Bahaya Keracunan Melamin yang Terkandung Dalam Pangan

advertisement
B A DA N P OM R I
InfoPOM - Vol.14 No. 4 Juli-Agustus 2013
Topik
sajian utama
Mengenal PDE-5
Inhibitor,
Kelompok Sildenafil
si Obat Kuat
Artikel
Bahaya Keracunan Melamin
yang Terkandung Dalam
Pangan
Seri Swamedikasi 4
Konstipasi
InfoPOM - Vol.14 No. 4 Juli-Agustus 2013
Tim
Redaksi
Penasehat Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Pengarah
Sekretaris Utama Badan Pengawas Obat dan
Makanan
Penanggung jawab
Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan
Redaktur
Kepala Bidang Informasi Obat
Editor
Irhamahayati, Apt., MTI; Dra. Murti Hadiyani;
Indah Widyaningrum, S.Si, Apt; Arlinda
Wibiayu, S.Si, Apt
Kontributor
DR. Tepy Usia, M.Phil; Sofhiani Dewi, STP,
Msi; Dina Puspita Mayasari, S.Farm, Apt;
Dra. Tri Asti I., Apt, M.Pharm; Kustantri
Wahyuni, S.Si, Apt; Dra. Sutanti Siti Namtini,
Ph.D; Octavita Dwi Yuliani, S.Ikom; Dra.
Rini Tria Suprantini, M.Sc; Yustina Muliani,
S.Si, Apt; Linda Octaviani, S.Si, Apt; Judhi
Saraswati, SP., MKM; Indah Widyaningrum,
S.Si, Apt; Dra. Sri Murhamdini, Apt; Arlinda
Wibiayu, S.Si, Apt; drg. Indah Ratnasari; Dwi
Resmiyarti, S.Farm, Apt; Fitri Fatima, S.Si,
Apt;
Sekretariat
Judhi Saraswati, SP, MKM; Arlinda Wibiayu,
S.Si, Apt; Dwi Resmiyarti, S.Farm, Apt; Riani
Fajar Sari, A.Md; Tanti Kuspriyanto, S.Si,
M.Si; Netty Sirait; Surtiningsih; Syatiani Arum
Syarie, S.Farm, Apt; Sofhiani Dewi, STP, M.Si;
Dina Puspita Mayasari, S.Farm, Apt.
Foto
Ridwan Sudiro, S.IP; Topan Husni Thamrin
A.Md.
Desain Grafis
Rahmat Kurniawan
Redaksi menerima sumbangan
artikel yang berisi informasi terkait
dengan obat, makanan, kosmetika,
obat tradisional, komplemen
makanan, zat adiktif dan bahan
berbahaya. Kirimkan tulisan melalui
alamat redaksi dengan melampirkan
identitas diri penulis.
2
Editorial
Pembaca yang terhormat,
Berkembang pesatnya teknologi informasi dan komunikasi membawa berbagai
dampak. Salah satu dampak tersebut adalah semakin maraknya penjulan
on-line termasuk obat-obatan. Penjualan obat secara on-line membuat
masyarakat dapat membeli obat bahkan obat keras dengan mudah. Padahal
hal tersebut bisa berbahaya karena tidak sesuai ketentuan, misalnya membeli
obat keras tanpa resep dokter. Salah satu penjualan on-line yang tidak sesuai
ketentuan namun banyak terjadi adalah penjualan ‘obat kuat’ dengan imingiming yang menggiurkan. Meskipun Badan POM telah melakukan berbagai
operasi penertiban (dikenal operasi Pangea), namun tetap belum cukup untuk
menghentikan promosi obat kuat yang menyesatkan melalui media teknologi
informasi, serta penjualan obat kuat tersebut. Pada InfoPOM kali ini kami
menurunkan artikel terkait obat kuat untuk meningkatkan stamina pria yang
termasuk golongan PDE-5 Inhibitor (semacam pengelompokan berdasarkan
reaksi kimia dalam tubuh), yaitu “Mengenal PDE-5 Inhibitor, Kelompok
Sildenafil si Obat Kuat”.
Masyarakat sering diresahkan oleh isu melamin dalam makanan, antara
lain yang pernah hangat dibicarakan adalah melamin pada produk susu.
Untuk menambah wawasan kita tentang bahaya melamin bagi tubuh, maka
kami turunkan artikel “Bahaya Keracunan Melamin Yang Terkandung Dalam
Pangan”.
Seri Swamedikasi kali ini menampilkan artikel tentang “Konstipasi”. Konstipasi
dapat dialami oleh semua orang, dari anak-anak sampai lansia. Meskipun
ringan namun hal ini terkadang cukup mengganggu. Untuk itu perlu diketahui
langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menangani gangguan ini.
Untuk mendukung seri swamedikasi ini maka forum PIO Nas juga
menampilkan tema “Pencahar Untuk Ibu Setelah Melahirkan”.
Demikian, semoga bermanfaat.
Selamat membaca.
InfoPOM - Vol.14 No. 4 Juli-Agustus 2013
Sajian Utama
Mengenal PDE-5 Inhibitor,
Kelompok Sildenafil si Obat Kuat
Masyarakat mungkin tidak asing dengan produk-produk
seperti cialis, viagra, pil biru dan sebagainya yang banyak
dijual secara online atau di toko-toko di pinggir jalan.
Amankah obat ini dikonsumsi?
Kesehatan seksual memegang peranan penting dalam
kebahagiaan rumah tangga dan kualitas hidup seseorang.
Tidak jarang, dorongan untuk mempertahankan
kebahagiaan rumahtangga memicu orang untuk memiliki
kemampuan lebih dalam kehidupan seksualnya, yang tentu
saja hal ini tidak sepenuhnya benar. Dorongan tersebut juga
yang membuat orang, umumnya pria, begitu saja tergiur
untuk mengkonsumsi produk-produk yang dipercaya
dapat meningkatkan stamina dan fungsi seksualnya, tanpa
dibekali pengetahuan yang memadai tentang produk yang
dikonsumsi tersebut.
Pada umumnya stamina pria dikaitkan dengan kemampuan
seksual, namun tidak selalu demikian. Tidak jarang juga
bagi sebagian orang, stamina diterjemahkan sebagai
bentuk kebugaran yang membuat orang memiliki
kemampuan prima dalam bekerja atau menjalankan tugas,
termasuk bekerja lembur, bergadang, beraktivitas tanpa
kenal lelah, tidak mengantuk dan tetap terjaga tanpa
kehilangan konsentrasi, dan sebagainya. Hal terakhir ini,
yang membuat sebagian pekerja keras termasuk buruh
atau pekerja kasar tergiur untuk mengkonsumsi produkproduk yang dipromosikan meningkatkan stamina. Tanpa
pengetahuan yang memadai, terkadang keinginan untuk
tetap prima tersebut dapat berakhir tragis.
