PERAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KEPULAUAN RIAU DALAM MENINGKATKAN SARANA DAN PRASARANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI DI WILAYAH KEPULAUAN TERDEPAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010-2015 NASKAH PUBLIKASI Oleh : ENJELLA PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA HAJI TANJUNGPINANG 2015 1 PERAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KEPULAUAN RIAU DALAM MENINGKATKAN SARANA DAN PRASARANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI DI WILAYAH KEPULAUAN TERDEPAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010-2015 Oleh : Enjella ABSTRAK Peran Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau Dalam Meningkatkan Sarana dan Prasarana Jaringan Telekomunikasi di Wilayah Kepulauan Terdepan Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015, adapun gejala permasalahan yang dijumpai antaralain : Masih minimnya akses atau Jaringan Telekomunikasi yang berupa signal siaran televisi, radio dan bahkan telepon atau handphone yang ada di wilayah kepulauan terdepan di Provinsi Kepulauan Riau. Besarnya biaya yang dikeluhkan oleh vendor atau penyedia layanan Jaringan Telekomunikasi untuk pembuatan sistem Jaringan Telekomunikasi dengan mendirikan tower telekomunikasi yang baru untuk di setiap wilayah pulau terdepan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau serta biaya pemeliharaan tower telekomunikasi yang mencapai dua kali lipat karena letak wilayah kepulauan terdepan sangat jauh untuk dijangkau. Masih mimimnya dukungan pemerintah daerah khususnya Kabupaten/Kotamadya untuk pengembangan Lembaga Penyiaran Publik (TVRI dan RRI). Proses perizinan untuk pendirian lembaga penyiaran yang dilakukan Pemerintah memakan waktu lama, sedangkan disisi lain hampir 100% wilayah perbatasan di Kepri mendapat tempaan media penyiaran asing secara free on air tanpa ijin dan bebas dari pengawasan Pemerintah, khususnya siaran dari negara-negara tetangga. Tujuan penelitian untuk mengetahui Peran Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau Dalam Meningkatkan Sarana dan Prasarana Jaringan Telekomunikasi di Wilayah Kepulauan Terdepan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015.Jenis Penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi Penelitian adalah di Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Kepulauan Riau. Informan pada penelitian ini berjumlah 10 orang, dan menjadikan Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau sebagai informan kunci. Kesimpulannya adalah Bahwa Bahwa Peran Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau Dalam Meningkatkan Sarana dan Prasarana Jaringan Telekomunikasi di Wilayah Kepulauan Terdepan Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015 di dapati hasilnya secara umum dapat berjalan dengan baik dan menunjukkan hasil yang dinginkan. Hal ini berdasarkan dari jawaban yang di paparkan melalui hasil wawancara observasi atau pengamatan langsung yang dilaksanakan oleh peneliti di lapangan sewaktu mengadakan penelitian ini. Kata Kunci : Peran, Sarana, dan Prasarana Jaringan Telekomunikasi. 1 THE ROLE OF COMMUNICATIONS AND INFORMATION OFFICE OF KEPULAUAN RIAU PROVINCE IN IMPROVING INFRASTRUCTURES TELECOMMUNICATION NETWORKS IN LEADING ISLANDS REGION IN KEPULAUAN RIAU PROVINCE 2010-2015 ABSTRACT By : Enjella The Role of Communications and Information Office of Kepulauan Riau Province in Improving Infrastructures Telecommunication Networks in Leading Islands Region in Kepulauan Riau Province 2010-2015, while the symptoms of the problems encountered were: There is still a lack of access or Telecommunication Network broadcast signal in the form of television, radio and even telephone or mobile phone that is in Leading Islands Region in Kepulauan Riau Province. The highest costs complained by the vendor or service provider of Telecommunications Network for manufacturing Telecommunications Network system by setting up a new telecommunications tower in every region of in Leading Islands