Seminar atau Shopping ??? Menjadi anggota delegasi bagi satu

advertisement
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Page 1
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
PIMPINAN BAIT MINISTRY
Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar
Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun
Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey
Sekertaris – Janette Sepang
Bendahara – Yance Pua
PENGURUS BULETIN BAIT
Penasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee
Pemimpin Umum : Handry Sigar
Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun
Pemred
: Willy Wuisan
Wapemred : Herschel Najoan
Sekretaris : Meilien Langi-M
Bendahara : Yance Pua
General Controller : Ellen Manueke, Tommy Manawan
HRD : Janette Sepang,
Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba
Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne
Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu.
Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap,
Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy
Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie
Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh
Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke,
dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean,
dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit
Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip,
Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah
Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk,
Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag
Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu
Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias
Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng
Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Manueke
Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke
Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio
Motivational Words Dr. Peggy Iskandar-Wowor
Inspirational Story Bredly Sampouw
Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap,
Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell Mamarimbing
Cerita Anak Max Kaway
Catatan Kami Denny Kalangi
BAIT MINISTRY
Visi: Menyebarkan pekabaran tiga
malaikat khususnya di Indonesia Kawasan
Timur dan untuk mempersiapkan umat
pada kedatangan Kristus yang kedua kali
Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah
perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia
Kawasan Timur mengusahakan
mendorong berkembangnya pekerjaan
Tuhan secara maksimal melalui berbagai
bidang pelayanan
www.buletin.baitonline.org
email redaksi : [email protected]
email berita : [email protected]
email pimpinan : [email protected]
Seminar atau Shopping ?
Temukan Yesus Sekarang Juga
Sukacita Adalah Pilihan
Seutas Tali Menantang Hidup
Sabat Dalam Perspektif Advent
Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi,
Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy
Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly
Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Pdtm. Raynald Makalew
Tulisan Roh Nubuat
Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa
Multimedia : Ellen Mangkey
Distribution Pdtm. Dale Sompotan
Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael
Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan,
Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy
Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur
Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud
Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu
Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi , Vanda
Karundeng Tumbel Medan Hartoyo Tismail
Cerita Untuk Anak
Dipanggil untuk Mencapai Standar …..
Iman Abraham Diuji
Pathfinder
Pedoman Administrative PA Remaja
Palakat - Berita
Page 2
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Seminar atau Shopping ???
Menjadi anggota delegasi bagi satu acara pertemuan adalah satu kebanggaan tersendiri bagi seseorang.
Apalagi bila menjadi anggota delegasi mewakili Gereja atau Institusi Tuhan. Kita membawa nama dan
otoritas dari lembaga yang mengirim kita ke acara pertemuan tersebut. Di dalam gereja Advent sendiri
acara pertemuan pertemuan akbar adalah sesuatu yang sangat sering dilakukan. Mulai dari tingkat
daerah, uni, sampai divisi, dan General Conference, tidak sedikit acara rapat dan seminar yang dapat
diikuti oleh anggota gereja maupun para pendeta dan tua tua jemaat. Setiap lembaga dan departemen juga
selalu mengadakan acaranya masing masing. Pelayanan Perorangan, Anak – Anak, BWA, Pathfinder,
Penginjil Literatur, bahkan sampai kepada Internet Ministry dan masih banyak lagi.
Sangat disayangkan kadang acara seminar atau acara pertemuan seringkali juga berarti kesempatan
shopping atau acara tur mendadak, kesempatan cuci mata. Tidak jarang para anggota delegasi yang
dikirim mangkir dari acara seminar atau pertemuan yang seharusnya diikuti. Seringkali saat acara
pertemuan diadakan, sebagian anggota seminar tidak dapat dihubungi atau diketahui keberadaannya dan
kemudian dapat diketahui keberadaannya melalui media sosial ketika mem-posting keberadaannya di
tempat perbelanjaan atau di tempat wisata.
Kejadian ini seperti ini malah lebih sering terjadi lagi saat acara pertemuan tersebut mengambil tempat di Luar
Negeri seperti Singapura, Thailand, atau Phillippines. Banyak anggota delegasi lebih banyak menghabiskan
waktunya berbelanja di Orchard, Ma Boon Khrong, atau Mall of Asia dibandingkan berada di dalam aula
pertemuan. Sekembalinya ke tanah air, berita yang disaksikan bukanlah materi yang telah didapat di seminar,
ataupun di dalam pertemuan, melainkan keindahan tempat tempat wisata yang telah dikunjungi.
Lebih dari sekedar kode etik, saat kita menjadi salah satu anggota delegasi buat gereja/institusi yang kita layani
kita mengemban kepercayaan dari orang orang yang mengirim kita ke dalam acara tersebut. Kita diharapkan
untuk dapat memberikan satu perkembangan dan pembaharuan setelah menerima ilmu yang kita terima dari
seminar dan pertemuan yang kita hadiri. Bilamana kita tidak mendapatkan ilmu apa apa maka yang paling akan
dirugikan adalah gereja/institusi yang mengirimkan kita. Tentu saja tidak semua yang kita dapatkan dapat
seratus persen dipraktekkan di lapangan, tetapi sesuatu yang baru akan selalu membawa angin segar buat
gereja/institusi tersebut.
Editorial ini bukan mengatakan bahwa kita tidak boleh sama sekali menikmati kesempatan berjalan jalan
sebagai bagian dari kunjungan kita. Yang mungkin perlu ditekankan adalah, marilah kita menghadiri seminar
saat materi dibagikan dan nikmatilah kunjungan wisata saat memang itu waktunya. Di dalam seminar-seminar
di dalam institusi Advent, seringkali sudah ada waktu tertentu dimana anggota seminar/rapat diizinkan untuk
mengambil waktu berjalan jalan menikmati daerah sekitar. Oleh karena itu marilah kita gunakan kesempatan
kita menimba ilmu saat ilmu diberikan, dan menikmati kesempatan jalan - jalan, saat kesempatan itu diberikan
dan bukan sebaliknya berbelanja saat ilmu diberikan dan berusaha mempermak ilmu di dalam perjalanan pulang
ke tempat asal kita. Tidaklah salah menikmati fasilitas dan kenyamanan yang Gereja sediakan sebagai bagian
dari rapat dan pertemuan yang kita hadiri. Tetapi merupakan tugas dan kewajiban kita juga untuk benar benar
melakukan yang terbaik buat mereka yang telah mengirimkan kita dengan pengharapan kita bisa membawa
ilmu dan pembaruan saat kita kembali ke tempat asal kita.
Redaksi BAIT
Page 3
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
K
etika seseorang bertemu
dengan Yesus Kristus,
hidupnya tidak akan
sama lagi.
Hidupnya
akan berobah seiring dengan
kehadiran Yesus di dalam
kehidupannya.
Kita dapat
memberikan kesaksian tentang
perobahan itu berdasarkan atas
pengalaman diri pribadi, atau
dari
pengalaman-pengalaman
orang lain yang kita saksikan
sendiri
perubahan-perubahan
yang mereka alami. Di dalam Alkitab, kita dapati begitu banyak
catatan tentang pengalaman orang-orang yang berubah hidupnya
ketika Yesus ‘menjamah’ kehidupan mereka secara langsung.
Kali ini kita akan menyimak ceritera tentang seorang pria yang
dirasuk setan. Kisah ini menjadi istimewa karena dua alasan
penting, yang pertama. Peristiwa ini menjadi salah satu dari
peristiwa-peristiwa yang paling ganjil yang dicatat dalam
Bejana Advent Indonesia Timur
seluruh Kitab Injil, dan alasan penting yang kedua adalah
karena. Kisah ini menjadi salah satu dari kisah-kisah dramatis
tentang kehidupan manusia yang betul-betul berubah setelah mereka bertemu dengan Yesus Kristus.
Kasus dalam kisah ini adalah kasus ‘penguasaan Iblis’
yang paling luar biasa.
Ada berbagai cara dan kadar
penyerangan Iblis terhadap manusia. Kita bisa sebut dalam tiga
bidang:
1. Bidang spiritual (kerohanian).
Jika Iblis menyerang
seseorang dalam bidang kerohaniannya, maka serangan itu
akan mempengaruhi hubungan intimnya dengan Allah.
2. Bidang mental atau kejiwaan. Jika Iblis menyerang
seseorang pada mental atau kejiwaannya, maka serangan
itu akan menyebabkan kebingungan, kurangnya
kewaspadaan, bahkan dapat berakhir pada sakitnya jiwa
orang tersebut.
3. Bidang fisik.
Jika Iblis menyerang seseorang pada
fisiknya, maka akibat dari serangan itu adalah rusaknya
fisik orang itu, contohnya Ayub yang menderita luka-luka
borok di sekujur tubuhnya.
Page 4
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Peristiwa yang dicatat dalam Markus 5:1-20 adalah
peristiwa serangan Iblis kepada seseorang yang kemungkinan
besar menyerang pada ketiga bidang tersebut yaitu, spiritual,
mental atau jiwa, dan juga fisik orang tersebut. Mari kita mulai
baca ayatnya satu demi satu.
Markus 5:1-2.
(1) “Lalu sampailah mereka di
seberang danau, di daerah orang Gerasa. (2) Baru saja Yesus
turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat
dari pekuburan menemui Dia. (3) Orang itu diam di sana dan
tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun
dengan rantai, (4) karena sudah sering ia dibelenggu dan
dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya
dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup
kuat untuk menjinakkannya. (5) Siang malam ia berkeliaran di
pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan
memukuli dirinya dengan batu.”
Di ayat 2 dikatakan bahwa Yesus bertemu dengan
orang yang dirasuk setan ini segera setelah Ia turun dari perahu
di daerah Gerasa - yang kemungkinan besar sebutan ‘daerah
Gerasa’ ini dikaitkan dengan kota kecil yang bernama Gerasa.