Pada artikel ini, tidak akan dibahas terkait hal yang
kedua, melainkan akan membahas hal yang pertama,
yaitu meningkatkan stamina pria menggunakan produkproduk sexual enhancer, yang antara lain adalah golongan
PDE-5 inhibitor. Apa itu PDE-5 inhibitor, bagaimana
mekanisme kerjanya, bagaimana dia bisa mengatasi
keluhan disfungsi ereksi, bagaimana efek sampingnya dan
bagaimana penyalahgunaannya, akan dibahas pada artikel
ini. Diharapkan artikel ini dapat menambah wawasan
pembaca sehingga lebih cerdas dalam menentukan
kapan menggunakan produk ini, mengetahui efek
sampingnya, serta mengetahui bagaimana menghindari
penyalahgunaannya di masyarakat.
Mekanisme Kerja PDE-5 Inhibitor Pada
Penanganan Disfungsi Ereksi (DE)
Sebagaimana disampaikan di awal tulisan ini, bahwa kesehatan
seksual menjadi sesuatu yang membanggakan, sekaligus
menjadi momok bagi pria yang bermasalah dengannya.
Berbicara tentang kesehatan seksual pada pria tidak lepas dari
masalah ereksi dan disfungsi ereksi.
Ereksi merupakan fenomena yang kompleks, melibatkan faktor
psikologis, neuroendokrin dan mekanisme vaskuler yang
bekerja pada jaringan ereksi penis. Sumber lain menyatakan
bahwa ereksi melibatkan jaringan, pembuluh dan saraf di
bawah kendali hormonal. Dalam hal ini, ereksi terjadi akibat
stimulasi saraf parasimpatis yang menghasilkan pelepasan
Nitric Oxide/NO (neurotransmitter non-adrenergik nonkolinergik) yang mengaktifkan enzim guanilat siklase yang
akan mengubah guanosine triphosphate (GTP) menjadi cyclic
guanosine monophosphate (cGMP). cGMP merangsang
kalsium keluar dari otot polos korpora kavernosa, sehingga
terjadi relaksasi otot polos trabekular yang mengelilingi rongga
sinusoid. Relaksasi tersebut mengakibatkan vasodilatasi dan
peningkatan aliran darah. Sewaktu arteri dan arteriol penis
terisi darah, vena yang keluar dari penis menjadi tersumbat.
Oklusi vena menyebabkan jaringan berongga di dalam
batang penis, korpus kavernosum dan korpus spongiosum,
membengkak hingga membuat penis menjadi keras. Ereksi
akan berakhir seiring dengan menurunnya kadar cGMP yang
dirombak oleh enzim phosphodiesterase tipe 5 (PDE-5)
menjadi GMP (lihat siklus dibawah ini).
3
InfoPOM - Vol.14 No. 4 Juli-Agustus 2013
Keterangan:
NO = nitric oxide
GTP = guanosine triphosphate
NANC = nonadrenergic-noncholinergic neurons
GMP = guanosine monophosphate
PDE 5 = phosphodiesterase type 5
cGMP = cyclic guanosine monophosphate
PDE-5 merupakan salah satu dari 11 isoenzim
phosphodiesterase, yaitu enzim yang mendegradasi cyclic
adenosine monophosphate (cAMP) dan cyclic guanosine
monophosphate (cGMP). Sebelas isoenzim PDE bervariasi
dalam hal selektifitasnya terhadap cAMP dan/atau cGMP dan
juga jaringan tempat enzim tersebut bekerja. PDE-5 adalah
isoenzim yang bekerja selektif terhadap cGMP. Kerja PDE-5
dalam korpus kavernosum dan relaksasi otot polos kavernosa
yang dimediasi cGMP selama rangsangan seksual telah
membuat inhibisi enzim ini memiliki manfaat klinis dalam
penatalaksanaan disfungsi ereksi. Dan oleh karena itu PDE-5
inhibitor menjadi pilihan utama penanganan disfungsi ereksi.
Disfungsi ereksi (DE) didefinisikan sebagai ketidakmampuan
untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup
untuk memungkinkan hubungan seksual yang memuaskan.
Banyak faktor yang menjadi penyebab DE, umumnya
dikelompokkan sebagai faktor organik, faktor psikogenik
dan gabungan kedua faktor tersebut. Faktor organik adalah
penyebab-penyebab fisik yang meliputi gangguan neurologi
(saraf), vaskular (pembuluh darah), dan hormonal, seperti
penyakit Parkinson, stroke, hipertensi, hiperlipidemia, diabetes
mellitus, rokok dan hipogonadisme. Sebagian besar pasien
(sekitar 80%) mengalami DE akibat faktor organik. Sedangkan
faktor psikogenik adalah penyebab DE yang berasal dari
gangguan secara psikologis, seperti depresi, kecemasan dan
gangguan mental. Selain faktor-faktor tersebut, beberapa
obat juga dapat menyebabkan DE karena mekanisme kerja
obat yang mirip dengan mekanisme penyebab penyakit DE,
seperti kelompok obat antikolinergik, antagonis dopamin,
antiandrogen, depresan sistem saraf pusat dan obat-obat yang
menurunkan aliran darah ke penis.
PDE-5 inhibitor merupakan obat yang direkomendasikan
sebagai lini pertama untuk mengatasi disfungsi ereksi.
4
Terdapat tiga obat yang termasuk golongan PDE-5 inhibitor
yang paling berpotensi untuk pengobatan penyakit disfungsi
ereksi yaitu sildenafil, tadalafil dan vardenafil.
Untuk diketahui, bahwa PDE-5 tidak hanya terdapat dalam
korpus karvenosus di penis, namun juga terdapat pada jaringan
vaskuler, sehingga inhibisi terhadap PDE-5 bisa menimbulkan
efek samping yang berhubungan dengan vaskuler. Dan, karena
selektivitas PDE-5 inhibitor terhadap PDE-5 dan PDE-6 hanya
sedikit berbeda, sementara PDE-6 banyak terdapat pada
retina, maka diduga hal ini berkaitan dengan efek samping
PDE-5 inhibitor pada retina (gangguan visual).
Obat Apa Yang Tepat Untuk Keluhan Anda?
Masing-masing obat dari kelompok PDE-5 inhibitor ini
(sildenafil, tadalafil, vardenafil) secara lebih detil akan
dijelaskan dibawah ini. Dokter anda akan memilihkan obat
yang tepat sesuai dengan diagnosis dan tujuan terapi terhadap
keluhan anda. Pemilihan obat di antara tiga obat tersebut
bergantung dari frekuensi penggunaannya (sewaktu-waktu
atau terapi reguler, 3-4 kali seminggu) dan pengalaman pribadi
pasien.