Region in Kepulauan Riau Province as well as the telecommunications tower maintenance costs doubled because the location of the Leading Islands were far away to be reached .There was minimum a local government support especially regency / municipality for the development of Public Broadcasting (TVRI and RRI). The licensing process for the establishment of the Government of broadcasters who do take a long time, while the other hand is almost 100% border areas in Kepulauan Riau got hammered foreign broadcasting media are free on the air without permission and free from government control, particularly broadcasts from neighboring countries. The research use for to determine The Role of Communications and Information Office of Kepulauan Riau Province in Improving Infrastructures Telecommunication Networks in Leading Islands Region in Kepulauan Riau Province 2010-2015.The type of research was descriptive qualitative. The location research was in the Communications and Information Office of Kepulauan Riau Province. Informants in this research amounted to 10 people, and make the Secretary of Communications and Information Office of Kepulauan Riau Province as key informants. The conclusion was The Role of Communications and Information Office of Kepulauan Riau Province in Improving Infrastructures Telecommunication Networks in Leading Islands Region in Kepulauan Riau Province 2010-2015 in the results generally find to run well and showed a chill. It is based on the answers in the interview describe through observation or direct observation carried out by researchers in the field when conducting this research. Keywords: Role, Facilities, and Infrastructure Telecommunication Networks. 2 PERAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KEPULAUAN RIAU DALAM MENINGKATKAN SARANA DAN PRASARANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI DI WILAYAH KEPULAUAN TERDEPAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010-2015 A. Latar Belakang Provinsi Kepulauan Riau merupakan Provinsi ke-32 yang dibentuk pada tanggal 24 September 2002 berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002. Secara de jure Provinsi Kepulauan Riau berdiri tahun 2002, akan tetapi secara de facto operasional penyelenggaraan pemerintahan baru dimulai tanggal 1 Juli 2004. Pengangkatan Gubernur Kepulauan Riau telah memasuki periode yang kedua yang dilantik oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 83/P/2010 tanggal 30 Juli 2010.(http://www.kepriprov.go.id; di unduh 04 Agustus 2014.) Secara Geografis wilayah Provinsi Kepulauan Riau terletak antara 0º 40’ Lintang Selatan dan 07º 19’ Lintang Utara serta antara 103º 3’ Bujur Timur sampai dengan 110º 00’ Bujur Timur. Sebagai wilayah kepulauan, Provinsi Kepulauan Riau memiliki karakteristik yang berbeda dengan wilayah lainnya, hal ini dikarenakan sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan dan pulau-pulau yang tersebar dari Selat Malaka sampai Laut Cina Selatan. Berdasarkan hasil identifikasi Bakosurtanal tercatat 394 pulau sudah berpenghuni sedangkan 1.401 lainnya belum berpenghuni. (http://www.kepriprov.go.id; di unduh 04 Agustus 2014.) Gugusan pulau-pulau besar dan kecil ini tersebar diseluruh wilayah Provinsi, Kabupaten Lingga tercatat memiliki jumlah pulau terbanyak yaitu sebanyak 531 3 pulau dimana 455 pulau belum dihuni dan sebanyak 76 pulau sudah dihuni. Sedangkan Kota Tanjungpinang memiliki jumlah pulau paling sedikit yaitu sebanyak 9 pulau dimana 2 pulau sudah berpenghuni sedangkan sisanya belum berpenghuni. Beberapa pulau yang relatif besar diantaranya adalah Pulau Bintan dimana Ibukota Provinsi berkedudukan di pulau ini tepatnya di Kota Tanjungpinang, Pulau Batam yang merupakan Pusat Pengembangan Industri dan Perdagangan, serta Pulau Rempang dan Galang (Barelang) yang merupakan kawasan perluasan wilayah industri Batam. Pulau Karimun serta Pulau Kundur yang merupakan pusat perekonomian hampir sebagian besar masyarakat Kabupaten Karimun, Pulau Lingga di Kabupaten Lingga, Pulau Natuna