TUGAS MAKALAH MARKETING COMMUNICATION

advertisement
TUGAS MAKALAH MARKETING COMMUNICATION
“CHAPTER III & CHAPTER IV”
Oleh:
Ahmad Rizal Fadhillah
115020200111128
Ryan Hegar Suryadinatha
115020207111015
Mira Farina Kusuma Dewi
115020207111031
Cecia Rahmadani
115020207111040
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Marketing
Communication
Yang Dibimbing Oleh Bapak Ananda Sabil .H., SE, M.Com
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
2014
Jalan Veteran, Malang 65145, Indonesia
Telp : +62-341-575840, 575841, Fax. +62-341-575841
E-mail : [email protected]
http://feb.ub.ac.id KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Tugas Makalah Kelompok 1 (satu)
yang membahas Chapter 3 dan Chapter 4 mata kuliah Marketing Communication yang
dibimbing oleh Bapak Ananda Sabil .H., SE, M.Com.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Marketing Strategic
Planning, Bapak Ananda Sabil .H., SE, M.Com yang telah membimbing untuk
menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari dalam Tugas Makalah Kelompok ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan dan kesempurnaan tugas akhir ini di waktu yang akan datang. Semoga tugas
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khusunya dan pembaca pada umumnya.
Malang, 4 Maret 2014
Kelompok 1
CHAPTER III
Ethical, Regulatory, and Environmental Issues in Marketing
Communication
Etika Dalam Komunikasi Pemasaran
DEFINISI ETIKA
• Menurut Blech (2000; 751), etika adalah prinsip-prinsip moral dan nilai yang menentukan
tindakan dan keputusan dari individu atau kelompok.
• Menurut Shimp (2000; 92), etika adalah tindakan moral yang berkenaan dengan setiap
aspek komunikasi pemasaran.
1. ETIKA DALAM TARGETING
Targeting adalah usaha memasarkan produk khusus dan melakukan komunikasi
pemasaran yang diarahkan pada segmen tertentu. Dalam targeting terkadang sering
muncul dilema etika dalam usaha untuk mengkomunikasikan produk kepada segmen.
Misalnya pada anak-anak dan kaum minoritas.
Targeting Kepada Anak-Anak dan Remaja
Targeting kepada anak-anak, program iklan dan pemasaran cenderung terus mendorong anakanak menginginkan berbagai produk dan merek. Para kritikus kerap merasa bahwa banyak
produk yang ditargetkan untuk anak-anak adalah produk yang tidak penting.
Contoh:
Pikirkan tentang iklan Gatorade untuk anak-anak. Klaim iklan yang dibuat Gatorade adalah
“alternatif sehat untuk anak yang sedang kehausan.” Para ahli gizi dan kritikus lainnya
menganggap Gatorade tidak penting bagi anak dan tidak lebih baik dari air putih. Para
kritikus menganggap metode-metode ini tidak etis karena menggunakan kepercayaan anakanak atas materi pendidikan tersebut sebagai alat yang menipu untuk pengiklanan barang.
Targeting pada kelompok minoritas yang ekploitatif
Contoh :
Pembuat produk alkohol dan rokok secara teratur menggunakan billboard dan media iklan
lainnya untuk menargetkan merek kepada orang-orang kulit hitam dan Amerika Latin.
Billboard yang mengiklankan alkohol dan rokok secara tidak seimbang cenderung terjadi di
daerah pusat kota.
Targeting yang tidak pantas
Contoh :
Area lain yang rawan kritik adalah praktek perusahaan minuman beralkohol yang
mempromosikan merek mereka kepada para mahasiswa selama liburan musim semi di
pantai-pantai. Kekhawatiran utama adalah jika iklan minuman keras akan mendorong
konsumen muda untuk mempunyai pandangan yang lebih favorable mengenai minuman
keras dan meningkatkan konsumsi mereka.
Apakah target-ing tidak etis atau hanya merupakan good marketing?
Targeting, menurut pandangan para pendukungnya, menyatukan produk dengan para
konsumen dan menyediakan produk yang paling tepat untuk kebutuhan dan keinginan setiap
konsumen. Di sinilah tersisa masalah etika yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan sebuah
kliam bahwa targeting adalah pemasaran yang sangat bagus.
2. ETIKA DALAM PERIKLANAN
Peran iklan dalam masyarakat telah diperdebatkan selama berabad-abad. Berbagai kritik
mengenai etika telah diarahkan pada periklanan.
Iklan dianggap tidak jujur dan menipu.
Penipuan terjadi ketika sebuah iklan salah merepresentasikan sebuah produk, dan konsumen
mempercayainya sebagai representasi yang benar. Berbohong, menipu, dan bentuk
kecurangan adalah sesuatu yang universal, terjadi di tingkat tertinggi dalam pemerinthan serta
dalam hubungan antarmanusia yang paling dasar.
Iklan bersifat manipulatif.
Kritik mengenai manipulasi menunjukkan bahwa iklan mempunyai kekuatan mempengaruhi
orang untuk berperilaku tidak umum, atau melakukan sesuatu yang tidak akan mereka
lakukan jika tidak ditunjukkan oleh iklan. Tidak dapat disangkal bahwa iklan mencoba
membujuk konsumen untuk membeli produk dan merek tertentu.
Iklan berseifat ofensif dan berselera buruk
Para kriktikus iklan menganggap banyak iklan menghina intelegensia manusia, vulgar dan
secara umum menyerang selera banyak konsumen,. Alas an yang menjadi dasar kritik
tersebut adalah
1.
Iklan dengan ide ide yang bodoh
2.
Tema seks dalam bentuk implisit ataupun eksplisit
3.
Iklan televisi yang mengiklankan produk produk yang kurang menyenangkan
4.
