sosiologi 2sks

advertisement
SOSIOLOGI
2SKS
Bambang Harjono M.Si
STT INTI
BANDUNG
1
DAFTAR ISI
BAB
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
X.
2
Sylabus
Pengantar Sosiologi dan Sosiologi didalam teori.
Sosialisasi
Interaksi sosial.
Tatanan dan Institusi Sosial.
Stratifikasi Sosial.
Kelompok sosial dan hubungan antar kelompok.
Konformitas dan Penyimpangan
Perilaku kolektif
Perubahan sosial
Halaman
1.
5.
13.
16.
19
24
26
32
33
35
Sylabus :
Matakuliah : Sosiologi
Bobot : 2 SKS
Deskripsi : Matakuliah ini membahas tentang teori, prinsip dan metode-metode ilmu
Sosiologi, dalam rangka menjelaskan aktivitas-aktivitas pokok dalam
masyarakat. Karena ini matakuliah sosial yang mempelajari masyarakat, maka
disetiap pokok bahasan dilengkapi dengan diskusi dan review studi kasus,
sehingga mahasiswa selalu didorong untuk melihat keterkaitan antara teori
dan relita masyarakat di sekitarnya.
Tujuan :
1. Mahasiswa memiliki wawasan yang komprehensip tentang ilmu Sosiologi.
2. Mahasiswa mampu menggunakan metode sosiologi untuk menganalisis suatu
masyarakat, baik memahami perilaku masyarakat sampai memahami masalahmasalah sosial didalam kelompok masyarakat.
No : Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok-pokok Isi
Keterangan
1
Mahasiswa memahami Konsepkonsep dasar teori Sosiologi dari
tokoh-tokoh Sosiologi.
Pengantar Sosiologi dan Sosiologi
didalam teori.
Dua Sessi
2
Mahasiswa memahami sosiologi
berkembang melalui sosialisasi
antar generasi.
Sosialisasi
Satu Sessi
3
Mahasiswa memahami perilaku
Interaksi sosial.
Masyarakat melalui proses interaksi
sosial yang terjadi di tengah
mereka.
Dua Sessi
4
Mahasiswa memahami tatanan
sosial yang menopang berdirinya
suatu masyarakat.
Tatanan Sosial
Satu Sessi
5
Mahasiswa memahami Institusi
Sosial sebagai penjaga keutuhan
suatu masyarakat.
Institusi Sosial.
Satu Sessi
6
Mahasiswa memahami bahwa
terdapat pola strata sosial yang
beragam didalam suatu kelompok
masyarakat.
Stratifikasi Sosial.
Satu Sessi
7
Mahasiswa memahami berbagai
macam masyarakat melalui
kelompok-kelompok sosialnya.
Kelompok sosial dan hubungan antar Satu Sessi
kelompok.
8
Mahasiswa memahami mekanisme
masyarakat didalam menghadapi
perubahan yaitu konformitas dan
Konformitas dan Penyimpangan
3
Satu Sessi
penyimpangan.
9
Mahasiswa memahami perilaku
kolektif masyarakat yang berbeda.
Perilaku kolektif
Satu Sessi
10
Mahasiswa memahami perubahan
sosial yang selalu terjadi didalam
suatu masyarakat.
Perubahan sosial
Satu Sessi
11
Test
Dua sessi
Evaluasi :
1. Keaktifan di kelas dalam diskusi dan meresponi pertanyaan. (10 % untuk total
Nilai)
2. Final Test dan Tengah Test, (50 % untuk total nilai)
3. Tugas essay berkenaan dengan topik terkait, (40 % untuk total nilai).
Buku Acuan :
Sunarto, K. 2000. Pengantar Sosiologi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Jakarta. (buku pegangan).
Abdullah, T. & Van Der Leeden, A.C., 1986. Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas,
yayasan Obor Indonesia, jakarta. (untuk membahas Fakta sosial dan
Solidaritas Sosial).
Kontowijoyo, . Budaya dan Masyarakat.Tiara wacana, Jakarta. (untuk membahas
Perubahan Sosial).
Lawang, R.M.Z., 1985. Buku Materi Pengantar Sosiologi, Karunika Jakarta. (untuk
memperkaya pokok diskusi).
Wagiyo, M.S., 2004. Cet.4. Teori Sosiologi Modern. Pusat penerbitan Universitas
Terbuka. Jakarta.
http://search.nndb.com/search/nndb.cgi?nndb=1&omenu=unspecified&query=cooley
4
BAB I. Konsep dan Definisi
Pengantar :
Orang mulai berpikir sosiologi pada saat mendapati bahwa ada persoalan didalam
masyarakat, pada saat menghadapi krisis, dimana sesuatau yang tadinya dianggap siudah
tetap dan baku kemudian berubah, maka orang mulai berpikir tentang sosiologi.
Sosiologi secara umum pada awal ini adalah ilmu tentang masyarakat, apa itu sosiologi,
dan apa itu masyarakat semuanya adalah ada didalam tataran konsep. Ini yang
membedakan dengann ilmu-ilmu alam atau eksakta, dimana objek mater nya adalah
sesuatu yang tetap dan bisa diamati. Sedang Sosiologi objek maternya adalah masyarakat,
apa itu ? sesuatu yang tidak bisa di raba dan pegang beda dengan Tanaman, Hewan atau
Tanah yang termasuk didalam alam. Karena masyarakat adalah konsep, definisi,
stattement, teori dan karena itu langkah pertama untuk masuk didalam konsep-konsep
sosiologi, dan masyarakat, baik adalah memulai dengan materi apa itu konsep.
Sosiologi adalah mempelajari tentang tiga pokok permaslahan yaitu : Individu, Masyarakat
dan hubungan antar keduannya. Aliran-aliran didalam teori sosiologi dapat dikelompokkan
menurut ketiga permasalahan tersebut.
Anak kecil akan mengerti bahwa nasi adalah sesuatu yang dihubungkan dengan sesuatu
yang ada di meja makan dimana dia harus makan setiap hari supaya kenyang, dan kita
merasa aneh jika mendapati orang dewasa tidak tahu apa itu nasi. Artinya nasi adalah
konsep yang di kaitkan dengan sebuah benda tertentu. Hidup kita penuh dengan konsep.
Kita belajar lingkungan alam melalui konsep-konsep, kita juga belajar lingkungan sosial
melalui konsep-konsep sosial.
Hidup bermasyarakat adalah belajar konsep-konsep, anak belajar nasi,makan, air dan lainlain. Pada tingkat persiapan ini perlu belajar konsep-konsep dasar tentang sosiologi.
KONSEP SOSIOLOGI.
Konsep adalah pengertian yang menunjuk kepada sesuatu. Pengertian ini dapat di nyatakan
dalambentuk kata, nama, atau pernyataan simbol. Sehingga konsep dapat di artikan sebagai
kata yang menunjuk kepada sesuatu.
Kaat sesuatu yang terdapat didalam definisi itu bisa berbentuk benda (buku yang kita
baca), berbentuk gerakan (berjalan) atau berbentuk keadaan (kemerdekaan sejak th 1945)
Atau juga benda yang tidak keliihatan seperti Allah.
Konsep menjadi dua macam, yaitu apakah menunjuk kepada seuatu yang bisa dilihat
(dikatakan konsep kongkret atau observable bisa diamati) atau sesuatu yang tidak dapat
di lihat.Meskipun konsep kongkret dan observable adalah berasal atau menunjuk kepda
benda yang bisa dilihat, tetapi konsep kongkret bersifat abstrak. Konsepbuku berbeda
dengan benda buku itu sendiri. Abstark = bahasa latin ab a yang berarti dari, dan trahere
menarik, jadi konsep adalah ditarik dari objek konsep itu, yang di tarik adalah assence
(inggris) karakteristik, hakekat. Konsep adalah abstraksi, itu sebabnya selalu abstrak.
Mc Kinney membagi konsep menurut tingkat abstraksinya dibagi menjadi menjadi 1)
Konsep konkreta yaitu sama dengan observabel (dapat di observasi), 2) konsep
abstrakta, adalah di tarik dari konsep konkreta dan 3) Konsep Illata di tarik dari konsep
abstrakta jadi lebih abstrak lagi.
5
Konsep sosial adalah konsep yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari . Dan tidak
dapat dihindari, setiap orang memerlukan konsep ini didalam berkomunikasi, misalnya
“nasi”, “:rumah”, “papa” “mama” dsb, dari kecil seorang anak belajar tentang konsep,
yang biasanya dimulai dengan konsep yang kongkret, seiring dengan pertumbuhan seorang
anak akan menjadi bisa menggunakan konsep abstark, misalnya “sosial”, “kota” “ desa”
dsb.
Fungsi Konsep :
Definisi :
Definisi adalah dikenakan kepada konsep yang belum ada batasannya, atau definisi adalah
konsep yang dibatasi supaya orang tahu apa arti kata atau konsep tersebut. Definisi = de
(latin) lengkap dan finere (latin) membatasi, digabungkan artinya memmbatsi dengan
lengkap.
Didalam Definisi terdapat :
1. Definiens artinya “yang membatasi”
2. Definiendum artinya “yang harus dibatasi dengan lengkap”..
Contoh : Definisi yang benar adalah “Kursi adalah tempat duduk yang berkaki dan
bersandaran”, definisi yang tidak benar adalah “kursi adalah kursi”.
Sosiologi penuh dengan konsep dan definisinya, bagaimana kita memahami konsep dan
definisi tersebut, perlu berlatih memahami apa itu definisi (definiendum dan definiens).
Contoh “Alienasi” adalah istilah Sosiologi, artinya sering orang bilang “keterasingan”, itu
terjemahannya bukan arti dari sefinisi Alienasi, yang sebetulnya adalah keadaan seseorang
yang dikonfrontasikan dengan atau oleh miliknya sendiri. Definisi ini tentu masih asing
dan kurang dimengerti ? meskipun sudah ada definiens (yang membatasinya). Apa arti
konfrontasi dalam istilah sosiologi ? Contoh saya ingin mengendarai Vespa, dalam pikiran
saya Vespa itu baik dan menyenangkan untuk dikendarai, lalu saya memberli Vespa (jadi
6
milik saya), tetapi setelah memiliki Vespa ternyata saya memerlukan usaha keras lain
untuk bisa menggunakan Vespa, saya perlu SIM, belajar mengendarai dan itu perlu latihan.
Akhirnya saya merasa tidak suka dengan Vespa (terpisah, terasing) dengan benda milik
saya sendiri. Begitu pula dengan Alienasi (tentu bukan dengan Vespa terasingnya,
melainkan dengan kodrat sebagai manusia dsb.).
Beberapa tokoh Sosiologi klasik adalah:
1.Auguste Comte (1798-1857).
