hasyatillah - Repositori Tugas Akhir Universitas Maritim Raja Ali Haji

advertisement
PERAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI
KEPULAUAN RIAU DALAM MENINGKATKAN SARANA DAN
PRASARANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI DI WILAYAH
KEPULAUAN TERDEPAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN
2010-2015
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
ENJELLA
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA HAJI
TANJUNGPINANG
2015
1
PERAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI
KEPULAUAN RIAU DALAM MENINGKATKAN SARANA DAN
PRASARANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI DI WILAYAH
KEPULAUAN TERDEPAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2010-2015
Oleh : Enjella
ABSTRAK
Peran Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau Dalam
Meningkatkan Sarana dan Prasarana Jaringan Telekomunikasi di Wilayah
Kepulauan Terdepan Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015, adapun
gejala permasalahan yang dijumpai antaralain : Masih minimnya akses atau
Jaringan Telekomunikasi yang berupa signal siaran televisi, radio dan bahkan
telepon atau handphone yang ada di wilayah kepulauan terdepan di Provinsi
Kepulauan Riau. Besarnya biaya yang dikeluhkan oleh vendor atau penyedia
layanan Jaringan Telekomunikasi untuk pembuatan sistem Jaringan
Telekomunikasi dengan mendirikan tower telekomunikasi yang baru untuk di
setiap wilayah pulau terdepan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau serta biaya
pemeliharaan tower telekomunikasi yang mencapai dua kali lipat karena letak
wilayah kepulauan terdepan sangat jauh untuk dijangkau. Masih mimimnya
dukungan pemerintah daerah khususnya Kabupaten/Kotamadya untuk
pengembangan Lembaga Penyiaran Publik (TVRI dan RRI). Proses perizinan
untuk pendirian lembaga penyiaran yang dilakukan Pemerintah memakan waktu
lama, sedangkan disisi lain hampir 100% wilayah perbatasan di Kepri mendapat
tempaan media penyiaran asing secara free on air tanpa ijin dan bebas dari
pengawasan Pemerintah, khususnya siaran dari negara-negara tetangga.
Tujuan penelitian untuk mengetahui Peran Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Kepulauan Riau Dalam Meningkatkan Sarana dan Prasarana
Jaringan Telekomunikasi di Wilayah Kepulauan Terdepan di Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2010-2015.Jenis Penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi Penelitian
adalah di Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Kepulauan Riau. Informan
pada penelitian ini berjumlah 10 orang, dan menjadikan Sekretaris Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau sebagai informan kunci.
Kesimpulannya adalah Bahwa Bahwa Peran Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Kepulauan Riau Dalam Meningkatkan Sarana dan Prasarana
Jaringan Telekomunikasi di Wilayah Kepulauan Terdepan Di Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2010-2015 di dapati hasilnya secara umum dapat berjalan dengan
baik dan menunjukkan hasil yang dinginkan. Hal ini berdasarkan dari jawaban
yang di paparkan melalui hasil wawancara observasi atau pengamatan langsung
yang dilaksanakan oleh peneliti di lapangan sewaktu mengadakan penelitian ini.
Kata Kunci : Peran, Sarana, dan Prasarana Jaringan Telekomunikasi.
1
THE ROLE OF COMMUNICATIONS AND INFORMATION OFFICE OF
KEPULAUAN RIAU PROVINCE IN IMPROVING INFRASTRUCTURES
TELECOMMUNICATION NETWORKS IN LEADING ISLANDS REGION
IN KEPULAUAN RIAU PROVINCE 2010-2015
ABSTRACT
By : Enjella
The Role of Communications and Information Office of Kepulauan Riau
Province in Improving Infrastructures Telecommunication Networks in Leading
Islands Region in Kepulauan Riau Province 2010-2015, while the symptoms of the
problems encountered were: There is still a lack of access or Telecommunication
Network broadcast signal in the form of television, radio and even telephone or
mobile phone that is in Leading Islands Region in Kepulauan Riau Province. The
highest costs complained by the vendor or service provider of
Telecommunications Network for manufacturing Telecommunications Network
system by setting up a new telecommunications tower in every region of in
Leading Islands Region in Kepulauan Riau Province as well as the
telecommunications tower maintenance costs doubled because the location of the
Leading Islands were far away to be reached .There was minimum a local
government support especially regency / municipality for the development of
Public Broadcasting (TVRI and RRI). The licensing process for the establishment
of the Government of broadcasters who do take a long time, while the other hand
is almost 100% border areas in Kepulauan Riau got hammered foreign
broadcasting media are free on the air without permission and free from
government control, particularly broadcasts from neighboring countries.