Pengggunaan yang repetitive dari iklan yang sama
Namun pandangan yang seimbang dari evaluasi kritis mengenai iklan dapat dilakukan dalam
konteks yang lebih luas, mengenai kebudayaan popular dan bentuk lain dari presentasi media
massa.
Iklan menciptakan dan mempertahankan stereotip.
Akar dari kritik ini adalah bahwa iklan cenderung menggambarkan kelompok tertentu dengan
cara yang amat sempit dan mudah ditebak.
Orang orang membeli barang yang tidak begitu diperlukan.
Kritik yang kerap dilemparkan adalah bahwa iklan membuat orang membeli produk atau jasa
yang tidak mereka butuhkan. Kritik ini merupakan penilaian yang amat berat, iklan sebagian
besar mempengaruhi selera konsumen dan mendorong orang untuk melakukan pembelian,
sesuatu yang tadinya mungkin tidak akan mereka lakukan, namum apakan hal ini tidak etis?
Iklan memanfaatkan rasa takut dan ketidakamanan.
Beberapa ikaln dapat memperilahatkan konsekuensi negative dari keputusan tidak membeli
suatu produk. Namun perlu diperjelas, iklan merefleksikan suatu masyarakat,dan suatu
bentuk tuduhan terhadap iklan mungkin juga berlaku kepada masyarakat.
3. ETIKA DALAM HUBUNGAN MASYARAKAT
Publisitas, satu aspek dari hubungan masyarakat yang berhubungan erat dengan
komunikasi pemasaran, melibatkan penyampaian informasi positif mengenai sebuah
perusahaan dan produk-produknya, dan memperbaiki publisitas negative. Karena
publisitas sama halnya dengan iklan, keduanya merupakan bentuk dari komunikasi
massa, banyak masalah etika serupa yang dihadapi dan tidak perlu untuk diulang
kembali. Satu aspek yang berbeda dan memerlukan pembahasan adalah masalah
publisitas negative.
4. ETIKA DALAM KEMASAN DAN MEREK
Empat aspek dalam pengemasan yang melibatkan masalah etis adalah:
1.
Informasi label dalam kemasan sebaiknya memberikan informasi nyang tidak
berlebihan.
2.
Grafik pengemasan sebaiknya menampilkan gambar dalam kemasan yang
merepresentasikan isi produk yang sebenarnya.
3.
Keamanan pengemasan. Produk-produk harus dikemas secara aman dan tidak
mudah rusak.
4.
Implikasi pengemasan terhadap lingkungan. Bahan-bahan pengemasan dan
proses pengemasan sebaiknya ramah lingkungan. (Shimp, 2000: 103-104)
Informasi label dapat menyesatkan konsumen dengan informasi yang berlebihan,
grafik pengemasan akan dianggap tidak etis jika tidak sesuai dengan produk yang
sebenarnya, keamanan pengemasan berhubungan dengan produk yang tidak aman,
biasanya produk yang berhubungan dengan anak anak. Implikasi terhadap
lingkungan biasanya berhubungan dengan pengaruh suatu pengemasan yang tidak
ramah lingkungan.
5. ETIKA DALAM PROMOSI PENJUALAN
Promosi penjulan yang berorientasi pada konsumen dapat bersifat tidak etis ketika
promotor penjualan menawarkan sebuah penghargaan kepada konsumen akan tetapi
tidak direalisasikan.
6. ETIKA DALAM PEMASARAN ONLINE
Dalam menjalankan pemasaran online, etika merupakan kunci yang harus tetap
dijaga walau tidak bertemu orang secara langsung, ini demi menjaga hubungan yang
baik antara penjual dan pembeli sehingga online marketing yang kita lakukan akan
berjalan awet tanpa merasa dirugikan antara pihak satu dengan yang lain. Berikut
beberapa point penting etika yang harus dimiliki oleh pebisnis online:
-­‐
Jujur
Kejujuran merupakan sikap yang harus di punyai oleh setiap pebisnis internet.
Siapapun tahu kalu di UU negara dan agama sangat menjunjung tinggi yang
namanya kejujuran.
-­‐
Tanggung Jawab
Sebagai pengelola maupun pemilik jasa suatu layanan, tanggung jawab merupakan
sikap yang wajib dimiliki. Karena ini menyangkut kredibilitas kita juga melibatkan
kepuasan konsumen. Semakin kita cepat dan tanggap dalam memberikan respon
yang diadukan pelanggan semakin konsumen merasa puas dengan service yang kita
berikan. Jika pelanggan telah puas dengan layanan yang kita berikan, mereka akan
berbicara kesana-kemari dan merekomendasikan produk maupun jasa kita, dan pada
akhirnya sikap tanggung jawab tersebut akan menguntungkan pada diri kita sendiri
sebagai pengelola.
-­‐
Sabar
Kadangkala sesuatu yang kita inginkan belum tercapai, kita keburu berbuat tindakan
penyelewengan (nekat) yang melanggar aturan. Contoh kecil jika kita mengikuti
progam bisnis gratis PPC (pay per click), karena tidak kunjung mendapatkan trafik
dan minimnya orang yang mengklik iklan yang kita sediakan, iklan tersebut malah
kita klik sendiri. Selain merugikan orang lain lain juga merugikan diri kita sendiri,
karena account akan dibanned dan kita sebagai publisher dikeluarkan dari program
tersebut.
7. MENDORONG KOMUNIKASI PEMASARAN ETIS
Tanggung jawab utama bagi perilaku etis adalah di tangan setiap orang yang
berada dalam berbagai peran komunikasi pemasaran.Integritas mungkin merupakan
konsep yang vital dalam sifat manusia, karenanya, komunikasi pesaran sendiri
terlepas dari masalah etis atau tidak etis----tingkat integritas yang ditunjukan oleh
praktisi komunikasilah yang menentukan apakah perilaku mereka bersifat etis atau
tidak etis.