Sildenafil
Sildenafil merupakan obat PDE-5 inhibitor yang pertama
beredar. Efeknya mulai bekerja 30 hingga 60 menit sejak
mengkonsumsi obat. Efeknya dapat berkurang jika dikonsumsi
setelah makanan berat dan berlemak akibat absoprsinya
menjadi lambat. Dosis sildenafil yang tersedia adalah 25
mg, 50 mg dan 100 mg. Dosis awal yang direkomendasikan
adalah 50 mg dan disesuaikan dengan respon pasien dan efek
samping yang dialami pasien. Khasiatnya dapat dipertahankan
hingga 12 jam.
Tadalafil
Tadalafil mulai efektif 30 menit setelah konsumsi obat dengan
puncak khasiatnya setelah sekitar 2 jam. Khasiatnya bertahan
hingga 36 jam dan tidak dipengaruhi oleh makanan. Dosis
tadalafil yang tersedia adalah 10 mg dan 20 mg. Dosis awal
yang direkomendasikan adalah 10 mg dan disesuaikan dengan
InfoPOM - Vol.14 No. 4 Juli-Agustus 2013
respon pasien dan efek samping yang dialami pasien. Selain
tadalafil, terdapat pula aminotadalafil yang merupakan analog
dari tadalafil.
Vardenafil
Vardenafil mulai memberikan efek 30 menit setelah konsumsi
obat dan efeknya dapat berkurang dengan adanya makanan
berat berlemak yang mengurangi kecepatan absorpsinya.
Dosis vardenafil yang tersedia adalah 10 mg dan 20 mg. Dosis
awal yang direkomendasikan adalah 10 mg dan disesuaikan
dengan respon pasien dan efek samping yang dialami pasien.
Berdasarkan uji in vitro, potensi vardenafil lebih besar 10 kali
lipat dibandingkan sildenafil. Meski demikian bukan berarti
efek klinik vardenafil juga lebih besar.
Efek Samping Dan Kontraindikasi
Sebagian besar efek samping dari PDE-5 inhibitor merupakan
efek samping yang ringan hingga sedang dan tidak semua
individu mengalaminya. Seringkali pasien dapat mentolerir
efek sampingnya seiring penggunaan yang berkelanjutan. Pada
dosis normal, efek samping yang paling umum terjadi adalah
sakit kepala, wajah memerah, dispepsia, hidung tersumbat,
dan pusing. Efek-efek tersebut diakibatkan vasodilatasi atau
relaksasi otot polos hasil penghambatan PDE-5 di jaringan lain
(extragenital).
Sildenafil dan vardenafil dapat menyebabkan penurunan
tekanan darah kurang lebih 1 jam setelah meminum obat dan
dapat berlangsung selama 4 jam. Sebagian besar pasien tidak
mengalami gejala yang berarti akibat penurunan tekanan
darah ini, namun pada beberapa pasien, terutama yang
mengonsumsi obat antihipertensi dan nitrat yang juga berefek
pada penurunan tekanan darah, dapat mengalami gejala klinis
hipotensi. Tadalafil tidak menyebabkan penurunan tekanan
darah, namun penggunaan pada pasien dengan penyakit
“Penyalahgunaan
obat golongan PDE 5
inhibitor di masyarakat
dapat kita temui dalam
bentuk perdagangan
ilegal, promosi yang
menyesatkan dan
pencampuran bahan
kimia obat ini kedalam
jamu”
kardiovaskular harus diperhatikan.Oleh karena itu, selain
harus memperhatikan pasien dengan penyakit kardiovaskular,
sildenafil, tadalafil dan vardenafil juga harus diperhatikan
pemberiannya pada pasien dengan penyakit obstruksi aliran
darah dari ventrikel kiri, deformasi anatomi penis dan pada
pasien yang memiliki kecenderungan untuk mengalami
priapism (misalnya sickle cell disease, multiple myeloma, atau
leukimia).
Sildenafil dan vardenafil dapat menyebabkan meningkatnya
kepekaan mata terhadap cahaya, penglihatan kabur, atau
kehilangan kemampuan membedakan warna hijau-biru.
Efek tersebut terjadi akibat penghambatan PDE-6 pada sel
fotoreseptor di batang retina, terutama pada penggunaan
dosis lebih dari 100 mg. Efek samping visual ini ringan
dan dapat sembuh kembali, namun harus diperhatikan
penggunaan obat ini pada pasien yang pekerjaannya
melibatkan fokus penglihatan serta cahaya biru dan hijau,
seperti pilot. Tadalafil tidak memiliki efek hambatan PDE-6
atau hanya memiliki efek minimal, dan tidak pernah dilaporkan
memberikan efek samping visual. Meskipun demikian, semua
PDE-5 inhibitor harus diberikan dengan hati-hati pada pasien
yang memiliki risiko penyakit retinitis pigmentosa yaitu
penyakit genetik yang berhubungan dengan defisiensi enzim
PDE di retina.
Selain efek samping yang telah disebutkan, pernah dilaporkan
juga beberapa kasus kebutaan mendadak, tanpa rasa sakit
dan kemungkinan ireversibel atau tidak dapat kembali
normal, yang dikenal dengan istilah Non-arteritic Anterior
Ischaemic Optic Neuropathy atau disingkat NAION. Mekanisme
terjadinya efek samping ini belum diketahui secara pasti,
namun diduga berkaitan dengan penurunan tekanan darah
yang menyebabkan penurunan aliran darah ke saraf optik
sehingga terjadi penurunan daya penglihatan secara tiba-tiba.
Efek ini dapat terjadi terutama pada pasien yang memiliki
risiko atau riwayat NAION sebelumnya. Oleh karena itu, obatobat ini dikontraindikasikan pada pasien yang mendapatkan
pengobatan nitrat, pada pasien yang tidak dianjurkan terjadi
vasodilatasi atau aktivitas seksual, atau pada pasien dengan
5
InfoPOM - Vol.14 No. 4 Juli-Agustus 2013
yang tepat, alih-alih mendapatkan kebugaran yang diimpikan,
justru yang terjadi adalah gangguan tekanan darah/stroke dan
gangguan penglihatan, atau efek samping lainnya. Nah lho!
sumber: health.kompas.com
riwayat NAION. Efek samping ketiga obat tersebut umumnya
adalah dispepsia, mual, muntah, sakit kepala, pusing, myalgia,
nyeri punggung, gangguan penglihatan dan hidung tersumbat.
Penyalahgunaan
Penyalahgunaan obat golongan PDE-5 inhibitor di masyarakat
dapat kita temui dalam bentuk perdagangan ilegal, promosi
yang menyesatkan dan pencampuran bahan kimia obat ini
kedalam jamu (baik jamu dalam kemasan yang ilegal ataupun
jamu godog yang dicampur ketika hendak diminum).
