5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsumen Menurut Sumarwan (2002), istilah konsumen meliputi 2 jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Baik itu konsumen individu maupun konsumen organisasi mempunyai peranan yang sama pentingnya, mereka memberikan sumbangan yang penting bagi perkembangan perekonomian suatu negara. 1. Konsumen individu Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri dengan maksud memenuhi kebutuhannya. Dalam konteks ini, barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakan langsung oleh individu dan sering disebut sebagai konsumen akhir. 2. Konsumen organisasi Konsumen organisasi yang meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya. Konsumen organisasi membeli barang atau jasa untuk menjalankan kegiatan organisasinya. Sedangkan menurut Undang-Undang RI No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen definisi dari konsumen adalah setiap orang yang memakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Setiap konsumen dari suatu bisnis merupakan titik sentral perhatian pemasaran yang sangat perlu mendapat perhatian dan diharapkan akan menjadi konsumen yang menguntungkan bagi perusahaan. 2.2 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut Nugroho (2002) adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang dilakukan dengan rangka evaluasi, mendapatkan, penggunaan atau mengatur barang-barang atau jasa. Sedangkan menurut Sumarwan (2003), perilaku konsumen didefinisikan sebagai semua kegiatan, tindakan, proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut 6 pada saat sebelum membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal kegiatan mengevaluasi. Definisi perilaku konsumen yang dikemukakan oleh Engel, et al (1994) adalah sebagai berikut: “Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan barang-barang dan jasa-jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan.” Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses pengambilan keputusan seseorang yang menunjukkan citra dirinya dalam melakukan tindakan yang langsung terlibat untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik. Kedua elemen tersebut melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa ekonomis. Beberapa sifat dari perilaku konsumen yaitu: 1. Perilaku konsumen bersifat dinamis Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah sepanjang waktu. Sifat yang dinamis tersebut menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang. 2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan dan tindakan manusia serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value bagi konsumen 3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dengan kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya. 7 Menurut Engel, et al. (1994), ada tiga faktor yang ikut membentuk dan mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu faktor pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis seperti yang terlihat pada Gambar 1. PROSES PSIKOLOGIS a. Pengolahan Informasi b. Pembelajaran c. Perubahan Sikap/Perilaku PERBEDAAN INDIVIDU a. Sumber Daya Konsumen b. Motivasi dan Keterlibatan c. Pengetahuan d. Sikap e. Kepribadian, Gaya Hidup, Demografi PROSES KEPUTUSAN Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi PENGARUH LINGKUNGAN a. b. c. d. Budaya Kelas Sosial Keluarga Situasi Evaluasi alternatif Pembelian Hasil STRATEGI PEMASARAN a. b. c. d. Strategi Produk Strategi Harga Strategi Promosi Strategi Tempat Gambar 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya (Engel, et al. 1994) 8 2.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan hasil. (Engel, et al. 1994) seperti yang terlihat pada Gambar2. Pengenalan Kebutuhan Pecarian Informasi Evaluasi Alteratif Keputusan Pembelian Hasil Gambar 2. Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian (Engel, et al. 1994) 1. Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian dimulai dengan konsumen mengenali suatu masalah dalam hal ini kebutuhannya dan menganalisanya. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya suatu kebutuhan yang belum perlu dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya serta kebutuhankebutuhan yang sama-sama harus dipenuhi. Kebutuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh rangsangan internal maupun eksternal. Menurut Engel, et al. (1995), pengenalan kebutuhan bergantung kepada tingkat ketidakseseuaian yang ada antara keadaan aktual dan keadaan yang diinginkan. Jika tingkat ketidaksesuaian ini sudah melebihi atau di atas ambang tertentu maka saat itu kebutuhan mulai dikenali. Jika tingkat ketidaksesuaian masih berada di bawah ambang tertentu, saat itu proses pengenalan kebutuhan tidak terjadi. Hal ini dapat dilihat secara lebih jelas pada Gambar 3. Konsumen merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Hal ini sesuai pendapat Nugroho (2002), bahwa pengenalan masalah atau kebutuhan didefinisikan sebagai pemahaman terhadap perbedaan antara kondisi ideal atau kondisi aktualnya namun ketidaksesuaian sudah cukup untuk menimbulkan dan menilai proses keputusan. Pada tahap ini pemasar perlu meneliti konsumen untuk mengetahui: 9 apa yang membuat rasa kebutuhan itu timbul jenis rasa yang dibutuhkan bagaimana rasa kebutuhan itu mengarah ke produk tertentu. Dengan mengumpulkan informasi demikian ini, pemasar akan mempunyai suatu kesempatan untuk mengidentifikasikan rangsangan yang lebih sering menarik minat akan kategori yang bersangkutan. Kemudian pemasar mendapat cara untuk mengembangkan rencana pemasaran dengan memanfaatkan kesempatan atas rangsangan ini. Jadi dari tahap inilah proses pembelian itu dilakukan. Keadaan yang diinginkan Di Bawah Ambang Keadaan aktual Tingkat Ketidaksesuaian Tidak Ada Pengenalan kebutuhan Di Atas Ambang Pengenalan Kebutuhan Gambar 3. Proses pengenalan kebutuhan berpusat pada tingkat ketidaksesuaian (Engel,et al, 1995) 2. Pencarian Informasi Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan, maka konsumen perlu mencari informasi. Pencarian informasi ini dapat secara aktif maupun pasif, eksternal maupun internal. Pencarian informasi yang bersifat aktif berupa kunjungan ke beberapa toko untuk membandingkan harga dan kualitas produk. Sedangkan untuk mencari informasi secara pasif didapat dengan melihat iklan maupun membaca surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus dalam pikirannya tentang suatu produk yang diinginkan. Pencarian informasi intern tentang sumber-sumber pembelian dapat berasal dari komunikasi perorangan. Sedangkan pencarian informasi 10 ekstern dapat berasal dari media masa (seperti majalah, surat kabar, radio, televisi) dan sumber-sumber informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan (seperti publikasi, iklan, informasi, dari pedagang eceran. Menurut Kotler (1995), pencarian informasi yang dilakukan oleh seseorang tergantung pada kekuatan dorongan untuk mendapatkan informasi, jumlah informasi yang telah dimiliki, kemudahan untuk memperolah informasi tambahan, serta nilai yang diberikan oleh informasi tambahan. Inti yang terpenting dari pemasar adalah sumber informasi utama yang digunakan oleh konsumen dan tiap pengaruh terhadap keputusan pembelian. Mengenai sumber informasi yang digunakan oleh konsumen, pemasar harus dengan cermat mengidentifikasikan dalam arti penting sumber sebagai sumber informasi. Menurut Kotler (1995), sumber informasi konsumen tergolong dalam empat kelompok, yaitu: a. sumber personal (keluarga, teman, tetangga dan kenalan) b. sumber komersial (periklanan, tenaga penjual, pedagang, kemasan dan pameran) c. sumber publik (media masa, organisasi, penilaian konsumen) d. sumber eksperimental (penanganan, pengujian, penggunaan produk) 3. Evaluasi alternatif Evaluasi alternatif adalah proses keputusan dimana konsumen menggunakan informasi yang telah diperoleh untuk mengevaluasi berbagai alternatif di dalam sejumlah pilihan. Menurut Engel, et al. (1995), komponen dasar dalam proses evaluasi alternatif meliputi: a. Menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif. b. Memutuskan alternatif pilihan. c. Menilai kerja alternatif yang dipertimbangkan. d. Menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir. Konsep dasar yang dapat membantu dalam memahami proses evaluasi alternatif adalah konsumen berusaha untuk memuaskan kebutuhannya, konsumen mencari manfaat, konsumen memandang tiap 11 produk sebagai rangakaian atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari. Adapun kriteria evaluasi menyangkut ciri-ciri produk pemberian bobot yang penting pada ciri-ciri relevan, kepercayaan terhadap merek, fungsi utilitas dan sikap konsumen ke arah alternatif merek melalui