Meletakkan semua beban kepada satu individu mungkinmerupakan suatu tindakan
yang tidak fair, karena bagaimana kita berperilaku sebagai individu adalah suatu
fungsi dari kebudayaan yang kita anut. Bisnis bisa menanamkan kebudayaan yang
etis atau tidak etis dengan membangun ethical core values untuk memadukan
perilaku komunikasi pemasaran. Dua core values yang akan terus berlaku dalam
meningkatkan perilaku etis adalah :
1. Memperlakukan konsumen dengan rasa hormat, perhatian dan kejujuran. Seperti
halnya bagaimana anda ingin anda dan keluarga anda diperlakukan.
2. Memperlakukan lingkungan seolah – olah milik anda pribadi.
REGULATION OF MARKETING COMMUNICATION
Sejarah dari abad lalu menunjukkan bahwa regulasi penting untuk melindungi konsumen
dan kompetitior dari praktek bisnis yang curang (fraudulent), menipu (deceptive), dan tidak
jujur (unfair) yang dilakukan oleh beberapa perusahaan. Apapun landasan pemikirannya,
fakta yang ada adalah bahwa regulasi pemerintah dapat memiliki efek yang signifikan untuk
organisasi bisnis, seperti yang dijelaskan dalam fokus global yang memaparkan larangan
direct sales yang diberlakukan di Cina.
Kapan Regulasi Dibenarkan?
Penganut fanatik dari free eneterprise akan berpendapat bahwa pemerintah seharusnya
tidak turut campur dalam aktivitas bisnis. Namun, pemerhati yang lebih moderat percaya
bahwa regulasi dibenarkan dalam situasi tertentu. Regulasi mungkin paling dibutuhkan ketika
keputusan konsumen didasarkan atas informasi yang terbatas atau salah. Dalam situasi
tersebut, konsumen cenderung membuat keputusan yang sebenarnya tidak akan mereka ambil
dan akibatnya, timbul ‘kerusakan’ dalam ekonomi, fisik, atau psikologis. Kompetitor juga
terkena dampaknya karena mereka kehilangan usaha yang seharusnya dapat mereka nikmati.
•
Manfaat
Dalam teori, regulasi diputuskan untuk diberlakukan jika manfaatnya melebihi
biaya yang dikeluarkan. Regulasi menawarkan tiga manfaat utama: Pertama, pilihan
konsumen atas alternatif yang ada akan lebih baik jika konsumen mendapatkan
informasi yang lebih banyak dari pasar. Manfaat kedua dari regulasi ini adalah ketika
konsumen mendapatkan informasi dengan lebih baik, maka kualitas produk
cenderung mengalami perbaikan sebagai respon atas perubahan kebutuhan dan
preferensi konsumen. Manfaat regulasi ketiga adalah penurunan harga akibat
berkurangnya “kekuatan informasi pasar”. Regulasi bukannya tidak mahal.
Perusahaan seringkali harus mengeluarkan cost of complying dari sebuah
pemberlakuan regulasi.
•
Biaya
Perusahaan sering dikenakan biaya sesuai dengan peraturan. Misalnya, perusahaan
manufaktur rokok di Amerika Serikat diharuskan untuk memutar pesan peringatan
yang berbeda selama tiga bulan masing-masing dalam satu tahun. Sehingga, biaya
yang dikeluarkan pun lebih mahal daripada pesan peringatan tunggal sebelumnya
yang diperlukan. Biaya penegakan yang dikeluarkan oleh badan pengatur dan dibayar
oleh pembayar pajak merupakan kategori biaya kedua.
Ketika regulasi dibenarkan, badan-badan federal dan negara, bersama dengan
industri, bekerja untuk mengawasi integritas komunikasi pemasaran. Bagian-bagian
tersebut memeriksa dua bentuk regulasi yang mempengaruhi banyak aspek
komunikasi pemasaran yaitu peraturan pemerintah dan pengaturan industri itu sendiri.
Regulasi Agen Federal mengenai Komunikasi Pemasaran
Regulasi pemerintah dibuat di tingkat federal dan tingkat negara bagian. Seluruh bentuk
komunikasi pemasaran (personal selling, promosi penjualan, iklan, telemarketing, dan lainlain) diatur dengan regulasi, namun iklan adalah satu area dimana pembuat regulasi amat
aktif memberlakukan peraturan.hal ini disebabkan posisi iklan sebagai aspek yang paling
banyak mendapat perhatian dalam komunikasi pemasaran.
•
Regulasi mengenai Deceptive Advertising
Dalam pengertian luas konsumen dikatakan tertipu oleh klaim atau kampanye
iklan ketika (1) impresi atau kesan yang diberikan klaim atau kampanye tersebut
adalah salah dengan kata lain timbul clai-fact discrepancy (ketidaksesuaian antara
klaim degan fakta), dan (2) klaim atau kampanye yang salah tersebut dipercaya oleh
konsumen. Poin penting yang perlu diingat adalah klaim yang salah tersebut bukan
berarti bersifat menipu dengan sendirinya. Hanya saja, konsumen perlu percaya
terlebih dahulu kepada sebuah klaim, baru kemudian dapat tertipu olehnya: “Sebuah
klaim yang salah tidak akan membahayakan konsumen kecuali jika dipercaya, dan
sebuah klaim yang benar dapat membahayakan jika menimbulkan kepercayaan yang
salah”. Tiga elemen berikut ini memberikan esensi kebijakan penipuan :
1. Misleading
2. Reasonable Consumer
3. Material
•
Regulasi mengenai Unfair Practices
Unfairness adalah suatu konsep yang tidak jelas. Tidak seperti penipuan,
keputusan mengenai unfairness bagi konsumen tidak didasarkan pada argumen
tentang fakta melainkan hanya dihubungkan kepada nilai-nilai umum yang berlaku.
