Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007 Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559 PERILAKU KONSUMTIF PADA PRIA METROSEKSUAL SERTA PENDEKATAN DAN STRATEGI YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMPENGARUHINYA Wahyu Rahardjo1 Betty Yuliani Silalahi2 1 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma [email protected] 2 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma [email protected] ABSTRAK Pria metroseksual lebih dari sekedar fakta melainkan juga sebuah fenomena yang kian menggejala di hampir semua kota besar dewasa ini. Pria metroseksual adalah pria yang women-oriented dan memiliki karakteristik unik seperti narsis dan merawat dirinya seringkali melebihi apa yang dilakukan oleh wanita. Mereka bisa membeli apa pun yang mereka inginkan untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan pekerjaan dan penampilan. Kebanyakan pria metroseksual memiliki pendapatan yang besar. Hal ini diperlukan untuk menunjang pemenuhan kebutuhan mereka terutama yang berkaitan dengan penampilan. Hal ini menyebabkan perilaku konsumtif yang mereka tunjukkan relatif agak berbeda dengan orang kebanyakan. Oleh karenanya, pria metroseksual menjadi target market yang potensial bagi banyak produser. Banyak produk-produk yang dahulu menjadi khas konsumsi wanita kini menjadi bagian dari produk yang dikonsumsi pria metroseksual. Hal ini menyebabkan paparan pasar menjadi bergeser ke daerah abu-abu. Secara lebih lanjut, banyak produser kemudian menggunakan pendekatan dan strategi yang berbeda dalam mempengaruhi perilaku konsumtif pria metroseksual, baik dari pengenalan karakteristik, sisi afektif dan kognitif yang biasanya dilakukan melalui media iklan. Kata Kunci : pria metroseksual, perilaku konsumtif PENDAHULUAN Keberadaan pria metroseksual adalah suatu fenomena yang begitu menarik untuk dikaji. Fenomena yang sering disebut sebagai womenoriented men ini telah berkembang secara global dan kian nyata (Kartajaya dkk., 2004). Ikonikonnya antara lain adalah David Beckham, Leonardo diCaprio, Ferdi Hasan hingga Ferry Salim. Keberadaan pria metroseksual telah menciptakan segmen baru dalam dunia bisnis dan industri. Jika dahulu wanita menjadi kaum yang terdepan dalam pola hidup merawat diri dan berpenampilan maka sekarang pria metroseksual menjajari bahkan dalam beberapa kasus bisa menjadi lebih perhatian dan cenderung seperti berlebihan. Majalah-majalah khusus pria mulai bermunculan dan menjadikan pria metroseksual sebagai target market mereka, belum lagi dengan produk-produk khusus pria yang berkaitan langsung dengan tubuh dan penampilan fisik. Pada kenyataannya secara lebih lanjut, bisnis spa, salon dan klub fitnes juga mendapatkan pria metroseksual sebagai target market yang empuk karena perilaku mereka tersebut. Perilaku konsumtif pria metroseksual nyaris sama dengan yang dilakukan oleh kaum wanita yang berasal dari kalangan atas. Penggunaan kosmetik, pakaian dan segala asesoris serta kebutuhan perawatan diri menjadi menu yang sudah lazim untuk diakrabi dan Perilaku Konsumtif Pada Pria… … Rahardjo dijalani. Pria metroseksual dikatakan sebagai individu yang sangat mencintai diri sendiri dan tergolong narsis. Mereka seperti rela melakukan apa saja dan mengeluarkan biaya yang besar hanya untuk mendapatkan penampilan yang sempurna menurut mereka. Jones (2003) mengatakan bahwa pria metroseksual akan melakukan, membeli dan menikmati apa saja yang mereka inginkan. Pria metroseksual pasti berasal dari kalangan the have atau memiliki pendapatan yang besar. Sebagai kalangan kaya, mereka mampu memuaskan segala keinginannya dan mendapatkan apa saja yang terlintas dalam pikiran mereka (Katona, 1951). Oleh karena karakteristik khusus tersebut mereka menjadi target market yang sangat potensial bagi produser. Di sisi ini, produsen bisa