Kota ini terletak dekat dengan laut kira-kira setengah perjalanan
ke arah timur dari tepi danau itu. Tempat dimana Yesus bertemu
dengan orang yang dirasuk setan itu berlokasi dekat dengan kota
kecil Gerasa ini dimana terdapat banyak bukit-bukit yang curam
merentang ke arah pantai. Kira-kira 2 km. di sebelah selatan kota
kecil itu terdapat pekuburan-pekuburan - yang kemungkinan
besar di salah satu pekuburan inilah si lelaki yang dirasuk setan
itu tinggal. Kita dapati bahwa orang ini menderita gangguan
rohani, mental, dan juga fisiknya. Kita klasifikasikan orang ini
sebagai seseorang yang ‘DIKUASAI OLEH IBLIS,’ karena jelas
sekali ayat-ayat tadi menyatakan bahwa Iblis-iblis yang tinggal
di dalam diri orang ini telah menguasai diri dan pikirannya dan
Iblis-iblis ini sebenarnya berbicara melalui suara orang itu.
Jelas sekali bahwa orang yang dirasuk iblis ini telah
ditolak oleh orang-orang sekampungnya bahkan oleh
keluarganya, mungkin oleh karena mereka sudah tidak sanggup
lagi untuk mengontrol dia. Itu sebabnya dia harus tinggal di
pekuburan. Iblis-iblis ini mempunyai kekuatan dan penguasaan
yang luar biasa terhadap orang ini sehingga dia sanggup
memutuskan rantai yang membelenggu dirinya.
Ayat 5 dari Markus 5 melukiskan penderitaan mental
dan fisiknya yang menyebabkan dia berkeliaran di pekuburan
dan di bukit-bukit siang dan malam sambil berteriak-teriak dan
mencederai dirinya dengan batu. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh Iblis adalah suatu kegiatan yang nyata dan sangat
berbahaya. Konsep yang kita kenal dan sudah mendunia adalah
mempercayai bahwa Setan atau Iblis hanya ada dalam film-film
cartoon dan juga mainan anak-anak. Tetapi, Setan atau Iblis
adalah sesuatu unsur yang benar-benar ada dan sangat
berbahaya.
Tujuan mereka adalah untuk membinasakan
manusia, dan mereka mempunyai kuasa untuk melakukan itu.
Kita baca 1 Petrus 5:8: “Sadarlah dan berjaga-jagalah!
Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang
mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”
5
Iblis dapat menyerang dan membinasakan manusia
dalam bidang mental, fisik dan kerohanian mereka, namun
demikian, ada kabar baik yang ingin saya sampaikan kepada
saudara sore ini bahwa, Alkitab jelas menyatakan bahwa orangorang yang percaya kepada Yesus Kristus tidak dapat
dimiliki oleh Ibis oleh karena kehidupan mereka dihuni dan
dipenuhi oleh Rohulkudus. Mari kita baca 1 Korintus 6:19:
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh
Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh
dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”
Markus 5: 6-10: (6) Ketika ia melihat Yesus dari jauh,
berlarilah ia mendapatkanNya lalu menyembahNya, (7) dan
dengan keras ia berteriak: “Apa urusanMu dengan aku, hai
Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa
aku!” (8) Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya:
“Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” (9) Kemudian
Ia bertanya kepada orang itu: “Siapa namamu?” Jawabnya:
“Namaku Legion, karena kami banyak” (10) Ia memohon
dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar
dari daerah itu. Dari ayat-ayat ini kita dapati bahwa Iblis
menghargai Yesus karena Iblis dan pengikut-pengikutnya
mengetahui semua fakta tentang Yesus - lebih dari yang kita
ketahui karena mereka pernah bersama-sama tinggal dengan
Yesus di Surga sebelum mereka jatuh ke dalam dosa. Mereka
mengakui Yesus sebagai Mesias atau Pelepas. Oleh karena
keSucianNya, kekuasaanNya, keAgunganNya, mereka tidak
dapat berbuat lain kecuali menyembah di hadapanNya. Yesus
ketika itu berada dalam posisi menguasai dan mengendalikan
situasi, sama seperti Ia selalui mengendalikan segala sesuatu di
alam semesta ini.
Di ayat 6 dicatat bahwa Iblis menyembah Yesus, dan di
ayat 7 dikatakan bahwa Iblis mengakui Yesus adalah “Anak
Allah Yang Mahatinggi.” Sebutan “Anak Allah” menyatakan
“KeAllahan Yesus, dan sebutan “Yang Mahatinggi”
menempatkan Yesus di atas dari segala “ilah” dan di atas segala
sesuatu. Sebenarnya Iblis sangat membenci Allah, jadi sebutansebutan ini hanyalah sekedar sebuah perasaan terpesona atau
kagum dan hormat atas kenyataan “siapa Allah itu.” Di ayat 9,
terjadi hal yang sangat menarik. Yesus bertanya: “Siapa
namamu?” Yesus tahu segala sesuatu, dan sudah pasti Ia tahu
nama Iblis yang bersarang dalam tubuh orang yang malang itu.
Ia sesungguhnya tidak perlu mengajukan pertanyaan itu, tetapi
mengapa Ia bertanya “Siapa namamu,” mungkin supaya muridmuridNya dan juga orang-orang banyak yang berada di sekitar
itu dapat mengerti problema yang dihadapi oleh orang yang
dirasuk Setan ini, dan mereka dapat menyadari betapa Iblis
mampu menguasai manusia dengan kuasa yang sangat besar.
Yesus bertanya kepada Iblis siapa namanya dan sang
Iblis menjawab, “NamaKu Legion karena kami banyak. Satu
Legion sama dengan 6,000 serdadu infantri dalam organisai
ketentaraan Romawi. Jumlahnya sangat banyak, dan para Iblis
ini menganggap diri mereka sebagai serdadu.
Seorang
komentator Alkitab mengatakan bahwa adegan dalam kisah ini
seperti dalam satu pertempuran di antara dua kuasa, kuasa jahat
dan kuasa Yesus.
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Jadi di sini kita melihat siapa orang itu dan juga Iblis
yang telah menguasai dia. Kitapun melihat Yesus Kristus, Sang
Pelepas itu. Dan kita juga melihat di sini bahwa adegan ini telah
berkembang menjadi satu ajang pertempuran di antara Iblis dan
Allah. Ini adalah cicipan awal dari pertempuran akhir yang
bakal terjadi antara yang baik dan yang jahat seperti yang
dilukiskan dalam Wahyu 16.
Kuasa Yesus yang besar dan perlindunganNya yang
eklusive terhadap umat-umatNya telah dipamerkan melalui
kegentaran dan ketakutan dari Iblis-iblis ini atas kehadiran
Yesus. Walaupun kita - sebagai umat-umat yang percaya
kepada Yesus - tidak dapat dikuasai oleh kuasa Iblis, namun kita
harus berhati-hati dan waspada atas siasat dan tipu muslihat yang
dibuat oleh Iblis. Itu sebabnya Kristus menawarkan kepada kita
alat penangkal yang kita perlukan yang terdapat dalam Ephesus
6:10-18:
(10) “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam
Tuhan, di dalam kekuatan kuasaNya. (11) Kenakanlah seluruh
perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan
melawan tipu muslihat Iblis; (12) karena perjuangan kita
bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan
pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan
penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat
di udara. (13) Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata
Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari
yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan
segala sesuatu. (14) Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan
kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, (15) kakimu
berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
(16) dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab
dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah
apai dari si jahat, (17) dan terimalah ketopong keselamatan dan
pedang Roh, yaitu firman Allah, (18) dalam segala doa dan
permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan
berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang
tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.”
Mari sekarang kita baca ayat 11-13: (11) “Adalah di
sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari
makan, (12) lalu roh-roh itu meminta kepadaNya, katanya:
“Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami
memasukinya! (13) Yesus mengabulkan permintaan mereka.
Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu.
Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari
tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.”
Iblis memohon dengan sangat kepada Yesus agar tidak
mengusir mereka keluar dari daerah Gerasa itu. Mungkin karena
Iblis-iblis itu telah lama berhasil menguasai orang-orang di
daerah itu dan mereka telah menjadi pengikut yang setia dari
Iblis. Sekarang Iblis merasa ‘sayang’ dan ‘rugi’ jika harus
meninggalkan daerah kekuasaannya. Itu sebabnya mereka
meminta ijin kepada Yesus untuk pindah ke dalam babi-babi
yang jumlahnya 2000 ekor. Dan sangat mengejutkan karena
Yesus mengabulkan permintaan mereka dengan satu kata
perintah “PERGILAH!!” - seperti yang dikutip oleh Matius.
Ketika mereka memasuki babi-babi itu, saudara dapat melihat
besarnya pengaruh dan kuasa yang berhasil mereka timpakan di
6
atas diri satu orang. Hanya karena kasih karunia Allah sajalah
maka orang itu masih bisa bertahan hidup. Kawanan babi itu
kemudian menyerbu dan terjun dari tepi jurang ke dalam danau.
Ada 2000 ekor babi yang mati lemas dan tenggelam di dalam
danau hari itu. Kata “tenggelam” menggambarkan satu adegan
yang dahsyat mengerikan ketika kawanan babi itu jatuh ke
dalam air, tenggelam, dan mati lemas.
