1 4.1 .1.3 ingsi Produksi dan informasi pasar sebagai alat ekoncwni Dalarn suatu prtanian yang masih bersitat subsisten, setiap keluarga petani memenuhi semua keperluan dan da]am usaha taninya. Jadi tujuan utama mereka meiaksanakan usaha tani adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keiuarganya dan bukan urituk dijual. Dengan detinisi semacam itu tidak berartibáhwa petani subsisten cidak bertikir tentang biaya dan penerirnaan. Mereka juga bertikir tentang penerimaan dan usaha tani yaitu berupa sesuatu yang dapat dinikmatinya bersama keluarga. Sedangkan biaya yang dikeluarkan tidak dalarn bentuk pengeluaran uang, tetapi berupa sesuatu yang tidak dapat mereka nikmati seperti misalnya: apabila mereka bekerja di sawah berarti mereka kehi.Langan kesempatan untuk beristirahat atau untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan upacara adat dan sebagainya. Di samping itu tidak ada barang-barang konsumsi. yang dibeli dan luar usaha tani tersebut. Jadi dalarn pertanian subsistem yang murni ditandai oleh tidak adanya aspek-aspek komersial dan penggunaan uang. Tanda-tanda yang menarik pada pertanian subsist€n yang murni adalah sarigat eratnya hubungan antara usah tani dan rumah tangga petani atau antara produksi dan konsumsi. Dalam analisis ekonomi pertanian pada umumnya digunakan teoriekonomi sebagai alat utama. Teori ekonomi pertanian pertania-tama dikembangkan berdasarkan pada pertanian yang sudah maju, di mana pertanian sebagai suatu perusahaan sama sekaH terpisah dengan kegiatan konsumsi rumah tangga. Sehingga sekarang timbul pertanyaan: Apakah teori-ceori tersebut dapat diterapkan pada pertanian yang subsisten di mana usaha tani sama sekali ticlak terpisah dengan kegiatan konsumsi rumah tangga. Dalam pertanian subsisten seandainya pemerintah metaksanakan kebijaksanaan harga dengan maksud untuk merangsang produksi seperti yang sudah biasa dilaksanakan di negara maju, tidak akan mendatangkan hasil seperti yang diharapkan sebab para petani tidak terangsang oleh tingkat harga yang menggiurkan. Dengan semakin berkembangnya usaha tani dan rumah tangga petani, maka keperluan petani akan semakin beraneka ragam. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut harus dibeli dan luar usaha tani; dan untuk clapat wiembeli barang diperiukan uang yang hanya dapat diperoleh dengan jalan menjuat sebagian dan hasii produksinya. Sementara itu keperluan petani sernakin beraneka ragam sehingga tidak dapat dipenuhi dan usaha tani sendiri. Dengan demikian mereka periu menjuai sebagian dan hasil produksinya untuk rnembeii keperiuan keluarga yang tidak dapat diproduksi sendini dan akhirnya tirnbuiiah spesialisasi. Ada petani yang mengadakan spesiaiisasi datam menanam padi, ada yang menanam jagung, ada yang menanam tembakau, sayur-sayuran dan ada yang menanam bushbuahan. Petani-petani tersebut kemudian mengadakan tukar menukar barang-barang yang dihasiikan. Apabila spestdlisasi kemudian dijalarikan terlalu jauh, maka suacu daerah tertencu dapat menjadi sangat tergantung pada satu jenis produk pertanian tertentu. Misa.Lnya Kalimantan Selatan tergantung pada karet Kalimantan Timur tergantung pada kayu dan Sutawesi tergantung pada padi. Sehingga keadaan perekononiian di daerah tersebuc sangat tergantung pada tingkat harga produk-produk tersebut. Selain itu apabita terjadi gesuatu,sehiflga perdagrian antar derih tidak munpkin di.Laksanakan, akan terjadi bencana bagi daerah-daerah tersebuc. Maka dan itu timbui usaha-usaha yang berteritangan dengan spesialisasi yaicu diversitikasi produk atau penganekaraganian produk. 4.1 .1 .4 Fungsi Penaran Pasar 2 Dalam bagian-bagian di muka Lelah diuraikan mengenai pertanian di Indonesia dan teori serta penerapan ekonomi produksi, maka daiam bagian berikut akan diuraikan dasardasar teori ekononit mengenai penawaran. Yaitu suatu bagian dan teori ekonomi yang sangat penting untuk menerangkan gejala-gejala harga, ti.ngkat harga dan tLuktuasi harga. Uraian tentang teoni-teori mi tidak akan diberikan secara mendalam, tetapi hanya mengambil.. bagian-bagian teori yang dianggap paling relevan dan mempunyai penerapan iangsung pada persoalanpersoalan ekonomi perteinian di Indonesia. Uraian-uraian teoretis yang lebih mendalam dapat dipelajani dalam modul ekonomi teori, baik yang sifatnya pengantar maupun lanjutan. Suatu teori pada dasarnya hanya merupakan model abstrak yang disederhariakan untuk menggambarkan keadaan perekonomian yang sangat kornpleks. Teoni mi diperlukan supaya kita dapat iebih mudah menerangkan gejala-gejala ekonomi yang mengandung bariyak sekali variabel. Teoni-teori yang baik harus didasarkan pada pengamatanpengamatan praktis dan harus selalu dicocokkan dengan keadaan yang nyata yang kita temukan sehari-hari. Salah satu gejala ekonorni yang sangat penting yang berhubungan dengan peri.Laku petani baik sebagai produsen maupun sebagai konsumen adalah harga. I)aiam modul pengantar ekonomi sudah diberikan detinisi harga yaitu tkuran nilai dan barangbarang dan jasa-jasa. Dalam masyarakat yang masih primitit yang belum inempergunakan uang sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai, harga suatu barang dinyatakan dalam barang lain yang akan dipertukarkan. Perdagangan semacam mi disebut barter. Perdagangan semacam mi kadang-kadang masih dilakukan oleh ariggota masyarakat yang sudah agak maju. Misalnya pada musim paneri padi banyak pedagang rnenjajakan barang dagangannya di sawah maupun di rumahrumah petani yang sedang panen. barang-barang tersebut hanya botch dibe.Li dèngan padi dan tidak boteh dibeli denqayrang Ada beberapa sebab mengapa suiit.u harang mernpunyai harga yaitu: a. barang itu berguna dan b. barang tersebut jurnlahnya terbatas Barang—barang yang berguna tetapi jumlahnya terbatas disebut barang ekononli. Sedang barang—barang Lain yang jurnlahnya tidak terbatas meskipun barang tersebut sangat. berguna bagi rnanusia seperti misalnya udara tidak mempunyai harga. Barang— barang tersebut disebut barang bebas. Dalani ilmu ekonomi suatu barang merupakan barang ekonorni apabija barang tersebut, mempunyai perrnintaan dan penawaran. Suatu barang mempunyai permintaan karena barang tersebut berguna sedang suatu barang mempunyai penawaran karena jumlahnya terbatas. Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual/produsen ke pasar pada berbagai tingkat harga. Selain harga, jumlah barang yang ditawarkan produsen dipengaruhi oleh banyak sekali faktor ant.ara lain faktor—faktor teknis, alam, sosial, kebiasaan, dan lain—lain. Karena faktor—faktor yang bersifat sosial sulit diteliti dan memerlukan lebih banyak waktu untuk menyelidikinya, maka biasanya Iebih dikenal faktor ikiirn, banyaknya pupuk yang digunakan, hama dan penyakit, teknik berproduksi sebagai faktor yang mempengaruhi banyaknya output. Maka mudah dipahami hahwa petani. hasil—hasil pertanian mempertimbangkan faktor—faktor ekonomi tersebut dalam membuat keputusan—keputusan. Cara yang sederhana untuk menaksir respons petani terhadap perubahan hara adalah dengan melihat naik turunnya hasil produksi sebagaimana yang dicatat oleh dinas pertanian. Hubungan antara harga dan ,jumlah barang yang ditawarkan dapat dinyatakan dalam suatu fungsi yang disebut füngsi penawaran yang dapat dirumuskan menjadi persamaan: 3 Q = f(P) di mana Q adalah jumlah barang yang ditawarkan dan P adalah harga. Hubungan antara harga dan jumlah harang yang ditawarkan searah, seperti dinyatakan dalam hukum penawarnn. Li kum penawaran_jiengatakan bahwa apabila harga naik jurnlah barang .yang ditawarkan1 di pasar naik. Seh7aadalahiThrganaik member ikan keuntungan ekstra kepada para petani dan mereka cenderung untuk memproduksi lehth banyak. Kenaikan produksi dapat disebabkan oleh salah satu atau :edua faktor berikut yaitu: a. hagi daerah yang masih dapat diperluas tanah pertaniannya, peningkatan produksi dapat dilakukan dengan memperluas lahan pertanian atau sering disebut ekstensifikasi pertaniari. b. bagi daerah yang tanahnya terbatas, petani dapat. produksinya dengan memperbear produksi per satuan luas tanahatau sering disebut intensifiVasf pertanian. Caranya 4engan memperbaiki teknik bercocok tanam, memperbanyak penggunaan pupuk, menggunakan bibit unggul, memperbaiki pengairan, memberantas hama dan masi.h banyak lagi cara yang dapat dilakukan ol.eh petani. Dalam kenyataan, hukum penawaran tidak selalu berlaku, tergantung pada jangka waktu yang kita maksudkan dan tergantung juga pada jenis barang yang diproduksilcan. Dalam jangka sangat pendek petani tidak inungkin meningkatkan produksinya sebab tidak ada waktu yang cukup untuk menambah faktor produksi. Selain itu ada hal yang penting untuk diingat yaitu proses produksi pertanian memerlukan waktu satu musim (beberapa bulan) sehingga suatu kenaikan harga di pasar tidak dapat segera diikuti oleh naiknya jumlah barang yang ditawarkan kalau memang waktu panen belum tiba. Dalam jangka pendek apabila terjadi kenaikan harga, petani mempunyai waktu yang cukup untuk menambah faktor produksi variabel sehingga produksi dapat ditingkatkan. Dan dalam jangka panjang petani mempunyai waktu yang cukup banyak untuk menambah semua faktor produksi baik faktorproduksi variabel maupun faktor produksi tetap. Sehingga peningkatan produksi sebagai reaksi terhadap kenaikan harga cukup besar. Apabila digambar ketiga macam kurve penawaran tersebut yaitu kurve penawaran jangka sangat pendek, kurve penawaran jangka pendek dan kurve penawaran jangka panjang mempunyai kemiringan yang berbeda. Hal mi menunjukkan reaksi terhadap peningkatan harga tidak sama untuk jangka sangat pendek, jahgka pendek dan .jangka panjang. 4 Misalkan ada kenaikan harga dan P1 sampai P2. Apabila kenaikan harga tersebut terjadi dalam jangka sangat pendek, petani tidak mampu menambah produksinya sehingga jumlah barang yang ditawarkan tetap. Kurve penawaran (supply) barang dalam jangka sangat pendek sejajar sumbu tegak. Apabila kenaikan harga dan P1 ke P2 terjadi dalam,jangka pendek petani dapat rneningkatkan produksinya dengan menambah faktor produksi yang variabel sehingga jumlah yang dit.awarkan naik dan OX2 menjadi OX3. Dan apabila kenaikan harga terjadi dalam jangka panjang petani dapat menaikkan produksinya dalam ,jumlah yang lebih banyak yaitu dengan nenarnbah faktor produksi tet.ap maupun variabel. Hal mi tampak pada perubahan jumlah barang yang ditawárkan dan OX4 ke OX5, di mana X4 X5 Lebih panjang dan pada X3 X4. KONSUMSI PRODUK-PRODUK PERTANIAN 1. Jumlah penduduk dan tingkat pendapatan sebagai basis untuk Konsumsi Dilihat dan kacamata seorang ahli ekonomi, kegiatan—kegiatan manusia dalam suatu masyarakat dapat diperas menjadi tiga macam kegiatan ekonomi yang pokok yaitu: kegiatan produksi, kegiatan konsumsi, dan kegiatan pertukaran. Dalam masyarakat yang masih primitif setiap keluarga menghasilkan sendiri makanan, pakaian serta barang—barang yang lain. Masyärakat semacam mi sering disebut masyarakat subsisten. Dalammasyarakat subsistenhanya ada dua kegiatan ekonomi yaitu kegiatan produksidan kegiatan konsumsi. Apa yang diproduksi, dikonsumsi sendiri. Semakin maju suatu masyarakat semakin banyak macam barang yang dibutuhkan dan banyak pula barang—barang yang dibutuhkan tetapi tidak mampu Di lain pihak semakin efisienproses produksi semakin banyak barang yang dihasilkan sehingga terdapat kelebihan barang yang dapat diproduksi sendiri. Maka timbullah kegiatan ke tiga yaitupertukaran. Mula—mula pertukaran antar keluarga, berkembang menjadi antar desa dan seterusnya sampai saat mi dikenal perdagangan antar negara. Setiap anggota masyarakat melakukan kegiatan ekonomi paling tidak kegiatan korisumsi. Seseorang melakukan kegiatan konsumsi disebabkan adanya dorongan yaitu yang disebutkan kebutuhan. Kebutuhan manusia timbul dan d3ongan untuk bertahan suptetap hidup. Kebutuhan mi biasa disebut kebutuhan biologis misalnya makari, rninum dan perumahan. Selain itu kebutuhan dapatThIthbulkrena tingkãt freràdaban dan 5 kebudayaan masyarakat. Misalnya keinginan untuk memperoleh pendiciikan yang semakih tinggf keingi.nn untuk rnempunyai rumah yang baik dan sehagainya. Karena banyaknya macam barang yang dibutuhkan dan banyaknya jumlah barang, maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas dalam arti apabila satu kebutuhan dipenuhi akan timbul kebuthan lain, dan apabila kebutuhan tersebut juga sudah dipenuhi akan timbul kebutuhan yang in..Jagi. Masalah pemenuhan kebutuhan manusia dan persoalan—persoalan penduduk sudah dibahas oleh Matithus dengan panjang lebar. Maithus mengatakan bahwa penduduk bertambah menurut denet ukur sedangkan produksi bahan makanan hanya berkembang menurut deret hitung. Jadi penduduk bentambah lebih cepat danipada pertambahan produksi bahan rnakanan. Persoalan tekanan pendud’il< di Indonesia JUJ sudah lana inenjadi objek penelitian para ahli. Pada tahun 1975 Indonesia adalah negara nomer 5 terbesar penduduknya dengan jumlah pend’ictuk 132 juta Jiwa. Dengan semakin banyaknya penduduk semakin banyak pdia kebutuhan akan barang.