gambaran nilai hematokrit dan laju endap darah pada anak dengan

advertisement
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 3, September-Desember 2015
GAMBARAN NILAI HEMATOKRIT DAN LAJU ENDAP DARAH
PADA ANAK DENGAN INFEKSI VIRUS DENGUE DI MANADO
1
2
Sitti S. P. Kamuh
Arthur E. Mongan
2
Maya F.Memah
1
2
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Bagian Patologi Klinik Fakultas KedokteranUniversitas Sam Ratulangi Manado
Email: [email protected]
Abstract: Dengue is a major public health problem that can be found throughout the tropical
and subtropical countries around the world. Spectrum of clinical manifestations of dengue
virus infection varies greatly. In addition to clinical symptoms, the diagnosis of dengue virus
infection need to be supported by blood tests such as hematocrit and erythrocyte sedimentation
rate. This study aimed to determine the hematocrit value and erythrocyte sedimentation rate
(ESR) in children with dengue virus infection in Manado. This study used a cross-sectional
design and was conducted from Desember 2014 to January 2015 at GMIM Pancaran Kasih,
Advent, and Robert Wolter Mongisidi hospitals in Manado. There were 37 patients that
fulfilled the inclusion criteria, consisted of 17 males and 20 females. The results showed that
of 37 patients, there were 36 with hematocrit within normal limits. Moreover, of 37 patients
only 6 patients performed the ESR examination; only 1 child had a rapid ESR result (>
15mm/h). Conclusion: In this study, most of the pediatric patients with dengue virus infection
in Manado had normal hematocrit. Of 6 patients who had performed ESR test, only 1 had
rapid ESR.
Keywords: dengue, hematocrit, erythrocyte sedimentation rate
Abstrak: Dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan dapat ditemui
diseluruh daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Spektrum manifestasi klinis infeksi
virus dengue sangat bervariasi. Selain gejala klinis, diagnosis infeksi virus dengue perlu
ditunjang hasil uji darah di laboratorium antara lain hematokrit dan laju endap darah (LED).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai hematokrit dan LED pada anak dengan infeksi
virus dengue di Manado. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang, dilakukan pada
bulan Desember 2014 sampai Januari 2015 di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado, RS
Advent Manado, dan RSAD Robert Wolter Mongisidi Teling17 anak laki-laki dan 20 anak
perempuan. Hasil penelitian memperlihatkan 36 dari 37 pasien mempunyai hematokrit normal.
Dasri 37 pasien, hanya 6 anak yang menjalani pemeriksaan LED; hanya 1 anak dengan LED
cepat (> 15mm/jam). Simpulan: Pada studi ini, sebagian besar pasien anak dengan infeksi
virus dengue di Manado mempunyai nilai hematokrit normal. Dari 6 pasien yang dilakukan
pemeriksaan LED, 1 anak mempunyai hasil LED cepat.
Kata kunci: dengue, hematrokrit, laju endap darah.
Dengue adalah penyakit yang ditularkan
oleh nyamuk yang disebabkan salah satu
dari empat jenis virus dengue. Setiap jenis
virus dengue mampu menyebabkan
spektrum penyakit dari infeksi tanpa gejala
sampai menjadi parah, penyakit yang
mengancam jiwa ini termasuk demam
berdarah dengue (DBD) dan dengue shock
syndrome (DSS). Dengue adalah masalah
kesehatan masyarakat yang utama dapat
738
Kamuh, Mongan, Memah: Gambaran nilai hematokrit...
