strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka

advertisement
i
STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI
SIMPANAN BERJANGKA DI BMT AL-IJTIHAD PABELAN
DARI TAHUN 2012 HINGGA TAHUN 2014
Oleh:
RIFKI LAELIA FAHRUDIN
NIM: 201-12-046
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
ii
STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI
SIMPANAN BERJANGKA DI BMT AL-IJTIHAD PABELAN
DARI TAHUN 2012 HINGGA TAHUN 2014
Disusun Dan Diajukan Guna Memenuhi
Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Perbankan Syariah
Oleh:
RIFKI LAELIA FAHRUDIN
NIM: 201-12-046
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
iii
i
iv
ii
v
iii
vi
MOTTO
“Pendidikan merupakan
perlengkapan paling baik
untuk hari tua”
(Aristoteles)
“Kegagalan hanya terjadi
bila kita menyerah”
(Lessing)
iv
vii
KATA PENGANTAR
   
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulilahirobil’alamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga Tugas Akhir berjudul
“STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI SIMPANAN
BERJANGKA BMT AL-IJTIHAD DARI TAHUN 2012 HINGGA 2014”dapat
terlaksana dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang kita nantikan syafaat-Nya di hari kiamat
kelak.
Penulisan Tugas Akhir ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan Jurusan Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah Jurusan
Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, bimbingan,
dan kerjasama serta dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil. Maka
dengan segenap kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Syariah IAIN Salatiga.
v
viii
3. Bapak Ahmad Mifdlol M. Lc., M. SI selaku Ketua Jurusan D III Perbankan
Syariah IAIN Salatiga dan sekaligus pembimbing Tugas Akhir saya.
4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan selama kami mengikuti
studi di Program Studi ini.
5. Bapak Sigit Adi Purhita S.E selaku Accounting BMT Al-Ijtihad Pabelan yang
telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk melaksanakan Praktikum
Bank II dan memberikan informasi serta pengarahan.
6. Karyawan dan karyawati BMT Al-Ijtihad Pabelan yang telah memberikan
masukan dan informasi yang terkait dengan Tugas Akhir ini.
7. Bapak, Ibu, Kakak, Adek serta keluarga yang telah memberikan motivasi dan
dukungan materiil maupun spiritual.
8. Sahabat dekat saya Oktavia Fadmawati yang selalu membantu saya dalam
mengerjakan Tugas Akhir ini.
9. Sahabat lama Ady Jatmiko, Rahmat Hidayat, Yoko, Danu Done serta Aris
Munandar yang memberikan motivasi dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
10. Teman-teman D III dan sahabat-sahabat dekatku Sahabat Dahsyat yang telah
memberiku semangat.
11. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
12. Semua pihak yang telah membantu terselesainya Tugas Akhir.
vi
ix
Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan
untuk perbaikan dimasa mendatang. Akhirnya penyusun mohon maaf atas
keterbatasan penyusun, besar harapan penyusun, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamualalaikum Wr. Wb
Salatiga, 6 Agustus 2015
Penulis
Rifki Laelia F.
NIM: 20112046
vii
x
ABSTRAK
Fahrudin, Rifki Laelia. 2015. Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai
Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga
Tahun 2014. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah. Jurusan D III Perbankan
Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Ahmad Mifdlol
M, Lc., M.SI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Pemasaran dalam
Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun
2012 hingga Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
menggunakan data kualitatif. Hasil penelitian ini yaitu pertumbuhan jumlah nilai
simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari tahun 2012 hingga 2014
mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Tahun 2012 jumlah nilai simpanan
berjangka Rp 470.731.250, tahun 2013 naik 16,5 % dan pada tahun 2014 jumlah nilai
simpanan berjangka naik 18 %. Strategi pemasaran produk simpanan berjangka BMT
Al-Ijtihad yaitu; 1). Menawarkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah; 2).
Menjelaskan tentang produk simpanan berjangka kepada masyarakat; 3).
Menawarkan bagi hasil yang besar kepada anggota simpanan berjangka dibandingkan
lembaga keuangan lain; 4). Menyebarkan brosur-brosur; 5). Memasang iklan; 6).
Menjadi sponsor acara; 7). Mengajukan proposal penawaran kerjasama; 8).
Membangun kantor cabang yang dekat dengan anggota; 9). Memberikan pelayanan
yang ramah, mudah dan cepat; 10). Menggunakan sistem jemput bola; 11). Biaya
administrasi lebih murah; 12). Memanfaatkan ikatan emosional anggota. Kendala
yang dihadapi BMT Al-Ijtihad Pabelan yaitu: 1). Banyaknya persaingan dengan
produk simpanan berjangka dengan lembaga keuangan lainnya; 2). Animo
masyarakat yang masih awam dengan simpanan berjangka; 3). Belum adanya
lembaga penjamin simpanan (LPS); 4). Lokasi anggota penyimpan yang jauh dari
BMT Al-Ijtihad; 5). Kurangnya tenaga lapangan yang benar-benar mempunyai ilmu
tentang perbankan syariah dan penguasaan tentang produk simpanan berjangka
syariah; 6). Masyarakat sekitar yang kurang mengenal BMT Al-Ijtihad; 7).
Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar untuk menabung; 8). Pengambilan
simpanan yang tidak bisa sewaktu-waktu dan; 9). Minimnya anggota BMT Al-Ijtihad
yang datang ke kantor.
Kata kunci: Strategi Pemasaran, Simpanan Berjangka, dan BMT.
viii
xi
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan Pembimbing .....................................................................
i
Halaman Pengesahan .......................................................................................... ii
Pernyataan Keaslian ............................................................................................. iii
Halaman Motto ................................................................................................... iv
Kata Pengantar ....................................................................................................
v
Abstrak ................................................................................................................ viii
Daftar Isi ............................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................................
4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..........................................................
4
D. Penelitian Terdahulu ..............................................................................
5
E. Metode Pengumpulan Data ....................................................................
8
F. Penegasan Istilah .................................................................................... 11
G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)
1. Pengertian BMT ............................................................................. 14
2. Produk-Produk BMT
a. Produk Penghimpun Dana ......................................................... 17
b. Produk Penyaluran Dana ............................................................ 19
ix
xii
B. Konsep Strategi Pemasaran
1. Pengertian Strategi ............................................................................ 21
2. Macam-macam Strategi Pemasaran .................................................. 23
C. Pengertian Simpanan Berjangka (Deposito)
1. Pengertian Simpanan Berjangka atau Deposito ................................ 26
2. Prosedur Pembukaan Rekening Deposito ......................................... 27
3. Macam-macam Deposito .................................................................. 28
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Sejarah Berdirinya BMT Al-Ijtihad Pabelan ....................................... 31
B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Ijtihad Pabelan ................................. 31
C. Identitas BMT Al-Ijtihad Pabelan
1. Alamat Kantor BMT Al-Ijtihad Pabelan .......................................... 32
2. Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Pabelan ................................... 33
3. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-masing Karyawan ......... 35
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka di BMT AlIjtihad Pabelan dari Tahun 2012 Hingga 2014 ..................................... 40
B. Analisis Strategi Pemasaran Simpnan Berjangka di BMT Al Ijtihad
Pabelan ................................................................................................ 41
C. Analisi Kendala dalam Laksanakan Strategi Pemasaran Simpanan
Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan .................................................. 46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 51
B. Saran ..................................................................................................... 52
x
xiii
Daftar Pustaka ................................................................................................ 54
Daftar Riwayat Hidup
Lampiran
xi
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Tingkat Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka BMT Al-Ijtihad
Pabelan Tahun 2012 hingga Tahun 2014 ........................................... 40
xii
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Pengurus BMT Al-Ijtihad Pabelan.................. 33
Gambar 3. 2 Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Pabelan ................................. 33
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini perbankan syariah banyak tersebar luas di berbagai wilayah dan negara
terutama di negara Indonesia. Di Indonesia sendiri lembaga keuangan syariah sudah
tersebar di mana-mana. Lembaga keuangan Islam yang ada di Indonesia ada banyak
macamnya. Di antara lembaga keuangan syariah itu adalah bank syariah dan Unit
Usaha Syariah (UUS). BUS di Indonesia banyak macamnya seperti Bank Muamalat
Indonesia, Bank Mandiri Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah dan masih banyak lagi
lainnya. Sedangkan UUS yang ada di Indonesia salah satunya Baitul Mal Wat Tamwil
(BMT). Tidak hanya itu saja sebenarnya masih banyak lembaga keuangan syariah
lainnya seperti asuransi syariah dan pasar modal syariah.
Pengertian dari bank syariah secara umum adalah lembaga keuangan yang
memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang diambil dari
Al-Quran dan Hadis Nabi SAW (Sudarsono, 2005). Usaha pembentukan sistem ini
didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut atau meminjam dengan
bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan untuk melakukan investasi untuk
usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal usaha perjudian) di mana hal ini tidak
dapat dijamin dalam sistem perbankan konvensional. Fungsinya sama dengan bank
konvensional yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan jasa keuangan
1
2
lainnya. Tetapi yang membedakan adalah cara operasionalnya, produk, kesepakatan,
dan sistem yang dipakai.
Berkembangnya bank-bank syariah di Indonesia dimulai sejak awal tahun 1990an. Di Indonesia, pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI).
BMI berdiri tahun 1992, bank ini didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan
beberapa pengusaha muslim Indonesia. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia
telah diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UndangUndang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Dalam UU ini berisikan tentang izin
pendirian Badan Usaha Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) oleh bank
konvensional. Hal tersebut diperkuat lagi dengan adanya UU No. 25 tahun 1992
tentang perkoperasian, serta pasal 33 UUD 45 tentang jati diri kedudukan,
permodalan, dan pembinaan koperasi. PP No. 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan
kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi serta KEP.MEN koperasi, dan UKM No.