Nama Sosiologi adalah ciptaan dan Comte, gabungan dan
Socius dan Logos. Pikiran Comte adalah “hukum kemajuan
manusia” atau hukum tiga jenjang. Yaitu hukum sejarah
manusia yang harus melewati tiga jenj ang, yaitu jenjang
teologi, jenjang metafisika, dan jenjang positf. Jenjang
Teologi manusia berusaha menjelaskan gej ala disekitarnya
dengan mengacu pada hal yang bersifat adikodrati; pada
jenjang kedua manusia mengacu pada kekuatan metafisik
atau abstrak; pada jenjang ketiga atau tertinggi manusia
menjelaskan gejala alam maupun sosial dengan mengacu
kepada deskripsi ilmiah — didasarkan pada hukum
ilmiah. Karena itu Comte sering disebut sebagai tokoh
Isidore Marie Auguste
positivisme.
François Xavier Comte
Ciri metode Positif adalah objek yang dikaji harus
berupa fakta, kajian harus bermanfaat serta mengarah
ke kepastian dan kecermatan. Sarana yang menurut
Comte dapat digunakan untuk melakukan kajian
adalah:
1) Pengamatan,
2) Perbandingan,
3) Eksperiment dan
4) Metode Historis.
Ilmu Sosiologi dimata Comte adalah sama ilmiahnya
seperti ilmu eksakta, dikatakan sosiologi sebagai
Ratunya ilmu. Ilmu sosiologi dibagi menjadi 2 yaitu
Social Statics dan Social Dynamics. Sosiologi Statika
berbicara mengenai struktur sosial, institusi sosial dan
hubungannya satu dengan yang lain, Sosiologi
Dynamika berbicara mengenai Perubahan Sosial.
2. Peter Berger.
Sosiolosi menurut Berger adalah studi ilmiah
mengenai hubungan antaramasyarakat dan individu.
1. Sosiologi = Ilmu, ilmiah
2. Sosiologi bersifat teoritis
3. Sosiologi bersifat kumulatif
4. Sosiologi tidak bersifat menilai
7
Born: 19-Jan-1798
Birthplace: Montpellier,
France
Died: 5-Sep-1857
Location of death: Paris,
France
Cause of death: unspecified
Remains: Buried, Cimetière
du Père Lachaise, Paris,
France
Gender: Male
Religion: Atheist
Race or Ethnicity: White
Sexual orientation: Straight
Occupation: Sociologist, Phi
losopher
Nationality: France
Executive
summary: Positivist founder
of Sociology
Father: Louis Comte (tax
official)
Mother: Rosalie Boyer
Wife: Caroline Massin (m.
1825, div. 1842)
3.Karl Marx(1818 — 1883).
Lahir di Jerman dan keluarga Rohaniwan Yahudi dan menyelesaikan
sarjananya di Universitas Berlin th 1841. Marx dikenal sebagai tokoh
sejarah ekonomi, filsafat dan aktivis yang mengembangkan teori
sosialisme.
Suka dengan gerakan dan pandangan radikal. Pandangan sosiolgi Marx
yang menonjol adalah teori kelas. Bahwa sejarah perkembangan
masyarakat adalah sejarah perjuangan kelas. Akibat berkembangnya
Kepitalisme, tumbuhlah dua kelas yang berbeda, yaitu kelas orang yang menguasai alat
produksi, yang dinamakan kaum bourgeoisie, dan kelas orang yang dieksploitasi karena
tidak menguasai alat produksi disebut kaum proletar.
Didalam proses berikutnya kaum proletar akan bersatu dan melakukan revolusi melawan
kaum borjuis, dan kaum proletar akan menang dan menjadi masyarakat tanpa kelas. Itu
teori Karlmarx.
Meskipun teori mi tidak pemah terwujud, tetapi pola
pikir stratifikasi sosial dan konflik tetap menjadi
acuan bagi pemikir sosiologi berikutnya.
Diskusi Kasus yang upto date, yang isa di analisa
dari sudut pandang teori ini, di sampaikan di kelas
dan di bahas bersama. Kasus Kapitalisme dan
sorotannya.
3.Emile Durkheim. (1885-1917).
Dialam bukunya The Devision of Labour, Durkheim
mencermati sebagai akibat dan pertumbuhan industri,
dimana mesin sudah masuk ke pabrik berdampingan
dengan tenaga manusia, maka mau tidak mau terdapat
pembagian kerja dan tuntutan spesialisasi dan
tenaga manusia semakin rinci.
Gejala pembagian kenja juga melanda bidang
pertanian dan pemiagaan, politik dan seluruh aspek
kehidupan manusia.
Setiap masyarakat manusia memerlukan solidaritas,
yaitu solidaritas mekanik yang berdasarkan kepada
persamaan dan solidaritas organik yang berdasarkan
kepada fungsi dan saling ketergantungan.
Solidaritas mekanik dijumpai pada masyarakat
sederhana yang segmental, dimana belum terdapat
pembagian kerja yang berarti, apa yang dapat
dilakukan oleh seorang anggota masyarakat biasanya
dapat dilakukan pula oleh orang lain.
Durkheim juga menyebut apa yang dikatakan
conscience collective sebagai dasar ikatan solidaritas
8
David Émile Durkheim
Born: 15-Apr-1858
Birthplace: Épinal, France
Died: 15-Nov-1917
Location of death: Paris,
France
Cause of death: Stroke
Remains: Buried, Cimetière de
Montparnasse, Paris, France
Gender: Male
Religion: Jewish
Race or Ethnicity: White
Sexual orientation: Straight
Occupation: Sociologist
Nationality: France
Executive summary: Rules of
the Sociological Method
Founder of journal L'Année
Sociologique.
Father: (rabbi)
Son: (d. 1916 WWI)
High School: Lycée Louis le
Grand
University: École Normale
Supérieure, Paris (1879-)
Professor: University of
Bordeaux (1887-1902)
Professor: University of
Paris (1902-)
Author of books:
De la division du travail
social (1893, doctoral thesis)
Le Suicide (1897)
Les Règles de la méthode
sociologique (1895)
Les Formes élémentaires de la
vie religieuse (1912)
L'Évolution pédagogique en
France (1938)
mekanik. Yaitu type solidaritas yang berdasarkan kepada kepercayaan dan kesetiakawanan
yang menyebar rata pada semua anggota masyarakat.
Didalarn proses berikutnya masyarakat mengalami perubahan
yaitu deferensiasi sehingga solidaritas berkembang menjadi
solidanitas organik yang berdasarkan kepada kesaling
tergantungan yang besar dengan kelompok lain, karena satu
dengari yang lain saling membutuhkan dan tidak dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri. Solidaritas ini diatur oleh
Hukum (Law) bukan Conscience collective. Kajian ini nanti
dibahas di Bab berikutnya.
Durkheim juga mengajukan teori tentang Fakta Sosial, yaitu
“fakta yang berisikan cara bertindak, berpikir dan merasakan yang berada diluar
individu, yang mempunyai kekuatan memaksa yang mengendalikan individu tersebut”.
Fakta sosial ini adalah juga cara bertindak baik yang telah baku ataupun tidak, yang dapat
melakukan pemaksaan dan luar terhadap individu.
Contoh Seorang Bayi yang belajar dan orang tuanya.; Pembagian kerja di sektor ekonomi;
bunuh din dsb.
Masalah Hukum, moral, kepercayaan adat, cara berpakaian, tatanan ekonomi dsb.
Fakta sosial ini mengendalikan dan jika individu melanggar akan terkena sanksi.
Sosiologi mempelajari tentang fakta sosial seperti mi.
Buku berikutnya tentang Suicide atau bunuh diri. Dalam kajian ini Durkheim membahas
tentang Fakta sosial yang terjadi dimasyarakat yaitu angka bunuh diri. Berdasarkan data
kuantitatif, dan di analisis dengan menggunakan tabel frekwensi dsb yang sampai saat ini
masih diikuti orang untuk melakukan penelitian sosial.
Jenis bunuh diri seperti Altruistic Suicide (integrasi sosial yang terlalu kuat) yaitu
dikalangan militer terdapat indikasi orang mau mati untuk menyelamatkan team militemya,
atau Egoistic Suicide (integrasi sosial yang terlalu lemah) yaitu orang melakukan bunuh
din karena ikatan kelompok didalam agamanya terlalu lemah, masyarakat yang dilanda
krisis politik, atau keluarga kurang kuat ikatannya.
Dan ada jenis anomic suicide, yaitu orang bunuh diri karena masyarakat tidak lagi
memberi pegangan lagi kepada warganya. Kesimpulannya faktor penyebab bunuh diri
bukan pada pribadi bersangkutan tetapi kepada penyebab dan luar (Fakta Sosial).
9
Diskusi Kasus yang upto date, yang isa di analisa dari sudut pandang teori ini, di
sampaikan di kelas dan di bahas bersama. Kasus 1) Solidaritas mekanik dan organik, 2)
Fakta sosial yang memaksa perilaku individu.
4. Max Weber (1864— 1920).
Lahir di Jerman dan lulus sekolah di Berlin dan berkerja sebagai
ahli Hukum. Argumen Weber yang menonjol pada th 1904 adalah
kajian tentang munculnya kapitalisme di Eropa Barat bersamaan
dengan berkembangnya Calvinis pada orang protestan. Sehingga
dia setuskan Protestan Ethic.
Weber juga mencetuskan bahwa Ilmu Sosilogi adalah ilmu yang
berupaya memahami tindakan sosial..”Sociology is a science
which attempts the interpretive understanding of social action in
order thereby to arrive at a causal explanation of its course and effects.”
Weber mengembangkan apa yang disebut dengan Tindakan Sosial,
tidak semua perilaku manusia bisa disebut ebagai tindakan sosial,
tindakan sosial hanyalah tindakan manusia yang dilakukan
dengan mempertimbangkan perilaku orang lain, dan
berorientasi pada perilaku orang lain. Contoh : Menyanyi
dikamat mandi — bukan tindakan sosial, tetapi menjadi tindakan
sosial jika ditujukan menarik perhatian orang lain; bunuh diri karena
frustrasi bukan tindakan sosial, tetapi bunuh diri sebagai protes, dsb
adalah tindakan sosial.
Perlu Verstehen. Kajian yang mirip adalah dan C.Wright Mils, yaitu imajinasi sosiologis
yaitu mengembangkan imaginasi untuk memahami perilaku masyarakat.
Untuk melakukan Sosiological imagination, perlu 2 alat :
1. Personal trouble of milieu, trouble masalah pribadi, dan dalam jangkauan
10
hubungan langsung dengan orang lain
2. Public issues of social structure, issues merupakan hal yang diluar individu, dan
diluar jangkauan kehidupan pribadinya.
DURKHEIM
WEBER
Tekanannya
Masyarakat
Individu
Sifat-sifat
Memaksa
Umum
Eksternal
Objektif
Bebas
Unik / khusus
Internal/subjektif
Interpretatif
Pembagian Sosiologi.
Banyak tokoh membuat acuan perbedaan sosiologi. Salah satu yang mudah untuk
dipelajari adalah pembagian berdasarkan ruang dan waktu, yaitu Mikrososiologi dan
Makrososiologi.
Mikro membahas kajian-kajian sosiologi yang menit, dan jam. Lalu kawasannya pribadi
sampai pada kelompok kecil.
