
pasar karbon. Seperti halnya pada seluruh komoditas yang diperdagangkan di pasar bebas,
harga akan jatuh dengan cepat jika suplai meningkat. Oleh karena itu, berdagang karbon
hutan mungkin tidak memiliki potensi nyata untuk membantu mengatasi perubahan iklim. Kita
hanya perlu menemukan cara untuk menghentikan pembakaran bahan bakar asal fosil, bukan
menciptakan celah yang memungkinkan polusi terus berlanjut.
43 43
REDD
apa itu
APA SAJA DAMPAK NEGATIF REDD TERHADAP MASYARAKAT KITA?
S
elama tidak ada jaminan bahwa hak-hak masyarakat adat diakui dan dilindungi program
REDD mana pun, ada bahaya nyata bahwa mereka akan berdampak amat serius terhadap
masyarakat Anda.
Mengabaikan hak-hak masyarakat adat: Relokasi dan perampasan lahan
Puluhan tahun terakhir, masyarakat adat dan masyarakat penghuni hutan lainnya telah
berjuang keras untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan untuk konservasi hutan berbasis
masyarakat. Dan dalam banyak kasus, mereka berhasil. Namun, dengan REDD kita khawatir
bahwa seluruh manfaat ini akan lenyap dan bahwa pemerintah akan lebih condong pada
pendekatan “pagar dan denda”. Dalam banyak kasus ini mungkin tidak hanya berarti peraturan
yang ketat bagi masyarakat hutan, namun pengusiran masyarakat dari “kawasan lindung
karbon”.
Pengalaman di masa lalu menunjukkan bahwa pendekatan “pagar dan denda” tidak berjalan
baik dan gagal mencegah kerusakan hutan atau musnahnya keanekaragaman hayati. Tidak
adanya pengakuan akan hak-hak masyarakat adat dan masyarakat hutan lainnya mencegah
mereka memperhatikan konservasi hutan dan mendorong pelanggaran oleh kelompok lain.
Malah, diperkirakan bahwa di bawah REDD akan terjadi peningkatan “pengkotakan wilayah
(zoning)” hutan oleh pemerintah, perusahaan dan NGO konservasi, dan bahwa akan terjadi
peningkatan pematokan kawasan lindung, cagar alam atau zona pengelolaan hutan berkelanjutan
(untuk penebangan bersertifikat) untuk menerima pembayaran REDD. Mayoritas “zoning hutan”
dan “program pengkelasan lahan” yang sudah ada di seluruh dunia mengabaikan hak-hak adat
dari masyarakat adat atas tanah dan wilayah mereka.
Dengan REDD nilai hutan akan meningkat dan karenanya tidak dapat diharapkan bahwa
pemerintah akan tertarik untuk memenuhi tuntutan masyarakat adat akan pengakuan hak-hak
mereka atas tanah dan wilayah mereka. Pembayaran kompensasi untuk konservasi hutan juga
mungkin akan menghasilkan spekulasi lahan di wilayah hutan, dan kecuali program REDD
melakukan tindakan untuk menjamin dan mengakui hak tanah adat masyarakat Anda, ada
risiko serius bahwa akan ada lebih banyak hutan yang diambil alih pendatang dan perusahaan
swasta.
44
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Berebut manfaat: bahaya meningkatnya ketidaksetaraan dan konflik sosial
Seiring dengan peningkatan pengambilan dan penjarahan manfaat hutan oleh orang luar dari
hutan masyarakat adat, konflik sosial akan meningkat. Namun REDD juga mungkin menimbulkan
lebih banyak konflik antar dan bahkan dalam masyarakat Anda. Peningkatan nilai hutan dan
manfaat yang dapat diperkirakan dari program REDD tidak diragukan lagi akan menimbulkan
lebih banyak konflik tapal batas antar masyarakat, atau antara tuan tanah lokal dan pemilik hutan.
Begitu pembayaran kompensasi menurut skema REDD mulai mengalir, terdapat juga risiko
bahwa akan ada lebih banyak konflik dan konflik-konflik baru antar dan di dalam masyarakat
jika tidak ada tindakan cermat untuk memastikan bahwa berbagai kelompok dan rumah tangga
yang berbeda dalam masyarakat ini mendapatkan manfaat yang sama dari pembayaran ini.
Mengincar praktek pemanfaatan lahan masyarakat adat:
Melarang cara hidup
Api sudah lama menjadi alat penting dalam pemanfaatan lahan dan pengelolaan hutan bagi
banyak masyarakat adat, tidak hanya bagi mereka yang tinggal di hutan tropis dan sub-tropis. Di
sabana Afrika, misalnya, peternak dan pemburu telah menggunakan api untuk mempertahankan
produktifitas ekosistem untuk ternak dan perburuan selama ribuan tahun. Api juga merupakan
teknologi kunci dalam perladangan gilir balik, yaitu sebuah metode pertanian yang diperkirakan
dipraktekkan 300 sampai 500 juta orang di seluruh dunia, yang banyak diantaranya adalah
masyarakat adat.
Namun, penggunaan api oleh masyarakat adat, sama halnya dengan banyak aspek dalam
sistem pemanfaatan sumber daya alam mereka, tidak banyak dipahami secara benar oleh
orang luar, terutama pakar kehutanan, jagawana dan mereka yang terlibat dalam pengelolaan
dan konservasi hutan. Akibatnya, praktek-praktek seperti itu telah dikecilkan dan dalam banyak
kasus bahkan dinyatakan ilegal.
Di abad perubahan iklim global ini, pemanfaatan dan praktek pengelolaan sumber daya alam
yang tergantung pada api semakin mendapat tekanan. Terutama dalam hal perladangan gilir
balik. Atas nama konservasi hutan pemerintah di seluruh dunia dan khususnya di Asia telah lama
berupaya mencari jalan untuk menghapuskan bentuk pemanfaatan lahan seperti ini. Wacana
45
REDD
apa itu
perubahan iklim kini menyediakan argumentasi tambahan untuk melarang perladangan gilir
balik. Di beberapa negara setiap tahunnya petani adat ditangkap karena melakukan perladangan
gilir balik.
Tidak hanya perladangan gilir balik, namun bentuk pemanfaatan lahan masyarakat adat lainnya,
seperti pembakaran hutan terkontrol untuk meningkatkan keragaman habitat bagi hewan buruan
dan hewan ternak, pengumpulan kayu bakar, penebangan pohon untuk bahan bangunan dan
keperluan lainnya, bahkan mengumpulkan hasil hutan lainnya kini dianggap sebagai salah
satu bentuk “degradasi hutan” menurut program-program REDD. Dan karena REDD bertujuan
mengurangi deforestasi dan degradasi hutan, masyarakat adat telah menjadi dan akan semakin
menjadi incaran program-program tersebut. Ini akan menimbulkan dampak yang dahsyat
terhadap cara hidup dan keamanan sumber penghidupan masyarakat yang terkena program.
NAMUN MUNGKINKAH REDD JUGA BERMANFAAT BAGI
MASYARAKAT ADAT?
M
eskipun banyak masyarakat adat meyakini bahwa REDD sama sekali tidak mendatangkan
manfaat bagi mereka, sebagian lainnya merasa bahwa ada kondisi-kondisi di mana REDD
dapat membantu mereka merealisasikan hak-hak mereka atas tanah dan sumber daya alam,
dan memberikan manfaat finansial bagi masyarakat mereka.
Sebelum kita bicara lebih banyak tentang hal ini, Anda perlu menyadari bahwa meskipun
terdapat perbedaan-perbedaan ada kesatuan antara masyarakat adat terkait salah satu posisi
mendasar tentang REDD. Di Anchorage, Alaska, tahun 2009, sebuah pertemuan tingkat tinggi
global masyarakat adat menyatakan bahwa REDD bisa berjalan terus jika didasarkan pada
penghargaan PENUH terhadap hak-hak masyarakat adat, termasuk terhadap peraturanperaturan dalam Deklarasi PBB tentang Hak-hak Masyarakat Adat. Jika REDD dapat didasarkan
pada pengakuan HAK-HAK masyarakat adat, REDD juga mungkin dapat membantu masyarakat
Anda melindungi cara hidup Anda, sebagai berikut:
• REDD bisa digunakan untuk mempromosikan reformasi progresif perundang-undangan dan
kebijakan tanah, hutan dan daerah sehingga mereka secara penuh menghormati hak-hak
masyarakat adat, termasuk hak atas konsultasi yang layak secara budaya dan persetujuan
tanpa paksaan.
46
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
• Penyelesaian klaim lahan dan wilayah yang utama besar dapat menjadi persyaratan atau prakondisi untuk setiap proyek REDD. Masyarakat adat dapat menuntut reformasi kebijakan status
kepemilikan lahan dan pembatasan sehingga tanah dan wilayah mereka diakui berdasarkan
penempatan dan pemanfaatan adat, dan sertifikat kepemilikan dapat dikeluarkan.
• REDD dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mendapatkan pendanaan, pengakuan
dan dukungan untuk wilayah konservasi masyarakat atau hutan konservasi masyarakat,
dengan pendanaan disediakan untuk mendukung praktek-praktek konservasi dan pengelolaan
masyarakat adat.
