MODUL PERKULIAHAN KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL KEBIJAKAN EKONOMI, PERILAKU KONSUMEN, DAN PERILAKU PRODUSEN Fakultas Program Studi Tatap Muka Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations 0910 Ruang lingkup kajian ekonomi industri adalah bagaimana cara industri diorganisir, factor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku perusahaan dan industri serta hubungannya dengan masyarakat pada umumnya. Kode MK 1 Kapita Selekta Ilmu Sosial Drs. E.Muhamad Chamdan Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kebijakan ekonomi, perilaku konsumen, dan perilaku produsen i. 2012 Disusun Oleh Pusat Bahan Ajar dan eLearning KEBIJAKAN EKONOMI, PERILAKU KONSUMEN, DAN PERILAKU PRODUSEN Ekonomi industri merupakan suatu kehlian khusus dalam ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi industri membantu menjelaskan mengapa pasar perlu diorganisasi dan bagaimana pengorganisasiannya mempengaruhi cara kerja pasar industri. Ekonomi industri menelaah struktur pasar dan perusahaan yang secara relative menekankan pada studi empiris dari factor-faktor yang mempengaruhi struktur pasar, perilaku, dan kinerja pasar. Industrialisasi difokuskan dalam perspektif ‘ekonomi industri’ sekaligus memotret bagaimana dinamika perkembangan industri Indonesia. Transformasi dan strategi industrialisasi Indonesia terjadi perdebatan antara kelompok pro efisiensi dan pro nasionalis, teknolog versus ekonom, hingga paradigm teknoekonomi. Metodologi ekonomi industri menggunakan pendekatan popular yang menjelaskan kinerja organisasi dengan melihat hubungan antara struktur industri, perilaku organisasi, dan kinerja organisasi, atau dikenal sebagai paradigma Struktur, Conduct, Performance (SCP). Teori Perusahaan (Theory of The Firm) 1. Teori perusahaan Teori ekonomi adalah konsep-konsep dan penjelasan tentang perilaku variabel ekonomi, prediksi tentang perilaku variabel dalam andaianandaian tertentu. Teori sifatnya sangat sederhana dan abstrak. Bandingkan dengan kenyataan ekonomi yang campur aduk, tetapi dituangkan dalam teori yang sederhana, abstrak, rasional, sistematis, dan konsisten. Oleh karena itu tidak semua kenyataan ekonomi dapat dituangkan ke dalam sebuah teori ataupun ke dalam teori tertentu. 2012 2 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning Teori perusahaan lazimnya digabungkan dengan teori industri. Teori perusahaan dalam teori ekonomi klasik baru, perilaku variabelnya terlihat sangat khusus, karena asumsi-asumsinya sangat ketat.Dalam keseimbangan parsial yang dikemukakan oleh Alfred marshal, tingkat harga dalam pasar adalah given. Semua harga barang yang sama tidak berbeda. Hal ini dapat terjadi karena asumsi-asumsinya disusun sedemikian rupa, sehingga logikanya menjadi dapat diterima. Dengan asumsi-asumsi itu, dapat disimpulkan bahwa teori itu sangat abstrak. Jika dilihat dalam kenyataan ekonomi dewasa ini,sulit menemukan perusahaan dalam kondisi demikian.”Hal ini tidak menjadi soal, asal prediksinya benar”, kata Milton Friedman. Andaian teori tidak penting, yang penting apakah prediksinya tepat atau tidak. Andaian dalam teori ekonomi berfungsi untuk mempermudah analisis dalam proses pengabstrakan. Teori ekonomi telah menyediakan berbagai teori perusahaan, mulai dari teori perilaku pasar, rumah tangga, teori produksi, yang dilanjutkan dengan teori ongkos produksi, kaitan antara variabel ongkos, penghasilan (revenue),laba dengan struktur pasar, ditambah juga teori ekonomi kesejahteraan (economics welfare). Teori-teori ini telah pula berkembang, dengan berkembangnya penelitian, dan metodolginya. Bila dilihat dari konsep-konsep teori yang baku, dengan adanya persaingan diantara perusahaan merupakan salah satu upaya untuk mencapai kinerja ekonomi yang optimal. Oleh karena itu juga, bentukbentuk monopoli tidak disenangi. Dalam hal ini nanti dibedakan tujuan monopoli yang tidak alamiah dan alamiah. Baik struktur monopoli maupun oligopoli dapat membatasi dan menghilangkan persaingan. Persaingan , walaupun dalam derajat yang lebih rendah, kenyataannya membawa alokasi sumber daya ekonomi relatif lebih efisien. 2012 3 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning 2. Konsep laba dalam perusahaan Secara akuntansi, laba adalah kelebihan penghasilan dari ongkosongkos yang dikeluarkan perusahaan. Akan tetapi akan ada perbedaan pandang N dalam menjabarkan variabel ongkos. Secara matematika, hal itu dirumuskan menjadi (R-C); dimana R adalah penghasilan, sedangkan C adalah komponen ongkos pada satuan waktu tertentu. Menurut konsep ekonomi untuk kepentingan neraca nasional, maka laba merupakan bagian nilai tambah, atau bagian pendapatan yang diciptakan oleh perusahaan. Kadang-kadang ke dalam komponen ongkos telah dimasukkan nilai penyusutan. Kalau sekiranya belum dimasukkan, maka rumus itu menjadi (R-C-D), dimana d adalah depresiasi atau