DASAR-DASAR P M - 10 RAVIK KASIDI 2010 Siklus Program Community Development (Budimanta dan Rudito, 2008) PPenilaian Program Tim CD (kriteria indikator) Perancangan Program Kelompok Masyarakat Mulai Identifikasi Program Kelompok Masyarakat, PEMDA, Tim CD Evaluasi Program Kelompok Masyarakat, PEMDA, Tim CD/Independent Diskusi Tim CD dengan unsur Stakeholder Proses Pembelajaran Kontinu antar Stakeholder SIKLUS PROGRAM CD Pemantauan Program Tim CD/Instansi Terkait Proyek/Program Selesai Persetujuan Program Tim CD/Lembaga Bentuk Baru Pelaksanaan/Implementasi Lapangan Evaluasi Program Community Development dan alasannya (Budimanta dan Rudito, 2008) Untuk melihat sampai dimana perkembangan yang kita capai Untuk menolong kita melihat sejauh mana pekerjaan yang telah kita lakukan dan jika kita membutuhkan perubahan maka pada bagian mana perubahan tersebut diperlukan Untuk mengukur perkembangan kita Untuk membantu kita membuat rancana yang lebih baik untuk masa depan Untuk dapat meningkatkan metode monitoring yang kita lakukan Untuk melihat dimana kekuatan kita dan dimana kelemahan pada kita Untuk mengkritik kita sendiri Untuk membuat pekerjaan kita lebih efektif Mengapa anda melakukan evaluasi Untuk mengumpulkan lebih banyak informasi Untuk melihat apakah pekerjaan yang kita lakukan merupakan pekerjaan pemborosan dengan perolehan hasil yang sedikit program Untuk membandingkan program yang kita buat dengan program lain yang sejenis Untuk dapat berbagi pengalaman Untuk melihat apakah tujuan yang kita capai sudah efektif atau belum Proses Evaluasi Program Community Development (Budimanta dan Rudito, 2008) MENETAPKAN KAPAN DAN BAGAIMANA EVALUASI DILAKSANAKAN MENYELEKSI SASARAN DAN METODE YANG AKAN DIGUNAKAN MENGGUNAKAN HASIL EVALUASI UNTUK MENINGKATKAN PROGRAM MELAKUKAN PERKIRAAN EVALUASI MELIHAT HASIL YANG DIBUAT Tiga Model (Pendekatan) Intervensi Komunitas Sumber : Rothman 1995; dalam : Rukminto Adi, 2001 Model A (Pengembangan Masyarakat Lokal) Model B (Perencanaan dan Kebijakan Sosial) Model C (Aksi Sosial) 1. Kategori tujuan tindakan terhadap masyarakat Kemandirian; pengem,bangan kapasitas dan pengintegrasian masyarakat (tujuan yang dititikberatkan pada proses = process goals ) Pemecahan masalah dengan memperhatikan masalah yang penting yang ada pada masyarakat (tujuan dititikberatkan pada tugas = task-goals ) Pergeseran (pengalihan)sumber daya dan relasi kekuasaan; perubahan institusi dasar (task ataupun process goals ) 2. Asumsi mengenai struktur komunitas dan kondisi permasalahannya Adanya anomie dan ‘kemurungan” dalam masyarakat; kesenjangan relasi dan kapasitas dalam memecahkan masalah secara demokratis; komunitas berbentuk tradisional statis. Masalah sosial yang sesungguhnya; kesehatan fisik dan mental, perumahan dan rekreasional. Populasi yang dirugikan; kesenjangan sosial, perampasan hak dan ketidakadilan. Lanjutan : Tiga Model (Pendekatan) Intervensi Komunitas Sumber : Rothman 1995; dalam : Rukminto Adi, 2001 Model A (Pengembangan Masyarakat Lokal) Model B (Perencanaan dan Kebijakan Sosial) Model C (Aksi Sosial) Kristalisasi dari isu dan pengorganisasian massa untuk menghadapi sasaran yang menjadi ‘musuh’ mereka. 3. Strategi perubahan pasar Pelibatan berbagai kelompok warga dalam menentukan dan memecahkan masalah mereka sendiri. Pengumpulan data yang terkait dengan masalah, dan memilih serta menentukan bentuk tindakan yang paling rasional. 4. Karakteristik taktik dan tehnik perubahan Konsensus; komunikasi antar kelompok dan kelompok kepentingan dalam masyarakat (komunitas); diskusi kelompok Konsensus atau konflik Konflik atau kontes; konfrontasi; aksi yang bersifat langsung’ negoisiasi. 5. Peran praktisi yang menonjol. Sebagai Enabler/katalis, koordinator; orang yang meng-’ajar’-kan keterampilan memecahkan masalah dan nilai-nilai etis. Pengumpul dan penganalisis data, pengimplementasi program , dan fasilitator. Aktivis, advokat; agotator, pialang, negosiator, partisan. Lanjutan : Tiga Model (Pendekatan) Intervensi Komunitas Sumber : Rothman 1995; dalam : Rukminto Adi, 2001 Model A (Pengembangan Masyarakat Lokal) Model B (Perencanaan dan Kebijakan Sosial) Model C (Aksi Sosial) 6. Media perubahan. Manipulasi kelompok kecil yang berorientasi pada terselesaikannya suatu tugas (small task oriented groups ) Manipulasi organisasi formal dan data yang tersedia. Manipulasi organisasi massa dan proses-proses politik. 