Wawasan nusantara

advertisement
Wawasan Nusantara
Dra. Nuryati, M.Pd.
Wawasan nusantara

Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang
berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan
inderawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’
yang berarti memandang, meninjau, atau melihat.
Sedangkan ‘wawasan’ berarti cara pandang, cara
tinjau, atau cara melihat. Sedangkan istilah
Nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang berarti
pulau-pulau, dan antara yang berarti diapit di
antara dua hal. Istilah nusantara dipakai untuk
menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan
gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di
antara samudra Pasifik dan samudera Indonesia
serta diantara benua Asia dan benua Australia.

Secara umum wawasan nasional berarti cara
pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah
dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan
kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan
atau cita-cita nasionalnya. Sedangkan Wawasan
nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai
dengan geografi wilayah Nusantara yang menjiwai
kehidupan bangsa, dalam mencapai tujuan atau
cita-cita nasionalnya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wawasan Nusantara
Wilayah (Geografi)
Asas Kepulauan (Archipelagic Principle)
 Kata ‘archipelago dan ‘archipelagic’ berasal dari kata
Italia ‘archipelagos’. Akar katanya adalah ‘archi’ berarti
terpenting, terutama, dan pelagos berarti laut atau
wilayah lautan. Jadi, archipelago dapat diartikan
sebagai lautan terpenting.
Kepulauan Indonesia
 Sebagai sebutan untuk kepulauan sudah banyak nama
dipakai, yaitu “Hindia Timur “, “Insulinde “ oleh
Multatuli, “Nusantara”, “Indonesia” dan “Hindia
Belanda” (Nederlandsch-indie ada masa penjajahan
Belanda.
Dalam bahasa Yunani, “Indo” berarti India dan
‘nesos’ berarti pulau. Indonesia mengandung
makna spiritual, yang di dalamnya terasa ada jiwa
perjuangan menuju cita-cita luhur, negara kesatu
kemerdekaan dan kebesaran.
 Sebutan “Indonesia” merupakan ciptaan ilmuwan
J.R.Logan dalam Journal of the Indian Archipelago
and East Asia (1850). Sir W.E.Maxwell seorang ahli
hukum, juga memakainya dalam kegemaran
mempelajari rumpun melayu. Pada tahun 1882 ia
menerbitkan buku penuntun untuk bahasa itu
dengan kata pembukaan yang memakai istilah
‘Indonesia’ dan semakin terkenal berkat peran
Adolf Bastian seorang etnolog.

Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal
beberapa konsepsi mengenai pemilikan dan penggunaan
wilayah laut sebagai berikut:
 1) Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang
memilikinya.
 2) Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik
masyarakat dunia karena itu tidak dapat dimilliki oleh masingmasing negara.
 3) Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas
untuk semua bangsa.
 4) Mare Clausum (The Right and Dominion Of the Sea),
menyatakan bahwa hanya laut sepanjang pantai saja yang
dapat dimilki oleh suatu negara sejauh yang dapat dikuasai
dari darat (waktu itu kira-kira sejauh 3 mil).
 5) Archipelagic State Pinciples (asas Negara Kepulauan) yang
menjadikan dasar dalam Konvensi PBB tentang hukum laut.
Karakteristik wilayah nusantara
 Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang
terletak di antara benua Asia dan benua Australia
dan diantara samudra Pasifik dan samudra
Indonesia, yang terdiri dari 17.508 pula besar
maupun kecil. Jumlah pulau yang sudah memiliki
nama adalah 6.044 buah. Kepulauan Indonesia
terletak pada batas-batas astronomi sebagai
berikut:
Utara
: + 6° 08’ LU
Selatan
: + 11° 15’ LS
Barat
: + 94° 45’ BT
Timur
: + 141° 05’ BT
Geopolitik.

Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederich Ratzel
(1844-1904) sebagai ilmu bumi politik (Political Geography).
Istilah ini kemudian dikembangkan dan diperluas oleh sarjana
ilmu politik Swedia, Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl
Haushofer (1869-1964) dari Jerman menjadi Geographical
Politic dan disingkat Geopolitik.
Geopolitik Bangsa Indonesia.
 Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada
nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas
dan tegas tertuang di dalam pembukaan UUD 1945. Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta
kemerdekaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk
penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
Geostrategi

Strategi adalah politik dalam pelaksanaan
yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan
atau sasaran yang ditetapkan sesuai
dengan keinginan politik. Karena strategi
merupakan upaya pelaksanaan, maka
strategi pada hakikatnya merupakan suatu
seni implementasinya didasari oleh intuisi,
perasaan dan hasil pengalaman.
Posisi silang Indonesia tersebut dapat dirinci sebagai
berikut:
 Geografi : wilayah Indonesia terletak di antara dua benua,
Asia dan Australia; serta di antara samudra Pasifik dan
samudra Hindia.
 Demografi : penduduk Indonesia terletak di antara
penduduk jarang di selatan (Australia) dan penduduk padat
di utara (RRC dan Jepang).
 Ideologi : ideologi Indonesia (Pancasila) terletak di antara
liberalisme di selatan (Australia dan Selandia Baru) dan
Komunisme di utara (RRC,Vietnam dan Korea Utara)
 Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi
liberal di selatan dan demokrasi rakyat (diktator proletar)
di utara.
 Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara
ekonomi Kapitalis dan selatan Sosialis di Utara.
 Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara
masyarakat individualisme di selatan dan
masyarakat sosialisme di utara.
 Budaya: Budaya Indonesia terletak di antara
budaya Barat di selatan dan budaya timur di utara.
 Hankam: Geopolitik dan geostrategi Hankan
(Pertahanan dan Keamanan) Indonesia terletak
diantara wawasan kekuatan maritim di selatan dan
wawasan kekuatan kontinental di utara
Unsur-unsur Dasar Wawasan
Nusantara
1. Wadah
 2. Isi Wawasan Nusantara
 3. Tata Laku Wawasan Nusantara
Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah

1. Wadah
Wawasan Nusantara sebagai wadah meliputi tiga komponen:
a. Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah Nusantara ditentukan oleh lautan
yang di dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling
dihubungkan oleh dalamnya perairan. Baik laut maupun selat
serta dirgantara di atasnya yang merupakan satu kesatuan ruang
wilayah .
b. Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD
1945 yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara,
kekuasaan pemerintahan, sistem pemerintahan dan sistem
perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk Republik. Kedaulatan berada di tangan rakyat yang di
laksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR).
c. Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah
kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang
harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup
partai politik, golongan dan organisasi masyarakat,
kalangan pers serta seluruh aparatur negara
2. Isi Wawasan Nusantara

Isi wawasan Nusantara tercermin dalam
perspektif kehidupan manusia Indonesia
dalam eksistensinya yang meliputi cita-cita
bangsa dan asas manunggal yang terpadu.
Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam
Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan
1.
2.
3.
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil d makmur.
Rakyat Indonesia yang berkehidupan
kebangsaan yang bebas
Pemerintah negara Indonesia melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri
manunggal, utuh menyeluruh yang meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Satu kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup daratan
perairan dan dirgantara secara terpadu.
Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dari politik
pelaksanaannya serta satu ideologi dan identitas nasional.
Satu kesatuan sosial-budaya, dalam arti satu perwujudan
masyarakat Indonesia atas dasar “Bhinneka Tunggal Ika”,
satu tertib sosial dan satu tertib hukum.
Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha
bersama dan asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi
kerakyatan.
Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu sistem
terpadu, yaitu sistem pertahanan keamanan rakyat semesta
(Sishankamrata).
Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya yang mencakup aspek
kehidupan nasional.
3. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua
Segi, Batiniah dan Lahiriah
Tata laku batiniah berlandaskan falsafah bangsa
yang membentuk sikap mental bangsa yang
memiliki kekuatan batin. dalam hal ini Wawasan
Nusantara berlandaskan pada falsafah Pancasila
untuk membentuk sikap mental bangsa yang
meliputi cipta, rasa dan karsa secara terpadu.
b. Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang
utuh, dalam arti kemanunggalan kata dan karya,
keterpaduan pembicaraan dan perbuatan. Dalam
hal ini Wawasan Nusantara diwujudkan dalam
sate sistem organisasi yang meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian.
a.
Implementasi Wawasan Nusantara
1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah
Pancasila

Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia yang sesuai dengan aspirasinya.
Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan
bangsa Indonesia sejak awal proses pembentukan
negara kesatuan Republik Indo sampai sekarang.
Wawasan Nusantara dalam Pembangunan
Nasional
a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu
Kesatuan Politik







Kebulatan wilayah dengan segala isinya merupakan modal dan milik
bersama bangsa Indonesia.
Keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa daerah serta agama yang
dianutnya tetap dalam kesatuan bangsa Indonesia.
Secara psikologis, bangsa Indonesia merasa satu persaudaraan,
senasib dan seperjuangan, sebangsa dan setanah air untuk mencapai
satu cita-cita bangsa yang sama.
Pancasila merupakan falsafah dan ideologi pemersatu bangsa
Indonesia yang membimbing ke arah tujuan dan cita-cita yang sama.
Kehidupan politik di seluruh wilayah nusantara sistem hukum
nasional.
Seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem
hukum nasional.
Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan
ketertiban dunia dan perdamaian abadi melalui politik luar negeri
yang bebas dan aktif.
b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu
Kesatuan Ekonomi
 Kekayaan di wilayah Nusantara, baik potensial maupun
efektif, adalah modal dan milik bersama bangsa untuk
memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia
secara merasa.
 Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan
serasi di seluruh daerah tanpa mengabaikan ciri khas
yang memiliki daerah masing-masing.
 Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah
Nusantara diselenggarakan sebagai usaha bersama
dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi
kerakyatan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Sosial Budaya
Masyarakat Indonesia adalah satu bangsa yang harus memiliki
kehidupan serasi dengan tingkat kemajuan yang merata dan
seimbang sesuai dengan kemajuan bangsa.
 Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan
dengan corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan
budaya bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai
budaya asing asalkan tidak bertentangan dengan nilai budaya
bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.

d. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu
Kesatuan Pertahanan Keamanan
 Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada
hakikatnya adalah ancaman terhadap seluruh bangsa dan
negara.
 Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang
lama untuk ikut serta dalam pertahanan dan keamanan
negara dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
KETAHANAN NASIONAL
Terbentuknya negara Indonesia dilatarbelakangi oleh
perjuangan seluruh bangsa. Sudah sejak lama Indonesia
menjadi incaran banyak negara atau bangsa karena
potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas
dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataannya,
ancaman datang tidak hanya dari luar tetapi juga dari
dalam.
 Kekuatan bangsa dalam menjaga keutuhan negara
Indonesia tentu saja harus selalu didasari oleh segenap
landasan baik landasan ideal, konstitusional dan juga
wawasan visional. Landasan ini akan memberikan
kekuatan konseptual filosofis untuk merangkum,
mengarahkan, dan mewarnai segenap kegiatan hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Landasan-landasan ketahanan
nasional
Pancasila sebagai landasan ideal.
 Peranan Pancasila sebagai landasan ideal tidak
dapat dipisahkan dari kedudukan Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
 Peranan Pancasila dalam kapasitasnya sebagai
dasar negara sebagaimana tersurat dalam
Pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya
mencerminkan nilai-nilai dasar Pancasila yaitu
ke-seimbangan, keserasian dan keselarasan,
persatuan dan kesatuan.

UUD 1945 sebagai landasan
Konstitusional
Bertolak dari Pancasila sebagai sumber tertib
hukum Indonesia yang sekaligus mengandung citacita hukum yang termuat dalam Pembukaan UUD
1945, maka UUD 1945 sendiri merupakan
keputusan politik ini kemudian diturunkan dalam
norma-norma konstitusional (perundangan) untuk
menentukan sistem negara dengan pemerintahan
negara dengan bentuk-bentuk konsep
pelaksanaannya secara spesifik.
 Negara Indonesia bukanlah negara berdasarkan
atas kekuasaan. Artinya, penyelenggaraan negara
tidak didasarkan atas kekuasaan yang membawa
pada sistem pemerintahan yang totaliter
(Kelompok Kerja Tannas, 2000:6).

