i STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI SIMPANAN BERJANGKA DI BMT AL-IJTIHAD PABELAN DARI TAHUN 2012 HINGGA TAHUN 2014 Oleh: RIFKI LAELIA FAHRUDIN NIM: 201-12-046 JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 ii STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI SIMPANAN BERJANGKA DI BMT AL-IJTIHAD PABELAN DARI TAHUN 2012 HINGGA TAHUN 2014 Disusun Dan Diajukan Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Perbankan Syariah Oleh: RIFKI LAELIA FAHRUDIN NIM: 201-12-046 JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 iii i iv ii v iii vi MOTTO “Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua” (Aristoteles) “Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah” (Lessing) iv vii KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulilahirobil’alamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga Tugas Akhir berjudul “STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN NILAI SIMPANAN BERJANGKA BMT AL-IJTIHAD DARI TAHUN 2012 HINGGA 2014”dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang kita nantikan syafaat-Nya di hari kiamat kelak. Penulisan Tugas Akhir ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Jurusan Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah Jurusan Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, bimbingan, dan kerjasama serta dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil. Maka dengan segenap kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Syariah IAIN Salatiga. v viii 3. Bapak Ahmad Mifdlol M. Lc., M. SI selaku Ketua Jurusan D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga dan sekaligus pembimbing Tugas Akhir saya. 4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan selama kami mengikuti studi di Program Studi ini. 5. Bapak Sigit Adi Purhita S.E selaku Accounting BMT Al-Ijtihad Pabelan yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk melaksanakan Praktikum Bank II dan memberikan informasi serta pengarahan. 6. Karyawan dan karyawati BMT Al-Ijtihad Pabelan yang telah memberikan masukan dan informasi yang terkait dengan Tugas Akhir ini. 7. Bapak, Ibu, Kakak, Adek serta keluarga yang telah memberikan motivasi dan dukungan materiil maupun spiritual. 8. Sahabat dekat saya Oktavia Fadmawati yang selalu membantu saya dalam mengerjakan Tugas Akhir ini. 9. Sahabat lama Ady Jatmiko, Rahmat Hidayat, Yoko, Danu Done serta Aris Munandar yang memberikan motivasi dalam mengerjakan Tugas Akhir ini. 10. Teman-teman D III dan sahabat-sahabat dekatku Sahabat Dahsyat yang telah memberiku semangat. 11. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. 12. Semua pihak yang telah membantu terselesainya Tugas Akhir. vi ix Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang. Akhirnya penyusun mohon maaf atas keterbatasan penyusun, besar harapan penyusun, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Wassalamualalaikum Wr. Wb Salatiga, 6 Agustus 2015 Penulis Rifki Laelia F. NIM: 20112046 vii x ABSTRAK Fahrudin, Rifki Laelia. 2015. Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga Tahun 2014. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah. Jurusan D III Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Ahmad Mifdlol M, Lc., M.SI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan data kualitatif. Hasil penelitian ini yaitu pertumbuhan jumlah nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari tahun 2012 hingga 2014 mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Tahun 2012 jumlah nilai simpanan berjangka Rp 470.731.250, tahun 2013 naik 16,5 % dan pada tahun 2014 jumlah nilai simpanan berjangka naik 18 %. Strategi pemasaran produk simpanan berjangka BMT Al-Ijtihad yaitu; 1). Menawarkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah; 2). Menjelaskan tentang produk simpanan berjangka kepada masyarakat; 3). Menawarkan bagi hasil yang besar kepada anggota simpanan berjangka dibandingkan lembaga keuangan lain; 4). Menyebarkan brosur-brosur; 5). Memasang iklan; 6). Menjadi sponsor acara; 7). Mengajukan proposal penawaran kerjasama; 8). Membangun kantor cabang yang dekat dengan anggota; 9). Memberikan pelayanan yang ramah, mudah dan cepat; 10). Menggunakan sistem jemput bola; 11). Biaya administrasi lebih murah; 12). Memanfaatkan ikatan emosional anggota. Kendala yang dihadapi BMT Al-Ijtihad Pabelan yaitu: 1). Banyaknya persaingan dengan produk simpanan berjangka dengan lembaga keuangan lainnya; 2). Animo masyarakat yang masih awam dengan simpanan berjangka; 3). Belum adanya lembaga penjamin simpanan (LPS); 4). Lokasi anggota penyimpan yang jauh dari BMT Al-Ijtihad; 5). Kurangnya tenaga lapangan yang benar-benar mempunyai ilmu tentang perbankan syariah dan penguasaan tentang produk simpanan berjangka syariah; 6). Masyarakat sekitar yang kurang mengenal BMT Al-Ijtihad; 7). Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar untuk menabung; 8). Pengambilan simpanan yang tidak bisa sewaktu-waktu dan; 9). Minimnya anggota BMT Al-Ijtihad yang datang ke kantor. Kata kunci: Strategi Pemasaran, Simpanan Berjangka, dan BMT. viii xi DAFTAR ISI Halaman Persetujuan Pembimbing ..................................................................... i Halaman Pengesahan .......................................................................................... ii Pernyataan Keaslian ............................................................................................. iii Halaman Motto ................................................................................................... iv Kata Pengantar .................................................................................................... v Abstrak ................................................................................................................ viii Daftar Isi ............................................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 4 D. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 5 E. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 8 F. Penegasan Istilah .................................................................................... 11 G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) 1. Pengertian BMT ............................................................................. 14 2. Produk-Produk BMT a. Produk Penghimpun Dana ......................................................... 17 b. Produk Penyaluran Dana ............................................................ 19 ix xii B. Konsep Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi ............................................................................ 21 2. Macam-macam Strategi Pemasaran .................................................. 23 C. Pengertian Simpanan Berjangka (Deposito) 1. Pengertian Simpanan Berjangka atau Deposito ................................ 26 2. Prosedur Pembukaan Rekening Deposito ......................................... 27 3. Macam-macam Deposito .................................................................. 28 BAB III LAPORAN OBJEK A. Sejarah Berdirinya BMT Al-Ijtihad Pabelan ....................................... 31 B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Ijtihad Pabelan ................................. 31 C. Identitas BMT Al-Ijtihad Pabelan 1. Alamat Kantor BMT Al-Ijtihad Pabelan .......................................... 32 2. Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Pabelan ................................... 33 3. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-masing Karyawan ......... 35 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka di BMT AlIjtihad Pabelan dari Tahun 2012 Hingga 2014 ..................................... 40 B. Analisis Strategi Pemasaran Simpnan Berjangka di BMT Al Ijtihad Pabelan ................................................................................................ 41 C. Analisi Kendala dalam Laksanakan Strategi Pemasaran Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan .................................................. 46 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................... 51 B. Saran ..................................................................................................... 52 x xiii Daftar Pustaka ................................................................................................ 54 Daftar Riwayat Hidup Lampiran xi xiv DAFTAR TABEL Tabel 4. 1 Tingkat Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka BMT Al-Ijtihad Pabelan Tahun 2012 hingga Tahun 2014 ........................................... 40 xii xv DAFTAR GAMBAR Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Pengurus BMT Al-Ijtihad Pabelan.................. 33 Gambar 3. 2 Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Pabelan ................................. 