PAPER PROJECT KERUPUK PANGSIT IKAN LELE Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah teknolgi pengolahan pangan yang diampu oleh Dewi Nur Azizah. STP., M.P. oleh: Ginggi Khansa Julyanidar 1501442 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016 i KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugrahNya penulisan paper yang berjudul kerupuk pangsit ikan lele ini dapat terselesaikan dengan baik. Paper ini berisikan materi kuliah teknologi pengolahan pangan yaitu salah satu materi produk pengolahan hewani dan didalam tugas ini berisikan semua tinjauan dan bagaimana prosesnya hinggan menghaasilkan suatu produk. Dan mengharapkan penulisan tugas paper ini agar bermanfaat bagi pembaca dan menambah pengatahuan bagi penulis Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Dewi Nur Azizah. STP., M.P . semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan paper ini hingga bisa tersusun dengan baik. Tugas paper ini ditunjukan untuk memenuhi salah satu tugas kuliah teknologi pengolahan pangan. Akhirnya, kami menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan penerbitan paper ini di masa mendatang. Bandung, Mei 2016 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...........................................................................i BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 4 2.1 Bahan baku .......................................................................... 4 2.1.1 Bahan Baku Utama .............................................. 4 2.1.2 Bahan baku tambahan ......................................... 6 2.1.3 Produk .................................................................. 7 2.1.4 Karakteristik produk............................................. 8 2.1.5 SNI dair produk ................................................... 9 BAB III METODE .............................................................................. 10 3.1 Alat yang Digunakan......................................................... 10 3.2 Bahan yang Digunakan ..................................................... 11 3.3 Prosedur Pembuatan .......................................................... 14 3.4 Keterangan dari Diagram Proses ........................... 15 3.4.1 Tahap Persiapan.................................................. 15 3.4.2 Tahap Pelaksanaa .............................................. 15 3.4.3 Tahap Penyelesaian ............................................ 17 3.4.4 Kriteria pangsit yang baik .................................. 17 BAB IV PENUTUPAN ..................................................................... 18 4.1 kesimpulan ....................................................................... 18 4.2Saran ................................................................................... 18 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai potensi bidang perikanan yang sangat besar dan berlimpah. Perikanan yang merupakan bagian dari sektor kelautan diharapkan dapat menyumbang devisa yang sangat besar bagi negara indonesia untuk komoditi bidang non-migas. (DKP 2006). Untuk mendukung program pemerintah yang menggalakkan komsumsi ikan. Maka hasil tangkapan ikan perlu di olah menjadi suatau produk yang menarik dan tahan lama sehingga semua Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. II No. 2 : 97-104. Desember 2012. Selain Indonesia kaya akan kekayaan hasil ikan lautnya tetapi ikan air tawar pun tidak