Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 1 Hubungan Kadar Hemoglobin, Kadar Gula Darah Puasa dan Kadar Kholesterol Total dengan VO2maks melalui Uji Jalan 6 menit * Ika Rosdiana* Danis Pertiwi^ Muhammad Ulil Fuad# Bagian Saraf/ Rehablitasi Medik Fakultas Kedokteran Unissula, [email protected] ^ Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Unissula # Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unissula Abstrak Pendahuluan: VO2 maks adalah konsumsi oksigen yang digunakan untuk pembentukan energi selama beraktivitas secara maksimal dan merupakan penyokong terbesar untuk kebugaran jantung paru. Oksigen sebagai bahan bakar pembentukan energi didapat dari proses difusi dari paru-paru ke hemoglobin. Pengangkutan oksigen yang dapat dinilai dengan kadar hemoglobin, pembentukan energi dibentuk oleh asupan gula dan kolesterol. Masih jarang dilakukan penelitian yang menilai hubungan antara VO2 maks dengan hemoglobin, kadar gula darah dan kholesterol yang mana VO2 maks dihitung melalui uji jalan 6 menit. Metode: Jenis penelitian analitik observasional dengan uji korelasi dengan populasi mahasiswa Falkutas Kedokteran Unissula angkatan 2009, 2010, 2011 yang berusia 19-21 tahun, besar sampel 51 orang mahasiswa telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data penelitian dianalisis dengan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan Uji korelasi menggunakan Pearson Hasil penelitian: terdapat hubungan antara Gula Darah Puasa dengan VO2maks dengan nilai p=0.045 (<0.05), terdapat hubungan antara kholesterol total dengan VO2maks dengan nilai p=0,045 (<0.05) dan terdapat hubungan antara hemoglobin dan VO2maks dengan nilai p=0,049 (<0.05). Korelasi ketiga variabel tersebut tergolong lemah dengan nilai pearson correlation ( r ) untuk variabel hemoglobin r = 0,277, untuk variabel kholesterol r = -0,281 dan untuk variabel gula darah puasa r = 0,282. Kata kunci: Hemoglobin, kolesterol, VO2maks, Uji Jalan 6 Menit Pendahuluan Kebugaran jasmani sangat bermanfaat untuk menunjang kapasitas kerja fisik yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi. Daya tahan kardiorespirasi yang baik akan meningkatkan kemampuan kerja mahasiswa dengan intesitas lebih besar dan waktu yang lebih lama tanpa kelelahan. Proses belajar, konsentrasi, dan perhatian seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan. Dengan kebugaran jasmani yang tinggi, mahasiswa mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan siswa yang memiliki kebugaran jasmani yang rendah (Subiono, 2011). Daya tahan kardiorespirasi adalah kemampuan jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada saat melakukan aktifitas dalam mengambil oksigen secara maksimal dan menyalurkannya keseluruh tubuh sehingga dapat digunakan untuk seluruh proses metabolisme tubuh (Rimmer,2005) VO2 maks adalah jumlah jumlah oksigen maksimal yang dapat dihantarkan dari paru-paru ke otot dalam menit perkilogram berat badan (Madina, 2007). VO2 maks berkaitan dengan sistem transportasi oksigen yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan energi melalui proses metabolisme di mitokondria (Wearer LK, Honie, dkk, 2000) Uji jalan 6 menit dilakukan sebagai salah satu cara yang sederhana dalam menghitung VO2 maks seseorang, dalam uji jalan 6 menit terbukti dapat tercapai zona submaksimal dan zona aerobik pada seseorang (Nury,2011) Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa terdapat hubungan antara glukoneogenesis yang mengubah asam pirivat dan menghasilkan sejumlah energi dalam bentuk ATP, melalui proses oksidasi aerob yang digunakan saat tubuh melakukan aktifitas fisik (Nurhayati dkk, 2011) masih jarang penelitian yang mengkaitkan hubungan