33 xiii 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perbankan syariah banyak tersebar luas di berbagai wilayah dan negara terutama di negara Indonesia. Di Indonesia sendiri lembaga keuangan syariah sudah tersebar di mana-mana. Lembaga keuangan Islam yang ada di Indonesia ada banyak macamnya. Di antara lembaga keuangan syariah itu adalah bank syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS). BUS di Indonesia banyak macamnya seperti Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah dan masih banyak lagi lainnya. Sedangkan UUS yang ada di Indonesia salah satunya Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). Tidak hanya itu saja sebenarnya masih banyak lembaga keuangan syariah lainnya seperti asuransi syariah dan pasar modal syariah. Pengertian dari bank syariah secara umum adalah lembaga keuangan yang memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang diambil dari Al-Quran dan Hadis Nabi SAW (Sudarsono, 2005). Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut atau meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan untuk melakukan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal usaha perjudian) di mana hal ini tidak dapat dijamin dalam sistem perbankan konvensional. Fungsinya sama dengan bank konvensional yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan jasa keuangan 1 2 lainnya. Tetapi yang membedakan adalah cara operasionalnya, produk, kesepakatan, dan sistem yang dipakai. Berkembangnya bank-bank syariah di Indonesia dimulai sejak awal tahun 1990an. Di Indonesia, pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). BMI berdiri tahun 1992, bank ini didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim Indonesia. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UndangUndang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Dalam UU ini berisikan tentang izin pendirian Badan Usaha Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) oleh bank konvensional. Hal tersebut diperkuat lagi dengan adanya UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, serta pasal 33 UUD 45 tentang jati diri kedudukan, permodalan, dan pembinaan koperasi. PP No. 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi serta KEP.MEN koperasi, dan UKM No. 91/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha KJKS. Pengertian dari BMT sendiri adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syariah), menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin. Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi: baitul tamwil (bait = rumah, at tamwil = pengembangan harta), yaitu melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi. BMT yaitu menerima titipan dana 3 zakat, infak dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Meskipun bank syariah dan BMT di Indonesia telah berdiri sudah lama, namun keberadaanya masih kurang diminati masyarakat pada umumnya. Hal ini mungkin berkaitan dengan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap produk atau jasa yang ditawarkan dari bank-bank syariah dan BMT serta kurangnya sosialisasi dari produk dan jasa tersebut kepada masyarakat. Padahal dalam kaitanya dengan produk dan jasa, ada perbedaan yang menyolok antara prinsip-prinsip pada produk dan jasa bank syariah dengan prinsip dalam produk dan jasa bank konvensional (Sudarsono,2005). Contohnya produk yang ditawarkan BMT Al-Ijtihad kepada anggotanya sendiri ada 2 yaitu penghimpunan dana dan penyaluran dana. Produk penyimpanan dana di BMT Al-Ijtihad sendiri yaitu Si Suqur, Si Rela, Si Suka, dan Si Haji. Sedang produk penyaluran dananya yaitu Mudharabah, Musyarakah, Ijaroh, dan Qardhul Hasan. Seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap BMT, menuntut pihak BMT untuk profesional dalam pelaksanaanya dan mensosialisan produkproduknya. Akan tetapi dengan seiring berkembangnya zaman yang semakin pesat banyak berdiri lembaga atau perusahaan bahkan atas nama individu yang menjalankan bisnis jasa akan semakin banyak pesaing, maka semakin banyak pula pilihan bagi nasabah untuk memilih bank syariah yang mereka inginkan. Bagi perusahaan yang tidak begitu mempertahankan kualitas pelayanannya maka segera akan ditinggalkan pelanggan. Hal ini akan menjadi tanggung jawab perusahaan atau bank untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah agar nasabah tidak berpindah keperusahaan atau bank lainnya. Bukan hanya itu saja demi 4 meningkatkan aset yang dimiliki juga menentukan strategi pemasaran agar bisa merangkul banyak anggota atau nasabah. Dari strategi itu akan muncul kendalakendala yang akan dihadapi pihak BMT. Lalu akan muncul gagasan apakah strategi yang dilakukan selama ini efektif atau tidak. Maka dari itu penulis akan meneliti tentang ”Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga 2014”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perkembangan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan selama 2012-2014? 2. Bagaimana strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan? 3. Bagaimana kendala dalam melaksanakan strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan? C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perkembangan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad selama 2012-2014. 2. Mengetahui strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan. 3. Untuk mengetahui kendala dalam melaksanakan strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan. 5 Kegunaan dari tugas akhir ini adalah: 1. Kegunaan Bagi Mahasiswa a. Agar memberikan pengalaman belajar, pengetahuan serta menambah wawasan bagi mahasiswa tentang strategi pemasaran produk-produk dalam lembaga keuangan syariah. b. Sebagai referensi mahasiswa dalam melakukan penelitian. c. Sebagai pengembangan pembelajaran yang telah diperoleh selama melakukan perkuliahan. 2. Kegunaan Civitas Akademik IAIN Salatiga a. Sebagai literatur bagi perpustakaan kampus IAIN Salatiga. b. Agar dapat menambah informasi dan referensi bagi mahasiswa jurusan D III Perbankan Syariah. 3. Kegunaan Bagi Pengelola Lembaga BMT Memberi saran dan masukan bagi lembaga untuk memperbaiki kinerja karyawan serta BMT itu sendiri dalam bagaimana cara untuk melayani nasabah dan melakukan strategi pemasaran produk. D. Penelitian Terdahulu Penilitian terdahulu adalah kajian tentang hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti. Kegunaan penelitian terdahulu adalah untuk membedakan antara penelitian ini dengan penelitian sejenis yang telah dilakukan serta untuk melihat persoalan yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Sejauh penelusuran yang telah dilakukan, peneliti menjumpai hasil penelitian yang memiliki titik 6 singgung dengan judul yang diangkat dengan penelitian karya ilmiah ini, di antaranya adalah: 1. Penelitian yang pertama yaitu “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Nasabah Deposito Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah Magelang yang disusun oleh (Fitria: 2012) dapat disimpulkan: a. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan nasabah deposito mudharabah yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI) Unit Pelayanan Syariah Magelang karena BMI sesuai dengan syariah Islam. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan nasabah deposito mudharabah yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah Magelang karena BMI dekat dengan rumah. c. Pembagian bagi hasil yang menguntungkan antara kedua belah pihak yaitu pihan bank dan pihak nasabah” (Fitria: 2012). Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Fitria dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian yang dilakukan Indah Fitri adalah faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan nasabah deposito di Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah Magelang sedangkan penelitian yang ditulis oleh penulis adalah strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan. 2. Penelitian yang kedua yaitu “Strategi Produk Penghimpunan Dana Deposito Mudharabah di BPRS PNM Binama Semarang”. Tugas akhir ini disusun oleh (Jannah: 2012) disimpulkan: perhitungan deposito mudharabah adalah di mana 7 dalam pemasaran penghimpunan deposito mudharabah BPRS PNM Binama kepada masyarakat. Strategi yang ditempuh oleh pengelola BPRS PNM Binama dengan memperluas jaringan dan menggunakan sistem jemput bola (Jannah: 2012). Perbedaan penelitian yang disusun oleh (Jannah: 2012) dengan penelitian yang diteliti oleh penulis adalah kalau yang dilakukan Jannah itu hanya satu tahun sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perkembangan nilai simpanan selama tiga tahun. 3. Penelitian yang ketiga yaitu “Analisis Segmentasi Berbasis Persepsi Konsumen (Studi Produk Deposito PT BPR Kartasura Makmur)” oleh (Mulya: 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa segmen deposito BPR Kartasura Makmur terbagi menjadi dua segmen. Segmen yang pertama adalah berbasis pelayanan karena deposan memilih membuka deposito dengan alasan pelayanan dan fasilitas, sedangkan segmen kedua adalah berbasis manfaat disebabkan deposan memilih membuka deposito karena alasan suku bunga dan investasi. Variabel segmentasi yang digunakan BPR Kartikasura Makmur adalah demografi, geografi dan manfaat (Mulya: 2013). Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh (Mulya: 2013) dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis “Analisis Segmentasi Berbasis Persepsi Konsumen (Studi Produk Deposito PT BPR Kartasura Makmur)” adalah kalau penelitian yang dilakukan oleh (Mulya: 2013) itu pembagian nasabah berdasarkan pelayanan dan suku bunga investasi sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah analisis strategi untuk menambah jumlah anggota deposito. 8 4. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sulhida Silmi dalam Jurnal Ilmiah yang berjudul “Persepsi Nasabah tentang Relationship Marketing dan Pengaruhnya terhadap loyalitas (Studi pada Nasabah Tabungan Utama PT Bank Mega Syariah Cabang Malang”. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa nasabah menyatakan loyal terhadap PT Bank Mega Syariah Cabang Malang yang diukur dengan relationship marketing yang terdiri dari kepercayaan, komitmen dan komunikasi. Relationship marketing (kepercayaan) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah PT Bank Mega Syariah Cabang Malang. Relationship marketing secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah PT Bank Mega Syariah Cabang Malang (Sulhida: 1). 5. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rinda Asytuti dalam Jurnal Muqtasid (Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah) yang berjudul “Kritik terhadap Pemasaran Bank Syariah (Pendekatan Eksperiental Marketing). Hasil dari penelitian ini adalah, bahwa salah satu upaya peningkatan share perbankan syariah dapat dilakukan melalui penguatan pemasaran. Seperti diketahui, bisnis perbankan adalah salah satu bisnis kategori high kompetitif dikarenakan produk dan supplynya yang tinggi, untuk itu diperlukan strategi pemasaran yang efisien dan efektif guna memenangkan persaingan. Salah satu pendekatan strategi pemasaran yang dapat dilakukan adalah pemuasan eksperiental (pengalaman) pelanggan. Melalui pendekatan eksperiental marketing dapat memberikan kepuasan pengalaman yang akan memberikan stimulus bagi terciptanya kesadaran kualitas, merek dan loyalitas pelanggan (Rinda, 2011: 179). 9 E. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan sistem atau suatu cara kerja untuk memahami suatu subjek atau objek sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan ditanggung keabsahannya. Tujuan metode penelitian ini sendiri adalah mencari informasi yang dibutuhkan untuk judul yang saya buat (Hasan, 2000). Metode penelitian yang saya gunakan adalah : 1. Jenis penelitian Jenis penelitian dari tugas akhir yang saya buat ini adalah penelitian kualitatif. 2. Tipe penelitian Metode penelitian deskriptif adalah penelitian ditujukan untuk menggambarkan suatu keadaan secara apa adanya. Jadi di sini peneliti tidak melakukan manipulasi terhadap objek penelitian. 3. Teknik pengumpulan data a. Observasi langsung Penelitian ini dilakukan langsung kepada objek yang akan diteliti yaitu BMT Al-Ijtihad Pabelan. b. Metode interview Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan sistem tanya jawab antara narasumber yang bersangkutan dengan penulis penelitian tersebut (A. Black dan J. Champion, 1992: 285). Metode ini dengan cara melakukan wawancara dengan karyawan dan karyawati di BMT Al-Ijtihad Pabelan yaitu dengan 10 accounting BMT Al-Ijtihad Bp. Sigit Adi Purhita S.E, marketing BMT Bp. Triyanto dan teller BMT Ibu Sari Oktaviani. c. Metode dokumentasi Menurut Moleong (2011: 248) upaya yang dilakukan dalam analisis data yaitu dengan mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data sesuai prosedur yang ada di BMT Al-Ijtihad Pabelan. 4. Teknik analisis data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian atau sumber data akurat. Data ini didapatkan dari BMT Al-Ijtihad Pabelan, sedangkan data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain data perkembangan anggota yang menyimpan dana di BMT Al-Ijtihad Pabelan ini. b. Data Skunder Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari BMT AlIjtihad Pabelan, antara lain dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, sumber-sumber data atau dokumen-dokumen BMT AL-Ijtihad Pabelan yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir, dan lain-lain (Moleong, 2011: 157). 11 F. Penegasan Istilah Penegasan istilah dari proposal ini adalah : 1. BMT adalah lembaga keuangan syariah yang berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat kecil berupa zakat, infaq, shadaqah (ZIS) yang disalurkan untuk masyarakat kecil, faqir, miskin untuk pengembangan usaha berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Al Qur‟an dan Sunnah Rasul-Nya (Irwan, 2013) 2. Strategi pemasaran secara umum adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (Kotler, 2001). 3. Si Suka (Simpanan Berjangka) adalah simpanan ini bedasarkan akad wadiah yad dhamanah dan hanya bisa diambil pada saat jatuh tempo yaitu 3, 6, 12, 18 atau 24 bulan serta mendapat bagi hasil yang sudah disepakati pada saat akad, dan apabila diambil diluar jatuh tempo akan dikenakan denda pada saat penarikan. G. SISTEMATIKA PENULISAN Pada penulisan tugas akhir ini terdapat satu bab yang terdiri dari beberapa sub bab yang diuraikan kembali. Sistematika penulisan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan. Bab II Landasan teori ini membahas tentang telaah pustaka, karangka teori yang membahas tentang: yang pertama pengertian BMT, sejarah BMT di Indonesia, 12 produk penghimpun dana dan penyaluran dana yang ada di BMT. Kedua konsep strategi pemasaran yang terdiri dari pengertian strategi, prinsip dalam pemasaran, macam- macam strategi pemasaran. Ketiga pengertian deposito, prosedur pembukaan rekening deposito dan macam-macam deposito. Bab III Laporan objek tugas akhir ini adalah salah satu BMT yang berada di daerah Salatiga dan sekitarnya yaitu BMT Al-Ijtihad Pabelan. Untuk melakukan penyusunan tugas akhir, penulis melakukan peninjauan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas pada laporan tugas akhir ini, yang berjudul “Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari Tahun 2012 hingga Tahun 2014” mulai dari sejarah berdirinya BMT Al-Ijtihad Pabelan, visi dan misi BMT, tujuan berdirinya BMT, alamat BMT, susunan struktur organisasi, dan penjabaran tugas serta wewenang masing-masing pekerja yang ada di BMT Al-Ijtihad Pabelan. Bab IV Analisis dalam bab ini akan menjelaskan tentang bagaimana cara menganalisa masalah yang dihadapi oleh BMT Al-Ijtihad Pabelan yang terkait serta jalan keluar atau saran yang diberikaan kepada BMT Al-Ijtihad Pabelan oleh penulis yaitu tentang bagaimana perkembangan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan selama 2012 hingga 2014, bagaimana strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan, bagaimana kendala dalam melaksanakan strategi pemasaran dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan. Bab V Penutup dalam bab ini membahas kesimpulan dan saran yang didapatkan oleh penulis dari penelitian yang dilakukan di BMT Al-Ijtihad Pabelan. 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) 1. Pengertian Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia akhir-akhir ini sangat pesat pertumbuhannya. Berbagai lembaga keuangan banyak yang bermunculan baik lembaga keuangan makro seperti bank syariah maupun lembaga keuangan mikro lainnya seperti BMT. Sebenarnya sejak zaman Rosulullah SAW sudah ada lembaga keuangan tetapi bukan BMT melainkan baitul mal. Baitul mal yang ada di zaman Rosulullah SAW adalah lembaga keuangan yang menerima pendapatan (revenue collection) dan pembelanjaan (expenditure). Baitul mal yang didirikan oleh Rosulullah SAW tidak mempunyai bentuk yang formal sehingga memberikan fleksibilitas yang tinggi dan nyaris tanpa birokasi. Baitul mal zaman Rosulullah SAW bukan hanya lembaga BAZIS yang dikenal sekarang akan tetapi baitul mal yang memainkan kebijakan fiskal sebagaimana yang dikenal ekonomi sekarang. Kebijakan fiskal yang dilakukan akan memberikan dampak langsung pada tingkat investasi dan secara tidak langsung memberikan dampak pada tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi (Muhammad, 2003). 13 14 Akhir-akhir ini Usaha Menengah Kebawah Mikro (UMKM) di Indonesia perkembanganya sangatlah pesat. Salah satu UMKM yang berkembang saat ini adalah koperasi dan BMT. Perkembangan BMT di Indonesia muncul sejak diprakarsainya bank syariah tahun 1990 oleh Majelis Umum Indonesia (MUI). Munculnya bank syariah ini karena adanya Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan yang diselenggarakan pada tanggal 22-25 Agustus 1990 yang diperkasai oleh MUI. Hasil Lokakarya tersebut dilanjutkan dan dibahas dalam Musyawarah Nasional IV (MUNAS IV) MUI di Hotel Sahid Jaya Jakarta. Hasil munas membentuk tim perbankan MUI yang bertugas mensosialisasikan rencana pendirian bank syariah di Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 1 November 1991 tim ini berhasil mendirikan Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang beroperasi sejak September 1992. Pada awal kehadiran BMI ini belum mendapat perhatian khusus dari pemeritah dan lembaga industri yang ada di Indonesia. Namun perkembangan BMI dapat tetap eksis. Ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997 baru telah mengilhami pemerintah memberikan perhatian dan mengatur secara luas dalam undang-undang serta memacu berdirinya bank-bank syariah lainnya. Kehadiran BMI ini diharapkan mampu membangun sistem keuangan ekonomi dan dapat menyentuh kalangan bawah. Akan tetapi pada pelaksanaanya terhambat oleh adanya peraturan undang-undang yang mengatur prosedur perbankan. Sehingga dibentuklah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang diharapkan mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat bawah. Namun pada pelaksanaanya BPRS mendapatkan kendala 15 yaitu terhambat oleh adanya pemusatan kekayaan hanya pada segelintir orang yakni para pemilik modal. Sehingga komitmen untuk membantu masyarakat bawah terhalang oleh kendala baik dari sisi hukum maupun teknis. Kemudiaan dari persoalan di atas, mendorong munculnya lembaga keuangan syariah alternatif. Yakni sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis tetapi juga sosial. Lembaga tersebut adalah Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). BMT adalah lembaga keuangan syariah yang berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat kecil berupa zakat, infaq, shadaqah (ZIS) yang disalurkan untuk masyarakat kecil, faqir, miskin untuk pengembangan usaha berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Al Qur‟an dan Sunnah Rasul-Nya (Irwan, 2013). BMT adalah lembaga keuangan yang sama fungsinya seperti bank syariah. Yang membedakan adalah di dalam bank syaraiah menawarkan tiga produk sedangkan di BMT hanya menawarkan dua produk saja yaitu produk penyimpan dana atau yang biasa disebut funding dan penyaluaran dana atau lending. Sebenarnya di BMT ada banyak produk penghimpunan dan penyaluran dana yang secara teknis finansial dapat dikembangkan sebuah lembaga keuangan Islam termasuk BMT. Namun dalam prakteknya sebagian besar BMT masih membatasi diri dengan penerapan beberapa produk saja yang dianggap aman oleh BMT. Misal dalam memobilisasi dana BMT lebih menyukai produk bagi hasil mudharabah dengan pertimbangan tidak terlalu beresiko karena kapasitasnya sebagai mudharib serta lebih mudah 16 penerapannya. Akan tetapi apabila menyalurkan dananya kembali kepada masyarakat dalam bentuk fasilitas penyaluran dana, BMT lebih mengedepankan produk murabahah dengan alasan dalam penerapan BMT bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual barang halal yang dibutuhkan oleh anggota. Mula-mula BMT membeli barang sebagaimana dimaksud kepada pihak ketiga dengan harga tertentu, secara langsung atau yang mewakili yang ditunjuk, untuk selanjutnya barang tersebut dijual kepada nasabah dengan harga tertentu setelah ditambah keuntungan yang telah disepakati bersama.. 2. Produk-Produk BMT a. Produk Penghimpun Dana 1) Prinsip wadi’ah yad dhamanah Akad wadi’ah menurut pasal 20 ayat 17 komplikasi Hukum Ekonomi Syariah (2009) ialah penitipan dana antara pihak pemilik dan penerima titipan yang dipercaya untuk menjaga dana tersebut dari pihak yang menitpkan dana. Menurut Ascarya macam-macam simpanan wadi’ah yang ada di BMT pada umumnya yaitu: a) Wadi’ah yad amanah Wadi’ah yad amanah adalah akad penitipan di mana pihak penerima titipan tidak diperbolehkan menggunakan barang atau uang yang dititipkan dan menjaga sesuai dengan kelaziman dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang 17 titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima. Pihak penerima titpan dapan membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitip. b) Wadi’ah yad dhamanah Wadi’ah yad dhamanah adalah akad penitipan barang di mana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang dapat memanfaatkan barang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang tersebut menjadi hak penerima titipan. 2) Prinsip Tabungan Mudharabah Produk BMT mudharabah adalah produk yang banyak digunakan di perbankan maupun BMT di Indonesia untuk menyalurkan kepada masayarakat. Produk ini juga banyak diminati masyarakat baik masyarakat biasa maupun masyarakat kalangan atas. Mudharabah adalah salah satu akad kerjasama kemitraan berdasarkan prinsip berbagi untung dan rugi (profit and loss sharing principle), dilakukan sekurang-kurangnya oleh dua belah pihak, di mana pihak pertama memiliki dana atau menyediakan dana yang disebut shabib al-maal atau rabb al-mal, sedang yang kedua memliki keahlian (skill) dan bertanggung jawab atas pengelolaan dana atau manajemen usaha halal tertentu atau disebut mudharib. Untuk pembagian keuntungan 18 dibagi berdasarkan kesepakatan pada saat aqad sedangkan kerugian hanya ditanggung oleh pemilik modal (PSAK: 105). b. Produk Penyaluran Dana a) Prinsip Mudharabah Produk pembiayaan mudharabah adalah salah satu akad kerjasama kemitraan berdasarkan prinsip berbagi untung dan rugi (profit and loss sharing principle), dilakukan sekurang-kurangnya oleh dua belah pihak, di mana pihak pertama memiliki dana atau menyediakan dana yang disebut shabib al-maal atau rabb al-mal , sedang yang kedua memliki keahlian (skill) dan bertanggung jawab atas pengelolaan dana atau manajemen usaha halal tertentu atau disebut mudharib di mana keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan awal sedangkan kerugian hanya ditanggung oleh pemilik modal (PSAK 105). b) Prinsip Musyarakah Akad kerja sama antara dua belah pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau aset nonkas yang diperkenankan syariah (PSAK: 106). c) Prinsip Murabahah Murabahah adalah salah satu produk penyaluran dana yang digemari BMT karena karakternya yang (profitable) mudah dalam penerapan, serta dengan (risk-factor) yang ringan untuk diperhitungkan. 19 Dalam penerapan BMT bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual barang halal yang dibutuhkan oleh anggota. Mula-mula BMT membeli barang sebagaimana dimaksud kepada pihak ketiga dengan harga tertentu, secara langsung atau yang mewakili yang ditunjuk, untuk selanjutnya barang tersebut dijual kepada nasabah dengan harga tertentu setelah ditambah keuntungan yang telah disepakati bersama (PSAK: 102). d) Bai’ As-Salam Bai’ As-Salam adalah jual beli dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu. Pembayaran harus dibayar pada waktu yang disepakati saat akad dilakukan. Sedangkan waktu penyerahan barang berdasarkan kesepakatan dengan kualitas dan jumlah yang disepakati pula (PSAK: 103). e) Bai’Al-Istishna’ Bai’Al-Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tetentu yang disepakati antara pemesan dan penjual barang. Pada prinsip bai’ alIstishna’ ini biasanya BMT melakukan untuk pembiayaan manufaktur dan konstruksi jangka pendek. Walaupun hampir sama akad antara bai’ alistishna’ dengan bai’ as-salam hampir sama dalam akadnya, akan tetapi prinsip antara keduanya tetap berbeda (PSAK: 104). f) Al Ijarah Al Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran upah atau sewa tanpa diikuti 20 dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam transaksi yang dilakukan BMT pada umumnya, BMT menyewakan suatu aset yang sebenarnya telah dibeli oleh BMT kepada nasabahnya dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah sewa yang sudah disepakati pada saat akad (Karim, 2007: 289). B. Konsep Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah penekanan pada analisis struktur pasar orientasi dan dukungan pelanggan, serta memposisikan dalam mengawasi rantai nilai (Alma, 2007). Definisi pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) seperti yang dikutip oleh Rhenald Kasali (1998: 53) pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang-barang, ide-ide dan jasa, untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga-lembaganya. Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan dan keputusan yang mengharuskan perusahaan menentukan visi, misi dan tujuan perusahaan, melakukan analisis eksternal dan internal, menentukan strategi yang sesuai, mengimplementasikan strategi, serta mengevaluasi, memodivikasi atau merubah strategi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pengertian tersebut mengandung fungsi-fungsi dasar pemasaran, yaitu perencanaan (plaining) pengorganisasian (organising), implementasi pengawasan (controling) (Lestari, 2011). (implementing), dan 21 2. Macam-macam Strategi Pemasaran Strategi pemasaran sangat berpengaruh untuk kemajuan sebuah perusahaan yang menawarkan barang atau jasa. Salah satu strategi pemasaran yang ada saat ini adalah marketing mix (bauran pemasaran). Kegiatan ini dilakukan secara bersamaaan di antara elemen-elemen yang ada di dalam marekting mix itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen lainnya. Penggunaaan bauran pemasaran di dunia perbankkan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep sesuai dengan kebutuhan bank. Dalam praktiknya konsep bauran pemasaran terdiri dari bauran pemasaran produk barang maupun jasa. Khusus untuk produk yang berbentuk barang jasa diberlakukan konsep yang sedikit berbeda dengan produk barang. Kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran terdiri dari empat P yaitu: 1) Product; 2) Price; 3) Place; 4) Promotion. Sementara itu, Boom dan Bitner menambah dalam analisis jasa, bauran pemasaran di samping empat P seperti yang dikemukakan di atas, terdapat tambahan tiga P, yaitu: 1) People 2) Phsycal Eviden 3) process. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pengguna konsep bauran pemasaran untuk produk jasa jika digabungkan menjadi tujuh P. Berikut tujuh P di atas serta penjelasannya (Kotler dan Amstrong, 2012): a. Produk (product) Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010: 274), “Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan 22 perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Produk di dalam dunia perbankkan adalah menawarkan produk-produk yang ada di bank tersebut. b. Harga (price) Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010: 281) harga adalah, “Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut. Dalam dunia perbankkan yang dimaksut dengan harga adalah penentuan biaya administrasi dari awal pembukaan rekening sampai penutupan rekening. c. Promosi (promotion) Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen atau nasabah dalam saluran penjualan barang dan jasa yang ada di perusahhan tersebut. Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi pada nasabah masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media masa seperti koran, majalah, tabloid, radio, televisi dan direct mail (Tjiptono, 2008). d. Lokasi/ Tempat (place) Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen, namun sekaligus juga menjadikan biaya rental atau imvestasi tempat menjadi mahal. Tingginya biaya lokasi tersebut dapat terkompensasi 23 dengan reducing biaya marketing, sebalik lokasi yang kurang strategis akan membutuhkan biaya marketing lebih mahal untuk menarik konsumen agar berkunjung. Dekorasi dan desain, sering menjadi daya tarik tersendiri bagi para target konsumen. Kondisi bangunan juga menjadi persyaratan yang memberikan kenyamanan (Kotler, 2012). e. Orang (people) Dalam hubungan ini orang berfungsi sebagai penyedia berupa ativitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk diberikan kepada nasabah. Oleh sebab itu orang/ pegawai merupakan salah satu kunci penting keberhasilan perusahaan jasa yang langsung memberikan kesan dalam penyampaian jasa. Untuk mencapai kualitas terbaik maka pagawai harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan pelanggan kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya. f. Proses (Process) Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan kepada nasabah. Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin di mana jasa disampaikan kepada nasabah. g. Bukti Fisik (Physical Evidence) Bukti fisik di sini merupakan bukti jasa yang telah diciptakan yakni berupa bukti transaksi yang terjadi. 24 C. Pengertian Simpanan Berjangka( Deposito) 1. Pengertian Simpanan Berjangka / Deposito Simpanan berjangka adalah simpanan yang berdasar akad wadiah yad dhamanah dan hanya bisa diambil pada saat jatuh tempo yaitu 1, 3, 6, atau 12 bulan serta mendapatkan bagi hasil sesuai pada saat akad. Simpanan berjangka dikalangan masyarakat disebut deposito. Saat ini dalam dunia perbankan, banyak menawarkan jenis tabungan untuk menarik masyarakat agar membuka tabungan di bank tersebut. Salah satu jenis tabungan yang ditawarkan kepada nasabah apabila nasabah mempunyai uang dalam jumlah yang cukup besar tanpa khawatir akan diincar para penjarah, maka sekarang bank memberikan fasilitas penyimpanan uang dengan bentuk deposito. Deposito banyak diminati oleh para pengusaha dan pemilik uang karena mempunyai beberapa kelebihan dari pada cara penyimpanan uang yang lain, seperti tabungan, giro, kliring dan lain sebagainya. Tidak seperti jenis simpanan lainnya, deposito penyimpanan dan pengambilannya ditentukan oleh waktu yang telah disepakati, baik 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan, sehingga menguntungkan bagi pihak bank untuk mengelola simpanan nasabah tersebut dalam jangka panjang, sedangkan bagi nasabah, deposito menawarkan pembagian keuntungan dengan suku bunga yang cukup tinggi dibandingkan dengan simpanan lainnya dalam sistem perbankan (Trihartono, 1995). Menurut UU No. 10/ 1998, Pasal 1 ayat 7 (1998: 7) yang memberikan pengertian deposito adalah sebagai berikut: Deposito adalah 25 simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. 2. Prosedur Pembukaan Rekening Deposito Seperti halnya dengan tabungan, maka deposan yang akan mendepositokan uangnya harus memenuhi beberapa persyaratan. Adapun ketentuan-ketentuan umum untuk menjadi nasabah deposito adalah sebagai berikut: a. Nasabah cukup datang ke bank yang dipercaya agar dapat menjamin uang deposan agar tidak akan hilang. b. Nasabah diharapkan mengisi beberapa formulir aplikasi yang memuat tentang jumlah nominal simpanan dan jangka waktu yang nasabah pilih. Dalam pelaksanaannya, simpanan deposan ditulis dalam bentuk surat pernyataan yang dibubuhi meterai, sehingga mempunyai kekuatan hukum yang sah. c. Menyerahkan fotocopy KTP atau identitas nasabah untuk dicatat, baik nama, alamat dan pekerjaan. Untuk perorangan menyerahkan foto copy KTP/ SIM/ Paspor/ Identitas lainnya. Sedangkan untuk badan usaha: Menyerahkan foto copy KTP/ SIM/ Paspor/ Identitas lainnya bagi yang berhak atas deposito tersebut. Menyerahkan NPWP, TDP, SIUP, Akte Perusahaan dan ligelitas lainnya. d. Proses terakhir adalah penyetoran. Proses ini merupakan akhir dari proses menjadi deposan suatu bank. Dengan menyetor nominal tersebut, nasabah resmi menjadi deposan bank tersebut. Setelah menjadi deposan (yang 26 memegang simpanan deposito) maka bank menerbitkan bilyet deposito yang terdiri atas: 1) 1 (satu) lembar asli untuk deposan, bermeterai dan ditanda tangani oleh pejabat bank yang bersangkutan. 2) 1 (satu) lembar untuk Bank Indonesia sebagai penagih premi (subsidi bunga) dari Bank Indonesia. 3) 1 (satu) lembar untuk bukti pembukuan (bersama formulir). 4) 1 (satu) lembar untuk pelunasan. 3. Macam-Macam Deposito Sebagai gambaran jangka waktu deposito yang berlaku pada beberapa bank, dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Simpanan deposito kurang dari 3 bulan; b. Simpanan deposito jangka waktu 3 bulan; c. Simpanan deposito jangka waktu 6 bulan; d. Simpanan deposito jangka waktu 12 bulan; e. Simpanan deposito jangka waktu 24 bulan. Simpanan deposito pada saat ini digemari oleh para pengusaha karena mempunyai kekuatan untuk dijadikan jaminan pembiayaan. Tentu saja dengan batas nominal yang telah ditentukan dan disesuaikan jumlah pembiayaan yang diajukan. Adapun aturan main setiap bank berbeda-beda di dalam pembayaran tersebut. Yang perlu dijadikan perhatian adalah di dalam pembayaran tersebut disertai neraca laporan dan disertai pula dengan kuitansi bermeterai. Beberapa macam deposito yang dikenal adalah sebagai berikut: 27 a. Time deposit Time deposit atau lebih dikenal dengan istilah “deposito berjangka”, yaitu deposito yang terikat oleh waktu yang telah ditentukan. Apabila waktu yang ditentukan itu habis, maka deposan dapat menarik simpanan deposito berjangka itu dari bank atau sebaliknya memperpanjang simpanan deposito berjangka itu dengan suatu periode tertentu yang diinginkan. Sedangkan apabila nasabah atau anggota apabila menarik deposito tidak sesuai akad yang disetujui biasanya bank mengenakan potongan sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh suatu bank ataupun BMT (Kasmir, 2002). Deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu, Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mula dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka ini diterbitkan atas nama baik lembaga maupun perorangan, dan biasanya untuk menarik deposan bank biasanya menyediakan berbagai insentif atau bonus untuk menarik nasabah agar membuka rekening deposito. b. Deposit on call Deposit on call adalah uang simpanan tetap berada di bank selama belum dibutuhkan oleh pemiliknya (penyimpan). Apabila penyimpan uang itu akan menarik simpanannya, maka terlebih dahulu harus memberitahukan kepada pihak bank. Masa pemberitahuan kepada bank itu dilakukan adalah tergantung kepada akad yang diadakan antara penyimpan (deposan) dengan pihak bank (ada yang setahun, dua bulan dan sebagainya) doposit on call biasa dikenal dengan sebutan deposito harian. 28 Dalam prakteknya, deposito jenis doposit on call ini pengambilannya berdasarkan pemberitahuan terlebih dahulu oleh nasabah yang bersangkutan dengan kesepakatan perjanjian tenggang pengambilan yang telah disepakati bersama. Misalnya 1 (satu) hari sebelum pengambilan harus sudah memberitahukan terlebih dahulu ke pihak bank. c. Deposito Automatic Roll Over Jika deposito sudah jatuh tempo, tetapi pinjaman pokok belum diuangkan berarti uang anda dapat menganggur tanpa berbunga, uang dapat secara otomatis diperhitungkan bunganya begitu jangka deposito habis. Uang anda akan diberi bunga dan uang tidak pernah menganggur seandainya anda lupa menarik deposito yang sudah jatuh tempo. d. Demand deposit Demand deposit (rekening koran giro) adalah penyimpan dapat menyimpan atau menarik dananya pada atau dari bank setiap saat yang dikehendaki tanpa dikenakan pemotongan seperti deposito berjangka. 