Unfair melibatkan pertimbangan tentang apakah tindakan tersebut melanggar
kebijakan publik yang telah lama berlaku, tak bermoral, tidak etis, menekan, ataupun
tidak jujur, dan membahayakan secara substansial bagi konsumen, kompetitor, atau
perusahaan lain.
Karena alasan yang tidak jelas itulah doktrin unfairness dibatasi penggunaannya
oleh FTC. Mahkamah Agung Amerika menyatakan bahwa konsumen, seperti halnya
perusahaan harus dilindungi dari praktek perdagangan yang tidak fair.
Kriteria yang dipakai untuk mengevaluasi apakah suatu tindakan bisnis dikategorikan
sebagai unfair melibatkan pertimbangan tentang apakah tindakan tersebut:
•
Melanggar kebijakan publik yang telah lama berlaku
•
Tak bermoral, tiadk etis, menekan, ataupun tidak jujur
•
Membahayakan secara substansial bagi konsumen, kompetitor, atau perusahaan
lain.
•
Informasi mengenai Regulasi
Walapun tujuan utama dari regulasi periklanan adalah untuk melarang praktik
deceptive dan unfair, regulasi juga dibutuhkan untuk memberikan informasi pada
konsumen tentang apa yang seharusnya tidak mereka terima. Oleh karena itu
digunakan “Corrective Advertising” (periklanan yang bersifat korektif) didasarkan
atas premis bahwa sebah perusahaan yang menyesatkan bagi konsumen harus
menggunakan iklan di masa datang untuk memperbaiki impresi deceptive yang telah
tercipta dalam benak konsumen.
•
Regulasi mengenai Product Labeling
Food and Drug Administration/FDA adalah badan federal yang bertanggung
jawab mengatur informasi yang dicantumkan pada kemasan produk makanan dan
obat. FDA menjadi sangat aktif dalam mengatur jenis informasi gizi yang harus
muncul pada label makanan, seperti, misalnya persyaratan bahwa label harus
menyertakan jumlah lemak yang terkandung dalam satu porsi makanan.
•
Prescription Drug Advertising
Jika FTC bertanggung jawab untuk mengatur iklan menipu dan tidak adil untuk
semua produk
(termasuk obat-obat yang tersedia di toko), sedangkan FDA
dibebankan dengan mengatur iklan untuk obat resep. FDA mengharuskan pengiklan
obat resep untuk menyajikan perspektif yang seimbang ketika iklan obat tersebut
muncul. Selain menggembar-gemborkan manfaat produk, mereka juga harus
mengidentifikasi efek samping dan risiko penggunaan obat tertentu. Anda mungkin
telah memperhatikan bahwa iklan TV untuk obat DTC menunjukkan betapa indahnya
obat dalam mengobati arthritis, kadar kolesterol, masalah berat badan, atau masalah
kesehatan lainnya .
Dalam iklan majalah, perusahaan farmasi memberikan informasi rinci tentang
produk mereka mengenai efek samping yang tidak diinginkan, tetapi informasi ini
biasanya ditempatkan pada halaman belakang iklan dan di cetak sangat kecil. Oleh
karena itu, FDA baru-baru ini mengusulkan bahwa pembuat iklan obat menyajikan
informasi yang kurang rinci tentang efek samping dalam iklan cetak, namun mereka
harus menjelaskan masalah yang paling serius dengan bahasa yang mudah dipahami
oleh konsumen.
Regulasi Komunikasi Pemasaran oleh State Agencies
Setiap negara bagian mempunyai biro pusat pembuat regulasi sendiri untuk
melindungi pasar dari parktik penipuan bisnis. Sebagian besar negara bagian, mempunyai
departemen consumer affairs atau proteksi konsumen.
Self-Regulation Periklanan
Self-Regulation, sepeti yang ditunjukkan dengan namanya, dibuat oleh para pengiklan
sendiri dan bukan badan pemerintah. Di Amerika Serikat, self-regulation muncul sebagai
reaksi dan kritik konsumen atas iklan yang semakin tajam dan kontrol pemerintah yang
semakin ketat.
•
Media Self-Regulation
Proses izin iklan adalah bentuk self-regulation yang dilakukan oleh media iklan yang
terjadi di balik layar sebelum iklan komersial atau lainnya sampai kepada konsumen.
Iklan majalah atau televisi komersial mengalami berbagai langkah pembersihan
sebelum pencetakan yang sebenarnya atau ditayangkan, termasuk (1) perizinan biro
iklan, (2) persetujuan dari departemen hukum pengiklan dan mungkin juga dari firma
hukum independen, (3) media persetujuan (seperti jaringan televisi). Iklan yang telah
melalui proses perizinan dan telah muncul dalam iklan media dibawah regulasi dari
pemerintah federal (misalnya FTC), Negara (NAAG), dan self regulation
•
The National Advertising Review Council.
NARC terdiri atas tiga unit Children’s Advertising Review Unit (CARU),
National Advertising Division (NAD), dan National Advertising Review Board
(NARB). CARU memonitor program dan iklan televisi untuk anak-anak, sedangkan
NAD dan NARB dibentuk dengan tujuan mempertahankan standar kebenaran yang
tinggi dan keakuratan iklan-iklan nasional.
Proses Penyelesaian Pengaduan dari NAD/NARB. Aktivitas spesifik yang
dilakukan dari saat sebuah kelihan diajukan sampai diselesaikan:
o Langkah I
: Penyaringan pengaduan dan penyeleksian kasus.
o Langkah II
: Evaluasi awal NAD
o Langkah III : Respon awal pengiklan
o Langkah IV : Evaluasi akhir NAD
o Langkah V
: Respon akhir pengiklan. Keputusan NAD dapat disetujui, diputar
balikkan, atau dibatalkan oleh NARB.
