BENTUK PERTUNJUKAN DAN FUNGSI MUSIK DALAM ANSAMBEL “ THE CONCERTO “ DI SEMARANG Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Musik oleh Doddy Triyono 2503406568 JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA TARI DAN MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 LEMBAR PENGESAHAN Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Selasa Tanggal : 05 Maret 2013 Panitia Ujian Skripsi Ketua Sekretaris Drs.Agus Yuwono, M.Si, M. Pd Dra. Siti Aesijah, M. Pd NIP. 196812151993031003 NIP. 196512191991032003 Pembimbing I Penguji I Dr. Sunarto, S.Sn.,M.Hum Drs. Slamet Haryono, M.Sn NIP. 196912151999031001 NIP. 196610251993031003 Pembimbing II Penguji II Drs. Syahrul Syah Sinaga, M.Hum Drs. Syahrul Syah Sinaga, M.Hum NIP. 196408041991021001 NIP. 196408041991021001 Penguji III Dr. Sunarto, S.Sn.,M.Hum NIP. 196912151999031001 ii PERNYATAAN Dengan ini saya, Nama : Doddy Triyono NIM : 2503406568 Program Studi : Pendidikan Seni Musik (S1) Jurusan : Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “BENTUK DAN FUNGSI MUSIK DALAM ANSAMBEL THE CONCERTO DI SEMARANG”, saya tulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri yang dihasilkan setelah melakukan penelitian, bimbingan, diskusi, dan pemaparan ujian. Semua kutipan baik yang langsung maupun tidak langsung, baik yang diperoleh dari sumber pustaka, media elektronik, wawancara langsung maupun sumber lainnya, telah disertai keterangan mengenai identitas nara sumbernya. Dengan demikian, walaupun tim penguji dan pembimbing membubuhkan tanda tangan sebagai tanda keabsahannya, seluruh isi skripsi ini tetap menjadi tanggung jawab saya secara pribadi. Jika dikemudian hari ditemukan kekeliruan dalam skripsi ini, maka saya bersedia bertanggung jawab. Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. Semarang, Februari 2013 Yang membuat pernyataan Doddy Triyono NIM. 2503406568 iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Pendidikan adalah mata uang yang berlaku di mana-mana. ( Pelawak Narji Cagur ) Kesimpulan setelah cukup lama menjadi pria : seorang pria yang dicintai oleh wanita adalah dia yang tidak harus tampan tapi cerdas, terdidik dan berwawasan luas, bersudut pandang senior, berwibawa, berkemampuan besar untuk menghasilkan uang, berpengaruh dan dihormati secara luas, Dan menyerahkan keberhasilan, penghasilan dan harta kepada wanitanya, manja, menurut saat dibantu tampil hebat, lengket dan selalu kangen walau dekat. Pria yang baik adalah hadiah Tuhan untuk wanita yang baik. ( Mario Teguh ) PERSEMBAHAN Ibu Any Sukini dan Bapak Sugiyono terkasih Dua saudaraku Hany Lestari dan Ratih Wijayanti Keluarga besar The Concerto Keluarga besar kos Studio 13 Banaran Para sahabat dan teman-teman terbaikku Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi iv KATA PENGANTAR Dengan berbagai upaya dan kerja keras, akhirnya penulisan skripsi dengan judul ” BENTUK DAN FUNGSI MUSIK DALAM ANSAMBEL THE CONCERTO DI SEMARANG” dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi taufiq dan hidayahNya selama proses penulisan skripsi ini berlangsung. Dalam penulisan skripsi ini penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh kuliah di Universitas Negeri Semarang. 2. Bapak Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Bapak Joko Wiyoso, S.Kar, M.Hum, Ketua Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik yang telah memberikan kemudahan dalam proses penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Sunarto, Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs.Syahrul Syah Sinaga, M.Hum, Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk mengoreksi dan memberikan saran-saran selama penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Wahyu Kristianto, selaku Dosen Wali yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. v 6. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik yang telah banyak memberi bekal pengetahuan dan ketrampilan selama masa studi S1. 7. Iwan Santoso atau Koh Iwan dan keluarga besar „The Concerto‟, yang telah memberikan kesempatan dan waktu untuk memberikan informasi dalam pengambilan data. 8. Teman-teman Sendratasik dan teman-teman FBS yang telah memberi semangat dan dukungan dalam mengerjakan skripsi ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat imbalan yang layak dari Allah SWT. Penulis menyadari adanya kekurangan dan kelemahan pada penulisan skripsi ini, untuk itu saran dan kritik sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya, dan dunia ilmu pengetahuan pada umumnya. Semarang, Februari 2013 Penulis vi SARI Doddy Triyono. 2013. Bentuk Dan Fungsi Musik Dalam Ansambel The Concerto Di Semarang . Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I Dr. Sunarto dan Dosen Pembimbing II Drs. Syahrul Syah Sinaga M.Hum. The Concerto adalah suatu kelompok grup musik ansambel yang sedang berkembang pesat di daerah Semarang. The Concerto rutin menggelar pentas sebagai ajang unjuk bakat bagi semua anggotanya. Konsep bentuk dan fungsi The Concerto sangat menarik dan unik. Terkait hal tersebut, peneliti tertarik untuk menjadikan The Concerto sebagai obyek penelitian. Berdasar latar belakang yang telah diuraian diatas, maka permasalahan pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini Bagaimana perkembangan musik ansambel The Concerto di Semarang, bagaimana diskripsi musik ansambel The Concerto, bagaimana bentuk dan fungsi musik ansambel The Concerto. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif yang mempunyai sifat deskriptif yaitu permasalahan yang dibahas dilakukan dengan cara menggambarkan/menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan suatu keadaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam bentuk dan fungsi musik dalam ansambel The Concerto di Semarang berupa tontonan dan sajian musik yang terdiri dari pemain keyboard, violin, viola, cello,clarinet yang di sajikan di dalam tempat ibadah : gereja maupun dalam sajian dimasyarakat umum sebagai sajian hiburan. The Concerto memfungsikan dirinya sebagai bentuk dan fungsi ; fungsi ritual, fungsi hiburan, dan fungsi estetis. Hasil penelitian menunjukkan bentuk dan fungsi musik dalam ansambel The Concerto di Semarang meliputi: pertunjukan alat musik yang dimainkan secara bersama (ansambel) yang terdiri dari keyboard, violin, viola, cello,clarinet kadang disertai juga dengan, flute, angklung, kendang dan nyanyian paduan suara, dengan didukung oleh beberapa unsur, yaitu waktu pertunjukan, tempat pertunjukan, urutan penyajian, pemain, penonton, materi penyajian, perlengkapan pementasan dan alat musik. Saran yang dapat diberikan penulis yaitu: musik ansambel The Concerto, ataupun sejenisnya yang bisa menyajikan dengan penggabungan unsur-unsur instrumen yang tradisi sperti kendang, angklung, ini masih belum terperhartikan oleh Pemerintah di Semarang dan masyarakat umum. Yang seperti ini harus kita lestarikan. Dewasa ini peran pemerintah masih sangat kurang, pemerintah sepertinya hanya melihat hasil, bukan dukungan atas prosesnya. Secara tidak langsung perkembangan musik seperti ini di Semarang memiliki peran dan fungsi. Semoga kedepan bisa menjadi wadah untuk generasi muda bermain musik yang sangat baik dan sebuah pertunjukan yang menjadi satu tujuan keakraban, kerjasama, dan wawasan bagi pemainnya juga masyarakatnya. vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................. PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ PERNYATAAN ......................................................................................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ KATA PENGANTAR ............................................................................................... SARI ........................................................................................................................... DAFTAR ISI .............................................................................................................. DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. i ii iii iv v vii viii ix x BAB 1 : PENDAHULUAN .................................................................................... 1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1.2 Permasalahan ....................................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 1.7 Sistematika Skripsi .............................................................................. 1 1 4 4 5 6 BAB 2 : LANDASAN TEORI ............................................................................... 8 2.1 Musik ................................................................................................... 8 2.2 Ansambel ............................................................................................ 11 2.3 Pertunjukan .......................................................................................... 14 2.4 Fungsi Musik ....................................................................................... 20 BAB 3 : METODE PENELITIAN ....................................................................... 3.1 Pendekatan Penelitian ......................................................................... 3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian ............................................................. 3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................................... 3.4 Teknik Keabsahan Data ...................................................................... 3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................... BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 33 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 33 4.2 Gambaran Umum The Concerto ......................................................... 35 26 26 26 27 29 30 4.3 Fungsi Musik The Concerto .............................................................. 55 BAB 5 : PENUTUP ................................................................................................ 59 5.1 Simpulan ............................................................................................. 59 5.2 Saran .................................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ xi GLOSARIUM............................................................................................................. xiii LAMPIRAN ............................................................................................................... xiv viii DAFTAR GAMBAR Halaman Gbr. 4.1 Peta kabupaten dan kota Semarang................................................................ 