Makro membahas kajian-kajian sosiologi jangka panjang dan skopenya sampai kepada
kelompok masyarakat yang besar bahkan teritorial.
Contoh : Kajian sikap dan perilaku seorang yang berjalan berpapasan, siapa yang
menghindar terlebih dahulu, mengapa demikian, bagaimana kalau yang berpapasan adalah
kadet marinir yang baru turun dari kapal berbulan-bulan berpapasan dengan pramugari
yang baru lulus pendidikan, atau seorang investor yang berpapasan dengan nenek yang tua
dan miskin. ini kajian mikrososiologi.
Contoh Makrososiologi adalah kajian Selosumarjan tentang Perubahan sosial di
Yogjakarta yang membahas perobahan sosial masyarakat Jogja sejak jaman kerajaan
sampai saat mi.
Diskusi Kasus yang upto date, yang isa di analisa dari sudut pandang teori ini, di
sampaikan di kelas dan di bahas bersama
Pitirim Sorokin (1928)
Sosiologi adalah : Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala
sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum
dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dsb
Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan non sosial (misalnya
gejala geografis, biologis dsb) –
Selo Sumarjan dan Sulaeman Soemardi (1964) Sosiologi atau Ilmu masyarakat ialah
ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan –
perubahan sosial. tentang masyarakat.
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
11
Mac Iver dan Page, Masyarakat adalah suatu system dari kebiasaan dan tatacara dari
wewenanag dan kerjasama di antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari
pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu
berubah.
Ralph Linton, masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan
bekerja bersama dalam waktu yang cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan mengaggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas yang
dirumuskan jelas.
12
II.Sosialisasi
PETER BERGER.
Tujuan ahli sosiologi seharusnya adalah memahami
masyarakat. Dalam mengejar tujuan tersebut sosiolog harus
mengikuti aturan :
• ilmiah,
• objektif,
• mengendalikan prasangka pribadi,
• mengamati secara jernih dan
• menghindari penilaian yang normatif.
Profile sosiolog adaiah intensively, endlessly, shamelessly, interested in the doing of
men.
Ahli sosiologi harus menyingkapkan tabir, lapis demi lapis dan perilaku sosial masyarakat
sampai kepada makna didaiamnya.
Karena apa yang tampaknya sudah pasti dan sudah jelas belum tentu demikian. (Contoh
gembong pencurian motor ternyata oknum polisi, figur public yang alim dan saleh
temyata jatuh dalam skandal seks dsb).
Yang dikatakan masalah sosiologi tidak sama dengan masalah sosial. Penganguran,
perceraian dsb adalah masalah sosial, dan bisa juga menjadi masalah sosiologi jika di teliti,
tetapi mengapa orangYahudi dan orang Cina lebih sering berhasil didalam bisnis juga bisa
menjadi masalah sosiolgi, meskipun bukan masalah sosial.
Intinya pada Interaksi manusia. Sosialisasi menurut
Berger adalah proses dimana seorang anak
George Herbert Mead
Born: 27-Feb-1863
belajar menjadi seorang partisipant (anggota)
Birthplace:
South Hadley, MA
yang berpartisipasi didalam masyarakat.
Died: 26-Apr-1931
Terdapat anggapan bahwa masyarakat dimasukkan
Location of death: Chicago, IL
kedalam manusia. Sebetulnya apa yang
Cause of death: Heart Failure
dimasukkan tersebut ? Tentu adalah peran-peran
Gender: Male
Religion: Congregationalist
(Role Theory).
Pemikiran George Herbert
Mead. (pada 1972 menulis buku
Mind, Self and Society) Proses
sosialisasi dan dikaitkan dengan
peran seseorang didalam
masyarakat dianalogikan dengan
perkembangan kehidupan diri manusia (self). Yaitu
dibagi menjadi Play Stage, Game Stage dan
Generalized Stage.
13
Race or Ethnicity: White
Occupation: Philosopher, Sociolog
ist
Nationality: United States
Executive summary: Pragmatist,
social behaviorist
Wife: Helen Castle (m. 1891, one
son)
Son: Henry (b. 1892)
University: BA, Oberlin College
(1879-83) MA, Harvard University
(1887-88, left for Germany)
Professor: University of Michigan
(1891-94), Professor: University of
Chicago (1894-1931)
Author of books:
The Philosophy of the
Present (1932)
Mind, Self, and Society (1934)
Movements of Thought in the
Nineteenth Century (1936)
The Philosophy of the Act (1938)
Seorang anak kecil didalam Play Stage akan belajar mengambil peran dan orang lain
yang disekitarnya, seperti menirukan perilaku atau peran yang dij alankan oleh ayahnya,
tukang pos, seorang dokter dsb,... tetapi dia belum mampu menjelaskan mengapa seorang
petani mencangkul, seorang dokter menyuntik pasien dsb.
Didalam masyarakat, seorang akan mempelajari pola-pola peran individu didalam
kelompok-kelompok tersebut,... tetapi belum mampu memikirkan mengapa dia berperan
demikian.
Selanjutnya seorang anak akan masuk didalam pola bermain (game Stage), pada titik ini
seorang anak sudah mengetahui peran yang harus dijalani orang lain dengan siapa dia
berinteraksi. Seperti seorang penjaga gawang didalam permainan sepak bola mengetahui
perannya didalam team, harapan dari team untuk peran yang dibawakan dari peran
penjaga gawang lawan sekalipun.
Pada titik mi interaksi seseorang sudah lebih jauh dan memahami detail-detail dan peran
yang harus dilakukan ditengah masyarakat, harapan masyarakat terhadap peran yang
sedang dijalaninya dsb,...
Pada titik berikutnya adalah generalisasi artinya kalau pada tahap sebelumnya seorang
anak mampu mengambil peran dari orang orang terdekat (significant others) saj a, sedang
pada tahap generalisasi ini seorang anak sudah mampu menjalankan perannya di tengah
kelompok masyarakat yang lebih luas. Seorang anggota pramuka bisa memahami perannya
di hadapan pembinanya, seorang guru bisa memahami perannya dihadapan wali murid
dsb,... Pada titik ini seorang sudah menjadi suatu diri. Jelas bahwa dari teori Mead ini
seseorang terbentuk melalui interaksi dengan orang lain.
Pemikiran Cooley.
lnteraksi didalam sosialisasi, dijelaskan bahwa self concept seseorang berkembang melalui
interaksi dengan orang lain. Looking —glass self atau lihat cermin din sendiri, dijelaskan
bahwa diri seseorang mencerminkan apa yang dirasakan sebagai respon atau tanggapan
dan masyarakat terhadap dirinya.
Contoh seorang mahasiswa yang cenderung nilai semesterannya D dan E, merasa dirinya
bodoh, merasa bahwa dosen menganggapnya bodoh, merasa kurang dihargai dan pada
akhirnya dia menjadi murung. Jadi diri seseorang merupakan cermin penilaian orang lain.
Agen Sosialisasi Atau Pihak yang melaksanakan sosialisasi.
Yaitu :
1. Keluarga. Significant Others, Extended family.
2. Teman Bermain bergaul. Game stage
3. Sekolah. Disamping belajar ilmu, juga belajar independence, achievement,
Universalism, specificity. Berbeda dengan di keluarga.
4. Media Massa.
Kesepadanan agent Sosialisasi adalah penting. Di sekolah belajar yang baik, teman
sepergaulan sebaliknya dsb. Hal ini menimbulkan konflik pribadi. Didalam proses
sosialisasi, seseorang mengalami proses Sosialsiasi Primer yaitu sosialisasi awal, pada
masa anak-anak. Dan Sosialisasi Sekunder yang terjadi setelah itu.
Berger mengatakan bentuk sosialisasi sekunder di masyarakat ialah apa yang disebut
dengan resosialisasi yang didahului dengan desosialisasi. (Pencabutan dari diri yang
14
dimiliki, lalu seseorang diberi suatu diri yang baru). Contoh adalah rumah tahanan, rumah
sakit j iwa dsb, adalah contoh proses ini (brainwashing).
Diskusi Kasus yang upto date, yang bisa di analisa dari sudut pandang teori ini, di
sampaikan di kelas dan di bahas bersama
15
III.Interaksi Sosial
Diantara berbagai pendekatan untuk mempelajari interaksi sosial, dipakai pendekatan
interaksionisme simbolik. Simbol adalah sesuatu yang nilai dan maknanya diberikan
kepadanya oleh mereka yang mempergunakannya. Makna atau nilai tersebut tidak berasal
dari dan atau ditentukan sifat yang secara intrinsik terdapat didalam bentuk fisiknya.
Karena itu makna dan simbol hanya dapat di tangkap melalui cara simbolik, bukan
berdasarkan syaraf sensoris.
Contoh: Warna merah melambangkan berani, Putih suci, Kiri dan Kanan dsb.
Pola pikirnya adalah manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna
(meaning) yang dipunyai sesuatu tersebut baginya. Contoh seorang Hindu dan India akan
bertindak berbeda (act) pada saat bertemu dengan seekor sapi (thing) dengan seorang
pakistan yang muslim karena makna (meaning) yang dimiliki masing-masing terhadap sapi
(thing) yang sama tadi berbeda. Makna tersebut berkembang setelah melewati sosialisasi
atau interaksi dengan sesamanya. Dalam proses interaski tersebut makna tersebut
mengalami interpretasi terlebih dahulu. Misalnya ucapan “kamu gemuk sekarang “,... yang
ditujukan kepada seorang gadis barat dengan gadis timur akan bermakna berbeda.
Seseorang didalam berinteraksi tidak selalu berjalan sesuai teori stimulus - respon tetapi
ditengahnya selalu ada penilaian dan pertimbangan.
Rangsangan yang dan luar akan mengalami proses yang dinamakan definisi atau
penafsiran situasi. Yaitu seseorang memberikan makna pada rangsang yang diterimanya.
Definisi situasi mi membawa konsekwensi nyata.
Definisi situasi mi bisa dilakukan spontan oleh individu atau dibuat oleh masyarakat,
teman, keluarga. Didalam memahami definisi situasi ini dan dalam kaitannya dengan
interaksi sosial, sering di jumpai situasi sosial berdimensi ruang yaitu sering
menggunakan empat macam jarak, yaitu jarak intim (0 — 45 cm) contoh pacaran, j arak
pribadi (45 — 122 cm) contoh suami istri, jarak sosial (1,22 — 3,66 m) contoh profesi
dan jarak publik (lebih dri 3,66 m) contoh aktor dsb.
Tetapi juga berdimensi waktu misalnya definisi situasi di Indonesia terhadap “jam
karet”,..dsb.
Komunikasi Nonverbal. Bahasa Tubuh j uga bisa mengjadikan interaksi satu dengan
yang lain. Sehingga kita di tengah masyarakat tidak dapat menggunakan atau menggerakan
anggota tubuh kita semaunya (seperti mengangkat kaki tinggi-tinggi saat menunjuk ke
benda misalnya), sebab berbagai sikap tubuh den gerak tangan telah diberi makna tertentu
oleh masyarakat dan dijadikan petunjuk untuk mendefinisikan situasi.