91/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha KJKS.
Pengertian dari BMT sendiri adalah lembaga keuangan mikro yang
dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syariah), menumbuhkembangkan bisnis usaha
mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela
kepentingan kaum fakir miskin. Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi: baitul
tamwil (bait = rumah, at tamwil = pengembangan harta), yaitu melakukan kegiatan
pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas
ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung
dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi. BMT yaitu menerima titipan dana
3
zakat, infak dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan
peraturan dan amanahnya.
Meskipun bank syariah dan BMT di Indonesia telah berdiri sudah lama, namun
keberadaanya masih kurang diminati masyarakat pada umumnya. Hal ini mungkin
berkaitan dengan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap produk atau jasa yang
ditawarkan dari bank-bank syariah dan BMT serta kurangnya sosialisasi dari produk
dan jasa tersebut kepada masyarakat. Padahal dalam kaitanya dengan produk dan
jasa, ada perbedaan yang menyolok antara prinsip-prinsip pada produk dan jasa bank
syariah dengan prinsip dalam produk dan jasa bank konvensional (Sudarsono,2005).
Contohnya produk yang ditawarkan BMT Al-Ijtihad kepada anggotanya sendiri
ada 2 yaitu penghimpunan dana dan penyaluran dana. Produk penyimpanan dana di
BMT Al-Ijtihad sendiri yaitu Si Suqur, Si Rela, Si Suka, dan Si Haji. Sedang produk
penyaluran dananya yaitu Mudharabah, Musyarakah, Ijaroh, dan Qardhul Hasan.
Seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap BMT, menuntut
pihak BMT untuk profesional dalam pelaksanaanya dan mensosialisan produkproduknya. Akan tetapi dengan seiring berkembangnya zaman yang semakin pesat
banyak berdiri lembaga atau perusahaan bahkan atas nama individu yang
menjalankan bisnis jasa akan semakin banyak pesaing, maka semakin banyak pula
pilihan bagi nasabah untuk memilih bank syariah yang mereka inginkan. Bagi
perusahaan yang tidak begitu mempertahankan kualitas pelayanannya maka segera
akan ditinggalkan pelanggan. Hal ini akan menjadi tanggung jawab perusahaan atau
bank untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah agar nasabah
tidak berpindah keperusahaan atau bank lainnya. Bukan hanya itu saja demi
4
meningkatkan aset yang dimiliki juga menentukan strategi pemasaran agar bisa
merangkul banyak anggota atau nasabah. Dari strategi itu akan muncul kendalakendala yang akan dihadapi pihak BMT. Lalu akan muncul gagasan apakah strategi
yang dilakukan selama ini efektif atau tidak. Maka dari itu penulis akan meneliti
tentang ”Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT
Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga 2014”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan
selama 2012-2014?
2. Bagaimana strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di
BMT Al-Ijtihad Pabelan?
3. Bagaimana kendala dalam melaksanakan strategi pemasaran dalam meningkatkan
nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan?
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad
selama 2012-2014.
2. Mengetahui strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di
BMT Al-Ijtihad Pabelan.
3. Untuk mengetahui kendala dalam melaksanakan strategi pemasaran dalam
meningkatkan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan.
5
Kegunaan dari tugas akhir ini adalah:
1. Kegunaan Bagi Mahasiswa
a. Agar memberikan pengalaman belajar, pengetahuan serta menambah
wawasan bagi mahasiswa tentang strategi pemasaran produk-produk dalam
lembaga keuangan syariah.
b. Sebagai referensi mahasiswa dalam melakukan penelitian.
c. Sebagai pengembangan pembelajaran yang telah diperoleh selama melakukan
perkuliahan.
2. Kegunaan Civitas Akademik IAIN Salatiga
a. Sebagai literatur bagi perpustakaan kampus IAIN Salatiga.
b. Agar dapat menambah informasi dan referensi bagi mahasiswa jurusan D III
Perbankan Syariah.
3. Kegunaan Bagi Pengelola Lembaga BMT
Memberi saran dan masukan bagi lembaga untuk memperbaiki kinerja karyawan
serta BMT itu sendiri dalam bagaimana cara untuk melayani nasabah dan
melakukan strategi pemasaran produk.
D. Penelitian Terdahulu
Penilitian terdahulu adalah kajian tentang hasil penelitian yang relevan dengan
masalah yang diteliti. Kegunaan penelitian terdahulu adalah untuk membedakan
antara penelitian ini dengan penelitian sejenis yang telah dilakukan serta untuk
melihat persoalan yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Sejauh penelusuran
yang telah dilakukan, peneliti menjumpai hasil penelitian yang memiliki titik
6
singgung dengan judul yang diangkat dengan penelitian karya ilmiah ini, di antaranya
adalah:
1. Penelitian yang pertama yaitu “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Nasabah Deposito Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan
Syariah Magelang yang disusun oleh (Fitria: 2012) dapat disimpulkan:
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan nasabah deposito mudharabah
yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI) Unit Pelayanan Syariah
Magelang karena BMI sesuai dengan syariah Islam.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan nasabah deposito mudharabah
yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah
Magelang karena BMI dekat dengan rumah.
c. Pembagian bagi hasil yang menguntungkan antara kedua belah pihak yaitu
pihan bank dan pihak nasabah” (Fitria: 2012).
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Fitria dengan penelitian yang
dilakukan penulis adalah penelitian yang dilakukan Indah Fitri adalah faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan nasabah deposito di Bank Muamalat
Indonesia Unit Pelayanan Syariah Magelang sedangkan penelitian yang ditulis
oleh penulis adalah strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah nilai
simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan.
2. Penelitian yang kedua yaitu “Strategi Produk Penghimpunan Dana Deposito
Mudharabah di BPRS PNM Binama Semarang”. Tugas akhir ini disusun oleh
(Jannah: 2012) disimpulkan: perhitungan deposito mudharabah adalah di mana
7
dalam pemasaran penghimpunan deposito mudharabah BPRS PNM Binama
kepada masyarakat. Strategi yang ditempuh oleh pengelola BPRS PNM Binama
dengan memperluas jaringan dan menggunakan sistem jemput bola (Jannah:
2012).
Perbedaan penelitian yang disusun oleh (Jannah: 2012) dengan penelitian
yang diteliti oleh penulis adalah kalau yang dilakukan Jannah itu hanya satu tahun
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perkembangan nilai
simpanan selama tiga tahun.
3. Penelitian yang ketiga yaitu “Analisis Segmentasi Berbasis Persepsi Konsumen
(Studi Produk Deposito PT BPR Kartasura Makmur)” oleh (Mulya: 2013). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa segmen deposito BPR Kartasura Makmur
terbagi menjadi dua segmen. Segmen yang pertama adalah berbasis pelayanan
karena deposan memilih membuka deposito dengan alasan pelayanan dan
fasilitas, sedangkan segmen kedua adalah berbasis manfaat disebabkan deposan
memilih membuka deposito karena alasan suku bunga dan investasi. Variabel
segmentasi yang digunakan BPR Kartikasura Makmur adalah demografi, geografi
dan manfaat (Mulya: 2013).
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh (Mulya: 2013) dengan penelitian
yang dilakukan oleh penulis “Analisis Segmentasi Berbasis Persepsi Konsumen
(Studi Produk Deposito PT BPR Kartasura Makmur)” adalah kalau penelitian
yang dilakukan oleh (Mulya: 2013) itu pembagian nasabah berdasarkan
pelayanan dan suku bunga investasi sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah analisis strategi untuk menambah jumlah anggota deposito.
8
4. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sulhida Silmi dalam Jurnal Ilmiah
yang berjudul “Persepsi Nasabah tentang Relationship Marketing dan
Pengaruhnya terhadap loyalitas (Studi pada Nasabah Tabungan Utama PT Bank
Mega Syariah Cabang Malang”. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa
nasabah menyatakan loyal terhadap PT Bank Mega Syariah Cabang Malang yang
diukur dengan relationship marketing yang terdiri dari kepercayaan, komitmen
dan
komunikasi.
Relationship
marketing
(kepercayaan)
secara
parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah PT Bank Mega
Syariah Cabang Malang. Relationship marketing secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah PT Bank Mega Syariah Cabang
Malang (Sulhida: 1).
5. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rinda Asytuti dalam Jurnal Muqtasid
(Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah) yang berjudul “Kritik terhadap
Pemasaran Bank Syariah (Pendekatan Eksperiental Marketing). Hasil dari
penelitian ini adalah, bahwa salah satu upaya peningkatan share perbankan
syariah dapat dilakukan melalui penguatan pemasaran. Seperti diketahui, bisnis
perbankan adalah salah satu bisnis kategori high kompetitif dikarenakan produk
dan supplynya yang tinggi, untuk itu diperlukan strategi pemasaran yang efisien
dan efektif guna memenangkan persaingan. Salah satu pendekatan strategi
pemasaran yang dapat dilakukan adalah pemuasan eksperiental (pengalaman)
pelanggan. Melalui pendekatan eksperiental marketing dapat memberikan
kepuasan pengalaman yang akan memberikan stimulus bagi terciptanya kesadaran
kualitas, merek dan loyalitas pelanggan (Rinda, 2011: 179).
9
E. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan sistem
atau suatu cara kerja untuk memahami suatu subjek atau objek sebagai upaya untuk
menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan
ditanggung keabsahannya. Tujuan metode penelitian ini sendiri adalah mencari
informasi yang dibutuhkan untuk judul yang saya buat (Hasan, 2000).
Metode penelitian yang saya gunakan adalah :
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian dari tugas akhir yang saya buat ini adalah penelitian kualitatif.
