KISARAN INANG WERENG PUCUK METE (Sanurus indecora) DI

advertisement
JURNAL AGROTEKNOS Juli 2012
Vol.2. No.2. hal. 92-96
ISSN: 2087-7706
KISARAN INANG WERENG PUCUK METE (Sanurus indecora)
DI PEMBIBITAN
Host Range of Cashew Shoots Hopper (Sanurus indecora) in the
Nursery
RAHAYU M*), ANDI NURMAS, YUNITA
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo, Kendari
ABSTRACT
Cashew is one of export commodities that has high economic value compared to other
commodities. Sanurus indecora is one of major pest in cashew, because the pest could
decrease both quality and quantity of the products. This study aimed to determine the most
preferred host of S. indecora. The study consisted of: (1) Treatment of food, Choice – method
using 10 tail nymphs S. indecora and No-choice method using 30 individuals of S. indecora
(2) The treatment was done by spawning no-choice method using a single pair of imago S.
indecora and Choice-method using 10 pairs of S. indecora. The parameters observed were
the number of S. indecora attack on any type of host plant and the number of eggs laid on
each host plant species. The study found that the treatment of feed no-choice method,
nymphs that attacked on mango plants was on average of 8.5 tail, cashew plant 6.5 and
rambutan 2.5 tail. Treatment of feed, choice-method, an average selection of nymphs that
attacked the mango plants was 20 tail, cashew plants 5 tail and rambutan plants 1.5 tail.
Spawning, no-choice method, the average number of eggs laid was 35 on mango plants,
cashew plants 16 eggs laid, while no egg laid. Spawning choice-method the average number
of eggs laid was 86 on mango plants, 50.5 on cashew plant while on rambutan plants. The
results showed that the most preferred host of S. indecora was mango plant.
Keywords: cashew plant, host range, S. Indecora
1PENDAHULUAN
Tanaman jambu mete (Annacardium
occidentale L.) bukan merupakan tanaman asli
Indonesias Timur, tetapi sudah banyak dikenal
dan dibudidayakan secara luas terutama di
kawasan timur Indonesia seperti di Sulawesi
Tenggara. Awal pengembangan tanaman
adalah
untuk
penghijauan,
kemudian
dikarenakan produk gelondong jambu mete
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, maka
pengembangan selanjutnya berorientasi tidak
hanya untuk rehabilitasi lahan kritis
melainkan juga untuk produksi dan ekspor.
Selain gelondong, produksi jambu mete
yang juga bisa mempunyai nilai ekonomi
diantaranya adalah CNSL yang diekstrak dari
kulit gelondong dan untuk keperluan industri
(minyak rem), buah semu untuk buah segar,
bahan sirup atau selai dan pakan ternak, kulit
*) Alamat Korespondensi:
Email: [email protected]
batang untuk obat diare dan daun pucuk
untuk lalap.
Kondisi
pertanaman
jambu
mete
dilapangan saat ini mengkhawatirkan antara
lain disebabkan oleh adanya serangan hama,
salah satu serangga yang saat ini dianggap
sebagai hama penting adalah wereng pucuk
yaitu Lawana sp. (Homoptera; Flatidae) yang
sekarang dikenal sebagai Sanurus indecora
oleh Siswanto dkk., (2003). Menurut Wikardi
(1996) dan Siswanto et al., (2003) Sanurus
indecora merupakan serangga hama yang
bersifat polifag. Selain menyerang jambu mete
juga menyerang jambu air (Eguena aquea),
mangga (Mangifera indica), dan jeruk (Citrus
sp.).
Menurut Mathews (1978) tanaman inang
adalah tanaman yang dapat memenuhi
kebutuhan hidup serangga baik dalam
hubungan pakan, maupun dalam hubungan
dengan prilaku. Serangga yang hidup pada
tanaman inang yang sesuai akan berkembang
biak lebih cepat dari pada yang hidup pada
Vol. 2 No.2, 2012
tumbuhan inang yang kurang sesuai. Peranan
tanaman inang pengganti sangat penting bagi
serangga baik sebagai pakan, tempat bertelur,
atau tempat berlindung apabila tanaman
inang utama tidak cukup tersedia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Preferensi serangga terhadap tumbuhan
inang untuk makan, untuk berlindung dan
meletakkan telurnya dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti rasa, bau, kualitas nutrisi dan
struktur yang sesuai (Sunjaya, 1970).