29 BAB III LAPORAN OBJEK A. Sejarah Berdirinya BMT Al-Ijtihad Pabelan Pada awalnya BMT Al-Ijtihad Pabelan merupakan sebuah lembaga keuangan syariah yang berdiri dan berkembang di daerah Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada tanggal 4 Oktober 1998. Saat itu pengelolaan BMT Al-Ijtihad Pabelan dipercayakan kepada 3 orang pengelola yang telah mendapatkan pelatihan dari Dinas Koperasi dan LSM Pinbuk melalui Proyek Penaggulangan Pekerja Terampil (P3T) di Asrama Haji Donohudan Solo. Pada awal tahun 2011, untuk melayani kebutuhan anggota di Kecamatan Pabelan bagian Timur, maka BMT Al-Ijtihad mendirikan kator cabang di daerah pasar Wates, Terban, agar lebih dekat dengan para anggota dan untuk meningkatkan pelayanan. Setelah dibukanya kantor cabang di Wates perkembangan aset dan jumlah BMT Al-Ijtihad dari waktu ke waktu mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. B. Visi, Misi dan Tujuan 1. Visi dan misi dari BMT Al- Ijtihad adalah: a. Visi Visi dari BMT Al-Ijtihad adalah membangun perekonomian umat dengan melaksanakan sistem ekonomi Islam. 29 30 b. Misi Misi dari BMT Al-Ijtihad adalah menjadi koperasi jasa keuangan syariah yang menguntungkan, sehat, berkembang dan profesional di tingkat Kabupaten Semarang. 2. Tujuan Tujuan dari dibentuknya BMT Al-Ijtihad adalah sebagai berikut: a. Melayani kebutuhan dana masyarakat pada khususnya dan pada anggota pada umumnya, serta kebutuhan sebuah lembaga keuangan yang dapat memberikan jasa simpan pinjam dengan sistem yang sesuai dengan syariah Islam. b. Ikut mengembangkan usaha ekonomi produktif terutama dilapisan masyarakat pengusaha kecil atau mikro dengan modal pembiayaan. c. Mengenalkan dan memasyarakatkan keberadaan lembaga keuangan yang dikelola dengan sistem syariah sebagai satu-satunya alternatif menghindari perputaran dana dari unsur riba. C. Identitas BMT Al-Ijtihad Pabelan 1. Alamat Kantor BMT Al- Ijtihad Pabelan Kantor Pusat Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Al-Ijtihad Pabelan terletak di Jl. Pemuda No. 95 Pabelan – Kab. Semarang, sedangkan kator cabang terletak di Pasar Wates Blok B Terban, Pabelan Semarang. Telp/ Fak : (0298) 3404325. 31 2. Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Pabelan Berikut ini susunan organisasi pengurus BMT Al-Ijtihad dan susunan organisasi kantor pusat BMT Al-Ijtihad Pabelan dan BMT Al-Ijtihad Cabang Wates a. Gambar Struktur Organisasi Pengurus BMT Al-Ijtihad Ketua Sekertaris Bendahara Gambar 3. 1 Struktur organisasi pengurus BMT Al-Ijtihad. Ketua : Sumarno, S.E Sekertaris : Bowo Wahyu Hidayat, Spd Bendahara : Dra. H. Iis Asmaul M 32 b. Gambar Struktur Organisasi Kantor Pusat BMT Al-Ijtihad Pabelan dan BMT Al-Ijtihad Cabang Wates Pengurus Manager Pusat Manager Cabang Teller Pembiayaan Marketing Akunting Teller Marketing Pembiayaan Gambar 3. 2 Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Struktur Organisasi Kantor Pusat BMT Al-Ijtihad Pabelan - Manajer Pusat : Sumarno, SE - Accounting : Sigit Adi Puruhita, SE - Teller : Sari Oktaviani - Pembiayaan / Marketing : Muttaqin - Marketing 1 : Mas„an - Marketing 2 : Triyanto Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Cabang Wates - Manajer Cabang : Mohammad Wahyudi - Teller 1 : Rahayu Ridayanti 33 - Teller 2 : Nur Hidayah - Pembiayaan / Marketing : Ahmad Syarif - Marketing : Wahyu Kurniawan 3. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-Masing Karyawan BMT AlIjtihad Pabelan a. Pengurus 1) Tugas : Tugas dari pengurus yaitu: a) Menyelenggarakan RAT (Rapat Tahunan Anggota). b) Menyusun atau merumuskan kebijakan umum untuk mendapatkan persetujuan Rapat Anggota Tahunan (RAT). c) Mengevaluasi kegiatan BMT. d) Mensosialisasikan BMT. e) Menyelenggarakan rapat pengurus untuk evaluasi bulanan dan juga perkembangan kinerja BMT, bersama pengelola menentukan dan membuat kebijakan strategi BMT. f) Menandatangani surat dan dokumen yang berhubungan dengan lembaga lain. 2) Wewenang : Wewenang dari pengurus yaitu: a) Mengangkat dan memberhentikan general manajer. b) Menyetujui atau menolak tentang pembiayaan yang nilainya di atas kewenangan manajer, kebijakan baru mengenai BMT dengan 34 persetujuan pengurus yang lain, kerjasama dengan pihak lain (investor asing) yang diusulkan oleh pengurus lain, anggaran yang diajukan oleh general manajer dengan pertimbangan bendahara pengurus. c) Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan oleh general manajer. d) Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang ditunjuk jika berhalangan. e) Dengan general manajer memilih dan memutuskan kantor akuntan publik yang ditugaskan untuk mengaudit laporan pengelolaan. b. Manajer 1) Tugas Tugas dari manajer yaitu: a) Menjalankan pencapaian target yang ditetapkan oleh pusat. b) Memanagemen dan mengelola tingkat cabang c) Membuat draf pencapaian target secara periodik. d) Memberikan pengarahan pada karyawan tingkat cabang untuk mengatur keseharian agar terencana. e) Mengadakan brefing dan evaluasi setiap jangka waktu yang ditentukan. f) Membuat suasana Islami ditingkat cabang. 35 2) Wewenang: Wewenang dari manajer yaitu: a) Sebagai pengambil keputusan untuk masalah-masalah tingkat cabang. b) Mengadakan evaluasi terhadap bawahan. c) Menyetujui pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di kator cabang. d) Membuat rencana jangka pendek. e) Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang dituju. f) Menyelenggarakan RAT. g) Menyusun dan merumuskan kebijakan di kator cabang. c. Account Manager (AM) 1) Mencari nasabah funding maupun lending. 2) Membina hubungan saling menguntungkan antara pihak bank dengan nasabah seperti : a) Mengidentifikasi kebutuhan nasabah. b) Melakukan komunikasi yang intensif dan membantu memberikan solusi bagi nasabah yang berhubungan dengan produk dan jasa. 3) Bertindak sebagai Komite Pembiayaan dalam upaya pengambilan keputusan pembiayaan. 36 4) Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap kualitas portofolio pembiayaan yang telah diberikan dalam rangka pengamanan atas setiap pembiayaan yang telah diberikan. 5) Melayani, menerima tamu (calon nasabah atau nasabah) secara aktif yang memerlukan pelayanan jasa perbankan. 6) Menyusun strategi dan sosialisasi kepada nasabah baik dalam rangka penghimpunan sumber dana maupun alokasi pemberian pembiayaan secara efektif dan terarah. 7) Berkewajiban untuk meningkatkan mutu pelayanan perbankan terhadap nasabah maupun calon nasabah. 8) Berkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk membantu kelancaran tugas sehari-hari. d. Teller Tugas dari teller yaitu: 1) Memperbaiki mekanisme penyaluran dana dari masyarakat. 2) Mengoreksi apabila terjadi kesalahan dalam proses pencatatan. 3) Memberikan pelayanan kepada anggota, baik penarikan maupun penyetoran. 4) Menandatangani formulir keanggotaan atau simpanan dan slip dari anggota serta mendokumentasikannya. 37 5) Melayani keluhan anggota baik yang berkenaan dengan lending ataupun funding. e. Pembiayaan Tugas dari bagian pembiayaan yaitu: 1) Menyususun anggaran dan melaksanakan realisasi pembiayaan lunak (wadiah muqayyadah, mudharabah muqayyadah, dan qardhul hasan). 2) Menyiapkan kegiatan sosial yang bekerjasama dengan pihak lain yang tidak mengikat. 3) Merencanakan dan menjalankan aktifitas kegiatan sosial seperti pelayanan kesehatan cuma-cuma, kegiatan donor darah dan lain-lain. f. Marketing Marketing bertugas memasarkan produk-produk yang ada di BMT baik produk simpanan maupun produk pembiayaan. Selain itu bertugas dan berwenang mencatat hasil transaksi, memasukkan data-data transaksi pada komputer serta mengoreksi apabila terjadi kesalahan dalam proses pencatatan. 