Jamu-jamu mengandung bahan kimia obat PDE-5 inhibitor,
terbukti banyak di pasar dan terjaring dalam razia yang
dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jamu-jamu
mengandung BKO ini telah diumumkan kepada publik melalui
website Badan POM maupun media publikasi lainnya (lihat di
www.pom.go.id). Bahan kimia obat golongan PDE-5 inhibitor
yang paling banyak disalahgunakan dengan mencampurkan
ke dalam jamu adalah sildenafil. Juga perlu diwaspadai obatobat kuat yang dijual secara online atau di toko-toko pinggir
jalan yang tidak berizin, kemungkinan obat-obat kuat tersebut
adalah dari golongan PDE-5 inhibitor.
Penutup
Perlu diketahui, sebagaimana sudah disampaikan, bahwa
ereksi merupakan fenomena interaksi yang kompleks dari
berbagai faktor, melibatkan psikologis, neuroendokrin dan
jaringan erektil. Ereksi tidak dapat terjadi hanya dengan
mengkonsumsi PDE-5 inhibitor, rangsangan seksual misalnya,
tetap diperlukan, karena rangsangan seksual yang akan
menghasilkan NO, tanpa itu PDE-5 inhibitor juga tidak
menghasilkan manfaat yang diharapkan. Meskipun PDE-5
inhibitor merupakan obat yang efektif untuk penyakit disfungsi
ereksi, PDE-5 inhibitor bukanlah pencetus ereksi. Suatu
kesalahan lagi, kalau orang hanya mengkonsumsi obat tanpa
memperhatikan faktor lain di luar obat, bukan?
Selektifitas PDE-5 inhibitor terhadap PDE-5 dan PDE-6,
sebagaimana sudah dijelaskan di atas, memberikan
pemahaman bahwa hampir tidak ada obat yang hanya
bereaksi pada satu bagian secara sangat spesifik. Jadi anda
jangan heran bila mengkonsumsi golongan PDE-5 inhibitor
tanpa menghiraukan aturan pakai yang baik dan tanpa indikasi
6
Obat-obat kelompok PDE-5 inhibitor seharusnya hanya bisa
diperoleh dengan resep dokter karena merupakan obat
keras. Namun kenyataannya obat-obat tersebut banyak
disalahgunakan dan dipasarkan secara ilegal karena banyak
konsumen mengidamkannya (tingginya permintaan). Tingginya
permintaan ini disebabkan karena di satu sisi dipercaya
sebagai obat kuat atau penambah stamina pria, di sisi lain
karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap efek
sampingnya, sementara dorongan untuk meningkatkan
kemampuan seksual sangat tinggi, sehingga mudah tergiur
oleh promosi yang menyesatkan. Meskipun bisa dipahami
juga bahwa tingginya permintaan ini karena memang
faktanya angka penderita DE cukup tinggi (suatu survey
menunjukkan rata-rata responden pria umur 40-70 tahun
hampir setengahnya menderita DE), belum lagi meningkatnya
penyakit degeneratif seperti diabetes, penyakit jantung
iskemik dan penyakit vaskuler perifer yang menyumbang bagi
bertambahnya jumlah penderita DE.
Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa obat-obat ini juga
dapat memberikan efek-efek yang dapat mengganggu
aktivitas atau bahkan membahayakan terkait dengan faktor
risiko yang dimiliki pasien, karena itu tidak semua pria dapat
mengkonsumsi obat ini dan penggunaannya harus dengan
pengawasan dokter. Apabila obat golongan PDE-5 inhibitor ini
dikonsumsi tanpa pengawasan dari dokter, seperti penggunaan
obat-obat yang diperoleh secara ilegal atau sebagai campuran
dalam obat tradisional, maka sangat mungkin terjadi efekefek yang dapat membahayakan kesehatan, karena obat-obat
yang dijual secara ilegal tersebut belum tentu memenuhi
persyaratan mutu yang baik. Bisa jadi dosis obat yang
terkandung di dalamnya lebih kecil atau lebih besar karena
produksinya tidak diawasi dengan jelas.
Terakhir, ada nasehat klasik bila anda ingin mempertahankan
stamina dengan cara yang baik dan murah, yaitu aturlah pola
makan dengan diet yang sesuai kebutuhan, olah raga yang
teratur, serta istirahat yang cukup. Binalah rumah tangga yang
harmonis dengan ketulusan dan kasih sayang serta komunikasi
yang terbuka dan jujur. Hindari bekerja keras yang berlebihan,
pola makan tidak teratur dan malas berolah raga. Bila anda
memerlukan obat, maka konsultasikanlah ke dokter ahli,
pilihlah produk sesuai resep dokter, belilah di sarana yang legal
dan minumlah obat sesuai aturan pakai.
Penulis
Bidang Informasi Obat - Pusat Informasi Obat dan Makanan
Pustaka
1. DiPiro, Joseph T. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach 8th ed.
USA, McGraw-Hill, 2011.
2. Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi Edisi ke-3. Jakarta, EGC, 2009.
3. BNF 61. London, BMJ, 2011.
4. Edward David Kim, MD, FACS. Erectile Dysfunction. Dapat diakses pada:
http://emedicine.medscape.com/article/444220-overview
InfoPOM - Vol.14 No. 4 Juli-Agustus 2013
Bahaya Keracunan Melamin
yang Terkandung Dalam Pangan
Melamin dan Kegunaannya
Melamin merupakan senyawa kimia organik yang berbentuk
kristal putih dan banyak mengandung unsur nitrogen. Melamin
yang memiliki rumus molekul C3N6H6 merupakan produk
samping industri pengolahan batu bara. Pada umumnya,
senyawa ini banyak digunakan untuk berbagai keperluan
industri, termasuk industri peralatan dapur, perlengkapan
makan, kemasan pangan, resin melamin (terutama melalui
reaksi dengan formaldehid), kertas, pelapis, penstabil plastik,
perekat, dan flame retardant. Karena memiliki kandungan
unsur nitrogen yang tinggi, oleh beberapa negara melamin
juga digunakan sebagai komponen pembuatan pupuk.
Kebanyakan orang kemungkinan tidak menduga bahwa
melamin dapat disalahgunakan pada produk pangan untuk
maksud tertentu. Namun, berita adanya kontaminasi
melamin pada produk susu di Cina pada tahun 2008 telah
menggemparkan dunia dan membuka mata banyak pihak
bahwa telah terjadi tindakan penambahan kontaminan secara
sengaja pada pangan yang berisiko terhadap kesehatan.