serta gugusan Kepulauan Anambas merupakan lokasi kegiatan pengembangan mega proyek gas alam cair. Pulau terdepan/terluar merupakan suatu pulau yang memiliki letak strategis yang berbatasan dan berhadapan langsung dengan negara lain tanpa terhalangi oleh pulau-pulau lainnya. Pulau terdepan/terluar ini sangat sensitif dan dapat terancam keberadaannya apabila kurang penanganan dan perhatian dari pemerintah.Seperti halnya kasus Sipadan dan Ligitan, yang pada akhirnya lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pulau terdepan/terluar ini merupakan beranda depan negara dan keberadaanya sangat berpengaruh pada kedaulatan NKRI, sehingga pulau-pulau tersebut sangat perlu untuk dikembangkan dan dikelola dengan mempertimbangkan nilai-nilai strategis dan potensinya. Dalam Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar, pengelolaan pulau-pulau kecil terluar merupakan rangkaian kegiatan yang 4 dilakukan secara terpadu untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi sumber daya pulau-pulau kecil terluar dari wilayah Republik Indonesia untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengelolaan pulau-pulau kecil terluar tersebut bertujuan untuk (i) menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, keamanan nasional, pertahanan negara dan bangsa serta menciptakan stabilitas kawasan, (ii) memanfaatkan sumberdaya alam dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan, (iii) memberdayakan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan.12 Perlunya pengembangan pulau terluar/terdepan ini selain yang telah dijelaskan dalam Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005, namun juga untuk menjamin kehidupan berkelanjutan yang dalam hal makronya adalah kehidupan berkelanjutan bagi seluruh NKRI, dan dalam hal mikronya adalah kehidupan berkelanjutan bagi masyarakat setempat (bagi pulau-pulau terdepan/terluar yang berpenghuni). Pengembangan pulau-pulau terdepan/terluar ini dapat dilakukan dengan berbagai pertimbangan seperti letak strategisnya, potensi sumber daya alamnya, potensi sumber daya manusia, nilai-nilai kebudayaan, dan lain sebagainya. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui Dinas Komunikasi dan InformatikaProvinsi Kepulauan Riau dimana pada tahun 2010 yang lalu telah mencanangkan pengembangan sistem Jaringan Telekomunikasi khususnya untuk wilayah kepulauan terdepan seperti halnya pada Pulau Nipah yang berada di Kota Batam dan berbatasan langsung dengan Negara Singapura, kemudian Pulau Laut, 5 Pulau Subi yang berbatasan langsung dengan Negara Vietnam dan beberapa pulau kecil yang letaknya berbatasan langsung dengan negara tetangga. Kepri memiliki beberapa pulau-pulau yang berbatasan langsung dengan negara lain maupun wilayah Indonesia itu sendiri. Saat ini dari data kita, ada 19 pulau terluar atau terdepan yang terseber di beberapa Kabupaten/kota di Provinsi Kepri. Berikut 19 titik pulau terdepan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, 19 Pulau Terdepan di Kepri yaitu Pulau Iyu Kecil (kosong, luas 0,5 ha), Pulau Karimun Kecil (12 KK, luas 8,10 ha), Pulau Nipah (sudah direklamasi 60ha), Pulau Palempong ( 5 KK, Luas 1 ha),Pulau Batu Berhenti (luas 90 m2), Pulau Nongsa (Kosong, luas 1 ha), Pulau Tokong Malang Biru (kosong, luas 1 ha), Pulau Damar (kosong, luas 0,25 ha), Pulau Mangkai (kosong, Luas 30 ha), Pulau Tokong Nanas (kosong, luas 1 ha), Pulau Tokong Berlayar (kosong, luas 1 ha) Pulau Tokong Boro (kosong, luas 1 ha), Pulau Semiun (kosong, luas 8 ha), Pulau Sebetul (kosong, luas 30 ha), Pulau Sekatung (kosong, 20 km2), Pulau Senoa (berpenghuni, luas 50 ha), Pulau Subi (berpenghuni, luas 200km2), Pulau kepala (kosong, luas 3 ha), Pulau Sentut (kosong, luas 3 ha). Sarana dan prasarana memiliki peranan yang sangat pentingdalam mendukung aktivitas ekonomi, sosial, budaya, sertameningkatkan kesatuan dan persatuan bangsa. Melalui pembangunaninfrastruktur yang ditempuh dengan pembangunan sumber daya air,transportasi, perumahan dan permukiman, energi danketenagalistrikan