SOSIOLOGI 2SKS Bambang Harjono M.Si STT INTI BANDUNG 1 DAFTAR ISI BAB I. II. III. IV. V. VI. VII. VIII. X. 2 Sylabus Pengantar Sosiologi dan Sosiologi didalam teori. Sosialisasi Interaksi sosial. Tatanan dan Institusi Sosial. Stratifikasi Sosial. Kelompok sosial dan hubungan antar kelompok. Konformitas dan Penyimpangan Perilaku kolektif Perubahan sosial Halaman 1. 5. 13. 16. 19 24 26 32 33 35 Sylabus : Matakuliah : Sosiologi Bobot : 2 SKS Deskripsi : Matakuliah ini membahas tentang teori, prinsip dan metode-metode ilmu Sosiologi, dalam rangka menjelaskan aktivitas-aktivitas pokok dalam masyarakat. Karena ini matakuliah sosial yang mempelajari masyarakat, maka disetiap pokok bahasan dilengkapi dengan diskusi dan review studi kasus, sehingga mahasiswa selalu didorong untuk melihat keterkaitan antara teori dan relita masyarakat di sekitarnya. Tujuan : 1. Mahasiswa memiliki wawasan yang komprehensip tentang ilmu Sosiologi. 2. Mahasiswa mampu menggunakan metode sosiologi untuk menganalisis suatu masyarakat, baik memahami perilaku masyarakat sampai memahami masalahmasalah sosial didalam kelompok masyarakat. No : Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok-pokok Isi Keterangan 1 Mahasiswa memahami Konsepkonsep dasar teori Sosiologi dari tokoh-tokoh Sosiologi. Pengantar Sosiologi dan Sosiologi didalam teori. Dua Sessi 2 Mahasiswa memahami sosiologi berkembang melalui sosialisasi antar generasi. Sosialisasi Satu Sessi 3 Mahasiswa memahami perilaku Interaksi sosial. Masyarakat melalui proses interaksi sosial yang terjadi di tengah mereka. Dua Sessi 4 Mahasiswa memahami tatanan sosial yang menopang berdirinya suatu masyarakat. Tatanan Sosial Satu Sessi 5 Mahasiswa memahami Institusi Sosial sebagai penjaga keutuhan suatu masyarakat. Institusi Sosial. Satu Sessi 6 Mahasiswa memahami bahwa terdapat pola strata sosial yang beragam didalam suatu kelompok masyarakat. Stratifikasi Sosial. Satu Sessi 7 Mahasiswa memahami berbagai macam masyarakat melalui kelompok-kelompok sosialnya. Kelompok sosial dan hubungan antar Satu Sessi kelompok. 8 Mahasiswa memahami mekanisme masyarakat didalam menghadapi perubahan yaitu konformitas dan Konformitas dan Penyimpangan 3 Satu Sessi penyimpangan. 9 Mahasiswa memahami perilaku kolektif masyarakat yang berbeda. Perilaku kolektif Satu Sessi 10 Mahasiswa memahami perubahan sosial yang selalu terjadi didalam suatu masyarakat. Perubahan sosial Satu Sessi 11 Test Dua sessi Evaluasi : 1. Keaktifan di kelas dalam diskusi dan meresponi pertanyaan. (10 % untuk total Nilai) 2. Final Test dan Tengah Test, (50 % untuk total nilai) 3. Tugas essay berkenaan dengan topik terkait, (40 % untuk total nilai). Buku Acuan : Sunarto, K. 2000. Pengantar Sosiologi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. (buku pegangan). Abdullah, T. & Van Der Leeden, A.C., 1986. Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas, yayasan Obor Indonesia, jakarta. (untuk membahas Fakta sosial dan Solidaritas Sosial). Kontowijoyo, . Budaya dan Masyarakat.Tiara wacana, Jakarta. (untuk membahas Perubahan Sosial). Lawang, R.M.Z., 1985. Buku Materi Pengantar Sosiologi, Karunika Jakarta. (untuk memperkaya pokok diskusi). Wagiyo, M.S., 2004. Cet.4. Teori Sosiologi Modern. Pusat penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta. http://search.nndb.com/search/nndb.cgi?nndb=1&omenu=unspecified&query=cooley 4 BAB I. Konsep dan Definisi Pengantar : Orang mulai berpikir sosiologi pada saat mendapati bahwa ada persoalan didalam masyarakat, pada saat menghadapi krisis, dimana sesuatau yang tadinya dianggap siudah tetap dan baku kemudian berubah, maka orang mulai berpikir tentang sosiologi. Sosiologi secara umum pada awal ini adalah ilmu tentang masyarakat, apa itu sosiologi, dan apa itu masyarakat semuanya adalah ada didalam tataran konsep. Ini yang membedakan dengann ilmu-ilmu alam atau eksakta, dimana objek mater nya adalah sesuatu yang tetap dan bisa diamati. Sedang Sosiologi objek maternya adalah masyarakat, apa itu ? sesuatu yang tidak bisa di raba dan pegang beda dengan Tanaman, Hewan atau Tanah yang termasuk didalam alam. Karena masyarakat adalah konsep, definisi, stattement, teori dan karena itu langkah pertama untuk masuk didalam konsep-konsep sosiologi, dan masyarakat, baik adalah memulai dengan materi apa itu konsep. Sosiologi adalah mempelajari tentang tiga pokok permaslahan yaitu : Individu, Masyarakat dan hubungan antar keduannya. Aliran-aliran didalam teori sosiologi dapat dikelompokkan menurut ketiga permasalahan tersebut. Anak kecil akan mengerti bahwa nasi adalah sesuatu yang dihubungkan dengan sesuatu yang ada di meja makan dimana dia harus makan setiap hari supaya kenyang, dan kita merasa aneh jika mendapati orang dewasa tidak tahu apa itu nasi. Artinya nasi adalah konsep yang di kaitkan dengan sebuah benda tertentu. Hidup kita penuh dengan konsep. Kita belajar lingkungan alam melalui konsep-konsep, kita juga belajar lingkungan sosial melalui konsep-konsep sosial. Hidup bermasyarakat adalah belajar konsep-konsep, anak belajar nasi,makan, air dan lainlain. Pada tingkat persiapan ini perlu belajar konsep-konsep dasar tentang sosiologi. KONSEP SOSIOLOGI. Konsep adalah pengertian yang menunjuk kepada sesuatu. Pengertian ini dapat di nyatakan dalambentuk kata, nama, atau pernyataan simbol. Sehingga konsep dapat di artikan sebagai kata yang menunjuk kepada sesuatu. Kaat sesuatu yang terdapat didalam definisi itu bisa berbentuk benda (buku yang kita baca), berbentuk gerakan (berjalan) atau berbentuk keadaan (kemerdekaan sejak th 1945) Atau juga benda yang tidak keliihatan seperti Allah. Konsep menjadi dua macam, yaitu apakah menunjuk kepada seuatu yang bisa dilihat (dikatakan konsep kongkret atau observable bisa diamati) atau sesuatu yang tidak dapat di lihat.Meskipun konsep kongkret dan observable adalah berasal atau menunjuk kepda benda yang bisa dilihat, tetapi konsep kongkret bersifat abstrak. Konsepbuku berbeda dengan benda buku itu sendiri. Abstark = bahasa latin ab a yang berarti dari, dan trahere menarik, jadi konsep adalah ditarik dari objek konsep itu, yang di tarik adalah assence (inggris) karakteristik, hakekat. Konsep adalah abstraksi, itu sebabnya selalu abstrak. Mc Kinney membagi konsep menurut tingkat abstraksinya dibagi menjadi menjadi 1) Konsep konkreta yaitu sama dengan observabel (dapat di observasi), 2) konsep abstrakta, adalah di tarik dari konsep konkreta dan 3) Konsep Illata di tarik dari konsep abstrakta jadi lebih abstrak lagi. 5 Konsep sosial adalah konsep yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari . Dan tidak dapat dihindari, setiap orang memerlukan konsep ini didalam berkomunikasi, misalnya “nasi”, “:rumah”, “papa” “mama” dsb, dari kecil seorang anak belajar tentang konsep, yang biasanya dimulai dengan konsep yang kongkret, seiring dengan pertumbuhan seorang anak akan menjadi bisa menggunakan konsep abstark, misalnya “sosial”, “kota” “ desa” dsb. Fungsi Konsep : Definisi : Definisi adalah dikenakan kepada konsep yang belum ada batasannya, atau definisi adalah konsep yang dibatasi supaya orang tahu apa arti kata atau konsep tersebut. Definisi = de (latin) lengkap dan finere (latin) membatasi, digabungkan artinya memmbatsi dengan lengkap. Didalam Definisi terdapat : 1. Definiens artinya “yang membatasi” 2. Definiendum artinya “yang harus dibatasi dengan lengkap”.. Contoh : Definisi yang benar adalah “Kursi adalah tempat duduk yang berkaki dan bersandaran”, definisi yang tidak benar adalah “kursi adalah kursi”. Sosiologi penuh dengan konsep dan definisinya, bagaimana kita memahami konsep dan definisi tersebut, perlu berlatih memahami apa itu definisi (definiendum dan definiens). Contoh “Alienasi” adalah istilah Sosiologi, artinya sering orang bilang “keterasingan”, itu terjemahannya bukan arti dari sefinisi Alienasi, yang sebetulnya adalah keadaan seseorang yang dikonfrontasikan dengan atau oleh miliknya sendiri. Definisi ini tentu masih asing dan kurang dimengerti ? meskipun sudah ada definiens (yang membatasinya). Apa arti konfrontasi dalam istilah sosiologi ? Contoh saya ingin mengendarai Vespa, dalam pikiran saya Vespa itu baik dan menyenangkan untuk dikendarai, lalu saya memberli Vespa (jadi 6 milik saya), tetapi setelah memiliki Vespa ternyata saya memerlukan usaha keras lain untuk bisa menggunakan Vespa, saya perlu SIM, belajar mengendarai dan itu perlu latihan. Akhirnya saya merasa tidak suka dengan Vespa (terpisah, terasing) dengan benda milik saya sendiri. Begitu pula dengan Alienasi (tentu bukan dengan Vespa terasingnya, melainkan dengan kodrat sebagai manusia dsb.). Beberapa tokoh Sosiologi klasik adalah: 1.Auguste Comte (1798-1857). Nama Sosiologi adalah ciptaan dan Comte, gabungan dan Socius dan Logos. Pikiran Comte adalah “hukum kemajuan manusia” atau hukum tiga jenjang. Yaitu hukum sejarah manusia yang harus melewati tiga jenj ang, yaitu jenjang teologi, jenjang metafisika, dan jenjang positf. Jenjang Teologi manusia berusaha menjelaskan gej ala disekitarnya dengan mengacu pada hal yang bersifat adikodrati; pada jenjang kedua manusia mengacu pada kekuatan metafisik atau abstrak; pada jenjang ketiga atau tertinggi manusia menjelaskan gejala alam maupun sosial dengan mengacu kepada deskripsi ilmiah — didasarkan pada hukum ilmiah. Karena itu Comte sering disebut sebagai tokoh Isidore Marie Auguste positivisme. François Xavier Comte Ciri metode Positif adalah objek yang dikaji harus berupa fakta, kajian harus bermanfaat serta mengarah ke kepastian dan kecermatan. Sarana yang menurut Comte dapat digunakan untuk melakukan kajian adalah: 1) Pengamatan, 2) Perbandingan, 3) Eksperiment dan 4) Metode Historis. Ilmu Sosiologi dimata Comte adalah sama ilmiahnya seperti ilmu eksakta, dikatakan sosiologi sebagai Ratunya ilmu. Ilmu sosiologi dibagi menjadi 2 yaitu Social Statics dan Social Dynamics. Sosiologi Statika berbicara mengenai struktur sosial, institusi sosial dan hubungannya satu dengan yang lain, Sosiologi Dynamika berbicara mengenai Perubahan Sosial. 