BERITA TERKINI Suplementasi BCAA untuk Otot Asam amino rantai cabang atau dikenal dengan Branched-chain amino acids (BCAA) merupakan asam amino esensial yang diperlukan, karena tidak dapat disintesis oleh tubuh. BCAA terakumulasi terutama dalam protein otot. Tidak seperti asam amino esensial lainnya yang dipecah di hati, katabolisme BCAA terutama terjadi di otot. Pemecahan BCAA dalam jaringan otot dapat dicetuskan dengan olah raga. Penelitian suplementasi BCAA di Jepang oleh Dr. Shimomura menunjukkan adanya pengaruh asam amino esensial rantai cabang atau BCAA terhadap otot, dan dapat menekan kerusakan otot lebih lanjut. Studi dengan desain buta acak dan silang melibatkan 12 wanita tidak terlatih (untrained) yang melakukan olahraga jongkok terdiri dari 7 set latihan, dengan 20 kali setiap 1 set dengan interval waktu masing-masing 3 menit setiap set. Olahraga dilakukan pada pagi hari. Kelompok perlakuan diberi minuman dengan kandungan BCAA 5,5 gram (isoleucine:leucine: valine = 1:2,3:1,2); sebagai pembanding digunakan minuman plasebo berisi dekstrin 100 mg/kg bb, sebelum melakukan olahraga jongkok tersebut. Dari hasil studi ditemukan beberapa hal berikut: • Rasa sakit otot onset tertunda atau delayedonset muscle soreness (DOMS) puncaknya terjadi pada hari ke-2 dan 3 • Rasa sakit otot onset tertunda (delayedonset muscle soreness) secara bermakna lebih rendah terjadi pada kelompok BCAA. • Kadar BCAA plasma meningkat 2 jam setelah olahraga dan lebih rendah pada kelompok kontrol/plasebo dengan dextrin. • Myoglobin serum yang merupakan petanda kerusakan otot meningkat pada kelompok plasebo dan tidak pada kelompok BCAA. • Pada hari ke tiga, kontraksi isometrik volunter maksimum menurun sekitar 80% pada kelompok kontrol, namun tetap dan tidak berubah pada kelompok BCAA. Konsentrasi elastase plasma sebagai indeks aktivasi netrofil tampak meningkat setelah olahraga jongkok pada kedua kelompok, tetapi perubahan kadar elastase secara bermakna hanya tampak pada kelompok plasebo. Sebagai simpulan studi klinis ini, kerusakan otot lebih lanjut dapat ditekan dengan pem- berian suplementasi BCAA. (IWA) REFERENSI Shimomura Y, Inaguma A, Watanabe S, Yama- moto Y, Muramatsu Y, Baiotto G, Sato J et al. Branchedchain amino acid supplementation before squat exercise and delayed-onset muscle soreness. Int J Sport Nutr Exerc Metab. 2010 Jun;20(3):236-44 (abstract) BERITA TERKINI Asam Lambung Tidak Menyebabkan Esofagitis? Dr.Rhonda Souza dari Southwestern Medical Center pada mulanya melakukan uji coba menyambung esofagus tikus langsung ke duodenum. Kondisi ini dibuat untuk menciptakan kondisi GERD di mana asam lambung maupun asam empedu akan mudah mengalami refluks ke esofagus. Dengan kondisi ini diharapkan akan terjadi kerusakan mukosa lambung akibat paparan asam lambung/asam empedu. Akan tetapi ternyata hasilnya berbeda, esofagitis tidak diketemukan bahkan setelah beberapa minggu kondisi ini terus dilanjutkan. Hal ini berlawanan dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya, bahwa esofagitis pada GERD merupakan akibat langsung paparan asam lambung. Pada studi binatang sebelumnya, esofagus dipapar dengan asam konsentrasi pekat, dan jaringan esogafus terlihat mengalami kerusakan, akan tetapi asam lambung pada refluks tidak sedemikian pekatnya. Setelah operasi penyambungan dilakukan, para peneliti berharap menemukan kematian selsel permukaan esofagus dan adanya proses kerusakan progresif menuju jaringan yang lebih dalaml; kenyataannya adalah sebaliknya. Tiga hari setelah operasi penyambungan, masih tidak ditemukan kerusakan di permukaan sel, tetapi ditemukan adanya sel-sel inflamasi di jaringan esofagus yang lebih dalam. Sel-sel inflamasi ini tidak tampak di lapisan permukaan sampai 3 minggu setelah paparan asam. Dari sini diketahui bahwa ternyata refluks pada pasien GERD akan merangsang sel-sel esofagus untuk melepaskan sitokin, faktor proinflamasi yang menarik sel-sel radang menuju esofagus, menimbulkan peradangan yang merusak jaringan. Jadi esofagitis pada pasien GERD bukanlah akibat langsung paparan asamnya, melainkan melalui pelepasan sel-sel radang paparan yang dicetuskan refluks tersebut CDK 183/Vol.38 no.2/Maret - April 2011 127 128 Esofagitis pada penderita GERD (gastro esophageal reflux disease) sebenarnya bukan akibat langsung asam lambung/asam empedu yang menyebabkan kerusakan esofagus, melainkan karena reaksi imun yang terjadi. (DHS) Saat ini terapi GERD di antaranya dengan obat penekan sekresi asam lambung; akan tetapi jika ternyata temuan di atas nantinya memang teruji (masih diperlukan penelitian lanjutan), maka terapi GERD mungkin dapat ditujukan untuk mencegah pelepasan sitokin yang dapat mencetuskan pelepasan sel-sel inflamasi penyebab pertama kerusakan sel esofagus. REFERENSI Saat ini terapi GERD di antaranya dengan obat penekan sekresi asam lambung; akan tetapi jika ternyata temuan di atas nantinya memang teruji (masih diperlukan penelitian lanjutan), maka terapi GERD mungkin dapat ditujukan untuk mencegah pelepasan sitokin yang dapat mencetuskan pelepasan sel-sel inflamasi penyebab pertama kerusakan sel esofagus. 1. Acid Reflux is immune problem, says Rat Study. http:// stanford.wellsphere.com published 21st November 2009 2. GERD cause might be immune reaction, not excessive acid production. http://enzymenews.wordpress.com published 23rd November 2009 3. Goodman,C. Acid Reflux may be caused by Immune System Reaction . http://advice4unow.com 4. Reflux Esophagitis due to immune reaction, not acute acid burn. http://www.medicalnewstoday.com published 20th November 2009 CDK 183/Vol.38 no.2/Maret - April 2011