2. Tipe penelitian
Metode penelitian deskriptif adalah penelitian ditujukan untuk menggambarkan
suatu keadaan secara apa adanya. Jadi di sini peneliti tidak melakukan manipulasi
terhadap objek penelitian.
3. Teknik pengumpulan data
a. Observasi langsung
Penelitian ini dilakukan langsung kepada objek yang akan diteliti yaitu BMT
Al-Ijtihad Pabelan.
b. Metode interview
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan sistem tanya jawab antara
narasumber yang bersangkutan dengan penulis penelitian tersebut (A. Black
dan J. Champion, 1992: 285). Metode ini dengan cara melakukan wawancara
dengan karyawan dan karyawati di BMT Al-Ijtihad Pabelan yaitu dengan
10
accounting BMT Al-Ijtihad Bp. Sigit Adi Purhita S.E, marketing BMT Bp.
Triyanto dan teller BMT Ibu Sari Oktaviani.
c. Metode dokumentasi
Menurut Moleong (2011: 248) upaya yang dilakukan dalam analisis data yaitu
dengan mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data ini dilakukan
dengan mengumpulkan data-data sesuai prosedur yang ada di BMT Al-Ijtihad
Pabelan.
4. Teknik analisis data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian atau
sumber data akurat. Data ini didapatkan dari BMT Al-Ijtihad Pabelan,
sedangkan data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain data
perkembangan anggota yang menyimpan dana di BMT Al-Ijtihad Pabelan ini.
b. Data Skunder
Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari BMT AlIjtihad Pabelan, antara lain dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti, sumber-sumber data atau dokumen-dokumen BMT AL-Ijtihad
Pabelan yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir, dan lain-lain (Moleong,
2011: 157).
11
F. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dari proposal ini adalah :
1. BMT adalah lembaga keuangan syariah yang berorientasi sosial keagamaan yang
kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat kecil berupa
zakat, infaq, shadaqah (ZIS) yang disalurkan untuk masyarakat kecil, faqir,
miskin untuk pengembangan usaha berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan
Al Qur‟an dan Sunnah Rasul-Nya (Irwan, 2013)
2. Strategi pemasaran secara umum adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu
dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya
untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (Kotler, 2001).
3. Si Suka (Simpanan Berjangka) adalah simpanan ini bedasarkan akad wadiah yad
dhamanah dan hanya bisa diambil pada saat jatuh tempo yaitu 3, 6, 12, 18 atau
24 bulan serta mendapat bagi hasil yang sudah disepakati pada saat akad, dan
apabila diambil diluar jatuh tempo akan dikenakan denda pada saat penarikan.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Pada penulisan tugas akhir ini terdapat satu bab yang terdiri dari beberapa sub
bab yang diuraikan kembali. Sistematika penulisan dalam Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika
penulisan.
Bab II Landasan teori ini membahas tentang telaah pustaka, karangka teori yang
membahas tentang: yang pertama pengertian BMT, sejarah BMT di Indonesia,
12
produk penghimpun dana dan penyaluran dana yang ada di BMT. Kedua konsep
strategi pemasaran yang terdiri dari pengertian strategi, prinsip dalam pemasaran,
macam- macam strategi pemasaran. Ketiga pengertian deposito, prosedur pembukaan
rekening deposito dan macam-macam deposito.
Bab III Laporan objek tugas akhir ini adalah salah satu BMT yang berada di
daerah Salatiga dan sekitarnya yaitu BMT Al-Ijtihad Pabelan. Untuk melakukan
penyusunan tugas akhir, penulis melakukan peninjauan terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas pada laporan tugas akhir ini, yang
berjudul “Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di
BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga Tahun 2014” mulai dari sejarah
berdirinya BMT Al-Ijtihad Pabelan, visi dan misi BMT, tujuan berdirinya BMT,
alamat BMT, susunan struktur organisasi, dan penjabaran tugas serta wewenang
masing-masing pekerja yang ada di BMT Al-Ijtihad Pabelan.
Bab IV Analisis dalam bab ini akan menjelaskan tentang bagaimana cara
menganalisa masalah yang dihadapi oleh BMT Al-Ijtihad Pabelan yang terkait serta
jalan keluar atau saran yang diberikaan kepada BMT Al-Ijtihad Pabelan oleh penulis
yaitu tentang bagaimana perkembangan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad
Pabelan selama 2012 hingga 2014, bagaimana strategi pemasaran dalam
meningkatkan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan, bagaimana
kendala dalam melaksanakan strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan
berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan.
Bab V Penutup dalam bab ini membahas kesimpulan dan saran yang didapatkan
oleh penulis dari penelitian yang dilakukan di BMT Al-Ijtihad Pabelan.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)
1. Pengertian Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)
Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia akhir-akhir ini
sangat pesat pertumbuhannya. Berbagai lembaga keuangan banyak yang
bermunculan baik lembaga keuangan makro seperti bank syariah maupun
lembaga keuangan mikro lainnya seperti BMT. Sebenarnya sejak zaman
Rosulullah SAW sudah ada lembaga keuangan tetapi bukan BMT melainkan
baitul mal. Baitul mal yang ada di zaman Rosulullah SAW adalah lembaga
keuangan yang menerima pendapatan (revenue collection) dan pembelanjaan
(expenditure). Baitul mal yang didirikan oleh Rosulullah SAW tidak
mempunyai bentuk yang formal sehingga memberikan fleksibilitas yang
tinggi dan nyaris tanpa birokasi.
Baitul mal zaman Rosulullah SAW bukan hanya lembaga BAZIS yang
dikenal sekarang akan tetapi baitul mal yang memainkan kebijakan fiskal
sebagaimana yang dikenal ekonomi sekarang. Kebijakan fiskal yang
dilakukan akan memberikan dampak langsung pada tingkat investasi dan
secara tidak langsung memberikan dampak pada tingkat inflasi dan
pertumbuhan ekonomi (Muhammad, 2003).
13
14
Akhir-akhir ini Usaha Menengah Kebawah Mikro (UMKM) di
Indonesia perkembanganya sangatlah pesat. Salah satu UMKM yang
berkembang saat ini adalah koperasi dan BMT. Perkembangan BMT di
Indonesia muncul sejak diprakarsainya bank syariah tahun 1990 oleh Majelis
Umum Indonesia (MUI). Munculnya bank syariah ini karena adanya
Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan yang diselenggarakan pada tanggal
22-25 Agustus 1990 yang diperkasai oleh MUI. Hasil Lokakarya tersebut
dilanjutkan dan dibahas dalam Musyawarah Nasional IV (MUNAS IV) MUI
di Hotel Sahid Jaya Jakarta. Hasil munas membentuk tim perbankan MUI
yang bertugas mensosialisasikan rencana pendirian bank syariah di Indonesia.
Selanjutnya pada tanggal 1 November 1991 tim ini berhasil mendirikan Bank
Muamalat Indonesia (BMI) yang beroperasi sejak September 1992. Pada awal
kehadiran BMI ini belum mendapat perhatian khusus dari pemeritah dan
lembaga industri yang ada di Indonesia. Namun perkembangan BMI dapat
tetap eksis. Ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997 baru telah
mengilhami pemerintah memberikan perhatian dan mengatur secara luas
dalam undang-undang serta memacu berdirinya bank-bank syariah lainnya.
Kehadiran BMI ini diharapkan mampu membangun sistem keuangan
ekonomi dan dapat menyentuh kalangan bawah. Akan tetapi pada
pelaksanaanya terhambat oleh adanya peraturan undang-undang yang
mengatur prosedur perbankan. Sehingga dibentuklah Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS) yang diharapkan mampu memberikan pelayanan kepada
masyarakat bawah. Namun pada pelaksanaanya BPRS mendapatkan kendala
15
yaitu terhambat oleh adanya pemusatan kekayaan hanya pada segelintir orang
yakni para pemilik modal. Sehingga komitmen untuk membantu masyarakat
bawah terhalang oleh kendala baik dari sisi hukum maupun teknis.
Kemudiaan dari persoalan di atas, mendorong munculnya lembaga keuangan
syariah alternatif. Yakni sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis
tetapi juga sosial. Lembaga tersebut adalah Baitul Mal Wat Tamwil (BMT).
BMT adalah lembaga keuangan syariah yang berorientasi sosial keagamaan
yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat
kecil berupa zakat, infaq, shadaqah (ZIS) yang disalurkan untuk masyarakat
kecil, faqir, miskin untuk pengembangan usaha berdasarkan ketentuan yang
telah ditetapkan Al Qur‟an dan Sunnah Rasul-Nya (Irwan, 2013).
BMT adalah lembaga keuangan yang sama fungsinya seperti bank
syariah. Yang membedakan adalah di dalam bank syaraiah menawarkan tiga
produk sedangkan di BMT hanya menawarkan dua produk saja yaitu produk
penyimpan dana atau yang biasa disebut funding dan penyaluaran dana atau
lending.
Sebenarnya di BMT ada banyak produk penghimpunan dan penyaluran
dana yang secara teknis finansial dapat dikembangkan sebuah lembaga
keuangan Islam termasuk BMT. Namun dalam prakteknya sebagian besar
BMT masih membatasi diri dengan penerapan beberapa produk saja yang
dianggap aman oleh BMT. Misal dalam memobilisasi dana BMT lebih
menyukai produk bagi hasil mudharabah dengan pertimbangan tidak terlalu
beresiko karena kapasitasnya sebagai mudharib serta lebih mudah
16
penerapannya. Akan tetapi apabila menyalurkan dananya kembali kepada
masyarakat
dalam
bentuk
fasilitas
penyaluran
dana,
BMT
lebih
mengedepankan produk murabahah dengan alasan dalam penerapan BMT
bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual barang halal yang dibutuhkan
oleh anggota. Mula-mula BMT membeli barang sebagaimana dimaksud
kepada pihak ketiga dengan harga tertentu, secara langsung atau yang
mewakili yang ditunjuk, untuk selanjutnya barang tersebut dijual kepada
nasabah dengan harga tertentu setelah ditambah keuntungan yang telah
disepakati bersama..
