Kata Pengantar

advertisement
PENGENALAN ARTHROPODA DAN
BIOLOGI SERANGGA
Upik Kesumawati Hadi
Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan
Fakultas Kedokteran Hewan IPB
B
ila dibandingkan dengan banyaknya jenis hewan di
dunia ini, ternyata filum Arthropoda menduduki
urutan nomor satu diantara jenis-jenis hewan lain. Dari
filum Arthropoda ini, kelas Insecta atau serangga merupakan jenis
yang terbesar (sekitar satu juta spesies). Hal ini disebabkan oleh daya
tahan tubuhnya yang baik, cepatnya menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan penyebaran yang sangat luas yaitu mulai dari
daerah tropis hingga daerah kutub.
Diantara anggota filum Arthropoda diketahui ada yang
sangat berguna bagi kehidupan manusia dan sebaliknya diketahui
pula ada yang berperan merugikan manusia dan hewan. Kelompok
yang terakhir ini lebih dikenal sebagai ektoparasit atau pengganggu
atau hama. Yang termasuk di dalam kelompok ektoparasit adalah
kelas Insecta (serangga) dan kelas Arachnida (caplak dan tungau).
Kelas Insecta yang penting diketahui bagi dunia pengendalian
hama permukiman antara lain adalah ordo Dictyoptera atau
Blattodea (lipas), ordo Diptera (lalat dan nyamuk), ordo
Hymenoptera (semut, tawon, lebah), ordo Siphonaptera (pinjal),
ordo Phthiraptera (subordo Mallophaga atau kutu penggigit dan
subordo Anoplura atau kutu penghisap), ordo Rhynchophthirina,
ordo Hemiptera, ordo), ordo Coleoptera (kumbang), dan ordo
Psocoptera. Adapun kelas Arachnida yang penting diketahui antara
lain ordo Parasitiformes (contohnya caplak) dan Acariformes
(contohnya tungau).
Pengendalian Hama Permukiman di Indonesia
1
Pengenalan Filum Arthropoda
Filum Arthropoda (arthro = sendi atau ruas; pada = kaki atau
juluran) adalah golongan makhluk hewan yang paling besar di
dunia ini. Diperkirakan lebih dari 80% dari seluruh jenis hewan
sekarang ini adalah Arthropoda, menghuni semua jenis habitat yang
ada, baik terestrial maupun akuatik.
Ciri-ciri umum filum Arthropoda adalah sebagai berikut :
1 Tubuh terbagi atau ruas-ruas (segmen), yang biasanya
terkelompok menjadi dua atau tiga daerah yang nyata.
2 Terdapat pasangan-pasangan juluran yang beruas-ruas.
3 Tubuhnya simetris bilateral.
4 Bagian luar tubuh terdiri dari eksoskelet (kerangka luar)
mengandung khitin, yang dapat mengelupas apabila
tubuhnya berkembang.
5 Sistem alat pencernaan berupa saluran tubular (kurang lebih
lurus), ada mulut dan anus.
6 Sistem peredaran darah terbuka, satu-satunya buluh darah
yang ada berupa saluran lurus terletak di atas saluran
pencernaan, yang di daerah abdomen mempunyai lubanglubang di sebelah lateral.
7 Rongga tubuh berisi darah, disebut hemosul.
8 Sistem syaraf terdiri dari ganglion anterior yang merupkan
“otak” terletak di atas saluran pencernaan, sepasang syaraf
yang menghubungkan otak dengan syaraf sebelah ventral,
serta pasangan-pasangan ganglion ventral yang dihubungkan
satu dengan yang lain oleh urat syaraf ventral, berjalan
sepanjang tubuh dari depan ke belakang di bawah saluran
pencernaan.
9 Urat-urat dagingnya bergaris melintang.
10 Sistem pengeluaran (ekskresi) berupa saluran-saluran
Malphigi yang bermuara di saluran pencernaan, limbah
dikeluarkan melalui anus.
11 Respirasi berlangsung memakai insang, trakhea dan spirakel.
12 Tidak mempunyai silia atau nefridia.
13 Kelamin hampir selalu terpisah.
Pengendalian Hama Permukiman di Indonesia
2
Klasifikasi Arthropoda
Filum ARTHROPODA : artropoda
Subfilum TRILOBITA : hanya diketahui dari fosil
Subfilum CHELICERATA
Kelas MEROSTOMATA
Kelas ARACHNIDA : laba-laba, kalajengking, caplak,
tungau.