antara gula darah dengan VO2 maks. Pada usia dewasa muda, kebugaran kardiorespirasi memiliki hubungan terbalik dengan tekanan darah dan kolesterol total (William et al, 2008) dan telah terbukti adanya pengaruh yang signifikan antara latihan fisik dengan peningkatan jumlah eritrosit (Mukarromah, 2010) masih jarang penelitian yang menghubungkan kadar kolesterol total darah dan kadar hemoglobin dengan VO2 maks. 865 Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 1 Kebugaran jasmani yang rendah diduga merupakan prekusor terhadap mortalitas pada orang dewasa, sedangkan tingginya tingkat kesegaran jasmani memperlihatkan efek protektif terhadap beberapa prediktor mortalitas seperti merokok, hipertensi, dan hiperkolesterolemia (Utari, 2007). Dari uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui keterkaitan antara kadar kolesterol total, kadar gula darah dan kadar hemoglobin dengan Volume Oksigen maksimal (VO2 maks) seseorang melalui uji jalan 6 menit. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan uji korelasi Pearson, variabel bebas pada penelitian ini adalah kadar kolesterol total, kadar Gula Darah Puasa dan kadar Hemoglobin; sementara variabel terikatnya adalah VO2 maks. Kadar hemoglobin adalah kadar dalam satuan mg/dl yang didapat memalui darah vena yang diukur dengan metode cyanide free hemoglobin, kadar gula darah puasa merupakan kadar gula darah di dalam tubuh yang didapatkan dari pengukuran setelah sampel dipuasakan selama sepuluh jam semalam, diukur pada pagi harinya sebelum sampel sarapan, dan diambil darah intravena. Kadar normal 70-110 mg/dL dan 6,1 mmol/L sedangkan kadar kolesterol total darah adalah kadar kolesterol darah di dalam tubuh setelah responden puasa selama sepuluh jam pada malam hari dan pagi harinya diukur sebelum makan, sampel darah berupa darah vena. Kadar kolesterol dinyatakan dalam satuan mg/dl yang diukur dengan metode Enzymatic Colorimetric, semua pemeriksaan darah dilakukan di laboraturium Rumah Sakit Islam Sultan Agung. VO2maks adalah jumlah maksimal oksigen yang diukur menggunakan uji jalan 6 menit, dilakukan di lantai 3 di dalam gedung Al-Kindi Falkutas Kedokteran Unissula dengan jarak 30 meter yang diberi tanda setiap 5 meter dan diberi conus segitiga pada setiap putaran dari hasil jarak tempuh yang diperoleh kemudian dimasukan kedalam rumus nury’s. Populasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswa FK Unissula Semarang sebanyak 150 mahasiswa, jumlah sampel menggunakan total sampel sebanyak 51 mahasiswa yang telah memenuhi kriteria inklusi. Adapun kriteria inklusi Usia 19 – 21 tahun, Suhu 36,7 ± 0,5º C, Body Mass Index 19 – 24,9, terakhir berolahraga dua minggu yang lalu, berpuasa 10 jam sebelum dilakukan pengambilan darah vena, tidak merokok, tidak mengidap penyakit penyakit metabolik dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Islam sultan Agung Semarang (FK Unissula) yang dilaksanakan mulai tanggal 20 oktober 2012 sampai dengan 13 desember 2012, Kemudian data ditabulasi dan dianalisis secara kuantitatif serta diuji normallitas menggunakan Kolmogorov Smirnov. Setelah data menunjukan normal maka dilanjutkan uji statistik parametrik, untuk menyatakan hubungan dua variabel dilakukan Uji Pearson correlation Hasil Penelitian Pemeriksaan kadar hemoglobin, kadar gula darah puasa dan kadar kholesterol darah dilakukan di laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Pengukuran nilai Vo2 maks melalui uji jalan 6 menit pada mahasiswa di gedung A lantai 3, dengan panjang lintasan tiga puluh meter. Penilaian yang diberikan sesuai dengan hasil banyaknya Vo2 maks mahasiswa saat melakukan test uji jalan menit dengan beberapa aspek yang harus diukur, diantaranya