BAB I LATAR BELAKANG Laporan penelitian ini

advertisement
BAB I
LATAR BELAKANG
Laporan penelitian ini membahas tentang perencanaan bisnis pemasaran
produk alat kecantikan berupa rambut palsu merek “INDOWIG”. Perencanaan
bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal
yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan untuk mengevaluasi bisnis lebih
lanjut. Rangkaian analisis yang dilakukan dalam penelitian ini berguna mengetahui
kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan dengan baik maupun kelemahan
dan ancaman yang dapat diantisipasi dalam proses tumbuhnya perusahaan.
1.1.
Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan merupakan aspek yang harus di
perhatikan dalam menjalankan bisnis. Selain karena perusahaan menjual produk
kepada pihak eksternal (pelanggan), lingkungan eksternal juga dapat memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap produk dan kelangsungan bisnis. Lingkungan
eksternal dapat berupa analisis demografi, apakah memiliki potensi yang besar
sehingga dapat mendukung aktivitas bisnis tersebut. Dan juga dapat menganalisa
sosial dimana setiap daerah di Indonesia memiliki kebiasaan yang berbeda-beda.
1.1.1. Pemain Utama Dalam Industri
Pemain utama dalam industri penjualan rambut palsu mayoritas di jalankan
oleh toko-toko kecil yang memenuhi kebutuhan menengah ke bawah. Belum
dikelola dengan manajemen yang baik. Di Jakarta ada banyak toko atau gerai-gerai
yang menjual rambut palsu di kawasan Mangga Dua. Selain memenuhi kebutuhan
konsumen yang datang langsung ke toko, mereka juga melakukan penjualan kepada
1
para pemilik salon-salon yang ada di luar pulau jawa. Strategi pemasaran yang
digunakan lebih dengan mengandalkan pelanggan datang ke toko, memberikan
harga yang murah dengan mengesampingkan mutu dan tidak melakukan promosi
atau sosialisasi tentang rambut palsu.
Hanya ada satu merek saja yang memilih pasar menengah ke atas yaitu
merek “Scarlet”. Merek ini hadir dengan tampilan outlet yang lebih berkelas.
Menghadirkan kualitas produk yang baik dengan harga yang relatif tinggi.
Pelayanan yang ditawarkan oleh merek Scarlet ini cukup baik, dengan juga
menyediakan penata rambut di outlet nya yang memungkinkan para pelanggan
dapat melakukan modifikasi model rambut sesuai dengan keinginannya. Saat ini
Scarlet sudah memiliki satu gerai di daerah Jakarta dan baru memiliki web di tahun
2016 ini. Tetapi perusahaan ini hanya memilih segmen pasar menengah ke atas saja
dan tidak diiringi dengan tindakan promosi dan edukasi kepada masyarakat untuk
menanamkan mereknya dan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap
rambut palsu. Untuk analisis lebih mendalam dari pemain dalam industri ini akan
dibahas kembali pada bab strategi dan rencana.
1.1.2. Sasaran Utama
Pada saat ini belum ada perusahaan yang menyediakan rambut palsu dengan
kualitas bagus, manajemen merek dan edukasi yang tersusun rapi, harga terjangkau
dan pelayangan yang prima. Maka dari pada itu Indowig akan hadir dengan produk
yang berkualitas bagus dan harga terjangkau. Pasar kecantikan di Indonesia sangat
potensial. Jika dilihat struktur demografi yang ada di Indonesia, menurut sensus
penduduk tahun 2010 jumlah penduduk wanita sebanyak 117.043.232 jiwa atau
2
49,65% dari jumlah seluruh penduduk di Indonesia. Jika dikelompokkan kembali
66% penduduknya merupakan usia produktif, usia produktif inilah yang nantinya
akan lebih banyak menghabiskan uang yang dimiliki untuk keperluan penunjang
penampilan. Dari usia produktif tersebut, penduduk dengan keadaan ekonomi
menengah ke atas lebih diutamakan.
Dari penduduk wanita yang berada dalam usia produktif tersebut sasaran
utama yang dituju dari kegiatan ini dibagi menjadi dua kelompok prioritas. Prioritas
pertama adalah kelompok yang menggunakan rambut palsu untuk kepentingan
mode dan estetika dimana pelanggan yang dituju menggunakan rambut palsu untuk
mempercantik diri. Sedangkan untuk prioritas yang kedua adalah kelompok dengan
kebutuhan khusus. Prioritas kedua ini termasuk di dalamnya
a. Kelompok konsumen yang bertujuan untuk menutupi kekurangan
pada rambutnya seperti mengalami kebotakan dan tumbuhnya uban
dikepala.
b. Kelompok konsumen untuk kepentingan hobi. Terutama kelompok
konsumen yang memiliki hobi cosplay.
c. Kelompok konsumen dengan kebutuhan kesehatan. Di sini
konsumen yang dituju adalah mereka yang mengalami kebotakan
karena dampak dari proses pengobatan kemoterapi.
d. Kelompok konsumen untuk kebutuhan hiburan.