Pihak yang berwenang di Cina telah menjelaskan bahwa
produsen produk susu tertentu di Cina telah secara sengaja
menambahkan melamin pada susu dengan tujuan agar
nilai kadar protein susu dapat tercapai pada saat pengujian
kadar protein yang dipersyaratkan untuk standar mutu susu.
Pengujian kadar protein dilakukan dengan cara mengukur
kadar unsur nitrogen pada susu, sedangkan melamin
merupakan senyawa yang banyak mengandung unsur nitrogen.
Dengan penambahan melamin, maka hasil pengukuran
nitrogen menjadi tinggi sehingga seakan-akan protein susunya
juga tinggi.
Akibat tindakan tersebut di atas, telah terjadi peningkatan
insiden batu ginjal dan gagal ginjal pada bayi di Cina, yang
diyakini berkaitan erat dengan konsumsi susu formula bayi
yang terkontaminasi melamin. Peristiwa serupa juga pernah
terjadi pada tahun 2007 di Amerika Serikat, dimana telah
terjadi insiden gagal ginjal pada kucing dan anjing peliharaan
yang diberi pakan yang terkontaminasi melamin dan asam
sianurat. Tidak diketahui apakah asam sianurat tersebut juga
ditambahkan dengan sengaja atau hanya merupakan produk
samping melamin.
Selain pada produk susu formula bayi, saat itu pemerintah Cina
juga mengumumkan bahwa terdapat beberapa jenis produk
pangan lain produksi Cina yang diketahui positif mengandung
melamin, antara lain susu cair, es krim, serta minuman kopi
dalam kemasan.
Pada melamin dapat ditemukan zat pengotor (impurities)
yaitu asam sianurat, yang secara struktur kimia analog
dengan melamin. Asam sianurat ini dapat digunakan sebagai
desinfektan pada air kolam renang.
Kandungan Melamin pada Pangan
Masuknya melamin pada pangan, selain yang disebabkan
oleh faktor kesengajaan juga dapat diakibatkan oleh faktor
ketidaksengajaan. Penggunaan melamin untuk kemasan
pangan yang kontak langsung dengan pangan dapat
menyebabkan bermigrasinya melamin pada pangan. Namun
hal itu tidak dianggap sebagai penyalahgunaan melamin pada
pangan. Beberapa negara telah menetapkan batas maksimum
kandungan melamin pada pangan terkait migrasi kemasan
pangan yang terbuat dari melamin ke dalam pangan. Batas
migrasi melamin yang ditetapkan oleh Eropa untuk kemasan
pangan yang kontak langsung dengan pangan adalah 30 mg/kg
pangan.
Residu melamin juga dapat ditemukan pada produk hasil
pertanian, perkebunan, serta peternakan akibat penggunaan
pestisida pertanian dan pupuk yang mengandung senyawa
yang analog dengan melamin atau dapat pula akibat adanya
migrasi melamin dari kontainer pengemas produk tersebut.
Berdasarkan penelitian diperkirakan rata-rata residu melamin
yang masuk tubuh melalui bahan pangan hasil peternakan,
seperti daging sapi, unggas, dan telur adalah sebesar
0,007 mg/kg per hari. Terkait dengan hal itu, World Health
Organization (WHO) telah menetapkan nilai asupan harian
yang dapat ditoleransi (tolerably daily intake / TDI) untuk
melamin adalah sebesar 0,2 mg/kg per hari. Nilai tersebut
ekivalen dengan 10 mg melamin per hari untuk manusia
dengan bobot tubuh 50 kg. Sedangkan nilai TDI untuk asam
sianurat, yang diketahui merupakan zat pengotor pada
melamin, adalah sebesar 1,5 mg/kg per hari.
7
InfoPOM - Vol.14 No. 4 Juli-Agustus 2013
Toksisitas Melamin dan Zat Pengotornya
serta Efeknya terhadap Kesehatan
Data mengenai toksisitas melamin masih sangat terbatas,
namun hasil pengujian pada hewan menunjukkan bahwa
melamin dapat menyebabkan terbentuknya batu pada
kandung kemih. Efek toksik utama pada tikus dan mencit yang
terpapar melamin melalui pakannya antara lain terbentuknya
batu, reaksi inflamasi, dan hiperplasia pada kandung kemih.
Pengujian pada anjing diperoleh hasil terbentuknya kristaluria
melamin, sedangkan pada tikus ditemukan terjadinya
hematuria.
Beberapa uji paparan oral subkronik asam sianurat, yang
merupakan zat pengotor pada melamin, menunjukkan bahwa
senyawa tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan
ginjal terhadap hewan uji, termasuk dilatasi tubulus renalis,
nekrosis atau hiperplasia epitelium tubular, peningkatan
tubulus basofilik, infiltrasi neutrofilik, mineralisasi dan fibrosis.
Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya kristal
sianurat dalam tubulus renalis.
Berdasarkan penelitian terhadap hewan uji diketahui bahwa
campuran melamin dan asam sianurat dapat menyebabkan
gangguan ginjal, dan pada beberapa kasus dapat menyebabkan
kematian akibat dari pembentukan kristal melamin sianurat
pada nefron sehingga berpotensi menghalangi produksi urin
serta menyebabkan gangguan ginjal, dan pada beberapa kasus
dapat menyebabkan kematian.
Seseorang yang mengalami keracunan melamin dapat
menunjukan tanda dan gejala berupa iritabilitas, darah dalam
urin (hematuria), produksi urin menurun atau tidak ada sama
sekali, tanda-tanda infeksi ginjal, dan tekanan darah tinggi.
Penanganan Keracunan Melamin
Penderita keracunan melamin umumnya akan mendapatkan
penanganan keracunan sesuai gejala dan tingkat kegawatan.
Penanganan yang dapat dilakukan antara lain pemberian
cairan infus dan alkalinisasi urin, koreksi gangguan elektrolit
dan asam basa, hemodialisis atau dialisis peritoneal, serta
tindakan pembedahan untuk membuang batu ginjal.
Pencegahan Keracunan akibat Melamin
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah
risiko mengalami keracunan pangan akibat kontaminasi
melamin, yaitu:
a. Periksa label produk pangan yang akan dibeli dan
dikonsumsi. Jika tidak yakin terdaftar, dapat menghubungi
Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Badan POM atau
mengakses website Badan POM www.pom.go.id
b.Gunakan kemasan pangan yang terbuat dari melamin secara
bijak, misalnya dengan tidak digunakan untuk mengemas
pangan yang bersifat asam atau untuk pangan yang akan
dipanaskan.
c. Jika akan menggunakan melamin sebagai kemasan pangan,
maka gunakanlah melamin yang food grade. Keamanan
kemasan pangan, termasuk melamin dapat dikenali dari
logo atau tulisan yang tertera, misalnya
, tulisan ‘aman
untuk makanan’ atau food safe / for food use / food grade.