The research use for to determine The Role of Communications and
Information Office of Kepulauan Riau Province in Improving Infrastructures
Telecommunication Networks in Leading Islands Region in Kepulauan Riau
Province 2010-2015.The type of research was descriptive qualitative. The
location research was in the Communications and Information Office of
Kepulauan Riau Province. Informants in this research amounted to 10 people,
and make the Secretary of Communications and Information Office of Kepulauan
Riau Province as key informants.
The conclusion was The Role of Communications and Information Office
of Kepulauan Riau Province in Improving Infrastructures Telecommunication
Networks in Leading Islands Region in Kepulauan Riau Province 2010-2015 in
the results generally find to run well and showed a chill. It is based on the
answers in the interview describe through observation or direct observation
carried out by researchers in the field when conducting this research.
Keywords: Role, Facilities, and Infrastructure Telecommunication Networks.
2
PERAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI
KEPULAUAN RIAU DALAM MENINGKATKAN SARANA DAN
PRASARANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI DI WILAYAH
KEPULAUAN TERDEPAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2010-2015
A. Latar Belakang
Provinsi Kepulauan Riau merupakan Provinsi ke-32 yang dibentuk pada tanggal
24 September 2002 berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002. Secara
de jure Provinsi Kepulauan Riau berdiri tahun 2002, akan tetapi secara de facto
operasional penyelenggaraan pemerintahan baru dimulai tanggal 1 Juli 2004.
Pengangkatan Gubernur Kepulauan Riau telah memasuki periode yang kedua
yang dilantik oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia
berdasarkan
Keputusan
Presiden
Nomor
83/P/2010
tanggal
30
Juli
2010.(http://www.kepriprov.go.id; di unduh 04 Agustus 2014.)
Secara Geografis wilayah Provinsi Kepulauan Riau terletak antara 0º 40’
Lintang Selatan dan 07º 19’ Lintang Utara serta antara 103º 3’ Bujur Timur
sampai dengan 110º 00’ Bujur Timur. Sebagai wilayah kepulauan, Provinsi
Kepulauan Riau memiliki karakteristik yang berbeda dengan wilayah lainnya, hal
ini dikarenakan sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan dan pulau-pulau
yang tersebar dari Selat Malaka sampai Laut Cina Selatan. Berdasarkan hasil
identifikasi Bakosurtanal tercatat 394 pulau sudah berpenghuni sedangkan 1.401
lainnya belum berpenghuni. (http://www.kepriprov.go.id; di unduh 04 Agustus
2014.)
Gugusan pulau-pulau besar dan kecil ini tersebar diseluruh wilayah Provinsi,
Kabupaten Lingga tercatat memiliki jumlah pulau terbanyak yaitu sebanyak 531
3
pulau dimana 455 pulau belum dihuni dan sebanyak 76 pulau sudah dihuni.
Sedangkan Kota Tanjungpinang memiliki jumlah pulau paling sedikit yaitu
sebanyak 9 pulau dimana 2 pulau sudah berpenghuni sedangkan sisanya belum
berpenghuni.
Beberapa pulau yang relatif besar diantaranya adalah Pulau Bintan dimana
Ibukota Provinsi berkedudukan di pulau ini tepatnya di Kota Tanjungpinang,
Pulau Batam yang merupakan Pusat Pengembangan Industri dan Perdagangan,
serta Pulau Rempang dan Galang (Barelang) yang merupakan kawasan perluasan
wilayah industri Batam. Pulau Karimun serta Pulau Kundur yang merupakan
pusat perekonomian hampir sebagian besar masyarakat Kabupaten Karimun,
Pulau Lingga di Kabupaten Lingga, Pulau Natuna serta gugusan Kepulauan
Anambas merupakan lokasi kegiatan pengembangan mega proyek gas alam cair.