Kecukupan
tanaman
sebagai
inang,
merupakan syarat terakhir dalam proses
makan serangga terhadap tanaman inang. Jika
nutrient yang tersedia cukup dan tidak
terdapat zat toksik dalam tanaman, serangga
akan menyelesaikan proses makannya.
Kandungan tanaman dapat memproduksi
stimulus fisik juga penghalang aktivitas
serangga. Variasi pada ukuran daun, bentuk,
warna, dan ada/tidaknya sekresi glandular
mungkin
dapat
membagi
penerimaan
serangga terhadap inangnya (Hadianiarrahmi,
2009).
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan
di beberapa lokasi pertanaman jambu mete di
Sulawesi Tenggara ditemukan penanaman
jambu mete secara polikultur. Jenis tanaman
yang biasa ditanam oleh petani antara lain
tanaman singkong, nenas dan wijen serta
tanaman pangan lainnya yang ditanam sebagai
tanaman sela. Hasil pengamatan membuktikan
bahwa dengan adanya tanaman singkong,
nenas dan wijen di antara pertanaman mete
maka populasi S. indecora rata-rata 3-4
ekor/pucuk dibanding pertanaman mete
secara monokultur, populasi S. indecora lebih
tinggi yakni 10-15 ekor/pucuk (Rahayu dkk.
2010).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi inang yang paling disukai S.
indecora pada tiga jenis tanaman yang diteliti
Mangga, Meta dan Rambutan.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian: Penelitian
ini dilakukan di rumah plastik Fakultas
Pertanian
Universitas
Haluoleo
yang
dilakukan pada bulan November 2010 sampai
Januari 2011.
Tahap Persiapan Penelitian. Bibit
mangga, mete dan rambutan berumur enam
bulan dalam polibag. Serangga yang
Kisaran Inang Wereng Pucuk Mete
93
digunakan adalah S. indecora pada stadium
telur, nimfa maupun imago yang diperoleh
dari pertanaman jambu mete. Selanjunya
dikembangbiakkan di laboratorium. Serangga
dibiakkan dengan menggunakan pakan bibit
tanaman jambu mete yang ditempatkan dalam
kurungan serangga yang berukuran 60 x 80 x
80 cm.
Telur yang dihasilkan oleh serangga betina
(biasanya diletakkan pada permukaan bawah
daun jambu mete) dipindahkan ke dalam
stoples plastik yang lain dan dengan
menyertakan daunnya yang dialasi dengan
kertas saring lembap. Nimfa yang muncul
digunakan sebagai bahan penelitian.
Tahap Pengujian . Uji Pakan Tanpa
Pilihan. Uji pakan tanpa pilihan dimaksudkan
untuk mengetahui kemauan makan bagi S.
indecora dalam keadaan tanpa pilihan jenis
pakan.
Pengujian
dilakukan
dengan
memelihara S. indecora secara terpisah pada
tiga jenis tanaman inang, yaitu pada tanaman
mangga, mete dan rambutan yang ditanam
dalam polibag dan disungkup dengan kain
kasa. Masing-masing tanaman uji, diinfestasi
sebanyak 10 ekor S. indecora yang baru ke
luar dari telur diletakan ke batang dan daun
tanaman dengan menggunkan kuas yang
lembut. Sebagai tolak ukur dalam penilaian ini
adalah membandingkan jumlah serangga yang
makan pada setiap jenis tanaman inang
dengan melihat gejala serangannya.
Uji Pakan Dengan Pilihan. Uji ini
dimaksudkan untuk mengetahui tanaman
inang apa saja yang dipilih apabila diberi
kebebasan untuk memilih jenis pakan.
Tanaman mangga, mete, dan rambutan
penempatannya diatur secara melingkar dan
saling bersinggungan kemudian disungkup.
Sebanyak 30 ekor nimfa yang baru keluar dari
telur ditempatkan dalam cawan kecil
kemudian diinfestasikan pada bagian tengah.
Hal
tersebut
dimaksudkan
untuk
memudahkan S. indecora berpindah dari satu
inang ke inang lainnya yang lebih disukai.
Setelah lima hari masing-masing tanaman
inang diambil dan diganti pakannya. Sebagai
tolak ukur dalam penelitian ini adalah
membandingkan jumlah nimfa yang memakan
pada masing-masing jenis tanaman inang
dengan melihat gejala serangannya.
