bentuk pertunjukan dan fungsi musik dalam ansambel

advertisement
BENTUK PERTUNJUKAN DAN FUNGSI MUSIK
DALAM ANSAMBEL “ THE CONCERTO “ DI
SEMARANG
Skripsi
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Musik
oleh
Doddy Triyono
2503406568
JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA TARI DAN MUSIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Bahasa
dan Seni Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
: Selasa
Tanggal
: 05 Maret 2013
Panitia Ujian Skripsi
Ketua
Sekretaris
Drs.Agus Yuwono, M.Si, M. Pd
Dra. Siti Aesijah, M. Pd
NIP. 196812151993031003
NIP. 196512191991032003
Pembimbing I
Penguji I
Dr. Sunarto, S.Sn.,M.Hum
Drs. Slamet Haryono, M.Sn
NIP. 196912151999031001
NIP. 196610251993031003
Pembimbing II
Penguji II
Drs. Syahrul Syah Sinaga, M.Hum
Drs. Syahrul Syah Sinaga, M.Hum
NIP. 196408041991021001
NIP. 196408041991021001
Penguji III
Dr. Sunarto, S.Sn.,M.Hum
NIP. 196912151999031001
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama
:
Doddy Triyono
NIM
:
2503406568
Program Studi
:
Pendidikan Seni Musik (S1)
Jurusan
:
Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Fakultas
:
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul
“BENTUK DAN FUNGSI MUSIK DALAM ANSAMBEL THE CONCERTO
DI SEMARANG”, saya tulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan adalah benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri yang dihasilkan setelah melakukan penelitian, bimbingan, diskusi, dan
pemaparan ujian. Semua kutipan baik yang langsung maupun tidak langsung, baik
yang diperoleh dari sumber pustaka, media elektronik, wawancara langsung maupun
sumber lainnya, telah disertai keterangan mengenai identitas nara sumbernya. Dengan
demikian, walaupun tim penguji dan pembimbing membubuhkan tanda tangan
sebagai tanda keabsahannya, seluruh isi skripsi ini tetap menjadi tanggung jawab saya
secara pribadi. Jika dikemudian hari ditemukan kekeliruan dalam skripsi ini, maka
saya bersedia bertanggung jawab.
Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Semarang,
Februari 2013
Yang membuat pernyataan
Doddy Triyono
NIM. 2503406568
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Pendidikan adalah mata uang yang berlaku di mana-mana.
( Pelawak Narji Cagur )
Kesimpulan setelah cukup lama menjadi pria : seorang pria yang dicintai oleh
wanita adalah dia yang tidak harus tampan tapi cerdas, terdidik dan
berwawasan luas, bersudut pandang senior, berwibawa, berkemampuan besar
untuk menghasilkan uang, berpengaruh dan dihormati secara luas,
Dan menyerahkan keberhasilan, penghasilan dan harta kepada wanitanya,
manja, menurut saat dibantu tampil hebat, lengket dan selalu kangen walau
dekat.
Pria yang baik adalah hadiah Tuhan untuk wanita yang baik.
( Mario Teguh )
PERSEMBAHAN
Ibu Any Sukini dan Bapak Sugiyono terkasih
Dua saudaraku Hany Lestari dan Ratih Wijayanti
Keluarga besar The Concerto
Keluarga besar kos Studio 13 Banaran
Para sahabat dan teman-teman terbaikku
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi
iv
KATA PENGANTAR
Dengan berbagai upaya dan kerja keras, akhirnya penulisan skripsi dengan
judul ” BENTUK DAN FUNGSI MUSIK DALAM ANSAMBEL THE CONCERTO
DI SEMARANG” dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis memanjatkan
puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi taufiq dan
hidayahNya selama proses penulisan skripsi ini berlangsung.
Dalam penulisan skripsi ini penulis memperoleh bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh kuliah di Universitas
Negeri Semarang.
2. Bapak Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang
telah memberikan ijin penelitian.
3. Bapak Joko Wiyoso, S.Kar, M.Hum, Ketua Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari
dan Musik yang telah memberikan kemudahan dalam proses penyusunan skripsi
ini.
4. Bapak Dr. Sunarto, Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs.Syahrul Syah Sinaga,
M.Hum, Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk
mengoreksi dan memberikan saran-saran selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Wahyu Kristianto, selaku Dosen Wali yang selalu memberikan motivasi
dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
v
6. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik yang telah
banyak memberi bekal pengetahuan dan ketrampilan selama masa studi S1.
7. Iwan Santoso atau Koh Iwan dan keluarga besar „The Concerto‟, yang telah
memberikan kesempatan dan waktu untuk memberikan informasi dalam
pengambilan data.
8. Teman-teman Sendratasik dan teman-teman FBS yang telah memberi semangat
dan dukungan dalam mengerjakan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat
imbalan yang layak dari Allah SWT. Penulis menyadari adanya kekurangan dan
kelemahan pada penulisan skripsi ini, untuk itu saran dan kritik sangat penulis
harapkan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya, dan dunia ilmu pengetahuan pada umumnya.
Semarang,
Februari 2013
Penulis
vi
SARI
Doddy Triyono. 2013. Bentuk Dan Fungsi Musik Dalam Ansambel The Concerto Di
Semarang . Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I Dr. Sunarto dan Dosen
Pembimbing II Drs. Syahrul Syah Sinaga M.Hum.
The Concerto adalah suatu kelompok grup musik ansambel yang sedang
berkembang pesat di daerah Semarang. The Concerto rutin menggelar pentas sebagai
ajang unjuk bakat bagi semua anggotanya. Konsep bentuk dan fungsi The Concerto
sangat menarik dan unik. Terkait hal tersebut, peneliti tertarik untuk menjadikan The
Concerto sebagai obyek penelitian. Berdasar latar belakang yang telah diuraian
diatas, maka permasalahan pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini Bagaimana
perkembangan musik ansambel The Concerto di Semarang, bagaimana diskripsi
musik ansambel The Concerto, bagaimana bentuk dan fungsi musik ansambel The
Concerto.
Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif
yang mempunyai sifat deskriptif yaitu permasalahan yang dibahas dilakukan dengan
cara menggambarkan/menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan suatu keadaan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi. Analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Dalam bentuk dan fungsi musik dalam ansambel The Concerto di Semarang
berupa tontonan dan sajian musik yang terdiri dari pemain keyboard, violin, viola,
cello,clarinet yang di sajikan di dalam tempat ibadah : gereja maupun dalam sajian
dimasyarakat umum sebagai sajian hiburan. The Concerto memfungsikan dirinya
sebagai bentuk dan fungsi ; fungsi ritual, fungsi hiburan, dan fungsi estetis. Hasil
penelitian menunjukkan bentuk dan fungsi musik dalam ansambel The Concerto di
Semarang meliputi: pertunjukan alat musik yang dimainkan secara bersama
(ansambel) yang terdiri dari keyboard, violin, viola, cello,clarinet kadang disertai juga
dengan, flute, angklung, kendang dan nyanyian paduan suara, dengan didukung oleh
beberapa unsur, yaitu waktu pertunjukan, tempat pertunjukan, urutan penyajian,
pemain, penonton, materi penyajian, perlengkapan pementasan dan alat musik.
Saran yang dapat diberikan penulis yaitu: musik ansambel The Concerto,
ataupun sejenisnya yang bisa menyajikan dengan penggabungan unsur-unsur
instrumen yang tradisi sperti kendang, angklung, ini masih belum terperhartikan oleh
Pemerintah di Semarang dan masyarakat umum. Yang seperti ini harus kita
lestarikan. Dewasa ini peran pemerintah masih sangat kurang, pemerintah sepertinya
hanya melihat hasil, bukan dukungan atas prosesnya. Secara tidak langsung
perkembangan musik seperti ini di Semarang memiliki peran dan fungsi. Semoga
kedepan bisa menjadi wadah untuk generasi muda bermain musik yang sangat baik
dan sebuah pertunjukan yang menjadi satu tujuan keakraban, kerjasama, dan
wawasan bagi pemainnya juga masyarakatnya.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................
PERNYATAAN .........................................................................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
SARI ...........................................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vii
viii
ix
x
BAB 1 :
PENDAHULUAN ....................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................
1.2 Permasalahan .......................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................
1.7 Sistematika Skripsi ..............................................................................
1
1
4
4
5
6
BAB 2 :
LANDASAN TEORI ............................................................................... 8
2.1 Musik ................................................................................................... 8
2.2 Ansambel ............................................................................................ 11
2.3 Pertunjukan .......................................................................................... 14
2.4 Fungsi Musik ....................................................................................... 20
BAB 3 :
METODE PENELITIAN .......................................................................
3.1 Pendekatan Penelitian .........................................................................
3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian .............................................................
3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...................................................
3.4 Teknik Keabsahan Data ......................................................................
3.5 Teknik Analisis Data ...........................................................................
BAB 4 :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 33
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 33
4.2 Gambaran Umum The Concerto ......................................................... 35
26
26
26
27
29
30
4.3 Fungsi Musik The Concerto .............................................................. 55
BAB 5 : PENUTUP ................................................................................................ 59
5.1 Simpulan ............................................................................................. 59
5.2 Saran .................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ xi
GLOSARIUM............................................................................................................. xiii
LAMPIRAN ............................................................................................................... xiv
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gbr. 4.1 Peta kabupaten dan kota Semarang................................................................ 33
Gbr. 4.2 Lokasi bascamp The Concerto ...................................................................... 34
Gbr. 4.3 Bersama Iwan Santoso ................................................................................... 36
Gbr. 4.4 Komposisi Penataan Panggung Tampak Atas ............................................... 39
Gbr. 4.5 Pada saat check sound .................................................................................... 41
Gbr. 4.6 Pertunjukan inti .............................................................................................. 43
Gbr. 4.7 Ditengah-tengah banyaknya penonton ........................................................... 44
Gbr. 4.8 Pemain keyboard dan alat yang digunakan.................................................... 50
Gbr. 4.9 Pemain violin dan alat yang digunakan ......................................................... 51
Gbr. 4.10 Pemain viola dan alat yang digunakan......................................................... 52
Gbr. 4.11 Pemain cello dan alat yang digunakan ......................................................... 54
Gbr. 4.12 Pemain clarinet dan alat yang digunakan ................................................... 55
Gbr. 4.13 Saat di Gereja Katedral Semarang.. ............................................................. 56
Gbr. 4.14 Saat menghibur di salah satu mall di Semarang... ....................................... 57
Gbr. 4.15 Saat menghibur diacara pernikahan ............................................................. 58
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. SK Penetapan Dosen Pembimbing Sripsi
2. Formulir Pembimbingan Penulisan Skripsi
3. Lembar Pengesahan Proposal Skripsi
4. SK Ujian
5. Surat Permohonan Ijin Penelitian Fakultas Bahasa dan Seni
6. Surat Permohonan Ijin Penelitian
7. Surat Keterangan Penelitian
8. Pedoman Observasi
9. Pedoman Wawancara
10. Pedoman Dokumentasi
11. Panduan Wawancara
12. Transkrip Wawancara
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Globalisasi adalah suatu proses dimana kejadian, keputusan dan kegiatan
disalah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi bagi individu dan
masyarakat di daerah. Globalisasi ditandai dengan ketatnya persaingan, padatnya
informasi, keterbukaan, dan didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kemajuan khususnya teknologi informatika yang memberikan dampak
bagi masuknya berbagai seni budaya asing dari luar dan dimungkinkan budaya
asing tersebut berkembang pada setiap negara.
