Surat Yakobus Pdt. Alex Letlora

advertisement
Surat Yakobus
Pdt. Alex Letlora
GPIB Immanuel Bekasi, 18 02 13.
1. Siapakah Penulis Kitab?
 Penulis surat ini memperkenalkan dirinya sebagai Yakobus,
hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus (Yakobus 1:1).
 Setelah kelahiran Yesus dari seorang perawan, Maria
melahirkan anak-anak lain denganYusuf sebagai suaminya.
Salah satu dari anak-anaknya ini bernama Yakobus (Matius
13: 55; Markus 6:3). Ia tidak termasuk salah satu dari kedua
belas rasul (Matius 10:2-4), namun kemudian disebutkan
sebagai penatua yang pertama memimpin gereja di
Yerusalem (Kisah 12:17). Paulus menyebutnya sebagai
Yakobus, saudara Tuhan Yesus (Galatia 1:19).
 Surat ini tergolong "surat-surat umum" karena pada
mulanya dialamatkan kepada suatu sidang pembaca yang
lebih luas daripada jemaat lokal. Salam "kepada kedua
belas suku di perantauan”( Yak. 1:1).
 dan juga petunjuk-petunjuk lainnya (Yak 2:19,21)
menyatakan bahwa surat ini pada mulanya ditulis kepada
orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina.
 Mungkin para penerima surat ini termasuk orang-orang
pertama yang bertobat di Jerusalem dan, setelah Stefanus
mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kis 8:1) sejauh
Fenisia, Siprus, Antiokhia dan lebih jauh lagi (Kis 11:19).
 Hal ini menerangkan
 mengapa pembukaan surat ini menekankan hal menanggung
dengan sukacita pencobaan yang menguji iman dan
menuntut ketabahan (Yak 1:2-12),
 pengetahuan pribadi Yakobus tentang orang percaya yang
"terserak" itu, dan
 nada yang berwibawa dari surat ini. Sebagai pemimpin
gereja di Yerusalem, Yakobus sedang menulis surat kepada
domba-dombanya yang berserakan.

Terkenalnya pengarang ditunjukkan oleh cara ia menyebut dirinya,
yaitu hanya "Yakobus" (Yak 1:1). Yakobus, saudara tiri Yesus dan
pemimpin gereja di Yerusalem, pada umumnya dipandang sebagai
penulis surat ini. Pidatonya dalam sidang di Yerusalem (Kis 15:1321) dan gambaran mengenai dirinya di bagian lain dalam PB (mis.
Kis 12:17; Kis 21:18; Gal 1:19; Gal 2:9,12; 1Kor 15:7) sangat cocok
dengan apa yang diketahui mengenai penulis surat ini.

Sangat mungkin Yakobus menulis surat ini pada dasawarsa 40-an.
Tanggal yang agak dini untuk penulisan surat ini ditunjukkan oleh
berbagai faktor, seperti kenyataan bahwa Yakobus menyebutkan
istilah Yunani synagoge untuk menunjuk tempat pertemuan orang
Kristen (Yak 2:2). Menurut keterangan sejarawan Yahudi, Yosefus,
Yakobus, saudara tiri Tuhan mati syahid di Yerusalem tahun 62 M.
 Yakobus menulis
 untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang
sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman
mereka,
 untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah
mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan
 untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai
hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan
perbuatan yang baik.
 Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
 Surat ini kemungkinan besar merupakan kitab PB yang
pertama-tama ditulis.
 Walaupun hanya dua kali menyebut nama Kristus, surat ini
lebih banyak berisi kenangan akan ajaran Yesus, termasuk
setidak-tidaknya 15 petunjuk kepada Khotbah di Bukit, lebih
dari semua surat PB tergabung.
 Dari 108 ayatnya, lebih daripada separuhnya adalah
perintah.

Dalam banyak hal, surat ini merupakan Amsal PB karena penuh
dengan hikmat ilahi dan instruksi praktis untuk menjalankan
kehidupan Kristen yang sejati dan ditulis dengan gaya penulisan
yang tegas dan tepat, dengan perintah yang singkat dan analogi
yang hidup.

Yakobus adalah pengamat cermat tentang cara bekerjanya alam
dan tabiat manusia berdosa. Dia sering kali menarik pelajaran dari
alam untuk menyingkapkan tabiat manusia berdosa (mis. Yak 3:112).

Surat ini lebih menekankan hubungan di antara iman dengan
perbuatan daripada kitab PB lainnya (khususnya: Yak 2:14-16).

Yakobus sering kali disebut sebagai Amos PB, karena dia dengan
bersemangat membahas persoalan ketidakadilan dan
ketidaksetaraan sosial.
2. Ajaran Yakobus.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Yakobus
1. Pasal 1 (Yak 1:1-18 (TB)).
Pengajaran tentang menghadapi pencobaan dengan
iman. Dalam bagian ini dijelaskan bahwa pencobaan
dapat menghasilkan hidup yang berkemenangan jika
ditanggapi dengan iman.
 Pasal 1-5 (Yak 1:19-5:6 ).
Pengajaran tentang jalan terbaik menghadapi cobaan
Dalam bagian ini ada tiga cara terbaik dalam menghadapi
cobaan.

a. Cepat untuk mendengar (Yak 1:19-2:26 ).

b. Lambat untuk berkata-kata (Yak 1:19; 3:1-18 ).

c. Lambat untuk marah (Yak 1:19; 4:1-5:6 ).
 Pasal 5 (Yak 5:7-20 (TB)).
 Pengajaran untuk bersabar karena hakim akan segera datang.
Dalam bagian ini ada tiga contoh yang diberikan dalam hal kesabaran.