2. Peter Berger. Sosiolosi menurut Berger adalah studi ilmiah mengenai hubungan antaramasyarakat dan individu. 1. Sosiologi = Ilmu, ilmiah 2. Sosiologi bersifat teoritis 3. Sosiologi bersifat kumulatif 4. Sosiologi tidak bersifat menilai 7 Born: 19-Jan-1798 Birthplace: Montpellier, France Died: 5-Sep-1857 Location of death: Paris, France Cause of death: unspecified Remains: Buried, Cimetière du Père Lachaise, Paris, France Gender: Male Religion: Atheist Race or Ethnicity: White Sexual orientation: Straight Occupation: Sociologist, Phi losopher Nationality: France Executive summary: Positivist founder of Sociology Father: Louis Comte (tax official) Mother: Rosalie Boyer Wife: Caroline Massin (m. 1825, div. 1842) 3.Karl Marx(1818 — 1883). Lahir di Jerman dan keluarga Rohaniwan Yahudi dan menyelesaikan sarjananya di Universitas Berlin th 1841. Marx dikenal sebagai tokoh sejarah ekonomi, filsafat dan aktivis yang mengembangkan teori sosialisme. Suka dengan gerakan dan pandangan radikal. Pandangan sosiolgi Marx yang menonjol adalah teori kelas. Bahwa sejarah perkembangan masyarakat adalah sejarah perjuangan kelas. Akibat berkembangnya Kepitalisme, tumbuhlah dua kelas yang berbeda, yaitu kelas orang yang menguasai alat produksi, yang dinamakan kaum bourgeoisie, dan kelas orang yang dieksploitasi karena tidak menguasai alat produksi disebut kaum proletar. Didalam proses berikutnya kaum proletar akan bersatu dan melakukan revolusi melawan kaum borjuis, dan kaum proletar akan menang dan menjadi masyarakat tanpa kelas. Itu teori Karlmarx. Meskipun teori mi tidak pemah terwujud, tetapi pola pikir stratifikasi sosial dan konflik tetap menjadi acuan bagi pemikir sosiologi berikutnya. Diskusi Kasus yang upto date, yang isa di analisa dari sudut pandang teori ini, di sampaikan di kelas dan di bahas bersama. Kasus Kapitalisme dan sorotannya. 3.Emile Durkheim. (1885-1917). Dialam bukunya The Devision of Labour, Durkheim mencermati sebagai akibat dan pertumbuhan industri, dimana mesin sudah masuk ke pabrik berdampingan dengan tenaga manusia, maka mau tidak mau terdapat pembagian kerja dan tuntutan spesialisasi dan tenaga manusia semakin rinci. Gejala pembagian kenja juga melanda bidang pertanian dan pemiagaan, politik dan seluruh aspek kehidupan manusia. Setiap masyarakat manusia memerlukan solidaritas, yaitu solidaritas mekanik yang berdasarkan kepada persamaan dan solidaritas organik yang berdasarkan kepada fungsi dan saling ketergantungan. Solidaritas mekanik dijumpai pada masyarakat sederhana yang segmental, dimana belum terdapat pembagian kerja yang berarti, apa yang dapat dilakukan oleh seorang anggota masyarakat biasanya dapat dilakukan pula oleh orang lain. Durkheim juga menyebut apa yang dikatakan conscience collective sebagai dasar ikatan solidaritas 8 David Émile Durkheim Born: 15-Apr-1858 Birthplace: Épinal, France Died: 15-Nov-1917 Location of death: Paris, France Cause of death: Stroke Remains: Buried, Cimetière de Montparnasse, Paris, France Gender: Male Religion: Jewish Race or Ethnicity: White Sexual orientation: Straight Occupation: Sociologist Nationality: France Executive summary: Rules of the Sociological Method Founder of journal L'Année Sociologique. Father: (rabbi) Son: (d. 1916 WWI) High School: Lycée Louis le Grand University: École Normale Supérieure, Paris (1879-) Professor: University of Bordeaux (1887-1902) Professor: University of Paris (1902-) Author of books: De la division du travail social (1893, doctoral thesis) Le Suicide (1897) Les Règles de la méthode sociologique (1895) Les Formes élémentaires de la vie religieuse (1912) L'Évolution pédagogique en France (1938) mekanik. Yaitu type solidaritas yang berdasarkan kepada kepercayaan dan kesetiakawanan yang menyebar rata pada semua anggota masyarakat. Didalarn proses berikutnya masyarakat mengalami perubahan yaitu deferensiasi sehingga solidaritas berkembang menjadi solidanitas organik yang berdasarkan kepada kesaling tergantungan yang besar dengan kelompok lain, karena satu dengari yang lain saling membutuhkan dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Solidaritas ini diatur oleh Hukum (Law) bukan Conscience collective. Kajian ini nanti dibahas di Bab berikutnya. Durkheim juga mengajukan teori tentang Fakta Sosial, yaitu “fakta yang berisikan cara bertindak, berpikir dan merasakan yang berada diluar individu, yang mempunyai kekuatan memaksa yang mengendalikan individu tersebut”. Fakta sosial ini adalah juga cara bertindak baik yang telah baku ataupun tidak, yang dapat melakukan pemaksaan dan luar terhadap individu. Contoh Seorang Bayi yang belajar dan orang tuanya.; Pembagian kerja di sektor ekonomi; bunuh din dsb. Masalah Hukum, moral, kepercayaan adat, cara berpakaian, tatanan ekonomi dsb. Fakta sosial ini mengendalikan dan jika individu melanggar akan terkena sanksi. Sosiologi mempelajari tentang fakta sosial seperti mi. Buku berikutnya tentang Suicide atau bunuh diri. Dalam kajian ini Durkheim membahas tentang Fakta sosial yang terjadi dimasyarakat yaitu angka bunuh diri. Berdasarkan data kuantitatif, dan di analisis dengan menggunakan tabel frekwensi dsb yang sampai saat ini masih diikuti orang untuk melakukan penelitian sosial. Jenis bunuh diri seperti Altruistic Suicide (integrasi sosial yang terlalu kuat) yaitu dikalangan militer terdapat indikasi orang mau mati untuk menyelamatkan team militemya, atau Egoistic Suicide (integrasi sosial yang terlalu lemah) yaitu orang melakukan bunuh din karena ikatan kelompok didalam agamanya terlalu lemah, masyarakat yang dilanda krisis politik, atau keluarga kurang kuat ikatannya. Dan ada jenis anomic suicide, yaitu orang bunuh diri karena masyarakat tidak lagi memberi pegangan lagi kepada warganya. Kesimpulannya faktor penyebab bunuh diri bukan pada pribadi bersangkutan tetapi kepada penyebab dan luar (Fakta Sosial). 9 Diskusi Kasus yang upto date, yang isa di analisa dari sudut pandang teori ini, di sampaikan di kelas dan di bahas bersama. Kasus 1) Solidaritas mekanik dan organik, 2) Fakta sosial yang memaksa perilaku individu. 4. Max Weber (1864— 1920). Lahir di Jerman dan lulus sekolah di Berlin dan berkerja sebagai ahli Hukum. Argumen Weber yang menonjol pada th 1904 adalah kajian tentang munculnya kapitalisme di Eropa Barat bersamaan dengan berkembangnya Calvinis pada orang protestan. Sehingga dia setuskan Protestan Ethic. Weber juga mencetuskan bahwa Ilmu Sosilogi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan sosial..”Sociology is a science which attempts the interpretive understanding of social action in order thereby to arrive at a causal explanation of its course and effects.” Weber mengembangkan apa yang disebut dengan Tindakan Sosial, tidak semua perilaku manusia bisa disebut ebagai tindakan sosial, tindakan sosial hanyalah tindakan manusia yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain, dan berorientasi pada perilaku orang lain. Contoh : Menyanyi dikamat mandi — bukan tindakan sosial, tetapi menjadi tindakan sosial jika ditujukan menarik perhatian orang lain; bunuh diri karena frustrasi bukan tindakan sosial, tetapi bunuh diri sebagai protes, dsb adalah tindakan sosial. Perlu Verstehen. Kajian yang mirip adalah dan C.Wright Mils, yaitu imajinasi sosiologis yaitu mengembangkan imaginasi untuk memahami perilaku masyarakat. Untuk melakukan Sosiological imagination, perlu 2 alat : 1. Personal trouble of milieu, trouble masalah pribadi, dan dalam jangkauan 10 hubungan langsung dengan orang lain 2. Public issues of social structure, issues merupakan hal yang diluar individu, dan diluar jangkauan kehidupan pribadinya. DURKHEIM WEBER Tekanannya Masyarakat Individu Sifat-sifat Memaksa Umum Eksternal Objektif Bebas Unik / khusus Internal/subjektif Interpretatif Pembagian Sosiologi. Banyak tokoh membuat acuan perbedaan sosiologi. Salah satu yang mudah untuk dipelajari adalah pembagian berdasarkan ruang dan waktu, yaitu Mikrososiologi dan Makrososiologi. Mikro membahas kajian-kajian sosiologi yang menit, dan jam. Lalu kawasannya pribadi sampai pada kelompok kecil. Makro membahas kajian-kajian sosiologi jangka panjang dan skopenya sampai kepada kelompok masyarakat yang besar bahkan teritorial. Contoh : Kajian sikap dan perilaku seorang yang berjalan berpapasan, siapa yang menghindar terlebih dahulu, mengapa demikian, bagaimana kalau yang berpapasan adalah kadet marinir yang baru turun dari kapal berbulan-bulan berpapasan dengan pramugari yang baru lulus pendidikan, atau seorang investor yang berpapasan dengan nenek yang tua dan miskin. ini kajian mikrososiologi. Contoh Makrososiologi adalah kajian Selosumarjan tentang Perubahan sosial di Yogjakarta yang membahas perobahan sosial masyarakat Jogja sejak jaman kerajaan sampai saat mi. Diskusi Kasus yang upto date, yang isa di analisa dari sudut pandang teori ini, di sampaikan di kelas dan di bahas bersama Pitirim Sorokin (1928) Sosiologi adalah : Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dsb Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan non sosial (misalnya gejala geografis, biologis dsb) – Selo Sumarjan dan Sulaeman Soemardi (1964) Sosiologi atau Ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan – perubahan sosial. tentang masyarakat. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan. 11 Mac Iver dan Page, Masyarakat adalah suatu system dari kebiasaan dan tatacara dari wewenanag dan kerjasama di antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah. Ralph Linton, masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama dalam waktu yang cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan mengaggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas yang dirumuskan jelas. 12 II.Sosialisasi PETER BERGER. Tujuan ahli sosiologi seharusnya adalah memahami masyarakat. Dalam mengejar tujuan tersebut sosiolog harus mengikuti aturan : • ilmiah, • objektif, • mengendalikan prasangka pribadi, • mengamati secara jernih dan • menghindari penilaian yang normatif. Profile sosiolog adaiah intensively, endlessly, shamelessly, interested in the doing of men. Ahli sosiologi harus menyingkapkan tabir, lapis demi lapis dan perilaku sosial masyarakat sampai kepada makna didaiamnya. Karena apa yang tampaknya sudah pasti dan sudah jelas belum tentu demikian. (Contoh gembong pencurian motor ternyata oknum polisi, figur public yang alim dan saleh temyata jatuh dalam skandal seks dsb). Yang dikatakan masalah sosiologi tidak sama dengan masalah sosial. Penganguran, perceraian dsb adalah masalah sosial, dan bisa juga menjadi masalah sosiologi jika di teliti, tetapi mengapa orangYahudi dan orang Cina lebih sering berhasil didalam bisnis juga bisa menjadi masalah sosiolgi, meskipun bukan masalah sosial. Intinya pada Interaksi manusia. Sosialisasi menurut Berger adalah proses dimana seorang anak George Herbert Mead Born: 27-Feb-1863 belajar menjadi seorang partisipant (anggota) Birthplace: South Hadley, MA yang berpartisipasi didalam masyarakat. Died: 26-Apr-1931 Terdapat anggapan bahwa masyarakat dimasukkan Location of death: Chicago, IL kedalam manusia. Sebetulnya apa yang Cause of death: Heart Failure dimasukkan tersebut ? Tentu adalah peran-peran Gender: Male Religion: Congregationalist (Role Theory). Pemikiran George Herbert Mead. (pada 1972 menulis buku Mind, Self and Society) Proses sosialisasi dan dikaitkan dengan peran seseorang didalam masyarakat dianalogikan dengan perkembangan kehidupan diri manusia (self). Yaitu dibagi menjadi Play Stage, Game Stage dan Generalized Stage. 13 Race or Ethnicity: White Occupation: Philosopher, Sociolog ist Nationality: United States Executive summary: Pragmatist, social behaviorist Wife: Helen Castle (m. 1891, one son) Son: Henry (b. 1892) University: BA, Oberlin College (1879-83) MA, Harvard University (1887-88, left for Germany) Professor: University of Michigan (1891-94), Professor: University of Chicago (1894-1931) Author of books: The Philosophy of the Present (1932) Mind, Self, and Society (1934) Movements of Thought in the Nineteenth Century (1936) The Philosophy of the Act (1938) Seorang anak kecil didalam Play Stage akan belajar mengambil peran dan orang lain yang disekitarnya, seperti menirukan perilaku atau peran yang dij alankan oleh ayahnya, tukang pos, seorang dokter dsb,... tetapi dia belum mampu menjelaskan mengapa seorang petani mencangkul, seorang dokter menyuntik pasien dsb. Didalam masyarakat, seorang akan mempelajari pola-pola peran individu didalam kelompok-kelompok tersebut,... tetapi belum mampu memikirkan mengapa dia berperan demikian. Selanjutnya seorang anak akan masuk didalam pola bermain (game Stage), pada titik ini seorang anak sudah mengetahui peran yang harus dijalani orang lain dengan siapa dia berinteraksi. Seperti seorang penjaga gawang didalam permainan sepak bola mengetahui perannya didalam team, harapan dari team untuk peran yang dibawakan dari peran penjaga gawang lawan sekalipun. Pada titik mi interaksi seseorang sudah lebih jauh dan memahami detail-detail dan peran yang harus dilakukan ditengah masyarakat, harapan masyarakat terhadap peran yang sedang dijalaninya dsb,... Pada titik berikutnya adalah generalisasi artinya kalau pada tahap sebelumnya seorang anak mampu mengambil peran dari orang orang terdekat (significant others) saj a, sedang pada tahap generalisasi ini seorang anak sudah mampu menjalankan perannya di tengah kelompok masyarakat yang lebih luas. Seorang anggota pramuka bisa memahami perannya di hadapan pembinanya, seorang guru bisa memahami perannya dihadapan wali murid dsb,... Pada titik ini seorang sudah menjadi suatu diri. Jelas bahwa dari teori Mead ini seseorang terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Pemikiran Cooley. lnteraksi didalam sosialisasi, dijelaskan bahwa self concept seseorang berkembang melalui interaksi dengan orang lain. Looking —glass self atau lihat cermin din sendiri, dijelaskan bahwa diri seseorang mencerminkan apa yang dirasakan sebagai respon atau tanggapan dan masyarakat terhadap dirinya. Contoh seorang mahasiswa yang cenderung nilai semesterannya D dan E, merasa dirinya bodoh, merasa bahwa dosen menganggapnya bodoh, merasa kurang dihargai dan pada akhirnya dia menjadi murung. Jadi diri seseorang merupakan cermin penilaian orang lain. Agen Sosialisasi Atau Pihak yang melaksanakan sosialisasi. Yaitu : 1. Keluarga. Significant Others, Extended family. 2. Teman Bermain bergaul. Game stage 3. Sekolah. Disamping belajar ilmu, juga belajar independence, achievement, Universalism, specificity. Berbeda dengan di keluarga. 4. Media Massa. Kesepadanan agent Sosialisasi adalah penting. Di sekolah belajar yang baik, teman sepergaulan sebaliknya dsb. Hal ini menimbulkan konflik pribadi. Didalam proses sosialisasi, seseorang mengalami proses Sosialsiasi Primer yaitu sosialisasi awal, pada masa anak-anak. Dan Sosialisasi Sekunder yang terjadi setelah itu. Berger mengatakan bentuk sosialisasi sekunder di masyarakat ialah apa yang disebut dengan resosialisasi yang didahului dengan desosialisasi. (Pencabutan dari diri yang 14 dimiliki, lalu seseorang diberi suatu diri yang baru). Contoh adalah rumah tahanan, rumah sakit j iwa dsb, adalah contoh proses ini (brainwashing). Diskusi Kasus yang upto date, yang bisa di analisa dari sudut pandang teori ini, di sampaikan di kelas dan di bahas bersama 15 III.Interaksi Sosial Diantara berbagai pendekatan untuk mempelajari interaksi sosial, dipakai pendekatan interaksionisme simbolik. Simbol adalah sesuatu yang nilai dan maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang mempergunakannya. Makna atau nilai tersebut tidak berasal dari dan atau ditentukan sifat yang secara intrinsik terdapat didalam bentuk fisiknya. Karena itu makna dan simbol hanya dapat di tangkap melalui cara simbolik, bukan berdasarkan syaraf sensoris. Contoh: Warna merah melambangkan berani, Putih suci, Kiri dan Kanan dsb. Pola pikirnya adalah manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning) yang dipunyai sesuatu tersebut baginya. Contoh seorang Hindu dan India akan bertindak berbeda (act) pada saat bertemu dengan seekor sapi (thing) dengan seorang pakistan yang muslim karena makna (meaning) yang dimiliki masing-masing terhadap sapi (thing) yang sama tadi berbeda. Makna tersebut berkembang setelah melewati sosialisasi atau interaksi dengan sesamanya. Dalam proses interaski tersebut makna tersebut mengalami interpretasi terlebih dahulu. Misalnya ucapan “kamu gemuk sekarang “,... yang ditujukan kepada seorang gadis barat dengan gadis timur akan bermakna berbeda. Seseorang didalam berinteraksi tidak selalu berjalan sesuai teori stimulus - respon tetapi ditengahnya selalu ada penilaian dan pertimbangan. Rangsangan yang dan luar akan mengalami proses yang dinamakan definisi atau penafsiran situasi. Yaitu seseorang memberikan makna pada rangsang yang diterimanya. Definisi situasi mi membawa konsekwensi nyata. Definisi situasi mi bisa dilakukan spontan oleh individu atau dibuat oleh masyarakat, teman, keluarga. Didalam memahami definisi situasi ini dan dalam kaitannya dengan interaksi sosial, sering di jumpai situasi sosial berdimensi ruang yaitu sering menggunakan empat macam jarak, yaitu jarak intim (0 — 45 cm) contoh pacaran, j arak pribadi (45 — 122 cm) contoh suami istri, jarak sosial (1,22 — 3,66 m) contoh profesi dan jarak publik (lebih dri 3,66 m) contoh aktor dsb. Tetapi juga berdimensi waktu misalnya definisi situasi di Indonesia terhadap “jam karet”,..dsb. Komunikasi Nonverbal. Bahasa Tubuh j uga bisa mengjadikan interaksi satu dengan yang lain. Sehingga kita di tengah masyarakat tidak dapat menggunakan atau menggerakan anggota tubuh kita semaunya (seperti mengangkat kaki tinggi-tinggi saat menunjuk ke benda misalnya), sebab berbagai sikap tubuh den gerak tangan telah diberi makna tertentu oleh masyarakat dan dijadikan petunjuk untuk mendefinisikan situasi. Untuk dapat mengambil peran satu dengan yang lain didalam berinteraksi seseorang perlu memiliki informasi yang cukup berkenaan dengan orang tersebut. Jika tidak terdapat informasi yang diperlukan, informasi bisa di can berdasarkan: 1) Warna Kulit 2) Usia 3) Jenis Kelamin 16 4) 5) 6) 7) Penampilan fisik. Bentuk Tubuh Pakaian. Wacana Struktur Sosial. Struktur Sosial didalam Sosiologi