33 Gbr. 4.2 Lokasi bascamp The Concerto ...................................................................... 34 Gbr. 4.3 Bersama Iwan Santoso ................................................................................... 36 Gbr. 4.4 Komposisi Penataan Panggung Tampak Atas ............................................... 39 Gbr. 4.5 Pada saat check sound .................................................................................... 41 Gbr. 4.6 Pertunjukan inti .............................................................................................. 43 Gbr. 4.7 Ditengah-tengah banyaknya penonton ........................................................... 44 Gbr. 4.8 Pemain keyboard dan alat yang digunakan.................................................... 50 Gbr. 4.9 Pemain violin dan alat yang digunakan ......................................................... 51 Gbr. 4.10 Pemain viola dan alat yang digunakan......................................................... 52 Gbr. 4.11 Pemain cello dan alat yang digunakan ......................................................... 54 Gbr. 4.12 Pemain clarinet dan alat yang digunakan ................................................... 55 Gbr. 4.13 Saat di Gereja Katedral Semarang.. ............................................................. 56 Gbr. 4.14 Saat menghibur di salah satu mall di Semarang... ....................................... 57 Gbr. 4.15 Saat menghibur diacara pernikahan ............................................................. 58 ix DAFTAR LAMPIRAN 1. SK Penetapan Dosen Pembimbing Sripsi 2. Formulir Pembimbingan Penulisan Skripsi 3. Lembar Pengesahan Proposal Skripsi 4. SK Ujian 5. Surat Permohonan Ijin Penelitian Fakultas Bahasa dan Seni 6. Surat Permohonan Ijin Penelitian 7. Surat Keterangan Penelitian 8. Pedoman Observasi 9. Pedoman Wawancara 10. Pedoman Dokumentasi 11. Panduan Wawancara 12. Transkrip Wawancara x BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi adalah suatu proses dimana kejadian, keputusan dan kegiatan disalah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi bagi individu dan masyarakat di daerah. Globalisasi ditandai dengan ketatnya persaingan, padatnya informasi, keterbukaan, dan didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan khususnya teknologi informatika yang memberikan dampak bagi masuknya berbagai seni budaya asing dari luar dan dimungkinkan budaya asing tersebut berkembang pada setiap negara. Seni budaya yang berkembang di setiap negara selalu memiliki dampak dari setiap perkembangannya, baik itu yang berdampak positif maupun berdampak negatif. Dewasa ini khusus di negara Indonesia seni budaya merupakan sesuatu yang bisa menjadikan salah satu ciri negara yang menjujung tinggi nilai seni. Seni itu tadi tercipta semenjak zaman nenek moyang bangsa Indonesia, sejak dulu kala. Ada beberapa macam seni yaitu seni musik, seni drama, seni tari, seni rupa, seni kriya dan lain-lain. Seni musik adalah seni yang diciptakan oleh manusia melalui media yang menghasilkan bunyi. Ada beberapa definisi tentang musik antara lain: musik adalah hasil karya seni dalam bentuk lagu dan komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya 1 2 melalui usnsur-unsur irama, melodi, harmoni bentuk atau struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan (Jamalus, 1982: 2). Dengan demikian musik dapat diartikan tempat manusia mencurahkan perasaan hatinya, yang tidak dapat dilaksanakan dengan perantara salah satu kesenian lain (Prier, 1991: 20). Menurut (Muttaqin, Moh. dan Kustap, 2008: 3-5) dapat dipahami bahwa musik merupakan salah satu cabang seni pertunjukan seperti tari, drama, puisi, dan sebagainya. Sebagai sebuah karya seni, musik adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan lewat komposisi jalinan nada atau melodi, baik dalam bentuk karya vokal maupun instrumental. Di samping itu musik adalah suatu karya seni yang tersusun atas kesatuan unsur-unsur seperti irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur, dan ekspresi. Musik merupakan seni yang sangat pesat perkembanganya di negara indonesia ini bahkan di seluruh penjuru dunia dan bahkan diminati oleh masyarakat baik kalangan muda maupun kalangan tua. Musik dalam perkembanganya disesuaikan dengan selera masyarakat agar musik berbeda dengan seni lainya sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan memberikan nuansa baru bagi perkembangan seni di Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya penikmat musik dan tidak terbatas pada usia, jenis kelamin, etnis, status sosial, dan bahkan musik dapat tempat tersendiri diantara seni-seni lainya di masyarakat. Terbukti musik banyak tampil diberbagai acara diantara seni lainya, di acara ulang tahun kota, kemerdekaan, tahun baru dan termasuk juga musik sebagai pengiring peribadatan, hal itu disebabkan karena musik 3 mempunyai daya tarik hiburan tersendiri daripada seni lainya, karena dalam musik segala seni masuk di dalamnya, dari gerak, vokal, keindahan kostum dan lain-lain. Menurut bentuk perwujudannya, seni musik merupakan bentuk seni pertunjukan yang secara langsung mengungkapkan gejolak jiwa yang akrab dengan perasaan tanpa ruang. Seni musik menggambarkan banyak pikiran dengan tatanan nada-nada melodis. Sedangkan unsur lain yang bukan tatanan nada perlu dimunculkan atau diikutsertakan bersama sebagai pendukungnya. Unsur pendukung itu adalah peranan gerak tata busana atau sastra, bilamana dipadukan akan menimbulkan rasa keindahan terhadap penikmatnya. Pertunjukan musik di Indonesia saat ini sangatlah beragam dan banyak jenisnya, baik yang masih asli berasal dari kebudayaan murni masyarakat Indonesia dimasa lalu, maupun yang telah dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa lain. Pertunjukan merupakan sebuah ungkapan budaya, wahana untuk menyampaikan nilai–nilai budaya dan perwujudan norma–norma estetik-artistik yang berkembang sesuai dengan zaman, dan wilayah dimana bentuk pertunjukan itu tumbuh dan berkembang. Seiring perkembangan zaman di era modern ini, banyak pertunjukan grup musik ansambel yang hadir di era sekarang ini. Dewasa ini banyak kita menemui jenis musik ansambel sejenis dan ansambel campuran, ansambel sejenis berarti yang menggunakan satu jenis alat musik seperti halnya ansambel gitar, ansambel gesek, ansambel tiup. Sedangkan ansambel campuran berarti yang menggunakan dua atau lebih alat musik yang dipakainya misalnya terdapat alat musik gitar dan alat musik 4 tiup juga alat musik gesek yang dimainkan bersama–sama dengan komposisi yang imbang didalamnya. Semarang sebagai ibukota dari propinsi Jawa Tengah yang notabennya banyak sekali grup–grup musik yang berkembang dan menjamur tumbuh dan berkembeng disini. Sebagai salah satu contoh dikota Semarang ini adalah adanya grup The Concerto. Grup ini secara tidak langsung diakui maupun tidak sangat berperan dalam pengembangan grup musik ansambel di Semarang. The Concerto adalah suatu kelompok grup musik ansambel yang sedang berkembang pesat di daerah Semarang. The Concerto rutin menggelar pentas sebagai ajang unjuk bakat bagi semua anggotanya. Konsep bentuk dan fungsi The Concerto sangat menarik dan unik. Terkait hal tersebut, peneliti tertarik untuk menjadikan The Concerto sebagai obyek penelitian. 1.2. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang yang telah diuraian diatas, maka permasalahan pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.2.1. Bagaimanakah bentuk dan fungsi musik dalam ansambel The Concerto di Semarang? 5 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, penelitian ini bertujuan untuk: 1.2.1. Mengetahui bentuk dan fungsi musik ansambel The Concerto di Semarang. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1. Manfaat Praktis: 1.4.1.1. Bagi peneliti Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh pengalaman dan wawasan sehingga peneliti dapat mengetahui bagaimana perkembangan musik, deskripsi bentuk musik dan juga fungsi musik The Concerto di Semarang. 1.4.1.2. Bagi masyarakat Masyarakat mendapatkan informasi dan dapat menikmati tentang bentuk dan fungsi musik dalam ansambel The Concerto di Semarang. 6 1.4.2. Manfaat Teoritis: 1.4.2.1. Sebagai kajian ilmiah tentang musik ansambel The Conceto 1.4.2.2. Dapat memberikan wacana bagi grup musik ansambel The Concerto di Semarang sebagai bahan pertimbangan untuk evaluasi. 1.5. Sistimatika Penulisan Skripsi Untuk memberi gambaran tentang keseluruhan isi skripsi ini, maka sistematika skripsi dituliskan sebagai berikut: Sebelum masuk ke bagian inti, penulis kemukakan dahulu mengenai tema atau judul skripsi ini, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, dan sari skripsi ini. Pada bagian inti skripsi terdiri dari 5 bab. Pada bab 1 diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi ini sendiri. Bab 2 yaitu landasan teori. Pada bab 2 landasan teori berisi tentang musik dan perkembangan grup The Concerto, pengertian ansambel, pengertian bentuk pertunjukan, dan pengertian fungsi musik. 