Pulau terdepan/terluar merupakan suatu pulau yang memiliki letak strategis
yang berbatasan dan berhadapan langsung dengan negara lain tanpa terhalangi
oleh pulau-pulau lainnya. Pulau terdepan/terluar ini sangat sensitif dan dapat
terancam keberadaannya apabila kurang penanganan dan perhatian dari
pemerintah.Seperti halnya kasus Sipadan dan Ligitan, yang pada akhirnya lepas
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pulau terdepan/terluar ini merupakan
beranda depan negara dan keberadaanya sangat berpengaruh pada kedaulatan
NKRI, sehingga pulau-pulau tersebut sangat perlu untuk dikembangkan dan
dikelola dengan mempertimbangkan nilai-nilai strategis dan potensinya. Dalam
Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil
Terluar, pengelolaan pulau-pulau kecil terluar merupakan rangkaian kegiatan yang
4
dilakukan secara terpadu untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi
sumber daya pulau-pulau kecil terluar dari wilayah Republik Indonesia untuk
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengelolaan pulau-pulau kecil terluar tersebut bertujuan untuk (i) menjaga
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, keamanan nasional,
pertahanan negara dan bangsa serta menciptakan stabilitas kawasan, (ii)
memanfaatkan sumberdaya alam dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan,
(iii) memberdayakan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan.12
Perlunya pengembangan pulau terluar/terdepan ini selain yang telah dijelaskan
dalam Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005, namun juga untuk menjamin
kehidupan
berkelanjutan
yang dalam
hal
makronya
adalah
kehidupan
berkelanjutan bagi seluruh NKRI, dan dalam hal mikronya adalah kehidupan
berkelanjutan bagi masyarakat setempat (bagi pulau-pulau terdepan/terluar yang
berpenghuni). Pengembangan pulau-pulau terdepan/terluar ini dapat dilakukan
dengan berbagai pertimbangan seperti letak strategisnya, potensi sumber daya
alamnya, potensi sumber daya manusia, nilai-nilai kebudayaan, dan lain
sebagainya.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui Dinas Komunikasi dan
InformatikaProvinsi Kepulauan Riau dimana pada tahun 2010 yang lalu telah
mencanangkan pengembangan sistem Jaringan Telekomunikasi khususnya untuk
wilayah kepulauan terdepan seperti halnya pada Pulau Nipah yang berada di Kota
Batam dan berbatasan langsung dengan Negara Singapura, kemudian Pulau Laut,
5
Pulau Subi yang berbatasan langsung dengan Negara Vietnam dan beberapa pulau
kecil yang letaknya berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Kepri memiliki beberapa pulau-pulau yang berbatasan langsung dengan
negara lain maupun wilayah Indonesia itu sendiri. Saat ini dari data kita, ada 19
pulau terluar atau terdepan yang terseber di beberapa Kabupaten/kota di Provinsi
Kepri. Berikut 19 titik pulau terdepan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, 19
Pulau Terdepan di Kepri yaitu Pulau Iyu Kecil (kosong, luas 0,5 ha), Pulau
Karimun Kecil (12 KK, luas 8,10 ha), Pulau Nipah (sudah direklamasi 60ha),
Pulau Palempong ( 5 KK, Luas 1 ha),Pulau Batu Berhenti (luas 90 m2), Pulau
Nongsa (Kosong, luas 1 ha), Pulau Tokong Malang Biru (kosong, luas 1 ha),
Pulau Damar (kosong, luas 0,25 ha), Pulau Mangkai (kosong, Luas 30 ha), Pulau
Tokong Nanas (kosong, luas 1 ha), Pulau Tokong Berlayar (kosong, luas 1 ha)
Pulau Tokong Boro (kosong, luas 1 ha), Pulau Semiun (kosong, luas 8 ha), Pulau
Sebetul (kosong, luas 30 ha), Pulau Sekatung (kosong, 20 km2), Pulau Senoa
(berpenghuni, luas 50 ha), Pulau Subi (berpenghuni, luas 200km2), Pulau kepala
(kosong, luas 3 ha), Pulau Sentut (kosong, luas 3 ha).