dimengerti dengan berbagai macam definisi, penganut teori mikrososiologi menempatkan struktur sosial sebagai perilaku sosial elementer (mendasar) dalam hubungan sosial sehari-hari, sedang penganut makrososiologi mengenakan struktur sosial sebagai kesaling-terkaitan antara institusi, bukan antar manusia. Tetapi yang penting disini adalah pada saat ahli sosiologi berbicara mengenai struktur yang dimaksud adalah sesuatu yang terdiri atas bagian yang salingtergantung dan membentuk suatu pola tertentu. Bagian dan sesuatu tersebut dapat terdiri atas pola perilaku individu atau kelompok, institusi, maupun masyarakat. pada saat ini Contoh definisi struktur menurut Kornblum.: “Recuring patterns of behaviour that creat relationships among individuals and groups within a society” Struktur adalah pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan antara individu dan antara kelompok dalam masyarakat. Menurut Linton, didalam Struktur sosial penting adalah Status (sebagai kumpulan hak dan kewajiban) dan role (peran the dynamic aspect of status). Selanjutnya Status dibagi menjadi ascribed status (status yang diperoleh) dan Achieved status (status yang diraih). Didalam kajian serupa Merton menjelaskan menjadi Status set dan multiple role artinya terdapat lebih dan satu peran didalam satu individu dan lebih dan satu status didalam satur individu. Institusi Sosial. Sama dengan struktur sosial, terdapat banyak definisi seperti: Kornblum mendefinisikan institusi sosial sebagai struktur status dan peran yang diarahkan kepemenuhan keperluan dasar anggota masyarakat. Jhonson : Institusi adalah seperangkat norma yang terinstitusionalisasi, yaitu diterima sejumlah besar anggota sistem sosial, ditanggapi secara sungguh-sungguh (internalized) dan diwajibkan, jika dilanggar ada sanksi. Perter Berger mendefinisikan sebagai “a distinctive complex of social actions”, didalam memahami konsep ini menjadikan institusi sosial mirip seperti “regulatory agency” yang menyalurkan tindakan manusia seperti naluri yang mengatur tindakan hewan. Contoh dorongan untuk menikah, adalah dorongan yang mirip seperti naluri yang ditanamkan pada dirinya oleh masyarakat melalui institusi seprti keluarga, pendidikan, agama, media dan iklan. 17 Didalam buku Indonesia sering di terjemahkan sebagai pranata sosial (Koentjoroningrat) atau lembaga kemasyarakatan (social institution)..Masyarakat. Inkeles mengatakan bahwa terdapat 4 syarat agar suatu kelompok manusia boleh disebut sebagai masyarakat. Yaitu : 1) Kemampuan bertahan yang melebih masa hidup satu orang individu. 2) Rekruitment seluruh atau sebagian anggota melalui reproduksi, 3) Kesetiaan kepada suatu “sistem tindakan utama bersama”, 4) Adanya suatu sistem tindakan utama bersama yang “swasembada” . Atau kelompok tersebut boleh disebut sebagai masyarakat jika kelompok tersebut stabil didalam kurun waktu yang lama (beberapa generasi) meskipun disekitarnya tidak ada kelompok lain. Jadi menurut ilmu sosiologi tidak semua kelompok masyarakat boleh dikatakan masyarakat, mereka memiliki: self- subsistent (swasembada), self-sufficiency (memenuhi din sendiri) yaitu self—regulation, self—reproduction, self—generation. Pengendalian Sosial. Menurut Berger pengendalian sosial adalah” various means used by a society to bring recalcitrant members back into line” atau alat yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang (kembali ke jalurnya). Alex Inkeles SENIOR FELLOW Expertise: Political behavior, modernization, social psychology, national character, “social capital” Alex Inkeles passed away on July 9, 2010. He was a senior fellow at the Hoover Institution and also a professor of sociology and, by courtesy, of education (emeritus) at Stanford University. Bagaimana hal ini secara riil dilakukan, menurut Berger yang tertua dan terakhir adalah dengan paksaan fisik cara lain adalah memperolok, menggunjingkan, mendesasdesuskan, mempermalukan. Setiap individu didalam masyarakat berada di pusat seperangkat lingkaran konsentris yang masing-masing mewakili suatu sistem pengendali sosial. Masing-masing dikendalikan oleh pengendalian sosial yang berlaku didalam berbagai kelompok seperti keluarga, sekolah, tempat kerja dsb. Diskusi Kasus yang upto date, yang isa di analisa dari sudut pandang teori ini, di sampaikan di kelas dan di bahas bersama 18 IV. Pranata dan Institusi Sosial. Sosiologi menurut Durkheim adalah ilmu yang mempelajari institusi, institusi utama adalah institusi dibidang Ekonomi, Keluarga, Politik Pendidikan dan agama. A. Institusi Keluarga. Tipe Keluarga. Keluarga bersistem konsanguinal, menekankan pada pentingnya ikatan darah, seperti hubungan antara seseorang dengan orang tuanya. Maksudnya keluarga type ini berkembang pada struktur masyarakat yang lebih mementingkan ikatan darah daripada ikatan perkawinan (non darah). Misalnya jika suami istri cekcok, karena orang tua, maka biasanya suami akan lebih berpihak kepada orang tua daripada ke istri. Type keluarga konjugal, menekankan kepada pentingnya hubungan perkawinan (antara suami istri), ikatan suami istri mi lebih penting daripada ikatan dengan orang tua. Pembedaan lain adalah keluarga Orientasi (family of orientation) dan keluarga Prokreasi (family of procreation). Keluarga orientasi adalah keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan (sebagai seorang anak). Sedang keluarga prokreasi ialah keluarga yang dibentuk seseorang dengan jalan menikah dan mempunyai keturunan (sebagai seorang suami atau istri). Keluarga batih (nucleuar family) yaitu ibu dan anak sedang extended family Aturan mengenai perkawinan. Terdapat aturan-aturan perkawinan, misalnya pihak laki-laki harus dan kelompok lain atau sebaliknya. • Incest Tabo. Dikebanyakan masyarakat larangan kawin dengan anggota keluarga dekat. • Bentuk Perkawinan, yaitu monogami atau poligami (polygyny dan Poliandri). • Eksogami (larangan perkawinan dengan anggota kelompok) dan Endogami (mewaj ibkan kawin dengan anggota kelompok). Garis keturunan Patrilineal (dan pihak laki-laki atau ayah), dan matrilineal (dan pihak ibu). • Dimana menetap setelah kawin ? Patrilokal = pasangan menetap pada pihak laki-laki, Matrilokal = pasangan menetap pada pihak perempuan. Matri-patrilokal = untuk sementara menetap di pihak perempuan lalu ke laki-laki. Patri-matrilolcal sebaliknya. Bilokal = pasangan boleh memilih mau menetap di laki-laki ini perempuan. Neolokal = pasangan bebas menentukan temput diluar laki-laki dan perempuan. Fungsi Keluarga: 1. Sebagai pelampias dorongan nafsu sex. (tidak ada masyarakat yang membolehkan penyaluran dorongan sex sebebas-bebasnya diluar institusi keluarga I perkawinan). 2. Reproduksi. 3. Mensosialisasikan anggota masyarakat. 4. Afeksi , menyalurkan cinta kasih kepada anak. 5. Status pada seorang anak, 19 6. Perlindungan kepada anggotanya. B. Instiusi Pendidikan. Didunia masyarakat umum dikenal pendidikan Formal yaitu institusi sekolah, pendidikan non-formal yaitu kursus dsb, juga pendidikan in-formal yaitu pendidikan di keluarga. Kalau di sosiologi dikenal dengan makrososiologi pendidikan yaitu mempelajari hubungan antara pendidikan dan institusi lain dalam masyarakat; Mesososiologi pendidikan mempelajari hubungan dalam suatu organisasi pendidikan; dan mikrososiologi pendidikan membahas interaksi sosial yang berlangsung dalam institusi pendidikan. Fungsi sekolah didalam dunia Pendidikan dalam kajian Sosiologi selain sebagai fungsi yang tertulis (manifes) juga terdapat fungsi lain yang tersembunyi (Hiden curicullum) baik disadari ataupun tidak tetapi pada kenyataannya berperan didalam menanamkan nilai tertentu pada anak didik. Seperti : 1. Pemupukan keremaj aan, 2. Pengurangan pengendalian orang tua, 3. Penyediaan sarana untuk pembangkangan, dan 4. Dipertahankannya sistem kelas sosial. Dengan adanya sekolah, memungkinkan diperpanjang masa remaja dan penundaan masa dewasa. Anak memperpanjang ketergantungan ekonomi anak pada orang tua dan mencegah masuknya anak dalam angkatan kerja. Adanya sekolah menanamkan nilai baru yang kadangkala bertentangan dengan apa yang diajarkan di rumah sehingga sekolah memperlemah pengendalian orang tua terhadap anak mereka. Dalam pembahasan di sosialisasi kita kenal bahwa sekolah mengajarkan aturan baru seperti spesifikasi, otonomi, universalisme — aturan yang dirumah tidak terlalu di pupuk. Sekolah jug amenanamkan nilai yang memiliki potensi untuk pembangkangan terhadap masyarakat. Sehingga antara orang tua dan guru sering berbeda pendapat mengenai pelaj aran apa yang diberikan kepada anak, seperti evolusi, pelajaran seks dsb. Selain itu disekolah anak diajar untuk mempertahankan stratifikasi sosial, anak mulai prestise, previllage dan status. Sehingga pokok diskusinya adalah apakah sekolah merupakan j alur mobilitas sosial dimana anak didik dapat naik ke strata lebih tinggi melalui sekolah atau sebaliknya sekolah justru mempertahankan strata anak didik sesuai dengan strata orang tuanya. C. Institusi Bidang Agama. Dalam kajian sosiologi yang dimaksud agama adalah “agama” relegion dalam arti luas. Menurut Durkheim, agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci, dan bahwa kepercayaan dan praktik tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu komunitas moral yang dinamakan umat. Sebetulnya didalam kajian sosiologi agama merupakan hal yang belum baku, Bellah mengelompokkan institusi agama (yang selama ini kita kenal), dan civil relligion, yaitu ritual kepercayaan yang dijumpai pada institusi politik seperti pemujaan kepada pemimpin, bendera negara, lagu kebangsaan serta upacara yang berkaitan dengannya. 