PRESS RELEASE Temu Pasien Kanker Payudara: Komitmen, kualitas dan kepatuhan Program Sanofi Group Indonesia dalam Meningkatkan Kesadaran akan Pentingnya Penanganan Tepat Sejak Awal pada Kanker Payudara Jakarta, 30 Juli 2011 – Sanofi Group Indonesia bersama RS. Pusat Kanker Nasional Dharmais hari ini menyelenggarakan Temu Pasien Kanker Payudara, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan edukasi untuk sosialisasi mengenai pentingnya penanganan penyakit kanker payudara sejak awal dan secara tepat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Kanker payudara saat ini merupakan jenis kanker dengan jumlah kasus terbanyak di dunia dan sekaligus merupakan penyebab kematian terbesar pada wanita. dr. Samuel J. Haryono, SpBK (Onk), Spesialis Bedah Onkologi dari RS Pusat Kanker Nasional Dharmais pada acara hari ini mengatakan, ”Data dari RS Dharmais dalam 5 tahun terakhir mencatat angka insidens kanker payudara menempati urutan pertama, yaitu sebesar 32%, diikuti oleh kanker serviks sebesar 17%. Dari angkat tersebut 40% diantaranya adalah mereka yang menderita stadium awal, 30% penderita stadium lanjut lokal, dan stadium lanjut (metastase) sebesar 30%.” Penanganan tepat sejak awal yang meliputi komitmen dokter, kualitas pengobatan serta kepatuhan pasien merupakan elemen-elemen penting yang berkaitan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang terbaik dalam penanganan kanker payudara. Melalui penyelenggaraan acara ini, diharapkan para pasien dapat berkomitmen untuk menjalani pengobatan secara teratur sehingga dapat menjadi seorang survivor (bertahan hidup). “Penanganan kanker payudara membutuhkan komitmen jangka panjang baik dari pasien maupun dokter. Penanganan awal seperti kemoterapi dan radiasi memerlukan komitmen pasien untuk secara rutin kembali ke rumah sakit/dokter dalam beberapa bulan. Lalu pengobatan masih perlu dilakukan hingga 5-10 tahun kemudian untuk menurunkan risiko kanker muncul kembali.“ dijelaskan dr. Samuel Kepatuhan pasien terhadap pengobatan kanker meliputi ketaatan mengikuti jadwal terapi yang sudah ditetapkan sesuai dengan protokol pengobatan yang dipilih dalam bentuk beberapa siklus yang harus diikuti. Siklus pengobatan ini hendaknya diikuti sampai tuntas tanpa terputus karena sel-sel kanker adalah sel yang sangat cepat mengalami perkembangan jauh melebihi sel-sel tubuh yang normal. Jika proses pengobatannya tidak tuntas, sel-sel tersebut dapat berkembang lagi menjadi lebih banyak. ”Pasien kanker seringkali tidak patuh terhadap pengobatan dengan berbagai alasan, antara lain masalah biaya, ingin mencoba pengobatan alternatif serta tidak tahan terhadap efek samping seperti seperti kerontokan rambut, daya tahan tubuh yang menurun, sariawan, mual, muntah. Di samping itu, proses pengobatan kanker yang memakan waktu tidak sebentar, takut akan kematian serta tidak adanya dukungan keluarga seringkali juga membuat pasien frustasi dan akhirnya berhenti berobat (drop-out). Komunikasi yang baik dengan perawat serta dukungan keluarga dalam hal ini sangat dibutuhkan agar pasien mau patuh menjalani pengobatan.” ungkap dr. Samuel lebih lanjut. Selain dari kepatuhan, kualitas dari pengobatan yang diberikan sesuai dengan tingkat atau derajat beratnya penyakit juga turut berperan dalam upaya penananganan kanker payudara. Berkaitan dengan ibadah puasa, Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, pakar onkologi medik senior dari Universitas Indonesia mengatakan, “Sebagian penderita kanker bisa menjalankan puasa asalkan memenuhi beberapa kriteria seperti: tidak dalam pengobatan, tidak mengalami komplikasi penyakit yang berat, misalnya, penyakit jantung, ginjal dan diabetes melitus, tidak memakai obat secara kontinu dalam keterikatan waktu yang ketat. Penderita kanker yang menjalani kemoterapi, pembedahan dan radiasi, tidak dapat menjalankan puasa karena para penderita kanker memerlukan nutrisi yang cukup pada saat menjalani terapi, dalam fase remisi dan masa penyembuhan. Sementara itu untuk penderita kanker paliatif, puasa tergantung pada kondisi pasien. Penderita yang dapat mencukupi kebutuhan makanan selama sehari bisa berpuasa. Namun, pada penderita kanker paliatif yang kondisinya tidak baik, tidak diperbolehkan berpuasa. “ Sebagaimana penyakit kanker lainnya, deteksi dini juga sangat dianjurkan pada kanker payudara. Semakin cepat kanker terdeteksi (tahap awal) semakin tinggi tingkat keberhasilan untuk mencapai kesembuhan. ”Dalam upaya menyembuhkan dan mempertahankan kualitas pasien, di samping obat-obatan berkualitas juga diperlukan deteksi dini dan penatalaksanaan penyakit secara tepat. Sehubungan dengan hal tersebut, Sanofi Group Indonesia berkomitmen bukan hanya dengan menyediakan obat-obatan berbasis riset yang berkualitas, melainkan kami juga turut mendukung kegiatan edukasi yang dapat memberikan manfaat besar bagi pasien dan keluarganya sebagaimana acara temu pasien di hari ini,” tutup Eric Ng, Presiden Direktur Sanofi Group Indonesia. Tentang Sanofi Sanofi merupakan perusahaan pelayanan kesehatan yang diversifikasi global terkemuka yang menemukan, mengembangkan dan mendistribusikan solusi terapetik yang berfokus pada kebutuhan pasien. Sanofi memiliki daya saing unggul dalam bidang pelayanan kesehatan melalui tujuh dasar pertumbuhan: solusi diabetes, vaksin untuk manusia, obat -obatan inovatif, penyakit langka, pelayanan kesehatan konsumen, pasar-pasar berkembang, dan kesehatan hewan. Dalam bidang Onkologi, Sanofi secara luas turut berperan penting dalam penanganan kanker kelenjar prostat, kanker payudara, kanker paru, kanker ovarium, kanker lambung, dan kanker kolorektal. Sanofi terdaftar di Paris (EURONEXT: SAN) dan di New York (NYSE: SNY). Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi situs: www.sanofi.com Tentang Sanofi Group Indonesia Perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Sanofi Group Indonesia telah mulai melakukan kegiatannya sejak 50 tahun yang lalu sebagai perusahaan yang berbasis riset dan pengembangan obat-obatan dan vaksin yang inovatif. Sanofi Group di Indonesia dengan lebih dari 700 karyawan yang bekerja tanpa menyerah untuk mewujudkan misi perusahaan untuk menjadi mitra aktif pemerintah dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Indonesia dengan menyediakan obat-obatan dan vaksin yang berkualitas. Kontak Media : Hanum Yahya Direktur Komunikasi dan Hubungan Kepemerintahan Telp 021-47899847 [email protected]