penyusutan. Namun masih dipertanyaka pula tentang modal pemilik yang telah diinvestasikan. Kalau belum diperhitungkan, maka ada dua hal yang perlu diperhitungkan. Pertama, modal pemilik, dan kedua, tingkat bungan yang berlaku.Hal ini akan lebih jelas lagi diuraikan pada ukuran laba yang diuraikan pada konsep J.S.Bain. Ada tiga alasan proses terjadinya laba. Pertama, pemilik perusahaan menanggung resiko (risk taking). Setiap orang yang mengambil bisnis ekonomi mempunyai resiko. Dia mencoba memanfaatkan peluang. Tujuannya tentu mendapatkan sesuatu yakni balas jasa bagi pemilik yang telah bersedia menanggung resiko. Kalau pekerja mendapat upah karena dia berjanji dalam kontrak (baik lisan maupun tulisan) bekerja dengan baik, mematuhi tatatertib, mau bekerja rajin, produktif, disiplin, dia tetap akan digaji oleh perusahaan. Seorang pengusaha sebenarnya adalah seorang pencari risiko (risk seeking), karena dibalik resiko itu tersembunyi laba atau keuntungan. Alasan kedua adalah ketidaksempurnaan pasar, tepatnya adalah ada persaingan yang tidak sempurna dalam kegiatan bisnis. Dalam menghadapi kertidaksempurnaan informasi, resiko semakin tinggi, artinya ketidakpastian juga semakin tinggi. Karena itu dalam persaingan sempurna, balas jasa terhadap resiko juga tinggi. Tetapi keuntungan yang tinggi tersebut dapat menarik saingan untuk masuk ke dalam 2012 4 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning industri yang serupa. Keuntungan yang tinggi kemungkinan hanya dalam jangka pendek.dalam jangka panjang akan ada perusahaan baru yang masuk. Kelalaian dalam hal ini dapat segera digantikan oleh perusahaan lain. Alasan ketiga, dalam kondisi menguntungkan, apa yang diproduksi cepat laku kalau perkiraan terhadap selera konsumen adalah cocok, tetapi dapat juga sebaliknya. Pada tahap awal pertumbuhan perusahaan masih dalam belajar, dengan sendirinya belum stabil. Karena itu pada kondisi yang belum seimbang itu perusahaan mendapatkan laba yang relatif tinggi. Meskipun dalam tahap awal perusahaan seringkali rugi, tetapi hal ini tetap diperhitungkan dalam tahap perjalanan perusahaan. PERILAKU KONSUMEN “Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.” ((Inggris) Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & IMC, Second Edition. McGraw-Hill, Inc. Bab 5) Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian .( (Inggris) Kincaid, Judith. 2003. Customer Relationship Management: Getting it Right. Prentice-Hall, Inc. Page 298.) Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Pengertian perilaku konsumen menurut para ahli: 2012 5 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning Menurut John C. Mowen dan Michael Minor mendefinisikan “perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk,jasa dan pengalaman serta ide-ide.” Menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel menyatakan bahwa “perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli, menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk”.(Rangkuti,2002:91) Menurut Engel, Blackwell dan Miniard, menyatakan bahwa “perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.” Perilaku konsumen dapat dari semua definisi diatas sebagai studi (ilmu) tentang proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli,memakai serta memanfaatkan produk,jasa,gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat konsumen. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Pendekatan adalah suatu usaha untuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang , terdiri dari: a.Pendekatan Kardinal b.Pendekatan Ordinal PENDEKATAN KARDINAL “Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan. Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu”. 2012 6 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning “Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya”. “Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. “ Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi,sehingga asumsi(dugaan) dari pendekatan ini adalah sebagai berikut: Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya. Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus. Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka. Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya. 2012 7 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning PENDEKATAN ORDINAL “Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. “ Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah: Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai darip KONSEP ELASTISITAS “Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional(seimbang) dari sebuah variable dengan perubahan variable lainnya.” Definisi lain, “elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga." Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. “ Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan 2012 8 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya,Berikut macam-macam elastisitas : ELASTISITAS HARGA PERMINTAAN Elastisitas harga permintaan adalah “derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.” Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dari,sama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan : -Tidak elastisitas (in elastic) -Unitari (unity) dan 2012 9 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning -Elastis (elastic) Hasil akhir dari elastisitas tersebut memberikan 3 kategori : 1. Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barang yang diminta (Δ Q), disebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah besar dari satu (Eh.1). Namun untuk kurva permintaannya lebih landai. [ % ΔP < % Δ Q]. 2. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah barang yang diminta (% Δ Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q]. 3. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta (% Δ Q) yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1). Bentuk kurva permintaannya lebih vuram [ % ΔP > % Δ Q]. Pembagian kedalam tiga kategori tersebut disebabkan karena perbedaan total penerimaan (Total Renenue)nya sebagai akibat perubahan harga masingmasing kategori. Pada suatu kurva permintaan akan terdapat ketiga keadan tersebut, tergantung dititik mana mengukurnya. Pada harga tinggi, elastisitasnya lebih besar dari satu atau elastis, pada harga yang rendah elastisitasnya kurang dari satu atau tidak elastis (in elastic), sedangkan titik tengah dari kurva permintaan mempunya elastisitas sama dengan satu atau unity (unitari), Disamping tiga bentuk elastisitas harga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu : 1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlah barang yang diminta terhadap harga, 2012 10 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak. 2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELASTISITAS HARGA PERMINTAAN Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya. Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan : -Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar -Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut -Jenis barang dan pola preferensi konsumen -Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut. -Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang Elastisitas akan besar bilamana : -terdapat banyak barang subsitusi yang baik -harga relatif tinggi -ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain 2012 11 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana : -benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain -barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan hargaharga yang rendah. -Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan. ELASTISITAS SILANG Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan. Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand) Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tepung akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap roti. Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya. 2012 12 Kapita Selekta Ilmu Sosial ELASTISITAS PENDAPATAN Pusat Bahan Ajar dan eLearning “Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.” Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen. PERILAKU PRODUSEN Produsen adalah orang atau kelompok yang menghasilkan barang dan jasa. sedangkan perilaku perilaku “Produsen adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mengahsilkan jasa dan barang. tujuan dari produsen adalah menghasilkan keuntungan yang besar.” Sebuah usaha produksi baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau pengusaha. Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis. Pengusaha berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer. jika memiliki sebuah usaha dan hanya berusaha mencari keuntungan, maka orang itu barulah sebatas pemilik bisnis. Dan jika hanya mengatur karyawan dan menggunakan sumber daya perusahaan untuk usaha, maka orang itu disebut sebagai manajer. Pengusaha lebih dari keduanya. Pengusaha berusaha mendirikan perusahaan yang menguntungkan, mencari dan mengelola sumber daya untuk memulai suatu bisnis. Agar berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut : 2012 13 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning a. Perencanaan. Perencanaan berhubungan dengan penyusunan strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Seorang pengusaha harus tahu apa yang ingin di-capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. b. Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus bisa ia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun manusia. c. Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya. d. Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru sebaliknya. FUNGSI PRODUKSI “Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output)”. Misalkan kita memproduksi Makanan. Dalam fungsi produksi, Makanan itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Jika salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi yang lain. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut : Q = F(L, R, C, T) Dimana : Q = jumlah barang yang dihasilkan (quantity) F = symbol persamaan (function) L = tenaga kerja (labour) R = kekayaan alam (resources) C = modal (capital) T = teknologi (technology) 2012 14 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning LEAST COST COMBINATION “least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan” ISoquant atau Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2 input variable dengan tingkat putput tertentu. Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan. BIAYA DAN PENERIMAAN PENGERTIAN BIAYA “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”. Ada beberapa klasifikasi mengenai biaya.Berikut adalah beberapa pengertian beserta contoh dari klasifikasi biaya: 1. Fixed cost (biaya tetap) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap di pengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen. Contoh: pajak bumi dan bangunan, gaji karyawan dan asuransi. 2. Variable cost (biaya variabel) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap) dengan adanya perubahan volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku, biaya iklan dan komisi untuk seorang salesman sesuai dengan levelnya. 2012 15 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning 3. Direct cost (biaya langsung) adalah biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan pengacara 4. Indirect cost (biaya tak langsung) adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. Contoh: biaya asuransi gedung yang dibayar oleh perusahaan dan biaya sewa motor. 5. Operation cost (biaya operasi) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan suatu sistem atau menjalankan sebuah sistem. Contoh: biaya gaji operator. 6. Maintenance cost (biaya perawatan) adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat sistem dalam masa operasinya. Contoh: biaya perawatan peralatan dan fasilitas pabrik 7. First or Investment cost (biaya investasi) adalah biaya awal yang sebelum sebuah kegiatan operasional dilakukan. Contoh: biaya investasi lahan, bahan dan mesin dalam operasional perusahaan. 8. Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau pengurangan output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi). Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu keputusan. Incremental cost diukur dari berubahnya IC karena suatu keputusan. Oleh sebab itu sifatnya bisa variabel, bisa juga fixed. Contoh: penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen untuk penambahan tenaga kerja dan bahan baku. 9. Marginal cost adalah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sebagai akibat kenaikkan satu output. Perbedaanya dengan incremental cost adalah terletak pada aspek yang memberi perubahan pada total cost. Jika pada incremental cost perubahan total cost dipengaruhi oleh perubahan keputusan, pada marginal cost perubahan total cost dipengaruhi oleh penambahan satu unit produk atau selanjutnya. Contoh: perusahaan harus menambah anggaran 2012 16 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning biaya produksi dikarenakan adanya penambahan permintaan dari orderer yang sebelumnya memesan. 10. Unit cost adalah biaya per unit produk. Secara matematis unit cost didefinisikan sebagai nilai dari hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk (barang atau jasa) yang dihasilkan. Contoh, perusahaan dapat mengetahui informasi mengenai harga biaya per unit piece dari produk yang diproduksi melalui perhitungan unit cost. 11. Total cost (biaya total) adalah keseluruhan biaya produksi yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun variabel. Contoh: perusahaan melakukan pengkalkulasian total biaya produksi yang dikeluarkan. 12. Recurring cost (biaya terulang) adalah biaya yang besarnya sama yang harus dibayarkan lagi dengan adanya tambahan suatu aktivitas yang menghasilkan produk (output) yang sama. Setiap penambahan 1 unit output, biaya yang ditanggung berulang atau bertambah sebesar biaya per unitnya. Contoh, apakah mesin photo copy digunakan atau tidak, perusahaan akan membayar uang sewa mesin photo copy sebesar Rp. 1 juta perbulannya. 13. Unrecurring cost ( biaya tak berulang) adalah biaya yang hanya muncul satu kali. Artinya, tidak ada sesuatu yang ditambahkan setelah biaya ini dikeluarkan. Contoh, biaya yang dikeluarkan untuk membeli tanah. 