20 Agama mempunyai banyak simbol dengan maknanya masing-masing. Seperti topi haji untuk orang muslim menandakan orang etrsebut pernah menunaikan ibadah haji, warna pakaiana orang Hindu di India menggambarkan strata sosialnya, pakaian biarawan katolik dan warnanya membedakan dan umat kaum awam yang lain dsb. Praktek keagamaan umat juga beragam, dan sini kita mengenal kedalaman pemeluk againa tersebut, seperti yang dikaji oleg Gertz tentang abangan dan santri merupakan dimensi tersendiri dan kaum muslim jawa. Juga dikenal pengelompokan — pengelompok berdasarkan praktek keagamaan misalnya remaja masj id, persekutuan doa, dsb. Fungsi Agama: Agama berfungsi untuk mempersatukan umat (menurut Durkheim), karena secara berkala agama dapat menegakkan dan memperkuat perasaan dan ide kolektif yang menjadi ciri dan inti dan persatuan masyarakat tersebut. Tetapi juga muncul disfungsi dan agama yang justru membawa perpecahan didalam masyarakat misalnya pertentangan antara agama dsb. Agama dan Perubahan Sosial. Agama dan perubahan sosial diteliti sosiolog dengan berbagai thesis, ada yang mengatakan agama menentang perobahan sosisal (Karl Marx = agama sebagai candu masyarakat), atau sebaliknya thesisnya Weber agama mendorong terbentuknya kapitalisme (Protestan Etic). Giddens justru mengamati bahwa didalam perubahan sosial sering kali didahului dengan sekularisme, dan sekularisme mi membuat agama kehilangan pengaruh pada bagianbagian tertentu dan aspek kehidupan masyarakat. Sehingga muncul reaksi dan agama apakah mengadopsinya atau menentangnya. Bellah mengatakan bahwa agama j uga mengalami perubahan akibat perubahan sosial, yaitu : differensiasi, kekomprehensifan, dan rasionalisasi yang lebih besar. Pada akhirnya didalam sosiologi juga dikaji kesaling tergantungan antara institusi agama dengan institusi lain, seperti dengan institusi ekonomi (Gertz, Weber), politik. Juga terdapat keterkaitan agama dengan stratifikasi sosial suatu masyarakat. dsb. Anthony Giddens Born 18 January 1938 Residence England Nationality British Fields Sosiology. Institutions University of Leicester, University of Cambridge London School of Economics Almamater University of Hull (BA) LSE (MA) University of Cambridge (PhD) Structuration The Third Way Fungsi Agama: Agama berfungsi untuk mempersatukan umat (menurut Durkheim), karena secara berkala agama dapat menegakican dan memperkuat perasaan dan ide kolektif yang menj adi ciri dan inti dan persatuan masyarakat tersebut. Tetapi juga muncul disfungsi dan agama yang justru membawa perpecahan didalam masyarakat misalnya pertentangan antara agama dsb. Agama dan Perubahan Sosial Agama dan perubahan sosial diteliti sosiolog dengan berbagai thesis, ada yang mengatakan agama menentang perobahan sosisal (Karl Marx = agama sebagai candu masyarakat), atau sebaliknya thesisnya Weber agama mendorong terbentubiya kapitalisme (Protestan Etic). 21 Giddens justru mengamati bahwa didalam perubahan sosial sering kali didahului dengan sekularisme, dan sekularisme mi membuat agama kehilangan pengaruh pada bagian-bagjan tertentu dan aspek kehidupan masyarakat. Sehingga muncul reaksi dan agama apakah mengadopsinya atau menentangnya. Bellah mengatakan bahwa agama juga mengalami perubahan akibat perubahan sosial, yaitu : differensiasi, kekomprehensifan, dan rasionalisasj yang Iebih besar. Pada akhirnya didalam sosiologi juga dikaji kesaling tergantungan antara institusi agama dengan institusi lain, seperti dengan institusi ekonomi (Gertz, Weber), politik. Juga terdapat keterkaitan agama dengan stratifikasi sosial suatu masyarakat. dsb. D. Institusi Ekonomi. Aktivitas ekonomi merupakan aktivitas masyrakat yang paling banyak terkait dengan kajian sosiologi. Sejak perubahan sosial masyarakat dan merosotnya faham feudalisme, munculnya industri dan terbentuknya kapitalisme, tidak pernah ahli sosiologi melewatkan moment-moment tersebut, bahkan tampak perkembangan aktivitas ekonomi berkembang secara berdam,pingan dengan perkembangan ilmu sosiologi itu sendiri. Sampai muncul sosiologi ekonomi, yaitu kajian terhadap kompleksnya kegiatan yang melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa yang bersifat langka. Bahkanjuga muncul sosiologi industri, sosiologi profesi dsb. Kajian dalam institusi ekonomi sendiri memfokuskan kepada pasar dan pembagian kerja, interaksi antara pemerintah dan institusi ekonomi, dan perubahan pda pekerj aan. Ideologi Ekonomi. Ideologi ekonomi mi mendasari system ekonomi yang dipraktekan didalam suatu masyarakat. Contohnya adalah kapitalisme dan Sosialisme. Kapitalisme: Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada kepemilikan pribadi atas sarana produksi dan distribusi untuk kepentingan pencarian laba pribadi ke arah pemupukan modal melalui persaingan bebas. Jadi yang menjadi prinsip adalah private property, profit motive, dan free competition. Lalu ada yang menambahkan capital accumulation, dan the creation of wealth, dan ekspansionisme. Gidden membagi kapitalisme menjadi Family capitalsm (perusahaan keluarga sebagai bentuk awal dan suatu perusahaan), managerial capitalism sebagai bentuk kelanjutan dan family capitalisme dimana manager menggantikan kepemimpinan keluarga, dan kepentingan perusahaan diatas kepentingan keluarga dan institutional capitalism sebagai bentuk lebih besar lagi, muncul konglomerasi dan kelembagaan yang lebih komkpleks dan besar lagi.. Sosialisme. Faham sosialisme muncul jauh sebelum jaman Karl Marx, ketidak puasan akibat terjadinya penderitaan, ketimpangan ekonomi dan ketidak adilan sebagai akibat dan berkembangnya industrialisasi dan kapitalisme telah melahirkan gerakan sosial diberbagai negara Eropa abad 19. Gerakan ini menuntut persamaan hak dan pembatasan terhadap hak milik pribadi. Ada yang mengusulkan secara paksa, ada yang melalui jalan damai. Dinegara sosialis, negara 22 mengatur kepemilikan alat-alat produksi dan pengaturan distribusi komoditas. Tetapi didalam perkembangan berikutnya banyak negara sosialisme bergeser keapada kapitalisme juga. (contoh Soviet). E. Institusi Politik. Instusi Politik adalah perangkat aturan dan status yang mengkhususkan din pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Contoh instusi politik yang utama adalah legislatif, Yudikatif, Eksekutif, militer, partai politik. Kata kunci didalam politik memang kekuasaan, Weber mendefinisikan kekuasaan sebagai “Kemungkinan untuk memaksakan kehendak terhadap perilaku orang lain, agar dapat dilaksanakan dalam berbagai bidang kehidupan.” Kekuasaan berbeda dengan dominasi, pada dominasi pihak yang berkuasa mempunyai wewenang sah untuk berkuasa bersarkan aturan yang berlaku sehingga pihak yang dikuasai waj ib mentaati kehendak penguasa. Didalam kaitan mi Weber menguraikan bahwa untuk berkuasa pen-dominasi tersebut memerlukan administrasi, sehingga administrasi sama dengan dominasi. Sedang pada kekuasaan semata-mata, pihak yang berkuasa tidak mempunyai wewenang dan pihak yang dipakasa sebetulnya tidak mempunyai kewajiban untuk mentaatinya. Contoh penodong yang meminta sesuatu. Dominasi memerlukan ligitmasi dan masyarakat yang dikuasainya. Dominasi dibedakan menjadi dominasi karismatik, dominasi tradisional, dam dominasi legal-rasional. Pada dominasi karismatik, hubungan pemimpin dan umat adalah kesetiaan dan kepecayaan, aturan yang dianut adalah dibuat sendiri oleh pemimpin, bukan berdasarkan aturan lain. Jika karisma suatu pemimpin memudar atau meninggal dan digantikan oleh putranya maka kepemimpinan biasanya menjadi dominasi tradisional. Sedang dominasi legal adalah ketetapan kuasa pemimpin berdasarkan hukum yang dianut bersama. Proses Politik Pada hakekatnya proses politik adalah proses mencapai kekuasaan. Seringkali muncul konflik, sehingga didalam kajian mi para sosiolog lebih memikirkan teori konflik dan konsensus. Karl Marx melihat tidak mungkin digabung antara konflik dan konsensus, pilihan yang ada adalah masyarakat konflik dan masyarakat harmonis. Konflik bisa dihilangkan hanya jika masyarakat sudah menjadi komunis, karena sumber konflik yaitu ketidak samaan dihilangkan. Tocqueville berpendapat berbeda, pada perkembangan industri dan perkembangn kekuasaan berikutnyaakan muncul negara pusat yang kuat sehingga tidak adalagi konflik dalam arti tidak ada kelompok yang cukup kuat melawannya. Hal mi perlu diimbangi dengan terciptanya pemerintah lokal dan lembaga swadaya masyarakat yang otonom dan ber-oposisi untuk mengimbangi kekuasaan negara pusat. Diskusi Kasus yang upto date, yang isa di analisa dari sudut pandang teori ini, di sampaikan di kelas dan di bahas bersama 23 V. Stratifikasi Sosial. Adalah pembagian masyarakat kedalam keompok-kelompok berdasarkan statusnya yang dimilikinya. Meskipun didalam hukum terdapat acuan bahwa semua warga negara adalah sama di mata hukum, demikianjuga didalam agam dan adat beberapa suku. Tetapi relaita inequality didalam masyarakat tidak bisa kita sangkali. Stratifikasi berdasarkan status yang diperoleh misalnya: yang umum adalah berdasarkan Umur (age stratifikasi), dimana oran g dikelompokkan berdasarkan umumya. Senioritas masih cukup berpengaruh di masyarakat. Pegawai negeri kita masih memakai sistem campuran antara merit sistem (System berdasarkan prestasi).dan sistem senioritas didalam menentukan jenjang kepegawaian. Stratifikasi