Seni budaya yang berkembang di setiap negara selalu memiliki dampak dari
setiap perkembangannya, baik itu yang berdampak positif maupun berdampak
negatif. Dewasa ini khusus di negara Indonesia seni budaya merupakan sesuatu yang
bisa menjadikan salah satu ciri negara yang menjujung tinggi nilai seni. Seni itu tadi
tercipta semenjak zaman nenek moyang bangsa Indonesia, sejak dulu kala.
Ada beberapa macam seni yaitu seni musik, seni drama, seni tari, seni
rupa, seni kriya dan lain-lain. Seni musik adalah seni yang diciptakan oleh
manusia melalui media yang menghasilkan bunyi. Ada beberapa definisi tentang
musik antara lain: musik adalah hasil karya seni dalam bentuk lagu dan
komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya
1
2
melalui usnsur-unsur irama, melodi, harmoni bentuk atau struktur lagu dan
ekspresi sebagai satu kesatuan (Jamalus, 1982: 2). Dengan demikian musik
dapat diartikan tempat manusia mencurahkan perasaan hatinya, yang tidak dapat
dilaksanakan dengan perantara salah satu kesenian lain (Prier, 1991: 20).
Menurut (Muttaqin, Moh. dan Kustap, 2008: 3-5) dapat dipahami bahwa musik
merupakan salah satu cabang seni pertunjukan seperti tari, drama, puisi, dan
sebagainya. Sebagai sebuah karya seni, musik adalah ungkapan perasaan seseorang
yang dituangkan lewat komposisi jalinan nada atau melodi, baik dalam bentuk karya
vokal maupun instrumental. Di samping itu musik adalah suatu karya seni yang
tersusun atas kesatuan unsur-unsur seperti irama, melodi, harmoni, bentuk atau
struktur, dan ekspresi.
Musik merupakan seni yang sangat pesat perkembanganya di negara
indonesia ini bahkan di seluruh penjuru dunia dan bahkan diminati oleh
masyarakat
baik kalangan
muda
maupun
kalangan
tua. Musik
dalam
perkembanganya disesuaikan dengan selera masyarakat agar musik berbeda
dengan seni lainya sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan memberikan
nuansa baru bagi perkembangan seni di Indonesia. Hal ini ditandai dengan
banyaknya penikmat musik dan tidak terbatas pada usia, jenis kelamin, etnis,
status sosial, dan bahkan musik dapat tempat tersendiri diantara seni-seni
lainya di masyarakat. Terbukti musik banyak tampil diberbagai acara diantara
seni lainya, di acara ulang tahun kota, kemerdekaan, tahun baru dan termasuk
juga musik sebagai pengiring peribadatan, hal itu disebabkan karena musik
3
mempunyai daya tarik hiburan tersendiri daripada seni lainya, karena dalam
musik segala seni masuk di dalamnya, dari gerak, vokal, keindahan kostum
dan lain-lain.
Menurut bentuk perwujudannya, seni musik merupakan bentuk seni pertunjukan
yang secara langsung mengungkapkan gejolak jiwa yang akrab dengan perasaan
tanpa ruang. Seni musik menggambarkan banyak pikiran dengan tatanan nada-nada
melodis. Sedangkan unsur lain yang bukan tatanan nada perlu dimunculkan atau
diikutsertakan bersama sebagai pendukungnya. Unsur pendukung itu adalah peranan
gerak tata busana atau sastra, bilamana dipadukan akan menimbulkan rasa keindahan
terhadap penikmatnya.
Pertunjukan musik di Indonesia saat ini sangatlah beragam dan banyak jenisnya,
baik yang masih asli berasal dari kebudayaan murni masyarakat Indonesia dimasa
lalu, maupun yang telah dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa lain. Pertunjukan
merupakan sebuah ungkapan budaya, wahana untuk menyampaikan nilai–nilai
budaya dan perwujudan norma–norma estetik-artistik yang berkembang sesuai
dengan zaman, dan wilayah dimana bentuk pertunjukan itu tumbuh dan berkembang.
Seiring perkembangan zaman di era modern ini, banyak pertunjukan grup musik
ansambel yang hadir di era sekarang ini. Dewasa ini banyak kita menemui jenis
musik ansambel sejenis dan ansambel campuran, ansambel sejenis berarti yang
menggunakan satu jenis alat musik seperti halnya ansambel gitar, ansambel gesek,
ansambel tiup. Sedangkan ansambel campuran berarti yang menggunakan dua atau
lebih alat musik yang dipakainya misalnya terdapat alat musik gitar dan alat musik
4
tiup juga alat musik gesek yang dimainkan bersama–sama dengan komposisi yang
imbang didalamnya.
Semarang sebagai ibukota dari propinsi Jawa Tengah yang notabennya banyak
sekali grup–grup musik yang berkembang dan menjamur tumbuh dan berkembeng
disini. Sebagai salah satu contoh dikota Semarang ini adalah adanya grup The
Concerto. Grup ini secara tidak langsung diakui maupun tidak sangat berperan dalam
pengembangan grup musik ansambel di Semarang.
The Concerto adalah suatu kelompok grup musik ansambel yang sedang
berkembang pesat di daerah Semarang. The Concerto rutin menggelar pentas sebagai
ajang unjuk bakat bagi semua anggotanya. Konsep bentuk dan fungsi The Concerto
sangat menarik dan unik. Terkait hal tersebut, peneliti tertarik untuk menjadikan The
Concerto sebagai obyek penelitian.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang telah diuraian diatas, maka permasalahan pokok
yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.2.1. Bagaimanakah bentuk dan fungsi musik dalam ansambel The Concerto di
Semarang?
5
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, penelitian ini bertujuan
untuk:
1.2.1. Mengetahui bentuk dan fungsi musik ansambel The Concerto di
Semarang.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.4.1. Manfaat Praktis:
1.4.1.1. Bagi peneliti
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh pengalaman dan wawasan sehingga
peneliti dapat mengetahui bagaimana perkembangan musik, deskripsi bentuk musik
dan juga fungsi musik The Concerto di Semarang.
1.4.1.2. Bagi masyarakat
Masyarakat mendapatkan informasi dan dapat menikmati tentang bentuk dan
fungsi musik dalam ansambel The Concerto di Semarang.
6
1.4.2. Manfaat Teoritis:
1.4.2.1. Sebagai kajian ilmiah tentang musik ansambel The Conceto
1.4.2.2. Dapat memberikan wacana bagi grup musik ansambel The Concerto di
Semarang sebagai bahan pertimbangan untuk evaluasi.
1.5. Sistimatika Penulisan Skripsi
Untuk memberi gambaran tentang keseluruhan isi skripsi ini, maka
sistematika skripsi dituliskan sebagai berikut:
Sebelum masuk ke bagian inti, penulis kemukakan dahulu mengenai
tema atau judul skripsi ini, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, dan sari skripsi ini.
Pada bagian inti skripsi terdiri dari 5 bab. Pada bab 1 diuraikan
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika skripsi ini sendiri.
Bab 2 yaitu landasan teori. Pada bab 2 landasan teori berisi tentang
musik dan perkembangan grup The Concerto, pengertian ansambel, pengertian
bentuk pertunjukan, dan pengertian fungsi musik.
7
Pada bab 3 metodologi penelitian berisi tentang pendekatan penelitian,
sasaran dan lokasi penelitian, tehnik dan alat pengumpulan data, prosedur
penelitian, uji keabsahan data, teknik analisis data.
Pada bab 4 penulis mengemukakan tentang hasil penelitian dan
pembahasan. Hasil penelitian meliputi lokasi The Concerto, gambaran umum The
Concerto, fungsi musik The Concerto.
Pada bab 5 berisi tentang penutup, yang berisi tentang kesimpulan
penulis dan dan saran penulis yang bisa digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan hasil penelitian ini.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Musik
2.1.1 Pengertian Musik
Musik pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi
sebagai media penciptaannya. Musik berasal dari bahasa Yunani yaitu “Mousike”
atau bahasa latin musik. Menurut mitologi kuna musika dimaksudkan sebagai seni
dari kaum Muzen atau termasuk kepunyaan Mousas yaitu Fine Art milik salah satu
dewi kaum muzen yang seluruhnya berjumlah Sembilan dewi (Maryanto, 1995: 9).
Musik adalah ungkapan pernyataan isi hati manusia yang diungkapkan dalam
bentuk bunyi yang teratur dengan melodi, ritme, harmoni, dan timbre. Menurut
bentuk musiknya dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu: vokal, instrumental, dan
musik campuran. Musik vokal, adalah musik yang dinyanyikan suara manusia.
Sedangkan musik instrumental, adalah musik yang dilagukan dengan alat-alat musik
(instrument). Adapun musik campuran, adalah perpaduan antara suara manusia
(vokal) dengan musik instrumental yang dihidangkan bersama-sama dengan kata lain
musik band. (Sunarko, 1998: 7).
Berkaitan dengan hal tersebut diatas Machlis (1963, 4) dalam Muttaqin &
Kustap (hal: 3-5) memahami musik sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya
sama seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman.
8
9
Sebagai bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis, dan retorika, namun
tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda. Setiap kata-kata memiliki
pengertian yang kongkrit, sementara nada-nada memiliki pengertian karena
hubungannya dengan nada-nada yang lain. Kata-kata mengekspresikan ide-ide yang
spesifik sedangkan musik menyugestikan pernyataan-pernyataan misterius dari
pikiran atau perasaan.
Jamalus (1988: 1) mengungkapkan bahwa musik adalah suatu hasil karya seni
bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni,
bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan.
Dari beberapa pendapat, dapat dipahami bahwa musik merupakan salah satu
cabang seni pertunjukan seperti tari, drama, puisi, dan sebagainya. Sebagai sebuah
karya seni, musik adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan lewat
komposisi nada atau melodi, baik dalam bentuk karya vokal maupun instrumental. Di
samping itu musik adalah suatu karya seni yang tersusun atas kesatuan unsur-unsur
seperti irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur, dan ekspresi.
2.1.1 Group Musik The Concerto
Group musik The Concerto sendiri di ciptakan oleh Iwan Santoso yang biasa
disapa dengan sapaan koh Iwan. Sebelum membentuk group musik The Concerto ini
koh Iwan semula mendirikan sekolah musik terutama untuk memperkenalkan musik
pada anak – anak. Koh Iwan berpikir juga untuk memberikan wadah terhadap musik
10
yang sudah dijalani ini. Akirnya beliau memmbentuk grup musik The Concerto sejak
Agustus tahun 2005, dengan didukung juga oleh ibu Surya Sudarma pecinta musik
yang sangat peduli dengan anak–anak. The Concerto tercipta karena adanya
kerinduan untuk terbentuknya sebuah komunitas musik, maka dibentuklah The
Concerto. Sebagai wadah berlatih musik yang anggotanya heterogen berasal dari
berbagai macam sekolah musik, dan orang umum. Baik yang berusia anak–anak
hingga dewasa, namun grup ini mayoritas personilnya anak – anak.
Instrument musik yang dipakai dalam grup The Concerto ini adalah
instrument gesek yaitu violin, instument tiup tradisi seperti dizi atau suling cina, erhu.
Kadang ditambah juga dengan angklung. Tahun awal berdirinya, grup musik ini
masih menggunakan band sebagai iringan dalam grup musik ini. Akan tetapi
semenjak tahun 2008 format iringan diganti, hanya dengan keyboard, piano, gitar.