ENVIRONMENTAL, OR “GREEN” MARKETING COMMUNICATION
Beberapa di antaranya dilakukan dengan membuat produk baru atau produk yang
disesuaikan. Kepedulian terhadap lingkungan menjadi semakin penting, sehingga perbaikan
lingkungan mencerminkan peluang ekonomi dan kemampuan bersaing perusahaan. Selain
mempromosikan produk-produk “ramah” lingkungan, upaya komunikasi yang peduli
lingkungan yang utama juga melibatkan kemasan, program tanda persetujuan, upaya
komunikasi yang berorientasi pada sebab, dan pemajangan di tempat pembelian.
Green Marketing Initiatives
Termotivasi untuk mencapai kepatuhan terhadap peraturan, memperoleh keunggulan
kompetitif, bertanggung jawab secara sosial, dan mengikuti komitmen manajemen puncak,
beberapa perusahaan telah memberikan respon yang sah untuk masalah lingkungan.
Tanggapan ini sebagian besar dalam bentuk produk baru atau yang direvisi. Contoh dari
produk hijau adalah sebagai berikut:
§
Komputer pribadi sekarang dilengkapi dengan fitur hemat energi dan dibuat
dengan beberapa bahan daur ulang .
§
Baterai yang digunakan dalam laptop, ponsel, camcorder, PDA, dan produkproduk lain yang patut semakin sering didaur ulang.
§
Produsen furnitur membuat furnitur ramah lingkungan dari kayu daur ulang,
plastik, dan bahkan koran daur ulang dicampur dengan kayu dan lilin .
§
Inisiatif produk responsif lingkungan telah dipasarkan yaitu mobil hybrid listrikgas dengan merek Honda Civic. Mobil tersebut berjalan pada kombinasi gas dan
listrik, yang memberikan lebih tinggi MPG daripada transportasi konvensional .
Lingkungan dan Komunikasi Pemasaran yang Peduli Lingkungan
a. Periklanan yang Ramah Lingkungan
Ada tiga jenis tema periklanan yang ramah lingkungan (green advertising) yang biasa
digunakan, yaitu iklan – iklan yang : (1) menunjukkan sebuah hubungan antara
produk/jasa dan lingkungan biofisik; (2) mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan
tanpa menyoroti suatu produl/jasa tertentu; (3) menampilkan citra perusahaan yang
terkesan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
b. Tanggapan terhadap Kemasan
Kepedulian konsumen terhadap dampak lingkungan akibat kemasan produk telah
memunculkan tanggapan positif dari perusahaan, diantaranya : (1) minuman soda dan
produk lainnya yang dikemas dalam botol plastik yang dapat didaur ulang. (2) Mc Donald;s
mengubah bungkus yang mengandung polysterene dengan kemasan kertas untuk burger
dan jenis sandwich lainnya. (3) Hanes, produsen celanan ketat pantyhuese terkemuka
dengan merek L’eggs, mengubah bungkus plastik berbentuk telur mereka yang terkenal
dengan karton, sambil teteap memeprtahankan siluet plastik berbentuk siluet plastik
berbentuk telus tersebut. Perubahan dari plastik ke karton ini mengeluarkan biaya jutaan
dolar, baik untuk kemasan atau display nya. (4) Semua produsen deterjen terkemuka
mempperkenalkan deterjen dengan konsentrasi tinggi sebagai cara untuk membuat kemasan
yang lebih kecil sehingga akan lebih sedikit sampah yang harus dibuang ke dalam tempat
penampungan sampah yang sudah penuh. (5) sebuah perusahaan dari Maine, The Godking
Pen Company, yang memproduksi dan memasarkan pena yang dibuah dari serpihan kayu
pohon. Merek Woody dari Goodkind dikemas dalam bungkus plastik yang mudah dibuka,
dan kemudian, atas permintaan perusahaan, dikirimkan kembali pada mereka untuk
kegunaan lain.
c. Program Tanda Persetujuan
Sekitar 30 negara di dunia telah memilki program yang dirancang untuk membantu
konsumen dalam mengidentifikasi produk dan merek yang ramah lingkungan. Di jerman,
sebagai contoh, label Blue Angel mempresentasikan sebuah janji kepada konsumen bahwa
suatu produk sah/terdaftar untuk menyatakan dirinya sebagai ramah lingkungan.
d. Program beriorientasi Sebab (Cause-Oriented Programs)
Pemasaran yang cause – oriented dipraktikkan ketika perusahaan mensponsori atau
mendukung suatu alasan yang lebih layak. Dengan melakukannnya, komunikator
pemasaran mengantisipasi bahwa mengasosiasikan perusahaan dan merek – mereknya
dengan suatu alasan yang layak akan menimbulkan kebaikan (goodwill). Atas dasar inilah
perusahaan mensponsori berbagai acara/kegiatan yang bertema lingkungan.
e. Program di Tempat Pembelian
Display di toko adalah cara yang tepat untuk menkomunikasikan perhatian suatu merek
terhadap lingkungan. Display tersebut menyebarkarkan pamflet gratis dari kelompok
pecinta lingkungan kepada pengunjung toko. Ilustrasi menarik mengenai pemasaran yang
ramah lingkungan di tempat pembelian yang diberikan dalam Fokus Global,
menggambarkan pemasaran ramah lingkungan (green marketing) di Loblawas, sebuah
jaringan pasar swalayan Kanada yang inovatif.
