Edisi : 01/TRG/TKSPP/2012 Tinjauan Pasar Tepung Terigu Informasi Utama : Harga Tepung Terigu secara nasional relatif stabil dengan koefisien keragaman harga bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 sebesar 0,3 persen. Harga Tepung Terigu di pasar dalam negeri pada Bulan Januari 2012 mengalami sedikit penurunan sebesar 0,67 persen dibandingkan dengan Bulan Desember 2011 dan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Bulan Januari 2011 sebesar 0,7 persen. Disparitas harga Tepung Terigu antar wilayah pada Bulan Januari 2012 relatif tinggi dengan koefisien keragaman antar wilayah sebesar 9,9%. Penetapan bea masuk gandum 5%, peningkatan permintaan pasar dalam negeri dan kondisi cuaca dingin di Uni Soviet berpotensi untuk meningkatkan harga Tepung Terigu . US$/Ton Rp/Kg 350 7650 2011 No Gandum Dunia (US$/Ton) 300 2011/2012 Perubahan Jan'12 Nama Kota Jan 7630 Des Jan Thd Jan'11* Thd Des'11** 1 Jakarta 7,285 7,445 7,700 5.70 3.43 2 Bandung 6,862 7,338 7,100 3.47 -3.24 7590 3 Semarang 6,919 7,000 6,900 -0.27 -1.43 7570 4 Yogyakarta 6,994 7,000 6,870 -1.77 -1.86 5 Surabaya 7,159 7,130 7,005 -2.16 -1.76 6 Denpasar 7,375 7,195 7,000 -5.08 -2.71 7 Medan 7,000 7,000 7,000 0.00 0.00 8 Makassar 7,000 7,600 7,500 7.14 -1.32 Rata-rata 33 kota 7,557 7,614 7608 0.67 -0.07 7610 250 200 150 Terigu Dalam Negeri(Rp/Kg) 7550 100 7530 50 7510 0 7490 Jan-11 Mar-11 Mei-11 Jul-11 Sep-11 Nop-11 Jan-12 Gambar 1. Perkembangan harga bulanan Gandum Dunia dan Tepung Sumber: BPS, Disperindag 2011-2012 (diolah) Tabel 1. Harga Rata-rata Mingguan Tepung Terigu di Beberapa Kota di Indonesia (Rp/ Kg) Ket: * Perubahan bulan Januari 2012 terhadap bulan Januari 2011 ** Perubahan bulan Januari 2012 terhadap bulan Desember 2011 Sumber : Disperindag, 2011-2012 (diolah) Kebijakan Terkait : Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 13 Tahun 2011 tentang penetapan sistem klasifkasi barang dan pembebanan tarif bea masuk atas barang Impor. Penetapan tarif bea masuk dalam Lampiran 2 PMK ini berlaku sejak 1 Januari 2012 dimana bea masuk gandum sebesar 5% Disusun oleh Erizal Mahatama dan Afrianto, Tim Komoditi Spesialis Tepung Terigu Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Perkembangan Harga Domestik Secara nasional, harga rata-rata tepung terigu pada Bulan Januari 2012 mengalami penurunan sebesar 0,07 persen dibanding dengan Bulan Desember 2011 (Tabel 1). Harga rata-rata pada Bulan Januari 2012 adalah sebesar Rp. 7.608,-/kg, sedangkan harga rata–rata Bulan Desember 2011 adalah sebesar Rp. 7.614,-/kg. Jika dibandingkan dengan Januari 2011, terjadi peningkatan harga sebesar 0,7 persen. Rata-rata harga tepung terigu pada Januari 2011 sebesar Rp.7.557,- /kg. Secara rata-rata nasional, harga tepung terigu relatif stabil yang diindikasikan oleh koefisien keragaman harga bulanan untuk periode bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 sebesar 0,3 persen. Hal ini berarti perubahan rata-rata harga bulanan adalah sebesar 0,3 persen. Jika dilihat per kota, fluktuasi harga berbeda antar wilayah, namun secara nasional perkembangan harga relatif stabil dengan koefisien keragaman di bawah 6 persen. Kota Mataram memiliki nilai koefisien keragaman tertinggi dengan koefisien sebesar 5,8 persen dan kota yang memiliki nilai koefisien harga terendah adalah Medan, Padang, Bandar Lampung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Palangkaraya, Ambon, Jayapura dan Mamuju dengan koefisien keragaman di bawah 1 persen (IKU koefisien keragaman Kementerian Perdagangan 5 -9). Tingkat perbedaan harga antara wilayah yang ditunjukkan dengan menghitung koefisien keragaman harga antar wilayah pada bulan Januari 2012 sebesar 9,9%. Hal ini menunjukkan bahwa secara nasional disparitas harga tepung terigu antar wilayah relatif tinggi. Wilayah dengan harga yang relatif tinggi adalah kota Kupang, Jayapura, dan Manokwari dengan tingkat harga sebesar Rp.10.200,-/kg, Rp.9.000,-/kg, Rp.9.000,-/kg dan, Rp.9.000,-/kg. Sedangkan