APA ITU PENYANDANG CACAT? - Simponi MDP

advertisement
Oleh :
Andri Wijaya, S.Pd., S.Psi., M.T.I.
Program Studi Sistem Informasi
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
Global Informatika Multi Data Palembang
MENGAPA PEKERJA WANITA
MENJADI PERHATIAN
 Jumlah pekerja perempuan sudah banyak, disatu
sisi banyak yg sudah sejajar dengan laki-laki, di sisi
lain masih banyak yang mengalami diskriminasi
bekerja pada bidang pekerjaan yang kurang
penting. Pekerja perempuan banyak menghadapi
masalah.
2
BENTUK-BENTUK DISKRIMINASI
TERHADAP TENAGA KERJA WANITA
 Diskriminasi upah (tunjangan)
 Diskriminasi
diberikan
terhadap
jenis
pekerjaan
yang
 Diskriminasi usia kerja/pensiun
 Diskriminasi perlindungan kerja
 Diskriminasi kesempatan kerja
 Diskriminasi kesempatan mengembangkan diri.
3
PENYEBAB DISKRIMINASI
 Rendahnya Pendidikan/Keterampilan
 Memiliki Peran Ganda
 Hanya Sebagai ‘The Second Earner’
 Adanya Kodrat Sebagai Wanita
 Keterbatasan Fisik.
4
MENGAPA TENAGA KERJA WANITA LEBIH
MUDAH MENDAPATKAN PEKERJAAN
 Perempuan lebih teliti dan sabar dibanding lakilaki (banyak terserap di pabrik garment,
elektronik, industri rokok, dll) perempuan lebih
mudah dikontrol dan kurang suka berunjuk rasa.
5
PENANGANAN TENAGA KERJA
WANITA
Aspek Hukum

UU No.7/1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk diskriminasi terhadap
Perempuan.
 Permennaker No.3/1989 tentang Larangan PHK terhadap Buruh Perempuan
Karena Kawin, Hami,l dan Haid.
Pemberian Informasi Pasar Kerja
Pembinaan (Pendidikan dan Pelatihan; Perbaikan Gizi; Pengembangan)
6
DILEMA WANITA KARIR
 Wanita karir adalah wanita yang memperoleh/mengalami
perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan.
 Dilema ini timbul selain karena kodrat, wanita harus
menjalan tugas yang terkandung dalam panca dharma
wanita indonesia :
 Sebagai istri/pendamping suami
 Sebagai pengelola rumah tangga
 Sebagai penerus keturunan
 Sebagai ibu dari anak-anak
 Sebagai warga negara
7
TENAGA KERJA CACAT
Punya Hak & Kewajiban yg sama (UUD 1945 pasal 27
ayat 2)
Penempatan pekerja cacat diatur berdasarkan UU (uu
no. 4/1997 ttg penyandang cacat ; pp no. 43/1998 ttg
upaya peningkatan kesejahteraan sosial peyandang
cacat; kepmenaker No.205/MEN/1995
tentang
pelatihan kerja & penempatan tenaga kerja cacat).
Pemberdayaan meliputi pendidikan dan pelatihan
tujuan: meningkatkan percaya diri, pengetahuan &
keterampilan, dan rasa kemandirian.
8
HAMBATAN DALAM PENEMPATAN
TENAGA KERJA CACAT
 Keterbatasan kesempatan kerja.
 Ketidaksesuian antara keterampilan tenaga kerja
dengan persyaratan jabatan dan kondisi kerja yang
ada.
 Rendahnya kesadaran dan sikap penerimaan
masayarakat dunia kerja terhadap penyandang cacat.
 Lemahnya pengelolaan tenaga kerja cacat oleh
berbagai instansi terkait (pemerintah).
 Faktor internal pribadi tenaga kerja cacat itu sendiri
dan keluarganya.
9
INTRODUCTION
Tenaga kerja (manpower) adalah seluruh penduduk
dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial
dapat memproduksi barang dan jasa.
Tenaga Kerja??
Peran Pemerintah
Dasar hukum
Peran
Pemerintah
Pasal 27 ayat 2
UUD '45
Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
P
E
R
L
I
N
D
U
N
G
A
N
Tenaga Kerja
Perempuan
Penyandang
Cacat
H
U
K
U
M
10
TENAGA KERJA PEREMPUAN
TERJADI PENINGKATAN
4,3 % PER TAHUN
PENYEBAB UMUM
1. Tenaga kerja wanita dipandang lebih
penurut dan murah (dari sisi Pengusaha)
2. Kebutuhan Ekonomi Keluarga yang paspasan/Kurang memaksa Para Wanita untuk
ikut bekerja (Dari Sisi Pekerja)
Menguntungkan Pengusaha
11
TENAGA KERJA PEREMPUAN
UPAYA PEMERINTAH
INTRODUCTION
Hukum lemah
Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1989 yang
mengancamkan sanksi hukuman bagi perusahaan yang
melanggar Ketentuan Upah Minimal. Tetapi karena sanksi
yang diberikan relatif ringan yaitu ancaman denda hanya
100.000,- dan sanksi hukuman yang diancamkan juga
hanya 3 bulan penjara, maka dapat diduga pihak
perusahaan tidak merasa terbebani dan bukan menjadi
persoalan yang serius dengan adanya sanksi dan denda
tersebut. Dengan kata lain hadirnya Peraturan Pemerintah
Nomor 5/1989 itu dalam kenyataannya tidak berjalan
terlalu efektif. Ancaman denda yang terlalu kecil dan
sanksi hukuman kurungan tidak sebanding dengan
keuntungan yang bakal diperoleh jika mereka
melanggarnya.