Uji Peneluran Tanpa Pilihan. Uji ini
dimaksudkan untuk mengetahui kemauan
serangga dewasa meletakkan telur dalam
93
94
SAFUAN DAN BAHRUN
J. AGROTEKNOS
keadaan tanpa dapat memilih jenis inang.
Masing-masing jenis tanaman inang dipelihara
secara terpisah yang ditempatkan dalam
polibag yang disungkup dengan kain kasa,
selanjutnya dimasukkan 1 pasang serangga
dewasa S. indecora ke dalam sungkupan yang
telah berisi tanaman tersebut. Sebagai tolak
ukur penilaian adalah banyaknya telur yang
diletakkan pada masing-masing tanaman
inang.
Uji Peneluran Dengan Pilihan. Uji ini
dimaksudkan
untuk mengetahui
jenis
tanaman inang yang dipilih serangga dewasa
sebagai tempat meletakkan telurnya jika
tanaman inang tersebut diletakkan secara
berkelompok. Masing-masing tanaman inang
ditanam dalam polibag dan diletakkan secara
berkelompok dalam sungkupan. 10 pasang
serangga dewasa S. indecora dimasukkan ke
dalam sungkupan agar dapat bertelur pada
tanaman uji yang dipilih. Sebagai tolok ukur
penilaian adalah membandingkan banyaknya
telur yang diletakkan pada setiap masingmasing tanaman inang.
Analisis Data. Data yang diperoleh
berdasarkan hasil pengamatan dianalisis
dengan menggunakan tabulasi sederhana
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemilihan Pakan Tanpa Pilihan. Nimfa
diberi pakan tiga jenis anaman inang secara
terpisah. Dalam keadaan tanpa dan dengan
pilihan, nimfa mau makan dan dapat hidup
pada semua jenis tanaman inang yang diteliti.
Data selanjutnya disajikan pada Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa
tanpa maupun dengan pakan pilihan nimfa
lebih banyak menyerang pada tanaman
mangga dibandingkan tanaman mete dan
tanaman rambutan.
Tabel 1. Rata-rata jumlah nimfa yang menyerang
pada masing-masing
tanaman inang
tanpa dan dengan pilihan.
Tanaman
Inang
Mete
Mangga
Rambutan
Jumlah nimfa (ekor) yang
menyerang tanaman pada uji
Tanpa pilihan
Dengan pilihan
6,5
8,5
2,5
5,0
20,0
1,5
Pemilihan tempat bertelur. Pengamatan
rata-rata jumlah telur yang diletakkan pada
masing-masing tanaman inang tanpa dan
dengan pilhan disajikan pada Tabel 2.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
jumlah telur yang diletakkan oleh S. indecora
pada masing-masing tanaman inang tanpa dan
dengan pilihan, S. indecora lebih banyak
meletakkan telurnya pada tanaman mangga
jika dibandingkan dengan tanaman mete dan
pada tanaman rambutan sama sekali tidak
meletakkan telur.
Tabel 2. Rata-rata jumlah telur yang diletakkan
pada masing-masing
tanaman inang
tanpa pilihan.
Tanaman
Inang
Mete
Mangga
Rambutan
Jumlah telur (butir) yang
diletakkan pada uji
Tanpa pilihan Dengan pilihan
16
50,5
35
86,0
0
0
Pembahasan. Kisaran inang serangga
merupakan luasan jangkauan makan serangga
pada satu atau lebih tanaman inang. Serangga
mempunyai kisaran inang yang berbeda
antara satu spesies dengan spesies yang lain.
Pengetahuan tentang kisaran inang akan
membantu dalam proses pengendalian hama
pada tahap awal (Hendra, 2009).
Berdasarkan
hasil
pengamatan
menunjukkan bahwa uji pakan S. indecora
yang diinfestasikan pada tanaman inang yang
disungkup yaitu tanaman mete (Annacardium
occidentale), mangga (Mangifera indica), dan
rambutan (Nephelium lappaceum), dengan
perlakuan tanpa dan dengan pilihan (Tabel 1).