usia, berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, dan jarak tempuh yang dimasukkan dalam rumus nury (2011). Karakteristik data : Tabel.4.1 Deskripsi responden Usia Kadar Gula darah puasa Kadar Kholesterol Kadar Hemoglobin Berat Badan Tinggi Badan Jarak tempuh dalam 30 meter VO2maks Setelah pengambilan sampel hemoglobin, gula darah puasa dan kholesterol serta pengukuran nilai Vo2 maks pada mahasiswa FK Unissula usia 19-21 Rata-rata 19,43137 tahun 94 mg/dl 164,15 15,28 63,14 kg 165,75 cm 592,19 m 24,47 ml/kg/menit tahun, maka dilakukan pengumpulan data dan tabulasi data yang akan dianalisa. Dimulai dengan menentukan normalitas sebaran data menggunakan 866 Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 1 uji kolmogorov smirnov, setelah data dinyatakan normal, maka dilanjutkan dengan uji korelasi menggunakan regresi linier didapatkan hubungan antara Gula Darah Puasa dengan Vo2 maks dengan nilai p=0.045 (<0.05), terdapat hubungan antara kholesterol total dengan VO2maks dengan nilai p=0,045 (<0.05) dan terdapat hubungan antara hemoglobin dan VO2maks dengan nilai p=0,049 (<0.05). Sehingga secara keseluruhan ketiga variabel dapat diikut sertakan dalam uji multiple regression atau uji regresi berganda karena nilai p<0,25. Analisis selanjutnya menggunakan uji regresi berganda, hasilnya menunjukkanbahwa ketiga variabel berpengaruh terhadap VO2maks Tabel 4.2. Uji korelasi berganda Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error -21.918 15.557 HEMOGLOBIN 2.443 .885 KOLESTEROL -.063 GDP .206 (Constant) Standardized Coefficients Beta t Sig. -1.409 .165 .339 2.759 .008 .021 -.364 -2.937 .005 .067 .382 3.072 .004 nilai p multiple regression sesuai tabel 4.2 diatas maka untuk Gula darah puasa p= 0,004, hemoglobin p=0,008 dan kholesterol p=0,005 sehingga diperoleh rumus prediksi sebagai berikut; Y = -21.9 + (2.44 . (Hb)) – (0.633.(kholesterol)) + (0.206.(GDP)) Dari analisis korelasi menggunakan pearson correlation diketahui bahwa Hemoglobin, Kholesterol dan gula darah puasa berkorelasi dengan VO2 maks Tabel.4.3. Pearson Corellation Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N VO2maks Hemoglobin Kholesterol Gula Darah Puasa VO2maks 1.000 .277 -.281 .282 Hemoglobin .277 1.000 .051 -.113 Kholesterol -.281 .051 1.000 .170 Gula Darah Puasa .282 -.113 .170 1.000 . .024 .023 .022 Hemoglobin .024 . .362 .216 Kholesterol .023 .362 . .116 Gula Darah Puasa .022 .216 .116 . VO2maks 51 51 51 51 Hemoglobin 51 51 51 51 Kholesterol 51 51 51 51 Gula Darah Puasa 51 51 51 51 VO2maks Berturut turut nilai p hemoglobin, kolesterol dan gula darah puasa adalah 0,024 , 0,023 dan 0,022. Korelasi ketiga variabel tersebut tergolong lemah dengan nilai pearson correlation (r) untuk variabel hemoglobin r = 0,277, untuk variabel kholesterol r = -0,281 dan untuk variabel gula darah puasa r = 0,282. Pembahasan Pada uji pearson correlation diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara kadar Gula Darah Puasa dengan VO2 maks yang dinyatakan dengan p = 0.022 (p < 0.05), semakin tinggi kadar Hb maka nilai VO2maks juga semakin meningkat dengan keeratan hubungan lemah yang dinyatakan dengan r = 0.282. 867 Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 1 Glukosa darah merupakan sumber energi utama yang akan dimetabolisme terlebih dahulu melalui daur metabolisme karbohidrat yang meliputi glikolisis yaitu pemecahan molekul glukosa menjadi dua asam piruvat. Glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa dari senyawa nonkarbohidrat. Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa, dan glukogenolisis yaitu perombakan glikogen menjadi glukosa yang nantinya akan masuk ke dalam metabolisme aerob yaitu siklus krebs dan fosforilasi oksidatif yang menghasilkan ATP dimana akan digunakan untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Nurhayati, dkk., 2011). ATP digunakan untuk melakukan aktivitas sehari hari dan berolah raga untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang dapat diukur dengan VO2 maks, diketahui rerata VO2 maks pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unissula sangat rendah dikarenakan pada penelitian menggunakan parameter atlet, dengan rata-rata 24.475. Mereka yang mempunyai VO2 maks tinggi adalah orang yang mempunyai tingkat kebugaran jasmani baik, sedangkan yang mempunyai VO2 maks rendah, adalah orang yang tingkat kebugaran jasmaninya rendah. Akibat dari ambilan VO2 maks yang menurun maka akan berpengaruh juga pada derajat kebugaran jasmani. Tabel 4.4. Kriteria VO2maks berdasarkan hasil uji jalan 6 menit Umur Sangat rendah Rendah Sedang Baik Sangat baik Superior 13-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60+ <35,0 <33,0 <31,5 <30,2 <26,1 <20,5 35,0-38,3 33,0-36,4 31,5-35,4 30,2-33,5 26,1-30,9 20,5-26,0 38,4-45,1 36,5-42,4 35,5-40,9 33,6-38,9 31,0-35,7 26,1-32,2 45,2-50,9 42,5-46,4 41,0-44,9 39,0-43,7 35,8-40,9 32,3-36,4 51,0-55,9 46,5-52,4 45,0-49,4 43,8-48,0 41,0-45,3 36,5-44,2 >55,9 >52,4 >49,4 >48,0 >45,3 >44 Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dengan judul pengaruh hormon insulin dan glukagon dalam perubahan metabolisme selama latihan, dimana diketahui bahwa latihan fisik adalah suatu rangsang yang berpengaruh nyata dalam pengaturan proses metabolisme transkripsional dimana selama latihan terdapat peningkatan serapan glukosa pada otot rangka sedangkan pada keadaan setelah latihan akan terjadi peningkatan kecepatan angka serapan glukosa dan kecepatan sintesa glikogen. Pada keadaan olahraga sel-sel otot menggunakan banyak glukosa dan bahan bakar nutrien lain yang biasanya digunakan untuk kontraksi otot. Glukosa dan asam lemak dibutuhkan sebagai bahan bakar metabolisme dengan jalur glikogenolisis dan glukoneogenesis dan menghasilkan ATP sehingga terjadi peningkatan pelepasan glukosa selama latihan fisik (Bawono, 2012). Pada penelitian dengan judul hubungan antara empat pilar pengelolaan diabetes mellitus dengan keberhasilan pengelolaan DM tipe 2, dapat disimpulkan bahwa aktifitas fisik intensitas sedang dengan durasi minimal tiga puluh menit, aktifitas fisik meningkatkan pembakaran sebagai produksi energi sehingga meningkatkan kebugaran kardiorespirasi. Peningkatan sensitivitas reseptor di jaringan perifer terhadap insulin sehingga glukosa update meningkat dan status glikemi membaik. Terdapat hubungan signifikan antara olahraga untuk peningkatan kebugaran kardiorespirasi dengan diabetes mellitus (Utomo, 2011) Namun tidak demikian dengan penelitian dengan judul hubungan tingkat pengetahuan penderita diabetes militus dengan keterkendalian gula darah di poliklinik RS perjan Dr. M. Djamil Padang pada hubungan tingkat pengetahuan tentang olahraga dengan keterkendalian kadar gula darah yang menunjukkan bahwa pada sampel dengan keterkendallian kadar gula darah puasa dan kadar gula darah dua jam post prandial yang buruk terdapat pada responeden yang tingkat pengetahuannya tinggi daripada responden yang tingkat pengetahuannya rendah. Hasil analisis bivarial diketahui bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang olahraga dengan keterendalian kadar gula darah puasa maupun kadar gula darah dua jam post prandial (Ismiati, 2007). Berikutnya pada uji pearson correlation diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara kadar hemoglobin dengan VO2 maks yang dinyatakan dengan p = 0.024 (p < 0.05), semakin tinggi kadar Hb maka nilai VO2maks juga semakin meningkat dengan keeratan hubungan lemah yang dinyatakan dengan r = 0.277. 