Penulis
Bidang Informasi Keracunan –
Pusat Informasi Obat dan Makanan
Pustaka
__________. Melamin: WHO Expert meeting to review toxicological
aspects of melamine and cyanuric acid. [http://www.fao.org/food/
food-safety-quality/a-z-index/melamine/en]
__________. Melamine. [http://www.toxinz.com/Spec/
Print/2377188]
__________. Melamine and Cyanuric acid: Toxicity, Preliminary
Risk Assessment and Guidance on Levels in Food. [www.who.int/
foodsafety/fs_management/Melamine.pdf]
__________. Report of The Sixth Session of The Codex Committee
on Contaminants in Foods. Joint FAO/WHO Food Standards
Programme. Codex Alimentarius Commission. 2012. [www.
codexalimentarius.org/input/download/report/776/REP12_CFe.pdf]
8
InfoPOM - Vol.14 No. 4 Juli-Agustus 2013
Seri Swamedikasi 4
Konstipasi
Konstipasi atau sembelit merupakan suatu keadaan yang
dapat dialami oleh siapa saja tanpa mengenal usia. Seseorang
dapat dikatakan mengalami konstipasi jika terjadi penurunan
frekuensi buang air besar yang biasanya ditandai dengan
buang air besar yang susah dan feses yang keras. Konstipasi
terjadi akibat perlambatan gerakan feses melalui usus
sehingga feses terakumulasi pada usus bagian bawah. Tingkat
keparahan konstipasi berbeda-beda pada setiap orang. Pada
umumnya penderita hanya mengalami konstipasi dalam jangka
waktu yang singkat, sementara pada penderita lainnya dapat
menjadi kronis (jangka lama) yang kemudian menimbulkan
rasa sakit dan tidak nyaman sehingga mempengaruhi kualitas
hidup penderita.
Penyebab
Konstipasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
pemakaian obat tertentu atau menderita penyakit tertentu,
mengkonsumsi makanan rendah kalori, rendah karbohidrat,
kurang serat, kurang minum air, sering menunda keinginan
untuk buang air besar, dan adanya perubahan dalam rutinitas
atau gaya hidup. Konstipasi dapat juga dialami oleh anak
serta wanita pada masa kehamilan (terutama pada trimester
pertama dan ketiga), setelah melahirkan, atau setelah
operasi. Pada anak-anak, konstipasi biasanya disebabkan tidak
tersedianya fasilitas toilet pada saat bepergian, perubahan
emosional, konflik keluarga, perubahan pola makan, dan lainlain. Selain itu konstipasi pada anak dapat juga disebabkan
oleh beberapa kondisi, misalnya demam, penyakit kronis
seperti fibrosis sistik dan hipertiroidisme.
Penanggulangan Konstipasi
Konstipasi seringkali dapat diatasi tanpa menggunakan obat
pencahar, yaitu dengan cara memperbanyak minum air,
makan makanan kaya serat misalnya kacang - kacangan, apel,
gandum, wortel, jagung, jeruk, dan jangan lupa untuk berolah
raga secara teratur.
Jika terapi non-obat tersebut tidak membuahkan hasil,
maka terapi menggunakan pencahar dapat dilakukan untuk
membantu mengatasi konstipasi. Pencahar adalah obat
yang membantu meningkatkan motilitas usus, massa tinja
dan frekuensi buang air besar pada saat terjadi konstipasi.
Pencahar yang ideal sebaiknya tidak menyebabkan iritasi;
hanya bekerja pada kolon desendens dan sigmoid; dapat
menghasilkan tinja yang terbentuk dalam beberapa jam,
setelah itu aksinya akan berhenti dan aktivitas usus kembali
normal. Namun pencahar yang memenuhi seluruh kriteria
tersebut saat ini belum tersedia, karena itu pemilihan
pencahar yang tepat tergantung dari penyebab konstipasi itu
sendiri. Berikut ini akan dijelaskan mengenai macam-macam
golongan dan cara kerja obat pencahar, yaitu:
Pencahar Pembentuk Massa
Pencahar pembentuk massa berasal dari alam atau dibuat
secara semisintetik. Pencahar pembentuk massa bekerja
dengan mengikat air dan ion dalam lumen kolon sehingga
feses akan menjadi lebih banyak dan lunak. Jenis pencahar
ini dapat diberikan untuk wanita pasca melahirkan, pasien
lansia, pasien kolostomi, sindrom iritasi usus atau penyakit
kejang otot di usus besar tanpa peradangan. Pencahar ini
tidak boleh diberikan kepada penderita radang usus dan
penyempitan abnormal pada bagian dalam tubuh. Contoh obat
yang termasuk golongan pencahar pembentuk massa adalah
Psillium dan metilselulosa.
Psilium
Psilium atau Ispaghula sekam mempunyai nama lain
Psylium husk atau plantago seed merupakan obat pencahar
pembentuk massa yang berasal dari alam. Efeknya baru
terlihat setelah beberapa hari minum obat. Saat menggunakan
obat ini, pasien harus diberi asupan cairan yang cukup supaya
tidak menimbulkan gangguan usus. Obat ini mengembang
bila terkena air, maka setelah dilarutkan harus berhati-hati
pada saat menelan larutan ini dan tidak boleh diminum
sesaat sebelum tidur. Penggunaan Ispaghula sekam yang
direkomendasikan adalah sebanyak 1 sachet yang dilarutkan
dalam segelas air untuk 1-3 kali pemakaian dalam sehari,
sedangkan untuk anak di atas 6 tahun dapat diberikan
setengah atau kurang dari setengah dosis dewasa.
Metilselulosa
Metilselulosa merupakan obat pencahar pembentuk
massa yang dibuat secara semisintetik. Efek pencahar dari
metilselulosa terlihat setelah 12-24 jam. Efek maksimal terjadi
setelah beberapa hari pengobatan.
Pencahar Rangsang (Stimulan)
Pencahar rangsang merangsang mukosa, saraf intramural atau
otot polos usus sehingga meningkatkan aktivitas peristaltis
usus dan sekresi lendir usus. Pencahar rangsang harus
digunakan dengan hati-hati pada pasien yang mengalami
gejala usus buntu dan tidak boleh digunakan sama sekali pada
pasien usus buntu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan pencahar rangsang yaitu kemungkinan terjadi
kram pada perut, kekurangan cairan dan elektrolit, hilangnya
protein di usus, malabsorpsi yang disebabkan oleh gerakan
usus dan efek pencahar yang berlebihan, dan defisiensi kalium.
Contoh obat golongan ini adalah bisakodil.
