organ pada tumbuhan

advertisement
TUGAS KELOMPOK
STRUKTUR TUMBUHAN
NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK 3:
1.
2.
3.
4.
5.
EKLESIA LEMPOY POKU
JENLY SAWORI
NIMADE SUSANTI
ARIF ULAEN
APRILIA KALANGI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Akan tetapi,
pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, pembelahan sel menjadi terbatas hanya di
bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu
membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. Pada dasarnya, pembelahan sel dapat pula
berlangsung pada jaringan lain selain meristem, seperti pada korteks batang, tetapi pembelahannya
sangat terbatas.
Pada proses pembelahan, sel-sel meristem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi
membentuk berbagai macam jaringan yang tidak lagi mempunyai kemampuan membelah diri.
Jaringan inilah jaringan dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
Struktur tubuh tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdiri atas organ pokok yaitu akar,
batang dan daun. Organ tersusun oleh beberapa jaringan, dan jaringan disusun oleh beberapa sel
yang mempunyai bentuk, struktur, serta fungsi yang sama. Berdasarkan kemampuan sel membelah
jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen.
Setiap jaringan memiliki struktur dan fungsi yang berbeda.
Apakah jaringan itu ? Jaringan yaitu sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi, dan
sifat-sifat yang sama. Jaringan-jaringan akan menyusun diri menjadi suatu pola yang jelas di
seluruh bagian tumbuhan. Misalnya jaringan-jaringan yang berfungsi dalam pengangkutan air dan
makanan akan membentuk suatu sistem pembuluh pengangkutan. Jaringan-jaringan tersebut akan
menyusun organ tumbuhan yaitu organ akar, organ batang maupun daun.
A. JARINGAN MERISTEM
Jaringan meristem adalah jaringan pada tumbuhan yang selalu menhgalami pembelahan diri
secara terus menerus.
Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhann, meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar.
b. Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal
ruas tumbuhan anggota suku atau family rumput-rumputan.
c. Meristem llateral,, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya.
Contohnya adalah cambium dan cambium gabus (felogen)
Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Meristem primer, sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (contoh: meristem
apikal). Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang
panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.
b. Meristem sekunder, sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa yang sudah mengalami
diferensiasi. Contohnya adalah kambium dan kambium gabus. Kegiatan jaringan meristem
menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.
Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar.
Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka). Pertumbuhan
kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk
kayu. Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan
pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan
kayu.
B. JARINGAN DEWASA
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Sifat-sifat jaringan dewasa
antara lain:
a. Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri,
b. Mempunyai ukuran sel yang relatif besar dibandingkan sel-sel meristem,
c. Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang
menempel pada dinding sel,
d. Kadang-kadang selnya telah mati,
e. Selnya telah mencapai penebalan dinding sesuai dengan fungsinya,
f. Di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel.
Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain jaringan pelindung
(epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong (penguat), jaringan pengangkut
(vaskuler), dan jaringan sekretoris.
Epidermis merupakan jaringan paling luar yang menutupi permukaan organ tumbuhan,
seperti: daun, bagian bunga, buah, biji, batang, dan akar. Fungsi utama jaringan epidermis adalah
sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam. bentuk, ukuran, dan susunan, serta
fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ tumbuhan. Ciri khas sel epidermis
adalah sel-selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. Dinding
sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke
permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal dan mengandung lignin.
Seperti kita temukan pada biji dan daun pinus, dinding luar sel epidermis biasanya
mengandung kutin, yaitu senyawa lipid yang mengendap di antara selulosa penyusun dinding sel
sehingga membentuk lapisan khusus di permukaan sel yang disebut kutikula. Di permukaan luar
kutikula kadangkala kita temukan lapisan lilin yang kedap air untuk mengurangi penguapan air.
Sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivate epidermis,
misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silica, dan sel gabus.
1) Stoma
Stoma (jamak: stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan
yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang
bentuknya sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lainnya, dan disebut sel tetangga. Sel
tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang
mengatur lebar stomata. Letak stomata kebanyakan berada di permukaan bawah daun. Stomata
berfungsi sebagai tempat pertukaraan gas.