Sarana dan prasarana memiliki peranan yang sangat pentingdalam mendukung
aktivitas ekonomi, sosial, budaya, sertameningkatkan kesatuan dan persatuan
bangsa. Melalui pembangunaninfrastruktur yang ditempuh dengan pembangunan
sumber
daya
air,transportasi,
perumahan
dan
permukiman,
energi
danketenagalistrikan serta jaringan komunikasi dan informatika,diharapkan
pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dapatdicapai dan daya saing
ekonomi nasional secara global dapat. Pembangunan sarana prasarana
6
telekomunikasi menjadi salah satu yang terpenting.Sarana dan prasarana
telekomunikasi adalah segala sesuatu yang memungkinkan dan mendukung
berfungsinya telekomunikasi.Sarana telekomunikasi meliputi sarana pemancaran
dan sarana transmisi untuk keperluan penyiaran. Sedangkan prasarana adalah
tower untuk mendukung telekomunikasi yang berjalan
Tentunya yang menjadi permasalahan pada umumnya adalah Jaringan
Telekomunikasi karena pada umumnya pulau-pulau kecil di wilayah terdepan
tersebut belum memiliki fasilitas sarana dan prasarana telekomunikasi yang
memadai baik berkaitan dengan masalah telekomunikasi berupa signal saluran
televisi, saluran radio, bahkan saluran komunikasi sehingga memerlukan adanya
tindak lanjut dan peran serta dari pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam
penyedian sarana dan prasana Jaringan Telekomunikasi tersebut agar masyarakat
yang berada di wilayah kepulauan terdepan tersebut dapat mengakses informasi
dan melakukan komunikasi dengan baik layaknya masyarakat yang berada di
wilayah perkotaan pada umumnya.
Dinas Daerah Provinsi merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi
dimpimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi. Dinas Daerah Provinsi
mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi dan dapat ditugaskan
untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan oleh
Pemerintah Pusat kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam rangka
dekonsentrasi.
Untuk
melaksanakan
kewengan
Provinsi
di
Daerah
Kabupaten/Kota, dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD)
7
provinsi
yangwilayah
kerjanya
meliputi
satu
atau
beberapa
Daerah
Kabupaten/Kota. UPTD tersebut merupakan bagian dari Dinas Daerah Provinsi.
Dinas
Daerah
Kabupaten/Kota
merupakan
unsur
pelaksana
Pemerintah
Kabupaten/Kota dimpimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas
Daerah
Kabupaten/Kota
mempunyai
tugas
melaksanakan
kewenangan
desentralisasi. Pada Dinas Daerah Kabupaten/Kota dapat dibentuk Unit Pelaksana
Teknis Dinas Daerah (UPTD) Kabupaten/Kota untuk melaksanakan sebagian
tugas Dinas yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.
Dinas Komunikasi dan Informatika merupakan salah satu instansi pemerintahan
yang bertugas membantu gubernur mengenai masalah komunikasi dan informasi
yang mana salah satu fungsinya adalah sebagai dinas yang bertugas
mempublikasikan kegiatan pemerintah Provinsi Kepulauan Riau serta pemberian
hak izin berdirinya suatu lembaga penyiaran baik media cetak maupun media
elektronik di Provinsi Kepulauan Riau baik yang berskala lokal maupun nasional.
Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Kepulauan Riau juga bertanggung
jawab atas pengelolaan informasi dalam lingkungan pemerintahan, dan salah satu
tugasnya adalah mengembangkan infrastruktur teknologi informasi komunikasi
(TIK) melalui pengembangan aplikasi, muatan layanan umum, serta pemanfaatan
jaringan informasi komunikasi untuk peningkatan pelayanan publik.
Adapun gejala-gejala permasalahan yang di temukan dilapangan mengenai
Peran Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau Dalam
Meningkatkan Sarana dan Prasarana Jaringan Telekomunikasi di Wilayah
8
Kepulauan Terdepan Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015 sebagai
berikut : Jaringan komunikasi di sekitar 19 pulau terdepan di Kepulauan Riau
(Kepri) masih sangat minim, karena itu perlu ditingkatkan. Jaringan komunikasi
yang terbatas dapat menghambat pembangunan dan pengamanan. Bahkan
perusahaan jasa komunikasi perlahan-lahan mulai membuka jaringan komunikasi
di kawasan perbatasan di Provinsi Kepulauan Riau. Tetapi hal itu belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, karena wilayah Provinsi Kepulauan
Riau cukup luas. Membangun jaringan komunikasi di Kepri yang 96 persen
perairan bukanlah hal yang mudah. Daya dukung prasarana dan sarana
komunikasi di wilayah perbatasan telah menyebabkan keterisolasian serta
rendahnya aksesbilitas dan mobilitas masyarakat. Hal ini semakin memperlebar
ketertinggalan dan kesenjangan sosial ekonomi dengan wilayah-wilayah sekitar.