Sekarang mungkin saudara bertanya, “Apa yang terjadi
dengan Iblis-iblis itu? Apakah mereka mati, binasa, atau tewas
juga? TIDAK!! Mereka tidak mati karena nasib mereka masih
sama yaitu mereka akan dibuang di dalam dapur api yang
menyala-nyala. Mungkin ada juga yang bertanya, “Mengapa
Yesus membiarkan Iblis-iblis ini memusnahkan kawanan babi
itu? Pertanyaan ini tidak dapat saya jawab, tetapi mungkin, para
pemilik babi-babi ini adalah orang-orang Yahudi yang tahu betul
bahwa babi adalah binatang haram, tidak boleh dipelihara dan
dimakan. Tetapi orang-orang ini telah melanggar hukum
Yahudi. Itu sebabnya Yesus membiarkan kawanan Iblis itu
masuk ke dalam babi yang menyebabkan babi-babi itu kemudian
mati - adalah sebagai hukuman kepada mereka.
Mari kita baca ayat 14-17: (14) “Maka larilah penjagapenjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di
kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk
melihat apa yang terjadi. (15) Mereka datang kepada Yesus dan
melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan
sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka
takutlah mereka. (16) Orang-orang yang telah melihat sendiri
hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah
terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babibabi itu. (17) Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia
meninggalkan daerah mereka.”
Para penjaga babi itu kemudian lari dalam ketakutan
untuk melaporkan kejadian yang baru saja mereka saksikan
kepada orang-orang di dalam kota dan kampung-kampung di
sekitarnya. Tetapi gantinya mereka menjadi senang karena
orang yang dirasuk setan itu kini telah duduk dengan tenang
dalam keadaan waras dan sudah mengenakan pakaian, mereka
malah meminta Yesus untuk meninggalkan daerah itu. Saudara,
bukankah hal itu sesuatu yang menyedihkan? Gantinya mereka
bersama orang yang disembuhkan itu merayakan suatu
kemenangan atas kehadiran seorang ‘Raja,’ mereka takut dan
tinggal dalam kekhawatiran serta kebutaan rohani mereka.
Mereka tidak ingin berurusan dengan Yesus. Di ayat 18 dicatat
bahwa, ‘dengan segera Yesus beranjak untuk masuk ke dalam
perahu dan pergi.’
Yesus adalah pribadi yang Suci dan banyak orang tidak
suka mempunyai hubungan dengan kesucianNya. Ada begitu
banyak orang yang lebih suka tinggal di dalam ke dalaman dosa.
Walaupun mereka takut akan penghakimanNya, tetapi mereka
lebih suka untuk tidak bertobat dari segala kejahatan yang
memenuhi kehidupan mereka. Namun bagi orang-orang percaya
yang sejati di satu pihak, mereka bertumbuh di dalam kebencian
mereka terhadap dosa oleh karena mereka ingin menjadi lebih
seperti Yesus setiap hari.
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Kalau itu menjadi akhir dari kisah ini, maka kita dapat
sebutkan bahwa kisah ini mempunyai akhir yang menyedihkan.
Tetapi ini bukanlah akhir dari kisah dramatis itu. Ada reaksi
spiritual yang terjadi dari seseorang yang bertemu dengan Yesus.
Ayat 19 dan 20 mengatakan bahwa orang yang dirasuk setan
tetapi telah disembuhkan oleh Yesus itu kemudian sangat
berterima kasih dan berulang kali meminta kepada Yesus agar
diijinkan pergi bersama Dia. Kalau saudara perhatikan, semua
permintaan yang diajukan kepada Yesus hari itu dipenuhi,
kecuali satu yaitu permintaan orang yang disembuhkan itu.
Mengapa? Karena Yesus mempunyai satu rencana yang lebih
besar bagi orang ini. Yesus meminta dia untuk menjadi
pembawa ‘Berita Kesukaan’ (Injil) kepada orang-orang
sekampungnya yang telah menolak Yesus. Ceriterakan kepada
7
mereka tentang keAgungan Allah dan Kebesaran Rahmat dan
KasihNya.
Yesus datang ke dunia ini bukan hanya untuk
melepaskan kita dari kuasa Iblis saja, tetapi dari segala bentuk
kuasa kegelapan. Memang benar semua kuasa kegelapan
bersumber kepada Iblis, tetapi saya ingin agar saudara melihat
bahwa orang ini pindah dari Kerajaan Kegelapan kepada
Kerajaan Terang. Ia adalah makhluk yang baru yang benar telah
dilepaskan dari kuasa kejahatan dan kuasa dosa setelah
pertemuannya dengan Yesus.
Jika saudara ingin mengalami perubahan yang serupa
dapat terjadi di dalam kehidupan saudara, temuilah Yesus dan
ijinkan dia menghuni di dalam kehidupan saudara. ***
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Pilipi 4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah. Roma 12:12 Bersukacitalah
dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa. 1 Tesalonika 5:16 Bersukacitalah senantiasa.
B
ertemu
seorang
sahabat akan selalu
menggembirakan.
Kabar
mengenai
keluarga, kabar tentang
taman-teman dulu di SMA,
berita suksesnya si Mience
padahal dulu di sekolah
dulu adalah siswa yang
selalu menyendiri, kabar
kabari dikampung halaman semuanya sangat menggembirakan.
“Tapi kamu koq kelihatan muda terus masih sama seperti dulu,
tetap gembira seperti hidup ini tanpa beban, apa sih
rahasianya”?
Dengan ketawa berderai-derai dijawabnya
singkat, karena itu pilihan saya, saya memilih bersukacita.
Benar, menjadi tua itu alamiah tetapi tetap bersukacita adalah
pilihan. Lebih lanjut ia mengutarakan kebiasaannya bahwa
ketika ia bangun tidur langsung saja di tekadkan ‘saya memilih
gembira hari ini”. Macet di jalan, pekerjaan menumpuk
panjang seperti rel kereta atau hari hujanmengguyur maupun
menyengat panas pilihan sudah jelas ‘tetap gembira’.
Bersukacitalah senantiasa adalah ajakan Firman Tuhan
untuk mempunyai sikap yang tetap. Sikap ini tidak bersifat
8
sementara tetapi berkelanjutan, tidak berakhir pada suatu
situasi, sepanjang waktu, tidak bersyarat tetapi permanen.
Bersukacita dalam Tuhan disemua keadaan sebab ada kasih
Tuhan sebab kita telah di tebus, kita telah di selamatkan, kita
adalah anak Tuhan.
Bersukacita itu dibedakan dengan Senang. Alkitab
menggunakan kata sukacita – rejoice dalam menunjukkan
keadaan orang yang gembira didalam Tuhan bukannya senang
– happy. Banyak kali kita mendengar sapaan tulus pembuka
pembicaraan How are you – I’m fine – are you happy? Bila
seseorang bersuka sebab menerima hadiah, mendapat makanan
yang sesuai selera itu adalah situasional. Sama halnya ketika
terjadi perubahan kurs uang yaitu dollar melemah terhadap
rupiah dipagi hari tetapi menguat kembali di sore hari maka
keadaan gembiranya seperti yoyo yang naik turun.
Bila ada sukacita didalam diri seseorang maka sikap
yang muncul dalam keseharian tingkah laku akan berbeda
dengan orang lain. Betul, bahwa dalam kehidupan ini ada
banyak kesedihan, kesukaran, masalah maupun tantangan yang
dihadapi tapi mereka yang mempunyai sukacita didalam
Kristus akan menghadapinya dengan tegar, senyum, sabar, ulet
bahkan bersifat positif. Sudah pasti tidak akan kenal menyerah
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
apalagi putus asa karena meyakini tuntunan Tuhan bahwa bila
sebuah pintu tertutup tentu akan ada jendela yang terbuka.
Mereka yang bersukacita akan tidak gampang berhenti
tetapi lebih mudah mendapat jalan keluar serta merumuskan
solusi terbaik disetiap tantangan. Kenapa? Itu karena mereka
yang bersukacita didalam Tuhan akan selalu mempunyai
hubungan erat dengan Tuhan. Lihatlah beberapa kebiasaan
baik Raja Daud.
Maz 119:147 Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak
minta tolong; aku berharap kepada firman-Mu.
Mazmur 5:4 TUHAN, pada waktu pagi Engkau
mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur
persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.
Mazmur
59:17 Tetapi aku mau menyanyikan
kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena
kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku,
tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.
Mazmur
143:8 Perdengarkanlah kasih setia-Mu
kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya!
Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepadaMulah kuangkat jiwaku.
Mazmur 3:22, 23 Tak berkesudahan kasih setia
TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi;
besar kesetiaan-Mu!
Memulai hari yang baru dengan Tuhan sangatlah
penting karena itu akan mengatur ‘setting’ perjalanan sepanjang
hari. Evangelist Charles Finney mengatakan bahwa Prayer
bathes the soul in an atmosphere of the divine presence.
Bagaimana anda melangkah kehari yang baru. Hadapi dengan
seadanya? Jalani tanpa beban sebagaimana air mengalir? Atau,
nanti sajalah dilihat bagaimana. Banyak pilihan untuk bersikap
tapi anjuran terbaik datang dari Firman Tuhan sehingga dalam
situasi apapun sikap yang akan diambil adalah … Saya
Memilih Bersukacita didalam Yesus... ***
Namun, Kekristenan secara serius dipisahkan berkenaan
dengan keabsahan hukum Sabat bagi orang-orang Kristen yang
percaya. Orang-orang Advent percaya bahwa tidak ada bukti
yang jelas di Perjanjian baru menyokong gagasan bahwa
pemeliharaan Sabat Alkitab sudah dirobah kepada pemeliharan
hari Minggu. Kita akui bahwa perobahan terjadi segera
sesudah zaman kerasulan, tetapi satu pengujian terhadap
perikop-perikop Perjanjian Baru berkaitan pokok tersebut
menyatakan bahwa perintah Sabat sudah dipeliharakan oleh
gereja kerasulan.