Guidelines for Green Marketing
Panduan mengemukakan empat prinsip umum yang mendasari semua klaim pemasaran
yang berhubungan dengan lingkungan:
1. Kualifikasi dan pengungkapan yang diberikan harus cukup menjelaskan dan penting
untuk mencegah terjadinya penipuan.
2. Klaim harus dinyatakan dengan jelas apakah mereka berlaku untuk produknya,
kemasannya, atau komponen dari masing-masing produk atau kemasan.
3. Klaim tidak boleh berlebihan dalam menyatakan suatu atribut atau manfaat lingkungan,
baik secara gamblang maupun secara tersirat.
4. Klaim komparatif harus disajikan dengan dasar perbandingan yang jelas, untuk
menghindari terjadinya penipuan bagi konsumen.
Disamping adanya pedoman umum ini, praktisi komunikasi pemasaran juga ditawarkan
empat rekomendasi umum untuk membuat klaim lingkungan yang sesuai, diantaranya adalah:
1. Membuat Klaim yang Spesifik. Secara umum, direkomendasikan bahwa klaim tentang
lingkungan sedapat mungkin dibuat spesifik – tidak umum, kabur, tidak lengkap, atau
terlalu luas.
2. Merefleksikan Current Disposal Potions. Panduan ini diarahkan untuk mencegah klaim
yang secara teknis akurat, tetapi tidak realistis untuk diimplementasikan sehubungan
dengan praktek pembuangan sampah di daerah tempat klaim tersebut diberlakukan.
3. Membuat Klaim yang Substansif. Beberapa komunikator pemasaran menggunakan klaim
lingkungan yang tidak penting dan tidak relevan untuk memberikan kesan bahwa merek
yang dipromiskan adalah “ramah” lingkungan.
4. Membuat Klaim yang Supportable. Klaim tentang lingkungan harus didukung dengan
bukti ilmiah yang kompeten dan dapat dipercaya. Tujuan rekomendasi ini adalah untuk
mendorong perusahaan membuat klaim yang hanya didukung oleh fakta. Hal ini
mendukung kepentingan bisnis jangka panjang mereka.
CHAPTER IV
Marketing Communication Targeting
Target Audiens Tertentu
• Dianggap sebagai titik awal untuk keputusan marketing communication
• Memungkinkan untuk pengiriman tepat komunikasi pemasaran ke pasar yang ditargetkan
• Mencegah cakupan terbuang untuk orang-orang yang berada di luar pasar yang ditargetkan
Memilih Metode Penargetan
• Betapa sulitnya untuk memperoleh data tentang karakteristik yang akan digunakan dalam
menargetkan konsumen
• Bagaimana prediksi karakteristik perilaku pilihan konsumen
Klasifikasi Empat Umum Target Karakteristik
Behaviorgraphic Targeting
Behaviorgraphics
• Menjelaskan bagaimana orang berperilaku terhadap suatu kategori produk tertentu atau
kelas produk terkait
• Asumsikan bahwa prediktor terbaik dari perilaku masa depan adalah perilaku masa lalu
Perilaku Penargetan online
• Melacak perilaku situs-seleksi online pengguna sehingga memungkinkan pengiklan untuk
menayangkan iklan yang ditargetkan
Masalah Privasi
• Kemajuan teknologi meningkatkan kemampuan untuk melayani konsumen dengan risiko
menyerang privasi mereka
Penargetan psikografi
• Psikografis
Menjelaskan aspek konsumen psikologis make-up dan gaya hidup yang berkaitan dengan
perilaku pembelian dalam kategori produk tertentu
- Sikap
- Nilai
- Motivasi
Jenis Profil Psikografis
Profil psikografis Disesuaikan
• Biasanya disesuaikan dengan kategori produk tertentu klien
• Berisi item kuesioner terkait dengan karakteristik unik dari kategori produk
Tujuan Umum Profil psikografis
• Dapat dibeli sebagai "off-the-shelf" Data psikografis dari layanan yang mengembangkan
profil psikografis orang independen dari setiap produk atau jasa tertentu
VALS Segments
Inovator: sukses, canggih, mengambil-charge orang dengan harga diri yang tinggi.
Pemikir: termotivasi oleh cita-cita. Mereka matang, puas, nyaman, dan orang-orang yang
reflektif tata nilai, pengetahuan, dan tanggung jawab.
Orang-orang percaya: termotivasi oleh cita-cita. Mereka adalah konservatif, konvensional,
orang-orang dengan keyakinan beton berdasarkan kode didirikan tradisional.
Achievers: termotivasi oleh keinginan untuk berprestasi, memiliki gaya hidup berorientasi
pada tujuan dan komitmen yang mendalam untuk karir dan keluarga.
Strivers: trendi dan menyenangkan mencintai. Karena mereka termotivasi oleh prestasi,
strivers prihatin tentang pendapat dan persetujuan orang lain.
Experiencers: termotivasi oleh ekspresi diri sebagai konsumen muda, antusias, dan impulsif.
Makers: termotivasi oleh ekspresi diri, mereka mengekspresikan diri dan mengalami dunia
dengan bekerja di atasnya.
Korban: hidup difokuskan secara sempit. Dengan sedikit sumber daya yang dapat digunakan
untuk mengatasi, mereka sering percaya bahwa dunia berubah terlalu cepat.
Penargetan Geodemographic: konjungsi geografi dan demografi.
PRIZM singkatan Potensi Penilaian Indeks Zip Market.
Bohemian Mix menangkap koleksi urban ponsel muda yang mewakili sebagian besar gaya
hidup liberal bangsa .
Penargetan demografis
1 . Perubahan Struktur Umur
Anak-anak dan Remaja
Anak-anak prasekolah : Usia 5 atau lebih muda merupakan kelompok yang telah tumbuh
secara substansial
Dasar - usia sekolah Anak-anak : Usia 6 sampai 11 secara langsung mempengaruhi
pembelian produk dan secara tidak langsung mempengaruhi apa yang orang tua mereka
membeli .