serta jaringan komunikasi dan informatika,diharapkan pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dapatdicapai dan daya saing ekonomi nasional secara global dapat. Pembangunan sarana prasarana 6 telekomunikasi menjadi salah satu yang terpenting.Sarana dan prasarana telekomunikasi adalah segala sesuatu yang memungkinkan dan mendukung berfungsinya telekomunikasi.Sarana telekomunikasi meliputi sarana pemancaran dan sarana transmisi untuk keperluan penyiaran. Sedangkan prasarana adalah tower untuk mendukung telekomunikasi yang berjalan Tentunya yang menjadi permasalahan pada umumnya adalah Jaringan Telekomunikasi karena pada umumnya pulau-pulau kecil di wilayah terdepan tersebut belum memiliki fasilitas sarana dan prasarana telekomunikasi yang memadai baik berkaitan dengan masalah telekomunikasi berupa signal saluran televisi, saluran radio, bahkan saluran komunikasi sehingga memerlukan adanya tindak lanjut dan peran serta dari pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam penyedian sarana dan prasana Jaringan Telekomunikasi tersebut agar masyarakat yang berada di wilayah kepulauan terdepan tersebut dapat mengakses informasi dan melakukan komunikasi dengan baik layaknya masyarakat yang berada di wilayah perkotaan pada umumnya. Dinas Daerah Provinsi merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi dimpimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi. Dinas Daerah Provinsi mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi dan dapat ditugaskan untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam rangka dekonsentrasi. Untuk melaksanakan kewengan Provinsi di Daerah Kabupaten/Kota, dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) 7 provinsi yangwilayah kerjanya meliputi satu atau beberapa Daerah Kabupaten/Kota. UPTD tersebut merupakan bagian dari Dinas Daerah Provinsi. Dinas Daerah Kabupaten/Kota merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten/Kota dimpimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Daerah Kabupaten/Kota mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi. Pada Dinas Daerah Kabupaten/Kota dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) Kabupaten/Kota untuk melaksanakan sebagian tugas Dinas yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan. Dinas Komunikasi dan Informatika merupakan salah satu instansi pemerintahan yang bertugas membantu gubernur mengenai masalah komunikasi dan informasi yang mana salah satu fungsinya adalah sebagai dinas yang bertugas mempublikasikan kegiatan pemerintah Provinsi Kepulauan Riau serta pemberian hak izin berdirinya suatu lembaga penyiaran baik media cetak maupun media elektronik di Provinsi Kepulauan Riau baik yang berskala lokal maupun nasional. Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Kepulauan Riau juga bertanggung jawab atas pengelolaan informasi dalam lingkungan pemerintahan, dan salah satu tugasnya adalah mengembangkan infrastruktur teknologi informasi komunikasi (TIK) melalui pengembangan aplikasi, muatan layanan umum, serta pemanfaatan jaringan informasi komunikasi untuk peningkatan pelayanan publik. Adapun gejala-gejala permasalahan yang di temukan dilapangan mengenai Peran Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau Dalam Meningkatkan Sarana dan Prasarana Jaringan Telekomunikasi di Wilayah 8 Kepulauan Terdepan Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015 sebagai berikut : Jaringan komunikasi di sekitar 19 pulau terdepan di Kepulauan Riau (Kepri) masih sangat minim, karena itu perlu ditingkatkan. Jaringan komunikasi yang terbatas dapat menghambat pembangunan dan pengamanan. Bahkan perusahaan jasa komunikasi perlahan-lahan mulai membuka jaringan komunikasi di kawasan perbatasan di Provinsi Kepulauan Riau. Tetapi hal itu belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, karena wilayah Provinsi Kepulauan Riau cukup luas. Membangun jaringan komunikasi di Kepri yang 96 persen perairan bukanlah hal yang mudah. Daya dukung prasarana dan sarana komunikasi di wilayah perbatasan