TELECARE: UPAYA PREVENTIF BIDANG KESEHATAN BERBASIS TEKNOLOGI DAN SOSIAL Oleh: Siti Mukaromah; NPM: 0906594715 Abstrak Bidang kesehatan, terutama keperawatan, dituntut untuk mampu memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan terjangkau pada masyarakat. Telecare, sebagai salah satu bentuk inovasi kesehatan, merupakan salah satu alternatif untuk dapat membantu orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik dan usia lanjut guna mendapatkan perawatan yang dibutuhkan dengan tetap berada di rumah. Telecare memiliki fungsi preventif bagi masyarakat terhadap penurunan tingkat kesehatan.Telecare menggunakan sensor dan alarm sebagai perangkat utama untuk mendeteksi adanya resiko jatuh, serta perubahan lingkungan di rumah, seperti banjir, kebakaran dan kebocoran gas. Reaksi telecare terhadap bahaya ataupun peristiwa yang tak diinginkan mampu meningkatkan respon bantuan cepat. Layanan telecare memberikan kemudahan bagi individu untuk mempertahankan privasi dan kontrol atas gaya hidup masing-masing, membantu pekerjaan dokter dan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan, membantu petugas sosial mengurangi permasalahan sosial akibat kemiskinan, serta membantu penyedia perumahan untuk memperhatikan kenyamanan dan keamanan para pengguna layanan. Kemudahan-kemudahan yang diterima oleh para pengguna layanan maupun provider, mampu memenuhi layanan kesehatan dan keperawatan yang optimal serta dengan biaya terjangkau. Kata Kunci: telecare, kesehatan, keperawatan, preventif A. Latar Belakang Perkembangan arus informasi dan teknologi saat ini memberikan tantangan bagi bidang kesehatan, terutama keperawatan, untuk menjawab segala tuntutan pelayanan kesehatan yang optimal dan terjangkau oleh kalangan masyarakat luas, baik di lingkup perkotaan maupun pedesaan, ataupun di tiap tatanan ekonomi sosial masyarakat yang beragam. Oleh karena itu, perlu dikembangkan berbagai inovasi di bidang kesehatan dan keperawatan. Telecare, sebagai salah satu bentuk inovasi kesehatan, merupakan salah satu alternatif untuk dapat membantu meningkatkan pelayanan kesehatan maupun keperawatan yang terjangkau terutama bagi masyarakat terpencil (Ladyman, 2004). Melalui sistem ini, orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik, terutama usia lanjut, akan mendapatkan perawatan yang dibutuhkan dengan tetap berada di rumah (Brindle, 2009). Telecare menggunakan sensor dan alarm sebagai perangkat utama untuk mendeteksi adanya 1 resiko jatuh, serta perubahan lingkungan di rumah, seperti banjir, kebakaran dan kebocoran gas. Reaksi telecare terhadap bahaya ataupun peristiwa yang tak diinginkan mampu meningkatkan respon bantuan cepat. Oleh karena itu, telecare memiliki fungsi preventif bagi masyarakat terhadap penurunan tingkat kesehatan (http://www.richmond. gov.uk/ home/health...htm, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010). Telecare berbasis masyarakat dan mendukung kepedulian sosial telah diterapkan di negara Inggris pada tahun 2005. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan harapan hidup dan kemampuan individu mengontrol kehidupan dengan cara mengelola risiko hidup di lingkungan tempat tinggal masing-masing (Miskelly & Mickel, 2009). Layanan telecare memberikan kemudahan bagi individu untuk mempertahankan privasi dan kontrol atas gaya hidup masing-masing, membantu pekerjaan dokter dan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan, membantu petugas sosial mengurangi permasalahan sosial akibat kemiskinan, serta membantu penyedia perumahan untuk memperhatikan kenyamanan dan keamanan para pengguna layanan. Kemudahan-kemudahan yang diterima oleh para pengguna layanan maupun provider, mampu memenuhi layanan kesehatan maupun keperawatan yang optimal serta terjangkau (Department of Health, http://www.dh.gov.uk/publications, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010). Telecare dapat diterapkan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Jumlah penduduk yang besar serta wilayah kepulauan yang luas, merupakan potensi untuk diterapkannya telecare. Selain itu, telecare dapat membantu mengembangkan kemandirian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masing-masing. Hal ini sesuai dengan inti visi Indonesia Sehat 2025, yaitu pemberdayaan masyarakat. B. Kajian Literatur 1. Definisi Telecare