Artikel Rohani
BIBLICAL SABBATH: ADVENTIST PERSPECTIVE
(SABAT ALKITAB:
PERSPEKTIF ADVENT)
Oleh: Ángel Manuel Rodríguez, Ph.D,
(Mantan Direktur Lembaga Penelitian
Alkitab Dari General Conference)
Satu Makalah Yang Dipaparkan Pada
Percakapan Antara Advent dan Katholik,
Mei 2002 di John Knox Center di Jenewa,
Swiss
(Diterjemahkan Oleh: Pdt. Kalvein
Mongkau, S.Ag)
A. Orang-Orang Kristen Yahudi dan Pemeliharan Sabat
Nampaknya ada persetujuan yang berkembang luas di
antara para sarjana Alkitab bahwa orang-orang Kristen asal
Yahudi pada zaman Perjanjian Baru memelihara Sabat. Namun
demikian adalah keharusan kita untuk meringkaskan bukti agar
dapat menelaah implikasi-implikasinya.
1.
Lanjutan ….
KEKEKALAN HUKUM SABAT
Tidak ada isyarat-isyarat di dalam Perjanjian Lama
bahwa Hukum Sabat, sebagaimana yang dilestarikan di
Dekalog (Dasa Titah), sudah diakhiri atau dimodifikasi.
9
Yesus dan Sabat
Kita harus mulai dengan Yesus.
Lukas 4:16
menyatakan bahwa Yesus datang ke Nazaret tempat Ia
dibesarkan, dan “menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia
masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari
Alkitab.” Adalah tak relevan apakah seseorang mengambil
frase “menurut kebiasaan-Nya” untuk merujuk kepada
kebiasaan Yesus mengajar di dalam sinagog (tempat ibadah
Yahudi, Lukas 4:15)1 atau praktek-Nya pergi ke sinagog selama
1
E.g., I. Howard Marshall, The Gospel of Luke: A
Commentary on the Greek Text (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1978),
hlm. 181; John Nolland, Luke 1-9:20 (Dallas, TX: Word, 1989), hlm. 195;
dan B. Chilton, "Announcement in Mazara: An Analysis of Luke 4:1621," dalam Gospel Perspectives: Studies of History and Tradition in the
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Sabat.2 Tetap menjadi kenyataan bahwa perikop itu sedang
menyatakan, di dalam persetujuan dengan bukti dari Perjanjian
Baru, bahwa “Yesus berpartisipasi di dalam peribadatan
sabat,”3 yaitu mengatakan bahwa, Ia adalah penurut hukum.
Injil-injil mendemonstrasikan bahwa Yesus tidak
mengantisipasi pembatalan atau modifikasi hukum Sabat
selama pelayanan-Nya atau sesudah kebangkitan-Nya.
Terbukti perkataan yang ditemukan dalam Matius 24:20—
“Berdoalah supaya pada waktu kamu melarikan diri itu jangan
jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat”—
menyarankan
bahwa Ia mengharapkan murid-murid-Nya
memelihara Sabat lama sesudah kebangkitan dan kenaikan-Nya
ke sorga.4 Orang-orang Kristen didesak untuk berdoa bahwa
Four Gospels, vol. 2, diedit oleh R. T. France and D. Wenham (Sheffield:
JSOT Press, 1981), hlm. 152-53. Max M. B. Turner, "The Sabbath,
Sunday, and the Law in Luke/Acts," dalam From Sabbath to Lord's Day,
diedit oleh D. A. Carson (Grand Rapids, MI: Zondervan, 1982), hlm. 103,
berargumen bahwa referensi itu secara utama adalah kepada kebiasaan
mengajar Yesus di dalam sinagog perikop tersebut menyediakan “sedikit
bukti komitmen teologis demi Yesus…kepada peribadatan Sabat.”
Perbedaan yang Ia sedang buat mengisyaratkan bahwa pada pelayananNya yang paling awal Yesus sudah memutuskan bahwa Hukum Sabat
tidak lagi mengikat Dia dan para pengikut-Nya, tetapi tidak ada bukti
yang menyokong spekulasi ini. Seperti yang kita lihat bahwa
pertentangan-pertentangan mengenai Sabat antara Yesus dan orang-orang
Yahudi tidak menyokong kesimpulan ini. Satu kemungkinan dari
jawaban-jawaban terbaik kepada bentuk alasan ini datang dari Paul
Jewett: Ada sedikit keragu-raguan, kemudian, bahwa Yesus, sebagai
seorang Yahudi yang berserah sungguh-sungguh, memelihara Sabat.
Untuk mengistimewahkan Dia sebagai sang innovator (pembaharu) besar,
yang mengesampingkan di dalam nama kebebasan, untuk membuat ulang
Yesus di dalam citra Pencerahan. (The Lord's Day [Grand Rapids, MI:
Eerdmans, 1971], hlm. 34-35).
2
E.g., Gerhard F. Hasel, "Sabbath," dalam Anchor Bible
Dictionary, vol. 5, hlm. 854; Leon Morris, Luke (Grand Rapids, MI:
Eerdmans, 1988), hlm. 115; and Walter L. Liefeld, "Luke," dalam
Expositor's Bible Commentary, vol. 8, diedit oleh Frank E. Gaebelein
(Grand Rapids, MI: Zondervan, 1984), hlm. 866.
3
W. Beilner, "Sabbaton sabbath; week," dalam
Exegetical Dictionary of the NT, vol. 3, diedit oleh Horst Balz and
Gerhard Schneider (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1993), hlm. 220; and
Walter Specht, "Sabbath in the NT," hlm. 94. Itu sudah diargumentasikan
oleh Heather A. McKay, Sabbath and Sinagogue: The Question of
Sabbath Worship in ancient Judaism (Leiden: Brill, 2001), bahwa sinagog
tidak dianggap menjadi sebuah tempat ibadah sebelum abad ke-3 dari
Zaman Kristen. Pieter W. van der Horst, "Was de sinagogue voor 70 een
plaats van eredients op sabbat?" Bijdragen (1999): 125-146, sudah
mendemonstrasikan bahwa sinagog adalah sebuah tempat ibadah sebelum
tahun 70 M.
4
Penyelidikan yang terbaru dari perkataan ini disediakan
oleh Yong-Eui Yang, Jesus and the Sabbath in Matthew's Gospel
(Sheffield: Academic Press, 1997), hlm. 230-241. Ia mendaftarkan
sembilan penafsiran Sabat dari perikop ini, mengevaluasi kesemuanya
dan menyimpulkan bahwa pandangan terbaik yaitu bahwa itu sedang
merujuk kepada rintangan-rintangan fisik serius yang hendak membuat
penerbangan selama Sabat sulit bagi orang-orang percaya Kristen
(contohnya, pintu gerbang kota harus ditutup, sulit mendapatkan
persediaan-persediaan, pengeskorsan pelayanan-pelayanan perjalanan).
Tetapi kesulitan-kesulitan tersebut sudah dilebih-lebihkan olehnya.
William H. Shea bereaksi, "Rintangan-rintangan fisik kepada sebuah
penerbangan yang bersifat mendesak pada hari Sabat sudah seharusnya
dikurangi. Orang dari dalam Yerusalem harus dapat keluar dari dalam
kota melalui gerbang Timur kaabah yang juga bertindak sebagai gerbanggerbang kota. Gerbang-gerbang lain mungkin dibuka di masa damai
10
masa pelarian mereka hendaknya jangan terjadi pada hari Sabat
terhadap penghormatan bagi pemeliharaan mereka terhadap
hari itu. Mereka dapat saja melarikan diri pada hari itu jika
mereka mau, tetapi mereka berdoa supaya mereka jangan
melakukannya agar supaya dapat memelihara hari itu sebagi
hari perhentian dan hari ibadah, bukan hari perjalanan.” 5
Pertentangan-pertentangan antara Yesus dan orang-orang
Yahudi juga mengindikasikan bahwa Ia tidak sedang
mengenyampingkan Sabat atau menunjuk kepada waktu ketika
itu akan diubah ke dalam sesuatu yang lain. Penyelidikanpenyelidikan sudah menunjukkan bahwa sebelum tahun 70
masehi salah satu isyu yang paling penting dari diskusi
berkenaan Sabat di kalangan Yahudi justru adalah apa yang
dapat
terjadi
selama
Sabat.6
Diskusi-diskusi
dan
ketidaksetujuan-ketidaksetujuan tersebut tidak dimaksudkan
terhadap pertanyaan keabsahan hukum Sabat. Yesus menyapa
isyu tersebut agar dapat membebaskan Sabat dari aturan-aturan
yang ditimpakan ke atasnya oleh tradisi-tradisi Yahudi. Marilah
kita menguji secara ringkas perikop-perikop yang menjelaskan
pertentangan-pertentangan tercatat dalam Markus dengan
paralelnya dalam Matius dan Lukas.