berikutnya adalah berdasarkan j enis kelamin, lalu stratifikasi berdasarkan kekerabatan, misalnya kerabat dan pihak ibu lebih dihargai dan kerabat dan pihak ayah misalnya. Yang lain adalah stratifikasi berdasarkan keanggotaan kelompok tertentu misalnya Ras, etnis dan kelompok keagamaan tertentu. Startifikasi berdasar pada status yang dicapai. Contoh paling baik adalah dibidang pendidikan (educational Stratification) dan tercermin didalam lapangan pekerjaan antara manajer, eksekutif dan administrasi misalnya. Disamping itu juga stratifikasi berdasarkan ekonomi (economic stratification) yaitu berdasarkan kepemilikan dan penguasaan materi. Jadi System stratifikasi berdasarkan perolehan adalah kelas, system kasta, mayoritas dan minoritas. Keanggotaan strata ini adalah berdasarkan kelahiran, endogami (kawin dengan kelompok sendiri), dukungan institusi bagi perlakuan yang berbeda, dan penerimaan status oleh kelompok yang lebih rendah (yang lebih rendah menganggap bahwa hal itu wajar). Disamping itu dikenal juga strata yang tertutup dan strata yang terbuka, Keterbukaan Strata diukur dengan seberapa sering terj adi sesorang yang mempunyai status tertentu memperoleh status dalam strata yang lebih tinggi. Strata tertutup sama sekali adãlah manakala setiap anggota mmasyarakat tetap berada pada status yang sama dengan orang tuanya, dan dinamakan terbuka sama sekali manakala setiap anggota masyarakat menduduki status yang berbeda dengan status orang tuanya (bisa lebih tinggi atau lebih rendah). Pada kenyataannya tidak ada masyarakat yang demikian, yang ada adalah imbangan diantaranya. Pada masyarakat yang modem diperkirakan hanya 30% anggota masyarakatnya yang memiliki status berbeda dengan orang tuanya. Mobilitas Sosial. Mobilitas berarti perpindahan status dalam stratifikasi sosial. “Social mobilyty refres to the movement of individuals or groups -- up or down -- within a social hierarchy.” Mobilitas intra generasi adalah mobilitas yang dialami seseorang dalam hidup kariernya, sedang antar generasi artinya dia berbeda dengan orang tuanya. Jumlah lapisan dalam masyarakat. 24 Karl Marx hanya melihat dua saja, yaitu borjuis dan proletar. Ada yang mengenakan tiga yaitu atas, menengah dan bawah. Ada yang upper-upper, lower upper, upper — midle, lower midle, upper lower, dan lower-lower. W. Lidle menyebutnya Elit desa, kecamatan, kabupaten, kotamadya dan propinsi. Sayogyo membagi petani Jawa dengan lapisan III (cukup) yaitu memiliki luas tanah 0,5 Ha. Lapisan II (miskin) luas tanahnya 0,25 — 0,5 Ha; dan lapisan I (miskin sekali) luas tanah kurang dan 0,25 Ha. Ada pula yang mengenakan rentang penghasilan sebagai batasan kelas, yaitu penghasilan 1,2 juta setahun, dan yang 1 milyard setahun misalnya. Barber mengungkapkan strata masyarakat yang berbentuk segitiga, semakin keatas semakin sempit (sedikit orangnya). Data th 1990, dan 179 juta penduduk, terdapat 50 orang berpenghasilan 300 juta — 1 milyard, dan 10 orang yang 100 juta —5 milyard. Demikianjuga dalam pendidikan. Th 1971, dan penduduk usia sekolah (umur 10 tahun keatas). 41% tidak bersekolah, 53% SD (33% tidak tamat), 4,3% SLTP, dan 2,0% SLTA, 0,3% Sarjana. Pembagian strata masyarakat mi memiliki jug aberbagai dimensi yang membawa kepada realita di masyarakat, seperti dimensi kehormatan dalam status group, dsb yang menjadikan pembagian mi Iebih kompleks, dan sulit untuk di mengerti secara baku atau absolut, sejalan dengan semakin erkembangnya msyarakat menjadi semakin komplek juga. Sistem Kelas. Didalam sosiologi dikenali juga sistem kelas sosial. Sosiolog klasik menggolongkan hanya berdasarkan kepada ekonomi saja. Sedang Jeffre menyempurnakan menjadi 3 dimensi, yaitu penggolongan yang lebih kepada status ekonomi, pendidikan dan pekerjaan. Masing-masing ternyata dijumpai memiliki dimensi yang berbeda di masyarakat. Contoh seorang Doktor yang tinggi di pendidikan sering tidak kaya (rendah di ekonomi) sebaliknya seorang yang kaya (ekonomi) sering tidak tinggi di pendidikan. Semakin penting status yang perlu di tempati, semakin sedikit tersedia anggota masyarakat yang dapat menempatinya, semakin besar imbalan yang diberikan masyarakat. Stratifikasi di masyarakat j uga timbul karena pembagian kerj a yang memungkinkan perbedaan kekayaan, kekuasaan dan prestise. Perbedaan kelas juga tercermin didalam perilaku, busana, pergaulan dsb. Muncul bendabenda Symbol Status. Bagaimana kita dapat mengenal strata sosial suatu masyarakat? Melalui pendekatan Objektif. Ukuran berupa variabel yang mudah dikenakan seperti jumlah penghasilan, tingginya pendidikan, dan jenis pekerjaan misalnya. Melalui pendekatan subjektif. Yaitu melihat kelas sebagai suatu kategori sosial, sehingga ditandai oleb kesadaran jenis. Dengan pendekatan mi responden diminta mengisi sendiri status kelasnya dengan acuan range tertentu, seperti atas — atas, atas bawah dsb. Pendekatan Reputasional. Dalam hal mi responden diminta menempatkan orang lain didalam skala status tertentu. Jadi dalam hal mi kesadaran kelompok dan interaksi anggota menjadi acuan penting. Diskusi Kasus yang upto date, yang isa di analisa dari sudut pandang teori ini, di sampaikan di kelas dan di bahas bersama 25 VI. Kelompok Sosial dan Hubungan antar kelompok. Tidak ada seseorang yang tidak termasuk didalam satu kelompok sosial, semua aktivitas seseorang pasti bersinggungan dengan kelompok sosial. Konsep Kelompok. Syarat terbentuknya kelompok menurut Bierstedt adalah memilik : a) Organisasi, b) hubungan sosial antar kelompok, dan c) Kesadaran jenis. Berdasarkan itu maka ditemukan 4 jenis kelompok yaitu 1) Statistical group, 2) Societal group (kemasyarakatan), 3) Social group, dan 4) Associational group. Kelompok asosiasi memiliki organisasi, hubungan sosial, dan kesadaran j enis. Terdapat persamaan antara like interest (kepentingan pnibadi) dan common interest, contoh Negara RI, sekolah, OSIS, gerakan pramuka, dsb. Kelompok sosial memiliki kesadaran jenis, hubungan sosial tetapi tidak memiliki keterikatan didalam organisasi, contoh teman, kerabat dsb. Kelompok masyarakat mirip dengan kelompok statistikani adalah kelompok yang hanya memiliki kesadaranjenis, tidak organisasi dan tidak memiliki hubungan sosial. Jadi hanya didapati persamaan di kepentingan pribadi tidak di common interest. Contoh laki-laki dan perempuan. Pada kelompok statistikal lebih kepada pengelompokan berdasarkan data statistik semata untuk kepentingan analysis contoh pengelompokan penduduk berdasarkan umur dsb. Dimensi lain adalah didalam suatu kelompok kemasyarakatan akan muncukl suatu kelompok sosial dan asosiasi, contohnya didalam kelompok wanita (Statistik dan kemasyarakatan) akan dijumpai kelompok Dharma wanita (sosial dan asosiasj) dsb. Merton menyebutkan tiga kriteria bagi suatu kelompok yaitu ada interaksi, kedua pihak mendefinisikan din sebagai anggota, pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok. (interaksi, iner definisi dan outer definisi---istjlah saya). Kiasifikasi kelompok. 1) Durkheim. Solidaritas Mekanik dan Organik. Durkheim mendefinisikan masyarakat yang memiliki solidaritas Mekanik adalah masyarakat sederhana (segmental). Masyarakat tinggal tersebar dan masing-masing kelompok mdapat memenuhi keperluannya sendiri tanpa memerlukan kerja sama dengan kelompok lain (tidak ada interaksi antar kelompok). Masing masing anggota kelompok dapat menjalankan peran yang diperankan oleh anggota lain. Pembagian kerj a belum berkembang, peran anggota sama, sehingga ketidak hadiran seseorang didalam anggota kelompok tidak mempengaruhi aktivitas kelompok. Didalam masyarakat seperti mi yang dipentingkan adalah persamaan perilaku dan sikap. Seluruh masyarakat diikat oleh apa yang disebut collective Conscience. Solidaritas Organik sebaliknya, yaitu solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks yang sudah mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesaling 26 tergantungan antar bagian. Tiap anggota menj alankan peran yang berbeda, dan muncul kesaling tergantungan. Karena itu ketidak hardiran pemegang peran tertentu akan mengakibatkan gangguan pada kelangsungan hidup masyarakat. Misalnya ketidak berperannya petani akan mengakibatkan prosuksi bahan makanan mengalami hambatan dsb. Pada masyarakatjenis ini bukan lagi collective conscience yang jadi pengikat melainakn kesepakatan yang terjalin antara kelompok profesi baik disadari maupun tidak. Hukum yang berlaku adlah hukum perdata dan sanksi restitutif, si pelanggar membayar ganti rugi kepada pihak yang menderita kerugian. 2) Tonnies. Gem ienschaft dan Gesellschaft. Menurut pemahaman Toniies, All intimate, private and exclusive living together... is understood as life in Gemmeinschaft (community,). Geselschafi (society) is public life — it it the world itself ...