adalah peralatan dan jasa yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan, keamanan dan kenyamanan masing-masing idividu tanpa meninggalkan rumah (http://www.dh.gov.uk/publication, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010). Telecare merupakan istilah yang diberikan untuk menawarkan perawatan pada masyarakat di daerah terpencil, memiliki ketidakmampuan fisik, terutama orang tua, sesuai dengan kebutuhan individu tanpa meninggalkan rumah masing-masing 2 (Miskelly & Mickel, 2009). Dalam bentuk sederhana, telecare dapat merujuk ke telepon rumah atau genggam (handphone) dengan koneksi ke pusat pemantauan berdasarkan alarm yang berespon terhadap sumber bahaya (http://en.wikipedia.org/ wiki/Telecare, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010). Telecare berbeda dengan telemedicine dan telehealth. Telecare mengutamakan kemandirian individu untuk memenuhi kebutuhan kesehatan, keamanan dan kenyamanan, tanpa meninggalkan rumah masing-masing. Individu menggunakan peralatan ataupun jasa pelayanan berupa alat telekomunikasi dan sistem berbasis komputer yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing (Barnes et al, 1998, dalam S.Brownsell et.al, 2006) 2. Manfaat Keuntungan yang diperoleh dari telecare ini adalah : a. Mengurangi kebutuhan untuk kunjungan ke pelayanan kesehatan, sehingga lebih efektif dan efisien dalam segi pembiayaan kesehatan. b. Meningkatkan pilihan dan kebebasan bagi pengguna jasa pelayanan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan, keamanan dan kenyamanan. c. Mengurangi beban kerja perawat dalam memantau aktivitas ataupun kebutuhan klien. d. Memberikan kontribusi dalam hal perawatan dan dukungan kesehatan jangka panjang. e. Mengurangi penerimaan rumah sakit terhadap kasus-kasus akut. f. Mengurangi terjadinya kecelakaan dan jatuh di rumah. g. Meningkatkan pelayanan rumah sakit dalam hal perawatan menengah (intermediate care). h. Berkontribusi terhadap pengembangan berbagai layanan pencegahan. (Department of Health, http://www.dh.gov.uk/publications, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010). Telecare juga dapat dimanfaatkan untuk perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Berbagai inovasi pengembangan telecare menjadi strategi alternatif peningkatan kesehatan masyarakat yang saat ini ditekankan pada upaya 3 promotif dan preventif, sehingga biaya kesehatan dapat diminimalkan (Ladyman, 2004) 3. Aplikasi Telecare Telecare dapat diterapkan di rumah, instansi pelayanan kesehatan (rumah sakit, layanan gawat darurat) dan instansi pelayanan keamanan (kantor polisi, kantor pemadam kebakaran) melalui pusat telecare dan melalui unit mobil. Sistem telecare menggunakan teknologi untuk menyediakan komunikasi langsung dengan pusat pemantauan. Sensor yang terhubung ke sisem pemantauan menggunakan saluran telepon dan unit lifeline. Sensor ini mendeteksi bahaya, seperti asap atau banjir, dan situasi bahaya lainnya (http://www.richmond.gov.uk/ home/health...htm, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010). Selain itu, telecare juga dapat memberikan dukungan terhadap individu yang rentan jatuh, maupun individu yang mengalami kesulitan/ gangguan memori. Pusat pemantauan (Monitoring Centre) dijaga oleh operator terlatih penuh 24 jam/ 7 hari yang akan merespon dengan segera (http//www. gloucestershiretelecare.org.uk, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010). Jenis respon dari pusat pemantauan berupa: a. Jaminan jika tidak keadaan darurat – telecare memiliki speaker yang bisa terdengar dari kejauhan sehingga operator dapat mendengar suara klien. b. Menghubungi keluarga atau teman untuk memeriksa bahwa klien aman. c. Menghubungi manajer perumahan klien atau satpam. d. Menghubungi ambulans, pemadam kebakaran atau polisi. 