Berdasarkan Tabel 1 bahwa pada perlakuan
uji pakan tanpa pilihan S. indecora menyerang
tanaman mangga rata – rata 8,5 ekor, mete 6,5
ekor dan rambutan 2,5 ekor Pada uji pakan
dengan pilihan terlihat pada Tabel 2 bahwa S.
indecora yang menyerang tanaman mangga
rata-rata 20 ekor, mete 5,0 ekor dan pada
tanaman rambutan rata-rata 1,5 ekor. Hal ini
disebabkan karena tanaman mangga dilihat
dari segi morfologi daun muda yang terbentuk
lebih lebar dan rimbun dibanding tanaman
mete dan rambutan sehingga S. indecora lebih
tertarik ke tanaman mangga, bentuk morfologi
tanaman mangga di pembibitan dapat dilihat
pada gambar 1.
Tanaman mangga memiliki letak daun
bergantian dan panjang tangkai daun bagian
pangkalnya besar. Daun bagian pucuk yang
Vol. 2 No.2, 2012
Kisaran Inang Wereng Pucuk Mete
berwarna kemerahan akan berubah menjadi
warna hijau muda apabila daun baru akan
tumbuh.
Stomata yang terdapat pada
permukaan daun tetapi paling banyak bagian
bawah daun (Pracaya, 2004), sehingga diduga
nimfa S. indecora lebih nyaman untuk
berkembang biak pada tanaman mangga hal
ini karena warna daun lebih mencolok dan
lebih lunak sehingga serangga ini sangat
menyukai
dan
lebih mudah untuk
menusukkan stiletnya untuk mengisap cairan
pucuk daun mangga, hal ini dapat terlihat
pada gambar 1b tanaman mangga yang telah
terserang nimfa S. indecora.
Nimfa
berkumpul pada batang, di
permukaan bawah daun dan pada bagian
pucuk tanaman. Nimfa S. indecora menyerang
tanaman dengan cara menusuk dan mengisap
cairan tanaman. Pada pucuk dan tangkai
tanaman, bekas serangan berupa titik-titik
hitam agak menonjol seperti bisul, yang bila
dibelah akan telihat tusukan tersebut
mencapai xilem dan floem (Wiratno
dkk.,2003) sehingga aliran hara menjadi
terganggu mengakibatkan pucuk menjadi layu
dan mengering.
Tanaman mangga di
pembibitan sebelum
infestasi S. Indecora
Tanaman jambu mete di
pembibitan
95
Morfologi tanaman rambutan yaitu letak
daun berhadapan pada tangkai dan ukuran
berdaun sempit. Daun berukuran kecil dan
panjang dengan ujung meruncing (Sunarjono,
2004). Populasi nimfa yang menyerang
tanaman rambutan di pembibitan
lebih
sedikit baik pada perlakuan uji pakan dengan
pilihan dan tanpa pilihan diduga karena
ukuran daun lebih kecil dan daun pucuknya
sangat kurang sehingga sulit bagi nimfa untuk
dapat berkembang biak.
Morfologi tanaman mete mencirikan daun
tunggal, tumbuh pada cabang dan ranting
secara selang seling, bentuk daun bulat
panjang hingga oval dan membulat atau
meruncing pada ujung daun, tulang-tulang
daun menyirip. Daun muda berwarna coklat
kemerahan hingga pucat sedangkan yang tua
berwarna hijau gelap (Tjitrosoepomo, 1994).
Populasi hama yang menyerang pada tanaman
jambu mete lebih banyak dibanding rambutan
diduga karena lebih lebar dan panjang
dibandingkan dengan tanaman rambutan.
Menurut Hadianiarrahmi, (2009) serangga
yang dalam proses pemilihan inang, biasanya
melibatkan aroma tanaman atau rasa tanaman
yang didapat dari nutrient.
Tanaman mangga yang
terserang S. indecora di
pembibitan
Imago yang menyerang pucuk
Tanaman rambutan di
pembibitan
Telur S. indecora yang
diletakkan pada daun mangga
Gambar 1. Kisaran inang, gejala dan peletakkan telur S. indecora.