Markus 2:23-26//Matius12:1-8//Lukas 6:1-5: Muridmurid sedang berjalan melalui ladang-ladang gandum pada hari
Sabat lalu memetik ujung-ujung gandum tersebut dan
memakannya ketika orang-orang Farisi menuduh mereka dan
Yesus sedang melanggar Sabat. Torah melarang menuai
selama Sabat (Kel 34:21), tetapi itu akan menjadi sulit untuk
berargumen bahwa murid-murid adalah para petani yang
untuk mengijinkan para penyembah untuk mengambil rute yang sangat
langsung ke daerah kaabah . . . Ketika ‘rintangan-rintangan fisik’ yang
nyata dipelajari secara terperinci dan tidak tertinggal di dalam keadaankeadaan yang umum, itu dapat terlihat, bahwa hal-hal ini bukanlah
anggapan-anggapan pokok di dalam menentukan apakah melarikan diri
pada hari Sabat atau tidak” ("The Sabbath on Matthew 24:20," manuskrip
tak diterbitkan, n.d.). Adalah lebih baik untuk berhati-hati dan
menyimpulkan bahwa, “Sementara maksud rujukkan kepada Sabat itu
benar-benar jelas, mungkin apa yang diartikan adalah sebuah argumen
penerbangan pada hari Sabat hendak menjadikan pemeliharan hari Sabat
mustahil untuk dilakukan. . . Hal ini rupanya masih akan menjadi sebuah
pokok yang serius bagi keanggotaan Kristen-Yahudi dari gereja di zaman
Matius.” (Donald A. Hagner, Matthew 14-28 [Dallas, TX: Word, 1995],
hlm.702); cf. Daniel A. J. Harrington, The Gospel of Matthew
(Collegeville, MN: Liturgical Press, 1991), hlm. 337, yang berkomentar
bahwa “bagi Matius dan pemeliharaan Sabatnya komunitasnya tetap
teretingal sebagai isyu yang hidup.” Lihat juga komentarnya berjudul
"Sabbath Tensions: Matthew 12:1-14 and Other New Testament
Texts,"dalam The Sabbath in Jewish and Christian Traditions, diedit oleh
Tamara C. Eskenazi, Daniel J. Harrington, William H. Shea (New York:
Crossroad, 1991), hlm. 56, di mana ia nyatakan secara jelas, “Ketegasan
Matius terhadap ‘Sabat’ mengisyaratkan bahwa komunitas Matius masih
memelihara hari Sabat.” W. D. Davies dan Dale C. Allison, Jr., The
Gospel According to Saint Matthew, vol. 3 (Edinburgh: T & T Clark,
1997), hlm. 350, menyarankan bahwa di dalam Matius Sabat masih kuat
dipelihara (lihat juga, vol. 2, hlm. 304-28). Bandingkan dengan Michel
Sales, " Fulfillment of the Sabbath," hlm.38.
5
Shea, "Matthew 24:20," hlm. 11; bandingkan. Specht,
"Sabbath," hlm. 103.
6
See Anthony J. Saldarini, "Comparing the Traditions:
New Testament and Rabbinic Judaism," Bulletin for Biblical Research 7
(1997):197-199.
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
sedang menuai selama Sabat.7 Hukum mengijinkan memetik
bulir-bulir gandum dari sesuatu ladang (Ulangan 23:26), tetapi
itu dilarang oleh orang-orang Yahudi selama Sabat.8 Menurut
orang-orang Farisi Yesus dan murid-murid sudah melanggar
halakah Yahudi.9
Agar supaya membenarkan perilaku murid-murid
Yesus merujuk kepada dua kasus pengecualian; kasus yang
satu berkaitan dengan Daud dan yang lainnya berkaitan dengan
imam-imam dan kaabah. Referensi yang paling kepada Daud
digunakan untuk menunjukkan penyediaan itu bagi kebutuhan
manusia dapat berada dalam keadaan mengesampingkan
hukum.10 Ini disokong oleh perkataan di ayat 27, “Sabat
dijadikan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.”
Matius menambahkan pengalaman imam-imam yang melayani
di kaabah selama Sabat (Matius 12:5). Maksudnya adalah
bahwa jika imam-imam tidak bersalah melanggar Sabat, lebihlebih lagi murid-murid tak bersalah, yang sedang ‘melayani
Yesus, “‘Oknum yang lebih besar dari kaabah.’” 11 Buktinya,
Markus menyatakan bahwa Yesus, dalah “Tuhan atas hari
Sabat,” itulah yang dikatakannya, adalah ia yang menentukan
7
D. A Carson, "Jesus and the Sabbath in the Four Gospels," hlm.
61, berkomentar, “Di dalam contoh ini murid-murid adalah bukan para
petani maupun ibu rumah tangga yang sedang mencoba untuk memasukan
di dalam sedikit kelebihan waktu secara diam-diam, mereka adalah
mantan nelayan dan mantan pebisnis, para pengkhotbah keliling yang
tidak sedang melakukan kekeliruan apa-apa.” Lihat juga Henry Efferin,
"The Sabbath Controversy Based on Matthew 12:1-8," Stulos Theological
Journal 1 (May 1993):44 yang menyarankan, “Sebenarnya murid-murid
sedang memetik gandum pada hari Sabat, sebagai sesuatu yang dilarang
oleh Hukum (Exod 34:21), tetapi agaknya itu sedang memuaskan rasa
lapar mereka menurut persediaan dari Ulangan 23:25."
8
W. Beilner, "Sabbaton sabbath; week," hlm. 220; see,
M.Sabb. 7:2, and Yang, Jesus and the Sabbath, hlm. 174.
9
See John Mark Hicks, "The Sabbath Controversy in
Matthew: An Exegesis of Matthew 12:1-14," Restoration Quarterly 27
(1984):81, berkomentar bahwa tuduhan-tuduhan orang-orang Yahudi
“tidak didasarkan secara langsung pada Torah, tetapi itu berakar di dalam
tradisi lisan.”
10
Specht, "Sabbath in the NT," hlm. 95, and Harrington,
"Sabbath Tension," hlm. 48. Itu sudah diargumentasikan bahwa oleh
karena Markus tidak mengatakan bahwa murid-murid lapar berhubungan
dengan kebutuhan makanan dari Daud dan para prajuritnya tidaklah jelas.
Oleh karena saran kita, itu diargumentasikan, itu tidak sah (contohnya, S.
Westerholm, "Sabbath," dalam Dictionary of Jesus and the Gospels, diedit
oleh Joel B. Green and Scot McKnight [Downers Grove, IL: InterVarsity,
1992], hlm. 717). Tetapi argumen itu secara serius dilemahkan oleh bukti
bahwa murid-murid secara jelas lapar dan di dalam kebutuhan makanan,
seperti yang dibuat di dalam Matius 12:1. Kita tidak akan menolak bahwa
rujukkan kepada Daud mungkin juga memiliki beberapa implikasi
Kristologis yang penting, hlm. 175-176).
11
Davis and Allison, Matthew, vol. 2, hlm. 313. Inilah
kasus di mana pertentangan mengenai Sabat menyediakan kesempatan
bagi Yesus untuk membangkitkan pertanyaan otoritas (ini
diargumentasikan, di antara yang lainnya, oleh Yang, Jesus and the
Sabbath, hlm.180-181). Yang pergi terlalu jauh saat ia menyimpulkan
bahwa Yesus mengenapi makna tipologis dari kaabah dan Sabat, sehingga
memenuhi tujuan akhir dari Perjanjian Lama (hlm. 109, 182). Di dalam
cerita diskusi bukanlah apakah Sabat itu di dalam beberapa cara yang sah
atau tidak sah untuk murid-murid tetapi tentang tradisi-tradisi Yahudi dan
otoritas Yesus untuk mendefinisikan secara wajar pemeliharaan Sabat.
11
bagaimana Sabat itu harus dipelihara.12 Tetapi tidak ada lagi
untuk itu. Pernyataan tersebut “bukan hanya menegaskan
otoritas Yesus, Anak Manusia, untuk menafsirkan ulang hukum
Sabat, tetapi menegaskan juga bahwa Sabat masih merupakan
hari Allah. Dirancang untuk kesejahteraan pria dan wanita,
penggunaan yang wajar akan Sabat ditentukan oleh Anak
Manusia. Sebagai figur manusia, Dia yang paling baik
mengetahui keperluan-keperluan manusia; sebagai figur ilahi,
Dia memiliki otoritas mengatakan bagaimana hari Tuhan harus
digunakan.13
Bersambung….
12
Contohnya lihat, Hicks, "Sabbath Controversy," hlm.
89. Menurut Yang, dalam ulasannya berjudul Jesus and Sabbath,
seseorang dapat menemukan di dalam Perjanjian Lama bukti yang jelas
yang menunjukkan bahwa Allah adalah Tuhan atas Sabat. Secara
mengejutkan, sekarang di dalam Perjanjian Baru Yesus menyatakan diriNya sendiri Tuhan atas Hari Sabat. Ia tetap berargumen bahwa
Ketuhanan Yesus terhadap Sabat mengimplikasikan bahwa “sekarang
bahasan tentang kepentingan yang nyata adalah tidak lagi sekedar,
memelihara aturan-aturan harafiah dari hukum sabat, tetapi menerima
Yesus sebagai Mesias dan menerima perhentian eskatologis (=
penebusan) masa kini di dalam Dia” (hlm. 193-194). Walaupun di dalam
prinsip apa yang Ia sedang katakan itu benar sehingga tidak melemahkan
di dalam cara kenormatifan apapun terhadap hukum Sabat. Fakta bahwa
di dalam Perjanjian Lama Allah adalah Tuhan atas hari Sabat tidak
kompatibel dengan pemeliharaan hukum oleh umat tersebut.
13
Williamson, Jr., Mark, hlm. 74. D. A. Carson,
"Sabbath in the four Gospels," hlm. 66, berspekulasi saat ia berargumen
bahwa fakta bahwa Yesus adalah Tuhan atas Sabat “membangkitkan
kemungkinan perobahan masa depan atau penafsiran kembali Sabat, di
dalam cara yang sama secara jelas bahwa keuperioran-Nya atas Kaabah
membangkitkan kemungkinan-kemungkinan tertentu tentang hukum
upacara. Tidaka ada ulasan tererinci dari sifat alami hukum upacara itu
yang dieja di sini, tetapi ayat itu membangkitkan pengharapan.” Spekulasi
tersebut tidak disokong oleh teks. Berkenaan dengan kaabah, Yesus
memperjelas bahwa kaabah dan pelayanan-pelayanannya akan berakhir
melalui institusi dari satu sistem perbaktian baru dan kehancuran nyata
dari bangunan itu (Yoh. 4:21-24; bandingkan Mat. 24:1-2), tetapi tidak
pernah mengatakan sesuatu yang sama berkenaan dengan Sabat. Lihat
juga Efferin, "Sabbath Controversy," hlm. 47-48, yng menyatakan, “Jadi
isyu di sini bukan apakah atau tidak kita harus mempertahankan Sabat,
tetapi bahwa Sabat harus diuji kembali di dalam terang motivasi Kristen.
