PENGARUH EKSTRAK KULIT BATANG ANGSANA

advertisement
PENGARUH EKSTRAK KULIT BATANG ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd.)
terhadap FEEDING STRTEGY KUMBNG KOKSI (Epilachna punctata Fabricius)
Oleh:
Rahmi Hidayati1, Ramadhan Sumarmin2, Meliya Wati1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
1
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Padang
2
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang
ABSTRACT
Ladybird is refers to plant disease found in solanaceae it was able to make big population
in short time and damaged the plant for all growing phase. This research purposes to know the
effect of Angsana bark Exstract toward feeding stategy of ladybird. This research was using
Completely Randomized Design (CRD) 4 treatment and 10 replication. The treatment which
gave that was control, the treatment with 2,5 %, 5 %, and 7,5 % concentrated. The data was
analyzed by ANOVA and continued by BNT. This research was done in Zoologi Laboratorium
of Biologi Department UNP at August 2013. The result of analysis was found that in treatment
2,5 % searching activity koksi of bumblebee needed the fast time was compared with onthers, of
grounding activity was found in control for fastest time meanwhile in gathering activity
treatment with 5 % concentrated was more effective to bloked the concumn of koksi bumblebee.
It ean be conwded that the effect of Angsana Skin Extract 5 % can use as Antifidant and
Atractan.
Keywords : Ladybird, Angsana angsana skin extract, Feeding strategy
PENDAHULUAN
Tanaman Angsana (Pterocarpus
penghias tepi jalan di perkotaan, khususnya
di Asia Tenggara (joker, 2012).
indicus) memiliki perakaran yang baik dan
Beberapa senyawa kimia yang
dapat mengikat nitrogen, mampu membantu
terkandung dalam tumbuhan angsana juga
memperbaiki kesuburan tanah.Karena
telah banyak diteliti antara lain senyawa
tajuknya yang rindang, angsana kemudian
terpen, fenol, fravon, isoflavon, tannin,
juga populer sebagai tanaman peneduh dan
lignan
(Fatimah
dkk,
2006).
Menurut
Sumarmin (2010) di dalam ekstrak kulit
totol.Sayap keras yang berwarna-warni itu
batang angsana banyak terkandung senyawa
sebenarnya adalah sayap elitra atau sayap
terpenoid, triterpenoid, sterol dan alkaloid.
depannya. (Pracaya, 2007).
Terpenoid
merupakan
senyawa
Serangga
ini
mengalami
metabolit sekunder yang memiliki rasa yang
metamormosis sempurna (holometabola).
kelat dan bermanfaat sebagai antifeedant
Serangga ini sangat rakus memakan daging
terhadap serangga. Keberadaan dan potensi
daun Solanaceae seperti daun rimbang dan
senyawa antifeedant telah lama dikenal,
terung, yang menyebabkan kerugian yang
terutama di Amerika Serikat
mulaitahun
besar pada petani. Upaya penyemprotan
1930. Senyawa antifeedant didefinisikan
telah dilakukan oleh para petani namun
sebagai suatu zat yang apabila diujikan
hama ini tetap saja tidak musnah (Rahayu,
terhadap
1998).
serangga
akan
menghentikan
aktivitas makan secara sementara atau
permanen
tergantung
potensi
zat
tersebut(Robinson, 1995).
Kumbang
Berdasarkan penelitian
(2013) ditemukan
Anggraini
pengaruh ekstrak kulit
batang angsana terhadap aktivitas wereng
koksi
(Epilachna
coklat seperti searching dan grounding tidak
punctata) adalah hama pada tanaman famili
memperlihatkan
Solanaceae, terutama pada terung dan
sedangkan
rimbang. Akibat yang ditimbulkan dari
pengaruh ekstrak kulit batang angsana
serangan hama ini adalah berupa bekas
memperlihatkan hasil yang signifikan dan
gigitan pada bagian bawah daun. Bekas
dapat digunakan sebagai antifeedant pada
gigitan tersebut akan berlanjut menjadi
pemberian perlakuan dengan konsentrasi 5
lubang kecil dan besar (Pracaya, 2007).