memanfaatkan momen dan kesempatan ini untuk menjadikan pria metroseksual bukan hanya eksis dengan atribut dan label yang khas tetapi juga pasar bagi bisnis kapital. Pria Metroseksual Pria metroseksual adalah women-oriented men (Kartajaya dkk., 2004). Secara lebih jauh pria metroseksual dideskripsikan sebagai laki-laki yang cinta setengah mati tak hanya terhadap dirinya, tetapi juga gaya hidup kota besar yang dijalaninya (Simpson dalam Kartajaya dkk., 2004). Pria metroseksual juga digambarkan sebagai sosok yang normal atau straight, sensitif dan terdidik, hanya saja mereka lebih B33 Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007 mengedepankan sisi feminin yang mereka miliki (Jones, 2003). Beberapa ciri pria metroseksual dikemukakan oleh Kartajaya dkk. (2004), yaitu (1) pada umumnya hidup dan tinggal di kota besar di mana hal ini tentu saja berkaitan dengan kesempatan akses informasi, pergaulan dan gaya hidup yang dijalani dan secara jelas akan mempengaruhi keberadaan mereka, (2) berasal dari kalangan berada dan memiliki banyak uang karena banyaknya materi yang dibutuhkan sebagai penunjang gaya hidup yang dijalani, (3) memiliki gaya hidup urban dan hedonis, (4) secara intens mengikuti perkembangan fesyen di majalah-majalah mode pria agar dapat mengetahui perkembangan fesyen terakhir yang mudah diikuti, dan (5) umumnya memiliki penampilan yang klimis, dandy dan sangat memperhatikan penampilan serta perawatan tubuh. Apa Saja yang Metroseksual? Penting Bagi Pria Ada banyak hal yang penting bagi pria metroseksual. Misalnya saja bagian kaki dan tangan. Untuk melakukan perawatan pada kaki dan tangan saja pria metroseksual melakukan pedicure dan medicure secara teratur (Kartajaya dkk., 2004) seperti halnya kaum wanita. Bagi mereka melakukan hal tersebut tidak akan melunturkan maskulinitas yang mereka miliki (Jones, 2003). Untuk gaya hidup yang lain seperti pola interaksi, mereka lebih senang melakukannya dari café ke café. Sebagai pelengkap gaya hidup yang dijalani maka pemilihan dan penggunaan kendaraan transportasi atau mobilpun terkadang tidak sembarangan. Pria metroseksual biasanya mengusung unsur kemewahan dan “kebaruan” dengan mobil pilihannya. Perilaku Konsumtif Pria Metroseksual Perilaku konsumtif pria metroseksual dikatakan bersifat overt atau terlihat. Perilaku konsumtif yang sifatnya overt tampak dari begitu jelas dan nyatanya perilaku yang dilakukan oleh individu yang bersangkutan (Peter & Olson, 2005). Perilaku ini bisa dilihat dari bagaimana mereka berusaha merawat diri dan mempercantik penampilan mereka agar tampak trendy, klimis dan dandy dengan melakukan aktivitas-aktivitas seperti pergi ke salon, butik, klub fitnes sampai café-café untuk kebutuhan interaksi yang bebas, khas dan melapangkan akses bagi sifat hedonis yang mereka kedepankan. B34 Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559 Menurut Kottler & Armstrong (1997) ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses perilaku pembelian. Berdasarkan konteks pria metroseksual maka berikut ini adalah penjabarannya, yaitu (1) kelas sosial atau divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya yang menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa dan diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan lain-lain. Dalam hal ini pria metroseksual sudah seperti kelas sosial baru dalam struktur sosial yang ada dalam masyarakat modern yang berbasis kapitalis. Oleh karena itu wajar jika mereka memiliki perilaku konsumtif yang berbeda dan khas dibandingkan dengan yang lain; (2) peran dan status sosial. Kebanyakan pria metroseksual adalah individu-individu dengan posisi yang baik, bagus dan “berkelas” dalam masyarakat. Peran dan status sosial tersebut secara tidak langsung menuntut mereka untuk memiliki penampilan yang sangat menunjang keberadaan mereka; (3) pekerjaan. Pria