7 Pada bab 3 metodologi penelitian berisi tentang pendekatan penelitian, sasaran dan lokasi penelitian, tehnik dan alat pengumpulan data, prosedur penelitian, uji keabsahan data, teknik analisis data. Pada bab 4 penulis mengemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian meliputi lokasi The Concerto, gambaran umum The Concerto, fungsi musik The Concerto. Pada bab 5 berisi tentang penutup, yang berisi tentang kesimpulan penulis dan dan saran penulis yang bisa digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Musik 2.1.1 Pengertian Musik Musik pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Musik berasal dari bahasa Yunani yaitu “Mousike” atau bahasa latin musik. Menurut mitologi kuna musika dimaksudkan sebagai seni dari kaum Muzen atau termasuk kepunyaan Mousas yaitu Fine Art milik salah satu dewi kaum muzen yang seluruhnya berjumlah Sembilan dewi (Maryanto, 1995: 9). Musik adalah ungkapan pernyataan isi hati manusia yang diungkapkan dalam bentuk bunyi yang teratur dengan melodi, ritme, harmoni, dan timbre. Menurut bentuk musiknya dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu: vokal, instrumental, dan musik campuran. Musik vokal, adalah musik yang dinyanyikan suara manusia. Sedangkan musik instrumental, adalah musik yang dilagukan dengan alat-alat musik (instrument). Adapun musik campuran, adalah perpaduan antara suara manusia (vokal) dengan musik instrumental yang dihidangkan bersama-sama dengan kata lain musik band. (Sunarko, 1998: 7). Berkaitan dengan hal tersebut diatas Machlis (1963, 4) dalam Muttaqin & Kustap (hal: 3-5) memahami musik sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya sama seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman. 8 9 Sebagai bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis, dan retorika, namun tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda. Setiap kata-kata memiliki pengertian yang kongkrit, sementara nada-nada memiliki pengertian karena hubungannya dengan nada-nada yang lain. Kata-kata mengekspresikan ide-ide yang spesifik sedangkan musik menyugestikan pernyataan-pernyataan misterius dari pikiran atau perasaan. Jamalus (1988: 1) mengungkapkan bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Dari beberapa pendapat, dapat dipahami bahwa musik merupakan salah satu cabang seni pertunjukan seperti tari, drama, puisi, dan sebagainya. Sebagai sebuah karya seni, musik adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan lewat komposisi nada atau melodi, baik dalam bentuk karya vokal maupun instrumental. Di samping itu musik adalah suatu karya seni yang tersusun atas kesatuan unsur-unsur seperti irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur, dan ekspresi. 2.1.1 Group Musik The Concerto Group musik The Concerto sendiri di ciptakan oleh Iwan Santoso yang biasa disapa dengan sapaan koh Iwan. Sebelum membentuk group musik The Concerto ini koh Iwan semula mendirikan sekolah musik terutama untuk memperkenalkan musik pada anak – anak. Koh Iwan berpikir juga untuk memberikan wadah terhadap musik 10 yang sudah dijalani ini. Akirnya beliau memmbentuk grup musik The Concerto sejak Agustus tahun 2005, dengan didukung juga oleh ibu Surya Sudarma pecinta musik yang sangat peduli dengan anak–anak. The Concerto tercipta karena adanya kerinduan untuk terbentuknya sebuah komunitas musik, maka dibentuklah The Concerto. Sebagai wadah berlatih musik yang anggotanya heterogen berasal dari berbagai macam sekolah musik, dan orang umum. Baik yang berusia anak–anak hingga dewasa, namun grup ini mayoritas personilnya anak – anak. Instrument musik yang dipakai dalam grup The Concerto ini adalah instrument gesek yaitu violin, instument tiup tradisi seperti dizi atau suling cina, erhu. Kadang ditambah juga dengan angklung. Tahun awal berdirinya, grup musik ini masih menggunakan band sebagai iringan dalam grup musik ini. Akan tetapi semenjak tahun 2008 format iringan diganti, hanya dengan keyboard, piano, gitar. Seiring keberadaan musik The Concerto di Semarang sendiri, banyak yang mengkategorikan sebagai grup musik ansambel yang ada di Semarang. Karena bercirikan personil pemainnya banyak, bermain bersama dan menggunakan alat musik yang berbeda–beda. Dan keberadaan grup musik The Concerto ini sendiri bertahan hingga sekarang ini, walaupun di tahun 2000‟an hingga era ini di Semarang masih banyak bermunculan grup–grup musik dengan format band dengan berbagai macam aliran. 11 2.2. Ansambel Musik Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang bararti bersama-sama. Musik ansambel dapat dimaknai sebagai sebuah sajian musik yang dilagukan secara bersama-sama dengan menggunakan satu jenis alat musik atau berbagai jenis alat musik (Sugiyanto dkk, 2004: 89). Menurut Adiarto (1996: 7) pengertian Ansambel dalam musik adalah permainan bersama dalam kelompok kecil dengan jumlah pemain berkisar antara 2 sampai 15 orang. Terkait dengan pengertian – pengertian sebelumnya mengungkapkan A. Yudana Basuki dkk (1994: 2) bahwa musik ansambel sendiri adalah bentuk penyajian musik yang dimainkan oleh beberapa orang dengan menggunakan alat-alat musik tertentu, serta memainkan lagu-lagu yang sederhana. Terdapat dua jenis musik ansambel, yaitu musik ansambel sejenis dan musik ansambel campuran. Ansambel musik sejenis terdapat satu jenis alat musik dalam jumlah banyak. Biasanya nama musik ansambel sejenis disebutkan menurut alat musiknya, misalnya ansambel musik gitar, ansambel musik biola, amsambel musik recoerder. Sedangkan musik ansambel campuran menggunakan alat musik melodis, harmonis, dan ritmis yang dimainkan secara bersamaan. Kebersamaan ini sangat penting untuk menghasilkan sajian musik yang terpadu dan enak didengar. Tempo yang digunakan harus stabil untuk memberikan kedisiplinan dan ketenangan jiwa, terutama bagi pemaian musik (Dyah Purwani Setianingsih dkk, 2004: 96). 12 Menurut M Soeharto dalam buku kamus musik (1992: 4) ansambel adalah kegiatan seni musik dengan jenis kegiatan seperti yang tercantum dalam sebutannya. Biasanya tampil sebagai hasil kerjasama peserta, dibawah pimpinan seorang pelatih. Misalnya, ansambel tari dan nyanyi, ansambel tiup, ansambel gesek, ansambel recorder. Dari beberapa pendapat diatas bisa disimpulkan pengertian ansambel adalah permainan bersama–sama dalam kelompok musik dengan menggunakan satu atau berbagai jenis alat musik dengan memainkan lagu–lagu yang sederhana. Dan dapat dibagi menjadi dua yaitu, ansambel sejenis yang merupakan satu jenis alat musik dalam jumlah banyak. Dan ansambel campuran yang merupakan lebih dari satu jenis alat musik, yang didilamnya terdapat alat musik ritmis, harmonis, melodis. 2.2.1 Pengertian Concerto Dalam bukunya Don Michael Randel (1999: 150-151) A public performance of music before and audience that has assembled for thepurpose of listening for it. A performance by a soloist, with or without anaccopanist, is usually called recital. Concertare, to join together ; press part. Concertante, paspart. Concerto relates to lat. Concertare , to flight or conted.(1) in the 16th trough the early18th centuries, a diverse ensemble of voice, instruments both, or a composition for such on esemble. Konsert. Concert,Ing 1. Pergelaran untuk umum atau kalangan tertentu, dengan cara khusus mendengar musik, yang disajikan secara langsung lazimnya oleh sejumlah penyanyi atau pemain. Konserto. Concerto. 1. Dahulu sampai abad18 13 berarti: karya atau pergelaran karya musik vocal dalam satu suara atau lebih, yang disertai iringan alat musik. Sekarang dikenal sebagai konser. 2 Dewasa ini umumnya berarti komposisi instrumental yang memakai atau memadukan alat musik tunggaldengan orkes, biasanya terdiri dari tiga bagian. 3. Secara khusus sering berarti komposisis untuk orkes, dengan atau tanpa pemeran tunggal, yang terdiri dari beberapa bagian (Soeharto 1992:64). Jadi bisa kita simpulkan menjadi konserto adalah bentuk komposisi baik secara instrument maupun format orkes, yang terdiri dari beberapa bagian. 2.2.2 Ansambel The Concerto Grup musik The Concerto sendiri dapat kita simpulkan sebagai bentuk sajian musik ansambel, karena bentuk penyajian dari musik The Concerto ini adalah dilakukan sacara bersama–sama. Dilakukan oleh lebih dari 10 orang dalam penyajiannya atau bisa dibilang dalam kelompok dengan menggunakan alat musik tertentu. Ansambel grup musik The Concerto sendiri dapat dikategorikan sebagai ansambel musik campuran, karena alat musik yang digunakan dalam setiap penyajian The Concerto menggunakan alat–alat seperti; alat musik gesek, dibagi menjadi violin, viola, cello, dan alat musik tiup klarinet. Juga disertai alat musik tradisi seperti angklung, alat musik Cina: erhu, dizi atau suling cina. Untuk lagu–lagu yang dibawakan The Concerto sendiri bisa membawakan lagu repertoar Concerto, zaman klasik sewaktu dalam pertunjukan atau konser yang 14 khusus bertema klasik. Akan tetapi, umumnya karena pertunjukan The Concerto lebih banyak sebagai pengisi acara baik itu di mall, lingkup universitas, acara hiburan, dan juga acara di Gereja, jadi materi lagu yang dibawakan grup The Concerto ini lebih kedalam variatif lagu–lagu pop, rock, juga klasik tentunya. Dan ketika berada dalam acara di Gereja, lagu–lagu yang dibawakan seperti lagu–lagu pujian yang sudah setting dan diurutkan seperti tata cara bersembayang dalam gereja pada umumnya. 2.3. Bentuk Pertunjukan 2.3.1 Pengertian Bentuk Bentuk merupakan suatu media atau alat untuk berkomunikasi, menyampaikan arti yang terkandung oleh bentuk itu sendiri atau menyampaikan pesan tertentu dari pencipta kepada masyarakat sebagai penerima (Suwondo, 1992:5), sedangkan menurut Muhammad (2008: 2), menyatakan bahwa bentuk adalah organisasi yang paling cocok dan kekuatan-kekuatan, dan hubungan-hubungan yang didasarkan oleh seniman. Bentuk dalam karya musik adalah kerangka musikal sebagaimana halnya kerangka bagi mahluk hidup sehingga sangat besar perananya bagi suatu karya musik. Bentuk musikal juga bisa dipahami sebagai disain atau rancangan karya musik, kurang lebih sama dengan rancangan arsitektur sebuah rumah, suatu blok-blok perkantoran atau sebuah pabrik. 15 Berdasarkan beberapa pendapat tentang bentuk diatas, maka dapat dikatakan bahwa bentuk adalah suatu wujud yang saling terkait satu sama lain dalam hubungan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan dapat ditangkap indera sebagai media untuk menyampaikan arti atau pesan yang ingin disampaikan oleh penciptanya. Bentuk seni sebagai ciptaan merupakan wujud dan ungkapan isi, pandangan dan tanggapannya kedalam bentuk fisik yang dapat ditangkap oleh indera manusia. 2.3.2 Pengertian Pertunjukan Menurut Poerwadarminta dalam KBBI (2003: 1086) istilah pertunjukan berhubungan dengan segala sesuatu yang dipertontonkan, dipamerkan, dan didemonstrasikan kepada orang lain, sedangkan pengertian pertunjukan menurut Bastomi (1992: 42) mengungkapkan bahwa pertunjukan adalah seni yang disajikan dengan penampilan peragaan, yaitu seni akan dapat dinikmati, dihayati selama berlangsungnya ungkapan oleh pelaku seni. Ketika suatu pertunjukan berlangsung akan terjadi kepuasan antar seniman dan penonton sebagai penikmat seni. Jadi dapat disimpulkan bahwa pertunjukan adalah suatu sajian yang diperpertontonkan, dipamerkan, didemonstrasikan kepada penonton oleh pelaku seni. 2.3.3 Bentuk Pertunjukan Musik Menurut Susetyo (2007: 4-11) seni pertunjukan mencakup aspek yang bersifat Tekstual. Yang bersifat tekstual adalah hal–hal yang terdapat pada bentuk seni 16 pertunjukan, saat disajikan secara utuh dan dinikmati langsung masyarakat pendukungnya, yaitu bentuk komposisi dan bentuk penyajian. 