Remaja : Usia antara 8 dan 12
Remaja : Usia berusia 13 sampai 19 tahun .
- Generasi Y : lahir antara tahun 1979 dan 1994
- Generasi X : lahir antara tahun 1961 dan 1981
IMC Focus : semi-remaja dan Materialisme
Focus Global: Dapatkah Renault Mengembangkan Hip gambar ?
Berumur Tengah dan Konsumen Mature
- Tengah - Usia: dimulai pada usia 35 dan berakhir di 54 , di mana titik jatuh tempo
tercapai .
- Orang - Mature: adalah mereka yang 55 dan lebih tua .
2. The Ever-Changing American Household
3. Etnis Perkembangan Penduduk
- Afrika-Amerika
- Amerika Hispanik ( Latin )
- Asia-Amerika
Children and teenagers
Pemasar biasanya menyebut anak-anak usia 4 sampai 12 sebagai anak-anak untuk
membedakan kelompok ini dari balita dan remaja. Diperkirakan bahwa anak-anak dalam
kelompok luas ini baik secara langsung menghabiskan atau mempengaruhi pengeluaran
miliaran dolar untuk pembelian setiap tahunnya. Jumlah agregat yang dihabiskan oleh anakanak berusia 4-12 tahun kira-kira dua kali lipat setiap dekadenya pada 1960, 1970, dan 1980.
Pengeluaran pada tahun 1990 bahkan mencapai tiga kali lipat. Pengeluaran yang dikeluarkan
untuk atau oleh kelompok ini pada satu tahunnya dapat mencapai lebih dari $24 miliar.
Preschoolers
Anak-anak pra-sekolah yang berusia 5 tahun atau kurang mewakili kelompok yang telah
tumbuh secara substantial pada beberapa tahun terakhir. Pada tahun 1990 ada lebih banyak
bayi yang lahir di Amerika (4,2juta) daripada tahun-tahun sebelumnya sejak puncak “baby
boom” yang menghasilkan 4.3juta bayi pada tahun 1957. Mainan, perabotan rumah, serta
produk dan jasa lainnya yang menarik bagi keluarga telah meningkat untuk memenuhi
kebutuhan fenomena mini baby boom ini.
Elementary-school-age children
Kelompok ini mencakup anak-anak usia 6-11 tahun. Anak-anak ini secara langsung
mempengaruhi pembelian produk dan secara tidak langsung mempengaruhi apa yang orang
tua mereka beli. Iklan dan jenis-jenis komunikasi pemasaran lainnya yang menargetkan
kepada anak-anak atau anggota keluarga lainnya telah meningkat secara substansial pada
beberapa tahun terakhir.
Tweens
Kategori anak-anak yang dijuluki “tweens” oleh pemasar (belum termasuk remaja juga
tidak termasuk anak kecil) merupakan kelompok usia yang secara aktif terlibat dalam proses
konsumsi. Tweens biasanya dikategorikan untuk anak-anak usia antara 8-12 tahun.
Teenagers
Kelompok yang masuk dalam kategori ini adalah mereka yang berusia 13-19 tahun.
Mereka memiliki kekuatan yang besar dalam mempengaruhi pembelian pribadi ataupun
pembelian rumah tangga. Teenagers ditandai sangat narsis dan labil. Karakteristik itu
memberikan peluang yang besar dan juga tantangan untuk komunikasi pemasaran. Teenagers
biasanya akan mencari sendiri informasi terkait produk yang mereka inginkan, dengan
sumber utama yaitu internet.
Young adults
Kelompok usia ini biasa disebut generation X, atau mereka yang lahir antara tahun 1961
sampai dengan 1981. Biasanya kelompok gen X ini memiliki sifat pemalas, sinis, pengeluh
dan mudah putus asa. Kelompok pemasar telah membagi gen X ke dalam empat kelompok
berdasarkan profil kebiasaan mereka. Yup & Comers merupakan kelompok yang memiliki
level tertinggi dalam pendidikan dan pemasukan. Kelompok ini mencakup 28 persen dari
total gen X. Mereka merupakan kelompok yang peduli pada masa depan, sangat berbeda
dengan label yang diberikan kepada gen X. Kelompok yang kedua adalah Bystanders yang
mencakup 37 persen dari total gen X. Kelompok ini terdiri dari wanita afrika-amerika dan
Hispanik. Meskipun penghasilan rata-ratanya termasuk rendah, namun mereka merupakan
kelompok yang suka berbelanja. Sedangkan kelompok yang ketiga, Playboys didominasi oleh
hampir 19 persen pria Gen X. Mereka bersifat egois dan merupakan pecinta. Sedangkan
kelompok yang terakhir disebut Drifters. Kelompok ini diisi oleh 16 persen dari Gen X.
Mereka adalah orang-orang yang sangat mendekati pandangan terhadap Gen X. Mereka
frustasi dengan hidup, berpendidikan rendah, mencari keamanan dan status serta memilih
brand yang menawarkan penghargaan diri.
Middle aged and mature consumers
Usia middle age dimulai dari 35 sampai 54 tahun, saat dimana mereka telah mencapai
kedewasaan. sebenarnya ada beberapa ketidaksetujuan atas titik pemisah antara usia
pertengahan dan kedewasaan. Dalam tulisan ini kita akan menggunakan petunjuk dari U.S
Census Bureau, yang mengklasifikasikan orang dewasa sebagai mereka yang berusia 55
tahun atau lebih.