• Jika dirancang dengan baik, REDD dapat mengakui bahwa praktek-praktek pertanian
tradisional dan praktek-praktek adat lainnya (menebang untuk kayu bakar, menebang untuk
bahan bangunan, dll.) tidak akan merusak hutan.
• REDD dapat memberikan pengakuan tingkat nasional bahwa pengetahuan tradisional
masyarakat adat amat penting bagi konservasi hutan.
• REDD dapat mempromosikan status dan kepemilikan penuh wilayah tradisional untuk
memungkinkan akses langsung kepada pendanaan REDD dan pendanaan terkait.
• Jika dan saat hak-hak mereka atas tanah dan sumber daya alam mereka diakui dan dilindungi
secara penuh, masyarakat adat atau masyarakat dapat mempertimbangkan untuk terlibat dalam
program-program REDD atau menjalankan prakarsa mereka sendiri dan menjalin kemitraan
dengan yayasan, lembaga konservasi, perusahaan swasta, atau pihak lain yang menawarkan
kompensasi finansial untuk upaya mereka melindungi hutan mereka. Kesepakatan-kesepakatan
seperti itu menyerupai proyek-proyek Pembayaran Atas Jasa-Jasa Lingkungan (PES) lainnya.
Namun, Anda harus menyadari bahwa jika skema seperti itu tidak didanai lewat dana yang
secara tegas tidak memasukkan kompensasi (offsetting) emisi untuk donor terkait, atau yang
melibatkan perdagangan karbon, skema-skema ini akan menimbulkan dampak tidak hanya
pada Anda tetapi juga negara bekembang di mana emisi masih diijinkan berlanjut.
Apa yang harus dipertimbangkan oleh masyarakatku sebelum memutuskan
untuk bergabung dengan proyek REDD?
Skema PES – termasuk Kemitraan Karbon – sering kali dipromosikan sebagai salah satu
cara untuk menjawab masalah kemiskinan, terutama di daerah pegunungan terpencil. Ada
masyarakat adat yang sedang mempertimbangkan atau bahkan telah bersiap-siap untuk
kemitraan karbon. Ini tidak hanya untuk kompensasi untuk penghijauan dan penghutanan
kembali, namun juga untuk REDD. Kemitraan seperti itu bervariasi, mulai dari kesepakatan
perdagangan karbon sederhana sampai kesepakatan yang lebih komprehensif yang mungkin
secara jelas memasukkan jasa-jasa lingkungan lainnya seperti konservasi keanekaragaman
hayati. Karena masyarakat dianggap mendapatkan kompensasi finansial untuk upaya konservasi
hutan mereka, kemitraan-kemitraan seperti itu sungguh-sungguh mewakili bentuk pendapatan
alternatif. Namun, ada sejumlah isu penting yang harus dipertimbangkan masyarakat sebelum
memasuki kesepakatan-kesepakatan seperti itu. Di antara hal-hal yang perlu dipertimbangkan
adalah:
47
REDD
apa itu
Pembayaran atas Jasa-Jasa
Lingkungan, atau PES, adalah
salah satu cara untuk menjamin
bahwa mereka yang mendapatkan
manfaat dari unsur-unsur dan jasajasa lingkungan membayar mereka
yang menyediakan jasa-jasa tersebut.
Jasa-jasa ini misalnya termasuk
perlindungan daerah tangkapan
air atau konservasi hutan lainnya
(dengan manfaat berganda seperti
keanekaragaman hayati atau
penyimpanan karbon, dll.)
Proyek-proyek PES yang lebih
umum terkait dengan pengelolaan
daerah tangkapan air. Dalam hal
ini mereka yang tinggal di hilir,
yang menggunakan air yang
dibersihkan hutan jauh di hulu,
misalnya untuk air minum desa atau
kota, perusahaan air kemasan, dll.
membayar masyarakat yang tinggal
di hulu dan yang mengelola dan
melindungi hutan-hutan di hulu ini,
dan memastikan bahwa ada aliran
yang berkelanjutan dari “jasa” ini di
masa depan.
• REDD dan kesepakatan kemitraan karbon
lainnya umumnya merupakan kontrak jangka
panjang, yang bisa mencakup beberapa dekade.
Jadi, masyarakat akan terikat oleh kesepakatan
tersebut untuk kurun waktu yang panjang dan
mungkin amat sulit untuk mengadakan perubahan
pada pemanfaatan dan pengelolaan lahan di
daerah yang termasuk dalam kesepakatan.
• Kontrak terutama dengan perusahaan swasta –
yang paling berminat mencari untung – merupakan
hal yang kompleks dan rinci dan adalah perlu
untuk mempelajarinya secara cermat agar tidak
sampai menerima kondisi yang akibatnya tidak
sepenuhnya dimengerti. Mungkin dibutuhkan
jasa seorang ahli hukum untuk ini.
• Juga ada banyak tantangan teknis, yaitu proyekproyek REDD mengimplikasikan monitoring
perubahan simpanan yang konstan. Ada contohcontoh yang menunjukkan bahwa masyarakat
amat mampu melakukan ini jika daerah yang
harus dimonitor tidak terlalu luas. Namun,
banyak pihak yang berminat menjalin kemitraan
REDD menginginkan daerah yang luas. Dalam
beberapa kasus masyarakat mungkin sungguhsungguh memiliki daerah hutan yang luas,
namun untuk monitoring daerah ini mungkin
perlu melibatkan teknologi modern seperti
pencitraan jauh. Masyarakat mungkin tidak
memiliki sarana atau kemampuan untuk melakukannya dan harus tergantung pada pihak luar
atau mitra kontrak. Hal ini menyiratkan bahaya bahwa mereka bisa kehilangan kontrol atas
keseluruhan proses.
• Dalam kasus-kasus lainnya saat daerah yang dimasukkan cukup luas, beberapa kelompok
masyarakat mungkin harus terlibat. Namun, sebagian mungkin tidak menaruh minat, dan jika
seluruh kelompok sepakat untuk terlibat, koordinasi dan kerja sama harus ada dan mungkin
organisasi yang mewakili seluruh kelompok masyarakat tersebut harus ditemukan atau
dibentuk.
Terutama jika tidak ada organisasi sosial dan politik tradisional di tingkat yang lebih tinggi,
tantangan besar akan datang untuk menjamin tata kelola proyek dan ada potensi besar terjadinya
konflik.
Ada daftar isian pemeriksaan di akhir buku ini untuk memberi Anda pedoman tentang pertanyaanpertanyaan seperti apa yang perlu ditanyakan masyarakat sebelum menjalin kesepakatan
kemitraan karbon. Mungkin juga baik jika dapat mencari informasi sebanyak mungkin dari
sumber-sumber DI LUAR perusahaan yang berniat menjalankan proyek.
48
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
49 49
REDD
apa itu
50
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Bagian Ketiga
UNDRIP DAN APA YANG
MASYARAKAT ADAT DAPAT LAKUKAN
ANDA DAN MASYARAKAT ANDA:
BERURUSAN DENGAN REDD LEWAT UNDRIP
A
nda adalah masyarakat adat. Mungkin Anda dan komunitas Anda tinggal di suatu area
selama berpuluh-puluh tahun, atau mungkin ratusan tahun.
Adalah penting Anda memahami diskusi dan keputusan tentang perubahan iklim, termasuk
REDD. Adalah penting Anda turut berperan dalam diskusi tentang tanah dan sumber
penghidupan Anda. Adalah penting Anda turut bersuara, mengungkapkan pikiran Anda, atau
bertanya, terutama saat akan mengambil suatu keputusan. Itu adalah hak Anda. Itu adalah hak
asasi Anda. Itu adalah hak Anda sebagai masyarakat adat. Deklarasi PBB tentang Hak-Hak
Masyarakat Adat (UNDRIP) juga menyatakan demikian.
APA ITU UNDRIP?
U
NDRIP adalah buah kerja selama lebih dari 20 tahun dari perwakilan adat, pemerintah dan
para pakar – yang menyusun isi deklarasi, bernegosiasi, dan mencapai kata sepakat,
sampai akhirnya diadopsi oleh Sidang Umum PBB pada tanggal 13 September 2007. Maksud
dari deklarasi tersebut adalah untuk mengidentifikasi standar-standar, di mana pemerintah dapat
mengakui hak-hak masyarakat adat.
Deklarasi tersebut menentukan standar minimum untuk kelangsungan hidup, martabat,
dan kesejahteraan masyarakat adat di seluruh dunia. Deklarasi tersebut bukanlah instrumen
yang langsung mengikat secara hukum, namun menegaskan hak-hak yang terdapat dalam
kesepakatan HAM internasional, dan oleh karena itu secara tidak langsung mengikat secara
hukum. Karena alasan tersebut, dan karena mayoritas dari negara anggota PBB menyetujui isi
deklarasi tersebut, masyarakat adat dapat menggunakan dan sedang menggunakannya untuk
menekan pemerintah untuk memenuhi kewajiban mereka dalam mengakui dan melindungi hakhak kita.