Seiring keberadaan musik The Concerto di Semarang sendiri, banyak yang
mengkategorikan sebagai grup musik ansambel yang ada di Semarang. Karena
bercirikan personil pemainnya banyak, bermain bersama dan menggunakan alat
musik yang berbeda–beda. Dan keberadaan grup musik The Concerto ini sendiri
bertahan hingga sekarang ini, walaupun di tahun 2000‟an hingga era ini di Semarang
masih banyak bermunculan grup–grup musik dengan format band dengan berbagai
macam aliran.
11
2.2. Ansambel Musik
Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang bararti bersama-sama.
Musik ansambel dapat dimaknai sebagai sebuah sajian musik yang dilagukan secara
bersama-sama dengan menggunakan satu jenis alat musik atau berbagai jenis alat
musik (Sugiyanto dkk, 2004: 89). Menurut Adiarto (1996: 7) pengertian Ansambel
dalam musik adalah permainan bersama dalam kelompok kecil dengan jumlah
pemain berkisar antara 2 sampai 15 orang.
Terkait dengan pengertian – pengertian sebelumnya mengungkapkan A. Yudana
Basuki dkk (1994: 2) bahwa musik ansambel sendiri adalah bentuk penyajian musik
yang dimainkan oleh beberapa orang dengan menggunakan alat-alat musik tertentu,
serta memainkan lagu-lagu yang sederhana.
Terdapat dua jenis musik ansambel, yaitu musik ansambel sejenis dan musik
ansambel campuran. Ansambel musik sejenis terdapat satu jenis alat musik dalam
jumlah banyak. Biasanya nama musik ansambel sejenis disebutkan menurut alat
musiknya, misalnya ansambel musik gitar, ansambel musik biola, amsambel musik
recoerder. Sedangkan musik ansambel campuran menggunakan alat musik melodis,
harmonis, dan ritmis yang dimainkan secara bersamaan. Kebersamaan ini sangat
penting untuk menghasilkan sajian musik yang terpadu dan enak didengar. Tempo
yang digunakan harus stabil untuk memberikan kedisiplinan dan ketenangan jiwa,
terutama bagi pemaian musik (Dyah Purwani Setianingsih dkk, 2004: 96).
12
Menurut M Soeharto dalam buku kamus musik (1992: 4) ansambel adalah
kegiatan seni musik dengan jenis kegiatan seperti yang tercantum dalam sebutannya.
Biasanya tampil sebagai hasil kerjasama peserta, dibawah pimpinan seorang pelatih.
Misalnya, ansambel tari dan nyanyi, ansambel tiup, ansambel gesek, ansambel
recorder.
Dari beberapa pendapat diatas bisa disimpulkan pengertian ansambel adalah
permainan bersama–sama dalam kelompok musik dengan menggunakan satu atau
berbagai jenis alat musik dengan memainkan lagu–lagu yang sederhana. Dan dapat
dibagi menjadi dua yaitu, ansambel sejenis yang merupakan satu jenis alat musik
dalam jumlah banyak. Dan ansambel campuran yang merupakan lebih dari satu jenis
alat musik, yang didilamnya terdapat alat musik ritmis, harmonis, melodis.
2.2.1 Pengertian Concerto
Dalam bukunya Don Michael Randel (1999: 150-151) A public performance of
music before and audience that has assembled for thepurpose of listening for it. A
performance by a soloist, with or without anaccopanist, is usually called recital.
Concertare, to join together ; press part. Concertante, paspart. Concerto relates to
lat. Concertare , to flight or conted.(1) in the 16th trough the early18th centuries, a
diverse ensemble of voice, instruments both, or a composition for such on esemble.
Konsert. Concert,Ing 1. Pergelaran untuk umum atau kalangan tertentu, dengan
cara khusus mendengar musik, yang disajikan secara langsung lazimnya oleh
sejumlah penyanyi atau pemain. Konserto. Concerto. 1. Dahulu sampai abad18
13
berarti: karya atau pergelaran karya musik vocal dalam satu suara atau lebih, yang
disertai iringan alat musik. Sekarang dikenal sebagai konser. 2 Dewasa ini umumnya
berarti komposisi instrumental yang memakai atau memadukan alat musik
tunggaldengan orkes, biasanya terdiri dari tiga bagian. 3. Secara khusus sering berarti
komposisis untuk orkes, dengan atau tanpa pemeran tunggal, yang terdiri dari
beberapa bagian (Soeharto 1992:64). Jadi bisa kita simpulkan menjadi konserto
adalah bentuk komposisi baik secara instrument maupun format orkes, yang terdiri
dari beberapa bagian.
2.2.2 Ansambel The Concerto
Grup musik The Concerto sendiri dapat kita simpulkan sebagai bentuk sajian
musik ansambel, karena bentuk penyajian dari musik The Concerto ini adalah
dilakukan sacara bersama–sama. Dilakukan oleh lebih dari 10 orang dalam
penyajiannya atau bisa dibilang dalam kelompok dengan menggunakan alat musik
tertentu.
Ansambel grup musik The Concerto sendiri dapat dikategorikan sebagai
ansambel musik campuran, karena alat musik yang digunakan dalam setiap penyajian
The Concerto menggunakan alat–alat seperti; alat musik gesek, dibagi menjadi violin,
viola, cello, dan alat musik tiup klarinet. Juga disertai alat musik tradisi seperti
angklung, alat musik Cina: erhu, dizi atau suling cina.
Untuk lagu–lagu yang dibawakan The Concerto sendiri bisa membawakan lagu
repertoar Concerto, zaman klasik sewaktu dalam pertunjukan atau konser yang
14
khusus bertema klasik. Akan tetapi, umumnya karena pertunjukan The Concerto
lebih banyak sebagai pengisi acara baik itu di mall, lingkup universitas, acara
hiburan, dan juga acara di Gereja, jadi materi lagu yang dibawakan grup The
Concerto ini lebih kedalam variatif lagu–lagu pop, rock, juga klasik tentunya. Dan
ketika berada dalam acara di Gereja, lagu–lagu yang dibawakan seperti lagu–lagu
pujian yang sudah setting dan diurutkan seperti tata cara bersembayang dalam gereja
pada umumnya.
2.3. Bentuk Pertunjukan
2.3.1 Pengertian Bentuk
Bentuk merupakan suatu media atau alat untuk berkomunikasi, menyampaikan
arti yang terkandung oleh bentuk itu sendiri atau menyampaikan pesan tertentu dari
pencipta kepada masyarakat sebagai penerima (Suwondo, 1992:5), sedangkan
menurut Muhammad (2008: 2), menyatakan bahwa bentuk adalah organisasi yang
paling cocok dan kekuatan-kekuatan, dan hubungan-hubungan yang didasarkan oleh
seniman. Bentuk dalam karya musik adalah kerangka musikal sebagaimana halnya
kerangka bagi mahluk hidup sehingga sangat besar perananya bagi suatu karya
musik. Bentuk musikal juga bisa dipahami sebagai disain atau rancangan karya
musik, kurang lebih sama dengan rancangan arsitektur sebuah rumah, suatu blok-blok
perkantoran atau sebuah pabrik.
15
Berdasarkan beberapa pendapat tentang bentuk diatas, maka dapat dikatakan
bahwa bentuk adalah suatu wujud yang saling terkait satu sama lain dalam hubungan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan dapat ditangkap indera sebagai media
untuk menyampaikan arti atau pesan yang ingin disampaikan oleh penciptanya.
Bentuk seni sebagai ciptaan merupakan wujud dan ungkapan isi, pandangan dan
tanggapannya kedalam bentuk fisik yang dapat ditangkap oleh indera manusia.
2.3.2 Pengertian Pertunjukan
Menurut Poerwadarminta dalam KBBI (2003: 1086) istilah pertunjukan
berhubungan dengan segala sesuatu yang dipertontonkan, dipamerkan, dan
didemonstrasikan kepada orang lain, sedangkan pengertian pertunjukan menurut
Bastomi (1992: 42) mengungkapkan bahwa pertunjukan adalah seni yang disajikan
dengan penampilan peragaan, yaitu seni akan dapat dinikmati, dihayati selama
berlangsungnya ungkapan oleh pelaku seni. Ketika suatu pertunjukan berlangsung
akan terjadi kepuasan antar seniman dan penonton sebagai penikmat seni.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pertunjukan adalah suatu sajian yang
diperpertontonkan, dipamerkan, didemonstrasikan kepada penonton oleh pelaku seni.
2.3.3 Bentuk Pertunjukan Musik
Menurut Susetyo (2007: 4-11) seni pertunjukan mencakup aspek yang bersifat
Tekstual. Yang bersifat tekstual adalah hal–hal yang terdapat pada bentuk seni
16
pertunjukan, saat disajikan secara utuh dan dinikmati langsung masyarakat
pendukungnya, yaitu bentuk komposisi dan bentuk penyajian.
2.3.3.1 Bentuk Komposisi, meliputi:
2.3.3.1.1 Ritme
Ritme adalah suatu urutan rangkaian gerak yang terbentuk dari sekelompok
bunyi dan diam dengan bermacam–macam lama waktu atau panjang pendeknya,
membentuk pola irama bergerak menurut pulsa dalam ayunan birama (Jamalus 1981:
58). Ritme dianalisa dengan jelas, baik alur, ketukan, atau tanda biramanya, atau
mungkin juga menggunakan tanda irama yang lain. Dan pola ritme ditulis dengan not
balok.
2.3.3.1.2 Melodi
Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang
terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan gagasan (Jamalus 1988: 16).
Melodi yang digunakan dianalisis, gerak intervalnya, menggunakan tangga nada apa
mayor atau minor.
2.3.3.1.3 Harmoni
Harmoni adalah gabungan dari dua nada atau lebih yang berbeda tinggi
rendahnya dan terdengar serempak. Rochaeni (1989: 34) mengartikan harmoni
sebagai gabungan berbagai nada yang dibunyikan secara serempak atau arpeggio
(berurutan) atau tinggi rendah nada tersebut tidak sama tetapi selaras terdengar dan
17
merupakan kesatuan yang bulat. Harmoni meliputi keselarasan, alur melodi, apakah
ada pembagian suara, perpaduan musiknya bagaimana, dan lain sebagainya.
2.3.3.1.4
Struktur Bentuk Analisa Musik
Musik mirip dengan bahasa, terjadinya dalam urutan waktu, didalam
potongan-potongan tersebut tersusun sedemikian rupa sehingga nampak teratur atau
sistematis, tapi ada juga lagu yang tidak teratur, dan yang demikian jarang didapat.
Bentuk atau struktur lagu adalah susunan atau hubungan antar unsur–unsur musik
dalam lagu yang bermakna (Jamalus 1988:35). Bentuk musik (form) dianalisa dari
satuan ungkapan melodi yang terkecil yang biasa disebut motif, kemudian bagaimana
motif membentuk frase, kemudian frase membentuk kalimat lagu, dan laen
sebagainya.
2.3.3.1.5 Syair
Syair–syair yang digunakan baik tradisional, musik daerah, maupun modern,
membentuk kalimat lagu, frase–frase tertentu, atau bait–bait tertentu. Kemudian
disajikan contoh syairnya.
2.3.3.1.6 Tempo, Dinamik, Ekspresi
Cepat lambatnya suatu karya musik yang dimainkan dapat dikaji secara
keseluruhan, dari awal sampai akhir. Dinamik dipastikan dapat terjadi pada setiap
bagian lagu, tergantung kehendak pencipta atau pemainya. Ekspresi sendiri adalah
ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup nuansa dari tempo, dinamik, dan
18
warna nada dari unsur–unsur pokok musik, dalam pengelompokkan frase yang
diwujudkan oleh pemusik (Wagiman Josep 2001: 93).
