Kondisi Penanggulangan Kemiskinan Saat Ini

advertisement
Tanggapan atas Rancangan Teknokratik RPJMN
2015-2019 Bidang Sosial Budaya, Sarpras, dan
Wilayah Tata Ruang, dengan Penekanan pada
Substansi Kemiskinan
Sonny Harry Budiutomo Harmadi
Kepala Lembaga Demografi FEUI
“Poverty is bad enough. But when you are being
discriminated, you feel useless, it will strip away
your dignity”.
(Frances Steward, Universitas Oxford)
Peluang Indonesia
Internasional
• Kemiskinan merupakan permasalahan dunia
• Salah satu target MDGs: pemberantasan kemiskinan dan
kelaparan
• Upaya sinergi dari masyarakat dunia untuk bersama-sama
menanggulangi permasalahan kemiskinan
Nasional
• Penanggulangan kemiskinan merupakan cara yang efektif u/
mendorong terwujudnya integrasi nasional
• Potensi sumber kekayaan alam Indonesia
• Demokratisasi  partisipasi seluruh masyarakat, termasuk
masyarakat miskin, dalam penyusunan perencanaan
pembangunan
• Otonomi daerah  Pemerintah daerah mengetahui detil
permasalahan dan kondisi kemiskinan di daerahnya
Catatan: Otonomi daerah dengan prinsip konkuren mensyaratkan adanya sinergi
antara pemerintah dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan.
Kendala Indonesia
Gini ratio Indonesia mencapai angka 0,41 (2011) dari
sebelumnya 0,37 (2006)  pembangunan Indonesia
belum bersifat inklusif
1. Besarnya pengaruh global dan regional terhadap kinerja
ekonomi Indonesia
2. Masih ada sekitar 4,5 juta RTM yang tidak mampu keluar
dari kemiskinan selama 3 tahun terakhir. Peningkatan
ketimpangan Indonesia yang tertinggi di Asia
3. 51 % penduduk Indonesia di tahun 2010 masih
berpendidikan SD ke bawah
4. Infrastruktur yang masih buruk di banyak daerah
5. Persebaran penduduk yang tidak merata dan kendala
geografis yang menyebabkan sulitnya program
penanggulangan kemiskinan menjangkau daerah terpencil,
tertinggal, dan perbatasan
Catatan Penanggulangan kemiskinan harus dimaknai sebagai upaya untuk
meningkatkan ketahanan nasional melalui peningkatan kesejahteraan dan
mencegah potensi gangguan keamanan yang ditimbulkan dari kemiskinan.
Apresiasi
Kita perlu mengapresiasi berbagai upaya Pemerintah untuk
menurunkan angka kemiskinan secara terpadu dan terintegrasi
Meskipun ada kenaikan persentase penduduk miskin dari 11.37% (Maret 2013)
menjadi 11.47% (September 2013), namun sesungguhnya turun dari 11.96%
jika dibandingkan dengan September 2012. Masalahnya target penurunan
kemiskinan belum tercapai.
Optimalisasi Penanggulangan Kemiskinan
Makna
Penanggulangan
Kemiskinan yang
Tidak Optimal
1. Meskipun dihadapkan pada berbagai kendala, kinerja
penanggulangan kemiskinan seharusnya masih dapat
ditingkatkan atau lebih baik.*
* Asumsinya ialah bahwa kendala yang ada sulit untuk dihindarkan, namun
kesalahan dalam pelaksanaan memperlemah capaian kinerja.
2. Perbaikan kinerja penanggulangan kemiskinan dengan
mengatasi berbagai kendala yang ada.
Catatan: Penanggulangan kemiskinan di Indonesia melibatkan banyak pihak, dimana setiap institusi
pemerintah memiliki program masing-masing yang belum tentu sinergi satu dengan lainnya
Untuk menciptakan koordinasi dan sinergitas penanggulangan kemiskinan nasional,
pemerintah telah membentuk tim koordinasi yang terdiri dari Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan di tingkat pusat untuk koordinasi lintas
kementerian/lembaga, Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi, dan Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten/Kota.