a. Petani yang sabar menanti hasil panennya.

b. Nabi-nabi yang tetap bersabar dalam penderitaan.

c. Ayub yang sabar, tekun, setia walaupun menderita.
Tuhan Yang Maha penyayang dan penuh belas kasihan, akan datang.
 Sepanjang kelima pasal ini, hubungan di antara iman yang
benar dan kehidupan yang saleh ditekankan. Iman yang
sejati adalah:
 - iman yang teruji (Yak 1:2-16),
 - aktif (Yak 1:19-27),
 - mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Yak 2:1-13),
 - menyatakan diri dalam perbuatan baik (Yak 2:14-26),
 - menguasai lidah dengan benar (Yak 3:1-12),
 mencari hikmat Allah (Yak 3:13-18),
 - tunduk kepada Allah selaku hakim yang adil (Yak.4:1-12).
 - mempercayai Allah dalam kehidupan sehari-hari (
Yak.4:13-17).
 - tidak mementingkan diri atau memuaskan keinginan
sendiri (Yak. 5: 1-6).
 - sabar dalam penderitaan ( Yak. 5 : 7 – 12 ).
 - tekun dalam doa ( Yak. 5: 13-20).
3. Hal Praktis

1. Berdoa harus dengan iman dan jangan bimbang.

Yakobus 1:6-7 , 1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama
sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan
gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan
menerima sesuatu dari Tuhan.

apa yang dimaksud dengan bimbang? bimbang adalah orang yang
tidak percaya terhadap sesuatu/memikirkan benar salah sesuatu hal.
2. Nasehat untuk menjadi pelaku firman, bukan hanya
pendengar saja, juga bukanlah hal asing bagi orang Yahudi
waktu itu. Masyarakat Qumran di dekat Laut Mati, Philo dan para
rabi Yahudi mengajarkan hal ini. Yakobus kemungkinan besar
mendapatkan ajaran ini dari Yesus sendiri (Mat 7:21-27; Luk
6:46-49).
3. Larangan untuk menjadi pendengar firman saja bisa merujuk
pada formalitas kegiatan pembacaan kitab suci/ajaran Yesus di
synagoge
(band.
2:2),
namun
Yakobus
tampaknya
mengaplikasikan hal ini pada segala macam aktivitas
pembelajaran firman, baik yang bersifat publik (di synagoge atau
persekutuan rumah) maupun pribadi (di rumah sendiri).
4. Mengapa kita tidak boleh menjadi pendengar firman
saja? Karena kita menipu diri kita sendiri! Kata “menipu”
(paralogizomai) dalam PB hanya muncul di sini dan Kolose
2:4 (LAI:TB “memperdayakan”). Dalam konteks surat
Yakobus, hal ini berhubungan dengan perasaan aman
yang palsu yang muncul dari formalitas keagamaan.
5. Dalam pasal 2:19 Yakobus bahkan mengatakan bahwa
iblis memiliki “pengetahuan yang benar” tentang Allah,
tetapi tidak bertindak sesuai dengan pengetahuan
tersebut. Yakobus ingin menegaskan bahwa kalau kita
tidak melakukan firman, kita membohongi diri kita sebagai
orang yang sudah dilahirkan kembali melalui firman (ayat
18) dan yang sudah ditanami firman dalam hati kita (ayat
21).
6. Orang yang menjadi pelaku firman akan berbahagia.
Kebahagian sebagai pelaku firman memang bisa bersifat
kekinian (Mzm 1:1-3; Luk 11:28), namun dalam konteks ini
tampaknya merujuk pada kebahagian eskatologis. Hal ini
terlihat dari tense future yang dipakai dalam ayat ini
(LAI:TB “akan berbahagia”). Selain itu, kata Yunani
makarios (“berbahagia”) sudah muncul di pasal 1:12
dengan makna eskatologis, sehingga wajar kalau makarios
di sini juga merujuk pada kesudahan jaman.

aplikasi

1. Nama minggu kita adalah “kantate” artinya
bernyanyi. Bernyanyi maksudnya adalah bukan
sekedar syair atau lagunya, tetapi lebih daripada itu
yakni seiring, harmonis dan senada; hendaknya
perkataan dan perbuatan kita selaku orang yang
beriman selaras, seiring dan sejalan. Orang yang
beriman akan kelihatan dalam praktek hidupnya
sehari-hari dalam perkataan dan sikapanya yang
mengasihi sesamanya.

2. Praktek ‘memandang muka’ sering terjadi dalam
kehidupan kita sehari-hari, sehingga bukan
manusianya lagi yang kita butuhkan tetapi adalah
status, jabatan dan kekayaannya. Sehingga jika
demikian maka sulit bagi kita untuk ber kantate,
sebab ada orang yang bernyanyi di atas penderitaan
orang lain, dan ada yang merintih dan kesakitan
dipijak oleh orang lain.

3. Marilah kita saling mengasihi, tanpa dibatasi
oleh muka tetapi mengasihi karena sudah
menjadi orang yang beriman kepada Yesus
yang mati demi keselamatan kita bersama dan
yang tidak memandang muka.

4. Kita patut bernyanyi dan bersorak-sorak
sebab kita telah menerima ‘kemerdekaan” .
Kemerdekaan itu hendaknya diteruskan dan
dipraktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari,
melalui perbuatan yang memerdekakan sesama
kita, agar mereka juga dapat menikmati
kemerdekaan itu dengan saling mengasihi,
saling menghargai satu dengan lain, saling
perduli dan memperhatikan,
dan tidak
ditemukan adanya praktek yang saling
menekan, dan mengecilkan satu dengan
lainnya.
TUHAN YESUS
MEMBERKATI
Download