telah menyebabkan keterisolasian serta rendahnya aksesbilitas dan mobilitas masyarakat. Hal ini semakin memperlebar ketertinggalan dan kesenjangan sosial ekonomi dengan wilayah-wilayah sekitar. (Asisten I Pemerintah Kepulauan Riau (Kepri) Reni Yusneli, di Tanjungpinang, 18 April 2013) Dengan melihat gejala-gejala yang tersebut diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul penelitian sebagai berikut : “Peran Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau Dalam Meningkatkan Sarana dan Prasarana Jaringan Telekomunikasi di Wilayah Kepulauan Terdepan Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015”. B. Landasan Teoritis Dari permasalahan yang diangkat melalui suatu variablel pada penelitian ini yang dimana ada variablel peranan, suatu peran sangat penting dalam menggerakkan suatu organisasi. Apabila seseorang melaksanakan hak 9 dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia melakukan suatu peran. Setiap orang mempunyai macam macam peran yang berasal dari pola pergaulan hidupnya, hal ini sekaligus berati bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan kesempatan apa saja yang diberikan masyarakat kepada dirinya. Pentingnya peranan adalah karna ia mengatur prilaku seseorang atau kelompok masyarakat. Hubungan hubungan sosial yang ada didalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan peranan individu dalam masyarakat serta di atur oleh norma norma yang berlaku di masyarakat. Jadi peranan sangat penting didalam suatu organisasi, sebab peranan merupakan suatu konsep prilaku yang dilakukan oleh seseorang dalam masyarakat atau seorang pimpinan kepada bawahannya sesuai dengan norma-norma.Menurut Ali (2002:464) menjelaskan: Peranan adalah perilaku yang berlangsung atau tindakan yang berkaitan dengan kedudukan tertentu dalam sturuktur organisasi”. Ditambahkan oleh Ali (2002:446) menjelaskan bahwa: ”Istilah peranan dipakai untuk menunjukan gabungan pola-pola kebudayaan yang berkaitan dengan posisi status tertentu. Peranan itu meliputi sikap, nilai, dan perilaku yang ditentukan masyarakat kepada setiap dan semua orang yang menduduki jabatan tertentu”. Seperti yang dikemukakan Soekanto (2006: 146) “Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan atas status” . Menurut Kartono (2005:62-63) menyatakan bahwa Peranan adalah sebgai berikut: “Kemampuan dan keterampilan teknis serta sosial pemimpin dalam menerapkan teori-teori kepemimpinan pada paraktek kehidupan serta 10 praktek organisasi, yaitu: melingkupi konsep-konsep pemikiran, perilaku sehari-hari dan semua peralatan yang dipakai, dan yang termasuk dalam kategori teknik kepemimpinan ini antara lain: etika profesi, kebutuhan dan motivasi (manusia), dinamika kelompok, komunikasi, kemampuan pengambilan keputusan , keterampilan diskusi dan lainnya”. Dari permasalahan gejala yang diangkat melalaui satu variabel pada penelitian ini yang dimana adalah variabel peranan, suatu peran sangat penting dalam menggerakkan suatu organisasi untuk kepentingan masyarakat. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Setiap orang mempunyai macam-macam peran yang berasal dari pola pergaulan hidupnya. Hal ini sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatankesempatan apa saja yang diberikan masyarakat kepada dirinya. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang atau kelompok masyarakat. Hubungan-hubungan sosial yang ada didalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat serta diatur oleh norma-norma yang berlaku didalam masyarakat. Peranan yang melekat dalam diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan masyarakat. Posisi seseorang dalam masyarakat merupakan unsur status yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan banyak menunjukkan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Lebih lanjut menurut Soekanto (2005:243) mengatakan peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan.Lebih lanjut Soekanto (2005:243) mengatakan bahwa “Peranan yang 11 melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan.Posisi seseorang dalam masyarakat meruapakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat, peranan lebih banyak menunjukan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses”. Selanjutnya Soekanto (2005:243) mengatakan peranan mungkin mencakup tiga hal, yaitu: 1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. 