2.3.3.1.7 Instrument
Perlu dikaji alat–alat yang digunakan dalam kelompok seni pertunjukan musik
tersebut, apakah alat–alat yang dimainkan ataupun property pendukungnya. Satu
persatu alat dianalisis dan diamati apa perananaya dalam bentuk musik tersebut.
2.3.3.1.8 Aransemen
Suatu bentuk seni pertunjukan musik yang sudah dikenal masyarakat,
kadangkala sudah dalam bentuk di qubah atau di aransir dan sudah sedikit berubah
dari bentuk aslinya, ada juga yang masih asli sebagai seni kerakyatan.
2.3.3.2 Bentuk Penyajian, meliputi:
2.3.3.2.1 Urutan Penyajian
Menurut Susetyo (2007: 4-11) ada bentuk seni pertunjukan, baik musik
maupun tari yang mempunyai urut-urutan penyajian, yang merupakan bagian dari
keseluruhan pementasanya, ada juga yang tidak. Untuk bentuk seni pertunjukan yang
mempunyai urutan sajian, dapat diamati apakah ada bagian pembukaaan, bagian
utama, bagian akir yang masih merupakan rangkaian dari keseluruhan pementasan.
Semua tergabung dalam keseluruhan sebagai urut–urutan penyajian yang utuh.
19
2.3.3.2.2 Tata Panggung
Panggung mempunyai pengertian yang luas, bukan hanya panggung yang
dibuat, tetapi dapat juga sebuah arena pertunjukan. Bila mana memakai panggung
tetap ataupun dibuat, dapat diamati panjang, lebar, tinggi dan bentuk pangggung.
2.3.3.2.3 Tata Rias
Tata rias dapat diamati terutama pada tata rias wajah, bahan kosmetik,
perpaduan warna dan terutama tata rias yang dihubungkan dengan tema seni
pertunjukan tersebut. Ada pula tata rias yang berhubungan dengan adegan yang
bersifat jenaka atau lawakan. Ada pula yang berhubungan dengan kegagahan,
ataupun yang berhubungan dengan hal-hal yang seram dsb.
2.3.3.2.4 Tata Busana
Tata busana harus jelas berhubungan dengan jenis yang diperankan atau
dipentaskan. Untuk pementasan musik biasanya bentuk seragam yang sama pada
semua pemain atau penyanyi. Tata busana juga menyangkut asesoris tangan, kaki,
kepala dan tempat-tempat lain ditubuh yang patut diberi hiasan.
2.3.3.2.5 Tata Suara
Dalam hal ini perlu juga dibahas mengenai sound system dan merknya,
sampai pada jenis-jenis microponnya. Penempatan arah speaker buang, speaker
control perlu diperhitungkan juga. Secara tidak langsung ini sangat penting ketika
petunjukan sedang berlangsung, dan semua penonton akan mendengar.
20
2.3.3.2.6 Tata Lampu
Tata lampu difokuskan pada jenis lampu pertunjukan, misalnya: lampu sorot,
panggung, spoot dsb, serta arah yang diperlukan, termasuk warna lampu. Warna
lampu juga akan memberikan kesan tentang pertunjukan yang sedang berlangsung.
Sehingga penonton akan lebih menangkap dari makna pertunjukan tersebut.
2.3.3.2.7 Formasi
Bentuk formasi pemain biasanya terdapat bentuk-bentuk penyajian yang
masih besar dan tidak terpisah tempat, seperti: bentuk ansambel, paduan suara,
gamelan. Formasi berpengaruh terhadap suara yang dihasilkan, formasi yang tepat
akan menjadikan pertunjukan yang bagus.
2.4. Fungsi Musik
Alan P. Merriam menyebutkan keberadaan musik di masyarakat mempunyai
fungsi yaitu: sebagai ungkapan emosional, penghayatan estetis, hiburan, media
komunikasi, ungkapan simbolik, respon fisik, penguatan dan penyelaras normanorma sosial, pengesahan intitusi sosial dan religi, kontribusi untuk kontinuitas dan
stabilitas kebudayaan dan sebagai kontribusi integrasi masyarakat.
Alan P. Merriam dalam Bagus Susetyo (2007:45) mengatakan ada delapan
fungsi penting dari musik, yaitu (1) sebagai kenikmatan estetis, yang bisa
dinikmatibaik oleh penciptaanya maupun oleh penonton ; (2) hiburan bagi seluruh
warga masyarakat ; (3) komunikasi bagi masyarakat yang memahami musik, karena
21
musik bukanlah bahasa universal ; (4) representasi simbolis ; (5) respon fisik ; (6)
memperkuat konformitas norma-norma social ; (7) pengesahan instituisi-instituisi
social dan ritual-ritual keagamaan; dan (8) sumbangan pada pelestarian serta stabilitas
kebudayaan.
Bagus Susetyo (2007:47) menjelaskan, garis besar seni pertunjukann memiliki
tiga fungsi, yaitu: (1) sebagai sarana ritual ; (2) sebagai ungkapan pribadi yang pada
umumnya berupa hiburan pribadi ; (3) sebagai presentasi estetis.
AR. Radcliffe – Brown mendefinisikan yaitu kontribusi yang dibuat oleh
suatu aktifitas tertentu terhadap aktifitas total yang ia merupakan bagiannya. Fungsi
dari suatu kebiasaan sosial tertentu adalah kontribusi yang ia buat terhadap kehidupan
sosial secara total sebagai pefungsian dari sistem sosial secara total. Kita bisa
mendefinisikan bahwa segalanya dalam kehidupan dari setiap komunitas mempunyai
sebuah fungsi.
Menurut Paranggi Rismoko H (tahun 2011) dalam makalahnya, fungsi seni
sejalan dengan perkembangan jaman dan peradaban manusia, maka berkembanglah
pula seni dalam kehidupan. Seiring perkembangan waktu dan zaman sekarang ini
fungsi seni menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan terutama dalam fungsi
pemenuhan kebutuhan. Bisa di simpulkan secara umum bahwa seni memiliki dua
fungsi, yaitu fungsi individu dan fungsi sosial.
22
2.4.1 Fungsi Individu
Fungsi individu merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan pribadi individu itu sendiri. Terdapat dua macam fungsi seni
untuk individu, yaitu antara lain:
2.4.1.1 Fungsi pemenuhan kebutuhan fisik
Pada hakekatnya manusia adalah mahluk homofaber yang mempunyai
kecakapan untuk apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Seni terapan
memang mengacu pada pemuasan kebutuhan fisik sehingga segi kenyamanan
menjadi hal penting. Kenyamanan dalam tingat manusia sekarang ini sangat
diperlukan karena sudah menjadi kebutuhan sebagai kebutuhan fisik.
2.4.1.2 Fungsi pemenuhan kebutuhan emosional
Seorang memiliki sifat yang berbeda-beda dengan manusia lain. Pengalaman
hidup seorang sangatlah mempengaruhi sisi emosional atau perasaannya. Sebagai
contoh perasaan sedih, lelah letih, gembira, iba, kasihan, benci, cinta dll. Manusia
dapat merasakan semua itu dikarenakan di dalam dirinya terkandung dorongan
emosional yang merupakan situasi kejiwaan pada setiap manusia normal. Untuk
memenuhi kebutuhan emosional manusia memerlukan dorongan dari luar dirinya
yang bersifat menyenangkan, memuaskan kebutuhan batinnya. Sebagai contoh karena
kegiatan dan rutinitas sehari-hari maka manusia mengalami kelelahan sehingga
memerlukan rekreasi, misalnya menonton hiburan musik. Membuktikan dengan
hiburan ini akan tercipta suasana senang dan bergairah kembali.
23
2.4.2 Fungsi Sosial
Fungsi sosial merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat sebagai
pemenuhan kebutuhan sosial suatu individu. Terdapat beberapa macam fungsi seni
sebagai fungsi sosial, yaitu sebagai berikut:
2.4.2.1 Fungsi Rekreasi
Kejenuhan seseorang karena aktifitasnya sehari-hari membuat seseorang
membutuhkan penyegaran diri, misalnya diwaktu hari libur mangunjungi tempattempat rekreasi obyek wisata (rekreasi alam). Seni juga dapat dijadikan sebagai benda
rekreasi misalnya seni pertunjukan musik. Seni sebagai rekreasi merupakan seni yang
mampu menciptakan suatu kondisi tertentu yang bersifat penyegaran dan
pembaharuan kondisi yang telah ada. Di era globalisasi ini kehadiran seni
mendapatkan perhatian yang sangat serius dari banyak pihak (terkait dengan
kebutuhan dan nilai ekonomi atau bisnis).
2.4.2.2 Fungsi Komunikasi
Pada hakekatnya setiap orang berkomunikasi dengan manusia lain
menggunakan bahasa karena merupakan sarana yang paling efektif, mudah, dan cepat
untuk dimengerti. Namun begitu bahasa memiliki keterbatasan karena tidaklah
mungkin semua orang menghafal semua bahasa yang ada. Oleh karena itulah
dibutuhkan bahasa universal yaitu bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang.
Seni diyakini dapat dipergunakan demi kepentingan tersebut. Misalnya bentuk
pertunjukan musik mampu menjuru diseluruh kaum masyarakat. Seni sangat efektif
membantu orang untuk menembus batasan-batasan bahasa verbal dari setiap orang.
24
2.4.2.3 Fungsi Rohani
Kepercayaan religi tersebut terdapat dalam karya-karya moko, neraca,
dolmen, menhir, candi pura, bangunan masjid, gereja, ukiran, relief, dsb. Karl Barth
berpendapat bahwa sumber keindahan adalah Tuhan. Agama sering dijadikan juga
sebagai salah satu sumber inspirasi seni yang berfungsi untuk kepentingan
keagamaan. Pengalaman-pengalaman religi tersebut tergambarkan dalam bentuk nilai
estetika. Banyak media yang mereka pergunakan. Ada yang memakai suara, gerak,
visual, dsb. Sebagai contoh yaitu kaligrafi arab, makam, relief, candi, gereja dll.
2.4.2.4 Fungsi Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas diartikan sebagai suatu kondisi tertentu yang
memungkinkan terjadinya transformasi dan kegiatan sehingga mengakibatkan
seseorang mengalami suatu kondisi tertentu yang lebih maju. Dalam sebuah
pertunjukan seni, orang sering mendapatkan pendidikan secara tidak langsung karena
di dalam setiap karya seni pasti ada pesan atau makna yang disampaikan. Disadari
atau tidak, rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan oleh seni merupakan alat
pendidikan bagi seseorang. Seni bermanfaat untuk membimbing dan mendidik mental
dan tingkah laku seseorang supaya berubah kepada kondisi yang lebih baik dan maju
dari sebelumnya.
2.4.2.5 Fungsi Artistik
Dalam hal ini seni lebih berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam
menyajikan karyanya tidak untuk hal yang komersil, seperti musik kontemporer, tari
kontemporer, dan seni rupa kontenporer (seni hanya pertunjukan yang tidak bisa
25
dinikmati pendengar atau pengunjung hanya bisa dinikmati oleh para seniman dan
komunitasnya.
2.4.2.5 Fungsi Guna
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai
media
ekspresi
(karya
seni
murni)
atau
pun
dalam
proses
penciptaan
mempertimbangkan aspek kegunaannya seperti perlengkapan atau peralatan rumah
tangga yang berasal dari gerabah ataupun rotan.