7. Orientasi terhadap struktur kekuasaan. Anggota dari struktur kekuasaan bertindak sebagai kolaborator dalam suatu ‘ventura’ yang bersifat umum. Struktur kekuasaan sebagai ‘pemilik’ dan ‘sponsor’ (pendukung) Struktur kekuasaan sebagai sasaran eksternal dari tindakan yang dilakukan; mereka yang memberikan ‘tekanan’ harus dilawan dengan memberikan ‘tekanan’ balik. 8. Batasan definisi sistem klien dalam komunitas (konstituensi) Keseluruhan komunitas geografis. Keseluruhan komunitas Segmen dalam atau dapat pula suatu komunitas. segmen dalam komunitas (termasuk komunitas fungsional). Lanjutan : Tiga Model (Pendekatan) Intervensi Komunitas Sumber : Rothman 1995; dalam : Rukminto Adi, 2001 Model A (Pengembangan Masyarakat Lokal) Model B (Perencanaan dan Kebijakan Sosial) Model C (Aksi Sosial) Kepentingan umum atau permufakatan dari berbagai perbedaan. Permufakatan kepentingan atau konflik. Konflik kepentingan yang sulit dicapai kata mufakat; kelangkaan sumber daya. 10. Konsepsi mengenai populasi klien (konstituensi). Warga masyarakat. Konsumen (pengguna jasa). ‘Korban”. 11. Konsepsi mengenai peran klien. Partisipan pada proses interaksional pemecahan masalah. Konsumen atau resipien (penerima pelayanan). Employer, konstituen, anggota. 12. Pemanfaatan Pemberdayaan (Pemberdayaan digunakan untuk) Mengembangkan kapasitas komunitas untuk mengambil keputusan bersama; serta membangkitkan rasa percaya diri akan kemampuan masing-masing anggota masyarakat. Mencari tahu dari para pengguna jasa tentang layanan apa yang mereka butuhkan; serta memberitahu para pengguna jasa tentang pilihan jasa yang ada. Meraih kekuasaan objektif bagi mereka yang ‘tertindas’ agar dapat memlilih dan memutuskan cara yang tepat guna melakukan aksi; serta membangkitkan rasa percaya diri partisipan akan kemampuan mereka. 9. Asumsi mengenai kepentingan dari kelompok-kelompok di dalam suatu komunitas. Tahapan Proses Berpikir untuk Mengembangkan Aksi Kelompok (Rukminto Adi, 2001) Anggota Kelompok Tahap Pertama Community Worker (dengan mengajukan pertanyaan) Merasa tidak puas tetapi Masih bersikap pasif Menstimulasi masyarakat untuk berpikir mengapa mereka merasa tidak puas, dan apa yang menyebabkan ketidakpuasan mereka. Tahap Kedua Menjadi sadar terhadap kebutuhan mereka. Menstimulasi masyarakat untuk berpikir mengenai perubahan apa yang ingin mereka hasilkan untuk memenuhi kebutuhan mereka ? Lanjutan : Tahapan Proses Berpikir untuk Mengembangkan Aksi Kelompok (Rukminto Adi, 2001) Anggota Kelompok Tahap ke tiga Tahap Ke empat Menjadi sadar dan ingin melakukan perubahan pada hal-hal tertentu. Memilih apakah setuju, atau menentang, dengan usaha-usaha yang akan mereka kembangkan untuk memenuhi keinginan mereka. Community Worker (dengan mengajukan pertanyaan) Menstimulasi masyarakat untuk mempertimbangkan hal-hal apa yang harus mereka lakukan untuk menghasilkan suatu perubahan dengan melakukan aksi (tindakan) sendiri. Jika diperlukan, menstimulasi masyarakat untuk mempertimbangkan bagaimana cara yang terbaik untuk mengorganisir diri mereka sendiri, dalam rangka mencapai apa yang mereka inginkan. Tahapan Proses Berpikir untuk Mengembangkan Aksi Kelompok (Rukminto Adi, 2001) Lanjutan : Anggota Kelompok Tahap ke lima Tahap Ke enam Tahap Ke tujuh Merencanakan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana melaksanakannya ? Bertindak sesuai dengan rencana mereka Puas dengan hasil yang telah mereka capai ? Community Worker (dengan mengajukan pertanyaan) Menstimulasi masyarakat untuk mempertimbangkan dan memutuskan rincian apa yang mau dikerjakan, siapa yang mengerjakan, dan kapan serta bagaimana mereka akan mengerjakannya Menstimulasi masyarakat untuk berpikir kendala atau masalah apa yang belum terlihat yang nantinya dapat mempengaruhi kegiatan yang sedang mereka laksanakan (community worker mungkin tetap diperlukan untuk mendampingi masyarakat untuk kembali mengkaji lima tahapan sebelumnya, guna memecahkan permasalahan)