12
APA ITU PENYANDANG CACAT?
Menurut Undang-undang No.4 tahun 1997
yang dimaksud dengan penyandang cacat adalah
setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan atau mental,
yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan
hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya.
Jumlah penyandang cacat menurut SENSUS tahun 2001
Sebanyak 1,46 juta orang (0.74 %),
13
TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT
PERMASALAHAN
Permasalahan umum
pandangan sebagian masyarakat
bahwa tenaga Kerja Penyandang
Cacat kurang produktif bila
dibanding dengan tenaga kerja
pada umumnya .dan bila
memperkerjakan tenaga kerja
penyandang cacat , perusahaan
akan merugi dan produksinya
akan terus merosot. Belum lagi
mobilitas mereka dianggap sangat
terbatas sehingga menjadi beban
bagi perusahaan untuk
menyediakan fasilitas.
14
TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT
UPAYA PEMERINTAH
Ditegaskan dalam Undang-Undang NO. 4 tahun
1997 bahwa setiap perusahaan baik pemerintah
maupun swasta harus memberikan kesempatan dan
perlakuan yang sama kepada penyandang cacat
dengan mempekerjakan penyandang cacat di
perusahaan sesuai dengan jenis, derajat dan
tingkat
kecacatannya,
pendidikan
dan
keterampilannya yang jumlahnya disesuaikan
dengan jumlah karyawan seluruhnya. Dalam
ketentuannya disebutkan bahwa sedikitnya setiap
100 (seratus) pekerja diantaranya harus ada satu
orang penyandang cacat.
15
PERLINDUNGAN HUKUM
REALITA
Kenyataan menunjukan bahwa Indonesia memiliki banyak
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
Kelompok Rentan, tetapi tingkat implementasinya sangat
beragam.
Sebagian
undang-undang
sangat
lemah
pelaksanaannya, sehingga keberadaannya tidak memberi
manfaat bagi masyarakat. Disamping itu, terdapat peraturan
perundang-undangan
yang
belum
sepenuhnya
mengakomodasi berbagai hal yang berhubungan dengan
kebutuhan bagi perlindungan kelompok rentan. Keberadaan
masyarakat kelompok rentan yang merupakan mayoritas di
negeri ini memerlukan tindakan aktif untuk melindungi hakhak dan kepentingan-kepentingan mereka melalui penegakan
hukum dan tindakan legislasi lainnya.
16
PERLINDUNGAN HUKUM
REALITA
Hak asasi orang-orang yang diposisikan sebagai masyarakat
kelompok rentan belum terpenuhi secara maksimal, sehingga
membawa konsekuensi bagi kehidupan diri dan keluarganya,
serta secara tidak langsung juga mempunyai dampak bagi
masyarakat. Selama ini kebijakan pemerintah lebih banyak
berorientasi kepada pemenuhan dan perlindungan Hak-Hak
Sipil Politik dan Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, dilain
pihak hak-hak yang terdapat didalam komunitas masyarakat
rentan belum mendapatkan prioritas dari kebijakan tersebut.
Sedangkan permasalahan yang mendasar di dalam
komunitas masyarakat rentan adalah belum terwujudnya
penegakan perlindungan hukum bagi mereka dalam
perspektif HAM.
17
KESIMPULAN
Melihat berbagai perangkat peraturan perundang-undangan diatas
sebenarnya sudah cukup memadai untuk menyelesaikan
persoalan. Pemenuhan dan perlindungan HAM terhadap anak,
kelompok perempuan rentan dan penyandang cacat belum
sepenuhnya tertangani dengan baik. Hal ini disebabkan antara
lain penegakan hukum dan implementasi atas perangkat hukum
yang masih ada belum maksimal disamping penyebarluasan
informasi (sosialisasi) terhadap perangkat perundangan tersebut
belum dilakukan ke seluruh lapisan masyarakat.
Kelemahan penegakan hukum dapat disebabkan karena
peraturan perundang-undangan kurang responsif dan aspiratif
terhadap kebutuhan perlindungan dan pemenuhan HAM. Hal ini
merupakan akibat kurangnya penelitian yang seksama sebelum
disusun suatu rancangan peraturan perundang-undangan.
18
KESIMPULAN
Melihat berbagai perangkat peraturan perundang-undangan diatas
sebenarnya sudah cukup memadai untuk menyelesaikan
persoalan. Pemenuhan dan perlindungan HAM terhadap anak,
kelompok perempuan rentan dan penyandang cacat belum
sepenuhnya tertangani dengan baik. Hal ini disebabkan antara
lain penegakan hukum dan implementasi atas perangkat hukum
yang masih ada belum maksimal disamping penyebarluasan
informasi (sosialisasi) terhadap perangkat perundangan tersebut
belum dilakukan ke seluruh lapisan masyarakat.
Kelemahan penegakan hukum dapat disebabkan karena
peraturan perundang-undangan kurang responsif dan aspiratif
terhadap kebutuhan perlindungan dan pemenuhan HAM. Hal ini
merupakan akibat kurangnya penelitian yang seksama sebelum
disusun suatu rancangan peraturan perundang-undangan.
Download