metroseksual kebanyakan adalah eksekutif muda. Masalah penampilan jelas terlihat dari pakaian dengan segala atributnya seperti dasi, sepatu sampai parfum dan sebagainya. Faktor yang relevan dengan sisi penampilan juga ditambah dengan perawatan tubuh mulai dari salon, spa dan klub fitnes; (4) Situasi ekonomi. Sudah dikatakan oleh Kartajaya dkk. (2004) bahwa pria metroseksual biasanya berasal dari kalangan dengan penghasilan ekonomi yang besar. Oleh karena itu besarnya materi yang dikeluarkan untuk menunjang perilaku konsumtif yang mereka lakukan bukan menjadi masalah; (5) Gaya hidup. Gaya hidup pria metroseksual jelas berbeda dibandingkan pria kebanyakan. Mereka biasa melakukan pleasure shopping dibandingkan purpose shopping, mereka biasa berinteraksi dari café ke café (social butterflies) yang jelas tidak mungkin hanya menghabiskan biasa yang sedikit dan masih banyak gaya hidup lainnya (Kartajaya dkk., 2004); dan (6) Gabungan antara motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap dari pria metroseksual itu sendiri. Semua hal ini dipengaruhi iklan, pergaulan, keadaan dan suasana lingkungan kerja, respon klien, konsumsi dunia hiburan dan masih banyak hal lain. Gabungan faktor-faktor ini semakin memperjelas betapa pria metroseksual benar-benar target market yang potensial untuk dibidik. HASIL DAN PEMBAHASAN Pendekatan untuk Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Pria Metroseksual Perilaku Konsumtif Pada Pria… … Rahardjo Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007 Menurut Peter & Olson (2005), pendekatan yang digunakan dan disandingkan dengan perilaku konsumtif pria metroseksual, yaitu: 1. Mengetahui segala informasi tentang bagaimana sesungguhnya pria metroseksual itu dengan segala karakteristiknya melalui perasaan, kognisi dan perilakunya adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan. Hal ini berguna untuk mengetahui apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan mereka dan produk-produk apa yang mungkin ditawarkan 2. Segala informasi yang disuguhkan oleh pihak produsen melalui beberapa media spesial seperti majalah khusus pria maupun dari majalah-majalah biasa dan media massa lainnya tersebut kemudian dicampur menjadi suatu kesatuan iklan dan pemasaran. 3. Semua hal tersebut akan mempengaruhi perasaan dan kognisi pria metroseksual. Mereka akan menjadi semakin tertarik secara lebih jauh. Mereka akan merasakan mana yang cocok untuk memenuhi kebutuhan gaya hidupnya dan mereka berpikir apakah pantas produk tersebut kemudian mereka konsumsi. 4. Pengaruh berikutnya kemudian akan terasa pada perilaku konsumtif yang ditunjukkan secara tampak dan jelas oleh pria metroseksual yang sangat mencintai diri sendiri tersebut. Mereka akan lebih mudah dipengaruhi sehingga perilaku konsumtifnya lebih mudah pula Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559 untuk dibentuk. Biasanya perilaku konsumtif mereka akan menjadi lebih ekstrem dalam menikmati gaya hidup dibandingkan pria yang biasa. 5. Pengaruh terhadap perasaan, kognisi dan perilaku konsumtif pria metroseksual tersebut harus tetap didukung secara kontinu oleh data-data penelitian konsumen serta data-data penjualan dan pembagian pasar. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat perubahan bisa saja terjadi setiap saat terhadap apa-apa saja yang menjadi daya tarik dan prioritas kebutuhan hidup pria metroseksual. 