2.4.2.6 Fungsi Kesehatan
Seni sebagai fungsi kesehatan seperti pengobatan penderita gangguan physic
ataupun medis distimulasi melalui terapi musik (disesuaikan dengan latar belakang
pasien). Terbukti musik telah mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang
autisme, gangguan psikologis, trauma pada suatu kejadian, dsb. Pada tahun 1999
Siegel menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang
menenangkan dapat merangsang sistem limbic jaringan neuron otak dan gamelan
menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif kualitatif.
Menurut Moleong (2000) penelitian deskriptif kualitatif terdiri dari diskripsi data,
lalu reduksi data (proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan), kemudian
menusun ke dalam satuan–satuan, dan terakir mengadakan pemeriksaan keabsahan
data.
Deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk menguraikan tentang bentuk
dan fungsi musik ansambel The Concerto di Semarang. Bersifat kualitatif karena
prosedur
pemecahan
masalahnya
dilakukan
dengan
cara
menggambarkan,
melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang atau lembaga
kemasyarakatan dan lain- lain).
3.2. Sasaran dan Lokasi Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah bentuk dan fungsi musik ansambel The Concerto
di Semarang, sebagai informan dalam penelitian ini adalah pimpinan The Concerto,
dan para pemain musik The Concerto. Latar penelitian ini adalah Iwan Musik yang
beralamatkan di jalan TumpangI, nomor 33, Sampangan, Semarang.
26
27
3.3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.3.1. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.3.1.1 Studi Pustaka
Tehnik pengumpulan data melalui penelusuran kepustakaan. Dalam hal ini
peneliti memperoleh data informasi yang diperlukan dari berbagai sumber bacaan
berupa majalah, artikel arsip–arsip terkait dengan obyek penelitian yang dapat
membantu dalam penulisan penelitian dan juga agar tidak terjadi kesamaan sasaran
atau obyek dengan penelitian sebelumnya.
3.3.1.2 Tehnik Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong,2000).
Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu antara pewawancara (
interviewer) yang memberikan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
menjawab pertanyaan. Maksud wawancara menurut Lincoln & Guba (1985) adalah
untuk mengkontruksi tentang orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan,
motivasi, tuntutan kepedulian.
Dalam wawancara ini digunakan wawancara terstruktur dengan sasaran
narasumber yang mencakup menejer sekaligus pimpinan musik, para pemain, bagian
pembantu umum. Sedangkan materi wawancara yang dilakukan tentang bentuk
28
pertunjukan, waktu pertunjukan, materi sajian, pemain, dan alat–alat pendukung
meliputi tata panggung, tata suara, tata lampu, tata busana, tata rias.
3.3.1.3 Metode Observasi
Observasi sendiri adalah pengamatan yang bertujuan untuk mendapat data
tentangsuatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checking
atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.
Istilah observasidaiarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkanhubungan antar aspek dalam
fenomena tersebut (Rahayu & Ardani, 2004: 1)
Peneliti terjun secara langsung pada saat latian, dan saat pertunjukan
berlangsung yang meliputi bentuk pertunjukan, pemain, unsur pendukung dilokasi
penelitian. Peneliti melakukan pengamatan terhadap pertunjukan untuk mendapatkan
data secara rinci.
3.3.1.4 Studi Dokumentasi
Dokumentasi antara lain berupa barang-barang tertulis yang dapat berupa
buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian,
photo, dan rekaman kaset.
29
Menurut Guba dan Lincoln (dalam Moeleong, 2005: 217) dokumentasi
digunakan sebagai sumber data dikarenakan dikarenakan dokumentasi merupakan
sumber yang stabil, kaya dan mendorong, serta berguna sebagai bukti untuk suatu
pengujian.
Dokumentai yang digunakan dalam penelitian disini adalah berasal dari foto
pada saat proses latian dan pada waktu pertunjukan.
3.4. Uji Keabsahan Data
Menurut Moleong (2007: 324) untuk menetapkan keabsahan (trusworthiness)
data diperlukan tehnik pemeriksaan yaitu:
3.4.1. Derajat Kepercayaan (credibility)
Pada dasarnya derajat kepercayaan menyangkut tingkat kepercayaan yang bisa
dicapai, dan juga menyangkut pembuktian peneliti pada kenyataan ganda yang
sedang diteliti.
3.4.2. Keteralihan (transferability)
Keteralihan berhubungan dengan kesamaan antara pengirim dan penerima.
Untuk melakukan pengalihan seorang peneliti hendaknya mencari, mengumpulkan
kejadian tentang kesamaan konteks melalui beberapa data deskriptif.
30
3.4.3. Kebergantungan (dependability)
Kebergantungan membahas tentang kecocokan antara beberapa studi yang
sama dan menghasilkan hasil yang sama pula. Namun tidak menutup kemungkinan
terjadi kesalahan. Hal ini disebabkan oleh peninjauannya. Yang konsepnya
memperhitungkan banyak hal, yaitu reliabilitas itu sendiri dan faktor yang
bersangkutan.
3.3.4. Kepastian (confirmability)
Kepastian bahwa sesuatu itu objektif atau tidak bergantung pada persetujuan
pada beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang.
Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman orang itu subjektif sedangkan jika disepakati
oleh beberapa atau banyak orang barulah dapat dikatakan objektif. Jadi,dalam hal ini
objektifitas dan subjektifitas suatu hal itu bergantung pada orang seorang.
3.5. Teknik Analisis Data
Menurut Moleong (2007: 247) teknik analisis data merupakan proses analisis
yang dimulai dari menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu
dari wawancara, pengamatan yang sudah ditulis didalam lapangan, dokumen pribadi,
dokumen resmi, gambar-gambar dan foto-foto.
Data
yang
telah
diperoleh
tersebut
kemudian
dianalisis
dan
mengklasifikasikan data, mendeskripsikan dan menginterprestasikan data menurut
isinya, selanjutnya analisis data dilakukan dengan pendekatan deskriptif, yaitu suatu
usaha untuk menggambarkan hal sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
31
Menurut Milles & Huberman (1999: 20) tahap analisi data adalah sebagai
berikut:
1)
Pengumpulan data
Peneliti mencatat semua data secara obyektif dan apa adanya sesuai dengan
hasil observasi dan wawancara lapangan.
2)
Reduksi data
Reduksi data adalah memilih hal-hal pokok yang sesuia denagn fokus peneliti.
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data-data
yang direduksi. Memberikan gambaran yang lebih tajam tentang tentang hasil
pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencari sewaktu-waktu
diperlukan.
3)
Penyajian data
Penyajian data adalah sekumpulan inforamasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanaya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4)
Pengambilan simpulan atau verifikasi
Penarikan kesimpulan diambil apabila telah melalui proses obserfasi,
wawancara, dokumentasi, maka baru dapat dilakukan penarikan kesimpulan,
yaitu mempersingkat data dengan cara mengambil inti pokok dari penelitian
data. Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir dalam analisis data,
yaitu dengana memahami dilapangan, setelah direduksi dan dideskripsikan
32
dalam bentuk sajian data. Selanjutnya baru dapat menarik kesimpulan akhir
yang sistematis. (Sutopo: 94)
Pengumpulan data
Reduksi data
Penyajian data
Penarikan kesimpulan
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab IV akan diuraikan hasil penelitian tentang Bentuk dan Fungsi
Musik Dalam Ansambel The Concerto di Semarang. Pembahasan sudah termasuk
dalam uraian hasil penelitian tersebut.
4.1. Lokasi The Concerto di Semarang
Kota Semarang terletak antara 6o 50 7o 10 Lintang Selatan dan 109o 35 110o
50 Bujur Timur, dan memiliki luas wilayah 373,67 Km2. Mempunyai letak yang
sangat strategis pada jalan Demak–Kendal–Tegal–Jakarta dengan fasilitas pelabuhan
di kota Semarang (http: //www.wikipedia.org/wiki/ peta Semarang).
Gambar: 1
Peta Kabupaten dan Kota Semarang
33
34
Berikut ini adalah batas–batas kota Semarang
Sebelah Timur
: Kabupaten Demak
Sebelah Barat
: Kabupaten Kendal
Sebelah Utara
: Laut Jawa
Sebelah Selatan
: Kabupaten Semarang
Letak lokasi dari The Concerto sendiri terletak di kawasan kota Semarang
yang beralamatkan di jalan TumpangI, nomor 33, Sampangan.
Lokasi bascamp The Concerto
(Foto 1: Doddy Triyono, Agustus 2012)
35
4.2. Gambaran Umum The Concerto
4.2.1. Sejarah
Musik The Concerto sendiri di ciptakan oleh Iwan Santoso yang biasa disapa
dengan sapaan koh Iwan. Sebelum membentuk musik The Concerto ini koh Iwan
semula mendirikan sekolah musik terutama untuk memperkenalkan musik pada anak
–anak. Koh Iwan berpikir juga untuk memberikan wadah terhadap musik yang sudah
dijalani ini. Akirnya beliau memmbentuk grup musik The Concerto sejak Agustus
tahun 2005, dengan didukung juga oleh ibu Surya Sudarma pecinta musik yang
sangat peduli dengan anak–anak.
The Concerto tercipta karena adanya kerinduan untuk terbentuknya sebuah
komunitas musik, maka dibentuklah The Concerto. Sebagai wadah berlatih musik
yang anggotanya heterogen berasal dari berbagai macam sekolah musik, dan orang
umum. Namun sebagian besar berusia anak–anak.
Menurut penuturan Iwan Santoso kenapa dinamakan The Concerto? Concerto
artinya bermain bersama dengan jumlah yang besar. The Concerto sendiri tidak
mengarah pada satu jenis alat musik saja, melainkan banyak sekali variatif. Sehingga
dengan banyak dan bervaritif akirnya ansambel ini dinamakan The Concerto.
Konsep pertunjukan The Concerto diusahakan untuk bisa menghibur
penontonnya. The Concerto selalu memadukan alat musik gesek ataupun tiup dengan
band. Lagunya yang dibawakan juga bervariatif, bisa klasik, rock, pop. Yang lebih
membedakan dari pementasan yang lain, karena The Concerto banyak menyertakan
36
pemain yang masih anak–anak. Dan lagu–lagunya bisa bermacam–macam jenisnya,
baik yang modern maupun tradisional bisa digabungkan dan dipentaskan. Misalnya
angkung, dan alat musik cina ( dizi = suling cina, erhu ).
Bersama Iwan Santoso pendiri group musik The Concerto
(Foto 2: Doddy Triyono, Agustus 2012)
The Concerto terbentuk sebagai wadah pelatihan, keakraban, kerja sama,
wawasan bagi para pemainya dan sebagai sebuah pertunjukan yang secara tidak
langsung sangat berfungsi dalam perkembangan musik di Semarang pada saat
sekarang ini.
37
Biodata pendiri musik grup The Concerto
Nama
: Iwan Santoso
Tempat Tanggal Lahir
: Semarang, 12 Juni 1980
Alamat
: Jalan TumpangI, no 33, Sampangan, Semarang
Lulusan sarjana teknik elektro, alumnus Universitas Soegijapranata dan
akirnya memenuhi panggilan hatinya yang suka akan musik akirnya beliau
memfokuskan dirinya untuk musik. Bermain musik, khususnya piano, merupakan
hobi dari Iwan Santoso sejak kecil. Berbekal ketrampilan memainkan piano, sejak
SLTA Iwan memberikan kursus musik dibeberapa sekolah musik di Semarang dan
juga les privat musik.