“ Disini Gemmeinschaft digambarkan sebagai kehidupan bersama yang intim, pribadi dan ekslusif; suatu keterikatan sejak lahir. Seperti Gemmeinschaft of flfe = ikatan dalam pernikahan, Gemmeinschafl di rumah tangga, agama, adat dsb yang berbeda denagn Gesellschaft di perdagangan dan ilmu. Gemmeinschafl dibagi tiga, yaitu a) Gemmeinschafl by blood, yaitu ikatan kekerabatan. b) Gemmeinschafl of place yaituikatan berdasarkan kedekatan letak dan tempat tinggal yang mengacu kepada kehidupan bersama didaerah pedesaan misalnya. c) Gemmeinschaft of mind mengacu kepada hubungan persahabatan yang disebabkan oleh persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong seseorang memiliki hubungan secara tenatur. Gesellschafl merupakan gejala baru, suatu kehidupan publik, sebagai onang yang kebetulan hadir bersama tetapi masingm asing tetap mandiri. Gesellschafl bersifat sementara dan semu. Inti perbedaanya adalah j ika pada Gemeinschaft individu tetap bersatu meskipun terdapat berbagai faktor yang memisahkan mereka, sedang Gesellschaft individu pada dasarnya terpisah meskipun terdapat banyak faktor pemersatu . Gemmeinschafl ditandai dengan kehidupan organik, sedang Gesellschafl ditandai struktur mekanik. Hal mi berlawanan dengan Durkheim, Durkheim menggambakan masyarakat yang segemental justru bersifat mekanik sedangkan kelompok yang terdeferensiasi justru bersifat organik. 3) Cooley. Primary groups Primary Group adalah kelompok yang “characterized by intimate face to face association and cooperation”. Kelompok yang ditandai oleh pergaulan dan kerja sama, tatap muka yang intim. Lingkup terpenting adalah keluarga, teman bermain pada anak kecil, rukun warga serta komunitas orang dewasa. Individu terpadu didalam satu kesatuan sehingga dalam banyak hal din seorang menjadi hidup dan tujuan bersama kelompok. Keterpaduan, simpati dan identifikasi bersama diwujudkan didalam kata “kita”. Kelompok primer mi merupakan jalur penting bagi sosialisasi budaya. Contoh melalui kelompok primer remaja, maka bahasa prokem berkembang, demikian j uga dengan bahasa suku. Ahli lain mendefinikan juga kelompok lain yang tidak seprti primer, yaitu yang formal, 27 tidak pribadi, dan berciri kelembagaan. Kelompok seperti mi disebut dengan Secondary Group. Persoalan yang muncul adalah meskipun syarat prymary group yaitu tatap muka, didapati tetapi j ika “kita” tiddak dipahaini oleh individu, maka prymary group yang terbentuk adalah cacat. Contoh hubungan ayah dan anak yang tidak harmonis. 4) Sumner. In-Group dan Out-Group. Kelompok masyarakat yang primitif, kelompok kecil, tersebar di satu wilayah, dapat disebut sebagai we-group atau in- group dengan orang lain. Kelompok orang lain (othersgroup) atau kelompok luar (out-group). Kelompok dalam ditandai dengan persahabatan, kerjasama, keteraturan dan kedaiman, sedang pada kelompok luar ditandai dengan kebencian permusuhan, pernag, perampokan dsb. Muncul etnocentrism bagi kelompok dalam, akibat dan pemupukan in-group yang kuat terus menerus antar generasi. Pada masyarakat yang modem hal serupa kita dapat jumpai pada patriotisme. Pembagian mi terus berkembagn, pada saät mi sering dijumpai istilah in-gro up feeling yang mengacu kepada rasa atau perasaan bersama didalam in-group. 5) Merton, Membership group dan Reference group. Kenyataan bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok tidak berarti bahwa seseorang akan menjadikan kelompok menjadi acuan bagi cara bersikap, menilai maupun bertindak. Kadang-kadang perilaku seseorang tidak mengacu pada keompok yang didalamnya ia menjadi anggota, melainkan justru pada kelompok lain. Merton mendefinikan kelompok reference (acuan) sebagai suatu kelompok yang beranggota sangat banyak, juga sejumlah besar kelompok yang didalamnya seseorang tidak menjadi anggota. Kelompok mi menjadi acuan bagi sikap, penilaian dan perilaku. Jadi bisa saja anggota suatu kelompok menunjukkan konformitas kepada out-group tertentu dan tidak mengikuti norma in-goupnya. Didalam perubahan perilaku anggota muncul apa yang disebut dengan anticipatory socialization. Yaitu langkah-langkah anggota yang secara orientasi sudah berubah terlebih dahulu sebelum secara nil keanggotaan-nya pada suatu reference group berubah. Contoh anak kelas 3 SMU, meskipun dia masih SMU tetapi orientasi berpikir dan kadang berperilaku sudah seperti mahasiswa. Anticipatory socialization mi menolong penyesuaian anggota baru dalam kelompok yang baru. 6) Variabel Pola (Talcot Parson). Didalam memahami perilaku kelompok suatu masyarakat Parson menolong dengan merumuskan variabel-variabel yang bertentangan satu dengan lain sebagai suatu pasangan, disebut dengan variabel Pola. Parson mengidentifikasjkan lima perangkat dilema yaitu: 1) affectivity-affective neutrality, 2) specificity - diffuuseness, 3) universalism-particularism 4) quality-performance 5) self-orientation collectivifity orientation Dikotomi yang pertama affectivity-affective neutrality. Menunjuk kepada ada tidaknya rasa 28 kasih sayang atau kebencian dalam suatu interaksi. Contoh adalah hubungan antara ayah dan anak dalam keluarga, ikatan kekerabatan, maka sikap afektive akan kuat. Tetapi pada hubungan antara atasan dan bawahan, guru dan murid, atau nasabah bank dengan langganannya yang diharapkan adalah afective-neutrality — ketiadaan sikap afective. Specifciity — diffuseness mengacu kepada pertentangan antara kekhususan dan kekaburan. Seorang anak dirumah dalam interaksi dengan orang tua sering berdasar kepada kekaburan, artinya jika anak memecahkan piring pada waktu makan pagi, dia akan diomelin sepanjang hari meskipun aktivitas lain tidak ada kaitannya dengan makan. Sebaliknya pada saat di sekolah dia mungkin mendapat nilai jelek matematika dan dimarahi gurunya, tetapi ketika jam pelajaran berganti dia mungkin dipuji karena menyanyi dengan bagus pada pelajaran kesenian misalnya (kekhususan). Universalis-particularism mengacu kepada diapakai tidaknya ukuran universal. Seseorang mungkin berperilaku universal pada kelompok tertentu, dan tidak pada kelompok yang lain. Quality-performance, mengacu kepada situasi yang didalamnya orang harus memutuskan apakah yang penting faktor yang dibawah sejak lahir ataukah suatu perangkat prestasi tertentu. Contoh hubungan guru-murid, pelatih — team sering hubungan performance lebih menonjol. Self-orientation dan collective-orientation menitik beratkan orientasi pelaku pada suatu bubungan. Pada hubungan perniagaan sering self-orientation menjadi utama. Sebaliknya pada saat seorang endeta melayani jemaat maka orientasi collektif akan berperan. 7) Gerzt, priyayi, Santri dan Abangan Pembagian ini diteliti sekitar th 1950-1960 di Jawa Timur, dimana Gerzt menemukan pola budaya orang Islam Jawa yang terbagi menjadi 3 yaitu santri ditandai dengan ketaatannya didalam beribadah, Priyayi sebagai birokrat atau pegawai negeri atau pegawai Belanda, dan abangan yang merupakan kalangan banyak. Pada segmentasi berikutnya pembagian mi menimbulkan pro dan kontar lalu dibagi lagu menjadi priyayi-santri misalnya, santri desa - santri kota dsb. Tetapi yang jelas kelompok ini memiliki simbols simbol sendiri dan perilaku sendiri. Kelompok Formal dan Informal. Didalam suatu kelompok formal, sering dijumpai kelompok informal. Misalnya begitu seorang tenaga dosen masuk didalam suatu institusi pendidikan (kelompok formal) misalnya, biasanya selang beberapa saat dia akan menjalin hubungan dengan dosen dan karyawan lain didalm kelompok informal. Dan sering kali lebnih ekstrim, nilai dan panutan dan kelompok informal bertentangan dengan nilai dan panutan pada kelompok formal dimana mereka menjadi anggotanya. Contoh : Kelompok siswa SMA kadang memiliki aturan dan nilai bertentangan dengan kelompok formal dimana dia bersekolah, misalnya taat kepada Guru, mengerjakan Tugas sebagai murid yang merupakan aturan Kelompok formalnya sering bertentangan dengan aturan kelompok informalnya. Hubungan antar Kelompok Kriteria pengelompokan berdasar kepada 29 1. fisiologis, yaitu jenis kelamin, usia, ras; 2. Kelompok yang diikat oleh persamaan kebudayaan, seperti etnis, jug agama; 3. Kroteria Ekonomi, 4. Perilaku. Seperti yang caat fisik, cacat mental, dsb. Hubungan antar kelompok ditelaah dalam 4 dimensi, yaitu 1. Dimensi Sejarah. 2. Dimensi Sikap, yang diamati adalah sikap kelompok satu terhadap kelompok lain. 3. Dimensi institusi, misalnya insitusi sering memperkuat dimensi sikap, institusi ekonomi, politik memperkeruh diskriminasi ras misalnya. 4. Dimensi gerakan sosial. Kajian mi memperhatikan berbagai gerakan sosial yang sering dilancarkan suatu kelompok untuk membebaskan din dan dominasi kelompok lain. Kelompok mayoritas dan Minoritas. Mayoritas Didefinisikan sebagai suatu kelompok kekuasaan; menganggap dirinya normal, kelompok lain tidak normal, serta lebih rendah karena memilikj din tertentu (fisik, ekonomi, bidaya dan perilaku). Karenanya kelompok lain (minoritas mengalami eksploitasi dan diskriminasj). Mayoritas disini dihubungkan dengan kekuasaan,tidak banyaknya jumlah anggota kelompok, j adi adakemungkinan jumlahnya sedikit tetapi mayoritas. Ada juga istilah dominant majority culture Ras. Terdapat problem yang tidak pernah selesai antara pendefinisian Ras sebagai persamaan ciri fisik dan sosial. Artinya seseorang mungkin saja tidak dikelompoldcan kedalam kelompok ras karena keturunan, tetapi lebih karena faktor sosial. Perilaku yang ekstrim mendominasj ras kelompok lain disebut Rasisme (ideologinya yang j adi penekanan, kalau praktek diskriminasinya disebut Rasialisme). Etnis. Seperti Ras yang menggunakan persamaan ciri fisik, etnis menggunakan ciri kebudayaan. Etnis digolongkan juga sebagai Gemeinschaft. Pola Hubungan Antar Kelompok. Akulturasi. Kebudayaan berbaur dan Terpadu. Bisa terjadi pada kelompok masyarakat yang posisinya sama maupun tidak sama. Dapat dilihat pada cara makan, cara berbusana, bahasa dsb. Dekulturasi sering mengikuti Akulturasi, artinya budaya yang ash kadang tertutup dan hilang. Dominasi. Jika kelompok Ras tertentu menmguasai kelompok lain. Contoh ekstrim adalah genocide, pengusiran, perbudakan