kalah dengan kaya akan keanekaragamannya bisa dilihat banyak masyarakat Indonesia yang membudidayakan ikan air tawar. Jenis ikan air tawar pun sangat banyak jenisnya dan yang paling popular dibudidayakan oleh masyarakat adalah ikan mas, ikan nila, ikan lele, ikan gurame, dan ikan koi. Semua jenis ikan yang telah disebutkan paling sering ditemukan didalam tambak air tawar hal ini dipengaruhi oleh permintaan konsumen yang banyak menyukai jenis ikan tersebut. lkan lele adalah jenis ikan air tawar yang paling banyak diminati serta dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Olahan ikan lele mempunyai rasa yang enak dan kandungan gizinya cukup tinggi. Kandungan gizi dalam ikan lele dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti sumber energi, protein, lemak, kalsium (Ca), fosfor (P), zat besi (Fe), natrium, tiamin (B1), riboflavin (B2) dan niasin (Clara K. 2011). 1 Namun tidak semua masyarakat Indonesia menyukai olahan daging ikan lele banyak alasan masyarakat untuk tidak mengkonsumsi ikan lele ada yang beralasan karena dari tekstur dagin ikan lele yang akgak lembek dan basah jika kuran lele yang besar dan tidak digoreng kering berbeda dari yang kita sering temui dimakanan seefood yaitu pecel lele ukuran lele yang digunakan adalah lele yang berukuran kecil dan di goring kering. Lalu ada juga yang beralasan tidak ingin mengkonsumsi ikan lele dikarena karakteristik fisik ikan lele ketika belum diolah karena karakteristik fisik ikan lele memang cukup berbeda dengan ikan jenis lainnya ikan lele memiliki kumis ada kedua sisi mulutnya, tidak memeiliki sisik seperti kebanyakan ikan jenis lainnya dan factor yang paling menggelikan untuk para konsumen adalaha ikan lele banyak mengandung lendir. Serta ikan lele juga dapat hidup ditempat yang bagaimana pun baik ari yang kotor dan banyak ditumbuhi lumut yang menyebabkan suplei oksigen berbukang tetapi ikan lele masih bisa berthan hidup. Namun kebiasaan ikan lele yang tidak membutuhkan pelakuan yang rumit malah akan menguntungkan bagi pembudidaya ikan yang tidak perlu mengeluarkan budget yang besar untuk perawatan kolamdan pakan ikan lele karena ikan lele memeiliki kebiasaan unik dapat memakan apa saja yang diberikan untuknya na ini juga menjadi salah satu factor yang menyebabkan para konsumen kurang tertarik. Sangat disayangkan atas semua pernyataan yang telah beredar dikalangan masyarakat tersebur untuk menghilangkan semua pendapat itu maka harus berinovasi untuk mengolah ikan lele untuk banyak diterima dikalangan masyarakat baik dari mulai anak-anank hingga orang dewasa. Inovasi produk turunan ikan lele yang diciptakan adalah salah satunya kerupuk pangsit ikan lele. Pangsit merupakan salah satu dari sekian olahan makanan berwarna kuning kecoklatan, berbentuk persegi atau segitiga. Kerupuk pangsit mudah dalam pengolahan sehingga banyak kita jumpai di toko-toko, warung dan 2 tukang jualan lain nya. Rasanya yang enak dan gurih menjadikan produk ini digemari masyarakat. Pangsit merupakan jajanan yang sangat memasyrakat dari harganya yang terjangkau, namun sangat disayangkan bahwa kerupuk pangsit pada umumnya memiliki protein yang sedikit karena biasanya isian untuk mengisi kerupuk pangsit ikan hanya tepung tapioca untuk meningkatkan kandungan proteinnya maka penambahan isian olahan ikan lele merupakan pilihan yang tepat. Dengan penambahan tersebut pada kerupuk pangsit selain menambah protein pada produk, dengan