BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengertian Vulvovaginitis Kandidiasis Vulvovaginitis kandidiasis yang dikenal juga sebagai keputihan, paling sering disebabkan oleh jamur Candida. Terdapat 3 jenis golongan jamur ini yaitu Candida albicans, Candida propikalis, dan Candida glabrata. Di antara ketiga jenis tersebut C. albicans paling sering ditemukan sebagai penyebab vulvovaginitis kandidiasis. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Turki pada bulan September 2008 terdapat 62,8% dari 915.697.877 responden yang vulvovaginitis kandidiasisnya disebabkan oleh jamur C. albicans (Kisa, 2008). Holdstock (2011) juga menyebutkan bahwa C. albicans menyerang 80-90% responden penelitiannya. Infeksi oleh jamur Candida terutama terjadi di bagian tubuh yang lembab, seperti mulut, vagina, dan lipatan kulit (Weller. 2005). Keadaan daerah vagina yang lembab, kurang bersih dan penggunaan produk hygiene vagina secara berlebihan dapat mengubah pH vagina. Perubahan pH ini dapat menciptakan ketidak seimbangan yang mempermudah timbulnya vulvovaginitis kandidiasis (Brooker. 2008). Faktor risiko lain adalah diabetes mellitus, penyakit tiroid, defisiensi zat besi, terapi antibiotik dan defisiensi imun. 4 5 Tanda dan gejala vulvovaginitis kandidiasis dapat ditemukan dalam bentuk ringan sampai berat. Dimulai dengan gejala ringan yaitu gatal, kemudian gejala berkembang menjadi sedang yaitu keluarnya lendir kental seperti keju sampai selanjutnya gejala menjadi berat yaitu terlihat kemerahan dan pembengkakan pada daerah sekitar vagina. Keluhan gejala ini akan semakin meningkat selama menstruasi. Gejala lain yang terkait kandidiasis vagina yaitu dysuria (nyeri saat buang air kecil) dan dyspareunia (sakit saat bersanggama). Gejala dysuria dan dyspareunia ini biasanya terjadi pada perempuan yang sudah melakukan aktifitas seksual. 2.2 Keragaman Infeksi Vagina Kisa (2009) menyatakan keragaman infeksi vagina digolongkan menjadi 3 kategori dengan ciri khas masing-masing gejala. Berikut ini ketiga kategori keragaman penyebab infeksi vagina tersebut: 1. Yeast Vaginosis. Infeksi ini paling sering disebabkan oleh jamur Candida albicans. Gejala penyakit oleh jamur ini adalah: keluarnya dadih (nanah) yang kental dari vagina, gatal di vagina, gatal di daerah kelamin, kemerahan di daerah kelamin, pembengkakan di daerah genital dan keluhan akan semakin meningkat saat menstruasi. 2. Bacterial vaginosis. Gejala infeksi ini adalah: keluarnya nanah putih dari vagina, nanah berbau amis. Bau akan 6 semakin parah setelah bersanggama. Gejala kadangkadang ditandai dengan gatal, dan selama atau setelah berhubungan seksual seperti terbakar di vagina. 3. Protozoan Vaginosis. Infeksi jenis ini disebabkan oleh golongan protozoa. Protozoa yang paling sering menyebabkan infeksi ini adalah Trichomonas. Gejala terkait infeksi ini yaitu: adanya dadih pada mulut vagina, dadih (nanah) berwarna kuning-hijau, nanah seperti berbusa, dadih berbau busuk, bau tidak sedap pada vagina, dyspareunia, perdarahan setelah hubungan seksual, nyeri saat buang air kecil, nyeri perut bagian bawah, luka atau lecet di daerah kelamin, melepuh di daerah kelamin. 2.3 Faktor Penyebab Yang Paling Sering Vulvovaginitis kandidiasis paling sering disebabkan oleh kurangnya personal hygiene. Tamar (2010) menyatakan bahwa pada dasarnya gadis pubertas sangat rentan terhadap vulvovaginitis kandidiasis disebabkan oleh faktor anatomi serta karena mereka memiliki kecenderungan kebersihan yang terhitung buruk pada daerah organ vital mereka. Kedekatan vagina dengan saluran uretra memberi peluang spesies bakteri, jamur atau protozoa dengan mudah dapat memperoleh akses ke vagina jika didukung dengan personal hygiene yang buruk. Organisme dari 7 kotoran anus juga dapat masuk ke dalam vagina selama pembersihan dengan cara ascending route (belakang ke depan) bukan descending route (depan ke belakang). Pengetahuan mengenai personal hygiene yang baik terlebih saat menstruasi menjadi penting bagi remaja putri untuk mencegah terjadinya kandidiasis. 2.4 Tingkatan Keparahan Vulvovaginitis Kandidiasis Dari pernyataan Edwards (2007), Watson & Calabretto (2007), Brooker (2008), Kisa & Taskin (2009), Holdstock (2011) tentang gejala vulvovaginitis kandidiasis, peneliti menentukan gradasi/tingkatan keparahan tanda vulvovaginitis kandidiasis pada remaja putri sebagai berikut: 1. Tingkat keparahan ringan jika setiap hari merasa gatal pada area vagina. 2. Tingkat keparahan sedang jika setiap hari merasa gatal pada area vagina, tiap hari selalu keluar lendir yang kental dari vagina dan setiap hari terdapat bercak kuning pada celana dalam. 3. Tingkat positif terinfeksi kandidiasis jika setiap hari merasa gatal pada area vagina, tiap hari selalu keluar lendir yang kental dari vagina, setiap hari terdapat bercak kuning pada celana dalam dan terjadi kemerahan dan pembengkakan pada daerah sekitar vagina.