ditemui diseluruh daerah tropis dan
subtropis di seluruh dunia.1 Dimana
organisasi kesehatan dunia (WHO)
melaporkan 100 juta kasus dengue setiap
tahun, dengan kurang lebih 2,5 miliyar
manusia berisiko terjangkit penyakit ini
sehingga membuat penyakit ini sebagai
satu dari penyakit virus terpenting didunia
yang utamanya terjangkit di negara tropis
dan subtropis.2
Di Indonesia pertama kali dicurigai di
Surabaya pada tahun 1968. Di Jakarta
kasus pertama dilaporkan pada tahun 1969,
kemudian DBD berturut-turutdilaporkan di
Bandung, Yogyakarta, Sumatra barat dan
Lampung pada tahun 1972 dan disusul oleh
Riau, Sulawesi Utara dan Bali pada tahun
1973. Pada tahun 1993 DBD telah
menyebar ke seluruh Propinsi di
Indonesia.3
Kasus demam berdarah dengue di
Sulawesi utara tahun 2008 sampai 2012
dilaporkan banyak terjadi pada bulan
Februari dengan 322 kasus, kedua
terbanyak pada bulan Januari dengan 243
kasus, Maret 202 kasus, Desember 126
kasus, Agustus 120 kasus, April 96 kasus,
Juli 82 kasus, September 73 kasus, Mei 69
kasus, Juni dan November 61 kasus, dan
Oktober 41 kasus.4
Spekrum manifestasi klinis infeksi
virus dengue sangat bervariasi mulai dari
asimtomatis, demam ringan yang tidak
spesifik, demam dengan demam berdarah
dengue, hingga sindrom syok dengue, serta
ensefalopati dengue.5 Virus dengue
termasuk graoup B arthropod borne virus
(arboviruses) dan sekarang dikenal sebagai
genus falvivirus, famili Flaviviridae, yang
mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4. Keempat jenis
serotipe virus dengue dapat ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia.3
Diagnosis infeksi virus dengue, di
samping gejala klinis, perlu ditunjang hasil
uji darah di laboratorium. Gambaran khas
hasil laboratorium DBD adalah terjadi
peningkatan hematokrit (meningkat 20%,
atau nilai hematokrit lebih 3,5 kali nilai
Hb) disertai penurunan trombosit kurang
dari 100.000/µL. Perubahan ini sering
terjadi pada hari ke-3 hingga ke-5
panas.Pemeriksaan penunjang lain yang
sering dilakukan adalah uji untuk
mengenali antibodi spesifik virus dengue
baik imunoglobulin M (IgM) anti dengue
untuk infeksi dengue primer maupun
imunoglobulin G (IgG) untuk diagnosis
infeksi dengue sekunder. Pemeriksaan
serologi antibodi IgM anti dengue ataupun
IgG anti dengue akan mempertajam
diagnosis DBD.6
Pemeriksaan hematokrit bertujuan
untuk mengetahui adanya hemokonsentrasi
yang terjadi pada penderita DBD.
Hematokrti adalah volume (dalam mililiter)
sel darah merah yang ditemukan di dalam
100 ml (1 dl) darah, dihitung dalam
persentase. Kadar hematokrit yang rendah
sering ditemukan pada kasus anemia dan
leukimia, dan peningkatan kadar ditemukan
pada dehidrasi dan pada polisetemia vera.
Peningkatan kadar hematokrit dapat
mengindikasikan hemokonsentrasi, akibat
penurunan volume cairan dan peningkatan
sel darah merah.7,8
Pemeriksaan laju endap darah (LED)
mengukur derajat endap eritrosit dalam
suatu sampel darah selama periode waktu
tertentu. LED adalah uji yang sensitif tapi
tidak spesifik.9 Selama tahap DBD,
berbagai infeksi bakteri dapat menjadi
bagian dari diagnosis diferensial, dalam hal
ini tingkat endap darah sangat berguna,
karena nilai-nilai infeksi pada pasien DBD
tidak tetap.1
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
analitik observasional dengan desain
potong lintang. Penelitian dilakukan di 3
rumah sakit, yaitu: RSU Pancaran Kasih
GMIM Manado, RS Wolter Mongisidi
Manado, dan RS Advent Manado.
Pemeriksaan nilai hematokrik dan laju
endap darah dilakukan pada laboratorium
Prokita Malalayang.
Variabel terikat ialah anak dengan
infeksi virus dengue sedangkan variabel
bebas ialah nilai hematokrit dan LED.