penambahan olahan ikan lele juga dapat menambah citarasa pada produk. Inovasi teknologi pangan dengan basis penambahan ikan lele dapat menjadi solusi untuk menguranggi angka kurang gizi akibat dari kemiskinan. Kerupuk pangsit ikan lele juga dapat dijadikan beberpa alternative pangan bagi masyrakat karena ringan bisa dijadikan cemilan atau dijadikan teman nasi jangan takut untuk kadar proteinnya jika sudah ditambahkan olahan ikan lele. 3 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan baku 2.1.1 Bahan Baku Utama (Pembutan isian kerupuk pangsit dengan olahan lele ) A. Definisi Ikan Lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk ke dalam ordo Siluriformes dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Lele dicirikan dengan tubuhnya yang licin dan pipih memanjang, serta adanya sungut yang menyembul dari daerah sekitar mulutnya. Nama ilmiah Lele adalah Clarias spp. yang berasal dari bahasa Yunani "chlaros", berarti "kuat dan lincah". Dalam bahasa Inggris lele disebut dengan beberapa nama, seperti catfish, mudfish dan walking catfish. (Suyanto, R. 1992.) B. Klasifikasi Filum : Chordata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Ostarophysi Subordo : Siluroidae Famili : Clariidae Genus : Clarias 4 C. komposisi kimia Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Ikan segar 100 g Sumber : Direktorat Kimia Bina Gizi Masyarakat dan Puslitbang Depkes RI, 1991 Komposisi Nilai Gizinya Air 76,0 g Protein 17,0 g Lemak 4,5 g karbohidrat 0g Kalsium 20 mg Fosfor 200 mg Besi 1,0 mg Vitamin A (IU) 150 Vitamin B1 0,05 Sumber : Direktorat Kimia Bina Gizi Masyarakat dan Puslitbang Depkes RI, 199 Tabel 2. Komposisi gizi per 100 gram beberapa ikan air tawar dan payau Jenis ikan Lemak (g) 2,0 Karbohidrat (g) 1,0 Mineral (g) 1,0 Air (g) Mas Protein (g) 16 Bandeng 20 1,3 1,5 1,2 76 Tawes 9,7 5,1 1,7 1,5 82 Gabus 20 1,5 0,2 1,3 77 Betok 17,5 5,0 0,5 2,0 75 Lele 17,7 4,8 0,3 1,2 Keterangan:@ komposisi ikan lele Sumber: Vaas, 1959 76 80 5 2.1.2 Bahan baku tambahan (pembuatan kerupuk pangsit) Pangsit adalah kulit yang terbuat dari tepung terigu dicampur air, telur garam dan lemak atau minyak, dibentuk menjadi lembaran elastis dan tipis yang bisa digoreng ataupun dikukus. Kandungan serat dan kalsium pangsit akan ditingakatkan sehingga perlunya penambahan bahan makananan yang kaya akan kandungan protein.Pangsit juga bisa digunakan untuk membungkus makanan yang dikukus ataupun digoreng, contohnya pedagang mie, batagor, siomay, bakso dan olahan lainya baik digoreng maupun dikukus. Proses yang digunakan pada penelitian pangsit ini adalah digoreng Proses goreng ini menghasilkan pangsit yang memiliki warna kuning kecoklatan dengan rasa gurih dan tekstur yang renyah. pangsit goreng banyak disukai karena rasanya gurih harganya murah dan tersaji dalam berbagai bentuk yang menarik. Kandungan gizi pangsit per 100 g, Energi: 22 kkal, Lemak jenuh: 0,149 g, Lemak tak jenuh ganda: 0,161 g, Lemak tak jenuh tunggal 0,227 g, Kolesterol 0 mg, Protein 0,59 g, Karbohidrat 3,64 g, Serat 0,1 g, Gula 0,23 g, 6 Menurut Matz (1992), untuk membentuk adonan dapat ditambahkan bahan-bahan lain yang mengandung pati, misalnya tapioka, sehingga adonan tersebut dapat digiling menjadi lembaran tipis yang kemudian dicetak dan digoreng. Penambahan pati pada pembuatan pangsit dimaksudkan untuk membantu memperbaiki tekstur, kerapatan adonan, bahan pengikat air, dan memperbesar volume. Pengembangan