TINGKAT KEMISKINAN 2004-2014
45
39.30
40
36.15
37.17
35.10
35
34.96
32.53
31.02
30
30.02
29.13
28.07
28.55
25
20
12,5-13,5
15
16.66
15.97
17.75
16.58
10
15.42
11,5-12,5
11.47
14.15
13.33
12.49
11.96
10,5-11,5
5
11.37
9,5 - 10,5
8,0-10,0
0
2004
2005
2006
2007
Jumlah Penduduk Miskin
2008
2009
2010
2011
Persentase Penduduk Miskin
2012
Mar-13
Sep-13
2014
Target Tingkat Kemiskinan
• Sejak tahun 2010, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun sekitar 1 juta penduduk miskin per tahun.
Tingkat kemiskinan pada bulan September 2013 sebesar 11,47% (target APBN 2013 sebesar 9,5%-10,5%). Kenaikan
tingkat kemiskinan dari 11,37% pada Maret 2013 ini disebabakan terutama karena tingkat inflasi yang lebih tinggi dari
target pada APBN-P. Dampak dirasakan terutama karena kenaikan harga bahan pokok makanan sebagai dampak antara
lain karena kenaikan BBM pada bulan Juni 2013 dan perubahan iklim.
• Target APBN 2014 sebesar 9,0%-10,5% (Revisi RPJMN 2009-2014: 8,0%-10,0%).
Sumber: Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019, Bappenas
7
7
SASARAN PENGURANGAN KEMISKINAN
RPJMN 2015-2019
RPJPN 2005-2025
MP3KI 2013-2025
Background
Study RPJMN
2015 - 2019
Evaluasi
RPJMN 2010 2014
Rancangan RPJMN
Teknokratis
RPJMN
2005-2009
RPJMN
2010-2014
RPJMN
2015-2019
RPJMN
2020-2024
2005-2009
2010-2014
2015-2019***
2020-2024***
Target
8,2
9,0 – 10,5**
6,0 - 8,0
4,0 – 5,0
Realisasi
14,15 - 15,97
11,47*
Catatan: * September 2013; ** sesuai revisi APBN 2014 (Target RPJMN 8,0-10,0%); *** sesuai MP3KI dan revisi RKP 2014
Sumber: Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019, Bappenas
8
KESENJANGAN TINGKAT KEMISKINAN DAN JUMLAH
KEMISKINAN TAHUN 2013
Tingkat kemiskinan masih tinggi di sebagian besar Indonesia bagian Timur
Namun, Jumlah penduduk miskin masih didominasi di Pulau Jawa
35
6000
Jumlah penduduk miskin tertinggi
31.13
30
26.67
25
4000
20
15
10
5 3.553.95
5000
4.775.21
5.745.936.066.46
7.5 7.727.888.078.148.24
20.03
19.49
18.34
17.97
17.5117.6
15.43
14.86
14.67
14.56
14.24
1
2.83
12.312.55
9.529.5410.06
3000
2000
1000
0
0
Persentase Penduduk Miskin (%)
Sumber: Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019, Bappenas
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu)
9
GINI RATIO PER PROVINSI TAHUN 2012
Rata-rata Gini Ratio seluruh provinsi relatif tinggi, Gini Ratio
tertinggi di Indonesia bagian Timur
0.50
0.45
Indonesia = 0.41
0.40
0.35
0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
Sumber: Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019, Bappenas
10
Tahun 2013
Badan Pusat Statistik mencatat masih ada sekitar 28,55 juta
atau 11,47% dari 248,8 juta penduduk Indonesia yang masuk
ke dalam kategori miskin
yang berarti sekitar 1 dari 9 orang Indonesia adalah orang miskin.