dsb. Beberapa sering disebut sebagai paternalisme yaitu kekuasaan kelompok pendatang kepada kelompok pribumi. Integrasi adalah suatu keadaan dimana kesadaran adanya perbedaan ras tetapi tidak diberikan makna penting pada perbedaan tersebut. Pluralisme, adalah pola hubungan yang didalamnya mengenal pengakuan persamaan hak politik dan hak perdata semua warga masyarakat dan memberikan arti penting lebih besar pada kemaj emukan kelompok ras daripada pola integrasi. Dimensi Sikap. Prasangka, yaitu sikap permusuhan yang ditujukan kepada kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri yang tidak menyenangkan. Dugaan 30 tersebut tidak didukung oleh pengetahuan, pengalaman maupun bukti yang memadai. Mengapa orang berprasangka? Menurut teori frustrasi — agresi, seseorang atau kelompok tertentu akan melakukan agresi (penyerangan) manakala usahanya untuk memperoleh kepuasan terhadalang. Jika Agresi tidak dapat ditujukan kepada kelompok sasaran maka akan dipakai kelompok kambing hitam. Stereotip. Mirip prasangka, tetapi ditempatkan pada dua posisi yang berlawanan antara kelompoknya sendiri dengan kelompok lain. Stereotip mengacu kepada kecenderungan bahwa sesuatu yang dipercayai orang bersifat terlalu menyederhanakan dan tidak peka terhadap fakta objektif. Stereotip adakalanya benar tetapi tidak selalu demikian. Stereotip negatip misalnya pandangan tentang Ras tertentu, stereotip positif misalnya pandangan kalau wanita itu halus, lembut dan menyenangkan, berbeda dengan pria. Dimensi Insitusi lebih mengutamakan pembedaan berlanjut kepada instusi baik politik maupun ekonomi. 31 VII. Konformitas dan Penyimpangan. Konformitas ini berhubungan dengan prosese sosialisasi. Sebab didalam sosialisasi terjadi konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi yang didalamnya seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompok. Laki-laki berperilaku sesuai dengan harapan kelompok tersebut tentang bagaimana seharusnya laki-laki berperilaku. Demikian juga perempuan. Jadi identitas laki-laki dan perempuan adalah diberikan oleh kelompok kepada orang tersebut. Penyimpangan. Adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.Penyimpangan yang terususun disebut deviant institution. Contohnya adalah organized crime (kejahatan terorganisasi). Mengapa terjadi penyimpangan ? Teori Differential association (pergaulan yang berbeda). Contoh adalah proses menghisap ganja, terjadi karena pergaulan yang intim dengan pecandu. Teori Labeling, yaitu pemberian cap, etiket, merk yang diberikan masyarakat. Mula-mula mungkin seseorang melakukan primary deviation (penyimpangan primer) yaitu melakukan penyimpangan satu-dua kali saja, tetapi karena masyarakat melabel demikian maka dia akan melanj utkan menj adi secondary deviation, sehingga mulai menganut gaya hidup yang menyimpang (deviant life style, dan lebih jauh menj adi deviant career). Merton meneliti proses seseorang mengadopsi perilaku meyimpang adalah sebagai berikut: Cara Adopsi 1. 2. 3. 4. 5. Conformity Inovation Ritualism Retreatism Rebellion Tujuan Budaya + + (+) Cara yang di Instusionalisasikan + + (+) Keterangan: 1) Pada Konformitas seseorang mengikuti tuj uan yang di tentukan masyarakat, dan mengikuti cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tuj uan tersebut. 2) Innovation (adaptasi) perilaku mengikuti tujuan tetapi mengikuti cara yang dilarang masyarakat. Contoh Mahasiswa memalsukan Ijazah. Tujuan masyarakat kepada mahasiswa adalah menerima Ij azah, tetapi caranya memalsu stempel dan tanda tangan Dekan! rektor. 32 3) Ritualisme, perilaku seseorang telah meninggalkan tujuan budaya namun masih tetap berpegang pada cara yang telah digariskan masyarakat. 4) Retreatisme, Tidak mengikuti tujuan dan cara, contoh: orang Gila 5) Rebellion orang tidak mengakui struktur yang ada melainkan menciptakan struktur yang baru. Tujuan budaya dianggap sebagai penghalang, dan carajuga tidak diakui. Teori Fungsi dan Durkheim, dia berpendapat bahwa keseragaman dan kesadaran moral terhadap nilai luhur budaya tidak rnungkin dicapai semua orang, karena latarbelakang yang berbeda. Didalam suatu kelompok masyarakat pasti didapati orang jahat. Bahkan karena ada kejahatan maka moralitas menjadi penting dan bisa di tegakkan. Intinya bagaimana masing-masing element kelompok masyarkat manjalankan fungsinya. Teori Konflik. Dicetuskan oleh Marx. Kejahatan terkait dengan perkemabngan kapitalisme. Apa yang merupakan perilaku menyimpang didefiniiakan oleh kelompok berkuasa didalam masyarakat untuk kepentingan din sendiri. Hukum adalah melayani penguasa. Termasuk juga hukum pidana. Hal ini dijumpai pada mayoritas orang yang dipidana adalah kelompok miskin, jarang orang kaya di hukum. VII. Perilaku Kolektif Kerumunan adalah sej umlah individu yang karena satu dan lain hal kebetulan berkumpul bersama. Tetapi menurut pikiran prikologis, kerumunan adalah sekumpulan orang yang mempunyai ciri baru yang berbeda sama sekali dengan ciri individu yang membentuknya. Mengapa suatu kerumunan terbentuk ? Le Don menguraikan hal mi karena: 1. Faktor kebersamaan dengan orang lain menyebabkan seseorang yang semula bisa mengendalikan diri memproleh kekuatan baru. 2. Faktor penularan (contagion) seperti suatu gej ala hipnotis, didalam suatu kerumunan setiap perasaan dan tindakan bersifat menular. 3) Faktor suggestibility, didalam kerumunan seorang individu mudah dipengaruhi, dipercaya, taat. Mirip seperti robot yang mudah digerakkan. Teori diatas sering disebut sebagai teori penularan. Teori Emergent norm adlaah menyatakan bahwa didalam kerumunan muncul aturan baru yang diluar diperkirakan. Teori konvergensi menyebutkan kerumumnan terbentuk dan kelompok orang yang mempunyai dorongan, maksud dan kebutuhan yang serupa. Contoh lebih mudah terjadi kerumunan pada kelompok mahasiswa satu perguruan tinggi dibanding kelompok antrean penumpang angkota atau kereta api misalnya. Menurut Smelser perilaku kolektif melewati 6 proses, yaitu : 1) Stuctural conduciveness, yaitu struktur sosial yang memudahkan munculnya perilaku kolektif, contoh : Penarikan dana nasabah BCA akibat perobahan struktur sosial th 1998. 2) Structural strain. Ketegangan struktural, semakin tegang semakin besar peluang terjadi perilaku kolektif. Contoh Kesenjangan ekonomi. 3) Growth spread of ageneralized belief. Berkembang kepercayaan umum, desas — desus, opini publik dsb. 33 4) Precipitating factors, terdapat faktor yang mendahului. Faktor penunjang kecurigaan dan kecemasan yang terkandung didalam desas-desus. Contoh Harga $ US yang terus meningkat th 1998, 5) Mobilisasi, pemimpin banyak memobilisir anggota kerumunan untuk bertindak. 6) Pengendalian sosial. Faktor ini mencegah, menggangu proses terdahulu. Gerakan Sosial. Social movement adalah salah satu bentuk dan perilaku kolektif. Gerakan sosial ini dipandang sebagai segi kolektifnya, segi kesengajaannya, organisasi dan kesinambungannya. Didefiniskan sebagai suatu aliansi sejumlah besar orang, yang berserikat untuk mendorong atau menghambat suatu segi perubahan sosial dalam suatu masyarakat. Gerakan sosial memiliki tujuan dan kepentingan bersama(berbeda dengan kerumunan), juga ada ayng mempunyai tujuan jangka panjang, menggunakan cara diluar institusi yang ada (demo misalnya). Macam gerakan Sosial: Besarnya Perubahan Yang dikehendaki 34 Sebagian Menyeluruh Type perubahan yang dikehendaki Perubahan Perorangan Perubahan Sosial Alternatif Movement Reformatif Movement Redemptive Transformatif Movement Movement VIII. Perubahan Sosial. Perubahan sosial adalah salah satu bahasan penting didalam sosiologi dinamik (berbeda dengan statika). Pola perubahan Sosial: 1. Lenear. Semua masyrakat berubah melalui tahapan-tahapan dan linear sifatnya, yaitu a. Tahap teologis dan militer, lalu b. Metafisik dan Yuridis, c. Tahap Ilmu pengetahuan dan industri. Ada juga yang mengatakan evolusioner dan homogen ke komples. 2. Siklus. Seperti roda, suatu masyarakat berkembang naik dan turun. Masyarakat dan budaya muncul dan hilang seperti ombak, contoh budaya Mesir, Romawi, Yunani yang silih berganti dengan corak yang berulang. 3. Gabungan bebarapa pola. Perobahan sosail abad 20 membagi dunia menjadi Barat, Timur dan sedang berkembang misalnya. Teori modern. Teori Modernisasi. Menganggap semua negara terbelakang akan menempuh jalan yang sama dengan negara industri maju di Barat sehingga kemudian akan menjadi negara berkembang melalui proses modernisasi. Teori ketergantungan. Akibat perkembangan dunia yang tidak merata mulai muncul kelompok negara-negara yang terbelakang dan selalu tergantung kepada negara industri. Teori Sistem Dunia. Negara pusat (Barat, Amreika dan Eropa) dan periferi (Asia, Africa), lalu muncul kebangkitan timur (Jepang, Cina dan India). Nof. SUMBER : Sunarto, K. 2000. Pengantar Sosiologi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. (buku pegangan). Abdullah, T. & Van Der Leeden, A.C., 1986. Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas, yayasan Obor Indonesia, jakarta. (untuk membahas Fakta sosial dan Solidaritas Sosial). Kontowijoyo, . Budaya dan Masyarakat.Tiara wacana, Jakarta. (untuk membahas Perubahan Sosial). Lawang, R.M.Z., 1985. Buku Materi Pengantar Sosiologi, Karunika Jakarta. (untuk memperkaya pokok diskusi). Wagiyo, M.S., 2004. Cet.4. Teori Sosiologi Modern. Pusat penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta. http://search.nndb.com/search/nndb.cgi?nndb=1&omenu=unspecified&query=cooley 35