6. Data-data tersebut juga digunakan sebagai informasi dasar yang selalu dijadikan pedoman dan mudah direvisi sesuai dengan perkembangan terkini dari pria metroseksual, terutama tentang apa yang dirasakan, dipikirkan dan apa yang akan menjadi bagian dari perilaku konsumtifnya. Strategi yang Digunakan untuk Mempengaruhi Perilaku Konsumtif yang Tampak dari Pria Metroseksual Di bawah ini adalah tabel-tabel yang menjelaskan strategi untuk mempengaruhi perilaku konsumtif yang tampak pada pria metroseksual di mana Tabel 1 untuk paparan strategi, Tabel 2 untuk aplikasi strategi dan contohnya terhadap produk-produk barang maupun jasa yang dikonsumsi pria metroseksual dan Tabel 3 untuk contoh produk-produk maupun jasa yang dikonsumsi mereka. Tabel 1. Strategi yang Didesain untuk Mempengaruhi Perilaku Konsumen yang Tampak Tipe Strategi Afeksi Kognisi Perilaku Kombinasi Deskripsi Strategi Strategi didesain untuk mempengaruhi respon konsumen dari segi efeksi Strategi didesain untuk mempengaruhi respon konsumen dari segi kognisi Strategi didesain untuk mempengaruhi respon konsumen dari segi perilaku Strategi didesain untuk mempengaruhi berbagai macam respon konsumen Fokus Strategi Emosi, mood, perasaan dan evaluasi konsumen Contoh Strategi Pengkondisian klasik sisi emosi terhadap produk Pengetahuan, pengertian dan kepercayaan konsumen Perilaku konsumen yang tampak secara jelas Menyediakan informasi yang menarik, kompetitif dan meng-untungkan Penguat positif; perilaku modeling yang menarik Lebih dari yang disebutkan di atas Informasi tentang Keuntungan produk dengan ikatan emosional dan kemungkinan potongan harga Tujuan Strategi Mempengaruhi perilaku konsumtif konsumen yang sifatnya tampak Mempengaruhi perilaku konsumtif konsumen yang sifatnya tampak Mempengaruhi perilaku konsumtif konsumen yang sifatnya tampak Mempengaruhi peri-laku konsumtif kon-sumen yang sifatnya tampak Sumber: Peter & Olson (2005) Perilaku Konsumtif Pada Pria… … Rahardjo B35 Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007 Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559 Tabel 2. Contoh Produk dan Strategi untuk Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Pria Metroseksual Contoh Produk Contoh Strategi Tipe Strate gi Afeksi 1. Potong rambut di Toni&Guy Salon, EX Plaza Indonesia 2. Deodoran Axe Kognisi Perilak u 3. Rangkaian kosmetik Zirh, Nivea for Men, Clinique for Men, dan Bask dari Mustika Ratu 1. Majalah pria FHM (For Him Megazine), Men’s Health dan Maxim 2. Situs internet khusus pria metroseksual seperti AskMen.com, MenEssentials.com dan MaleSpecies.com 1. Potong rambut di Toni&Guy Salon, EX Plasa Indonesia 2. Majalah pria FHM (For Him Megazine) dan majalah remaja HAI Kombin asi 1. Rokok Marlboro via Marlboro Adventure Team 2. Maskapai penerbangan khusus pria Hooters Air di Amerika 1. Pelayanan yang personalized dan one-to-one, potongan rambut dibuat eksklusif karena disesuaikan langsung dengan bentuk muka (biasanya potongan rambut pria standar sifatnya) 2. Via iklan untuk mengedepankan gambaran yang menyentuh bahwa wewangian yang tepat akan membantu metaformosis image pria (tanpa perduli penampilan) dan membuat wanita mabuk kepayang 3. Membuat pria merasa nyaman dengan memiliki rangkaian kosmetik yang memang khusus pria dan disesuaikan dengan karakteristik kulit dan reverensi aktivitas yang jelas berbeda dengan wanita 1. Memberikan informasi-informasi terbaru khas pria tentang segala sesuatu yang relevan seperti produkproduk khas pria, informasi seks dan sebagainya, membuat pria merasa nyaman dengan memiliki majalah sendiri 2. Memberikan informasi-informasi terbaru khas pria tentang segala sesuatu yang relevan seperti produkproduk khas pria, informasi seks dan sebagainya 1. Penawaran pelayanan ekstra seperti pedicure dan medicure, alunan suara musik dan lagu yang sedang in, tersedianya bacaan majalah-majalah mode edisi baru dan minuman panas gratis 2. Pemberian bonus kalender di edisi akhir/awal tahun dengan gambar wanita-wanita berpakaian seksi dan bonusi pin-up artis-artis wanita terkenal dengan pose seksi 1. Sensasi langsung melalui serangkaian petualangan seperti menunggang kuda, mengendarai jip, motokros, memanjat dan menuruni tebing, arung jeram dan lainlain 2. Sensasi langsung dengan