2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.Ditambahkan oleh Ali (2002:446) menjelaskan bahwa “Istilah peranan dipakai untuk menunjukan gabungan pola-pola kebudayaan yang berkaitan dengan posisi status tertentu.Peranan itu meliputi sikap, nilai, dan perilaku yang ditentukan masyarakat kepada setiap dan semua orang yang menduduki jabatan tertentu”.Seperti yang dikemukakan Soekanto (2005:146) “Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan atas status”.Peranan merupakan dinamika dari status atau penggunaan dari hak dan kewajiban atau bisa disebut sebagai status subjektif. Menurut Narwoko dan Suyanto (2006:160) mengatakan peranan dapat membimbing seseorang dalam berprilaku, karena fungsi peran sendiri adalah sebagai berikut: 12 1. Memberi arah pada proses sosialisasi. 2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan. 3. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat, dan menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat. Menurut Hendry Mintaberg (dalam J.Winardi 2004:22) membagi peranan menjadi 3 bagian, yakni: 1. Peranan Antar Pribadi a. Peranan sebagai tokoh (melasanakan kegiatan-kegiatan sosial sebagai wakil organisasi yang bersangkutan); b. Peranan sebagai pemimpin; c. Peranan sebagai penghubung. 2. Peranan Informasional a. Peranan sebagai pihak penerima; b. Peranan sebagai jurubicara; 3. Peranan Keputusan a. Peranan sebagai pihak yang mengalokasikan sumber-sumber daya; b. Peranan sebagai perantara. Hal ini juga di dukung oleh pendapat Samsuddin (2006:293) yang menyebutkan bahwa di dalam melaksanakan peranan kepemimpinan seseorang harus mampu memimpin masyarakat untuk mencapai tujuannya dengan beberapa hal meliputi : a. Keinginan untuk menerima tanggung jawab, yaitu seorang pemimpin yang menerima kewajiabn untuk mencapai suatu tujuan berarti bersedia bertanggung jawab pada pimpinannya atas segala hal yang dilakukan bawahannya. b. Kemampuan untuk “perceptive”, yaitu kemampuan untuk mengamati atau menemukan kenyataan dari suatu lingkungan. c. Kemampuan untuk bersikap objektif, yaitu kemampuan untuk melihat suatu pristiwa atau masalah secara rasional. d. Kemampuan untuk menentukan prioritas yaitu, seorang pemimpin yang pandai adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk memliki dan menentukan hal yang penting dan hal yang tidak penting. e. Kemampuan untuk berkomunikasi, yaitu kemampuan untuk memiliki dan menerima informasi merupakan keharusan bagi pemimpin. 13 Beda antara peran dan peranan adalah, Peran memiliki fungsi mengatur perilaku individu yang berhubungan dengan status sosialnya. Status sosial yang berbeda menyebabkan terjadinya peran sosial yang berbeda pula. Peran sosial adalah suatu tingkah laku yang diharapkan dari individu sesuai dengan status sosial yang disandangnya, sehingga peran dapat berfungsi pula untuk mengatur perilaku seseorang. Peran sosial pada seseorang dapat berbeda-beda ketika ia menyandang status yang berbeda. Peran diatur oleh norma-norma yang berlaku. Sedangkan peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan. Jika seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, ia telah menjalankan suatu peranan. Persamaan antara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan,dan tidak ada kedudukan tanpa peranan. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya. Hubunganhubungan social yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Peranan juga diatur oleh normanorma yang berlaku dalam masyarakat. Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Dari definisi-definisi diatas, jika dikaitkan dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau, maka disimpulkan bahwa peran organisasi akan timbul apabila organisasi tersebut mempunyai suatu kedudukan atau jabatan yang formal. 