2. Produk-Produk BMT
a. Produk Penghimpun Dana
1) Prinsip wadi’ah yad dhamanah
Akad wadi’ah menurut pasal 20 ayat 17 komplikasi Hukum
Ekonomi Syariah (2009) ialah penitipan dana antara pihak pemilik dan
penerima titipan yang dipercaya untuk menjaga dana tersebut dari
pihak yang menitpkan dana.
Menurut Ascarya macam-macam simpanan wadi’ah yang ada di BMT
pada umumnya yaitu:
a) Wadi’ah yad amanah
Wadi’ah yad amanah adalah akad penitipan di mana pihak
penerima titipan tidak diperbolehkan menggunakan barang atau
uang yang dititipkan dan menjaga sesuai dengan kelaziman dan
tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang
17
titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima.
Pihak penerima titpan dapan membebankan biaya kepada penitip
sebagai biaya penitip.
b) Wadi’ah yad dhamanah
Wadi’ah yad dhamanah adalah akad penitipan barang di mana
pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang dapat
memanfaatkan barang titipan dan harus bertanggung jawab
terhadap kehilangan atau kerusakan barang. Semua manfaat dan
keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang tersebut
menjadi hak penerima titipan.
2) Prinsip Tabungan Mudharabah
Produk BMT mudharabah adalah produk yang banyak
digunakan di
perbankan maupun BMT di
Indonesia untuk
menyalurkan kepada masayarakat. Produk ini juga banyak diminati
masyarakat baik masyarakat biasa maupun masyarakat kalangan atas.
Mudharabah adalah salah satu akad kerjasama kemitraan berdasarkan
prinsip berbagi untung dan rugi (profit and loss sharing principle),
dilakukan sekurang-kurangnya oleh dua belah pihak, di mana pihak
pertama memiliki dana atau menyediakan dana yang disebut shabib
al-maal atau rabb al-mal, sedang yang kedua memliki keahlian (skill)
dan bertanggung jawab atas pengelolaan dana atau manajemen usaha
halal tertentu atau disebut mudharib. Untuk pembagian keuntungan
18
dibagi berdasarkan kesepakatan pada saat aqad sedangkan kerugian
hanya ditanggung oleh pemilik modal (PSAK: 105).
b. Produk Penyaluran Dana
a) Prinsip Mudharabah
Produk pembiayaan mudharabah adalah salah satu akad kerjasama
kemitraan berdasarkan prinsip berbagi untung dan rugi (profit and loss
sharing principle), dilakukan sekurang-kurangnya oleh dua belah pihak, di
mana pihak pertama memiliki dana atau menyediakan dana yang disebut
shabib al-maal atau rabb al-mal , sedang yang kedua memliki keahlian
(skill) dan bertanggung jawab atas pengelolaan dana atau manajemen
usaha halal tertentu atau disebut mudharib di mana keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan awal sedangkan kerugian hanya ditanggung oleh
pemilik modal (PSAK 105).
b) Prinsip Musyarakah
Akad kerja sama antara dua belah pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan
sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut
meliputi kas atau aset nonkas yang diperkenankan syariah (PSAK: 106).
c) Prinsip Murabahah
Murabahah adalah salah satu produk penyaluran dana yang
digemari BMT karena karakternya yang (profitable) mudah dalam
penerapan, serta dengan (risk-factor) yang ringan untuk diperhitungkan.
19
Dalam penerapan BMT bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual
barang halal yang dibutuhkan oleh anggota. Mula-mula BMT membeli
barang sebagaimana dimaksud kepada pihak ketiga dengan harga tertentu,
secara langsung atau yang mewakili yang ditunjuk, untuk selanjutnya
barang tersebut dijual kepada nasabah dengan harga tertentu setelah
ditambah keuntungan yang telah disepakati bersama (PSAK: 102).
d) Bai’ As-Salam
Bai’ As-Salam adalah jual beli dengan cara pemesanan dan
pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu. Pembayaran
harus dibayar pada waktu yang disepakati saat akad dilakukan. Sedangkan
waktu penyerahan barang berdasarkan kesepakatan dengan kualitas dan
jumlah yang disepakati pula (PSAK: 103).
e) Bai’Al-Istishna’
Bai’Al-Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tetentu yang
disepakati antara pemesan dan penjual barang. Pada prinsip bai’ alIstishna’ ini biasanya BMT melakukan untuk pembiayaan manufaktur dan
konstruksi jangka pendek. Walaupun hampir sama akad antara bai’ alistishna’ dengan bai’ as-salam hampir sama dalam akadnya, akan tetapi
prinsip antara keduanya tetap berbeda (PSAK: 104).
f) Al Ijarah
Al Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa
dalam waktu tertentu melalui pembayaran upah atau sewa tanpa diikuti
20
dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam transaksi
yang dilakukan BMT pada umumnya, BMT menyewakan suatu aset yang
sebenarnya telah dibeli oleh BMT kepada nasabahnya dalam jangka waktu
tertentu dengan jumlah sewa yang sudah disepakati pada saat akad
(Karim, 2007: 289).
B. Konsep Strategi Pemasaran
1. Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah penekanan pada analisis struktur pasar
orientasi dan dukungan pelanggan, serta memposisikan dalam mengawasi
rantai nilai (Alma, 2007). Definisi pemasaran menurut American Marketing
Association (AMA) seperti yang dikutip oleh Rhenald Kasali (1998: 53)
pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap
konsepsi, penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang-barang, ide-ide
dan jasa, untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan
lembaga-lembaganya.
Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan dan keputusan yang
mengharuskan perusahaan menentukan visi, misi dan tujuan perusahaan,
melakukan analisis eksternal dan internal, menentukan strategi yang sesuai,
mengimplementasikan strategi, serta mengevaluasi, memodivikasi atau
merubah strategi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pengertian tersebut
mengandung fungsi-fungsi dasar pemasaran, yaitu perencanaan (plaining)
pengorganisasian
(organising),
implementasi
pengawasan (controling) (Lestari, 2011).
(implementing),
dan
21
2. Macam-macam Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran sangat berpengaruh untuk kemajuan sebuah
perusahaan yang menawarkan barang atau jasa. Salah satu strategi pemasaran
yang ada saat ini adalah marketing mix (bauran pemasaran). Kegiatan ini
dilakukan secara bersamaaan di antara elemen-elemen yang ada di dalam
marekting mix itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri
tanpa dukungan dari elemen lainnya.
Penggunaaan bauran pemasaran di dunia perbankkan dilakukan dengan
menggunakan konsep-konsep sesuai dengan kebutuhan bank. Dalam
praktiknya konsep bauran pemasaran terdiri dari bauran pemasaran produk
barang maupun jasa. Khusus untuk produk yang berbentuk barang jasa
diberlakukan konsep yang sedikit berbeda dengan produk barang.
Kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran terdiri dari empat P
yaitu: 1) Product; 2) Price; 3) Place; 4) Promotion. Sementara itu, Boom dan
Bitner menambah dalam analisis jasa, bauran pemasaran di samping empat P
seperti yang dikemukakan di atas, terdapat tambahan tiga P, yaitu: 1) People
2) Phsycal Eviden 3) process. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa secara keseluruhan pengguna konsep bauran pemasaran untuk produk
jasa jika digabungkan menjadi tujuh P. Berikut tujuh P di atas serta
penjelasannya (Kotler dan Amstrong, 2012):
a. Produk (product)
Menurut
Sumarni
dan
Soeprihanto
(2010:
274),
“Produk
adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan
22
perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan”. Produk di dalam dunia perbankkan adalah
menawarkan produk-produk yang ada di bank tersebut.
b. Harga (price)
Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010: 281) harga adalah,
“Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya”. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan,
maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut. Dalam
dunia perbankkan yang dimaksut dengan harga adalah penentuan biaya
administrasi dari awal pembukaan rekening sampai penutupan rekening.
c. Promosi (promotion)
Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual
kepada konsumen atau nasabah dalam saluran penjualan barang dan jasa
yang ada di perusahhan tersebut. Melalui periklanan suatu perusahaan
mengarahkan komunikasi pada nasabah masyarakat melalui media-media
yang disebut dengan media masa seperti koran, majalah, tabloid, radio,
televisi dan direct mail (Tjiptono, 2008).
d. Lokasi/ Tempat (place)
Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu
keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen,
namun sekaligus juga menjadikan biaya rental atau imvestasi tempat
menjadi mahal. Tingginya biaya lokasi tersebut dapat terkompensasi
23
dengan reducing biaya marketing, sebalik lokasi yang kurang strategis
akan membutuhkan biaya marketing lebih mahal untuk menarik konsumen
agar berkunjung. Dekorasi dan desain, sering menjadi daya tarik tersendiri
bagi para target konsumen. Kondisi bangunan juga menjadi persyaratan
yang memberikan kenyamanan (Kotler, 2012).
e. Orang (people)
Dalam hubungan ini orang berfungsi sebagai penyedia berupa
ativitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk diberikan kepada
nasabah. Oleh sebab itu orang/ pegawai merupakan salah satu kunci
penting keberhasilan perusahaan jasa yang langsung memberikan kesan
dalam penyampaian jasa. Untuk mencapai kualitas terbaik maka pagawai
harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu
memberikan pelanggan kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya.
f. Proses (Process)
Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan
diberikan kepada nasabah. Proses merupakan gabungan semua aktivitas,
umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas,
dan hal-hal rutin di mana jasa disampaikan kepada nasabah.
g. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Bukti fisik di sini merupakan bukti jasa yang telah diciptakan yakni
berupa bukti transaksi yang terjadi.