(Asisten I Pemerintah Kepulauan Riau (Kepri) Reni Yusneli, di Tanjungpinang,
18 April 2013)
Dengan melihat gejala-gejala yang tersebut diatas, penulis tertarik melakukan
penelitian dengan mengambil judul penelitian sebagai berikut : “Peran Dinas
Komunikasi
dan
Informatika
Provinsi
Kepulauan
Riau
Dalam
Meningkatkan Sarana dan Prasarana Jaringan Telekomunikasi di Wilayah
Kepulauan Terdepan Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015”.
B. Landasan Teoritis
Dari permasalahan yang diangkat melalui suatu variablel pada
penelitian ini yang dimana ada variablel peranan, suatu peran sangat penting
dalam menggerakkan suatu organisasi. Apabila seseorang melaksanakan hak
9
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia melakukan suatu
peran. Setiap orang mempunyai macam macam peran yang berasal dari pola
pergaulan hidupnya, hal ini sekaligus berati bahwa peranan menentukan apa
yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan kesempatan
apa saja
yang diberikan masyarakat kepada dirinya. Pentingnya peranan adalah karna
ia mengatur
prilaku
seseorang
atau
kelompok
masyarakat. Hubungan
hubungan sosial yang ada didalam masyarakat merupakan hubungan antara
peranan peranan individu dalam masyarakat serta di atur oleh norma norma
yang berlaku di masyarakat.
Jadi peranan sangat penting didalam suatu organisasi, sebab peranan
merupakan suatu konsep prilaku yang dilakukan oleh seseorang dalam masyarakat
atau seorang pimpinan kepada bawahannya sesuai dengan norma-norma.Menurut
Ali (2002:464) menjelaskan: Peranan adalah perilaku yang berlangsung atau
tindakan yang berkaitan dengan kedudukan tertentu dalam sturuktur organisasi”.
Ditambahkan oleh Ali (2002:446) menjelaskan bahwa: ”Istilah peranan dipakai
untuk menunjukan gabungan pola-pola kebudayaan yang berkaitan dengan posisi
status tertentu. Peranan itu meliputi sikap, nilai, dan perilaku yang ditentukan
masyarakat kepada setiap dan semua orang yang menduduki jabatan tertentu”.
Seperti yang dikemukakan Soekanto (2006: 146) “Peranan merupakan aspek yang
dinamis dari kedudukan atas status” .
Menurut Kartono (2005:62-63) menyatakan bahwa Peranan adalah sebgai
berikut:
“Kemampuan dan keterampilan teknis serta sosial pemimpin dalam
menerapkan teori-teori kepemimpinan pada paraktek kehidupan serta
10
praktek organisasi, yaitu: melingkupi konsep-konsep pemikiran, perilaku
sehari-hari dan semua peralatan yang dipakai, dan yang termasuk dalam
kategori teknik kepemimpinan ini antara lain: etika profesi, kebutuhan dan
motivasi (manusia), dinamika kelompok, komunikasi, kemampuan
pengambilan keputusan , keterampilan diskusi dan lainnya”.
Dari permasalahan gejala yang diangkat melalaui satu variabel pada
penelitian ini yang dimana adalah variabel peranan, suatu peran sangat penting
dalam menggerakkan suatu organisasi untuk kepentingan masyarakat. Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,
maka ia menjalankan suatu peranan. Setiap orang mempunyai macam-macam
peran yang berasal dari pola pergaulan hidupnya. Hal ini sekaligus berarti bahwa
peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatankesempatan apa saja yang diberikan masyarakat kepada dirinya. Pentingnya
peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang atau kelompok masyarakat.
Hubungan-hubungan sosial yang ada didalam masyarakat merupakan hubungan
antara peranan-peranan individu dalam masyarakat serta diatur oleh norma-norma
yang berlaku didalam masyarakat.