Untuk dapat mengambil peran satu dengan yang lain didalam berinteraksi seseorang perlu
memiliki informasi yang cukup berkenaan dengan orang tersebut. Jika tidak terdapat
informasi yang diperlukan, informasi bisa di can berdasarkan:
1) Warna Kulit
2) Usia
3) Jenis Kelamin
16
4)
5)
6)
7)
Penampilan fisik.
Bentuk Tubuh
Pakaian.
Wacana
Struktur Sosial.
Struktur Sosial didalam Sosiologi dimengerti dengan berbagai macam definisi, penganut
teori mikrososiologi menempatkan struktur sosial sebagai perilaku sosial elementer
(mendasar) dalam hubungan sosial sehari-hari, sedang penganut makrososiologi
mengenakan struktur sosial sebagai kesaling-terkaitan antara institusi, bukan antar
manusia.
Tetapi yang penting disini adalah pada saat ahli sosiologi berbicara mengenai struktur yang
dimaksud adalah sesuatu yang terdiri atas bagian yang salingtergantung dan
membentuk suatu pola tertentu. Bagian dan sesuatu tersebut dapat terdiri atas pola
perilaku individu atau kelompok, institusi, maupun masyarakat. pada saat ini
Contoh definisi struktur menurut Kornblum.: “Recuring patterns of behaviour that creat
relationships among individuals and groups within a society” Struktur adalah pola perilaku
berulang-ulang yang menciptakan hubungan antara individu dan antara kelompok dalam
masyarakat.
Menurut Linton, didalam Struktur sosial penting adalah Status (sebagai kumpulan hak
dan kewajiban) dan role (peran the dynamic aspect of status). Selanjutnya Status dibagi
menjadi ascribed status (status yang diperoleh) dan Achieved status (status yang
diraih).
Didalam kajian serupa Merton menjelaskan menjadi Status set dan multiple role artinya
terdapat lebih dan satu peran didalam satu individu dan lebih dan satu status didalam satur
individu.
Institusi Sosial.
Sama dengan struktur sosial, terdapat banyak definisi seperti:
Kornblum mendefinisikan institusi sosial sebagai struktur status dan peran yang diarahkan
kepemenuhan keperluan dasar anggota masyarakat.
Jhonson : Institusi adalah seperangkat norma yang terinstitusionalisasi, yaitu diterima
sejumlah besar anggota sistem sosial, ditanggapi secara sungguh-sungguh (internalized)
dan diwajibkan, jika dilanggar ada sanksi.
Perter Berger mendefinisikan sebagai “a distinctive complex of social actions”, didalam
memahami konsep ini menjadikan institusi sosial mirip seperti “regulatory agency” yang
menyalurkan tindakan manusia seperti naluri yang mengatur tindakan hewan.
Contoh dorongan untuk menikah, adalah dorongan yang mirip seperti naluri yang
ditanamkan pada dirinya oleh masyarakat melalui institusi seprti keluarga, pendidikan,
agama, media dan iklan.
17
Didalam buku Indonesia sering di terjemahkan sebagai pranata sosial (Koentjoroningrat)
atau lembaga kemasyarakatan (social institution)..Masyarakat.
Inkeles mengatakan bahwa terdapat 4 syarat agar suatu kelompok manusia boleh disebut
sebagai masyarakat. Yaitu :
1) Kemampuan bertahan yang melebih masa hidup satu orang
individu.
2) Rekruitment seluruh atau sebagian anggota melalui reproduksi,
3) Kesetiaan kepada suatu “sistem tindakan utama bersama”,
4) Adanya suatu sistem tindakan utama bersama yang
“swasembada” . Atau kelompok tersebut boleh disebut sebagai
masyarakat jika kelompok tersebut stabil didalam kurun waktu
yang lama (beberapa generasi) meskipun disekitarnya tidak ada
kelompok lain.
Jadi menurut ilmu sosiologi tidak semua kelompok
masyarakat boleh dikatakan masyarakat, mereka memiliki:
self- subsistent (swasembada), self-sufficiency (memenuhi
din sendiri) yaitu self—regulation, self—reproduction,
self—generation.
Pengendalian Sosial.
Menurut Berger pengendalian sosial adalah” various means
used by a society to bring recalcitrant members back into
line” atau alat yang digunakan masyarakat untuk
menertibkan anggota yang membangkang (kembali ke
jalurnya).
Alex Inkeles
SENIOR FELLOW
Expertise: Political
behavior, modernization,
social psychology,
national character, “social
capital”
Alex Inkeles passed away
on July 9, 2010. He was a
senior fellow at the
Hoover Institution and
also a professor of
sociology and, by
courtesy, of education
(emeritus) at Stanford
University.
Bagaimana hal ini secara riil dilakukan, menurut Berger yang tertua dan terakhir adalah
dengan paksaan fisik cara lain adalah memperolok, menggunjingkan, mendesasdesuskan, mempermalukan.
Setiap individu didalam masyarakat berada di pusat seperangkat lingkaran konsentris yang
masing-masing mewakili suatu sistem pengendali sosial. Masing-masing dikendalikan
oleh pengendalian sosial yang berlaku didalam berbagai kelompok seperti keluarga,
sekolah, tempat kerja dsb.
Diskusi Kasus yang upto date, yang isa di analisa dari sudut pandang teori ini, di
sampaikan di kelas dan di bahas bersama
18
IV. Pranata dan Institusi Sosial.
Sosiologi menurut Durkheim adalah ilmu yang mempelajari institusi, institusi utama
adalah institusi dibidang Ekonomi, Keluarga, Politik Pendidikan dan agama.
A. Institusi Keluarga.
Tipe Keluarga.
Keluarga bersistem konsanguinal, menekankan pada pentingnya ikatan darah, seperti
hubungan antara seseorang dengan orang tuanya. Maksudnya keluarga type ini
berkembang pada struktur masyarakat yang lebih mementingkan ikatan darah daripada
ikatan perkawinan (non darah).
Misalnya jika suami istri cekcok, karena orang tua, maka biasanya suami akan lebih
berpihak kepada orang tua daripada ke istri.
Type keluarga konjugal, menekankan kepada pentingnya hubungan perkawinan (antara
suami istri), ikatan suami istri mi lebih penting daripada ikatan dengan orang tua.
Pembedaan lain adalah keluarga Orientasi (family of orientation) dan keluarga
Prokreasi (family of procreation).
Keluarga orientasi adalah keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan (sebagai
seorang anak). Sedang keluarga prokreasi ialah keluarga yang dibentuk seseorang dengan
jalan menikah dan mempunyai keturunan (sebagai seorang suami atau istri).
Keluarga batih (nucleuar family) yaitu ibu dan anak sedang extended family
Aturan mengenai perkawinan. Terdapat aturan-aturan perkawinan, misalnya pihak laki-laki
harus dan kelompok lain atau sebaliknya.
• Incest Tabo. Dikebanyakan masyarakat larangan kawin dengan anggota keluarga
dekat.
• Bentuk Perkawinan, yaitu monogami atau poligami (polygyny dan Poliandri).
• Eksogami (larangan perkawinan dengan anggota kelompok) dan Endogami
(mewaj ibkan kawin dengan anggota kelompok). Garis keturunan Patrilineal (dan
pihak laki-laki atau ayah), dan matrilineal (dan pihak ibu).
• Dimana menetap setelah kawin ?
Patrilokal = pasangan menetap pada pihak laki-laki,
Matrilokal = pasangan menetap pada pihak perempuan.
Matri-patrilokal = untuk sementara menetap di pihak perempuan lalu ke laki-laki.
Patri-matrilolcal sebaliknya.
Bilokal = pasangan boleh memilih mau menetap di laki-laki ini perempuan.
Neolokal = pasangan bebas menentukan temput diluar laki-laki dan perempuan.
Fungsi Keluarga:
1. Sebagai pelampias dorongan nafsu sex. (tidak ada masyarakat yang membolehkan
penyaluran dorongan sex sebebas-bebasnya diluar institusi keluarga I perkawinan).
2. Reproduksi.
3. Mensosialisasikan anggota masyarakat.
4. Afeksi , menyalurkan cinta kasih kepada anak.
5. Status pada seorang anak,
19
6. Perlindungan kepada anggotanya.
B. Instiusi Pendidikan.
Didunia masyarakat umum dikenal pendidikan Formal yaitu institusi sekolah, pendidikan
non-formal yaitu kursus dsb, juga pendidikan in-formal yaitu pendidikan di keluarga.
Kalau di sosiologi dikenal dengan makrososiologi pendidikan yaitu mempelajari
hubungan antara pendidikan dan institusi lain dalam masyarakat;
Mesososiologi pendidikan mempelajari hubungan dalam suatu organisasi pendidikan; dan
mikrososiologi pendidikan membahas interaksi sosial yang berlangsung dalam institusi
pendidikan.
Fungsi sekolah didalam dunia Pendidikan dalam kajian Sosiologi selain sebagai fungsi
yang tertulis (manifes) juga terdapat fungsi lain yang tersembunyi (Hiden curicullum)
baik disadari ataupun tidak tetapi pada kenyataannya berperan didalam menanamkan nilai
tertentu pada anak didik. Seperti :
1. Pemupukan keremaj aan,
2. Pengurangan pengendalian orang tua,
3. Penyediaan sarana untuk pembangkangan, dan
4. Dipertahankannya sistem kelas sosial.
Dengan adanya sekolah, memungkinkan diperpanjang masa remaja dan penundaan masa
dewasa. Anak memperpanjang ketergantungan ekonomi anak pada orang tua dan
mencegah masuknya anak dalam angkatan kerja.
Adanya sekolah menanamkan nilai baru yang kadangkala bertentangan dengan apa yang
diajarkan di rumah sehingga sekolah memperlemah pengendalian orang tua terhadap anak
mereka.
Dalam pembahasan di sosialisasi kita kenal bahwa sekolah mengajarkan aturan baru
seperti spesifikasi, otonomi, universalisme — aturan yang dirumah tidak terlalu di pupuk.
Sekolah jug amenanamkan nilai yang memiliki potensi untuk pembangkangan terhadap
masyarakat. Sehingga antara orang tua dan guru sering berbeda pendapat mengenai pelaj
aran apa yang diberikan kepada anak, seperti evolusi, pelajaran seks dsb.
Selain itu disekolah anak diajar untuk mempertahankan stratifikasi sosial, anak mulai
prestise, previllage dan status. Sehingga pokok diskusinya adalah apakah sekolah
merupakan j alur mobilitas sosial dimana anak didik dapat naik ke strata lebih tinggi
melalui sekolah atau sebaliknya sekolah justru mempertahankan strata anak didik sesuai
dengan strata orang tuanya.
C. Institusi Bidang Agama.
Dalam kajian sosiologi yang dimaksud agama adalah “agama” relegion dalam arti luas.
Menurut Durkheim, agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan
praktik yang berhubungan dengan hal yang suci, dan bahwa kepercayaan dan praktik
tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu komunitas moral yang
dinamakan umat.
