II BATUAN 1. Batuan Beku 2. Batuan Sedimen 3. Batuan Metamorf Dr. Budhi Kuswan Susilo, S.T., M.T. PENGENALAN BATUAN BEKU (igneous rocks) SIKLUS BATUAN Magma dan Lava Magma : material silikat pijar dibawah permukaan bumi; magma yang mengalir di permukaan bumi, disebut Lava; magma yang terlempar ke udara membentuk Pyroclastic materials Magma yang membeku membentuk batuan beku (Igneous rocks) • • Tipe Magma (Monroe & Wicander, 1997) – Mafic magma = 45 – 52 % SiO2 – Intermediete magma = 53 – 65% SiO2 – Felsic Magma = > 65% SiO2 Viskositas Magma – resistensi magma untuk dapat mengalir • Mafic magma – Relatif mudah mengalir – dikontrol jaringan silika tetrahedron (SEDIKIT) Lava dan Debu Volkanik dari Mount Mayon, Philippines, 1993 Lava : Pahoehoe and AA flows Bagian bawah : pahoehoe flow, terbentuk dari aliran cepat, lava tipis Bagian atas : AA flow, sangat kental (viscous), gerak perlahan, lava tebal Permukaan Pahoehoe flow (P. Hawai) ropy structures; tipis Permukaan Aa flow Kumpulan angular blocks, aliran kental dan lebih tebal dari pahoehoe flow Pendinginan Magma • Magma mendingin di bawah permukaan – Mengalami pendinginan dan kristalisasi membentuk tubuh batuan beku intrusif (intrusive igneous body) di dalam kerak bumi (earth’s crust) – Produk pendinginan membentuk batuan plutonik (Plutons) • Concordant plutons = memiliki batas yang paralel/selaras dengan lapisan batuan yang diintrusi (country rocks) – • SILL, LACCOLITH Discordant plutons = memiliki batas yang memotong lapisan batuan yang diintrusinya • Magma mendingin di permukaan bumi melalui volcanic eruptions – Mengalami pendinginan dan kristalisasi membentuk extrusive rock body – Menghasilkan Pyroclastic materials – Produk • • • Lava flows – Aa flow – Pahoehoe flow Hexagonal columnar joints (terbentuk karena kontraksi ketika pendinginan magma, sumbu panjang columnar joint tegak lurus dengan arah pendinginan magma) Tephra Batuan Plutonik (Plutons). Penampang diagramatik bagian dari kerak bumi (crust) Memperlihatkan variasi bentuk dari plutonic rocks. Banyak batuan plutonik dapat terkait dengan gunungapi (volcanoes) Terdapat hubungan yang erat antara batuan intrusif dan batuan ekstrusif. Laccolith : mirip sill (concordant), tapi bentuk menyerupai jamur Batholith : tubuh intrusi batuan beku dengan daerah permukaan yang paling luas (> 100 km2) Stock : menyerupai batholith, tapi punya luas permukaan yang lebih kecil VOLCANIC NECK, CENTRAL FRANCE Volcanic neck, merupakan sisa erosi dari gunungapi purba (ancient volcano). (Hoggar Mountains of Algeria). DIKE, BAR HARBOR, MAINE BATHOLITHS, EASTERN EGYPT seen from space (EOSAT Company) VOLCANIC BOMB TEPHRA (Vol. Ash & dust) Columnar joints, Devil’s Tower, Wyoming ATAS Cinder cone : terbentuk oleh debu volcanik yang keluar dari central vent. Vent /volcanic neck : terisi solidified lava dan fragmental debris BAWAH Pillow basalt, pendinginan lava dibawah air membentuk ellipsoidal masses Pendinginan dan Kristaslisasi • • • Magma mendingin relatif perlahan (dibawah permukaan bumi) – Cukup waktu membentuk kristal yang sempurna – Ukuran kristal relatif kasar (besar) – Tekstur Kristalin (crystalline texture) Magma mendingin relatif lebih cepat (dekat/di permukaan bumi) – Tidak cukup waktu membentuk kristal yang sempurna – Ukuran kristal relatif lebih halus (kecil) – Tekstur kristalin Magma mendingin relatif sangat cepat (di permukaan bumi) – Tidak sempat