-barang konsumsi. VIal mi tidak dapaL diimbangi oleh kenaikan produksi terutama procluic—produk pertariian sebab produk pertanian memang tidak mudah untuk ditingkatkan karena proses produksinya memerlukari waktu yang cukup lama. Maka dan itu Indonesia terpaksa mengimpor bahan makanan utama yaitu beras. Pada tahun 1975 Indonesia mengimpor beras -‘-10% dan nilai impor total. Selain beras Indonesia juga mengimpor bulgur dan gandurn karena cadan:in heras di duni:- akan habis ap;ibil: semua diimpor Indonesia. Persoalan pencluduk di Indonesia sebenarnya lebih kotnple, tiuak hanya penduduk yang padat tetapi tingkat pertambahan penduduk tiap tahun yang tinggi dan penyebaran penduduk antar daerah ttdak seimbang. Sebagai akibat adanya pertunibuhan penduduk yang sangat cepat. maka komposisi penduduk menunjukkan bahwa penduduk berusia muda merupakan bagian yang sangat besar. Penduduk berusia muda mi pada umumnya merupakan pencluduk yang tidak produktif tetapi bersifat konsumtif. Yang termasuk di dalamnya adalah anak—anak, pelajar dan mahasiswa. Selain itu penduduk yang berusia muda tersebut apahil.a suiah niasuk usia kerja, mereka membutuhkan pekerjaan. Lapangan pekerjaan dapat mereka ciptakan sendiri atau yang lebih sering terjadi harus diciptakan oleh masyarakat termasuk pemerintah. Apabila penciptaan kesempatan kerja tidak sebanding dengan penduduk yang mencari pekerjaan akan dapat. menambah penganggur yang sudah ada. Pemecahan persoalan pengangguran dapat dikaitkan dengan pemecahan rnasalah penyebaran penuduk. Penduduk yang menganggur dapat dipindahkan ke daerah—daerah yang kurang padat penduduknya untuk tnernbantu pembangunan di daerah tersebut. Dengan cara mi ada beberapa masa.lah yang dapat dipecahkan yaitu masalah pengangguran, rnasalah penyebaran penduduk, dan masalah penyebaran pembangunan. Dan pengalaman tampak bahwa program transmigrasi kuran’ herhasiJ dan beayanya cukup mahal. Maka dan itu disadari bahwa cara ersebut bukan lah satu—satunya cara yang baik untuk memecahkan masalah pcniu]uk di Indonesia. Cara lain dapat ditempuh dengan intensifikasi pertanian, industrialisasi, dan pembatasan jumlah penduduk. Dengan pembatasari jumlah penduduk berarti pula pembatasan perkernhangan konsumsi baringbarang terutama barang—barang kebutuhan pokok. Program lain yang pernah dilaksanakan di Indonesia adalah program padat karya. Program mi bertujuan untuk mempercepat jalannyi pembangunan, selain itu ada tujuan yang lebih utama yaitu untuk memeratakan lapangan pekerjaan. Dengan meinberi lapangan pekerjain berart.i secara tilak langsung memberi pendapatan kepada tenaga kerja yang bersangkutan. Pendapatan mi nantinya akan digunakan untuk membeb barang—barang 6 uriLuk mencukupi kebutuhan inereka. Sebab tanpa pendapatan berarti penduduk tersebut tidak dapat rnembefl harang—harang yang dibutuhkan. Padahal kita semua tahu bahwa ada kebutuhin yang rnutlak harus dipenuhi balk kita mempunyai pendapatan atau pun tidak berpenghasiJan yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup atau kebutuhan biologis. Maka dan it.u apabila mereka tidak (lapat mencari uang secara halal, cara yang tidak halal pun akan dilaksanakan untuk mempertahankan hidupnya. [lubungan antara tingkt I)endapJLan dan pengeluaran konsums 1 hiarn teori ekonomi dinyat.akan dalam fungsi konsums. Hubungan kedud variabel tersebut searah, arLinya apabila tinkat pendapatan naik, pengeluaran konsumsi juga naik. Sel.ain itu pengeluaran konsunisi selalu posit if yang berarti walaupun seseorang tidak mernpunyai pendapatan, inereka tetap mengadakan pengeluaran untuk konsumsi. Hubungan tersebut dapat dinyatakan dalarn hentuk persamaan yang sederhana sehgai berikut: C=a+by di mana: C adalah pengeluaran konsumsi Y adalah tingkat pendapatan a adalah pengeluaran konsumsi pada saat tingkat pendapatan sama dengan fbi b adalah Marginal Propensity to Consume disingkat MPG yaltu tam— bahan pengeluaran konsumsi sebagai akibat adanya tambahan pendapatan sebanyik 1t yang ditulis denigan rurnus: Fungsi konsumsi di atas apabila digainbar dalam bentuk grafik adalah seperti terlihat dalani gambar berikut. Pada tingkat pendapatan sama dengan 0Y1, pengeluararj konsumsi sama. dengan ingkat pendapatan. Pada tingkat pendapatan lebih kecil dan 0Y1, pengeluaran konsumsi lebih tinggi. dan tingkat pendapatan; kekurangan uang tersebut ditutup dengan dissaving yaitu dengan mengambil tabungan atau Ineminjarn kepada pihak lain. Pada tingkat pendapatan lebih besar dan 0Y1, pengeluaran konsumsi lebih kecil dan tingkat pendapatan, maka sisa tersebut ditabung. 4.2.1.2 Konsep Permintaan 7 Sepertisudahdijeiaskan dimuka, suatu barang mempunyai permintaan apabilabar.ang.ter3ebutberguna. Permintaan akan suatu barang dipengaruhi oleh banyák faktor, antara lain oleh harga barang yang bersangkutan, oleh harga barang lain yang ada hubungannya dengan barang tersebut, pendapatan konsumen, selera dan masih banyak lagi faktor yang mempengaruhinyatermasuk di dalamnya adalah faktor sosial budaya. Sebagai contoh permintaan akan beras dipengaruhi oleh harga beras, harga barang lain; seperti jagung, gandum, gaplek dan sebagainya, pendapatan konsumen, selera konsumen, dan adat kebiasaan bangsa setempat dalam hal makan. Teori permintaan sebagaimana teori—teoni yang lain, adalah merupakan suatu model sederhana dengan menggunakan anggapan—anggapan tertentu. Dalam hal permintaan kita hanya melihat hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan harga barang yang bersangkutan dengan menganggap bahwa pendapatan konsumen, harga barang lain, selera konsumen dan faktor—faktor yang lain tetap tidak ada perubahan. Asumsi— asumsi/anggapan—anggapan ini-lah yang disebut ceteris paribus. Huburigan antara harga dan jutnlah barang yang diminta dalam keadaan normal, berlawanan arah seperti yang dijelaskan dalam hukum permintaan, yang mengatakan bahwa apabila harga suatu barang naik, dengan anggapan ceteris paribus, màka jumlah barang yang dimirita konsumen turun. Dan sebaliknya apabila harga turun, dengari anggapan ceteris paribus, maka jumlah barang yang diminta konsumen akan naik. Hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam suatu persaman yang disebut fungsi permintaan seperti persarnaan berikut. P a— bQ Atau dapat dinyatakan sebagai kuantitas merupakan fungsi dan harga. Q c — dP Fungsi perrnintaan dapat digambar dalam bentuk grafik dan disebut kurve permintaan. Cara menggambarnya dengan meletakkan skala harga pada sumbu tegak dan skala kuantitas pada sumbu mendatar. Kurve permintaan berbentuk garis yang miring dan kin atas ke kanan bawah. Hal mi dapat diterangkan secara teoretis dan juga dapat dirasakan secara logis dengan 8 mencocokkan dengan keadaan yang nyata. Ada dua sebab mengapa kalau harga naik jumlah barang yang diminta turun sebaliknya kalau harga turun ,jumlah barang yang__dimintanaik. Penyebab pertama adalah perubahan harga mengakibatkan terjadinya penggantian (efek substitusi). Misalnya harga gula pasir naik maka para ibu rumah tangga mengganti sebagian gula pasir yang dikonsumsi dengan gula merah yang lebih murah harganya. Kalau harga beras naik, sebagian konsumsi beras diganti dengan Jagung atau gaplek sehingga jumlah beras yang dirninta turun. Penyebab kedua adalah perubahan harga yang tidak diikuti oleh perubahan pendapatan yang sebanding akan mengakibatkari perubahan pendapatàn nil yang selanjutnya akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Misalnya harga suatu barang pada suatu saat naik, bila pendapatan konsumen tidak berubah maka berarti pendapatan nil konsumen turun, sehingga konsumen merasa lebih miskin dan selanjutnya mengurangi jumlah barang yang diminta. lnilah yang disebut efek pendapatan dan perubahan harga yang akan mempengaruhi jumlah barang yang dirninta. Efek pendapatan mi akan sangat kuat apabila barang yang bersangkutan memegang peranan penting dan mengambil bagiari yang besar dalam anggaran belanja keluarga. Untuk barañg inferior yaitu barang yang dianggap lebih rendah mutunya dibanding dengan barang lain, seperti misalnya gaplek rnerupakan bahan makanan yang lebih inferior dibanding dengan beras, mempunyai efek pendapatan yang berlawanan dengan efek pendapatan pada barang normal. Apabila harga gaplek turun, bila konsumen tetap, pendapatanriilnya naik, maka konsumen merasa menjadi lebih kaya dan mulai meriggantikan gaplek dengan beras. 4.2.1.3 Fungsi Permintaan ?asar PermintaanPasar akan suatu barang adalah penjum1ahi emua kurve perrnintaan konsumen yang ada dalam pasar tersebut. Seandainya di paar hanya ada 2 orang konsumen maka kurve permintaan pasar dapat. diperoleh dengan rnelakukan penjumlahan secara horisont.al dan kurve—kurve perm i ntaan konsumen—korisumen tersebut untuk setiap tingkat harga. 9 Salah satu karakteristik yang penting dalam fungsi perrnintaan ,jumlah barang yang diminta terhadap perubaha salah satu faktor yang mempengaruhinya. Ukuran derajat kepekaan mi disebul elastisitas. Ada beberapa macam konsep elastisitas yang berhubungan dengan permintaan. a. Elastisitas Harga Untuk mengukur besar kecilnya perubahan jumlah barang yang diminta konsumen sebagai akibat perubahan harga. Suatu konsep yang sangat berguna dan banyak sekali dipakai dalam il.mu ekonomi. Kqnsep ini menyatakan perbandingan antara persentase perubahari jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga. 10 Dengan cara yang ke dua mi koefisien elastisitas yang dihitung dengan menggunakan anggapan harga turun dan P1 ke P2 tidak sama dengan perhitungan yang dilakukan dengan anggapan harga naik dan 2 ke P1 karena perbedaan tinglat harga dan jumlalL yang diminta yang digunakan dalam perhitungan. Untuk menghindarkan dan perbedaan tadi kita gunakan P1 dan P2 serta Q1 dan Q2, sehingga rumusannya berubah menjadi: b. Elastisitas Silang Dalam kenyataan, suatu barang yang dikonsumsi tidak berdiri sendiri tetapi mempunyai hubungan yang erat dengan barang lain dalam fungsinya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Baik karena sifatnya yang dapat dipertukarkan maupun karena barang tersebut harus digunakan secara bersama—sama. Untuk mengukur kepekaan jumlah barang yang dirninta terhadap perubahan harga barang lain digunaan elastisitas silang (cross elasticity) yang mérupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga barang lain. Elastisitas silang yang positif menunjukkan bahwa barang X d Y acialah dua barang yang saling menggantikan. Sedang elastisitas si ng yang negatif rnenunjukkan bahwa barang X dan barang Y adalah ba ng komplementer. c. tListisitas Pendapatan Elastisitas pendapat.an mengukur kepekaan jumlah barang yang diminta terhadap peruhahan pendapatan yang dapat dihitung dengan membandi an antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta de an persentae perubahan pendapatan. 