% maupun 7,5 %.
Kumbang
koksi
pada
hasil
yang
signifikan
aktivitas
gathering
memiliki
Kumbang koksi yang digunakan dalam
penampilan yang cukup khas sehingga
penelitian ini merupakan kumbang koksi
mudah
serangga
dalam fase imago. Daun yang digunakan
lainnya.Tubuhnya berbentuk bundar dengan
yaitu daun terung. Rumusan masalah dalam
sepasang sayap keras di punggungnya.Sayap
penelitian ini adalah apakah ada pengaruh
keras
ekstrak kulit batang angsana terhadap
dibedakan
di
namun
ditambah
dari
punggungnya
umumnya
dengan
berwarna-warni,
berwarna
pola
mencolok
seperti
totol-
Feeding Strategy Epilachna punctata.
BAHAN DAN METODE
Penelitian
ini
dilakukan
pada
Koksi
mengitari objek (grounding) dan
Agustus 2013 di laboratorium Zoologi
lamanya waktu Kumbang Koksi makan
jurusan Biologi FMIPA UNP. Alat yang
(gathering).
digunakan adalah bait chamber, kain kassa,
Data yang diperoleh dari penelitian
gunting, lem, stopwatch, selotip, hot plate,
ini dianalisis secara statistik dalam dengan
timbangan, lumpang dan alu, wadah plastik,
menggunakan ANOVA dan dilanjutkan
aluminium oil, lemari pendingin, gelas ukur,
dengan uji BNT pada taraf α 5 %.
batang
labu
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang
Tabel 2. Hasil pengamatan Waktu Rata-Rata
(Menit) Aktivitas dari Kumbang
koksi
(Epilachna
punctata)
dengan berbagai perlakuan
a. Searching
pengaduk,
Erlemeyer.
water
Sedangkan
bath,
bahan
digunakan adalah ekstrak kulit batang
angsana, daun terung , Natrium-Carboxy
Methyl Cellulose (Na-CMC), metanol, dan
No
imago kumbang koksi.
Rancangan
penelitian
adalah
Perlaku
Rata-rata Waktu
an
(Menit)
5,17a
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
1
2,5 %
menggunakan bait chamber dengan
4
2
0%
13,54 a
perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan untuk
3
5%
33,99 b
hewan uji yaitu: Tanpa perlakuan (kontrol),
4
7,5 %
42,93 b
b. Grounding
konsentrasi 2,5 %, 5 %, 7,5 % (Sumarmin
dkk., 2012)
persiapan awal penelitian adalah
N
Perlaku
Rata- rata waktu
o
an
(Menit)
(Epilachna
1
0%
2,28
punctata ) pada tanaman famili Solanaceae
2
2,5 %
3,77
di
ke
3
5%
5,84
laboratorium dan dipelihara didalam kotak
4
7,5 %
6,38
menangkap
kumbang
lapangan.
koksi
Selanjutnya
dibawa
plastik ukuran 10x10x8 untuk mendapatkan
telurnya,
Kelompok
sebanyak
250
hingga
telur
c. Gathering
dipelihara
menjadi
imago.
Pengamatan yang dilakukan yaitu : Melihat
lamanya (menit) kumbang Koksi sampai
pada umpan (searching), lamanya Kumbang
No
Perlaku
Rata-rata Waktu
an
(Menit)
1
7,5 %
2,5a
mekanisme
2
5%
7,6a
pestisida nabati misalnya sebagai penarik
3
2,5 %
15,75b
dengan menciptakan aroma dan aroma juga
4
0%
30,42c
dapat menjad ipenolak misalnya dengan
Keterangan : Angka dan kolom sama yang
diikuti huruf superskrip beda,
tidak
berbeda nyata pada
tarif signifikansi 0,05 uji
BNT.