pramugari berbusana tank-top dan celana pendek warna jingga cerah Sumber: Kartajaya, dkk. (2004). Diolah 5 6 Tabel 3. Daftar Produk Barang dan Jasa yang Biasa Dikonsumsi Pria Metroseksual Kategori Contoh Produk Penampilan Jas, kemeja, celana panjang, dasi, sepatu, pakaian dalam, saputangan, jaket, t-shirt Penampilan non HP, mobil, jam tangan, notebook, kacamata, dompet, deodorant, parfum, pakaian rokok, sabun mandi, minyak rambut, pisau cukur, krim cukur Kosmetik Pelembab, lipgloss, lotion pelindung, moizturizer harian, oil control moizturizer, face scrub, face wash Informasi Majalah Maxim, FHM, Matra, Popular, Playboy, situs AskMen.com, MenEssentials.com, MenSpecies.com Pergaulan Cafe, pub, internet, billyard Jasa Salon, spa, gym, maskapai penerbangan khusus B36 Perilaku Konsumtif Pada Pria… … Rahardjo No 1 2 3 4 Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007 KESIMPULAN Globalisasi membawa perubahan yang bisa tampak dalam banyak hal, di mana salah satunya adalah gaya hidup. Sebagai suatu fenomena baru yang berkembang pesat dan kian lazim dijumpai di banyak kota besar, pria metroseksual menciptakan gaya hidup dengan karakteristik khas. Kemunculan pria metroseksual identik dengan adanya usaha perbaikan penampilan secara tangible tanpa menghilangkan preferensi utama seks mereka melalui gaya hidup yang juga secara jelas terlihat dalam kehidupan sehari-hari (Coda, 2004). Kecintaan terhadap diri memberikan dampak yang berbeda terhadap hal-hal yang mengikuti di balakang, seperti perilaku konsumtif. Pada tahap selanjutnya adalah bahwa perilaku konsumtif mereka juga menjadi berbeda dari golongan orang kebanyakan. Selain berposisi sebagai trendsetter baru mereka juga menjadi target market yang luar biasa potensial. Pembatasan jenis kelamin yang selama ini membuat pasar menjadi segmented sekarang terdobrak oleh keberadaan pria metroseksual. Hal ini dikuatkan oleh Baird (2003) yang berpendapat bahwa sebagai target jender baru, pria metroseksual bersifat luas dan sangat berpotensi untuk menjadi pasar dari para pengiklan. Pendekatan dan strategi yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku konsumtif pria metroseksual dititikberatkan pada empat hal yaitu sisi afeksi, kognisi, perilaku dan gabungan ketiganya. Usaha yang dilakukan bisa banyak hal, misalnya saja melalui penerbitan majalah khusus pria, produk-produk kosmetik khusus pria, dan masih banyak lagi melalui iklan yang persuasif atau mungkin provokatif. Peluang dan Perilaku Konsumtif Pada Pria… … Rahardjo Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559 potensi penguasaan pangsa pasar pria metroseksual ini tentu saja harus terus diperhatikan dan dipertahankan mengingat fenomena ini tampaknya tidak akan menjadi fenomena tentatif dan sesaat. DAFTAR PUSTAKA Baird, J. (2003). A Male Look Truly Adored – By The Market. http://www.smh. com.au/cgibin/common/popupPrintArticle.pl?path=/arti cles/2003/10/10/106567 6159144.html Coda, P. (2004). A New Style for Men: Metrosexual (It is Not Just About Looking Clean and Handsome: It is The Change in Attitude That is Critical). http://www. mynippon.com/MYNIPPON0707/story126. htm John, S. (2003). The Metrosexual Man. http://www.theweek.com/23nov16/cover.htm Jones, R.B. (2003). Metrosexual: It’s a Guy http://www.freerepublic.com/ Thing!. focus/f-news/956619/posts Kartajaya, H., Yuswohady, Madyani, D., Christynar, M. & Indrio, B.D. (2004). Metrosexuals in Venus: Pahami Perilakunya, Bidik Hatinya, Menangkan Pasarnya. Jakarta: MarkPlus&Co. Katona, G. (1951). Psychological Analysis of Economic Behavior. New York: McGrawHill. Kotler, P. & Armstrong, G. (1997). Dasar-Dasar Pemasaran Jilid 1. Alih Bahasa: Alexander Sindoro. Jakarta: Prenhallindo. Peter, J.P. & Olson, J.C. (2005). Consumer Behavior & Marketing Strategy (Seventh Edition). New York: McGraw-Hill. B37