24
C. Pengertian Simpanan Berjangka( Deposito)
1. Pengertian Simpanan Berjangka / Deposito
Simpanan berjangka adalah simpanan yang berdasar akad wadiah yad
dhamanah dan hanya bisa diambil pada saat jatuh tempo yaitu 1, 3, 6, atau 12
bulan serta mendapatkan bagi hasil sesuai pada saat akad. Simpanan
berjangka dikalangan masyarakat disebut deposito.
Saat ini dalam dunia perbankan, banyak menawarkan jenis tabungan
untuk menarik masyarakat agar membuka tabungan di bank tersebut. Salah
satu jenis tabungan yang ditawarkan kepada nasabah apabila nasabah
mempunyai uang dalam jumlah yang cukup besar tanpa khawatir akan diincar
para penjarah, maka sekarang bank memberikan fasilitas penyimpanan uang
dengan bentuk deposito. Deposito banyak diminati oleh para pengusaha dan
pemilik uang karena mempunyai beberapa kelebihan dari pada cara
penyimpanan uang yang lain, seperti tabungan, giro, kliring dan lain
sebagainya. Tidak seperti jenis simpanan lainnya, deposito penyimpanan dan
pengambilannya ditentukan oleh waktu yang telah disepakati, baik 1, 3, 6, 12
dan 24 bulan, sehingga menguntungkan bagi pihak bank untuk mengelola
simpanan nasabah tersebut dalam jangka panjang, sedangkan bagi nasabah,
deposito menawarkan pembagian keuntungan dengan suku bunga yang cukup
tinggi dibandingkan dengan simpanan lainnya dalam sistem perbankan
(Trihartono, 1995). Menurut UU No. 10/ 1998, Pasal 1 ayat 7 (1998: 7) yang
memberikan pengertian deposito adalah sebagai berikut: Deposito adalah
25
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
2. Prosedur Pembukaan Rekening Deposito
Seperti
halnya
dengan
tabungan,
maka
deposan
yang
akan
mendepositokan uangnya harus memenuhi beberapa persyaratan. Adapun
ketentuan-ketentuan umum untuk menjadi nasabah deposito adalah sebagai
berikut:
a. Nasabah cukup datang ke bank yang dipercaya agar dapat menjamin uang
deposan agar tidak akan hilang.
b. Nasabah diharapkan mengisi beberapa formulir aplikasi yang memuat
tentang jumlah nominal simpanan dan jangka waktu yang nasabah pilih.
Dalam pelaksanaannya, simpanan deposan ditulis dalam bentuk surat
pernyataan yang dibubuhi meterai, sehingga mempunyai kekuatan hukum
yang sah.
c. Menyerahkan fotocopy KTP atau identitas nasabah untuk dicatat, baik
nama, alamat dan pekerjaan. Untuk perorangan menyerahkan foto copy
KTP/ SIM/ Paspor/ Identitas lainnya. Sedangkan untuk badan usaha:
Menyerahkan foto copy KTP/ SIM/ Paspor/ Identitas lainnya bagi yang
berhak atas deposito tersebut. Menyerahkan NPWP, TDP, SIUP, Akte
Perusahaan dan ligelitas lainnya.
d. Proses terakhir adalah penyetoran. Proses ini merupakan akhir dari proses
menjadi deposan suatu bank. Dengan menyetor nominal tersebut, nasabah
resmi menjadi deposan bank tersebut. Setelah menjadi deposan (yang
26
memegang simpanan deposito) maka bank menerbitkan bilyet deposito
yang terdiri atas:
1) 1 (satu) lembar asli untuk deposan, bermeterai dan ditanda tangani
oleh pejabat bank yang bersangkutan.
2) 1 (satu) lembar untuk Bank Indonesia sebagai penagih premi (subsidi
bunga) dari Bank Indonesia.
3) 1 (satu) lembar untuk bukti pembukuan (bersama formulir).
4) 1 (satu) lembar untuk pelunasan.
3. Macam-Macam Deposito
Sebagai gambaran jangka waktu deposito yang berlaku pada beberapa bank,
dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Simpanan deposito kurang dari 3 bulan;
b. Simpanan deposito jangka waktu 3 bulan; c. Simpanan deposito jangka waktu 6
bulan; d. Simpanan deposito jangka waktu 12 bulan; e. Simpanan deposito jangka
waktu 24 bulan.
Simpanan deposito pada saat ini digemari oleh para pengusaha karena
mempunyai kekuatan untuk dijadikan jaminan pembiayaan. Tentu saja dengan
batas nominal yang telah ditentukan dan disesuaikan jumlah pembiayaan yang
diajukan. Adapun aturan main setiap bank berbeda-beda di dalam pembayaran
tersebut. Yang perlu dijadikan perhatian adalah di dalam pembayaran tersebut
disertai neraca laporan dan disertai pula dengan kuitansi bermeterai.
Beberapa macam deposito yang dikenal adalah sebagai berikut:
27
a. Time deposit
Time deposit atau lebih dikenal dengan istilah “deposito berjangka”, yaitu
deposito yang terikat oleh waktu yang telah ditentukan. Apabila waktu yang
ditentukan itu habis, maka deposan dapat menarik simpanan deposito
berjangka itu dari bank atau sebaliknya memperpanjang simpanan deposito
berjangka itu dengan suatu periode tertentu yang diinginkan. Sedangkan
apabila nasabah atau anggota apabila menarik deposito tidak sesuai akad yang
disetujui biasanya bank mengenakan potongan sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukan oleh suatu bank ataupun BMT (Kasmir, 2002).
Deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu, Jangka waktu
deposito biasanya bervariasi mula dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 sampai dengan 24
bulan. Deposito berjangka ini diterbitkan atas nama baik lembaga maupun
perorangan, dan biasanya untuk menarik deposan bank biasanya menyediakan
berbagai insentif atau bonus untuk menarik nasabah agar membuka rekening
deposito.
b. Deposit on call
Deposit on call adalah uang simpanan tetap berada di bank selama
belum dibutuhkan oleh pemiliknya (penyimpan). Apabila penyimpan uang itu
akan menarik simpanannya, maka terlebih dahulu harus memberitahukan
kepada pihak bank. Masa pemberitahuan kepada bank itu dilakukan adalah
tergantung kepada akad yang diadakan antara penyimpan (deposan) dengan
pihak bank (ada yang setahun, dua bulan dan sebagainya) doposit on call biasa
dikenal dengan sebutan deposito harian.
28
Dalam prakteknya, deposito jenis doposit on call ini pengambilannya
berdasarkan pemberitahuan terlebih dahulu oleh nasabah yang bersangkutan
dengan kesepakatan perjanjian tenggang pengambilan yang telah disepakati
bersama. Misalnya 1 (satu) hari sebelum pengambilan harus sudah
memberitahukan terlebih dahulu ke pihak bank.
c. Deposito Automatic Roll Over
Jika deposito sudah jatuh tempo, tetapi pinjaman pokok belum
diuangkan berarti uang anda dapat menganggur tanpa berbunga, uang dapat
secara otomatis diperhitungkan bunganya begitu jangka deposito habis. Uang
anda akan diberi bunga dan uang tidak pernah menganggur seandainya anda
lupa menarik deposito yang sudah jatuh tempo.
d. Demand deposit
Demand deposit (rekening koran giro) adalah penyimpan dapat
menyimpan atau menarik dananya pada atau dari bank setiap saat yang
dikehendaki tanpa dikenakan pemotongan seperti deposito berjangka.
29
BAB III
LAPORAN OBJEK
A. Sejarah Berdirinya BMT Al-Ijtihad Pabelan
Pada awalnya BMT Al-Ijtihad Pabelan merupakan sebuah lembaga
keuangan syariah yang berdiri dan berkembang di daerah Kecamatan Pabelan,
Kabupaten Semarang pada tanggal 4 Oktober 1998. Saat itu pengelolaan BMT
Al-Ijtihad Pabelan dipercayakan kepada 3 orang pengelola yang telah
mendapatkan pelatihan dari Dinas Koperasi dan LSM Pinbuk melalui Proyek
Penaggulangan Pekerja Terampil (P3T) di Asrama Haji Donohudan Solo.
Pada awal tahun 2011, untuk melayani kebutuhan anggota di Kecamatan
Pabelan bagian Timur, maka BMT Al-Ijtihad mendirikan kator cabang di daerah
pasar Wates, Terban, agar lebih dekat dengan para anggota dan untuk
meningkatkan
pelayanan.
Setelah
dibukanya
kantor
cabang
di
Wates
perkembangan aset dan jumlah BMT Al-Ijtihad dari waktu ke waktu mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat.
B. Visi, Misi dan Tujuan
1. Visi dan misi dari BMT Al- Ijtihad adalah:
a. Visi
Visi dari BMT Al-Ijtihad adalah membangun perekonomian umat dengan
melaksanakan sistem ekonomi Islam.
29
30
b. Misi
Misi dari BMT Al-Ijtihad adalah menjadi koperasi jasa keuangan syariah
yang menguntungkan, sehat, berkembang dan profesional di tingkat
Kabupaten Semarang.
2. Tujuan
Tujuan dari dibentuknya BMT Al-Ijtihad adalah sebagai berikut:
a. Melayani kebutuhan dana masyarakat pada khususnya dan pada anggota
pada umumnya, serta kebutuhan sebuah lembaga keuangan yang dapat
memberikan jasa simpan pinjam dengan sistem yang sesuai dengan
syariah Islam.
b. Ikut mengembangkan usaha ekonomi produktif terutama dilapisan
masyarakat pengusaha kecil atau mikro dengan modal pembiayaan.
c. Mengenalkan dan memasyarakatkan keberadaan lembaga keuangan yang
dikelola
dengan
sistem
syariah
sebagai
satu-satunya
alternatif
menghindari perputaran dana dari unsur riba.