38 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad dari Tahun 2012 hingga 2014 Simpanan berjangka merupakan salah satu layanan yang ditawarkan oleh BMT Al-Ijtihad Pabelan untuk berinvestasi jangka panjang kepada para anggota maupun calon anggota baru BMT. Produk simpanan berjangka ini sudah ada sejak berdirinya BMT. Menurut data yang diperoleh megenai peningkatan nilai simpanan berjangka sejak 2012 hingga 2014 menunjukan perkembangan yang memuaskan. Dalam laporan analisis yang diperoleh dari buku laporan tahunan BMT AlIjtihad Pabelan termuat informasi berapa jumlah nilai simpanan berjangka tahun 2012 sampai 2014 di BMT Al-Ijtihad Pabelan: Tabel Tingkat Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka BMT AlIjtihad Pabelan Tahun 2012 – 2014 No Tahun Jumlah Prosentase 1 2012 Rp. 470.731.250, 00 2 2013 Rp. 563.750.000, 00 16,5% 3 2014 Rp. 687.500.000, 00 18% Tabel 4.1 Tabel tingkat perkembangan nilai simpanan berjangka BMT Al-Ijtihad Pabelan. Dari tabel di atas dapat dilihat pertumbuhan jumlah nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari tahun 2012 hingga 2014 mengalami pertumbuhan 38 39 dari tahun ke tahun. Tahun 2012 jumlah nilai simpanan berjangka Rp 470.731.250,00 tahun 2013 naik 16,5% dengan jumlah nilai simpanan berjangka Rp. 563.750.000,00 dan pada tahun 2014 jumlah nilai simpanan berjangka naik 18% yaitu menjadi Rp. 687.500.000, 00. Dari data tersebut maka tingkat pertumbuhan nilai simpanan berjangka dari tahun 2012 hingga 2014 selalu meningkat dikarenakan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap lembaga keuangan syariah yang meningkat dan mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap BMT Al-Ijtihad Pabelan juga meningkat. B. Analisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan Dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka, pihak BMT Al-Ijtihad Pabelan melakukan beberapa strategi pemasaran, antara lain: 1. Strategi pemasaran simpanan berjangka menurut hasil wawancara dengan Bapak Sigit Adi Puruhita, S. E pada hari rabu 29 Juli 2015 pukul 14.00 yaitu: a) Memasarankan produk-produk kepada anggota yang datang ke kantor. b) Mengenalkan nominal kepada anggota BMT yang datang ke kantor. c) Mempromosikan dengan menawarkan produk kepada anggota dan calon anggota baru BMT. d) Mensosialisasikan simpanan untuk meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat untuk mengembangkan usahanya dengan cara melakukan sosialisi kepada masyarakat dengan membagikan brosur-brosur tentang BMT dan membagikan santunan kepada fakir miskin. 40 2. Strategi pemasaran produk Si Suka yang dilakukan BMT Al-Ijtihad menurut hasil wawancara dengan Bapak Triyanto pada hari jumat tanggal 31 Juli 2015 pukul 11:00 beliau menambahi yaitu: a. Memberikan pelayanan yang ramah, mudah dan cepat karena dengan pelayanan yang ramah, mudah dan cepat masyarakat akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Memberikan sikap yang ramah pada masyarakat membuat masyarakat merasa dihormati dan dihargai, sehingga ketertarikan masyarakat untuk bergabung menjadi calon anggota BMT akan semakin kuat. b. Menggunakan sistem Jemput Bola. Yang dimaksut sistem jemput bola adalah dengan cara melakukan pendekatan dengan anggota BMT. Pendekatan ini dilakukan dengan cara petugas langsung mendatangi calon anggota, petugas leluasa menjelaskan mengenai konsep keuangan syariah serta sistem dan prosedur operasional BMT. Dan juga layanan tersebut diberikan kepada nasabah yang ingin dananya diambil langsung tidak perlu nasabah datang ke kantor, akan tetapi dari pihak pegawai BMT akan langsung mendatangi nasabah yang ingin bertransaksi. c. Menggunakan istilah atau bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh masyarakat umum. d. Menyebarkan brosur-brosur kepada masyarakat sekitar BMT Al-Ijtihad. e. Memanfaatkan eratnya hubungan emosional. Dalam menarik masyarakat untuk dijadikan calon anggota, para petugas BMT juga memanfaatkan hubungan erat emosional mereka dengan para masyarakat sekitar BMT 41 Al-Ijtihad Pabelan. Mereka mengajak keluarga dan saudaranya untuk bergabung menjadi calon anggota di BMT Al-Ijtihad Pabelan. 3. Strategi pemasaraan produk Si Suka BMT Al-Ijtihad menurut Ibu Sari Okaviani pada hari jumat tanggal 31 Juli 2015 pukul 13.00 beliau menambahi: a. Menawarkan kepada calon anggota baru yang datang ke kantor BMT AlIjtihad Pabelan apabila ingin berinvestasi jangka panjang. b. Menentukan target baru atau sasaran baru anggota yang belum membuka simpanan berjangka. c. Mengajukan proposal penawaran kerjasama dalam pengelolaan tabungan dengan sekolah sekitar BMT dan kumpulan PKK kampung sekitar BMT. d. Melakukan promo dengan adanya hadiah yang akan diberikan kepada anggota BMT. Dari tiga pernyataan dari tiga karyawan BMT Al-Ijtihad Pabelan dalam meningkatkan nilai simpanan berjangka, pihak BMT Al-Ijtihad Pabelan melakukan beberapa strategi pemasaran, antara lain: Marketing mix (bauran pemasaran) yaitu: 1. Produk (Product) BMT menawarkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah. Menjelaskan tentang produk simpanan berjangka kepada masyarakat sekitar BMT Al-Ijtihad Pabelan. 2. Harga (price) BMT Al-Ijtihad Pabelan menentukan jumlah nominal simpanan berjangka dengan menawarkan bagi hasil yang besar kepada anggota 42 simpanan berjangka lebih besar dengan lembaga keuangan lainnya untuk menarik pelanggan. Tidak hanya itu saja BMT Al-Ijtihad juga menawarkan biaya administrasi dari pembukaan sampai penutupan rekening yang lebih murah dibanding dengan lembaga keuangan lainnya. 3. Promosi (Promotion) BMT Al-Ijtihad melakukan promosi dengan cara menyebarkan brosurbrosur kepada masyarakat, memasang iklan di kaca belakang angkutan kota dan menjadi sponsor sebuah acara olahraga yang dilakukan oleh masayarakat sekitar BMT Al-Ijtihad Pabelan dengan menggunakan istilah yang digunakan mudah dipahami oleh masyarakat umum. Melakukan promo dengan adanya hadiah yang akan diberikan. Mengajukan proposal penawaran kerjasama dalam pengelolaan tabungan dengan sekolah sekitar BMT dan kumpulan PKK kampung sekitar BMT. Tidak hanya itu saja, dalam strategi promosi, BMT Al-Ijtihad menggunakan sistem jemput bola yaitu dengan cara melakukan pendekatan dengan anggota BMT. Pendekatan ini dilakukan dengan cara petugas langsung mendatangi calon anggota, petugas leluasa menjelaskan mengenai konsep keuangan syariah serta sistem dan prosedur operasional BMT. Dan juga layanan tersebut diberikan kepada nasabah yang ingin dananya diambil langsung tidak perlu nasabah datang ke kantor, akan tetapi dari pihak pegawai BMT akan langsung mendatangi nasabah yang ingin bertransaksi. 43 4. Lokasi (Place) BMT Al-Ijtihad membangun kantor cabang yang dekat dengan anggota simpanan berjangka dan merenovasi kantor dengan bagus, bersih agar anggota yang datang ke kantor BMT Al-Ijtihad merasa nyaman. 5. Orang (People) Memberikan pelayanan yang ramah, mudah dan cepat karena dengan pelayanan yang ramah, mudah dan cepat masyarakat akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Memberikan sikap yang ramah pada masyarakat membuat masyarakat merasa dihormati dan dihargai, sehingga ketertarikan masyarakat untuk bergabung menjadi calon anggota BMT akan semakin kuat. 6. Proses (Process) BMT Al-Ijtihad memberikan pelayanan yang cepat dan tidak berteletele kepada anggota saat membuka rekening simpanan berjangka sampai pengambilan simpanan berjangka. 7. Bukti Fisik (Physical Evidence) BMT Al-Ijtihad memberikan bukti fisik dengan memberikan slip kepada anggota setiap melakukan transaksi baik penarikan, setoran maupun setelah menabung. C. Analisis Kendala Dalam Melaksanakan Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan Dalam pendirian dan menjalankan usaha setiap seorang manajer (pengusaha) pasti mempunyai kendala yang dihadapi untuk menjalankan usaha 44 tersebut. Baik kendala internal usaha maupun eksternal. Salah satu kendala yang dihadapi di BMT Al-Ijtihad adalah kendala strategi pemasaran. Di dalam melaksanakan pemasaran tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak kendala yang dihadapi oleh BMT Al-Ijtihad Pabelan. Kendala-kendala tersebut antara lain : 1. Kendala yang dihadapi BMT Al-Ijtihad dalam pemasaran produk simpanan berjangka menurut Bapak Sigit Adi Puruhita, S. E pada hari rabu tanggal 29 Juli 2015 pukul 14.00: a. Adanya persaingan dengan produk simpanan berjangka di bank atau lembaga keuangan yang lainnya. b. Animo masyarakat yang masih awam akan simpanan berjangka syariah. c. Belum adanya lembaga penjamin simpanan dana anggota BMT ini sangat menghawatirkan bila sewaktu-waktu BMT mengalami kerugian d. Lokasi anggota penyimpan yang jauh susah untuk melakukan sosisalisasi. e. Kurangnya tenaga lapangan yang benar-benar mempunyai ilmu tentang perbankan syariah. f. Penguasaan tentang produk simpanan berjangka syariah yang kurang memadai. 2. Kendala yang dihadapi BMT Al-Ijtihad menurut Bapak Triyanto pada hari jumat tanggal 31 Juli 2015 pukul 11:00 beliau menambahi: a. Masyarakat sekitar yang kurang mengenal BMT Al-Ijtihad. b. Kurang tertariknya masyarakat untuk menabung atau melakukan investasi. c. Kurangnya jaringan dalam memasarkan produk. 45 d. Pengambilan yang tidak bisa sewaktu-waktu. 3. Kendala yang dihadapi BMT Al-Ijtihad Pabelan menurut Ibu Sari Oktaviani teller BMT Al-Ijtihad Pabelan pada hari jumat tanggal 31 Juli 2015 pukul 13.00 beliau menambahi: Minimnya anggota yang datang ke kantor. Dari pernyataan ketiga karyawan BMT Al-Ijtihad Pabelan dapat disimpulkan, kendala yang dialami dalam melaksanakan strategi pemasaran simpanan berjangka yaitu: 1. Adanya persaingan dengan produk simpanan berjangka dengan lembaga keuangan syariah maupun lembaga konvensional lainnya yang juga menawarkan produk simpanan berjangka seperti yang ada di BMT AlIjtihad Pabelan. 2. Animo masyarakat yang masih awam akan simpanan berjangka. Kurang mengerti akan produk simpanan berjangka. Maka dari itu BMT perlu mensosialisasi tentang produk tersebut. 