2.3.3.1 Bentuk Komposisi, meliputi: 2.3.3.1.1 Ritme Ritme adalah suatu urutan rangkaian gerak yang terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam dengan bermacam–macam lama waktu atau panjang pendeknya, membentuk pola irama bergerak menurut pulsa dalam ayunan birama (Jamalus 1981: 58). Ritme dianalisa dengan jelas, baik alur, ketukan, atau tanda biramanya, atau mungkin juga menggunakan tanda irama yang lain. Dan pola ritme ditulis dengan not balok. 2.3.3.1.2 Melodi Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan gagasan (Jamalus 1988: 16). Melodi yang digunakan dianalisis, gerak intervalnya, menggunakan tangga nada apa mayor atau minor. 2.3.3.1.3 Harmoni Harmoni adalah gabungan dari dua nada atau lebih yang berbeda tinggi rendahnya dan terdengar serempak. Rochaeni (1989: 34) mengartikan harmoni sebagai gabungan berbagai nada yang dibunyikan secara serempak atau arpeggio (berurutan) atau tinggi rendah nada tersebut tidak sama tetapi selaras terdengar dan 17 merupakan kesatuan yang bulat. Harmoni meliputi keselarasan, alur melodi, apakah ada pembagian suara, perpaduan musiknya bagaimana, dan lain sebagainya. 2.3.3.1.4 Struktur Bentuk Analisa Musik Musik mirip dengan bahasa, terjadinya dalam urutan waktu, didalam potongan-potongan tersebut tersusun sedemikian rupa sehingga nampak teratur atau sistematis, tapi ada juga lagu yang tidak teratur, dan yang demikian jarang didapat. Bentuk atau struktur lagu adalah susunan atau hubungan antar unsur–unsur musik dalam lagu yang bermakna (Jamalus 1988:35). Bentuk musik (form) dianalisa dari satuan ungkapan melodi yang terkecil yang biasa disebut motif, kemudian bagaimana motif membentuk frase, kemudian frase membentuk kalimat lagu, dan laen sebagainya. 2.3.3.1.5 Syair Syair–syair yang digunakan baik tradisional, musik daerah, maupun modern, membentuk kalimat lagu, frase–frase tertentu, atau bait–bait tertentu. Kemudian disajikan contoh syairnya. 2.3.3.1.6 Tempo, Dinamik, Ekspresi Cepat lambatnya suatu karya musik yang dimainkan dapat dikaji secara keseluruhan, dari awal sampai akhir. Dinamik dipastikan dapat terjadi pada setiap bagian lagu, tergantung kehendak pencipta atau pemainya. Ekspresi sendiri adalah ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup nuansa dari tempo, dinamik, dan 18 warna nada dari unsur–unsur pokok musik, dalam pengelompokkan frase yang diwujudkan oleh pemusik (Wagiman Josep 2001: 93). 2.3.3.1.7 Instrument Perlu dikaji alat–alat yang digunakan dalam kelompok seni pertunjukan musik tersebut, apakah alat–alat yang dimainkan ataupun property pendukungnya. Satu persatu alat dianalisis dan diamati apa perananaya dalam bentuk musik tersebut. 2.3.3.1.8 Aransemen Suatu bentuk seni pertunjukan musik yang sudah dikenal masyarakat, kadangkala sudah dalam bentuk di qubah atau di aransir dan sudah sedikit berubah dari bentuk aslinya, ada juga yang masih asli sebagai seni kerakyatan. 2.3.3.2 Bentuk Penyajian, meliputi: 2.3.3.2.1 Urutan Penyajian Menurut Susetyo (2007: 4-11) ada bentuk seni pertunjukan, baik musik maupun tari yang mempunyai urut-urutan penyajian, yang merupakan bagian dari keseluruhan pementasanya, ada juga yang tidak. Untuk bentuk seni pertunjukan yang mempunyai urutan sajian, dapat diamati apakah ada bagian pembukaaan, bagian utama, bagian akir yang masih merupakan rangkaian dari keseluruhan pementasan. Semua tergabung dalam keseluruhan sebagai urut–urutan penyajian yang utuh. 19 2.3.3.2.2 Tata Panggung Panggung mempunyai pengertian yang luas, bukan hanya panggung yang dibuat, tetapi dapat juga sebuah arena pertunjukan. Bila mana memakai panggung tetap ataupun dibuat, dapat diamati panjang, lebar, tinggi dan bentuk pangggung. 2.3.3.2.3 Tata Rias Tata rias dapat diamati terutama pada tata rias wajah, bahan kosmetik, perpaduan warna dan terutama tata rias yang dihubungkan dengan tema seni pertunjukan tersebut. Ada pula tata rias yang berhubungan dengan adegan yang bersifat jenaka atau lawakan. Ada pula yang berhubungan dengan kegagahan, ataupun yang berhubungan dengan hal-hal yang seram dsb. 2.3.3.2.4 Tata Busana Tata busana harus jelas berhubungan dengan jenis yang diperankan atau dipentaskan. Untuk pementasan musik biasanya bentuk seragam yang sama pada semua pemain atau penyanyi. Tata busana juga menyangkut asesoris tangan, kaki, kepala dan tempat-tempat lain ditubuh yang patut diberi hiasan. 2.3.3.2.5 Tata Suara Dalam hal ini perlu juga dibahas mengenai sound system dan merknya, sampai pada jenis-jenis microponnya. Penempatan arah speaker buang, speaker control perlu diperhitungkan juga. Secara tidak langsung ini sangat penting ketika petunjukan sedang berlangsung, dan semua penonton akan mendengar. 20 2.3.3.2.6 Tata Lampu Tata lampu difokuskan pada jenis lampu pertunjukan, misalnya: lampu sorot, panggung, spoot dsb, serta arah yang diperlukan, termasuk warna lampu. Warna lampu juga akan memberikan kesan tentang pertunjukan yang sedang berlangsung. Sehingga penonton akan lebih menangkap dari makna pertunjukan tersebut. 2.3.3.2.7 Formasi Bentuk formasi pemain biasanya terdapat bentuk-bentuk penyajian yang masih besar dan tidak terpisah tempat, seperti: bentuk ansambel, paduan suara, gamelan. Formasi berpengaruh terhadap suara yang dihasilkan, formasi yang tepat akan menjadikan pertunjukan yang bagus. 2.4. Fungsi Musik Alan P. Merriam menyebutkan keberadaan musik di masyarakat mempunyai fungsi yaitu: sebagai ungkapan emosional, penghayatan estetis, hiburan, media komunikasi, ungkapan simbolik, respon fisik, penguatan dan penyelaras normanorma sosial, pengesahan intitusi sosial dan religi, kontribusi untuk kontinuitas dan stabilitas kebudayaan dan sebagai kontribusi integrasi masyarakat. Alan P. Merriam dalam Bagus Susetyo (2007:45) mengatakan ada delapan fungsi penting dari musik, yaitu (1) sebagai kenikmatan estetis, yang bisa dinikmatibaik oleh penciptaanya maupun oleh penonton ; (2) hiburan bagi seluruh warga masyarakat ; (3) komunikasi bagi masyarakat yang memahami musik, karena 21 musik bukanlah bahasa universal ; (4) representasi simbolis ; (5) respon fisik ; (6) memperkuat konformitas norma-norma social ; (7) pengesahan instituisi-instituisi social dan ritual-ritual keagamaan; dan (8) sumbangan pada pelestarian serta stabilitas kebudayaan. Bagus Susetyo (2007:47) menjelaskan, garis besar seni pertunjukann memiliki tiga fungsi, yaitu: (1) sebagai sarana ritual ; (2) sebagai ungkapan pribadi yang pada umumnya berupa hiburan pribadi ; (3) sebagai presentasi estetis. AR. Radcliffe – Brown mendefinisikan yaitu kontribusi yang dibuat oleh suatu aktifitas tertentu terhadap aktifitas total yang ia merupakan bagiannya. Fungsi dari suatu kebiasaan sosial tertentu adalah kontribusi yang ia buat terhadap kehidupan sosial secara total sebagai pefungsian dari sistem sosial secara total. Kita bisa mendefinisikan bahwa segalanya dalam kehidupan dari setiap komunitas mempunyai sebuah fungsi. Menurut Paranggi Rismoko H (tahun 2011) dalam makalahnya, fungsi seni sejalan dengan perkembangan jaman dan peradaban manusia, maka berkembanglah pula seni dalam kehidupan. Seiring perkembangan waktu dan zaman sekarang ini fungsi seni menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan terutama dalam fungsi pemenuhan kebutuhan. Bisa di simpulkan secara umum bahwa seni memiliki dua fungsi, yaitu fungsi individu dan fungsi sosial. 22 2.4.1 Fungsi Individu Fungsi individu merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan pribadi individu itu sendiri. Terdapat dua macam fungsi seni untuk individu, yaitu antara lain: 2.4.1.1 Fungsi pemenuhan kebutuhan fisik Pada hakekatnya manusia adalah mahluk homofaber yang mempunyai kecakapan untuk apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Seni terapan memang mengacu pada pemuasan kebutuhan fisik sehingga segi kenyamanan menjadi hal penting. Kenyamanan dalam tingat manusia sekarang ini sangat diperlukan karena sudah menjadi kebutuhan sebagai kebutuhan fisik. 2.4.1.2 Fungsi pemenuhan kebutuhan emosional Seorang memiliki sifat yang berbeda-beda dengan manusia lain. Pengalaman hidup seorang sangatlah mempengaruhi sisi emosional atau perasaannya. Sebagai contoh perasaan sedih, lelah letih, gembira, iba, kasihan, benci, cinta dll. Manusia dapat merasakan semua itu dikarenakan di dalam dirinya terkandung dorongan emosional yang merupakan situasi kejiwaan pada setiap manusia normal. Untuk memenuhi kebutuhan emosional manusia memerlukan dorongan dari luar dirinya yang bersifat menyenangkan, memuaskan kebutuhan batinnya. Sebagai contoh karena kegiatan dan rutinitas sehari-hari maka manusia mengalami kelelahan sehingga memerlukan rekreasi, misalnya menonton hiburan musik. Membuktikan dengan hiburan ini akan tercipta suasana senang dan bergairah kembali. 23 2.4.2 Fungsi Sosial Fungsi sosial merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat sebagai pemenuhan kebutuhan sosial suatu individu. Terdapat beberapa macam fungsi seni sebagai fungsi sosial, yaitu sebagai berikut: 2.4.2.1 Fungsi Rekreasi Kejenuhan seseorang karena aktifitasnya sehari-hari membuat seseorang membutuhkan penyegaran diri, misalnya diwaktu hari libur mangunjungi tempattempat rekreasi obyek wisata (rekreasi alam). Seni juga dapat dijadikan sebagai benda rekreasi misalnya seni pertunjukan musik. Seni sebagai rekreasi merupakan seni yang mampu menciptakan suatu kondisi tertentu yang bersifat penyegaran dan pembaharuan kondisi yang telah ada. Di era globalisasi ini kehadiran seni mendapatkan perhatian yang sangat serius dari banyak pihak (terkait dengan kebutuhan dan nilai ekonomi atau bisnis). 2.4.2.2 Fungsi Komunikasi Pada hakekatnya setiap orang berkomunikasi dengan manusia lain menggunakan bahasa karena merupakan sarana yang paling efektif, mudah, dan cepat untuk dimengerti. Namun begitu bahasa memiliki keterbatasan karena tidaklah mungkin semua orang menghafal semua bahasa yang ada. Oleh karena itulah dibutuhkan bahasa universal yaitu bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang. Seni diyakini dapat dipergunakan demi kepentingan tersebut. Misalnya bentuk pertunjukan musik mampu menjuru diseluruh kaum masyarakat. Seni sangat efektif membantu orang untuk menembus batasan-batasan bahasa verbal dari setiap orang. 