Sebenarnya, pada tahun 2007, Bolivia telah mengadopsi UNDRIP sebagai hukum, dan
dimasukkan ke dalam konstitusi mereka pada tahun 2009. Bolivia merasa bangga menjadi
negara pertama di dunia yang menerapkan instrumen internasional ini. Di Belize, desa suku
Maya di Conejo dan Santa Cruz menggugat pemerintahan mereka pada tahun 2007 karena
memberi izin kepada perusahaan penambangan, minyak dan hidro-elektris untuk melaksanakan
proyek-proyek pada wilayah mereka dan peniadaan akses petani Maya ke tanah leluhur mereka.
Pengadilan Tinggi Belize berpihak pada suku Maya dan memerintahkan pemerintah nasional
untuk mengakui hak adat suku Maya atas tanah mereka dan menghentikan setiap kegiatan
51
REDD
apa itu
yang dapat menghambat mereka dalam memanfaatkan tanah mereka. Pengadilan mengacu
secara tegas kepada UNDRIP. Itu merupakan keputusan pengadilan pertama yang mengacu
pada UNDRIP, yang dapat mempengaruhi hasil kasus-kasus serupa di belahan dunia yang
lain.
APA ISI UNDRIP?
D
eklarasi PBB ini memuat 24 paragraf mukadimah dan 46 buah pasal yang mencantumkan
dan menjelaskan hak-hak asasi internasional masyarakat adat. Di antara isi Deklarasi
yang penting adalah hak untuk mendefinisikan diri sendiri sebagai masyarakat adat; hak
untuk menentukan nasib sendiri; hak atas tanah, wilayah dan sumber daya; hak memberikan
persetujuan tanpa paksaan atas kegiatan pembangunan di tanah dan wilayah mereka; dan hakhak yang tercantum dalam instrumen-instrumen HAM lainnya. Deklarasi ini juga khusus karena
berbicara tentang hak kolektif. Hal ini utamanya penting bagi masyarakat adat, karena banyak
aspek kehidupan kita yang sama atau dilakukan secara bersama-sama, misalnya kepemilikan
tanah dan sumber daya alam.
Jika Anda mengamati UNDRIP lebih cermat, Anda akan mendapati bahwa deklarasi ini terbentuk
dari elemen-elemen yang dapat ditemukan dalam instrumen-instrumen hukum internasional
lainnya, seperti Piagam PBB, Deklarasi Universal HAM, Kovenan HAM, dan konvensi-konvensi
dan deklarasi-deklarasi lainnya seperti Konvensi tentang Hak-Hak Anak (CRC), Konvensi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW), Konvensi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi (CERD), konvensi-konvensi yang menangani
genosida, minoritas dan intoleransi agama, serta Konvensi tentang Masyarakat Asli dan
Masyarakat Adat No. 169 dari Organisasi Buruh Internasional (ILO).
52
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
UNDRIP – Rangkuman isinya
Hak Menentukan Nasib Sendiri (Self Determination)
Masyarakat adat memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri, yang berarti bahwa mereka
dengan bebas menentukan bersama sistem dan pengembangan politik, ekonomi, sosial
dan budaya mereka.
Mereka berhak melestarikan dan memperkuat institusi politik, hukum, ekonomi, sosial
dan budaya mereka sendiri, sambil mempertahankan hak mereka untuk ikut serta secara
penuh dalam kehidupan bernegara dalam aspek-aspek tersebut.
Mereka memiliki hak untuk menentukan sendiri identitas dan keanggotaan mereka; serta
struktur dan pemilihan ketua kelembagaan mereka sesuai dengan prosedur, adat dan
tradisi mereka sendiri.
Hak atas tanah, wilayah dan sumber daya
Masyarakat adat memiliki hak atas tanah, wilayah dan sumber daya. Negara harus
memberikan pengakuan dan perlindungan hukum atas tanah, wilayah dan sumber daya
ini dengan menghormati adat dan tradisi sistem penguasaan lahan mereka.
Mereka memiliki hak untuk melestarikan dan menguatkan hubungan spiritual mereka
dengan tanah, wilayah dan sumber daya lainnya dan untuk menegakkan tanggung jawab
mereka terhadap generasi mendatang terkait hal-hal ini.
Negara harus menetapkan dan menerapkan, bersama-sama dengan masyarakat adat
terkait, sebuah proses yang terbuka dan transparan untuk mengakui dan menyelesaikan
perselisihan atas tanah, wilayah dan sumber daya.
Persetujuan tanpa paksaan (Free, Prior and Informed Consent/FPIC)
Masyarakat adat memiliki hak untuk memberikan persetujuan tanpa paksaan atas halhal berikut:
a. Kegiatan yang menyebabkan penggusuran atau pemindahan secara paksa dari
tanah atau wilayah mereka.
b. Perubahan dalam perundang-undangan yang berlaku atau penetapan peraturan atau
perundang-undangan baru yang berdampak kepada mereka.
c. Proyek yang berdampak kepada tanah dan wilayah mereka terutama yang berkaitan
dengan pengembangan, pemanfaatan atau eksploitasi mineral, air atau sumber daya
lainnya.
d. Penyimpanan atau pembuangan benda-benda beracun atau berbahaya di tanah atau
wilayah mereka.
53
REDD
apa itu
FPIC berarti bahwa masyarakat adat akan menentukan apakah suatu proyek
dapat dilaksanakan atau ditolak atau mereka menentukan syarat-syarat untuk
pelaksanaan suatu propek berdasarkan pengambilan keputusan kolektif mereka.
Hak atas pembangunan
Masyarakat adat memiliki hak untuk melestarikan dan mengembangkan sistem dan
institusi politik, ekonomi dan sosial mereka sendiri dan untuk mengamankan sumber
penghidupan dan pembangunan mereka, termasuk kebebasan untuk melakukan aktivitas
adat dan ekonomi lainnya. Mereka yang tertindas hak-haknya berhak mendapatkan
pemulihan yang adil dan jujur.
Mereka memiliki hak untuk menentukan dan mengembangkan prioritas dan strategi
untuk pembangunan mereka sendiri dan untuk terlibat aktif, dalam bidang kesehatan,
perumahan dan program-program ekonomi dan sosial lainya yang jika memungkinkan
akan mereka kelola lewat institusi-institusi mereka sendiri.
Negara harus mengambil langkah-langkah khusus untuk meningkatkan kondisi ekonomi
dan sosial masyarakat adat, seraya tetap memperhatikan hak-hak dan kebutuhankebutuhan para lansia, perempuan, generasi muda, anak-anak dan penderita cacat.
Negara harus mengambil langkah-langkah khusus untuk melindungi anak-anak adat dari
eksploitasi ekonomi dan seluruh bentuk eksploitasi tenaga kerja anak.
Budaya dan Warisan Budaya
Masyarakat adat, baik perseorangan maupun kelompok, memiliki hak untuk tidak
menjadi target asimilasi secara paksa atau penghancuran budaya, dan Negara harus
menyediakan mekanisme-mekanisme yang efektif untuk mencegah dan menyediakan
pemulihan atas asimilasi secara paksa.
Masyarakat adat memiliki hak untuk mengejawantahkan, mempraktekkan,
mengembangkan dan mengajarkan tradisi, adat dan upacara-upacara spiritual dan
keagamaan mereka, termasuk penggunaan dan penguasaan obyek-obyek seremonial
mereka dan pemulangan jasad mereka. Negara harus berupaya memungkinkan mereka
bisa memiliki akses dan/atau membawa pulang obyek-obyek seremonial dan jasad
mereka lewat mekanisme-mekanisme yang dikembangkan bersama masyarakat adat
terkait.
Masyarakat adat memiliki hak untuk melestarikan, mengontrol, melindungi dan
mengembangkan warisan budaya, pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya
tradisional mereka serta perwujudan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya mereka.
Negara perlu melakukan tindakan untuk mengakui dan melindungi hak-hak ini.
54
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Pendidikan
Masyarakat adat memiliki hak untuk membentuk dan mengontrol sistem dan institusiinstitusi pendidikan mereka dalam bahasa dan dengan metode mereka sendiri. Mereka
juga berhak menerima seluruh tingkatan dan bentuk pendidikan dari Negara. Negara
harus mengambil langkah-langkah yang efektif agar setiap masyarakat adat, jika
memungkinkan, dapat mengakses suatu pendidikan yang sesuai dengan budaya mereka
dan disediakan dalam bahasa mereka sendiri.
Masyarakat adat memiliki hak atas martabat dan keberagaman budaya, tradisi, sejarah
dan aspirasi mereka yang direfleksikan secara layak dalam informasi pendidikan dan
informasi publik. Negara harus mengambil langkah-langkah yang efektif untuk melawan
prasangka buruk dan menghapus diskriminasi dan memajukan toleransi, pemahaman dan
hubungan yang serasi antar masyarakat adat dan antar seluruh elemen masyarakat.
Kesehatan
Masyarakat adat memiliki hak atas obat-obatan tradisional mereka dan untuk melestarikan
praktek-praktek pengobatan mereka dan hak untuk menikmati standar kesehatan fisik
dan mental tertinggi yang dapat dicapai.
Negara harus menjamin bahwa saat masyarakat adat terkena benda beracun atau berbahaya
tersedia program-program yang layak yang dapat meningkatkan dan memulihkan kesehatan
masyarakat adat dan bahwa program-program kesehatan ini disusun oleh masyarakat adat
yang menjadi korban.