Sejak
itu beliau mulai memperkenalkan musik pada anak-anak dan
mendirikan sekolah musik pada tahun 2003 yang diberi nama Iwan Music di jalan
Batan Miroto Semarang. Beliau juga mempelajari instrumen musik violin, dan
diajarkan juga kepada anak-anak. Tidak sekedar mendirikan sekolah musik, Iwan
ingin mengembangkan lebih luas lagi.
Karena itu pada Agustus 2005 mendirikan group musik The Concerto, The
Concerto tercipta karena adanya kerinduan untuk terbentuknya sebuah komunitas
musik, maka dibentuklah The Concerto. Sebagai wadah berlatih musik yang
anggotanya terdiri dari anak-anak dan dewasa. The Concerto masih berdiri dan
berkembang hingga sekarang ini.
38
4.2.2. Bentuk Pertunjukan The Concerto
Bentuk pertunjukan The Concerto sendiri dimainkan oleh beberapa pemain
musik yang terdiri dari pemain keyboard, violin, viola, cello, piano, clarinet, dan
penambahan–penambahan alat-alat tradisi seperti agklung, dizi, erhu. Pertunjukan
The Concerto tidak selalu di isi dengan instrumen, akan tetap sering juga dalam lagulagunya yang dibawakan dengan menggunakan vocal.
Suatu rangkaian kegiatan pertunjukan seni tentu memiliki urutan dan berbagai
persiapan yang berhubungan dengan pementasannya. Dari hasil penelitian di
lapangan dirumuskan bahwa bentuk pertunjukan musik The Concerto meliputi
beberapa unsur yaitu: waktu penyajian, tempat pentas, urutan penyajian, pemain,
penonton, materi penyajian, dan perlengkapan pementasan.
Berdasarkan pengamatan peneliti, pertunjukan musik The Concerto terdiri atas
pertunjukan non-rutin.
4.2.2.1. Waktu Penyajian
4.2.2.1.1 Pertunjukan non rutin
Pertunjukan The Concerto ini di gelar dalam pementasan di gereja, baik di
kota maupun dilingkup kabupaten Semarang, sebagai pengisi acara baik seperti mall
di Semarang, pertemuan, dan acara di lingkup Universitas. Dalam pementasan ini
biasanya berlangsung selama kurang lebih 2-3 jam, ini juga menjadikan musik The
39
Concerto sebagai sarana ritual di dalam gereja dan sebagai sarana pertunjukan
hiburan acara–acara diluar.
4.2.2.2. Tempat Pentas ( Panggung ) dan Penataan Alat Musik
Panggung merupakan sarana penting dalam pertunjukan seni terutama musik.
Letak atau posisi alat musik dipanggung dikondisikan sedemikian rupa dengan
maksud agar pemain dapat melakukan segala kegiatan dalam pertunjukan dengan
leluasa sehingga pertunjukan tersebut dapat dinikmati dengan nyaman. Untuk The
Concerto sendiri dalam sebuah acara, panggung disediakan oleh panitia acara.
Dalam pengamatan penulis penataan alat musik pertunjukan The Concerto
sendiri bisa di gambarkan sebagai berikut ;
3
4
5
2
1
6
Audience /penonton
Komposisi penataan alat musik panggung tampak dari atas.
(gambar 2 : Doddy Triyono. Agustus 2012)
40
Keterangan:
1. Keyboard
4. Viola
2. Clarinet
5. Cello
3. Violin
6. Area solo (bisa angklung,erhu,vocal)
Penataan posisi pemain yang saling berdekatan memudahkan komunikasi antar
pemain alat musik. Komunikasi antar pemain sangat penting karena berpengaruh
pada kekompakan permainan dan kualitas penyajian lagu. Dengan posisi yang
berdekatan, para pemain dapat berkoordinasi mengenai materi lagu, pemakaian nada
dasar lagu, melodi lagu, dan lain sebagainya.
4.2.2.3. Urutan Penyajian
Dalam penyajian pementasan pertunjukan The Concerto sendiri biasanya
berlangsung selama kurang lebih 2-3 jam.
4.2.2.3.1 Persiapan
Sebelum acara dimulai, pimpinan musik bersama beberapa kru datang lebih awal
ke tempat pertunjukan untuk memastikan kesiapan semua komponen-komponen
pendukung pementasan kurang lebih 1 jam sebelum pertunjukan dimulai. Komponenkomponen tersebut terdiri atas: (1) penataan alat musik di panggung, (2) kualitas tata
suara (sound system), (3) kesiapan alat musik,menyetem alat musik dan (4) kondisi
para pemain meliputi, tata rias dan busana pemain. Hal tersebut dimaksudkan untuk
41
mengantisipasi agar dalam pelaksanaan pertunjukan tidak mengalami gangguan
teknis.
Setelah semua persiapan selesai, pimpinan musik segera menginstruksikan
kepada seluruh pemain untuk check Sound dengan memainkan 2 atau 3 lagu. Setelah
sajian ketiga lagu untuk check sound tersebut selesai.
Pada saat check Sound
(Foto 3: Herlin Agustina, Agustus 2012)
Pada tahap persiapan, semua perlengkapan harus sudah siap serta dalam kondisi
baik dan siap pentas. Ditahap ini para pemain dipanggung juga diberi arahan oleh
pimpinan musik dan mengingatkan akan semua kesiapan yang nantinya akan menjadi
kewajiban pada saat pementasan berlangsung. Baik, itu jalan masuknya, penataan
tempat pemain, properti, dan penempatan mikrofon. Apabila terjadi sedikit saja
gangguan maka akan mempengaruhi kualitas petunjukan secara keseluruhan. Sound
42
System misalnya, pengaturan tata suara harus sesuai, artinya sedapat mungkin
mengatur suara agar penonton/pendengar dapat menikmati pertunjukan dengan
nyaman terhindar dari gangguan suara yang tidak diinginkan (noise). Tahapan ini
dilakukan disetiap penampilan The Concerto, dimana saja berada.
4.2.2.3.2 Pembukaan
Ketika The Concerto sebagai pengisi acara dalam pertemuan biasanya di
pandu oleh Master of Ceremony (MC) atau biasa disebut Pembawa Acara dari panitia
acara. Seorang pembawa acara membuka dengan salam. Kemudian disambung oleh
panitia, barulah setelah itu waktunya dimulai pertunjukan dari The Concerto.
Berbeda ketika The Concerto berada didalam rumah ibadah (gereja), sesuai
dengan tata cara ibadah di gereja The Concerto mengisi sesuai dengan urutan
sembayang. Sesuai dengan pujian-pujian dan lagu-lagu rohani yang sudah urut
sebagaimana mestinya dan dipandu oleh team panitia acara.
4.2.2.3.3 Pertunjukan Inti
Penampilan inti itu sendiri dari penampilan The Concerto adalah bisa dibagi
menjadi dua bagian. Bagian pertama penampilan sebagai pengisi acara diluaran
seperti pertemuan, pengisi acara lingkup universitas. Lagu yang disajikan seperti lagu
mars universitas, lagu pop, dan lagu – lagu yang sifatnya menghibur.
Bagian kedua penampilan sebagai pengisi acara digereja, yang lagu–lagunya
menampilkan lagu rohani gereja seperti contohnya lagu Kidung Pujian yang di
43
persembahkan sebagai pujian–pujian kepada Tuhan. Dengan maksud mendapatkan
keberkahan untuk semua orang.
Pertunjukan inti
(Foto 4: Herlin Agustina, Agustus 2012)
4.2.2.3.4 Penutupan
Kegiatan terakir dari penampilan The Concerto biasanya di akiri dengan suatu
lagu pamungkas yang bertema dengan acara tersebut. Misal dalam acara natal akan
ada lagu Jinggel Bell, dan lagu yang sifatnya menghibur sesuai tema sehingga sangat
memberi kesan sebagai penampilan pertunjukan yang sangat memiliki fungsi dengan
baik. Sehingga diakir pertunjukan penonton selalu terkesan waulaupun acara selesai.
44
4.2.2.4. Pemain
Dari pengamatan penulis, pemain musik (player) pada pertunjukan The
Concerto terdiri dari beberapa pemain yaitu,: (1) pemain keyboard, (2) pemain violin,
(3) pemain viola, (4) pemain cello, (5) pemain clarinet. Penataan tempat pemain
dipanggung sudah diseting sesuai dengan yang telah digambarkan diatas. Untuk
kostum yang digunakan dalam setiap pementasan The Concerto sendiri umumnya
memakai setelan jas yang dipadu dengan dasi, untuk perihal isian acara yang bertema
seperti acara natal dan di gereja kostum menyesuaikan dengan tema.
4.2.2.5. Penonton
Ditengah-tengah banyaknya penonton pada saat pertunjukan di mall Semarang
(Foto 5: Herlin Agustina, Agustus 2011)
45
Disetiap pertunjukan The Concerto, penonton bisa dikategorikan menjadi dua
bagian. (1) penonton yang pada saat pertunjukan umum, misalnya dalam pertunjukan
The Concerto mengisi acara disebuah mall di Semarang yang bertema semarak hari
raya Natal pada setiap bulan Desember. (2) penonton yang berada didalam gereja,
yang ini sifatnya bukan berfungsi sebagai penonton murni melainkan sebagai orang
yang sedang bersembayang di gereja yang pada saat bersembayang dalam pujian
mereka diiringi dengan sajian musik langsung oleh The Concerto.
4.2.2.6. Materi Penyajian
Untuk materi penyajiannya sendiri dalam pertunjukannya, The Concerto tidak
selalu memainkan lagu–lagu Concerto, ataupun klasik. Tetapi The Concerto sendiri
membawakan lagu selain Concerto dan tentunya bermacam-macam lagu yang
dibawakan. Dan sesuai dengan tempat dimana pertunjukan akan dipentaskan. Namun,
penyajian ini bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu: lagu rohani untuk isian saat
berada di gereja dan lagu campuran. Sebagai contoh lagu Kidung Pujian, lagu ini di
mainkan pada saat digereja. Lagu ini berisi pujian–pujian yang dipersembahkan untuk
Tuhan supaya semua orang mendapatkan berkah. Dan satu contoh lagu klasik Minuet.
Aransemen lagu ini menggunakan format trio gesek akan tetapi dimainkan
oleh banyak pemain dalam setiap divisi gesek, baik itu violin, viola, cello.
46
47
48
4.2.2.7. Perlengkapan Pementasan
4.2.2.7.1. Tata Suara
Tata suara pertunjukan musik The Concerto tidak kalah penting dengan
peralatan lainnya. Tata suara sangat berpengaruh pada kualitas suatu pertunjukan.
Pada dasarnya unsur yang cukup penting dalam suatu pertunjukan musik adalah suara
atau bunyi. Pertunjukan musik ini sangat tergantung pada elemen tata suara (Sound
system) karena semua peralatan musiknya memerlukan kontribusi tata suara tersebut,
sehingga peranan sound system sangat penting. Tata suara yang baik dan berkualitas
sangat membantu mengahasilkan suara alat-alat musik yang berkualitas pula.
Menurut pimpinan music The Concerto, sound system yang berkualitas sangat
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
a). Tingkat ketrampilan (Skill) dari pemainnya, semakin tinggi skill seseorang
dalam bermusik, semakin berkualitas pula hasilnya, kalau didalam keluarga
instrumen gesek akan terdengar intonasi yang jelas.
b). Tingkat ketrampilan (skill) dari operator, teknisi, dalam hal ini menyangkut
rasa musikal, kepekaan terhadap suara dan profesionalisme dalam bekerja,
sehingga suara yang kurang nyaman di telinga bisa dihindari.
c). Koordinasi yang baik antara musisi dan operator tata suara.
