TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL Setijadi [email protected] FGD KOMPONEN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL (SLIN) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BOGOR, 17 DESEMBER 2015 1 AGENDA 1 Permasalahan Subsektor Perikanan Tangkap 2 3 Sistem Informasi Perikanan Peluang Sinergi Pengembangan Sistem Informasi Perikanan 2 1 PERMASALAHAN SUBSEKTOR PERIKANAN TANGKAP 3 FENOMENA PERMASALAHAN PERIKANAN Akurasi data perikanan Kemiskinan masyarakat nelayan Kinerja armada perikanan tangkap Kerumitan perizinan usaha perikanan Keamanan pangan Illegal fishing Kualitas ikan Ongkos angkut ikan mahal Kebijakan sektor perikanan Disparitas harga Ketersediaan infrastruktur perikanan 4 BEBERAPA PERMASALAHAN SEKTOR PERIKANAN PERMASALAHAN PADA TAHAP PRA-PRODUKSI • Ketersediaan dan keberlanjutan bibit ikan • Keamanan pangan CONTOH KASUS: PENCEMARAN DI TELUK KAYELI, MALUKU • Teluk Kayeli tempat ikan bertelur tercemar merkuri dan sianida yang digunakan untuk pemisahan emas hasil tambang liar di Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku. • Di Teluk itu terdapat lebih dari 1.000 hektar mangrove, tempat ikan bertelur, yang hasilnya akan bergerak ke tengah laut dan menyebar ke sejumlah perairan Nusantara. • Ikan kecil yang tercemar dimakan ikan sedang kemudian dimakan ikan besar, maka merkuri masuk ke dalam rantai makanan manusia. • Merkuri yang terakumulasi dalam tubuh ikan akan bertambah 40.000 hingga 50.000 kali lipat. • Kontaminasi merkuri akan mengganggu sistem saraf pusat di otak. Sumber: “Lumbung Ikan RI Terancam”, Kompas, 12-11-2015 5 BEBERAPA PERMASALAHAN SEKTOR PERIKANAN PERMASALAHAN PADA TAHAP PRODUKSI • Jumlah dan kapasitas armada • Teknologi dan produktivitas armada • Keterbatasan sarana penanganan ikan di atas kapal PERMASALAHAN PADA TAHAP PENGUMPULAN Pungutan liar Profesionalisme pengelola TPI Perdagangan gelap di luar TPI Keterbatasan pabrik es dan air bersih di TPI • Keterbatasan sarana penanganan ikan di TPI • • • • PERMASALAHAN PADA TAHAP PENGANGKUTAN • Mempertahankan lama waktu ikan dalam keadaan hidup. • Biaya transportasi yang sangat mahal. • Ketidakstabilan kondisi lingkungan ikan selama transportasi. • Rendahnya tingkat ketahanan hidup (survival-rate). • Keterbatasan sarana penanganan ikan dalam proses pengangkutan PERMASALAHAN KEAMANAN PANGAN • Penggunaan bahan kimia berbahaya dalam penanganan dan pengolahan ikan, misalnya zat pewarna, formalin, boraks,, antiseptik, pestisida, dan antibiotik. • Lemahnya jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (quality assurance dan food safety) 6 2 SISTEM INFORMASI PERIKANAN 7 PENGGUNA UTAMA SISTEM INFORMASI PERIKANAN Kementerian/ Lembaga Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perdagangan Pelaku Penyedia Jasa Logistik Pemerintah Daerah Produsen PJL Pergudangan Perikanan Pemerintah Daerah Provinsi Pemasok bahan dan alat produksi PJL Transportasi Perikanan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota Operator SLIN PJL Pergudangan bahan dan alat produksi PJL Transportasi bahan dan alat produksi 8 DESKRIPSI KEBUTUHAN SISTEM INFORMASI PERIKANAN Kementerian Kelautan dan Perikanan Operator SLIN PJL Pergudangan Mengetahui jumlah persediaan ikan Menentukan prasarana dan sarana penyimpanan Menentukan prasarana dan sarana penyimpanan ikan Mengetahui peta neraca ketersediaan ikan Menentukan proses penanganan ikan Menentukan proses penanganan ikan Mengetahui ketersediaan di seluruh koridor Menentukan kapasitas/jumlah prasarana dan sarana penyimpanan Menentukan kapasitas/jumlah prasarana dan sarana penyimpanan ikan Mengetahui konsumsi ikan setiap daerah Mengetahui waktu (lama) penyimpanan ikan Mengetahui waktu (lama) penyimpanan ikan PJL Transportasi Menentukan sarana pengangkutan ikan yang harus disiapkan Menentukan proses penanganan ikan Mengetahui waktu (lama) penyimpanan ikan Membuat rencana pengiriman ikan dari lokasi pengumpulan ke outlet pemasaran 9 SISTEM INFORMASI PERIKANAN INDONESIA KONSEP • Sistem informasi perikanan Indonesia dikembangkan secara bertahap dan berkelanjutan • Mendayagunakan sistem-sistem yang sudah ada – baik sistem informasi maupun sistem komunikasi secara maksimal. • Dalam langkah pendayagunaan tersebut, maka usaha intervensi dan atau modifikasi sistem informasi yang telah ada ditekan seminimal mungkin. PENGEMBANGAN • Mengembangkan dan menyatukan sistem informasi tentang perikanan Indonesia yang sudah ada menjadi sebuah sistem “network” perikanan • Mendesain dan membangun sistem informasi yang belum tersedia kemudian menyambungkannya dalam sistem “network” perikanan • Mendesain dan membangun pusatpusat pelayanan data informasi • Merekayasa sebuah “protokol” bagi sistem “network” perikanan Indonesia. • Pemanfaatan teknologiteknologi mutakhir, yang cocok dengan spesifikasi di atas. Sumber: https://alisadikinwear.wordpress.com/2012/11/23/perencanaan-dan-pembangunan-sim-pengelolaan-sumberdaya-perikanan-dan-praktek-penyusunan-sim-pengelolaansumberdaya-perikanan/ 10 APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK MENGIDENTIFIKASI POTENSI PRA-PRODUKSI Aplikasi SIG untuk perikanan dan kelautan mulai pertengahan 1987 dan dapat dikelompokkan untuk tujuan: 1. Site selection atau pilihan untuk budidaya laut. 2. Aplikasi SIG untuk menganalisis lokasi yang cocok untuk distribusi ikan berdasarkan parameter lingkungan. 3. Modeling pergerakan dan aktivitas ikan. 4. Analisis dan usaha perikanan tangkap 5. Membangun database perikanan regional dan nasional. Sumber: http://nuryantogun.blogspot.co.id/ SUMBER DATA • BMKG • LAPAN ANALISIS DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN • Suhu permukaan laut • Konsentrasi klorofil permukaan SISTEM PEMANDU LOKASI WILAYAH Mobile (SMS) Web Sumber: Dwiandiyanta, B.Y. dan Suselo, T (2011). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Perikanan Terpadu bagi Nelayan Tradisional berbasis Mobile 11 IDENTIFIKASI POTENSI PRA-PRODUKSI Sumber: Dwiandiyanta, B.Y. dan Suselo, T (2011). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Perikanan Terpadu bagi Nelayan Tradisional berbasis Mobile 12 3 PELUANG SINERGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERIKANAN 13 PELUANG SINERGI SISTEM INFORMASI [1] 14 PELUANG SINERGI SISTEM INFORMASI [2] 15 SISTEM PEMANTAUAN PASAR KEBUTUHAN POKOK (SP2KP) http://ews.kemendag.go.id/ DATA TUJUAN • Menyediakan informasi yang akurat dan reliabel tentang komoditi bahan pokok, • Memberikan notifikasi (alert) kepada pemangku kepentingan. • Menyediakan alternatif skenario penyelesaian masalah yang dapat diimplementasikan jika terjadi krisis/masalah bahan pokok. • • • • • • • • Profil komoditas. Neraca komoditas. Pola distribusi komoditas. Iklim & cuaca. Informasi stakeholders. Kondisi sosial ekonomi. Layanan & kualitas infrastruktur Kebijakan terkait komoditas bahan pokok. 16 PROFIL SINGKAT SETIJADI Alumnus Program Sarjana dan Program Magister Jurusan Teknik Industri – Institut Teknologi Bandung. Chairman of Supply Chain Indonesia (SCI), Dewan Pembina Logistics & Supply Chain Center (LOGIC) – Universitas Widyatama Bandung, Sekretaris Jenderal Masyarakat Logistik Indonesia (MLI), Dewan Pengurus Pusat – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI). Anggota Tim Implementasi Sistem Logistik Nasional (Sislognas) dan aktif memberikan kontribusi dalam pengembangan logistik nasional di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta anggota Dewan Pakar Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan. Konsultan dan trainer bidang logistik & supply chain di beberapa perusahaan nasional dan multi-nasional. Kontak: [email protected] | 0812 218 2020 [email protected] 17 EDUCATION | TRAINING | CONSULTING | RESEARCH | DEVELOPMENT Sekretariat: Taman Melati B1/22 Pasir Impun Bandung 40194 Phone : +62 22 720 5375 Mobile : +62 821 1515 9595 E-mail : [email protected] Website : www.SupplyChainIndonesia.com Mailing list : [email protected] LinkedIn : Supply Chain Indonesia Facebook : Supply Chain Indonesia 18