868 Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 1 Proses penghantaran oksigen ke organ ataupun jaringan dipengaruhi oleh tiga faktor di antaranya faktor hemodinamik yaitu cardiac output dan distribusinya, kemampuan pengangkutan oksigen di darah yaitu konsentrasi hemoglobin, dan oxygen extraction yaitu perbedaan saturasi oksigen antara darah arteri dan vena. Kemampuan pengangkutan oksigen melalui hemoglobin memiliki andil yang lebih dibandingkan 2 faktor lainnya. Hemoglobin sebagai pengangkut oksigen merupakan faktor utama pembentukan energi dan konsumsi oksigen maksimum (VO2 maks), sebagian besar penurunan energi disebabkan oleh penurunan konsentrasi hemoglobin. Semakin rendah kadar hemoglobin, penurunan VO2 maks juga semakin besar (Ohira, 1981). Penelitian sebelumnya yang berjudul pengaruh senam aerobic terhadap kadar eritrosit dan hematokrit darah diketahui bahwa latihan fisik mampu merangsang komponen pembentuk eritrosit bekerja optimal, karena besarnya oksigen otot dalam latihan fisik dapat diduga tekanan oksigen darah arteri menjadi menurun tajam selama kegiatan latihan fisik dan tekanan karbon dioksida dalam darah vena meningkat jauh di atas normal (Guyton, 2007). Sehingga ikatan eritrosit-O2 cenderung lebih melemah dibandingkan ikatan eritrosit-CO2, dan sebagai balancing atas rusaknya eritrosit akibat laju darah saat latihan fisik, maka dilakukan kompensasi dengan peningkatan aktifitas eritropoetin dalam membentuk eritrosit. Berikutnya pada uji pearson correlation diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara kadar kholesterol dengan VO2 maks yang dinyatakan dengan p = 0.045 (p < 0.05), semakin tinggi kadar Hb maka nilai VO2maks juga semakin meningkat dengan keeratan hubungan lemah yang dinyatakan dengan r = - 0.281 yang berarti semakin tinggi kadar kolesterol maka nilai Vo2maks akan semakin rendah. Pada penelitian Kadar kolesterol total pada usia 2560 tahun didapatkan hasil Terdapat hubungan antara usia dan kadar kolesterol total dalam darah pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Porong. Dari 30 sampel didapatkan hasil rata-rata dengan umur 37,91 tahun mempunyai rata-rata kadar kolesterol total 231,90 mg/dl (Listiyana.L, 2012). Penelitian di atas Menunjukkan bahwa usia dapat mempengaruhi kadar kolesterol total seseorang. Pada usia yang semakin tua kadar kolesterol totalnya relatif lebih tinggi dari pada kadar kolesterol total pada usia muda, hal ini dikarenakan makin tua seseorang aktifitas reseptor LDL mungkin makin berkurang. Sel reseptor ini berfungsi sebagai hemostasis pengatur peredaran kolesterol dalam darah dan banyak terdapat dalam hati,kelenjar gonad dan kelenjar adrenal. Apabila sel reseptor ini terganggu maka kolesterol akan meningkat dalam sirkulasi darah (Heslet .L, 2007). Kelemahan dalam penelitian ini yang menyebabkan tingkat korelasi lemah adalah tidak adanya kontrol terhadap status antropometri seperti panjang tungkai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nury (2011), dinyatakan bahwa pada orang dewasa di temukan panjang jangkah rata-rata adalah 45.67 cm yang dipengaruhi oleh kondisi antropometri dan demografi sehingga dapat mempengaruhi jarak tempuh pada uji jalan 6 menit (Nury, 2011). Untuk mengendalikan status antropometri pada penelitian selanjutnya diharapkan dengan membuat rentang atau rata-rata panjang tungkai. Belum adanya standar VO2 maks untuk kriteria non-atlit pada penelitian ini, sehingga pada data ditemukan ratarata VO2 maks sangat rendah, kurangnya motivasi dan keseriusan dalam penelitian sehingga harus diberi motivasi oleh orang yang ahli dibidangnya. Pada sampel ini juga