Sampel diambil dengan non-probability
sampling jenis consecutive sampling untuk
739
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 3, September-Desember 2015
Tabel 5.
kecamatan
mendapatkan darah dari 37 anak terinfeksi
virus dengue yang memenuhi kriteria
inklusi dan ekslusi.
Alat dan bahan yang digunakan ialah
darah pungsi vena, alat mikro-sentrifus, dan
tabung Westergren.
Kecamatan
Pineleng
Dimembe
Wanea
Malalayang
Girian
Tikala
Sario
Mapangat
Kalawat
Singkil
Jumlah
HASIL PENELITIAN
Pada bulan Desember 2014 sampai
Januari 2015 diperoleh sampel sejumlah 37
anak terinfeksi virus dengue yang
memenuhi kriteria inklusi.
Tabel 1. Distribusi anak terinfeksi virus dengue
berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Frekuensi
20
17
37
(%)
54,1
45,9
100
Usia <1 tahun
Usia 1-4 tahun
Usia 5-14 tahun
Jumlah
Tabel 3. Anak
berdasarkan IMT
Status IMT
Kurus
Normal
Gemuk
Jumlah
Jumlah
anak
1
6
30
37
terinfeksi
Kabupaten
Minahasa
Minahasa Utara
Manado
Bitung
Jumlah
Tabel 4. Anak terinfeksi
berdasarkan lamanya demam
Lama demam
3 hari
4 hari
5 hari
Jumlah
Frekuensi
21
5
11
37
pasien
berdasarkan
(%)
13,5
10,8
73,0
2,7
100
Frekuensi
13
(%)
35,1
23
1
62,2
2,7
37
100
dengue
(%)
18,9
73,0
8,1
100
virus
(%)
13,5
8,1
27,0
10,8
2,7
13,5
5,4
13,5
2,7
2,7
100
Frekuensi
5
4
27
1
37
Nilai Hematokrit
Hematokrit rendah
(<35%)
Normal (35-47%)
Hematokrit tinggi
(>47%)
Jumlah
2,7
16,2
81,1
100
Tabel 8. Anak
berdasarkan LED
Frekuensi
7
27
3
37
berdasarkan
Tabel 7. Nilai Hematokrit
%)
virus
pasien
Frekuensi
5
3
10
4
1
5
2
5
1
1
37
Tabel 6. Sebaran
kabupaten/Kota
Tabel 2. Distribusi anak terinfeksi virus dengue
berdasarkan usia
Usia sampel
Sebaran
terinfeksi
Jenis kelamin
virus
Frekuensi
Laki-Laki (<15 mm/jam)
Laki-Laki (>15 mm/jam)
Perempuan (<20 mm/jam)
Jumlah
dengue
dengue
3
1
2
6
Tabel 9. Distribusi pemeriksaan laboratorium
Jenis Pemeriksaan
NS-1
IgG (+) / IgM (-)
IgG (-) / IgM (+)
Jumlah
(%)
56,8
13,5
29,7
100
740
Jumlah
22
14
1
37
(%)
59,5
37,8
2,7
100
Kamuh, Mongan, Memah: Gambaran nilai hematokrit...
2011 didapatkan demam 5-7 hari.13
Peningkatan hematokrit merupakan
menifestasi hemokonsentrasi yang terjadi
akibat kebocoran plasma ke ruang
ekstravaskuler disertai efusi cairan serosa,
melalui kapiler yang rusak. Peningkatan
nilai hematokrit atau hemokonsentrasi
selalu dijumpai pada DBD, dan merupakan
indikator yang peka akan terjadinya
perembesan
plasma.
Hemokosentrasi
dengan peningkatan hematokrit 20% atau
lebih (misalnya dari 35% menjadi 42%)
mencerminkan peningkatan permeabilitas
kapiler
dan
perembesan
plasma.14
Berdasarkan data yang diperoleh nilai
hematokrit
terendah
(35%),
nilai
hematokrit normal (62%), dan yang
memliki nilai hematokrit tinggi (3%).