4 Gambar 1. Alur telecare (Sumber: http//www.gloucestershiretelecare.org.uk, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010) C. Diskusi Setiap individu memiliki kemampuan untuk merawat dan mengontrol kebutuhannya. Tindakan mandiri ini merupakan hal positif yang perlu dikembangkan sehingga tercapai tujuan pemberdayaan masyarakat, sesuai dengan program pemerintah. Berdasarkan kebutuhan layanan kesehatan, keamanan dan kenyamanan masyarakat, telecare memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat. Telecare bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan membantu orang yang rentan mengelola risiko dengan tetap tinggal di rumah. Hal ini memungkinkan terjaganya privasi dan kontrol atas gaya hidup masing-masing. Penggunaan telecare disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Berbagai macam sensor dan detektor yang dirancang untuk meningkatkan keamanan di rumah, seperti detektor asap (mendeteksi asap yang berpotensi terjadinya kebakaran), detektor banjir (memberikan peringatan dini terhadap potensi banjir di rumah), detektor karbon monoksida (mendeteksi adanya peningkatan tekanan karbon monoksida), sensor suhu ekstrim (mendeteksi rendah, tinggi atau cepat laju kenaikan suhu dalam properti, serta meningkatkan kewaspadaan), detektor gas alam (mendeteksi adanya kebocoran gas), 5 maupun detektor jatuh (mendeteksi jatuh serius, dan menimbulkan peringatan jatuh) (http://fsd.lincolnshire.gov.uk, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010). Peralatan tersebut terus mengalami perkembangan sehingga mudah untuk digunakan oleh masyarakat. Selain itu, telecare dapat meningkatkan respon pelayanan yang cepat dari para petugas kesehatan ataupun keamanan terhadap indikasi adanya bahaya. Telecare sebagai alat yang mampu membantu individu dalam hal tindakan preventif (Percival & Hanson, 2006), mampu menekan pembiayaan kesehatan yang kemungkinan dikeluarkan tiap bulan. Bagi orang usia lanjut ataupun orang-orang yang mengalami keterbatasan ataupun gangguan fisik, alat ini mampu meringankan beban mereka dalam melakukan kegiatan sehari-hari yaitu salah satunya adalah mencegah terjadinya jatuh. Selain itu, bahaya dari lingkungan, yang berupa resiko kebakaran, banjir ataupun kebocoran gas yang terjadi di rumah dapat diantisipasi, sehingga mencegah jatuhnya korban. D. Kesimpulan Ditinjau dari keuntungan yang diberikan oleh telecare tersebut, penting kiranya untuk dikembangkan di wilayah negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Peningkatan status kesehatan yang berorientasi dari dan pada diri masing-masing individu dapat dijadikan alternatif peminimalan biaya kesehatan. Telecare sebagai sarana tindakan preventif dapat meningkatkan kemandirian individu yang selanjutnya membantu upaya pemberdayaan masyarakat. 6 DAFTAR PUSTAKA Anonymous. (2007). Telecare: 21st century safety in the home. (http://fsd.lincolnshire. gov.uk, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010) Anonymous. (2010). How the careline/ telecare service works. (http://www.richmond.gov.uk/ home/health...htm, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010) Anonymous. (2010). Telecare. (http://www.gloucestershiretelecare.org.uk/telecare, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010) Anonymous. (2010). Telecare. (http://en.wikipedia.org/wiki/Telecare, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010) Brindle, David. (2009). Telecare alert and control systems are providing a lifeline for older and disabled people. (http://www.guardian.co.uk/.../social-care-telecare, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010) Department of Health, Older People and Disability Division. (2005). Building telecare in England. (www.dh.gov.uk/publications, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010) Ladyman, Stephen. (2004). The Social Care Green Paper, Independence, Well-being and Choice: a vision for adult social care in England: Putting the user in control of their services. Qualiti in Ageing. Brighton: Dec 2004. Vol.5, Edisi 4; pg.4,6 pgs (http://proquest.umi.com/pqdweb?did=854124111&sid=2&Fmt=4&clientId=45625& RQT=309&VName=PQD, diperoleh tanggal 31 Oktober 2010) Miskelly, Bronagh and Mickel, Andrew. (2009). Brave new world. Community Care. Sutton: Jun 11.2009., Edisi 1774; pg.22,3 pgs Percival, John and Hanson, Julienne. (2006). Big brother or brave new world? Telecare and its implications for older people’s indenpendence and social inclusion. (http://online.sagepub.com, diperoleh tanggal 30 Oktober 2010). S.Brownsell, S.Blabkburn, H.Aldred, J.Porteus. (2006). Implementing telecare: practical experiences. Housing, Care and Support. Brigton: Oct 2006. Vol.9, Edisi 2; pg.6,7 pgs (http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1158599591&sid=2&Fmt=3&clientId=45625 &RQT=309&VName=PQD, diperoleh tanggal 31 Oktober 2010) 7