TRANSFORMASI
PELAYANAN DASAR DAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN
Bantuan Sosial
K
L
A
S
T
E
R
I
KL
AS
TE
R
II
III
IV
1. Raskin
2. BLT (diperlukan
saat krisis)
3. dll.
SISTEM
PERLINDUNGAN
SOSIAL YANG
KOMPREHENSIF
• PNPM
• UMKMK
• Program ProRakyat
KONDISI SAAT INI
BANTUAN SOSIAL
ASURANSI
SUKARELA
Pelayanan Dasar
1. Beasiswa Miskin
2. Jamkesmas
3. PKH
JAMINAN SOSIAL
1. Bantuan Regular
2. Bantuan
Temporer
3. Jaminan
Kesehatan dan
Ketenagakerjaan
PENINGKATAN
PELAYANAN
DASAR
INFRASTRUKTUR
DAN SARANA
PELAYANAN
PUBLIK
PERLUASAN
JANGKAUAN
PELAYANAN
PUBLIK UNTUK
PENDUDUK
MISKIN DAN
RENTAN
Aset fisik
1. Beasiswa Miskin
2. Rumah Layak
Huni
3. Sanitasi
4. PKH
5. Infrastruktur
dasar lainnya
PENGEMBANGAN
PENGHIDUPAN
(PENGUATAN
PENGHIDUPAN
EKONOMI)
PENGEMBANGAN
SUSTAINABLE
LIVELIHOOD
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Sumber: Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019, Bappenas
Aset
Manusia
1. Pinjaman modal
dan aset
2. Peningkatan
keterampilan
3. Peningkatan akses
pasar
PROGRAM/ KEGIATAN
Aset SDA
Aset
Sosial
Peningkatan
Kesejahteraan
Masyarakat,
serta
Perluasan dan
Peningkatan
Kesempatan
Kerja
Aset
Finansial
SASARAN/ OUTCOME
Definisi
Apakah indikator ekonomi (pengeluaran)
masih menjadi ukuran utama kemiskinan?
Lingstra
Regional
Lingstra
Nasional
Jika ukuran ekonomi yang digunakan, maka
target jangka pendek hanya bisa dicapai
dengan fokus pada intervensi ekonomi?
Bagaimana meningkatkan daya beli (utilitas)
penduduk miskin? Naikkan pendapatan dan
pengendalian inflasi…?
Hal Penting…
The more policy-relevant information there is available on
poverty, the better-equipped policy makers will be to reduce
it (Oxford Poverty of Human Development Initiative,
University of Oxford).
Apakah kita juga mengadopsi multidimensional poverty
index (MPI) yang mencakup education, health, and standard
of living? Poor health, nutrition, lack of adequate sanitation
and clean water, social exclusion, low education, bad housing
conditions…
Lingstra
Global
Kemiskinan
Human
Development
Objectives
Kemakmuran yang
berkeadilan bagi
seluruh rakyat
PENGARUH PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
Lingkungan
Regional
Lingkungan
Global
Contoh: Krisis 1998
Lingkunan
Nasional
Kemiskinan
• Krisis finansial di Asia
menyebabkan nilai tukar beberapa
negara Asia Timur dan Asia
Tenggara terdepresiasi secara
signifikan (Rupiah terdepresiasi
hingga 85%)
Dampak Krisis 1998
•
•
•
•
Inflasi ~78%
Harga pangan naik ~300%
Pertumbuhan ekonomi -13,4%
Tingkat kemiskinan nasional ~33%
Kemiskinan bersifat dinamis dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan
strategis, sehingga penanggulangan kemiskinan perlu mempertimbangkan kondisi
kekinian yang sedang berlangsung di dunia, regional Asia dan ASEAN maupun
domestik (Indonesia)
Pendataan
Mengapa penting?
• Reliable data dibutuhkan untuk menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya, meyakinkan para pengambil kebijakan, dasar
monitoring dan evaluasi, identifikasi kebutuhan strategi.