Wawasan Nusantara sebagai
Landasan Visional
Semangat penyelenggaraan negara ini penting untuk
mencapai tujuan negara sebagaimana yang tersurat dalam
Pembukaan UUD 1945. Perkembangan lingkungan lokal,
nasional, regional dan internasional yang selalu berubah
dan selalu mempengaruhi kehidupan kenegaraan
menuntut bangsa Indonesia untuk selalu berpegang pada
konsep cara pandang terhadap bangsa dengan segenap
lingkungan strategisnya tersebut. Cara pandang atau
wawasan nasional yang disebut Wawasan Nusantara
sebagaimana sudah diterangkan pada bagian sebelumnya
merupakan kebutuhan bagi bangsa untuk menjadi
pancaran falsafah Pancasila yang diterapkan d dalam
kondisi objektif bangsa dengan seluruh kondisi
dinamisnya. Wawasan Nusantara melandasi upaya
meningkatkan Ketahanan Nasional berdasarkan
dorongan mewujudkan cita-cita, mencapai tujuan
nasional dan menjamin kepentingan nasional.
Ruang Lingkup Pengertian Ketahanan Nasional
Pokok-pokok Pikiran yang Mendasari Konsepsi
Ketahanan Nasional
Konsepsi Ketahanan Nasional mengandung keuletan dan
ketangguhan dalam rangka tetap mengembangkan kekuatan
nasional untuk menghadapi segala potensi tantangan, ancaman
dan gangguan yang berasal dari dalam dan luar negeri.
Konsepsi ini sesungguhnya didasarkan atas beberapa pokok
pikiran:
 Manusia adalah Makhluk yang Berbudaya.
 Manusia hidup secara naluriah untuk menjalankan kodrat
fisiknya dan lebih dari itu manusia mengaktualisasikan
kemampuan dirinya yang lebih dibanding dengan kemampuan
makhluk lain. Manusia memiliki kemampuan akal budi yang
memungkinkan ia mengaktualisasikan kreativitasnya dalam
berhubungan dengan Tuhan, manusia lain, dan alam sekitarnya.
Tujuan Nasional, Falsafah, dan Ideologi
Negara

Tujuan nasional bangsa menjadi pokok
pikiran bagi perlunya ketahanan nasional
karena negara Indonesia sebagai suatu
organisasi dalam rangka kegiatannya untuk
mencapai tujuan akan selalu menghadapi
masalah-masalah, baik yang berasal dari
dalam dan luar negeri.
Pengertian Ketahanan Nasional dan
Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional.

Ketahanan Nasional (Indonesia) adalah kondisi
dinamis suatu bangsa Indonesia yang meliputi
segenap kehidupan nasional yang terintegrasi,
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,
menghadapi dan mengatasi segala tantangan
ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang
datang dari dalam maupun luar, untuk menjamin
identitas, integritas, dan kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan mencapai
tujuan nasional Indonesia (Lemhannas, 2000: 98)
Ketangguhan
 Adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau
sesuatu dapat bertahan, kuat menderita, atau dapat
menanggulangi beban yang dipikulnya.
Keuletan
 Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang
keras dalam menggunakan kemampuan tersebut
diatas untuk mencapai tujuan.
Identitas
 Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara
ke seluruhan (holistik). Negara dilihat dalam
pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang
dibatasi oleh layah, dengan penduduk, sejarah,
pemerintahan dan tuj nasional serta dengan peran
internasionalnya.
Integritas
 Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional
suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik
yang bersifat potensial maupun fungsional.
Ancaman
 Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat
mengubah atau merombak kebijaksanaan dan usaha ini
dilakukan secara konseptual, kriminal, dan politis.
Tantangan
 Yaitu hal atau usaha yang bersifat menggugah
kemampuan. Biasanya ini terjadi karena sesuatu
kondisi yang memaksa sehingga menyebabkan
seseorang atau kelompok orang merasa harus
berbuat sesuatu untuk menghadapi keadaan yang
dikarenakannya.
Hambatan
 Adalah hal atau usaha dari diri sendiri yang
bersifat dan bertujuan melemahkan atau
menghalangi secara tidak konsepsional.
Gangguan
 Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar,
bersifat dan bertujuan melemahkan dan atau
menghalangi secara tidak konsepsional.

Hakikat Ketahanan Nasional dan Hakikat
Konsepsi Ketahanan Nasional.