Yesus sendiri memelihara Sabat di dalam kesukaan yang rajin (Luke
4:16), dan ibadah adalah nafas jiwa-Nya.”
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Isu besar apa yang sebenarnya terjadi yang hendak di
gambarkan oleh kalimat ini?
Artikel Rohani
Terlihat kalimat itu menggambarkan keduanya tidak terpisah…
tetapi apakah hal itu menyatakan bahwa keduanya hanya
sekedar bersama-sama? Ataukah ada yang lebih dari itu?
Jika hanya sekedar bersama-sama maka kata “dan” sudah
cukup menggambarkannya. Namun marilah kita perhatikan
lebih jauh. Meta pesan besar apa yang hendak disampaikan? Itu
adalah sebuah peristiwa penyatuan keduanya antara Kristus
dan “mereka” yang melebihi peristiwa sekedar bersama-sama.
Hal itu dapat kita lihat melalui ayat di bawahini.
MENDALAMI BERSAMA
PEKABARAN AJARAN
DASAR GMAHK MELALUI
WAHYU 14:12
“Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya
dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu
menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku
maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.” Efesus 5:31,
32
Mari kita perhatikan beberapa hal yang digambarkan oleh
Alkitab tentang hubungan penyatuan Kristus dan Jemaat-Nya.
1.
Bagian VI
Istilah Immanuel
Dalam perjanjian baru peristiwa penyatuan tak
terpisahkan antara Kristus dan jemaat-Nya itu kita
kenal dengan istilah “Immanuel”:
"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan
melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan
menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah
menyertai kita.” Matius 1:23
Iman Yesus
Oleh : Sonny Maromon, STh.
Healing Way Indonesia
2.
Lanjutan…
Fokus Pada Kalimat Kedua Dalam Wahyu 14:12
Sejauh ini setelah kita melihat
penjabaran observasi pada kalimat
kedua dalam Wahyu 14:12, kita akan
melihat focus sesungguhnya dari
kalimat ini. Untuk itu marilah kita
perhatikan dengan lebih jelas kalimat
ini melalui observasi pertanyaan “they
that keep the commandments of God,
namely the faith of Jesus”
Istilah Bait Suci
Dalam perjanjian lama peristiwa penyatuan itu kita
kenal dengan istilah “Bait Suci” di mana Allah tidak
terpisahkan dengan jemaat-Nya.
“Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku,
supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.”
Keluaran 25:8
Lebih jauh lagi Alkitab menggambarkan tentang bait
suci ini dalam Perjanjian Baru melalui ayat di bawah
ini:
“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah
dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” 1 Kor
3:16
Bagaimana mungkin “mereka yang menuruti perintah-perintah
Allah adalah iman-Nya Yesus?
Bagaimana mungkin “mereka” tetapi itu adalah “Yesus”?
12
Kata Bait Suci pada ayat ini di dalam bahasa Yunani
nya menggunakan istilah “Naos”. Istilah ini merujuk
kepada pengertian ruang Bilik yang Mahasuci di mana
cahaya Hadirat Ilahi (shekinah) berada. Dan luar
biasanya lagi sasaran dari kata naos ini ditujukan
kepada kita yang pada dasarnya adalah manusia
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
pendosa. Oh betapa tidak layaknya manusia pendosa
untuk mendapatkan berkat ini, betapa tidak
berdayanya manusia dalam mengalami kenyataan ini,
namun manusia mengalaminya.
3.
Peristiwa penjelmaan Yesus
Alkitab kembali memberikan gambaran betapa
dekatnya hubungan Kristus dengan jemaat-Nya
sebagai tujuan-Nya pernyataan gambaran penjelmaan
Yesus menjadi manusia: “Firman itu telah menjadi
manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran”.
Selanjutnya kita juga bisa renungkan peristiwa Filipi 2:6-11
diakibatkan karena dosa oleh pendosa itu sendiri. Penyatuan
kekal dari sebuah keterpisahan kekal antara Ilahi dan pendosa
menyatakan adanya sebuah kekuatan kekal yang terjadi untuk
penyatuan itu. Salib menyatakan ketidak layakan pendosa
terhadap suatu berkat luar biasa dari Ilahi, salib menyatakan
ketidak berdayaan manusia pendosa saat bersama dengan Ilahi,
Salib menyatakan Kekuatan Ilahi untuk membuat semuanya
menjadi mungkin. Salib Itulah kekuatan Ilahi.
1Co 1:18 “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah
kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang
diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah”
1Co 1:24 “tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang
Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan
Allah dan hikmat Allah.”
Php2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan,
Php2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia.
Php2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib.
Php2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
Php2:10 supaya dalam namaYesus bertekuk lutut segala yang
ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di
bawah bumi,
Php2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah
Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Istilah inilah yang kita jadikan sebagai focus Interpretasi pada
frasa ini yaitu “SALIB”
Itulah peristiwa yang kita bisa kenal dengan ayat yang sudah
lazim bagi kita Yohanes 3:16
Selanjutnya kita akan lanjutkan dengan mengobservasi kalimat
“ yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus”
Joh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.
Kristus tidak hanya sekedar bersama dengan mereka tetapi
Kristus bersatu dengan mereka. Kenyataan peristiwa penyatuan
Kristus kepada jemaat inilah yang membuat semuanya menjadi
mungkin. Di sanalah letak kekuatan yang menyebabkan
keduanya dapat bersama-sama dan memunginkan mereka dapat
menuruti hukum-hukum Allah. Sebab bukan mereka tetapi
Kristus di dalam mereka. Mereka tidak berdaya, tetapi Kristus
adalah Kekuatan Allah (Roma 1:16, I Korintus 1:18).
Melalui gambaran ini, kita dapat melihat kepada satu istilah
kata penyatuan kekal Ilahi dan pendosa melalui gambaran
tentang “salib”. Salib adalah sebuah penyatuan kekal antara
Ilahi dan manusia oleh Yesus dari keterpisahan yang
13
Kenyataan SALIB itulah yang dapat membuat “mereka” dapat
menuruti perintah-perintah Allah melalui iman-Nya Yesus.
Interpretasi terhadap Kalimat “they that keep the
commandments of God, namely the faith of Jesus” dengan
lebih jelas melalui observasi pertanyaan…
Yesus sedang menyatu dengan mereka, Yesus yang
melakukannya untuk mereka dari awal sampai seterusnya,
dan mereka membiarkan Yesus melakukan hukum-hukum
itu bagi mereka. Itulah penyataan salib yang sedang
terjadi, Itulah Kekuatan Ilahi yang terjadi kepada mereka.
Bersambung….
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
menang. Wasit duduk dekat gawang, supaya mereka boleh
memperhatikan pertandingan itu dari permulaan sampai kepada
akhirnya dan memberikan hadiah kepada pemenang yang
benar. Jika seorang mencapai tujuan lebih dulu dengan cara
yang tidak sah ia tidak diberi hadiah.
Dipanggil untuk Mencapai Standar
yang Lebih Tinggi
Kisah Para Rasul - Ellen G. White
Lanjutan…..
alam pengharapan untuk
menekankan dengan jelas ke
atas
pikiran
orang-orang
percaya di Korintus penting
pengendalian diri yang ketat, dan
semangat yang tak kunjung padam
dalam pelayanan Kristus, Paulus di
dalam suratnya kepada mereka mengadakan perbandingan yang
mencolok antara peperangan orang Kristen dan perlombaan lari
yang diadakan sewaktu-waktu dekat Korintus. Dari segala
permainan yang didirikan di antara orang-orang Yunani dan
orang-orang Roma, perlombaan lari adalah yang paling kuno
dan dianggap paling tinggi. Perlombaan itu disaksikan oleh
raja-raja, bangsawan-bangsawan, dan negarawan-negarawan.
Orang muda yang berpangkat dan kaya mengambil bagian
daripadanya dan tidak mundur dari segala usaha atau disiplin
yang perlu untuk memperoleh hadiah.
D
Perlombaan-perlombaan diatur dengan peraturan yang ketat,
dari mana tidak ada naik banding. Mereka yang menginginkan
namanya dimasukkan sebagai peserta untuk mendapat hadiah
harus lebih dulu mengalami ujian pendahuluan yang ketat.
Kegemaran dari nafsu makan yang berbahaya atau pemanjaan
yang lain yang akan menurunkan kuasa pikiran dan fisik,
dilarang keras. Seseorang yang mempunyai pengharapan
kemajuan dalam ujian kekuatan dan kecepatan ini, otot-otot
harus kuat dan luwes, dan urat saraf harus dikontrol dengan
baik. Setiap gerakan haruslah pasti, setiap langkah cepat dan
tidak menyimpang; kuasa-kuasa badani harus mencapai tujuan
yang tertinggi.
Sementara orang-orang yang bertanding dalam perlombaan
mengadakan penampilan mereka di hadapan orang banyak yang
menyaksikan, nama mereka diumumkan, dan peraturan
pertandingan diberitahukan dengan jelas. Kemudian mereka
semua berangkat bersama-sama, perhatian yang tertentu dari
para penonton mengilhami mereka dengan suatu tekad untuk
14
Dalam pertandingan ini risiko yang besar dihadapi. Ada orang
yang tidak pernah sembuh dari ketegangan jasmani yang hebat.