11 Untuk indonesia elastisitas pendapatan ditaksir melalui elasti. tas pengeluaran. Sebab lebih mudah mengumpulkan data pengeluaran dar ada mengumpuikan data pendapatan. PASAR PRODUK-PRODUK PERTANIAN 1. Permintaan Produk-produk Pertanian 12 Pemintaan konsumen didefinisikan sebagai berbagai kuantitas suatu. barang tertentu dimana seorang konsumen ingin dan mampu membelinya pada berbagai tingkat harga, ceteris paribus. hubungan permintaan tersebut hanya menunjukkan hubungan secara teoritis antara harga dan kuantitas yang dibelinya per unit waktu, ceteris paribus. Harga dan kuantitas berbanding terbalik, oleh karena itu kurve permintaan bers lope negatif. Hubungan terbalik ini kadang-kadang disebut hukum permintaan, dan hal ini bisa dijelaskan pada efek subsitusi dan pendapatan dan suatu perubahan harga. Efek substitusi timbul karena konsunen mengalihkan pembeliannya ke produk yang secara relatif lebih murah karena perubahan harga. Misalnya kalau harga daging sapi naik maka mungkin sekali konsumen mengganti daging sapi dengan dagin kambing yang harganya lebih nurah. Atau jika harga gula pasir naik, maka konsumen Mungkin akan mengganti gula pasir menjadi gula merah yang harganya lebih murah. Jadi dalam hal ini terjadi proses penggantian (substitusi). Efek pendapacan timbul karena suatu perubahan harga dan satu produk, ceteris paribus, merubah pendapatan rill konsumen. Suatu penurunan harga menaikkan daya beli dan sejumlah uang tertentu, dimikian sebaliknya. Misalnya pada harga Rp.100 per unit maka 300 unit produk membutuhkan uang sebesar Rp. 30.000,-. Suatu penurunan harga sebesar Rpl00, (menjadi Rp. 90/unit) berarti bahwa seorang konsumen bisa membeli 300 unit yang sama dengan uang sebesar Rp.27.000U0 berarti penghematan sebesar Rp3.00.. Efek substitusi dan suatu peruba.han harga untuk suatu produk tertentu selalu negtii. Dengan suatu kenaikan harga, ef ek substitusi menurunkan kuantitas yang dibeli, dnikian sebaliknya. Efek pendapatan dan suacu perubahan harga juga biasanya negatil. Suatu kenaikan harga menurunkan pendapatan nil, dan bahkan dengan suacu huixingan positif yang biasa antara kuantitas dan pendapacan yang benlaku, kuantitas dan harga akan bergerak dalam arab yang benlawanan. Deinikian pula sebaliknya jika terjadi penurunan harga. Ada beberapa produk yang inenpunyai hubungan yang cerbalik antara pendapatan dan kuantitas produk yang terjadi. tlam kasus-kasus mi, suatu penurunan pendapatan nil, sebagai akibat dan suatu kenaikan harga, akan berhuhungan dengan suatu kenaikan kuantitas yang dibeli. Karena itu, efek pendapatan dan suatu perubahan harga akan menggeser kuantitas pada arab yang sama dengan perubahan harga tersebut. Jika ef ek pendapacan mi lebih besar dan efek substitusi, maka kuantitas yang diminta akan naik dengan suatu kenaikan harga, deinikian sebaliknya. mi adalab kasus yang jarang dan Gift en’s Paradox atau hubungan intaan beriope ppsitif. Permincaan pasar adalah suatu penyamarataan konsep perniintaan koasimen. Hal mi didefinisikan sebagai pilihan berbagai kuarititas dan suatu produk dimana semua konsuiTen cli dalam suatu pasar certencu ingin dan manu menbeli pada berbagi tingkat harga, cetenis panibus. Suatu hubungan permirztaan pasar bisa dianggap sebagai suatu penjumlahan permintaan individual. Suatu perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah yank dibeli konsumen sama halnya dengan perubahan kuantitas yang dibeli setiap orang. Kita akan memperhatikan hubungan-Fubuogan permintaan pasar. HutAlnganhutungan mi bisa berarti permintaan dalam suatu kota, desa, atau negara, atau daerah pasar lainnya. I-lubungan permintaan digambarkan dalain Gambar 4.1. Kuantitas adalah i igs i harga, tetapi hárga secara konvensional diIetakkan pada sumbu vertikal dan kuantitas pada sumbu horisontal dan diagram fungsi permintaan (dan penawaran). 13 b. Perubahan perinintaan Adalah penting untuk membedakan antara suatu perubahan kuantitas yang diminta dari suatu perubahan permintaan (antara pergeseran sepanjang suatu kurve permintaan dan pergeseran kurve permintaan). Faktor-faktor utama yang mempengaruhi tingkat permintaan bisa dikelompokkan roenjadi 4 kelompok yakni: 1) jumlah penduduk dan distribusinya menurut unsur, daerah geografis, jenis kelamin dan lain-lain; 2) pendapatan konsumen dan distribusinya; 3) harga dan ketersediaan produk-produk lain dan jasa; 4) selera dan preferensi konsumen. Faktor-faktor tersebut di atas kadang-kadang disebut faktor-faktor penentu permintaan. Seperti ditekankan sebelumnya, faktor-faktor ini, dianggap tetap untuk suatu tingkat yang tertentu dan suatu fungsi penmintaan, tetapi dengan perjalanan waktu, perubahan permintaan adalah suatu aspek penting dan penubahan harga. Suatu pergeseran permintaan yang sederhana ditunjukkan pada Gambar 4.2. Suatu kenaikan permintaan berarti bahwa kurve permintaan bergerak ke kanan. 1<.onsumen akan menibeli Lebib banyak lagi produk tertentu pada tingkat harga yang sama, atau nereka akan weTIbeii kuarititas yang sama pada tingkat harga yang iebih tiriggi. Suatu penurunan perrnitaan (bergeser ke kin) niempunyai pengaruh yang bertawanan. lJntuk hampir senna produk-produk pertanian, penctapatan dn permintaan berhuhungan secara pos itit, karena itu suatu kenaikan pendapatan nienggeser permintaan ke kanan. Tetapi untuk beberapa produk adaiah sebaiiknya. Produ OdUE terse[xzt disebut 14 barang interior lxikan karena kurang bergizi, tetapi hanya karena konsuiien niembeli lebib sedikit j ika pendapatannya naik. Misalnya ga1ek. c. Permintaan Spekulasi Mungkin Anda bert ikir bahwa konsep permintaan hanya dalam artian perniincaan konsunien untuk pemakaian saat sekarang saja. Permintaan spekuiasi merupakan suatu macam permintaan yang dikaitkan dengan penggunaan dan harga yang diharapkan pada masa yang akan datang. Karena sejumlah produk pertanian dihasilkan secara musiman tetapi dikonsixrisi sepanjang tahun, maka konsep permintaan spekulasi secara khusus mendapat perhatian para ekonoi pertanian. Suatu fungsi permincaan bisa di interpretasikan sebagai permintaan untuk penggunaan sekarang dan untuk tujuan-tujuan spekulasi. Pengasinnsian perrnintaan spekulas i tergaixing dalam t ungs i permintaan, faktor-f aktor tambahan bisa menambah/mernperbesar pergeseran permintaan (bahkan merubah harga-harga). Misainya, prospek yang baik suatu produk pertanian pada tahun yang akan datang, akan uieningkatkan permintaan spekulasi untuk cadangan-cadangan sekarang. Prospek produk, pembatasan ekspor/impor terhadap produk tersebat, nusim kering, adalah beberapa contoh I aktor yang bisa merthah permintaan spekulasi. Singkatnya, suatu tungsi permintaan bisa bergeser dengan adanya perubahan permincaan spekuiasi. Spekutasi yang tidak tepat dalant mengantisipasi. kejadian-kejadian pada nasa yang akan datang bisa meningkatkan variabiiitas harga, tecapi spekulasi yang mengantisipast mesa depari dengan cepat menunmkan variabi Litas harga. d. Permintaan Turunan (derived demand) Konsumen akhir adalah orang yang menentukan bentuk dan posisi fungsi permintaan. Analisisnya adalah bahwa hubungan permintaan konsumen batasanya mengenai permintaan dasar (primary demand). Dalam analisis empiris, data harga eceran dan kuantitas biasanya digunakan untuk menentukan hubungan permintaan dasar (primary demand). Istilah permincaan turunan (derived demand) digunakan untuk munjukkan skedul pemintaan akan input yang digunakan untuk memproduksi produk-produk akhir. Jagung misalnya, adalah suatu input penting untuk industri peternakan, sementara kedele digunakan untuk membuat kecap. Analisis , permintaan akan jagung dan kedele diturunkan dari permintaan akari produk-produk akhir. Suatu kurve permintaari turunan bisa berubah juga karena kurve permintaan dasar (primary demand) bergeser atau karena perubahan margin pemasaran. Secara empiris, hubungan-hubungan permintaan turunan bisa diestimasi, juga secara tidak langsung dengan pengurangan margin yang tepat dan skedut peraiintaan dasar, atau secara langsung dengan penggunaan data harga dan kuantitas dimana. diterapkan pada tahap (stage) yang tepat dari pemasaran. misalnya harga-harga dan kuantitas pedagang besar bisa digunakan untuk memperkirakan permintaan turunan pada suatu tingkat menengah, semencara itu data harga-hargá dan kuantitas perusahaan pertanian bisa digunakan untuk mengestimasi kurve permintaan yang dihadapi produsen. 4.1.1.2 Elastisitas Pennintaan 15 Dalam seksi mi kita membahas elastisitas harga, elascisitas harga silang, eiastisitas pendapatan dan ileksibilitas harga. Konsep-konsep tersebut di atas akan ditinjau dart sisi penmmntaan. a. Elastisicas liarga Elastisitas harga adaiah perbandingan ancara persencase perubahan junlah produk yang diminca dengan persentase perubahan harga. Hesr atau kecilnya elastisitas pada suatu persentase harga tertentu, tergantiing kepada besar kecilnya persentase peruhahan jumlah hara yang dLmlnta. Semakin besar e berarti permintaan maktn elastts, demikian sebaliknya tidak atau kurang elastis hila e kecfl. Jika e > 1, maka permintaan elastis, dan permintaan tidak elastis (in elastis) ilka e <1. ICoefisien elastisitas sering dttultskan negattf. Hal tnt menuniukkan hahwa j ika harga naik, maka jurniab produk yang dirninta turun, demiktan pula sebaliknya jika hargaturun maka jumlah produk yang dirninta naik. Perukuran koefisien elastisitas hisa dilakukan dergan 2 cara. 1) Etacctsttas tkik (point elasticity) yattu menggunakan elastisitas pada satu titik pada kurve permintaan. 2) Elasttsitas busur (arc elasticity) yattu elastisitas antara 2 ttttk pMa kurve perrntntaan. Pada ganbar di atas; ditunjukkan. hahwa t it 1k A merupakan perstnggungan antara suatii garis derari kurve permintaan (0), maka elasttsttas harga atas permlntaan pada titik A adalah: Dimana Q arial.ah jumlab produk yang diininta, dan P adalah harga. Cara perhirungan koeftsien elastisitas dengan cara elastisitas 1is’ir (arc last1citv) paling sering dtpakat. Dart Gambar 4.3 ktta hisa menhtriing koefisten elastisitas antara 2 tltik yaitu B dan C pada kurve perni1.rtaan dengan rumus: 16 Koefisien elastisitas sama dengan satu (unitary elasticity) merzmlukkan bahwa setiap perubahan harga membawa perubahan propors tonal dalam jumlab produk yang diminta. Bagi penjual, kurve permintaan seperti tnt memberikan penerintaan yang kOnstan apakah hargarwa tinggi atau rendab. Di dalam teori ada koefisien elastisitas sama dengan nol dan tak berhingga (c-). Koefisien elastisitas sama dengan nol menunjukkan bahwa kurve permintaannya inerupakan garis vertikal yang berarti bahwa berapapun harga produk, jumlah yang diminta tidak akari terpengaruh. Sebaliknva path koef is ten elastisitas tak berhing,ga, perubahan harga produk mempunyai dua akibat yattu juinlah yang diminta tak beriiingga atau sania dengan nol, dan.kurve permintaannya berbentuk garts horisontal. Has ii. penelit tan C Peter Tinnier di Indonesia menurijukkan hahwa elasttsitas harga atas perniintaan tepung gandum adalah sebesar -1,4, yang berarti bahwa setiap kenaikan harga tepung gandum’ sebesar 107 diikuti oleh penirunan konsumsi (lutul.ah gandum yang diminta) sebesar 14% atau sebaliknya penurunan harga tepung ganduin sebesar 10% akan diikuti oleh kenaikan konsuinsi gandum sebesar 14%. b. Elastisitag Silang (cross elasticity) atas permtntaan Elastisitas silang atas permintaan adalah perbandingan antara persentase perubahan junilab yang diniinta atas produk X dengan persentase perubahan harga produk Y (yang berhuIungan). Di dalam arti ekononii, selain besar kectlnya koefisien elastisitas silang maka tandanya (positif atau negatif) adalab lebth pent ing, karena tandanva tersebut menunjukkan sifat hubungan antara kedua produk tersehut. Tanda yang positif herarti produk X dan Y adalab substitutif, sedankan hiLa tandanva negatif maka produk X dan Y adalah koniplementer. Semakin besar koeftsien elastisftas ku maka semakin erat iIxingan kedua produk yang bersangkutan. Sebagat contob, dan has it penelittan C. Peter Ttnimer diteniukan hahwa koefisien elastisitas silang antara beras dan tepung gandurn dl Indonesia sebesar + 1,2 herarti kenaikan hara heras 10% akan dilkuti oleh kenaikan gandum yang diminta sehesar 12%. 17 Jadi tepung gandum merupakan hahan makanan penggant i (subs titut) heras yar cukup balk. c. Elastisitas pendapatan atas permiritaan F.lastisitas pendapatan atas permlrtaan adatah perbandiran antara persentase peruhahan jumlah produk yang diminta Iengan persentase perubahan pendapatan. Di Indones La, kita sudah niempunyai taksirantaksiran koefisien elasttsitas pendapatan yang lehlh balk ketimbang koef is ten elastis itas harga dan s hang atas perminta.an. Elatis itas peridapatan hisa dirumuskan sebagai herikut: Elactisitas pendaratan atas permintaan tandanva hampir selalu positif. Konsunien yang pendapatannya naik, maka dava helinva naik dan La akan membeti barang-barang konsumsi lehib hanyak. Konsep elastisitas atas permintaan mi sangat penting di dalain ekonon karena mampu menerargkan perhedaan perilaku ekor’omt dan berbagai gotongan pendapatan masyarakat dalam pembetian produkproduk. IJntuk permintaan hahan makanan tenitanla beras di Indonesia, elastjsftasriya rendah. Menurut Mubyarto, eLastisltasriya sebesar 0,65,jadi makin tinggi pendapatannya maka semakin rendab elastlsltasnya. Indonesia, sepertt kebanyakan negara-negara sedang berkembang tainnva, koefisien elastisitas pendapatan atas permiritaan untuk heherapa hahan makanan dltaksir dengan elastisitas pengeluaran (expenditure elasticity). Yang dirnaksud dengan elastisitas pengeluaran tnt adatab perbandingan ant ara persentase perubahan lurnlah produk yang climinta dengan persentase perubahan pengeluaran korisumen. d. Koeftsten flekstbilitas harga Narga dianggap sebagai faktor perwebab perubahan dan umlth produk yang diminta bertihah naik atau turun tergantung pada peruhahan harM jika kita menghttrng eLastisitas harga. Jadi harga merupakari variabel independen sedangkari jumlab produk yang diminta merupakan ,variahel dependen. Penetapan tingkat harga tertentu akan menentukan junilab produk yang dapat diserap atau akan ditampung pasar. Tetapt di samping penerapan pengetahuan tetang elastisitas harga untuk menentukan jumlah produk yang dapat diserap pasar, maka kita dapat pula menerapkan teort tnt dart segi Lain yaitu melihat pengaruh petubahan jumlah produk yang ditawarkan di pasar dengar. harga yang terladi. Iriilah yang dtse1ut fleksi.bilitas harga dimana harga menjadi variabel dependeri yang tergantung pada jumlah produk sebagai variabel. independen. Fleksihilttas harga tnt disebut juga elastisitas jumlah yang merupakan kebalikan dart elastisitas harga. Fleksihilitas harga tnt dirumuskan sebagai berikut: Hubungan antara elastisitas harga dan fl.eksihilitas harga dapat dituliskan sebagai berikut: Elastisita.s harga 0 0,5 1 2,0 Flekaibilitas harga c- 2,0 1 0,5 18 Tinggi rendahrwa flekstbilitas harga mi sangat petting hagi petani karena hasil-hasil pertanian yang hers if at muslman dapat mengakihatkan .fluktiiast harga yang hesar. Suatu hasH penel.itian terhadap petani temhakau di daerah Besuki (1972) nerunjukkan hahwa peruhahan produksi diikuti oleh peruhahan harga dengan persentase yang lehih hesar. Kenyataan demikian sangat mempengaruhi tingkat pendapatan dan tingkat hidup petani temhakau di daerah tersebut yang pada umumnya tetap miskin walaupin menghasilkan komoditi ekspor yang penting. Rawang merab dan cahe merupakan contoh lain dart hash pertanian yang mernpunyai fleksibilitasharga yang tinggi. 