Peranan yang melekat dalam diri seseorang harus dibedakan dengan posisi
dalam pergaulan masyarakat. Posisi seseorang dalam masyarakat merupakan
unsur status yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat.
Peranan banyak menunjukkan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu
proses. Lebih lanjut menurut Soekanto (2005:243) mengatakan peranan (role)
merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang menjalankan
hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu
peranan.Lebih lanjut Soekanto (2005:243) mengatakan bahwa “Peranan yang
11
melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan
kemasyarakatan.Posisi seseorang dalam masyarakat meruapakan unsur statis yang
menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat, peranan lebih banyak
menunjukan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses”. Selanjutnya
Soekanto (2005:243) mengatakan peranan mungkin mencakup tiga hal, yaitu:
1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan kemasyarakatan.
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.Ditambahkan oleh Ali (2002:446) menjelaskan bahwa
“Istilah peranan dipakai untuk menunjukan gabungan pola-pola kebudayaan yang
berkaitan dengan posisi status tertentu.Peranan itu meliputi sikap, nilai, dan
perilaku yang ditentukan masyarakat kepada setiap dan semua orang yang
menduduki jabatan tertentu”.Seperti yang dikemukakan Soekanto (2005:146)
“Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan atas status”.Peranan
merupakan dinamika dari status atau penggunaan dari hak dan kewajiban atau bisa
disebut sebagai status subjektif.
Menurut Narwoko dan Suyanto (2006:160) mengatakan peranan dapat
membimbing seseorang dalam berprilaku, karena fungsi peran sendiri adalah
sebagai berikut:
12
1. Memberi arah pada proses sosialisasi.
2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan
pengetahuan.
3. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat, dan
menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat
melestarikan kehidupan masyarakat.
Menurut Hendry Mintaberg (dalam J.Winardi 2004:22) membagi peranan
menjadi 3 bagian, yakni:
1. Peranan Antar Pribadi
a. Peranan sebagai tokoh (melasanakan kegiatan-kegiatan sosial
sebagai wakil organisasi yang bersangkutan);
b. Peranan sebagai pemimpin;
c. Peranan sebagai penghubung.
2. Peranan Informasional
a. Peranan sebagai pihak penerima;
b. Peranan sebagai jurubicara;
3. Peranan Keputusan
a. Peranan sebagai pihak yang mengalokasikan sumber-sumber
daya;
b. Peranan sebagai perantara.
Hal ini juga di dukung oleh pendapat Samsuddin (2006:293) yang
menyebutkan bahwa di dalam melaksanakan peranan kepemimpinan seseorang
harus mampu memimpin masyarakat untuk mencapai tujuannya dengan beberapa
hal meliputi :
a. Keinginan untuk menerima tanggung jawab, yaitu seorang pemimpin yang
menerima kewajiabn untuk mencapai suatu tujuan berarti bersedia
bertanggung jawab pada pimpinannya atas segala hal yang dilakukan
bawahannya.
b. Kemampuan untuk “perceptive”, yaitu kemampuan untuk mengamati atau
menemukan kenyataan dari suatu lingkungan.
c. Kemampuan untuk bersikap objektif, yaitu kemampuan untuk melihat suatu
pristiwa atau masalah secara rasional.
d. Kemampuan untuk menentukan prioritas yaitu, seorang pemimpin yang
pandai adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk memliki dan
menentukan hal yang penting dan hal yang tidak penting.
e. Kemampuan untuk berkomunikasi, yaitu kemampuan untuk memiliki dan
menerima informasi merupakan keharusan bagi pemimpin.
13
Beda antara peran dan peranan adalah, Peran memiliki fungsi mengatur
perilaku individu yang berhubungan dengan status sosialnya. Status sosial yang
berbeda menyebabkan terjadinya peran sosial yang berbeda pula. Peran sosial
adalah suatu tingkah laku yang diharapkan dari individu sesuai dengan status
sosial yang disandangnya, sehingga peran dapat berfungsi pula untuk mengatur
perilaku seseorang. Peran sosial pada seseorang dapat berbeda-beda ketika ia
menyandang status yang berbeda. Peran diatur oleh norma-norma yang berlaku.