membentuk kristal – Membentuk kaca (glass) WARNA • REFLEKSI DARI KOMPOSISI MINERAL-MINERAL PEMBENTUK BATUAN – FELSIC MINERALS – MAFIC MINERALS KRISTALINITAS • KRISTAL (CRYSTAL) VS KACA (GLASS) • UKURAN KRISTAL : – KASAR (PHANERITIC TEXTURE) – HALUS (APHANITIC TEXTURE) – PADUAN KASAR DAN HALUS (PORPHYRITIC TEXTURE) Slow cooling Phaneritic texture Rapid cooling Aphanitic texture Aphanitic texture : Kristal diidentifikasi menggunakan mikroskop Pada batuan ini tidak mungkin mengidentifikasi tanpa bantuan mikroskop. Gambar contoh setangan (hand specimen) dan sayatan tipis (thin section) Porphyritic texture KOMPOSISI BATUAN BEKU ASSOSIASI MINERAL BOWEN’S REACTION SERIES MATERI KULIAH GEOLOGI REKAYASA JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SRIWIJAYA (Hamblin & Cristiansen, 1995) (Hamblin & Cristiansen, 1995) BATUAN PIROKLASTIK MATERI KULIAH GEOLOGI REKAYASA JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SRIWIJAYA KLASIFIKASI UKURAN MATERIAL PIROKLASTIK Ukuran Nama Fragmen Nama tekstural batuan > 64 mm Block Bomb Volcanic breccia Agglomerate 2-64 mm Lapillus Lapilli tuff < 2 mm ash Tuff PENGENALAN BATUAN SEDIMEN (sedimentary rocks) SIKLUS BATUAN Batuan sedimen (Sedimentary Rocks) • • • • Batuan dapat berkomposisi asal klastika batuan yang lebih tua (older rocks). Batuan yang tersingkap di permukaan ~75% adalah batuan sedimen. Studi tentang batuan sedimen dapat merekonstruksi sejarah bumi (earth history). Memiliki nilai ekonomis penting sebagai sumber dari coal, oil & gas, iron, aluminum, sand, gravel etc. Empat Tahap Pembentukan Batuan Sedimen 1. Pelapukan (weathering) 2. Pengangkutan (transportation) 3. 4. Pengendapan (deposition) – terjadi bila geologic agent tidak dapat mengangkut sedimen lebih lama Pembatuan (lithification) Tahap 1: Pelapukan (weathering) • • Melapukkan batuan yang hadir lebih dahulu (pre-existing rock) – Mechanical – Chemical Mengubah batuan menjadi sediment Tahap 2: Pengangkutan Sedimen • • Sediment diangkut oleh : – Angin (wind) – Air (water) – Es (ice) Gambaran dari pengangkutan sediment? – Pemilahan (Sorting) – Pembundaran (Rounding) Tahap 2, Lanjutan : • Bila butiran (sediment) terangkut jauh, maka akan menghasilkan butiran yang membundar Jarak dekat (Short distance) Jarak jauh (Long distance) Tahap 2, lanjutan • Lebih lama sediment terangkut – Sediment lebih tersortasi Short distance Long distance Tahap 3: Pengendapan (deposition) • • Mengangkut sediment membutuhkan energy! Terdapat hubungan antara ukuran butir (grain size) & energy – Butiran yang lebih kecil membutuhkan energi yang kecil – Buturan yang lebih besar membutuhkan energi yang besar – Jika sungai mengalir melambat, sediment akan diendapkan – Jika sungai mengalir lebih cepat, sediment berukuran besar akan terbawa Ukuran partikel (Particle Size) & Lingkungan Pengendapan (Depositional Environment) • • Partikel berukuran besar diendapkan pada lingkungan dengan energi yang besar (higher energy environments). Contoh – Gravel – diangkut oleh aliran air yang cepat, longsoran batuan (rock slides), atau aliran es (glacier) – Sand – diangkut oleh angin (wind), kerja ombak (wave action-di pantai), sungai (rivers) – Silt & Clay – di Lingkungan danau (lakes), rawa (swamp), tau laut dalam (deep oceans) Tahap 4: Pembatuan (Lithification) • • Kompaksi (Compaction) – tekanan dari sedimen yang menutupi diatasnya (overlying sediments) akan menyusun butiran