2) Trikoma
Trikoma (jamak: trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, biasanya berbentuk rambut. Ada juga
trikomata yang berbentuk sisik atau duri. Fungsi trikoma bagi tumbuhan adalah sebagai berikut:
a)
Mengurangi penguapan
b)
Meneruskan rangsang
c)
Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan
d)
Membantu penyebaran biji
e)
Membantu penyerbukan bunga
f)
Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.
3) Sel kipas
Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku atau family Gramineae atau
Cyperaceae. Sel kipas tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran yang lebih besar
dibandingkan sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi mengurangi penguapan dengan
menggulung daun.
 JARINGAN PARENKIM
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda.
Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah
dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi.
Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan.
Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging
buah, dan endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada
parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim
mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau
memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah selselnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai
sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi,
yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme
lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk
fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam
ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam
vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel
yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan
yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh
karena itu disebut jaringan dasar.
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:
1) Parenkim Asimilasi
Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan
buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya
proses fotosintesis.
2) Parenkim Penimbun
Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akar, umbi lapis,
akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa
gula, tepung, lemak atau protein.
3) Parenkim Air
Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas (xerofit) untuk menghadapi masa kering,
misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya.
4) Parenkim Udara
Ruang antar selnya besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya
parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok
 JARINGAN PENYOKONG (PENGUAT)
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan bentuk
dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan sklerenkim.
1) Kolenkim
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel
yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali
seperti semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga,
buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel
– sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari kolenkim bervariasi, ada yang pendek
membulat dan ada yang memanjang seperti serabut dengan ujung tumpul.
Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel kolenkim dibedakan atas:
1. Kolenkim angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan dinding
sel pada bagian sudut sel;
2. Kolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya membujur;
3. Kolenkim anular, merupakan kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada bagian
dinding sel sehinggi berbentuk pipa.
2) Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami penebalan
sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel,
yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel - sel pendek,
sedangkan serabut sel – selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut
berasal dari sel - sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel – selnya membentuk
jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut
berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun
jaringan pengangkut.
 JARINGAN PENGANGKUT (VASKULER)
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk berkas
pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke
daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.
1) Xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda.
Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan
dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas
serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan
metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang.
Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel
berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga
berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi
(lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel
dengan sel lainnya.
Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Transpor air dan
mineral pada trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung lewat
noktah (celah) antar sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa sehingga
merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk pipa panjang (kapiler).
Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala.
2) Floem
Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel yang
berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim.
Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur
penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal
dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti
ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun
ke seluruh bagian tumbuhan.
Tipe-tipe berkas pengankut
Berdasarkan posisi xylem dan floem dibedakan atas :
a) Tipe kolateral
Kolateral terbuka, jika diantara xylem dan floem terdapat cambium
Kolateral tertutup, jikaq antara xylem dan floem tidak dijumpai kambium
b) Tipe konsentris
Konsentris amfikibral, apabila xylem berada ditengah dan floem mengelilingi xylem
Konsentris amfivasal, apabila floem ada ditengah dan xylem mengelilingi floem
c) Tipe radial, xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran
 JARINGAN SEKRETORI
Disebut juga kelenjar internal karena senywa yang dihasilkan tidak keluar dari tubuh.
Penyusun jaringan sekretori adalah :
a) Sel kelenjar, sel minyak dalam endosperma biji jarak
b) Saluran kelenjar, saluran kelenjar pada daun jeruk, senyawa yang dihasilkan ditimbun dalam
ruangan penyimpan, misalnya minyak atsiri, lender, dan damar
c) Saluran getah, sel-sel yang mengalami fusi membentuk suatu system jaringan yang menembus
jaringan-jaringan lain dalam tubuh. Sel tersebut berisi getah.
C. ORGAN PADA TUMBUHAN
Tumbuhan memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa jaringan tumbuhan.
Berdasarkan fungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan menjadi organ sebagai alat hara (organa
nutritiaum), dan organ reproduksi (organa reproductikum). Alat hara meliputi akar, batang, dan
daun, sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari yang terdapat pada bunga.