Kelas PYCNOGONIDA
Subfilum CRUSTACEA : krustasea
Kelas BRANCHIOPODA
Kelas COPEPODA
Kelas OSTRACODA
Kelas CIRRIPEDIA
Kelas MALACOSTRACA : udang, kepiting
Subfilum UNIRAMIA
Kelas ONYCHOPHORA
Kelas DIPLOPODA : keluwing (kaki seribu)
Kelas CHILOPODA : kelabang (kaki seratus)
Kelas PAUROPODA
Kelas SYMPHILA
Kelas ENTOMORPHA
Kelas INSECTA : serangga
Subfilum TRILOBITA
Trilobita diperkirakan hidup pada era Palaeosoic, terutama
semasa kala (periode) Cambrian dan Ordovician, kira-kira 600-150
juta tahun yang lalu. Hanya fosilnya saja yang dikenal.
Subfilum CHELICERATA
Arthropoda yang tergolong dalam filum ini tidak mampu
mempunyai antena dan pada umumnya diperlengkapi dengan enam
pasang juluran, yang pertama berbentuk alat mulut yang disebut
kelisera, sedang sisanya berbentuk seperti kaki.
Pengendalian Hama Permukiman di Indonesia
3
Pada kelas ARACHNIDA pasangan kedua disebut pedipalpi.
Tubuh keliserata pada umumnya nyat terbagi dalam dua bagian,
yaitu bagian anterior disebut prosoma (sefalotoraks) dan bagian
posterior disebut opistosoma (abdomen).
Prosoma mengandung kelisera serta juluran-juluran lain
termasuk kaki. Lubang kelamin terletak disebelah ventral dekat
batas anterior opistosoma.
Kelas ARACHNIDA
Ini adalah kelompok yang terbesar dan terpenting dari
CHELICERATA. Tercatat kurang lebih 65.000 spesies, diantaranya
dikenal sebagai parasit maupun vektor penting penyakit manusia
dan hewan.
Ciri-ciri umum kelas ini adalah :
1 Tubuh terdiri atas sefalotoraks dan abdomen.
2 mempunyai empat pasang kaki.
3 Tidak mempunyai sayap.
4 Tidak mempunyai antena.
5 Perangkat mulut terdiri dari sepasang khelisera dan sepasang
pedipalpi.
Klasifikasi ARACHNIDA masih sering dipertentangkan,
namun kebanyakan pakar setuju untuk menggolongkan menjadi 11
kelompok utama, dengan catatan penamaan peringkat taksonominya
masih menjadi persoalan. Di antara kesebelas kelompok itu adalah
Scorpiones (kalajengking), Araneae (laba-laba) dan Acari (tungau
dan caplak). Para pakar akarologi menganggap kelompok Acari ini
cukup besar dan beragam anggotanya dan memberikan kepada
kelompok ini peringkat subkelas.
Subfilum CRUSTACEA
Sebenarnya di dalam subfilum ini terdapat banyak keragaman
dalam juluran-juluran maupun dalam pembagian daerah tubuhnya.
Namun pada umumnya ciri-ciri berikut ini dapat dijumpai pada
setiap Crustacea :
1 Ada dua pasang antena.
2 Kebanyakan julurannya bercabang dua.
Dalam subfilum ini dikenal 5 kelompok utama berstatus kelas,
namun hanya dua yang ada peranannya dalam parasitologi yaitu
Copepoda dan Malacostraca.
Pengendalian Hama Permukiman di Indonesia
4
Kelas COPEPODA
Sebagian kopepoda hidup bebas, namun sebagian lagi hidup
sebagai parasit ikan, baik di air tawar maupun di lautan. Sebagai
parasit ikan kopepoda ini menempel pada insang atau menembus
urat dagingnya. Beberapa spesies bertindak sebagai induk semang
antara cacing pita pada manusia, Diphyllobothrium latum.
Kelas MALACOSTRACA
Dalam kelas ini termasuk udang dan kepiting (order
Decapoda) serta order Isopoda, yang dapt bertindak sebagai induk
semang antara bagi cacing parasit.
Beberapa anggota kelas ini, seperti misalnya udang,
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1 Tubuh terbagi atas kepala, toraks dan abdomen. Kepala dan
toraks sering menyatu menjadi sefalotoraks.
2 Pada kepala terdapat dua pasang antena serta perangkat
makan yang terdiri dari sepasang mandibula, dua pasang
maksila dan sepasang maksilipeda.
3 Toraks terdiri dari segmen-segmen yang jelas dan tiap segmen
dilengkapi dengan sepasang embelan (lanjutan).
4 Abdomen terdiri dari segmen-segmen, dengan atau tanpa
embelan.
Subfilum UNIRAMIA
Kelas DIPLOPODA (kaki seribu atau keluwing)
Ciri-ciri umum kelas ini adalah :
1 Tubuh panjang bersegmen banyak.
2 Tiap segmen mempunyai dua pasang kaki.
3 Perangkat mulut terdiri dari sepasang mandibula dan keping
gnatochilarium.