4.1 .1 .3 Hal-hal yang berkaitan dergan penawaran di dalam pertanian Di hawah tnt kita akan menthahas jSengertian heberapa konsep yang berkaitan dengan penawaran di dalam pertanian. a. Kurve penawaran dan elastisitas penawaran farga keimbangan terjadi pada perpotongan antara kurve permintaan dan penawaran. Kurve permintaan heserta sifat-shfatnya telah kita hahas di muka, sekarang ktta akan membicarakan kurve dan elastisitas penawaran. Elastisitas harga atas penawaran sama dengan nol jika kurve penawaran merupakan garis vertikal (harga tidak rnempengaruhi jumlah yang ditawarkan), sedangkan jika kurve penawarannya merupakan garis horisorital maka etastisitas harga atas penawaran adalah tak herhtngga (). 4.9 Perbedaan pent trig antara kurve permintaan dan pIwaran dalam menakstr koef is ten elastisitas adalah: pertama, pentingnya faktor waktu di dalarn penawaran, dan yang kedua adalah bahwa peraruh harga terhadap umlah yang ditawarkan hiasanva tak dapat dibalikkan (irreversible). DI. sini faktor waktu dalam penawaran angat pentingkarena produkproduk pertaraan hers if at musiman, vaitu tulanan at*t F$e4atn atau tahunan sehingga suatu kenaikan harga di pasar tidakE , at. segera dilkuti dengan naiknya penawaran kalau panen helürn tiba. flal tnt menunjukkan hahwa elastis itas harga atas penawaran adalah inelastis dalam jangka pendek. Di sarnping itu pergaruh harga tidak dapat dibalikkan karena kenaikan harga setelah beberapa waktu terteritu inendorong kenaikari lumlah yang ditawarkan, maka pemrunan harga tidak akan mengembalikan jumlah yang ditawarkan ke ttngkat semula. b. Penawaran dan peranan lembaga pemasaran Persoalan lain yang sangat perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan penawaran adalah peranan lembaga pemasaran (pedagang). Harga yang terladi di pasar merupakan perpotongan antara kurve permintaan dan penawaran. Tetapi di dalam kenyataan terdapat harga pada tingkat petani /produsen (producers price) dan harga pada tingkat eceran (retail price) dl samping harga pedagang. Pembentukan harga yang rnurni terladi pada tingkat harga perdagangan besar, (whole sale price) karena hanya pada tingkat tnt terdapat persaingan yang agak sempurna. Harga konsumen dan harga t ingkat pet ant hiasanya tinggal inemperhttungkan dart harga perdagangan besar yaitu dengan menambah dan mengurangi margin pemasaran. Tintuk menielaskan proses pembentukan harga di atas, kita ambil antoh dan bukuriva Prof esor Mabyarto (Pengantar Ekonomi Pertanian, 1979). 19 Dan gambar di atas bisa dilihat perbedaan besarra elastisitas harga pada kedua tirigkat pasar yaitu elastisitas harga lehih rendah (dan 4.10 fleksibtlitas harRa Iehih tinggi) path tirkjt produsen hila dthandingkan dengan ttngkat eceran. Jika jumiah produk yang dihawa ke pacar turun dart 40 meniadi 30 maka haa pada kedtia pasar r.alk RplO,00. Nannn demikian kenaikan RplO,00 pada tlngkat harga eceran berarti. dart Rp40,00 ke Rp50,00 at-au 25, sedarigkan pada tingkat produsen berarti dart Rp20,00 ke Rp30,00 at-au 507. Berarti elastisitac barga pada t tngkat eceran adalah: Yang herarti elastisftas harga pada ttngkat produsen hanva sekttsx separuh dart elastisitas harga pada tingkat konsumen. Tni mernniukkan 1hwa petani (produseri) herada dalam kedudukan yang lernab bila dihandingkar. dertgan pedagang dan konsumer’. c. Elastisitas harga atas penawaran Riirrus elact is it-as harga atas penawaran adalah sebagai herikur’ Makin besar koefisien elastisitas tnt nkin el.astis kurve penawaran, artinya peruhahan harga yang relatif kecil mengakthatkan peruhahan lumlah yang ditawarkan retatif besar. Elastisitas harga atas penawaran uga mngandung efek suhst ibis i dart efek pendapatan. F.fek substitusl da].am penawaran misainva jika terjadi peruninan harga beras maka petani akan menggant i tanaman pad! nya dengan kedele yang relatif tehih rnengiinttingkan, begitu pula sebalikrtya. Sementara itu efek pendapatan dart suatu penibahan harga prod’ik pertaniar. dapat bersiFat posfttf atari negatif. Kalau rnisalnva suatu kenaikan harga beras yang menyebabkan naikrtya pendapatan pet-ant mendorortg petani untuk rnenggiinakan pupuk lehih banvak untuk tanarnan padt berikutriva, maka efek pendapranr!va ada[ah po.cttif. SebaHkrwa efek pendapatan dapat bersifat oeg iF j ika pet-an! jiistru mengitrangi kegiatannya, karena dengari pendapatan vng sama kini dapat diperoleh dengan jumlah produk yang Lehih sed 1k it. TM data9 teori ekonorni, jika efek pendapatan dapat mengkompenstr nHai posiriF dan efek substitusi maka terjadilah kurve pçrawaran yng herhalik (backward bending suppLy curve) dimana kenaikan hat-ga pro’ltik perttnian justni menuninkan jumlah yang dirawarkan. 20 4.11 Pada tinunrwa elastis itas harga atas penawaran produk-prodnk pertanian Iehih rendah daripada elastisitas harga atas penawarar. produk-produk industri. Hal ml disehahkan oieh stniktur pertanian lebih tear (rigid) daripada struktur inhistri. Menaikkan dan merjrurkan produk pert anian adal.ah 1ekiih sukar daüpada proc\uk irstr yang sennanva dibuk di pabrik dan tidak tergantung langsung pada faktor-faktor alam. d. Elastisiras silang dan penawarari Flastisitas silang dan penawaran adalah perbandingan. antara persentase peruhahan um1ah produk X yang ditawarkan dengar. persetae perubahan harga produk Y, yang hisa dirunuskan sehagai berikut: Jika elastisitac mi posi.tif maka barang X dan harang Y menipakan barang yang dthasilkan hersama (loint product). Misalnva heras dan dedak yang dihactikan bersama dalam penggtlingan padi. edargkan ika elastisitas silang ml negatif mernnlukkan haa kenaikan harga harang Y mengakibatkan pernrunan lumThh barang X yang ditawarkan, rnnka barang X dan Y adalah barang yang bersaing. Misalnya padi dan cengkeh. Besar keciinva koefisin elastisitas mergukur ttngkat keeratan )ubungan kedna prodiik pertanian itu. Jtka hanva satu jenis ran,arnan yang dapat di tanam pada tanah pertanian, rnaka e1atisitas stIangnva adalah nol. 4.1 .1 .4 Penentuan harga IiLtm seksi mi i’[ta akan niembahas proses penentilan Harga prodiikprodiik pertanian secara garis hesar. IJrtiik pemahaman yang ichih rnendaiam tetang proses penent:uan harga mi telah Anda dapatkan di daarn kuIiah Pengantar Fkonomi dan Teori Ekonomi. 1akro I. a, Persaingan seipurna Seheltini kita memhahas masaah penenruan arga, kita rnemhntiihkw herapa pergetahuan totar.g pasar di ira harga di? ntukan din perilaku ndivtdua di dalam paar terselnt. Vita hisa menerar4’kan sifat dan eara hekerja beberapa paar, sep’rti mia1rwa, pasar hiiih— biahan di Ben ngharo (Yogyakarra). Nannm lernlktan, kita tidak akin rnenpiknr I itu. <ita akan mengahsrraksikan pergtahnar din per’aan kir;i retan, cam hckerjanva p’,:m-.pisnr lie r vi rat —5\R at yang muki ip di ma ‘a i, parf.v iirtijk men eli €‘ p1 . ii i1ah pnn” -i’:*’’i dil;irT) ‘uitii r’r 1, ) persaingar. sempurna yang akan kita hahac lehih dulu. Konsep pacar persaingan semirna adalah suatu kon.sep yang kakia thu teutunya halTpir saa pasar tidak memernhi svarat-syarat yang tepat yang dihutuhkan konsep mi. Tetapi ktta menggiiriakannva, karem proses penentuan harga hisa hampir serrua hisa dielaskan dengan pasar huatan’ semacam itu. Kenndian kita hisa mengurangi beberapa syarat yang dU-utuhkan oleh konsep suatu pacar persaingan sempurna. Sifat dart stiatu pacar persaingan semima hisa diletaskan dengan tiga keadaan berikut: 1. lumlah prodiasen banyak dan volume produksi set lap produsen hanva ruerupakan bagian yang kecil dan volume transakst total di daThm pasar. 2. produk yang dihasilkan adalah hogen sehingga hash produksi satu prodwen menapakan pengganti yang seriparna bagi haci 1 produkst produsen lain. 3. set tap produsen hisa mendapatkan informasi pasar (harga yang berlaku) dengan semirna. Ker iga s if at utama dart pas ar persat ngari s empu ma tnt meptinvai iiaplikasi hahia: 21 (a) setiap produsen (secara individual) tidak bisa mempengaruhi harga pacar yang herlaku; harga ditentukara pasar untuknya. (b) kurve pamintaan yang dihadapi oteh seorang produsen adatah gari s lurus horisontal, yang berarti hahwa dia bisa menual produk berapapun pada t tngkat harga yang herlaku tanpa mengakibatkan perutunan harga lual, (c) macam keputusari. yang hams diambil oleh seorang produsen (untuk mencapai kepuasan makstrrnm atan postsi ke.cetmhangannva) adalah berapa volume produk yang hams Ia lual, sedang harga lualnya sudah ditetentukan oleh pasar. b. Penentuan harga di pasar perdagangan besar Jika skedul permintaan dan penawaran untuk suatu produk tertentu, sepertl dalam flambar 4.5, penentuan harga secara teoret is nudah diselesaikan, nanun prose.c yang aktual terladi di pacar nnngkin ruwet dan agak suift ditentukan. Dalam (‘,amhar 4.5 kurve permintaan turunan (derive demand curve), DD, memotong kurve penawaran tururBr. (derived supply curve), DS, pada t ingkat harga (perdagangan hesar) Rp400 ,00. Harga tnt kita sebut harga keseimbangan. Tnt satu-satunya harga yang stahl 1, menin lukkan t idak ada t endens I untuk bergerak. Pada t tngkat harga Rp400,00 umlah yang diminta sama dengan lumlab yang dItiarkan. Pada harga sama dengan Rp400,00 para pembeli di pasar akan mengambil 10 kilogram heras dan penual akan menawarkan 10 kilogram heras. 1-larga 4.13 [patkah kit a menunukkan hahwa dengari harga Rp350,00 dan ktmnt ttas 10kg harga tersebut stabil, dan pasar dalam keseimbar,gan?. Kits pikir kita bisa. Pada harga Rp450,00 misalnya, tidak stabil. Pada tingkat harga Rp450,00 j’im1ah yang ditawarkan melehihi jumlah yang diminta: 10,5 kg yang ditawarkan dan 8,5 kg yang dimir,ta. Di dalam suatu pasar behas, dirnana marusia dimotivasi oleh profit (maksimtsasi pendapatan) dan I nf orrnas I yang berkenaan dengan s Ituas I pas ar cukup memadal dan terdistribusi cecara meluas, harga Rp450,CX) tidak hisa hertahan. Para pembeli tidak akan ineinbell, merunggu harga turun. Para penjual akan dipaksa untuk menirunkan harga yang ditawarkan, agar produknya laku. Dus, harga akan meni lii harga kes el mbangan Rpl 00,00. Pada t ingkat harga Rp200,00 uga tidak stahi1. Permintaan rnelehlht penawaran pada tingkat harga tersebut. Dalam keadaan seperti ml pars penjual akan menghent ikan pen jital.ah dan para pernbeli than menaikkan harga dalam upayanya untuk menperoieh penawaran. Karena itu, harga akan meniju ke harga 22 keseimbarigan, Rp400 ,00. T<ekuatan-kekuatan persairgan secara ten’s menenis hekerja dalarn suatu pasar bebas untuk menggerakkan )-iarga yang aktual merulu k.e harga keseimhangan. Terrpat harga Rp400 ,00 ditenrukan oleb kekuatan-kekuatan penawaran dan permi ntaan. Dan penentuan ti ngkat harga tersebut terjadi dl pasar perdagangan hesar dan beras, dimana kekuatan-kekuatan permlntaan konsurnen dan penawaran produsen me rupakan ungkapanungkapan tent entu dalam keputusan-keputusan para pedagang di pasar. Harga di pasar eceran sekarang menjadi Pp400,00 dttamhah margin pemasaran yang kita perklraan menjadi sebesar Rp75,00. Dus harga beras untuk konsumep! adalali Rp475,00 per kg dan pada harga mi, senna konsumn membeli 10 kg. Untuk rnendapatkan hangs yang diterima oleh produsen pads tingkat usaha tani kita menirangkan Rp30,00 dan hangs kesetinbangan 4.14 perdagangan besar yaitu Rp400,00 sdingga harga menladi Rp37O,00. Harga-harga terselut, pada tingkat produsen dan konsumen, akan tetap sarrpai harga perdagangan besar berubah lagi, penibahan-perubahan karena pada tirigkat harga produsen Rp370,00 dan harga konsumen Rp475,00 para produsen dan kcsumen menibuat keputusan dirnana menyebabkan jumlah yang diminta dan lumlab yang dttawarkan pada perdagangan hesar beruhah, sehingga merubah harga kesetrnbangan pula. Kekuatan-kekuatan yang menguhab keseimbangan dirrulat pada tingkat produsen dan konsumen, tetapt ketika s is tern pemasaran carrpur tangan, proses penentuan harga terjadi pada tingkat perdagangan hesar, dan peruhahan-perubahan harga yang ada akan berlangsung secara alamiab metu’ju ke kxsumen dan kembali ke produsen. c. Persaingan tak sespurna Peithicaraan rnengenai proses perlentuan harga yang telah