Sebetulnya didalam kajian sosiologi agama merupakan hal yang belum baku, Bellah
mengelompokkan institusi agama (yang selama ini kita kenal), dan civil relligion, yaitu
ritual kepercayaan yang dijumpai pada institusi politik seperti pemujaan kepada pemimpin,
bendera negara, lagu kebangsaan serta upacara yang berkaitan dengannya.
20
Agama mempunyai banyak simbol dengan maknanya masing-masing. Seperti topi haji
untuk orang muslim menandakan orang etrsebut pernah menunaikan ibadah haji, warna
pakaiana orang Hindu di India menggambarkan strata sosialnya, pakaian biarawan katolik
dan warnanya membedakan dan umat kaum awam yang lain dsb.
Praktek keagamaan umat juga beragam, dan sini kita mengenal kedalaman pemeluk againa
tersebut, seperti yang dikaji oleg Gertz tentang abangan dan santri merupakan dimensi
tersendiri dan kaum muslim jawa. Juga dikenal pengelompokan — pengelompok
berdasarkan praktek keagamaan misalnya remaja masj id, persekutuan doa, dsb.
Fungsi Agama:
Agama berfungsi untuk mempersatukan umat (menurut Durkheim), karena secara berkala
agama dapat menegakkan dan memperkuat perasaan dan ide kolektif yang menjadi ciri dan
inti dan persatuan masyarakat tersebut. Tetapi juga muncul disfungsi dan agama yang
justru membawa perpecahan didalam masyarakat misalnya pertentangan antara agama dsb.
Agama dan Perubahan Sosial.
Agama dan perubahan sosial diteliti sosiolog dengan berbagai
thesis, ada yang mengatakan agama menentang perobahan sosisal
(Karl Marx = agama sebagai candu masyarakat), atau sebaliknya
thesisnya Weber agama mendorong terbentuknya kapitalisme
(Protestan Etic). Giddens justru mengamati bahwa didalam
perubahan sosial sering kali didahului dengan sekularisme, dan
sekularisme mi membuat agama kehilangan pengaruh pada bagianbagian tertentu dan aspek kehidupan masyarakat. Sehingga muncul
reaksi dan agama apakah mengadopsinya atau
menentangnya. Bellah mengatakan bahwa agama j uga
mengalami perubahan akibat perubahan sosial, yaitu :
differensiasi, kekomprehensifan, dan rasionalisasi yang
lebih besar.
Pada akhirnya didalam sosiologi juga dikaji kesaling
tergantungan antara institusi agama dengan institusi lain,
seperti dengan institusi ekonomi (Gertz, Weber), politik.
Juga terdapat keterkaitan agama dengan stratifikasi sosial
suatu masyarakat. dsb.
Anthony Giddens
Born 18 January 1938
Residence England
Nationality British
Fields Sosiology.
Institutions University of
Leicester, University of
Cambridge London School of
Economics
Almamater University of
Hull (BA)
LSE (MA)
University of Cambridge
(PhD)
Structuration
The Third Way
Fungsi Agama:
Agama berfungsi untuk mempersatukan umat (menurut
Durkheim), karena secara berkala agama dapat
menegakican dan memperkuat perasaan dan ide kolektif
yang menj adi ciri dan inti dan persatuan masyarakat tersebut. Tetapi juga muncul
disfungsi dan agama yang justru membawa perpecahan didalam masyarakat misalnya
pertentangan antara agama dsb.
Agama dan Perubahan Sosial
Agama dan perubahan sosial diteliti sosiolog dengan berbagai thesis, ada yang mengatakan
agama menentang perobahan sosisal (Karl Marx = agama sebagai candu masyarakat), atau
sebaliknya thesisnya Weber agama mendorong terbentubiya kapitalisme (Protestan Etic).
21
Giddens justru mengamati bahwa didalam perubahan sosial sering kali didahului dengan
sekularisme, dan sekularisme mi membuat agama kehilangan pengaruh pada bagian-bagjan
tertentu dan aspek kehidupan masyarakat. Sehingga muncul reaksi dan agama apakah
mengadopsinya atau menentangnya. Bellah mengatakan bahwa agama juga mengalami
perubahan akibat perubahan sosial, yaitu : differensiasi, kekomprehensifan, dan
rasionalisasj yang Iebih besar.
Pada akhirnya didalam sosiologi juga dikaji kesaling tergantungan antara institusi agama
dengan institusi lain, seperti dengan institusi ekonomi (Gertz, Weber), politik. Juga
terdapat keterkaitan agama dengan stratifikasi sosial suatu masyarakat. dsb.
D. Institusi Ekonomi.
Aktivitas ekonomi merupakan aktivitas masyrakat yang paling banyak terkait dengan
kajian sosiologi. Sejak perubahan sosial masyarakat dan merosotnya faham feudalisme,
munculnya industri dan terbentuknya kapitalisme, tidak pernah ahli sosiologi melewatkan
moment-moment tersebut, bahkan tampak perkembangan aktivitas ekonomi berkembang
secara berdam,pingan dengan perkembangan ilmu sosiologi itu sendiri.
Sampai muncul sosiologi ekonomi, yaitu kajian terhadap kompleksnya kegiatan yang
melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa yang bersifat
langka. Bahkanjuga muncul sosiologi industri, sosiologi profesi dsb.
Kajian dalam institusi ekonomi sendiri memfokuskan kepada pasar dan pembagian kerja,
interaksi antara pemerintah dan institusi ekonomi, dan perubahan pda pekerj aan.
Ideologi Ekonomi.
Ideologi ekonomi mi mendasari system ekonomi yang dipraktekan didalam suatu
masyarakat. Contohnya adalah kapitalisme dan Sosialisme.
Kapitalisme:
Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada kepemilikan pribadi atas sarana
produksi dan distribusi untuk kepentingan pencarian laba pribadi ke arah pemupukan
modal melalui persaingan bebas. Jadi yang menjadi prinsip adalah private property,
profit motive, dan free competition. Lalu ada yang menambahkan capital accumulation,
dan the creation of wealth, dan ekspansionisme.
Gidden membagi kapitalisme menjadi Family capitalsm (perusahaan keluarga sebagai
bentuk awal dan suatu perusahaan), managerial capitalism sebagai bentuk kelanjutan dan
family capitalisme dimana manager menggantikan kepemimpinan keluarga, dan
kepentingan perusahaan diatas kepentingan keluarga dan institutional capitalism sebagai
bentuk lebih besar lagi, muncul konglomerasi dan kelembagaan yang lebih komkpleks dan
besar lagi..
Sosialisme.
Faham sosialisme muncul jauh sebelum jaman Karl Marx, ketidak puasan akibat terjadinya
penderitaan, ketimpangan ekonomi dan ketidak adilan sebagai akibat dan berkembangnya
industrialisasi dan kapitalisme telah melahirkan gerakan sosial diberbagai negara Eropa
abad 19.
Gerakan ini menuntut persamaan hak dan pembatasan terhadap hak milik pribadi. Ada
yang mengusulkan secara paksa, ada yang melalui jalan damai. Dinegara sosialis, negara
22
mengatur kepemilikan alat-alat produksi dan pengaturan distribusi komoditas. Tetapi
didalam perkembangan berikutnya banyak negara sosialisme bergeser keapada kapitalisme
juga. (contoh Soviet).
E. Institusi Politik.
Instusi Politik adalah perangkat aturan dan status yang mengkhususkan din pada
pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Contoh instusi politik yang utama adalah legislatif,
Yudikatif, Eksekutif, militer, partai politik. Kata kunci didalam politik memang kekuasaan,
Weber mendefinisikan kekuasaan sebagai “Kemungkinan untuk memaksakan kehendak
terhadap perilaku orang lain, agar dapat dilaksanakan dalam berbagai bidang kehidupan.”
Kekuasaan berbeda dengan dominasi, pada dominasi pihak yang berkuasa mempunyai
wewenang sah untuk berkuasa bersarkan aturan yang berlaku sehingga pihak yang dikuasai
waj ib mentaati kehendak penguasa. Didalam kaitan mi Weber menguraikan bahwa untuk
berkuasa pen-dominasi tersebut memerlukan administrasi, sehingga administrasi sama
dengan dominasi. Sedang pada kekuasaan semata-mata, pihak yang berkuasa tidak
mempunyai wewenang dan pihak yang dipakasa sebetulnya tidak mempunyai kewajiban
untuk mentaatinya. Contoh penodong yang meminta sesuatu.
Dominasi memerlukan ligitmasi dan masyarakat yang dikuasainya. Dominasi dibedakan
menjadi dominasi karismatik, dominasi tradisional, dam dominasi legal-rasional. Pada
dominasi karismatik, hubungan pemimpin dan umat adalah kesetiaan dan kepecayaan,
aturan yang dianut adalah dibuat sendiri oleh pemimpin, bukan berdasarkan aturan lain.
Jika karisma suatu pemimpin memudar atau meninggal dan digantikan oleh putranya maka
kepemimpinan biasanya menjadi dominasi tradisional.
Sedang dominasi legal adalah ketetapan kuasa pemimpin berdasarkan hukum yang dianut
bersama.
Proses Politik
Pada hakekatnya proses politik adalah proses mencapai kekuasaan. Seringkali muncul
konflik, sehingga didalam kajian mi para sosiolog lebih memikirkan teori konflik dan
konsensus. Karl Marx melihat tidak mungkin digabung antara konflik dan konsensus,
pilihan yang ada adalah masyarakat konflik dan masyarakat harmonis. Konflik bisa
dihilangkan hanya jika masyarakat sudah menjadi komunis, karena sumber konflik yaitu
ketidak samaan dihilangkan. Tocqueville berpendapat berbeda, pada perkembangan
industri dan perkembangn kekuasaan berikutnyaakan muncul negara pusat yang kuat
sehingga tidak adalagi konflik dalam arti tidak ada kelompok yang cukup kuat
melawannya. Hal mi perlu diimbangi dengan terciptanya pemerintah lokal dan lembaga
swadaya masyarakat yang otonom dan ber-oposisi untuk mengimbangi kekuasaan negara
pusat.
Diskusi Kasus yang upto date, yang isa di analisa dari sudut pandang teori ini, di
sampaikan di kelas dan di bahas bersama
23
V. Stratifikasi Sosial.
Adalah pembagian masyarakat kedalam keompok-kelompok berdasarkan statusnya yang
dimilikinya. Meskipun didalam hukum terdapat acuan bahwa semua warga negara adalah
sama di mata hukum, demikianjuga didalam agam dan adat beberapa suku. Tetapi relaita
inequality didalam masyarakat tidak bisa kita sangkali.
Stratifikasi berdasarkan status yang diperoleh misalnya: yang umum adalah berdasarkan
Umur (age stratifikasi), dimana oran g dikelompokkan berdasarkan umumya. Senioritas
masih cukup berpengaruh di masyarakat. Pegawai negeri kita masih memakai sistem
campuran antara merit sistem (System berdasarkan prestasi).dan sistem senioritas
didalam menentukan jenjang kepegawaian.