C. Identitas BMT Al-Ijtihad Pabelan
1. Alamat Kantor BMT Al- Ijtihad Pabelan
Kantor Pusat Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Al-Ijtihad Pabelan
terletak di Jl. Pemuda No. 95 Pabelan – Kab. Semarang, sedangkan kator
cabang terletak di Pasar Wates Blok B Terban, Pabelan Semarang. Telp/ Fak :
(0298) 3404325.
31
2. Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Pabelan
Berikut ini susunan organisasi pengurus BMT Al-Ijtihad dan susunan
organisasi kantor pusat BMT Al-Ijtihad Pabelan dan BMT Al-Ijtihad Cabang
Wates
a. Gambar Struktur Organisasi Pengurus BMT Al-Ijtihad
Ketua
Sekertaris
Bendahara
Gambar 3. 1 Struktur organisasi pengurus BMT Al-Ijtihad.

Ketua
: Sumarno, S.E

Sekertaris
: Bowo Wahyu Hidayat, Spd

Bendahara
: Dra. H. Iis Asmaul M
32
b. Gambar Struktur Organisasi Kantor Pusat BMT Al-Ijtihad Pabelan
dan BMT Al-Ijtihad Cabang Wates
Pengurus
Manager
Pusat
Manager
Cabang
Teller
Pembiayaan
Marketing
Akunting
Teller
Marketing
Pembiayaan
Gambar 3. 2
Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad
 Struktur Organisasi Kantor Pusat BMT Al-Ijtihad Pabelan
-
Manajer Pusat
: Sumarno, SE
-
Accounting
: Sigit Adi Puruhita, SE
-
Teller
: Sari Oktaviani
-
Pembiayaan / Marketing : Muttaqin
-
Marketing 1
: Mas„an
-
Marketing 2
: Triyanto
 Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Cabang Wates
-
Manajer Cabang
: Mohammad Wahyudi
-
Teller 1
: Rahayu Ridayanti
33
-
Teller 2
: Nur Hidayah
-
Pembiayaan / Marketing : Ahmad Syarif
-
Marketing
: Wahyu Kurniawan
3. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-Masing Karyawan BMT AlIjtihad Pabelan
a. Pengurus
1) Tugas :
Tugas dari pengurus yaitu:
a) Menyelenggarakan RAT (Rapat Tahunan Anggota).
b) Menyusun atau merumuskan kebijakan umum untuk mendapatkan
persetujuan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
c) Mengevaluasi kegiatan BMT.
d) Mensosialisasikan BMT.
e) Menyelenggarakan rapat pengurus untuk evaluasi bulanan dan
juga perkembangan kinerja BMT, bersama pengelola menentukan
dan membuat kebijakan strategi BMT.
f) Menandatangani surat dan dokumen yang berhubungan dengan
lembaga lain.
2) Wewenang :
Wewenang dari pengurus yaitu:
a) Mengangkat dan memberhentikan general manajer.
b) Menyetujui atau menolak tentang pembiayaan yang nilainya di
atas kewenangan manajer, kebijakan baru mengenai BMT dengan
34
persetujuan pengurus yang lain, kerjasama dengan pihak lain
(investor asing) yang diusulkan oleh pengurus lain, anggaran yang
diajukan oleh general manajer dengan pertimbangan bendahara
pengurus.
c) Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan oleh general
manajer.
d) Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang ditunjuk jika
berhalangan.
e) Dengan general manajer memilih dan memutuskan kantor akuntan
publik yang ditugaskan untuk mengaudit laporan pengelolaan.
b. Manajer
1) Tugas
Tugas dari manajer yaitu:
a) Menjalankan pencapaian target yang ditetapkan oleh pusat.
b) Memanagemen dan mengelola tingkat cabang
c) Membuat draf pencapaian target secara periodik.
d) Memberikan pengarahan pada karyawan tingkat cabang untuk
mengatur keseharian agar terencana.
e) Mengadakan brefing dan evaluasi setiap jangka waktu yang
ditentukan.
f) Membuat suasana Islami ditingkat cabang.
35
2) Wewenang:
Wewenang dari manajer yaitu:
a) Sebagai pengambil keputusan untuk masalah-masalah tingkat
cabang.
b) Mengadakan evaluasi terhadap bawahan.
c) Menyetujui pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
kator cabang.
d) Membuat rencana jangka pendek.
e) Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang dituju.
f) Menyelenggarakan RAT.
g) Menyusun dan merumuskan kebijakan di kator cabang.
c. Account Manager (AM)
1) Mencari nasabah funding maupun lending.
2) Membina hubungan saling menguntungkan antara pihak bank dengan
nasabah seperti :
a) Mengidentifikasi kebutuhan nasabah.
b) Melakukan komunikasi yang intensif dan membantu memberikan
solusi bagi nasabah yang berhubungan dengan produk dan jasa.
3) Bertindak sebagai Komite Pembiayaan dalam upaya pengambilan
keputusan pembiayaan.
36
4) Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap kualitas portofolio
pembiayaan yang telah diberikan dalam rangka pengamanan atas
setiap pembiayaan yang telah diberikan.
5) Melayani, menerima tamu (calon nasabah atau nasabah) secara aktif
yang memerlukan pelayanan jasa perbankan.
6) Menyusun strategi dan sosialisasi kepada nasabah baik dalam rangka
penghimpunan sumber dana maupun alokasi pemberian pembiayaan
secara efektif dan terarah.
7) Berkewajiban untuk meningkatkan mutu pelayanan perbankan
terhadap nasabah maupun calon nasabah.
8) Berkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
untuk membantu kelancaran tugas sehari-hari.
d. Teller
Tugas dari teller yaitu:
1) Memperbaiki mekanisme penyaluran dana dari masyarakat.
2) Mengoreksi apabila terjadi kesalahan dalam proses pencatatan.
3) Memberikan pelayanan kepada anggota, baik penarikan maupun
penyetoran.
4) Menandatangani formulir keanggotaan atau simpanan dan slip dari
anggota serta mendokumentasikannya.
37
5) Melayani keluhan anggota baik yang berkenaan dengan lending
ataupun funding.
e. Pembiayaan
Tugas dari bagian pembiayaan yaitu:
1) Menyususun anggaran dan melaksanakan realisasi pembiayaan lunak
(wadiah muqayyadah, mudharabah muqayyadah, dan qardhul hasan).
2) Menyiapkan kegiatan sosial yang bekerjasama dengan pihak lain yang
tidak mengikat.
3) Merencanakan dan menjalankan aktifitas kegiatan sosial seperti
pelayanan kesehatan cuma-cuma, kegiatan donor darah dan lain-lain.
f. Marketing
Marketing bertugas memasarkan produk-produk yang ada di BMT
baik produk simpanan maupun produk pembiayaan. Selain itu bertugas
dan berwenang mencatat hasil transaksi, memasukkan data-data transaksi
pada komputer serta mengoreksi apabila terjadi kesalahan dalam proses
pencatatan.
38
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad dari
Tahun 2012 hingga 2014
Simpanan berjangka merupakan salah satu layanan yang ditawarkan oleh
BMT Al-Ijtihad Pabelan untuk berinvestasi jangka panjang kepada para anggota
maupun calon anggota baru BMT. Produk simpanan berjangka ini sudah ada
sejak berdirinya BMT. Menurut data yang diperoleh megenai peningkatan nilai
simpanan berjangka sejak 2012 hingga 2014 menunjukan perkembangan yang
memuaskan.
Dalam laporan analisis yang diperoleh dari buku laporan tahunan BMT AlIjtihad Pabelan termuat informasi berapa jumlah nilai simpanan berjangka tahun
2012 sampai 2014 di BMT Al-Ijtihad Pabelan:
Tabel Tingkat Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka BMT AlIjtihad Pabelan Tahun 2012 – 2014
No
Tahun
Jumlah
Prosentase
1
2012
Rp. 470.731.250, 00
2
2013
Rp. 563.750.000, 00
16,5%
3
2014
Rp. 687.500.000, 00
18%
Tabel 4.1 Tabel tingkat perkembangan nilai simpanan berjangka BMT Al-Ijtihad
Pabelan.
Dari tabel di atas dapat dilihat pertumbuhan jumlah nilai simpanan berjangka
di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari tahun 2012 hingga 2014 mengalami pertumbuhan
38
39
dari tahun ke tahun. Tahun 2012 jumlah nilai simpanan berjangka Rp
470.731.250,00 tahun 2013 naik 16,5% dengan jumlah nilai simpanan berjangka
Rp. 563.750.000,00 dan pada tahun 2014 jumlah nilai simpanan berjangka naik
18% yaitu menjadi Rp. 687.500.000, 00.
Dari data tersebut maka tingkat pertumbuhan nilai simpanan berjangka dari
tahun 2012 hingga 2014 selalu meningkat dikarenakan kepercayaan masyarakat
Indonesia
terhadap
lembaga
keuangan
syariah
yang
meningkat
dan
mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap BMT Al-Ijtihad Pabelan juga
meningkat.
B. Analisis
Strategi
Pemasaran
dalam Meningkatkan
Nilai
Simpanan
Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan
Dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka, pihak BMT Al-Ijtihad
Pabelan melakukan beberapa strategi pemasaran, antara lain:
1. Strategi pemasaran simpanan berjangka menurut hasil wawancara dengan
Bapak Sigit Adi Puruhita, S. E pada hari rabu 29 Juli 2015 pukul 14.00 yaitu:
a) Memasarankan produk-produk kepada anggota yang datang ke kantor.
b) Mengenalkan nominal kepada anggota BMT yang datang ke kantor.
c) Mempromosikan dengan menawarkan produk kepada anggota dan
calon anggota baru BMT.
d) Mensosialisasikan simpanan untuk meningkatkan kepercayaan kepada
masyarakat untuk mengembangkan usahanya dengan cara melakukan
sosialisi kepada masyarakat dengan membagikan brosur-brosur
tentang BMT dan membagikan santunan kepada fakir miskin.
