BAB 6 VEKTOR DI BIDANG DAN DI RUANG DEFINISI VEKTOR Vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nilai mutlak dan arah tertentu. Contoh Skalar : Luas, Panjang, Massa, Waktu dan lain-lain Contoh Vektor : Gaya, Percepatan, Berat, Kecepatan dan lain-lain. Vektor disajikan secara geometris sebagai ruas garis berarah atau panah. Arah Panah menentukan arah vektor dan panjang panah menentukan besarnya vektor. Ekor dari panah disebut titik pangkal vektor. Ujung panah disebut titik ujung vektor. Vektor ditulis dalam huruf kecil tebal (a,k,w,u dan x) , sedangkkan Skalar ditulis dengan huruf kecil miring (a,k,w,u dan x). Jika u menyatakan ruas garis berarah dari A ke B, maka ditulis dengan lambang 𝑢̅ = ⃗⃗⃗⃗⃗ AB , panjang vektor u dinyatakan dengan |u| dan panjang vektor AB dinyatakan dengan |AB| VEKTOR SECARA ILMU UKUR VEKTOR - VEKTOR YANG PANJANG DAN ARAHNYA SAMA DISEBUT EKUIVALEN, VEKTOR-VEKTOR YANG EKUIVALEN DIPANDANG SAMA WALAUPUN MUNGKIN TERLETAK PADA POSISI YANG BERBEDA. JIKA V DAN W EKUIVALEN, KITA TULISKAN : V = W B A Vektor ⃗⃗⃗⃗⃗ AB Vektor – vektor yang EKUIVALEN Jika v dan w adalah dua vektor sembarang, maka jumlah v dan w adalah vektor yang ditentukan sebagai berikut : Letakkan vektor w sedemikian sehingga titik pangkalnya bertautan dengan titik ujung v. Vektor v + w disajikan oleh panah dari titik pangkal v ke titik ujung w. W V+W=W+V V V+W Vektor yang panjangnya nol disebut vektor nol dan dinyatakan dengan 0. Jika v adalah sebarang vektor tak nol, maka –v, negatif dari v, didefinisikan sebagai vektor yang besarnya sama dengan v, tetapi arahnya terbalik. V • -V VEKTOR INI MEMPUNYAI SIFAT : V + (-V) = 0 Jika v adalah suatu vektor tak nol dan k adalah suatu bilangan real tak nol (skalar), maka hasil kali kv didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya k kali panjang v dan arahnya sama dengan arah v jika k > 0 dan berlawanan arah dengan v jika k < 0. Kita definisikan k v = 0 jika k = 0 atau v = 0 OPERASI PADA VEKTOR Penjumlahan Vektor Pengurangan Vektor Perkalian Skalar VEKTOR DI DALAM RUANG BERDIMENSI N Vektor-vektor dalam sistem koordinat Vektor - Vektor dalam Ruang Berdimensi 2 (Bidang) Koordinat v1 dan v2 dari titik ujung v disebut komponen v , dan kita v disebut komponen v , dan kita tuliskan : y v = (v1, v2) (v1, v2) v x Vektor - Vektor dalam Ruang Berdimensi 3 (Bidang) z (v1,v2,v3) v y x Jika vektor P1P2 mempunyai titik pangkal P1(x1,y1,z1) maka P1P2 = (x2-x1, y2-y1, z2-z1) Dengan kata lain P1P2 = OP2 - OP1 dan titik ujung P2 (x2,y2,z2), Panjang & Jarak Vektor Panjang atau norma suatu vektor u dinyatakan dengan |u|. Untuk Ruang berdimensi 2. u = (u1,u2) |u| = √u12 + u22 Untuk Ruang berdimensi 3. u = (u1,u2,u3) |u| = √u12 + u22 + u32 Jarak suatu vektor dinyatakan dengan d . Untuk Ruang berdimensi 2. u = (u1,u1) dan v = (V2,V2) jarak u dan v adalah d (u,v) = √(𝑉2 − 𝑢1)2 + (𝑉2 − 𝑢1)2 Untuk Ruang berdimensi 3. u = (u1,u2,u3) dan V = (V1,V2,V3) jarak u dan v adalah d (u,v) = √(𝑉1 − 𝑢1)2 + (𝑉2 − 𝑢2)2 + (𝑉3 − 𝑢3)2 6.1 OPERASI HASILKALI TITIK DEFINISI : Jika u dan v adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau ruang berdimensi 3 dan θ adalah sudut antara u dan v, maka hasilkali titik (dot product) u . v didefinisikan oleh : u . v = ||u|| ||v|| cos θ ; jika u ≠ 0 dan v ≠ 0 Menentukan Hasilkali Titik dari komponen-komponen : Jika u=(1,-2,3), v =(-3,4,2) , dan w=(3,6,3) maka : u . v = (1)(-3) + (-2)(4) + (3)(2) = -5 v . w = (-3)(3) + (4)(6) + (2)(3) = 21 u . w = (1)(3) + (-2)(6) + (3)(3) = 0 Sifat – sifat Hasilkali Titik : u.v=v.u u . (v + w) = u . v + u . w k(u . v) = (ku) . v = u. (kv) v . v > 0 jika v ≠ 0, dan v .v = 0 jika v = 0 6.2 PROYEKSI ORTOGONAL VEKTOR ORTOGONAL Vektor Ortogonal adalah vektor-vektor yang saling tegak lurus. Dua vektor tak nol adalah ORTOGONAL jika dan hanya jika hasilkali titiknya adalah nol. Dua vektor u dan v ortogonal (tegak lurus) jika dan hanya jikaanya jika u . v = 0. Dinotasikan dengan : u ⊥ v. PROYEKSI ORTOGONAL Pada sejumlah aplikasi kita perlu “menguraikan” suatu vektor u menjadi jumlah dari dua vektor, dimana yang satu sejajar dengan suatu vektor tak nol a tertentu, Dan yang lainnya tegak lurus terhadap a . Jika u dan a ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik-titik awalnya berhimpitan di titik Q, maka kita dapat menguraikan vektor u dengan cara : menarik garis dari ujung u yang memotong tegak lurus a dan buatlah vektor w1 dari Q hingga ke kaki dari garis tegak lurus tersebut. Kemudian hitunglah selisih dari w2 = u – w1 u w2 w1 a Vektor w1 sejajar dengan a, vektor w2 tegak lurus terhadap a, dan w1 + w2 = w1 + (u-w1) = u Vektor w1 disebut sebagai proyeksi ortogonal u pada a (orthogonal projection of u on a) atau kadang-kadang disebut komponen vektor u sepanjang a (vector componentof u along a). Dinotasikan sebagai : proja u Vektor w2 disebut komponen vektor u yang orthogonal terhadap a (vector component of u orthogonal to a). Karena w2 = u – w1, vektor ini dapat ditulis dengan notasi sebagai : w2 = u - proja u TEOREMA : Jika u dan a adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau ruang berdimensi 3 dan jika a ≠ 0, maka : u.a a (komponen vektor u sepanjang a) proja u = ║a║2 u.a u - proja u = u - a (komponen vektor u yg orthogonal thdp a) ║a║2 6.3 OPERASI HASILKALI SILANG DEFINISI Jika u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3) adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 3, maka hasilkali silang (cross product) u x v adalah vektor yang didefinisikan sebagai : (u2v3 – u3v2, u3v1 – u1v3, u1v2 – u2v1 ) Atau dalam notasi determinan adalah sbb : uxv = u2 u3 u1 u3 v2 v3 , v1 v3 , u1 u2 v1 v2 Sifat – Sifat Hasilkali Silang : a) u x v = -(v x u) b) u x (v+w) = (u x v) + (u x w) c) (u + v) x w = (u x w) + (v x w) d) k(u x v) = (ku)x v = u x (kv) e) u x 0 = 0 x u = 0 f) u x u = 0 6.4 LATIHAN DAN TUGAS