kita bahas yattu di dalam proses persaingan sempurna. Tetapi syarat-syarat yang ketat (asurnsinya) di dalam persaingan seripurna sering tidak sesuai dengan kenvataan bisnis yang terladi. - Di dalam kenyatas.n, selalu ada ketidak serrpurnaan pengetahuan, informasi, dan lain-lain pada hampir serrua pasar di mana hal-hal tersebat menyebahkan pasar men jadi tidak serrpurna. Tetapi suatu hal yang sangat mendasar adalah mengenai umlah pen lual dan pembeli di dalam pacar. Jtka lumlah pembeli dan penlual di dalam pasar hanya sedikit, maka suatu ci.ndakan dart salab seorang pembeli atan penjual akan berakihat pada harga. Dalarn hal tnt, seorang pedagang tidak bisa lehih lame menganggap hahia suatu tindakan pernhelian dan pen jualan olehriva tidak akar’. berpengaruh terhadap harga pasar; sebaliknya, dia harus rnempertimbangkari pengaruh ttndakannya terhadap harga dan tindakanttndakan balasan yang niingkin di lakukan oleh saingannya. Keadaankeadaan sepertt tnt tidak terjadt pada pasar persaingan sempirna. Persatngan tak sernpurna atau persaingan nonopolistik terletak antara persatngan sempurna dan monopoli. Di dalam persaingan tidak seurna juga terjadi sedikit persaingan, dan juga pasar tidak dikuasat sepenihrwa oleh seorang pembelt atau penjual. Dalam proses penentuan harga, pada pasar persaingan tidak sernurna tentu saja berheda dengan proses di dalam pasar persaingan serrpurna atai pasar perdagangan besar. Dalam pasar ml, jika ada se uniah kecil pedagang (produsen) di dalarn pasar, maka kita bisa melihat bahwa harga pasar akan ditentukan oleh pedagang yang terbesar (price leader) dan pedagang yang lain hanya mendapat bagian pasar yang sesuai dengan “kekuatan”nya dan volume yang dttawarkan seiua produsen terse1-it. 4.15 DI. da1arn pasar produk pertanian, kadang-kadar ada “cairpur tangar.” pemerintah di dalam proses penentuan harga produk pertaniar’. penting. Carrpur tangan irii berupa “hantuan harga” (support prices) sebtngga mengakibatkan harga yang terladi tidak sama 23 dengan harga keseirnhangar!. Tindakan mi dilakukan pemerintah hiasanya untuk rnenaga stahl litac harga produk pertanian yang s ifatnva nuirnan i.tu. Sehagal contoh penetapan harga dasar (floor price) gabah atau harga tertinggi (ceiling price) untuk produk-produk Iainriya. 1 4.2 Kegiatan Belajar 2 PERANAN HA1 PASAR 4.2.1 liraian dan Contoh Kita telah beranggapan bahwa harga memainkan peran penting di dalam pengaturan fungsi-fungsi suatu perusahaan (usaha tani). Pengaturan tersebut dilakukan dengan berbagai cara, tetapi ada 5 fungsi yang secara spesifik ditunjukkan oleh sistem harga. Kelima tungsi harga tersebut adalah untuk ; 1) penetapan standar-standar nilai ; 2) pengaturan produksi ; 3) pendistribusian produksi ; 4) pendistribusian produk-produk dalam jangka pendek ; 5) pengaturan pemeliharaan dan pertumbuhan perekonomian. Dalam proses memaksimumkan kepuasannya, konsumen akan mengeluarkan uangnya dalam jumlah yang diinginkannya untuk dibelanjakan di pasar. Hal ini menunjukkan bahwa ‘harga’ ditentukan oleh nilai-nilai relatif (atau standar-standar nilai yang ditetapkan) dan produk-produk tertencu. Pilihan-pilihan ini diperhitungkan oleh produsen yang berusaha untuk mernaksimumkan keuntungan (atau penerimaan) dan sumberdayasumberdaya yang dikuasainya. Berdasarkan pada keinginan-keinginan konsumen yang nampak, produsen mengatur (mengalokasikan) sumberdaya-sumberdaya tersebut dengan cara yang sama jika mereka rnemproduksi produk-.produk yang memaksimumk.an keuntungan. Dengan kata lain, standar-standar nilai seperti yang ditetapkan oleh sistem harga memiberikan informasi yang diperlukan untuk keputusan-keputusan manajerial yang dibuat produsen. Setelah sumberdaya dialokasikan dan proses produksi diselesaikan, produk harus didistribusikan kepada para konsurnen produk tersebut. Karena permintaan membutuhkan daya beli seperci halnya keinginan akan produk-produk tersebut, keputusan-keputusan seperti siapa yang mendapatkan apa yang telah dibuat, berdasarkan pada siapa yang mempu untuk membeli pada tingkat harga yang ditentukan. Hal ini berarti bahwa tingkat pendapatan konsumen akan menentukan berapa banyak produk yang mereka beli. Pada tingkat harga yang sangat tinggi, hanya ada sejuinlah kecil orang dengan tingkat pendapatan yang tinggi yang akan meinbeli produkproduk tersebut. Meskipun demikian, jika produksi suatu produk tneningkat, harga akan turun dan konsumsi akan produk tersebut rneningkat pula. Jika harga-harga turun sarnpai tingkat yang bisa dicapai oleh konsuinen yang berpendapatan rendah, maka lebih banyak lagiorang yang ikut 24 mengkonsumsi produk-procluk tersebut, dan hampir semua orang bisa nieningkackan cingkat konsumsi yang rnereka kehendaki. Jadi jelas tampak di sini adanya tungsi pendistribusian produk. Juga pada tingkat harga yang sangat tinggi, hanya sejumlah kecil dan orang tersebut yang memperoleh tingkat kepuasan yang tinggi dan mengkonsumsi produk yang dibeli tersebut. Jika harga turun rnaka jumlah orang di pasar akán bertambah banyak. Pendistribusian procluk dalam jangka pendek seperti yang ditunjukkan oleh sistem harga yang sederhana berarti bahwa penggunaan produk tersebut digunakan melampaui suatu periode waktu. angsi.. harga mi secara khüsus penting dalarn kasus produk-produk percanian, karena produksi dan sebagian besar produk—produk rnini bersitat musiinan. Perbedaanharga pada musim panen dan harga yang berlaku di pasar setelah musim panen berlalu, rnengakibatkan penghasiian bagi para pemilik fasilitas penyimpanan (gudang misalnya) dan orang—orang yang berspekulasi akan terjadi perubahan-.perubahan harga pada masa yang akan datang. Sehingga para produsen tersebut akan menghentikan penjualan di pasar dengan harapan akan ada kenaikan harga pada masa yang akan datang. Fungsi yang kelima yang ditunjukkan harga adalah bahwa pengaturan pemeliharaan dan pertumbuhan ekonomi. Jika harga tidak terlalu tinggi untuk menutupi penggantian biaya peralatan modal, maka produk-produk yang dihasilkan oleh peralatan kapital tersebut secara perlahan akan hilang. Jika biaya hampir tidak bisa ditutup, maka tidak akan ada dana untuk investasi untuk ekspansi. Dan hal-hal yang telah dikeniukakan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa peranant harga adalah pertama, harga adalah kekuatan yang mengatur perekonomian kita, dan kedua adalah bahwa harga rnengatur dengan penyampaian keinginan-keinginan kDnsumen ke produsen. Mekanisme pengaturan dn pengendalian ada lab cadangan dan harga-harga. Jika cadangan bertambah, harga akan turun, dus menyampaikan pesan kepada produsen bahwa mereka berlebihan rnenghasilkan suatu produk. Harga yang turun i:nempunyai efek ganda, tidak hanya menutup aliran suberdaya ke proses produksi., tetapi juga membuka pintu untuk meningkatkan konsumsi. Jika konsumsi meningkat dan produksi dikurangi, cadangan akan inenurun. Akibatnya harga naik dan aliran suinberdaya ke dalain proses produksi meningkat. Tetapi harga yang lebih tinggi menipei:kecil konsumsi dan cadanan menjadi bertainbah dan harga akan tlirun akhinnya. Proses mi berulang sampai titik yang dicapai dimaria harga tnenyebabkan aliran produksi menjadi sama dengan aliran ksnsuxnsi. Pada titik mi, harga adalah stabmi dan cadangan di pelihara pada tingkat yang stabil. mi adalah titik kestabilan di inana lçeseimbangan ekonomi tercapai. 4.20 Bagaimana proses menuju pembentukan harga keseimbangan di dalam pertanian bisa juga dijelaskan dengan analisis Cobweb Theorem. Di da].am pertanian, harga beberapa produk pertanian dan peternakan menunjukkan tluktuasi tertentu dart musim ke mu.sim. Lihat Gambar 46. 25 Seandainya pada musim 1 jumiah panen dan yang ditawarkan ke pasar adalah Q1. Karena hasil panen tnt dianggap tidak bisa disimpan terlaiu lama, maka juinlah tersebut harus terjual habis pada musim tersebut. Dengan kurve permintaan D, maka harga yang terjadi dipasar pada musim 1 adalah P1. Selanjutnya atas harga yang beriaku mi produsen merencanakan produksinya untuk rnusim 2 (harga P1 dianggap oleh produsen akan tetap beriaku pada musim 2). Atas dasar kurve penawaran S, pada harga setinggi P1 ,jumiah produksi yang ingin ditawarkan ada]ah Oieh sebab itu produsen merencanakan untuk rnengbasiikan output sebesar Q2. Anggap bahwa setiap output yang direncanakan seialu bisa dicapai dengan tepat. Maka dalam musim 2 .akan tersedia output sebesar Q2 dan jumiah mi akan ditawarkan di harga pasar yang terjadi.daiam musim 2 ada.Lah P2 (yai tu perpotongan antara kurve permintaan D dan garis vertikal dan Q2. Dengan harga P2 keimxlian produsen merencanakan produksinya untuk musim 3, dan tnt berarti merencanakan output sebanyak Q3. Daläm musim 3 output sebesar Q3 dipanen dan semuanya dijual ke pasar. mi akan menimbuikan harga P3 (perpotongan antara kurve permintaan D dan dijadikan dasar bagi rencana produksi musim 4 yang menghasilkan Q4 dan harga setinggi P4) dalam musim mi. Tingkac harga P4 kernudian dijadikan dasar rencana produksi musim ke 5, detnikian seterusnya. Sementara itu untuk beberapa produk pertanian diadakan “program harga batas” (price support programs). Program harga batas tnt menciptakan beberapa masaiah yang berkaitan. Karena harga ditetapkan di atas tingkat keseimbangan normaL, produsen mempunyai suatu insentif untuk memproduksi iebih dan yrig hisa dijual pada tingkat harga batas. Agen yang bertanggungjawab untuk mengelola setiap program harga batas, dihadapkan dengan masalah ap yang harus dtlakukan dengan adanya /. 21 surplus. Secara mendasar 4 alternatif tersedia: 1) Produk tersebut bisa dijual pada pasar cerbuka dan perbedaan aricara harga pasar dengan harga batas bisa dibayar dalam bentuk subsidi langsung. Subsidi yang diperlukan ditunjukkan oleh tanda kurung besar A dalam Gambar 4.7 Z) Produksi atau penjualan produk tersebut bisa dibatasi pada tingkat dimana harga pasar dan harga batas bertepatan (titik B pada Gambar 4.7) 3) Surplus bisa dibeli dan juga disimpan, di lernpar ke pasar ekspor atau dihancurkan (surplus ditunjukkan oleh tanda kurung besar C dalam Ganibar 4.7) 4) harga batas bisa dibayar pada volume produksi tersebut yang akan ‘membersihkan’ pasar pada harga-harga pasar, sisa produk dimungkinkan untuk dijual pada setiap nilai yang memungkinkan). 26 Lawan, dan harga batas aclalah jika untuk beberapa alasan mensyarakat memutuskan. bahwa harga untuk beberapa produk lebih tinggi dan yang bisa diterima oleh masyarakat. Masalah-maaalah yang tenjadi karena tindakan seperti itu digambarkan dalarn Ganibar 4.8 Pada tingkat harga yang dilakukan konsumen mau ruembeli produk lebib dan yang mereka inginkan pada tingkac harga keseimbangan. Tetapi kuantitas yang akan diproduksi dan dijual produsen lebih kecil•clari pada yang biasa mereka tawarkan. Akibatnya, ada kekurangan produk (ditunjukkan oieh tanda kurung besar A dalarn Gambaar 4.8). Karena itu, jika harga-.harga ditetapkan pada tingkat di bawah harga keseimbangan, sistem harga tidak dapat menunjukkan untuk mendistnibusikan produk ke pada konsumen. Bahkan lebih buruk lagi, konsurnen akan membayar suatu harga di atas tingkat keseimbangan dalani Gambar 4.8) untuk kuantitas yang tersedia. Dus, ada suatu insentif yang sangat besar (tanda kurung besar B dalam Gainbar 4.8) untuk para pedagang dan kDnsunlen untuk menghindari harga yang diberlakukan melalui kegiatan pasar gelap. 4.22 ‘ 27 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga, khususnya di dalam pertanian kita akan membahas beberapa kenyataan dan masalah di bawah ini. a) Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi harga produk-produk pertanian Kekuatankekuatan yang mempengaruhi harga produk-produk pertanian bisa dikelompokkan ke dalam 4 kategori pokok. Pertama, keadaan-keadaan penawaran yang mempengaruhi harga produk pertanian termasuk keputusan-keputusan produksi, cuaca, penyakit, luas tanah yang dipanen, dan impor produk-produk pertanian. Kedua, keadaan-keadaan permintaan termasuk pendapatan, selera dan preferensi, penduduk dan ekspor produk-produk pertanian. Ketiga, sektor pemasaran juga mempengaruhi harga-harga produk pertanian lewat kegiatan-kegaitan penambahan nilai tambah, perilaku biaya, dan strategi-strategi pernasaran yang terakhir, pemerintah bisa mempengaruhi harga-harga produk pertanian melalui harga batas, pengedalian penawaran, kebijaksanaan perdagangan atau kebijaksanaan-.kebijaksanaan yang mem pengaruhi pemintaan domestik akan produk pertanian. Kadang-kadang ada perdebatan tentang apakah harga produk-produk pertanian ditentukan pada tingkat usaha tani (produsen), dalam sistem pemasaran, atau oleh konsumen pada tingkat eceran. Kenyatannya, hanya ditentukan secara bersama-sarna oleh permintaan konsumen, penawaran produsen (usaha tani), dan sistem pernasaran produk-produk tersebut. Dan tidak ada satupun dan ketiga hal. tersebut yang lebih penting daripada lainnya dalam penentuan harga produk-produk tersebut. b) Fluktuasi harga pertanian Ada berbagai keadaan yang mempengaruhi ketidak stabilan harga pertanian. Dan sisi penawaran, variasi dan keputusan-keputusan produsen akan output, cuaca, penyakit, dan kejadian-kejadian yang tak bisa diduga yang mempengaruhi antara lain : luas tanah yang diolah, yields, output dan harga. Beberapa faktor penawaran bisa dikendalikan oleh petani dan beberapa tidak, tetapi bahkan usaha-usaha petani untuk menyesuaikan penawaran dengan permintaan bisa gagal oleh kejadian-kejadian. yang tak bisa diduga. Dia bisa tanggap terhadap harapan-harapan akan harga dengan menambah luas tanah yang ditanami, tetapi yields akan menjadi lebih rendah dan rata-rata. Dalam banyak kasus, respons petani terhadap perubahan-perubahan harga akan mengurangi fluktuasi harga, hanya jika harga-harga yang tinggi mendorong kenaikan penawaran, dimana akhirnya menurunkan harga. 