Bisakodil
Tablet bisakodil terlihat efeknya setelah kurang lebih 7 jam,
sedangkan penggunaan suppositoria (obat yang dimasukkan
9
InfoPOM - Vol.14 No. 4 Juli-Agustus 2013
melalui dubur) bisakodil akan terlihat efeknya setelah kurang
lebih 30 menit. Bisakodil tidak boleh digunakan pada pasien
dengan pendarahan usus atau gejala kerusakan usus, pada
wanita hamil, dan anak-anak di bawah 6 tahun. Untuk
mendapatkan efek kerja yang cepat, sebaiknya tablet bisakodil
dikonsumsi pada keadaan perut kosong. Tablet bisakodil dapat
menyebabkan iritasi dan rasa mual. Oleh karena itu biasanya
dibuat dalam bentuk salut dan tidak boleh dikunyah, digerus,
atau dikonsumsi bersama dengan susu.
Dosis bisakodil yang direkomendasikan untuk terapi pada
orang dewasa adalah 5-10 mg pada malam hari untuk obat
yang diminum (oral) atau 10 mg pada pagi hari untuk obat
yang dimasukkan melalui dubur (suppositoria), sedangkan
untuk anak di bawah 10 tahun dosis yang direkomendasikan
adalah 5 mg baik dalam sediaan oral ataupun dalam sediaan
suppositoria.
Pencahar Garam
Pencahar garam bekerja seperti spons dengan cara menarik
air ke dalam bagian usus besar sehingga memudahkan
pengeluaran feses. Pencahar garam diindikasikan untuk
penggunaan yang memerlukan pengosongan usus mendesak
seperti untuk pemeriksaan endoskopi atau keracunan obat.
Contoh obat golongan ini adalah garam magnesium.
Garam Magnesium
Garam magnesium atau garam Inggris bekerja dalam waktu
2 - 4 jam. Obat ini tidak boleh diberikan pada anak di bawah
6 tahun. Setiap kali minum obat, harus dengan segelas air
dingin atau lebih untuk memaksimalkan efek obat. Untuk
menghilangkan rasa yang tidak enak, dapat juga diminum
dengan jus buah. Ada dua macam garam magnesium yang
digunakan dalam pengobatan konstipasi, yaitu Magnesium
hidroksida dan Magnesium sulfat. Cara pakainya adalah 2 gram
Magnesium hidroksida dilarutkan dalam 25 ml air atau 5-10
gram Magnesium sulfat dilarutkan dalam segelas air penuh
sebelum makan pagi atau saat perut kosong.
Pencahar Osmotik
Pencahar golongan osmotik bekerja dengan cara meningkatkan
peristaltik usus secara tidak langsung dengan daya osmotiknya
sehingga feses lebih mudah keluar. Contoh obat golongan ini
adalah gliserin dan laktulosa.
Gliserin
Gliserin mempunyai nama lain gliserol. Gliserin dalam bentuk
suppositoria memerlukan waktu kurang lebih 30 menit
untuk bekerja. Dosis gliserin yang direkomendasikan untuk
pengobatan pada orang dewasa adalah 3 gram (dalam bentuk
suppositoria) atau 5-15 ml dalam bentuk sediaan cair melalui
anus, sedangkan untuk anak dibawah usia 6 tahun dosis
yang direkomendasikan adalah 1 - 1,5 gram dalam bentuk
suppositoria atau 2-5 ml dalam bentuk sediaan cair melalui
anus. Penggunaan gliserin pada anak di bawah 6 tahun, harus
dengan petunjuk dokter.
10
Suppositoria Gliserin
Laktulosa
Laktulosa bekerja dengan cara memodifikasi lingkungan usus
menjadi hiperosmosis sehingga air tertahan dan feses menjadi
lebih lunak. Setiap kali minum laktulosa, harus dengan segelas
air atau jus buah untuk menghilangkan rasa yang tidak enak.
Laktulosa bekerja dalam waktu kurang lebih 48 jam setelah
diminum. Efek samping yang paling umum dirasakan saat
menggunakan obat ini adalah iritasi pada rektum. Laktulosa
harus diberikan secara hati-hati pada pasien diabetes karena
dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.
Dosis laktulosa yang direkomendasikan untuk pengobatan
konstipasi pada pasien dewasa yaitu dosis awal 10-20
gram satu kali sehari, selanjutnya diberikan sesuai dengan
kebutuhan. Sedangkan untuk pasien anak di bawah 1 tahun
dapat diberikan 1,5 gram laktulosa yang dilarutkan dalam
25 ml air satu kali sehari; untuk anak usia 1-5 tahun 3 gram
laktulosa yang dilarutkan dalam 5 ml air satu kali sehari
sedangkan untuk anak usia 5-10 tahun dapat diberikan 2 kali
sehari dengan dosis yang sama.
Pencahar Lubrikan
Pencahar lubrikan bekerja dengan cara melumasi feses
sehingga memungkinkan feses untuk lebih mudah bergerak
keluar melalui usus. Minyak mineral adalah contoh yang paling
umum dari pencahar lubrikan dan efeknya akan mulai terasa
dalam waktu 8 jam.
Minyak Mineral
Minyak mineral yang digunakan sebagai pencahar adalah
parafin. Parafin atau paraffinum membutuhkan waktu
sekitar 6-8 jam untuk menimbulkan efek. Parafin sebaiknya
dikonsumsi dua jam setelah makan karena dapat mengganggu
penyerapan makanan. Dosis yang direkomendasikan untuk
pengobatan yaitu 10 ml parafin diminum pada malam hari,
tetapi tidak boleh diminum sesaat sebelum tidur. Minyak
mineral tidak boleh diberikan pada pasien anak, lansia dan ibu
hamil. Minyak mineral sebaiknya:
• tidak diminum sesaat sebelum tidur,
• tidak diberikan bersamaan dengan makanan,
• tidak untuk pengobatan jangka panjang.
Pencahar Pelunak Feses
Pencahar pelunak feses bekerja dengan cara membasahi dan
melunakkan feses sehingga memudahkan proses buang air
besar. Pencahar ini sering direkomendasikan untuk pasien
InfoPOM - Vol.14 No. 4 Juli-Agustus 2013
pasca melahirkan atau pembedahan dan orang-orang
yang harus menghindari mengejan untuk buang air besar.
Penggunaan obat ini harus dihindari jika pasien mengalami
mual dan muntah, mempunyai gejala usus buntu, atau
sakit perut yang tidak diketahui penyebabnya. Contoh obat
golongan ini adalah Natrium dokusat.
Natrium Dokusat
Natrium dokusat mempunyai nama lain Natrium dioktil
sulfosuksinat atau Dioktil natrium sulfosuksina. Efek obat akan
timbul dalam waktu 1-2 hari. Natrium dokusat tidak dapat
digunakan pada orang yang mengalami gangguan fungsi
usus, tidak boleh digunakan bersamaan dengan parafin dan
penggunaan pada wanita hamil disarankan untuk berhati-hati.