Stratifikasi berikutnya adalah berdasarkan j enis kelamin, lalu stratifikasi berdasarkan
kekerabatan, misalnya kerabat dan pihak ibu lebih dihargai dan kerabat dan pihak ayah
misalnya. Yang lain adalah stratifikasi berdasarkan keanggotaan kelompok tertentu
misalnya Ras, etnis dan kelompok keagamaan tertentu.
Startifikasi berdasar pada status yang dicapai. Contoh paling baik adalah dibidang
pendidikan (educational Stratification) dan tercermin didalam lapangan pekerjaan antara
manajer, eksekutif dan administrasi misalnya. Disamping itu juga stratifikasi
berdasarkan ekonomi (economic stratification) yaitu berdasarkan kepemilikan dan
penguasaan materi.
Jadi System stratifikasi berdasarkan perolehan adalah kelas, system kasta, mayoritas dan
minoritas. Keanggotaan strata ini adalah berdasarkan kelahiran, endogami (kawin dengan
kelompok sendiri), dukungan institusi bagi perlakuan yang berbeda, dan penerimaan
status oleh kelompok yang lebih rendah (yang lebih rendah menganggap bahwa hal itu
wajar).
Disamping itu dikenal juga strata yang tertutup dan strata yang terbuka, Keterbukaan
Strata diukur dengan seberapa sering terj adi sesorang yang mempunyai status tertentu
memperoleh status dalam strata yang lebih tinggi. Strata tertutup sama sekali adãlah
manakala setiap anggota mmasyarakat tetap berada pada status yang sama dengan orang
tuanya, dan dinamakan terbuka sama sekali manakala setiap anggota masyarakat
menduduki status yang berbeda dengan status orang tuanya (bisa lebih tinggi atau lebih
rendah).
Pada kenyataannya tidak ada masyarakat yang demikian, yang ada adalah imbangan
diantaranya. Pada masyarakat yang modem diperkirakan hanya 30% anggota
masyarakatnya yang memiliki status berbeda dengan orang tuanya.
Mobilitas Sosial.
Mobilitas berarti perpindahan status dalam stratifikasi sosial. “Social mobilyty refres to the
movement of individuals or groups -- up or down -- within a social hierarchy.” Mobilitas
intra generasi adalah mobilitas yang dialami seseorang dalam hidup kariernya, sedang
antar generasi artinya dia berbeda dengan orang tuanya.
Jumlah lapisan dalam masyarakat.
24
Karl Marx hanya melihat dua saja, yaitu borjuis dan proletar. Ada yang mengenakan tiga
yaitu atas, menengah dan bawah. Ada yang upper-upper, lower upper, upper — midle,
lower midle, upper lower, dan lower-lower. W. Lidle menyebutnya Elit desa,
kecamatan, kabupaten, kotamadya dan propinsi. Sayogyo membagi petani Jawa dengan
lapisan III (cukup) yaitu memiliki luas tanah 0,5 Ha. Lapisan II (miskin) luas tanahnya
0,25 — 0,5 Ha; dan lapisan I (miskin sekali) luas tanah kurang dan 0,25 Ha. Ada pula yang
mengenakan rentang penghasilan sebagai batasan kelas, yaitu penghasilan 1,2 juta setahun,
dan yang 1 milyard setahun misalnya.
Barber mengungkapkan strata masyarakat yang berbentuk segitiga, semakin keatas
semakin sempit (sedikit orangnya). Data th 1990, dan 179 juta penduduk, terdapat 50 orang
berpenghasilan 300 juta — 1 milyard, dan 10 orang yang 100 juta —5 milyard.
Demikianjuga dalam pendidikan. Th 1971, dan penduduk usia sekolah (umur 10 tahun keatas). 41% tidak bersekolah, 53% SD (33% tidak tamat), 4,3% SLTP, dan 2,0% SLTA,
0,3% Sarjana.
Pembagian strata masyarakat mi memiliki jug aberbagai dimensi yang membawa kepada
realita di masyarakat, seperti dimensi kehormatan dalam status group, dsb yang
menjadikan pembagian mi Iebih kompleks, dan sulit untuk di mengerti secara baku atau
absolut, sejalan dengan semakin erkembangnya msyarakat menjadi semakin komplek juga.
Sistem Kelas.
Didalam sosiologi dikenali juga sistem kelas sosial. Sosiolog klasik menggolongkan hanya
berdasarkan kepada ekonomi saja. Sedang Jeffre menyempurnakan menjadi 3 dimensi,
yaitu penggolongan yang lebih kepada status ekonomi, pendidikan dan pekerjaan.
Masing-masing ternyata dijumpai memiliki dimensi yang berbeda di masyarakat. Contoh
seorang Doktor yang tinggi di pendidikan sering tidak kaya (rendah di ekonomi)
sebaliknya seorang yang kaya (ekonomi) sering tidak tinggi di pendidikan.
Semakin penting status yang perlu di tempati, semakin sedikit tersedia anggota masyarakat
yang dapat menempatinya, semakin besar imbalan yang diberikan masyarakat. Stratifikasi
di masyarakat j uga timbul karena pembagian kerj a yang memungkinkan perbedaan
kekayaan, kekuasaan dan prestise.
Perbedaan kelas juga tercermin didalam perilaku, busana, pergaulan dsb. Muncul bendabenda Symbol Status. Bagaimana kita dapat mengenal strata sosial suatu masyarakat?
Melalui pendekatan Objektif. Ukuran berupa variabel yang mudah dikenakan seperti
jumlah penghasilan, tingginya pendidikan, dan jenis pekerjaan misalnya.
Melalui pendekatan subjektif. Yaitu melihat kelas sebagai suatu kategori sosial, sehingga
ditandai oleb kesadaran jenis. Dengan pendekatan mi responden diminta mengisi sendiri
status kelasnya dengan acuan range tertentu, seperti atas — atas, atas bawah dsb.
Pendekatan Reputasional. Dalam hal mi responden diminta menempatkan orang lain
didalam skala status tertentu. Jadi dalam hal mi kesadaran kelompok dan interaksi anggota
menjadi acuan penting.
Diskusi Kasus yang upto date, yang isa di analisa dari sudut pandang teori ini, di
sampaikan di kelas dan di bahas bersama
25
VI. Kelompok Sosial dan Hubungan antar kelompok.
Tidak ada seseorang yang tidak termasuk didalam satu kelompok sosial, semua aktivitas
seseorang pasti bersinggungan dengan kelompok sosial.
Konsep Kelompok.
Syarat terbentuknya kelompok menurut Bierstedt adalah memilik :
a) Organisasi,
b) hubungan sosial antar kelompok, dan
c) Kesadaran jenis.
Berdasarkan itu maka ditemukan 4 jenis kelompok yaitu
1) Statistical group,
2) Societal group (kemasyarakatan),
3) Social group, dan
4) Associational group.
Kelompok asosiasi memiliki organisasi, hubungan sosial, dan kesadaran j enis. Terdapat
persamaan antara like interest (kepentingan pnibadi) dan common interest, contoh Negara
RI, sekolah, OSIS, gerakan pramuka, dsb. Kelompok sosial memiliki kesadaran jenis,
hubungan sosial tetapi tidak memiliki keterikatan didalam organisasi, contoh teman,
kerabat dsb.
Kelompok masyarakat mirip dengan kelompok statistikani adalah kelompok yang hanya
memiliki kesadaranjenis, tidak organisasi dan tidak memiliki hubungan sosial. Jadi hanya
didapati persamaan di kepentingan pribadi tidak di common interest. Contoh laki-laki dan
perempuan.
Pada kelompok statistikal lebih kepada pengelompokan berdasarkan data statistik semata
untuk kepentingan analysis contoh pengelompokan penduduk berdasarkan umur dsb.
Dimensi lain adalah didalam suatu kelompok kemasyarakatan akan muncukl suatu
kelompok sosial dan asosiasi, contohnya didalam kelompok wanita (Statistik dan
kemasyarakatan) akan dijumpai kelompok Dharma wanita (sosial dan asosiasj) dsb.
Merton menyebutkan tiga kriteria bagi suatu kelompok yaitu ada interaksi, kedua pihak
mendefinisikan din sebagai anggota, pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain
sebagai anggota kelompok. (interaksi, iner definisi dan outer definisi---istjlah saya).
Kiasifikasi kelompok.
1) Durkheim. Solidaritas Mekanik dan Organik.
Durkheim mendefinisikan masyarakat yang memiliki solidaritas Mekanik adalah
masyarakat sederhana (segmental). Masyarakat tinggal tersebar dan masing-masing
kelompok mdapat memenuhi keperluannya sendiri tanpa memerlukan kerja sama dengan
kelompok lain (tidak ada interaksi antar kelompok). Masing masing anggota kelompok
dapat menjalankan peran yang diperankan oleh anggota lain. Pembagian kerj a belum
berkembang, peran anggota sama, sehingga ketidak hadiran seseorang didalam anggota
kelompok tidak mempengaruhi aktivitas kelompok. Didalam masyarakat seperti mi yang
dipentingkan adalah persamaan perilaku dan sikap. Seluruh masyarakat diikat oleh apa
yang disebut collective Conscience.
Solidaritas Organik sebaliknya, yaitu solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks
yang sudah mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesaling
26
tergantungan antar bagian. Tiap anggota menj alankan peran yang berbeda, dan muncul
kesaling tergantungan. Karena itu ketidak hardiran pemegang peran tertentu akan
mengakibatkan gangguan pada kelangsungan hidup masyarakat. Misalnya ketidak
berperannya petani akan mengakibatkan prosuksi bahan makanan mengalami hambatan
dsb.
Pada masyarakatjenis ini bukan lagi collective conscience yang jadi pengikat melainakn
kesepakatan yang terjalin antara kelompok profesi baik disadari maupun tidak. Hukum
yang berlaku adlah hukum perdata dan sanksi restitutif, si pelanggar membayar ganti rugi
kepada pihak yang menderita kerugian.
2) Tonnies. Gem ienschaft dan Gesellschaft.
Menurut pemahaman Toniies, All intimate, private and exclusive living together... is
understood as life in Gemmeinschaft (community,). Geselschafi (society) is public life — it
it the world itself ...“ Disini Gemmeinschaft digambarkan sebagai kehidupan bersama
yang intim, pribadi dan ekslusif; suatu keterikatan sejak lahir. Seperti Gemmeinschaft of
flfe = ikatan dalam pernikahan, Gemmeinschafl di rumah tangga, agama, adat dsb yang
berbeda denagn Gesellschaft di perdagangan dan ilmu.
Gemmeinschafl dibagi tiga, yaitu
a) Gemmeinschafl by blood, yaitu ikatan kekerabatan.
b) Gemmeinschafl of place yaituikatan berdasarkan kedekatan letak dan tempat
tinggal yang mengacu kepada kehidupan bersama didaerah pedesaan misalnya.
c) Gemmeinschaft of mind mengacu kepada hubungan persahabatan yang disebabkan
oleh persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong
seseorang memiliki hubungan secara tenatur.