Lalu Apa Hubungan Dekalarasi Ini Dengan Perubahan Iklim Dan REDD?
UNDRIP selayaknya menjadi kerangka kerja sentral yang
memandu rancangan dan implementasi kebijakan perubahan
iklim karena masalah ini terkait dengan masyarakat adat.
Setiap kebijakan, program atau proyek, termasuk kebijakan,
program atau proyek tentang perubahan iklim, yang akan
diimplemntasikan di wilayah adat harus dilakukan atas
persetujuan tanpa paksaan (FPIC) masyarakat adat. Banyak
masalah yang dihadapi masyarakat adat tentang kegiatan
yang berhubungan dengan perubahan iklim muncul dari
pengabaian hak-hak ini dan prinsip FPIC.
Dapatkah Anda Memberitahu Lebih Banyak
Tentang Persetujuan Tanpa Paksaan (FPIC)?
(Catatan: Secara harfiah FPIC berarti ‘persetujuan yang
diberikan sebelum aktifitas dimulai, secara bebas/tanpa
paksaan, setelah mendapatkan informasi yang cukup’)
55
REDD
apa itu
FPIC merupakan konsensus/persetujuan masyarakat adat yang diberikan sesuai dengan hukum
dan praktek-praktek adat. Ini tidak berarti bahwa setiap anggota masyarakat harus sepakat,
namun bahwa konsensus akan ditentukan sesuai hukum dan praktek-praktek adat. Dalam
beberapa kasus, masyarakat adat mungkin memilih untuk menyatakan persetujuan mereka
lewat prosedur dan institusi yang secara formal atau sepenuhnya tidak berbasis hukum dan
praktek-praktek adat, seperti dewan atau pemerintah adat.
Apa pun sifat prosesnya, masyarakat adat yang terkena dampak memiliki hak untuk menolak
atau menahan memberi persetujuan sampai kondisi tertentu dipenuhi. Persetujuan haruslah
dicapai tanpa paksaan dan manipulasi (persetujuan ‘bebas’). Ia harus dicapai sebelum kegiatan
dimulai (persetujuan ‘sebelumnya’) , dan setelah pihak pengusul proyek menyediakan semua
informasi yang dibutuhkan untuk memahami secara penuh semua detil proyek, seperti tujuannya,
cakupannya dan tentu saja dampaknya pada lingkungan dan masyarakat, dan informasi ini
harus disediakan dalam bahasa yang dapat dipahami masyarakat adat terkait (persetujuan
‘yang terinformasi’)
56
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
PERSETUJUAN TANPA PAKSAAN
(FREE PRIOR AND INFORMED CONSENT)
FPIC adalah sebuah mekanisme dan proses di mana masyarakat adat melakukan
pengambilan keputusan bersama atas masalah-masalah yang mempengaruhi
mereka, sebagai salah satu penenerapan hak mereka atas tanah, wilayah dan sumber
daya, hak mereka untuk menentukan sendiri dan hak atas integritas budaya.
FREE (BEBAS): Proses pengambilan keputusan tanpa pengaruh pihak lain
• Tanpa paksaan atau bebas dari ide-ide sponsor atau tindakan manipulatif atau
peyesatan untuk mencapai persetujuan;
• Proses pengambilan keputusan sesuai dengan hukum adat.
PRIOR (SEDARI AWAL): Hak untuk berpendapat dan mengambil keputusan terhadap
proyek yang berkaitan dengan mereka sebelum pelaksanaannya
• Negara atau pihak ketiga yang berencana melakukan suatu aktifitas harus mendapatkan
persetujuan awal secara layak sebelum otorisasi akhir dan dimulainya pelaksanaan
kegiatan;
• Waktu yang cukup untuk memahami dan menganalisa informasi yang mereka terima,
dan untuk mendefinisikan dan mengambil keputusan kolektif mereka;
• Penyediaan informasi yang pasti waktuya harus sesuai dengan situasi masyarakat
adat;
• Panjang waktu bagi masyarakat adat untuk melakukan konsultasi dan mencapai
kesepakatan harus didefinisikan oleh masyarakat adat dan tidak dipaksakan pada
mereka.
INFORMED (TERINFORMASI): Hak untuk diberikan informasi yang relevan dengan
kegiatan/program yang direncanakan agar masyarakat adat dapat melaksanakan
proses pengambilan keputusan mereka. Hal ini juga mencakup hak untuk mengakses
informasi terkait.
• Termasuk pembukaan informasi terkait secara penuh dan akurat menurut hukum
dalam bentuk yang dapat diakses dan dipahami (dalam hal bahasa) oleh mereka.
57
REDD
apa itu
CONSENT (PERSETUJUAN): Persetujuan adalah buah dari proses pengambilan
keputusan masyarakat adat secara kolektif, mandiri dan tanpa intervensi/paksaan
• Keputusan akan persetujuan didasarkan atas keputusan bersama masyarakat dan
bukan semata keputusan pemimpin;
• Persetujuan sebagai keputusan kolektif masyarakat adat dapat meliputi persyaratan
dan kondisi pengambilan keputusan, termasuk penarikan kembali persetujuan jika
persyaratan dan kondisi dilanggar;
• Persetujuan harus didapat dalam setiap tahapan atau fase proyek/kegiatan jika
dipandang dapat menimbulkan dampak pada setiap tahapan proyek;
• Penyajian informasi yang cukup dan benar, konsultasi dan partisipasi merupakan
komponen paling penting dalam proses pencapaian persetujuan;
• Dimasukkannya perspektif jender dan partisipasi perempuan adat adalah hal yang
harus ada, begitu juga partisipasi anak-anak dan kaum muda secara layak.
Dalam UNDRIP, pasal-pasal yang terkait FPIC adalah:
Pasal 10: Masyarakat adat tidak boleh dipindahkan secara paksa dari tanah atau wilayah
mereka tanpa persetujuan tanpa paksaan (FPIC).
Pasal 11: Pemulihan harus diberikan pada masyarakat adat yang kekayaan budaya,
intelektual, religi dan spiritual mereka diambil tanpa persetujuan tanpa paksaan
(FPIC) mereka.
Pasal 19: FPIC harus didapatkan sebelum mengadopsi dan melaksanakan undang-undang
atau tindakan administratif yang mungkin mempengaruhi mereka
Pasal 28: Masyarakat adat memiliki hak untuk mendapatkan ganti kerugian atas tanah, wilayah
dan sumber daya yang disita, diambil alih, dikuasai, digunakan atau dirusak tanpa
persetujuan tanpa paksaan mereka
Pasal 29: Tidak boleh ada pembuangan bahan-bahan berbahaya di atas tanah-tanah dan
wilayah-wilayah masyarakat adat tanpa persetujuan tanpa paksaan mereka.
Pasal 32: FPIC harus didapat sebelum persetujuan atas suatu proyek apapun yang berpengaruh
atas tanah-tanah atau wilayah mereka dan sumber daya yang lainnya, terutama
eksploitasi atas mineral, air, dan sumber daya mereka yang lain.
58
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
REDD melibatkan hutan dan sumber daya kita, dan mungkin
melibatkan tanah di mana saya tinggal. Adakah sesuatu dalam
UNDRIP terkait hal-hal ini?
Masalah umum dan penting yang dihadapi masyarakat adat adalah pelanggaran terhadap hak
mereka atas tanah, wilayah dan sumber daya. Masalah ini semakin serius seiring perluasan
ekstrasi sumber daya bahkan ke daerah terpencil, dan amat buruk terutama di negara-negara
yang tidak memiliki undang-undang nasional yang mengakui hak-hak masyarakat adat atas
tanah. Lebih dari itu, di banyak negara keberadaan masyarakat adat sama sekali tidak diakui
dalam UU dan kebijakan mereka. Penyangkalan hak atas tanah dan sumber daya, begitu
juga hak untuk memanfaatkan dan mengelola tanah dan sumber daya merupakan salah satu
penyebab musnahnya keragaman di kalangan masyarakat adat, dan menimbulkan banyak
kesulitan kepada banyak masyarakat kita.
Hak atas tanah dan sumber daya dapat ditemukan dalam pasal-pasal UNDRIP berikut:
Pasal 25
Masyarakat adat memiliki hak untuk memelihara dan memperkuat hubungan spiritual yang khas
dengan tanah, wilayah, air dan pesisir pantai dan sumber daya yang lainnya, yang digunakan
atau dikuasai secara tradisional, dan untuk menjunjung tinggi tanggung jawab mereka terhadap
generasi-generasi mendatang terkait hal-hal ini.
Pasal 26
Masyarakat adat memiliki hak atas tanah-tanah, wilayah-wilayah dan sumber daya-sumber daya
yang mereka miliki atau duduki secara tradisional atau yang telah digunakan atau yang telah
didapatkan. Masyarakat adat memiliki hak untuk memiliki, menggunakan, mengembangkan
dan mengontrol tanah-tanah, wilayah-wilayah dan sumber daya-sumber daya yang mereka
miliki atas dasar kepemilikan tradisional atau penempatan dan pemanfaatan secara tradisional
lainnya, juga tanah-tanah, wilayah-wilayah dan sumber daya-sumber daya yang dimiliki dengan
cara lain.
