1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan
jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan
karena Indonesia terletak di kawasan tropik yang mempunyai iklim yang stabil
dan secara geografi adalah Negara kepulauan yang terletak diantara dua benua
yaitu Asia dan Australia. Salah satu keanekaragaman hayati yang dapat
dibanggakan Indonesia adalah serangga dengan jumlah berkisar 400.000 jenis.
Kelimpahan fauna di Indonesia sendiri diantaranya memiliki kurang
lebih 4000 jenis ikan, 2000 jenis burung, serta 1000 jenis reptil dan amphibi.
Jika dibandingkan dengan jumlah serangga maka serangga merupakan fauna
yang berjumlah paling banyak diantara kelimpahan jumlah fauna lain, sehingga
serangga telah menjadi penentu keberadaan dan perkembangan ekosistem.1
Interaksi antara manusia dengan serangga sangat sering terjadi
khususnya dalam bidang pertanian baik itu hal yang menguntungkan bahkan hal
yang merugikan bagi manusia yang disebabkan oleh serangga itu sendiri,
sehingga pemanfaatan dan pengendalian serangga sering dilakukan oleh
manusia.
1
Shahabuddin, Purnama Hidayat, Woro Anggraitoningsih Noerdjito, Syafrida Manuwoto.
Penelitian Biodiversitas Serangga di Indonesia. ISSN: 1412-033X Volume 6, Nomor 2 April 2005,
h. 141-146.
1
2
Banyak hal yang sesungguhnya manusia memperoleh manfaat dari
kehadiran serangga khususnya dalam bidang pertanian, peranan serangga yang
menguntungkan tersebut antara lain adalah serangga sebagai penyerbuk
tanaman, serta ada pula serangga yang berperan sebagai predator dan parasit
pada beberapa jenis hama tanaman, dan ini sangat bermanfaat dalam hal
pengendalian hayati.
Serangga predator merupakan serangga yang bersifat memangsa jenis
serangga lainnya, sehingga apabila serangga predator dimanfaatkan, akan
menjadi pengendali hama yang alami tanpa menggunakan bahan kimia yang
tentunya semakin sering digunakan maka akan terakumulasi dan menjadi
pollutan pada tanah serta penggunaan pestisida secara langsung akan mengurangi
jenis dan jumlah fauna.2
Penggunaan bahan-bahan kimia seperti pestisida, herbisida dan pupuk
sintetis, telah mengakibatkan pencemaran lingkungan dan kerusakan pada suatu
ekosistem. Pertanian yang semula disebut dengan istilah Agriculture yaitu suatu
cara hidup yang mengutamakan timbal balik komunal dan kooperatif
berkembang menjadi Agribusiness yang lebih menekankan pada sistem
eksploitasi jangka pendek tanpa mempertimbangkan kerusakan lingkungan yang
terjadi.3
2
3
Agus Dharmawan, Ekologi Hewan, Malang : UM Press, 2005, h. 137.
Abu Naim, Studi Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Jeruk Organik Dan
Anorganik Di Kota Batu. Skripsi. UIN Malang. 2009. Hal. 1
3
Di balik keuntungan-keuntungan yang dimiliki serangga, serangga juga
menimbulkan kerugian, contohnya serangga hama yang menyebabkan kerusakan
pada tanaman yang dibudidayakan oleh manusia. Hal ini terjadi karena hampir
50% dari serangga adalah pemakan tumbuh-tumbuhan (Fitofagus), selebihnya
adalah pemakan serangga lain (Entomofagus) dan serangga pemakan bahanbahan sisa (Saprofagus).4
Luas serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) pada 11 Komoditi
tanaman penting tahun 2008 mencapai 1.499.686 ha. Jumlah itu meningkat pesat
ketimbang 2007, yakni 1.129.086 ha. Hal ini disebabkan karena serangga
memiliki kemampuan bereproduksi lebih besar dalam waktu singkat serta
memiliki keragaman genetik yang lebih besar.5
Bagian-bagian tanaman yang umumnya dimanfaatkan oleh serangga
adalah daun, tangkai, ranting maupun batang juga nekstar bunga dan cairan
batang, selain sebagai mikrohabitat dari masing-masing jenis serangga bagianbagian tanaman dapat dimanfaatkan sebagai tempat berlindung serta sebagai
tempat berkembang biak.6
4
Jumar, Entomologi Pertanian, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, h. 4-5.
5
Bambang Irmawan, Trubus Info Kit, Hama & Penyakit Tanaman Vol. 09. Depok.
6
Jumar, Entomologi Pertanian, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, h. 4-5.