Untuk sound system sendiri biasanya dalam pertunjukan The Concerto sudah siap
disediakan oleh panitia acara.
49
4.2.2.7.2. Tata Lampu
Untuk tata lampu sendiri disetiap pertunjukan The Concerto sendiri semua
tata lampu sudah disediakan oleh pihak panitia acara. Dalam beberapa lagu yang
sifatnya sangat menimbulkan kesan tersendiri pimpinan musik kadang kala
berkordinasi, dan menyeting dengan operator lampu untuk membuat efek–efek
tersendiri. Sehingga penonton akan lebih bisa memahami maksud dari lagu yang telah
dibawakan.
4.2.2.7.3. Tata Rias
Para pemain dari The Concerto sendiri sangat mengutamakan penampilan
didalam setiap pertunjukannya. Menurut Lita (pemain violin), tata rias dalam setiap
pertunjukan sangat diperlukan sekali. Fungsinya agar penonton yang melihat kita
dalam keadaan yang segar dan tidak terlihat pucat, karena bukan hanya bermain saja
akan tetapi kita juga mesti akan dilihat oleh banyak orang.
Disetiap tempat pertunjukan tidak semua tempat tersedia alat rias dan ruang
rias sendiri, jadi para pemain sudah tentu membawa alat rias dan melakukan rias
sendiri. Baik itu pemain laki–laki maupun perempuan.
4.2.2.7.4. Tata Busana
Dalam tata busana The Concerto sendiri seringkali kerap memakai setelan
resmi baik itu jas, maupun baju yang berformat sama. Misalnya baju hitam panjang
yang dipadukan dengan aksesoris batik, untuk para pemain laki–laki setelan jas biasa
50
ditambah dengan dasi . Untuk para pemain perempuan biasa memakai gaun sesuai
dengan model yang simpel dan nyaman, supaya tidak membebani mereka ketika
berada dipanggung.
4.2.2.8. Alat Musik
4..2.2.8.1. Keyboard
Pemain keyboard Koh Iwan, paling kiri pada saat pertunjukan di salah satu mall di Semarang
(Foto 6: Doddy Triyono, Agustus 2012)
Keyboard yang dipakai dalam setiap pertunjukan The Concerto pemain ini
sendiri biasanya memakai dua buah keyboard. Satu berfungsi untuk pengiring dan
satu lagi berfungsi sebagai melodi. Keybord memiliki jangkauan nada yang paling
jauh dan luas, sehingga keyboard sangat berfungsi sekali ketika memainkan lagu
yang dibarengi dengan vocal. Keyboard ini sendiri dipegang oleh Koh Iwan sebagai
pimpinan musik sekaligus conductor. Sekaligus dengan instrument keyboard, Koh
Iwan selalu sebagai pemberi aba – aba pertama dan akir pada setiap sajian lagu yang
dibawakan The Concerto.
51
4.2.2.8.2 Violin
Lita pemain violin pada saat sebelum memulai latihan bersama The Concerto
(Foto 7: Doddy Triyono, Agustus 2012)
Biola adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan cara digesek.
Biola memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda satu sama lain dengan
interval sempurna kelima. Nada yang paling rendah adalah G. Di antara keluarga
biola, yaitu dengan viola, cello dan double bass atau kontra bass, biola memiliki nada
yang tertinggi. Alat musik dawai yang lainnya, bas, secara teknis masuk ke dalam
keluarga viol. Kertas musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau ditulis pada
kunci G. Salah satu pemegang violin sendiri di The Concerto ini adalah Anenji Lita
Wuriyanti atau biasa dipanggil dengan Lita (27tahun). Bergabung di grup The
Concerto sejak tahun 2008. Violin di grup The Concerto sendiri dalam komposisi
lagu yang dibawakan berperan sebagai melodi sekalipun bukan melodi pokok, akan
tetapi biasanya selalu menjadi melodi inti pada sebagian lagu–lagu yang dibawakan.
52
4.2.2.8.3 Viola
Viola tampak paling kanan sendiri, di mainkan oleh Yohanes Iwan saat latihan
(Foto 8: Doddy Triyono, Agustus 2012)
Pada dasarnya viola sama juga dengan violin, baik itu cara menggeseknya dan
juga teknik–teknik yang dipakai dalam memainkannya. Cuman yang berbeda adalah
ukurannya, dia berukuran lebih besar dari pada violin. Sehingga suara yang dihasilkan
viola cenderung high middle dan low, soundnya besar dan bulat. Viola juga memiliki
empat senar (C-G-D-A). Viola termasuk yang bernada rendah, kebanyakan fungsi
dari viola sendiri dalam partitur lagu di grup The Concerto sendiri sendiri adalah
sebagai pengiring. Dalam partitur viola berkunci C. Nada terendah dalam viola adalah
C. Di The Concerto sendiri viola dimainkan oleh Yohanes Iwan (28tahun).
Bergabung di grup The Concerto sejak tahun 2006.
53
4.2.2.8.4 Cello
Nama cello adalah singkatan dari kata dalam bahasa Italia violoncello, yang
berarti "violone kecil". Violone adalah sebuah instrumen yang kuno, sebuah viol
besar, yang mirip dengan bass modern. Violoncello, yang hampir selalu disingkat
menjadi cello (pengucapan dalam bahasa Indonesia sama, yaitu célô/sélô, adalah
sebuah alat musik gesek dan anggota dari keluarga biola. Orang yang memainkan
cello disebut cellis. Cello adalah alat musik yang populer dalam banyak segi: sebagai
instrumen tunggal, dalam musik kamar, dan juga sebagai fondasi dalam suara
orkestra modern.
Cello paling erat terkait dengan musik klasik Eropa. Ia adalah bagian dari
orkestra standar dan memberikan suara bas dalam sebuah kuartet gesek, serta bagian
dari banyak kelompok musik kamar. Sejumlah besar concerto dan sonata telah
digubah untuknya. Alat musik ini kurang lazim dalam musik pop, namun kadangkadang ditampilkan dalam rekaman-rekaman pop dan rock.
Ukuran cello lebih besar daripada biola atau viola namun lebih kecil daripada
bass. Seperti anggota-anggota lainnya dari keluarga biola, cello mempunyai empat
dawai. Dawai-dawainya biasanya ditala pada nada (dari tinggi ke rendah) A, D, G,
dan C (A3, D3, G2, dan C2 dalam notasi tala ilmiah). Ia seperti viola namun satu
oktaf lebih rendah, dan satu seperlima oktaf lebih rendah daripada biola. Cello
dimainkan dalam posisi berdiri di antara kedua kaki si pemusik yang duduk, dan
ditegakkan pada sepotong metal yang disebut endpin atau sering disebut stoper. Si
54
pemain menggesekkan penggeseknya dalam posisi horisontal melintang di dawai. Di
grup The Concerto sendiri cello dimainkan oleh vikar (28 tahun), bergabung di The
Concerto sejak tahun 2008.
Pemain cello pada saat latian, dimainkan oleh Vikar
(Dokumentasi 9: Doddy Triyono, Agustus 2012)
4.2.2.8.5 Klarinet
Klarinet adalah instrumen musik dari keluarga woodwind. Namanya diambil
dari penambahan akhiran "-et" yang berarti "kecil" pada kata Itali "clarino" yang
berarti "trompet". Sama seperti saksofon, klarinet dimainkan dengan menggunakan
satu reed.Klarinet merupakan keluarga instrumen terbesar, dengan ukuran dan pitch
55
yang berbeda-beda. Kata klarinet umumnya merujuk pada soprano klarinet B♭, yang
merupakan klarinet terumum.Pemain klarinet disebut klarinetis.
Pemain klarinet disaat sela-sela latihan, dimainkan oleh Nia
(Foto 10: Doddy Triyono, Agustus 2012)
Di grup The Concerto sendiri instrument klarinet ini dipegang oleh Nuraini Kurnia
Putri biasa disapa Nia (25tahun), bergabung bersama The Concerto mulai tahun 2009.
4.3. Fungsi Musik The Concerto
Fungsi pokok pertunjukan musik The Concerto sendiri di Semarang terkait
dengan garis besar seni pertunjukann menurut Bagus Susetyo (2007:47) memiliki tiga
fungsi, yaitu: (1) sebagai sarana ritual ; (2) sebagai ungkapan pribadi yang pada
umumnya berupa hiburan pribadi ; (3) sebagai presentasi estetis.
56
4.3.1. Sebagai Sarana Ritual
The Concerto pada saat di Gereja Katedral Semarang
(Foto 11: Doddy Triyono, Agustus 2012)
Sebagai sarana ritual di sini pertunjukan The Concerto menurut Ibu Pudji
Hartati (42 tahun) memahami dan mengetahui bahwa petunjukan The Concerto
sendiri memang sangat berperan dalam penyajian musik ketika berada didalam
gereja. Perannya sendiri lebih terasa ketika grup ini memainkan lagu yang dibarengi
dengan pujian–pujian ataupun seruan–seruan bersama jemaat gereja atau yang
bersembahyang didalam gereja. Dengan musik The Concerto tidak sama sekali
mengurangi nikmat dalam pujian terhadap Tuhan, akan tetapi malah menambah
pujian ini lebih mudah dicerna dan jemaat lebih bisa bernyanyi bersama pada saat
memainkan lagu–lagu rohani.
Lagu–lagu yang dibawakan juga sangat familiar ditelinga ketika semua orang
ikut bersenandung. Ini tentunya bisa memacu dan membuat dirinya lebih bisa
menjadi rajin untuk bersembayang di gereja tersebut.
57
4.3.2. Sarana Hiburan Pribadi
Sarana hiburan dimaksudkan dapat memberikan hiburan pribadi maupun
khalayak umum pada saat menonton pertunjukan The Concerto. Bagi Ibu Evelin atau
cik Lin (30 tahun) dia mengetahui tentang grup musik The Concerto dan lagu–lagu
yang dibawakan menarik, alat musik yang dimainkan juga beragam. Motifasinya
menyaksikan pertunjukan The Concerto sendiri adalah memperoleh hiburan dan
tambahan pengetahuan tentang musik. Karena hiburan ini memang gratis, sempat
beberapa kali juga sering mengikuti disetiap pertunjukan The Concerto sendiri.
Baik itu acara saat acara di mall Semarang, dan beberapa ditempat lain
sebagai pengisi acara. Pertunjukan The Concerto sangat menghibur, menarik juga
karena menampilkan tema–tema yang berbeda dalam tiap penampilannya.
Pertunjukan pada saat menghibur di salah satu mall di Semarang
(Foto 12: Doddy Triyono, Agustus 2012)
58
4.3.3. Sebagai Presentasi Estetis
Presentasi estetis dapat berfungsi untuk memenuhi kebutuhan eststika dan
berekspresi serta berapresiasi seni dan ketika dipertontonkan akan menimbulkan rasa
takjub dan senang pada diri penonton. Para pencipta lagu membuat lagu dengan
fenomena disekitarnya yang kemudian diekspresikan melalui bait lagu dan kemudian
ditambah dengan unsur musik maka jadilah sebuah lagu yang indah. Demikia pula
dengan pertunjukan musik The Concerto, para penikmat (penonton) musik The
Concerto ketika pertunjukan musik sedang berlangsung, penonton menyaksikan
pertunjukan tersebut dengan merasa senang dan terhibur dengan penampilan para
pemain.