informasi tertentu. Proses evaluasi alternatif berdasarkan model pengambilan keputusan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Proses evaluasi alternatif berdasarkan model pengambilan keputusan (Sumarwan, 2002) Model Pengambilan Keputusan 1. Keterlibatan Tinggi Proses evaluasi alternatif 1.Membandingkan kepercayaan terhadap atribut 2.Membandingkan sikap yang muncul 2. Keterlibatan Rendah 1.Membandingkan sejumlah kecil kepercayaan atribut 3. Model Eksperensial 1.Membandingkan sikap yang muncul 4. Model Perilaku 1.Proses perbandingan tidak dilakukan sebelum pembelian 4. Keputusan pembelian Keputusan membeli disini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi setelah melakukan tahap-tahap di atas, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kualitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya. Engel, et al. (1995), menyatakan bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu niat pembelian dan pengaruh: lingkungan atau perbedaan individu. Keputusan pembelian ini sangat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: sikap orang lain, seperti keputusan membeli banyak dipengaruhi oleh keluarga, teman-teman, tetangga atau siapa saja yang dipercayai. 12 faktor-faktor situasional yang tidak diinginkan yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian, seperti harga, pendapatan keluarga yang diharapkan dan manfaat yang diharapkan dari produk tersebut. 5. Evaluasi Hasil Pembelian Proses keputusan pembelian dimana konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah melakukan pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan. Nugroho (2002) menyatakan bahwa tingkat kepuasan dan ketidakpuasan merupakan hasil feedback kepada memori dan akan mempengaruhi keputusan-keputusan berikutnya. Kepuasan konsumen dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan psikologikal. Kepuasan fungsional adalah kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimafaatkan sedangkan kepuasaan psikologikal merupakan kepuasaan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk tersebut. Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk, harga, kualitas pelayanan dan faktor-faktor yang bersifat pribadi. Jika konsumen merasa puas mereka akan memperhatikan suatu kemungkinan besar untuk membeli produk tersebut pada kesempatan lain. Kepuasan konsumen merupakan kunci untuk membuat hubungan jangka panjang dengan konsumen yaitu untuk mempertahankan dan menumbuhkan konsumen serta untuk memetik hasil yang berupa nilai seumur hidup konsumen. Disamping itu ada konsumen merasa tidak puas setelah pembelian, hal ini terjadi karena harga produk tersebut terlalu mahal, atau kemungkinan karena tidak sesuai dengan keinginan atau persepsi sebelumnya. Untuk mengurangi jumlah konsumen yang tidak puas setelah pembelian tersebut, perusahaan harus melihat dan bertindak dengan menekankan pada segisegi tertentu yang diunggulkan. Sumarwan (2003) menyebutkan ada tiga tipe pengambilan keputusan konsumen: (1) pemecahan masalah diperluas, (2) pemecahan masalah terbatas, dan (3) pemecahan masalah rutin. Pada pemecahan masalah diperluas, konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau merek tertentu pada kategori tersebut atau 13 tidak membatasi jumlah merek yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang mudah dievaluasi. Konsumen membutuhkan informasi yang banyak untuk menetapkan kriteria dalam menilai merek tertentu. Konsumen juga membutuhkan informasi yang cukup mengenai masingmasing merek yang akan dipertimbangkan. Pada tipe kedua yaitu, pemecahan permasalahan yang terbatas, konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut. Namun, konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tertentu. Pada tipe ini konsumen menyederhanakan proses pengambilan keputusan dan tahap pengambilan keputusannya pun tidak seperti pada pemecahan masalah yang diperluas. Hal ini disebabkan konsumen memiliki waktu dan sumber daya yang terbatas. Pada pemecahan masalah rutin konsumen telah memiliki pengalaman tentang produk yang dibelinya. Konsumen pun memiliki standar untuk mengevaluasi merek. Pada tipe ini konsumen hanya membutuhkan informasi yang sedikit dan biasanya pengambilan keputusan hanya melewati dua tahapan: pengenalan kebutuhan dan pembelian. 