28 Faktor-faktor permintaan juga mempengaruhi variasi-variasi harga dalam pertanian. pendapatan konsumen, tingkat pengerjaan (employment), dan keadaan dunia bisnis mempengaruhi permintaan akan produk pertanian dan harganya. Seperti pergeseran penawaran, dalam jangka pendek kurve permintaan akan menggeser suatu kurve penawaran yang secara relatit elastis, membuat penyesuaian harga yang terjadi. Sikius bisnis mempengaruhi harga-harga pertanian termasuk pergeseranpergeseran secara periodik dalam penawaran dan permintaan fungsi agregat dan produkproduk pertanian. Sikius harga pertanian akan produk-produk pertarnian. Variasi-variasi harga ini berdasarkan pada penawaran, variasi-variasi tersebut mencerminkan keputusankeputusan output produsen. Jika penawaran naik, harga turun, dan jika penawaran turun, harga naik. Siklus harga pertanian disebabkan oleh kecenderungan para petani untuk mendasarkan perencanaan produksi yang akan datang pada harga sekarang dan keuntungan, tidak pada harga yang akan datang. Sebagai contoh misalnya, produksi ayam potong secara relatif rendah dan harga kopi tinggi. Orang-orang dalam bisnis ayam potong melihat pada penerimaan yang sangat menggembirakan pada tahun yang lalu dan memutuskan untuk memperluas usahanya. Bahkan yang sebeluminya meninggalkan bisnis memutuskan untuk berusaha lagi. Tetapi untuk memperluas produksi ayam potong herarti hahwa, kita harus tnulai memelihara dari kecil, memberi makan, dan sebagainya, hingga kita bisa menjualnya ke pasar. Semuanya itu membutuhkan waktu paling tidak 3 bulan. Tetapi sepanjang waktu tersebut penawaran yang meningkat, saingan kita akan menurunkan harga. Produsen akan melihat keadaan tersebut dan memutuskan untuk mngurangi penawaran ayam potongnya. Siklus akan kembali lagi dengan sendirinya, produksi akan turun dan harga akan naik. d) Variasi harga musiman Variasi-variasi harga musiman adalah akibat dan pertnintaan musi man, pro(iuks i, dan po Ja-j o La pemasaran. ftirunnya harga ayam kaikun mer ‘pakan suatu contoh kits i k dart variasi harga yang dipengaruhi oleh per iiitaan inusimnan. Kenaikan musiinan harga— harga produk pertanian dan panen ke panen melukikan perubahan harga yang dipengartihi oleh permawaran musiman. 4.2] 29 Harga eceran pnd ik pertariian mengikuti suatu pola musiinan dengan deviasi yang relatif kecil. dan tahun—ke tahun. Kecenditig mi terutama sekali dicerininkan oleh harga produk pertana pe Waktu musim panen (misalnya durian) dan inusiw tidak panen. Perubahan..perubahan di daLam kegiatan-kegiatan produksi musiman, pola—pola peilritaan, kapàsitas penyimpanan, atau biaya penyimpanan akan diharapkan untuk rnerubah variasi harga musiman dan produkproduk pertanian. Misa.Lnya penyimpanan produk-produk dan teknologiteknotogi dalam peinrosesan bisa merubah pola-pola harga musiman dan produk-produk pertanian yang sangat gainpang rusak. 30 ARTI DAN DEFINISI PEMASARAN 4.1 .1 . 1 Arti pemasaran Pemasaran inempünyai arti yang berbeda bagi setiap orang. Bagi konsumen misalnya seorang ibu rumah tangga , pemasaran bisa berarti belanja untuk rnakanan. Para petani 31 terutama sekali rnelakukan transaksi dengan para peinbeli lokal, dan bisa mengkaitkan pemasaran dengan peinuatan hasil. pertaniannya ke atas mobil dan diangkut ke pasar. Sebaliknya, pedagang perantara seperti pengecer, pedagang besar, dan pengusaha pengolahan (processor) bisa memandang pemasaran sebagai suatu proses untuk mendapatkan keuntunçan dan persaingan yang ada dalam pasar, peningkatan penjualan dan keuritungan, dan pemuasan konsumen. Set iap kelompok di atas merupakan konsep yang terpecah-pecah dan suatu proses marketing secara keseluruhan. Tetapi seperti yang dipakai para ekonom, istilah pemasaran adalah lebih luas dan melibatkan semua kegiatan yang ada di dalam proses penyampaian produk dan produsen yang pertaina sekali ke konsumen akhir. Istilah pemasaran (distribusi) sering juga disebut dengan istilah tataniaga karena niaga berarti dagang sehingga tataniaga (pemasaran) berarti segala sesuatu yang menyangkut aturan main dalam hal perdagangan produk-produk. Di negara kit a, masalah pemasaran produkproduk pertanian merupakan bagian yang paling lemah dalam mata rantai perekonomian atau dalam aliran produk-produk. Dengan kata lain, efisiensi di bidang pemasaran mi masih rendah, sehingga masih sangat perlu i.ntuk diperbaiki. Bagaimanakah ukuran dan sistem pemasaran dan suatu produkagr bikatakn baikdan efisien? Sistem pemasan dianggap efisien bila memenuhi dua syarat: 1) mampu menyamaikan hasil produk petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya, 2) mampu mengadakan pembagian yang adil dan keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihák yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan pemasaran produk tersebut. Pengertian iil di sini adalah pemberian balas Jasa fungsi-fungsi pemasaran sesuai sumbangannya masing-masing. I)us, dengan rnelihat kedua ukuran mi tampak jelas bahwa kemungkinan peningkatan efisiënsi pemasaran di negara kita masih besar. Biaya pemasaran di negara kita termasuk tinggi dan pembagian hasil pendapatan dan, harga produk masih kurang adil. Jika misalnya hanya syarat pertama yang dipenuhi tetapi pembeli dan penjual hasilpertanian hanya ada satu perusahaan atau satu orang saja (monopsoni dan monopoli) maka perusahaan itu mungkin bisa rnenekan harga pembelian dan petani sehingga petani hanya menenima harga yang relatif rendah. Dalam kasus mi jelas bahwa biaya pemasaran rendah tetapi pembagian pendapatan tidak adil. Jika di negara kita biaya pernasaran relatif lebih cinggi dibandingkan dengan keadaan di negara-negara lain untuk produk yang sama, sehingga menyebabkan penekanan harga pada tingkat petani produsen. Hal tersebut disebabkan oleh, misalnya transportasi yang belum lancar, kelemahan modal petani, industri pengolahan yang belum maju, dan sebagainya. mi berarti bahwa ada peluang bagi perbaikan 5.2 pemasaran pada banyak fihak terrnasuk pemerintah yang rnungkin harus menyediakan anggaran yang besar untuk perbaikan prasarana, pengaturan standar barang-barang komunikasi, telepon, teleks, telegram, dan sebagainya. Bukan hanya di dalam hal-hal teknis saja peranan pemerintah diperlukan dalatnpenembangan pemasaran, tetapi juga di dalam soal-soal jaminan hukum dan pengawasannya, dalam rnengusahakan kescabilan nilai uang dan lain-lain, demikian menurut AT Mosher. Karena itu pemasaran pertanian tidak hanya mencakup barangbarang yang dihasilkan oieh petani tetapi juga sarana-sarana produksi (saprodi) yang diperlukan oleh petani seperti: pupuk, pestisida, dan juga alat-alat pertanian. Khusus untuk pupuk dan pestisida mi banyak dipergunakan istilah distribusi, karena pupuk yang di impor 32 atau di odiiksi oleh suatu pabrik pada tempat tertentu harus didistribusikan Ice pelosokpei5sok desa yang tersebar. Perdagangan distribusi mi dilawankan dengan perdagangan pengumpulan yang menunjuk pada kegiatan mengumpulkan basil-basil yang juinlahnya sedikit dan petani produsen yang tersebar. 4.1 .1 .2 Fungsi pnasaran Setiap barang ekonomi mernpunyai kegunaan atau rnantaat bagi ruanusia. Manusia memerlukan suatu barang tertentu pada tempat, waktu, bentuk dan harga tertentu. Jika antara penjual dan pembeli tidak ada kecocokan dalarn salah satu syarac tersebut di atas, rnak transaksi jual. beli cidak akan terjadi. Disinilah terletak fungsi dan peratian pemasaran yaitu mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat,. waktu, bentuk, dan harga yang Salah satu fun si yang harus dijalankan oleh sistem pemasaran adalah pengangkutan. Berbagai produk pertanian harus diangkut, sering kali ratusan ataii bahkan ribuan kilometer jarak dan usaha taft dimana produk pertanian itu dihasilkan ke kota-kota dimana produkproduk tersebut di konsumsi, atau ke pelabuhan-pelabuhan untuk diekspor. Misalnya hasH produksi rambutan, harganya sangat murah pada tempat di mana rainbutan cersebut di hasilkan dalam jurnlah yang beriimpah-limpah , padahal di kota perrnintaan akan rarnbutan itu cukup besar. Karena itu rambutan di angkut ke kota untuk di pasarkan. Pemasaran yang berfungsi untuk membawa rambutan tersebut dan tempat prsi (desa) ke tètnpat konsumsi (kota) bisa dikatakan teLah berlungsi menaikkan kegunaan tempat (place utility) bagi rambutan tersebut. Fungsi lainnya adalah penyiinpanan (storage). Basil produk pertanian di petik pada musim panen, akan tetapi konsumen perlu maniakainya sepanjang tahun. J1 dalam suatu perekonornian pertanian yang bersifa-t subsisten, petani menyimpan sendiri produk 5.3 pertaniannya. Sedangkan di daLam sistem perekonomiari yang sodah maju, proses penyimpanan mi dapat dikerjakan secara lebih efisien oleh lembaga- lem baga pemasaran dengan mfleinpekerj akan pegawai .-pegawai yang terlatih secara teknis dan dengan rnenggunakan peralacan dan fasilitas yang diatur dengan baik untuk mel.indungi produkproduk itu dan gangguan tikus dan serangga, serta lain-lain sebab yang menimbulkan kerusakan dan kebusukan. Sebagai contoh, proses penyimpanan padi yang berjumlah banyak dan saat panen (pada waktu harga rendah) sampai saat paceklik. Walaupun penyimpanan mi mungkin hanya beberapa bulan saja, tergantung pada macam barangnya, tetapi proses mi telah rneningkackan kegunaan waktu (time utility) dan pernasaran. Produk pertanian yang gampang rusak tidak dapat disinipan lania canpa pengolahan (processing). Karena itu, pabrik-pabrik uncuk pengolahan surplus musiman dan produk pertanian yang garnpang rusak sangat penting seperti: proses pengeringan, pengalengan buahbuahan, sayur-sayuran dan daging dan lain-lain. Namun demikian, pengolahan produk-produk pertanian tidak terbatas hanya pada hasil pertanian yang gampang rusak saja. Kebanyakan hasil pertanian tidak dimakan dalam bentuk seperti ketika dipanen. Padi harus dijadikan beras, gandum digiling menjadi tepung, atau kelapa sawit diolah dulu untuk jadi mmnyak goreng, dan lain-lain. 1eknologi makanan yang modern rnemungkinkan pernbuatan produk-produk baru yang pasarannya bisa dikembangkan seperti tepung bayi, minuman-minuman, manisan dalam kaleng, dan banyak lagi yang lain. Dengan perkacaan lain, industrm pengolahan (processing) mi berfungsi mengo!ah dan rnengubah produk-produk pertanian sedemikian rupa sehingga bentuk dan mutunya sesuai dengan keinginan konsumen yang berarti meningkatkan bentik (form utility). Standar mutu mi dapat dibagi dalarn beberapa golongan dengan harga yang berbedabeda. Makin maju 33 pertanian (dan perekonomian) inakin banyak macam ragani mutu barang.-barang untuk memenuhi selera konsumen yang berbeda-beda. Perkembangan fasilitas-fasilitas pengangkutan, penyirnpanan (storage), dan pengolahan (processing) memper!uas pasaran produkproduk pertanian. Tanpa fasiLitas-tasilitas mi, pasaran yang ada hanya untuk produk-produk, pertanian. Tanpa fasilitas-fasilitas mi, pasaran. yang ada hanya untuk produk-produk yang dpat di konsumsi segera sete1ah produk-produk tersebut di panen dan terbatas pada daerah yang dekat pada tempat dimana produk-pnoduk tersebut dihasilkan. Dengan adanya tasilitas-tasilitas tersebut di atas, maka para petani akan mempunyai saluran-saluran untuk produksiriya yang lebih besar dan untuk produk-produk yang mungkmn sesuai dengan usaha tani rnereka, akan tetapi tidak rnenguntungkan- karena pasarannya terlalu kec ii. 5.4 Jadi jelaslah di sini bahwa pengangkutan, penyimpanan, djj pengoi.ahan merupakan tiga tungsi utama perriasaran. Pengembangan iehih lanjut dan ketiga fungsi pemasaran mi akan memajukan dan memperluas pasaran basil-hasH usaha tani. l3ahkan Mosher rnemasukkan pemasaran mi ke dalam syarat mutlak peinbangunan pertanian. Tanpa adanya pemasaran procuk-produk pertaniarl, maka percanian akan bersifat statis dan usaha tani hanya ditujukan untuk inernenuhi kebutuhan petani saja. Fungsi pembiayaan (financing) merupakan tungsi lainnya yang perlu juga bagi sistem pemasarari. Di sini hanya perlu ditegaskan bahwa pembiayaan pemasaran mi sangat perlu karena adanya perbeciaan waktu (kadang-kadang sangat lama) antara pembefian (dan pernbayaran harga) oleh konsurnen dan kebutuhan uang dan produsen setelab komoditi tertentu selesai diproduksikan. Sesuai dengan perkembangan dan kompleksnya sistem pemasaran maka sxiah sepantasnya jika ada perusahaan khusus yang nienjalankannya. Di sini diper.Lukan manajernen perusahaan pemasaran yang betul-betul haik. Sebagai perusahaan, pemasaran sama pentingnya dengan produksi oieh petani. Tanpa bantuan sistem pemasaran, petani akan rugi karena procluk-produknya tidak dapat dijual. [ngan demikian kurang tepatlab pendapat bahwa para pedagang perantara produk-produk pertanian itu hanya memperpanjang mata rantai produk-produk saja. Para pedagang tersebut adaiah bagian yang mutlak dalani keseluruhan mata rantai perekonomian. Ia merupakan kegiatan yang produktif dan memerlukan keahlian dan kecrampilan tertentu. 