Gesellschafl merupakan gejala baru, suatu kehidupan publik, sebagai onang yang
kebetulan hadir bersama tetapi masingm asing tetap mandiri. Gesellschafl bersifat
sementara dan semu.
Inti perbedaanya adalah j ika pada Gemeinschaft individu tetap bersatu meskipun terdapat
berbagai faktor yang memisahkan mereka, sedang Gesellschaft individu pada dasarnya
terpisah meskipun terdapat banyak faktor pemersatu .
Gemmeinschafl ditandai dengan kehidupan organik, sedang Gesellschafl ditandai struktur
mekanik. Hal mi berlawanan dengan Durkheim, Durkheim menggambakan masyarakat
yang segemental justru bersifat mekanik sedangkan kelompok yang terdeferensiasi justru
bersifat organik.
3) Cooley. Primary groups
Primary Group adalah kelompok yang “characterized by intimate face to face association
and cooperation”. Kelompok yang ditandai oleh pergaulan dan kerja sama, tatap muka
yang intim. Lingkup terpenting adalah keluarga, teman bermain pada anak kecil, rukun
warga serta komunitas orang dewasa. Individu terpadu didalam satu kesatuan sehingga
dalam banyak hal din seorang menjadi hidup dan tujuan bersama kelompok.
Keterpaduan, simpati dan identifikasi bersama diwujudkan didalam kata “kita”. Kelompok
primer mi merupakan jalur penting bagi sosialisasi budaya. Contoh melalui kelompok
primer remaja, maka bahasa prokem berkembang, demikian j uga dengan bahasa suku.
Ahli lain mendefinikan juga kelompok lain yang tidak seprti primer, yaitu yang formal,
27
tidak pribadi, dan berciri kelembagaan. Kelompok seperti mi disebut dengan Secondary
Group. Persoalan yang muncul adalah meskipun syarat prymary group yaitu tatap muka,
didapati tetapi j ika “kita” tiddak dipahaini oleh individu, maka prymary group yang
terbentuk adalah cacat. Contoh hubungan ayah dan anak yang tidak harmonis.
4) Sumner. In-Group dan Out-Group.
Kelompok masyarakat yang primitif, kelompok kecil, tersebar di satu wilayah, dapat
disebut sebagai we-group atau in- group dengan orang lain. Kelompok orang lain (othersgroup) atau kelompok luar (out-group). Kelompok dalam ditandai dengan persahabatan,
kerjasama, keteraturan dan kedaiman, sedang pada kelompok luar ditandai dengan
kebencian permusuhan, pernag, perampokan dsb.
Muncul etnocentrism bagi kelompok dalam, akibat dan pemupukan in-group yang kuat
terus menerus antar generasi. Pada masyarakat yang modem hal serupa kita dapat jumpai
pada patriotisme.
Pembagian mi terus berkembagn, pada saät mi sering dijumpai istilah in-gro up feeling
yang mengacu kepada rasa atau perasaan bersama didalam in-group.
5) Merton, Membership group dan Reference group.
Kenyataan bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok tidak berarti bahwa seseorang akan
menjadikan kelompok menjadi acuan bagi cara bersikap, menilai maupun bertindak.
Kadang-kadang perilaku seseorang tidak mengacu pada keompok yang didalamnya ia
menjadi anggota, melainkan justru pada kelompok lain.
Merton mendefinikan kelompok reference (acuan) sebagai suatu kelompok yang
beranggota sangat banyak, juga sejumlah besar kelompok yang didalamnya seseorang
tidak menjadi anggota. Kelompok mi menjadi acuan bagi sikap, penilaian dan perilaku.
Jadi bisa saja anggota suatu kelompok menunjukkan konformitas kepada out-group
tertentu dan tidak mengikuti norma in-goupnya.
Didalam perubahan perilaku anggota muncul apa yang disebut dengan anticipatory
socialization. Yaitu langkah-langkah anggota yang secara orientasi sudah berubah terlebih
dahulu sebelum secara nil keanggotaan-nya pada suatu reference group berubah. Contoh
anak kelas 3 SMU, meskipun dia masih SMU tetapi orientasi berpikir dan kadang
berperilaku sudah seperti mahasiswa. Anticipatory socialization mi menolong penyesuaian
anggota baru dalam kelompok yang baru.
6) Variabel Pola (Talcot Parson).
Didalam memahami perilaku kelompok suatu masyarakat Parson menolong dengan
merumuskan variabel-variabel yang bertentangan satu dengan lain sebagai suatu
pasangan, disebut dengan variabel Pola.
Parson mengidentifikasjkan lima perangkat dilema yaitu:
1) affectivity-affective neutrality,
2) specificity - diffuuseness,
3) universalism-particularism
4) quality-performance
5) self-orientation collectivifity orientation
Dikotomi yang pertama affectivity-affective neutrality. Menunjuk kepada ada tidaknya rasa
28
kasih sayang atau kebencian dalam suatu interaksi. Contoh adalah hubungan antara ayah
dan anak dalam keluarga, ikatan kekerabatan, maka sikap afektive akan kuat. Tetapi pada
hubungan antara atasan dan bawahan, guru dan murid, atau nasabah bank dengan
langganannya yang diharapkan adalah afective-neutrality — ketiadaan sikap afective.
Specifciity — diffuseness mengacu kepada pertentangan antara kekhususan dan kekaburan.
Seorang anak dirumah dalam interaksi dengan orang tua sering berdasar kepada kekaburan,
artinya jika anak memecahkan piring pada waktu makan pagi, dia akan diomelin
sepanjang hari meskipun aktivitas lain tidak ada kaitannya dengan makan. Sebaliknya
pada saat di sekolah dia mungkin mendapat nilai jelek matematika dan dimarahi gurunya,
tetapi ketika jam pelajaran berganti dia mungkin dipuji karena menyanyi dengan bagus
pada pelajaran kesenian misalnya (kekhususan).
Universalis-particularism mengacu kepada diapakai tidaknya ukuran universal. Seseorang
mungkin berperilaku universal pada kelompok tertentu, dan tidak pada kelompok yang
lain.
Quality-performance, mengacu kepada situasi yang didalamnya orang harus memutuskan
apakah yang penting faktor yang dibawah sejak lahir ataukah suatu perangkat prestasi
tertentu. Contoh hubungan guru-murid, pelatih — team sering hubungan performance
lebih menonjol.
Self-orientation dan collective-orientation menitik beratkan orientasi pelaku pada suatu
bubungan. Pada hubungan perniagaan sering self-orientation menjadi utama. Sebaliknya
pada saat seorang endeta melayani jemaat maka orientasi collektif akan berperan.
7) Gerzt, priyayi, Santri dan Abangan
Pembagian ini diteliti sekitar th 1950-1960 di Jawa Timur, dimana Gerzt menemukan pola
budaya orang Islam Jawa yang terbagi menjadi 3 yaitu santri ditandai dengan ketaatannya
didalam beribadah, Priyayi sebagai birokrat atau pegawai negeri atau pegawai Belanda,
dan abangan yang merupakan kalangan banyak.
Pada segmentasi berikutnya pembagian mi menimbulkan pro dan kontar lalu dibagi lagu
menjadi priyayi-santri misalnya, santri desa - santri kota dsb. Tetapi yang jelas kelompok
ini memiliki simbols simbol sendiri dan perilaku sendiri.
Kelompok Formal dan Informal. Didalam suatu kelompok formal, sering dijumpai
kelompok informal. Misalnya begitu seorang tenaga dosen masuk didalam suatu institusi
pendidikan (kelompok formal) misalnya, biasanya selang beberapa saat dia akan menjalin
hubungan dengan dosen dan karyawan lain didalm kelompok informal.
Dan sering kali lebnih ekstrim, nilai dan panutan dan kelompok informal bertentangan
dengan nilai dan panutan pada kelompok formal dimana mereka menjadi anggotanya.
Contoh : Kelompok siswa SMA kadang memiliki aturan dan nilai bertentangan dengan
kelompok formal dimana dia bersekolah, misalnya taat kepada Guru, mengerjakan Tugas
sebagai murid yang merupakan aturan Kelompok formalnya sering bertentangan dengan
aturan kelompok informalnya.
Hubungan antar Kelompok
Kriteria pengelompokan berdasar kepada
29
1. fisiologis, yaitu jenis kelamin, usia, ras;
2. Kelompok yang diikat oleh persamaan kebudayaan, seperti etnis, jug agama;
3. Kroteria Ekonomi,
4. Perilaku.
Seperti yang caat fisik, cacat mental, dsb.
Hubungan antar kelompok ditelaah dalam 4 dimensi, yaitu
1. Dimensi Sejarah.
2. Dimensi Sikap, yang diamati adalah sikap kelompok satu terhadap kelompok lain.
3. Dimensi institusi, misalnya insitusi sering memperkuat dimensi sikap, institusi
ekonomi, politik memperkeruh diskriminasi ras misalnya.
4. Dimensi gerakan sosial. Kajian mi memperhatikan berbagai gerakan sosial yang
sering dilancarkan suatu kelompok untuk membebaskan din dan dominasi
kelompok lain.
Kelompok mayoritas dan Minoritas.
Mayoritas
Didefinisikan sebagai suatu kelompok kekuasaan; menganggap dirinya normal, kelompok
lain tidak normal, serta lebih rendah karena memilikj din tertentu (fisik, ekonomi, bidaya
dan perilaku).
Karenanya kelompok lain (minoritas mengalami eksploitasi dan diskriminasj). Mayoritas
disini dihubungkan dengan kekuasaan,tidak banyaknya jumlah anggota kelompok, j adi
adakemungkinan jumlahnya sedikit tetapi mayoritas. Ada juga istilah dominant majority
culture Ras. Terdapat problem yang tidak pernah selesai antara pendefinisian Ras sebagai
persamaan ciri fisik dan sosial. Artinya seseorang mungkin saja tidak dikelompoldcan
kedalam kelompok ras karena keturunan, tetapi lebih karena faktor sosial.
Perilaku yang ekstrim mendominasj ras kelompok lain disebut Rasisme (ideologinya yang
j adi penekanan, kalau praktek diskriminasinya disebut Rasialisme). Etnis. Seperti Ras
yang menggunakan persamaan ciri fisik, etnis menggunakan ciri kebudayaan. Etnis
digolongkan juga sebagai Gemeinschaft.
Pola Hubungan Antar Kelompok.
Akulturasi. Kebudayaan berbaur dan Terpadu. Bisa terjadi pada kelompok masyarakat
yang posisinya sama maupun tidak sama. Dapat dilihat pada cara makan, cara berbusana,
bahasa dsb.