24 2.4.2.3 Fungsi Rohani Kepercayaan religi tersebut terdapat dalam karya-karya moko, neraca, dolmen, menhir, candi pura, bangunan masjid, gereja, ukiran, relief, dsb. Karl Barth berpendapat bahwa sumber keindahan adalah Tuhan. Agama sering dijadikan juga sebagai salah satu sumber inspirasi seni yang berfungsi untuk kepentingan keagamaan. Pengalaman-pengalaman religi tersebut tergambarkan dalam bentuk nilai estetika. Banyak media yang mereka pergunakan. Ada yang memakai suara, gerak, visual, dsb. Sebagai contoh yaitu kaligrafi arab, makam, relief, candi, gereja dll. 2.4.2.4 Fungsi Pendidikan Pendidikan dalam arti luas diartikan sebagai suatu kondisi tertentu yang memungkinkan terjadinya transformasi dan kegiatan sehingga mengakibatkan seseorang mengalami suatu kondisi tertentu yang lebih maju. Dalam sebuah pertunjukan seni, orang sering mendapatkan pendidikan secara tidak langsung karena di dalam setiap karya seni pasti ada pesan atau makna yang disampaikan. Disadari atau tidak, rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan oleh seni merupakan alat pendidikan bagi seseorang. Seni bermanfaat untuk membimbing dan mendidik mental dan tingkah laku seseorang supaya berubah kepada kondisi yang lebih baik dan maju dari sebelumnya. 2.4.2.5 Fungsi Artistik Dalam hal ini seni lebih berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak untuk hal yang komersil, seperti musik kontemporer, tari kontemporer, dan seni rupa kontenporer (seni hanya pertunjukan yang tidak bisa 25 dinikmati pendengar atau pengunjung hanya bisa dinikmati oleh para seniman dan komunitasnya. 2.4.2.5 Fungsi Guna Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media ekspresi (karya seni murni) atau pun dalam proses penciptaan mempertimbangkan aspek kegunaannya seperti perlengkapan atau peralatan rumah tangga yang berasal dari gerabah ataupun rotan. 2.4.2.6 Fungsi Kesehatan Seni sebagai fungsi kesehatan seperti pengobatan penderita gangguan physic ataupun medis distimulasi melalui terapi musik (disesuaikan dengan latar belakang pasien). Terbukti musik telah mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan psikologis, trauma pada suatu kejadian, dsb. Pada tahun 1999 Siegel menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan dapat merangsang sistem limbic jaringan neuron otak dan gamelan menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif kualitatif. Menurut Moleong (2000) penelitian deskriptif kualitatif terdiri dari diskripsi data, lalu reduksi data (proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan), kemudian menusun ke dalam satuan–satuan, dan terakir mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk menguraikan tentang bentuk dan fungsi musik ansambel The Concerto di Semarang. Bersifat kualitatif karena prosedur pemecahan masalahnya dilakukan dengan cara menggambarkan, melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang atau lembaga kemasyarakatan dan lain- lain). 3.2. Sasaran dan Lokasi Penelitian Sasaran penelitian ini adalah bentuk dan fungsi musik ansambel The Concerto di Semarang, sebagai informan dalam penelitian ini adalah pimpinan The Concerto, dan para pemain musik The Concerto. Latar penelitian ini adalah Iwan Musik yang beralamatkan di jalan TumpangI, nomor 33, Sampangan, Semarang. 26 27 3.3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.3.1. Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.3.1.1 Studi Pustaka Tehnik pengumpulan data melalui penelusuran kepustakaan. Dalam hal ini peneliti memperoleh data informasi yang diperlukan dari berbagai sumber bacaan berupa majalah, artikel arsip–arsip terkait dengan obyek penelitian yang dapat membantu dalam penulisan penelitian dan juga agar tidak terjadi kesamaan sasaran atau obyek dengan penelitian sebelumnya. 3.3.1.2 Tehnik Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong,2000). Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu antara pewawancara ( interviewer) yang memberikan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang menjawab pertanyaan. Maksud wawancara menurut Lincoln & Guba (1985) adalah untuk mengkontruksi tentang orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan kepedulian. Dalam wawancara ini digunakan wawancara terstruktur dengan sasaran narasumber yang mencakup menejer sekaligus pimpinan musik, para pemain, bagian pembantu umum. Sedangkan materi wawancara yang dilakukan tentang bentuk 28 pertunjukan, waktu pertunjukan, materi sajian, pemain, dan alat–alat pendukung meliputi tata panggung, tata suara, tata lampu, tata busana, tata rias. 3.3.1.3 Metode Observasi Observasi sendiri adalah pengamatan yang bertujuan untuk mendapat data tentangsuatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Istilah observasidaiarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkanhubungan antar aspek dalam fenomena tersebut (Rahayu & Ardani, 2004: 1) Peneliti terjun secara langsung pada saat latian, dan saat pertunjukan berlangsung yang meliputi bentuk pertunjukan, pemain, unsur pendukung dilokasi penelitian. Peneliti melakukan pengamatan terhadap pertunjukan untuk mendapatkan data secara rinci. 3.3.1.4 Studi Dokumentasi Dokumentasi antara lain berupa barang-barang tertulis yang dapat berupa buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, photo, dan rekaman kaset. 29 Menurut Guba dan Lincoln (dalam Moeleong, 2005: 217) dokumentasi digunakan sebagai sumber data dikarenakan dikarenakan dokumentasi merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong, serta berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian. Dokumentai yang digunakan dalam penelitian disini adalah berasal dari foto pada saat proses latian dan pada waktu pertunjukan. 3.4. Uji Keabsahan Data Menurut Moleong (2007: 324) untuk menetapkan keabsahan (trusworthiness) data diperlukan tehnik pemeriksaan yaitu: 3.4.1. Derajat Kepercayaan (credibility) Pada dasarnya derajat kepercayaan menyangkut tingkat kepercayaan yang bisa dicapai, dan juga menyangkut pembuktian peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. 3.4.2. Keteralihan (transferability) Keteralihan berhubungan dengan kesamaan antara pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan seorang peneliti hendaknya mencari, mengumpulkan kejadian tentang kesamaan konteks melalui beberapa data deskriptif. 30 3.4.3. Kebergantungan (dependability) Kebergantungan membahas tentang kecocokan antara beberapa studi yang sama dan menghasilkan hasil yang sama pula. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahan. Hal ini disebabkan oleh peninjauannya. Yang konsepnya memperhitungkan banyak hal, yaitu reliabilitas itu sendiri dan faktor yang bersangkutan. 3.3.4. Kepastian (confirmability) Kepastian bahwa sesuatu itu objektif atau tidak bergantung pada persetujuan pada beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman orang itu subjektif sedangkan jika disepakati oleh beberapa atau banyak orang barulah dapat dikatakan objektif. Jadi,dalam hal ini objektifitas dan subjektifitas suatu hal itu bergantung pada orang seorang. 3.5. Teknik Analisis Data Menurut Moleong (2007: 247) teknik analisis data merupakan proses analisis yang dimulai dari menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah ditulis didalam lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar-gambar dan foto-foto. Data yang telah diperoleh tersebut kemudian dianalisis dan mengklasifikasikan data, mendeskripsikan dan menginterprestasikan data menurut isinya, selanjutnya analisis data dilakukan dengan pendekatan deskriptif, yaitu suatu usaha untuk menggambarkan hal sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 31 Menurut Milles & Huberman (1999: 20) tahap analisi data adalah sebagai berikut: 1) Pengumpulan data Peneliti mencatat semua data secara obyektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara lapangan. 2) Reduksi data Reduksi data adalah memilih hal-hal pokok yang sesuia denagn fokus peneliti. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data-data yang direduksi. Memberikan gambaran yang lebih tajam tentang tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencari sewaktu-waktu diperlukan. 3) Penyajian data Penyajian data adalah sekumpulan inforamasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanaya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 4) Pengambilan simpulan atau verifikasi Penarikan kesimpulan diambil apabila telah melalui proses obserfasi, wawancara, dokumentasi, maka baru dapat dilakukan penarikan kesimpulan, yaitu mempersingkat data dengan cara mengambil inti pokok dari penelitian data. Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir dalam analisis data, yaitu dengana memahami dilapangan, setelah direduksi dan dideskripsikan 32 dalam bentuk sajian data. Selanjutnya baru dapat menarik kesimpulan akhir yang sistematis. (Sutopo: 94) Pengumpulan data Reduksi data Penyajian data Penarikan kesimpulan BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV akan diuraikan hasil penelitian tentang Bentuk dan Fungsi Musik Dalam Ansambel The Concerto di Semarang. Pembahasan sudah termasuk dalam uraian hasil penelitian tersebut. 