2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian 2.4.1 Pengaruh Lingkungan a. Budaya Engel, et al. (1994), menyatakan budaya adalah kumpulan nilai, ide, gagasan, artefak dan simbol-simbol lain yang membantu seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan, mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan masyarakat. Masing-masing budaya terdiri dari subbudaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya. Sub-budaya meliputi agama, kelompok ras, kebangsaan, daerah geografis dan sebagainya. Budaya mempengaruhi perilaku konsumen dalam tiga faktor, yaitu budaya yang mempengaruhi struktur konsumsi, budaya yang mempengaruhi bagaimana individu mengambil keputusan dan budaya 14 merupakan variabel utama dalam penciptaan dan komunikasi makna dari produk. Segmentasi yang dilakukan oleh para pemasar banyak yang berdasarkan pada faktor budaya ini sehingga pemasar perlu mengerti kebutuhan yang diinginkan konsumen dari sudut pandang budaya. b. Kelas Sosial Adanya kelas sosial di dalam masyarakat akan menimbulkan berbagai perilaku konsumen yang berbeda pula dari tiap individu. Menurut Engel, et al. (1994) kelas sosial dapat didefinisikan sebagai pengelompokan individu yang ada di dalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berbagi minat, nilai dan perilaku yang sama. Pemasar seringkali berfokus pada variabel-variabel kelas sosial seperti pendidikan, kekayaan, pendapatan, pekerjaan dan sebagainya karena penentuan produk apa yang akan dibeli oleh konsumen ditentukan oleh kelas sosial. Kelas sosial memliki sifat permanen. c. Pengaruh Pribadi Pengaruh pribadi dapat diartikan sebagai tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan oleh seseorang. Pengaruh pribadi atau personal dari kelompok acuan yang ada di sekitar konsumen juga mempunyai peranan dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen. Kelompok acuan dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang memiliki pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Selain kelompok acuan ada juga yang dinamakan kelompok keanggotaan. Hal ini terjadi mungkin karena konsumen membutuhkan nasehat dari orang-orang yang mereka percaya dan menganggap dapat memberikan sumber informasi. d. Keluarga dan Rumah Tangga Keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan darah, pernikahan atau adopsi yang tinggal berdampingan (Engel, et al. 1994). Sedangkan rumah tangga adalah semua orang baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam kehidupan masyarakat dan anggota keluarga menjadi acuan primer yang paling berpengaruh. 15 Anggota keluarga memegang peranan yang berbeda seperti sebagai pemberi pengaruh, pembeli, penjaga pintu (pemikiran keluarga), pengambil keputusan, pemakai dan yang lainnya. Keluarga maupun rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian konsumen, misalnya kelahiran anak akan mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi dan sebagainya. e. Situasi Perilaku konsumen berubah ketika situasi yang dihadapi berubah. Pengaruh situasi meliputi lingkungan fisik, lingkungan sosial, waktu atau atau momen tertentu, tugas dan keadaan emisonal dari konsumen. Situasi konsumen dapat dipisahkan ke dalam tiga jenis utama yaitu situasi komunikasi (latar dimana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau non-pribadi), situasi pembelian (latar dimana konsumen memperoleh barang dan jasa) serta situasi pemakaian (latar dimana konsumsi terjadi). 2.4.2 Perbedaan Individu a. Sumber Daya Konsumen Menurut Engel, et al. (1994), setiap konsumen membawa tiga sumber daya ke dalam setiap situasi pengambilan keputusan, yaitu sumber daya ekonomi, sumber daya temporal dan sumber daya kognitif. Ketiga sumber daya yang dimiliki konsumen ini memerlukan pengalokasian yang baik karena pada hakikatnya tiap sumber daya tersebut memiliki keterbatasan. b. Motivasi dan Keterlibatan Kebutuhan muncul karena adanya perbedaan antara keadaan ideal dengan keadaan yang sebenarnya. Jika konsumen telah mengenali kebutuhan yang diinginkannya maka konsumen tersebut telah mulai memiliki motivasi dalam perilakunya. Sedangkan keterlibatan mengacu pada tingkat relevansi yang disadari dalam tindakan pembelian dan konsumsi. Ada dua jenis keterlibatan, yaitu langgeng dengan artian ada sepanjang waktu karena peningkatan konsep diri dan yang kedua adalah situasional, artinya keterlibatan yang sifatnya sementara. 