Negara-negara akan memberikan pengakuan hukum dan pelindungan atas tanah-tanah,
wilayah-wilayah dan sumber daya-sumber daya tersebut. Pengakuan itu harus dilakukan sejalan
dengan penghormatan atas kebiasaan-kebiasaan, tradisi-tradisi dan sistem penguasaan tanah
pada masyarakat adat yang bersangkutan.
Apa yang UNDRIP katakan tentang hak masyarakat adat atas
pembangunan?
UNDRIP memberi tekanan pada hak atas pembangunan masyarakat adat atas keputusan
sendiri. Hal ini dijabarkan dalam Pasal 3, yang menyatakan: “Masyarakat adat memiliki hak
untuk memutuskan sendiri. Atas dasar hak ini mereka secara bebas menentukan status politik
mereka dan secara bebas mengejar pembangunan ekonomi, sosial dan budaya mereka.”
Hak untuk menentukan sendiri dimanifestasikan dalam hal-hal berikut:
59
REDD
apa itu
ÄÄ Otonomi atau pemerintah sendiri dalam hal-hal yang berhubungan dengan masalah
internal dan lokal, serta cara mereka mendanai fungsi otonomi mereka;
ÄÄ Penghormatan pada prinsip persetujuan tanpa paksaan dalam setiap kegiatan yang
dapat mempengaruhi masyarakat adat;
ÄÄ Partisipasi penuh dan efektif masyarakat adat dalam setiap tahapan kegiatan yang
mungkin secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi mereka. Partisipasi
masyarakat adat dapat dilakukan lewat otoritas tradisional mereka atau organisasi yang
mewakili mereka. Partisipasi ini dapat berbentuk pengelolaan bersama (mengelola
proyek, program, daerah lindung, dsb. bersama institusi negara atau NGO);
ÄÄ Pengakuan formal atas sistem organisasi sosial politik tradisional, institusi, pengadilan
dan penyelesaian konflik masyarakat adat;
ÄÄ Pengakuan atas hak masyarakat adat untuk secara bebas mendefinisikan dan mengejar
pembangunan ekonomi, sosial dan budaya mereka.
Kini setelah saya mendapat semua informasi ini, apa yang dapat saya dan
masyarakat saya lakukan dan bagaimana kita memanfaatkan UNDRIP?
Karena masyarakat adat memainkan peranan vital dalam mitigasi perubahan iklim, adalah
penting untuk memastikan partisipasi bermakna dan efektif dari mereka dalam setiap tingkatan
kebijakan dan program yang mempengaruhi mereka. UNDRIP berperan sebagai salah
satu kerangka kerja yang perlu menjadi acuan pembentukan kebijakan dan program yang
mempengaruhi masyarakat adat
Deklarasi Anchorage , yang disebutkan sebelumnya, menyatakan kembali hal ini, menegaskan
bahwa “hak-hak yang melekat dari masyarakat adat, yang ditegaskan oleh UNDRIP, harus
dihormati secara penuh dalam seluruh proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang
berhubungan dengan perubahan iklim.”
Dengan UNDRIP sebagai kerangka kerja bagi keterlibatan masyarakat adat dalam proses
perubahan iklim, mereka telah mengidentifikasi hal-hal berikut sebagai yang perlu dilakukan
oleh masyarakat adat ke depannya:
ÄÄ Meningkatkan dan memperdalam pemahaman kita akan perubahan iklim untuk
mengimplementasikan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi yang lebih efektif dan tepat
di tanah dan wilayah kita. Kita perlu melakukan kampanye pendidikan dan peningkatan
kesadaran di kalangan masyarakat kita.
ÄÄ Menguatkan pelibatan dan hubungan dengan masyarakat adat lainnya, serta dengan
pemerintah dan NGO.
ÄÄ Meningkatkan kapasitas kita untuk memitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim
dengan menggunakan pengetahuan dan praktek pengelolaan hutan tradisional dan
dengan mengimplementasikan pembangunan yang kita tentukan sendiri.
ÄÄ Mendokumentasikan bagaimana masyarakat adat, termasuk kaum muda dan
perempuannya, terkena dampak perubahan iklim, dan apa kontribusi mereka kepada
strategi adaptasi dan mitigasi lokal.
ÄÄ Tukar menukar informasi dengan kelompok masyarakat lain tentang strategi adaptasi
dan mitigasi perubahan iklim yang didasarkan pada pengetahuan, inovasi dan praktekpraktek tradisional yang meliputi pengetahuan dan pemanfaatan lahan, air, laut , pertanian
60
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
ÄÄ
ÄÄ
ÄÄ
ÄÄ
ÄÄ
ÄÄ
ÄÄ
ÄÄ
tradisional, pengelolaan hutan, keragaman tanaman pertanian, peternakan, tanaman
obat, dll. Dalam semua hal ini kita perlu memastikan bahwa hak-hak atas kekayaan
intelektual dilindungi dan dihormati baik di tingkat lokal, nasional dan internasional.
Berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan perubahan iklim di berbagai tingkatan (lokal,
nasional, regional dan global) dan keluarkan pendapat kita, tunjukkan posisi kita dan
pertahankan hak-hak kita kalau memungkinkan. Pastikan keterlibatan perempuan dan
anak-anak dalam semua proses ini.
Tulis strategi-strategi tentang REDD dan isu-isu teknologi, pendanaan, adaptasi dan
mitigasi, dan peningkatan kapasitas. Bantu untuk memastikan bahwa seluruh prakarsa
di bawah REDD dan melindungi hak-hak masyarakat adat, termasuk hak-hak atas tanah
mereka menurut praktek tradisional dan hukum adat.
Dukung kampanye-kampanye implementasi UNDRIP
Jika belum diakui, kampanyekan pengakuan hak kita untuk mempertahankan pemanfaatan
tanaman dan hewan lewat perburuan dan pengumpulan.
Bina dan kembangkan pengetahuan tradisional, teknologi ramah lingkungan, keragaman
budaya dan keanekaragaman hayati di wilayah kita.
Dukung kampanye masyarakat adat menentang proyek dan kebijakan yang memperburuk
perubahan iklim dan yang melanggar hak-hak kita (penambangan, penebangan,
bendungan, dsb.)
Lakukan terus lobi dan advokasi dalam proses-proses UNFCCC, di antara lembaga
dan badan PBB, serta lembaga multi lateral untuk memastikan partisipasi yang efektif
dan bermakna dan bahwa hak-hak, perspektif dan usulan-usulan perubahan iklim kita
dihormati dan diimplementasikan.
Berpartisipasi secara aktif dalam penyusunan kebijakan nasional tentang perubahan
iklim.
61
REDD
apa itu
Proyek-proyek dan Program-program Karbon
DAFTAR ISIAN PEMERIKSAAN UNTUK MASYARAKAT
Jika masyarakat Anda didekati agar menjadi bagian dari sebuah proyek atau program
yang akan didanai oleh pasar karbon, oleh dana pembiayaan karbon, atau yang akan
menciptakan kredit karbon maka adalah penting untuk berupaya mendapatkan informasi
sebanyak mungkin sebelum memutuskan untuk bergabung. Daftar isian pemeriksaan
berikut ditujukan untuk menyediakan daftar minimal tentang pertanyaan yang perlu Anda
cari jawabannya. Anda juga sebaiknya meminta nasihat dari pengacara yang dipercaya
sebelum menandatangani sesuatu.
INFORMASI TENTANG PROYEK
Informasi Pokok
Di mana proyek dilakukan, seberapa luas wilayah yang tercakup, siapa saja dan
berapa jumlah masyarakat yang terkena dampak?
Hak tanah seperti apa yang dimiliki masyarakat Anda atas tanah dan wilayah Anda?
Apakah hak-hak Anda tersebut hak adat dan tidak bersertifikat atau hak adat dan
bersertifikat, pribadi dan bersertifikat, pribadi dan tidak bersertifikat, komunal dan tidak
bersertifikat atau komunal dan bersertifikat, atau hak dalam bentuk lainnya?
Apakah Anda ditawari menjadi salah satu pihak kontrak penjualan kredit karbon? Jika
ya, siapa pihak penjualnya? Jika tidak, perusahaan, lembaga atau entitas mana yang
menjadi pihak menjual?
Seberapa panjang cakupan pelaksanaan proyek? Apa saja tahapan proyek dan
panjang waktu masing-masing tahapan?
MEKANISME PEMBIAYAAN
Apakah proyek mendapatkan dana lewat penjualan kredit penggantian karbon (carbon
offset credit) atau lewat pendanaan lainnya atau campuran dari keduanya?
Jika proyek dibiayai oleh penjualan kredit penggantian karbon, informasi apa yang
secara proaktif disampaikan kepada Anda, dan informasi apa yang diminta masyarakat
selama negosiasi proyek dan kontrak tentang:
ÄÄ Siapa pembelinya? Siapa yang membayar hak karbon yang masyarakat
pertimbangkan untuk dijual dan dengan harga berapa? Berapa harga untuk
proyek yang sebanding?