4
Fungsi lain dari serangga yaitu sebagai bioindikator sebagaimana
serangga aquatik selama ini paling banyak digunakan untuk mengetahui kondisi
pencemaran air pada suatu daerah. Tidak adanya serangga Ephemeroptera
menandakan lingkungan tersebut telah tercemar.7
Keseimbangan ekologi berupa jaring-jaring makanan yang lengkap
dalam ekosistem telah diatur oleh Allah sedemikian rupa, sebagaimana
disebutkan dalam ayat Al-Qur’an dalam surah Al Mulk ayat 3 :






 






    
 
Artinya :
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekalikali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu
yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu
Lihat sesuatu yang tidak seimbang”.8
Ayat di atas memberi petunjuk bahwa sesungguhnya dibalik penciptaan
makhluk-makhluk yang ada di muka bumi ini terdapat manfaatnya. Berbagai jenis
serangga telah diciptakan oleh Allah SWT. baik yang menguntungkan maupun yang
merugikan.9
7
Akhmad Rizali, Damayanti Buchori, Hermanu Triwidodo. Keanekaragaman Serangga
pada Lahan Persawahan-Tepian Hutan : Indikator untuk Kesehatan Lingkungan. ISSN 0854-8587, Vol.
9, No. 2. Juni 2002.
8
9
Mohamad Taufiq. Qur’an in Word versi 1.3
Abu Naim, Studi Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Jeruk Organik Dan
Anorganik Di Kota Batu. Skripsi. UIN Malang. 2009. Hal. 3
5
Ekosistem pertanian atau agroekosistem merupakan salah satu bentuk
ekosistem binaan manusia yang pengembangan serta pemanfaatannya bertujuan
menghasilkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan manusia, dalam hal
konsumsi dan bentuk pemanfaatan pangan untuk kepentingan manusia.10
Ciri agroekosistem dibentuk oleh komponen populasi tanaman pertanian
yang seragam, komunitas gulma, komunitas hewan (termasuk serangga),
komunitas mikrobiotik, dan lingkungan fisik yang semuanya saling berinteraksi.
Umumnya agroekosistem memiliki keragaman spesies yang rendah yang hanya
memiliki keseragaman genetik yang sama.11
Kalampangan merupakan wilayah agroekosistem terbesar di Kota
Palangka Raya, produk pertanian yang dikembangkan adalah tanaman
hortikultura, tanaman palawija dan pengembangan peternakan seperti ternak
sapi, kambing dan ayam pedaging, sehingga hasil dari aktifitas pertanian dapat
memenuhi kebutuhan pangan khususnya kebutuhan pangan regional di kota
Palangka Raya.12
Kelurahan Kalampangan terletak di kecamatan Sebangau kota Palangka
Raya, yang merupakan 80% penghasil komoditas sayuran di kota Palangka
Raya. Adapun komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan adalah jenis
tanaman hortikultura dan palawija lainnya.13
10
Kasumbugo Untung, Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu, Yogyakarta : UGM Press,
2006, h. 52.
11
Mochamad Hadi, Udi Tarwotjo, Rully Rahardian, Biologi Insekta Entomologi.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. Hal 149 - 150
12
Anang Firmansyah, Tabloid Sinar Tani, edisi 30 Juli 2008.
13
Tim, Rekapitulasi Sumber Daya Pertanian, Bappeda Kota Palangka raya, 2011
6
Agroekosistem atau lahan pertanian dalam hal pengembangannya tentu
saja memiliki permasalahan yang menjadi pokok perhatian para petani, terutama
adalah permasalahan serangga khususnya serangga hama yang menjadi
permasalahan dalam pengelolaan lahan agroekosistem.
Berdasarkan hasil penelitian Akhmad Rizali (2000)14, Serangga yang
ditemukan pada daerah persawahan desa Malasari Kabupaten Bogor terdiri atas
16 ordo, diantaranya ordo Hemiptera (9 familia), ordo Orthoptera (2 familia),
ordo Coleoptera (15 familia), ordo Homoptera (7 familia), ordo Psocoptera (2
familia), ordo Neuroptera (1 familia), ordo Isoptera (1 familia), ordo
Ephemeroptera (3 familia), ordo Thysanoptera (2 familia), ordo Hymenoptera
(21 familia), ordo Trichoptera (12 famila), ordo Lepidoptera (7 familia), ordo
Blattaria (2 familia), ordo Odonata (1 familia), ordo Dermaptera (2 familia) dan
ordo Diptera (23 familia).
Ordo – ordo serangga yang ditemukan umumnya adalah ordo Diptera
merupakan ordo serangga yang bersifat fitofagus atau pemakan tanaman,
keberadaan ordo Diptera memang disebabkan oleh keadaan lingkungan yang
mendukung, yaitu tersedianya banyak tanaman sebagai bahan makanan dari
Diptera, keberadaan serangga ordo Diptera pasti selalu diiringi oleh keberadaan
serangga ordo Hymenoptera, karena serangga ordo Hymenoptera merupakan
musuh alami bagi serangga Diptera.15
14
Akhmad Rizali, Keragaman Serangga dan Peranannya Pada Daerah Persawahan Di
Taman Nasional Gunung Halimun Desa Malasari Kabupaten Bogor Jawa Barat, Skripsi, Bogor :
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian IPB, 2000.