3
1.1.3. Karakteristik Demografi
Untuk menganalisa faktor demografi dapat dilihat dari hasil sensus
penduduk 2010. Yang menjadi target pasar dari produk ini adalah penduduk wanita
yang produktif yang dikelompokkan kembali menjadi dua prioritas seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya. Besaran jumlah penduduk wanita di Indonesia
memiliki komposisi yang hampir sama dengan penduduk pria. Dari hasil sensus
tersebut jumlah penduduk wanita sebanyak 49, 65% (117.043.232 jiwa). Jumlah
penduduk wanita yang tergolong besar tersebut adalah peluang besar juga untuk
industri produk alat kecantikan.
Gambar 1.1. Komposisi Penduduk Indonesia Berdasarkan Jenis Kelamin Sensus Penduduk 2010
Sumber: www.bps.go.id
Bonus demografi harus dijadikan perhatian untuk dimanfaatkan. Dengan
adanya bonus demografi maka terjadi peningkatan jumlah usia produktif yang
nantinya juga akan meningkatkan daya beli masyarakat. Bila dilihat dari sisi
demografi Indonesia, 66% penduduknya merupakan usia produktif sedangkan usia
tua mencapai 34%, hal ini mengimplikasikan bahwa akan terjadi kesempatan besar
bagi Indonesia, dimana usia produktif akan melebihi usia non produktif. Sebuah
4
negara dikatakan mengalami bonus demografi jika dua orang penduduk usia
produktif menanggung satu orang tidak produktif. Menurut perhitungan, Indonesia
sudah mengalami bonus demografi sejak tahun 2012, dan puncaknya akan terjadi
di tahun 2028-2030.
Ada dua pandangan dalam melihat batasan usia produktif penduduk.
Pandangan pertama adalah 15-59 tahun dan pandangan kedua adalah 15-64 tahun.
Kesepakatan secara internasional sekarang ini adalah untuk Negara berkembang
dipakai 15-59 tahun dan untuk Negara maju dipakai 15-64 tahun. Untuk Indonesia
seringkali memakai keduanya ada yang memakai ukuran 15-59 tahun dan ada yang
memakai 15-64 tahun. Di Indonesia sering memakai keduanya, yaitu usia 15-64
dan 15-59 dimana penggunaannya disesuaikan dengan program yang dimiliki oleh
pemerintah.
Gambar 1.2. Komposisi Penduduk Wanita Berdasarkan Umur Sensus Penduduk 2010
Sumber: www.bps.go.id
5
Dengan adanya usia produktif tersebut maka meningkat juga jumlah
angkatan kerja di Indonesia. Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam
usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
Sedangkan menurut Payaman (2001) secara praktis pengertian tenaga kerja
dan bukan tenaga kerja menurutnya hanya dibedakan oleh batas umur. Jadi yang
dimaksud dengan tenaga kerja yaitu individu yang sedang mencari atau sudah
melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa yang sudah memenuhi
persyaratan ataupun batasan usia yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang yang
bertujuan untuk memperoleh hasil atau upah untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Gambar 1.3. Komposisi Penduduk Wanita Berdasarkan Pulau Sensus Penduduk 2010
Sumber: www.bps.go.id
6
1.2.
Analisis Lingkungan Internal
1.2.1. Profil Perusahaan
CV. Beauty Indo merupakan perusahaan yang menjalankan bisnis dengan
melakukan kegiatan pemasaran produk rambut palsu bermerek INDOWIG. Belum
adanya perusahaan yang menyediakan produk rambut palsu yang berkualitas dan
harga yang relatif terjangkau dengan manajemen merek dan melakukan edukasi
kepada pelanggan di Indonesia membuat usaha yang dilakukan cukup menjanjikan
dalam menghadapi jumlah pelanggan potensial yang ada sekarang ini.
1.2.2. Status Kepemilikan
Status kepemilikan dari CV. Beauty Indo adalah kepemilikan pribadi bisnis
keluarga. Kepemilikan saham dipegang 100% perusahaan oleh keluarga. Semua
keputusan
yang
diambil
berdasarkan
musyawarah
keluarga.
Pada
perkembangannya tidak menutup kemungkinan kepada pihak luar untuk dapat
melakukan investasi dalam mengembangkan dan memasarkan produk rambut palsu
merek Indowig ini di daerah tertentu.
1.2.3. Rencana Pendirian Lokasi Perusahaan
Pada tahap awal perusahaan ini akan didirikan di wilayah kota Yogyakarta.