ÄÄ Implikasi yang mungkin timbul dari penandatanganan kontrak penggantian
karbon dan dampak yang mungkin terjadi akibat kontrak (jangka panjang)
tersebut terhadap hak milik karbon di hutan, baik bagi generasi sekarang
maupun generasi mendatang.
ÄÄ Implikasi yang mungkin dari turunnya dan naiknya harga karbon untuk proyek
tertentu? Misalnya, akankah masyarakat mendapatkan manfaat jika harga
karbon naik atau apakah masyarakat menerima pembayaran yang jumlahnya
62
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
tetap tanpa melihat harga penggantian karbon yang diperdagangkan?
Sehubungan dengan jatuhnya harga, akankah pembayaran ke masyarakat
dikaitkan dengan harga karbon di pasar karbon internasional? Apakah
kewajiban kontrak terkait dengan pembayaran yang disepakati dalam kontrak
karbon yang ditandatangani?
Yang perlu Anda ketahui ...
... tentang implikasi iklim dari penggantian karbon secara umum:
(1) pembeli kredit karbon membeli hak untuk terus mengeluarkan
emisi bahan bakar asal fosil di negara mereka dengan membayar
masyarakat untuk mengubah perilaku dan karenanya mengurangi
emisi yang menjadi tanggung jawab pembeli bersangkutan;
(2) proyek penggantian karbon tidak pernah mengurangi emisi dan
paling baik hanya membawa kita pada stabilisasi emisi sementara
konsensus ilmiah adalah perlu mengurangi emisi sebanyak 80-90%
dalam dekade mendatang dan mencapai puncaknya sekitar tahun
2015 jika bencana iklim ingin dihindari;
(3) Proyek penggantian karbon akan menjustifikasi kelanjutan dan
perluasan ekstrasi minyak dan batubara dengan semua konsekwensi
HAM, sosial dan lingkunganya.
33 Jika proyek didanai oleh sebuah pendanaan, apakah informasi telah diberikan secara
proaktif atau atas permintaan masyarakat selama presentasi dan negosiasi proyek
tentang tujuan pendanaan, di mana dana tersebut dilokasikan, siapa yang menyediakan
dana tersebut dan apakah mereka yang menyediakan dana mendapatkan hak-hak
penggantian emisi karbon untuk kontribusi mereka.
PROSES KONSULTASI DAN NEGOSIASI
Siapa mitra negosiasi Anda, jika ada?
Siapa yang telah melakukan negosiasi untuk Anda atau diusulkan untuk melakukan
negosiasi untuk Anda? Akahkah Anda bernegosiasi sendiri?
Siapa yang akan menandatangani kontrak mewakili masyarakat atau kelompok Anda?
Bagaimana ini diputuskan?
Apakah Anda telah mendapatkan nasehat hukum dan atau kesempatan untuk
mendiskusikan kontrak dan implikasinya terhadap hak-hak Anda dengan seorang ahli
hukum?
Adakah seorang pengacara mewakili Anda atau memberi nasehat saat negosiasi?
Apakah undang-undang nasional negara Anda dibicarakan karena undang-undang
tersebut dapat mempengaruhi kontrak karbon?
Apakah kontrak ditulis dan disajikan dalam bahasa yang digunakan masyarakat Anda,
atau setidaknya bahasa yang dimengerti oleh masyarakat Anda?
63
REDD
apa itu
Sudahkah kaum perempuan dilibatkan dalam proses konsultasi dan pengambilan
keputusan?
Apakah proses konsultasi mengijinkan adanya umpan balik dari masyarakat Anda?
Apakah musyawarah masyarakat Anda didapat lewat proses yang sesuai dengan
tradisi dan adat Anda? Jika tidak, mengapa?
Sudahkah masyarakat diberikan salinan kontrak and dokumen-dokumen lain yang
berkaitan dengan proyek penggantian karbon dimaksud?
Andaikan ada pembatasan-pembatasan terhadap pemanfaatan hutan, bagaimana
hal ini dinegosiasikan di antara masyarakat Anda?
Apakah pembatasan-pembatasan ini mempengaruhi seluruh anggota masyarakat
Anda secara merata? Siapa yang mendapat dampak paling besar, siapa yang paling
kecil?
Apakah ada proses untuk mengatasi dampak yang tidak adil?
Apakah proyek tersebut menciptakan lapangan kerja? Jika ya, lewat proses apa
pekerjaan tersebut dialokasikan atau disediakan dan pekerjaan seperti apa?
Yang perlu Anda ketahui...
... tentang proses konsultasi yang benar.
The Inter-American Court of Human Rights memberikan pernyataan setelah
menangani kasus antara masyarakat Saramaka versus pemerintah Suriname
yang menjelaskan beberapa aspek kunci dari tanggung jawab untuk melakukan
konsultasi. Hal yang sama juga perlu diterapkan pada negosiasi proyek karbon
hutan:
ÄÄ Negara dan pihak yang diberi wewenang olehnya berkewajiban untuk
menerima dan menyebarkan informasi, dan memastikan adanya
komunikasi yang konstan antar pihak terkait;
ÄÄ Konsultasi harus dilakukan dengan niat baik, lewat prosedur yang sesuai
dengan budaya dan dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan;
ÄÄ Masyarakat asli dan masyarakat adat harus diajak bicara, “sesuai dengan
tradisi mereka, pada tahapan awal suatu rencana pembangunan atau
investasi, tidak hanya ketika muncul kebutuhan untuk mendapatkan
persetujuan mereka. Pemberitahuan sejak dini memberikan waktu untuk
berlangsungnya diskusi internal di kalangan masyarakat dan waktu bagi
penyampaian umpan balik yang memadai kepada pemerintah;”
ÄÄ Negara harus memastikan bahwa masyarakat asli dan masyarakat adat
menyadari risiko yang mungkin timbul, termasuk risiko lingkungan dan
kesehatan, sehingga proyek yang diusulkan diterima dengan sadar dan
sukarela; dan,
ÄÄ Terakhir, konsultasi haruslah mempertimbangkan metode pengambilan
keputusan tradisional masyarakat asli dan masyarakat adat.
Apakah menurut Anda proses konsultasi dan negosiasi terkait proyek yang
diusulkan memenuhi seluruh persyaratan ini?
64
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
TENTANG ISI KONTRAK
Bagaimana cakupan durasi kontrak? Apakah sama dengan durasi proyek?
Apakah kontrak tersebut membatasi hak akses dan pemanfaatan Anda atau
hak pemanfaatan masyarakat tetangga? Jika ya, apakah pembatasan ini sudah
dinegosiasikan secara adil dan apakah kompensasi yang layak sudah disediakan
dalam kontrak?
Bagaimana pembayaran ditentukan?
Jika penjualan kredit merupakan bagian dari kontrak, berapa banyak kredit yang
dimaksud?
Apakah pembayaran yang diterima berkaitan dengan harga karbon?
Apakah Anda memiliki analisa finansial sendiri untuk membantu Anda dalam proses
mencapai kesepakatan harga? Apakah pembayaran yang dilakukan merupakan
pembayaran satu kali saja atau pembayaran yang berlanjut sepanjang kontrak?
Ketentuan atau peraturan apa yang digunakan untuk menjamin bahwa karbon tetap
dalam hutan selama periode kontrak? Siapa yang menyediakan ketentuan dan
peraturan ini?
Siapa yang menanggung risiko jika terjadi sesuatu di hutan/pepohonan? Apa yang
terjadi jika karbon hilang akibat peristiwa tidak disengaja seperti kebakaran hutan?
Apakah dalam hal ini Anda harus mengembalikan uang kepada mitra kontrak?
Sudah adakah informasi yang cukup disediakan untuk Anda untuk memahami baik
tanggung jawab maupun manfaat yang disepakati dalam kontrak?
IMPLEMENTASI DAN MONITORING
Siapa yang bertanggung jawab atas implementasi ketentuan dan peraturan yang
disepakati dalam kontrak? Siapa yang memonitor pelaksanaan kontrak?
Mekanisme penegakan seperti apa yang ada untuk menjamin bahwa kewajiban
kontrak dipenuhi?
Check-list diatas berdasarkan daftar pengembangan komunitas dari FERN
dan the Forest Peoples Programme/FPP
65
REDD
apa itu
DI MANA SAYA BISA MENDAPATKAN INFORMASI LEBIH BANYAK
TENTANG SEMUA HAL INI?
Tentang perubahan iklim
Anchorage Declarati on, Indigenous Peoples’ Global Summit on ClimateChange: <http://www.
forestpeoples.org/documents/forest_issues/anchorage_declarati on_apr09_eng.pdf>
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) 2007. Fourth Assessment Report Climate
Change 2007: Synthesis Report, Summary for Policymakers <http://www.ipcc.ch/pdf/
assessmentreport/ar4/syr/ar4-syr-spm.pdf>
International Work Group for Indigenous Affairs (IWGIA) 2008. Indigenous Aff airs 1-2/08, special
issue on Climate Change and Indigenous Peoples <htt p://www.iwgia.org/sw29009.asp>
Tauli-Corpuz, Victoria and P Tamang 2007. Oil Palm and Other Commercial Tree Plantati ons,
Monocropping: Impacts on Indigenous Peoples’ Land Tenure and Resource Management
Systems and
Livelihoods. Report prepared for the Sixth Session of the UNPFII. UN Document E/C.19/2007/
CRP.6. <http://www.un.org/esa/ socdev/unpfi i/documents/6session_crp6.doc>
Tebtebba 2009. Guide on Climate Change and Indigenous Peoples - 2nd Editi on. Baguio,
Philippines.