wilayah dengan tingkat harga yang relatif rendah adalah kota Semarang dan Yogyakarta dengan harga masing-masing sebesar Rp. 6.900,-/kg dan Rp. 6.870,-/kg . (sumber: Disperindag, Januari 2012) Tinjauan Pasar Domestik Konsumsi Terigu Meningkat 6% Tahun 2012 Konsumsi terigu di Indonesia diprediksi naik 6% menjadi 5 juta ton tahun ini. Kenaikan konsumsi terjadi karena meningkatnya permintaan terigu dari kelas menengah yang gemar mengonsumsi roti berbahan baku terigu. konsumsi terigu domestik diprediksi akan tumbuh 5% sampai 6% tahun ini, setidaknya sama dengan pertumbuhan PDB. Pada tahun 2011 Indonesia mengimpor 5,2 juta ton gandum, sesuai dengan perkiraan bulan Juni tahun lalu. Proyeksi perbaikan ekonomi 2012, penurunan harga gandum global, penambahan jumlah penduduk dan meningkatnya jumlah industri tepung terigu Indonesia menjadi faktor kenaikan konsumsi tepung terigu di Indonesia. Disusun oleh Erizal Mahatama dan Afrianto, Tim Komoditi Spesialis Tepung Terigu Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Indonesia mengimpor hampir 70% gandum dari Australia, Kanada dan Amerika Serikat (AS). Suplai gandum tahun 2012 ini masih tersedia, terutama dari Australia. Selama 12 bulan ke depan tidak ada indikasi harga gandum global meningkat secara dramatis, kecuali karena spekulan harga (Sumber: Kontan, Januari 2012) Rp/Kg 8500 8000 7500 7000 6500 6000 5500 5000 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 2008 2011 2009 2012 2010 Gambar 2. Perkembangan harga bulanan tepung terigu dalam negeri periode Januari 2008—Januari 2012 Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa harga tepung terigu dalam negeri pada bulan Januari 2012 mengalami peningkatan sebesar 13,51 persen dibandingkan dengan bulan Januari 2008. Harga tepung terigu dalam negeri pada bulan Januari 2012 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan Desember 2011, bulan Januari 2009, bulan Januari 2010, dan bulan Januari 2011 masing-masing sebesar 0,16 persen, 1,21 persen, 2,32 persen, dan 0,73 persen. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini harga tepung terigu dalam negeri relatif stabil dengan harga rata-rata diatas Rp 7.000,- /Kg. Disusun oleh Erizal Mahatama dan Afrianto, Tim Komoditi Spesialis Tepung Terigu Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Tinjauan Pasar Internasional Harga gandum dunia mengalami peningkatan yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu: 1. Meningkatnya permintaan yang ditunjukkan oleh meningkatnya transaksi perdagangan untuk gandum yang mencapai 112.000 kontrak (50 persen lebih tinggi dari rata-rata 30 hari biasanya); 2. Kondisi cuaca di Uni Soviet yang dingin dan bersalju, yang berpotensi merusak tanaman gandum. (Sumber: Reuters, Januari 2012) US$/Ton 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Jan Feb Mar Apr May Jun 2008 2011 Jul Aug Sep Oct Nov Dec 2009 2012 2010 Gambar 3. Perkembangan harga bulanan gandum dunia periode Januari 2008—Januari 2012 Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa harga gandum dunia pada bulan Januari 2012 mengalami penurunan masing-masing sebesar 31,4 persen dan 21,0 persen dibandingkan dengan bulan Januari 2008 dan Januari 2011. Sedangkan jika dibandingkan dengan bulan Desember 2011, bulan Januari 2009 dan bulan Januari 2010, harga gandum dunia pada bulan Januari 2012 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 4,3 persen, 8,0 persen dan 21,7 persen. Isu terkait : Kenaikan harga produk makanan berbahan dasar gandum hingga 10% akan terjadi pada Februari mendatang. Kenaikan ini dipicu pencabutan bea masuk 0% untuk produk gandum mulai 1 Januari 2012 dan kembali pada peraturan semula, yakni 5%. Pencabutan bea masuk 0% ini tentu akan berpengaruh pada beberapa produk berbahan baku gandum seperti roti dan mi. (Sumber : Kabar Bisnis, Januari 2012) Disusun oleh Erizal Mahatama dan Afrianto, Tim Komoditi Spesialis Tepung Terigu Kementerian Perdagangan Republik Indonesia