1. AKAR
Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat pencengkeram pada
tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki bagian pelindung berupa tudung akar
yang tidak dimiliki oleh organ lain. Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar
primer dan akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari perisikel,
sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang telah dewasa selain dari perisikel atau keluar
dari organ lain seperti dari daun dan batang.
Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa akar tunggang
yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa akar
serabut, yang berupa rambut dan berukuran relatif sama.
Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling ujung disebut
ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke arah atas,
terdapat zona pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan turunannya yang
disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu dengan zona pemanjangan.
Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai sepuluh kali panjang semula, pemanjangan
sel ini berguna untuk mendorong ujung akar (termasuk meristem) ke depan. Semakin keatas , zona
pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona pematangan, sel – sel
jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan diferensiasinya.
Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur sel dan jaringan
penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele (silinder pusat).
Lapisan terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel yang tersusun rapat satu
sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding sel
epidermis tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang menyerap air. Epidermis akar biasanya
satu lapis. Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan yaitu berupa rambut atau
bulu akar.
Korteks akar terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relatif renggang dan sedikit jaringan
penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat selapis atau beberapa lapis sel
membentuk jaringan padat yang disebut hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya
mengandung suberin dan lignin.
Di sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder dan
memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di sebelah dalamnya. Lapisan ini disebut
endodermis. Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin
pada sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak bisa menembusnya.
Silinder pusat akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini dipisahkan dari korteks oleh
endodermis. Bagian luar yang berbatasan dengan endodermis adalah perisikel yang tersusun atas
sel-sel parenkim berdinding tipis dan mempunyai potensi meristematik, sehingga sering disebut
sebagai perikambium. Peranan perisikel terutama sebagai awal terbentuknya cabang akar tempat
terjadinya kambium vaskuler, kambium gabus dan berperan dalam proses penebalan akar. Sebelah
dalam perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan floem. Xilem pada tumbuhan dikotil
mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk bintang, sedangkan pada
tumbuhan monokotil, xilem dan floem letaknya berselang-seling.
2. BATANG
Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat
di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem
tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang
menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil.
Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder.
Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu:
a) kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke arah
dalam dan floem sekunder ke arah luar,
b) kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang
menggantikan epidermis pada batang dan akar.
Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur
mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut perisikel.
Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jarijari empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur sampai dengan
floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial. Pada
tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis halus yang membentuk lingkaran
tahun.
3. DAUN
Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur
morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun
dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun
atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai,
jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk ujung
daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun
(runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin, kasap, berkerut,
berbulu, dan bersisik).
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan air) dan
respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang daun, maka akan kita jumpai
bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut. Daun
tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai adaptasi untuk
berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah banyak disebut
stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung kloroplas.
Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel fotosintetik dibagian
dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap air.
Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan parenkim yang menyusun
mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan tiang) dan parenkim
spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel – sel yang memanjang di sel –sel
bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat pertukaran gas selama
fotosintesis berlangsung.
Hamper semua daun memiliki berkas pengangkut yang tampak sebagai tulang daun atau urat
daun. Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut pada daun
berfungsi untuk mengangkut air dan hasil fotosintesis pada daun.
4. BUNGA
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan
rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk,
susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada
tumbuhan. |ika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan
modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun
yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan
sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses
reproduksi.
Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan sifat daun. Kelopak bunga
berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota bunga biasanya
memiliki warna dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga
ini berperan dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang lain. Benang sari merupakan
bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga, benang sari terdiri atas kepala
sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang
disebut filamen (tangkai sari).
Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik yang
biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari. Selain itu,
putik memiliki saluran yang disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga
yang mengandung bakal buah tempat sel telur (gametofit betina).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Struktur utama pada tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan bunga. Yang mana organ-organ
tersebut tersusun atas jaringan-jaringan, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan
meristem adalah jaringan yang selalu mengalami pembelahan sel membentuk jaringan lain pada
tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah tidak mengalami pembelahan sel,
dan sudah mengalami diferensiasi dan fungsi tertentu pada tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa
terbagi menjadi tiga, yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan
penyokong, dan jaringan pengangkut (vaskuler)
Download