<http://www.tebtebba.org/index.php?option=com_docman&task=doc_
download&gid=468&Itemid=27>
United Nations Economic and Social Council (UN ECOSOC) 2008. Impact of Climate Change
Miti gati on Measures on Indigenous Peoples and on their Territories and Lands. <http://
www.un.org/esa/socdev/unpfi i/documents/E_C19_2008_10.pdf>
United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues (UNPFIIS) 2007. Climate Change: An
Overview, Paper prepared by the Secretariat of the United Nations Permanent Forum on
Indigenous Issues. <http://www.un.org/esa/socdev/unpfi i/documents/Climate_change_
overview.doc>
Tentang REDD
Bond, Ivan, Maryanne Grieg-Gran, Sheila Wertz-Kanounnikoff , Peter Hazlewood, Sven Wunder,
Arild Angelsen 2009.. Incenti ves to sustain forest ecosystem services: A review and lessons
for REDD, IIED. ISBN: 9781843697428. <htt p://www.iied.org/pubs/pdfs/13555IIED.pdf>
Greenpeace 2009. Carbon Scam: Noel Kempff Climate Acti on Project and the Push for Sub-nati
onal Forest Off sets. htt p://www.greenpeace.org/internati onal/campaigns/climate-change/
forests_for_climate/noelkempff
66
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Griffiths, Tom with Francesco Martone 2009. Seeing ‘REDD’?: Forests, climate change miti gati
on and the rights of indigenous peoples and local communiti es. Forest Peoples Programme.
<http://www.forestpeoples.org/documents/ifi _igo/seeing_redd_update_may09_eng.pdf>
International Work Group for Indigenous Aff airs (IWGIA) 2009. Indigenous Aff airs 1-2/09,
special issue on REDD and Indigenous Peoples. <htt p://www.iwgia.org/sw29928.asp>
Rights and Resources 2008a, Seeing People through the Trees: Scaling Up Eff orts to Advance
Right and Address Poverty, Confl ict and Climate Change. <htt p://www.rightsandresources.
org/documents/index. php?pubID=737>
Lee, Erica and Sango Mahanty 2009. Payments for Environmental Servicesand Poverty Reducti
on. Risks and Opportuniti es. RECOFTC, Bangkok.<htt p://www.recoft c.org/site/fi leadmin/
docs/publicati ons/The_Grey_Zone/2009/Issue_PaperISBN.pdf>
Tentang UN-REDD
UN REDD web-site: www.unredd.net
FAO, UNDP, UNEP 2008. UN Collaborati ve Programme on Reducing Emissions from Deforestati
on and Forest Degradati on in Developing Countries (UN-REDD). Framework Document,
20 June 2008. <htt p://www.undp.org/mdtf /un-redd/docs/Annex-A-Framework-Document.
pdf>
World Bank
Forest Peoples Programme 2007. Indigenous Peoples & World Bank Projects: A Community
Guide to Bank Dunia’s Indigenous Peoples Policy (OP/BP 4.10), , May 2007. <htt p://www.
forestpeoples.org/documents/ifi _igo/wb_4_10_guide_may07_eng.pdf>
2009. The World Bank’s Forest Investment Programme (FIP): core elements and critical
issues. Rights, forests and climate briefing series – October 2009. http://www.forestpeoples.
org/documents/forest_issues/fip_briefing_oct09_eng.pdf
2009. Moving the goal posts? Accountability failures of the World Bank’s Forest Carbon
Partnership Facility (FCPF). Rights, forests and climate briefing series – October 2009.
http://www.forestpeoples.org/documents/forest_issues/fcpf_briefing_oct09_eng.pdf
Forest Carbon Partnership Facility: <http://www.forestcarbonpartnership.org/fcp/>
Forest Carbon Partnership Facility Charter: <http://www.forestcarbonpartnership.org/fcp/sites/
forestcarbonpartnership.org/files/Documents/PDF/FCPF_Charter_06-13-08.pdf>
67
REDD
apa itu
Forest Carbon Partnership Facility Participant Committee Observers: <http://www.
forestcarbonpartnership.org/fcp/node/22>World Bank 2009. Revised Draft Design Document
for the Forest Investment Program. April 2009. <http://siteresources.worldbank.org/INTCC/
Resources/3rdDesignMeetingRevisedDraftDesignDocument.pdf>
Forest Carbon Partnership Facility Participant Committee
The current funded position for an indigenous peoples’
observer in the FCPF Participant Committee is filled by
Estebancio Castro, who will remain in the position until May
2010 when the UN Permanent Forum on Indigenous Issues
will facilitate a new selection process for a second term. Until
May 2010, you can contact Estebancio at the details below:
Estebancio Castro Diaz
Executive Secretary/Secretario Ejecutivo
International Alliance of Indigenous and Tribal Peoples
of TropicalForests/Alianza Internacional de los Pueblos
Indígenas y Tribales de Bosques Tropicales
Email: [email protected]
Phone: (507) 345 0216
Fax: (507) 345 0217
Cell: (507) 66816132
68
SEBUAH
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
69 69
REDD
apa itu
70
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
DAFTAR KATA
Adaptation : Tindakan untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang telah menimpa tanah,
ekosistem dan sumber penghidupan.
Aforestation: Mengembangkan hutan di atas tanah yang belum ditanami (dibandingkan dengan
reforestasi, yaitu menanami kembali hutan yang sudah digunduli)
Annex I Parties: Negara-negara industri yang tercantum dalam Annex I Konvensi PBB tentang
Perubahan Iklim. Hampir semuanya adalah negara-negara yang terikat kesepakatan
target pengurangan emisi di bawah Protokol Kyoto.
Anthropogenic: sesuatu yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Istilah ini digunakan untuk
membedakan pengurangan emisi gas rumah kaca secara alami dari pengurangan emisi
lewat tindakan manusia.
Bali Action Plan: Salah satu bagian dari Bali Roadmap, Bali Action Plan adalah nama yang
diberikan untuk keputusan yang diambil Konferensi Para Pihak UNFCC (Conference of
the Parti es to theUNFCCC) yang secara khusus menangani negosiasi-negosiasi tentang
amandemen-amandemen Konvensi di masa depan. Keputusan ini melahirkan sebuah
Kelompok Kerja Ad Hoc untuk Aksi Kerja Sama Jangka Panjang (Ad Hoc Working Group
on Long-term Cooperati ve Acti on/AWGLCA) untuk mempertimbangkan satu kumpulan
tertentu dari isu-isu seputar Konvensi, yang juga dinyatakan dalam keputusan, yang
bertujuan untuk mencapai kesepakatan pada saat Konferensi Perubahan Iklim PBB
(UN Climate Change Conference)yang akan diselenggarakan di Kopenhagen di bulan
December 2009 (UN Doc FCCC/CP/2007/L.7/Rev.1).
Bali Roadmap: Kumpulan keputusan-keputusan dan kesimpulan-kesimpulan yang diadopsi
oleh para pihak anggota UNFCCC dan penanda tangan Protokol Kyoto di Konferensi
Perubahan Iklim PBB tahun 2007 (UN Climate Change Conference) di Bali, Indonesia,
yang menyediakan suatu proses untuk menyepakati revisi dan tambahan mendatang
untuk UNFCCC dan Protokol Kyoto. Roadmap ini menetapkan tujuan untuk memfinalisasi
seluruh diskusi paska 2012 yang terjadi dalam seluruh forum oleh Konferensi Perubahan
Iklim PBB yang akan diselenggarakan di Kopenhagen di bulan Desember 2009.
Baseline: Ketika kita ingin mengukur apakah sesuatu telah berkurang atau bertambah, kita
harus mengukurnya berdasarkan tingkatan yang telah ada pada suatu waktu. Kita sering
memilih sebuah tingkat pada tahun atau tanggal tertentu untuk dijadikan “titik pijak”
pengukuran. Titik pijak ini disebut baseline.
Carbon biosequestration: Simpanan karbon dalam tumbuhan, pohon dan flora lainnya, yang
menyerap karbon dioksida dari atmosfir saat mereka tumbuh, melepas oksigen ke atmosfir,
dan menyimpan karbon baik di dalam tubuh mereka dan di dalam tanah
Carbon market: Transaksi penjualan ijin, pengurangan atau penggantian emisi membentuk
71
REDD
apa itu
yang dinamakan pasar karbon (carbon market). Dalam kenyataannya, karbon dapat
diperdagangkan sebagai karbon atau karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya juga
dapat diperdagangkan dalam sejumlah “ pasar emisi”. Penting untuk diingat, saat ini tidak
ada satu pasar karbon, yang ada adala sejumlah pasar perdagangan emisi dalam berbagai
bentuk – beberapa berdasarkan aspek geografis (pasar Eropa), beberapa adalah pasar
sukarela dan semuanya punya peraturan yang berbeda-beda.