16 c. Pengetahuan Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang disimpan dan dimiliki konsumen mengenai bermacam-macam produk dan jasa, pengetahuan yang terkait dengan produk dan jasa tersebut serta informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan konsumen dibagi menjadi 3 yaitu, pengetahuan produk (product knowledge) yang mencakup atribut produk, pengetahuan pembelian (purchasing knowledge) seperti dimana dan kapan membeli dan yang terakhir pengetahuan tentang penggunaan (usage knowledge). d. Sikap Sikap merupakan suatu evaluasi yang menyeluruh yang memungkinkan seseorang merespon dengan cara menguntungkan secara konsisten yang berkenaan dengan alternatif yang diberikan. Sedangkan menurut Kotler (2000), sikap merupakan evaluasi perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan dalam jangka waktu lama dari seseorang terhadap beberapa obyek. Sikap menurut Simamora (2002) memiliki tiga komponen yaitu: 1. Komponen kognitif Komponen kognitif terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek 2. Komponen afektif Komponen afektif ini ditunjukkan dari perasaan maupun reaksi emosional kepada suatu obyek 3. Komponen tindakan Komponen tindakan merupakan suatu respon sari seseorang terhadap obyek atau aktifitas. e. Kepribadian, Gaya Hidup dan Demografi Kepribadian dan gaya hidup adalah variabel-variabel yang menyebabkan perbedaan dalam konsumsi produk dan preferensi merek. Gaya hidup merupakan suatu pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Demografi mendeskripsikan konsumen dalam hal seperti pendidikan, pendapatan, usia, pekerjaan dan lain sebagainya. Sekelompok orang yang berasal dari kelas sosial dan pekerjaan yang sama belum tentu 17 memiliki gaya hidup yang sama. Kepribadian merupakan suatu respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. 2.4.3 Proses Psikologis a. Pemrosesan Informasi Pemrosesan informasi merupakan suatu proses dimana stimulus atau rangsangan yang diterima konsumen, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan lalu pada akhirnya digunakan kembali. b. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku. Pendekatan dalam pembelajaran meliputi 2 pendekatan, yaitu pendekatan kognitif (cognitive learning) dan pendekatan behaviorisme (behaviorist approach). Dalam pendekatan kognitif, pembelajaran dicerminkan melalui perubahan pengetahuan sedangkan pendekatan behaviorisme yaitu pembelajaran dengan perilaku yang dapat diamati. c. Perubahan Sikap dan Perilaku Setelah konsumen mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dan melakukan pembelajaran terhadap suatu produk, sikap dan perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian dapat mengalami perubahan. Hal ini bisa terjadi karena konsumen telah memiliki bekal untuk membuat sebuah keputusan akan produk tersebut. Bahkan sikap dan perilaku konsumen dapat dirubah komunikasi yang bersifat persuasif. 2.5 Komponen Manajemen Jasa Terpadu Manajemen jasa terpadu dapat didefinisikan sebagai perencanaan dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatan-kegiatan pemasaran, operasi, dan sumber daya manusia yang penting bagi keberhasilan perusahaan jasa (Lovelock, 2005). Model manajemen jasa terpadu ini meliputi 8 komponen yaitu: 1. Elemen produk (product). Semua komponen kinerja jasa yang menciptakan nilai bagi konsumen. Manajer harus memilih fitur-fitur produk inti (baik barang dan jasa) dan beberapa elemen jasa pelengkap yang mengelilinginya, dengan merujuk 18 menfaat yang diinginkan konsumen dan seberapa tinggi daya saing produk tersebut. 2. Tempat dan waktu (place and time). Pada komponen ini meliputi keputusan menajemen tentang kapan, dimana, dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan. 3. Proses (Process). Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. 4. Produktivitas dan kualitas (productivity and quality). Produktivitas menunjukkan seberapa efisien pengubahan input jasa menjadi output yang menambahkan nilai bagi konsumen. Sedangkan kualitas menunjukkan sejauh mana suatu jasa memuaskan konsumen dengan memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka. 5. Orang (person). Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara konsumen dengan karyawan perusahaan. Sifat seperti ini sangat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap kepuasan yang diterima. 