3. Belum adanya lembaga penjamin simpanan (LPS) membuat masyarakat khawatir bila sewaktu-waktu BMT Al-Ijtihad mengalami kerugian. Maka dari itu masyarakat takut akan untuk menabung dengan jumlah banyak di BMT Al-Ijtihad Pabelan. 4. Lokasi anggota penyimpan yang jauh susah untuk melakukan sosisalisasi tentang produk simpanan berjangka yang ada di BMT Al-Ijtihad Pabelan. 46 5. Kurangnya tenaga lapangan yang benar-benar mempunyai ilmu tentang perbankan syariah dan penguasaan tentang produk simpanan berjangka syariah yang kurang memadai. 6. Masyarakat sekitar yang kurang mengenal BMT Al-Ijtihad Pabelan. Maksudnya keberadaan lembaga keuangan mikro syariah (BMT) yang tergolong pemahaman pemain baru dalam industri masyarakat masih terdapat keuangan, menyebabkan kejanggalan khususnya masyarakat sekitar lingkungan BMT Al-Ijtihad Pabelan. Termasuk juga kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap produk-produk yang dikeluarkan oleh BMT. Sehingga dengan minimnya pengetahuan masyarakat akan BMT menyebabkan masyarakat kurang tertarik untuk menabung/menitipkan uangnya di BMT. 7. Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar BMT Al-Ijtihad Pabelan untuk menabung atau melakukan investasi. 8. Pengambilan simpanan yang tidak bisa sewaktu-waktu. Maksutnya adalah produk simpanan berjangka dalam pengambilan uang simpanan tidak bisa dilakukan sewaktu-waktu seperti tabungan biasa umumnya membuat masyarakat sekitar BMT kurang tertarik untuk membuka buku rekening simpanan berjangka. 9. Minimnya anggota BMT Al-Ijtihad Pabelan yang datang ke kantor membuat pegawai BMT yang ada di dalam kantor. 47 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah Penulis lakukan mengenai strategi pemasaran Dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan Tahun 2012 hingga 2014, dapat disimpulkan: 1. Perkembangan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Selama 2012 hingga 2014 Pertumbuhan jumlah nilai simpanan berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan dari tahun 2012 hingga 2014 mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Tahun 2012 jumlah nilai simpanan berjangka Rp 470.731.250, tahun 2013 naik 16,5 % dengan jumlah nilai simpanan berjangka Rp. 563.750.000 dan pada tahun 2014 jumlah nilai simpanan berjangka naik 18 % yaitu menjadi Rp. 687.500.000. 2. Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan Strategi pemasaran produk simpanan berjangka BMT Al-Ijtihad yaitu: 1). Menawarkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah; 2). Menjelaskan tentang produk simpanan berjangka kepada masyarakat dengan bahasa yang mudah dipahami; 3). Menawarkan bagi hasil yang besar kepada anggota simpanan berjangka lebih besar dengan lembaga keuangan lainnya untuk menarik pelanggan; 4). Menyebarkan brosur- 47 48 brosur kepada masyarakat; 5). Memasang iklan; 6). Melakukan promo dengan adanya hadiah yang akan diberikan; 7). Mengajukan proposal penawaran kerjasama dalam pengelolaan tabungan dengan sekolah dan kumpulan PKK kampung-kampung; 8). Mendirikan kantor cabang agar lebih dekat dengan anggota; 9). Memberikan pelayanan yang ramah, mudah dan cepat; 10). Menggunakan sistem jemput bola yang paling efektif dalam melakukan strategi pemasaran; 11). Memanfaatkan ikatan emosional anggota dan; 12). Biaya administrasi yang lebih murah . 3. Kendala Dalam Melaksanakan Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Nilai Simpanan Berjangka di BMT Al-Ijtihad Pabelan Kendala yang dihadapi BMT Al-Ijtihad Pabelan yaitu 1). Banyaknya persaingan dengan produk simpanan berjangka dengan lembaga keuangan syariah maupun lembaga konvensional lainnya; 2). Animo masyarakat yang masih awam akan simpanan berjangka; 3). Belum adanya lembaga penjamin simpanan (LPS) membuat masyarakat khawatir bila sewaktuwaktu BMT mengalami kerugian; 4). Lokasi anggota penyimpan yang jauh susah untuk melakukan sosisalisasi tentang produk simpanan berjangka yang ada di BMT Al-Ijtihad; 5). Kurangnya tenaga lapangan yang benar-benar mempunyai ilmu tentang perbankan syariah dan penguasaan tentang produk simpanan berjangka syariah yang kurang memadai; 6). Masyarakat sekitar yang kurang mengenal BMT Al-Ijtihad; 7). Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar BMT Al-Ijtihad Pabelan untuk menabung atau melakukan investasi; 8). Mengambilan simpanan 49 yang tidak bisa sewaktu-waktu membuat masyarakat kurang tertarik untuk membuka simpanan berjangka dan; Minimnya anggota BMT Al-Ijtihad yang datang ke kantor membuat pegawai BMT yang ada di dalam kantor contohnya teller susah untuk melakukan sosialisasi tentang produk simpanan berjangka kepada anggota yang belum membuka produk simpanan berjangka. B. Saran Berdasarkan data dan informasi yang telah didapat oleh penulis, maka penulis hendak memberikan saran-saran kepada pihak-pihak yang terkait yaitu: 1. Lebih meningkatkan strategi pemasaran, sehingga tujuan atau sasaran akan tercapai. 2. Perlu adanya pengembangan dan memperluas jaringan kantor serta menambah jumlah unit usaha perbankan syari‟ah di daerah lain. 3. Upaya sosialisasi yang lebih intensif lagi terutama dalam meningkatkan pemahaman dan persepsi masyarakat terhadap produk dan sistem perbankan Syari‟ah. 4. Membekali karyawan agar lebih menguasai tentang perbankan syariah dan produk syariah dengan memberi pelatihan kepada karyawan BMT. Diikutkan seminar-seminar tentang perbankan syari‟ah sehingga memiliki SDM yang memiliki latar belakang disiplin keilmuan bidang perbankan syari'ah. 50 DAFTAR PUSTAKA A.B Susanto. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta. Salemba Empat. Ascarya. Akad dan Produk Bank Syari’ah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2008, hal 42. Astuti, Rinda. 2011. “Kritik Terhadap Pemasaran Bank Syariah (Pendekatan Eksperiental Marketing)”: Jurnal Muqtasid (Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah). Salatiga: STAIN Salatiga. Fitria, Indah. 2012. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Nasabah Deposito Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah Magelang”. Tugas Akhir. Jurusan Studi Keuangan dan Perbankan Syariah. Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga. Hasan, Iqbal. 2000. Metode Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia. Irawan, Dedik, Dkk. 2013. “Analisis Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Perdesaan (Studi Kasus BMT Al Hasanah Sekampung)”. JIIA. Volume 1 No. 1. Januari 2013. Jumhana, Muhammad. 1993. Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti. Karim, Adiwarman. A. 2007. Bank Islam Analisi Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kholidatul Jannah, Siti. 2012. “Strategi Produk Penghimpunan Dana Deposito Mudharabah di BPRS PNM Binama Semarang”. Tugas Akhir. Program Studi D III Perbankan Syariah. Jurusan syariah: Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia Buku 2 Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat. Kotler dan Amstrong. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Penerjemah: Hendro Prasetyo jilid 1. Lewis, Mervvyn, dan Algaoud, Latifa, Perbankan Syariah Prinsip, Praktik, Prospek, Ibid. Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhammad. 2003. Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 50 51 Muhammad. 2000. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta UII Press. Mulya DP, Prasetya. 2013. “Analisis Segmentasi Berbasis Persepsi Konsumen (Studi Produk Deposito PT BPR Kartasura Makmur)”. Progam Studi D III Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi: Universitas Sebelas Maret Surakarta. Padlullah, SH, H. Cholid Mengenal Hukum ZIS (Zakat Infaq dan Sedekah) dan Pengalamannya di DKI Jakarta, Jakarta: Badan Amil Zakat dan Infaq/ Sedekah DKI Jakarta, 1993, hlm. 5. Prapti Lestari, Endah. 2011. Pemasaran Strategi. Yogyakarta: Graha ilmu. PSAK. Nomer 102-106. Simorangkir, O. P, Drs, Dasar-dasar dan Mekanisme Perbankan, Aksara Persada Indonesia, Jakarta. 1986. Sudarsono, Heri. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Deskriptif dan Ilustratif), Yogyakarta: Penerbit Ekonisia. Sulhida Silmi, ”Persepsi Nasabah Tentang Relationship Marketing dan Pengaruhnya terhadap Loyalitas (Studi Pada Nasabah Tabungan Utama PT. Bank Mega Syariah Cabang Malang”: Jurnal Ilmiah. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Sumarni, Murti dan John Soeprihanto. 2010. Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan). Edisi ke 5. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Trihartono, Sigit. 1995. Tanya Jawab Masalah Perbankan; Menjawab Tuntas Selaga Problem Permasalahan Bank, Solo: Aneka, hlm. 92. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi ke 3. Yogyakarta: Andi. Undang-Undang dasar 1945. 52 Nama : Rifki Laelia Fahrudin Tempat/ Tanggal Lahir : Kab. Semarang 03 Juli 1992 Jenis Kelamin : Laki-Laki Status Alamat : Dusun Padaan Desa Gedangan Rt/Rw: 02/07 Kec. Tuntang Kab. Semarang Agama : Islam Pendidikan Lulus pada tahun 2005 di SD Gedangan 01 Lulus pada tahun 2008 di SMP N 9 Salatiga Lulus pada tahun 2011 di SMK N 2 Salatiga 1 LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9