4 Antena pendek.
Kelas CHILOPODA (kaki seratus atau kelabang)
Ciri-ciri umum kelas ini adalah :
1 Tubuh panjang dan bersegmen banyak.
2 Tiap segmen tubuh dilengkapi dengan kaki.
Pengendalian Hama Permukiman di Indonesia
5
3
Perangkat mulut terdiri dari tiga pasang embelan yaitu
sepasang mandibula, sepasang maksila pertama dan kedua.
Kelas INSECTA (Serangga)
Ciri-ciri umum kelas ini adalah (Gambar 1) :
1 Tubuh terbagi atas kepala, toraks dan abdomen.
2 Mempunyai sepasang sayap kecuali Anoplura, Mallophaga
dan Siphonaptera.
3 Mempunyai sepasang antena.
4 Mempunyai tiga pasang kaki.
5 Perangkat mulut telah mengalami perkembangan dan
penyesuaian sedemikian rupa sehingga dikenal berbagai
ragam tipe seperti menggigit/mengunyah, menusuk,
menghisap, menyerap dan sebagainya.
Gambar 1 Diagram tubuh serangga (belalang), (a) kepala, (b)
toraks, (c) abdomen, (d) antena, (e) mata, (f) tarsus, (g) koksa, (h)
trokhanter, (i) timpanum, (j) spirakel, (k) femur, (l) tibia, (m)
ovipositor, (n) serkus
Pengendalian Hama Permukiman di Indonesia
6
Pengenalan Biologi Serangga
Siklus hidup serangga umumnya dibagi dalam dua tahap
yaitu tahap pertumbuhan/perkembangan dan pendewasaan atau
pemasakan. Selama fase perkembangan energi tercurahkan untuk
proses pertumbuhan, sedangkan selama fase pendewasaan energi
tercurahkan untuk penyebaran dan reproduksi.
Serangga yang baru menetas mempunyai ukuran dan bentuk
yang kadang-kadang berlainan sama sekali dengan serangga
dewasa. Perubahan bentuk yang dialami mulai dari telur sampai
serangga dewasa disebut metamorfosis. Derajat perubahan ini
bervariasi pada bermacam-macam serangga. Diketahui ada tiga tipe
metamorfosis serangga yaitu :
1
Tidak mengalami metamorfosis atau ametabola
Perubahan struktur tubuh pada serangga ini hampir tidak
kelihatan, sehingga seringkali disebut juga tidak mengalami
metamorfosis. Contohnya serangga ametabola adalah
Collembola, Thysanura dan Diplura. Bentuk pradewasa
ametabola disebut nimfa (Gambar 2).
Pengendalian Hama Permukiman di Indonesia
7
Gambar 2
2
Ametabola pada ordo Thysanura
Metamorfosis sederhana
Perkembangan serangga ini berubah secara bertahap dalam
bentuk luarnya dari telur sampai bentuk dewasa. Bentuk
pradewasa disebut nimfa, mempunyai kebiasaan serupa
dengan yang dewasa. Kelompok serangga ini disebut juga
Paurometabola. Contohnya antara lain, kutu (Phthiraptera),
kepik (Hemiptera), rayap (Isoptera), belalang (Orthoptera),
lipas (Dictyoptera) (Gambar 3). Selain itu ada pula serangga
yang termasuk di dalam kelompok metamorfosis sederhana
tetapi stadium pradewasanya hidup di air, contohnya ialah
capung (Odonata). Bentuk pradewasa disebut naiad atau
tempayak.
Kelompok
serangga
ini
disebut
juga
Hemimetabola.
Gambar 3 Metamorfosis sederhana pada lipas
3
Metamorfosis sempurna
Pengendalian Hama Permukiman di Indonesia
8
Perubahan struktur tubuh pada serangga ini sangat besar
dari berbagai stadium. Serangga ini dianggap orang sebagai
serangga yang maju perkembangannya dalam sejarah evolusi
serangga. Kelompok serangga ini disebut juga Holometabola.
Contohnya adalah lalat (Gambar 4), nyamuk (Nematocera),
pinjal (Siphonaptera), kumbang (Coleoptera), kupu-kupu dan
ngengat
(Lepidoptera),
semut,
lebah
dan
tawon
(Hymenoptera).
Gambar 4 Metamorfosis sempurna pada lalat
Daftar Pustaka
Chapman, R.F. 1983. The insect’s Structure and Function. Hodder and Stoughton.
London
Daly, H.V., J.T. Doyen & P.R. Ehrlich. 1978. Introduction to Insect Biology and
Diversity. McGraw-Hill, Tokyo
Gerozisis, J & P. Hadlington. 1995. Urban Pest Control in Australia. University
of New South Wales Press Ltd. Australia.
Ross, H.H. & C.A. Ross. 1982, A Textbook of Entomology. John Wiley, New york.
Pengendalian Hama Permukiman di Indonesia
9
Taboada, O. 1967. Medical Entomology. Naval Medical School, National Naval
Medical center, Bethesda Maryland, USA
Pengendalian Hama Permukiman di Indonesia
10
Download