BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada umunya pencemaran laut yang terjadi baik secara fisika, kimiawi, maupun biologis, banyak menghasilkan racun bagi biota laut dan manusia. Salah satu dari bahan pencemaran itu adalah logam berat. Keberadaan logam berat didalam laut dapat bersal dari berbagai sumber, antara lain kegiatan pertambangan, rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah industri. Dari keempat jenis limbah tersebut, limbah yang umumnya paling banyak mengandung logam berat adalah limbah industri. Hal ini disebabkan karena senyawa logam berat sering digunakan dalam industri, baik sebagai bahan baku, bahan tambahan maupun katalis. Peningkatan kadar logam dalam air laut akan mengakibatkan logam berat yang semula dibutuhkan untuk berbagai proses metabolisme dapat berubah menjadi racun bagi organisme laut. Selain bersifat racun, logam berat juga akan terakumulasi dalam sedimen dan biota melalui proses gravitasi (Rochayatun, 2005). Secara umum teluk ambon berada dalam wilayah administratif kota ambon dan secara geomorfologi Teluk Ambon terbagi atas dua yaitu Teluk Ambon Bagian Dalam dan Teluk Ambon Bagian Luar . kota ambon merupakan salah satu kota di Propinsi Maluku yang terletak di pulau Ambon yang di kelilingi oleh laut dan merupakan Ibukota dari propinsi Maluku. Sesuai dengan pearturan pemerintah nomor 13/1779 luas wilayah kota ambon seluruhnya 377 Km2. Pencemaran yang terjadi di teluk ambon dalam merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Hal ini disebabkan beragamnya sumber bahan pencemaran tersebut antara lain berasal dari kegiatan produktif dan non produktif di upland (lahan atas), dari pemukiman penduduk dan kegiatan yang berlansung di badan perairan itu sendiri. Jenis bahan pencemeran utama yang masuk ke perairan terdiri dari limbah organik, limbah anorganik, residu pestisida, sedimen dan bahan-bahan lainnya. Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul : Analisis Kandungan Logam Berat Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) Pada Perairan Teluk Ambon Dalam (TAD). I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Berapa besar kadar Logam Berat Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) yang terkandung pada perairan Teluk Ambon Dalam (TAD)” I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan kadar logam berat Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) yang terkandung dalam perairan Teluk Ambon Dalam (TAD). I.4 Mamfaat Penelitian 1. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya serta bahan masukan bagi mahasiswa kimia dalam mempelajari mata kuliah kimia analitik dan kimia anorganik 2. Sebagai peringatan dini (early warning) yang diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan lingkungan di Teluk Ambon Dalam (TAD) 3. Sebagai acuan untuk peneliti selanjutnya, terutama yang mengarah pada masalah pencemaran lingkungan secara keseluruhan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitia yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe eksperimen. Guna mengetahui seberapa banyak kandungan logam berat pada perairan Teluk Ambon Dalam. 3.2. Waktu dan Tempat 3.2.1. Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 02 Maret sampai dengan 03 Maret 2013 3.2.2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat yaitu Tempat pengambilan sampel yaitu, di TAD yang terdiri dari perairan Galala, Tantui, Batu merah.Tempat Analisa kadar Cu dan Zn, di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Karpan Ambon. 3.3. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah mengetahui kandungan Logam Berat pada Perairan Teluk Ambon Dalam. 3.4. Variabel Penelitian Adapun variable penelitian ini, yaitu : Variabel Tunggal, yaitu kadar logam Cu dan Zn. 3.5. Alat dan Bahan 3.5.1. Alat – alat yang di gunakan antara lain : Botol sampel (volume 1 liter),Termometer, Tali pengukur air laut dengan panjang 5 meter, Kertas saring Wathman yang pori-porinya 0,45 µm, Spektrofotometer serapaan atom (SSA), Labu takar 10 mL, Beker gelas 100 mL, Corong,Erlenmeyer 100 mL dan Refraktometer. 