40
2. Strategi pemasaran produk Si Suka yang dilakukan BMT Al-Ijtihad menurut
hasil wawancara dengan Bapak Triyanto pada hari jumat tanggal 31 Juli 2015
pukul 11:00 beliau menambahi yaitu:
a. Memberikan pelayanan yang ramah, mudah dan cepat karena dengan
pelayanan yang ramah, mudah dan cepat masyarakat akan merasa puas
dengan pelayanan yang diberikan. Memberikan sikap yang ramah pada
masyarakat membuat masyarakat merasa dihormati dan dihargai, sehingga
ketertarikan masyarakat untuk bergabung menjadi calon anggota BMT
akan semakin kuat.
b. Menggunakan sistem Jemput Bola. Yang dimaksut sistem jemput bola
adalah dengan cara melakukan pendekatan dengan anggota BMT.
Pendekatan ini dilakukan dengan cara petugas langsung mendatangi calon
anggota, petugas leluasa menjelaskan mengenai konsep keuangan syariah
serta sistem dan prosedur operasional BMT. Dan juga layanan tersebut
diberikan kepada nasabah yang ingin dananya diambil langsung tidak
perlu nasabah datang ke kantor, akan tetapi dari pihak pegawai BMT akan
langsung mendatangi nasabah yang ingin bertransaksi.
c. Menggunakan istilah atau bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh
masyarakat umum.
d. Menyebarkan brosur-brosur kepada masyarakat sekitar BMT Al-Ijtihad.
e. Memanfaatkan eratnya hubungan emosional. Dalam menarik masyarakat
untuk dijadikan calon anggota, para petugas BMT juga memanfaatkan
hubungan erat emosional mereka dengan para masyarakat sekitar BMT
41
Al-Ijtihad Pabelan. Mereka mengajak keluarga dan saudaranya untuk
bergabung menjadi calon anggota di BMT Al-Ijtihad Pabelan.
3. Strategi pemasaraan produk Si Suka BMT Al-Ijtihad menurut Ibu Sari
Okaviani pada hari jumat tanggal 31 Juli 2015 pukul 13.00 beliau menambahi:
a. Menawarkan kepada calon anggota baru yang datang ke kantor BMT AlIjtihad Pabelan apabila ingin berinvestasi jangka panjang.
b. Menentukan target baru atau sasaran baru anggota yang belum membuka
simpanan berjangka.
c. Mengajukan proposal penawaran kerjasama dalam pengelolaan tabungan
dengan sekolah sekitar BMT dan kumpulan PKK kampung sekitar BMT.
d. Melakukan promo dengan adanya hadiah yang akan diberikan kepada
anggota BMT.
Dari tiga pernyataan dari tiga karyawan BMT Al-Ijtihad Pabelan dalam
meningkatkan nilai simpanan berjangka, pihak BMT Al-Ijtihad Pabelan
melakukan beberapa strategi pemasaran, antara lain:
Marketing mix (bauran pemasaran) yaitu:
1. Produk (Product)
BMT menawarkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah.
Menjelaskan tentang produk simpanan berjangka kepada masyarakat sekitar
BMT Al-Ijtihad Pabelan.
2. Harga (price)
BMT Al-Ijtihad Pabelan menentukan jumlah nominal simpanan
berjangka dengan menawarkan bagi hasil yang besar kepada anggota
42
simpanan berjangka lebih besar dengan lembaga keuangan lainnya untuk
menarik pelanggan. Tidak hanya itu saja BMT Al-Ijtihad juga menawarkan
biaya administrasi dari pembukaan sampai penutupan rekening yang lebih
murah dibanding dengan lembaga keuangan lainnya.
3. Promosi (Promotion)
BMT Al-Ijtihad melakukan promosi dengan cara menyebarkan brosurbrosur kepada masyarakat, memasang iklan di kaca belakang angkutan kota
dan menjadi sponsor sebuah acara olahraga yang dilakukan oleh masayarakat
sekitar BMT Al-Ijtihad Pabelan dengan menggunakan istilah yang digunakan
mudah dipahami oleh masyarakat umum. Melakukan promo dengan adanya
hadiah yang akan diberikan. Mengajukan proposal penawaran kerjasama
dalam pengelolaan tabungan dengan sekolah sekitar BMT dan kumpulan PKK
kampung sekitar BMT. Tidak hanya itu saja, dalam strategi promosi, BMT
Al-Ijtihad menggunakan sistem jemput bola yaitu dengan cara melakukan
pendekatan dengan anggota BMT. Pendekatan ini dilakukan dengan cara
petugas langsung mendatangi calon anggota, petugas leluasa menjelaskan
mengenai konsep keuangan syariah serta sistem dan prosedur operasional
BMT. Dan juga layanan tersebut diberikan kepada nasabah yang ingin
dananya diambil langsung tidak perlu nasabah datang ke kantor, akan tetapi
dari pihak pegawai BMT akan langsung mendatangi nasabah yang ingin
bertransaksi.
43
4. Lokasi (Place)
BMT Al-Ijtihad membangun kantor cabang yang dekat dengan
anggota simpanan berjangka dan merenovasi kantor dengan bagus, bersih agar
anggota yang datang ke kantor BMT Al-Ijtihad merasa nyaman.
5. Orang (People)
Memberikan pelayanan yang ramah, mudah dan cepat karena dengan
pelayanan yang ramah, mudah dan cepat masyarakat akan merasa puas
dengan pelayanan yang diberikan. Memberikan sikap yang ramah pada
masyarakat membuat masyarakat merasa dihormati dan dihargai, sehingga
ketertarikan masyarakat untuk bergabung menjadi calon anggota BMT akan
semakin kuat.
6. Proses (Process)
BMT Al-Ijtihad memberikan pelayanan yang cepat dan tidak berteletele kepada anggota saat membuka rekening simpanan berjangka sampai
pengambilan simpanan berjangka.
7. Bukti Fisik (Physical Evidence)
BMT Al-Ijtihad memberikan bukti fisik dengan memberikan slip
kepada anggota setiap melakukan transaksi baik penarikan, setoran maupun
setelah menabung.
C. Analisis
Kendala
Dalam Melaksanakan Strategi
Pemasaran
dalam
Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan
Dalam pendirian dan menjalankan usaha setiap seorang manajer
(pengusaha) pasti mempunyai kendala yang dihadapi untuk menjalankan usaha
44
tersebut. Baik kendala internal usaha maupun eksternal. Salah satu kendala yang
dihadapi di BMT Al-Ijtihad adalah kendala strategi pemasaran.
Di dalam melaksanakan pemasaran tentunya tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Banyak kendala yang dihadapi oleh BMT Al-Ijtihad Pabelan.
Kendala-kendala tersebut antara lain :
1. Kendala yang dihadapi BMT Al-Ijtihad dalam pemasaran produk simpanan
berjangka menurut Bapak Sigit Adi Puruhita, S. E pada hari rabu tanggal 29
Juli 2015 pukul 14.00:
a. Adanya persaingan dengan produk simpanan berjangka di bank atau
lembaga keuangan yang lainnya.
b. Animo masyarakat yang masih awam akan simpanan berjangka syariah.
c. Belum adanya lembaga penjamin simpanan dana anggota BMT ini sangat
menghawatirkan bila sewaktu-waktu BMT mengalami kerugian
d. Lokasi anggota penyimpan yang jauh susah untuk melakukan sosisalisasi.
e. Kurangnya tenaga lapangan yang benar-benar mempunyai ilmu tentang
perbankan syariah.
f. Penguasaan tentang produk simpanan berjangka syariah yang kurang
memadai.
2. Kendala yang dihadapi BMT Al-Ijtihad menurut Bapak Triyanto pada hari
jumat tanggal 31 Juli 2015 pukul 11:00 beliau menambahi:
a. Masyarakat sekitar yang kurang mengenal BMT Al-Ijtihad.
b. Kurang tertariknya masyarakat untuk menabung atau melakukan investasi.
c. Kurangnya jaringan dalam memasarkan produk.
45
d. Pengambilan yang tidak bisa sewaktu-waktu.
3. Kendala yang dihadapi BMT Al-Ijtihad Pabelan menurut Ibu Sari Oktaviani
teller BMT Al-Ijtihad Pabelan pada hari jumat tanggal 31 Juli 2015 pukul
13.00 beliau menambahi: Minimnya anggota yang datang ke kantor.
Dari pernyataan ketiga karyawan BMT Al-Ijtihad Pabelan dapat
disimpulkan, kendala yang dialami dalam melaksanakan strategi pemasaran
simpanan berjangka yaitu:
1. Adanya persaingan dengan produk simpanan berjangka dengan lembaga
keuangan syariah maupun lembaga konvensional lainnya yang juga
menawarkan produk simpanan berjangka seperti yang ada di BMT AlIjtihad Pabelan.
2. Animo masyarakat yang masih awam akan simpanan berjangka. Kurang
mengerti akan produk simpanan berjangka. Maka dari itu BMT perlu
mensosialisasi tentang produk tersebut.
3. Belum adanya lembaga penjamin simpanan (LPS) membuat masyarakat
khawatir bila sewaktu-waktu BMT Al-Ijtihad mengalami kerugian. Maka
dari itu masyarakat takut akan untuk menabung dengan jumlah banyak di
BMT Al-Ijtihad Pabelan.