volume terjadi karena adanya desakan uap air saat penggorengan pada granula pati yang telah mengalami gelatinisasi. Pada proses penggorengan ini, air yang terikat dalam gel pati, mula-mula berubah menjadi uap akibat meningkatnya suhu dan tekanan. Uap yang dihasilkan, mendesak jaringan pati sehingga terjadi pengembangan sekaligus terbentuk rongga-rongga udara pada kerupuk yang telah digoreng (Matz, 1992). semakin rendah kadar air pada bahan, panas yang dihasilkan dari penggorengan akan mampu menguapkan air dalam jumlah yang lebih besar sehingga mampu menghasilkan tekstur yang lebih garing dan renyah. Pada data diatas, peneliti ingin meningkatkan kandungan serat dan kalsium sehingga perlunya penambahan bahan makananan yang kaya akan kandungan protein menggunakan bahan lokal. 2.1.3 Produk A. Definisi produk Kerupuk pangsit ikan lele merupakan inovasi cemilan yang tinggi akan kadar protein. Pembuatan kerupuk pangsit ikan lele untuk menghilangkan ataua mengganti mainsetpara masyarakat bahwa pangsit merupakan olahan makanan cemilan yang memiki kandungan protein yang rendah. Tetapi jika sudah ditambahkan dengan isian pangsit yang berbahan dasar dari ikan lele jadi berbeda komposisinya. Penggunaan isiannya menggunakan ikan lele 7 dikarenakan tidak semua lapisan masyarakat menyukai olahan lele, dengan inovasi pembuatan kerupuk pangst ikan lele ini bertujuan untuk mengningkatkan konsumsi ikan lele dan dapat diterima olehsemua kalangan masyarakat karena olahan lele ini dijamin sudah berbeda dari aslinya. Kerupuk pangsit ikan merupakan perpaduan antara cemilan kerupuk pangsit yang renyah dan gurih yang ditambahkan dengan isian adonan campuran ikan lele yang tinggi akan kandungan protein. Ketika keduanya dijadikan menjadi satu olahan akan menimbulkan rasa dan sensai yang sangat pas ketika akana dikonsumsi renyah dan gurih dari kerupuk pangsitnya dan juga rasa yang lembut ketika memakan isiannya dan berasa gurih yang timbul karena penambahan ikan lele itu sendiri. Kerupuk pangsit ikan lele ini dapat diaplikasikan berbagai macam dapat dijadikan cemilan dan dapat juga dijadikan sebagai teman makan 2.1.4 Karakteristik produk Karakteristik sensori kerupuk pangsit ikan lele Warna : kerupuk pangsit , coklat keemasan ketika sudah digoreng namun sebelum digoreng berwarna putih tepung Tekstur: kerupuk pangsit, renyah ketika sudah digoreng namun sebelum digoreng tekturnya lentur aga sedikit lembek dan tipis berbentuk lembaran Rasa : kerupuk pangsit memiliki rasa yang gurih isian oangsit yaitu dari ikan lele berasa guring dan berasa ikan Aroma : kerupuk pangsit ikan memiliki rasa khas pangsit ditambahkan dengan aroma ikan ketika mempuka isian dari kerupuk pangsit tersebut. 8 2.1.5 SNI dair produk Dikarenakan kerupuk pansit ikan ini digolongkan kedalam makanan ringan maka datanya sebagai berikut Tabel 2.7 Syarat Mutu Makanan Ringan Ekstrudat Menurut SNI 01-2886-2000 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Jenis Uji Keadaan : Bau Rasa Warna Kadar Air Kadar Lemak : Tanpa Pengorenggan Dengan Pengorenggan Kadar Silikat Bahan Tambahan Makanan: Pemanis Buatan Pewarna Satuan - Persyaratan Normal Normal Normal %,b/b %,b/b %,b/b %,b/b Maks 4 Maks 30 Maks 38 Maks 0,1 - Silikat (Si) Cemaran Logam : Timbal(Pb) Tembaga(Cu) Seng(Zn) Mercuri(Hg) Arsen(As) Arsen (As) Cemaran Mikroba : 8.1 Angka lempeng total 8.2 Kapang 8.3 E.coli % b/b mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg Sesuai