95
96
SAFUAN DAN BAHRUN
Berdasarkan hasil penelitian uji peneluran
imago S. indecora, inang yang disukai adalah
tanaman mangga dengan rata-rata 86 butir,
tanaman mete 50,5 butir sedangkan pada
tanaman rambutan S. indecora sama sekali
tidak meletakkan telur. Pada daun rambutan
mempunyai permukaan kulit yang halus dan
licin sehingga tidak menguntungkan sebagai
tempat peneluran selain itu daun rambutan
sempit dan tulang daun tidak kuat sehingga
untuk meletakan telur sangat sulit. Peletakan
telur S. indecora pada tanaman inang yaitu
dengan cara meletakan telurnya di bawah
permukaan daun di sekitar tepi atau tengah,
peletakan telur-telur S. indecora pada bagian
tulang daun secara berkelompok serta ditutupi
lapisan lilin berwarna putih, hal ini sesuai
dengan pernyataan Mardiningsih (2007) telur
diletakkan secara berkelompok serta ditutupi
lapisan lilin berwarna putih kekuningan. Telur
yang baru diletakkan berwarna putih, kemudian
berubah menjadi kuning kecoklatan (gambar 1.).
Berdasarkan hasil penelitian ini diduga inang
yang disukai S. indecora adalah tanaman
mangga karena lebih tinggi tingkat populasi
nimfa yang menyerang dan jumlah telur yang
diletakkan lebih banyak dibandingkan dengan
tanaman mete.
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Pengamatan pada uji pakan dengan
pilihan dan dan tanpa pilihan, tanamana
inang paling disukai adalah tanaman
mangga (Mangifera indica). Rata-rata
jumlah nimfa yang menyerang pada uji
pakan tanpa pilihan mencapai 8,5 ekor
dan uji pakan dengan pilihan mencapai
20 ekor.
2. Pengamatan pada uji peneluran tanpa
pilihan, yang tertinggi pada tanaman
mangga mencapai 35 butir sedangkan
pada
uji peneluran dengan pilihan
mencapai 86 butir.
J. AGROTEKNOS
DAFTAR PUSTAKA
Hadianiarrahmi, 2009. Hubungan Serangga dan
Tanaman Inang, (http://.wordpress.com,
diakses pada tanggal 20 April 2011).
Hendra,
2009. Pengujian Kisaran Inang,
(http://repository.ipb.ac.id.
Diakses
pada
tanggal 24 April 2011).
Mallarangeng R., Nurmas A., dan Asniah. 2010.
Pengembangan teknik terpadu pengendalian
wereng pucuk mete sanurus indecora
menggunakan pestisida nabati dan musuh
alami untuk menekan kehilangan hasil. Laporan
Pelaksanaan Hibah Kompetitif Penelitian
Strategi
Nasional.
Lembaga
Penelitian
Universitas Haluoleo, Kendari.
Mardiningsih T.L., 2007.
Potensi cendawan
Synnematium sp. Untuk mengendalikan wereng
pucuk jambu mete (Sanurus indecora Jacobi).
Jurnal Litbang Pertanian, 26(4). Hal. 146-153.
Nurulwirda, 2010. Teknik-Budidaya-Rambutan,
(http://.wordpress.com. tuesday, 02 February
2010 10:51)
Pracaya, 2004. Bertanam mangga. Penebar
swadaya, Jakarta.
Siswanto, E.A. Wikardi, Wiratno, dan
E.Karmawati. 2003. Identifikasi wereng pucuk
jambu mete, Sanurus indecora dan beberapa
aspek biologinya. Jurnal Penelitian Tanaman
Industri 9(4): h a l . 157-161.
Sunarjono, H. Hendro, 2004. Berkebun 21 jenis
tnaman buah. Penebar Swadaya, Jakarta
Sunjaya, P.I., 1970. Dasar-dasar Ekologi
Serangga. IPB, Bogor, 121 hlm.
Tjtrosoepomo, G., 1994> Morfologi Tumbuhan.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Wikardi, E.A., Wiratno dan Siswanto 1996.
Beberapa hama utama tanaman jambu mete
dan
usaha
pengendaliannya.
Forum
Komunikasi Ilmiah Komoditas Jambu Mete,
Bogor, 5-6 Maret 1996. hlm.124-132
Wiratno dan Siswanto, 2002. Serangan Lawana sp.
(Homoptera: Flatidae) pada tanaman jambu
mete (Anacardium ocidentale). Prosiding
Seminar nasional III. Pengelolaaan Serangga
yang Bijaksana Menuju Optimasi Produksi,
Bogor 6 Nopember 2001. Perhimpunan
Entomologi Indonesia Cabang Bogor. hlm. 165170.
Download