Sesi 12.indd

advertisement
X
kimia
TATA NAMA SENYAWA I
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1.
Memahami perbedaan antara senyawa biner dan poliatomik.
2.
Memahami tata nama senyawa biner yang berikatan ionik dan kovalen.
3.
Menuliskan rumus senyawa biner yang berikatan ionik dan kovalen.
Partikel-partikel materi tersusun atas atom dan molekul. Molekul adalah gabungan dua
atom atau lebih yang dapat membentuk molekul unsur atau molekul senyawa. Molekul unsur
adalah molekul yang tersusun atas atom-atom sejenis, seperti H2, N2, O2, P4, dan S8. Sementara
itu, molekul senyawa adalah molekul yang tersusun atas atom-atom yang berlainan jenis,
seperti CO2, SO3, PCl5, dan CCl4. Setiap molekul senyawa atau disebut sebagai senyawa saja
memiliki nama masing-masing. Pada sesi ini, kita akan mempelajari tata nama senyawanya.
Senyawa dibedakan menjadi dua, yaitu senyawa biner dan senyawa poliatomik. Senyawa
biner adalah senyawa yang tersusun atas dua jenis atom yang berbeda, seperti CO2, CCl4, SO3,
PCl5, dan SF6. Sementara itu, senyawa poliatomik adalah senyawa yang tersusun atas lebih dari
dua jenis atom yang berbeda, seperti CaCO3, BaSO4, dan KMnO4.
Penamaan senyawa kimia yang digunakan sekarang ini didasarkan pada aturan IUPAC
(International Union of Pure and Applied Chemistry). Berdasarkan aturan IUPAC, sebelum
menamai suatu senyawa, kita harus memperhatikan jenis ikatan kimia yang terdapat pada
senyawa tersebut, apakah berikatan ionik atau kovalen.
Kela
s
K-13
A. Tata Nama Senyawa Biner: Senyawa Ionik
Senyawa biner yang berikatan ionik tersusun atas unsur logam dan nonlogam. Aturan
tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur logam dan nonlogam adalah
sebagai berikut.
1.
Unsur Logam Golongan A dan Unsur Nonlogam
Unsur logam golongan A umumnya memiliki satu bilangan oksidasi. Oleh karena itu,
pada tata nama senyawanya, bilangan oksidasinya tidak perlu disebutkan. Tata nama
senyawa biner yang tersusun atas unsur logam golongan A dan unsur nonlogam adalah
dengan menyebutkan dahulu nama logam, kemudian diikuti nama nonlogam ditambah
akhiran ida.
Nama logam + Nama nonlogam + ida
Contoh:
NaCl = natrium klorida
Mg3N2 = magnesium nitrida
Al2S3 = aluminium sulfida
b.
Unsur Logam Golongan B dan Unsur Nonlogam
Unsur logam golongan B umumnya memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu. Oleh
karena itu, pada tata nama senyawanya, bilangan oksidasinya perlu disebutkan. Tata
nama senyawa biner yang tersusun atas unsur logam golongan B dan unsur nonlogam
hampir sama dengan sebelumnya, hanya saja bilangan oksidasinya ditulis di dalam kurung
dengan angka romawi setelah nama logam.
Nama logam (bahasa Indonesia) + Biloks logam + Nama nonlogam + ida
Contoh:
Fe2O3 = besi (III) oksida
CuS = tembaga (II) sulfida
MnF4 = mangan (IV) fluorida
Khusus untuk logam seng (Zn) dan perak (Ag), tidak perlu mencantumkan biloks.
Hal ini dikarenakan logam-logam tersebut hanya memiliki satu biloks, yaitu biloks Zn = +2
dan biloks Ag = +1.
2
Contoh:
ZnS = seng sulfida
AgI = perak iodida
Selain menggunakan aturan tata nama IUPAC (cara baru), senyawa ionik yang
tersusun atas logam golongan B juga memiliki tata nama jenis lain (cara lama). Tata nama
ini didasarkan pada biloks tinggi dan biloks rendah. Untuk biloks rendah, menggunakan
akhiran o dan untuk biloks tinggi menggunakan akhiran i. Nama-nama unsur pada tata
nama ini menggunakan nama latin, bukan nama inggris.
Fe2+
fero
Fe3+
feri
Cu+
cupro
Cu2+
cupri
Sn2+
stanno
Sn4+
stanni
Hg+
mercuro
Hg2+
mercuri
Contoh:
FeCl2 = fero klorida
Fe2O3 = feri oksida
CuS = cupri sulfida
SnO2 = stanni oksida
B.
Rumus Senyawa Biner: Senyawa Ionik
Penulisan rumus senyawa biner yang berikatan ionik dilakukan dengan menuliskan
dahulu unsur logam, kemudian diikuti dengan unsur nonlogam.
Contoh:
Berilium klorida = BeCl2
Tembaga (I) sulfida = Cu2S
Kalsium oksida = CaO
Mangan (IV) oksida = MnO2
Aluminium nitrida = AlN
Cupro sulfida = Cu2S
Magnesium fluorida = MgF2
3
C.
Tata Nama Senyawa Biner: Senyawa Kovalen
Senyawa biner yang berikatan kovalen tersusun atas unsur nonlogam dan unsur nonlogam.