6. Promosi dan edukasi (promotion and education) Semua aktivitas dan alat menggugah komnikasi yang dirancang untuk membangun preferensi konsumen terhadap jasa dan penyedia jasa tertentu. Komponen ini memainkan tiga peran penting yaitu, menyediakan informasi dan saran yang dibutuhkan, membujuk konsumen sasaran tentang kelebihan suatu produk, dan mendorong konsumen untuk mengambil tindakan pada suatu waktu. 7. Bukti fisik Komponen ini meliputi semua petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa, misalnya gedung, tanah, kendaraan, perabotan interior, perlengkapan dan lain-lain. 8. Harga dan biaya jasa lainnya. Pengeluaran uang, waktu, dan usaha oleh konsumen untk membeli dan mengkonsumsi produk yang ditawarkan perusahaan. 19 2.6 Penelitian Terdahulu Agustina (2004) melakukan penelitian mengenai Analisis Perilaku Konsumen terhadap Proses Keputusan Pembelian Teh dalam Botol, studi kasus: Mahasiswa IPB. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode insidental. Pengolahan data dilakukan dengan program komputer berupa software SPSS dan Exell. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskiptif, analisis faktor serta menggunakan analisis sikap angka ideal. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa motivasi terbesar yang mendorong konsumen untuk membeli teh botol adalah karena kebutuhan fisiologis serta rasanya enak. Merek yang paling digemari oleh konsumen di tiga lokasi berbeda adalah ”Teh Botol Sosro”. Penelitian tersebut menyarankan agar produsen lebih memperhatikan ukuran botol yang terkait dengan volume produk. Imran (2009) melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan pembelian Produk Adidas, studi kasus konsumen PT. Nusantara Sportindo, Depok. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan teknik judgment sampling. Pengolahan data dilakukan dengan alat bantu komputer menggunakan program Microsoft Exell. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskiptif, analisis faktor serta menggunakan model analisis fishbein. Berdasarkan analisis multiatribut Fishbein, atribut yang paling dianggap penting oleh konsumen adalah atribut kenyamanan dipakai. Sedangkan pada proses pengambilan keputusan pembelian produk, penelitian ini menyatakan hal yang menjadi pertimbangan oleh konsumen adalah daya tahan produk, kenyamanan dipakai, dan model atau bentuk produk Adidas. Juniansyah (2005), meneliti mengenai perilaku konsumen dalam keputusan pembelian kartu IM3 di Bandar Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut kartu IM3 yang dianggap paling penting oleh konsumen untuk dipertimbangkan ketika akan membeli kartu IM3 adalah atribut tarif. Akan tetapi secara keseluruhan, konsumen menganggap penting semua atribut untuk dipertimbangkan saat akan melakukan pembelian kartu IM3. Atribut tarif memiliki kinerja paling baik sehingga mendapatkan nilai evaluasi kepercayaan yang tinggi. Menurut model analisis fishbein, sikap dan perilaku konsumen di Bandar Lampung terhadap kartu IM3 tergolong baik 20 Adapun penelitian yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Makanan di Restoran de’ Leuit ”Sensasi Nasi Jambal” Bogor ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu: 1. Pada teknik penarikan sampel yang digunakan, penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling sedangkan pada penelitian terdahulu menggunakan teknik judgment sampling. 2. Pada alat analisis yang digunakan, dalam penelitian terdahulu menggunakan model angka ideal yang dapat memberikan informasi mengenai mengenai merek ideal atau bisa juga atribut ideal dan juga informasi yang berkenaan dengan bagaimana merek yang sudah ada dipandang oleh konsumen. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan model analisis fishbein yang berguna untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu objek (produk) melalui atribut-atribut yang melekat pada objek tersebut. 3. Variabel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 17 variabel yang digunakan pada model analisis fishbein yang meliputi lokasi, tempat parkir, keramahan dari pelayan, penampilan pelayan, kecepatan penyajian, harga produk, rasa produk, tanggapan terhadap keluhan, pemutaran musik, suasana restoran, aroma produk, keragaman menu, jumlah porsi, kebersihan restoran, kecepatan transaksi, promosi, dan dekorasi ruangan.