dan menekan air dari rongga pori Sementasi (Cementation)- rongga pori terisi oleh pengendapan : – Calcite – Quartz – iron oxide Sumber material sedimen • Detritus – pecahan batuan – • e.g., gravel, sand, silt, clay yang berasal dari erosi permukaan lahan Precipitasi kimia (Chemical Precipitation) – pengendapan material terlarut dalam air – Presipitasi langsung (direct precipitation) – Tetumbuhan atau binatang mengekstraksi zat kimia dari air untuk membentuk cangkang (shells), kerangka (skeletons), etc. – Ketika binatang mati, maka cangkang diendapkan Batuan sedimen detrital (Detrital Sedimentary Rocks) • • Komposisi – kebanyakan terdiri dari quartz, feldspars & clay Diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel : – Conglomerate (> 2 mm, rounded grains) – Breccia (> 2 mm, angular grains) – Sandstone - 2 to 1/16 mm (see grains) – Siltstone - 1/16 to 1/256 mm Konglomerat (Conglomerate) • Asal batuan : – Aliran sungai yang cepat – Endapan laut dangkal karena badai (storm) – Terbawa aliran es (glacier) Batupasir (Sandstone) • Asal batuan : – Sungai – Pantai – Gumuk pasir (sand dunes) Serpih (Shale) • Asal batuan : – Laut dalam (Deep ocean) – Danau dalam (deep lake) Batuan Sedimen Kimia (Chemical Sedimentary Rocks) • 2 jenis : – Fisik - Evaporation (Evaporites) • – Salt, gypsum – endapan yang tertinggal pada proses evaporasi air Biokimia • • • Air-Tetumbuhan dan binatang mengekstraksi CaCO3, membentuk shells etc. Kerangka yang telah mati (mis. Terumbu) berakumulasi pada dasar laut sebagai detritus. Coal – material organik yang terawetkandi lingkungan rawa. Ringkasan (Summary) • Detrital Sedimentary Rocks – • Kuncinya adalah Ukuran Butir (Grain size) Chemical Sedimentary Rocks – Kuncinya adalah komposisi kimia Special Features • • Terbentuk selama pengendapan : – Bedding - parallel or cross – Ripple Marks – Graded Bedding – Mud cracks Membantu dalam menentukan lingkungan masa lampau dan iklim Lingkungan Pengendapan (Depositional Settings) • Continents – • Mixed (Transition zone) – • Desert, glacial, fluvial (rivers), lake, swamp, cave Lagoon, river delta, estuary, beach Marine – Shallow, intermediate, or deep water Grain Sizes Mud Cracks Coal Shells Ripple Marks Cross-bedding Bedding Whole Fossil Rock Lithification of Detrital Sediments Graded bedding BATUAN METAMORF Budhi Kuswan Susilo SIKLUS BATUAN • • • Dicirikan dengan Foliasi (Faliation), kesan berlapis pada tektur kristalin META = perubahan; MORPHO = bentuk Batuan Metamorf = Batuan yang telah mengalami perubahan bentuk dari batuan beku, batuan sedimen, dan/atau batuan metamorf Penyebab Metamorfisme PERUBAHAN • Temperatur • Tekanan • Komposisi • Perubahan dipengaruhi oleh : – Temperatur – pertambahan PANAS • Mineral menjadi tidak stabil • Membentuk mineral baru (Kondisi Baru) • Sumber Panas : – Gradient Geothermal – Peluruhan Radioaktif – Magma Migrasi – Tekanan Diagram Fase Andalusite, Sillimanite dan Kyanite menunjukkan perubahan Al2SiO5 – Fluida Aktif • • Perubahan komposisi kimia – Pelepasan H20 dan CO2. Contoh : Calcite (CaCO3) dan lempung [Al2Si2O5(OH)4] terurai melepas H2O dan CO2. Larutan ini akan mengendap pada Kondisi dan temperatur yang sesuai (baru) Metasomatisme : infiltrasi fluida asal luar, terkait dengan magma intrusion → Hydrotermal alteration TIPE METAMORFISME Types of Metamorphism • • Contact metamorphism – metamorfisme terjadi secara lokal pada batuan yang