Tidaklah luar biasa bagi seorang untuk jatuh di jalan, berdarah
di mulut dan di hidung, dan kadang-kadang seorang yang
bertanding akan jatuh mati bila hampir mendapat hadiah. Tetapi
kemungkinan menderita seumur hidup atau mati tidak
dipandang sebagai suatu risiko terlalu besar untuk kepentingan
kehormatan yang dikaruniakan kepada seorang yang berhasil
dalam pertandingan.
Sementara pemenang mencapai tujuan, tepuk tangan orang
banyak yang menonton membelah angkasa dan membangkitkan
gema
dari
bukit-bukit
dan
gunung-gunung
yang
mengelilinginya. Dalam pandangan penuh penonton-penonton,
wasit mempersembahkan kepadanya lambang-lambang
kemenangan, suatu mahkota kemenangan dan suatu pelepah
palem untuk diserahkan ke tangan kanannya. Kepujiannya
dinyanyikan di seluruh negeri itu; orang tuanya menerima
bagian kehormatan mereka; sedangkan kota di mana ia tinggal
sangat dihormati karena telah menghasilkan seorang
olahragawan yang begitu besar.
Dalam mengutip tentang perlombaan-perlombaan ini sebagai
suatu lambang peperangan Kristen, Paulus menekankan
persiapan yang perlu untuk kemajuan orang-orang yang
bertanding dalam perlombaan, disiplin pendahuluan, makanan
yang bebas dari minuman keras, dan perlunya pertarakan.
"Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam
pertandingan," ia menyatakan, "menguasai dirinya dalam segala
hal." Orang-orang yang berlari mengesampingkan setiap
pemanjaan yang cenderung melemahkan kuasa badani, dengan
disiplin yang keras dan terus-menerus melatih otot-otot mereka
untuk menjadi kuat dan tahan lama, supaya bila hari
pertandingan akan tiba, mereka boleh dikenakan beban yang
paling berat kepada kekuatan mereka. Betapa lebih penting lagi
orang Kristen, yang minatnya yang kekal dipertaruhkan,
membawa selera dan hawa nafsu kepada penaklukan
pertimbangan dan kehendak Allah! Tidak pernah ia
mengizinkan perhatiannya dipisahkan oleh kepelesiran,
kemewahan atau kesenangan. Segala tabiat dan hawa nafsunya
harus dibawa ke dalam disiplin yang paling keras.
Pertimbangan, diterangi oleh ajaran sabda Allah, dan dipimpin
oleh Roh Kudus, harus memegang pengendalian hawa nafsu.
Dan sesudah hal ini dilakukan, orang Kristen haruslah berusaha
sedapat mungkin supaya memperoleh kemenangan. Dalam
perlombaan-perlombaan orang Korintus langkah-langkah
terakhir dari para peserta perlombaan diusahakan agar supaya
mencapai kecepatan yang tidak berkurang. Demikian juga
dengan orang Kristen, sementara ia menghampiri tujuan, akan
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
maju terus dengan semangat dan tekad yang lebih besar lagi
daripada permulaan perjalanannya.
Paulus mengemukakan perbandingan antara rangkaian bunga
yang diterima oleh pemenang dalam perlombaan lari, dan
mahkota yang tidak akan mati yang akan diberikan kepadanya
yang berlari dengan kemenangan dalam perlombaan Kristen.
"Mereka berbuat demikian," ia menjelaskan, "untuk
memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk
memperoleh suatu mahkota yang abadi." Untuk memenangkan
hadiah yang akan binasa, pelari-pelari Yunani tidak
menghindarkan kerja keras atau disiplin. Kita bergumul untuk
hadiah yang lebih berharga, yaitu mahkota hidup yang kekal.
Betapa lebih teliti lagi seharusnya usaha kita, berapa banyak
lagi kerinduan pengorbanan dan penyangkalan diri kita!
Dalam suratan kepada orang Ibrani ditentukan maksud sepenuh
hati yang harus menjadi ciri perlombaan orang Kristen untuk
hidup kekal: ". . . Marilah kita meninggalkan semua beban dan
dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun
dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita
melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang
memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita
kepada kesempurnaan.... " Ibrani 12:1, 2. Cemburu, kebencian,
sangka-sangka jahat, berbicara yang jahat, loba, inilah beban
yang orang Kristen harus tinggalkan, kalau ia mau berlari
dengan berhasil dalam perlombaan yang kekal. Setiap
kebiasaan yang memimpin kepada dosa dan membawa malu
kepada Kristus harus disingkirkan, apa pun pengorbanannya.
Berkat surga tidak dapat menyertai seseorang yang melanggar
prinsip-prinsip kebenaran yang kekal. Satu dosa yang disimpan
dalam hati sudah cukup untuk merendahkan tabiat dan
menyesatkan orang lain.
"Dan jika tanganmu menyesatkan engkau," Juruselamat
mengatakan, "penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke
dalam hidup dengan tangan kudung daripada dengan utuh
kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang
tidak terpadamkan. Dan jika kakimu menyesatkan engkau,
penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup
dengan timpang, daripada dengan utuh kedua kakimu
dicampakkan ke dalam neraka." Markus 9:43, 45. Jika hendak
menyelamatkan tubuh dari kematian, kaki dan tangan harus
dipotong, atau mata bila perlu dicungkil, betapa seharusnya
kesungguhan orang Kristen membuang dosa, yang membawa
kematian kepada jiwa.
Para peserta pertandingan pada zaman purba, telah tunduk
kepada penyangkalan diri dan disiplin yang keras, tidak
mengetahui dengan pasti apakah beroleh kemenangan atau
tidak: Paulus berkata, "Tiadakah kamu mengetahui, bahwa
mereka semua berlari dalam perlombaan itu, tetapi hanya
seorang yang menerima hadiah? Walaupun keinginan mereka
amat besar dan para pelari sungguh-sungguh berjuang tetapi
hadiah hanya untuk seorang saja. Satu tangan hanya dapat
15
menggenggam kalungan bunga yang dirindukan. Beberapa
orang boleh berusaha dengan segenap kuat kuasanya untuk
memperoleh hadiah, tetapi sementara mereka mengulurkan
tangan untuk mencapai hadiah itu, seketika itu juga orang lain
telah mendahului mereka, mungkin sudah menggenggam harta
yang dirindukan itu.
Bukan demikian halnya dengan orang Kristen. Tiada seorang
pun yang menuruti syarat-syarat itu akan kecewa pada akhir
perlombaan itu. Tidak ada seorang pun yang telah
bersungguh-sungguh dan yang bertekun akan gagal untuk
mencapai sukses. Perlombaan itu bukan hanya untuk orang
yang tangkas, atau cepat, atau bukan hanya peperangan untuk
orang kuat. Orang saleh yang lemah, demikian juga orang yang
kuat, boleh memakai mahkota kemuliaan yang kekal itu. Semua
orang boleh mendapat kemenangan, melalui kuasa karunia
Ilahi, dengan membawa kehidupan mereka sesuai dengan
kehendak Kristus. Praktik dalam seluk-beluk kehidupan
meletakkan dasar dalam prinsip-prinsip firman Allah, terlalu
sering dipandang tidak terlalu perlu, suatu hal yang dianggap
terlalu remeh untuk mendapat perhatian. Tetapi bila dipandang
dari segi persoalan itu, sebenarnya tidak ada sesuatu yang patut
dianggap remeh. Tiap-tiap tingkah laku dapat menolong atau
menghalangi dalam skala yang menentukan pada kehidupan
yang menang atau kalah. Upah diberikan kepada mereka yang
menang akan sebanding kepada kekuatan dan kesungguhan
dalam perjuangan yang mereka lakukan.
Rasul itu telah
membandingkan dirinya dengan seorang yang sedang berlari
dalam suatu perlombaan, dikerahkan setiap urat saraf untuk
memenangkan hadiah itu. "Sebab itu aku bukan berlari tanpa
tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
Tetapi aku melihat tubuhku dan menguasainya seluruhnya,
supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain jangan
aku sendiri ditolak." Bahwa dia bukan berlari tanpa tujuan atau
secara serampangan dalam perlombaan orang Kristen, Paulus
menundukkan dirinya dalam latihan yang keras. Kata-kata itu
berbunyi: "Aku melatih tubuhku," arti yang sesungguhnya ialah
mengalahkan hawa nafsu, keinginan hati bahkan disiplin yang
kuat.
Paulus sendiri khawatir, setelah memberitakan Injil kepada
orang lain, kalau-kalau dia sendiri harus ditolak. Dia telah
menyadari bahwa jika dia tidak mengamalkan dalam
kehidupannya prinsip-prinsip apa yang dia percayai dan telah
khotbahkan, usahanya untuk menolong orang lain tidak
membawa faedah bagi dia. Percakapannya, pengaruhnya,
penolakannya untuk tidak menyerah terhadap memuaskan diri
sendiri, harus pula ditunjukkan bahwa agamanya bukan sekadar
profesi, tetapi suatu hubungan yang hidup kepada Allah setiap
hari. Satu tujuan telah ditetapkan jauh sebelum di hadapannya,
dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapainya,
"yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan
kepercayaan." Filipi 3:9.
(30)
Bersambung….
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Kejadian 21:1-7; 22:1-18.
DAPATKAH kaulihat apa yang sedang dilakukan oleh
Abraham di sini? Ia memegang sebuah pisau dan kelihatannya
seolah-olah ia hendak membunuh anaknya. Mengapa ia sampai
berbuat demikian? Terlebih dahulu, mari kita lihat bagaimana
Abraham dan Sarah telah memperoleh anak lelaki mereka.
Setelah Allah membuat janji-Nya, setahun penuh sudah berlalu.
Kemudian, ketika Abraham berumur 100 tahun dan Sarah
berumur 90 tahun, mereka memperoleh seorang anak lelaki
yang diberi nama Ishak. Allah telah menepati janji-Nya!