4.1. Lokasi The Concerto di Semarang Kota Semarang terletak antara 6o 50 7o 10 Lintang Selatan dan 109o 35 110o 50 Bujur Timur, dan memiliki luas wilayah 373,67 Km2. Mempunyai letak yang sangat strategis pada jalan Demak–Kendal–Tegal–Jakarta dengan fasilitas pelabuhan di kota Semarang (http: //www.wikipedia.org/wiki/ peta Semarang). Gambar: 1 Peta Kabupaten dan Kota Semarang 33 34 Berikut ini adalah batas–batas kota Semarang Sebelah Timur : Kabupaten Demak Sebelah Barat : Kabupaten Kendal Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang Letak lokasi dari The Concerto sendiri terletak di kawasan kota Semarang yang beralamatkan di jalan TumpangI, nomor 33, Sampangan. Lokasi bascamp The Concerto (Foto 1: Doddy Triyono, Agustus 2012) 35 4.2. Gambaran Umum The Concerto 4.2.1. Sejarah Musik The Concerto sendiri di ciptakan oleh Iwan Santoso yang biasa disapa dengan sapaan koh Iwan. Sebelum membentuk musik The Concerto ini koh Iwan semula mendirikan sekolah musik terutama untuk memperkenalkan musik pada anak –anak. Koh Iwan berpikir juga untuk memberikan wadah terhadap musik yang sudah dijalani ini. Akirnya beliau memmbentuk grup musik The Concerto sejak Agustus tahun 2005, dengan didukung juga oleh ibu Surya Sudarma pecinta musik yang sangat peduli dengan anak–anak. The Concerto tercipta karena adanya kerinduan untuk terbentuknya sebuah komunitas musik, maka dibentuklah The Concerto. Sebagai wadah berlatih musik yang anggotanya heterogen berasal dari berbagai macam sekolah musik, dan orang umum. Namun sebagian besar berusia anak–anak. Menurut penuturan Iwan Santoso kenapa dinamakan The Concerto? Concerto artinya bermain bersama dengan jumlah yang besar. The Concerto sendiri tidak mengarah pada satu jenis alat musik saja, melainkan banyak sekali variatif. Sehingga dengan banyak dan bervaritif akirnya ansambel ini dinamakan The Concerto. Konsep pertunjukan The Concerto diusahakan untuk bisa menghibur penontonnya. The Concerto selalu memadukan alat musik gesek ataupun tiup dengan band. Lagunya yang dibawakan juga bervariatif, bisa klasik, rock, pop. Yang lebih membedakan dari pementasan yang lain, karena The Concerto banyak menyertakan 36 pemain yang masih anak–anak. Dan lagu–lagunya bisa bermacam–macam jenisnya, baik yang modern maupun tradisional bisa digabungkan dan dipentaskan. Misalnya angkung, dan alat musik cina ( dizi = suling cina, erhu ). Bersama Iwan Santoso pendiri group musik The Concerto (Foto 2: Doddy Triyono, Agustus 2012) The Concerto terbentuk sebagai wadah pelatihan, keakraban, kerja sama, wawasan bagi para pemainya dan sebagai sebuah pertunjukan yang secara tidak langsung sangat berfungsi dalam perkembangan musik di Semarang pada saat sekarang ini. 37 Biodata pendiri musik grup The Concerto Nama : Iwan Santoso Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 12 Juni 1980 Alamat : Jalan TumpangI, no 33, Sampangan, Semarang Lulusan sarjana teknik elektro, alumnus Universitas Soegijapranata dan akirnya memenuhi panggilan hatinya yang suka akan musik akirnya beliau memfokuskan dirinya untuk musik. Bermain musik, khususnya piano, merupakan hobi dari Iwan Santoso sejak kecil. Berbekal ketrampilan memainkan piano, sejak SLTA Iwan memberikan kursus musik dibeberapa sekolah musik di Semarang dan juga les privat musik. Sejak itu beliau mulai memperkenalkan musik pada anak-anak dan mendirikan sekolah musik pada tahun 2003 yang diberi nama Iwan Music di jalan Batan Miroto Semarang. Beliau juga mempelajari instrumen musik violin, dan diajarkan juga kepada anak-anak. Tidak sekedar mendirikan sekolah musik, Iwan ingin mengembangkan lebih luas lagi. Karena itu pada Agustus 2005 mendirikan group musik The Concerto, The Concerto tercipta karena adanya kerinduan untuk terbentuknya sebuah komunitas musik, maka dibentuklah The Concerto. Sebagai wadah berlatih musik yang anggotanya terdiri dari anak-anak dan dewasa. The Concerto masih berdiri dan berkembang hingga sekarang ini. 38 4.2.2. Bentuk Pertunjukan The Concerto Bentuk pertunjukan The Concerto sendiri dimainkan oleh beberapa pemain musik yang terdiri dari pemain keyboard, violin, viola, cello, piano, clarinet, dan penambahan–penambahan alat-alat tradisi seperti agklung, dizi, erhu. Pertunjukan The Concerto tidak selalu di isi dengan instrumen, akan tetap sering juga dalam lagulagunya yang dibawakan dengan menggunakan vocal. Suatu rangkaian kegiatan pertunjukan seni tentu memiliki urutan dan berbagai persiapan yang berhubungan dengan pementasannya. Dari hasil penelitian di lapangan dirumuskan bahwa bentuk pertunjukan musik The Concerto meliputi beberapa unsur yaitu: waktu penyajian, tempat pentas, urutan penyajian, pemain, penonton, materi penyajian, dan perlengkapan pementasan. Berdasarkan pengamatan peneliti, pertunjukan musik The Concerto terdiri atas pertunjukan non-rutin. 4.2.2.1. Waktu Penyajian 4.2.2.1.1 Pertunjukan non rutin Pertunjukan The Concerto ini di gelar dalam pementasan di gereja, baik di kota maupun dilingkup kabupaten Semarang, sebagai pengisi acara baik seperti mall di Semarang, pertemuan, dan acara di lingkup Universitas. Dalam pementasan ini biasanya berlangsung selama kurang lebih 2-3 jam, ini juga menjadikan musik The 39 Concerto sebagai sarana ritual di dalam gereja dan sebagai sarana pertunjukan hiburan acara–acara diluar. 4.2.2.2. Tempat Pentas ( Panggung ) dan Penataan Alat Musik Panggung merupakan sarana penting dalam pertunjukan seni terutama musik. Letak atau posisi alat musik dipanggung dikondisikan sedemikian rupa dengan maksud agar pemain dapat melakukan segala kegiatan dalam pertunjukan dengan leluasa sehingga pertunjukan tersebut dapat dinikmati dengan nyaman. Untuk The Concerto sendiri dalam sebuah acara, panggung disediakan oleh panitia acara. Dalam pengamatan penulis penataan alat musik pertunjukan The Concerto sendiri bisa di gambarkan sebagai berikut ; 3 4 5 2 1 6 Audience /penonton Komposisi penataan alat musik panggung tampak dari atas. (gambar 2 : Doddy Triyono. Agustus 2012) 40 Keterangan: 1. Keyboard 4. Viola 2. Clarinet 5. Cello 3. Violin 6. Area solo (bisa angklung,erhu,vocal) Penataan posisi pemain yang saling berdekatan memudahkan komunikasi antar pemain alat musik. Komunikasi antar pemain sangat penting karena berpengaruh pada kekompakan permainan dan kualitas penyajian lagu. Dengan posisi yang berdekatan, para pemain dapat berkoordinasi mengenai materi lagu, pemakaian nada dasar lagu, melodi lagu, dan lain sebagainya. 4.2.2.3. Urutan Penyajian Dalam penyajian pementasan pertunjukan The Concerto sendiri biasanya berlangsung selama kurang lebih 2-3 jam. 4.2.2.3.1 Persiapan Sebelum acara dimulai, pimpinan musik bersama beberapa kru datang lebih awal ke tempat pertunjukan untuk memastikan kesiapan semua komponen-komponen pendukung pementasan kurang lebih 1 jam sebelum pertunjukan dimulai. Komponenkomponen tersebut terdiri atas: (1) penataan alat musik di panggung, (2) kualitas tata suara (sound system), (3) kesiapan alat musik,menyetem alat musik dan (4) kondisi para pemain meliputi, tata rias dan busana pemain. Hal tersebut dimaksudkan untuk 41 mengantisipasi agar dalam pelaksanaan pertunjukan tidak mengalami gangguan teknis. Setelah semua persiapan selesai, pimpinan musik segera menginstruksikan kepada seluruh pemain untuk check Sound dengan memainkan 2 atau 3 lagu. Setelah sajian ketiga lagu untuk check sound tersebut selesai. Pada saat check Sound (Foto 3: Herlin Agustina, Agustus 2012) Pada tahap persiapan, semua perlengkapan harus sudah siap serta dalam kondisi baik dan siap pentas. Ditahap ini para pemain dipanggung juga diberi arahan oleh pimpinan musik dan mengingatkan akan semua kesiapan yang nantinya akan menjadi kewajiban pada saat pementasan berlangsung. Baik, itu jalan masuknya, penataan tempat pemain, properti, dan penempatan mikrofon. Apabila terjadi sedikit saja gangguan maka akan mempengaruhi kualitas petunjukan secara keseluruhan. Sound 42 System misalnya, pengaturan tata suara harus sesuai, artinya sedapat mungkin mengatur suara agar penonton/pendengar dapat menikmati pertunjukan dengan nyaman terhindar dari gangguan suara yang tidak diinginkan (noise). Tahapan ini dilakukan disetiap penampilan The Concerto, dimana saja berada. 4.2.2.3.2 Pembukaan Ketika The Concerto sebagai pengisi acara dalam pertemuan biasanya di pandu oleh Master of Ceremony (MC) atau biasa disebut Pembawa Acara dari panitia acara. Seorang pembawa acara membuka dengan salam. Kemudian disambung oleh panitia, barulah setelah itu waktunya dimulai pertunjukan dari The Concerto. Berbeda ketika The Concerto berada didalam rumah ibadah (gereja), sesuai dengan tata cara ibadah di gereja The Concerto mengisi sesuai dengan urutan sembayang. Sesuai dengan pujian-pujian dan lagu-lagu rohani yang sudah urut sebagaimana mestinya dan dipandu oleh team panitia acara. 4.2.2.3.3 Pertunjukan Inti Penampilan inti itu sendiri dari penampilan The Concerto adalah bisa dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama penampilan sebagai pengisi acara diluaran seperti pertemuan, pengisi acara lingkup universitas. Lagu yang disajikan seperti lagu mars universitas, lagu pop, dan lagu – lagu yang sifatnya menghibur. Bagian kedua penampilan sebagai pengisi acara digereja, yang lagu–lagunya menampilkan lagu rohani gereja seperti contohnya lagu Kidung Pujian yang di 43 persembahkan sebagai pujian–pujian kepada Tuhan. Dengan maksud mendapatkan keberkahan untuk semua orang. Pertunjukan inti (Foto 4: Herlin Agustina, Agustus 2012) 4.2.2.3.4 Penutupan Kegiatan terakir dari penampilan The Concerto biasanya di akiri dengan suatu lagu pamungkas yang bertema dengan acara tersebut. Misal dalam acara natal akan ada lagu Jinggel Bell, dan lagu yang sifatnya menghibur sesuai tema sehingga sangat memberi kesan sebagai penampilan pertunjukan yang sangat memiliki fungsi dengan baik. Sehingga diakir pertunjukan penonton selalu terkesan waulaupun acara selesai. 44 4.2.2.4. Pemain Dari pengamatan penulis, pemain musik (player) pada pertunjukan The Concerto terdiri dari beberapa pemain yaitu,: (1) pemain keyboard, (2) pemain violin, (3) pemain viola, (4) pemain cello, (5) pemain clarinet. Penataan tempat pemain dipanggung sudah diseting sesuai dengan yang telah digambarkan diatas. Untuk kostum yang digunakan dalam setiap pementasan The Concerto sendiri umumnya memakai setelan jas yang dipadu dengan dasi, untuk perihal isian acara yang bertema seperti acara natal dan di gereja kostum menyesuaikan dengan tema. 4.2.2.5. Penonton Ditengah-tengah banyaknya penonton pada saat pertunjukan di mall Semarang (Foto 5: Herlin Agustina, Agustus 2011) 45 Disetiap pertunjukan The Concerto, penonton bisa dikategorikan menjadi dua bagian. (1) penonton yang pada saat pertunjukan umum, misalnya dalam pertunjukan The Concerto mengisi acara disebuah mall di Semarang yang bertema semarak hari raya Natal pada setiap bulan Desember. (2) penonton yang berada didalam gereja, yang ini sifatnya bukan berfungsi sebagai penonton murni melainkan sebagai orang yang sedang bersembayang di gereja yang pada saat bersembayang dalam pujian mereka diiringi dengan sajian musik langsung oleh The Concerto. 4.2.2.6. Materi Penyajian Untuk materi penyajiannya sendiri dalam pertunjukannya, The Concerto tidak selalu memainkan lagu–lagu Concerto, ataupun klasik. Tetapi The Concerto sendiri membawakan lagu selain Concerto dan tentunya bermacam-macam lagu yang dibawakan. Dan sesuai dengan tempat dimana pertunjukan akan dipentaskan. Namun, penyajian ini bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu: lagu rohani untuk isian saat berada di gereja dan lagu campuran. Sebagai contoh lagu Kidung Pujian, lagu ini di mainkan pada saat digereja. Lagu ini berisi pujian–pujian yang dipersembahkan untuk Tuhan supaya semua orang mendapatkan berkah. Dan satu contoh lagu klasik Minuet. Aransemen lagu ini menggunakan format trio gesek akan tetapi dimainkan oleh banyak pemain dalam setiap divisi gesek, baik itu violin, viola, cello. 