dekat dengan magma chamber Regional metamorphism – tegasan skala besar dan pemanasan batuan karena deep burial atau terkait dengan kerak atau lempeng kontinen dan tubrukan (colliding) Asal Mula (Origin) Batuan Metamorf pada Batas Lempeng Konvergen Contact Metamorphism n n n n Adjacent to igneous intrusions Thermal (± metasomatic) effects of hot magma intruding cooler shallow rocks Occurs over a wide range of pressures, including very low Contact aureole Regional Metamorphism Metamorfisme yang terjadi pada tubuh batuan yang luas dan meliputi pelamparan lateral yang luas Tipe Utama : n Orogenic metamorphism n Tipe metamorfisme yang berasosiasi dengan convergent plate margins n n Dynamo-thermal: episode orogenesa terkait dengan gradien geotermal dan deformasi Karakteristik : Batuan terfoliasi n Burial metamorphism The Types of Metamorphism Orogenic Metamorphism Schematic model for the sequential (a c) development of a “Cordilleran-type” or active continental margin orogen. The dashed and black layers on the right represent the basaltic and gabbroic layers of the oceanic crust. From Dewey and Bird (1970) J. Geophys. Res., 75, 26252647; and Miyashiro et al. (1979) Orogeny. John Wiley & Sons. Asal Mula (Origin) Batuan Metamorf pada Batas Lempeng Konvergen (a) Shallow fault zone with fault breccia (b) Slightly deeper fault zone (exposed by erosion) with some ductile flow and fault mylonite Schematic cross section across fault zones. After Mason (1978) Petrology of the Metamorphic Rocks. George Allen & Unwin. London. MACAM-MACAM BATUAN METAMORF Foliated Metamorphic Rocks Slate: compact, very finegrained, metamorphic rock with a well-developed cleavage. Freshly cleaved surfaces are dull Phyllite: a rock with a schistosity in which very fine phyllosilicates (sericite/phengite and/or chlorite), although rarely coarse enough to see unaided, impart a silky sheen to the foliation surface. Phyllites with both a foliation and lineation are very common. a b Examples of foliated metamorphic rocks. a. Slate. b. Phyllite. Note the difference in reflectance on the foliation surfaces between a and b: phyllite is characterized by a satiny sheen. Winter (2001) An Introduction to Igneous and Metamorphic Petrology. Prentice Hall. SLATE Spotted Phyllite. Winter (2001) An Introduction to Igneous and Metamorphic Petrology. Prentice Hall. Foliated Metamorphic Rocks Schist: a metamorphic rock exhibiting a schistosity. By this definition schist is a broad term, and slates and phyllites are also types of schists. In common usage, schists are restricted to those metamorphic rocks in which the foliated minerals are coarse enough to see easily in hand specimen. Garnet muscovite schist. Muscovite crystals are visible and silvery, garnets occur as large dark porphyroblasts. Winter (2001) An Introduction to Igneous and Metamorphic Petrology. Prentice Hall. SCHIST Foliated Metamorphic Rocks Gneiss: a metamorphic rock displaying gneissose structure. Gneisses are typically layered (also called banded), generally with alternating felsic and darker mineral layers. Gneisses may also be lineated, but must also show segregations of felsic-mineral-rich and dark-mineral-rich concentrations. Quartzo-feldspathic gneiss with obvious layering. Winter (2001) An Introduction to Igneous and Metamorphic Petrology. Prentice Hall. GNEISS Quartz sandstone Limestone Quartzite Marble Akhir Perkuliahan