Sedangkan peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan. Jika seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, ia telah
menjalankan suatu peranan. Persamaan antara kedudukan dan peranan adalah
untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan,dan
tidak ada kedudukan tanpa peranan. Pentingnya peranan adalah karena ia
mengatur perilaku seseorang. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan
perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya. Hubunganhubungan social yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antara
peranan-peranan individu dalam masyarakat. Peranan juga diatur oleh normanorma yang berlaku dalam masyarakat. Peranan yang melekat pada diri seseorang
harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan.
Dari definisi-definisi diatas, jika dikaitkan dengan Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Kepulauan Riau, maka disimpulkan bahwa peran organisasi
akan timbul apabila organisasi tersebut mempunyai suatu kedudukan atau jabatan
yang formal.
14
C. Hasil Penelitian
1.
Memberikan suatu arahan pada proses sosialisasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa adanya
sosialisasi secara berkelanjutan dari Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Kepulauan Riau tentang peran, tugas dan fungsi serta cakupan wilayah kerjapada
kenyataanya memang hal tersebut pernah dilakukan dan bahkan dapat
dikategorikan sering dilakukan oleh Dinas Informasi dan Komunikasi Provinsi
Kepulauan Riau baik di wilayah perkotaan dan bahkan di wilayah pulau terdepan
Provinsi Kepulauan Riau dalam bentuk himbauan secara tertulis dengan
menggunakan media spanduk atau papan reklame (baliho) tentang peran, tupoksi
dan cakupan wilayah kerja selain itu juga dalam bentuk iklan di media cetak dan
juga iklan di media elektronik seperti disiaran TV lokal milik Provinsi Kepulauan
Riau yakni KCS TV (Kepri Cyber School) dan diharapkan dengan adanya
sosialisasi baik secara langsung ataupun tidak langsung tersebut masyarakat
khususnya yang tinggal diwilayah terdepan dapat mengetahui dan memahami
tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan komunikasi dan informasi
yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.
2.
Pengetahuan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di lokasipenelitian mengenai
adanya peran-serta aktif masyarakat dalam pemanfaatan informasi edukatif,
mencerahkan dan memberdayakan masyarakatmemang hal tersebut pada
kenyataanya masih belum berjalan dengan maksimal peran dari masyarakat
terhadap pemanfaatan informasi yang ada pada konten layanan telekomunikasi
15
sehingga terkada ada sebagaian masyarakat yang merasa tertipu bahkan
terjerumus kedalam kegiatan yang sifatnya negatif sehingga memerlukan adanya
pengetahuan dan pemahaman tentang tata cara penggunaan dan pemanfaatan
informasi dari konten layanan telekomunikasi yang ada, dalam hal ini masyarakat
khususnya yang tinggal di wilayah pulau terdepan perlu juga diperhatikan agar
pemanfaatan jaringan telekomunikasi dapat berjalan dengan sebagaimana
mestinya.
3.
Dapat mempersatukan kelompok
adanya koordinasi antara Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Kepulauan Riau dengan Dinas Komunikasi dan Informatika di tingkat Kabupaten
atau Kota dalam menjalankan peran serta tugas dan fungsi hasilnya hampir
keseluruhan informan menyatakan bahwa hal tersebut memang pernah dan bahkan
sering dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan
Riau sehingga dalam pencapaian visi dan misi serta rencana strategis
pembangunan dari pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam rangka
memberdayakan masyarakat di wilayah pulau terdepan khususnya dalam hal
komunikasi dan informasi selain itu juga ada manfaat lain dari koordinasi yang
bersifat bottom up tersebut diantaranya adalah tidak ada pihak yang merasa
dilangkahi wewenangnya karena pihak satu dengan yang lain sudah berkoordinasi
terlebih dahulu dalam melaksanakan peran serta tugas dan fungsi nya masingmasing dan tentunya hal itu harus berdasarkan asas manfaat bagi masyarakat yang
ada di wilayah pulau terdepan khususnya.
16
D. Penutup
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dalam penelitian ini adalah : Bahwa
Peran Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau Dalam
Meningkatkan Sarana dan Prasarana Jaringan Telekomunikasi di Wilayah
Kepulauan Terdepan Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015telah berjalan
dengan baik.Hal ini dapat dilihat pada dimensi Memberikan suatu arahan pada
proses sosialisasi yang terdiri dari indikator adanya sosialisasi secara
berkelanjutan dari Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau
tentang peran, tugas dan fungsi serta cakupan wilayah kerja memang hal tersebut
telah dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan
Riau dengan sebagaimana mestinya.