SNI 010222-1995 dan Permenkes No.722/Menkes/P er/IX/1988 Maks 0,1 Maks 1,0 Maks 1,0 Maks 40 Maks 0,05 Maks 0,5 mg/kg koloni/g koloni/g APM/g Maks 0,5 Maks 1,0 x 104 Maks 50 Negatif 9 BAB III METODE 3.1 Alat yang Digunakan Pisau, digunakan ketika akan memfilet ikan lele Talenan, digunakan untuk tempat mengiris dan untuk tatakan ketika memfilet ikan lele Baskom, digunakan ketikan akan mencampurkan semua bahan-bahan untuk pengadukan Blender, digunakan untuk menghaluskan dagng filet ikan lele untuk mempermudahn proses selanjutnya Timbangan digital, digunakan untuk mengukur keakuratan semua bahan yang akan digunakan sesuai dengan ta karan resepnya Ayakan, digunakan untuk menyak tepung untuk mendapatkan tepun yang halus dan bebas dari kontaminasi yang tidak diinginkan Wajan dan spatula, digunakan ketika untuk proses penggorengan sebagai wadah untuk menggoreng Mixer, untuk mempermudah pencampuran semua bahan untuk pembuatan kerupuk pangsit Deep frying, 10 bisa digunakan menjadi alternative cara penggorengan selain menggunakan wajan, proses penggorengan menggunakan deep frying memang lebih mudah dengan hasil yang lebih bagus. Mesin pressure flour maker, digunakan untuk mempermudah proses penggilingan atau membuat adonan menjadi tipis 3.2 Bahan yang Digunakan 1. Ikan lele hasil perikanan yang berasal dari air tawar dan juga kaya akan protein dan dijaikan bahan baku utam untuk pembuatan isian pangsit. 2. Tepung terigu Menurut (Sari, Wulan. 2012.) tepung terigu yang digunakan untuk pangsit menggunakan tepung terigu berprotein sedang atau medium flour yang memiliki gluten 8-12%. Gluten merupakan protein yang ada pada tepung terigu. Sifat gluten elastis sehingga mempengaruhi elastisitas dan tekstur. Pada proses pembuatan pangsit haruslah menggunakan terigu yang memiliki protein sedang. Karena fungsi gluten membentuk adonan menjadi elastis yang akan mempengaruhi elastisitas dan tekstur. Pemanasan yang dilakukan pada saat proses pembuatan pangsit menyebabkan glatinisasi. 3. Tepung tapioca Tepung tapioka mengandung 17% amilosa dan 83% amilopektin. Penggunaan tepung jenis ini disukai oleh pengolah makanan karena tidak mudah menggumpal, memiliki daya perekat yang tinggi sehingga 11 pemakaianya dapat dihemat, tidak mudah pecah atau rusak, dan suhu gelatinisasinya rendah (Sari, Wulan. 2012.Pada pembuatan bakso tepung tapioka digunakan sebagai bahan pengenyal, tepung tapioka juga sebagai penganti sagu pada pada kerupuk. Pada pangsit tepung tapioka berfungsi sebagai pengenyal saat menjadi adoanan dan merenyahkan saat pangsit digoreng. 4. Air dalam pembuatan pangsit berfungsi sebagai media glutein dengan karbohidrat, larutan garam dan membentuk sifat kenyal glutein. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH 6 – 9. Semakin tinggi pH air maka pangsit yang dihasilkan tidak mudah patah karena absorbsi air meningkat dengan pH. Selain pH, air yang digunakan harus memenuhi syarat air minum diantaranya tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa (Astawan, 2006). 