Middle-aged
Kelompok ini adalah orang-orang berusia 35 sampai 54 tahun yang sebelumnya disebut
sebagai generasi baby boomer. Generasi baby boom menawarkan potensi yang dahsyat untuk
banyak pemasar, karena kategori ini relatif makmur.
Mature consumers
Merupakan mereka yang berusia 55 tahun atau lebih.
Penelitian telah membagi
kelompok mature concumers kedalam empat kelompok kecil sebagai berikut.
•
Healthy hermits (38%). mereka mewakili pasar yang baik untuk berbagai layanan
seperti pajak dan nasihat hukum, jasa keuangan, hiburan rumah, dan Produk diy.
Pesan langsung, internet dan brosur adalah media terbaik untuk dapat mencapai
kelompok ini, karena meskipun dalam keadaan sehat, mereka secara psikologis telah
ditarik dari masyarakat.
•
Ailing outgoers (34%). Kelompok ini berbanding terbalik dengan kelompok
sebelumnya. Meskipun dalam kesehatan yang buruk, mereka aktif dalam kegiatan
sosial, sadar kesehatan dan tertarik untuk mempelajari hal baru. Perawatan kesehatan
di rumah, produk diet, dan hiburan adalah contoh produk yang sangat diinginkan oleh
kelompok ini. Kita dapat mencapai mereka melalui internet ataupun melalui media
massa.
•
Frail recluses (15%). Berbeda dengan dua kelompok sebelumnya, mereka ditarik dari
kehidupan sosial masyarakat dan juga memiliki kondisi kesehatan yang buruk.
Berbagai produk dan jasa perawatan kesehatan, hiburan rumah, dan jasa bantuan
seperti perawatan kebun dapat dipasarkan kepada kelompok ini melalui iklan media
massa.
•
Healthy indulgers (13%). Mereka kuat, relatif sehat dan juga aktif dalam kehidupan
sosial masyarakat. produk yang cocok untuk kelompok seperti ini adalah jasa
keuangan, penyedia jasa travel, pakaian, barang mewah serta produk dan jasa
berteknologi tinggi. Mereka dapat mengakses berbagai sarana pemasaran seperti
promosi dalam toko, pesan langsung dan internet.
The Ever-Changing American Household
Rumah tangga tumbuh dalam jumlah, menyusut dalam ukuran, dan berubah dalam
karakter. Jumlah rumah tangga baru tumbuh dua kali lebih cepat dari populasi di amerika,
sedangkan ukuran rumah tangga telah menurun. Perubahan komposisi rumah tangga di
amerika telah memberikan pengaruh terhadap komunikasi pemasaran, khususnya pengiklan.
iklan harus mencerminkan berbagai pelebaran situasi hidup yang ada. hal ini terutama
berlaku dalam kasus rumah tangga dengan penghuni tunggal. Single, pasangan diluar nikah
atau teman-teman yang tinggal bersama mewakili kelompok yang besar dan terus tumbuh.
banyak pengiklan membuat perbandingan khusus untuk kepentingan pembelian dan
kebutuhan seseorang yang hidup sendiri, menarik dalam iklan makanan, misalnya, untuk
kebutuhan seperti kemudahan dan kecepatan persiapan, pemeliharaan kesederhanaan, dan
ukuran porsi kecil. Untuk dapat mencapai konsumen yang hidup sendiri atau single,
pengiklan membutuhkan media khusus karena mereka bukan tipikal orang yang sering
menyaksikan acara pada jam-jam prime time televisi.
KESIMPULAN
•
Menurut Shimp (2000; 92), etika adalah tindakan moral yang berkenaan dengan setiap
aspek komunikasi pemasaran.
•
Etika dalam targeting ada beberapa macam, yaitu targeting kepada anak-anak dan
remaja, targeting pada kelompok minoritas yang ekploitatif, targeting yang tidak
pantas
•
Etika dalam periklanan ada beberapa macam, yaitu Iklan dianggap tidak jujur dan
menipu, Iklan bersifat manipulatif, Iklan berseifat ofensif dan berselera buruk, Iklan
menciptakan dan mempertahankan stereotip, Orang orang membeli barang yang tidak
begitu diperlukan, dan Iklan memanfaatkan rasa takut dan ketidakamanan.
•
Informasi label dapat menyesatkan konsumen dengan informasi yang berlebihan,
grafik pengemasan akan dianggap tidak etis jika tidak sesuai dengan produk yang
sebenarnya.
•
Sejarah dari abad lalu menunjukkan bahwa regulasi penting untuk melindungi
konsumen dan kompetitior dari praktek bisnis yang curang (fraudulent), menipu
(deceptive), dan tidak jujur (unfair) yang dilakukan oleh beberapa perusahaan.
•
Selain mempromosikan produk-produk “ramah” lingkungan, upaya komunikasi yang
peduli lingkungan yang utama juga melibatkan kemasan, program tanda persetujuan,
upaya komunikasi yang berorientasi pada sebab, dan pemajangan di tempat
pembelian.
•
Target audiens tertentu dalam marketing communication targeting dianggap sebagai
titik awal untuk keputusan marketing communication, memungkinkan untuk
pengiriman tepat komunikasi pemasaran ke pasar yang ditargetkan, serta mencegah
cakupan terbuang untuk orang-orang yang berada di luar pasar yang ditargetkan.
•
Penargetan demografis pun disesuaikan dengan umur, mulai dari anak-anak dan
remaja hingga mature consumers.
DAFTAR PUSTAKA
Hyelda, 2009 (online), Isu-isu Lingkungan Peraturan, dan Isu Etika Dalam komunikasi
Pemasaran (http://hyelda.blogspot.com/2009/12/kpt-3.html). Diakses 1 Maret 2014.
Shimp, T. A. 2007. Integrated Marketing Communication in Advertising and Promotion, 7th
Edition, Thomson.
Download