Pemutakhiran
• Pemutakhiran data secara berkala sangat dibutuhkan untuk
menghindari kesalahan targeting, sebagai bahan monitoring dan
evaluasi. Masalahnya periode jabatan antar kepala daerah tidak sama,
dan pemutakhiran data dalam waktu yang terlalu lama akan
menyulitkan daerah untuk melakukan intervensi.
Metode
• Pemutakhiran data kemiskinan adalah sebuah proses sehingga harus
partisipatif dengan melibatkan komunitas dan pemerintah daerah.
Perlu penekanan masalah data dalam RPJMN 2015-2019 ini.
Telaah Kritis
Belum ada strategi kebijakan dan strategi pelaksanaan
peningkatan pelayanan dasar
BPJS belum memiliki sistem yang dapat mengantisipasi
mobilitas sosial penduduk/peserta terkategori PBI
BPJS Ketenagakerjaan kurang dapat menjadi instrumen
penurunan kemiskinan, karena baru menjangkau sektor formal
Bagaimana mengatasi masalah kemiskinan yang terkait faktor
sosial-budaya?
X-(in)efficiency factors:
Ada faktor “X” yang melatarbelakangi sulitnya para pembuat kebijakan untuk secara efektif
mengatasi kemiskinan. Umumnya faktor “X” ini terkait dengan budaya (Liebenstein)
Aspek Fertilitas
Penduduk miskin cenderung tingkat fertilitasnya tinggi  penurunan
fertilitas penting
Penurunan fertilitas penting  menurunkan rasio ketergantungan
dalam keluarga  kemampuan menabung dan investasi untuk anak
naik
Perempuan bekerja  mengatasi diskriminasi gender di pasar kerja
Memutus mata rantai kemiskinan antar generasi
Aspek Mortalitas
Miskin identik dengan terbatasnya pilihan
Kualitas gizi dan kesehatan yang rendah
berdampak pada survival rate penduduk miskin
Tingginya angka kematian anak dapat mendorong
keluarga miskin untuk memiliki banyak anak
Tingginya angka kematian ibu dapat berpengaruh
terhadap perkembangan anak
Aspek Mobilitas
Belum ada kebijakan strategis terkait mobilitas penduduk
miskin dan rentan
Persebaran penduduk antar wilayah tidak merata
Ada keterbatasan daya dukung dan daya tampung lingkungan
pada wilayah yang mengalami population pressure
Migrasi adalah bentuk investasi individu rumah tangga untuk
memperoleh kehidupan yang lebih baik
Perlu strategi khusus untuk menangani
penduduk usia produktif yang miskin
Aspek geografi
Aspek demografi
• Perubahan iklim
• Potensi bencana alam
• Kondisi geografis yang sulit
terjangkau
• Tingginya pertumbuhan
penduduk
• Kualitas penduduk yang
rendah
• Persebaran pddk tak merata
Aspek ideologi
• Belum sepenuhnya
pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam kebijakan
pembangunan di daerah
Aspek sumber
kekayaan alam
• Sulitnya akses air bersih
• Ketersediaan energi
• Konflik perebutan SDA
Aspek politik
Kemiskinan Juga
Dipengaruhi Oleh Berbagai • Kepemimpinan daerah oleh
kader parpol yang berbeda
Faktor Eksternal Di Luar
Kebijakan Penanggulangan • Kurang sinkronnya kebijakan
pemerintah dan pemerintah
Kemiskinan
daerah
Aspek ekonomi
• Dinamika laju inflasi dan
Nilai tukar
• Daya serap tenaga kerja
• Pertumbuhan ekonomi
• Infrastruktur daerah
Aspek sosial dan
budaya
Aspek pertahanan
keamanan
• Keterjangkauan masyarakat
miskin terhadap fasilitas
pendidikan, kesehatan,
• Perbedaan tradisi/budaya
• Stabilitas keamanan
nasional dan daerah
"Poverty is not created by poor people. It is
produced by our failure to create institutions to
support human capabilities".
(M. Yunus)
Terima Kasih
23
Download