Penelitian sebelumnya oleh Rasyada et al.15
melaporkan hasil berbeda yaitu nilai
hematokrit rendah 30%, nilai hematokrit
normal 42%, dan tinggi 59%. Pada
umumnya nilai hematokrit dipengaruhi
oleh pengantian cairan atau perdarahan.14
Untuk pasien DBD yang memiliki nilai
LED, dari 37 sampel hanya didapatkan 6
sampel dikarenakan jumlah darah yang
terlalu sedikit. Dari 6 sampel didapatkan 4
orang anak laki-laki dan 2 orang anak
perempuan. Dari 6 sampel 4 yang memiliki
nilai normal laju endap darah, 1 memiliki
LED lambat, dan 1 memiliki laju endap
darah cepat. Pada penelitian sebelumnya di
Brasil tidak terdapat perbedaan hasil dari
180 pasien dengan demam berdarah
dengue, terdapat nilai LED normal 77%.1
Umumnya pasien yang memiliki penyakit
yang berhubungan dengan demam berdarah
paling sering mengalami infeksi saluran
kencing dan anemia. Laju endap darah akan
meningkat pada infeksi saluran kencing
karena produksi lebih besar dari protein
oleh hati pada fase akut peningkatan
agregaasi akibat eritrosit.16
BAHASAN
Penelitian ini dilakukan di kota
Manado pada bulan November 2014
sampai dengan Januari 2015. Pengambilan
sampel di lakukan di rumah sakit sekunder
yang mencakup 3 rumah sakit, RS
Pancaran Kasih GMIM Manado, RS
Wolter Mongisidi Manado, dan RS Advent
Manado. Pemeriksaan NS-1, IgG IgM, dan
pemeriksaan hematologi darah lainnya
dilakukan
di
laboratorium
Prokita
malalayang Manado.
Selama November 2014 - Januari 2015
didapatkan usia paling muda 10 bulan dan
tertua 14 tahun dengan kelompok usia pada
anak <15 tahun sebagai kelompok paling
banyak terkena (81,1%). Penelitian ini
tidak berbeda dengan penelitian yang
dilakukan
di
RSUP
Dr.
Cipto
Mangunkusumo pada tahun 2007 sampai
2009 mendapatkan hasil dari kelompok
usia 5-10 tahun (41%).10
Berdasarkan jenis kelamin dari
penelitian yang di dapat perempuan
(45,9%) dan laki-laki (54,1%). Sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hartoyo didapatkan jenis kelamin laki-laki
lebih banyak 66 (54,6%) dibandingkan
dengan perempuan hanyak 57 (45,4%).11
Distribusi berdasarkan indeks massa
tubuh pada anak, dari hasil yang di dapat
anak yang terinfeksi virus dengue terdapat
37 orang IMT normal (73.0%), 7 orang
IMT kurus (18,9%), dan 3 orang IMT
gemuk (8,1%). Pada penelitian lain tidak
didapat perbedaan yang dilakukan di
RSUP.
Dr.
Wahidin
Sudirohusodo
Makassar tahun 2012 mendapatkan bahwa
IMT normal 86.8%, bahwa status gizi anak
adalah keadaan kesehatan anak yang
ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik
energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh
dari pangan dan makanan.12
Berdasarkan demam pada penelitian
ini, dari 37 anak terinfeksi virus dengue.
Demam hari ketiga terdapat 21 orang
(56,8%), 9 orang hari keempat (24,3%),
dan 7 orang hari kelima (18,9%). Hal ini
agak
berbeda
dengan
penelitian
sebelumnya di Bagian Anak RSUP. Dr.
Kariadi Semarang dari tahun 2010 hingga
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di RSU Pancaran Kasih GMIM
Manado, RS Wolter Mongisidi Manado,
dan RS Advent Manado dapat disimpulkan
bahwa anak-anak yang positif terinfeksi
741
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 3, September-Desember 2015
8. Kee
JL.