4. Lokasi anggota penyimpan yang jauh susah untuk melakukan sosisalisasi
tentang produk simpanan berjangka yang ada di BMT Al-Ijtihad Pabelan.
46
5. Kurangnya tenaga lapangan yang benar-benar mempunyai ilmu tentang
perbankan syariah dan penguasaan tentang produk simpanan berjangka
syariah yang kurang memadai.
6. Masyarakat sekitar yang kurang mengenal BMT Al-Ijtihad Pabelan.
Maksudnya keberadaan lembaga keuangan mikro syariah (BMT) yang
tergolong
pemahaman
pemain
baru
dalam
industri
masyarakat
masih
terdapat
keuangan,
menyebabkan
kejanggalan
khususnya
masyarakat sekitar lingkungan BMT Al-Ijtihad Pabelan. Termasuk juga
kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap produk-produk yang
dikeluarkan oleh BMT. Sehingga dengan minimnya pengetahuan
masyarakat akan BMT menyebabkan masyarakat kurang tertarik untuk
menabung/menitipkan uangnya di BMT.
7. Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar BMT Al-Ijtihad Pabelan untuk
menabung atau melakukan investasi.
8. Pengambilan simpanan yang tidak bisa sewaktu-waktu. Maksutnya adalah
produk simpanan berjangka dalam pengambilan uang simpanan tidak bisa
dilakukan sewaktu-waktu seperti tabungan biasa umumnya membuat
masyarakat sekitar BMT kurang tertarik untuk membuka buku rekening
simpanan berjangka.
9. Minimnya anggota BMT Al-Ijtihad Pabelan yang datang ke kantor
membuat pegawai BMT yang ada di dalam kantor.
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah Penulis lakukan mengenai
strategi pemasaran Dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT
Al-Ijtihad Pabelan Tahun 2012 hingga 2014, dapat disimpulkan:
1. Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Selama 2012
hingga 2014
Pertumbuhan jumlah nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad
Pabelan dari tahun 2012 hingga 2014 mengalami pertumbuhan dari tahun
ke tahun. Tahun 2012 jumlah nilai simpanan berjangka Rp 470.731.250,
tahun 2013 naik 16,5 % dengan jumlah nilai simpanan berjangka Rp.
563.750.000 dan pada tahun 2014 jumlah nilai simpanan berjangka naik
18 % yaitu menjadi Rp. 687.500.000.
2. Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di
BMT Al-Ijtihad Pabelan
Strategi pemasaran produk simpanan berjangka BMT Al-Ijtihad yaitu:
1). Menawarkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah; 2).
Menjelaskan tentang produk simpanan berjangka kepada masyarakat
dengan bahasa yang mudah dipahami; 3). Menawarkan bagi hasil yang
besar kepada anggota simpanan berjangka lebih besar dengan lembaga
keuangan lainnya untuk menarik pelanggan; 4). Menyebarkan brosur-
47
48
brosur kepada masyarakat; 5). Memasang iklan; 6). Melakukan promo
dengan adanya hadiah yang akan diberikan; 7). Mengajukan proposal
penawaran kerjasama dalam pengelolaan tabungan dengan sekolah dan
kumpulan PKK kampung-kampung; 8). Mendirikan kantor cabang agar
lebih dekat dengan anggota; 9). Memberikan pelayanan yang ramah,
mudah dan cepat; 10). Menggunakan sistem jemput bola yang paling
efektif dalam melakukan strategi pemasaran; 11). Memanfaatkan ikatan
emosional anggota dan; 12). Biaya administrasi yang lebih murah .
3. Kendala Dalam Melaksanakan Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan
Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan
Kendala yang dihadapi BMT Al-Ijtihad Pabelan yaitu 1). Banyaknya
persaingan dengan produk simpanan berjangka dengan lembaga keuangan
syariah maupun lembaga konvensional lainnya; 2). Animo masyarakat
yang masih awam akan simpanan berjangka; 3). Belum adanya lembaga
penjamin simpanan (LPS) membuat masyarakat khawatir bila sewaktuwaktu BMT mengalami kerugian; 4). Lokasi anggota penyimpan yang
jauh susah untuk melakukan sosisalisasi tentang produk simpanan
berjangka yang ada di BMT Al-Ijtihad; 5). Kurangnya tenaga lapangan
yang benar-benar mempunyai ilmu tentang perbankan syariah dan
penguasaan tentang produk simpanan berjangka syariah yang kurang
memadai; 6). Masyarakat sekitar yang kurang mengenal BMT Al-Ijtihad;
7). Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar BMT Al-Ijtihad Pabelan
untuk menabung atau melakukan investasi; 8). Mengambilan simpanan
49
yang tidak bisa sewaktu-waktu membuat masyarakat kurang tertarik untuk
membuka simpanan berjangka dan; Minimnya anggota BMT Al-Ijtihad
yang datang ke kantor membuat pegawai BMT yang ada di dalam kantor
contohnya teller susah untuk melakukan sosialisasi tentang produk
simpanan berjangka kepada anggota yang belum membuka produk
simpanan berjangka.
B. Saran
Berdasarkan data dan informasi yang telah didapat oleh penulis, maka
penulis hendak memberikan saran-saran kepada pihak-pihak yang terkait
yaitu:
1. Lebih meningkatkan strategi pemasaran, sehingga tujuan atau sasaran
akan tercapai.
2. Perlu adanya pengembangan dan memperluas jaringan kantor serta
menambah jumlah unit usaha perbankan syari‟ah di daerah lain.
3. Upaya sosialisasi yang lebih intensif lagi terutama dalam meningkatkan
pemahaman dan persepsi masyarakat terhadap produk dan sistem
perbankan Syari‟ah.
4. Membekali karyawan agar lebih menguasai tentang perbankan syariah dan
produk syariah dengan memberi pelatihan kepada karyawan BMT.
Diikutkan seminar-seminar tentang perbankan syari‟ah sehingga memiliki
SDM yang memiliki latar belakang disiplin keilmuan bidang perbankan
syari'ah.
50
DAFTAR PUSTAKA
A.B Susanto. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta. Salemba Empat.
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syari’ah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2008,
hal 42.
Astuti, Rinda. 2011. “Kritik Terhadap Pemasaran Bank Syariah (Pendekatan
Eksperiental Marketing)”: Jurnal Muqtasid (Jurnal Ekonomi dan Perbankan
Syariah). Salatiga: STAIN Salatiga.
Fitria, Indah. 2012. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Nasabah
Deposito Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah
Magelang”. Tugas Akhir. Jurusan Studi Keuangan dan Perbankan Syariah.
Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga.
Hasan, Iqbal. 2000. Metode Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Irawan, Dedik, Dkk. 2013. “Analisis Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan
Mikro Syariah (LKMS) Perdesaan (Studi Kasus BMT Al Hasanah
Sekampung)”. JIIA. Volume 1 No. 1. Januari 2013.
Jumhana, Muhammad. 1993. Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: Citra Aditya
Bakti.
Karim, Adiwarman. A. 2007. Bank Islam Analisi Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Kholidatul Jannah, Siti. 2012. “Strategi Produk Penghimpunan Dana Deposito
Mudharabah di BPRS PNM Binama Semarang”. Tugas Akhir. Program Studi
D III Perbankan Syariah. Jurusan syariah: Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang
Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia Buku 2 Edisi 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Kotler dan Amstrong. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Penerjemah: Hendro
Prasetyo jilid 1.
Lewis, Mervvyn, dan Algaoud, Latifa, Perbankan Syariah Prinsip, Praktik, Prospek,
Ibid.
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muhammad. 2003. Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
50
51
Muhammad. 2000. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta UII
Press.
Mulya DP, Prasetya. 2013. “Analisis Segmentasi Berbasis Persepsi Konsumen (Studi
Produk Deposito PT BPR Kartasura Makmur)”. Progam Studi D III
Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi: Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Padlullah, SH, H. Cholid Mengenal Hukum ZIS (Zakat Infaq dan Sedekah) dan
Pengalamannya di DKI Jakarta, Jakarta: Badan Amil Zakat dan Infaq/
Sedekah DKI Jakarta, 1993, hlm. 5.
Prapti Lestari, Endah. 2011. Pemasaran Strategi. Yogyakarta: Graha ilmu.
PSAK. Nomer 102-106.
Simorangkir, O. P, Drs, Dasar-dasar dan Mekanisme Perbankan, Aksara Persada
Indonesia, Jakarta. 1986.
Sudarsono, Heri. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Deskriptif dan
Ilustratif), Yogyakarta: Penerbit Ekonisia.
Sulhida Silmi, ”Persepsi Nasabah Tentang Relationship Marketing dan Pengaruhnya
terhadap Loyalitas (Studi Pada Nasabah Tabungan Utama PT. Bank Mega
Syariah Cabang Malang”: Jurnal Ilmiah. Malang: Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang.
Sumarni, Murti dan John Soeprihanto. 2010. Pengantar Bisnis (Dasar-dasar
Ekonomi Perusahaan). Edisi ke 5. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Trihartono, Sigit. 1995. Tanya Jawab Masalah Perbankan; Menjawab Tuntas Selaga
Problem Permasalahan Bank, Solo: Aneka, hlm. 92.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi ke 3. Yogyakarta: Andi.
Undang-Undang dasar 1945.
52
Nama
: Rifki Laelia Fahrudin
Tempat/ Tanggal Lahir
: Kab. Semarang 03 Juli 1992
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Status Alamat
: Dusun Padaan Desa Gedangan Rt/Rw: 02/07 Kec.
Tuntang Kab. Semarang
Agama
: Islam
Pendidikan
Lulus pada tahun 2005 di SD Gedangan 01
Lulus pada tahun 2008 di SMP N 9 Salatiga
Lulus pada tahun 2011 di SMK N 2 Salatiga
1
LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Download