15
Ibid., h. 9
7
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti ingin mengetahui
ordo serangga apa saja yang terdapat pada lahan agroekosistem Kelurahan
Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya, maka penulis
mengadakan penelitian dengan judul “Keanekaragaman Ordo Serangga
Wilayah Agroekosistem Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau
Kota Palangka Raya”.
B. Batasan Masalah
Beberapa batasan masalah yang dikemukakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengambilan sampel dilakukan pada wilayah agroekosistem Kelurahan
Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya khususnya pada
lahan pertanian kelompok tani Sumber Makmur.
2. Penelitian ini hanya terbatas pada serangga yang berhasil dijebak dan
diidentifikasi selama masa penelitian.
3. Pengumpulan serangga dilakukan dengan cara memasang alat perangkap
jebak Pitfall trap, Yellowstick trap, dan Light trap.
4. Penjebakan serangga dilakukan dari pukul 08.00 pagi hingga 21.00 malam.
5. Identifikasi
serangga
dilakukan
dengan
pengamatan
langsung
dan
pengamatan mikroskop, kemudian dicocokkan morfologinya dengan pustaka
yang sesuai dan klasifikasi dilakukan sampai tingkat Ordo.
8
6. Lahan yang digunakan dalam penelitian sebatas enam jenis tanaman yaitu,
tanaman jagung, tanaman kangkung, tanaman bayam, tanaman pare,
tanaman daun bawang dan tanaman rambutan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa
pokok permasalahan yang berkenaan dengan identifikasi ordo serangga pada
lahan agroekosistem Kelurahan Kalampangan sebagaimana berikut :
1. Ordo serangga apa saja yang terdapat pada wilayah agroekosistem Kelurahan
Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya ?
2. Ordo serangga apa saja yang terdapat pada setiap jenis tanaman di wilayah
agroekosistem
Kelurahan
Kalampangan
Kecamatan
Sebangau
Kota
Palangka Raya ?
3. Ordo serangga apa saja yang mendominasi pada wilayah agroekosistem
Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya ?
9
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan pada lahan agroekosistem Kelurahan
Kalampangan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ordo serangga yang terdapat pada lahan agroekosistem
Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya.
2. Untuk mengetahui ordo serangga yang terdapat pada setiap jenis tanaman di
wilayah agroekosistem Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota
Palangka Raya.
3. Untuk
mengetahui
agroekosistem
ordo
Kelurahan
serangga
yang
Kalampangan
mendominasi
Kecamatan
pada
lahan
Sebangau
Kota
Palangka Raya.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat dalam memberikan informasi serta gambaran
tentang jenis serangga yang terdapat pada lahan agroekosistem Kelurahan
Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya sehingga dapat
menjadi terapan tepat guna dalam mengatasi masalah-masalah yang disebabkan
oleh serangga.
Selanjutnya dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam hal-hal
yang berkenaan dengan pendidikan serta pengelolaan pertanian sebagai berikut:
1. Bagi pendidikan dan pengajaran
a. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat digunakan sebagai sumber
informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
10
b. Sebagai alternatif topik praktikum pada mata kuliah ekologi hewan,
ekologi serangga, dan ekologi tanah.
2. Bagi pihak pengelola pertanian
a. Membantu penyediaan data tentang jenis serangga sebagai referensi bagi
pihak pengelola pertanian Kelurahan Kalampangan.
b. Sebagai
bahan
informasi
bagi
pihak
pengelola
dalam
upaya
mempertahankan kelestarian serangga.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan penafsiran dalam penelitian ini,
dikemukakan beberapa istilah, yaitu :
1. Identifikasi adalah penyelidikan terhadap suatu benda baik benda hidup atau
benda mati untuk mengetahui nama ilmiah serta kedudukan dalam
klasifikasi.
2. Serangga merupakan hewan yang termasuk dalam filum Arthopoda yang
berukuran kecil hingga sedang serta ada yang memiliki sayap dan tidak
memiliki sayap, kakinya beruas-ruas, bernapas dengan pembuluh napas,
tubuh, dan kepalanya berkulit keras, serangga terdapat pada hampir setiap
jenis ekosistem.
3. Lahan adalah suatu kawasan atau tempat yang dijadikan sebagai media untuk
pemeliharaan serta pengelolaan terhadap sesuatu yang ingin dikembangkan
4. Agroekosistem adalah suatu ekosistem yang dibuat dan dikelola untuk
memenuhi kebutuhan manusia, umumnya merupakan ekosistem pertanian.
Download