14. Sunk cost adalah biaya yang sudah terlanjur keluar, dan tidak relevan lagi untuk memperhitungkan biaya maupun imbalan yang didapat. Logika dari definisi biaya ini adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai alternatif keputusan yang dibuat untuk melapisi pengeluaran yang ada, pengeluaran tersebut akan tetap ada (keluar). Contoh, saya tertarik untuk membeli motor sport seharga Rp.200 juta. Saya membayar uang tanda atau down payment sebesar 2 juta kepada si penjual. Suatu ketika, saya tertarik untuk membeli motor low rider. Saya harus membayar lunas sebesar Rp.56 juta untuk bisa mendapatkan motor tersebut. Pilihan dari kedua opsi tersebut, apakah saya membeli motor sport atau membeli motor low rider, itu tidak akan berpengaruh kepada uang tanda sebesar Rp.2 juta tadi. 2012 17 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning 15. Past cost memiliki makna sama dengan Sunk cost dimana nilainya tidak dapat dihindari dan tidak dapat diubah melalui keputusan apapun, tidak peduli akan tidakan apapun yang diambil. MACAM-MACAM BIAYA Biaya Pabrikasi : -Biaya Langsung : Biaya yang langsung dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, dll. -Biaya Tidak Langsung : Biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi Biaya Non-pabrikasi : -Biaya Pemasaran yaitu biaya yang diperlukan untuk memperoleh pesanan dan menyediakan produk bagi pelanggan -Biaya Administrasi yaitu biaya yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi dan menyediakan dukungan bagi karyawan Departemen : Common Cost (Biaya bersama) yaitu biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau jasa oleh dua departemen atau lebih. Joint Cost (Biaya Gabungan) yaitu biaya yang terjadi dalam proses produksi menghasilkan dua yang atau lebih produk jadi PENGERTIAN PENERIMAAN Dalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue). 2012 18 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning Ongkos sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka yang dimaksud dengan “penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya.”Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan atau TR = Q x P Jenis-Jenis Penerimaan 1. Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari hasil penjualan.Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi). 2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual 3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output.Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal. Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa : 1. Positif; 2. Sama dengan nol; 3. Negatif. 2012 19 Kapita Selekta Ilmu Sosial KEUNTUNGAN MAKSIMUM Pusat Bahan Ajar dan eLearning “Keuntungan Maksimum adalah keuntungan penuh dari output yang telah di produksi sebelumnya”. memperoleh keuntungan, yang merupakan kepentingan perusahaán individual/pribadi (self interest). Lebih lengkap lagi, yang menjadi kepentingan pribadi tersebut adalah keinginan memperoleh keuntungan (profit)yang sebesar-besarnya dari sumber-sumber ekonomi yang sudah tertentu yang di alokasikan dalam kegiatan produksi. Dengan demikian, tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya(maksimum)merupakan asumsi dalam meng-analisis perilaku produsen (individual maximization). Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara, yaitu : a. Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum dengan ongkos minimum. b. Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC. - Pendekatan Total Laba Total adalah perbedaan antara penerimaan total dan biaya total .Laba terbesar terjadi pada selisih positif terbesar antara penerimaan total dan biaya total.Pada selisih negative antara keduanya,perusahaan mengalami kerugian,sedangkan jika penerimaan = biaya berada di titik impas dalam menentukan keuntungan maskimum ada 2 cara yaitu : a) keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum dengan ongkos minimum. b)keuntugan maksumum terjadi pada saat penerimaan marginal (MR) dan biaya marginal (MC). - Pendekatan Marginal Perusahaan memaksimumkan kentungan pada saat penerimaan marginal sama dengan biaya marginal. Biaya margial adalah perubahan biaya total perunit perubuhan output. Penerimaan marginal adalah perubahan penerimaan total perunit output atau penjualan hasil penjualan marginal, satu konsep mengenai hasil penjualan yg sangat penting untuk diketahui dalam analisa penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil 2012 20 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning penjualan marginal,yaitu tambahan hasil perjualan yg diperoleh perusahaan dari menjual barang yg diprouksinya. - Pendekatan Rata-rata Hasil Penjualan Rata-rata,untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} = MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp 6000. Sumber Referensi 1. Wihana Kirana Jaya, 2001, Ekonomi industri, BPFE Yogyakarta, Edisi kedua 2. Nurimansyah Hasibuan, Ekonomi Industri, 3. Tulus Tambunan , Industrialisasi di negara sedang berkembang, 4. Mudrajat Kuncoro , 2007, Ekonomika Industri Indonesia, Menuju Negara Industri Baru 2030, Yogyakarta,Andi , Edisi I. 5. Dumairy , 1996, Perekonomian Indonesia, Jakarta, Erlangga. 2012 21 Kapita Selekta Ilmu Sosial Pusat Bahan Ajar dan eLearning