Pada hasil uji analisis ragam
didapatkan
aktivitas
searching,
dan
gathering
didapatkan
pengaruh
yang
menimbulkan
oleh
hama
peranan
hama
dengan
aroma yang tidak disukai
tersebut.
sebagai
Aroma
memiliki
penarik
dengan
menciptakan aroma yang disukai oleh
kumbang koksi sehingga memerlukan waktu
yang lama untuk mengitari objek.
Pada perlakuan dengan konsentrasi
signifikan.
Pengaruh
pengendalian
ekstrak
kulit
batang
angsana terhadap feeding strategy kumbang
koksi menunjukkan hasil yang berbeda.
Pemberian ekstrak kulit batang angsana
memberikan pengaruh terhadap aktivitas
searching kumbang koksi. Pada perlakuan
dengan konsentrasi 2,5 % memperlihatkan
7,5 % kumbang koksi memiliki waktu 42,93
menit untuk hinggap pada umpan, ini
dikarenakan ekstrak kulit batang angsana
pada perlakuan dengan konsentrasi yang
tinggi memiliki bau dan aroma yang sangat
menyengat yang membuat kumbang koksi
tidak menyukai aroma tersebut.
Atraktan merupakan bahan pemikat
waktu paling cepat oleh kumbang koksi
mencapai umpan yaitu 05,17 menit, dan
waktu paling lama kumbang koksi untuk
mencapai umpan pada perlakuan dengan
dapat
menarik
Penggunaan
perhatian
atraktan
serangga.
merupakan
cara
pengendalian hama yang ramah lingkungan.
konsentrasi 7,5 % yaitu 42,93 menit.
Cepat nya waktu yang dibutuhkan
oleh kumbang koksi untuk sampai pada
umpan dikarenakan aroma dan bau yang
terdapat pada tanaman daun terung
yang berupa aroma atau bau tertentu yang
yang
telah diolesi ekstrak kulit batang angsana
lebih menarik kumbang koksi untuk hinggap
dibandingkan pada konsentrasi lainnya.
Aroma memiliki peranan tertentu dalam
Pada kontrol aktivitas grounding kumbang
koksi memiliki rata-rata waktu pencapaian
paling cepat untuk mengitari umpan yaitu
2,28 menit dan rata-rata waktu paling lama
yang dibutuhkan kumbang koksi untuk
mengitari umpan yaitu pada perlakuan
dengan
konsentrasi
7,5%
6,38
menit.
Lamanya waktu yang dibutuhkan oleh
kumbang koksi untuk mengitari umpan
dengan
dikarenakan aroma pada daun terung yang
didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata.
diolesi ekstrak kulit batang angsana menarik
Pada aktivitas gathering terhadap perlakuan
kumbang koksi untuk mengitari objek
dengan konsentrasi 2,5 % didapatkan hasil
dengan waktu yang lama. Semakin tinggi
berbeda
ekstrak makin lama waktu untuk mengitari
perlakuan dengan konsentrasi 5 %, dan 7,5
objek karena lebih disukai kumbang koksi.
% juga menunjukkan hasil yang berbeda
Pemberian
ekstrak
kulit
batang
konsentrasi 5 % dan 7,5 %
nyata
terhadap
kontrol,
pada
nyata terhadap kontrol.