3.5.2. Bahan Aquades, Larutan baku Cu 1000 ppm, Larutan baku Zn 1000 ppm, HNO3 10 M, Sampel air laut. 3.6. Prosedur Analisis 3.6.1. Larutan Sampel Larutan sampel diambil dibeberapa titik didaerah penelitian 3.6.2. Persiapan Sampel dan Pembuatan Larutan Sampel 1. Mengukur jarak dari tepi garis pantai ke dalam air laut dengan panjang 5 m hingga kedalaman air 50 cm 2. Mengukur suhu air laut pada kedalaman air 50 cm. 3. Air Laut di ambil dengan menggunakan botol sampel warna coklat 4. Masing-masing cuplikan air laut selanjutnya di bawa ke laboratorium 5. Mengukur salinitas dengan menggunakan alat refraktometer pada pukul 14.30 WIT. 6. Sampel masing-masing di ambil 50 mL dari dalam botol 7. Kemudian larutan sampel di saring dengan kertas saring, serta dimasukan ke dalam labu takar 50 mL 8. Selanjutnya larutan sampel di ukur kandungan logamnya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA) 3.6.3. Pembuatan Larutan Standar Penyiapan larutan dari masing-masing yang akan di analisa dengan menggunakanSpektrofotometer Serapan Atom (SSA) yang mana dapat di lakukan dengan mengencerkan larutan induk 1000 ppm 3.6.4. Pembuatan Larutan Standar Cu dan Zn 1. Larutan standar Cu a. Larutan Standar Cu100 ppm Larutan standar Cu 100 ppm di buat denggan cara mengambil 10 ml larutan standar Cu 1000 ppm, kemudian di masukan ke dalam labu takar 100 ml dan tetapkan volumenya hingga tanda batas . b. Larutan Standar Cu 10 ppm Larutan standar Cu 10 ppm di buat dengan cara 10 ml larutan standar Cu 100 ppm, kemudian di hancurkan ke dalam labu takar 100 ml dan tetapkan volumenya hingga tanda batas c. Larutan Standar Cu di konsentrasi 0,2 ppm; 0,4 ppm; 0,6 ppm; 0,8 ppm dan 1,0 ppm Deratan larutan standar Cu, diambil masing-masing 2; 4; 6; 8; dan 10 ml larutan standar 100 ppm, kemudian diencerkan ke dalam labu takar 100 ml hingga batas tera untuk memperoleh konsentrasi 0,2 ppm; 0,4 ppm; 0,6 ppm; 0,8 ppm dan 1,0 ppm. 2. Pembuatan Larutan Standar Zn a. Larutan Standar Zn 100 ppm Larutan standar Zn 100 ppm di buat dengan cara mengambil 10 ml larutan standar Zn 1000 ppm, kemudian dimasukan ke dalam labu takar 100 ml dan tetapkan volumnya hingga tanda batas . b. Larutan standar Zn 10 ppm Larutan standar 10 ppm dibuat dengan cara mengambil 10 ml larutan standar Zn 100 ppm, kemudian di masukan kedalam labu takar 100 ml dan tetapkan volemenya hingga tanda batas. c. Larutan Standar Zn konsentrasi 0,4 ppm; 0,8 ppm; 1,2 ppm; 1,6 ppm; 2,0 ppm Deretan larutan standar Zn, di ambil masing-masing sebanyak 4,8,12,16,dan 20 ml larutan standar Zn 10 ppm, kemudian di encerkan dalam labu takar 100 ml hingga tanda batas tera untuk memperoleh konsentrasi 0,4 ppm; 0,8 ppm; 1,2 ppm; 1,6 ppm; 2,0 ppm. 3.6.5. Analisis Dengan Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Larutan di masukan ke dalam SSA kemudian larutan baku dimasukan secara berturut-turut ke dalam SSA menurut kenaikan konsentarasi dan nilai-nilai serapan sampel dicatat. Kemudian di buat garis persamaan regresi linier dari serapan hasil pengukuran larutan baku dengan konsentrasinya. Serapan hasil pengukuran sampel di masukan kedalam persamaan regresi linier dan analisis kandungan logam Cu dan Zn dalam air laut dari tiga titik sampling BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Pengambilan Sampel Perairan teluk ambon termasuk dalam wilayah administratif, kota ambon dan geomorfologi terbagi atas dua yaitu Teluk Ambon Bagian Dalam dan Teluk Ambon Bagian Luar. Lokasi dimana penelitian ini berlansung berada pada perairan teluk ambon bagian dalam. Sampel di ambil pada beberapa titik yaitu titik pertama pada Galala (pelabuhan feri), titik dua pada Tantui (PPN), dan titik tiga pada Batu Merah (Ongkoliong). 4.2. Suhu Air Laut Dari data hasil penelitian yang diperoleh suhu air laut pada tiga titik lokasi penelitian Galala, Tantui (PPN), Batu merah (Ongkoliong), dapat di lihat pada Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1. Suhu air laut di ketiga titik sampling Lokasi Pengambilan Sampel Suhu Galala 330C Tantui (PPN) 310C Batu Merah (Ongkoliong) 300C . Di Galala gerakan airnya sangat kuat sehingga menyebabkan suhu air pada perairan tersebut menjadi meningkat 330C, sedangkan diperairan Tantui (PPN) gerakan airnya tidak begitu kuat sehingga suhu air pada daerah tersebut yaitu 31 0C dan di perairan Batu merahgerakan airnya sangat rendah sehingga suhu airnya adalah 300C. Berdasarkan tabel 4.1 di atas terlihat bahwa dari tiga titik sampel yaitu perairan Galala, Tantui (PPN), Batu merah yang diteliti mempunyai suhu yang bervariasi yaitu 330C, 310C, 300C. Hal ini disebabkan oleh gerakan-gerakan air seperti arus dan turbulansi (Mukthasor,2007) Hasil penelitian terlihat bahwa suhu air laut pada tiga titik sampel sangat bervariasi yaitu 330C, 310C, 300C. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh gerakangerakan air seperti arus dan turbulansi yang terjadi secara normal pada tiga titik sampel. Semakin tinggi suhu air laut maka gerakan airnya sangat kuat, hal ini di sebabkan karena peningkatan suhu pada daerah perairan tersebut. pengukuran suhu pada tiga titik sampel dilakukan pada pukul 13.00-13.20 WIT ketika kondisi air laut dalam keadaan surut. Suhu air laut merupakan salah satu parameter yang sering diukur karena kegunaannya dalam mempelajari proses-proses fisika,kimia,dam biologi laut. 4.3. Salinitas Salinitas menunjukan kandungan garam yang ada dalam air laut dan perbandingan total dengan jumlah padatan yang terlarut dalam air laut dengan perbandingan yang berat. Rentang nilai salinitas pada tiga titik sampel juga dipengaruhi oleh evaporasi dan presipitasi yang terjadi. Hal ini terlihat pada data hasil penelitian yang menunjukan rentang nilai salinitas pada tiga titik sampel pada Tabel 4.2. Dari hasil penelitian di ketiga tempat titik sampel yaitu: Galala, Tantui (PPN), Batu merah diperoleh salinitas sebagai berikut : Tabel 4.2. Salinitas pada tiga titik sampel Sampel Salinitas Satuan Galala 32.0 Tantui 33.0 Ppm Metode pengujian SNI06-234-2009 Limit deteksi - Kadar Max Alami Batumerah 31.5 Berdasarkan Tabel 4.2 di atas salinitas pada tiga lokasi pengambilan sampel berkisar dari 29,2 ppm – 33,0 ppm. Besar dan kecil nilai salinitas pada suatu perairan tergantung pada proses perubahan molekul zat cair menjadi gas atau uap air (evaporasi) (Basri,2003). Hal ini mengakibatkan salinitas suatu perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya, misalnya air darat, laut dan payau (Nybakken, 1992). Hasil penelitian menunjukan bahwa salinitas pada tiga titik yaitu Galala, Tantui (PPN), dan Batu merah (Ongkoliong) berada pada kisaran 33,0 ppm – 31,5 ppm dengan kadar maksimum alami. Hal ini disebabkan karena proses perubahan molekul zat cair menjadi gas atau uap air (evaporasi). Nilai salinitas perairan laut juga dapat mempengaruhi faktor konsentrasi logam berat yang mencemari lingkungan laut. Menurut Hutagalong (1991). 4.4. Kadar Logam Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) Nilai salinitas tertinggi yaitu pada lokasi dua (Tantui) 33,0 ppm diikuti dengan peningkatan kadar Cu dan Zn yaitu 0,0057 ppm dan 0,0081 ppm, sedangkan nilai salinitas terendah yaitu pada lokasi ketiga (Batu merah) 31,5 ppm dengan kadar Cu dan Zn terendah <0,003 ppm dan 0,0051 ppm. Dari hasil penelitian dilihat di ketiga lokasi pengambilan sampel yaitu: Galala, Tantui (PPN), Batu merah (Ongkoliong) diperoleh kandungan Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) seperti pada tabel berikut : Tabel 4.3. Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) pada tiga titik sampel No Parameter Satuan Lokasi pengambilan sampel Galala Tantui Batu merah Kadar Max 1 Tembaga mg/L 0.0014 0.0057 <0.003 0.05 2 Seng mg/L 0.0055 0.0081 0.0051 0.1 Berdasarkan Tabel 4.3. Di atas terlihat bahwa kadar logam tembaga (Cu) pada tiga titik sampel berkisar antara <0.003 ppm - 0.0057 ppm, kadar logam tembaga (Cu) tertinggi berada pada titik sampel kedua yaitu di perairan Tantui (PPN) dan terendah pada titik sampel ketiga yaitu pada perairan Batu merah (Ongkoliong). Kadar logam Seng (Zn) pada tiga titik sampel berkisar antara 0.0051 ppm 0.0081 ppm, kadar logam Seng (Zn) tertinggi berada pada titik sampel kedua yaitu di perairan Tantui (PPN) dan terendah pada titik sampel ketiga yaitu pada perairan Batu merah (Ongkoliong). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kadar logam tembaga (Cu) dan Seng (Zn) pada tiga (Cu) pada tiga titik sampel dipengaruhi oleh rentang nilai salinitas yang berbeda pada tiga titik sampel. Selain itu perbedaan kadar ini disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang berada pada tiga titik sampel, dimana kadar tembaga (Cu) dan Seng (Zn) yang tertinggi pada lokasi kedua (Tantui) dipengaruhi oleh pembuangan limbah, bangkai-bangkai kapal dan aktivitas perhubungan laut pada lokasi tersebut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa salinitas kadar logam Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom dengan sampel air laut di perairan Teluk Ambon Bagian Dalam terdapat perbedaan kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) secara visual, Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) di pantai Tantui (PPN) lebih tinggi kadarnya yaitu 0.0057 ppm dan 0.0081 ppm dari pada dikedua lokasi tersebut yaitu perairan pantai Galala sebesar 0.0014 ppm dan 0.0055 ppm dan perairan pantai Batu merah <0.003 ppm dan 0.0051 ppm. 5.2. Saran 1. Kepada masyarakat desa Tantui agar dapat menjaga kelestarian laut di daerah tersebut. 2. Kepada instansi terkait agar dapat melihat kembali perairan laut di Maluku terutama di perairan Teluk Ambon Dalam.