14 C. Hasil Penelitian 1. Memberikan suatu arahan pada proses sosialisasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa adanya sosialisasi secara berkelanjutan dari Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau tentang peran, tugas dan fungsi serta cakupan wilayah kerjapada kenyataanya memang hal tersebut pernah dilakukan dan bahkan dapat dikategorikan sering dilakukan oleh Dinas Informasi dan Komunikasi Provinsi Kepulauan Riau baik di wilayah perkotaan dan bahkan di wilayah pulau terdepan Provinsi Kepulauan Riau dalam bentuk himbauan secara tertulis dengan menggunakan media spanduk atau papan reklame (baliho) tentang peran, tupoksi dan cakupan wilayah kerja selain itu juga dalam bentuk iklan di media cetak dan juga iklan di media elektronik seperti disiaran TV lokal milik Provinsi Kepulauan Riau yakni KCS TV (Kepri Cyber School) dan diharapkan dengan adanya sosialisasi baik secara langsung ataupun tidak langsung tersebut masyarakat khususnya yang tinggal diwilayah terdepan dapat mengetahui dan memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan komunikasi dan informasi yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. 2. Pengetahuan Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di lokasipenelitian mengenai adanya peran-serta aktif masyarakat dalam pemanfaatan informasi edukatif, mencerahkan dan memberdayakan masyarakatmemang hal tersebut pada kenyataanya masih belum berjalan dengan maksimal peran dari masyarakat terhadap pemanfaatan informasi yang ada pada konten layanan telekomunikasi 15 sehingga terkada ada sebagaian masyarakat yang merasa tertipu bahkan terjerumus kedalam kegiatan yang sifatnya negatif sehingga memerlukan adanya pengetahuan dan pemahaman tentang tata cara penggunaan dan pemanfaatan informasi dari konten layanan telekomunikasi yang ada, dalam hal ini masyarakat khususnya yang tinggal di wilayah pulau terdepan perlu juga diperhatikan agar pemanfaatan jaringan telekomunikasi dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya. 3. Dapat mempersatukan kelompok adanya koordinasi antara Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau dengan Dinas Komunikasi dan Informatika di tingkat Kabupaten atau Kota dalam menjalankan peran serta tugas dan fungsi hasilnya hampir keseluruhan informan menyatakan bahwa hal tersebut memang pernah dan bahkan sering dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau sehingga dalam pencapaian visi dan misi serta rencana strategis pembangunan dari pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam rangka memberdayakan masyarakat di wilayah pulau terdepan khususnya dalam hal komunikasi dan informasi selain itu juga ada manfaat lain dari koordinasi yang bersifat bottom up tersebut diantaranya adalah tidak ada pihak yang merasa dilangkahi wewenangnya karena pihak satu dengan yang lain sudah berkoordinasi terlebih dahulu dalam melaksanakan peran serta tugas dan fungsi nya masingmasing dan tentunya hal itu harus berdasarkan asas manfaat bagi masyarakat yang ada di wilayah pulau terdepan khususnya. 16 D. Penutup 1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dalam penelitian ini adalah : Bahwa Peran Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau Dalam Meningkatkan Sarana dan Prasarana Jaringan Telekomunikasi di Wilayah Kepulauan Terdepan Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015telah berjalan dengan baik.Hal ini dapat dilihat pada dimensi Memberikan suatu arahan pada proses sosialisasi yang terdiri dari indikator adanya sosialisasi secara berkelanjutan dari Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau tentang peran, tugas dan fungsi serta cakupan wilayah kerja memang hal tersebut telah dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau dengan sebagaimana mestinya. 