2. Saran
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah dalam
rangka Peran Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau Dalam
Meningkatkan Sarana dan Prasarana Jaringan Telekomunikasi di Wilayah
Kepulauan Terdepan Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015secara lebih
optimal, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riauperlu
memperhatikan beberapa hal, seperti :
1. Diharapkan agar Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam hal ini Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau agar dapat
memberikan bimbingan secara teknis maupun non teknis kepada
masyarakat yang berada di wilayah pulau terdepan di Provinsi Kepulauan
17
Riau tentang pentingnya sarana dan prasaran telekomunikasi guna
memperlancar proses komunikasi dan informasi yang ada di wilayah pulau
terdepan tersebut.
2. Diharapkan kepada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Kepulauan Riau agar dapat melakukan sosialisasi dan himbauan secara
berkelanjutan tentang peran, tugas dan fungsi nya ke seluruh wilayah
Kabupaten atau Kota yang memiliki pulau terdepan agar masyarakat
diwilayah pulau terdepan tersebut mengerti dan memahami serta tidak
mudah terpengaruh oleh informasi yang mereka terima berdasarkan siaran
televisi, radio dan bahkan kartu telepon seluler dari negara tetangga.
3. Diharapkan kepada masyarakat yang ada di wilayah pulau terdepan dapat
berperan aktif dalam melakukan pengembangan jaringan telekomunikasi
yang ada di wilayah pulau terdepan dengan tidak menghambat atau
melakukan protes unjuk rasa ketika akan dibangun tower pemancar saluran
signal telekomunikasi, karena hal tersebut sudah melalui proses perizinan
dan pemeriksaan dan bahkan ketika tower tersbut sudah berdiri dan aktif
maka akan dilakukan pengawasan secara berkala guna menjamin
kelesamatan warga masyarakat sekitar baik dari efek radiasi yang di
timbulkan ataupun dari kemungkinan kerusakan kontruksi tower tersebut.
18
DAFTAR PUSTAKA
BUKU-BUKU :
Ali, hasyimi. A 2002. Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu SP. 2001. “Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah”.
Jakarta : Bumi Aksara.
Kartono, Kartini. 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: CV Rajawali.
Meuthia Ganie-Rochman. 2000. Dalam Artikel Berjudul “Good Governance :
Prinsip, Komponen dan Penerapannya”, yang dimuat dalam buku
HAM : Penyelenggaraan Negara Yang Baik & Masyarakat Warga,
Jakarta : Komnas HAM.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung.
Remaja Rosda Karya.
Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2006. Sosiologi: Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencana.
Ndraha, Taliziduhu.2003. Metodologi Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru)
jilid 1. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sadili, Samsuddin. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka
Setia.
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sugiono. 2005. Metode Penelitian Administratif. Bandung : Penerbit PT. Alfabeta.
Suyanto. 2006. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, Yogyakarta :
BPFE
Syafiie, Inu Kencana. 2004. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung : PT. Rafika
Aditama
Thoha, Miftah. 2007. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta
: PT RajaGrafindo Persada
Winardi. J. 2004. Prilaku Organisasi. Jakarta: PT.Prenanda Media.
19
DOKUMEN-DOKUMEN :
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Wilayah.
Peraturan Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Wilayah.
Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 27 Tahun 2009 tentang
Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Wilayah di Lingkungan
Provinsi Kepulauan Riau.
Dikutip dari artikel. 2000. “Dokumen Kebijakan UNDP : Tata Pemerintahan
Menunjang Pembangunan Manusia Berkelanjutan”, dalam buletin
informasi Program Kemitraan untuk Pembaharuan TataPemerintahan di
Indonesia.
Pedoman Teknik Penulisan Usulan Penelitian dan Skripsi Serta Ujian Sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang tahun 2011.
Website :http://www.kepriprov.go.id; diunduh pada tanggal 04 Agustus 2014.
Website : Wikipedia.com; di unduh pada tanggal 19 September 2014.
20
Download