46 47 48 4.2.2.7. Perlengkapan Pementasan 4.2.2.7.1. Tata Suara Tata suara pertunjukan musik The Concerto tidak kalah penting dengan peralatan lainnya. Tata suara sangat berpengaruh pada kualitas suatu pertunjukan. Pada dasarnya unsur yang cukup penting dalam suatu pertunjukan musik adalah suara atau bunyi. Pertunjukan musik ini sangat tergantung pada elemen tata suara (Sound system) karena semua peralatan musiknya memerlukan kontribusi tata suara tersebut, sehingga peranan sound system sangat penting. Tata suara yang baik dan berkualitas sangat membantu mengahasilkan suara alat-alat musik yang berkualitas pula. Menurut pimpinan music The Concerto, sound system yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: a). Tingkat ketrampilan (Skill) dari pemainnya, semakin tinggi skill seseorang dalam bermusik, semakin berkualitas pula hasilnya, kalau didalam keluarga instrumen gesek akan terdengar intonasi yang jelas. b). Tingkat ketrampilan (skill) dari operator, teknisi, dalam hal ini menyangkut rasa musikal, kepekaan terhadap suara dan profesionalisme dalam bekerja, sehingga suara yang kurang nyaman di telinga bisa dihindari. c). Koordinasi yang baik antara musisi dan operator tata suara. Untuk sound system sendiri biasanya dalam pertunjukan The Concerto sudah siap disediakan oleh panitia acara. 49 4.2.2.7.2. Tata Lampu Untuk tata lampu sendiri disetiap pertunjukan The Concerto sendiri semua tata lampu sudah disediakan oleh pihak panitia acara. Dalam beberapa lagu yang sifatnya sangat menimbulkan kesan tersendiri pimpinan musik kadang kala berkordinasi, dan menyeting dengan operator lampu untuk membuat efek–efek tersendiri. Sehingga penonton akan lebih bisa memahami maksud dari lagu yang telah dibawakan. 4.2.2.7.3. Tata Rias Para pemain dari The Concerto sendiri sangat mengutamakan penampilan didalam setiap pertunjukannya. Menurut Lita (pemain violin), tata rias dalam setiap pertunjukan sangat diperlukan sekali. Fungsinya agar penonton yang melihat kita dalam keadaan yang segar dan tidak terlihat pucat, karena bukan hanya bermain saja akan tetapi kita juga mesti akan dilihat oleh banyak orang. Disetiap tempat pertunjukan tidak semua tempat tersedia alat rias dan ruang rias sendiri, jadi para pemain sudah tentu membawa alat rias dan melakukan rias sendiri. Baik itu pemain laki–laki maupun perempuan. 4.2.2.7.4. Tata Busana Dalam tata busana The Concerto sendiri seringkali kerap memakai setelan resmi baik itu jas, maupun baju yang berformat sama. Misalnya baju hitam panjang yang dipadukan dengan aksesoris batik, untuk para pemain laki–laki setelan jas biasa 50 ditambah dengan dasi . Untuk para pemain perempuan biasa memakai gaun sesuai dengan model yang simpel dan nyaman, supaya tidak membebani mereka ketika berada dipanggung. 4.2.2.8. Alat Musik 4..2.2.8.1. Keyboard Pemain keyboard Koh Iwan, paling kiri pada saat pertunjukan di salah satu mall di Semarang (Foto 6: Doddy Triyono, Agustus 2012) Keyboard yang dipakai dalam setiap pertunjukan The Concerto pemain ini sendiri biasanya memakai dua buah keyboard. Satu berfungsi untuk pengiring dan satu lagi berfungsi sebagai melodi. Keybord memiliki jangkauan nada yang paling jauh dan luas, sehingga keyboard sangat berfungsi sekali ketika memainkan lagu yang dibarengi dengan vocal. Keyboard ini sendiri dipegang oleh Koh Iwan sebagai pimpinan musik sekaligus conductor. Sekaligus dengan instrument keyboard, Koh Iwan selalu sebagai pemberi aba – aba pertama dan akir pada setiap sajian lagu yang dibawakan The Concerto. 51 4.2.2.8.2 Violin Lita pemain violin pada saat sebelum memulai latihan bersama The Concerto (Foto 7: Doddy Triyono, Agustus 2012) Biola adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan cara digesek. Biola memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda satu sama lain dengan interval sempurna kelima. Nada yang paling rendah adalah G. Di antara keluarga biola, yaitu dengan viola, cello dan double bass atau kontra bass, biola memiliki nada yang tertinggi. Alat musik dawai yang lainnya, bas, secara teknis masuk ke dalam keluarga viol. Kertas musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau ditulis pada kunci G. Salah satu pemegang violin sendiri di The Concerto ini adalah Anenji Lita Wuriyanti atau biasa dipanggil dengan Lita (27tahun). Bergabung di grup The Concerto sejak tahun 2008. Violin di grup The Concerto sendiri dalam komposisi lagu yang dibawakan berperan sebagai melodi sekalipun bukan melodi pokok, akan tetapi biasanya selalu menjadi melodi inti pada sebagian lagu–lagu yang dibawakan. 52 4.2.2.8.3 Viola Viola tampak paling kanan sendiri, di mainkan oleh Yohanes Iwan saat latihan (Foto 8: Doddy Triyono, Agustus 2012) Pada dasarnya viola sama juga dengan violin, baik itu cara menggeseknya dan juga teknik–teknik yang dipakai dalam memainkannya. Cuman yang berbeda adalah ukurannya, dia berukuran lebih besar dari pada violin. Sehingga suara yang dihasilkan viola cenderung high middle dan low, soundnya besar dan bulat. Viola juga memiliki empat senar (C-G-D-A). Viola termasuk yang bernada rendah, kebanyakan fungsi dari viola sendiri dalam partitur lagu di grup The Concerto sendiri sendiri adalah sebagai pengiring. Dalam partitur viola berkunci C. Nada terendah dalam viola adalah C. Di The Concerto sendiri viola dimainkan oleh Yohanes Iwan (28tahun). Bergabung di grup The Concerto sejak tahun 2006. 53 4.2.2.8.4 Cello Nama cello adalah singkatan dari kata dalam bahasa Italia violoncello, yang berarti "violone kecil". Violone adalah sebuah instrumen yang kuno, sebuah viol besar, yang mirip dengan bass modern. Violoncello, yang hampir selalu disingkat menjadi cello (pengucapan dalam bahasa Indonesia sama, yaitu célô/sélô, adalah sebuah alat musik gesek dan anggota dari keluarga biola. Orang yang memainkan cello disebut cellis. Cello adalah alat musik yang populer dalam banyak segi: sebagai instrumen tunggal, dalam musik kamar, dan juga sebagai fondasi dalam suara orkestra modern. Cello paling erat terkait dengan musik klasik Eropa. Ia adalah bagian dari orkestra standar dan memberikan suara bas dalam sebuah kuartet gesek, serta bagian dari banyak kelompok musik kamar. Sejumlah besar concerto dan sonata telah digubah untuknya. Alat musik ini kurang lazim dalam musik pop, namun kadangkadang ditampilkan dalam rekaman-rekaman pop dan rock. Ukuran cello lebih besar daripada biola atau viola namun lebih kecil daripada bass. Seperti anggota-anggota lainnya dari keluarga biola, cello mempunyai empat dawai. Dawai-dawainya biasanya ditala pada nada (dari tinggi ke rendah) A, D, G, dan C (A3, D3, G2, dan C2 dalam notasi tala ilmiah). Ia seperti viola namun satu oktaf lebih rendah, dan satu seperlima oktaf lebih rendah daripada biola. Cello dimainkan dalam posisi berdiri di antara kedua kaki si pemusik yang duduk, dan ditegakkan pada sepotong metal yang disebut endpin atau sering disebut stoper. Si 54 pemain menggesekkan penggeseknya dalam posisi horisontal melintang di dawai. Di grup The Concerto sendiri cello dimainkan oleh vikar (28 tahun), bergabung di The Concerto sejak tahun 2008. Pemain cello pada saat latian, dimainkan oleh Vikar (Dokumentasi 9: Doddy Triyono, Agustus 2012) 4.2.2.8.5 Klarinet Klarinet adalah instrumen musik dari keluarga woodwind. Namanya diambil dari penambahan akhiran "-et" yang berarti "kecil" pada kata Itali "clarino" yang berarti "trompet". Sama seperti saksofon, klarinet dimainkan dengan menggunakan satu reed.Klarinet merupakan keluarga instrumen terbesar, dengan ukuran dan pitch 55 yang berbeda-beda. Kata klarinet umumnya merujuk pada soprano klarinet B♭, yang merupakan klarinet terumum.Pemain klarinet disebut klarinetis. Pemain klarinet disaat sela-sela latihan, dimainkan oleh Nia (Foto 10: Doddy Triyono, Agustus 2012) Di grup The Concerto sendiri instrument klarinet ini dipegang oleh Nuraini Kurnia Putri biasa disapa Nia (25tahun), bergabung bersama The Concerto mulai tahun 2009. 4.3. Fungsi Musik The Concerto Fungsi pokok pertunjukan musik The Concerto sendiri di Semarang terkait dengan garis besar seni pertunjukann menurut Bagus Susetyo (2007:47) memiliki tiga fungsi, yaitu: (1) sebagai sarana ritual ; (2) sebagai ungkapan pribadi yang pada umumnya berupa hiburan pribadi ; (3) sebagai presentasi estetis. 56 4.3.1. Sebagai Sarana Ritual The Concerto pada saat di Gereja Katedral Semarang (Foto 11: Doddy Triyono, Agustus 2012) Sebagai sarana ritual di sini pertunjukan The Concerto menurut Ibu Pudji Hartati (42 tahun) memahami dan mengetahui bahwa petunjukan The Concerto sendiri memang sangat berperan dalam penyajian musik ketika berada didalam gereja. Perannya sendiri lebih terasa ketika grup ini memainkan lagu yang dibarengi dengan pujian–pujian ataupun seruan–seruan bersama jemaat gereja atau yang bersembahyang didalam gereja. Dengan musik The Concerto tidak sama sekali mengurangi nikmat dalam pujian terhadap Tuhan, akan tetapi malah menambah pujian ini lebih mudah dicerna dan jemaat lebih bisa bernyanyi bersama pada saat memainkan lagu–lagu rohani. Lagu–lagu yang dibawakan juga sangat familiar ditelinga ketika semua orang ikut bersenandung. Ini tentunya bisa memacu dan membuat dirinya lebih bisa menjadi rajin untuk bersembayang di gereja tersebut. 