Natrium dokusat dapat diminum beberapa kali dalam sehari
dengan jumlah dosis maksimal 500 mg/hari.
Penggunaan pencahar yang berlebihan dapat menyebabkan
diare, sehingga menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit
tubuh, khususnya defisiensi kalium, yang berujung pada
hilangnya kepadatan otot polos. Penyalahgunaan pencahar
jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada usus
besar. Oleh sebab itu, pencahar sebaiknya digunakan jika
benar-benar diperlukan.
Cara pemakaian pencahar SUPPOSITORIA
(diberikan melalui dubur)
1.Cuci tangan terlebih
dahulu
2.Jika supositoria terlalu lunak sebaiknya
didinginkan dulu dalam kondisi masih
dalam kemasan (masukkan dalam lemari
pendingin atau dipegang di bawah aliran
air dingin), kemudian setelah agak keras
keluarkan dari kemasannya
3.Buka pembungkus obat (jangan dibuka jika
supositoria terlalu lunak)
4.Lembutkan bagian tepi yang mungkin
tajam dengan kehangatan jari tangan
5.Lembabkan supositoria dengan air
6.Berbaring miring pada salah satu sisi dan
tekuk satu lutut ke arah badan dan angkat
lutut
7.Masukkan obat kedalam anus secara
perlahan dengan bagian yang membulat
terlebih dahulu, dilanjutkan dengan bagian
belakangnya.
8.Tetap berbaring selama beberapa menit.
9.Cuci tangan.
10.Usahakan untuk tidak melakukan buang
air besar selama 1 jam.
Gambar Usus Besar dan Kecil
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pencahar:
• Penggunaan pencahar hanya dianjurkan pada kondisi
konstipasi.
• Pencahar tidak boleh disalahgunakan, misalnya untuk
menurunkan berat badan karena dapat menurunkan
sensitivitas mukosa dan memperlambat gerakan usus
sehingga justru mengganggu fungsi saluran cerna.
• Pencahar tidak boleh digunakan oleh penderita radang
usus dan radang usus buntu.
• Penggunaan obat pencahar tidak boleh untuk jangka
panjang (paling lama satu minggu).
• Obat pencahar tidak dianjurkan diberikan pada anak di
bawah usia 6 tahun kecuali atas petunjuk dokter.
Penyalahgunaan Pencahar
Penggunaan pencahar secara rutin atau jangka panjang dapat
dikatakan sebagai penyalahgunaan pencahar, dan hal ini jika
dimungkinkan harus dihindari. Penyalahgunaan ini seringkali
dilakukan oleh orang dewasa, mahasiswa dan remaja dalam
rangka untuk menjaga berat badan dengan cara menggunakan
pencahar sebagai pencuci perut.
Reprinted with permission from the American Society of Health-System
Pharmacists. Copyright 2013. All rights reserved. This material may not be
reproduced, displayed, modified, or distributed without the express prior
written permission of the copyright holder.
Penulis
Bidang Informasi Obat - Pusat Informasi Obat dan Makanan
Pustaka
1.Buku Kompendia Obat Bebas. Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia. Jakarta
2.Buku Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen
Farmakologi dan Terapeutik. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2007.
3.http://www.nhs.uk/Conditions/constipation/Pages/
Introduction.aspx
4.http://yankes.itb.ac.id/?page_id=365
5.http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/constipation/
6.Handbook of Non Prescription Drug 10th Edition
11
InfoPOM - Vol.14 No. 4 Juli-Agustus 2013
Pencahar Untuk Ibu Setelah
Melahirkan
Pertanyaan:
Selamat malam PIO Nas. Saya ingin bertanya apakah ibu yang
baru melahirkan boleh minum obat D (mengandung zat aktif
Bisakodil)? Sudah 3 hari saya mengalami kesulitan Buang Air
Besar.
(Sri Hidayati,Ibu Rumah Tangga)
Jawaban:
Perlu kami sampaikan bahwa konstipasi pada wanita sering
terjadi pada masa setelah melahirkan atau setelah operasi. Pada
kehamilan dan atau setelah melahirkan wanita lebih banyak
menghasilkan hormon progesteron yang memiliki sifat sebagai
relaksan otot. Hal ini menyebabkan otot perut sulit untuk
berkontraksi sehingga feses sulit untuk dikeluarkan.
Untuk penanganan awal sulit buang air besar setelah melahirkan
disarankan untuk menggunakan terapi non obat, seperti banyak
minum air putih; mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti
kacang-kacangan, wortel, apel, jeruk, gandum dan jagung; dan
olah raga secara terarur .
Jika terapi non obat dirasa kurang efektif maka dapat dipilih terapi
obat. Salah satu obat yang dapat digunakan adalah pencahar
dengan zat aktif Bisakodil. Bisakodil memberikan efek stimulan.
Perlu diperhatikan bahwa terapi obat ini hanya dapat digunakan
jika memang sangat dibutuhkan tetapi tidak dianjurkan untuk
jangka panjang. Penggunaan pencahar pada wanita setelah
melahirkan biasanya diberikan dalam bentuk supositoria untuk
memberikan efek lokal sehingga obat tidak perlu diabsorbsi ke
dalam darah.
Selain bentuk supositoria, bisakodil juga tersedia dalam bentuk
sediaan oral. Pada pemberian oral (dengan diminum), sekitar
5 % bisakodil diabsorpsi dan diekskresikan bersama urin dalam
bentuk glukoroid. Ekskresi bisakodil terutama dalam feses.
Pencahar lain yang dapat digunakan antara lain Gliserin dan
Laktulosa. Keduanya merupakan pencahar osmotik yang bekerja
dengan cara memodifikasi lingkungan usus menjadi hiperosmosis
sehingga air tertahan dan feses menjadi lebih lunak.
Untuk pencegahan munculnya kembali gejala konstipasi maka
disarankan tetap mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah yang
kaya akan serat; minum air putih minimal 8 gelas dan olah raga
secara teratur.
Pustaka:
1. AHFS Drugs information. 2002.
2. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a611051.html
3. British National Formulary, March 2011.
FORUM PIO Nas
PIONas adalah Pusat Informasi Obat Nasional yang menyediakan
akses informasi terstandar (Approved Label) dari semua obat
yang beredar di Indonesia yang telah disetujui oleh Badan POM
sebagai NRA (National Regulatory Authority). PIONas melayani
permintaan informasi dan konsultasi terkait dengan penggunaan
obat. Permintaan informasi ke PIONas dapat disampaikan secara
langsung dengan datang ke PIONas (Ged. A lt. 1 BPOM, Jl.
Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat) atau melalui telepon di
nomor 021-428889117 / 021 - 4259945, HP nomor 08121899530,
email ke [email protected]
12
Download