angsana memberikan pengaruh terhadap
Pada
aktivitas
searching
juga
aktifitas gathering kumbang koksi. Pada
terlihat pada perlakuan dengan konsentrasi 5
kontrol waktu terlama yang dibutuhkan oleh
% dan 7,5 %baik digunakan sebagai atraktan
kumbang koksi untuk aktivitas gathering
karena aroma dan bau yang terdapat pada
adalah 30,42 menit, sedangkan waktu
tanaman daun terung yang telah diolesi
tercepat pada perlakuan dengan konsentrasi
ekstrak kulit batang angsana lebih menarik
7,5% dengan waktu 02,05 menit. Cepatnya
kumbang koksi untuk hinggap dibandingkan
waktu yang dibutuhkan oleh kumbang koksi
pada konsentrasi lainnya. Aroma memiliki
untuk
peranan
aktivitas
gathering
senyawa terpenoid
dikarenakan
sebagai
penarik
dengan
yang dioleskan pada
menciptakan aroma yang disukai oleh
daun terung memiliki rasa yang kelat dan
kumbang koksi sehingga memerlukan waktu
bersifat sebagai antifeedant dan memiliki
yang lama untuk mengitari objek (Heru,
rasa yang kelat sehingga kumbang koksi
2012).
hanya sedikit memakan umpan tersebut.
Pada
kontrol
lamanya
waktu
yang
Hal
senyawa
ini
membuktikan
terpenoid,
yaitu
bahwa
triterpenoid
dibutuhkan oleh kumbang koksi untuk
merupakan salah satu senyawa antimakan
makan
terdapatnya
(antifeedant) karena memiliki rasa yang
senyawa dan aroma sehingga kumbang
kelat sehingga serangga menolak makan
koksi makan dengan waktu yang lama.
yang
dikarenakan
tidak
Berdasarkan uji BNT pada aktifitas
Searching
pada
perlakuan
dengan
terlihat
pada
hasil
pengamatan
gathering, baik pada perlakuan dengan
konsentrasi
2,5
%
maupun
perlakuan
konsentrasi 2,5 % menunjukkan hasil yang
konsentrasi 5 % dan 7,5 %. Menurut
tidak berbeda nyata, sedangkan perlakuan
Budianto dan Tukiran (2012) dalam Septian
(2012)
pada
menurunkan
konsentrasi
aktivitas
tinggi
makan
dapat
serangga
Anonimus, 2012.Metabolit Sekunder
Terpenoid.
karena sifat seranggga yang menolak makan
http://triwidyaedelwis.blogspot.co
akibat masuknya senyawa yang mentimulasi
m. Diakses 28 Mei 2012.
kemoreseptor yang dilanjutkan ke system
saraf.
Borror, Triplehorn, dan Johnson. 1992.
Pengenalan Serangga Edisi Ke-
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan
pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
pengaruh ekstrak kulit batang angsana
6.Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Estiarana. 2011.“klasifikasi kumbang kepik
terhadap aktivitas kumbang koksi seperti
koksi”.
grounding tidak memperlihatkan hasil yang
http://estiarana.blogspot.com/201
signifikan
1/02/klasifikasi-kumbang-kepik-
sedangkan
pada
aktivitas
Searching dan gathering pengaruh ekstrak
koksi.html. Diakses 11 Agustus
kulit batang angsana memperlihatkan hasil
2013.
yang signifikan dan dapat digunakan sebagai
antifeedant dan atraktan pada pemberian
perlakuan dengan konsentrasi 2,5 % maupun
5 %.
Dewi, T. 2007. Angsana Bikin Jamur Lewat.
Jakarta:
Tempo
http.www//google.com.
Interaktif.
Diakses
27 Mei 2012.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, C, U. Arahap, I. Sinaga, Safrida,
Anggraini, D. 2013. Pengaruh Antifidant
Ekstrak Kulit Batang Angsana
(Pterocarpus
Terhadap
Wereng
indicus
Feeding
Coklat
Willd.)
Strategy
(Nilaparvata
lugens Stal.). Skripsi. Biologi
FMIPA. Padang: STKIP PGRI
Sumbar.
Ernawati. 2006. Uji Aktivitas Anti
bakteri Ekstrak Daun Angsana
(Pterocarpus
indicus
Willd.)
Secara Invitro.Vol. 1 No. 1. Jurnal
Ilmiah PANNMED. Di akses 27
Mei 2012.
Download