Tetapi, ketika Ishak menjadi besar, Allah menguji iman
Abraham. Ia memanggil, ’Abraham!’ Dan Abraham menjawab,
’Inilah saya!’ Lalu Allah berkata, ’Bawa anakmu, anakmu yang
tunggal, Ishak, dan pergilah ke sebuah gunung yang akan
Kutunjukkan kepadamu. Di situ engkau bunuhlah anakmu dan
persembahkanlah ia sebagai korban.’
Alangkah sedihnya Abraham mendengar kata-kata itu, karena
Abraham sangat mengasihi anaknya. Dan ingat, Allah telah
berjanji bahwa anak-anak Abraham akan tinggal di tanah
Kanaan. Tetapi bagaimana hal itu dapat terjadi jika Ishak sudah
meninggal? Abraham tidak mengerti, tetapi ia tetap menaati
Allah.
Ketika Abraham sudah sampai ke gunung, ia mengikat Ishak
dan menaruhnya di atas mezbah yang ia telah buat. Setelah itu
ia mengeluarkan pisau untuk membunuh anaknya. Tetapi tepat
pada waktu itu malaikat Allah berseru, ’Abraham, Abraham!’
Dan Abraham menjawab, ’Inilah saya!’
’Jangan menyakiti anakmu dan jangan kau apa-apakan dia,’
Allah berkata. ’Sekarang Aku tahu bahwa engkau beriman
kepada-Ku, karena engkau rela menyerahkan anakmu, anakmu
yang tunggal, kepada-Ku.’
Ingatlah, Allah telah berjanji kepada mereka, bahwa mereka
akan memperoleh seorang anak lelaki. Tetapi kelihatannya
tidak mungkin, karena Abraham dan Sarah sudah tua sekali.
Walaupun demikian, Abraham percaya bahwa Allah sanggup
melakukan sesuatu yang kelihatannya tidak mungkin. Jadi apa
yang telah terjadi?
16
Alangkah besarnya iman Abraham kepada Allah! Ia percaya
bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah dan bahwa Allah
tentu dapat membangkitkan Ishak dari kematian. Tetapi
sebenarnya Allah tidak menghendaki Abraham membunuh
Ishak. Maka Ia membuat seekor domba tersangkut di semak
belukar, dan Ia menyuruh Abraham mengorbankan domba itu
sebagai pengganti anaknya. ***
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
Ratusan orang sedang bersiap
menyaksikan
pertunjukan
seorang ahli berjalan di atas tali
yang diikat di antara dua gedung
tinggi sepanjang sekitar 30
meter dengan ketinggian sekitar
15 meter dari atas jalan raya.
Selain
tantangan
harus
menyeberangi
tali
dengan
diameter hanya beberapa senti,
si ahli ini harus juga mampu
mengatasi tiupan angin yang cukup kencang, kengerian yang
timbul dari berseliwerannya kabel listrik dan telpon di bawah
tali yang dilewatinya, serta lalu lalang mobil di jalan raya.
Dengan bantuan tongkat, si ahli berjalan perlahan bergerak
maju. Sesekali dia harus berhenti sejenak, badan miring ke kiri
ke kanan diimbangi dengan gerakan tongkat, atau bahkan harus
berjongkok untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. Semua
orang seakan menahan napas dengan jantung berhenti berdetak
melihat atraksi yang sangat mendebarkan ini. Waktu seakan
berjalan sangat lambat. Perlahan tapi pasti, si ahli mendekati
ujung tali, dan akhirnya mencapai gedung sebelah. Pecahlah
teriakan dan tepuk tangan keras dan panjang dari para
penonton, seakan mereka baru saja terlepas dari suatu beban
berat.
17
Atraksi tersebut diulang sampai tiga kali, dimana walaupun
dengan perjuangan yang tidak mudah, si ahli dengan
ketrampilan dan ketenangannya, kembali mampu melewati tali
dengan selamat. Tidak ada seorangpun dari penonton yang
meragukan kepiawaiannya. Mereka berseru-seru memuji dan
memanggil-manggil nama si ahli. Si ahli kemudian berkata,
”Apakah kalian meragukan kemampuanku menyeberangi tali
?”. ” Tentu saja tidak ! Engkau telah membuktikannya tidak
hanya sekali tetapi berkali-kali ! ” teriak para penonton. ” Jika
kukatakan bahwa aku yakin mampu menyeberangkan diriku
dan seorang yang lain bersama-sama di atas tali, apakah kalian
mempercayainya ?”, sambung si ahli. ” Tentu saja kami
percaya”, sahut para penonton. ” Baiklah kalau begitu, aku
meminta salah seorang sukarelawan untuk bersama-sama
denganku menyeberangi tali. Adakah yang mau bergabung
denganku ? ”. Tidak ada seorangpun penonton yang
mengajukan diri walaupun pertanyaan tersebut diulang berkalikali. Akhirnya si ahli memberikan insentif dengan mengatakan,
” Aku akan memberikan lima juta rupiah kepada pemberani
yang bersedia ikut denganku.” Tetap saja tidak ada yang
mengajukan diri bahkan walaupun hadiah ditambah menjadi
sepuluh juta rupiah. Akhirnya setelah penawaran diulang
beberapa kali, seorang pemuda dengan tampang takut-takut
maju ke depan dan menyatakan bersedia.
Sebelum mulai melangkah, si ahli memberikan beberapa
petunjuk kepada si pemuda dengan penekanan bahwa si
pemuda harus sepenuhnya mengikuti semua yang sudah
Edisi 310 – 3 Oktober 2014
disampaikan
tanpa
membantah
sedikitpun
karena
ketidakpatuhan berarti celaka dalam pertunjukan ini. Mulailah
mereka berdua berjalan dengan cara si ahli berjalan di muka
memegang tongkat keseimbangan, sedang si pemuda berjalan
di belakangnya dengan kedua tangan memegang bahu si ahli.
Sekali ini waktu terasa berjalan jauh lebih lambat dari
sebelumnya. Setiap penonton seakan dapat mendengar detak
jantung orang di sebelahnya. Akhirnya keduanya dapat sampai
di seberang tali dengan selamat. Sekali ini sambutan dari para
penonton membahana sampai lama sekali.
INSPIRASI
Cerita ini mengandung arti bahwa dalam kehidupan ini, ada
orang-orang yang berhasil mencapai sukses dengan akumulasi
upaya, keberhasilan dan kegagalan sebelumnya. Mereka
mampu mengulang-ulang keberhasilan dan kesuksesan mereka
seperti halnya si ahli yang mampu beberapa kali menyeberangi
tali tersebut dengan selamat. Akan tetapi jangan dilupakan
bahwa sebelumnya telah berkali-kali si ahli tersebut jatuh
bangun dari tali terbentang dengan ketinggian rendah, tali
ditinggikan sampai tali tinggi sekali. Tapi si ahli tetap terus
berlatih sehingga mampu mengakumulasikan keterampilannya.
Dalam kehidupan, ada dua pilihan di depan kita apakah hanya
sebagai penonton melihat orang lain saja yang sukses ataukah
sebagai pelaku aktif dan melihat diri kita sendiri yang sukses.
Kesuksesan dan keberhasilan yang kita raih, dapat ditempuh
dalam beberapa cara apakah kita jatuh bangun dengan ’trial and
error’ yaitu seandainya pemuda dalam cerita di atas mencoba
sendiri untuk melewati tali tanpa panduan apapun dari si ahli;
atau si pemuda mendapat petunjuk dari si ahli dan kemudian
mencoba melewati sendiri tali tersebut; atau si pemuda setelah
mendapat petunjuk dari si ahli kemudian didampingi sehingga
sukses mencapai titik seberang. Tentu saja jika kita bisa
mendapatkan mentor yang tepat, saling memberikan komitmen
baik , maka berbagai kesuksesan dan keberhasilan akan makin
mudah kita raih dalam kehidupan ini. Jangan lupa setelah kita
mencapai level kemampuan dan kualitas, jangan lupa untuk
mengajak orang lainnya yang punya komitmen yang cukup,
untuk sukses dan berhasil pula. Hal yang terpenting
disemuanya itu adalah Menyerahkan seluruhnya pada Tuhan..
KEUANGAN
Lanjutan…..
KEBIJAKSANAAN PENINGKATAN DANA
Berikut adalah petunjuk-petunjuk umum untuk membantu
memutuskan apakah proyek yang diusulkan sesuai dengan
standar atau tidak seperti yang digariskan oleh program
peningkatan dana:
1.
2.
3.
4.
Apakah program peningkatan dana itu telah
disetujui oleh majelis gereja setempat dan
Departemen
Kependetaan
Gereja
Daerah/Konsferens ?
Apakah rencana ini serasi dengan peraturan
masyarakat setempat ataukah mempunyai pengaruh?
Apakah program ini mengarah kepada adanya
perjudian ?
Akankah produk yang dijual, jika hal ini yang
dilakukan, dijual untuk kepentingan pribadi dan
18
5.
6.
7.
8.
tanpa adanya referensi untuk kebutuhan klub
kepanduan atau klub ?
Akankah uang yang diperoleh itu akan berarti ?
Apakah ada klub remaja yang lain di dalam area
yang sama dalam waktu yang sama sedang mencari
tambahan dana juga ?
Apakah sudah diyakinkan dengan kenyataan bahwa
tidak ada seorangpun yang akan kehilangan
pekerjaannya karena aktifitas pencarian tambahan
dana ini ?
Apakah program mencari tambahan dana ini
melindungi karakter dari anggota klub remaja dan
gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dan
menjauhkan Daerah/Konferens dari adanya segala
persetujuan atau tanggung jawab keuangan ?
Download