Hakikat ketahanan nasional Indonesia adalah
keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara
dalam,mencapai tujuan nasional. Hakikat
konsepsi nasional penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan secara seimbang,
serasi dan selaras dalam seluruh aspek
kehidupan nasional.
Berdasarkan uraian sekitar pengertian Ketahanan Nasional
di atas maka dapat dilihat ada tiga “wajah” yang di
gambarkan dalam konteks ketahanan nasional (Sunarso dan
Kus Edy Sartono, 2000:34):
Ketahanan Nasional sebagai suatu kenyataan nyata atau
real.
Hal ini ditunjukkan dengan pernyataan “kondisi dinamik...” dan
adanya ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
dilawankan kemampuan yang ada dalam menghadapinya.
b. Ketahanan Nasional sebagai konsepsi.
Hal ini ditunjukkan dengan definisi tentang Konsepsi Ketahanan
Nasional Indonesia sebagai konsep pengaturan dan
penyelenggaraan negara.
c.
Ketahanan Nasional sebagai metode berfikir atau metode
pendekatan.
Hal ini ditunjukkan dengan konsepnya dalam melihat
keseluruhan aspek sebagai satu kesatuan utuh yang harus
terpelihara dan dijaga keamanan dan kelangsungannya.
a.
Asas-asas Ketahanan Nasional
Asas kesejahteraan dan keamanan
Asas komprehensif integral/menyeluruh terpadu
Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
Proses saling berkaitan, berhubungan dan
berinteraksi antar aspek dalam kehidupan nasional
sebagaimana tersebut atas tentu saja tidak terlepas
dari munculnya dampak, baik yang bersifat positif
maupun negatif.
e) Asas kekeluargaan
f) Asas ini berisi sikap-sikap hidup yang diliputi
keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong-royong,
tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa
a)
b)
c)
d)
Sifat Ketahanan Nasional
Mandiri
 Dinamis
 Wibawa
 Konsultasi dan Kerja sama

Kedudukan dan Fungsi Konsepsi Ketahanan
Nasional
 Kedudukan dan fungsi Konsepsi Ketahanan Nasional
dapat dijelaskan sebagai berikut (Kelompok Kerja
Tannas 2000:13-14).
Kedudukan
 Konsepsi Ketahanan Negara merupakan suatu ajaran
yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa
Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu
diimplementasikan secara berlanjut dalam rangka
membina kondisi kehidupan nasional yang ingin
diwujudkan. Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual,
yang di oleh Pancasila sebagai landasan ideal dan UUD
1945 sebagai landasan konstitusional dalam paradigma
pembangunan
Fungsi
1.
Konsepsi Ketahanan Nasional berdasarkan tun
penggunaannya berfungsi sebagai Doktrin Dasar Nasional,
M tode Pembinaan Kehidupan Nasional Indonesia, dan
sebagai Pola dasar Pembangunan nasional.
Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsinya sebagai
Doktrin Dasar Nasional perlu dipahami untuk menjamin
tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak, dan pola
kerja dalam menyatukan langkah bangsa baik yang bersifat
inter-regional (wilayah), inter-sektoral maupun multi
disiplin. Konsep doktriner ini diperlukan supaya tidak ada
cara berpikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan
adalah bahwa bila penyimpangan terjadi maka akan timbul
pemborosan waktu, tenaga dan sarana yang bahkan,
berpotensi cita-cita nasional.
2.
Konsepsi Ketahanan nasional dalam fungsinya
sebagai Pola Dasar Pembangunan nasional pada
hakikatnya merupakan arah dan pedoman
dalam pelaksanaan pembangunan nasional di
segala bidang dan sektor pembangunan secara
terpadu, yang dilakukan sesuai rancangan
program. Konsepsi Ketahanan- Nasional dalam
fungsinya sebagai metode Pembinaan
Kehidupan Nasional pada hakikatnya
merupakan suatu metode integral yang
mencakup seluruh aspek dalam kehidupan
negara yang dikenal sebagai astagatra yang
terdiri dari aspek alamiah (geografi, kekayaan
alam dan penduduk) dan aspek sosial budaya
(ideologi, politik, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan).
Selesai
Download