belum dilakukan kontrol terhadap konsumsi makanan yang mengandung zat besi sehingga hasil pemeriksaan Hemoglobin pada sampel yang mengkonsumsi zat besi kemungkinan lebih tinggi dari sampel yang tidak mengkonsumsi zat besi. KESIMPULAN Berdasarkan data penelitian tentang hubungan hemoglobin, kadar gula darah puasa dan kadar kolesterol total darah dengan VO2 maks pada mahasiswa usia 19-21 tahun dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara hemoglobin, kadar gula darah puasa dan kadar kholesterol dengan VO2maks melalui uji jalan 6 menit pada mahasiswa FK Unissula usia 19-21 tahun, rerata kadar hemoglobin pada mahasiswa usia 19-21 tahun adalah 15,gr%, rerata kadar gula darah puasa 94 m/dl dan rerata kadar kolesterol total darah 164,2 mg/dl, rerata VO2maks mahasiswa usia 19-21 tahun yang dinilai menggunakan uji jalan 6 menit adalah 24,48 ml/kg/menit. Kadar hemoglobin, kadar gula darah puasa dan kadar kholesterol total darah dan VO2 maks melalui uji jalan 6 menit pada mahasiswa FK unissula usia 19-21 tahun memiliki ke eratan hubungan lemah hemoglobin r = 0,277, untuk variabel kholesterol r = -0,281 dan untuk variabel gula darah puasa r = 0,282. 869 Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 1 Daftar Pustaka Adiputra, NI. et al., 2009, The work load of modern Baris Dance. J. Hum. Ergol , Edisi18, (5): 90-92. Bawono, M. N., 2012, Pengaruh Hormon Insulin dan Glukagon Dalam Perubahan Metabolisme Selama Latihan., dalam http://pelangiilmu.jurnal.unesa.ac.id/70_370/kontro l-hormon-insulin-dan-glukagon-dalam-perubahanmetabolisme-selama-latihan 1 februari 2013. Guyton, A. C., 2009. Buku Teks Fisiologi Kedokteran, 11, EGC, jakarta,882-945. Heslet, L., 1997, Kolesterol Yang Perlu Anda Ketahui, Jakarta: Kesaint Blanc Ismiati., 2007, Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Militus dengan Keterkendalian Gula Darah di Poliklinik RS Perjan Dr. M. Djamil Padang., dalam repository.unand.ac.id/16788/1/skripsi.pdf pada 16 Februari 2013. Madina, D.S. 2007, Nilai kapasitas vital paru dan hubungannya dengan karakteristik fisik pada atlet berbagai cabang olahraga. Bandung : Unpad. Nury N., Bachtiar A., Widjajalaksmi., 2011, Healthy Adults Maximum Oxygen Uptake Prediction From A Six Minute Walking Test, NEJM Journalttp://educate.ugm.ac.id/2154/1/ Nury N., Bachtiar A., Widjajalaksmi.pdf Ohira Y. 1981, Oxygen consumption and work capacity in iron-deficient anemic rats.J.Nutr;111:17-25 Rimmer, James, H., 1994, Status in Nepalese Medical Students. Nepal Med. Coll.J.l0 (l): 28-29., Fitness and Rehabilitation Programs for Special Population, WCB Brown and Bendmarck publisher. Subiono, S.H., 2011, Kondisi Fisik dan Prestasi belajar siswa. dalam http://journal.unnes.ac.id/1132/1/SetyoHadiSuiono. pdf. Di kutip tanggal 25 Oktober 2012. Utari, A., 2007, Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tingkat Kesergaran Jasmani pada Anak Usia 12-14 tahun. dalam http://eprints.undip.ac.id/Adhikarma_Uliyandari.pd f. Di kutip tanggal 12 juli 2012. Utomo, A. Y. S, 2011, Hubungan Antara 4 Pilar Pengelolaan Diabetes Melitus Dengan Keberhasilan Pengelolaan DM Tipe 2 Wearer LK, Honie S, Hopkins R, Chan KJ. Carboxyhemoglobin half life in carbonmonoxidepoisoned patient treated with 100% oxygen at atmospheric pressure. Chest 2000; 117:801-8. William, C.E.B. et al., 2008, Cardiorespiratory Fitness Predicts Changes in Adiposity in Overweight Hispanic Boys, Obesity (Silver Spring), Edisi16, (5): 1072 Nurhayati., Aji, E.D.,Fahmi., Solihat, N.N., Debora, N.P., Mintari N., Gilang, P., 2011, Proses Glikolisis, Glukoneogenesis dan Siklus Kreb Serta Pengendalianya.,Dalam :http://www.scribd.com/doc/69807631/GlikolisisSiklus-Krebs-dan-Glukoneogenesis 870