5. Telur Telur adalah sumber makanan protein hewani yang bernilai gizi tinggi. Telur mempunyai peranaan sangat penting karena banyak kegunaan dalam pengolahan makanan misalnya untuk kue, mie dan pangsit.menurut (Winarno.2004) Fungsi telur berfungsi sebagai perekat, pengikat dan sebagai pengental 6. Mentega Mentega (butter), terbuat dari lemak hewani, mengandung 83% lemak susu dan 14% air, 3% garam. Karakteristiknya aroma harum, data creaming dan emulsinya rendah, titik leleh 33-35°C. 12 7. Lada tergolong rempah yang mempunyai kandungan minyak atsiri dan antimikroba untuk mencegah dari mkontaminasi bahan olahan dan akan memeberikan sekit rasa pedas untuk mengurang rasa amis pada olahan ikan ketika membuat olahan daging ikan( Fadhli, Aulia.2013) 8. Bawang putih, yaitu bumbu dapur tambahan yan digunakan dalam pembuatan olahan isian pangsit ikan lele 9. Garam halus Menurut (Fadhli, Aulia.2013) garam dapur membantu menghambat enzim protase dan amilase sehingga mie tidak lengket dan mengembang secara berlebihan. Pada pembuatan kulit pangsit, garam dapur berfungsi untuk memberi rasa, memperkuat tekstur pangsit, meningkatkan elastisitas dan fleksibilitas serta mengikat air. Pengolahan bahan pangan yang dilakukan dengan pemberian garam atau gula pada konsentrasi tinggi dapat mencegah kerusakan bahan. Pada konsentrasi NaCl sebesar 2-5 % yang dikombinasikan pada suhu rendah, cukup untuk mencegah pertumbuhan mikroba psikofilik (Titi Noviariska. 2004). 13 3.3 Prosedur Pembuatan Persiapan bahan Tahap Persiapan Persiapan alat Penimbangan bahan Tepung terigu, tepung tapioca, margarine, telur, bumbu, dan ikan lele. Pembuatan isian pangsit dan kulit pangsit Tahap pelaksanaan Pencampuran bahan Pengerollan Pemotongan Pengisian Penggorengan Pengemasan Tahap penyelesaian Diagram proses Pembuatan kerupuk pangsit ikan lele 14 3.4 Keterangan dari Diagram Proses 3.4.1 Tahap Persiapan Pada tahap persiapan hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut : i. Menyiapkan semua alat yang diperlukan untuk pembuatan pangsit goreng dengan menggunakan alat dan bahan yang dicuci(clanning) terlebih dahulu untuk menghilangkan kontaminasi yang tidak diingikan dan harus dalam keadaan bersih, kering, dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya ii. Menyiapkan semua bahan yang diperlukan sesuai dengan ukuran. Setelah melakukan penimbangan semuan pahan menggunakan timbangan analitik agar hasil timbangannya akurat. iii. Pemotongan ikan lele yang sudah di filet atau dipisahkan dari tulang dan durinya (proses thrimming) dari kemudian dihaluskan menggunakan blander untuk mempermudah prosesnya dan mendapatkan hasil yang sempurna. 3.4.2 Tahap Pelaksanaa Tahap ini merupakan proses pembuatan pangsit goreng yang meliputi pencampuran, pengadukan, pengerolan, pemotongan dan pengorengan. i. Pencampuran dan pengadukan Langkah pertaman dalam tahapan pelaksanaan pembuatan pangsit goreng adalah pencampuran semua bahan. Bahan-bahan dimasukan kedalam baskom adonan kemudian campur sampai merata. Setalah semua bahan tercampur rata diaduk sampai khalis ± 15 menit. Tujuannya agar tepung terigu terdehidrasi (menyerap air) sehingga 15 tercampur rata. Penambahan air menyebabkan serat-serat gluten mengembang karena glutennya menyerap air . Proses pengadukan menyebabkan serat glutein sering tertarik, tersusun berselang dan terbungkus dalam pati sehingga diperoleh adonan yang lunak dan elastis. ii. Pengerollan Adonan yang telah jadi kemudian diroll berulang yang akan membentuk adonan menjadi lembaran. Saat pengerollan, roll ditarik ke satu arah agar serat gluteinya menjadi sejajar. Tujuan dari proses ini adalah menghaluskan serat-serat gluten dan membuat adonan menjadi lembaran. Serat yang halus dan sejajar menghasilkan adonan pangsit goreng yang elastis, halus dan kenyal. iii. Pemotongan Setalah menjadi adonan lembaran tipis