Dekulturasi sering mengikuti Akulturasi, artinya budaya yang ash kadang tertutup dan
hilang. Dominasi. Jika kelompok Ras tertentu menmguasai kelompok lain. Contoh ekstrim
adalah genocide, pengusiran, perbudakan dsb. Beberapa sering disebut sebagai
paternalisme yaitu kekuasaan kelompok pendatang kepada kelompok pribumi. Integrasi
adalah suatu keadaan dimana kesadaran adanya perbedaan ras tetapi tidak diberikan makna
penting pada perbedaan tersebut. Pluralisme, adalah pola hubungan yang didalamnya
mengenal pengakuan persamaan hak politik dan hak perdata semua warga masyarakat dan
memberikan arti penting lebih besar pada kemaj emukan kelompok ras daripada pola
integrasi.
Dimensi Sikap.
Prasangka, yaitu sikap permusuhan yang ditujukan kepada kelompok tertentu atas dasar
dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri yang tidak menyenangkan. Dugaan
30
tersebut tidak didukung oleh pengetahuan, pengalaman maupun bukti yang memadai.
Mengapa orang berprasangka? Menurut teori frustrasi — agresi, seseorang atau kelompok
tertentu akan melakukan agresi (penyerangan) manakala usahanya untuk memperoleh
kepuasan terhadalang.
Jika Agresi tidak dapat ditujukan kepada kelompok sasaran maka akan dipakai kelompok
kambing hitam. Stereotip. Mirip prasangka, tetapi ditempatkan pada dua posisi yang
berlawanan antara kelompoknya sendiri dengan kelompok lain. Stereotip mengacu kepada
kecenderungan bahwa sesuatu yang dipercayai orang bersifat terlalu menyederhanakan dan
tidak peka terhadap fakta objektif.
Stereotip adakalanya benar tetapi tidak selalu demikian. Stereotip negatip misalnya
pandangan tentang Ras tertentu, stereotip positif misalnya pandangan kalau wanita itu
halus, lembut dan menyenangkan, berbeda dengan pria.
Dimensi Insitusi lebih mengutamakan pembedaan berlanjut kepada instusi baik politik
maupun ekonomi.
31
VII. Konformitas dan Penyimpangan.
Konformitas ini berhubungan dengan prosese sosialisasi. Sebab didalam sosialisasi terjadi
konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi yang didalamnya seseorang berperilaku
terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompok. Laki-laki berperilaku sesuai dengan
harapan kelompok tersebut tentang bagaimana seharusnya laki-laki berperilaku. Demikian
juga perempuan. Jadi identitas laki-laki dan perempuan adalah diberikan oleh kelompok
kepada orang tersebut.
Penyimpangan. Adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal
yang tercela dan diluar batas toleransi.Penyimpangan yang terususun disebut deviant
institution. Contohnya adalah organized crime (kejahatan terorganisasi).
Mengapa terjadi penyimpangan ? Teori Differential association (pergaulan yang berbeda).
Contoh adalah proses menghisap ganja, terjadi karena pergaulan yang intim dengan
pecandu. Teori Labeling, yaitu pemberian cap, etiket, merk yang diberikan masyarakat.
Mula-mula mungkin seseorang melakukan primary deviation (penyimpangan primer) yaitu
melakukan penyimpangan satu-dua kali saja, tetapi karena masyarakat melabel demikian
maka dia akan melanj utkan menj adi secondary deviation, sehingga mulai menganut gaya
hidup yang menyimpang (deviant life style, dan lebih jauh menj adi deviant career).
Merton meneliti proses seseorang mengadopsi perilaku meyimpang adalah sebagai berikut:
Cara Adopsi
1.
2.
3.
4.
5.
Conformity
Inovation
Ritualism
Retreatism
Rebellion
Tujuan Budaya
+
+
(+)
Cara yang di
Instusionalisasikan
+
+
(+)
Keterangan:
1) Pada Konformitas seseorang mengikuti tuj uan yang di tentukan masyarakat, dan
mengikuti cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tuj uan tersebut.
2) Innovation (adaptasi) perilaku mengikuti tujuan tetapi mengikuti cara yang
dilarang masyarakat. Contoh Mahasiswa memalsukan Ijazah. Tujuan masyarakat
kepada mahasiswa adalah menerima Ij azah, tetapi caranya memalsu stempel dan
tanda tangan Dekan! rektor.
32
3) Ritualisme, perilaku seseorang telah meninggalkan tujuan budaya namun masih
tetap berpegang pada cara yang telah digariskan masyarakat.
4) Retreatisme, Tidak mengikuti tujuan dan cara, contoh: orang Gila
5) Rebellion orang tidak mengakui struktur yang ada melainkan menciptakan struktur
yang baru.
Tujuan budaya dianggap sebagai penghalang, dan carajuga tidak diakui.
Teori Fungsi dan Durkheim, dia berpendapat bahwa keseragaman dan kesadaran moral
terhadap nilai luhur budaya tidak rnungkin dicapai semua orang, karena latarbelakang yang
berbeda.
Didalam suatu kelompok masyarakat pasti didapati orang jahat. Bahkan karena ada
kejahatan maka moralitas menjadi penting dan bisa di tegakkan. Intinya bagaimana
masing-masing element kelompok masyarkat manjalankan fungsinya.
Teori Konflik. Dicetuskan oleh Marx. Kejahatan terkait dengan perkemabngan
kapitalisme. Apa yang merupakan perilaku menyimpang didefiniiakan oleh kelompok
berkuasa didalam masyarakat untuk kepentingan din sendiri. Hukum adalah melayani
penguasa. Termasuk juga hukum pidana. Hal ini dijumpai pada mayoritas orang yang
dipidana adalah kelompok miskin, jarang orang kaya di hukum.
VII. Perilaku Kolektif
Kerumunan adalah sej umlah individu yang karena satu dan lain hal kebetulan berkumpul
bersama. Tetapi menurut pikiran prikologis, kerumunan adalah sekumpulan orang yang
mempunyai ciri baru yang berbeda sama sekali dengan ciri individu yang membentuknya.
Mengapa suatu kerumunan terbentuk ? Le Don menguraikan hal mi karena:
1. Faktor kebersamaan dengan orang lain menyebabkan seseorang yang semula
bisa mengendalikan diri memproleh kekuatan baru.
2. Faktor penularan (contagion) seperti suatu gej ala hipnotis, didalam suatu
kerumunan setiap perasaan dan tindakan bersifat menular. 3) Faktor
suggestibility, didalam kerumunan seorang individu mudah dipengaruhi,
dipercaya, taat. Mirip seperti robot yang mudah digerakkan. Teori diatas sering
disebut sebagai teori penularan.
Teori Emergent norm adlaah menyatakan bahwa didalam kerumunan muncul aturan baru
yang diluar diperkirakan. Teori konvergensi menyebutkan kerumumnan terbentuk dan
kelompok orang yang mempunyai dorongan, maksud dan kebutuhan yang serupa. Contoh
lebih mudah terjadi kerumunan pada kelompok mahasiswa satu perguruan tinggi dibanding
kelompok antrean penumpang angkota atau kereta api misalnya.
Menurut Smelser perilaku kolektif melewati 6 proses, yaitu :
1) Stuctural conduciveness, yaitu struktur sosial yang memudahkan munculnya
perilaku kolektif, contoh : Penarikan dana nasabah BCA akibat perobahan struktur
sosial th 1998.
2) Structural strain. Ketegangan struktural, semakin tegang semakin besar peluang
terjadi perilaku kolektif. Contoh Kesenjangan ekonomi.
3) Growth spread of ageneralized belief. Berkembang kepercayaan umum, desas —
desus, opini publik dsb.
33
4) Precipitating factors, terdapat faktor yang mendahului. Faktor penunjang
kecurigaan dan kecemasan yang terkandung didalam desas-desus. Contoh Harga $
US yang terus meningkat th 1998,
5) Mobilisasi, pemimpin banyak memobilisir anggota kerumunan untuk bertindak.
6) Pengendalian sosial. Faktor ini mencegah, menggangu proses terdahulu.
Gerakan Sosial.
Social movement adalah salah satu bentuk dan perilaku kolektif. Gerakan sosial ini
dipandang sebagai segi kolektifnya, segi kesengajaannya, organisasi dan
kesinambungannya.
Didefiniskan sebagai suatu aliansi sejumlah besar orang, yang berserikat untuk
mendorong atau menghambat suatu segi perubahan sosial dalam suatu masyarakat.
Gerakan sosial memiliki tujuan dan kepentingan bersama(berbeda dengan kerumunan),
juga ada ayng mempunyai tujuan jangka panjang, menggunakan cara diluar institusi yang
ada (demo
misalnya).
Macam gerakan Sosial:
Besarnya Perubahan
Yang dikehendaki
34
Sebagian
Menyeluruh
Type perubahan yang dikehendaki
Perubahan Perorangan Perubahan Sosial
Alternatif Movement
Reformatif Movement
Redemptive
Transformatif
Movement
Movement
VIII. Perubahan Sosial.
Perubahan sosial adalah salah satu bahasan penting didalam sosiologi dinamik (berbeda
dengan statika).
Pola perubahan Sosial:
1. Lenear. Semua masyrakat berubah melalui tahapan-tahapan dan linear sifatnya,
yaitu
a. Tahap teologis dan militer, lalu
b. Metafisik dan Yuridis,
c. Tahap Ilmu pengetahuan dan industri. Ada juga yang mengatakan
evolusioner dan homogen ke komples.
2. Siklus. Seperti roda, suatu masyarakat berkembang naik dan turun. Masyarakat dan
budaya muncul dan hilang seperti ombak, contoh budaya Mesir, Romawi, Yunani
yang silih berganti dengan corak yang berulang.
3. Gabungan bebarapa pola.
Perobahan sosail abad 20 membagi dunia menjadi Barat, Timur dan sedang berkembang
misalnya.
Teori modern.
Teori Modernisasi. Menganggap semua negara terbelakang akan menempuh jalan yang
sama dengan negara industri maju di Barat sehingga kemudian akan menjadi negara
berkembang melalui proses modernisasi.
Teori ketergantungan. Akibat perkembangan dunia yang tidak merata mulai muncul
kelompok negara-negara yang terbelakang dan selalu tergantung kepada negara industri.
Teori Sistem Dunia. Negara pusat (Barat, Amreika dan Eropa) dan periferi (Asia, Africa),
lalu muncul kebangkitan timur (Jepang, Cina dan India).
Nof.
SUMBER :
Sunarto, K. 2000. Pengantar Sosiologi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Jakarta. (buku pegangan).
Abdullah, T. & Van Der Leeden, A.C., 1986. Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas,
yayasan Obor Indonesia, jakarta. (untuk membahas Fakta sosial dan
Solidaritas Sosial).
Kontowijoyo, . Budaya dan Masyarakat.Tiara wacana, Jakarta. (untuk membahas
Perubahan Sosial).
Lawang, R.M.Z., 1985. Buku Materi Pengantar Sosiologi, Karunika Jakarta. (untuk
memperkaya pokok diskusi).
Wagiyo, M.S., 2004. Cet.4. Teori Sosiologi Modern. Pusat penerbitan Universitas
Terbuka. Jakarta.
http://search.nndb.com/search/nndb.cgi?nndb=1&omenu=unspecified&query=cooley
35
Download