4.2 Kegiatan Belajar EAIW(1’ERISTIK P1Xi1K PERTMIIAN 4.2.1 Uraiari dan Contoh 4.2.1.1 Bahan Mentah(bahan baku) Sebagian besar output pertanian merupakan bahan mentah yang masih akan cligunakan untuk pengolahan lebih lanjut. Proses pengolahan mi bisa terbatas, seperti perubahan dan ternak nienjadi daging, dan padi inenjadi beras, dan pohon jati menjadi papan jati, dan lainlain. Tetapi juga bisa menjadi sangat kompleks, seperti perubahan dan ganduni sampai inenjadi kue-kue, dan kacang hijau menjadi rninuman sari kacang hijau, dan pohon ,jati ruenjadi peralatan ineubelair, dan sebagainya. Tanpa meinperdulikan masaiah kompleksitasnya, bagaimanapun prociuk pertanian yang dijual petani, dengan segera akan kehilangan identitasnya sebagai produk pertanian dan menjadi produk yang lebih ‘sederhana’. 4.2.1 .2 Banyak meniakai tempat (bulky) 34 Produk-produk pertanian lebih banyak menggunakan/memalcai tempat (bulky) jika dibandingkan dengan produk-produk lain. Sifat yang deniikian mempunyai pengaruh fungsi-tungsi pernasaran yang berhubungan dengan masalah pemeliharaan fisik. Produk.produk yang memakai tempat yang banyak, jika dihubungkan dengari nhlainya, maka hampir secara otornatis menaikkan biaya pengangkutan dan penyimpanan. Sebuah truk yang mengangkut obat-obatan akan sangat lebih berharga dan pada sebuah truk yang mengangkut padi. Art inya buah-buahan, sayur-.sayuran, jagung, dagirzg, semuanya bersifat membutuhkan teinpac yang banyak (bulky). Cmi mi niempunyai pengaruh terhadap fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk pasar produk—produk pertanian. Sifat rnemakai tempat yang banyak (bulky) mi, ditambah dengan keaneka ragaman produksi, rnenyebabkan kebutuhan akan kapasitas penyimpanan yang lebih besar. 4.2.1 .3 Gampang Rusak (perishable) Derajat gampang rusak (perishability) dan produk-produk pertanian juga bisa dibandingkan dengan produk-produk lain. Sernua produk pertanian akhirnya akan rusak (busuk). Beberapa produk pertanian seperti tomat atau bayam, hanus dikonsurnsi segera setelah dipetik; 4 jika tidak maka produk-produk tersebut akan busuk dan layu (tidak segar 5.8 lagi) dan akan berkurang nilainya. Produk-produk seperti daging sapi atau kambing akan cepat rusak jika penyirnpanannya tidak baik. Sernentara itu, gandum pada sisi lain, bisa disitnpan untuk jangka waktu yang relatif lebih larna tanpa banyak mengalami kerusakan. 1alaupun hainpir sernua produk pertanian bisa disirnpan, tetapi selalu lebih cepat rusak dibanding produk-produk industri. Produk-produk yang gampang rusak (perishable) rnernbutuhkan perne liharaan (penanganan) yang cepat dan rnernbutuhkan s is tern pengataii. 4.2.1.4 Variasi kualita.s Kualitas proctuk-produk pertanian bervariasi dan tahun ke tahun dan dan musirn ke musirn. Pada beberapa tahun tertentu rnungkin kualitas produk sangat tinggi. Sementara pada saat yang lain, keadaan-keadaan yang tidak rnenguntungkan mengakibatkan produkproduk pertanian berkua’ itas rendah. Variasi kualitas produksi seperti itu mempersulit proses penerapan standar kualitas produk yang seragam dan tahun ke cahun. Jika apel Malang berkualitas yang seragarn tingginya, standar kualitas apel yang tinggi bisa ditetapkan dengan ketat. Tetapi jika kualitasnya rendah, standar grading bisa sedikit diperlunak untuk rnernungkinkan apel tersebit dipasarkan sebagai kual.itas tertinggi. Meskipun produk-produk pertanian bervariasi dalarn kualitas, tetapi produk pertanian secara umum bisa ciikatakan hornogen. mi berarti bahwa secara keseluruhan, para pernbeli tidak mernpunyai alasan yang kuat tntuk lebih memilih produk seorang petani daripada yang lain. Oleh karena itu setiap petani menerirna harga yang sarna untuk kualitas produk yang sama iula. 4.3 Kegiatan Belajar 3 BIAYA PIASARAN 4.3.1 Liraian dan Contoh Siapapun yang menja.Lankan fungsi-fungsi pemasaran atau bagaimanapun bentuk lembaga pemasaran, selalu memerlukan biaya. Pengangkutan memerlukan biaya, demikian pula penyimpanan dan pengolahan. Waktu dan usaha yang digunakan untuk rnenganalisa penawaran dan permintaan, mengadakan hubungan dagang, memilih barang dagangan, 35 membeli dan menjualnya serta pengaturan distribusinya; kesenrna kegiatan di atas membutuhkan biaya yang banyak. Akit selanjutnya adalah harus ada modal yang ditanamkan (investasi) pada procluk-produk pertanian yang diperdagangkan dalam sistem pemasaran tersebut. Padahal perdagangan itu mengandung banyak risiko-risiko rugi karena produk rusak atau karena perubahan harga. Oleh karena itu penanaman modal (investasi) mestinya tnenghasilkan suatu keuntungan, seperti halnya dengan bunga yang harus dibayar untuk uang yang dipinjamkan kepada petani untuk membeli sarana produksi (saprodi) seperti pupuk, bibit, pestisida, dan lainlain. Semakin berkembang pertanian dan semakin kompleksnya sistem pemasaran akan menyebabkan biaya pemasaran makin besar. Konsumen yang rnakin tinggi tingkat pendapatannya menginginkan produk-produk [. pertanian yang makin banyak macam ragamnya dan mi berarti proses pengolahan yang makin kompleks dan jasa-jasa sistem pemasaran yang rnakin banyak. Engan demikian maka nilai produk pertanian yang sainpai pada konsumen sixiah rnemperoleh nilai tambah yang relatif makin besar dan persentase nilai rupiah yang diterima petani produsen menjadi makin kecil. Sebagai ccwitoh adalah permintaan akan beras. Konsumén di kota yang pendapatannya makin tinggi mulai membeli beras yang kualitasnya Lebih baik yang persentase pecahnya macin sedikit atau menginginkan beras yang dikemas dengan plastik yang baik dan lain-lain. Jumlah (kuantias) beras yang diminta mungkin tetap tetapi dengan kualitas yang lebih baik. Jadi apa yang dirnaksud dengan biaya pemasaran (marketing margin) dalam ekonomipertanian bukanlah biaya yang kita kenal sehari-hari yang dianggap selalu harus dan bisa ditekan. Rita tidak bisa membandingkan efisiensi peruasaran untuk beberapa produk—produk hanya dengan inembandingkan besarnya persentase biaya pemasaran mi. Suacu produk bisa memiliki sistem pemasaran yang sangat efisien tetapi persentase biaya pemasarannya tinggi. Makanan dalam kaleng misalnya, biaya pemasarannya jauh lebih tinggi daripada 5.12 biaya pemasaran untuk padi atau daging. Produk yang gampang rusak (perishable) atau yang memakai teTnpatang besar (bulky) untuk — menangkut dan menylmpannya juga akan memakan biaya pemasaran yang relatif tinggi dibariingkan dengan produk yang tahan lama atau yang stiupel (ringkas) . Juga faktor risiko memegang peranan yang sangat penting. Kalaurisiko rusak atau penurunan kualitas produk besar, — Biaya pemasaran bervariasi cukup besar tidak ha untuk berbagai produk tetapi bahkan tuk produk yang sama untuk daerazi yang berbeda. Variasi yang kadang kala sangat besar itu menuri,jukkan bahwa biaya pernasaran itu dipengaruhi oleh banyak if t inT iitiksayur r5ur misainyamemang mungi dis oleiantai’à la in kondisi j alan yang kurangIk g tu pua dengan prasarana perhubungan lainnya. —Terpencar-pencarnya tempat-tempat produksi yang jauh serta jalan yang buruk berarti akan memperpanjang waktu pengangkutan dan memperbesar risiko kerusakan. Tidak hanya itu saja, kadang-kadang tingginya biaya pemasaran juga disebabkan oleh banyaknya pungutanpungutan baLk yang bersifat restni (retribusi) maupun yang tidak resmi disepan,jang jalan antara produsen dan konsumen. Untuk produkproduk yang diekspor biaya pemasaran mi dihitung dan harga fob (free on board) atau dan harga jual para eksportir. 36 Kita tidak bisa begitu saja niembandingkan biaya pemasaran untuk mengukur efisiensi karena adanya faktor-faktor tersebut di atas. Perbandingan untuk inengukur efisiensi pemasaran tidak mixlah karena fungsi-fungsi pemasaran seperti pengerinan dan pengolahan yang dikerjakan oleh pebgolah-pengolah khusus, tetapi ada pula yang dikerjakan oleh petani. Hal mi tampak penting sekali pada produk ekspor seperti karet, dimana pengoiahan sampai tahun-tahun terakhir mi masih banyak dilakukan di luar negeri (di Singapura misalnya) yang berarti bahwa karet yang diekspor rnasih dalam keadaan belum diolah atau dalam grade yang rendah (unsmoked sheets misainya). Oleh karena itu proses baru pengolahan crumb rubber berarti inemperbesar penerimaan biaya pemasaran di dalam negeri. Dalam istilah pendapatan nasional berarti nilai tambah (value added) dan perusahaan-perusahaan pengolahan dan pemasaran menjadi lebih besar bila pekerjaan pengolahan mi iebih banyak dilakukan di dalam negeri. Pengetahuan (iniormasi) tentang biaya pemasaran mi penting sekali, tidak saja bagi pedagang dan petani, tetapi juga bagi pemerintah. Satu contoh yang baik sekali actalah dalarn hal petnasaran beras. Dalam ruenentukan kebmj aksanaan harga beras minimum dan maksimuin, pemerintah menganggap bahwa biaya pemasaran adalah kira-kira 31 persen yang merupakan perbedaan antara harga beras minimum yang 5.13 dijamin dengan harga beras eceran pemerintah. Hasil penelitian Ace Partadiredja di Jawa Tengah (1I70) memperlihatkan bahw petani pda umumnya menerima harga jual path keringnya tidak sebesar Rpl 3,20 per kg (atau Rp26,40 per kg untuk kering giling) tetapi lebih menclekati Rp20,00 per kg path kering atau Rp40,00 per kg beras bila konversi beras padi dianggap 50 persen. Suatu biaya pemasaran yang ternyata lebih kecil dart asuinsi mi mernpunyai irnplikasi penting bagi kebijaksanaan harga pupuk yang disubsidi pemerintah. Suatti contoh basil penelitian lain mengenai pemasaran ternak hidup felah dilaporkan oleh Mubyarto (1974). Dan hasil penelitián tersebuc ditemukan bahwa nampaknya ada hubungan langsung ancara harga yang diterima petani peternak dan biaya ekspor. Makin tinggi blaya yang harus dibayar o.Leh eksportir makin rendah harga yang cfiterima petani. Dengan kata lain biaya tanibahan yang dibebankan pada eksportir rupanya diteruskan sepanjang mata rantai pemasaran sampai pada petani peternak. Mungkin ha! tersebut menunjukkan bahwa segala biaya yang harus dibayar oleh eksportir (baik yang resmi maupun yang tidak resmi) mempengaruhi penerimaan bersih dan petani. Jika hal tersebut benar maka rnungkin benar untuk mengatakan bahwa sebenarnyalah penerimaan eksportir lebih stabil dan pada penerimaan petani. Bila eksportir mengatakan bahwa perdagangan ternak mengandung risiko besar maka bagi peternak risikonya akan lebih besar lagi. Akhirnya dalam hal biaya pemasaran mi harus disebutkan perpajakan atas produk-produk yang diekspor. Karet yang secara tradisional rnerupakan komoditi ekspor yang sangat penting di Indonesia banyak dibebani pajak (yang merupakan pendapatan negara) dan berarti mengurangi penerirnaan petani, oleh karena itu bisa juga dimasukkan ke dalam biaya pemasaran. 