57 4.3.2. Sarana Hiburan Pribadi Sarana hiburan dimaksudkan dapat memberikan hiburan pribadi maupun khalayak umum pada saat menonton pertunjukan The Concerto. Bagi Ibu Evelin atau cik Lin (30 tahun) dia mengetahui tentang grup musik The Concerto dan lagu–lagu yang dibawakan menarik, alat musik yang dimainkan juga beragam. Motifasinya menyaksikan pertunjukan The Concerto sendiri adalah memperoleh hiburan dan tambahan pengetahuan tentang musik. Karena hiburan ini memang gratis, sempat beberapa kali juga sering mengikuti disetiap pertunjukan The Concerto sendiri. Baik itu acara saat acara di mall Semarang, dan beberapa ditempat lain sebagai pengisi acara. Pertunjukan The Concerto sangat menghibur, menarik juga karena menampilkan tema–tema yang berbeda dalam tiap penampilannya. Pertunjukan pada saat menghibur di salah satu mall di Semarang (Foto 12: Doddy Triyono, Agustus 2012) 58 4.3.3. Sebagai Presentasi Estetis Presentasi estetis dapat berfungsi untuk memenuhi kebutuhan eststika dan berekspresi serta berapresiasi seni dan ketika dipertontonkan akan menimbulkan rasa takjub dan senang pada diri penonton. Para pencipta lagu membuat lagu dengan fenomena disekitarnya yang kemudian diekspresikan melalui bait lagu dan kemudian ditambah dengan unsur musik maka jadilah sebuah lagu yang indah. Demikia pula dengan pertunjukan musik The Concerto, para penikmat (penonton) musik The Concerto ketika pertunjukan musik sedang berlangsung, penonton menyaksikan pertunjukan tersebut dengan merasa senang dan terhibur dengan penampilan para pemain. Rata–rata skill dari masing–masing personil sangat bagus, ditunjang dengan konsep yang ringan diterima baik oleh penonton dan masyakat juga berkolaborasi dengan jenis musik apapun. Selain itu juga The Concerto sendiri menampilkan pemain dari segala usia dan dikemas dengan musik yang menarik. Pertunjukan pada saat menghibur di acara pernikahan (Foto 13: Doddy Triyono, Agustus 2012) BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dapat diperoleh simpulan bahwa grup musik The Concerto dibentuk sejak Agustus tahun 2005, The Concerto tercipta karena adanya kerinduan untuk terbentuknya sebuah komunitas musik, maka dibentuklah The Concerto. Sebagai wadah berlatih musik yang anggotanya heterogen berasal dari berbagai macam sekolah musik, dan orang umum. Baik yang berusia anak–anak hingga dewasa, namun grup ini mayoritas personilnya anak–anak. Bentuk pertunjukan musik The Concerto adalah pertunjukan atau permainan alat musik yang dimainkan secara bersama (ansambel) yang terdiri dari keyboard, violin, viola, cello, clarinet, dan beberapa campuran kolaborasi alat musik seperti angklung, dizi, erhu. Seiring keberadaan musik The Concerto di Semarang sendiri, banyak yang mengkategorikan sebagai grup musik ansambel yang ada di Semarang. Karena bercirikan personil pemainnya banyak, bermain bersama dan menggunakan alat musik yang berbeda–beda. Dan keberadaan grup musik The Concerto ini sendiri bertahan hingga sekarang ini, walaupun di tahun 2000‟an hingga era ini di Semarang masih banyak bermunculan grup–grup musik dengan format band dengan berbagai macam aliran. Dengan didukung oleh beberapa unsur, yaitu waktu pertunjukan, tempat pertunjukan, urutan penyajian, pemain, penonton, materi penyajian, perlengkapan pementasan dan alat musik. 59 60 Grup musik The Concerto sendiri dapat kita simpulkan sebagai bentuk sajian musik ansambel, karena bentuk penyajian dari musik The Concerto ini adalah dilakukan sacara bersama–sama. Dilakukan oleh lebih dari 10 orang dalam penyajiannya atau bisa dibilang dalam kelompok dengan menggunakan alat musik tertentu. Ansambel grup musik The Concerto sendiri dapat dikategorikan sebagai ansambel musik campuran, karena alat musik yang digunakan dalam setiap penyajian The Concerto menggunakan alat–alat seperti ; alat musik gesek, dibagi menjadi violin, viola, cello, dan alat musik tiup klarinet. Juga disertai alat musik tradisi seperti angklung, alat musik Cina: erhu, dizi atau suling cina. Dalam waktu penyajiannya pertunjukan The Concerto sendiri dikategorikan menjadi pertunjukan non rutin, Pertunjukan The Concerto ini di gelar dalam pementasan di gereja, baik di kota maupun dilingkup kabupaten Semarang, sebagai pengisi acara baik seperti mall di Semarang, pertemuan, dan acara di lingkup Universitas. Dalam pementasan ini berlangsung kurang lebih 2-3 jam. Urutan penyajian musik The Concerto dibagi menjadi empat tahap yaitu: persiapan, pembukaan, pertunjukan inti, dan penutup. Fungsi dari pertunjukan musik The Concerto sendiri adalah, pertama sebagai sarana ritual. Pertunjukan musik ini sendiri berperan dalam iringan musik pujian para jemaat ketika berdoa dalam nyanyian persembahan kepada Tuhan di dalam gereja. Kedua, sebagai sarana hiburan pribadi. Pertunjukan musik ini pada sebagian besar penikmat atau penontonnya dapat memberikan hiburan tersendiri setiap kali melihatnya dan membuat menarik bagi yang menontonnya. Karena gratis, dan konsep pertunjukan yang berbeda, serta menmpilkan tema–tema yang berbeda disetiap 61 pertunjukannya. Ketiga, sebagai presentasi estetis. Maksudnya presentasi estetis dapat berfungsi untuk memenuhi kebutuhan estetika dan berekspresi serta berapresiasi seni, dan ketika dipertontonkan akan menimbulkan rasa takjub dan senang pada diri penonton. 5.2. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, dapat dikemukakan saran sebagai berikut: Grup musik The Concerto adalah salah satu musik ansambel di kota Semarang yang sedang berkembang pesat, tapi masih banyak masyarakat umum di Kabupaten belum mengetahui, jadi harus lebih banyak pertunjukan lagi di daerahdaerah di Semarang. Mungkin grup musik The Concerto bisa juga untuk menambahkan lagu-lagu daerah, khususnya lagu-lagu di Jawa Tengah. Selama ini belum pernah dibawakan lagu-lagu daerah dengan aransemen yang menggabungkan banyak instrument musik dan dengan konsep atau event yang mengusung tentang tema-tema budaya Jawa, khususnya Jawa tengah. Alangkah baiknya gup musik The Concerto bisa dipertahankan tetapi dengan tidak mengesampingkan berbagai bentuk pertunjukan lainnya yang ada di Semarang. Karena konsep pertunjukan musik ini sendiri sangat menarik, dan banyak dari 62 masyarakat yang menyukainya. Karena keunikannya, baik itu dari segi pemainnya yang heterogen dari anak–anak sampai dewasa. Dari segi alat musiknya yang terdiri dari alat musik gesek, tiup, yang digabung dengan alat tradisi seperti angklung, dizi, erhu. Dari lagunya, lagu yang dibawakan sangat variatif dan tentu mesti berbeda disetiap penampilannya. Dengan melihat perkembangan musik serta zaman yang semakin maju pada saat ini, musik ansambel yang seperti ini perlu dipertahankan. Untuk pemerintah daerah, kota, dan propinsi di Semarang semoga lebih bisa bijak dalam memperhatihan tentang bentuk dan fungsi pertunjukan musik baik itu berupa musik ansambel, maupun bentuk musik lainnya yang ada di Semarang. Dewasa ini peran pemerintah masih sangat kurang, pemerintah sepertinya hanya melihat hasil, bukan dukungan atas prosesnya. Secara tidak langsung perkembangan musik seperti ini di Semarang memiliki peran dan fungsi. Semoga kedepan bisa menjadi wadah untuk generasi muda bermain musik yang sangat baik dan sebuah pertunjukan yang menjadi satu tujuan keakraban, kerjasama, dan wawasan bagi pemainnya juga masyarakatnya. DAFTAR PUSTAKA Adiarto. 1996. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Semarang : Adiswara. A . Yudana Basuki. 1996. Kerajinan Tangan dan Kesenian Seni Musik. Surakarta : Cahaya Ilmu. Bastomi, Suwaji. 1992. Seni dan Budaya. Semarang: IKIP Semarang Press. Dyah Purwani Setianingsih dkk. 2004. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta : Erlangga. http: //www.wikipedia.org/wiki/ alat musik gesek, klarinet. http: //www.wikipedia.org/wiki/ peta Semarang, Jawa Tengah. Jamalus. 1982. Musik 4 Untuk SPG Kelas II. Jakarta : C.V. Titik Terang ______. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud. Josep, Wagiman. 2006. Teori Musik I. FBS.Unnes. Kurniawan, Arif. 2010. Skripsi. Bentuk Pertunjukan Dan Fungsi Musik Tarling Cirebon Di Kalangan Nelayan Desa Kluwut Kecamatan Bulukamba Kabupaten Brebes. Semarang : Sendratasik. FBS .Unnes. Maryanto. 1995. Sejarah Musik. Semarang: IKIP Press Milles, B Matthew & A Michael Huberman.1992. Analisis Data Kuliatif. Jakarta : UI Press. Mulyadi, Muhammad. 2008. Penelitian Sejarah Industri Musik, Bandung. Muttaqin, Moh. dan Kustap, 2008. Seni Musik Klasik Jilid 1 untuk SMK, Jakarta : PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 63 64 Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT RemajaRosdakarya. Poerwadarminta . 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Prier, Karl Edmundo, 1991, Sejarah Musik Volume 3, Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi. Rahayu, Iin Tri & Ardani, Tristiadi Ardi. 2004. Observasi & Wawancara. Malang : Baru Media. Randel Don Michael. 1999. The Harvard Corcise Dictionary of Music and Masicians. Englad : The Belknap Press of Harvard University Press. Rismoko Hadi, Paranggi, 27Oktober2011 dalam makalahnya Pendidikan Kesenian : Fungsi Seni. Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta : Gramedia Widiasaranana Indonesia Sugiyanto dkk. 2004. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta : Erlangga. Sunarko, Hadi. Dkk. 1988. Seni Musik. Klaten: PT Intan Pariwara Sumaryanto, Totok. 2007. Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Seni : Unnes Press. Susetyo, Bagus. 2007. Pengkajian Seni Pertunjukan Indonesia, Semarang. Sutopo. 2002. MetodologiPenelitian kualitatif. Surakarta : Sebaelas Maret Unversity Press. Suwondo, Tirto. 1992. Nilai-Nilai Budaya, Sastra Jawa. Jakarta : Depdikbud. 65 Glosarium Ansambel. Keloompok kegiatan seni musik dengan jenis kegiatan seperti yang tercamtum dalamsebutannya. Biasany tampil sebagai hasil kerjasama peserta, dibawah pimpinan seorang pelatih. Misalnya, ansambel tari dan nyanyi, ansambel tiup, ansambel gesek. Biola, Violin. Alat musik gesek terkecildalam orkes. Berdawai empat, ditala dalam nada g-d‟-a‟-e”. Not-notnya berwilayah tinggi dengan paranada berkunci G. Concerto. Pada abad ke-17 dan 18 merupakan komposisi musik untuk orkes besar, yang menyempatkan sebuah kelompok kecil untuk tampil khusus didalamnya. Pada abad ke-20 peran tersebut lebih umum dipegang pemain tunggal. Conductor. Dirigen Endpin atau stoper. Alat berbentuk bulat kecil digunakan untuk penyangga besi bagian dibawahnya cello, berfungsi supaya besi tidak lari atau meleset saat cello sedang dimainkan. mf (mezzo-forte). Agak keras mf con grazia. Agak keras dan manis p (piano). Lembut piu p. Lebih lembut Viola. Biola alto. Jenis biola besar yang ditala satu kuin lebih rendah. Berdawai empat, ditala dalam nada c-g-d‟-a‟dengan paranada C. Violoncello. Lebih dikenal dengan cello, yaitu alat gesek keluarga biola. Bernada rendah,dimainkan dalam keadaan duduk dan mengapit alat ini dengan dua kaki. Ditala dalam nada C-G-d-a dimainkan dengan paranada F. Woodwind. Alat-alat tiup kayu (yang tdak selalu terbuat dari kayu) seperti klarinet, flute, ataupun hobo. Crescendo. Semakin keras De crescendo. Menjadi lembut 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87