Clean Development Mechanism (CDM): Suatu fasilitas yang dibentuk di bawah Protokol Kyoto,
yang mengijinkan negara-negara dalam Annex I untuk mendanai proyek pengurangan
emisi di negara-negara berkembang peserta Protokol Kyoto, dan kemudian menggunakan
‘pengurangan emisi bersertifikat’ (certified emissions reductions/CERs) hasil proyek untuk
mengganti emisi mereka sendiri.
Conference of the Parties (COP): Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pertemuan
rutin negara-negara peserta suatu Konvensi PBB, misalnya konvensi Kerangka Kerja PBB
tentang Perubahan Iklim (UN Framework Convention on Climate Change) atau Konvensi
tentang Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity). Ini merupakan
sebuah badan yang memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan di bawah Konvensi
terkait.
Conference of the Parties bertindak sebagai Pertemuan Para Pihak (Meeting of the Parties
atau COP/MOP): Ini merupakan pertemuan negara-negara peserta suatu Protokol (seperti
Protokol Kyoto) dan sebuah badan yang berwewenang untuk mengambil keputusan di
bawah Protokol terkait.
Climate change: Istilah ini mengacu pada kumpulan dampak terhadap sistem iklim alami bumi
yang diakibatkan pemanasan global (lihat pernjelasan di bawah). Dampak dimaksud
termasuk pola hujan dan tinggi permukaan laut, arah dan kecepatan angin dan arus laut,
siklus musim, dan kemungkinan dan intensitas bencana iklim seperti kekeringan, badai
dan banjir (IPCC, 2007).
Deforestation: Konversi lahan berhutan menjadi lahan tanpa hutan.
Emissions trading (or ‘carbon trading’): Penjualan dan pembelian ‘ijin’ untuk melepas emisi
gas rumah kaca; atau ‘sertifikat’ atau ‘kredit’ yang membuktikan bahwa telah terjadi suatu
pengurangan emisi dari suatu aktivitas di luar dari apa yang sebaliknya akan terjadi (yaitu
emisi ‘seperti biasa’); atau sertifikat yang menunjukkan bahwa sejumlah emisi nyata telah
‘digantikan’ di suatu tempat, lewat misalnya, penyerapan karbon (carbon sequestration).
Forest degradation: Terjadi saat struktur atau fungsi sebuah hutan terpengaruh secara negatif,
yang menurunkan kemampuannya untuk menyediakan jasa lingkungan atau hasil hutan.
(FAO, 2004).
Fossil fuels: Gas, batu bara, minyak dan produk turunan minyak seperti diesel. Bahan bakar
asal fosil dibakar untuk membangkitkan listrik, untuk pemanasan, untuk menjalankan
segala macam sarana transpostasi dan untuk menjalankan proses industri, seperti
penambangan dan manufaktur.
72
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
Global warming: Seiring dengan peningkatan emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia,
konsentrasi gas-gas ini di atmosfir juga meningkat, yang menaikkan temperatur bumi.
Greenhouse gases (GHGs): Sekelompok gas di atmosfir yang menyerap radiasi infra merah.
Konsentrasi terbesar mereka berada di lapisan atmosfir yang lebih rendah. Gas-gas
ini meliputi uap air, ozon, karbon dioksida, metana, nitrat oksida, hidroflorokarbon,
perflorokarbon dan sulfur heksaflorida.
Joint Implementation: Sebuah fasilitas yang dibentuk di bawah Protokol Kyoto, yang
mengijinkan negara pihak Annex I untuk mendanai dan atau menjalankan sebuah proyek
untuk mengurangi emisi di negara Annex I lainnya. Negara penyandang dana lalu dapat
mengaplikasikan pengurangan emisi yang dihasilkan untuk membantu mereka memenuhi
target emisi yang ditetapkan Protokol Kyoto.
Kyoto Protocol to the UN Framework Conventi on on Climate Change: Sebuah kesepakatan
subsider (lebih rendah) dari Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim,
kesepakatan ini dicantumkan dalam bulan Desember 1997 namun belum ‘diberlakukan’
sampai bulan Februari 2002. Protokol ini bersifat mengikat negara yang menjadi ‘peserta’
protokol tersebut menurut undang-undang internasional.
Land use, land-use change and forestry (LULUCF): Ini merupakan sebuah kategori aktivitas
yang berkontribusi baik terhadap emisi gas rumah kaca maupun terhadap penghapusan
emisi. Kategori-kategori utama lainnya adalah emisi yang berkaitan dengan energi (baik
produksi maupun konsumsi), pertanian dan aktivitas yang berkaitan dengan limbah.
Mitigation: Upaya untuk mengurangi jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfir akibat
aktivitas manusia. Tindakan yang dimaksud dapat mencakup pengurangan penggunaan
bahan bakar asal fosil dan mengubah cara pemanfaatan lahan – misalnya dengan
mengurangi tingkat pembukaan hutan dan deforestasi dan meningkatkan penghutanan
kembali.
Non-Annex I parties: Negara-negara berkembang yang tidak tercantum dalam Annex I Konvensi
Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim. Negara-negara ini tidak terikat oleh target
pengurangan emisi yang ditetapkan Protokol Kyoto.
Parties: Anggota individual sebuah kesepakatan, seperti negara yang menandatangani
kesepakatan hukum internasional.
Reforestation: proses penghutanan kembali atau regenerasi sebuah hutan.
Renewable energy: Energi jenis ini dapat digunakan untuk membangkitkan listrik, menjalankan
pemanas atau sarana transportasi sama halnya dengan yang dilakukan bahan bakar
asal fosil untuk tujuan yang sama. Tidak seperti minyak, gas dan batu bara, sumber
energi terbarukan tidak terbatas. Sumber-sumber utamanya adalah kayu, dekomposisi
limbah, panas bumi, angin dan energi matahari. Penggunaan energi terbarukan untuk
membangkitkan energi biasanya mengeluarkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah
dari pada penggunaan bahan bakar asal fosil.
73
REDD
apa itu
Sequestration: ini adalah kebalikan dari emisi gas rumah kaca dan terjadi jika gas rumah kaca
diambil dari atmosfir, misalnya dalam proses fotosintesis oleh pohon-pohon
Sinks: Tempat atau lokasi yang menyerap atau menyimpan lebih banyak karbon dari pada yang
mereka lepaskan. Penyerap karbon utama meliputi hutan dan lautan.
United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC): Sebuah kesepakatan
internasional, yang dicapai pada tahun 1992 dan diberlakukan pada tahun 1993, UNFCCC
menyediakan kerangka kerja untuk kerja sama internasional tentang perubahan iklim.
74
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
SINGKATAN
CDM
:Clean Development Mechanism - Mekanisme Pembangunan Bersih
CEDAW
:The Convention on Elimination of All Forms of Discrimination against Women
– Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Eliminasi dan Diskriminasi
pada Perempuan
CERD
: the Convention on the Elimination of All Form of Racial Discrimination - Konvensi
tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial
CIFs
: Climate Investment Funds – Dana Investasi Iklim
CO2
: Carbon Dioxide – Karbon dioksida
COP
: Conference of the Parties.
CRC
: Convention on the Rights of the Child – Konvensi tentang Hak-hak Anak-anak
CTF
: Clean Technology Fund – Dana Teknologi Bersih
ET
: Emissions Trading – Perdagangan Emisi
FAO
: Food and Agriculture Organisation – Badan Pangan dan Pertanian Dunia
FCPF
: Forest Carbon Partnership Facility – Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan
FIP
: Forest Investment Programme – Program Investasi Hutan
FPIC
: Free, Prior and Informed Consent - Persetujuan Awal Tanpa Paksaan
GHG
: Greenhouse gases – Gas Rumah Kaca
ILO
: International Labour Organization – Badan Buruh Internasional
JI
: Joint Implementation – Implementasi Bersama
NGO
: Non-governmental organisations – Organisasi Non-Pemerintah
REDD
:Reduced Emissions from Deforestation – Pengurangan emisi dari deforestasi
dan degradasi hutan di negara-negara berkembang
REDD+
: REDD seperti didefinisikan di atas, ditambah aktivitas tambahan yang
bisa mendapatkan pendanaan, mungkin termasuk “pengelolaan hutan
berkelanjutan” (termasuk sebagian aktifitas penebangan), perkebunan dan
penghutanan kembali atau penghijauan
75
REDD
apa itu
SFC
: Strategic Climate Fund – Dana Iklim Strategis
UN
: United Nations – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
UNDP
: United Nations Development Programme – Program Pembangunan PBB
UNDRIP
: United Nations Declaration on the Rights – Deklarasi PBB tentang Hak-hak
Masyarakat Adat
UNEP
: United Nations Environment Programme – Program Lingkungan PBB
UNFCCC
: United Nations Framework Convention on Climate Change – Konvensi
Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim
: the UN Collaborative Programme on REDD – Program Kolaboratif PBB
tentang REDD
UN-REDD
76
REDD
apa itu
SEBUAH
PANDUAN
UNTUK
MASYARAKAT
ADAT
diproduksi oleh,
Rumah AMAN
Jl Tebet Utara 2C No 22
Jakarta Selatan 12820
Indonesia
Telp/Fax : +62218297954
Email: [email protected]
Milist : [email protected]
www.aman.or.id
Download