1. Grading dan Staixlardisasi Grading adalah klaikasi produk-produk percanian ke dalam beberapa golongan tertentu yang berbeda-beda, niasing-masing dengan näTiiãitiket tertentu. Perbedaan mi bisa ditentukan oleh perbédñ bentuk dan besar barang, rasa, tingkat kematangan, dan sebagainya. Kemajuan sistem grading berhubungan erat dengan luasnya pasar. Dalain pasar bersifat lokal dimana produsen dan konsunien dapat bertemu secara pribadi, inaka grading belum 37 tentu menonjol peranannya. Tetapi jika proses jual beli menjadi berkembang dimana produsen clan konsumen terpisah jauh antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, maka grading mulai diperlukan. Hal mi diperlukan karena sudah timbul pedagang perantara yang mernbawa pesan keinginan konsumen atas mutu produk-produk, dan mi dinyatakan dalam grade-grade tertentu dengan harga yang berbeda-beda. Keuntungan grading yang baik, adil, dan teliti atas produk-produk pertanian memberi manfaat bagi konsumen inaupun produsen. Konsumen untung karena mendapat produk yang paling sesuai dengan keingmnan dan tingkat pendapatannya. Sedangkan produsen juga mendapat jaminan rnemperoleh harga yang sesüai dengan kualitas produk yang dihasilkannya. Jadi dengan sistem grading yang baik, maka konsumen dan produsen akan terhinclar dart praktek—praktek yang kurang baik. Tetapi perlu pula diketahui bahwa dengan adanya grading berarti ada penambahan biaya produksi (pemasaran) karena produk-produk tersebut harus dikelompok-kelornpokkan dan dibuat sdemikian rupa. Sedangkan standardisasi adaláh penentuan mutu produk Inenurut ukuran, atau patokan tertentu. Penentuan standar sedapat mungkin dibuat sesuai dengan ukuran-ukuran yang umum dipakai dalanh praktek pernasaran baik nasional maupun intemasional. Hasil-hasil produksi harus dikelompokkan menurut kualitaskualitas tertentu oleh produsen, konsumen, pasar atau organisasiorganisasi pemasaran. Begitu pula, beberapa produsen harus mengganti/mengubah grade dart waktu ke waktu, disesuaikan dengan 5.17 perubahan permintaan pasar dan harga-harga dan masing-masing grade. (intuk suatu grade tertentu, rnungkin disuatu pasar termasuk grade No.1, teCapi di lain pasar grade No.2. Konsunien bisa juga kehilangan kepercayaan pada grade-grade tertentu. ‘-‘ Ada dua niasalah utarna dalam mengeinbangkan standardisasi: 1) pengembangan metode-metode baru untuk pengukuran kualitas produk secara lebih obyektit. 2) pengembangan berat/timbangan dasar yang obyektif pada harga pasar. Grading untuk berbagai produk pertanian dalam berbagai segi dalam sistem pemasaran biasanya dilakukan oleh produsen. Seringkali dilakukan di bawah pangawasan pemerintah. Pada peristiwa itu, pemerintah berwenang untuk mengesahkan grade dan produk-produk terse but Kadarg kala grade yang berlaku dan rnetode-metode pengawasan yang dijalankan tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumen atau tidak bisa menjangkau apa maunya konsumen. Hal mi bisa disebabkan oleh: a) uinurnnya grade diciptakan secara spesifik untuk digunakan oleh pedagang besar, dan tentunya untuk kemampuan agar bisa dikapaikan untuk jarak yang jauh. b) terlalu kompleks untuk digunakan konsumen biasa, dan c) grade tidak ditunjukkan kepada konsiinen akhir. 4.4.1 .2 Informasi psar Informasi pasar merupakan suatu istilah yang sangat luas yang digunakan untuk meriunjukkan seinua fakta dan interpretasinya yang berkaitan nilai pasar produk-produk pada saat sekarang dan prospeknya di rnasa datang. Fakta-fakta dan interpretasi-interpretasi •tersebut meliputi: 1) jumlah produk, karakteristik produk, lokasi, dan perubahan penawaran aktual maupun potensial suatu procluk, pengapalan, penerirnaan, dan cadangan; 2) hal-hal yang berhubungan dengan permintaan dan konsumsi konsunien dan dengan permintaan dan pembelian pedagang pada setiap tahap peTnasaran; 38 3) harga-harga pada setiap tahap pemasaran; 4) ‘naia’ pasar, perasaan pedagang, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasar seperti cuaca yang buruk; 5) analisis dan prakiraan dalam artian trend, pergerakan tahunan variasi musinian , dan fluktuasi jangka pendek dantidak teratur. 5.18 I Walaupun tidak ada garis pembagi yang tepat, ada 2 kategori uimxn dan informas i pasar: 1) informasi yang berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga pada inasa yang akan datang dan trend jangka panjang nilai pasar, biasanya disebut intormasi harapan (outlook information); 2) intormasi yang berkenaan dengan situasi harga sekarang dan penawaran pasar jangka pendek disebut berita pasar (market news). Kedua jenis inforniasi mi sangat penting dalam pemasaran karena bisa diterapkan untuk kepentingan manajemen usaha tani. Kebutuhan petani akan informasi sebenarnya dimulai sebelum dia inembeli atau menyewa tanah pertanian serta merencanakan bentuk usaha tani dan produk yang dihasilkannya. Suatu tindakan yang sangat bodoh, misalnya, untuk membeli atau menanam kubis tanpa mempertimbangkan secara seksama keadaan-keadaan yang berhubungan dengan permintaan pada masa yang akan datang serta penawaran dan harga kubis, meskipun demikian banyak petani yang rnelakukan itu tanpa meniperhatikan apapun kecuali harga sekarang dan keuntungankeunturcgan yang diharapkan. Para petani seharusnya memperhatikan, sebelum perencanaan luas lahan yang akan ditanaminya atau ternak yang akan diproduksinya, situasi pasar yang mungkin terjadi dan akan dihadapi pada saat produkproduknya siap untuk di pasarkan. Pada saat produkproduknya siap untuk dipasarkan, petani harus inemutuskan kapan, dimana dan untuk siapa produk-produknya akan dijuaL Manfaat informasi pasar mi bagi petani secara keseluruhan antara lain membantu agenagen pemasaran dalani pemanfaatan secara penuh permintaan konsurnen dalam pasar-pasar individual untuk produk tersebut. Tanpa informasi pasar, sejuiniah permintaan potensial tidak bisa terisi karena kurangnya pengetahuan akan adanya produk tersebut, sementara permintaan.-permintaan ditempat iain secara relatif ada kelebihan penawaran. Selain itu, informasi pasar juga dapat mengurangi biaya pemasaran (mdrketing margin). Pengeksploitasian terhadap para pernbeli dan para penjual yang tidak sadar akan keadaankeadaan pasar bisa dikurangi. Penurunan risiko mengurangi biaya-biaya pemasaran. Persaingan yang tidak sempurna yang timbul karena berbagai keadaan di dalam diferensiasi produk dan pemasarannya, diterensiasi jasa, berkurang. Misainya, seorang pedagang besar bisa meyakinkan perusahaan angkutan (ekspedisi) bahwa ia menawarkan suatu pekerjaan pengangkutan dan menjaga volume produknya walaupun secara aktuai mendapatkan penerimaan yang .Lebih sedikit daripada para pesaingnya. Tetapi jika perusahaan angkutan bisa memhandingkan penerimaannya dengan aporan 5.19 laporaLl dan pasar, perusahaan segera akan mengetahui bahwa jasa pedagang besar tersebut ticiaklah terlalu inenguntungkan, seperti yang ciikatakan oieh pedagang tersebut. Pada umümnya, biaya operasi agen—agen pemasaran akan naik cukup berarti dan persaingan yang mempengaruhi biaya pemasaran akan berkurang jika informasi pasar tidak tersedja. 4.4.1 .3 Pengangkutan (transportasi) 39 Pengangkutan nierupakan faktor yang sangat penting di dalam pemasaran pertanian, terutaina sekali untuk produk yang gampang rusak (perishable). Pertama sekali dan paling penting, para petani harus mampu menjangkau pasar mereka. Sebagian besar usaha tani tersebar luas di desa dan pedalaman, oleb karena itu dibütuhkan jaringan pengangkutan yang bercabang luas baik untuk rnernbawa peralatan produksi maupun untuk mernasarkan produk-produk pertanian mereka ke konsumen di perkotaan. Pengangkutan mi haruslah diusahakan sernurah mungkin. Bagi petani, harga suatu input seperci upuk adalah harga pupuk tersebut ditanibah ongkos angkut ke usaha taninya. Sementara itu penerirnaannya dan penjualan padi atau produk-produk lainnya adalah harga pasar dikurangi dengan ongkos angkut produk-produk tersebut dan usaha taninya ke pasar. Jika biaya pengangkutan telalu tinggi Iliaka harga pupuk itu akan terlalu mahal bagi petani, dilain pihak pendapatannya dan penjualan padi atau produk lainnya tenlalu sedikit. Tetapi bila ongkos pengangkutn bisa ditekan, maka harga pupuk di usaha taninya menjadi rendah dan pendapatannya akan lebih cinggi. Dan uraian ongkos di atas, jelaslah fungsi pengangkutan di dalam pemasaran. Pengangkutan yang murah akan menyebabkan biaya produksi yang rendah pula, dan penerimaan petani clan has ii penjualan produk-produknya meningkat. Jika biaya pengangkutan tinggi, maka harga jual akan naik dan hal mi bisa saja .niempengaruhi juinlah permintaan akan produk tersebut oleh konsumen. 4.4.1 .4 Struktur pnasaran prdduk pertanian Dalani seksi mi kita rnelihat beberapa contoh struktur dan saluran pemasaran beberapa produk pertanian. Di sini kita akan menganalisa struktur pernasaran produk pertanian yang dikonsumsi di dalam negeri saja seperti padi, dan produk pertanian yang diekspor seperti kopi. 5.20 Padi Struktur pemasaran padi/beras dan segala persoalan ekonominya telah disusun oleh Leon A. Mears dalain bukunya yang berjudul “Rice Marketing in the Republic of Indonesia” path tahun 1961. Di bawah mi akan digambarkan secara ringkas dan garis besarnya saja permasalahan tersebut. Ada sekitar 30 persen produksi beras dalam negeri dijual oleh petani produsen dan sisanya untuk keperluan petani sendiri. Bagian yang inasuk pasar mi sekitar 80% cii perdagangkan oleh usaha-usaha pemasaran swasta dan sisanya oleh Badan Iirusan Logistik (Bulog), lembaga pemasaran peinerintah yang mernpunyai cabang-cabang Depot Logistik (IXlog) sampai ke tingkat kabupaten. Pada salüran swasta petani menjual padi/gabah kepada para tengkulak atau pedagang kecil yang ada di desa-desa atau khusus datang dan kota. Para pedagang kecil itu kemudian menggilingkan padi/gabahnya pada pabrik penggilingan padi kecil-kecil di desa setempat atau menjualnya langsung pada penggilingan padi besar. Jika padi/gabah digilingkan sendiri maka beras hasilnya di bawanya ke kota untuk dijual kepada para pedagang beras besar dan kemudian para pedagang besar mi menjualnya kepada pedagang pengecer. Para pedagang beras besar biasanya memiliki penggilingan sendiri. 40 Betas yang diperdagangkan me!alui saluran pemerintah (Buiog) maka pada tingkat terbawah (desa, kecamatan, atau kabupaten) sebenarnya masih juga melalui pedagangpedagang swasta. Bulog hanya mengaclakan 5.21 kontraic pembelian minimum 5 ton dengan pedagang beras kecU atau penggilinganpenggilingan path di ibukota kabupaten atau propinsi. Setelah beras di setor pada gudang Bu!og/I)log maka beras itu di sirnpan sebagai stok pemerintah untuk keperluan anggota-anggota AI3Rt, pegawai negeri, dan perusahaan perusahaan negara dan sebagian lagi sebagai cadangan penyangga (buffer stock) nasional. baik untuk keper].uan injeksi maupun untuk keperluan lainnya. Dalam injeksi mi Bulog menggunakan pedagang besar tertentu untuk rnenjual beras dengan harga yang celah ditentukan oleh Bulog dan pedagang besar mi menggunakan para pengecernya yang tersebar di se lurufr bag ian kDta. 41 Dan gambar di atas, secara garis besar bisa dilihat pasar beras saluran ssta melalui tiga tingkat pasar utama yaitu: I Pasar pengumpu.L lokal II Pasar penguinpuL regional/pasar transito III Pasar penjualan/distribusi terakhir Pada saluran pemerintah juga pasar pengumpul lokal dan regional digunakan, tetapi setelah itu dikenal lernbaga Dolog sebagai lembaga pemasaran transito yang besar dengan cabangcabangiya sampai di kota-. køta kabupaten. Dari Dolog beras dikirim melalui pasar terakhir yang dapat berupa: 5.22 1) Kantor-kantor pereritah termasuk anggota ABIU; - 2) Pedagang besar dan [cecil untuk beras injekst; dan 3) Pengiriman antar daerah yaitu dan. daerah surplus Ice daerah defisit. Pada kantor lXlog yang terakhir beras didistribusikan melalui salab satu dan dua kemungkinan di atas yaitu melalui kantor-kantor pemerintah atau melal.ui pedagang besar dan pedagang pengecer. Kopi Kopi dihasi].kan oleh usaha tani rakyat (smallho.Lder) dan perkebunan besar (estate). Pada mulanya kopi hanya di tanam oleh perkeburian saja, tetapi karena cara buctidayanya yang sederhana dan karena pasaran yang baik maka kopi rakyat sudah cukup dominan. Daerahdaerah kopi yang terpenting adalah Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Timur, Bali. dan Aceh. Sebagian besar hasii kopi kita di ekspor. Negara pengekspor kopi mi dibagi menjadi dua yaitu negara-negara kuota yaitu negara-negara yang menjadi anggota International Coffee Organization (ICO) dan negara-negara bukan anggota (non kuota) 42 Sunber: Moelyono Partosoedarso & Amris Makmur, “Tata Produksi dan Niaga Kopi di Indonesia”, SAE 1968, dalam Mubyarto, “Pengantar Ekonomi Pertanian” LP3ES, Jakarta, 1979. A. Petani produsen pengolah kopi beras kualitas asalan B. Tengkulak desa merupakan tengkulak penguinpul yang mendatangi desa-desa merupakan tangan kanan dan pedagang lokal C yang inenyediakan modal dan alat pengangkutan bagi B. C. Pedagang lokal (di kecamatan) disebut cengkan, pengumpul Icopi dan tengkulaktengkulak dan petani-.petani yang menjual langsung. D. Peciagang has ii bumi (di ibukota Teluk betung) kedodukannya sama dengari C tapi lebih besar. E. Eksportir membeli kopi dan 1), C dan kadang-kadang juga dart B dan A. Eksportir mi menyortir untuk kualitas ekspor. F. Pedagang luar negeri. Saluran pemasaran kopi mi padaumumnya sama pada semua daerah yaitu dart petani kopi clijual pada pedagàng pengumpul (tengkulak) yang datang ke desa-desa. Pedagang pengumpu]. mi kemodian menjua]nya kepacta pedagang lokal yang seterusnya mengirimkannya ke pada eksportir di kota-kota pelabuhan. Ekspörtir yang menerima kopi dan pedagang lokal dapat clibagi dua yaitu eksportir pródusen dan eksportir biasa. Eksportir produsen memiliki mesin pengolahan dan berspesialisasi dalam kopi, sedangkan eksportir biasa adalah eksportir basil-hasH pertanian pada uinumnya yang di samping basilbasil lain juga mengekspor kopt. Eksportir yang terakhir mi tidak memiliki fasilitasfasilitas pengolahan.