Pedoman
Pemeriksaan
Laboratorium & Diagnostik (Edisi 6).
Kapoh RP, editor. Jakarta: EGC,
2008; p. 232.
9. Kowalak JP. Buku Pegangan Uji
Diagnostik (Edisi 3). Mustaqin H,
Ramadhani D, editors. Jakarta: EGC,
2010; p. 117.
10. Raihan, Hadinegoro SRS, Tumbelaka
AR. Faktor Prognosis Terjadinya
Syok pada Demam Berdarah Dengue.
Sari Pediatri. 2010;12(1):47-52.
11. Hartoyo E. Spektrum Klinis Demam
Berdarah Dengue Pada Anak. Sari
Pediatri. 2008;10:146-7.
12. Safitri L, Hasanuddin h, Burhanuddin.
Hubungan Status Gizi Dengan
Derajat Keparahan Demam Berdarah
Dengue (DBD) Pada Anak di RSUP.
Dr.
Wahidin
Sudiro
Husodo
Makassar. Vol 1 No 5 2012 ISSN.
2302-1721 2012;1:4-5.
13. Tanra AAM, Arkhaesi N, Hardian.
Korelasi Antara Lama Demam
Dengan Kadar IgM dan IgG Anak
Yang Menderita Demam Berdarah
Dengue
[Skripsi].
Semarang:
Universitas Diponegoro, 2011.
14. Pusparini.
Kadar
Hematokrit
dan
Trombosit
Sebagai
Indikator
Diagnosis Infeksi Dengue Primer dan
Sekunder. J Kedokter Trisakti.
2004;23(2):54-5.
15. Rasyada A, Nasrul E, Edward Z.
Hubungan Nilai Hematokrit terhadap
Jumlah Trombosit Pada Penderita
Demam Berdarah Dengue. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2014;3:245.
16. Pang J. Thein TL, Leo TS, Lye DC. Early
Clinical and laboratory risk factors of
intensive care unit requirement during
2004-2008 dengue epidemics in
singapore.
BMC
Infect
Dis.
2014;14:649.
virus dengue memiliki nilai hematokrit
normal sedangkan untuk nilai LED hanya 1
anak yang memiliki nilai LED cepat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Souza LJ, Reis AFF, Almeida FCR,
Souza LA, Abukater M, Gomes
MAE, et al. Alterations in the
erythrocyte sedimentation rate in
dengue patients: analysis of 1,398
cases.
Braz
J
Infect
Dis.
2008;12(6):3-4.
2. Budiyasa DGA, Merati KTP. Hubungan
Antara derajat Berat Infeksi Virus
Dengue dan Kadar natrium Serum. J
Peny Dalam. 2011;12:22.
3. Poorwo Soedarmo SS, Garna H,
Hadinegoro SR, Satari HI. Infeksi
& Pediatri Tropis (Edisi ke-2).
Jakarta: IDAI, 2012: p. 156.
4. Pondaag K, Tarumingkeng A, Umboh J.
Hubungan
Antara
Tindakan
Pencegahan
Dengan
Kejadian
Demam
Berdarah
Dengue
di
Kecamatan
Malalayang
Kota
Manado.
Manado:
Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Sam Ratulangi, 2014.
5. Suryono. Perbedaan Manifestasi Klinis dan
Laboratorium Berdasarkan Jenis
Imunologlobulin Pada Penderita
Demam
[Skripsi].
Surakarta:
Universitas Sebelas Maret, 2011.
6. Irwadi D, Arif M, Hardjoeno. Gambaran
Serologi
IgM-IgG
Cepat
dan
Hematologi Rutin Penderita DBD.
Indonesian Journal of Clinical
Pathology and Medical Laboratory.
2007;15:2.
7. Purwanto. Pemeriksaan Laboratorium Pada
Penderita Demam Berdarah Dengue.
Media
Litbang
Kesehatan.
2002;XII:14.
742
Download