Aturan tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur nonlogam dan nonlogam
adalah sebagai berikut.
1.
Tata nama dilakukan dengan menyebutkan dahulu nama unsur pertama, kemudian
diikuti nama unsur kedua ditambah akhiran ida.
Nama nonlogam 1 + Nama nonlogam 2 + ida
2.
Pada senyawa kovalen, jumlah unsur disebutkan dalam bahasa yunani, yaitu
sebagai berikut.
1 = mono
6 = heksa
2 = di
7 = hepta
3 = tri
8 = okta
4 = tetra
9 = nona
5 = penta 10 = deka
3.
Unsur pertama tidak perlu ditambahkan mono bila unsurnya hanya satu.
4.
Untuk senyawa yang terdapat unsur hidrogen (H), jumlah unsur baik dari unsur
pertama dan kedua tidak perlu disebutkan dengan awalan yunani.
5.
Senyawa-senyawa yang umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan tersebut, seperti
air, amonia, dan metana.
Contoh:
CO2 = karbon dioksida
SO3 = belerang trioksida/ sulfur trioksida
CCl4 = karbon tetraklorida
PBr5 = fosforus pentabromida
N2O3 = dinitrogen trioksida
Cl2O7 = diklor heptaoksida
Selain tata nama tersebut, ada tata nama alternatif khusus unsur N dan S. Perhatikan
formula berikut.
Nama nonlogam 1 + biloks nonlogam 1 + nama nonlogam 2 + ida
4
Contoh:
N2O = nitrogen (I) oksida
SO2 = belerang (IV) oksida
D. Rumus Senyawa Biner: Senyawa Kovalen
Penulisan rumus senyawa biner yang berikatan kovalen dilakukan dengan aturan berikut.
1.
Unsur yang elektronegativitasnya lebih kecil (biloks positif ) ditulis di depan, unsur
yang elektronegativitasnya lebih besar (biloks negatif ) ditulis di belakang.
2.
Khusus untuk senyawa yang terdiri atas C dan H, penulisan C di depan, sedangkan
H di belakang meskipun elektronegativitas H < C. Untuk senyawa yang terdiri dari N
dan H, penulisan N di depan, sedangkan H di belakarng meskipun elektronegativitas
H < N.
3.
Awalan yang ada pada unsur nonlogam menunjukkan jumlah atomnya.
Contoh:
Belerang heksafluorida = SF6
Karbon disulfida = CS2
Karbon monoksida = CO
Boron triklorida = BCl3
Fosforus pentaklorida = PCl5
Dinitrogen oksida = N2O
Dinitrogen pentaoksida = N2O5
Karbon tetrafluorida = CF4
Contoh Soal 1
Tentukan rumus senyawa berikut.
a.
Berilium klorida
f.
Cupro sulfida
b.
Kalsium oksida
g.
Stanni iodida
c.
Barium nitrida
h.
Karbon disulfida
d.
Tembaga (I) sulfida
i.
Boron triklorida
e.
Mangan ( IV ) oksida
j.
Karbon tetrafluorida
5
Pembahasan:
a.
Berilium klorida
Be2+ + 2Cl– → BeCl2
b.
Kalsium oksida
Ca2+ + O2– → CaO
c.
Barium nitrida
3Ba2+ + 2N3– → Ba3N2
d.
Tembaga (I) sulfida
2Cu+ + S2– → Cu2S
e.
Mangan (IV) oksida
Mn4+ + 2O2– → MnO2
f.
Cupro sulfida
2Cu+ + S2– → Cu2S
g.
Stanni iodida
Sn4+ + 4I– → SnI4
h.
Karbon disulfida = CS2
i.
Boron triklorida = BCl3
j.
Karbon tetrafluorida = CF4
Contoh Soal 2
Tentukan rumus senyawa dari persamaan reaksi berikut.
a.
Magnesium iodida + aluminium oksida → magnesium oksida + aluminium iodida
b.
Kalium sulfida + kalsium nitrida → kalium nitrida + kalsium sulfida
c.
Timbal (IV) oksida + zink fluorida → timbal (IV) fluorida + zink oksida
d.
Mangan (III) oksida + perak iodida → mangan (III) iodida + perak oksida
e.
Feri klorida + cupro sulfida → feri sulfida + cupro klorida
Pembahasan:
a.
b.
Magnesium iodida + aluminium oksida → magnesium oksida + aluminium iodida
MgI2
+
→
Al2O3
MgO
+
Kalium sulfida + kalsium nitrida → kalium nitrida + kalsium sulfida
K2S
+
Ca3N2 →
K3N 6
+
CaS
AlI3
c.
d.
e.
Timbal (IV) oksida + zink fluorida → timbal (IV) fluorida + zink oksida
PbO2
+
ZnF2
→
PbF4
+
ZnO
Mangan (III) oksida + perak iodida → mangan (III) iodida + perak oksida
Mn2O3
+
AgI
→
MnI3
Feri klorida + cupro sulfida → feri sulfida + cupro klorida
FeCl3
+
Cu2S
→
Fe2S3
7
+
CuCl
+
Ag2O
Download