Alasan dari dipilihnya kota Yogyakarta adalah dengan mempertimbangkan jarak
dari pemasok barang dan agar lebih mudah dalam melakukan kontrol dari pemilik
modal. Hal tersebut tidak membatasi perusahaan untuk menjangkau pelanggan di
daerah lain dengan cepat. Untuk menjangkau pelanggan di luar Yogyakarta,
kegiatan pemasaran dengan menggunakan media sosial gencar dilakukan seiring
dengan meningkatnya tren penjualan di Indonesia. Tetapi dalam rencana jangka
7
panjangnya Indowig akan membangun beberapa toko di kota-kota besar di
Indonesia.
Gambar 1.4. Rencana Cabang Indowig
1.2.4. Sumber Daya dan Fasilitas
Semua kegiatan di cabang akan dikontrol dari kantor pusat oleh satu orang
manajer saja. Tetapi tidak menutup kemungkinan akan direkrut manajer baru untuk
membawahi beberapa cabang sesuai dengan perkembangannya. Untuk sebuah
cabang di suatu kota hanya memerlukan seorang supervisor saja dan beberapa staf
penjualan di toko. Sedangkan untuk yang mengurus penjualan online hanya terpusat
di kantor pusat saja yang nantinya akan terkoordinasi dengan cabang untuk
pendistribusian nya. Untuk setiap cabangnya diperlukan toko untuk melakukan
pemajangan produk, fasilitas komputer dan gudang penyimpanan produk.
Gambaran susunan organisasi secara garis besar adalah sebagai berikut
8
Gambar 1.5. Susunan Organisasi
1.3.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian analisis lingkungan eksternal dimana pemain utama
dalam industri ini mayoritas dijalankan oleh gerai-gerai kecil yang belum
dimanajemen dengan baik. Pemain ini lebih cenderung mengandalkan pelanggan
yang datang, tidak membangun merek tertentu dan mengandalkan strategi perang
harga. Di samping itu ada juga satu merek “Scarlet” yang memilih segmen pasar
yang sama dengan yang dipilih Indowig. Dari sisi demografi dapat juga dilihat
bagaimana industri kesempatan untuk industri ini sangat besar.
Dari analisis tersebut dapat dicermati bahwa terdapat peluang besar untuk
mendirikan perusahaan pemasaran produk rambut palsu di Indonesia. Untuk
mengelola kesempatan yang ada tersebut diperlukan sebuah rencana bisnis yang
lengkap sebagai pedoman, sehingga peluang tersebut dapat diwujudkan menjadi
bisnis yang nyata.
9
1.4.
Tujuan Penelitian
Tujuan studi ini adalah menyusun rencana bisnis bagi CV. Beauty Indo
sebagai pemegang merek dagang INDOWIG dalam menghadapi pandangan
sebagian besar masyarakat dan minimnya pengetahuan masyarakat terhadap rambut
palsu agar timbul pandangan positif dan kesadaran masyarakat terhadap manfaat
menggunakan rambut palsu sehingga ingin mencoba untuk menggunakannya
dengan menawarkan rambut palsu berkualitas tinggi dan mengikuti perkembangan
tren mode sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.
1.5.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan rencana pengembangan bisnis
pemasaran rambut palsu ini adalah:
a. Bagi pelaku bisnis/pengusaha dapat menjadi acuan dalam menjalankan
dan mengembangkan bisnis pemasaran produk rambut palsu sekaligus
dapat memprediksi masa depan dari bisnis ini.
b. Bagi investor dapat memberikan gambaran kelayakan usaha dan
proyeksi keuangan bisnis pemasaran produk rambut palsu.
c. Bagi akademisi dapat memberikan gambaran rencana bisnis pemasaran
produk rambut palsu yang lebih kompetitif.
10
1.6.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibagi dalam 5 bab dengan penjabaran
sebagai berikut
a. BAB I LATAR BELAKANG
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang mengapa penulis
memilih menyusun rencana bisnis pemasaran produk rambut palsu
dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi baik
eksternal maupun internal. Selain itu, pada bagian ini juga dipaparkan
mengenai rumusan masalah, tujuan penelitian serta manfaat yang dapat
dihasilkan dari penulisan laporan ini.
b. BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas landasan teori yang digunakan untuk
menjalankan rencana bisnis ini
c. BAB III METODE RISET
Pada bab ini memaparkan level analisis, sumber data, metode
pengumpulan data, dan teknik analisis data
d. BAB IV STRATEGI DAN RENCANA
Pada bab ini membahas pendekatan strategi dan rencana yang
dipilih oleh penulis. Pendekatan strategi dan rencana yang dipilih
penulis adalah fungsional dimana di dalamnya akan menguraikan
tentang visi, misi, tujuan, rencana pemasaran, rencana operasional,
rencana sumber daya manusia, rencana keuangan dan strategi keluar
yang digunakan.
11
e. BAB V RENCANA AKSI
Bab ini membahas mengenai tujuan dan sasaran pelaksanaan
perencanaan bisnis yang berkaitan dengan fungsi-fungsi yang terkait
dengan perusahaan.
12
Download