Rata–rata skill dari masing–masing personil sangat bagus, ditunjang dengan
konsep yang ringan diterima baik oleh penonton dan masyakat juga berkolaborasi
dengan jenis musik apapun. Selain itu juga The Concerto sendiri menampilkan
pemain dari segala usia dan dikemas dengan musik yang menarik.
Pertunjukan pada saat menghibur di acara pernikahan
(Foto 13: Doddy Triyono, Agustus 2012)
BAB 5
PENUTUP
5.1. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dapat diperoleh simpulan
bahwa grup musik The Concerto dibentuk sejak Agustus tahun 2005, The Concerto
tercipta karena adanya kerinduan untuk terbentuknya sebuah komunitas musik, maka
dibentuklah The Concerto. Sebagai wadah berlatih musik yang anggotanya heterogen
berasal dari berbagai macam sekolah musik, dan orang umum. Baik yang berusia
anak–anak hingga dewasa, namun grup ini mayoritas personilnya anak–anak. Bentuk
pertunjukan musik The Concerto adalah pertunjukan atau permainan alat musik yang
dimainkan secara bersama (ansambel) yang terdiri dari keyboard, violin, viola, cello,
clarinet, dan beberapa campuran kolaborasi alat musik seperti angklung, dizi, erhu.
Seiring keberadaan musik The Concerto di Semarang sendiri, banyak yang
mengkategorikan sebagai grup musik ansambel yang ada di Semarang. Karena
bercirikan personil pemainnya banyak, bermain bersama dan menggunakan alat
musik yang berbeda–beda. Dan keberadaan grup musik The Concerto ini sendiri
bertahan hingga sekarang ini, walaupun di tahun 2000‟an hingga era ini di Semarang
masih banyak bermunculan grup–grup musik dengan format band dengan berbagai
macam aliran. Dengan didukung oleh beberapa unsur, yaitu waktu pertunjukan,
tempat pertunjukan, urutan penyajian, pemain, penonton, materi penyajian,
perlengkapan pementasan dan alat musik.
59
60
Grup musik The Concerto sendiri dapat kita simpulkan sebagai bentuk sajian
musik ansambel, karena bentuk penyajian dari musik The Concerto ini adalah
dilakukan sacara bersama–sama. Dilakukan oleh lebih dari 10 orang dalam
penyajiannya atau bisa dibilang dalam kelompok dengan menggunakan alat musik
tertentu. Ansambel grup musik The Concerto sendiri dapat dikategorikan sebagai
ansambel musik campuran, karena alat musik yang digunakan dalam setiap penyajian
The Concerto menggunakan alat–alat seperti ; alat musik gesek, dibagi menjadi
violin, viola, cello, dan alat musik tiup klarinet. Juga disertai alat musik tradisi seperti
angklung, alat musik Cina: erhu, dizi atau suling cina. Dalam waktu penyajiannya
pertunjukan The Concerto sendiri dikategorikan menjadi pertunjukan non rutin,
Pertunjukan The Concerto ini di gelar dalam pementasan di gereja, baik di kota
maupun dilingkup kabupaten Semarang, sebagai pengisi acara baik seperti mall di
Semarang, pertemuan, dan acara di lingkup Universitas. Dalam pementasan ini
berlangsung kurang lebih 2-3 jam. Urutan penyajian musik The Concerto dibagi
menjadi empat tahap yaitu: persiapan, pembukaan, pertunjukan inti, dan penutup.
Fungsi dari pertunjukan musik The Concerto sendiri adalah, pertama sebagai
sarana ritual. Pertunjukan musik ini sendiri berperan dalam iringan musik pujian para
jemaat ketika berdoa dalam nyanyian persembahan kepada Tuhan di dalam gereja.
Kedua, sebagai sarana hiburan pribadi. Pertunjukan musik ini pada sebagian besar
penikmat atau penontonnya dapat memberikan hiburan tersendiri setiap kali
melihatnya dan membuat menarik bagi yang menontonnya. Karena gratis, dan konsep
pertunjukan yang berbeda, serta menmpilkan tema–tema yang berbeda disetiap
61
pertunjukannya. Ketiga, sebagai presentasi estetis. Maksudnya presentasi estetis dapat
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan estetika dan berekspresi serta berapresiasi seni,
dan ketika dipertontonkan akan menimbulkan rasa takjub dan senang pada diri
penonton.
5.2. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, dapat dikemukakan saran sebagai
berikut:
Grup musik The Concerto adalah salah satu musik ansambel di kota
Semarang yang sedang berkembang pesat, tapi masih banyak masyarakat umum di
Kabupaten belum mengetahui, jadi harus lebih banyak pertunjukan lagi di daerahdaerah di Semarang.
Mungkin grup musik The Concerto bisa juga untuk menambahkan lagu-lagu
daerah, khususnya lagu-lagu di Jawa Tengah. Selama ini belum pernah dibawakan
lagu-lagu daerah dengan aransemen yang menggabungkan banyak instrument musik
dan dengan konsep atau event yang mengusung tentang tema-tema budaya Jawa,
khususnya Jawa tengah.
Alangkah baiknya gup musik The Concerto bisa dipertahankan tetapi dengan
tidak mengesampingkan berbagai bentuk pertunjukan lainnya yang ada di Semarang.
Karena konsep pertunjukan musik ini sendiri sangat menarik, dan banyak dari
62
masyarakat yang menyukainya. Karena keunikannya, baik itu dari segi pemainnya
yang heterogen dari anak–anak sampai dewasa. Dari segi alat musiknya yang terdiri
dari alat musik gesek, tiup, yang digabung dengan alat tradisi seperti angklung, dizi,
erhu. Dari lagunya, lagu yang dibawakan sangat variatif dan tentu mesti berbeda
disetiap penampilannya. Dengan melihat perkembangan musik serta zaman yang
semakin maju pada saat ini, musik ansambel yang seperti ini perlu dipertahankan.
Untuk pemerintah daerah, kota, dan propinsi di Semarang semoga lebih bisa
bijak dalam memperhatihan tentang bentuk dan fungsi pertunjukan musik baik itu
berupa musik ansambel, maupun bentuk musik lainnya yang ada di Semarang.
Dewasa ini peran pemerintah masih sangat kurang, pemerintah sepertinya hanya
melihat hasil, bukan dukungan atas prosesnya. Secara tidak langsung perkembangan
musik seperti ini di Semarang memiliki peran dan fungsi. Semoga kedepan bisa
menjadi wadah untuk generasi muda bermain musik yang sangat baik dan sebuah
pertunjukan yang menjadi satu tujuan keakraban, kerjasama, dan wawasan bagi
pemainnya juga masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adiarto. 1996. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Semarang : Adiswara.
A . Yudana Basuki. 1996. Kerajinan Tangan dan Kesenian Seni Musik. Surakarta :
Cahaya Ilmu.
Bastomi, Suwaji. 1992. Seni dan Budaya. Semarang: IKIP Semarang Press.
Dyah Purwani Setianingsih dkk. 2004. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta :
Erlangga.
http: //www.wikipedia.org/wiki/ alat musik gesek, klarinet.
http: //www.wikipedia.org/wiki/ peta Semarang, Jawa Tengah.
Jamalus. 1982. Musik 4 Untuk SPG Kelas II. Jakarta : C.V. Titik Terang
______. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta : Dirjen Dikti
Depdikbud.
Josep, Wagiman. 2006. Teori Musik I. FBS.Unnes.
Kurniawan, Arif. 2010. Skripsi. Bentuk Pertunjukan Dan Fungsi Musik Tarling
Cirebon Di Kalangan Nelayan Desa Kluwut Kecamatan Bulukamba
Kabupaten Brebes. Semarang : Sendratasik. FBS .Unnes.
Maryanto. 1995. Sejarah Musik. Semarang: IKIP Press
Milles, B Matthew & A Michael Huberman.1992. Analisis Data Kuliatif. Jakarta : UI
Press.
Mulyadi, Muhammad. 2008. Penelitian Sejarah Industri Musik, Bandung.
Muttaqin, Moh. dan Kustap, 2008. Seni Musik Klasik Jilid 1 untuk SMK, Jakarta :
PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
63
64
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT
RemajaRosdakarya.
Poerwadarminta . 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
Prier, Karl Edmundo, 1991, Sejarah Musik Volume 3, Yogyakarta : Pusat Musik
Liturgi.
Rahayu, Iin Tri & Ardani, Tristiadi Ardi. 2004. Observasi & Wawancara. Malang :
Baru Media.
Randel Don Michael. 1999. The Harvard Corcise Dictionary of Music and
Masicians. Englad : The Belknap Press of Harvard University Press.
Rismoko Hadi, Paranggi, 27Oktober2011 dalam makalahnya Pendidikan Kesenian :
Fungsi Seni.
Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta : Gramedia Widiasaranana Indonesia
Sugiyanto dkk. 2004. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta : Erlangga.
Sunarko, Hadi. Dkk. 1988. Seni Musik. Klaten: PT Intan Pariwara
Sumaryanto, Totok. 2007. Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif Dalam Penelitian
Pendidikan Seni : Unnes Press.
Susetyo, Bagus. 2007. Pengkajian Seni Pertunjukan Indonesia, Semarang.
Sutopo. 2002. MetodologiPenelitian kualitatif. Surakarta : Sebaelas Maret Unversity
Press.
Suwondo, Tirto. 1992. Nilai-Nilai Budaya, Sastra Jawa. Jakarta : Depdikbud.
65
Glosarium
Ansambel. Keloompok kegiatan seni musik
dengan jenis kegiatan seperti yang
tercamtum dalamsebutannya. Biasany tampil
sebagai hasil kerjasama peserta, dibawah
pimpinan seorang pelatih. Misalnya,
ansambel tari dan nyanyi, ansambel tiup,
ansambel gesek.
Biola, Violin. Alat musik gesek
terkecildalam orkes. Berdawai empat, ditala
dalam nada g-d‟-a‟-e”. Not-notnya
berwilayah tinggi dengan paranada berkunci
G.
Concerto. Pada abad ke-17 dan 18
merupakan komposisi musik untuk orkes
besar, yang menyempatkan sebuah
kelompok kecil untuk tampil khusus
didalamnya. Pada abad ke-20 peran tersebut
lebih umum dipegang pemain tunggal.
Conductor. Dirigen
Endpin atau stoper. Alat berbentuk bulat
kecil digunakan untuk penyangga besi
bagian dibawahnya cello, berfungsi supaya
besi tidak lari atau meleset saat cello sedang
dimainkan.
mf (mezzo-forte). Agak keras
mf con grazia. Agak keras dan manis
p (piano). Lembut
piu p. Lebih lembut
Viola. Biola alto. Jenis biola besar yang
ditala satu kuin lebih rendah. Berdawai
empat, ditala dalam nada c-g-d‟-a‟dengan
paranada C.
Violoncello. Lebih dikenal dengan cello,
yaitu alat gesek keluarga biola. Bernada
rendah,dimainkan dalam keadaan duduk dan
mengapit alat ini dengan dua kaki. Ditala
dalam nada C-G-d-a dimainkan dengan
paranada F.
Woodwind. Alat-alat tiup kayu (yang tdak
selalu terbuat dari kayu) seperti klarinet,
flute, ataupun hobo.
Crescendo. Semakin keras
De crescendo. Menjadi
lembut
66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
Download