2. Saran Adapun saran-saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah dalam rangka Peran Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau Dalam Meningkatkan Sarana dan Prasarana Jaringan Telekomunikasi di Wilayah Kepulauan Terdepan Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015secara lebih optimal, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riauperlu memperhatikan beberapa hal, seperti : 1. Diharapkan agar Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam hal ini Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau agar dapat memberikan bimbingan secara teknis maupun non teknis kepada masyarakat yang berada di wilayah pulau terdepan di Provinsi Kepulauan 17 Riau tentang pentingnya sarana dan prasaran telekomunikasi guna memperlancar proses komunikasi dan informasi yang ada di wilayah pulau terdepan tersebut. 2. Diharapkan kepada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau agar dapat melakukan sosialisasi dan himbauan secara berkelanjutan tentang peran, tugas dan fungsi nya ke seluruh wilayah Kabupaten atau Kota yang memiliki pulau terdepan agar masyarakat diwilayah pulau terdepan tersebut mengerti dan memahami serta tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang mereka terima berdasarkan siaran televisi, radio dan bahkan kartu telepon seluler dari negara tetangga. 3. Diharapkan kepada masyarakat yang ada di wilayah pulau terdepan dapat berperan aktif dalam melakukan pengembangan jaringan telekomunikasi yang ada di wilayah pulau terdepan dengan tidak menghambat atau melakukan protes unjuk rasa ketika akan dibangun tower pemancar saluran signal telekomunikasi, karena hal tersebut sudah melalui proses perizinan dan pemeriksaan dan bahkan ketika tower tersbut sudah berdiri dan aktif maka akan dilakukan pengawasan secara berkala guna menjamin kelesamatan warga masyarakat sekitar baik dari efek radiasi yang di timbulkan ataupun dari kemungkinan kerusakan kontruksi tower tersebut. 18 DAFTAR PUSTAKA BUKU-BUKU : Ali, hasyimi. A 2002. Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara. Hasibuan, Malayu SP. 2001. “Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah”. Jakarta : Bumi Aksara. Kartono, Kartini. 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: CV Rajawali. Meuthia Ganie-Rochman. 2000. Dalam Artikel Berjudul “Good Governance : Prinsip, Komponen dan Penerapannya”, yang dimuat dalam buku HAM : Penyelenggaraan Negara Yang Baik & Masyarakat Warga, Jakarta : Komnas HAM. Moleong, Lexy J. 2004. Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung. Remaja Rosda Karya. Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2006. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana. Ndraha, Taliziduhu.2003. Metodologi Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru) jilid 1. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Sadili, Samsuddin. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia. Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiono. 2005. Metode Penelitian Administratif. Bandung : Penerbit PT. Alfabeta. Suyanto. 2006. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, Yogyakarta : BPFE Syafiie, Inu Kencana. 2004. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung : PT. Rafika Aditama Thoha, Miftah. 2007. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Winardi. J. 2004. Prilaku Organisasi. Jakarta: PT.Prenanda Media. 19 DOKUMEN-DOKUMEN : Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Wilayah. Peraturan Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Wilayah. Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 27 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Wilayah di Lingkungan Provinsi Kepulauan Riau. Dikutip dari artikel. 2000. “Dokumen Kebijakan UNDP : Tata Pemerintahan Menunjang Pembangunan Manusia Berkelanjutan”, dalam buletin informasi Program Kemitraan untuk Pembaharuan TataPemerintahan di Indonesia. Pedoman Teknik Penulisan Usulan Penelitian dan Skripsi Serta Ujian Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang tahun 2011. Website :http://www.kepriprov.go.id; diunduh pada tanggal 04 Agustus 2014. Website : Wikipedia.com; di unduh pada tanggal 19 September 2014. 20