bertujuan agar menghasilkan lembaran yang renyah saat digoreng kemudian dipotong dibentuk sesuai selera. iv. Pengisian kulit pangsit Pembuatan isian pangsit yaitu dengan mencampurkan bahan utama yaitu filet ikan lele yang sudah halus dan kemudian dicampurkan dengan tepung tapioca untuk menimbulkan tekstur yang kenyal dan ditambahkan pula bahan tambahan lainnya seperti bumbu-bumbu penunjang untuk menciptakan rasa yang pas dilidah. v. Pengorengan Proses selanjutnya setelah adonan dibentuk kemudian digoreng dengan minyak panas yang banyak. Proses pengorengan untuk menghasilkan 16 pangsit goreng yang renyah dengan suhu 80oC - 90o C kurang lebih selama 2 menit. 3.4.3 Tahap Penyelesaian Tahap terakhir dari proses pembuartan pangsit goreng yaitu dengan pengemasan. Tujuannya yaitu untuk melindungi produk dari kontaminasi mikroba, menambah umur simpan, dan tidak rusak akibat benturan dan pengemasan menggunakan plastik. 3.4.4 Kriteria pangsit yang baik Kriteria bahan atau produk pangan bersifat tampak secara fisik dan dapat mudah dikenali, namun demikian ada beberapa sifat yaitu warna, aroma, tekstur dan rasa. Kriteria fisik meliputi. Adapun kriteria pangsit yang baik adalah sebagai berikut: 1. Tidak ada minyak yang menempel 2. Pangsit tidak mengembung setelah digoreng 3. Bau seperti terigu dan tidak asam 4. Pada kulit pangsit yang masih basah tidak menempel/ mudah dilepas 5. Waktu dimakan tidak ada rasa terigu dan crispy 6. Saat kulit pangsit dibentuk tidak mudah robek 7. Kulit pangsit elastis 17 BAB IV PENUTUPAN 4.1 Kesimpulan I. Dapat mengetahui bagaimana kandungan dari setiap bahan baku yang akan digunakan, dan dapat mengetahui bagaimana kandungan yang dimilki oleh setiap kerupuk pangsit dan ikan lele II. Dapat berinovasi untuk menyatukan 2 hal yang berbeda dan dapat mengkombinasikan secara balance serta membuat varian makanan yang baru dan menciptakan rasa makanan yang sangat pas III. Dapat mengetahui bagaimana proses dari pembuatan keruuk pangsit ikan lele IV. Dapat menciptakan inovasi makan baru dan dapat meningkatkan niai mutu pada cemilan yaitu pansit ketika telah ditambahkan dengan campuran ikan lele dan dapat membatu para konsumen untuk dapat menikmati olaha lelel secara berbeda. 4.2 Saran Dapat berinovasi lagi dengan memperhatikan hal lebih detailnya untuk mendaptkan hasil yang maksimal dan mendaptkan kepuasan yang luar biasa 18 DAFTAR PUSTAKA Astawan, Made. dan Kasih, Andreas Leomitro. 2008.Khasiat Warna Warni Makanan.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Clara K. 2011. IPB kembangkan Biskuit dan Kerupuk dari Tepung Ikan Lele. IPB. http://jurnalsecience.blogspot.com/2011/11/ipb-kembangkan- biskuit-dan-kerupuk-dari.html. 2/4/2012. Fadhli, Aulia.2013. Bumbu Dapur Nusantara Super Lengkap. Yogyakarta : Familia (Grup Relasi Inti Media, anggota IKAPI). Matz, SA.1992. Bakery Technology and Enginering. New York: Van Norstand Reinhold Pub. Co. Inc. volume 1 no.1. Suyanto, R. 1992. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta. Sari, Wulan. 2012. Skripsi Pengaruh Perbandingan Tepung Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.) Dan Tapioka (Manihot Utilissima Pohl.) Dengan Variasi Konsentrasi Natrium Tripolifosfat (Na5p3o10) Terhadap Karakteristik Siomay. Bandung: Universitas Pasundan. Titi Noviariska. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pusat Winarno.2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia. 19 LAMPIRAN 20